Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
ISSN 2356 - 4385
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang Usaha dan Pengaruhnya Terhadap Kolektibilitas Piutang Usaha Juni Lafiah 1), Abriandi 2)
Akuntansi, Institut teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22 Jakarta Timur 13210 1) Email:
[email protected] 2) Email:
[email protected] Abstract: Credit sales that become accounts receivable must be equipped with a good internal control system. This research was conducted to analyze the effectiveness of internal control system and its impact to receivable collectibility. Data collection techniques were done through interviews, direct observations, documentation and addressed questionnaires to 21 employees of PT XYZ. Results of the research indicates the effectiveness of internal control systems to credit sales is 70%, this result
means passably but needs to be improved and equipped with additional control tools such as software with integrated IT system. The conclusion of this research is that the implementation of internal control system for credit sales primarily in risk assessment component and monitoring component needs to be improved and to be concerned. Effectiveness of internal control to collectibility is significant correlated, and the effectiveness also gives impact to receivable collectibility. Keywords: effectiveness, internal control system, accounts receivable, credit sales, collectibility Abstrak: Penjualan kredit yang menjadi piutang harus dilengkapi dengan sistem pengendalian yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas dari sistem pengendalian internal penjualan kredit dan pengaruhnya terhadap kolektibilitas piutang usaha. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi langsung, dokumentasi, dan penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 21 orang karyawan perusahaan PT XYZ. Metode penelitian kombinasi kualitatif dan kuantitafif digunakan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan dari penelitian ini.Hasil dari analisis menunjukkan bawa efektifitas sistem pengendalian internal PT XYZ terhadap penjualan kredit adalah sebesar 70%, hasil ini berarti cukup baik namun perlu ada peningkatan dan dilengkapi dengan alat pengendalian tambahan seperti perangkat lunak dengan sistem IT yang terintegrasi. Kesimpulan dari skripsi ini adalah efektifitas penerapan sistem pengendalian internal penjualan kredit terutama komponen penilaian risiko piutang dan komponen pengawasan perlu ditingkatkan dan lebih diperhatikan. Hubungan efektifitas pengendalian internal terhadap kolektibilitas adalah siginifikan, dan efektifitas tersebut juga memberi pengaruh pada kolektibilitas piutang Kata kunci: efektivitas, sistem pengendalian internal, piutang, penjualan kredit, kolektibilitas.
I. PENDAHULUAN Industri perminyakan dan gas bumi (migas) baik di Indonesia maupun di dunia merupakan salah satu sektor yang memberi kontribusi besar pada pendapatan Negara. Industri ini dituntut untuk terus meningkatkan kualitas, keahlian, hasil dan peran pembangunan agar terus menuju ke arah yang lebih baik. Industri ini berkaitan dengan sumber daya yang besar, antara lain sumber daya yang terkandung di dalam bumi dan sumber daya yang dihasilkan oleh manusia yaitu modal. Kegiatan industri migas mencakup kegiatan jasa hulu sampai hilir. Penyediaan jasa hulu migas
42
termasuk antara lain eksplorasi, pengeboran, produksi, penyediaan barang dan jasa pemeliharaan. Kegiatan hilir migas mencakup pengolahan, pemasaran & niaga dan perkapalan serta distribusi produk hilir baik di dalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang minyak Negara maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Praktisi yang terkait di industri hulu migas disebut Production sharing contract (PSC) atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti perusahaan Pertamina, Petrochina, Medco Energi, dan lain-lain. Perusahaan PSC atau KKKS menjalin kontrak kerjasama dengan pemerintah di bawah naungan BP MIGAS atau menjadi SKK MIGAS.
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
Perusahaan PSC atau KKKS membutuhkan kontraktor sebagai rekan kerja. Perusahaan kontraktor yang menyediakan jasa bagi PSC atau KKKS tidak terlalu banyak mengingat relatif sulitnya untuk masuk ke bisnis migas antara lain karena industri ini padat modal, memerlukan teknologi yang tinggi, pengalaman dan penuh dengan resiko. Seiring dengan keterbukaan pemerintah pada investor luar negeri dan meningkatnya kebutuhan industri migas akan modal, teknologi dan pengalaman; maka semakin banyak pula perusahaan yang bersaing di bidang ini. Hampir seluruh pendapatan kontraktor migas adalah penjualan jasa dalam bentuk kredit yang menghasilkan piutang. Otorisasi penjualan terjadi pada proses lelang proyek. Proses tersebut sangat rentan terhadap resiko penyelewengan, pemborosan, dan kerugian perusahaan akibat penjualan yang tidak efektif serta tidak efesien. Di dalam penjualan tercermin sejumlah modal kerja yang ditanam ditambah dengan laba yang ingin diperoleh, modal ini dapat digunakan lagi setelah penjualan tersebut dibayar. Tetapi penjualan tidak otomatis berarti langsung diperolehnya uang. Penjualan tersebut menjadi piutang dan membutuhkan proses penagihan yang seringkali memakan waktu lama. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar modal kerja yang tertunda yang seharusnya dapat digunakan tepat waktu. Sebaliknya, semakin cepat piutang tertagih maka semakin efektif modal kerja yang digunakan karena menghasilkan perputaran piutang yang baik. Karena peran penjualan dan kualitas piutang merupakan hal yang penting bagi perusahaan, maka perlu dilakukan sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian yang dilakukan perusahaan atas penjualan kredit merupakan bagian dari pengendalian internal. SAS No. 45 mendefinisikan pengendalian internal sebagai sebuah proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya. Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan dilaksanakan dan ditaatinya sistem dan prosedur kebijakan perusahaan, serta untuk mengawasi dan mengontrol siklus penjualan dan penagihan dari mulai diterimanya pesanan, pengiriman barang atau pelaksanaan jasa, pengakuan pendapatan, diterbitkannya faktur, pencatatan buku piutang, penagihan dan penerimaan kas. Sistem pengendalian atas penjualan kredit dapat memberi pengaruh yang baik bagi tingkat kolektibilitas piutang. Apabila pengendalian internal sudah jelas dan dijalankan dengan baik
