ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB
WIWI ULIYATI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Wiwi Uliyati NIM H14110086
ABSTRAK WIWI ULIYATI. Analisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Dibimbing oleh ALLA ASMARA. Uni Emirat Arab merupakan salah satu pasar tujuan ekspor non tradisional Indonesia. Perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab diharapkan mampu membuka peluang perdagangan dan investasi yang jauh lebih besar bagi kedua negara. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi, dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada periode tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia baik di sektor pertanian maupun sektor manufaktur di pasar Uni Emirat Arab memiliki daya saing yang tinggi dengan ditunjukkan oleh nilai RCA > 1. Hasil analisis derajat integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa perdagangan intra industri (IIT) antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Pada hasil estimasi fungsi permintaan ekspor, komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab model sektor pertanian mempunyai lima variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab, yaitu harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, nilai tukar riil, dan dummy NTM. Pada model sektor manufaktur terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor, yaitu harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, dan nilai tukar riil. Kata kunci: fungsi permintaan ekspor, IIT, RCA, Uni Emirat Arab
ABSTRACT WIWI ULIYATI. Analysis Competitiveness and Determinant of Trade Flows Indonesian Main Export Commodities to United Arab Emirates. Supervised by ALLA ASMARA. United Arab Emirates is one of the non-traditional export markets of Indonesia. Trade between Indonesia and United Arab Emirates is expected can open up trade and investment opportunities are greater for the two countries. This study was conducted to analyze the competitiveness, degree of integration, and determinants of trade flows Indonesian main export commodities to the United Arab Emirates in the period 2009-2013. The results showed that the Indonesian main export commodities both in agriculture and manufacturing sectors in United Arab Emirates market have high competitiveness with demonstrated by RCA > 1. The results of the analysis of the degree of integration Indonesian main export commodities as a whole shows that the intra-industry trade (IIT) between Indonesia and United Arab Emirates in general is on the degree of integration in one direction (no integration). The results of the estimation export demand function, Indonesian main export commodities to the United Arab Emirates the agricultural sector model
has five independent variables that significantly influence of the Indonesian main export commodities to the United Arab Emirates, Indonesian export price, export price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP, real exchange rate, and NTM dummy. On the model of the manufacturing sector, there are four independent variables that significantly influence of the export, Indonesian export price, export price of competitor countries, United Arab Emirates real GDP and real exchange rate. Keyword: export demand function, IIT, RCA, United Arab Emirates
ANALISIS DAYA SAING DAN DETERMINAN ALIRAN PERDAGANGAN KOMODITI UNGGULAN EKSPOR INDONESIA KE UNI EMIRAT ARAB
WIWI ULIYATI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tak lupa salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad SAW beserta keluarganya dan sahabatnya yang setia hingga akhir zaman. Skripsi yang berjudul “Ananlisis Daya Saing dan Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis daya saing, derajat integrasi, dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua dan keluarga penulis, yakni Bapak Sobari dan Ibu Niti Wijayanti serta adik-adik tercinta dari penulis, Romi Doni dan Rama Pandu atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Alla Asmara, S.Pt, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc.Agr selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberikan kritik dan masukan yang sangat berharga bagi penyempurnaan skripsi ini. 3. Para dosen, staf dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis. 4. Teman satu bimbingan, Ade, Aulia, Deny, Dody, Mimi, Randy dan Yusrini yang telah memberikan masukan dan motivasi. 5. Sahabat-sahabat penulis, Elia, Hiyasa, Iin, Mentari, Moy, Nia, Ira, Rena, Rinna, Shara dan Suci yang selalu memberi motivasi dan doa. 6. Keluarga Kementerian Kebijakan Kampus 2014 dan XLFL The Scholarship Bacth 3 Pleton 1B yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 7. Teman-teman organisasi BEM KM IPB Kabinet Berani Beda dan Paguyuban KSE IPB atas dukungan dan motivasinya. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015 Wiwi Uliyati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis dan Pengolahan Data GAMBARAN UMUM Perkembangan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Uni Emirat Arab Perkembangan Nilai Tukar Riil Dirham terhadap Rupiah Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Analisis Revealed Competitiveness Advantages (RCA) Analisis Intra Industry Trade (IIT) Analisis Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
ix ix x 1 1 4 5 5 5 5 5 9 10 11 12 12 12 17 17 19 20 21 21 21 23 25 26 29 29 30 30 33 47
DAFTAR TABEL 1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013
2
2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta USD)
2
3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia periode 2010-2014 (juta USD)
3
4 Jenis dan sumber data
12
5 Klasifikasi nilai IIT
13
6 Kerangka identifikasi autokorelasi
17
7 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia Tahun 2009-2013
21
8 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab (juta USD) 22 9 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab (juta USD) 22 10 Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
23
11 Nilai IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
25
12 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komodistas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 27
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran operasional
11
2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014
11
3 Neraca perdagangan sektor non migas Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 18 4 Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab tahun 2009-2013 20 5 Perkembangan nilai tukar riil Dirham terhadap Rupiah tahun 2009-2013
20
DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil perhitungan RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 33 2 Hasil perhitungan IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 36 3 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 38 4 Variabel-variabel dalam analisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab 42 5 Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi unggulan ekspor Indonesia 44
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Perdagangan internasional khususnya ekspor menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kegiatan ekspor membuat perekonomian dalam negeri semakin bergairah, karena akan menarik banyak investasi, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya alam lokal. Di sisi lain, guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global yang melanda beberapa negara maju telah memberikan pengaruh terhadap kinerja ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Negara-negara maju merupakan pasar utama tujuan ekspor komoditi lokal negara-negara berkembang. Hingga saat ini, perekonomian global masih mengalami pelemahan dan proses pemulihan ekonomi yang terjadi di beberapa kawasan masih rentan dan tidak merata serta pengangguran masih tinggi di banyak negara. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat di kawasan tersebut menurun yang pada akhirnya akan menurunkan kemampuan negara untuk mengimpor suatu barang. Oleh karena itu, agar kinerja ekspor Indonesia di pasar internasional tetap stabil bahkan meningkat maka dibutuhkan strategi dan perencanaan yang matang. Kementerian Perdagangan telah mencanangkan strategi peningkatan ekspor melalui strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor. Sebelumnya, pasar tujuan ekspor Indonesia didominasi oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negaranegara Uni Eropa serta beberapa negara maju di kawasan Asia seperti Jepang, Tiongkok dan Singapura. Melalui strategi diversifikasi pasar, Indonesia memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika Latin, Afrika dan Eropa Timur. Oleh karena itu, saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan ekspor dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab. Uni Emirat Arab merupakan salah satu anggota Gulf Cooperation Council (GCC), sebuah blok dagang yang terdiri dari enam negara Arab di Teluk Persia dengan banyak tujuan ekonomi dan sosial. Kementerian Perdagangan telah menetapkan Uni Emirat Arab sebagai pintu masuk ekspor Indonesia di kawasan Timur Tengah. Uni Emirat Arab dapat dijadikan sebagai pusat distribusi (distribution center) bagi produk-produk Indonesia untuk kemudian dapat diekspor kembali ke negara di sekitarnya. Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati perjanjian pendahuluan pada tahun 2006 yang dimuat dalam Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka memperkuat bisnis antar kamar dagang dan industri. Kemudian pada tahun 2010, Indonesia dan Uni Emirat Arab menyepakati MoU mengenai pembentukan komisi bersama Indonesia-Uni Emirat Arab untuk kerjasama bilateral. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di kedua negara, pemerintah Indonesia bersama dengan pemerintah Uni Emirat Arab sepakat untuk mulai melaksanakan Pertemuan Komisi Bersama atau “Joint Commission Meeting” pada tahun 2015.
