ANALISIS EFEKTIVITAS PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN ANGGARAN SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (SKPA) DI PROVINSI ACEH TAHUN 2011
Ringkasan Eksekutif
Keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan dokumen anggaran merupakan bagian sangat penting dalam upaya pencapaian visi dan misi yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Untuk mencapai targettarget pembangunan selama lima tahun, pemerintah daerah menyusun dokumen tahunan berupa Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada prinsipnya, terdapat sinkronisasi antara target kinerja selama lima tahun dengan program/kegiatan dan alokasi anggaran tahunan. Kesesuaian antara target capaian kinerja pembangunan yang direncanakan dengan anggaran dan dokumen pelaksanaan merupakan ukuran kualitas perencanaan dan penganggaran di pemerintah daerah. Sebagai daerah otonom dengan otonomi khusus, Provinsi Aceh memiliki kewenangan dalam merencanakan pembangunan dan anggaran daerah. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) dan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) ternyata tidak selalu diikuti dalam penyusunan dokumen anggaran berupa Kebijakan Umum APBA (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Aceh (PPAA). Penyimpangan dari dokumen perencanaan semakin besar ketika Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) menyusun dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPA. Kesimpulan studi ini adalah proses penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh belum berjalan efektif. Hal ini disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu: (a) Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang tepat; (b) Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai; (c) Penentuan keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan dicapai; (d) Penentuan hasil (outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas keluarannya, sehingga keberhasilan sebuah program belum dapat diukur; (e) Belum ada keseragaman indikator terhadap program/kegiatan yang sama yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan (f) Interval perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak sehingga mencerminkan penyusunan PPAS belum akurat dan tidak berpedoman kepada Analisis Standar Belanja (ASB) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Aceh dan semua SKPA Provinsi Aceh, yakni: (a) Perlunya menyusun suatu buku pedoman penyusunan anggaran yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing program/kegiatan; (b) Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Analisi Standar Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran Sementara (PAS) dan penyusunan RKA-SKPA; (c) Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksanakan program/kegiatan yang sama; dan (d) Meningkatkan pemahaman tentang anggaran berbasis kinerja bagi personil yang terlibat dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak dalam lingkup yang merupakan tanggung jawab tim tersebut.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
B AB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan Nasional diarahkan untuk meningkatkan kesejahterakan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat tercermin dari kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya secara layak, yaitu perumahan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, rasa aman, dan mempunyai pendapatan, serta dihargai harkat dan martabatnya selaku manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2001, melalui penerapan Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Indonesia mulai menyelenggarakan otonomi daerah yang disertai dengan desentralisasi fiskal. Meskipun sebelumnya telah ada konsep otonomi daerah, seperti diatur dalam UU No.5/1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, penerapan otonomi daerah kali ini dipandang paling komprehensif dan esensial. Untuk menyempurnakan UU No.22/1999 dan UU No.25/2009, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya selama tahun 2000-2003, Pemerintah kemudian mengganti kedua UU tersebut dengan UU No.32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.33/2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pada bagian menimbang UU No.32/2004 disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, pemerintahan daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.1
1
Pasal 1 huruf d UU No.22/1999 dan pasal 1 angka 2 UU No.32/2004.
BAB I - 1
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.2 Dengan demikian, dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintah daerah membuat peraturan daerah dan untuk melaksanakan Perda tersebut, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah.3 Dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang terdesentralisasi, Indonesia memiliki hirarki peraturan perundang-undangan yang diatur secara eksplisit agar tidak terjadi tumpang tindih pengaturan dan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan4 menyebutkan bahwa jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; (c) UndangUndang/Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang; (d) Peraturan Pemerintah; (e) Peraturan Presiden; (f) Peraturan Daerah Provinsi; dan (g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Berdasarkan hirarki tersebut, yang juga menunjukkan secara berjenjang kekuatan hukum produk hukum dimaksud, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyusun produk hukum yang dibutuhkan sesuai dengan batas kewenangannya. Hal ini bermakna bahwa, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota menetapkan peraturan daerah/qanun sebagai landasan penyelenggaraan kewenangannya. Pengaturan tentang pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dari aspek kelembagaan, untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah tersebut, pemerintah juga menerbitkan PP No.41/2007 Tentang 2 3
Pasal 1 huruf d, h, dan i UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 146 ayat 1 UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
4
Undang-undang ini merupakan pengganti atas UU No.10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
BAB I - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Organisasi Perangkat daerah, sebagai pedoman pembentukan organisasi oleh pemerintah daerah beserta fungsi-fungsinya dan PP No.58/2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menjelaskan berbagai aspek pengelolaan keuangan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurusnya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Aceh, memiliki kewenangan untuk mengatur dan membuat kebijakan untuk melaksanakan kewenangannya, yang pada prinsipnya bersumber dari kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Kewenangan untuk menyelenggarakan urusanurusan pemerintahan diatur sedemikian rupa agar proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya memenuhi prinsip akuntabilitas, transparansi, dan partisipatif. Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diimplementasikan dalam bentuk pengaturan tentang apa yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan, siapa yang akan menerima hasil dan manfaat, siapa yang mengawasi, dan bagaimana mekanisme pertanggungjawaban atas pelaksanaan suatu tugas dan fungsi. Lingkup inilah yang menjadi fokus penyelenggaran administrasi, penyusunan kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan publik di pemerintahan daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Aceh.5 Pengaturan tentang kewenangan dan kelembagaan Pemerintahan Aceh sendiri telah ditetapkan dalam UU No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh. UU ini memberikan beberapa keistimewaan kepada Pemerintah Aceh yang tidak dimiliki oleh daerah lain, terutama dalam hal mendapat alokasi dana otonomi khusus dan tambahan bagi hasil minyak bumi dan gas alam serta bentuk pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan keistimewaan ini, Pemerintah Aceh telah menerbitkan beberapa qanun, seperti Qanun Aceh No.1/2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, Qanun Aceh No.2/2008 Tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dan Qanun Aceh No.8/2008 Tentang Pelayanan Publik. Pada praktiknya, penyelenggaraan fungsi pemerintahan di Aceh, terutama dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan, tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yakni PP No.58/2005, PP 5
Berdasarkan Peraturan Gubernur No.56/2009, sebutan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diganti dengan Provinsi Aceh.
BAB I - 3
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
No.38/3007, PP No.41/2007, dan PP No.8/2008.6 Semua PP ini menjadi konsideran dalam penyusunan qanun, baik di pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota di Aceh. Oleh karena penyelenggaraan pemerintahan daerah dibagi dalam periodisasi kepemimpinan per lima tahun, maka perencanaan pembangunan disusun berdasarkan masa jabatan kepala daerah. Dalam kerangka pencapaian visi daerah yang dituangkan dalam dokumen perencanaan jangka panjang 20 (dua puluh tahun), yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah atau RPJPD, setiap kepala daerah wajib menyusun dokumen Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, sesuai dengan masa jabatannya. RPJMD memuat target pencapaian pembangunan selama lima tahun yang ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah, setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku lembaga perwakilan di daerah. Sesuai dengan kewenangannya, dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, pemerintah daerah membentuk perangkat daerah yang disebut satuan kerja perangkat daerah atau SKPD (di Aceh disebut satuan kerja perangkat Aceh atau SKPA). Sesuai PP No.41/2007, yang menjadi pedoman dalam penyusunan Perda tentang Organisasi Perangkat Daerah, pemerintah daerah membentuk sekretariat daerah dan sekretariat DPRD, inspektorat daerah, satuan polisi pamong praja, dan beberapa badan, dinas dan kantor. SKPD yang dibentuk melaksanakan satu atau beberapa fungsi sesuai dengan kewenangan daerah, seperti diatur dalam PP No.38/2007, yang menjadi pedoman dalam penyusunan Perda tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Khusus untuk Pemerintah Aceh, UU No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh menjadi pertimbangan filosofis dan strategis dalam penyusunan qanun tentang organisasi perangkat Aceh dan tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Aceh. Berdasarkan kewenangan dan fungsi yang telah diatur dalam qanun, satuan kerja menyusun rencana strategis (Renstra) yang sinkron dengan RPJMD dan rencana kerja (Renja) tahunan sebagai penjabaran RKPD. Rencana kerja masing-masing SKPD terdiri dari program dan kegiatan yang memiliki target kinerja yang hendak dicapai dan kebutuhan sumber daya untuk mencapai target-target tersebut. Sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut pada masing-masing SKPD haruslah 6
Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
BAB I - 4
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
direncanakan seoptimal mungkin, yang tergambar dalam bentuk kebutuhan belanja yang akan dikeluarkan. Pemerintah Aceh merupakan salah satu bagian dari pemerintah provinsi yang berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dalam hal penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan publik daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). SKPA harus mampu menciptakan prorgam-program yang dapat mesejahterakan rakyat aceh. Pada kenyataannya, program-program yang direncanakan baik program jangka pendek, menengah dan panjang sering tidak sejalan satu sama lain. Salah satu penyebab mengapa hal ini terjadi adalah ketidaklengkapan pedoman dalam menetapkan sasaran, indikator dan target program/kegiatan, sehingga sulit bagi SKPD untuk menyusun dokumen perencanaan dan anggaran dengan baik. Dokumen yang menghubungkan perencanaan dan pelaksanaan oleh SKPD adalah Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja.7 Dalam prinsip anggaran berbasis kinerja, penyusunan RKA-SKPD haruslah menerapkan prinsip-prinsip value for money, yang meliputi economy, efficiency, dan effectiveness (3E). Pasal 39 ayat (1) PP No.58/2005 menyatakan bahwa penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut. Penetapan RKA berpedoman pada program-progman yang telah disusun untuk masing-masing SKPD dan program dan kegiatan untuk masing-masing SKPD harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tersebut, dapat diketahui dengan menganalisis data potensi yang ada pada masyarakat tersebut. Untuk itu, diselenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang), yang merupakan wadah untuk mengidentifikasi kebutuhan publik serta menyesuaikannya dengan kemampuan keuangan daerah dan fungsi masing-masing SKPD. Jadi, anggaran yang disusun SKPD tidak berdasarkan keinginan (wants) belaka, tetapi harus disusun berdasarkan kebutuhan (needs). Sasaran pembangunan daerah akan tercapai secara efektif apabila anggaran yang disusun didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan yang ada di lapangan. 7
Pasal 36 ayat (2) PP No.58/2005.
BAB I - 5
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Penyusunan RKA-SKPD harus sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan, sehingga tidak terlambat dalam pengesahan APBD dan keterlambatan diterbitnya dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Keterlambatan dalam penerbitan DPA mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan anggaran, yaitu keterlambatan dalam menentukan paket pekerjaan, tendering pengadaan barang dan jasa dan penatausahaan keuangan. Konsekuensi keterlambatan anggaran adalah realisasi anggaran menjadi rendah, sehingga menyisakan dana yang tidak habis terpakai pada akhir tahun. Selisih antara alokasi dalam DPA dengan realisasi ini disebut SILPA (Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran). SILPA yang bersumber dari belanja terjadi karena realisasi belanja lebih rendah dari pagu anggarannya, baik karena pelaksanaan kegiatan yang belum selesai sampai akhir tahun ataupun pembatalan pelaksanaan kegiatan, serta terjadinya “penghematan” anggaran (pekerjaan selesai atau output kegiatan telah tercapai, tetapi anggaran tidak terpakai seluruhnya). Pada prinsipnya, pelayanan publik akan terlaksana dengan baik apabila dalam proses perencanaan dan penganggaran, target kinerja yang menjadi solusi (outcomes) dalam pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terukur dan dapat dicapai dengan baik. Proses perencanaan yang dikomandoi oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda), penyusunan dokumen-dokumen anggaran yang dilaksanakan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang di Aceh di sebut Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA), dan penetapan anggaran daerah dalam bentuk peraturan daerah (di Aceh disebut qanun) melibatkan DPRD (di Aceh disebut DPRA), haruslah berjalan sinkron dan terkoordinir dengan baik. Setiap fihak yang terlibat semestinya melaksanakan fungsinya secara bertanggungjawab, sehingga outcomes dari anggaran dapat dicapai. Pada kenyataannya, tidak semua yang direncanakan dalam dokumen perencanaan teralokasikan anggarannya dalam APBA. Begitu juga dengan program dan kegiatan yang telah tercantum pendanaannya dalam APBD, tidak selalu terlaksana sebagian atau seluruhnya. Target kinerja yang dicantumkan dalam RKPD dan RPJMD tidak selalu menjadi pedoman dalam penyusunan target kinerja dalam RKA-SKPA. Akibatnya, pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap tahun anggaran sering tidak sejalan dengan target yang direncanakan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan, seperti RKPD dan RPJMD. Secara politis, dapat dimaknai bahwa Gubernur tidak dapat memenuhi janji kampanye yang telah dituangkan dalam bentuk misi BAB I - 6
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
dan target-target dalam RPJMD, sementara secara kebijakan, Gubernur gagal menjalankan kebijakan yang dibuatnya sendiri. Bagi publik, Gubernur dapat dipandang tidak berhasil memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kapasitas pemerintah daerah. Dengan pandangan bahwa pelimpahan urusan yang menjadi kewenangan daerah beserta pendanaannya sudah diatur dengan baik dalam peraturan perundang-undangan, maka pengelolaan pelayanan publik seharusnya sudah berjalan dengan baik. Namun, kenyataan lebih banyak berbicara lain. Pelayanan publik justru sering berjalan apa adanya karena perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan tidak terintegrasi dengan baik. Konsep
unified
budgeting
belum
dilaksanakan
sepenuhnya,
sehingga
terjadi
ketidaksinkronan antara perencanaan, pengalokasian dalam anggaran, dan pelaksanaan di lapangan. Ketidakkonsistenan ini berimplikasi pada rendahnya tingkat pencapaian targettarget pembangunan yang telah dinyatakan dalam RPJMD.
1.2. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui efektivitas penyusunan anggaran pada SKPD di pemerintah daerah Provinsi Aceh; b. Untuk mengetahui efektivitas dalam pelaksanaan anggaran pada SKPD di pemerintah daerah Provinsi Aceh.
1.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyusunan dan pelaksanaan anggaran untuk tahun anggaran 2011 pada SKPA Provinsi Aceh.
1.4. Output Penelitian Output penelitian ini adalah dokumen hasil penelitian yang berjudul “Efektifitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran di Provinsi Aceh”.
BAB I - 7
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
1.5. Outcome Penelitian Outcomes dalam penelitian ini adalah masukan bagi Pemerintah Aceh yang bermanfaat untuk memperbaiki kualitas penganggaran dan pelaksanaan anggaran. Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan perencanaan dan pedoman yang komprehensif, efektif, efisien, dan ekonomis, sehingga perencanaan pembangunan sejalan dengan penganggaran dan pelaksanaan di lapangan oleh SKPA.
1.6. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SKPD yang ada di Pemerintah Provinsi Aceh dan akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012.
1.7. Biaya Penelitian Biaya Peneliti ini bersumber dari dana APBD Pemerintah Provinsi Aceh Tahun 2012, dengan DPA-SKPA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Nomor: 1.06.1.06.01.06.01.5.2.
1.8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Penellitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012 dengan jadwal sebagai berikut: -
Penyusunan TOR: Maret.
-
Pengumpulan data: Maret.
-
Data entry: Maret – Mei.
-
Pengolahan data: Mei – Juni.
-
Analisis data: Juni.
-
Penyusunan draft awal: Juli.
-
Presentasi hasil penelitian: Agustus.
-
Penyusunan laporan akhir (review): Agustus – September.
-
Presentasi hasil akhir: Oktober.
BAB I - 8
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB LANDASAN TEORITIS II EFEKTIVITAS PENGANGGARAN 2.1. Hubungan Pengelolaan Keuangan, Perencanaan Pembangunan, dan Penganggaran Daerah Implementansi otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah mengelola keuangannya secara mandiri. UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan UU No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang kemudian dijabarkan dalam PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, memberi penjelasan dan panduan bagaimana pemerintah daerah mengelola keuangannya secara terencana, partisipatif, terintegrasi, transparan, dan akuntabel. Khusus
untuk
pemerintahan
Aceh,
keberadaan
UU
No.11/2006
tentang
Pemerintahan Aceh, memberikan keleluasaan sekaligus beban yang cukup berat untuk mengatur dan menyelenggarakan pengelolaan keuangan bukan hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di kabupaten dan kota se Aceh. Tambahan penerimaan Aceh dari dana otonomi khusus dan tambahan bagi hasil minyak dan gas bumi memberi warna tersendiri mengingat Pemerintah Aceh diberikan kewenangan untuk mengaturnya dalam qanun dan peraturan gubernur. Di sisi lain, pelaksanaan otonomi khusus tidak berlaku tanpa batas waktu. Pasal 2 PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa lingkup pengelolaan keuangan daerah meliputi: a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman; b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga; c. penerimaan daerah; d. pengeluaran daerah; e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan Bab II - 1
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.1 Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam anggaran daerah yang disebut APBD, yakni rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.2 APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.3 Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD.4 Dari struktur APBD ini, akan diperoleh surplus atau defisit, yakni selisih lebih atau kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Pada akhir tahun biasanya terjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), yakni selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.5 Dalam melaksanakan fungsi administrasi dan pelayanan publik dalam bentuk program dan kegiatan, pemerintah daerah menggunakan sumberdaya yang dimilikinya, baik sumberdaya fisik maupun keuangan. Pasal 17 ayat (1) PP No.58/2005 menyatakan bahwa semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan 1
Pasal 4 PP No.58/2005. Pasal 16 PP No.58/2005. 3 Pasal 20 ayat (1) PP No.58/2005. 4 Pasal 17 ayat (3) PP No.58/2005. 5 Pasal 1 anka 31 PP No.58/2005. 2
Bab II - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
pilihan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah.6 Dalam siklus pengelolaan keuangan daerah, proses penganggaran sangat penting karena adanya peran DPRA dan masyarakat yang lebih besar. Kualitas hasil (outcome) sangat tergantung dari bagusnya perencanaan dan penganggaran dalam memilih indikator input dan outputnya sebagaimana diatur dan UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dan diatur kembali dalam UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Proses tersebut dilakukan dengan mengikuti alur perencanaan dan penganggaran seperti dalam gambar berikut:
Gambar 2.1.: Alur Perencanaan dan Penggangaran Sumber: Indra Bastian (2006:5)
6
Pasal 26 PP No.58/2005.