maka pengelolaan piutang dapat dilakukan dengan mudah dan lancar. Sebaliknya apabila perusahaan tidak memiliki pengendalian internal yang jelas atau tidak menjalankan pengendalian tersebut dengan baik, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan, seperti piutang yang tak tertagih sehingga mengakibatkan kolektibilitas menurun. Kolektibilitas piutang dapat diukur dari tingkat perputaran piutang, rata-rata waktu penagihan, dan rata-rata umur piutang. Tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang mencerminkan kualitas piutang tersebut dan efisiensi modal perusahaan yang ditanam dalam piutang. Semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin cepat pula modal kembali. Jumlah rata-rata waktu penagihan mencerminkan waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya. Umur piutang memberi tolok ukur lamanya piutang yang beredar. Semakin lama umur piutang, maka semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Sehubungan dengan paparan diatas penulis ingin menganalisis efektifitas pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan, untuk mengetahui apakah pengendalian internal yang sudah berjalan sudah efektif dan dapat menghasilkan dampak yang baik terhadap kolektibilitas piutang. Dengan hal tersebut maka penulis memilih judul “Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit dan Pengaruhnya Terhadap Kolektibilitas Piutang Usaha Pada PT. XYZ (Kontraktor Jasa Pengeboran dan Produksi Minyak dan Gas Bumi)” Masalah yang akan dibahas adalah pengendalian internal dari proses penerimaan pesanan, pembuatan laporan kerja, pembuatan faktur, kontrol penagihan, pengakuan pendapatan, sampai kepada penerimaan kas, dan juga laporan rasio pada PT. XYZ. Berdasarkan ruang lingkup tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu: 1). Bagaimana gambaran Sistem Pengendalian Internal atas penjualan kredit pada PT. XYZ?; 2). Apakah penerapan Sistem Pengendalian Internal atas penjualan kredit pada PT.XYZ sudah berjalan dengan efektif?; 3). Bagaimana pengaruh penerapan Sistem Pengendalian Internal atas penjualan kredit terhadap kolektibilitas piutang pada PT. XYZ? Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui sistem dan prosedur penjualan kredit serta kontrol penagihan pada PT. XYZ; 2). Untuk mengetahui efektifitas penerapan sistem pengendalian internal atas penjualan kredit
43
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
pada PT.XYZ; 3).Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal atas penjualan kredit terhadap kolektibilitas piutang pada PT.XYZ. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan dipaparkan dibawah ini: 1). Manajemen Perusahaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak manajemen perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan pengendalian internal dan kolektibilitas piutang yang tercermin dalam rasio piutang yang baik. 2). Pemilik Modal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kemampuan perusahaan dalam meraih kembali modal yang ditanam. Tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan. 3). Penulis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang sistem pengendalian internal piutang pada PT.XYZ, efektifitas penerapan pengendalian tersebut dan pengaruh pengendalian internal terhadap kolektibilitas piutang.
II. METODE PENELITIAN Menurut Sugiono (2012: 3) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciriciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Secara umum tujuan penelitian ada tiga, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data, tindakan dan produk yang diperoleh dari penelitian itu adalah betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah ada. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu. Sedangkan, pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan, tindakan dan produk yang telah ada. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui menjadi tahu, memecahkan masalah dengan meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi masalah dengan mengupayakan agar masalah tidak akan terjadi. Berikut akan dijelaskan mengenai jenis data, jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan dan analisa yang digunakan dalam penelitian ini.
44
A. Jenis Data Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumber utama, yaitu berasal dari PT. XYZ dengan kualifikasi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif terdiri atas gambaran umum perusahaan, bidang usaha, prosedur yang berlaku, data hasil wawancara dengan personel terkait dengan penelitian, dan data hasil pengamatan langsung. Sedangkan data kuantitatif didapat dari laporan keuangan perusahaan dan pengolahan data piutang perusahaan kedalam rasio piutang. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pengolahan lebih lanjut atas data primer. Disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram alir untuk mendukung penjelasan yang diberikan.
B. Jenis Penelitian Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan objektif. Definisi penelitian kombinasi menurut Tashakkori & Creswell (2009: 14) yaitu:“ Penelitian kombinasi adalah merupakan penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk mencari jawaban penelitian dalam satu studi” Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan alasan bahwa penggunaan metode kuantitatif atau metode kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memperoleh pemahaman dan kesimpulan terhadap permasalahan penelitian. Diharapkan dengan menggunakan penelitian kombinasi akan didapat pemahaman yang lebih baik dibanding dengan menggunakan satu metode yang lain. Metode kombinasi yang digunakan adalah model concurrent embedded atau campuran tidak berimbang yang menggunakan metode Kualitatif sebagai metode primer dan metode Kuantitatif sebagai metode sekunder (pelengkap)
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
Rumusan Masalah
kajian Teori
4. Dokumen dan Arsip Pengumpulan dan analisis data Kuantitatif
Kesimpulan dan saran
Penyajian data Hasil Penelitian
Analisis Data KUAL dan Kuan
Gambar 1 Metode penelitian kombinasi concurrent embedded, model metode kualitatif sebagai metode primer
C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data kualitatif hasil survei dan data kuantitatif hasil pengukuran. Sumber-sumber data terdiri dari: 1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian ini, narasumber diambil dari Manajer dan staf Keuangan, Manajer dan staf Pemasaran (Business Development), Divisi Product and Service Line sebagai bagian yang melakukan pekerjaan dan penyelesaian jasa, Divisi Pengadaan Barang dan Pengiriman (Procurement and Logistic) sebagai bagian yang melakukan pengiriman barang, Divisi Penagihan (Collection) yang menangani penerbitan faktur penagihan dan mengontrol penagihan, dan juga Direktur sebagai narasumber yang mengawasi arus penjualan kredit dan piutang secara keseluruhan tanpa kecuali.
