ANALISIS DAYA SAING KOMODITI UDANG INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
OLEH HENDRA RAKHMAWAN H14050558
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS DAYA SAING KOMODITI UDANG INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL” ADALAH BENAR-BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2009
Hendra Rakhmawan H14050558
RINGKASAN
HENDRA RAKHMAWAN. Analisis Daya Saing Komoditi Udang Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh IDQAN FAHMI)
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang luas yang meliputi 5,8 juta km2 sehingga memiliki sumberdaya laut yang melimpah dan merupakan sumberdaya yang bergizi tinggi karena kaya akan mineral untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia serta menjadi tumpuan kekuatan ekonomi nasional di masa yang akan datang. Udang merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang selain mengandung zat-zat gizi yang tinggi bagi tubuh, juga merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai jual yang tinggi baik di pasar domestik maupun mancanegara. Diketahui berdasarkan Depdag (2009) bahwa realisasi ekspor / devisa yang dihasilkan udang Indonesia pada tahun 2006 sebesar US$ 943.998.000, pada tahun 2007 sebesar US$ 791.854.000 dan meningkat menjadi 1.055.805.000 sampai akhir bulan Agustus 2008. Meskipun potensi udang Indonesia sangat besar, tetapi terdapat berbagai permasalahan ekspor yang menimpa komoditi udang Indonesia sampai saat ini seperti kalahnya pangsa pasar ekspor udang Indonesia di AS oleh Thailand dan China, jatuhnya harga pasaran udang Indonesia di Jepang karena tingkat persaingan yang tinggi, munculnya tuduhan “transhipment” pasar AS atas ekspor udang Indonesia, penetapan standarisasi Uni Eropa yang memberatkan ekspor udang Indonesia, serta penurunan kualitas udang Indonesia di pasar AS karena krisis global. Sebenarnya komoditi udang Indonesia telah mampu memenuhi permintaan pasar dunia seperti Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang, namun dalam keunggulan seperti kualitas ataupun daya saingnya masih dipertanyakan karena banyaknya masalah-masalah dalam ekspor udang Indonesia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Karena itu penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat daya saing komoditi udang Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing tersebut, serta merumuskan strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung peningkatan daya saing komoditi udang Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif untuk menjelaskan tingkat daya saing keunggulan komparatif yang dilakukan dengan analisis RCA (Revealed Comparative Advantage). Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing komoditi udang Indonesia (komoditas yang diteliti adalah udang beku dan tak beku pada jenis udang windu dan vanname), dilakukan dengan metode regresi linear berganda yaitu menggunakan analisis OLS (Ordinary Least Square). Sedangkan pada analisis deskriptif kualitatif digunakan analisis Teori Berlian Porter (Porter’s Diamond Theory) untuk pengkajian potensi, kendala, dan peluang yang berarti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan kompetitif komoditi udang Indonesia (dalam hal ini yang diteliti adalah jenis udang windu dan udang vanname).
Komoditi udang Indonesia dihasilkan dari kegiatan budidaya tambak (70%) dan penangkapan perairan laut (30%). Pada produksi udang Indonesia sebanyak 95% diekspor, sedangkan 5% sisanya dipasarkan dalam negeri terutama untuk pasar-pasar besar (supermarket). Sampai saat ini pengadaan udang melalui kegiatan budidaya lebih banyak dilakukan oleh usaha kecil (rakyat) maupun industri, sebaliknya penangkapan perairan laut berkurang. Daerah usaha penghasil udang utama Indonesia berada di perairan Jawa dan Sumatera, Papua, sebagian Maluku, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan. Dari seluruh daerah tersebut, Lampung merupakan daerah penghasil utama udang Indonesia, dimana jumlah produksinya adalah 40% dari total produksi udang nasional. Lampung pula yang menjadi pelopor budi daya udang nasional berskala dunia seperti yang dilakukan PT Dipasena dan PT Centralproteinaprima. Pada pasar ekspor udang Indonesia meliputi pasar Jepang (sekitar 60% dari total ekspor), Amerika Serikat (16,5%) dan Uni Eropa (12,5%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi udang Indonesia berdaya saing kuat atau Indonesia mempunyai keunggulan komparatif atas komoditi udang Indonesia karena terlihat dari nilai RCA yang mencapai angka puluhan. Sedangkan pada hasil analisis Porter’s Diamond Theory ditunjukkan bahwa komoditi udang Indonesia mempunyai potensi dalam faktor input yaitu sumberdaya alam yang melimpah, sumberdaya manusia, modal serta infrastruktur yang unggul. Tetapi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi komoditi udang Indonesia masih lemah karena kurangnya penerapan teknologi intensif (modern) pada sektor budidaya udang serta teknologi ekspor yang kurang memadai dibandingkan negara pesaingnya seperti Thailand. Selain