2 Selain sebagai mitra dagang, Uni Emirat Arab juga memiliki peranan penting dalam kegiatan investasi di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi dari Uni Emirat Arab ke Indonesia selama periode 2005-2010 menempati peringkat pertama dalam hal realisasi investasi negara-negara GCC, dengan 13 proyek dan nilai investasi sebesar 22.56 juta USD (KEMLU 2015). Kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia-Uni Emirat Arab diharapkan dapat membuka potensi yang lebih besar dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua negara. Tabel 1 Perbandingan makroekonomi Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2013 Indikator Satuan Indonesia Uni Emirat Arab GDP Milyar USD 868.35 234.97 GDP per Kapita USD 3 475.25 25 140.76 GDP Growth % 5.78 5.20 Populasi Juta Jiwa 249.87 9.35 Inflasi % 6.41 1.10 Total Ekspor Milyar USD 182.55 267.23 Total Impor Milyar USD 186.63 257.42 Sumber: World Bank 2015
Tabel 1 menunjukkan perbandingan makroekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Dilihat dari sisi GDP per kapita, GDP per kapita Uni Emirat Arab lebih tinggi dibandingkan Indonesia. GDP per kapita menunjukkan tingkat daya beli masyarakat, sehingga ketika daya beli masyarakat meningkat maka permintaan terhadap suatu produk pun ikut meningkat. Selain itu, total impor Uni Emirat Arab yang tinggi yaitu sebesar 257.42 milyar USD juga mengindikasikan bahwa terdapat potensi pasar yang positif di Uni Emirat Arab. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke Uni Emirat Arab. Tabel 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 (juta USD) Uraian
2010
2011
2012
Total 1 962.79 2 531.82 3 347.34 Perdagangan Migas 311.61 497.50 1 287.57 Non Migas 1 651.17 2 034.31 2 059.77 Ekspor 1 475.34 1 734.50 1 616.23 Migas 1.41 19.15 1.37 Non Migas 1 473.93 1 715.35 1 614.86 Impor 487.44 797.32 1 731.12 Migas 310.20 478.35 1 286.20 Non Migas 177.24 318.96 444.91 Neraca 987.90 937.19 -114.87 Perdagangan Migas -308.78 -459.20 -1 284.82 Non Migas 1 296.67 1 396.39 1 169.95 Sumber: Kementerian Perdagangan 2015
2013
2014
Trend 20102013 (%)
3 398.42
4 257.47
20.24
1 394.44 2 003.98 1 589.07 5.12 1 583.95 1 809.36 1 389.33 420.03
1 331.71 2 925.76 2 503.13 1.74 2 501.40 1 754.33 1 329.97 424.36
48.22 11.95 10.18 -8.69 10.28 40.23 48.85 22.40
-220.29
748.80
0.00
-1 384.21 1 163.92
-1 328.24 2 077.04
0.00 7.90
3 Hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab telah memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Uni Emirat Arab sebagai pintu masuk ekspor Indonesia di kawasan Timur Tengah memberikan peluang ekspor yang besar bagi Indonesia. Sebaliknya Indonesia merupakan negara tujuan ekspor dan investasi yang cukup berpotensi di kawasan ASEAN. Agar mampu mengoptimalkan potensi pasar di Uni Emirat Arab bahkan kawasan Timur Tengah, Indonesia harus dapat meningkatkan daya saing produknya di Uni Emirat Arab. Tabel 2 menjelaskan neraca perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab selama periode tahun 2010-2014. Terlihat bahwa total perdagangan antara Indonesia-Uni Emirat Arab terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2010-2014. Trend ekspor yang positif didukung dengan besarnya nilai ekspor di sektor non migas semakin menguatkan Indonesia untuk menjadikan Uni Emirat Arab sebagai pasar ekspor non tradisional yang potensial. Tabel 3 Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia tahun 2010-2014 (juta USD) 2011
2012
2013
2014
Trend 2010-2014 (%)
21 595.60
20 864.10
21 281.60
16 458.90
3.02
15 684.20
14 590.90
15 081.90
15 856.80
3.13
16 496.50
18 330.10
17 231.20
16 084.10
14 565.70
-3.73
India
9 851.20
13 279.00
12 446.70
13 009.80
12 223.70
4.20
Singapura
9 553.60
11 113.40
10 550.90
10 385.80
10 065.90
0.37
Malaysia
7 753.60
9 200.10
8 469.00
7 268.20
6 397.10
-6.01
Korea Selatan 6 869.70
7 565.80
6 684.60
6 052.50
5 716.80
-5.73
1 584.00
2 501.40
10.28
Negara
2010
Rep. Rakyat 14 080.90 Tiongkok Amerika 13 326.50 Serikat Jepang
Uni Emirat 1 473.90 1 715.40 1 614.90 Arab Sumber: Kementerian Perdagangan 2015
Uni Emirat Arab merupakan pasar ekspor sektor non migas yang potensial bagi Indonesia dalam rangka mewujudkan strategi diversifikasi pasar tujuan ekspor. Berdasarkan data pada tabel 3, dapat dilihat bahwa trend ekspor ke Uni Emirat Arab merupakan yang tertinggi di antara 7 negara tujuan ekspor sektor non migas terbesar Indonesia yaitu sebesar 10.28 persen. Selanjutnya pada tahun 2014, Uni Emirat Arab menempati posisi ke-15 negara tujuan ekspor sektor non migas Indonesia atau yang terbesar di antara negara-negara di Timur Tengah lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar yang terdapat di Uni Emirat Arab untuk meningkatkan ekspor khususnya di sektor non migas.
4 Perumusan Masalah Perkembangan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Emirat Arab semakin positif dan memberikan keuntungan bagi kedua negara. Masing-masing negara memiliki sektor unggulan yang menunjang perekonomiannya. Uni Emirat Arab ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pintu masuk ekspor komoditi unggulan Indonesia di kawasan Timur Tengah. Sebagian besar komoditi unggulan Indonesia yang diimpor oleh Uni Emirat Arab, diekspor kembali ke negara-negara di sekitarnya. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke pasar non tradisional. Namun agar dapat memanfaatkan potensi pasar yang ada secara optimum, Indonesia harus meningkatkan daya saing komoditi unggulan ekspornya di Uni Emirat Arab agar dapat bersaing dengan negara-negara yang lebih dulu memasuki pasar Uni Emirat Arab. Selain daya saing, keterkaitan perdagangan juga menjadi faktor penting penunjang peningkatan ekspor. Tingkat keterkaitan perdagangan atau integrasi ekonomi yang tinggi akan memperlancar arus perdagangan antar negara. Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati beberapa perjanjian pendahuluan (MoU) dalam rangka mempererat hubungan kedua negara di bidang perdagangan dan investasi. Pada tahun 2009, pemerintah Uni Emirat Arab menawarkan Indonesia untuk membentuk Free Trade Agreement (FTA). Namun hingga saat ini, pencapaian terwujudnya kerjasama di bidang perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab masih belum terwujud. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi dampak dari FTA Indonesia-Uni Emirat Arab yang mungkin akan terwujud dalam waktu dekat, pemerintah Indonesia perlu merumuskan strategi yang tepat. FTA memberikan berbagai dampak bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya, ada negara yang mendapatkan keuntungan dan ada negara yang kurang mendapatkan keuntungan dari pembentukan FTA. Pada umumnya, FTA identik dengan penurunan hambatan tarif hingga nol persen yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor dari negara-negara yang bersangkutan. Namun pada dasarnya pembentukan FTA tidak serta merta menghilangkan berbagai hambatan perdagangan. Adanya FTA justru menimbulkan berbagai hambatan non tarif baru. Saat ini, tarif yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi asal Indonesia cenderung rendah yaitu antara 0-5 persen. Di sisi lain, Uni Emirat Arab mulai memberlakukan berbagai jenis hambatan non tarif khususnya pada komoditi sektor pertanian. Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan di atas, maka kajian mengenai daya saing dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab memberikan ruang peneliti untuk mengkaji lebih jauh mengenai permasalahan-permasalahan berikut ini: 1. Apa saja komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta bagaimana daya saing dan derajat integrasinya? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab?
5 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab serta daya saing dan derajat integrasinya. 2. Menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi pemerintah Indonesia dan instansi yang terkait dalam perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Manfaat yang diharapkan antara lain: 1. Sebagai tambahan informasi, masukan, dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan terkait perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. 2. Bagi peneliti-peneliti lainnya dapat menjadi bahan rujukan dan pertimbangan atau perbandingan dalam penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengkaji mengenai daya saing dan determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab yang digunakan adalah komoditi non migas sektor pertanian dan manufaktur yang memiliki total nilai ekspor tertinggi dan konsistensi perdagangan dari tahun 2009-2013. Penentuan faktorfaktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab menggunakan pendekatan export demand function dengan metode analisis panel data.
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Teori Perdagangan Intenasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Peningkatan ekspor bersih suatu negara menjadi faktor utama untuk meningkatkan PDB suatu negara (Oktaviani et al. 2009).
6 Adanya perdagangan internasional membuat produksi barang dan jasa di dunia menjadi semakin efisien, sebab setiap negara melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi yang memiliki keunggulan komparatif di negara tersebut. Lalu menukarkan sebagian outputnya dengan negara lain untuk memperoleh komoditi yang memiliki kerugian komparatif. Dengan demikian, kedua negara akan mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan ketika kedua negara tersebut belum melakukan perdagangan antar negara (Salvatore 1997). Dalam perdagangan domestik para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian halnya dengan perdagangan internasional. Setiap negara yang melakukan perdagangan bertujuan mencari keuntungan dari perdagangan tersebut. Selain motif mencari keuntungan, Krugman (2000) mengungkapkan bahwa alasan utama terjadinya perdagangan internasional: a. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. b. Negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan untuk mencapai skala ekonomi (economic of scale). Konsep Daya Saing Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar tersebut, dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebut yang banyak diminati konsumen (Tambunan 2003). Porter (1990) menyebutkan bahwa daya saing mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan negara relatif terhadap kemampuan negara lain guna melakukan persaingan dalam meningkatkan kesejahteraan tetapi juga untuk dapat bersaing pada sesama industri-industri sejenis. Dalam pasar yang semakin mengglobal, keberhasilan pelaku usaha suatu negara sangat ditentukan oleh daya saing. Daya saing global pada dasarnya berhubungan dengan biaya produksi sehingga yang memenangkan kompetisi adalah negara yang mampu memasarkan produk dengan harga paling rendah atau berkualitas baik. Biaya produksi berhubungan dengan harga faktor-faktor input. Selain itu keunggulan dalam daya saing dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Teori Keunggulan Komparatif Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Dalam teori ini, David Ricardo menyatakan bahwa perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antar negara. Keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Asumsi-asumsi Teori Keunggulan Komparatif yang dibangun David Ricardo adalah (1) berlakunya labor theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan; (2) tidak memperhitungkan biaya transportasi; (3) produksi dijalankan dengan biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat constant return to scale; serta (4) faktor produksi tidak bersifat mobile antarnegara (Salvatore 1997).