2. Peristiwa dan Aktivitas Data atau informasi diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas penjualan kredit mulai dari awal terjadinya sampai dengan diterimanya pembayaran. Peristiwa dan aktivitas ini disaksikan secara langsung agar didapat pemahaman yang jelas dan pasti. Peneliti membagikan kuesioner tertulis yang dijawab dengan jujur oleh narasumber sebagai pembuktian yang meyakinkan terhadap informasi verbal yang diberikan oleh setiap narasumber yang terlibat. 3. Tempat atau Lokasi
menarik kesimpulan akan penyebab masalah yang ada mengenai penjualan kredit dan piutang
Pengumpulan dan analisis data KUALITATIF
Tempat atau lokasi penelitian dilakukan adalah di kantor PT XYZ bertempat di Plaza Kuningan, Jl.H.R. Rasuna Said Kavling C11-14, Jakarta Selatan. Dari pemahaman terhadap lokasi dan lingkungan, peneliti mengkaji dan secara kritis
Dokumen yang diteliti merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan aktivitas penjualan dan piutang,serta laporan keuangan sebagai sumber data yang digunakan untuk menghitung rasio piutang sebagai cerminan kolektibilitas.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Data Primer dilakukan melalui penelitian lapangan (field research) di PT. XYZ, Jakarta dengan cara: 1. Observasi Observasi dilakukan langsung ke pabrik PT. XYZ. Observasi yang digunakan adalah observasi moderate participation (partisipasi moderat) agar terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya. 2. Wawancara Sebagaimana dikemukakan di awal, sumber data yang sangat penting adalah narasumber/ informan. Untuk mengumpulkan informasi dari informan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka dilakukan wawancara seputar pengendalian internal penjualan kredit. Jenis Wawancara yang digunakan adalah Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview) dimana wawancara dilakukan secara informal, pertanyaan yang diajukan bersifat spontanitas dalam suasana biasa, wajar, sehingga pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicara biasa dalam kehidupan sehari-hari. Teknik ini dilakukan agar sewaktu pembicaraan berjalan, narasumber tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai, sehingga informasi yang didapat bisa lebih banyak, jujur dan akurat. 3. Kuesioner Kuesioner yang berisi pernyataan seputar 5 (lima) komponen pengendalian internal disebar ke Manajer dan staf Keuangan, Manajer dan staf Pemasaran (Business Development), tiga Divisi Product and Service Line), Divisi Pengadaan Barang dan Pengiriman (Procurement and
45
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
Logistic), Divisi Penagihan (Collection) yang menangani penerbitan faktur penagihan dan mengontrol penagihan, dan juga Direktur. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pendapat tentang sistem pengendalian internal yang sudah dijalankan.
E. Hipotesis Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Hipotesis yang dikemukakan dalam sub bab ini adalah hipotesis statistik, yaitu: Ho: Tidak ada hubungan dan pengaruh signifikan efektivitas pengendalian internal terhadap kolektibilitas piutang Ha: Ada hubungan dan pengaruh signifikan efektivitas pengendalian internal terhadap kolektibilitas piutang
Dokumen-dokumen yang terkait dengan penjualan barang, antara lain: 1. Permintaan penawaran/Price Inquiry 2. Penawaran Harga/Quotation 3. Pesanan Pembelian/Purchase Order (PO) 4. Pengiriman Barang/Delivery Handover document
2. Prosedur Penjualan dan Penyerahan Jasa Proyek
1 Client Tender Announcement
Participate?
1. Prosedur Penjualan dan Pengiriman Barang 2a.1 Pricing by Business Development
1 Customer Price Inquiry
YES
2
Approve by Manager?
YES
3a Pre-qualification documents
Registration
YES
Client receive Pre-qualification documents
Qualify?
CANCEL
NO 3d Receive Awarding Letter
NO
Qualify?
YES
Agree?
NO
2a.2 Re-Pricing
Approve?
YES
NO
Negotiable?
3c Tender Negotiation
3f Contract review and Signature
YES
4a Project Preparation
Approve by Director
2b Formal Price Quotation
4b Project Implementation
CANCEL
YES
5
YES
Invoicing
4a Monitoring Inventory System
NO
YES 3 Purchase Order (PO)
NO
Receive PO
Confirm by Director?
Stock Available?
YES
4b.2 Prepare Delivery
NO 4b.1 Local Supply or overseas
4d Deliver to Customer Warehouse
4c. Delivery Report or Handover document
4e Order received by Customer
Invoicing
5
Gambar 2 Prosedur Penjualan Barang PT XYZ
Seluruh prosedur penjualan barang harus melalui proses formal dan tertulis. Walaupun ada komunikasi informal atau komunikasi lisan menyertai proses tersebut, dokumen tertulis harus disertakan dan menjadi acuan dan bukti dari keseluruhan proses.
