Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
ANALISIS DISTORSI INFORMASI DAN BULLWHIP EFFECT PADA SUPPLY CHAIN (STUDI KASUS: P.T. SINAR SOSRO PABRIK GRESIK) Sudarmo Soewartini, I Nyoman Pujawan Manajemen Industri – Program P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email:
[email protected] ABSTRAK P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik merupakan perusahaan industri minuman ringan yang memproduksi produk Fruit Tea Genggam. Ketidakstabilan permintaan produk mengakibatkan terjadinya bullwhip effect. Perusahaan harus dapat membuat biaya rendah dengan service level tinggi. Fokus penelitian ini adalah melakukan pengukuran besarnya bullwhip effect, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab bullwhip effect, dan memberikan usulan solusi agar bullwhip effect menjadi berkurang. Agregasi data dilakukan berdasarkan produk/Kantor Penjualan (1), produk (2), Kantor Penjualan (3), Echelon (4). Bullwhip effect diukur berdasarkan perbandingan antara koefisien variasi permintaan yang keluar dari suatu channel (Cout) dengan koefisien variasi permintaan yang diterima oleh channel (Cin). Analisis regresi digunakan untuk mencari variabel-variabel yang memberikan kontribusi terhadap bullwhip efffect. Pengukuran bullwhip effect dilakukan berdasarkan jenis produk (9 varian rasa) dan berdasarkan jenis kemasan (kemasan 1 rasa, kemasan 3 rasa). Pengukuran bullwhip effect berdasarkan produk menghasilkan nilai 1 = 0,62, 2 di upstream = 1,00 dan di downstream = 1,44, 3 = 0,63, dan 4 di upstream = 1,08 serta di downstream = 1,01. Pengukuran bullwhip effect berdasarkan kemasan menghasilkan nilai 1 = 0,66, 2 di upstream = 0,99 dan di downstream = 1,41, 3 = 0,79, dan 4 di upstream = 0,96 serta di dowmstream = 1,08. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullwhip effect yang terjadi pada supply chain perusahaan disebabkan oleh distorsi informasi dari downstream ke upstream. Dari hasil perhitungan dan analisis untuk periode Januari 2006 – Desember 2006 apabila terjadi pengurangan bullwhip effect maka diperoleh penghematan biaya persediaan sebesar Rp.1.703.526.050,- dan peningkatan sevice level dari rata-rata 92,68% menjadi 100% sehingga keuntungan akan meningkat karena tidak terjadi stockout cost sebesar Rp.1.369.773.500,-. Kata kunci: bullwhip effect, distorsi informasi , supply chaín, studi kasus.
PENDAHULUAN Salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply chain yang efisien adalah distrorsi informasi pada supply chain, informasi tentang permintaan konsumen yang sebenarnya relatif stabil di tingkat pelanggan akhir berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain dan semakin ke hulu peningkatan tersebut semakin besar. Perusahaan harus dapat mengatur keseimbangan antara biaya persediaan dan layanan pelanggan, yakni membuat biaya rendah akan tetapi service level tinggi.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Ketidakstabilan permintaan produk Fruit Tea Genggam yang disebabkan oleh faktor lonjakan permintaan produk Fruit Tea Genggam merupakan salah satu penyebab bullwhip effect pada P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik. Bullwhip effect yang timbul pada P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik diakibatkan oleh distrosi informasi dari downstream channel ke upstream channel. Bullwhip effect menyebabkan supply chain menjadi tidak efisien pada masing-masing tingkatan. Fokus penelitian ini adalah melakukan pengukuran besarnya bullwhip effect, mengindentifikasi faktor-faktor penyebab bullwhip effect, dan memberikan usulan solusi agar bullwhip effect pada supply chain P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik menjadi berkurang. METODA Tahap-tahap metoda penelitian secara diagram dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: Survey Pendahuluan