Bab II - 3
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Secara lebih rinci proses perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dan kaitannya dengan anggaran pemerintah pusat dapat dijelaskan melalui Gambar ambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2: Alur ur Perencanaan dan Pengangaran Daerah Sumber: Pusdiklat BPK RI (2008) (2008 Penerapan konsep prestasi kerja diukur dengan indikator-indikator indikator ke keberhasilan (kinerja) yang dimulai dari ukuran input, output, outcome, benefit,, dan akhirnya impact. Indikator tersebut dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, waktu, teknologi, hasil fisik atau non fisik, dan nilai tambah setiap akhir pelaksanaan roda pemerintahan emerintahan baik jangka pendek, jangka menengah, gah, dan jangka panjang. panjang Oleh karena itu, pemerintah ah daerah dituntut untuk mampu menyusun anggaran yang akurat, efektif, efisien dan proporsional. Realisasi anggaran diharapkan sesuai dalam alokasi dan jumlahnya sehingga kinerja pemerintah daerah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
2.2. Anggaran Berbasis is Kinerja Tujuann dari anggaran berbasis kinerja (performance ( budgeting)) adalah untuk meningkatkan kualitas pelayan publik melalui pengalokasian sumberdaya (resources (resources) yang konsisten dengan tujuan-tujuan tujuan sosial dan politik, meningkatkan efisiensi, ekonomi, dan efektifitas dalam penggunaannya, dan memeperbaiki akuntabilitas. akuntabilitas Secara singkat dapat dinyatakan bahwa ABK adalah meningkatkan fokus pada what the public sector is 1q1accomplishing accomplishing with the resources provided provided, lebih luas dari sekedar fokus pada how much money is being spent ini any area (Arizti, et al., 2010:15). Bab II - 4
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Reformasi perencanaan dan penganggaran dimulai dengan lahirnya peraturan perundang‐undangan seperti UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU tersebut kemudian dilengkapi dengan PP No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP), PP No.21/2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA‐K/L), PP No.39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, PP No.40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah yang menekankan pada perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja (performance based budgeting), berjangka menengah (medium term expenditure framework/MTEF) dan sistem penganggaran terpadu (unified
budgeting). Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu proses dalam meningkatkan manfaat sumber daya input untuk pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) melalui key performance indicators (KPI) yang terkait dengan 3 (tiga) hal, yaitu pengukuran kinerja, pengukuran biaya untuk menghasilkan penggunaan informasi kinerja
outcome dan output, serta penilaian keefektifan dan efisiensi belanja dengan berbagai alat analisis. Dalam konsep MTEF, jangka waktu penganggaran ditentukan lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju serta dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
2.3. Value for Money: Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas Setelah menentukan indikator-indikator keberhasilan (kinerja) yang dimulai dari ukuran input, output, outcome, benefit, dan akhirnya impact, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomi adalah perbanding antara input sekunder (bahan baku, personil, dan infrastruktur) dengan input primer (jumlah rupiah), maksudnya jika penggunaan sumber daya melebihi dari anggaran yang tersedia maka terjadilah pemborosan. Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input, maksudnya pemanfaatan jumlah sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan output tertentu yang diukur dalam Bab II - 5
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
harga satuan output tersebut, misalnya berapakah biaya pembangunan jalan per kilometer panjang. Efektifitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output, maksudnya adalah mengukur tingkat hasil akhir (tujuan) yang dicapai suatu program dari sejumlah output tertentu, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif kinerja program atau kegiatan yang bersangkutan. Untuk mengukur efektivitas dapat menggunakan rumus dari Mahmudi (2007:102) sebagai berikut:
Efektivita s =
outcome output
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Rumusan dan pandangan tentang ”efektivitas” yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa untuk mengetahui mengukur apakah efektif atau tidak, harus dikaitkan antara rencana, kehendak, aturan, tujuan atau sasaran dari keluaran yang telah dicapai suatu kegiatan. Dengan kata lain, suatu hasil dikatakan efektif jika hasil tersebut benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk ketentuan yang berlaku. Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, mengukur efektivitas bermakna mengukur kesesuaian antara ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan kenyataan pelaksanaannya. Atau dengan kata lain, efektif adalah kesamaan antara rencana dan hasil yang dicapai. Oleh karena kesamaan atau kesesuaian dimaksud mencakup faktor waktu, prosedur dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan efektif atau tidak, dalam proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan yang diharapkan (target atau standar), terutama dalam perumusan indikator ketika dimasukan dalam dokumen anggaran. Penggunaan sumberdaya dikatakan efektif dan ekonmis apabila: • • • •
They are clearly justified and aligned to achieve the desired development outcomes They are sufficient in quantity and quality to provide for all the inputs/outputs required for the desired outcomes They avoid waste, unnecessary inputs, or duplication both within the project and relative to other work Rates or prices paid are market based or otherwise assessed to be fair and reasonable. (IDG, 1999). Bab II - 6
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
2.4. Proses Penyusunan APBD Proses penyusunan anggaran daerah atau APBD merujuk kepada tiga dokumen perencanaan, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen perencanaan di SKPD yang digunakan adalah Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD. Dokumen yang dihasilkan dalam penganggaran adalah:
• Kebijakan Umum APBD (KUA); • Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) • Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD; • Rancangan peraturan daerah tentang RAPBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dijabarkan setiap tahun sebagai Rencana Tahunan Daerah yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Sesuai Pasal 82 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran berkenaan. RPJMD yang sudah ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra SKPD). Renstra SKPD ini berisi rencana tugas masing-masing unit dalam SKPD, yang secara keseluruhan digabung menjadi Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Renstra SKPD tersebut selanjutnya dirinci untuk tiap tahun sebagai Rencana Tahunan yang dikenal dengan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang sudah ditetapkan. Dalam penyusunan APBD, dokumen-dokumen perencanaan berupa RPJPD, RPJMD dan RKPD memiliki posisi penting. Target kinerja yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang pendanaannya dianggarkan dalam APBD tidak boleh menyimpang dari target yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD. Hal ini ditegaskan pada Pasal 25 ayat 2 UU No.25/2004 yang menyatakan bahwa RKPD mereupakan pedoman penyusunan rancangan APBD. Bab II - 7
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Dalam Pasal 34 ayat (1) PP No.58/2005 disebutkan bahwa berdasarkan RKPD, Kepala Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA). Sedang dalam Pasal 34 ayat (2) disebutkan bahwa penyusunan Rancangan KUA berpedoman pada Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Ketentuan ini dipertegas lagi dalam Pasal 83 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa Kepala Daerah menyusun Rancangan KUA dan Rancangan Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan RKPD dan Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. KUA dan PPAS kemudian dibahas dan disepakati bersama-sama oleh kepala daerah dan DPRD dalam bentuk penandatanganan nota kesepakatan secara bersamaan. Penyusunan Rancangan KUA dan Rancangan PPAS sendiri dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sesuai ketentuan dalam Pasal 87 ayat (1), kedua dokumen perencanaan tersebut, yaitu Rancangan KUA dan Rancangan PPAS selanjutnya disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD untuk dibahas dalam forum pembicaraan pendahuluan mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya, paling lambat Pertengahan Bulan Juni. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran DPRD. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS dan masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu bersamaan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 (Pasal 87 ayat 3) dijelaskan bahwa rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. Atas dasar Nota Kesepakatan yang telah ditandatangani bersama, TAPD kemudian menyiapkan Rancangan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan atau pedoman bagi setiap Kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Berdasar Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD, para Kepala SKPD beserta staf melakukan penyusunan RKA-SKPD sesuai bidang tugas dan fungsinya serta menurut ketentuan lainnya yang berlaku. Pada PP Pasal 41 No.58/2005
Bab II - 8
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
dinyatakan bahwa RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Pembahasan RKA-SKPD dimaksudkan untuk menelaah kesesuaian RKA-SKPD dengan KUA, PPAS, dan dokumen lainnya. SKPD yang RKA-SKPDnya dibahas hadir dalam kegiatan ini. Apabila dalam pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, maka Kepala SKPD melakukan penyempurnaan sesuai petunjuk yang diberikan. Setelah disempurnakan oleh kepala SKPD, selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), yaitu Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada Kepala Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006, Pasal 103 ayat (1), (2), (3) dan (4) dinyatakan bahwa: •
Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada kepala daerah.
•
Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebelum disampaikan kepada DPRD disosialisasikan kepada masyarakat.
•
Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD bersifat memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran
2.5. Para Fihak yang Terlibat dan Preferensinya dalam Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaksanaan Anggaran Daerah Dalam proses penyusunan rencana dan anggaran, serta pelaksanaan anggaran daerah setiap tahun ada beberapa pihak yang terlibat, yaitu pemerintah daerah (eksekutif), Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD), inspektorat daerah, auditor eksternal, dan masyarakat. Berikut penjelasan tentang posisi, fungsi, dan kecenderungan yang terjadi selama ini dari aspek regulasi, konsep, dan praktik.
2.5.1. Pemerintah Daerah atau Eksekutif Pemerintah daerah membentuk sebuah tim penyusun dokumen-dokumen anggaran yang disebut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda). Anggota TAPD mencakup SKPD perencanaan (Bappeda), Bab II - 9
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah/SKPKD, dan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian program/administrasi pemerintahan. TAPD menyusun KUA, PPAS, dan rancangan peraturan daerah tentang APBD, dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) kemudian menyampaikan dokumen KUA, PPAS, dan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas, disepakati dan ditetapkan menjadi peraturan daerah tentang APBD. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di SKPD yang dipimpinnya. Preferensi TAPD dalam penyusunan anggaran adalah menyesuaikan alokasi belanja (inputs) untuk melaksanakan program dan kegiatan yang menghasilkan outcomes berupa pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan oleh kepala daerah dalam dokumen RPJMD dan RKPD. Namun, sering terjadi perbedaan pendapat terkait jumlah belanja secara keseluruhan di antara Bappeda selaku penyusun rencana kerja (RKPD) dan SKPKD selalu “pencari dana”. Semakin besar jumlah belanja, maka semakin banyak jumlah dana yang harus diperoleh oleh SKPKD melalui realisasi pendapatan daerah dan atau penerimaan pembiayaan daerah. SKPD sendiri sebagai pemberi usulan anggaran awal memiliki kecenderungan untuk memaksimalkan anggarannya. Niskanen (dalam Blais dan Dion, 1990) menyebut satuan kerja (agency) sebagai budget maximizer, yakni senantiasa berupaya meningkatkan jumlah alokasi sumberdaya untuk memudahkan pelaksanaan fungsifungsinya. Pada kenyataannya, penggelembungan anggaran sering dilakukan oleh SKPD yang mengusulkan RKA-SKPD karena beberapa alasan, seperti kemungkinan besar usulan kebutuhan anggaran yang diajukan akan “dipotong” oleh DPRD pada saat pembahasan rancangan PPAS dan atau rancangan APBD sebelum penetapan Perda tentang APBD, untuk mengantisipasi kenaikan harga, dan untuk pengeluaranpengeluaran di luar anggaran yang harus dilakukan (Abdullah, 2012).
2.5.2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Badan Anggaran (Banggar) dibentuk sebagai alat kelengkapan DPRD. Banggar DPRD terdiri dari beberapa anggota DPRD lintas komisi dan fraksi di DPRD dan diketuai secara ex-officio oleh Ketua DPRD. Dalam pembahasan dKUA, PPAS, dan rancangan Bab II - 10
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Perda tentang APBD, Banggar DPRD mempunyai tugas untuk berkonsultasi dengan komisi-komisi, berdiskusi dengan TAPD, menyampaikan pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah, dan memberi masukan kepada Pimpinan DPRD terkait kebutuhan belanja untuk DPRD yang akan dianggarkan dalam APBD.7 Selain Banggar, di DPRD terdapat komisi sebagai alat kelengkapan DPRD yang memiliki tugas membahas dokumen-dokumen anggaran dengan SKPD terkait. Berbeda dengan Banggar, komisi terbagi ke dalam bidang-bidang yang akan bermitra dengan pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan daerah, penganggaran, dan pengawasan atas pelaksanaan
peraturan
perundang-undangan
dan
kebijakan
pembangunan daerah. Komisi tidak berhubungan langsung dengan TAPD, tetapi dengan mitra kerjanya di pemerintah daerah, yakni SKPD. DPRD adalah lembaga perwakilan yang merepresentasi kepentingan konstituennya, yakni pemilih (voters). Secara normatif, dalam melaksanakan fungsinya dalam pembahasan rancangan anggaran daerah, anggota DPRD akan memprioritaskan program dan kegiatan yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat, terutama di daerah pemilihan tempat dia menjadi wakil rakyat di parlemen. Untuk memberi kewenangan kepada DPRD dalam merevisi usulan anggaran dari pemerintah daerah, di dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.8
2.5.3. Anggota dan Kelompok Masyarakat Anggota dan kelompok masyarakat memiliki peran penting dalam proses perencanaan dan penganggaran, khususnya dalam penyampaian usulan program dan kegiatan yang akan diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan anggaran. Musrenbang untuk penyusunan RKPD merupakan keterlibatan masyarakat secara partisipatif dalam merencanakan apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada tahun anggaran berikutnya. Anggota DPRD seharusnya ikut terlibat dalam Musrenbang sebagai wakil atau mewakili daerah pemilihannya. Warga masyarakat dapat dibagi berdasarkan basis wilayah/geografi, sebagai delegasi berdasarkan kewilayahan dan kelompok berkepentingan (interest groups), asosiasi profesi, sektor swasta, dunia
7 8
Pasal 55 PP No.16/2010 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD Tentang Tata Tertib DPRD. Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003.
Bab II - 11
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
usaha, kelompok peduli anggaran, dan kelompok masyarakat yang melakukan pendidikan anggaran. Anggota dan kelompok masyarakat memiliki preferensi anggaran berupa pencapaian
outcomes yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Umumnya masyarakat tidak faham atau tidak peduli dari mana sumber pendanaan untuk pelaksanaan program/kegiatan yang hasil akhirnya akan mereka terima, namun sering mengkritisi ketidaktransparan dan mencermasi berbagai bentuk pennyimpangan atas penggunaan anggaran. Berbagai lembaga organisasi kemasyarakatan dan LSM (nongovernment organizations/NGO) mencoba menjadi penyambung lidah masyarakat ke pemerintah daerah, sekaligus sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai kebijakan pemerintah daerah kepada masyarakat.
2.5.4. Inspektorat Daerah Inspektorat daerah merupakan SKPD yang melaksanakan fungsi pengawasan internal di pemerintah daerah. Secara kelembagaan, inspektorat daerah bertanggungjawab langsung ke kepala daerah dan melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan APBD dan kebijakan pemerintah daerah lainnya yang diselenggarakan oleh SKPD. Rincan tugas pokok dan fungsi inspektorat daerah datur dalam peraturan kepala daerah. Secara fungsi, inspektorat daerah tidak memiliki preferensi apa-apa terhadap penganggaran, namun memiliki kepentingan terkait pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam hal pengawasan dan pemeriksaan. Hubungan vertikal kepala SKPD inspektorat daerah, disebut inspektur, dengan kepala daerah dan hubungan horizontal dengan SKPD yang lain, sebagai objek pengawasan dan pemeriksaannya, haruslah didasarkan pada aturan main yang ditetapkan oleh daerah, yakni dalam peraturan daerah tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan kepala daerah tentang rincian tugas dan fungsi SKPD inspektorat daerah. Hubungan kepala SKPD inspektorat daerah atau inspektur dengan kepala daerah merupakan bentuk hubungan keagenan (agency
relationship) (Abdullah, 2012b). Masalah keagenan akan muncul ketika inspektorat melaksanakan fungsinya, khususnya dalam hal mengawasi pelaksanaan anggaran daerah.
Bab II - 12
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
2.5.5. Auditor Eksternal UU No.15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara menyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan pemeriksa eksternal (external auditor) yang bersifat independen atau tidak memihak bagi pemerintah daerah. Laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD berupa laporan keuangan terlebih dahulu harus diaudit oleh BPK RI sebelum disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD dan ditetapkan sebagai peraturan daerah tentang laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD. Dengan demikian, temuan-temuan yang dilaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP) oleh BPK RI menjadi indikator untuk menilai sejauh mana pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan berdasarkan sistem pengendalian intern yang ada dan bagaimana kewajaran (tingkat kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan) penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.