46
3e Receive Letter of Intent
NO
NO Customer receive Price Quotation
3b Tender preparation & submission
NO
A. Prosedur Penjualan Prosedur penjualan PT.XYZ dibedakan dari jenis penjualan barang dan penjualan jasa.
atau
5. Faktur penagihan/Invoice
Client receive Tender documents
III. PEMBAHASAN
Report
4c Monthly Progress Report
Gambar 3 Prosedur Penjualan Jasa Proyek
Penjualan jasa pada PT.XYZ harus mengikuti prosedur tender yang pada akhirnya memenangkan kontrak kerja sebuah proyek. Pembeli jasa PT.XYZ sudah pasti adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama MIGAS, maka proses tender haruslah mengacu pada Pedoman Tata Kerja no.007 (PTK 007) yang dibuat oleh BP MIGAS (sekarang SKK MIGAS) selaku badan pelaksana kegiatan hulu migas. Penjualan barang juga mengacu pada PTK.007 namun prosesnya lebih sederhana karena nilai PO tidak sebesar nilai yang ada dikontrak. Dokumen-dokumen yang terkait dengan penjualan jasa proyek, antara lain:
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
1. Dokumen Tender
Tabel 1 Tanggapan Responden Mengenai Komponen Lingkungan Pengendalian PT XYZ
2. Letter of Intent dan Awarding Letter
2 Tidak Setuju
Nilai 3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
PERNYATAAN CE1
1 Sangat Tidak Setuju 0
0
5
16
0
Jumlah Responde n 21
1
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 1 CE2
0% 1
0% 2
24% 11
76% 7
0% 0
100% 21
2
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 2 CE3
5% 1
10% 2
52% 12
33% 6
0% 0
100% 21
3
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 3 CE4
5% 0
10% 4
57% 11
29% 6
0% 0
100% 21
4
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 4 CE5
0% 0
19% 10
52% 10
29% 1
0% 0
100% 21
5
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 5 CE6
0% 0
48% 1
48% 2
5% 13
0% 5
100% 21
6
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 6 CE7
0% 0
5% 0
10% 1
62% 14
24% 6
100% 21
0% 2 1%
0% 19 13%
5% 52 35%
67% 63 43%
29% 11 7%
100% 147 100%
3. Kontrak proyek 4. Laporan pekerjaan . Service Report, Timesheet, dan lain-lain 5. Faktur penagihan/Invoice
3. Prosedur Penagihan 5a Terima Dokumen Pendukung
5b Proforma Invoice dan Otorisasi
5c Pengiriman Invoice
5d Distribusi dan Input Data copy
5h Pengiriman Invoice
5g Formal Invoice & Otorisasi
5i Distribusi dan Input Data
5j Filing
5f Terima ATB
5e Filing
5k Penagihan
5l Terima Pembayaran
5n Laporan per bulan dan Rekonsiliasi
5m Pelaporan Penerimaan Pembayaran
No.
7
Lingkungan Pengendalian Pernyataan 7 Jumlah Persen
copy
Gambar 4 Prosedur Penagihan
Prosedur ini mencakup penagihan untuk semua klien yang outstanding mulai penerimaan data pendukung dari departemen PSL, pembuatan invoice, pengiriman, penagihan, sampai dengan laporan bulanan dan rasio.
B. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Pengendalian Internal Committee of Supporting Organization of the Treadway Commission (COSO)
Tabel 2 Nilai Efektivitas Komponen Lingkungan Pengendalian PT XYZ Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Nilai Ideal Rata-rata %
CE1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 79 105 3,8 75%
CE2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 4 4 3 3 3 66 105 3,1 63%
Lingkungan Pengendalian CE3 CE4 CE5 4 4 3 1 2 2 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 65 65 54 105 105 105 3,1 3,1 2.6 62% 62% 51%
CE6 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 85 105 4 81%
CE7 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 89 105 4,2 85%
∑ 29 19 24 26 26 26 28 25 22 25 24 24 16 19 23 22 26 26 25 25 23 503 735 24 68%
Penulis telah mengadakan survey melalui pembagian kuesioner yang dibuat berdasarkan 5 (lima) komponen pengendalian internal Committee of Supporting Organization of the Treadway Commission (COSO) kepada tingkat manajerial dan karyawan di PT XYZ. Berikut ini akan dibahas hasil kuesioner yang dibagikan dengan mengambil sampel tingkat manajerial yang berjumlah 7 (tujuh) orang, 3(tiga) orang supervisi lapangan, serta sebanyak 11 (sebelas) orang karyawan. Sampel yang dipilih adalah sampel yang dianggap penulis dapat mewakili keseluruhan populasi agar hasil penelitian lebih valid.
Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang mungkin diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Hasil nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden adalah 503 dengan atau sebesar 68%, dengan rata-rata nilai adalah 24. Jadi efektivitas pengendalian internal pada komponen lingkungan pengendalian telah mencapai 68% dari hasil yang diharapkan.
1. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Penilaian Risiko (Risk Assesment)
47
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
Tabel 3 Tanggapan Responden Mengenai Komponen Penilaian Risiko PT XYZ
No.
1
2
3
4
5
6
7
PERNYATAAN RA1 Penilaian Risiko Pernyataan 1 RA2 Penilaian Risiko Pernyataan 2 RA3 Penilaian Risiko Pernyataan 3 RA4 Penilaian Risiko Pernyataan 4 RA5 Penilaian Risiko Pernyataan 5 RA6 Penilaian Risiko Pernyataan 6 RA7 Penilaian Risiko Pernyataan 7 Jumlah Persen
Tabel 5 Tanggapan Responden Mengenai Komponen Aktivitas Pengendalian PT XYZ
1 Sangat Tidak Setuju 0
2 Tidak Setuju
Nilai 3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
1
13
7
0% 0
5% 1
62% 6
0% 0
5% 0
0% 0
No.