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan
Studi Kepustakaan 1. Supply chain dan Supply chain management 2. Bullwhip effect
TAHAP PERSIAPAN
Pemetaan konfigurasi supply chain
Pabrik - Permintaan produk - Pengiriman aktual
Kantor Penjualan - Penjualan aktual - Event-event yang berpengaruh terhadap penjualan
Pengolahan Data 1. Agregasi Data 2. Pengukuran bullwhip effect
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Analisis dan Interpretasi
Kesimpulan dan Saran
TAHAP ANALISIS DAN KESIMPULAN
Gambar 1 Diagram Metoda Penelitian
HASIL DAN DISKUSI Pengukuran Bullwhip Effect Pengukuran nilai bullwhip effect dilakukan dengan melakukan pengukuran berdasarkan produk dan pengukuran berdasarkan kemasan seperti pada Tabel 1 berikut:
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008 Tabel 1 Pengukuran Nilai Bullwhip Effect Nilai rata-rata Berdasarkan Produk Berdasarkan Kemasan
Pengukuran Bullwhip Effect Produk Kantor/Penjualan (1) Produk (2) Pabrik Gresik Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur Kantor Penjualan (3) Echelon (4) Pabrik Gresik Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur
0,62
0,66
1,00 1,44 0,63
0,99 1,41 0,79
1,08 1,01
0,96 1,08
Pengukuran bullwhip effect berdasarkan kemasan untuk pengukuran produk/kemasan/Kantor Penjualan, Kantor Penjualan/kemasan, dan Echelon/kemasan di Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur diperoleh nilai bullwhip effect yang lebih besar dibandingkan pengukuran berdasarkan produk. Pengukuran produk/kemasan dan Echelon/kemasan di Pabrik Gresik diperoleh nilai bullwhip effect yang lebih kecil dibandingkan pengukuran berdasarkan produk. Nilai bullwhip effect lebih besar di Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur dikarenakan permintaan ke Pabrik Gresik melebihi penjualannya dan pengukuran nilai bullwhip effect berdasarkan produk di Pabrik Gresik lebih besar dibandingkan pengukuran berdasarkan kemasan dikarenakan pengiriman ke Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur dari Pabrik Gresik dibawah permintaannya. Kontribusi Event, Program Diskon Dister/Grosir dan Diskon Modern Market, dan Penjualan Kemasan 3 Rasa Terhadap Bullwhip Effect Output analisis regresi untuk uji kecukupan model dan taksiran parameter model adalah pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Tabel Uji Kecukupan Model dan Taksiran Parameter Model untuk Event, Program Diskon Dister/Grosir dan Diskon Modern Market, dan Penjualan Kemasan 3 Rasa Kontribusi Terhadap Bullwhip Effect
Analisis Regresi
Output Uji Kecukupan Model R-Sq
R-Sq(adj)
S
Output Taksiran Parameter Model
Event
Regresi Berganda Variabel Dummy
78,1%
72,6%
44460
Y=41878 + 11147 Natal dan Tahun Baru + 7625 Launching Kemasan 3 Rasa
Program Diskon Dister/Grosir dan Diskon Modern Market
Regresi Berganda
93,7%
92,4%
2636
Y = 7036 + 1,24 Diskon Dister/Grosir + 3,41 Diskon Modern Market
Regresi Linier Sederhana
86,3%
84,9%
3705
Y = 29229 +0,816 Penjualan Kemasan 3 Rasa
Penjualan Kemasan 3 Rasa
Nilai koefisien determinasi (R-Square) untuk event sebesar 78,1% yang mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh Natal dan Tahun Baru serta Launching Kemasan 3 Rasa terhadap penjualan adalah 78,1%, sisanya sebesar 21,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi. Nilai RSquare untuk Diskon Dister/Grosir dan Diskon Modern Market sebesar 93,7% yang mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh terhadap penjualan adalah 93,7%, sisanya sebesar 6,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi. Nilai R-Square untuk Penjualan Kemasan 3 Rasa sebesar 86,3% yang mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh terhadap penjualan adalah 86,3%, sisanya