2.6. Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal yang mengharuskan pemerintah daerah mengurus sendiri keuangannya berdampak pada penentuan secara mandiri target-target yang ingin dicapai dari setiap perencanaan dan penganggaran oleh setiap SKPD (agency). Proses perencanaan dan penganggaran tersebut melibatkan banyak fihak, yakni pemerintah daerah (di dalamnya ada banyak SKPD), masyarakat, lembaga perwakilan (DPRD), dan stakeholder lainnya. Namun, proses sampai pada penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD beserta rincian alokasi sumberdaya yang akan digunakan tidak selalu sejalan dengan rencana kerja yang telah ditentukan sejak awal. Pada prinsipnya, anggaran yang baik adalah anggaran yang mengakomodir upaya untuk pemenuhan kebutuhan dan atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pada kenyataannya, preferensi dan intervensi dari budget actors selama proses penyusunan anggaran berjalan bisa memberi perbedaan mendasar antara apa yang direncanakan dengan apa yang akan dilaksanakan (alokasi kebutuhan dananya tercantum dalam anggaran). Terkait dengan kewenangan DPRD, Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003 menyatakan bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Kemudian, pasal 55 PP
Bab II - 13
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
No.16/2010 menyatakan bahwa salah satu tugas Badan Anggaran DPRD adalah memberikan
saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah dalam mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling lambat 5 (lima) bulan sebelum ditetapkannya APBD. Dengan demikian, pada fase pembahasan rancangan KUA dan PPAS, yakni lima bulan sebelum ditetapkannya APBD, dan fase pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD, DPRD memiliki ruang dan kewenangan untuk mengubah usulan anggaran yang diajukan oleh pemerintah daerah melalui TAPD. Proses yang merupakan ranah politik anggaran ini sangat berpengaruh terhadap keputusan akhir tentang pengalokasian sumberdaya (Abdullah, 2012). Rencana kerja yang memuat program dan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik dalam RKPD maupun Renja SKPD, bisa saja tidak muncul dalam PPAS dan atau dalam Perda tentang APBD. Penyimpangan nama program, kegiatan, dan anggaran dari rencana kerja merupakan bentuk dari ketidakkonsistenan dan ketidakefektifan proses penyusunan anggaran yang utuh (unified budgeting). Pada praktiknya, Pemerintah telah menerbitkan aturan main tentang mekanisme, kabijakan, dan operasional penyusunan APBD dalam bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri), termasuk pedoman penyusunan APBD yang dikeluarkan setiap tahun. Bagi pemerintah daerah sendiri, Permendagri tersebut menjadi acuan atau contoh dalam menyusun petunjuk teknis yang akan menjadi pegangan bagi seluruh SKPD dalam menyusun dokumendokumen anggaran di SKPD. Efektivitas penganggaran menunjukkan bagaimana proses penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam pedoman penyusunan anggaran. Di pemerintah daerah, pedoman dimaksud dikeluarkan oleh kepala daerah sebagai petunjuk teknis untuk tujuan: a. Menyeragamkan format formulir-formulir yang digunakan. b. Menyamakan pernyataan indikator kinerja dan cara pengukurannya dengan pedoman yang sudah ada. c. Menyesuaikan dengan target kinerja dan pagu anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk setiap satuan kerja (agency). d. Menguraikan rincian belanja (input) berdasarkan analisis standar belanja (ASB) dan satuan harga barang dan jasa yang telah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
Bab II - 14
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
e. Menghindari terjadinya duplikasi nama program dan kegiatan dalam satu SKPD dan antar-SKPD. f. Memudahkan penilaian kelayakan usulan atau RKA-SKPD oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD. Jika efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran diukur perbandingan mulai dari penentuan/rencana sasaran per urusan, target, indikator keluaran dan hasil serta pencapaiannya pada dokumen PPAS, RKA-SKPD, DPA-SKPD, dan hasil pelaksanaannya dalam laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD, maka sinkronisasi dan konsistensi merupakan patokan atau tolok ukur penilaian. Dalam hal keterkaitan antara apa yang direncanakan (dalam RPJMD dan RKPD) dengan apa yang dianggarkan (dalam KUA, PPAS, dan APBD) dan yang dilaksanakan (dalam laporan pertanggungjawaban APBD), maka dilakukan analisis isi (content analysis), sehingga dapat dijelaskan bentuk-bentuk ketidakefektikan dan ketidakkonsistenan yang terjadi antara nama program/kegiatan, indikator kinerja, dan jumlah alokasi (pagu) anggaran pada dokumen-dokumen tersebut. Untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran dapat dilihat dari penentuan capaian indikator program (hasil beberapa kegiatan), yang merupakan ukuran kualitas dari beberapa keluaran/output. Berdasarkan Permendagri No.54/2010, indikator kinerja program dan kegiatan sudah ditentukan sejak penyusunan dokumen RPJMD dan Rentra SKPD. Untuk indikator kegiatan seperti keluaran (output) dan hasil (outcome) yang lebih rinci masingmasing kegiatan kemudian ditentukan dalam Renja SKPD dan PPAS. Suatu program terdiri dari beberapa kegiatan. Sebuah program yang sifatnya lintas sektor dapat dilaksanakan oleh beberapa SKPD, namun memiliki indikator dan target kinerja yang terukur. Ketepatan dan kesesuaian penetapan indikator tersebut merupakan jawaban untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran, sedangkan untuk mengukur efektivitas penggunaan anggaran dilihat dari relaisasi capaian target, keluaran, dan hasil. Penggunaan anggaran dapat diukur jika tingkat capaian hasil terukur, sehingga anggaran tersebut dapat dikatakan bermanfaat untuk masyarakat atau pengguna sebagai kelompok sasaran jika target yang ditetapkan dalam RKPD, KUA, dan PPAS terealisasi pada akhirnya. Sebagai ilustrasi, Yunita Anggarini (2010) menggambarkan hubungan tolok ukur Program dan Kegiatan sebagai berikut:
Bab II - 15
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran PROGRAM/ KEGIATAN Program PAUD
Pembangunan sarana dan prasaran gedung sekolah (TK) Pengadaan meubelair sekolah
Pengembangan kurikulum bahan ajar & model pembelajaran PAUD dg muatan lokal
INDIKATOR PROGRAM Hasil
INDIKATOR KEGIATAN Keluaran
Hasil
Rasio Anak Usia Dini bersekolah dg jml Anak Usia Dini sebesar 1:3 5 unit gedung sekolah baru 1) Rasio jml kelas dibanding anak (TK) dg standar 3 kelas didik sebesar 1:50 untuk setiap sekolah 2) Jumlah anak yang terlayani menjadi 400 orang Meubelair pendidikan 1) Rasio jml kelas dibanding anak untuk unit gedung sekola didik sebesar 1:50 baru (TK) dg standar 3 2) Jumlah anak yang terlayani kelas setiap sekolah menjadi 400 orang Tersusunnya kurikulum Terpenuhinya kurikulum untuk mata pelajaran pokok pelayanan PAUD sebanyak berbasis minat dan bakat 400 orang muatan lokal
Bab II - 16
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
B AB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1. Pendekatan Telaah Dokumen (Desk Review Approach) Pendekatan ini meliputi evaluasi secara bertahap terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran, yaitu RPJMD, RKPD, Renstra SKPA, Renja SKPA, KUA, PPAS, RKA-SKPA, dan DPA-SKPA serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa laporan keuangan Pemerintah Aceh yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Substansi masing-masing dokumen ditelaah untuk melihat sinkronisasi dan konsistensi dalam penentuan indikator kinerja, pagu anggaran, dan capaian realisasiannya. Gambar 3.1. menjelaskan proses ini.
Pengumpulan Data Pengolahan Data
Meminta dokumen perencanaan dan penganggaran dan melaukan telaah terhadap RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja, dan RKA-SKPD.
Dokumen Perencanaan
Penyusunan Laporan • Tabulasi data • menggabungkan data dari PPAS, RKA, dan Realisasi Anggaran • Melakukan Perbandingan antara ketiga sumber data • Rekap kegiatan yang sama diantara SKPD untuk membandingkan Sasaran, Target, Output, dan Outcome.dalam PPAS dan RKA/DPA
PPAS, RKA, & RLA
• Melakukan analisis konsistensi sasaran dan target kegiatan • Melakukan analisis keseuaian penetentuan indikator kinerja • Melakukan analisis perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA • Melakukan analisis keseragaman penetuan indikator terhadap kegiatan yang sama yang kerjakan beberapa SKPD. • Analisis capaian target, kinerja, dan anggaran. • Pengambilan kesimpulan
PPAS, RKA, & RLA
Gambar 3.1. Proses Analisis Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB III - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Kegiatan ini diawali dengan menelusuri setiap program/kegiatan dari DPA-SKPA dan RKA-SKPA hingga RPJMD. Masing-masing kegiatan dalam program dicari kejelasan indikator kinerja, target, output dan outcome dari setiap kegiatan tersebut. Untuk memperoleh informasi tentang proses pengangaran pada semua SKPA Provinsi Aceh, maka dilakukan penelaahn dan evaluasi secara menyeluruh terhadap komponenkomponen/unsur-unsur yang RKA setiap SKPA dibandingkan PPAS. Dengan pendekatan ini sasaran evaluasi adalah tiga komponen utama yaitu: sasaran, target, indikator output, dan indikator outcome serta capaiannya dalam realisasi.
3.1.1. Mobilisasi Tim Konsultan dan Suvei Pendahuluan Untuk pelaksanaan kegiatan survei dibutuhkan sejumlah perangkat kerja seperti hardware, software, brainware (tim peneliti), prosedur, database, dan jaringan komunikasi. Dengan demikian, sebagai langkah awal memulai kegiatan ini perlu dipersiapkan perangkat kerja tersebut yang sesuai dengan kebutuhan dan luasnya lingkup pekerjaan. Tujuan dari kegiatan ini adalah: a. Menciptakan hubungan kerjasama dengan mitra kerja; b. Melakukan koordinasi dengan mitra dan pemberi kerja serta dengan instansi terkait; dan c. Menguji valitidas RKA yang disusun SKPD. Indikator masukan (input) dalam kegiatan ini mencakup: a. RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, dan Renja SKPD; b. Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta Perubahannya; dan c. Peraturan dan Perundang-undangan lainnya. Indikator keluaran (output) dalam kegiatan ini meliputi: a. Tim Peneliti Efektivitas dan Penggunaan Anggaran terbentuk; b. Formulir isian data; dan c. Rencana kerja dan jadwal kegiatan
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut yaitu:
BAB III - 2
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
a) Kunjungan lapangan untuk memperoleh gambaran permasalahan dan lokasi; b) Menguji RKA-SKPD secara menyeluruh dan detail; dan c) Menyiapkan formulir tabulasi data.
3.1.2. Pelaksanaan Penelitian Untuk meyakinkan manfaat dari anggaran yang digunakan SKPD dalam rangkan melakukan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang dimulai dari perencanaan hingga menjadi suatu anggaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah: a) Mengukur efektivitas penyusunan anggaran dan penggunaannya b) Memberikan rekomendasi perbaikan. Indikator Masukan (input) kegiatan ini adalah: a) PPAS, RKA, dan LRA b) Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta Perubahannya. c) Peraturan dan Perundang-undangan lainnya. Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut yaitu: a) Menggabungkan data dalam PPAS, RKA dan Realisasi Anggaran; b) Mengelompokkan kegiatan yang sama yang dilaksanakan pada SKPD berbeda; dan c) Mengukur efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran.
3.2. Langkah-langkah Penelitian Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah: 1.
Mengumpulkan data sekunder berupa kegiatan eksisting Pemerintah Aceh pada tahun 2011 (dapat berupa PPAS, RKA-SKPA atau DPA-SKPA, dan LRA).
2.
Melakukan tabulasi data yang bersumber dari PPAS, RKA-SKPA atau DPASKPA, dan qanun tentang laporan pertanggungjawaban APBA.
3.
Menggabungkan data ke dalam satu file untuk memudahkan anilisis.
4.
Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang kesesuai sasaran, target, output, dan outcome.
BAB III - 3
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
5.
Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang keseragaman penetuan sasaran, target, output, dan outcome.
6.
Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang dijadikan sampel analisis.
7.
Membuat model penujian dengan uji-t (t-test) dua sampel independen
8.
Menyusun laporan akhir.
BAB III - 4
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV 4.1. Analisis Efektifitas Penganggaran Daerah Pendekatan penganggaran berbasis kinerja yang digunakan sebagai bagian dari agenda reformasi pengelolaan keuangan negara dan daerah sejak tahun 2001 telah mengalami perkembangan cukup pesat dalam satu dekade berjalan. Berbagai regulasi dan kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai bagian dari guidance dan road map untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yakni pengelolaan keuangan daerah yang mandiri, transparan dan akuntabel. Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat (pasal 1 UU No.32/2004). Namun demikian, fenomena yang muncul dalam penyusunan anggaran di pemerintah daerah masih dipengaruhi oleh sistem penganggaran tradisional yang bersifat line-item dan incremental. Dalam pendekatan “berimbang dan dinamis” ini, proses penyusunan anggaran daerah semata-mata didasarkan pada ketersediaan dana untuk paket-paket yang telah ditentukan dan memakai rujukan pada besarnya realisasi anggaran tahun-tahun sebelumnya, sehingga kurang responsif terhadap kebutuhan riil masyarakat. Selain itu, kemauan politik masih rendah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas anggaran, yang tercermin dari ketidaklengkapan peraturan perundangundangan di daerah yang menjadi landasan sekaligus pedoman dalam penyusunan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran daerah, serta sulitnya masyarakat informasi keuangan yang sesungguhnya sudah menjadi public goods karena telah ditetapkan sebagai Perda (anggaran, laporan keuangan, dan pengelolaan aset daerah). Dalam pelaksanaannya, pengalokasian sumberdaya dalam anggaran tidak selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Komposisi alokasi anggaran yang outcomes-nya dinikmati oleh publik dan birokrasi tidak tergambar dengan jelas di dalam APBD. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan berupa Musrenbang tidak selalu menjadi acuan dalam penentuan program dan kegiatan yang akan BAB IV - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
diakomodasi dalam APBD dan dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya. Adanya “intervensi” dari SKPD, TAPD, dan DPRD dalam proses penyusunan, pembasahan, dan penetapan APBD menyebabkan pelaskanaan konsep unified budgeting tidak efektif. Pada saat penyusunan anggaran berbagai pertanyaan sering muncul, terutama berkaitan dengan bagaimana membawa kepentingan masyarakat ke dalam perspektif anggaran yang mempunyai outcomes akhir berupa pencapaian tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Untuk itu, bagaimana alokasi yang ideal antara belanja aparatur dan belanja publik, membutuhkan kajian yang lebih rinci dan lebih mendalam. Dengan melihat berbagai permasalahan yang muncul selama ini, masih memungkinkan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas penganggaran, maka disinilah kiranya esensi masyarakat sebagai fungsi control menunjukkan urgensinya demi terwujudnya transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan adanya transparansi dalam penganggaran, kebocoran maupun penyimpangan implementasi kebijakan dapat ditekan, yang dampaknya akan dirasakan berua efisiensi dan efektifitas atas pelaksanaan kebijakan itu sendiri. Efektiviitas kebijakan tercermin dalam efektifitas keuangan yang dituangkan dalam anggaran, yang menunjukkan angka-angka yang wajar dan penentuan sasaran yang tepat, sehingga nilai kegunaan/manfaat sudah tergambar dan terukur dengan jelas sejak awal. Implementasi kebijakan adalah wujud dari mekanisme penganggaran itu sendiri sebagai terjemahan dari kebijakan yang tercantum dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah. Dengan demikian kita dapat ikut memastikan dana yang dianggarkan APBD adalah diperuntukan kepada sasaran yang tepat, efektif, efisien, dan terhindar dari manipulasi terencana (intended misallocation). Berdasarkan
konsep,
efektifitas
pada
dasarnya
berhubungan
dengan
pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Disamping itu, indikator atau ukuran efektifitas adalah kesesuaian antara rencana dengan hasil yang dicapai, atau kesesuaian antara ketentuan perundangundangan yang berlaku dengan kenyataan pelaksanaannya, atau dengan kata lain bahwa
efektif
adalah
padanan
kata
kesamaan
atau
konsistensi
antara
rencana/kebiajakan/aturan dengan hasil yang diinginkan dan/atau dicapai. Kesamaan BAB IV - 2
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
atau kesesuaian atau konsistensi dimaksud mencakup faktor waktu, prosedur, metode, dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan mencapai efektifitas, dalam proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan yang diharapkan dalam suatu kegiatan. Untuk menjawab persoalan efektifitas penganggaran pada SKPD Provinsi Aceh dapat dibuktikan melalui uji konsistensi prosedur dan tahap-tahap penyusunan anggaran yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran perangkat kerja daerah. Proses penyusunan anggaran dapat dikatakan efektif jika hasil dari proses tersebut (RKASKPD) telah sesuai dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku, salah satunya berdasarkan pasal 100 Permendagri No.13/2006, yang mengisyaratkan perlunya telaahan tingkat kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA dan PPAS, serta adanya sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD. Untuk pengujian ini dilakukan beberapa langkah berikut:
4.2. 1. Konsistensi Penentuan Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKASKPD Sasaran kegiatan merupakan wujud dari capaian tujuan kegiatan itu sendiri. PPAS dan RKA merupakan dokumen yang menghubungkan antara perencanaan dengan penganggaran di pemerintahan daerah. Kedua dokumen tersebut akan digunakan untuk mengukur efisiensi, efektifitas, ekonomisnya suatu program dan kegiatan yang direncanakan akan dilaskanakan pada tahun anggaran berikutnya. Efektifitas penyusunan anggaran dapat dijelaskan dalam dokumen ini, terutama dalam hal kesesuaian antara sasaran kegiatan yang akan dicapai dengan inputs yang dibutuhkan. Sasaran adalah calon penerima manfaat dari anggaran. Jika sasaran tidak dinyatakan dengan tepat dalam PPAS dan RKA-SKPD, maka penggunaan anggaran dan pelaksanaan anggaran kemungkinan tidak tepat sasaran dan manfaat anggaran tidak tercapai, sehingga dengan sendirinya efektifitas anggaran tidak tercapai dan terukur dengan baik. Oleh karena itu, jika anggaran yang disusun dengan peruntukan yang tidak tepat sasaran, maka penyusunan anggaran tersebut dapat dikatakan tidak efektif. Kondisi tidak efektifnya proses penyusunan anggaran selama ini berdasarkan jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.1. sampai Tabel 4.4., yang memuat informasi BAB IV - 3
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
tentang konsistensi sasaran kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD beberapa SKPD berikut ini. Tabel 4.1. Konsistensi Sasaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD Badan Investasi Dan Promosi Berdasarkan PPAS Nama Kegiatan
Penyediaan Jasa Surat Menyurat Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik Penydiaan jasa kebersihan kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor
Sasaran Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor
Berdasarkan RKA-SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp)
Sasaran
Alokasi Anggaran (Rp)
75.000.000
Tidak Ada Data
59.417.295
273.780.000
Tidak Ada Data
330.780.000
97.369.200
Tidak Ada Data
94.969.200
73.000.000
Tidak Ada Data
77.350.010
176.250.000
Tidak Ada Data
105.000.000
Penyediaanbarang cetakan dan penggandaan
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
Penyediaan komponen instansi listrik/penerangan bangunan kantor
Kualitas pelayanan penerangan kantor
10.000.000
Tidak Ada Data
10.000.000
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Kelancaran aktifitas kantor
95.000.000
Tidak Ada Data
228.670.000
Terpenuhinya informasi yang akurat
10.000.000
Tidak Ada Data
18.880.000
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
63.000.000
Tidak Ada Data
41.632.000
Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
279.500.000
Tidak Ada Data
265.720.000
Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
Kelancaran Operasional Kantor
72.750.000
Tidak Ada Data
72.750.000
Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
Tidak ada data
0
Tidak Ada Data
38.872.960
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan makanan & minuman
BAB IV - 4
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa ada beberapa kegiatan dalam PPAS pada Badan Investasi dan Promosi yang memiliki pernyataan sasaran yang tidak tepat, yaitu kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Peyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, Penyediaan Alat Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, dan Penyediaan Komponen Instansi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. Sasaran yang ditetapkan adalah peningkatan kualitas pelayanan administrasi kantor. Pernyataan sasaran seperti ini tidak tepat karena yang seharusnya dicantumkan sebagai sasaran adalah para pihak yang akan menerima hasil (outcomes) atau manfaat (benefits) dari kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD tidak diisi. Hal ini menyebabkan anggaran untuk masing-masing kegiatan tidak memiliki target kinerja dan penerima hasil dan manfaat yang jelas. Pada Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sasaran dalam RKA-SKPD Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan sudah dinyatakan dengan jelas, namun tidak tepat. Hal ini disebabkan pada pernyataan sasaran tidak disebutkannya siapa saja yang akan menerima manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut. Pernyataan sasaran dalam PPAS tidak konsisten atau berbeda dengan yang dinyatakan dalam RKA-SKPD. Sebagai
contoh
adalah
kegiatan
Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/Operasional. Pernyataan sasaran untuk kegiatan ini di dalam PPAS adalah terpeliharanya kendaraan dinas kantor dan dalam RKA-SKPD adalah pelayanan sarana dan prasarana kantor. Contoh lain adalah kegiatan Fasilitas Penyesuaian Perselisihan Partai Politik. Pernyataan sasaran dalam PPAS adalah terciptanya hubungan yang harmonis dan pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD adalah pimpinan parpol/parlok. Pada kegiatan pertama, pernyataan sasaran antara PPAS dan RKA-SKPD tidak mencerminkan siapa yang akan menikmati outcomes atau benefits dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan pada kegiatan kedua, pernyataan sasaran antara PPAS dan RKA-SKPD tidak konsisten, meskipun pada sasaran di RKA-SKPD sudah dinyatakan siapa yang akan menerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut nantinya.