7 Teori Permintaan Ekspor Teori permintaan ekspor bertujuan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor (Salvatore 1997). Pada beberapa penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa volume ekspor dipengaruhi oleh nilai tukar, harga ekspor relatif dan pendapatan riil dunia. Khan (1974) melakukan penelitian mengenai permintaan ekspor dan impor pada negara-negara berkembang. Penelitian dilakukan pada periode tahun 1951-1969 dengan memanfaatkan data tahunan beberapa negara. Khan merumuskan fungsi permintaan ekspor dunia terhadap negara berkembang sebagai berikut: logXdit = β0 + β1 log (PXi / PW)t + β2 logWt + vt dimana: Xi = volume ekspor negara i PXi = harga ekspor negara i PW = tingkat harga dunia W = pendapatan riil dunia Hasil penelitian Khan (1974) menyatakan bahwa harga berperan penting sebagai determinan ekspor negara-negara berkembang. Selanjutnya, Warner dan Kreinin (1983) juga memanfaatkan model sejenis tetapi pendekatannya berbeda dengan Khan (1974). Pada penelitian ini terdapat dua periode penelitian yakni pada rezim kebijakan nilai tukar tetap dan rezim kebijakan nilai tukar mengambang. Penelitian dilakukan pada periode tahun 1957:1-1970:4 (rezim kebijakan nilai tukar tetap) dan 1972:1-1980:4 (rezim kebijakan nilai tukar mengambang). Fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin adalah sebagai berikut: lnXi = c + a1 lnYWi + a2 lnPXLCi + a3 lnEi + a4 lnEPi + a5 lnPFCcomp dimana: Xi YWi PXLCi lnEi lnEPi lnPFCcomp
= volume ekspor negara i = rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor = indeks harga ekspor negara i = indeks effective exchange rate mata uang negara i = tingkat ekspetasi perubahan nilai tukar = rata-rata harga ekspor negara pesaing
Berdasarkan fungsi permintaan ekspor Warner dan Kreinin, nilai tukar dan harga ekspor negara pesaing menjadi determianan yang paling kuat terhadap ekspor suatu negara. Bahmani dan Oksooee (1986) menggunakan data kuarter periode tahun 19731980 untuk mengestimasi fungsi permintaan ekspor dan impor agregat negaranegara berkembang. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lnXtd = a + b lnYWt + c ln(PX / PXW)t + d lnEt + vt
8 dimana: X = volume ekspor YW = rata-rata tertimbang GDP negara-negara pengimpor PX = harga ekspor PXW = rata-rata tertimbang harga ekspor negara-negara pengimpor E = effective exchange rate b dan c merupakan elastisitas pendapatan dan harga dengan tanda yang diharapkan b > 0 dan c < 0. Sedangkan d merupakan elastisitas nilai tukar, d < 0 mengindikasikan depresiasi mata uang domestik akan mendorong ekspor. Selanjutnya setelah memasukkan lag, persamaannya menjadi: m2 lnXid = a + b lnYWi + ∑m1 k=0 ck ln (PX / PXW)t-k + ∑k=0 dk lnEt-k + vt
Hasil penelitian Bahmani dan Oksooee menyatakan bahwa aliran perdagangan lebih merespon perubahan harga relatif dari pada perubahan nilai tukar pada jangka panjang. Gross Domestic Product (GDP) Gross Domestic Product (GDP) merupakan salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kesehatan perekonomian suatu negara. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melihat GDP, yaitu dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Cara yang lainnya adalah dengan melihat GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian (Mankiw 2007). GDP menentukan kemampuan suatu negara dalam melakukan perdagangan. Pada penelitian yang dilakukan Baier et al. (2001), pertumbuhan GDP riil negara tujuan, berkontribusi sebesar 67-69 persen dalam pertumbuhan perdagangan bilateral diantara negaranegara anggota OECD. Nilai Tukar Nilai tukar atau kurs antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Para pakar ekonomi membedakan nilai tukar menjadi dua, nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai tukar riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Secara matematis perhitungan nilai tukar riil ini dituliskan sebagai berikut : Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal ×
IHK Negara Tujuan IHK Domestik
Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi maka akan membuat ekspor negara tersebut lebih kompetitif di seluruh dunia karena harga ekspor negara tersebut menjadi lebih murah (Mankiw 2007). Hambatan Perdagangan Non-Tarif Kebijakan non-tarif sering dilakukan oleh berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang untuk menghambat masuknya barang impor dengan
9 berbagai alasan, baik ekonomi maupun non ekonomi (Oktaviani et al. 2009). Bentuk-bentuk hambatan ini dapat berupa kuota impor, subsidi ekspor, pembatasan ekspor secara “sukarela”, tindakan-tindakan anti-dumping, persyaratan kandungan lokal, standar kesehatan, serta berbagai persyaratan labeling lainnya. Meskipun peraturan-peraturan tersebut memiliki tujuan yang jelas dan dapat diterima, namun kebanyakan dari peraturan-peraturan ini hanya merupakan kedok untuk membatasi arus impor (Salvatore 1997). Berdasarkan penelitian Disdier et al. (2006), berbagai hambatan non-tarif yang diberlakukan oleh negara-negara maju berdampak negatif pada ekspor negaranegara berkembang. Hambatan perdagangan non-tarif berupa perjanjian Sanitary and Phyto-Sanitary (SPS) dan Technical Barriers to Trade (TBT) yang diberlakukan oleh negara-negara anggota OECD berdampak signifikan pada penurunan ekspor produk-produk pertanian negara-negara berkembang ke negaranegara anggota OECD. Penelitian Terdahulu Rinaldi (2014) melakukan penelitian mengenai daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis revelaed comparative advantages (RCA), intra industry trade (IIT) dan panel data. Hasil estimasi nilai RCA komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan, seluruhnya menunjukkan hasil yang lebih dari satu. Hasil analisis tingkat integrasi komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia secara keseluruhan menunjukkan bahwa perdagangan intra industri antara Indonesia dengan Afrika Selatan secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan model sektor pertanian mempunyai empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Afrika Selatan, yaitu GDP riil Afrika Selatan, harga ekspor, tarif dan dummy Non-Tariff Measures. Pada model sektor manufaktur juga terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh signifikansi terhadap ekspor, yaitu GDP riil Afrika Selatan, nilai tukar rill, harga ekspor dan tarif. Penelitian yang dilakukan oleh Aljebrin (2012) secara empiris memperkirakan parameter fungsi permintaan ekspor untuk Arab Saudi dengan menggunakan data tahunan time series dan data cross section (1984-2008). Estimasi model dilakukan dengan model fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai riil ekspor untuk Arab Saudi dengan GDP riil mitra dagang, harga ekspor relatif dan nilai tukar riil. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semua variabel memiliki hubungan yang signifikan dan tanda sesuai dengan teori. Haider et. al (2011) mengestimasi fungsi permintaan impor dan ekspor Pakistan dengan negara mitra dagang tradisional dan beberapa negara Asia periode tahun 1973-2008. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Error Correction Model (ECM). Hasil analisis menunjukkan bahwa GDP riil mitra dagang merupakan determinan utama dan berpengaruh positif terhadap ekspor Pakistan. Nilai tukar riil juga signifikan dan berpengaruh positif terhadap ekspor Pakistan. Pada model permintaan impor, GDP riil Pakistan dan nilai tukar riil
10 memiliki hubungan yang signifikan dengan impor Pakistan dengan tanda sesuai dengan teori. Penelitian mengenai prospek perdagangan antara Indonesia dan Timur Tengah dilakukan oleh Oktaviani et al. (2008). Negara-negara di kawasan Timur Tengah yang diteliti adalah Turki, Tunisia dan Maroko. Hasil analisis IIT menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia-Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, analisis Constant Market Share (CMS) mengindikasikan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia, dimana minyak yang berasal dari tumbuhan dan hewan, kayu dan produk kayu, serta karet dan produk karet menjadi produk yang potensial dengan efek dekomposisi yang bervariasi pada setiap mitra dagang. Kerangka Pemikiran Guncangan ekonomi dunia yang kerap terjadi dan krisis global yang melanda beberapa negara maju telah memberikan dampak terhadap kinerja ekspor Indonesia. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Singapura merupakan pasar utama tujuan ekspor Indonesia. Oleh karena itu, untuk menghindari dampak yang lebih besar pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan mencanangkan strategi diversifikasi pasar. Melalui strategi diversifikasi pasar, Indonesia memperluas pasar tujuan ekspornya ke negara-negara berkembang yang menyediakan potensi pasar yang cukup signifikan untuk dieksplorasi seperti negara-negara anggota ASEAN, negara-negara di kawasan Asia Timur, Amerika Latin, Afrika dan Eropa Timur. Saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan ekspor sektor non migas dengan melakukan penetrasi pasar ekspor di luar pasar ekspor tradisional yang salah satunya adalah Uni Emirat Arab. Dalam rangka melancarkan hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, beberapa perjanjian telah disepakati. Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menyepakati perjanjian pendahuluan pada tahun 2006 yang dimuat dalam Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka memperkuat bisnis antar kamar dagang dan industri. Kemudian pada tahun 2010, Indonesia dan Uni Emirat Arab menyepakati MoU mengenai pembentukan komisi bersama IndonesiaUni Emirat Arab untuk kerjasama bilateral. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi di kedua negara, pemerintah Indonesia bersama dengan pemerintah Uni Emirat Arab sepakat untuk mulai melaksanakan Pertemuan Komisi Bersama atau “Joint Commission Meeting” pada tahun 2015. Hubungan kerjasama perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab ini harus menjadi salah satu perhatian utama pemerintah, sehingga pada masanya nanti Indonesia mampu menghadapi segala kemungkinan persaingan dan guncangan dalam pasar dunia. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana Indonesia memaksimalkan serta mengembangkan nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab, yaitu dengan memajukan ekspor komoditikomoditi unggulannya ke pasar Uni Emirat Arab serta dengan menelaah bagaimana kinerja perdagangannya. Dalam penelitian ini, kinerja perdagangan dapat dianalisis melalui tingkat daya saing serta derajat integrasi perdagangan komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Penelitian selanjutnya yaitu menganalisis determinan aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
11 Berbagai determinan ekspor seperti harga ekspor, kondisi makroekonomi negara tujuan ekspor, nilai tukar dan berbagai hambatan perdagangan sedikit banyak memengaruhi kinerja ekspor. Penurunan ekspor sebagai dampak dari krisis global Strategi diversifikasi pasar Perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab
Daya saing dan integrasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
Analisis determinan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
1. RCA 2. IIT
Export Demand Function
Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab
Determinan ekspor: 1. Harga ekspor Indonesia 2. Harga ekspor negara pesaing 3. GDP riil Uni Emirat Arab 4. Nilai tukar riil 5. Dummy Non-Tariff Measures
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional Hipotesis Penelitian Berdasarkan penelitian terdahulu serta didukung teori-teori yang ada dapat ditentukan hipotesis sementara terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab, antara lain: 1. Harga ekspor Indonesia berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. 2. Harga ekspor negara pesaing berpengaruh positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. 3. GDP riil Uni Emirat Arab memiliki hubungan positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. 4. Nilai tukar riil Rupiah terhadap mata uang Uni Emirat Arab memiliki hubungan positif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. 5. Dummy pemberlakuan non tariff measure berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab.