itu komoditi udang Indonesia juga mempunyai potensi pada permintaan domestik dan ekspor yang tinggi, persaingan yang ketat antarnegara eksportir udang serta adanya peran pemerintah untuk pengembangan komoditi udang Indonesia dan faktor kesempatan yang bagus di dunia internasional. Sedangkan pada industri terkait dan pendukung serta struktur dan strategi ekspor komoditi udang Indonesia yang juga rendah karena belum banyaknya tempat-tempat penelitian benih udang dan kurang berperannya industri pakan udang, sedikitnya industri produk-produk olahan udang yang berorientasi ekspor dan dominasi Chakroen Phokphand Group yang berstruktur monopoli serta belum adanya strategi-strategi khusus dalam ekspor udang Indonesia. Berdasarkan analisis RCA, regresi OLS serta metode Porter’s Diamond Theory didapatkan strategi-strategi peningkatan daya saing komoditi udang Indonesia yang meliputi (1) Meningkatkan kualitas ekspor komoditi udang Indonesia dengan peningkatan ekspor produk-produk olahan udang yang dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saingnya di pasar global. (2) Meningkatkan teknologi intensif (modern) pada budidaya udang serta menciptakan teknologi ekspor yang memadai. (3) Mendirikan tempat-tempat/balai penelitian udang yang memadai untuk menghasilkan benih udang yang berkualitas. (4) Meningkatkan produksi budidaya udang vanname sebagai bibit unggul yang tahan terhadap penyakit. (5) Meningkatkan standarisasi ekspor udang Indonesia. (6) Mendiversifikasi pasar-pasar tujuan ekspor udang Indonesia ke arah yang lebih prospektif seperti pasar Jepang. Pada penelitian tersebut penulis juga
menyarankan adanya peningkatan penguasaan teknologi pada sistem produksi dan pengolahan hasil komoditi udang Indonesia, menciptakan cluster industri udang Indonesia sehingga terjalin kerjasama dan kemudahan dalam akses ketersediaan benih unggul, pakan yang bermutu, serta pengembangan sektor pengolahan udang dan produk olahan udang yang berkualitas untuk menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan daya saingnya di pasar global serta menjaga kesinambungan peningkatan jumlah ekspor udang Indonesia agar nilai ekspornya juga ikut meningkat dan mendorong pada peningkatan daya saingnya di pasar dunia.
ABSTRACT
HENDRA RAKHMAWAN. Analysis Competitiveness of Indonesia Shrimp Commodity in International Market (guided by IDQAN FAHMI)
Indonesia is the country which has a large of ocean territorial in 5,8 million km2 and has a wealthy sea resources which full of nutrients and minerals to supply all the foods of its citizen and also as the national economic power in the future. Shrimp is one of sea resources which not only has a big nutrients for body but also has a high value even in domestic or international market. Based on Depdag (2009) that export value of Indonesia shrimp in 2006 was US$ 943.998.000, US$ 791.854.000 in 2007 and raised to 1.055.805.000 until August, 2008. Although Indonesia shrimp potency was so big, but it has so many export problems until now such as the conquered of Indonesia shrimp market share in USA by Thailand and China, fall out of Indonesia shrimp export price in Japan because of high competition, transhipment accused for Indonesia shrimp export, Europe standardization which aggravated Indonesia shrimp export, and also the quality declining of Indonesia shrimp export in USA because of global crisis. Actually Indonesia shrimp export had filled demand of world market such as USA, Europe and Japan, but for the competitiveness still questioned because so many problems from them. So this research was purposed to analyze the competitiveness of Indonesia shrimp commodity. The research had used quantitative and qualitative analysis. Quantitative analysis used to explain the grade of Indonesia shrimp commodity competitiveness by RCA (Revealed Comparative Analysis). Analysis for the influences factors of the competitiveness Indonesia shrimp export (for giant tiger and vanname shrimp) used OLS (Ordinary Least Square). Qualitative analysis used Porter’s Diamond Theory to analyze potency, problems, and chance which analyzed influence factors of competitiveness Indonesia shrimp commodity (the research objection was giant tiger and vanname shrimp). Indonesia shrimp commodity was produced from dyke (70%) and water sea haul (30%). In its production, for 95% to export and 5% was traded domestically especially in supermarket. At this time Indonesia shrimp which produced from dyke is doing by small trader (the masses) or industry, and less from sea water haul. The region of shrimp production in Indonesia are Java and Sumatra, Papua, a half Maluku, Kalimantan, and South Sulawesi waterseas. From them, Lampung was the major area of Indonesia shrimp production which had produced 40% from the total of national shrimp production. It also became the first area of shrimp production in world scale such as PT Dipasena and PT Centralproteinaprima activity. The market of Indonesia shrimp export was Japan (about 60%), USA (16.5%) and Europe (12.5%).