BAB IV - 5
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.2. Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Berdasarkan PPAS Nama Kegiatan
Sasaran
Berdasarkan RKA-SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp)
Sasaran
Alokasi Anggaran (Rp)
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Tercapainya persentase ratarata surat yang gagal tersampaikan
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Terlayani kebutuhan administrasi kantor
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Terlayani kebutuhan logistik kantor
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Meningkatnya pelayanan Adm Keuangan
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Terlayani kebersihan kantor
66.926.200
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Terlayani kebutuhan administrasi kantor
23.228.864
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan
Terlayani kebutuhan informasi dan peraturan-peraturan
Penyediaan makanan dan minuman
Terlayani kebutuhan Administrasi kantor
104.200.000
Pelayanan Administrasi Perkantoran
41.350.000
Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Terlayani kebutuhan administasi kantor
400.000.000
Aparatur Pemerintah
569.400.000
Pembangunan gedung kantor
Terciptanya kenyamanan kantor
100.000.000
-
553.856.000
Pengadaan peralatan gedung kantor
Terlayani kebutuhan administrasi kantor
25.000.000
Pelayanan perkantoran
380.658.000
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Terpeliharanya kendaraan dinas kantor
65.000.000
Pelayanan Sarana dan Prasarana Kantor
42.250.000
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Terpeliharanya peralatan gedung kantor
32.425.000
Aparatur Pemerintah
60.944.000
Pendidikan dan pelatihan normal
Meningkatnya profesionalisme dan sumber daya aparatur
15.000.000
Aparatur
10.700.000
Fasilitas penyesuaian perselisihan partai politik
Terciptanya hubungan yang harmonis
100.000.000
Pimpinan Parpol/parlok
Sosialisasi kebijakan politik pemerintah aceh
Terpantaunya infra struktur politik daerah
100.000.000
Komponen Aparatur
8.655.000
175.830.792 2.300.000 628.240.000
9.036.000
Pelayanan Adm surat menyurat Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Adm Perkantoran Pelayanan Administrasi Keuangan Pelayanan kebersihan Perkantoran Pelayanan Administrasi Perkantoran Koran, Majalah dan Undang-undang
23.655.000
165.000.000 1.200.000 551.960.000
97.779.600
25.924.274
9.036.000
107.400.000 92.680.000
BAB IV - 6
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Nyaris sama dengan substansi Tabel 4.2., Tabel 4.3. menyajikan informasi tentang sasaran kegiatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Aceh yang menunjukkan ketidakkonsistenan antara dokumen PPAS dengan RKA-SKPD. Pernyataan sasaran dalam PPAS sama sekali tidak menunjukkan siapa yang akan menikmati outcomes dari pelaksanaan kegiatan, sedangkan dalam pernyataan sasaran pada RKA-SKPD sebagai menyebutkan fihak penerima manfaat. Misalnya untuk kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan. Sasaran dalam PPAS adalah kelancaran pekerjaan dinas kantor dan sasaran dalam RKA-SKPD adalah aparatur dan masyarakat. Pernyataan sasaran untuk sasaran di RKA-SKPD sudah tepat, meskipun kurang rinci atau tidak fokus. Namun, pernyataan sasaran pada PPAS sama sekali tidak menggambarkan siapa yang akan menerima manfaat dari pelaskanaan kegiatan ini. Contoh lain adalah kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, yang menyebutkan sasaran dalam PPAS berupa kelancaran pekerjaan dinas kantor dan pernyataan sasaran untuk RKA-SKPD berupa ketersediaan kebutuhan kantor. Kedua penyataan sasaran ini tidak tepat karena sama sekali tidak menggambarkan siapa yang akan menerima manfaat dari pelaskanaan kegiatan ini, kecuali hanya menyebutkan bentuk outcome dari pelaksanaan kegiatan.
BAB IV - 7
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.3. Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD Dinas Kesehatan Berdasarkan PPAS Nama Kegiatan
Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa administrasi keuangan Peyediaan jasa kebersihan kantor Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan bahan logistik kantor Penyediaan makanan dan minuman Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pendidikan dan pelatihan formal Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Revitalisasi sistem kesehatan Peningkatan kesehatan masyarakat Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Sasaran Kelancaran Pekerjaan Dinas/Kantor Kelancaran pekerjaan Dinas perkantoran Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
Berdasarkan RKA-SKPD Plafon Anggaran Sementara (Rp) 28.980.000
1.062.680.000 2.589.700.000
Sasaran
Dinkes Aceh dan UPTD Operasional Dinkes dan UPTD nya Aparatur dan masyarakat Kenyamanan kerja bagi semua pegawai Dinkes dan UPTD
Alokasi Anggaran (Rp) 28.980.000 1.097.000.000 2.140.320.000
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
1.800.000.000
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
177.068.000
Pelaksana administrasi Dinkes dan UPTD
177.068.000
100.000.000
Ketersediaan kebutuhan kantor
100.000.000
Terpeliharanya sarana dan prasaran
42.000.000
Kelancaran pelaksanaan tugas petugas
42.000.000
Kelancaran pekerjaan dinas dan kantor Peningkatan Pengetahuan dan Informasi
50.000.000 21.000.000
Kelancaran Pekerjaan Dinas dan Kantor
2.000.826.597
Kelancaran Pekerjaan Dinas dan Kantor Tersedianya sarana gedung kantor yg memadai Meningkatnya sumber daya manusia Tersedianya peraturan perundang-undangan yang berlaku Tersedianya obat di 23 kab/kota Sarana farmasi yang memenuhi syarat Terlaksananya sistem pelayanan di RS & Pusk Terlaksananya peningk. kapasitas tenaga kes.
36.000.000
Pertemuan jejaring masalah kes. dimasyarakat Bayi, Balita, Bumil KEK serta Tenaga Gizi Kab/Kota dan Puskesmas
50.000.000 1.386.908.000 50.000.000 500.000.000 65.000.000
Peningkatan kinerja pegawai Dinkes dan UPTD nya Semua pegawai Dinkes dan UPTD Masyarakat Petugas jaga malam dinas kesehatan dan UPTD Aparatur dan masyarakat Peningkatan SDM kesehatan Pegawai Negeri Sipil Masyarakat Sarana Kesehatan
1.348.860.600
224.144.700 21.000.000 2.159.836.297
77.760.000 117.000.000 1.386.908.000 46.820.000 492.575.000 58.800.000
300.000.000
Petugas Puskesmas
269.215.000
400.000.000
Masyarakat
360.254.000
300.000.000
Petugas dan kesehatan jiwa masyarakat
271.152.500
730.000.000
Masyarakat
150.000.000
BAB IV - 8
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.4. Konsistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD RSU Zainal Abidin Berdasarkan PPAS Nama Kegiatan
Penyediaan jasa administrasi keuangan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Rapat Koordinasi teknis (Rakornis)
Berdasarkan RKA
Karyawan
Plafon Anggaran Sementara (Rp) 9.089.975.577
Karyawan
4.423.000.000
Karyawan
349.700.000
Karyawan
297.100.000
Sasaran
Karyawan & Masyarakat Pasien, masyaakat & karyawan Pasien, masyarakat & karyawan Karyawan & Pasien
4.827.059.520 110.500.000 657.500.000 65.629.600
Alokasi Anggaran (Rp)
Sasaran
Karyawan dan 5.194.558.382 Masyarakat Masyarakat Rumah 130.500.000 Sakit Karyawan, Pasien dan 293.100.000 Masyarakat Karyawan dan Pasien 62.229.600
Tabel 4.4. yang menyajikan informasi tentang pernyataan sasaran kegiatan antara PPAS dengan RKA-SKPD pada RSU Zainal Abidin menunjukkan adanya konsistensi antara penyataan sasaran dalam dokumen PPAS dan RKA-SKPD. Sasaran atau fihak yang akan menerima manfaat dari outcomes kegiatan sudah disebutkan, yakni karyawan dan/atau pasien. Hal ini akan memudahkan dalam hal pengevaluasian pelaksanaan kegiatan dan penilaian capaian kinerja nantinya, serta penyusunan RKASKPD selanjutnya. Tabel 4.5. menyajikan informasi tentang sasaran kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Pernyataan sasaran dalam PPAS sama sekali tidak tepat, sementara dalam RKA-SKPD sudah tepat. Dengan demikian, belum ada konsistensi dalam penentuan sasaran kegiatan. Tabel 4.5. Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD Dinas Pendidikan Berdasarkan PPAS Nama Kegiatan
Penyediaan Jasa Surat Menyurat Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Sasaran Kelancaran Pekerjaan Dinas/Kantor Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor Tersedianya Penerangan Listrik Tersedianya Perlengkapan kantor
Plafon Anggaran Sementara (Rp) 65.000.000 465.000.000 215.000.000 840.000.000
Berdasarkan RKA-SKPD Sasaran Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD Sekretariat dan Bidang-bidang Sekretarian dan Bidang-bidang Dinas dan UPTD Tekkomdik
Alokasi Anggaran (Rp) 25.000.000 395.014.000 26.052.200 1.620.562.000
BAB IV - 9
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran Pendidikan dan pelatihan formal Pembinaan mental dan fisik aparatur Peningkatan kualitas pelayanan publik Pembangunan gedung sekolah
Pembangunan gedung sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
Terlaksananya Jenjang pendidikan terlatihnya aparatur Tersedianya kualitas pelayanan publik Tersedianya Gedung Tempat Proses Belajar Mengajar Anak Usia Dini Tersedianya Gedung Tempat Proses Belajar Mengajar SD/SMP Tersedianya Rumah dinas Guru SD/SMP
452.700.000
Aparatur
454.320.000
681.700.000
Aparatur
38.400.000
516.200.000
Aparatur
1.888.640.000
2.000.000.000
TK dan PAUD
19.153.796.000
2.500.000.000
Kab/Kota
17.106.434.000
Guru dan Pengawas Asrama
10.989.783.284
200.000.000
4.2. 2. Tingkat Kesesuaian Penentuan Indikator Kinerja Kegiatan Indikator kegiatan merupakan ukuran kinerja yang akan dievaluasi ketika selesainya suatu kegiatan.Untuk dapat dilakukan evaluasi maka indikator harus terukur dan sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil telaah terhadap dokumen PPAS, RKA-SKPD, dan Laporan Realisasi Anggaran ditemukan banyak ketidaksesuaian dalam hal penentuan indikator kinerja kegiatan oleh SKPD. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.6. Indikator kegiatan seharusnya mampu menjelaskan keberhasilan sebuah program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu contoh adalah pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang ada pada RKA-SKPD Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan: Kegiatan
Sasaran
Target
Indikator Output
Indikator Outcome
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundangundangan (nomor 2 dalam tabel)
PNS
1 tahun
Ketersediaan tenaga penyidik dan akuntabilitas 3 orang
Meningkatnya kedisiplinan dan akuntabilitas 3 orang
Pendidikan dan pelatihan formal (nomor 91 dalam tabel)
Aparatur
1 paket
Tersedianya bimtek aparatur dan honorarium tim peningkatan mutu pendidikan Aceh 31 orang
Meningkatnya kualitas aparatur dan mutu pendidikan Aceh 20 orang
Sasaran kegiatan sudah tepat, namun targetnya seharusnya langsung disebutkan jumlah yang akan dibimbing atau dilatih. Untuk indikator output seharusnya disesuaikan dengan target misalnya: 31 orang peserta dengan nilai postest rata-rata 60, sedangkan outcome merupakan kualitas dari keluaran yaitu persetase atau perbandingan BAB IV - 10
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
antara jumlah yang dilatih dengan PNS/aparatur yang mampu mengimplementasikan peraturan dari total aparatur dalam kantor tersebut. Indikator outcome (hasil) adalah jawaban dari program yang berkaitan langsung dengan RKPD dan akhir dihubungkan dengan RPJMD, sehingga dapat ditarik suatu benang merah mulai dari RPJMD, RKPD, Renja, KUA/PPA, dan RKA. Pada prinsipnya setiap kegiatan itu berkesinambungan, jika tahun ini dilatih PNS 31 orang, berarti masih ada sisa untuk tahun depan hingga 5 tahun, sehingga semua PNS telah dilatih dalam jangka waktu sebagaimana dituangkan dalam RPJMD, demikian juga dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai sebuah program dalam setiap tahunnya dilakukan penyesuai-penyesuain dari sisi harga dan kuantitas yang mempengaruhi kegiatan tahunan dalam rangka pencapaian tujuan program. Contoh lain adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang menurut RKA Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebagai berikut: Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor (nomor 188 dalam tabel 4.6)
Sasaran Sekretariat dan Bidang-bidang
Target 1 tahun
Indikator Output Tersedianya jasa kebersihan kantor 12 bulan
Penyediaan jasa surat menyurat (nomor 202 dalam tabel 4.6)
Pegawai Disbudpar +UPTD
1 tahun
Tersedianya jasa surat menyurat 1 tahun
Indikator Outcome Terciptanya kebersihan, keindahan dan kenyamanan kantor 12 bulan Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100%
Pelayanan Surat Menyurat (nomor 203 dalam tabel 4.6)
Pelayanan Surat Menyurat
12 bulan
Jumlah Surat Selama 1 Tahun 50.000 lembar
Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat 100%
Target kegiatan untuk kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor seharusnya disebutkan jumlah karyawan penerima manfaat, keluarannya adalah luas (m2) yg dibersihkan dan jumlah pelanggan (karyawan/tamu/masy) yg dilayani. Outcome adalah kualitas dari kebersihan (% karyawan yang menilai: bersih atau kurang bersih). Untuk Penyediaan jasa surat menyurat harus jelas keluarannya (Output) adalah jumlah surat yang terkirim. Untuk Indikator Outcome harus mampu diprediksi berapa persen (%) rata-rata yang terkirim dan berapa persen yang gagal dari rata-rata seharusnya terkirim.