12
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu gabungan data time series dan cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dengan data cross section 14 komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Data yang digunakan bertujuan untuk mendukung variabel dalam model. Tabel 4 menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan: Tabel 4 Jenis dan sumber data Jenis Data Sumber Data Data perdagangan ekspor-impor Kementerian Perdagangan RI, WITS GDP riil World Bank Nilai tukar UNCTAD Indeks harga konsumen UNCTAD Non Tariff Measure (NTM) WTO Metode Analisis dan Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik untuk mengkaji gambaran umum kinerja perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab. Sedangkan metode analisis kuantitatif dilakukan dengan alat analisis Revealed Competitive Advantage (RCA), Intra Industry Trade (IIT) dan panel data, digunakan untuk menganalisis daya saing dan integrasi industri komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab serta determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia di Uni Emirat Arab. Pengolahan data ini dilakukan dengan menggunakan software Mocrosoft Excel dan E-views 6.0. Metode Revealed Competitive Advantage (RCA) Menurut BAPPENAS (2009), RCA merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menentukan daya saing suatu negara yang merupakan sebuah ukuran dari spesialisasi perdagangan internasional dari suatu negara. Konsep ini membandingkan kinerja suatu produk ekspor nasional terhadap total ekspor dunia. RCA digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu negara dalam kegiatan perdagangan antar negara. Rumus umum menghitung nilai RCA, yaitu: RCA =
Xij / Xt Wij / Wt
Keterangan: RCA = Tingkat daya saing komoditi Indonesia di negara tujuan ekspor Xij = Nilai ekspor komoditi Indonesia di negara tujuan ekspor
13 Xt Wij Wij
= Nilai ekspor total Indonesia di negara tujuan ekspor = Nilai ekspor komoditi dunia di negara tujuan ekspor = Nilai ekspor total dunia di negara tujuan ekspor
Nilai RCA suatu komoditi menunjukkan dua kemungkinan, yaitu: 1. Jika nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat. 2. Jika nilai RCA < 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata dunia sehingga suatu komoditi memiliki daya saing lemah. Metode Intra Industry Trade (IIT) Analisis IIT digunakan untuk menganalisis tingkat integrasi dalam suatu kawasan tertentu. Integrasi yang tinggi menunjukkan kedekatan perdagangan di antara negara-negara di kawasan tersebut. Rumus umum untuk menghitung nilai IIT berdasrkan pendekatan Grubel-Lloyd Index (GLI) yaitu: IITi,jk = 1 -
| Xi,jk – Mi,jk | x 100 Xi,jk + Mi,jk
dimana: Xi,jk = Nilai ekspor komoditi i dari negara j ke negara k Mi,jk = Nilai impor komoditi i dari negara j ke negara k Nilai IIT berkisar antara 0 sampai 100, jika jumlah yang diekspor sama dengan jumlah yang diimpor untuk suatu komoditi maka indeksnya akan sama dengan 100. Sebaliknya apabila perdagangan suatu negara hanya melibatkan satu pihak saja (ekspor atau impor saja), maka indeks bernilai 0.
Nilai IIT 0.00 > 0.00 – 24.99 25.00 – 49.99 50.00 – 74.99 75.00 – 100.00
Tabel 5 Klasifikasi nilai IIT Klasifikasi No integration (one way trade) Weak integration Mild integration Moderatly integration Strong integration
Sumber: Austria 2004
Metode Data Panel Data panel merupakan suatu data kerat lintang (cross section) yang disusun berdasarkan runtun waktu (time series). Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu, sedangkan data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu (Gujarati 2004). Penggunaan data panel memberikan beberapa keuntungan dibandingkan hanya menggunakan data time series atau data cross section saja (Hsiao 2003), yaitu: 1. Dapat mengendalikan heterogenitas individu atau unit cross section.
14 2.
Dapat memberikan informasi yang lebih luas, mengurangi kolinearitas di antara variabel, memperbesar derajat bebas dan lebih efisien. 3. Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model data cross section maupun time series. 4. Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model perilaku (behavioural models) yang kompleks. 5. Dapat diandalkan untuk studi dynamic of adjustment. Metode analisis data panel terdiri dari perumusan model, pemilihan metode estimasi, uji kriteria dan analisis hasil estimasi. Model Penelitian Untuk menganalisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab digunakan variabel-variabel yang antara lain: harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, nilai tukar riil dan dummy kebijakan Non Tariff Measure (NTM). Sehingga model awal untuk penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut: lnEV = β0 + β1 lnPRCijt + β2 lnPRCkjt + β3 lnRGDPjt + β4 lnRERijt + β5 DNTMjt + εit Dimana : EV
= Volume ekspor komoditi unggulan dari Indonesia ke Uni Emirat Arab (Ton) PRCijt = Harga ekspor komoditi unggulan Indonesia di Uni Emirat Arab (USD/Ton) PRCkjt = Harga ekspor komoditi unggulan negara pesaing di Uni Emirat Arab (USD/Ton) RGDPjt = GDP riil Uni Emirat Arab (USD) RERijt = Nilai tukar riil Indonesia terhadap Uni Emirat Arab (IDR/AED) DNTMjt = Variabel dummy untuk mengidentifikasi efek dari diberlakukannya kebijakan NTM oleh Uni Emirat Arab β0 = Konstanta/Intersep β 1, β2, β3, β4, β5 = Parameter yang diestimasi εijt = Error term i = Indonesia j = Uni Emirat Arab k = Negara pesaing Model Estimasi Terdapat tiga pendekatan untuk mengestimasi model data panel, yaitu: 1. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) Pendekatan PLS menggunakan gabungan dari seluruh data (pooled), sehingga terdapat N x T observasi, dimana N menunjukkan jumlah unit cross section dan T menunjukkan jumlah series yang digunakan. Model yang digunakan yaitu: Yit = αi + Xitβ + uit
15 Nilai α bersifat konstan untuk semua observasi, sehingga pendekatan PLS tidak mampu menjelaskan keragaman antar individu atau menghasilkan dugaan parameter β yang bersifat bias. Namun, dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua data cross section dan time series, dapat meningkatkan derajat kebebasan sehingga dapat memberikan hasil estimasi yang lebih efisien (Firdaus 2011). 2. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM) Pendekatan FEM bertujuan merepresentasikan perbedaan intersep, yaitu dengan memasukkan peubah dummy dalam model data panel sehingga dapat menghasilkan dugaan parameter β yang tidak bias dan efisien. Kelemahannya jika jumlah unit observasinya besar maka terlihat cumbersome (Firdaus 2011). Model yang digunakan yaitu: Yit = ƩαiDi + Xitβ + εit Lambang D merupakan peubah dummy. Adanya D menyebabkan intersep model berbeda-beda antar unit cross section. Pendekatan FEM dapat dikenal pula dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV). 3. Pendekatan Random Effect Model (REM) Memasukkan variabel dummy ke dalam model akan mengakibatkan berkurangnya jumlah derajat kebebasan yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah model efek acak (REM). Model ini dapat disebut juga dengan error component model karena pada model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam error. Persamaan dari model efek acak ini adalah sebagai berikut: Yit = α0 + βXit + εit εit = uit + Vit + Wit Dimana : uit ~ N (0, δu2) = Komponen cross section error Vit ~ N (0, δv2) = Komponen time series error Wit ~ N (0, δw2) = Komponen combinations error Dalam model ini diasumsikan bahwa error secara individual tidak saling berkorelasi begitu juga dengan error kombinasinya. Berbeda dengan model efek tetap, pendekatan random effect model dapat menghemat dan tidak mengurangi jumlah derajat kebebasan. Dengan demikian parameter hasil estimasi yang diperoleh semakin efisien dan model yang didapatkan akan semakin baik (Firdaus, 2011). Uji Statistik Pemilihan pendekatan atau model terbaik yang digunakan untuk pengolahan data panel dilakukan melalui beberapa pengujian statistik, diantaranya adalah:
16 a. Hausmann Test Hausmann test merupakan uji untuk mengetahui apakah model fixed effect lebih baik dari model random effect. Hipotesis dari uji ini yaitu: H0 : Model Random Effect H1 : Model Fixed Effect Nilai statistik Hausmann akan dibandingkan dengan nilai Chisquare sebagai dasar penolakan H0. Jika nilai χ2-statistik hasil pengujian lebih besar dari χ 2-tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga pendekatan yang digunakan adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya. b. Chow Test Chow test atau biasa disebut dengan uji statistik F merupakan pengujian statistik yang bertujuan memilih antara model fixed effect atau pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu: H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Fixed Effect Ketika nilai PLS, p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka cukup bukti untuk melakukan penolakan H0. Sehingga model yang digunakan adalah fixed effect, begitu pula sebaliknya. c. LM Test (The Breusch-Pagan LM Test) LM Test digunakan sebagai dasar pertimbangan statistik dalam memilih model random effect dan pooled least square. Hipotesis dari uji ini yaitu: H0 : Model Pooled Least Square H1 : Model Random Effect Dasar penolakan H0 yaitu dengan cara membandingkan antara nilai statistik LM dengan nilai Chi-square. Apabila nilai LM hasil perhitungan lebih besar dari χ2tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang digunakan adalah model random effect, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah model yang digunakan di dalam penelitian sudah baik atau belum dalam menjelaskan keragaman yang terdapat pada suatu permasalahan, maka diperlukan beberapa pengujian statistik untuk memenuhi kriteria model yang baik. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes Jarque Bera, jika nilai probabilitas lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata yang digunakan maka error term dalam model sudah menyebar normal.