0
Jumlah Responde n 21
33% 11
0% 3
100% 21
1
29% 10
52% 11
14% 0
100% 21
0% 2
48% 13
52% 5
0% 1
100% 21
0% 0
10% 2
62% 10
24% 9
5% 0
100% 21
0% 2
10% 8
48% 11
43% 0
0% 0
100% 21
10% 3
38% 15
52% 3
0% 0
0% 0
100% 21
5
14% 5 3%
71% 29 20%
14% 66 45%
0% 43 29%
0% 4 3%
100% 147 100%
6
Tabel 4 Nilai Efektivitas Komponen Penilaian Risiko PT XYZ Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Nilai Ideal Rata-rata %
RA1 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 69 105 3,3 66%
RA2 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 79 105 3,8 75%
Penilaian Risiko RA3 RA4 RA5 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 74 68 70 105 105 105 3,5 3,2 3,3 70% 65% 67%
RA6 3 1 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 51 105 2,4 49%
RA7 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 42 105 2 40%
∑= 24 16 20 22 21 22 23 25 25 22 19 23 16 23 22 20 24 21 23 22 20 453 735 22 62%
2
3
4
7
PERNYATAAN IC 1 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 1 IC 2 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 2 IC 3 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 3 IC 4 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 4 IC 5 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 5 IC 6 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 6 IC 7 Informasi dan Komunikasi Pernyataan 7
Jumlah Persen
1 Sangat Tidak Setuju 0
2 Tidak Setuju
Nilai 3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
0
3
11
7
Jumlah Responde n 21
0% 0
0% 0
14% 3
52% 12
33% 6
100% 21
0% 0
0% 0
14% 7
57% 11
29% 3
100% 21
0% 0
0% 0
33% 4
52% 11
14% 6
100% 21
0% 0
0% 0
19% 8
52% 9
29% 4
100% 21
0% 0
0% 1
38% 4
43% 15
19% 1
100% 21
0% 0
5% 1
19% 8
71% 9
5% 3
100% 21
0%
5%
38%
43%
14%
100%
0 0%
2 1%
37 25%
78 53%
30 20%
147 100%
Tabel 6 Nilai Efektivitas Komponen Aktivitas Pengendalian PT XYZ Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Nilai Ideal Rata-rata %
CA1 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 3 92 105 4,4 88%
CA2 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 3 87 105 4,1 83%
Aktivitas Pengendalian CA3 CA4 CA5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 5 4 3 4 5 3 3 5 2 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 5 3 4 5 4 3 4 90 91 82 105 105 105 4,3 4,3 3,9 86% 87% 78%
CA6 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 88 105 4,2 84%
CA7 1 1 2 1 2 2 1 4 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 37 105 1,8 35%
∑= 30 31 32 28 29 28 23 30 27 27 26 25 25 30 27 23 27 25 25 26 23 567 735 27 77%
Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Hasil nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden adalah 453 atau sebesar 62% dengan rata-rata 22. Jadi efektivitas pengendalian internal pada komponen penilaian risiko telah mencapai 62% dari hasil yang diharapkan.
Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Hasil nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden adalah 567 atau sebesar 77% dengan rata-rata 27. Jadi efektivitas pengendalian internal pada komponen aktivitas pengendalian telah mencapai 77% dari hasil yang diharapkan.
3. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Aktivitas Pengendalian (Control Activity)
4. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
48
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
Tabel 7 Tanggapan Responden Mengenai Komponen Informasi dan Komunikasi PT XYZ
No.
1
2
3
4
5
6
7
PERNYATAAN CA 1 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 1 CA 2 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 2 CA 3 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 3 CA 4 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 4 CA 5 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 5 CA 6 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 6 CA 7 Aktivitas Pengendalian Pernyataan 7 Jumlah Persen
1 Sangat Tidak Setuju 0
2 Tidak Setuju
Nilai 3 Cukup Setuju
4 Setuju
0
2
9
10
Jumlah Responde n 21
0% 0
0% 0
10% 5
43% 8
48% 8
100% 21
0% 0
0% 0
24% 5
38% 5
38% 11
100% 21
0% 0
0% 0
24% 2
24% 10
52% 9
100% 21
0% 0
0% 1
10% 5
48% 10
43% 5
100% 21
0% 0
5% 0
24% 2
48% 13
24% 6
100% 21
4
0% 7
0% 13
10% 0
62% 1
29% 0
100% 21
5
33% 7 5%
62% 14 10%
0% 21 14%
5% 56 38%
0% 49 33%
100% 147 100%
6
5 Sangat Setuju
Tabel 8 Nilai Efektivitas Komponen Informasi dan Komunikasi PT. XYZ Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Nilai Ideal Rata-rata %
IC1 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 3 4 5 88 105 4,2 84%
IC2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 3 3 5 4 4 4 87 105 4,1 83%
Tabel 9 Tanggapan Responden Mengenai Komponen Pengawasan PT XYZ
Informasi dan Komunikasi IC3 IC4 IC5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 4 4 3 3 3 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 5 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 80 86 80 105 105 105 3,8 4,1 3,8 76% 82% 76%
IC6 4 2 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 79 105 3,8 75%
IC7 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 5 3 3 77 105 3,7 73%
∑= 29 31 29 29 26 26 28 28 26 28 26 28 22 30 25 28 28 28 28 27 27 577 735 27 79%
Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Hasil nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden adalah 577 atau sebesar 79% dengan rata-rata 27.5. Jadi efektivitas pengendalian internal pada komponen informasi dan komunikasi telah mencapai 79% dari hasil yang diharapkan. 5. Analisis Sistem Pengendalian Internal PT XYZ Berdasarkan Komponen Pengawasan (Monitoring)
PERNYATAAN
No.