BAB IV - 11
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6 Tingkat Kesesuaian Penetuan Indikator Kinerja Kegiatan Target Kinerja dalam RKA
No
SKPD
Program
Kegiatan
Sasaran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengelolaan keragaman budaya
Audisi paduan suara Gita Bahana Nusantara
Generasi muda/pelajar dan seniman seAceh
2
Dinas Kesehatan
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Pegawai Negeri Sipil
3
Dinas Kesehatan
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1
4 5 6
7
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Pengembangan kemitraan
Target
Indikator Output (keluaran) Kualitas paduan suara teruji/pemahaman notasi not angka/balok/lagu-lagu perjuangan 100% Ketersediaan tenaga penyidik dan akuntabilitas 3 orang
1 TH
Semua Rumah Sakit Milik Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan pemerintah/Swasta terutama RS Umum 23 kesehatan Kab/kota dan RS Bersalin Fasilitas pembentukan forum komunikasi antar Kelompok sadar wisata dan masyarakat pelaku industri pariwisata dan budaya sekitar objek wisata
Program Pendidikan Politik Masyarakat Fasilitas penyesuaian perselisihan partai politik
Pimpinan Parpol/parlok
9
10
Pengelolaan keragaman budaya
Festival seni dan pagelaran budaya
Seniman dan masyarakat
Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Identifikasi perambahan kawasan hutan dan potensi pengembangan hutan
Kawasan hutan produksi, lindung dan budidaya
11
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/PMA
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Lomba kompetensi siswa (LKS) dan OSN siswa SMA Provinsi NAD
12
Dinas Kesehatan
13
Dinas Kesehatan
14
Dinas Kesehatan
15 16 17 18 19 20 21
Dinas Kesehatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
24
Dinas Pendidikan
25
Dinas Pendidikan
136.700.000 46.820.000 180.455.000
Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan arti pariwisata 100%
Terciptanya masyarakat yang sadar wisata 100%
181.594.000
Kemandirian partai 80%
Menurunnya konflik internal Parpol 60%
107.400.000
60%
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Generasi muda/pelajar Aceh tampil di istana negara 100% Meningkatnya kedisiplinan dan akuntabilitas 3 orang
Alokasi Anggaran (Rp)
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat 8 Terpilihnya pelaksana rumah sakit sayang ibu RSU dan bayi 100%
Festival seni dan pagelaran budaya 100% Terwujudnya kepastian letak batas kawasan hutan di lapangan 2 Kab
8
Indikator Outcome (Hasil)
Program Pendidikan Politik Masyarakat Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Siswa 1 Paket
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Sarana Kesehatan Dasar
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Sekolah dan rumah tangga yang melakukan PHBS Semua Puskesmas/Pustu tenaga teladan terpilih
23 Kab/kota
Pengelolaan keragaman budaya Pengembangan nilai budaya Pengembangan nilai budaya Pengelolaan keragaman budaya Pengembangan kemitraan Pengembangan destinasi pariwisata Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
-
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Sarana Kesehatan
Monitoring, evaluasi dan pelaporan Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Pagelaran budaya daerah pada event dalam dan Masyarakat dan tokoh perempuan luar negeri Pagelaran dan pameran seni temu taman budaya Seniman dan masyarakat se-Indonesia Pagelaran, pameran seni se-Sumatera (PPSI) Partisipasi museum Aceh di luar dan dalam daerah Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan lembaga/dunia usaha Pelatihan guru bahasa Inggris bagi calon guru SD/MI se-Provinsi Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Para seniman dan masyarakat Masyarakat dalam dan luar daerah Pelaku usaha wisata Lembaga/dunia usaha pariwisata Guru Kepala Sekolah dan Guru SMP
Rapat kerjasama PM,Cetak buku perkembangan PM, Singkronisasi kegiatan dengan PDKPM , data Evaluasi & updating data ke kab/kota dan koordinasi & PMA/PMDN yang uptodate 100% 1 konsultasi ke luar daerah, 1kt; 100 bh; 15 ot dan 12 ot Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di Siswa berprestasi dalam kegiatan LKS dan OSN 28 kalangan siswa jenjang pendidikan menengah Kegiatan 90% Terevaluasi dan terdokumentasi pelaksanaan tahapan Berjalan tahapan Pemilu 2009 secara Luber pemilu 23 Kab/Kota dan Jurdil 23 Kab/Kota
Partai Politik dan Instansi Pemerintahan 23 Kab/Kota 23 Kab/kota 23 Kab/kota
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Peningkatan mutu kesenian di masyarakat 100% Teridentifikasinya lokasi perambahan kawasan hutan. 20 lokasi, 10 Kab/kota Terpasangnya titik kontrol batas kawasan 5 kab/kota
1 Paket 1 Paket
Laporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ dan Terselenggaranya rapat evaluasi 3 pkt, 1 pkt Tersedianya data dan informasi kesehatan di 23 Kab/Kota 100% Terlaksananya program-program prioritas di sarana kesehatan 100%
Tersusunnya laporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ 1pkt Meningkatnya kwalitas data dan informasi kesehatan 100% Terlaksananya monev dan penyusunan pelaporan yang tepat awaktu 90% Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Peningkatan masyarakat hidup bersih dan sehat 100% 100% Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Terpilihnya tenaga kesehatan teladan 50% Puskesmas 50% Terlaksananya kegiatan pagelaran adat dan budaya 1 Peningkatan pagelaran adat dan budaya Keg dalam dan luar negeri 1005 Terlaksananya pagelaran, dan pameran seni temu Peningkatan mutu kesenian 100% taman budaya se Indonesia 100% Terlaksananya pagelaran, pameran seni se-Sumatera Peningkatan mutu kesenian 100% (PPSS) 100% Terlaksananya kegiatan pameran museum di luar dan Peningkatan kunjungan masyarakat dari luar dalam daerah 5 Keg dan dalam daerah ke museum 100% Terlaksananya koordinasi antara pelaku usaha wisata Meningkatnya kinerja pelaku usaha wisata 100% 100% Terlaksananya koordinasi lembaga/dunia usaha Meningkatnya kinerja lembaga/dunia usaha pariwisata 100% pariwisata 100% Terlatihnya guru SD/MI dalam pengajaran bahasa Meningkatnya mutu proses belajar mengajar inggris 90 orang 100% Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dan Kepala sekolah dan guru yang terlatih 1720 orang guru dalam bidang TIK 1720 Guru
BAB IV - 12
98.920.000
1.850.000.000
189.003.200
5.367.249.500
119.600.000 750.000.000 58.800.000 135.720.000 135.730.000 181.005.000 746.240.000 82.700.000 91.700.000 185.660.000 91.457.000 186.660.000 234.420.000 1.212.305.120
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan Target Kinerja dalam RKA
No 26
SKPD
Program
Kegiatan
Sasaran
Target 1 Paket
Dinas Pendidikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pendidikan menengah
Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
Guru
Pengembangan pemasaran pariwisata
Pelatihan pemandu wisata terpadu
Pemandu wisata di Aceh
28
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Pelatihan penyusunan kurikulum
Kepala sekolah dan guru
1 Paket
29
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan nilai budaya
Pelatihan upacara adat
Masyarakat
30
Dinas Kesehatan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka termasuk naskah kuno
1 Paket 23 Kab/kota
27
31 32 33
34 35
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Pengelolaan kekayaan budaya Program Perencanaan dan Pengembangan Hutan
Pemantapan dan pengendalian kawasan hutan
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Pemantapan ideologi dan bela negara
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan gedung kantor
Penanggulangan Penyakit Menular Naskah kuno koleksi museum Batas Kawasan Hutan
Indikator Output (keluaran)
Indikator Outcome (Hasil)
Guru-guru yang terlatih ITC 1819 orang Meningkatnya manajemen pelayanan pemandu wisata 1 keg Penguasaan KTSP bagi guru SMA/MA/SMK 100 orang
Penguasaan ICT bagi guru 1819 orang Tersedia pemandu wisata yang kompeten dan profesional 33 orang Kemampuan guru memahami KTSP 100 orang
Terlaksananya kegiatan pelatihan upacara adat 1 keg Adanya adat istiadat Aceh 100% Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 100% Peningkatan kualitas fisik dan isi naskah kuno koleksi Meningkatnya umur naskah kuno koleksi museum 500 naskah museum 100% Pemasangan PAL Batas Kawasan Hutan 122.742,99 Terpasangnya PAL Batas Kawasan Hutan 15% Ha Tercegah dan terkendalinya penyakit menular 100%
Aparatur, komponen masyarakat
Terlaksananya pemantapan idiologi dan bela negara 60% bagi generasi muda 48 orang
Terciptanya rasa nasionalisme kehidupan kebangsaan dan bernegara 60%
-
Bangunan tempat parkir, Pos Jaga Satpam, Paving 60% Blok dan Gudang Penyimpanan Kantor 100%
Tersedianya sarana dan prasarana kantor 70%
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan gedung kantor
Pembangunan gedung kantor
4 Unit
Tersedianya gedung kantor 1 unit
Lancarnya kegiatan kantor 100%
Pembangunan gedung sekolah
TK dan PAUD
1 unit
Tersedianya gedung sekolah bagi siswa TK 65 Sekolah
1 Paket
Tersedianya unit sekolah baru 41 Sekolah
1 Paket
Tersedianya unit sekolah baru dan PPMG 8 sekolah dan 1 PPMG
Meningkatnya daya tampung anak usia dini pada lembaga TK 90% Meningkatnya mutu proses belajar mengajar 90% Meningkatnya mutu proses belajar mengajar 90%
Alokasi Anggaran (Rp) 1.945.890.378 96.850.000 1.327.425.000 364.066.000 182.750.000 75.000.000 1.800.000.000 91.220.000
553.856.000 1.397.100.000
36
Dinas Pendidikan
Pendidikan anak usia dini
37
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pembangunan gedung sekolah
Kab/Kota
38
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Pembangunan gedung sekolah
Sekolah dan PPMG
39
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pembangunan Kebun Kakao Rakyat
Kebun Rakyat Miskin yang memiliki potensi untuk pengembangan tanaman kakao
Terbangunnya Kebun Kakao Rakyat dan Jalan Usaha Berkembangnya Areal Perkebunan Kakao dan Tani1.383 Ha; 15,7 Km jalan Usaha Tani Rakyat 1.383 Ha; 15,7 Km
23.256.671.945
40
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pembangunan Kebun Karet Rakyat
Masyarakat
Berkembangnya Karet Rakyat 100%
22.702.555.000
41
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pembangunan kebun kelapa sawit
Masyarakat Miskin
Kebun Kelapa Sawit 14 Kab/Kota 8.950 Ha
Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum Siswa sekolah
1 Paket
Tersedianya laboratorium 32 unit
Pembangunan pagar sekolah
Sekolah
1 Paket
Tersedianya pagar sekolah 233 Sekolah
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
Guru, penjaga sekolah dan pengawas asrama
Tersedianya rumah Dinas/Mess guru sekolah 1 Rumah/Mess Dinas Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 47 1 Paket Unit Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 24 Unit Adanya Satlinmas untuk menjaga Ketertiban dilingkungan Masyarakat dalam Penyelenggaraan 60% Pemilukada 120 orang Tersedianya data PWS Gizi dan PSG Kadarzi dan Gizi Balita 100% Terlaksananya pembinaan/pelatihan atlet balap 1 pkt sepeda 1 keg
42
Dinas Pendidikan
43
Dinas Pendidikan
44
Dinas Pendidikan
Pendidikan anak usia dini
45
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
46
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
47
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan
48
Dinas Kesehatan
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
49
Dinas Pemuda dan Olahraga
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
50
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengelolaan keragaman budaya
51
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Pembinaan dan pengendalian industri dan Daya Hutan peredaran hasil hutan
Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat
Guru dan Pengawas Asrama Guru dan penjaga Asrama Bayi, Balita dan Bumil KEK serta Tenaga Gizi Kab dan Puskesmas -
Pembinaan dan evaluasi sanggar-sanggar Seniman dan kelompok seni/sanggar kesenian, pagelaran dan festival tingkat nasional Kab/Kota Industri Hasil Hutan
Meningkatnya Pendapatan Petani 100% Tersedianya Kebun Kelapa Sawit Masyarakat Miskin dan Tersedianya Lapangan Kerja 11.560 Ha Meningkatnya mutu proses belajar mengajar 90% Terciptanya keamanan dan kenyamanan sekolah 100%
17.106.434.000 12.481.474.000
51.089.759.808 7.633.390.200 39.207.929.305
Meningkatnya mutu belajar siswa 90%
206.208.000
Meningkatnya mutu belajar siswa 90%
10.989.783.284
Meningkatnya mutu belajar siswa 90%
14.336.836.000
Meningkatnya ketentraman dan Ketertiban dilingkungan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilukada 65% Peningkatan status gizi masyarakat dan peningkatan gizi di Puskesmas 100% Terlaksananya pembinaan atlet berprestasi 85% Meningkatnya kualitas materi Meningkatkan kreatifitas dan kualitas pagelaran pagelaran/pertunjukan sanggar seni dan kesenian yang lebih baik dan bermutu 100% seniman 100% Terkendalinya perederan hasil hutan dan Monitoring dan pembinaan tatausaha peredaran hasil dapat meminimalisir illegal Trade di tujuh hutan 100% kab/kota 7 Kab/kota
BAB IV - 13
19.153.796.000
115.295.000 681.229.025 305.600.000 134.200.000
137.845.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan Target Kinerja dalam RKA SKPD
No
Program
52
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
53
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
54
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Kegiatan Pembinaan dan peningkatan kapasitas siswa SMA/MA berwawasan keunggulan Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar
Dinas Pendidikan
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
56
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
57
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Perlindungan dan Konservasi Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan Sumber Daya Hutan hutan/operasi illegal logging
58
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan
59
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
60
RSU-ZA
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
61
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
62
Dinas Pemuda dan Olahraga
63
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
64
Dinas Kesehatan
65
Dinas Pemuda dan Olahraga
66
Dinas Pendidikan
67
RSU-ZA
55
68 69 70
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan
71
Dinas Kesehatan
72
Dinas Pemuda dan Olahraga
73
Dinas Pendidikan
74
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Pengelolaan kekayaan budaya Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembinaan mental dan fisik aparatur Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
Pembuatan master plan pengembangan kawasan wisata Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Pemeliharaan dan rahabilitasi sarana/prasarana taman ratu safiatuddin Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
Sasaran
Terlaksananya Kelas Akselerasi
Target
1 Paket
Siswa 1 Paket
Indikator Output (keluaran)
Indikator Outcome (Hasil)
Terselenggaranya PBM yang bermutu tinggi bagi anak cerdas 10 kelas Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 1 Kegiatan
Meningkatnya mutu layanan pendidikan menengah 100% Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di kalangan siswa jenjang pendidikan menengah 90%
Kepala SD/SMP/SMA dan guru yang menguasai MBS Meningkatnya mutu manajemen sekolah dan dan manajemen gugus 126 orang MGMP bidang studi 90%
Kepala Sekolah dan Guru bidang studi
Alokasi Anggaran (Rp) 750.000.000 27.000.000
1.070.400.000
1 Paket Aparatur Siswa
Tersedianya honor instruktur senam dan pemdina 1 kegiatan satpam 12 bulan Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 17 1 Paket Paket Terlaksananya operasi pengamanan hutan dan illegal loggingpengamanan hutan 100%, 2 unit
Meningkatnya kebugaran/kesehatan aparatur dan kualitas satpam Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di kalangan siswa jenjang pendidikan dasar 90%
Tertangani kasus-kasus gangguan terhadap hutan23 Kab/kota Terlindungnya lahan kritis pada DAS prioritas Terbangunnya tanaman hutan pada DAS prioritas dan dan terciptanya lingkungan yang hijau 7 Kab, tersedianya bibit tanaman kehutanan 7 Kab, 100% 100% Tersedianya Ripda Aceh, DED, Terlaksananya perencanaan, pengembangan Stakehollder kebudayaan dan pariwisata penyempurnaan situs dan monumen kebudayaan dan pariwisata Aceh 4 Keg tsunami100% Tersedianya biaya untuk pemeliharaan sarana dan Sarana dan prasarana RS terpelihara dengan Karyawan, Pasien dan Masyarakat 0,75 prasarana RS 100% baik 100% Terpelihara dan terawatnya taman ratu safiatuddin Terlaksananya pemelihara dan perawatan 75% taman ratu safiatuddin 100% Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran Terpelihara peralatan kantor 1 set 1 Tahun olahraga 131 karyawan Terpeliharanya Bangunan Gedung Kantor Aparatur Bahan Pemeliharaan Gedung Kantor 1 paket 1 Tahun 100% Tersedianya kebutuhan ruang kerja yang memadai Petugas dan masyarakat Peningkatan kualitas kerja 90% 1 TH 100% Terpeliharanya bangunan gedung kantor Pemeliharaan gedung kantor 1 paket 1 Tahun tempat kerja 1 paket Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor 249 Unit Sarana dan prasarana Terlaksananya kelancaran kerja 12 bulan 1 tahun dan 2 Paket Peningkatan kualitas prasarana dan aktivitas Masyarakat Rumah Sakit Terpenuhinya kebutuhan operasional Mesjid 100% 77% peribadatan masyarakat 90% Pelayanan Sarana dan Prasarana Kantor Pegawai Disbudpar Kelancaran operasional Dinkes dan UPTD nya Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga Transportasi Operasional
38.400.000 5.891.274.000 40.888.171.000 3.796.949.560
1.878.016.853 293.100.000 22.800.000 5.000.000 565.540.000 500.000.000 60.000.000 179.000.000 130.500.000
Kelancaran Pelayanan Kantor 1 tahun
Lancarnya Kegiatan Kantor 90%
42.250.000
1 Paket
Kelancaran bekerja tercapai 100%
Kendaraan dinas terpelihara 1 Keg
60.000.000
35 Unit
Bahan Pemeliharaan Kendaraan Dinas 1 paket
Kendaraan dinas yang layak pakai 100%
252.000.000
1 TH
Tersedianya kendaraan operasional kantor 100%
Peningkatan dan kelancaran pelaksanaan kerja 100%
285.045.000
1 Tahun
Terpelihara kendaraan dinas 1 set
Terciptanya kelancaran dalam bekerja 6 unit
114.500.000
1 tahun 71 Karyawan
Terawatnya sarana transportasi dinas 18 Unit
Tersedianya transportasi dinas 18 unit
126.600.000
Kenderaan Dinas/Operasional dalam kondisi baik 100%
Kelancaran Operasional Kantor 100%
72.750.000
60%
BAB IV - 14
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan Target Kinerja dalam RKA
No
75
76 77 78 79 80 81 82 83
SKPD
Program
Kegiatan
Sasaran
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Aparatur Pemerintah
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Gedung Kantor
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan peralatan Peralatan kantor Dinskes dan UPTD nya gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung Pegawai Disbudpar kantor
Dinas Kesehatan BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan
Target
Tertatanya inventaris kantor 85%
Bahan Pemeliharaan Peralatan Gedung Kantor 1 pkt
Perlengkapan Kantor yang Layak Pakai dan Terpeliharanya Peralatan Gedung Kantor 100%
556.650.000
Tersedianya peralatan kantor yang memadai 100%
Terpeliharanya peralatan kantor 100%
93.950.000
12 Bln
-
1 TH 71 Karyawan
Terawat dan terpeliharanya perlengkapan gedung kantor 100%
1 Paket
Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg
1 Tahun
Terpeliharanya Rumah Jabatan 1 paket
100% Terpeliharanya Taman Perkantoran 100% Kelapa Sawit Rakyat
Terpeliharanya Kebun Kelapo Sawit Rakyat 1.500 Ha
Pengelolaan kekayaan budaya
Pemugaran benda-benda arkeologi, benda cagar Benda cagar budaya budaya peninggalan sejarah
Terlaksananya pemeliharaan dan pelestarian situs BCB peninggalan sejarah arkeologi 35 Keg
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Penambahan ruang guru sekolah
Guru
Tersedianya ruang guru/kantor guru sekolah 34 unit
85
Dinas Pendidikan
Pendidikan anak usia dini
Penambahan ruang kelas sekolah
TK dan PAUD
Tersedianya ruang belajar bagi siswa TK 44 Sekolah
86
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Penambahan ruang kelas sekolah
Siswa
1 Paket
Tersedianya ruang kelas baru 167 Sekolah
87
Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Penambahan ruang kelas sekolah
Siswa
1 Paket
Tersedianya ruang kelas baru 66 Sekolah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
89 90
Dinas Kesehatan
91
Dinas Pendidikan
92
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Pendidikan dan pelatihan formal
2 unit
1 Paket
Peningkatan SDM karyawan tercapai 1 Keg
Pendidikan dan pelatihan formal
Pegawai
1 Tahun
Menigkatnya Potensi Pegawai 1 paket
Pendidikan dan pelatihan formal
Peningkatan SDM kesehatan
1 TH