The result of the research showed that Indonesia shrimp commodity has a high grade competitiveness or Indonesia had competitive advantage for its shrimp because the RCA mark was so high in tens. Including the analyzed of Porter’s Diamond Theory showed that Indonesia shrimp commodity had potency in factor condition such as the wealthy of shrimp resources, human resources, capital and superior infrastructure. But in knowledge and technology of Indonesia shrimp commodity still weak because of the less intensive technology system in shrimp production and export technology which not superior if compared with the competitor country such as Thailand. Indonesia shrimp commodity also had potency domestic demand and high export, tighten competition for shrimp exporting countries, good regulation government to increase the competitiveness of Indonesia shrimp commodity and also good chance in international market. For related and supporting industry, structure and strategy in competitiveness shrimp commodity still descent because there weren’t many superior shrimp hatchery, less the role of weft industry and shrimp fickle export products industry. Beside there was dominated Chakroen Phokphand Group which had monopoly structure industry and there hadn’t specific strategy to increased the competitiveness Indonesia shrimp commodity. Including RCA, OLS and Porter’s Diamond Theory analysis, were result some strategy to increase the competitiveness of Indonesia shrimp commodity such as (1) Increasing export quality of Indonesia shrimp commodity by increasing the export volume of shrimp fickle products which gives value added to increase the competitiveness of Indonesia shrimp commodity. (2) Increasing intensive technology for all the shrimp production and also create a superior technology of shrimp export. (3) Building superior hatcheries to get a good quality shrimp seed. (4) Increasing the production of vanname shrimp as the superior seed which invulnerable against the disease. (5) Increasing the standardized of Indonesia shrimp export. (6) Do the diversification of Indonesia shrimp export market to prospective area such as Japan market. In this research is also suggest to increasing in production system technology and also shrimp fickle export product technology, building a cluster industry to get a good access of superior seeds, good quality weft, developing shrimp production sector and shrimp fickle in good quality to get a value added and increase the competitiveness of Indonesia shrimp commodity in global market, the last suggest is to keep the increasing of shrimp export volume to make an increasing of shrimp export value and its competitiveness in international market.
ANALISIS DAYA SAING KOMODITI UDANG INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Oleh HENDRA RAKHMAWAN H14050558
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul Skripsi : Analisis Daya Saing Komoditi Udang Indonesia di Pasar Internasional Nama
: Hendra Rakhmawan
NIM
: H14050558
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Ir. Idqan Fahmi, M.Ec NIP. 19631111 198811 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Rina Oktaviani, Ph.D NIP. 19641023 198903 2 002
Tanggal Lulus :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah-NYA maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Daya Saing Komoditi Udang Indonesia di Pasar Internasional”. Skripsi ini disusun sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap kendala-kendala ekspor yang dihadapi oleh komoditi udang Indonesia dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan dalam penyusunannya membutuhkan bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan penuh hormat kepada: 1. Kedua orang tua penulis, M. Nurul Mulyasaputra dan Nurlaida yang telah memberikan segala doa dan dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Ir. Idqan Fahmi M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan secara teoritis dan teknis kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak M. Firdaus, Ph.D selaku dosen penguji utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik, dan ilmu yang bermanfaat dalam skripsi ini. 4. Kak Tony Irawan, M.App. Ec selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa dan pedoman penulisan skripsi. 5. Kakak-kakak tercinta saya, Bang Rusdi, Teh Irma, A Dade, dan Teh Dian serta keponakan tercinta saya, Daffa yang telah memberikan harapan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Kepala Tata Usaha beserta staf pelaksana Departemen Ilmu Ekonomi yang telah membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.