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
sebesar 13,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi. Visualisasi Terjadinya Bullwhip Effect Visualisasi terjadinya bullwhip effect dapat dilihat pada Gambar 2 berikut: 42,000
Jumlah (Karton)
36,000 30,000 24,000 18,000 12,000 6,000
P erm int aan
0 J an
F eb
M ar
A pr
P enjualan M ei
J un
J ul
P engirim an A gs t
Sept
Ok t
No v
D es
Wak tu (Bulan)
Gambar 2 Grafik Permintaan, Pengiriman dan Penjualan Produk Fruit Tea Genggam
Visualisasi terjadinya bullwhip effect menunjukkan bahwa penjualan pada Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur dan pengiriman dari Pabrik Gresik ke Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur berfluktuasi dengan tingkat yang tidak terlalu besar. Namun, permintaan dari Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur ke Pabrik Gresik terjadi variabilitas yang lebih tinggi. Pada bulan Oktober, November, dan Desember 2006 terjadi lonjakan permintaan dibandingkan permintaan rata-rata bulan Januari – September, yakni sebesar 46,93% pada bulan Oktober, 61,73% pada bulan November, dan 71,96% pada bulan Desember. Lonjakan permintaan yang semakin besar mengakibatkan terjadinya bullwhip effect pada supply chain. Identifikasi Penyebab Terjadinya Bullwhip Effect Penyebab terjadinya bullwhip effect pada P.T. Sinar Sosro Pabrik Gresik dapat dijelaskan melalui fish-bone diagram seperti pada Gambar 3 berikut: Event-event umum dan khusus
Akurasi permintaan
Idul Fitri Natal & Tahun Baru
Program Diskon Diskon Dister/Grosir
Pemintaan berdasarkan target penjualan
Program Undian Nomer Ngejutin
Launching kemasan 3 rasa
Diskon Modern Market
Permintaan berdasarkan penjualan tahun 2005
Bullwhip Effect Laporan penjualan tidak tiap-tiap varian rasa
Persediaan berdasarkan 5 hari target penjualan harian
Anticipation Stock
Bahan baku varian rasa sedikit / habis
Target penjualan tidak tiap-tiap varian rasa
Tidak ada informasi penjualan dan stock harian ke upstream
Persediaan tiaptiap varian rasa
Produksi untuk Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan - Sulawesi
Pengendalian persediaan
Bahan baku paper kurang / habis
Informasi penjualan dan persediaan
Jumlah minimum produksi
Batasan Produksi
Gambar 3. Penyebab Terjadi Bullwhip Effect di P.T Sinar Sosro Pabrik Gresik
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Biaya Persediaan, Service Level dan Stockout Cost Biaya persediaan, service level dan stockout cost seperti pada Tabel 5 berikut: Tabel 5 Tabel Biaya Persediaan, Service Level dan Stockout Cost Deviasi Permintaan
634.260
Pengiriman
587.827
Penjualan
577..381
Permintaan Vs Pengiriman
Permintaan vs Penjualan
46.433
56.879
Service Level (%)
92,68
Biaya Persediaan Produk
Transportasi
Total
Stockout Cost
1.677.930.500
25.595.550
1.703.526.050
1,369,773,500