Pendidikan dan pelatihan formal
Aparatur
1 paket
Pendidikan dan pelatihan normal
Tersedianya tenaga kesehatan yang memadai 567 Mhs Tersedianya bimtek aparatur dan honorarium tim peningkatan mutu pendidikan Aceh 31 orang
Aparatur
Kelancaran tugas-tugas dinas/kantor 100% Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100% Meningkatnya Daya Tahan Rumah Jabatan 100% Keindahan Kantor 100% Meningkatnya Produksi Kelapa Sawit Rakyat 1.500 Ha Terpugar dan terpelihara situs BCB peninggalan sejarahMeningkatnya mutu proses belajar mengajar 90% Meningkatnya daya tampung anak usia dini pada lembaga TK 90% Meningkatnya mutu proses belajar mengajar 90% Meningkatnya mutu proses belajar mengajar 90% Peningkatan kinerja karyawan 100% Bertambahnya kapasitas pengetahuan pegawai 100% Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat 60% Meningkatnya kualitas aparatur dan mutu pendidikan Aceh 20 orang
Profesionalisme Aparatur 1 tahun
Meningkatnya Profesionalisme sumber daya Aparatur 90% Meningkatnya mutu hasil belajar TK/PAUD 90% Meningkatnya mutu proses belajar mengajar di sekolah 90% Ketersediaan administrasi perkantoran meningkat 100%
94
Dinas Pendidikan
Pendidikan anak usia dini
Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
TK dan PAUD
95
Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
Siswa/Guru
Pelayanan administrasi perkantoran
Pengadaan barang cetakan dan penggandaan
Pegawai Disbudpar +UPTD
1 Tahun
Tersedianya alat permainan edukasi TK/PAUD 53 Sekolah Tersedianya alat-alat peraga dan praktik siswa 404 Set/Unit/Paket Tersedianya pengadaan barang cetakan dan penggandaan 3 Keg
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan mebeleur
Pengadaan Meublieur
100 %
Tersedianya prasarana kantor 616 unit
Lancarnya kegiatan kantor 100%
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
pengadaan mebeluer
Aparatur Pemerintah
Mobileur kantor 100%
Tersedianya Sarana Mobileur Kantor 100% Terlaksananya proses belajar mengajar TK dan PAUD yang efektif dan efisien 90% Tersedianya tempat duduk yang memenuhi syarat bagi siswa SD/SMP 100% Meningkatnya kesediaan obat pada puskesmas sesuai dengan pola pengobatan di Puskesmas 95%
96 97 98
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
1 paket 1 Paket
Pendidikan anak usia dini
Pengadaan mebeluer sekolah
TK dan PAUD
1 paket
100 Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pengadaan mebeluer sekolah
Siswa/Guru
1 Paket
Tersedianya mobiler sekolah 261 Sekolah
101 Dinas Kesehatan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Masyarakat
23 Kab/kota
Tersedianya kebutuhan obat di 23 Kab/Kota/Puskesmas dalam Provinsi Aceh 100%
Dinas Pendidikan
60.944.000
64.275.000 53.750.000 53.600.000 10.000.000 10.485.145.332 4.839.774.953 7.045.462.000 9.717.694.000 66.943.129.315 36.901.587.516 50.000.000 237.912.000 1.386.908.000 454.320.000 10.700.000 3.482.676.000 11.030.360.000 63.357.000 265.587.000 24.472.000
60% Tersedianya mobiler ruang TK, PAUD dan RA 1579 Set/Paket
99
Alokasi Anggaran (Rp)
Terpeliharanya peralatan gedung kantor 85%
84
88
Indikator Outcome (Hasil)
60%
Pemeliharaan Rutin/BerkalaTaman: TempatParkir dan halamanKantor Pemeliharaan tanaman perkebunan rakyat
Indikator Output (keluaran)
BAB IV - 15
1.953.015.000 19.922.410.000 492.575.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan Target Kinerja dalam RKA
No
SKPD
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Badan Kesatuan Bangsa, 103 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 104 Pariwisata Dinas Kehutanan dan 105 Perkebunan 102
106 Dinas Pendidikan Badan Kesatuan Bangsa, 107 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 108 Pariwisata 109 Dinas Kesehatan 110
111
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan 112 Pariwisata
Program
Kegiatan
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya Pengadaan pakaian dinas beserta Program Peningkatan Disiplin Aparatur perlengkapannya Pengadaan pakaian dinas beserta Peningkatan disiplin aparatur perlengkapannya Peningkatan disiplin aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi Pengelolaan kekayaan budaya Pengembangan kemitraan
Pengadaan peralatan gedung kantor
Sasaran
Target
Indikator Output (keluaran) 1 Tersedianya pakaian dinas bagin pegawai 100%
Pegawai Disbudpar +UPTD
Pakaian Dinas 100% Tersedianya pakaian dinas harian 2 Keg
1 Paket
Seluruh Pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh
Pakaian Dinas 470 stel
Aparatur
Tersedianya pakaian dinas aparatur 73.516 Stel
Pelayanan perkantoran
Indikator Outcome (Hasil) Tertib dan disiplin pakaian aparatur 100% Peningkatan Disiplin Aparatur 90% Kelengkapan seragam karyawan tercapai 100% Kedisiplinan pegawai dalam berseragam meningkat 100% Meningkatnya disiplin kerja aparatur 73.516 Aparatur
96.300.000 240.000.000 397.250.000 14.181.420.000
Peralatan Gedung Kantor 100%
Tersediannya Peralatan kantor 85%
44.600.000 117.000.000
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Pegawai Disbudpar
Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100%
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Aparatur dan masyarakat
Tersedianya perlengkapan kantor 100%
Meningkatkan dan percepatan kerja 100%
1 TH
Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman Modal Daerah Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah purbakala, museum dan peninggalan bawah air Pengembangan dan penguatan informasi dan database
Masyarakat
Penguatan kelembagaan kab/kota , mendampingi Data untuk kebijakan Peningkatan Kinerja tamu , cetak Lakip, LPJ,LPPD dan Lap. Keuangan 21 Aparatur Penanaman Modal 100% 1 kt; 8 ot; 75 buah Peningkatan pemahaman masyarakat Terlaksananya kegiatan penyuluhan UU cagar budaya terhadap nilai sejarah dan pelestarian BCB 1 Keg 100% Akuratnya data base kebudayaan dan Tersedianya informasi data kebudayaan dan pariwisata serta profil pariwisata 2 Keg pariwisata serta profil pariwisata 100%
Masyarakat, pelaku kebudayaan dan pariwisata
1 Paket
Pengembangan dan pemanfaatan HHBK secara lestari dan komersil tanaman jemang dan budidaya 1 Paket/10 lebah madu serta tersedianya bibit tanaman kehutanan provinsi dan 1 kab Ha
Berkembangannya budidaya jemang dan lebah madu oleh masyarakat, berkembangnya tanaman MPTS serta tersedianya bibit tanaman kehutanan provinsi dan 1 kab
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Pengembangan hasil hutan non-kayu Daya Hutan
Petani Kehutanan
114
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber Pengembangan hutan tanaman Daya Hutan
Kawasan Hutan dan Hutan Rakyat
Terbangunnya Hutan Tanaman dan Terserapnya Tenaga Kerja 100%
Bekembangnya Hutan Tanaman dan Hutan Rakyat, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat sekitar hutan provinsi dan 7 Kab
115
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan pemasaran pariwisata
Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata
Masyarakat, wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
Terlaksananya event atraksi di dalam dan luar negeri 100%
Peningkatan arus kunjungan wisman dan wisnus 100%
116
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan Masyarakat, wisman dan wisnus
117 Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Tercapainya tingkat daya tarik wisata melalui event atraksi wisata di Aceh 100% Guru yang memahami kurikulum dan siswa yang terbina 7 Kegiatan
Peningkatan arus kunjungan wisman dan wisnus ke Aceh 100% Meningkatnya mutu guru dan belajar siswa 90%
118 Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
119 Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
120 Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan kurikulum dan pembinaan kesiswaan SD/MI Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi Pengembangan materi belajar mengajar dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Dinas Kebudayaan dan 121 Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
Pengembangan objek pariwisata unggulan
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
Pengembangan potensi unggulan daerah
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
86.400.000
380.658.000
60%
113
122
Alokasi Anggaran (Rp)
Guru dan Siswa
1 Paket
Siswa
Tersedianya materi belajar menggunakan TIK 3 Paket Meningkatnya mutu hasil belajar siswa 100%
Guru Masyarakat
1 Paket 23 Kab/kota
Wartawan media cetak dan elektronik
1 Paket
Terciptanya metode pembelajaran multimedia 7 kegiatan
Meningkatnya mutu hasil belajar siswa 90%
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan 80% Tersebarnya informasi dan pengenalan wilayah objek Peningkatan kunjungan wisatawan 100% wisata 3 Kab/kota Cetak buku potensi daerah baliho/bilboard potensi daerah : koordinasi ke kab/kota dan Tersedia dan lancarnya pengonformasian koordinasi/konsultasi ke BKPM Pembuatan & potensi investest asi di Aceh 100% Penggandaan CD Potensi Investasi, 400 bh; 2 unit; 3 1 ot dan 1 paket Tersebarnya informasi kesehatan secara merara 90%
BAB IV - 16
82.395.000
294.300.000 190.813.369
559.850.000
6.736.537.650
91.750.000 2.585.519.000 1.792.976.040 634.340.000
4.063.824.788 150.000.000 99.500.000
232.924.510
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan Target Kinerja dalam RKA SKPD
No
Program
Kegiatan
Sasaran
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Perlindungan dan Konservasi Pengembangan taman hutan raya Pocut Meurah Pelestarian Plasma Nutfah Sumber Daya Hutan Intan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pengembangan usaha perbenihan, penyediaan bibit dan pengawasan peredaran benih perkebunan
125
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta Pengelola hotel, rumah makan dan pengawasan standardisasi restoran
126
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Pengendalian dan pemantapan alih teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
123
124
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kebudayaan dan 128 Pariwisata
127
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Pengembangan nilai budaya
1 Paket
Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Nagan Raya, Bireuen, Bener Meriah, Pidie, dan Aceh Timur
Pengolahan dan pemutakhiran data statistik serta Rapat Koordinasi dan Konsultasi penyusunan profil perkebunan Masyarakat pemilik benda-benda Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum budaya
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Peningkatan Imunisasi
Imunisasi
Badan Kesatuan Bangsa, 130 Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Pemeliharaan Kantrantibnas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa di daerah
Komponen masyarakat
Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal
Badan Kesatuan Bangsa, 132 Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Pemeliharaan Kantrantibnas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan keamanan
133 Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan Siswa dunia industri
Badan Kesatuan Bangsa, 134 Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilainilai luhur budaya bangsa
Aparatur, siswa-siswi SLTA dan komponen masyarakat Masyarakat
136 Dinas Kesehatan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Peningkatan KIE pencegahan dan penanggulangan penyakit
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
BADAN INVESTASI DAN 138 PROMOSI 139 Dinas Pendidikan 140 RSU-ZA
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan duniadan dunia usaha Peningkatan kualitas DSM guna peningkatan pelayanan investasi Peningkatan kualitas pelayanan publik
Pelestarian Plasma Nutfah dan terbangunnya sarana prasaran Tahura 100%
Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3 terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3 lokasi lokasi Meningkatnya SDM pengelola hotel, rumah Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme makan dan restoran, memenuhi standar dan pengelola hotel, rumah makan dan restoran 100% hygienis 100% Terlaksananya Pengendalian Gulma pada Karet, Pala, Mengatasi kehilangan produksi tanaman Karet, Kakao, Kelapa Sawit, Kopi ( Kakao, karet, Kelapa Kelapa Sawit, Kakao, Pala dan Kopi ( Kakao, Sawit, Pala dan Kopi) karet, Kelapa Sawit, Pala dan Kopi)
1 Paket
Perjalanan ke Luar Derah 100%
23 Kab/kota
Terlaksananya kegiatan pengumpulan benda-benda budaya 2 keg Terlaksananya imunisasi bagi anak bayi dan balita 100%
Sebagai Acuan Kebijakan Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan 100% Peningkatan jumlah koleksi museum 100%
Alokasi Anggaran (Rp) 1.177.290.000
5.127.236.262
213.074.400
2.014.956.000
288.100.000 800.000.000
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 90%
92.955.000
Tercegahnya gangguan keamanan 75%
Meningkatnya siskamwakarsa 60%
206.066.000
Buku penunjuk LKPM, Data Realisasi PMA & PMDN; rapat koordinasi perkembangan realisasi investasi dengan investasi terkait dan dunia u8saha; sosialisasi/koordinasi/konsultasi dan konsulidasi, 50 bh; 40 ok; 15 oot;9 ot
Tersedianya informasi/data perkembangan pelaksanaan Penanaman Modal dan Penyelesaian penyelesian masalah PMA/PMDN 100%
Tercitanya ketertiban dan keamanan 80%
Menurunnya tingkat kejahatan 60%
Siswa yang terampil 185 orang
Keterampilan hidup peserta didik 185 siswa
Terlaksananya pemantapan wawasan kebangsaan
Meningkatnya wawasan kebangsaan bagi siwa SLTA 50 orang
107.950.000
430.500.000
60%
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan kesehatan masyarakat
137
Penunjang pembanguna arboretum dan pengembangan sarana dan prasarana 65 Ha, 1 pkt
Indikator Outcome (Hasil)
100%
Komponen masyarakat
135 Dinas Kesehatan
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit
Indikator Output (keluaran)
60%
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
1 Paket
Penangkar Benih
129 Dinas Kesehatan
131
Target
1 Paket
60% bagi siswa SLTA 75%
23 Kab/kota
Meningkatanya derajat kesehatan masyarakat Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan 80 orang 80 orang Meningkatnya pemahaman tentang penanggulangan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat penyakit dan menurunnya angka penyakit menular 20 90% Kab/Kota Seminar peningkatan peluang investasi dan Kawasan
Aparatur
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran Karyawan dan Masyarakat
100% IMT-GT, 1 kt; 2 orang; 4 ot; 4 ot; 3 kl Bimbingan penyusunan potensi dan dan Peluang 100% Investasi; 35 ok; 2 ot; 3 ot Tersedianya informasi pendidikan dan biaya 1 kegiatan penunjang kegiatan aparatur 1 Tahun Terpenuhinya kebutuhan dan rutinitas perkantoran 0,82 100%
2.368.500.000 97.300.000 360.254.000 327.730.000
Peningkatan Investasi dan Perdagangan 100%
1.661.928.377
Terciptanya apratur penyusunan peluang investasi 100% Meningkatnya informasi pendidikan pada masyarakat 1 Tahun Peningkatan kualitas pelayanan aaadministratif perkantoran 80%
1.888.640.000
271.152.500
141 Dinas Kesehatan
142 Dinas Kesehatan
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungisi korban bencana
Masyarakat di Daerah Potensi Bencana 23 Kab/kota
Tertanggulangi masalah kesehatan saat penanggulangan bencana 85%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Pra, Saat dan Pasca bencana 85%
278.722.500
Pengembangan pemasaran pariwisata
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
Masyarakat, wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
Tersebarluasnya informasi pariwisata Aceh 1 keg
Tersedianya teknologi informasi kebudayaan dan pariwisata 100%
115.000.000
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat 80%
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan pada pasien gangguan jiwa di masyarakat 80%
5.194.558.382
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan Program Upaya Kesehatan Masyarakat masalah kesehatan
143
Petugas dan kesehatan jiwa masyarakat 23 Kab/kota
71.150.000
BAB IV - 17
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan.... Target Kinerja dalam RKA
No
SKPD
Program
Kegiatan
Dinas Kebudayaan dan 144 Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata
Dinas Kehutanan dan 145 Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Peningkatan sumberdaya teknologi pengolahan hasil perkebunan
146 Dinas Kesehatan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Peningkatan Surveilance Epidemologi dan Penanggulangan Wabah
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama
Badan Kesatuan Bangsa, 147 Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, 148 Politik dan Perlindungan Masyarakat BADAN INVESTASI DAN 149 PROMOSI 150
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Badan Kesatuan Bangsa, 152 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 153 Pariwisata Dinas Kehutanan dan 154 Perkebunan 151
155 Dinas Kesehatan 156 Dinas Pemuda dan Olahraga 157 Dinas Pendidikan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
penunjang dan pembinaan kelembagaan
Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Alat Tulis Kantor
Pegawai Disbudpar +UPTD
Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan alat tulis kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Dinas Kebudayaan dan 164 Pariwisata
Pengelolaan kekayaan budaya
Penyediaan bahan bacaan tentang sejarah
165 Dinas Kesehatan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
166 Dinas Pendidikan Badan Kesatuan Bangsa, 167 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kehutanan dan 168 Perkebunan
Teridentifikasi kesehatan masyarakat 23 Kab/Kota
Terlaksananya Sosialisasi kerukunan antarumat 60% beragama 100 orang Meningkatnya mekanisme kerja yang efektif dan 60% efesien dalam melaksanakan tugas 80% 71 Kebersihan Kantor Lt =1.135 m2, Lt = 1.135m2, Karyawan halmn kantor 385 m2
Penyediaan ATK 100%
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kantor Dinas dan Kantor Meningkat
Penyediaan alat tulis kantor
163 Dinas Pemuda dan Olahraga
23 Kab/kota
71 Karyawan
Penyediaan Alat Tulis Kantor
Pelayanan administrasi perkantoran
162 Dinas Kesehatan
Meningkatnya Mutu Hasil dan Keragaman Produk Perkebunan, Terbinanya Kebun Klas IV dan V 100%
Sosialisasi regulasi PM ,semiloka & sosialisasi pelaksanaan perizinan; mengikuti mukor, rakornis, 100% konsolidasi dan konsultasi, 40 orang; 5 dan 3 ot
Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan alat tulis kantor
Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah BADAN INVESTASI DAN 159 PROMOSI Badan Kesatuan Bangsa, 160 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kehutanan dan 161 Perkebunan
Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata 11 kb/Kota
Aparatur dan komponen masyarakat
Aparatur
Indikator Output (keluaran)
Indikator Outcome (Hasil) Tersedianya fasilitas pariwisata yang dibutuhkan 11 Kab/kota Meningkatnya SDM Petani/Petugas tentang Pengolahan Hasil dan Tersedianya Unit Pengolahan Hasil Perkebunan, 60 orang Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 23 Kab/Kota
Alokasi Anggaran (Rp) 10.704.294.409 1.738.080.000 136.780.000
Peningkatan pemahaman kerukunan antarumat beragama 60%
90.200.000
Menyatukan persepsi dalam pelaksanaan Tupoksi 85%
73.602.600
Peningkatan kebersihan lingkungan Kantor dan Kenyamanan Kerja 100% Tersedianya booklet/leaflet Perizinan PM, Regulasi PM,erciptanya Pelayanan Perizinan PM bagi dunia usaha dan investasi terkait 100% Terlayaninya Kebutuhan Administrasi kantor 100%
Alat-alat Tulis Kantor 1 tahun
Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100%
1 Tahun
Tersedianya pengadaan barang cetakan dan penggandaan 1 Keg
12 Bln
Alat Tulis Kantor 1 paket
1 TH
Tersedianya bahan dan ATK kebutuhan administrasi kantor 100%
Ketersediaan administrasi perkantoran meningkat 100% Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat 100% Meningkatnya sistem pelayanan administrasi kantor 90% Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran 131 karyawan
94.969.200
161.700.000
77.350.010 25.924.274
60%
Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
158
Target
Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Fasilitas sarana dan prasarana pariwisata Petugas Teknis Pengolahan Hasil dan Petani Perkebunan Kelapa Sawit dan Kopi Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pelayanan administrasi perkantoran
Sasaran
Pelaksana administrasi Dinkes dan UPTD Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga Dinas Pendidikan dan UPTD
Tersedianya alat tulis 1 set 1 tahun 1 Tahun
Tersedianya alat tulis kantor 12 bulan
Kelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan
Tersedianya kelengkapan administrasi kantor 100%
Terciptanya pelayanan yang prima 85%
Terpenuhinya Pengadaan Surat Kabar & majalah 1 100% Koran, Majalah dan Undang-undang
Koran, Majalah dan Undang-undang 1 Tahun 60%
Kantor Dinas dan UPTD