17 b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel independen. Suatu model dapat diindikasikan mengandung multikolinearitas apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Untuk mengatasi multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghilangkan variabel yang tidak signifikan, mentransformasikan data dan menambah variabel. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya adalah Uji Park, Uji Glesjer, melihat pola grafik regresi dan uji koefisien korelasi Spearman. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan pengujian dengan membandingkan DW statistik dengan DW tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 6 Kerangka identifikasi autokorelasi Nilai DW Hasil 4 – dL < DW < 4 Tolak H0 : korelasi serial negatif 4 – dL < DW < 4 – dU Hasil tidak dapat ditentukan 2 < DW < 4 – dU Terima H0 : tidak ada korelasi serial dU < DW < 2 Terima H0 : tidak ada korelasi serial dL < DW < dU Hasil tidak dapat ditentukan 0 < DW < dL Tolak H0 : korelasi serial positif Sumber: Juanda 2009
e. Uji Ekonomi Dalam uji ekonomi, tanda dan besaran dari setiap koefisien dugaan yang telah diperoleh akan diuji. Uji ekonomi mensyaratkan tanda dan besaran yang terdapat pada koefisien dugaan sesuai dengan kriteria ekonomi.
GAMBARAN UMUM Perkembangan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka sehingga meskipun Indonesia dapat dan mampu untuk memenuhi kebutuhan domestiknya, Indonesia harus tetap melakukan perdagangan baik ekspor maupun impor dengan negara-negara di dunia yang telah melakukan perjanjian perdagangan. Pada tahun 2014, nilai total perdagangan Indonesia dengan dunia sebesar 354.47 milyar USD, turun 3.98 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai
18 369.18 milyar USD. Sektor yang sangat diandalkan untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke dunia adalah sektor non migas. Nilai ekspor Indonesia ke dunia di sektor non migas pada tahun 2014 sebesar 145.96 milyar USD, turun 2.64 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 149.92 milyar USD. Uni Emirat Arab merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang potensial bagi Indonesia dalam rangka meningkatkan ekspor khususnya di sektor non migas. Pada tahun 2014, nilai total perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mencapai 4.26 milyar USD, naik 25.28 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 3.40 milyar USD. Selama periode tahun 2010-2014 nilai total perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mengalami trend yang positif, yakni sebesar 20.24 persen.
Nilai Ekspor (Ribu USD)
3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 -500.000
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun Ekspor
Impor
Neraca
Sumber: Kementerian Perdagangan 2015
Gambar 2 Neraca perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 Gambar 2 menunjukkan neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Terlihat bahwa neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab berfluktuasi selama periode tahun 2010-2014. Meningkatnya impor Indonesia dari Uni Emirat Arab dari tahun 2010-2013 tanpa diimbangi dengan peningkatan ekspor menyebabkan neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab mengalami penurunan bahkan defisit di tahun 2012 dan 2013. Defisit yang terjadi pada tahun 2012 dan 2013 disebabkan karena adanya lonjakan impor yang signifikan di sektor migas. Sedangkan pada tahun 2014, meningkatnya eskpor Indonesia ke Uni Emirat Arab di sektor non migas secara signifikan menghasilkan surplus perdagangan bagi Indonesia sebesar 749 juta USD. Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada tahun 2014 mencapai 2.50 milyar USD, naik 57.52 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yakni sebesar 1.59 milyar USD. Sedangkan impor Indonesia dari Uni Emirat Arab mengalami penurunan sebesar 3.04 persen menjadi 1.75 milyar USD dari 1.81 milyar USD pada tahun 2013. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Uni Emirat Arab selama periode tahun 2010-2014 didominasi oleh komoditi non migas sektor manufaktur. Komoditikomoditi tersebut antara lain kertas, mobil, ban, elektronik dan tekstil. Sedangkan komoditi impor utama Indonesia dari Uni Emirat Arab didominasi oleh komoditi
19 migas yakni produk minyak serta beberapa komoditi non migas antara lain aluminium, besi, produk kimia, kapas, gandum, dan kurma.
Nilai Ekspor (Ribu USD)
3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0 2010
2011
Ekspor
Impor
2012 Tahun
2013
2014
Neraca
Sumber: Kementerian Perdagangan 2015
Gambar 3 Neraca perdagangan sektor non migas Indonesia-Uni Emirat Arab tahun 2010-2014 Pada neraca perdagangan sektor non migas yang tersaji pada gambar 3, terlihat bahwa selama periode tahun 2010-2014 neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab di sektor non migas selalu menunjukkan surplus untuk Indonesia. Bahkan pada tahun 2014, surplus perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab di sektor non migas mencapai angka tertinggi yakni sebesar 1.08 milyar USD. Nilai ekspor sektor non migas Indonesia ke Uni Emirat Arab pada tahun 2014 mencapai 2.50 milyar USD, naik secara signifikan yakni sebesar 57.92 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya mencapai 1.58 milyar USD. Sedangkan nilai impor sektor non migas Indonesia dari Uni Emirat Arab pada tahun 2014 juga menunjukkan peningkatan namun hanya sebesar 1.03 persen menjadi 424 juta USD dari 420 juta USD pada tahun 2013. Perkembangan GDP Riil Indonesia dan Uni Emirat Arab Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab periode tahun 20092013 disajikan pada gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut secara umum dapat diketahui bahwa GDP riil baik Indonesia maupun Uni Emirat Arab cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, GDP riil merupakan salah satu indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kesehatan perekonomian suatu negara. GDP dapat dilihat sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian. Peningkatan GDP riil suatu negara akan secara otomatis meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut.
20
GDP Riil (Milyar USD)
500,00 402,41
427,61
452,33
377,90 203,43
213,37
223,35
234,97
400,00 355,76
300,00 200,00
200,16
100,00 0,00 2009
2010
UEA
2011
2012
2013
Tahun Indonesia
Sumber: World Bank 2015
Gambar 4 Perkembangan GDP riil Indonesia dan Uni Emirat Arab tahun 2009-2013 Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa GDP riil Uni Emirat Arab selalu lebih besar dibandingkan dengan GDP riil Indonesia pada periode tahun 2009-2013. GDP riil Uni Emirat Arab mengalami peningkatan sebesar 96.58 milyar USD pada periode 2009-2013. Sedangkan GDP riil Indonesia mengalami peningkatan sebesar 34.81 milyar USD. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pasar yang positif di Uni Emirat Arab yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor. Perkembangan Nilai Tukar Riil Dirham terhadap Rupiah
Dirham/Rupiah
Nilai tukar riil merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam kegiatan perdagangan antar negara. Nilai tukar riil menunjukkan harga relatif dari mata uang kedua negara. Perkembangan nilai tukar riil mata uang Uni Emirat Arab (Dirham) terhadap mata uang Indonesia (Rupiah) tersaji pada gambar 5. Pada periode tahun 2009-2013, nilai tukar riil Dirham terhadap Rupiah cenderung berfluktuasi dan mencapai nilai tertinggi pada tahun 2011 yakni sebesar 2,278 dirham/rupiah. Sedangkan pada tahun 2009, nilai tukar riil dirham terhadap rupiah mencapai titik terendah yaitu sebesar 2,937 dirham/rupiah. Nilai tukar riil juga sangat dipengaruhi oleh indeks harga konsumen masing-masing negara. 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0
2.937 2.465
2009
2010
2.278
2011
2.353
2012
2.485
2013
Tahun Sumber: UNCTAD 2015
Gambar 5 Perkembangan nilai tukar riil Dirham terhadap Rupiah tahun 2009-2013
21 Kebijakan NTM yang Diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap Indonesia Kebijakan Non Tariff Measure (NTM) telah menjadi fokus dalam kegiatan perdagangan internasional. NTM diberlakukan dalam rangka mengurangi biaya transaksi untuk tercapainya keefisienan dan keefektifan serta untuk mewujudkan kegiatan perdagangan yang berkelanjutan. NTM didefinisikan sebagai kebijakankebijakan selain tarif yang secara potensial dapat memiliki pengaruh ekonomi pada perdagangan komoditi internasional, dengan mengubah kuantitas perdagangan atau harga atau keduanya (UNCTAD 2013). Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap komoditi-komoditi unggulan Indonesia tersaji pada tabel 7. Tabel 7 Kebijakan NTM yang diberlakukan Uni Emirat Arab terhadap komoditi unggulan ekspor Indonesia tahun 2009-2013. Produk (Kode HS) Jenis NTM Jumlah Kebijakan 080111 TBT 3 090111 TBT 5 090240 TBT 4 151190 TBT 3 180400 TBT 3 210111 TBT 3 401110 TBT 6 870323 TBT 3 Sumber: WTO 2015
Technical Barriers to Trade (TBT) merupakan salah satu bentuk NTM. Definisi TBT menurut UNCTAD (2013) adalah tindakan yang mengacu pada regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian dengan peraturan teknis dan standar. Berdasarkan tabel 7, pada periode tahun 2009-2013 Uni Emirat Arab paling banyak memberlakukan kebijakan NTM pada komoditi ban berisi udara/angina dari karet (HS 401110) yaitu sebanyak 6 kebijakan/peraturan. Namun secara umum, Uni Emirat Arab paling banyak memberlakukan kebijakan NTM pada komoditi unggulan ekspor Indonesia di sektor pertanian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Identifikasi komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai ekspor terbesar dari tahun 2009-2013. Selain itu, komoditi yang ditentukan sebagai komoditi unggulan ekspor harus memiliki konsistensi perdagangan dari tahun 2009-2013. Berdasarkan nilai ekspor dan konsistensi perdagangan dari tahun 2009-2013, komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab didominasi oleh komoditi sektor non migas yang terdiri dari sub sektor pertanian dan sub sektor manufaktur.