Service level perusahaan hanya mencapai 92,68%. Stockout cost yang diakibatkan service level dibawah 100% sebesar Rp.1.369.773.500,-. Biaya persediaan terdiri dari nilai persediaan produk dan biaya transportasi produk dari Pabrik Gresik ke Kantor Penjualan, total biaya over stock apabila seluruh permintaan terpenuhi sebesar Rp.1.703.526.050,-. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan maka penarikan kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran bullwhip effect berdasarkan produk menghasilkan nilai rata-rata pengukuran 1 = 0,62 yang menunjukkan fluktuasi di downstream channel tidak terlalu besar, nilai 2 pada Pabrik Gresik = 1,00 dan Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur = 1,44 yang menunjukkan fluktuasi di upstream channel dan downstream channel cukup besar, nilai 3 = 0,63 yang menunjukkan fluktuasi di downstream channel tidak terlalu besar, dan nilai 4 pada Pabrik Gresik = 1,08 serta Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur = 1,01 yang menunjukkan fluktuasi di upstream channel dan downstream channel cukup besar. 2. Pengukuran bullwhip effect berdasarkan kemasan menghasilkan nilai rata-rata pengukuran 1 = 0,66 yang menunjukkan fluktuasi di downstream channel tidak terlalu besar, nilai 2 pada Pabrik Gresik = 0,99 dan Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur = 1,41 yang menunjukkan fluktuasi di upstream channel tidak terlalu besar dan pada downstream channel fluktuasi cukup besar, nilai 3 = 0,79 yang menunjukkan fluktuasi di downstream channel tidak terlalu besar, dan nilai 4 pada Pabrik Gresik = 0,96 serta Kantor Penjualan Wilayah Jawa Timur = 1,08 yang menunjukkan fluktuasi di upstream channel tidak terlalu besar dan pada downstream channel cukup besar. 3. Bullwhip effect pada supply chain perusahaan disebabkan oleh distorsi informasi dari upstream channel ke downstream channel. Apabila service level mencapai 100% maka keuntungan perusahaan akan meningkat sebesar Rp.1.369.773.500,dan menimbulkan biaya persediaan sebesar Rp.1.703.526.050,-. 4. Hasil analisis menunjukkan bahwa Natal dan Tahun Baru serta Launching kemasan 3 rasa berpengaruh terhadap penjualan sebesar 78,1%, Diskon Dister/Grosir dan Diskon Modern Market berpengaruh sebesar 93,7% terhadap penjualan, serta kemasan 3 rasa berpengaruh terhadap penjualan sebesar 86,3%. 5. Faktor-faktor penyebab bullwhip effect pada supply chain perusahaan adalah eventevent yang bersifat umum dan khusus, permintaan yang kurang akurat, program diskon, batasan produksi, informasi penjualan dan persediaan, serta pengendalian persediaan.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
6.
Usulan solusi untuk mengurangi bullwhip effect pada supply chain adalah memperbaiki peramalan penjualan, permintaan produk berdasarkan kecepatan ratarata penjualan dan memperhatikan program diskon, melakukan kajian kelayakan bisnis tiap-tiap varian rasa produk, information sharing dari Kantor Penjualan ke Pabrik Gresik, serta memperbaiki persediaan produk.
DAFTAR PUSTAKA Ballou, R.H. (2004), Business Logistics Supply Chain Management, Fifth Edition, Prentice Hall, New Jersey. Carlsson, C., Fuller, R., (2001), “Reducing the bullwhip effect by means of intelligent, soft computing methods”, Procceedings of the 34th Hawaii International Conference on System Sciences. Chatfield, D.C., Kim, J. G., Harrison T. P., Hyya, J. C., (2004), “The bullwhip effectimpact of stochastic lead time, information quality, and information sharing: a simulation study”, Production and Operations Management, Vol. 13, No. 4, hal. 340-353. Chase, R B., Jacobs, F R., dan Aquilano, N J. (2004), Operation Management for Competitive Advantage, Tenth Edition, McGraw-Hill, New York. Chen, F., Drezner, Z., Ryan, J K., dan Levi, D S. (2000), “Quantifying the bullwhip effect in a simple supply chain: the impact of forecasting, lead times, and information”, Management Science, Vol. 46, No. 3, hal. 436-443. Chopra, S., dan Meindl, P. (2007), Supply chain management, Strategy, Planning and Operation, Third Edition, Upper Saddle River, Prentice Hall, New Jersey. Croson, R., Donohue, K., (2005), “Upstream