Bertambahnya pengetahuan , datya & Informasi 80% Terlayani Kebutuhan Informasi dan Peraturanperaturan 90%
95.146.000 358.200.000 177.068.000 42.612.000 344.097.000 31.681.100 18.880.000 9.036.000
100 %
Bahan bacaan 254 ekspl
Kinerja Pegawai Meningkat 100%
Semua pegawai Dinkes dan UPTD
1 TH
Tersedianya media bacaan dan informasi 80%
Meningkatnya pengetahuan dan informasi 70%
21.000.000
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
1 Tahun
Tersedianya bahan bacaan 1 set
Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran 131 karyawan
58.676.000
Buku-buku sejarah
Terlaksananya cetak buku saku sejarah 100%
Tersedianya buku saku sejarah
Penyediaan bahan logistik kantor
Masyarakat
Tersedianya bahan pemeriksaan kesehatan 100%
Terlayaninya pelayanan kesehatan masyarakat 90%
2.159.836.297
Pendidikan menengah
Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)
Sekolah dan siswa
Terselenggaranya proses belajar mengajar yang bermutu 3 SMA 2 Kab/Kota
Lulusan sekolah yang bermutu 95%
6.549.100.000
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Barang-barang cetakan 1 tahun
Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100%
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Barang cetak dan penggandaan 200.000 lembar
Kelancaran Administrasi Meningkat 100%
1 TH
50.880.000
50.000.000
3.760.000
60% Kantor Dinas dan Kantor UPTD
12 Bln
BAB IV - 18
195.000.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan..... Target Kinerja dalam RKA SKPD
No
169 Dinas Kesehatan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan
Sasaran
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Ketersediaan kebutuhan kantor
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Sekretariat dan Bidang-bidang
Sekretariat Majelis Pendidikan Pelayanan administrasi perkantoran Daerah
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
170 Dinas Pemuda dan Olahraga 171 Dinas Pendidikan 172
Program
173 Dinas Pendidikan Badan Kesatuan Bangsa, 174 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kehutanan dan 175 Perkebunan 176 Dinas Kesehatan 177 Dinas Pemuda dan Olahraga 178 Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Penyediaan beasiswa transisi
Anak yatim se Aceh
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Pelayanan Administrasi Keuangan
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Sekretariat Majelis Pendidikan 180 Pelayanan administrasi perkantoran Daerah Program Pelayanan Administrasi 181 Dinas Kesehatan Perkantoran Dinas Kebudayaan dan Pelayanan administrasi perkantoran 182 Pariwisata BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi 183 PROMOSI Perkantoran Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi 184 Perkebunan Perkantoran Badan Kesatuan Bangsa, Program Pelayanan Administrasi 185 Politik dan Perlindungan Perkantoran Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 186 Pelayanan administrasi perkantoran Pariwisata Program Pelayanan Administrasi 187 Dinas Pemuda dan Olahraga Perkantoran 179 RSU-ZA
188 Dinas Pendidikan Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah Badan Kesatuan Bangsa, 190 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 191 Pariwisata Dinas Kehutanan dan 192 Perkebunan 189
193 Dinas Kesehatan 194 Dinas Pendidikan
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Jasa Kantor
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Aparatur dan masyarakat
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Tenaga Keuangan
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Karyawan
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Alokasi Anggaran (Rp) 100.000.000
Tersedianya media informasi 100%
Tercapainya informasi dan data 100%
1 Tahun
Tersedianya pengadaan barang cetak 1 set
Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran 131 karyawan
36.661.000
1 tahun
Tersedianya barang cetakan dan penggandaan 12 bulan
Kelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan
395.014.000
1 Tahun
Tersedianya barang yang di cetak 12 bln
Terlaksananya kelancaran administrasi kantor 85%
Tersalurnya dana beasiswa bagi anak yatim dalam lingkup pendidikan dasar dan menengah serta ayah 70000 yang setingkat 115.510 orang
Menurunnya angka putus sekolah 23 Kab/Kota
Terselenggaranya pelayanan Adm.Keuangan 12 bulan
20.540.000 208.350.000.000
551.960.000
Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat Jumlah Orang 44 orang 100% Terselenggaranya pelaksanaan administrasi keuangan Meningkatnya kinerja pelaksana teknis 1 TH 100% keuangan 100% Tersedianya jasa administrasi keuangan perkantoran Terciptanya kesejahteraan karyawan 131 1 Tahun 1 set karyawan Meningkatnya kesejahteraan tenaga keuangan Tersedianya honor tenaga keuangan 12 bulan 100% Terpenuhinya honorarium dan Lembur PNS dan Non Kinerja dan tanggung jawab PNS dan Non 0,75 PNS 100% PNS ditingkatkan 85%
32.160.000
Tersedianya dokumentasi kantor 100%
Tersedianya data dan dokumentasi kantor 80%
173.600.000
Pegawai Disbudpar +UPTD
1 Tahun
Penyediaan jasa keamanan kantor
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Pelayanan kebersihan Perkantoran
4.423.000.000
Pelayanan kantor semakin meningkat 28 orang
Penyediaan jasa hari-hari besar
Kantor Dinas dan UPTD
13.500.000 331.440.000
Kualitas pelayanan administrasi kantor 95%
1 TH
Penyediaan jasa keamanan kantor
446.940.000 2.140.320.000
1 Tahun Data dan dokumentasi
Tersedianya pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan nasional yang Islami 5 Keg Terjaganya stabilitas keamanan dan kenyamanan 1 kantor 100%
12 Bulan
Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100% Kelancaran operasional serta keamanan kantor 100%
Jasa pengamanan kantor 10 orang
Kondisi kantor yang aman dan kondusif 100%
Terpeliharanya kebersihan kantor 1 tahun
Terlayani kebersihan kantor 100%
17.200.000 79.200.000 697.200.000 97.779.600
60% Pegawai Disbudpar +UPTD -
Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Sekretariat dan Bidang-bidang
Pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Indikator Outcome (Hasil)
1 TH
Penyediaan jasa dokumentasi kantor
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator Output (keluaran)
60%
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Pelayanan administrasi perkantoran
Target
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Pemeliharaan gedung kantor 3 Keg
1 Tahun
Terjaganya kebutuhan kebersihan kantor 85% Tersedianya jasa kebersihan kantor 12 bulan
1 Tahun
Tersedianya kebersihan kantor 12 bulan
Bersih dan indahnya tempat kerja 85%
Operasional Dinkes dan UPTD nya
801.000.000 43.491.500 165.000.000
Tersedianya jaringan telepon, listrik dan air 100%
Terlayaninya kebutuhan administrasi kantor 100%
1 Tahun
Kelancaran komunikasi, listrik dan sumber daya air 6 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100%
12 Bln
Jasa Telepon, Air Bersih dan Listrik 1 tahun
Kelancaran Aktifitas Kantor 1 tahun
1 TH
Tersedianya kebutuhan operasional kantor 100%
Peningkatan kinerja operasional kantor 100%
1.097.000.000
Terwujudnya daya dan penerangan kantor, Tersedianya daya listrik, arus telepon dan air 12 bulan serta komunikasi dan sanitary yang efektif 12 5 paket bulan
1.632.000.000
1 tahun
60%
Jasa Kantor
33.404.250 363.600.000
1 tahun
Pelayanan Administrasi Perkantoran Pegawai Disbudpar
Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100% Terjaganya suasana lingkungan kantor yang bersih 85% Terciptanya kebersihan, keindahan dan kenyamanan kantor 12 bulan
Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD
BAB IV - 19
300.000.000 720.200.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan..... Target Kinerja dalam RKA SKPD
No
Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Dinas Kebudayaan dan 197 Pariwisata
Program
Kegiatan
195
Pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
196
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa pegawai Non - PNS
Pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa pegawai non-PNS
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa pegawai Non-PNS
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
198 RSU-ZA Badan Kesatuan Bangsa, 199 Politik dan Perlindungan Masyarakat BADAN INVESTASI DAN 200 PROMOSI Badan Kesatuan Bangsa, 201 Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan 202 Pariwisata Dinas Kehutanan dan 203 Perkebunan 204 Dinas Kesehatan 205 Dinas Pemuda dan Olahraga 206 Dinas Pendidikan 207 208 209 210 211
214 215 216 217 218
Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah BADAN INVESTASI DAN PROMOSI BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan dan Perkebunan
219 Dinas Kesehatan 220 Dinas Pemuda dan Olahraga 221
Pelayanan administrasi perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Sekretariat Majelis Pendidikan Pelayanan administrasi perkantoran Daerah Program Pelayanan Administrasi Dinas Kesehatan Perkantoran Badan Kesatuan Bangsa, Program Pelayanan Administrasi Politik dan Perlindungan Perkantoran Masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pelayanan administrasi perkantoran Pariwisata Program Pelayanan Administrasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Perkantoran
212 Dinas Pendidikan 213
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Pelayanan administrasi perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Sasaran
Indikator Output (keluaran) Tersedia penerangan listrik, telepon dan air 100%
1 Tahun
1 Tersedianya tenaga administrasi perkantoran 100% Pegawai Disbudpar
Pelayanan Adm Perkantoran
Indikator Outcome (Hasil) Kenyamanan dalam operasional kantor 85% Kelancaran operasional kantor Bainprom Aceh 100%
Penyelesaian tugas tepat waktu 100%
Tercapainya tujuan perkantoran 100%
Tabung racun api 2 tabung
Terlayani kebutuhan logistik kantor 100%
1 Benda Pos Lainnya 100% Pelayanan Adm surat menyurat
Terkirimnya surat-surat 100% 70%
Terlayaninya 100% Tercapainya prosentase rata-rata surat yang gagal tersampaikan 100% Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100% Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat 100%
Penyediaan jasa surat menyurat
Pegawai Disbudpar +UPTD
1 Tahun
Tersedianya jasa surat menyurat 1 tahun
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Pelayanan Surat Menyurat
12 Bln
Jumlah Surat Selama 1 Tahun 50.000 lembar
Penyediaan jasa surat menyurat
Dinkes Aceh dan UPTD
1 TH
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
1 Tahun
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD
1 tahun
Percepatan tersedianya kebutuhan bahan pengiriman Tercapainya percepatan sistem informasi 90% surat 100% Terlayaninya kebutuhan administrasi Tersedianya jasa surat menyurat 1 set perkantoran 131 karyawan Terciptanya tertib administrasi perkantoran Terlaksananya distribusi surat menyurat 4 unit kerja 100%
1 Tahun
Terlaksananya kegiatan administrasi 12 bulan
Kelancaran pekerjaan dinas kantor 85%
Tersedianya komponen dan instalasi listrik 100%
Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas 100%
Alat-alat Listrik dan Elektronik 1 tahun
Terlayaninya kebutuhan Logistik Kantor 100%
Penyediaan jasa surat menyurat Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
Kelancaran pelaksanaan tugas petugas 1 TH
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan komponen instansi listrik/penerangan bangunan kantor
Alokasi Anggaran (Rp) 35.555.626 118.800.000 1.504.200.000
1.200.000
60% 59.417.295 23.655.000 50.000.000 50.000.000 28.980.000 12.600.000 25.000.000 6.500.000 42.000.000 16.328.200
60% Pegawai Disbudpar +UPTD Kantor Dinas dan UPTD Sekretarian dan Bidang-bidang
1 Tahun
Tersedianya penerangan listrik kantor yang memadai 1 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran 100%
79.205.600
100 %
Alat Listrik dan Elektronik 1 paket
Kantor yang terang 100%
160.000.000
1 tahun
Tersedianya alat listrik kantor 598 buah dan 200 meter Keindahan kantor
Tersedianya penerangan listrik kantor yang memadai 80% Tersedianya barang kebutuhan penerangan kantor 1 100% 71 Terlayaninya kebutuhan makanan dan minuman Karyawan Rapat Koordinasi dan Tamu 2.164 orang 1 Tahun
Penyediaan makanan & minuman
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan makanan dan minuman
Pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan makanan dan minuman
Pegawai Disbudpar +UPTD
Penyediaan makanan dan minuman
Pegawai kantor
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Target
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kenyamanan dalam operasional kantor 90%
26.052.200 4.767.000
Kelancaran Penerangan kantor 100%
10.000.000
Peningkatan koordinasi dan Kinerja aparatur 100%
41.632.000
Makanan dan Minuman 11 bulan
Terlayani kebutuhan administrasi kantor 90%
41.350.000
1 Tahun
Tersedianya makanan dan minuman 1 tahun
Kesejahteraan meningkat 100%
31.500.000
100 %
Makanan dan minuman 1 tahun
Kinerja Pegawai Meningkat 100%
108.500.000
1 TH
Tersedianya makanan dan minuman petugas jaga malam 100%
Peningkatan kapasitas dan kualitas kerja 100%
77.760.000
Tersedianya bahan makanan dan minuman 1 set
Terciptanya kesejahteraan karyawan 131 karyawan
9.400.000
Tersedianyadekorasi dan Publikasi 100%
228.670.000
60%
Penyediaan makanan dan minuman Penyediaan makanan dan minuman Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Petugas jaga malam dinas kesehatan dan UPTD Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
1 Tahun
1 Tersedianya dekorasi & Publikasi 100%
BAB IV - 20
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Tabel 4.6. Lanjutan..... Target Kinerja dalam RKA SKPD
No
Dinas Kehutanan dan 222 Perkebunan 223 Dinas Kesehatan 224 Dinas Pemuda dan Olahraga 225 Dinas Pendidikan
Program Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
Sekretariat Majelis Pendidikan Pelayanan administrasi perkantoran Daerah BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi 227 PROMOSI Perkantoran Wajib belajar pendidikan dasar 228 Dinas Pendidikan sembilan tahun 226
229 Dinas Pendidikan
Kegiatan Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
1 Tahun 1 tahun 1 Tahun
Tersedianya peralatan/ perlengkapan kantor 95%
Penyediaanbarang cetakan dan penggandaan Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar
231 Dinas Pendidikan
Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Penyelenggaraan paket B setara SMP
232 Dinas Pendidikan
Pendidikan menengah
Penyelenggaraan paket C setara SMU
BADAN INVESTASI DAN 233 PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
235 Dinas Kesehatan 236 Dinas Kesehatan 237 Dinas Kesehatan 238 Dinas Kesehatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan 240 Pariwisata
239
241 Dinas Kesehatan 242
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Dinas Kehutanan dan 243 Perkebunan 244
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
245 RSU-ZA 246
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
247 Dinas Kesehatan 248 Dinas Pemuda dan Olahraga
Penyelenggaraan Pameran Investasi
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk Penyuluhan ksehatan bagi hamil dan keluarga kurang mampu Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Penyusunan naskah akademis standar pelayanan kesehatan
1 Barang cetakan & penggandaan 100% Prasekolah, SD/MI dan SMP/MTs se Terakreditasinya lembaga pendidikan dasar dan 1 Paket Aceh prasekolah 23 Kab/Kota Terakreditasinya lembaga pendidikan menengah 23 Sekolah menengeh 1 Paket Kab/Kota Terlaksananya kegiatan dialog budaya dan pameran Budayawan, tokoh adat dan masyarakat 1 Paket budaya 1 keg Terselenggaranya paket B dan UNPK setara SMP Masyarakat 1 Paket sesuai jadwal 23 Kab/Kota Terselenggaranya paket C dan UNPK setara SMA Masyarakat 1 Paket sesuai jadwal 1 Kab/Kota PRJ, Peneng Fair, Batam Expo, AcehFair,Leaflet, Misi Investasi ke Eropa,USA, America Lati & australia,Asia, Pmeran Jakvest, 1 kt;1 kl; 1 kl; 1 kl; 3000 lbr; 7 ot; 1 100% 1kali 23 Menurunnya populasi dan tempat perindukan nyamuk Perumahan penderita penyakit yang Kab/kota 100% ditularkan oleh nyamuk Peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan Ibu dan Anak 100% 23 Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Masyarakat Kab/kota kesehatan 100% Meningkatnya sanitasi dasar yang memenuhi syarat Masyarakat Daerah Tertinggal kesehatan di Kab. Tertinggal 100% 23 Laboratorium kesehatan UPTD LABKES NAD Terakreditasi 100% Kab/kota
Pengelolaan kekayaan budaya
Penyusunan, pengendalian dan evaluasi program Program/kegiatan
Pengembangan nilai budaya
Peringatan hari kesenian daerah dan anugerah seni
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Peyediaan jasa kebersihan kantor
Masyarakat seni dan seniman Aceh 1 Paket Kenyamanan kerja bagi semua pegawai 1 TH Dinkes dan UPTD
Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik Produksi Kehutanan dan Perkebunan
Pengelolaan keragaman budaya
Aparatur Provinsi dan Kab/Kota
Rapat koordinasi kebudayaan
Bangunan Pameran 1 stand 100 %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Rapat Koordinasi teknis (Rakornis) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Karyawan dan Pasien Pegawai Disbudpar Pegawai Dinkes dan UPTD nya Dilingkungan kantor dinas pemuda dan olahraga
Terlaksananya koordinasi tingkat kabupaten/kota dengan Pemerintah Aceh 3 Keg
BAB IV - 21
Alokasi Anggaran (Rp) 511.904.158 224.144.700 16.710.000 1.620.562.000
Kualitas pelayanan administrasi perkantoran MPD 90%
32.043.600
Terlayaninya kebutuhan adm. Kantor 100%
105.000.000
Meningkatnya mutu layanan pendidikan dan sekolah 90% Meningkatnya mutu layanan pendidikan menengah 90% Adanya masukan rekomendasi budaya ke Pemerintahan daerah 100% Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan 23 Kab/Kota Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan 1 Kab/Kota Sebaran Informasi Potensi Investasi Daerah untuk meningkatkan minat investor berivestasi di Aceh 100%
Kegiatan kantor belanja lancar 100%
1.000.000.000 216.000.000 105.164.000 60.000.000 93.624.000
1.861.472.873
1.379.900.000 181.100.000 138.509.500 363.260.000 77.885.000 446.009.740 162.331.500 1.348.860.600 330.780.000
Pameran Informasi Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan 1 paket
Terkoordinasinya program kerja kabupaten/kota dengan Pemerintah Aceh 100% Terlaksananya rakernis penyelesaian kasus-kasus Tersedianya rekomendasi penyelesaian kasus 75% medis 75% medis 75% Kelancaran tugas administrasi perkantoran Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi 2 Keg 1 Tahun 100% Adanya koordinasi dan petunjuk teknis dalam Peningkatan dan percepatan pelaksanaan 1 TH pelaksanaan kegiatan 100% kerja 100% Terbentuknya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke Kelancaran administrasi perkantoran 131 1 Tahun luar daerah 1 set karyawan 1 Paket
Pelayanan administrasi perkantoran
Kelancaran pekerjaan kantor 100%
Berkurangnya penderita penyakit yang ditularkan oleh nyamuk 100% Peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan KIA 90% Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 90% Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal 90% Peningkatan mutu laboratorium kesehatan 90% Terlaksananya rencana kerja, pengendalian, Ketersediaan acuan kerja dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program 23 Kab/kota monitoring 100% Menumbuhkembangkan karya-karya yang berkualitas Kesenian terlestarikan dan meningkat harkat 100% dan martabat seniman 100% Terlaksananya pola hidup bersih dan sehat Peningkatan kebersihan kantor dan lingkungan 100% 90%
1 Penyediaan Jasa-jasa Utility Kantor 100%
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Promosi atas hasil produksi Produksi Pertanian/Perkebunan pertanian/perkebunan unggulan daerah
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Peningkatan percepatan pelayanan administrasi kantor 90% Terlayani kebutuhan perlengkapan perkantoran 1 paket
Dinas dan UPTD Tekkomdik
Penyelenggaraan dialog kebudayaan
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program Peningkatan Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Lancarnya kegiatan kantor 100%
-
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Indikator Outcome (Hasil)
Peralatan dan perlengkapan kantor 100%
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Pengelolaan keragaman budaya
234 Dinas Kesehatan
Pengadaan peralatan dan perlengkapan 100 % kantor Peningkatan kinerja pegawai Dinkes dan 1 TH UPTD nya
Indikator Output (keluaran)
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Target
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor yang memadai 90% Terlaksananya penyediaan kebutuhan peralatan kantor 85% Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor 376 Unit/Paket/Set dan 117 meter