22 Komoditi-komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab antara lain palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190), cocoa butter, fat and oil (HS 180400), black tea (fermented) and other partly fermented tea (HS 090240), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions of different fats or oils (151790), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions (HS 151790), desiccated coconuts (HS 080111), technically specified natural rubber (TSNR) (HS 400122), extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111) dan coffee, not roasted, not decaffeinated (HS 090111). Tabel 8 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab (juta USD) Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Total 151190 49.13 57.17 111.35 160.42 144.30 522.36 180400 16.96 19.88 8.94 2.63 6.80 55.22 090240 6.98 6.69 5.17 3.20 4.49 26.53 151790 0.85 1.04 10.20 1.56 2.36 16.02 080111 1.63 1.46 6.78 0.80 3.99 14.66 400122 1.55 2.40 4.99 2.50 1.51 12.96 210111 0.36 0.34 1.27 1.57 6.18 9.72 090111 0.85 1.49 1.04 1.18 1.17 5.72 Sumber: WITS 2015, diolah
Berdasarkan data pada tabel 8, komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab yang nilai ekspornya paling besar adalah komoditi kelapa sawit dan fraksinya dengan kode HS 151190. Nilai ekspornya sangat besar dibandingkan komoditi unggulan sektor pertanian yang lainnya. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Perdagangan bahwa komoditi kelapa sawit adalah komoditi unggulan ekspor Indonesia ke dunia. Selanjutnya komoditi-komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab antara lain uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other graphic purposes and non perforated punchcards and punch tape paper (HS 480252), motor cars and other motor vehicles principally designed for the transport of persons including station wagons and racing cars, of a cylinder capacity 1,500 cc - 3,000 cc (HS 870323), new pneumatic tyres of rubber for motor cars, including station wagons & racing cars (HS 401110), woven fabrics obtained from high tenacity yarn of nylon or other polyamides or of polyesters (HS 540710), input or output units, whether or not containing storage units in the same housing (HS 847160), dyed woven fabrics containing 85% or more by weight of textured polyester filaments (HS 540752), monitors and projectors, not incorporating television reception apparatus, reception apparatus for television, whether or not incorporating radio-broadcast receivers or sound or video recording or reproducing apparatus (HS 852812) dan video recording or reproducing apparatus, whether or not incorporating a video tuner (HS 852190). Komoditi-komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab juga merupakan komoditi unggulan dan potensial ekspor Indonesia ke dunia.
23 Tabel 9 Nilai ekspor komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab (juta USD) Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Total 480252 66.35 181.49 131.59 80.24 50.52 510.17 870323 19.62 36.38 65.21 90.11 134.09 345.42 401110 54.47 57.55 61.29 58.57 47.38 279.26 540710 33.90 35.42 49.89 44.09 47.14 210.44 847160 52.15 26.49 18.43 48.44 26.27 171.78 540752 24.35 21.89 29.66 38.29 40.13 154.31 852812 29.84 18.58 31.66 27.66 21.13 128.88 852190 24.93 16.55 27.71 22.75 20.57 112.51 Sumber: WITS 2015, diolah
Berdasarkan data pada tabel 9, seluruh komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab cenderung memiliki nilai ekspor yang besar. Namun jika dilihat dari perkembangan nilai ekspor dari tahun 2009-2013, nilainya cenderung fluktuatif. Hanya komditi kendaraan bermotor dengan ode HS 870323 yang nilai ekspornya terus meningkat dari tahun 2009-2013 dan mencapai nilai ekspor tertinggi pada tahun 2014 sebesar 134.09 juta USD. Analisis Revealed Comparative Advantages (RCA) Kinerja perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dilihat dari keunggulan komparatifnya. Salah satu metode untuk melihat keunggulan komparatif adalah dengan metode RCA. Metode RCA ini akan mengetahui posisi daya saing suatu komoditi di pasar tujuan ekspornya. Metode RCA mengukur share ekspor komoditi suatu negara dibandingkan dengan share ekspor dunia komoditi tersebut ke pasar tujuan yang sama. Nilai yang dihasilkan dari pengukuran dengan metode RCA ini akan berkisar antara nol sampai tak hingga. Suatu komoditi dikatakan memiliki daya saing apabila memperoleh nilai RCA diatas satu. Sebaliknya, komoditi yang memperoleh nilai RCA di bawah satu dapat diklasifikasikan sebagai komoditi yang tidak berdaya saing. Tabel 10 Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Trend 20092013 (%) Sektor Pertanian 080111 10.20 12.98 24.18 11.59 46.87 34.13 090111 6.29 9.85 4.31 5.85 5.49 -7.63 090240 4.50 3.26 4.32 4.41 3.27 -3.30 151190 25.34 12.98 22.73 61.24 71.76 43.81 151790 7.06 8.07 50.95 11.61 19.10 26.54 180400 91.47 73.52 38.50 13.66 29.47 -32.62 210111 1.60 1.47 5.58 7.77 24.63 104.05 400122 50.40 40.06 10.18 18.78 16.87 -25.52
24 2009
2010
2011
2012
2013 Trend 20092013 (%)
Sektor Manufaktur 401110 11.19 480256 57.98 540710 18.23 540752 6.72 847160 20.20 852190 12.56 852812 3.23 870323 1.79
10.27 79.49 104.72 5.55 10.32 9.12 1.22 1.62
9.06 65.23 20.54 4.93 7.16 16.34 2.24 2.34
21.43 59.67 34.44 7.70 25.94 18.63 3.34 4.61
11.21 50.61 37.18 8.03 5.10 30.37 2.07 4.71
Kode HS
7.67 -5.43 3.18 7.08 -16.74 28.15 1.21 34.75
Sumber: WITS 2015, diolah
Nilai RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab tersaji pada tabel 10. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari delapan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab pada masing-masing sektor, seluruhnya memiliki nilai RCA > 1 dari tahun 2009-2013. Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara besaran nilai ekspor dengan kemampuan komoditi tersebut untuk bersaing dengan komoditi yang sama dari negara lain. Secara spesifik apabila dilihat dari besarnya nilai ekspor, pada tahun 2013 ekspor terbesar komoditi sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab masih dikuasai oleh palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190). Nilai RCA komoditi kelapa sawit juga mencapai nilai tertinggi pada tahun 2013 yakni 71.76. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi kelapa sawit Indonesia masih menjadi komoditi yang sangat diminati di Uni Emirat Arab. Selama periode tahun 2009-2013 komoditi unggulan ekspor sektor pertanian yang mengalami trend nilai RCA positif adalah palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190), edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions (HS 151790), desiccated coconuts (HS 080111), dan extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111. Sedangkan komoditi cocoa butter, fat and oil (HS 180400), black tea (fermented) and other partly fermented tea (HS 090240), coffee, not roasted, not decaffeinated (HS 090111) dan technically specified natural rubber (TSNR) (HS 400122) selama periode tahun 2009-2013 trend nilai RCA-nya negatif. Komoditikomoditi tersebut memiliki nilai trend RCA yang negatif karena pada periode tahun 2009-2013 volume dan nilai ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab cenderung menurun, sedangkan nilai dan volume ekspor dunia ke Uni Emirat Arab cenderung meningkat. Sedangkan pada sektor manufaktur, motor cars and other motor vehicles principally designed for the transport of persons (HS 870323) sebagai komoditi sektor manufaktur dengan nilai ekspor tertinggi pada tahun 2013 sebesar 134.09 juta USD, nilai RCA-nya hanya 4.71 jauh lebih rendah dibandingkan nilai RCA uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other graphic purposes (HS 480252) yakni 50.61. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi sektor otomotif Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara pesaing. Namun jika dilihat berdasarkan trend nilai RCA periode tahun 2009-2013, komoditi uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other
25 graphic purposes (HS 480252) dan input or output units, whether or not containing storage units in the same housing (HS 847160) justru mengalami trend nilai RCA yang negatif. Hal ini perlu menjadi perhatian baik bagi pemerintah maupun pelaku usaha untuk selalu menjaga dan meningkatkan ekspor suatu komoditi agar daya saing komoditi tersebut tidak turun di pasar Uni Emirat Arab. Analisis Intra Industry Trade (IIT) Analisis intra industry trade digunakan untuk mengetahui seberapa kuat integrasi perdagangan yang terjadi diantara komoditi ekspor Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Analisis IIT akan menghasilkan suatu gambaran bagaimana tingkat integrasi perdagangan tersebut apakah perdagangan komoditi tersebut hanya berlangsung satu arah atau terjadi dua arah. Perdagangan satu arah mengindikasikan bahwa hanya satu negara saja yang aktif melakukan kegiatan ekspor atau impor pada satu komoditi yang sejenis. Tabel 11 Nilai IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Kode HS 2009 2010 2011 2012 2013 Sektor Pertanian 080111 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 090111 20.28 0.00 0.00 0.00 0.00 090240 0.00 0.00 0.89 0.00 0.00 151190 0.00 0.00 0.00 0.00 0.31 151790 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 180400 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 210111 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51 400122 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Sektor Manufaktur 401110 480256 540710 540752 847160 852190 852812 870323
0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.03 0.00 0.02 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.09 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.14 0.00 0.08 0.00 0.00 0.00