2
MO 1 Pengawasan Pernyataan 1 MO 2 Pengawasan Pernyataan 2
3
MO 3 Pengawasan Pernyataan 3
1
7
MO 4 Pengawasan Pernyataan 4 MO 5 Pengawasan Pernyataan 5 MO 6 Pengawasan Pernyataan 6 MO 7 Pengawasan Pernyataan 7 Jumlah Persen
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
Nilai 3 Cukup Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
0 0%
1 5%
6 29%
12 57%
2 10%
21 100%
1 5%
1 5%
8 38%
10 48%
1 5%
21 100%
0 0%
1 5%
7 33%
7 33%
6 29%
21 100%
0 0%
0 0%
8 38%
13 62%
0 0%
21 100%
1 5%
2 10%
12 57%
6 29%
0 0%
21 100%
1 5%
4 19%
15 71%
1 5%
0 0%
21 100%
0 0% 3 2%
12 57% 21 14%
7 33% 63 43%
2 10% 51 35%
0 0% 9 6%
21 100% 147 100%
Jumlah Responde n
Tabel 10 Nilai Efektivitas Komponen Pengawasan PT. XYZ Responden MO1 1 4 2 4 3 3 4 3 5 3 6 4 7 5 8 4 9 5 10 4 11 4 12 3 13 2 14 4 15 3 16 3 17 4 18 4 19 4 20 4 21 4 ∑ 78 Nilai Ideal 105 Rata-rata 3,7 % 74%
MO2 3 1 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 5 3 3 4 4 4 72 105 3,4 69%
MO3 5 4 5 3 5 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 5 5 5 4 4 3 81 105 3,9 77%
Pengawasan MO4 MO5 4 3 4 1 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 76 65 105 105 3,6 3,1 72% 62%
MO6 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58 105 2,8 55%
MO7 2 2 3 3 2 2 4 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 53 105 2,5 50%
∑= 23 17 24 23 23 22 25 24 22 22 22 26 18 23 22 25 24 25 25 25 23 483 735 23 66%
Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Nilai tertinggi pada setiap butir pernyataan adalah 5. Jumlah pernyataan adalah 7 pernyataan. Jumlah responden adalah 21 orang. Dengan demikian maka nilai ideal yang diperoleh dari 21 orang responden adalah 735. Hasil nilai yang diperoleh dari keseluruhan responden adalah 483 atau sebesar 66% dengan rata-rata 23. Jadi efektivitas pengendalian internal pada komponen pengawasa telah mencapai 66% dari hasil yang diharapkan.
49
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
C. Analisis Kolektibilitas Piutang Usaha PT XYZ Penjualan bersih pada tahun 2010 adalah Rp.15.564.147.119, pada tahun 2011 adalah Rp 41.385.589.395, dan pada tahun 2012 adalah Rp.48.227.217.948. Saldo piutang pada awal tahun 2010 adalah Rp 0 karena belum ada transaksi penjualan pada tahun 2009, dan saldo piutang akhir tahun 2010 adalah Rp 4.949.948.297. Jadi rata-rata saldo piutang pada tahun 2010 adalah: (Rp 0 + Rp 4.949.948.297)/2 = Rp 2.474.974.149. Saldo piutang pada awal tahun 2011 adalah Rp 4.949.948.297 dan saldo piutang akhir tahun 2011 adalah Rp 5.790.773.657. Jadi rata-rata saldo piutang pada tahun 2011 adalah: (Rp 4.949.948.297 + Rp 5.790.773.657)/2 = Rp 5.370.360.977 Saldo piutang pada awal tahun 2012 adalah Rp 5.790.773.657 dan saldo piutang akhir tahun 2012 adalah Rp 19.979.064.000. Jadi rata-rata saldo piutang pada tahun 2012 adalah: (Rp 5.790.773.657 + 19.979.064.000)/2 = Rp 12.884.918.829 1. Analisis Kolektibilitas Piutang Usaha Diukur Dari Days Sales Outstanding Rumus Days Sales Outstanding (DSO) adalah: 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 =
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑥𝑥 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
Tabel 11 Days Sales Outstanding PT XYZ 2010
2011
2012
Jangka Waktu
Saldo Piutang :
4.949.948.297
5.790.773.657
19.979.064.000
Penjualan Kredit :
15.564.147.119
41.385.589.395
48.227.217.948
DSO
:
116
51
x 365 hari
151
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵
Tabel 12 Perputaran Piutang PT XYZ Penjualan Kredit : Rata-rata Piutang :
2010 15.564.147.119 2.474.974.149
2011 41.385.589.395 5.370.360.977
Perputaran Piutang :
6,29
7,71
50
3. Analisis Kolektibilitas Piutang Usaha Diukur Dari Rata-Rata Usia Piutang Rumus rata-rata usia piutang/Average Ages of Account Receivable adalah: 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 = 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇
Tabel 13 Rata-rata usia piutang PT XYZ
Dari tabel 11 terlihat bahwa DSO tahun 2010 adalah 116 hari, DSO tahun 2011 adalah 51 hari dan DSO 2012 adalah 151 hari. Rata-rata DSO selama tiga tahun adalah: (116+51+151)/3=106hari Jadi kemampuan perusahaan dalam memperoleh piutangnya rata-rata adalah 106 hari dalam kurun waktu 3 tahun. 2. Analisis Kolektibilitas Piutang Usaha Diukur Dari Tingkat Perputaran Piutang Rumus perputaran piutang/Account Receivable Turnover adalah: 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 =
Dari table 12 terlihat bahwa perputaran piutang pada tahun 2010 adalah 6,29 kali; perputaran piutang pada tahun 2011 adalah 7,71 kali; dan perputaran piutang pada tahun 2012 adalah 3,74 kali. Perputaran piutang yang menurun pada tahun 2012 disebabkan karena adanya proyek baru untuk pengeboran sumur gas darat. Lokasi proyek yang jauh dan minim sinyal telekomunikasi, serta masalah teknis pengeboran yang datang dari faktor alam menyebabkan lebih lama dibuatnya dokumen pendukung penagihan yaitu Daily Drilling Report; sehingga proses penagihan menjadi lebih lama. Rata-rata tingkat perputaran piutang selama tiga tahun adalah: (6,29+7,71+3,74)/3= 5,91 kali Perputaran piutang menunjukkan kualitas piutang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal kembali serta efesiensi modal yang ditanam dalam piutang. Jadi rata-rata perputaran piutang yang menunjukkan kualitas dan efesiensi modal perusahaan adalah 5,91 kali dalam kurun waktu 3 tahun.