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Pendidikan menengah
230
Sasaran
271.948.875 62.229.600 308.690.000 803.745.000 107.300.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
4.2. 3. Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD PPAS menyajikan pagu atau batas maksimal kebutuhan belanja yang ditetapkan oleh kepala daerah untuk dijadikan pedoman oleh setiap SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Dalam merinci kebutuhan belanja untuk masing-masing kegiatan, total belanja tidak boleh melampaui jumlah pagu yang sudah ditetapkan kepala daerah dalam PPAS. Begitu juga dengan target kinerja yang akan dicantumkan dalam dokumen RKA-SKPD, secara normatif tidak boleh berbeda dengan atau lebih besar dari pagu atau plafon yang sudah ditetapkan dalam PPAS. Tabel 4.7. Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan antara PPAS dan RKA-SKPD No
SKPD
1
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
2
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
3
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
4
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
Program
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan
330.780.000
-20,82%
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
95.000.000
228.670.000
-140,71%
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
10.000.000
18.880.000
-88,80%
Penyediaan makanan & minuman
63.000.000
41.632.000
33,92%
250.250.000
1.661.928.377
-564,11%
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan duniadan dunia usaha
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
14
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Peningkatan disiplin aparatur
15
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan nilai budaya
Pelatihan upacara adat
16
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan nilai budaya
Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum
8 9 10 11
17
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengelolaan kekayaan budaya
18
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengelolaan keragaman budaya
19
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata
20
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan kemitraan
21
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan kemitraan
22
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan kemitraan
26
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
27
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
28 30 31 32
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
33
Dinas Pendidikan
34
Dinas Pendidikan
35
Dinas Pendidikan
Beda PPA dan RKA
273.780.000
Program Peningkatan Promosi dan kerjasama investasi
7
Alokasi Anggaran RKA (Rp)
Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik
BADAN INVESTASI DAN PROMOSI
5
Plafon Anggaran Sementara (Rp)
Penyediaan Jasa Surat Menyurat Pembangunan gedung kantor
8.655.000
23.655.000
-173,31%
100.000.000
553.856.000
-453,86%
Pengadaan peralatan gedung kantor
25.000.000
380.658.000
-1422,63%
pengadaan mebeluer
10.000.000
24.472.000
-144,72%
32.425.000
60.944.000
-87,95%
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Pemugaran benda-benda arkeologi, benda cagar budaya peninggalan sejarah Pagelaran budaya daerah pada event dalam dan luar negeri Pembuatan master plan pengembangan kawasan wisata Pengembangan dan penguatan informasi dan database Fasilitas pembentukan forum komunikasi antar pelaku industri pariwisata dan budaya
Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata Program Pemanfaatan Potensi Sumber Pengembangan hutan tanaman Daya Hutan
52.916.800
240.000.000
-353,54%
75.000.000
364.066.000
-385,42%
200.000.000
800.000.000
-300,00%
750.000.000
4.839.774.953
-545,30%
200.000.000
746.240.000
-273,12%
600.000.000
1.878.016.853
-213,00%
300.000.000
190.813.369
36,40%
75.000.000
181.594.000
-142,13%
100.000.000
91.457.000
8,54%
49.412.000
6.736.537.650 -13533,40%
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan hutan/operasi illegal logging
Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini Pendidikan anak usia dini Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun
Pembangunan gedung sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Pengadaan alat praktik dan peraga siswa Pengadaan mebeluer sekolah
2.000.000.000 500.000.000 2.070.000.000 828.000.000
Pembangunan gedung sekolah
2.500.000.000
17.106.434.000
-584,26%
200.000.000
10.989.783.284
-5394,89%
1.500.000.000
66.943.129.315
-4362,88%
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah Penambahan ruang kelas sekolah
247.060.000
40.888.171.000 -16449,90% 19.153.796.000 9.717.694.000 3.482.676.000 1.953.015.000
-857,69% -1843,54% -68,25% -135,87%
BAB IV - 22
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Pada kenyataannya, sering terjadi perbedaan antara PPAS dan RKA-SKPD, khususnya dalam penentuan jumlah anggaran. Idealnya, RKA-SKPD merujuk kepada PPAS dan tidak lebih besar, dan jika ada perbedaan, maka perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Tabel 4.7. menyajikan perbandingan antara pagu anggaran kegiatan dan program beberapa SKPD, yang menunjukkan adanya perbedaan antara pagu sementara dalam PPAS dan yang kemudian dicantumkan dalam RKA-SKPD. Secara statistik, perbedaan tersebut dibuktikan melalui uji beda (t-test) dengan menggunakan SPSS yang hasilnya seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.8. berikut ini: Tabel 4.8. Hasil Uji Beda Besaran Anggaran PPAS dan RKA-SKPD Test Value = 0 Kel
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
PPAS
2,241
255
0,026
1.135.746.821
137.493.908
2.133.999.735
RKA
3,395
262
0,001
3.073.041.525
1.290.649.393
4.855.433.657
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan besaran anggaran yang ditetapkan dalam PPAS dan RKA-SKPD. Perbedaan tersebut signifikan pada level signifikansi 5%, yakni ketika nilai t-value lebih besar dari 2 (yakni 2,241 dan 3,395) dan sig. value lebih kecil dari 0,05 (yakni 0,026 dan 0,001). Hal ini menggambarkan kebijakan yang telah disusun tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, dan/atau PPAS yang disusun tidak akurat, bukan berdasarkan data historis dan survey lapangan, dan/atau belum menggunan Analisis Standar Belanja (ASB) sebagaimana yang diamahkan oleh undang-undang dan peraturan keuangan negara.
4.2. 4. Tingkat Keseragaman Indikator Kinerja Kegiatan Setiap SKPD Meurujuk pada Tabel 4.6 mulai namor urut 174 sampai dengan nomor urut 226 terhadap program-program yang sama pada beberapa SKPD, tetapi menggunakan indikator output/outcome berbeda-beda. Hal ini menujukkan bahwa dalam penyusnan anggaran berbasis kinerja belum ada pemahaman yang seragam terhadap suatu kebijakan. Dengan tidak seragamnya indikator kinerja, berarti tujuan dan sasaran program program yang dituangkan dalam RPJMD dan RKPD tidak akan tercapai. Jika BAB IV - 23
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
tujuan tidak dapat dicapai berarti penyusunan anggaran juga tidak efektif. Kondisi demikian akan menyebabkan pelaksanaan anggaran juga belum efektif. 4.2. Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Daerah Pelaksanaan anggaran dilakukan berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. DPA-SKPD ini bersumber dari RKA-SKPD yang telah disetujui oleh DPRD untuk dilaksanakan dalam tahun anggaran dimaksud. Data dan informasi dalam RKA tetap dimunculkan dalam DPA terutama sasaran, target dan indikator kinerja.
4.2. 1. Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah Menurut peraturan Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah dilalui beberapa tahap yaitu: 1. Tahap Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Rancangan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD harus diberitahukan kepada semua Kepala SKPD oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan. Rancangan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD tersebut harus memuat rincian tentang sasaran yang hendak dicapai, program dan kegiatan yang direncanakan, anggaran yang tersedia untuk mencapai sasaran tersebut dan rencana penarikan dana dari setiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan. Setelah selesai, kepala SKPD harus menyerahkan DPA-SKPD tersebut kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pemberitahuan penyusunan RKA-SKPD tersebut diterima oleh setiap SKPD. Selanjutnya bersama-sama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), pejabat pengelola keuangan daerah melakukan verifikasi terhadap rancangan DPA-SKPD tersebut paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Dan berdasarkan hasil verifikasi ini Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengesahkan DPA-SKPD dengan persetujuan Sekretaris Daerah. DPA-SKPD yang telah disahkan tersebut selanjutnya digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh para kepala SKPD selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
BAB IV - 24
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
2.
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan anggaran
pendapatan daerah adalah bahwa: a.
Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah;
b.
Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;
c.
Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus mengintensifkan pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya;
d.
Setiap satuan kerja (SKPD) tidak boleh melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e.
Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik yang secara langsung merupakan akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain yang timbul sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya;
f.
Semua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai pendapatan daerah.
3.
Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah Setiap pengeluaran untuk belanja daerah atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti-bukti tersebut harus mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti tersebut. Selanjutnya dalam melaksanakan anggaran belanja daerah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a.
Pengeluaran kas yang menjadi beban APBD tidak boleh dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan dicantumkan dalam lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut tidak termasuk pengeluaran untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja daerah yang bersifat wajib yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah; BAB IV - 25
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
b.
Dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tak terduga yang dianggarkan dalam APBD (misalnya untuk mendanai tanggap darurat, bencana alam atau bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya) harus ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan tersebut ditetapkan;
c.
Pimpinan instansi/lembaga penerima dan tanggap darurat harus bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung dan kepala daerah sesuai dengan tata cara pemberian dan pertanggungjawaban dana darurat yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
d.
Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e.
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
4.
Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 137 sampai dengan
Pasal 153, anggaran yang diperlukan untuk pembiayaan daerah bersumber dari: (a) sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya, (b) dana cadangan, (c) investasi, (d) pinjaman/obligasi daerah, dan (e) piutang daerah. a.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode tahun anggaran. SiLPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk: •
Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja daerah; BAB IV - 26
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
•
Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; dan
•
Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum terselesaikan.
b.
Dana Cadangan Dana cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai dana cadangan adalah bahwa: •
Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dan cadangan pemerintah daerah yang dikelola oleh bendahara umum daerah;
•
Dana cadangan tidak boleh digunakan untuk membiayai program dan kegiatan lain di luar yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan;
•
Program dan kegiatan sebagaimana disebutkan pada butir (2) baru boleh dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan tersebut;
•
Untuk membiayai program dan kegiatan tersebut dana cadangan harus dipindahbukukan dahulu ke rekening kas umum daerah yang harus dilengkapi dengan surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa bendahara umum daerah dengan persetujuan PPKD;
•
Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan lainnya.
c.
Investasi Menurut ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang dimaksud dengan investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat eknomis seperti; bunga, dividen, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Ketentuan mengenai dana investasi adalah bahwa investasi awal dan penambahan investasi dicatat dalam rekening penyertaan modal (investasi) daerah. Pengurangan, BAB IV - 27
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
penjualan dan/atau pengalihan investasi dicatat dalam rekening penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan (divestasi modal).
d.
Pinjaman Daerah dan Obligasi Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Beberapa hal yang harus dicermati mengenai pinjaman daerah dan obligasi adalah: •
Penerimaan pinjaman dan obligasi daerah harus dilakukan melalui rekening kas umum daerah;
•
Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh dijadikan jaminan pinjaman daerah;
•
Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan obligasi daerah;
•
Penatusahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah dilaksanakan oleh Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (kepala SKPKD).
e.
Piutang Daerah Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kembali kepada pemerintah daerah dan/atau hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah. Hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan piutang daerah adalah bahwa: •
Setiap piutang daerah harus diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu;
•
Pejabat
penatausahaan
keuangan
SKPD
(PPK-SKPD)
melakukan
penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD; •
Piutang daerah dan/atau tagihan daerah yang tidak dapat diselesaikan seluruhnya pada saat jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan peraturan pertundang-undangan;
BAB IV - 28
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
•
Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang pajak daerah dan piutang retribusi daerah merupakan prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
•
Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan;
•
Piutang daerah dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara mutlak atau bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan;
•
Penghapusan piutang daerah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: - Untuk piutang berjumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), penghapusan ditetapkan oleh kepala daerah; dan - Untuk piutang yang jumlahnya lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), penghapusannya ditetapkan oleh kepala daerah dengan persetujuan DPRD;
•
Penagihan dan penatausahaan piutang daerah dilaksanakan oleh Kepala SKPKD yang realisasi setiap bulannya harus dilaporkan kepada kepala daerah.
4.2. 2.
Analisis atas Pencapaian Target Kinerja dan Anggaran Pencapaian target kinerja untuk 971 kegiatan yang disampling dalam pejabaran
laporan realisasi anggaran persis sama dengan dokumen pelaksanaan anggaran sebagaimana terlihat pada Lampiran 1. Dengan demikian, capaian target kinerja tidak dapat diukur, sedangkan pencapaian anggaran rata-rata mencapai sebesar 90,39%. Apakah capaian tersebut sudah dapat dikatakan efektif ataupun belum. Untuk mengukur efektifitas pelaksanaan anggaran harus dilihat dari kualitas keluaran atau capaian hasil dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran. Sejauh mana anggaran tersebut bermanfaat untuk masyarakat sebagai sasaran program tidak jelas ukurannya.
BAB IV - 29
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
B AB v
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan Dari hasil analisis terhadap data dan informasi, serta dikonfirmasi dengan regulasi dan konsep penganggaran berbasis kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa proses penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh belum berjalan efektif. Hal ini disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu: a. Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang tepat; b. Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai; c. Penentuan keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan dicapai; d. Penentuan hasil (outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas keluarannya, sehingga keberhasilan sebuah program belum dapat diukur; e. Belum ada keseragaman indikator terhadap program/kegiatan yang sama yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan f. Interval perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak sehingga mencerminkan penyusunan PPAS belum akurat dan tidak berpedoman kepada Analisis Standar Belanja (ASB) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
5. 2. Saran Berdasarkan bebapa kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Aceh dan semua SKPA Provinsi Ace, yakni: a.
Pemerintah Aceh perlu menyusun suatu buku pedoman penyusunan anggaran yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing program/kegiatan;
BAB V - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
b.
Pemerintah Aceh perlu menyusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Analisi Standar Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan penyusunan RKA-SKPA;
c.
Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksankan program/kegiatan sama; dan
d.
Meningkatkan pemahaman anggaran berbasis kinerja bagi personil yang terlibat dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak tanggung jawab tim tersebut.
BAB V - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy. 2012a. Perilaku oportunistik legislatif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya: Bukti empiris dari penganggaran pemerintah daerah di Indonesia. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Tidak diterbitkan. Abdullah, Syukriy. 2012b. Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah dan Kepala SKPD. Link web: http://syukriy.wordpress.com/2012/11/26/hubungankeagenan-antara-kepala-daerah-dan-kepala-skpd/ Arizti, Pedro, Jim Brumby, Nick Manning, Roby Senderowitsch, and Theo Thomas. 2010. Results, Performance Budgeting and Trust in Government. Washington, D.C.: World Bank. Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Salem Empat. Blais, André and Stéphane Dion. 1990. Are bureaucrats budget maximizers? The Niskanen model & its critics. Polity 22(4): 655-674. Ebdon, Carol. 2002. Beyond the public hearing: Citizen participation in the local government budget process. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management 14 (2): 273-294. IDG. 1999. Value for Money Guideline. Kelly, Janet M. and William C. Rivenbark. 2003. Performance Budgeting for State and Local Government. London: M.E. Sharpe. Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Miller, Gerald J. and Lyn Evers,. 2002. Budgeting structures and citizen participation. Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management 14(2): 233272. O'Toole, Daniel E. and Brian Stipak. 1988. Budgeting and Productivity Revisited: The Local Government Picture. Public Productivity Review 12(1): 1-12. Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Deputy IV BPKP, 2005. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Sebutan Nama Aceh Dan Gelar Pejabat Pemerintahan Dalam Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Aceh Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Ritonga, Irwan taufik. 2010. Analisis Standar Belanja: Konsep, Metode Pengembangan, dan Implementasi di Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM. Rivenbark, William C. and Janet M. Kelly. 2006. Performance Budgeting in Municipal Government. Public Performance & Management Review 30(1): 35-46. Robinson, Marc and Duncan Last. 2009. A Basic Model of Performance-Based Budgeting. Technical Notes and Manuals. International Monetary Fund. Website: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.