Sumber: WITS 2015, diolah
Tabel 11 merupakan hasil perhitungan tingkat integrasi perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab. Hasil analisis terhadap derajat integrasi perdagangan delapan komoditi ekspor unggulan dari masingmasing sektor selama periode tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa tidak ada satupun dari komoditi ekspor tersebut yang memiliki derajat integrasi yang sedang bahkan kuat atau sangat kuat. Sebagian besar komoditi memiliki derajat integrasi
26 nol (no integration) sedangkan beberapa komoditi hanya memiliki tingkat integrasi yang lemah dengan nilai IIT berkisar antara 0.02-20.28. Pada tahun 2013 terdapat empat komoditi unggulan yang memiliki derajat integrasi perdagangan lemah yakni palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) (HS 151190) dan extracts, essences and concentrates of coffee (HS 210111) pada sektor pertanian, uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other graphic purposes (HS 480252) dan input or output units, whether or not containing storage units in the same housing (HS 847160) pada sektor manufaktur. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 Indonesia tidak hanya mengekspor komoditi-komoditi tersebut ke Uni Emirat Arab tetapi juga melakukan impor komoditi-komoditi tersebut dari Uni Emirat Arab. Analisis Determinan Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab dijelaskan menggunakan pendekatan export demand function. Model ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi dan non ekonomi lainnya terhadap aliran perdagangan komoditi ekspor unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab. Variabel independen yang digunakan dalam analisis aliran perdagangan ini adalah harga ekspor komoditi unggulan Indonesia (PRCijt), harga ekspor komoditi negara pesaing (PRCkjt), GDP riil Uni Emirat Arab (RGDPjt), nilai tukar riil Indonesia terhadap negara tujuan ekspor (RERijt) dan dummy kebijakan Non-Tariff Measures yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab (DNTMijt). Sedangkan variabel dependennya adalah volume ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab (EVijt). Pada analisis ini, dipilih tujuh komoditi yang diteliti pada masingmasing sektor. Pada model sektor pertanian komoditi yang dipilih adalah produkproduk dari sektor perkebunan. Sedangkan pada model sektor manufaktur, komoditi yang dipilih adalah produk-produk dari industri tekstil, elektronik dan otomotif. Hasil estimasi koefisien-koefisien variabel persamaan dengan menggunakan pendekatan export demand function tersebut dilakukan dengan program software E-Views 6 dan menggunakan metode panel data seperti yang telah diuraikan pada metode penelitian. Keputusan penggunaan metode panel data didasarkan pada kondisi data dalam penelitian ini, dimana nilai aliran perdagangan Indonesia ke Uni Emirat Arab didapatkan dari hasil analisis terhadap nilai ekspor komoditi-komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab dalam jangka waktu lima tahun. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab menggunakan panel data statis pada model permintaan ekspor dari tahun 2009-2013. Pada penelitian ini, fixed effect model adalah model yang dipilih dalam penggunaan metode panel data untuk model kedua sektor. Hasil uji Chow menunjukkan bahwa Fixed Effect Model (FEM) lebih baik dari pada Pooled Least Square (PLS). Setelah terpilihnya FEM sebagai model terbaik maka selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk mendapatkan model persamaan yang terbebas dari masalah dalam analisis regresi seperti multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Dari lima variabel independen yang dianalisis tidak terdapat variabel yang saling
27 berkolerasi pada kedua model karena nilai Durbin Watson untuk model sektor pertanian sebesar 2.20, sedangkan nilai Durbin Watson untuk model sektor manufaktur sebesar 1.84. Hal tersebut mengindikasikan nilai Durbin Watsonstat mendekati 2 atau berada diantara 1.55-2.46, maka model telah terbebas dari masalah autokorelasi. Selanjutnya, uji heteroskedastisitas yaitu pada model sektor pertanian nilai sum squared resid weighted (5.770849) lebih kecil dari nilai sum squared resid unweighted (6.866957) maka artinya model terindikasi terdapat heteroskedastisitas. Begitu pula pada model sektor manufaktur, nilai sum squared resid weighted (2.565836) lebih kecil dari nilai sum squared resid unweighted (2.946670). Pengujian terakhir yaitu uji normalitas, pada kedua model probabilitas Jarque Bera lebih besar dari taraf nyata 5% ( > 0.05), maka residual dalam model ini menyebar normal. Namun karena model yang digunakan adalah panel data dengan Fixed Effect Model dan telah diboboti dengan cross section weighted maka masalahmasalah seperti heterskedastisitas dapat diabaikan. Tabel 12 Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komodistas unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Sektor Pertanian Sektor Manufaktur Variabel Bebas Koefisien Prob Koefisien Prob PRICEijt -1.7504 0.0017*** -1.6485 0.0000*** PRICEkjt 2.9136 0.0001*** 0.3895 0.0830* RGDPjt 1.2107 0.0840* 1.7197 0.0086*** RERijt 4.6538 0.0000*** -1.0341 0.0433** DNTMijt 0.4444 0.0010*** 0.0147 0.9534 C -70.3958 0.0014 -17.1548 0.3046 R-Square 0.9870 0.9517 Keterangan: Signifikansi pada taraf nyata: ***) 1%, **) 5%, *) 10%
Berdasarkan tabel 12, hasil estimasi diketahui koefisien determinasi (RSquared) model sektor pertanian yang diperoleh sebesar 98.70 persen. Menunjukkan bahwa sebesar 98.70 persen kergaman faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor sektor pertanian Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangakan sisanya 1.3 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Pada model sektor manufaktur, koefisien determinasi (R-Squared) yang diperoleh sebesar 95.17 persen. Menunjukkan bahwa sebesar 95.17 persen kergaman faktorfaktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor sektor manufaktur Indonesia ke Uni Emirat Arab dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangakan sisanya 4.83 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Harga Ekspor Indonesia Hasil estimasi memperlihatkan bahwa harga ekspor berpengaruh signifikan dan nyata terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab baik pada model sektor pertanian maupun model sektor manufaktur dengan ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1.75 dan 1.65 dengan tanda negatif. Koefisien yang
28 bernilai negatif sesuai dengan teori dan hipotesis pada penelitian ini. Hal ini berarti bahwa peningkatan harga ekspor sebesar satu persen akan menurunkan volume ekspor komoditi sektor pertanian sebesar 1.75 persen dan volume ekspor komoditi manufaktur sebesar 1.65 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus. Hal ini sejalan dengan teori dari Lipsey (1997) yang menyatakan bahwa harga merupakan salah satu faktor yang memengaruhi jumlah permintaan yang diminta oleh konsumen, semakin tinggi harga yang ditetapkan maka akan mengakibatkan penurunan terhadap jumlah permintaan. Harga Ekspor Negara Pesaing Hasil estimasi memperlihatkan bahwa harga ekspor negara pesaing berpengaruh signifikan dan nyata terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab baik pada model sektor pertanian maupun model sektor manufaktur dengan ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 2.91 dan 0.39 dengan tanda positif. Koefisien yang bernilai positif sesuai dengan teori dan hipotesis pada penelitian ini. Hal ini berarti bahwa peningkatan harga ekspor negara pesaing sebesar satu persen akan meningkatkan volume ekspor komoditi sektor pertanian unggulan Indonesia sebesar 2.91 persen dan volume ekspor komoditi manufaktur sebesar 0.39 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus. GDP riil Uni Emirat Arab Hasil estimasi memperlihatkan bahwa variabel GDP riil Uni Emirat Arab baik pada model sektor pertanian dan manufaktur memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor dengan ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar 1.21 dan 1.72 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan GDP rill Uni Emirat Arab sebesar satu persen akan meningkatkan volume ekspor komoditi sektor pertanian unggulan Indonesia sebesar 1.21 persen dan volume ekspor komoditi sektor manufaktur sebesar 1.71 persen ke Uni Emirat Arab, ceteris paribus. Peningkatan GDP riil suatu negara akan secara otomatis meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut. Daya beli masyarakat Uni Emirat Arab yang semakin meningkat meyebabkan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab akan semakin tinggi pula. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan Baier et al. (2001) bahwa pertumbuhan GDP riil negara tujuan, berkontribusi sebesar 67-69 persen dalam pertumbuhan perdagangan bilateral. Nilai Tukar riil Berdasarkan hasil estimasi, nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang Uni Emirat Arab (dirham) pada model sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap ekspor komoditi unggulan Indonesia ke Uni Emirat Arab yang ditunjukkan oleh nilai koefisien 4.65 dengan tanda positif. Hal ini berarti bahwa depresiasi nilai tukar riil rupiah sebesar satu persen akan meningkatkan volume ekspor komoditi sektor pertanian sebesar 4.65 persen, ceteris paribus. Nilai tukar riil rupiah terhadap dirham yang terdepresiasi maka akan mengakibatkan harga komoditi pertanian Indonesia menjadi lebih murah, sehingga meningkatkan permintaan komoditi dari Uni Emirat Arab. Hal ini sesuai dengan penelitian Ginting (2013), semakin lemah nilai tukar rupiah (depresiasi) akan menyebabkan ekspor Indonesia semakin meningkat.