2012 48.227.217.948 12.884.918.829 3,74
Kurun Waktu
:
Perputaran Piutang : Rata-rata Usia Piutang :
2010 365 hari
2011 365 hari
2012 365 hari
6,29
7,71
3,74
58
47
98
Dari table 13 terlihat bahwa rata-rata usia piutang pada tahun 2010 adalah 58 hari, rata-rata usia piutang pada tahun 2011 adalah 47 hari, dan rata-rata usia piutang pada tahun 2012 adalah 98 hari. Rata-rata usia piutang beredar dalam kurun waktu tiga tahun adalah: (58+47+98)/3= 68 hari Rasio ini memberi tolok ukur lamanya piutang yang beredar. Semakin lama umur piutang, maka semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Ini juga mencerminkan kualitas kebijakan dan prosedur penagihan di perusahaan. Jadi rata-rata usia piutang beredar dalam kurun waktu tiga tahun adalah= 68 hari.
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
D. Analisis Hubungan Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Dengan Kolektibilitas Piutang Usaha
2. Korelasi antara efektivitas pengendalian internal dengan Receivable Turn Over adalah hubungan positif siginifikan dengan r=0,634.
Tabel 14 Nilai Efektivitas Pengendalian Internal PT XZY
Artinya apabila efektivitas pengendalian internal meningkat maka tingkat perputaran piutang juga akan ikut meningkat
Komponen
Nilai Efektivitas
Lingkungan Pengendalian
68 % = 0.68
Penilaian Risiko
62% = 0.62
Aktivitas Pengendalian
77% = 0.77
Informasi dan Komunikasi
79% = 0.79
Pengawasan
66% = 0.66
Berikut adalah output statistik dari data diatas N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Efektivitas
5
0.62
0.79
0.704
0.07301
Valid N (listwise)
5
Gambar 6 Statistik Deskriptif Efektivitas Pengendalian Internal PT XYZ
Berikut adalah output statistik korelasi antara efektivitas pengendalian internal dengan kolektibilitas piutang usaha Correlations Efektivitas Pearson Correlation Efektivitas
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N TurnOver
TurnOver
AverageAge
.634
-.745
.388
.281
.232
3
3
3
3
-.345
1
-.945
.883
.106
.156
.388 3
3
3
3
Pearson Correlation
.634
-.945
1
-.988
Sig. (1-tailed)
.281
.106
N Pearson Correlation AverageAge
DSO -.345
Sig. (1-tailed) N
DSO
1
Sig. (1-tailed) N
3. Korelasi antara efektivitas pengendalian internal dengan rata-rata usia piutang beredar adalah hubungan negatif signifikan dengan r=-0,745. Artinya apabila efektivitas pengendalian internal meningkat maka rata-rata usia piutang beredar akan menurun.
Gambar 6 diatas menunjukkan nilai minimum 0,62 dan nilai maksimum 0,79. Nilai rata-rata adalah 0,7040. Jadi efektivitas pengendalian internal adalah 0,7040 atau sebesar 70,4 % dengan simpangan baku (s) sebesar 0,07301 atau 7,301 %
*
.049
3
3
3
3
-.745
.883
-.988
*
1
.232
.156
.049
3
3
3
3
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Gambar 7 Pearson Correlation
Dapat dilihat bahwa r hitung >0,05 jadi Ha diterima, artinya ada hubungan dan pengaruh signifikan antara efektivitas pengendalian internal terhadap kolektibilitas piutang. Penjelasan gambar 7 adalah sebagai berikut: 1. Korelasi antara efektivitas pengendalian internal dengan Days Sales Outstanding adalah hubungan negatif signifikan dengan r=-0,345. Artinya apabila efektivitas pengendalian internal meningkat, maka Days Sales Outstanding menurun. r² = 0,119 artinya pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap Days Sales Outstanding adalah sebesar 11,9%.
r²=0,402 artinya pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap tingkat perputaran piutang adalah sebesar 40,2%
r²=0,555 artinya pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap rata-rata usia piutang adalah sebesar 55,5%.
IV. SIMPULAN Berdasarkan uraian dan analisis yang telah penulis lakukan pada PT XYZ mengenai efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit dan pengaruhnya terhadap kolektibilitas piutang usaha, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut. 1. Sistem dan prosedur penjualan kredit serta kontrol penagihan PT XYZ adalah sebagai berikut: a. Sistem dan prosedur penjualan kredit sudah ditetapkan dan diterapkan dengan cukup baik. Terdapat aturan yang ketat terhadap otorisasi dan konfirmasi pimpinan untuk pemberian harga dan pemberian kredit. Kelemahan dari sistem dan prosedur penjualan kredit adalah tidak adanya sistem IT yang disediakan untuk otorisasi pemberian harga dan pemberian kredit. Dokumen prosedur masih dibuat secara manual. Risiko dari hal ini adalah kemungkinan terjadinya human eror, seperti kesalahan pencatatan historis harga, hilangnya dokumen konfirmasi purchase order yang merupakan otorisasi penjualan dan pengiriman barang, dan juga mungkin terjadinya fraud contohnya Quotation palsu dan kebocoran harga. Pengawasan pengiriman dan penyerahan jasa sudah dilakukan dengan baik. Supervisi dilakukan oleh orang yang kompeten.