versus downstream information and its impact on the bullwhip effect”, System Dynamics Review, Vol. 21, No. 3. Fransoo, J.C., dan Wouters, M.J.F. (2000), “Measuring the bullwhip effect in the supply chain, supply chain management”, An International Journal, Vol. 5, No. 2, hal. 78-89. Handfield, R B. dan Nichols Jr. E L. (1999), Introduction to Supply Chain Management, Upper Saddle River, Prentice Hall, New Jersey. Heizer, Jay dan Barry, R. (2005), Operations Management, Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta. Indrajit, R E. dan Djokopranoto, R. (2005), Strategi Manajemen Pembelian dan Supply Chain, Grasindo, Jakarta. Irianti, A P. (2003), Evaluasi Bullwhip Effect Pada Suatu Supply Chain (Studi Kasus: P.T. Coca Cola Bottling Indonesia Pandaan), Tugas Akhir Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Lee, H. L., Padmanabhan, V., Whang, S., (1997a), “The bullwhip effect in supply chains”, Sloans Management Review, Vol. 38, hal. 93-102.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Lee, H. L., Padmanabhan, V., Whang, S., (1997b), “Information distortion in a supply chain: the bullwhip effect”, Management Science, Vol. 43, hal. 546-558. Lee, H. L., So, K.C., Tang, C.S., (2000), “The value of information sharing in a twolevel supply chain”, Management Science, Vol. 46, No. 5, hal. 626-643. McCullen, P., Towill, D., (2002), “Diagnosis and reduction of bullwhip in supply chain, Supply Management”, An International Journal, Vol. 7, No. 3, hal. 164-179. Mentzer, J T., DeWitt, W., Keebler, J S., Min, S., Nix, N W., Smith, C D., dan Zacharia, Z G. (2001), “Defining Supply Chain Management”, Journal of Business Logistics, Vol. 22, No. 2, hal. 1-25. Merkuryev, Y.A., Petuhova, J.J., Landeghem, R.V., Vansteenkiste, S., (2002), “Simulation-based analysis of the bullwhip effect under different information sharing strategies”, Proceedings 14th European Simulation Symposium. Nasution, A.H. (2006), Manajemen Industri, Andi, Yogyakarta. Nienhaus, J., Ziegenbein, A. Duitjts, C., (2003), How human behaviour amplifies the bullwhip effect-a study based on the beer distribution game online. Nugroho, H. (2005), Evaluasi Bullwhip Effect dan Penentuan Metode Peramalan Dalam Supply Chain (Studi Kasus: P.T. Sari Husada dan Divisi Logistik P.T. Tiga Raksa Satria site Yogyakarta), Tugas Akhir Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Industri ITS , Surabaya. Prihandana, N. (2005), Pengukuran dan Minimasi Dampak Bullwhip effect Pada Jaringan Rantai Supply Perusahaan (Studi Kasus di P.T. Lotus Indah textile Industries), Tugas Akhir Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Industri ITS , Surabaya. Potter, A., dan Disney, S.M. (2005), “Bullwhip and batching:an explroration”, International Journal of Production Economics, Vol.104, hal. 408-418. Pujawan, I N. (2005), Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya. Siagian, Y M. (2005), Aplikasi Supply Chain Mangement, Grasindo, Jakarta. Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., dan Simchi-Levi, E. (2003), Designing & Managing the Supply Chain, Second Edition, McGraw-Hill, New York. Svensson, G., (2003), “The bullwhip effect in intra-organizational echelons”, International Journal of Physical Distribution & Logistics Management, Vol. 33, No. 2, hal. 103-131. Warburton, R. D. H., (2004), “An analytical investigation of the bullwhip effect”, Production and Operations Management, Vol. 13, No. 2, hal. 150-160. Zhao, Z., (2005), “Applying IT to avoid bullwhip effect of supply chain”, Chinese Business Review, Vol. 4, No. 4.
ISBN : 978-979-99735-4-2 A-1-7