51
Kalbisocio Volume 1, Nomor 1 Agustus 2014
b. Kontrol penagihan sudah ditetapkan dan dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan terdapat aturan yang ketat dalam penerbitan faktur penjualan untuk mencegah faktur penjualan yang palsu atau salah. Piutang yang jatuh tempo tapi belum dilunasi dikonfirmasi kepada klien, status pembayaran ditanyakan dan difollow up secara lisan maupun tulisan. Pembayaran klien dikonfirmasi dengan pengecekan saldo rekening bank dan diinformasikan kepada bagian penerimaan kas. Saldo piutang direkonsiliasi setiap periode untuk menghindari pencatatan saldo yang overstated atau understated. Staf penagihan melaporkan Receivable Aging Report dan Receivable Turn Over kepada pimpinan perusahaan untuk penilaian kinerja. Kelemahan dari kontrol penagihan sama dengan kelemahan prosedur penjualan kredit, yaitu tidak adanya sistem IT yang dapat memberi kontrol lebih baik dan aman atas penagihan. Dokumen penagihan masih dibuat secara manual. Risiko dari hal ini antara lain human eror misalnya kesalahan penulisan harga pada faktur penagihan, adanya faktur yang bernomor ganda, dan lain sebagainya. 2. Dari hasil respon kuesioner tentang lima komponen pengendalian internal yang ditetapkan COSO didapatkan hasil bahwa efektivitas pengendalian internal adalah 70% dari hasil yang diharapkan yaitu 100%. Ini berarti sudah cukup baik, namun belum mutlak. Kelemahan berada pada komponen Risk Assessment karena tidak adanya manajemen risiko yang formal. Penilaian dan evaluasi risiko hanya dilakukan apabila ada suatu kejadian yang dianggap berisiko. Kelemahan juga terdapat pada komponen Monitoring karena tidak ada modifikasi pengendalian internal untuk menyesuaikan dengan perkembangan perusahaan, seperti meningkatnya transaksi penjualan, recruitment karyawan baru yang perlu pengawasan, dan risiko-risiko bisnis lainnya. 3. Pengaruh penerapan sistem pengendalian internal penjualan kredit terhadap kolektibilitas piutang adalah: a. Hubungan efektivitas dengan Days Sales Outstanding adalah negatif signifikan. Pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap Days Sales Outstanding adalah sebesar 11,9%;
52
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketidakpuasan klien atau pelanggan, prosedur pembayaran klien yang berbelit-belit, kondisi keuangan klien , dan lain sebagainya. b. Pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap tingkat perputaran piutang adalah sebesar 40,2%; sisanya dipengaruhi oleh faktorfaktor lain seperti adanya diskon piutang yang mempengaruhi saldo akhir piutang c. Pengaruh efektivitas pengendalian internal terhadap rata-rata usia piutang adalah sebesar 55,5%; sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. 4. Perusahaan perlu menyediakan sistem IT untuk menunjang dan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit.
Sistem IT yang dimaksud adalah software yang dapat mengontrol pembuatan quotation yang dipranomori secara urut dan hanya dapat dicetak ulang apabila ada otorisasi tertentu, pemberian otorisasi harga dan diskon secara elektronik.
Sistem IT yang dimaksud juga adalah software pembuatan faktur yang dapat langsung mempranomori faktur penjualan, berisi tentang harga jual barang dan jasa, serta nomor kontrak atau purchase order, yang juga secara otomatis mencatat atau mengurangi saldo piutang klien atau pelanggan apabila ada pembelian atau pembayaran. Sistem IT ini juga sebaiknya dilengkapi modul Aging Account Receivable, dan laporan rasio piutang yang secara sistematis mengambil data yang tersimpan secara elektronik. Sebaiknya sistem ini terintegrasi dengan sistem yang dipakai bagian akunting agar saldo yang ditampilkan di sistem adalah semuanya sama.
Gambar 7 merupakan usulan sistem IT sesuai paparan diatas. Integrated IT System
Data
Marketing System
Inventory System
Purchasing System
Invoicing System
Accounting System
Process
Process
Process
Process
Process
Document
Document
Document
Document
Document
Gambar 7 Usulan Integrated IT System Untuk PT XYZ
5. Perusahaan harus meningkatkan risk assessment yang lebih jelas, tim manajemen risiko
Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Atas Piutang ...
perlu dibuat untuk menghindari risiko-risiko penjualan kredit seperti piutang yang tak tertagih dan lain-lain. Tim manajemen risiko tidak harus dibentuk dengan merekrut karyawan baru, tetapi cukup dengan melibatkan karyawan perusahaan yang terkait untuk secara rutin secara bersamasama menilai dan menganalisa risiko. Hasil dari penilaian dan analisa tersebut dilaporkan kepada pemimpin perusahaan untuk ditindaklanjuti. Ini sekaligus juga menjadi media umpan balik atau feedback untuk mendapatkan masukan dari karyawan perusahaan mengenai hambatan dan masalah yang ada, agar perusahaan secara bersama-sama dapat meningkatkan kinerja sistem pengendalian internal perusahaan. 6. Penelitian ini hanya menggunakan data penjualan dan piutang selama 3 tahun, karena itu disarankan supaya penelitian selanjutnya dapat menambahkan periode data yang diteliti agar didapat hasil penelitian yang lebih baik.
V. DAFTAR RUJUKAN Arens, A. et al. (2005), “Auditing and Assurance Services”, Twelfth Edition, Pearson Education, Prentice Hall Arner. T., (2012), “ Internal Controls”, termuat di www.vinsonisntitute.org diakses 8 Mei 20139 Cascarindo & Richard,E., (2012), “Auditor’s Guide To
IT Auditing”, Second Edition, Willey Cooperate F&A Series, United States COSO. (2013), “Internal Control Integrated Framework”, termuat di: www.coso.org diakses 16 Juni 2013 Creswel & John, W., (2009), “Research Design; Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods:, Sage, Los Angeles Guy, et al. (1999), “Auditing”., 5th’Edition, Harcourt,Inc, Bab.6, hlm 224 – 235. Jogianto. H.M. (2005), “Sistem Teknologi Informasi”, Andi, Yogyakarta Islahuzzaman. (2012), “Istilah-Istilah Akuntansi & Auditing”., Bumi Aksara, Jakarta Anthony. et al. (2004), “Management Control System”, eleventh edition, The Mc Graw Hill Companies Inc, New York Reskino., (2012), “Auditing”., Pusat Bahan Ajar dan Elearning, Universitas Mercu Buana, Jakarta Sugiono. (2012), “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung Sukoharjo., (2012), “Sistem Pengendalian Intern”, termuat di: http://akutansiakuntansi.blogspot. com/2012/03/sia-sistem-pengendalian-intern. html diakses 14 Mei 2013 Martono. et al. (2010), “ Manajemen Keuangan”., Ekonisia, Bab.4, hlm 55-56.
53