29 Sedangkan nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang Uni Emirat Arab (dirham) pada model sektor manufaktur juga berpengaruh signifikan terhadap ekspor komoditi unggulan dengan koefisien yang bernilai negatif. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini. Namun berdasarkan penelitian Mayn dan Kennan (2009), industri manufaktur negara-negara berkembang memiliki ketergantungan bahan baku impor yang cukup tinggi. Sehingga ketika terjadi depresiasi nilai tukar, maka biaya impor bahan baku akan meningkat. Hal ini menyebabkan kinerja ekspor komoditi manufaktur di negara-negara berkembang menurun. Berdasarkan hasil estimasi pada model sektor manufaktur, depresiasi nilai tukar riil rupiah sebesar satu persen akan menurunkan volume ekspor komoditi sektor manufaktur sebesar 1.03 persen, ceteris paribus. Dummy Kebijakan NTM Variabel dummy kebijakan NTM digunakan untuk mengukur dampak diberlakukannya kebijakan NTM di Uni Emirat Arab terhadap volume ekspor komoditi unggulan Indonesia. Variabel dummy kebijakan NTM memberikan pengaruh signifikan dan bertanda positif terhadap volume ekspor komoditi unggulan Indonesia pada sektor pertanian dengan koefisien sebesar 0.45. Hal ini berarti setiap adanya NTM maka akan meningkatkan volume ekspor sebesar 0.45 persen, ceteris paribus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fridhowati (2013), bahwa kebijakan NTM dalam bentuk technical regulation yang meliputi standarisasi, labeling, packaging, sertifikasi dan lain-lain dapat meningkatkan kualitas produk yang diekspor, sehingga dapat meningkatkan permintaan ekspor. Pada sektor manufaktur variable dummy kebijakan NTM tidak berpengaruh terhadap volume ekspor dengan koefisien sebesar 0.02. Hal ini disebabkan karena Uni Emirat Arab baru menerapkan kebijakan NTM ke sebagian kecil komoditi manufaktur.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Seluruh komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab memiliki daya saing yang tinggi dengan ditunjukkan oleh nilai RCA > 1. Sedangkan trend nilai RCA komoditi unggulan ekspor cenderung bervariasi. Tingkat Integrasi seluruh komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab menunjukkan bahwa perdagangan intra industri antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab secara umum berada pada derajat integrasi satu arah (no integration). Harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, nilai tukar riil dan dummy NTM merupakan faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor sektor pertanian. Sedangkan pada aliran perdagangan komoditi unggulan sektor manufaktur faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah harga ekspor Indonesia, harga ekspor negara pesaing, GDP riil Uni Emirat Arab, dan nilai tukar riil.
30 4.
Berdasarkan hasil analisis Uni Emirat Arab merupakan tujuan pasar ekspor non tradisional yang memiliki prospek positif untuk meningkatkan ekspor Indonesia khususnya ekspor sektor non migas. Saran
1.
2.
3. 4.
5.
Meningkatkan daya saing komoditi unggulan yang memiliki trend daya saing menurun baik di sektor pertanian maupun manufaktur. Peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan memberikan nilai tambah pada komoditi sektor pertanian serta meningkatkan kualitas produk baik sektor pertanian maupun manufaktur. Variabel harga ekspor Indonesia mempunyai pengaruh yang negatif terhadap volume ekspor komoditi unggulan Indonesia di Uni Emirat Arab, maka diperlukan peningkatan daya saing kompetitif sehingga komoditi ekspor Indonesia mampu bersaing dengan komoditi ekspor negara pesaing dengan harga yang kompetitif. Pemerintah harus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah karena bahan baku komoditi sektor manufaktur Indonesia masih banyak diimpor dari negara lain. Memberikan fasilitasi kepada pelaku usaha dalam pemenuhan syarat non-tariff measures sehingga komoditi yang diekspor sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Uni Emirat Arab. Merumuskan kerjasama perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor.
DAFTAR PUSTAKA Aljebrin MA. 2012. The Determinant of Arab Countries Demand for Saudi Exports: Panel Data Evidence. Research in World Economy. 3(2): 20-28. Austria MS. 2004. The Pattern of Intra-ASEAN Trade in the Priority Goods Sectors. Final Main Report, 3/006e: 1-176. Bahmani-Oskooee M. 1986. Determinants of International Trade Flows: The Case of Developing Countries. Journal of Development Economics, 20:107-123. Baier SL. Bergstrand JH. 2001. The Growth of World Trade: Tariff, Transport Cost, and Income Similarity. Journal of International Economics. 53: 1-27. [BAPPENAS] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2009. Trade and Investment in Indonesia: a Note on Competitiveness and Future Challenge. Alfian AP, editor. Jakarta (ID): Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Disdier AC. Fontagne L. Mimouni M. 2006. The Impact of Regulation Agricultural Trade Evidence from SPS and TBT Agreements. CEPII Working Paper. Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Press. Firdhowati N. 2013. Dampak Non-Tariff Measure (NTM) ASEAN terhadap Arus Perdagangan Sektor Elektronika Indonesia [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
31 Ginting AM. 2013. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. 7(1). Gujarati D. 2004. Basic Econometrics, 4th Edition. The McGraw-Hill Companies. Haider J, Afzal M, Riaz F. 2011. Estimation of Import and Export Demand Functions Using Bilateral Trade Data: The Case of Pakistan. Business and Economic Horizons. 6(3):40-53. Hsiao C. 2003. Analysis of Panel Data. Cambridge (UK): Cambridge University Press. Juanda B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press. [KEMLU] Kementerian Luar Negeri. Hubungan Bilateral Indonesia-Uni Emirat Arab [Internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.kemlu.go.id/ [KEMENDAG] Kementerian Perdagangan. Neraca Perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab [Internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.kemendag.go.id/ Khan MS. 1974. Import and Export Demand in Developing Countries. IMF Staff Papers. 21:678-693. Krugman O. 2000. International Economics Theory and Policy, Massachosetts: An imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Lipsey R, Courant P, Purvis D, Steiner P. 1997. Pengantar Makroekonomi. Maulana A, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara. Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Liza F, Imam N, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari Macroeconomics Sixth Edition. Mayn M, Kennan J. 2009. The Implications of the Global Financial Crisis for Developing Countries’ Export Volumes and Values. Working Paper 305. London (UK): Overseas Development Institute Oktaviani R, Widyastutik, Novianti T. 2008. Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur Tengah (Studi Kasus: Turki, Tunisia, Maroko). Jurnal Agro Ekonomi. 26(2): 167-189. Oktaviani R, Novianti T, Widyastutik. 2009. Teori Kebijakan Perdagangan Internasional dan Aplikasinya di Indonesia. Bogor (ID): Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Porter ME. 1990. The Competitive Advantage of Nations. New York (US): Free Pr. Rinaldi R. 2014. Analisis Dayasaing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aliran Perdagangan Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia ke Afrika Selatan [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Salvatore D. 1996. Ekonomi Internasional, Edisi Kelima. Jilid 1. Munandar H, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Terjemahan dari International Economics, Fifth Edition. Tambunan, T. 2003. Industrialisasi di Negara Sedang Berkembang, Kasus Indonesia. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. [UNCTAD] United Nation Conference on Trade and Development. Economic Data [Internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.unctadstat.unctad.org/ UNCTAD. 2013. Non Tariff Measures to Trade: Economic and Policy Issues for Developing Countries. Switzerland. Geneva.
32 Warner D, M.E. Kreinin. 1983. Determinants of International Trade Flows, The Review of Economics and Statistics. 65:96-104. [WITS] World Integrated Trade Solution. Query Trade Data [Internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.wits.worldbank.org/ World Bank. World Development Index [Internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.worldbank.org/ [WTO] World Trade Organization. Non Tariff Measure Data [internet]. [diunduh Maret 2015]. Tersedia pada: http://www.wto.org/
33 LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil perhitungan RCA komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Tahun Xi (USD)
Xt (USD)
Wi (USD)
Wt (USD)
RCA
Trend (%)
HS 080111 (desiccated coconuts) 2009 1 628.11 1 265 836.37 18 089.15 143 447 427.83 10.20 2010 1 461.40 1 475 344.15 12 320.51 161 454 716.40 12.98 2011 6 783.85 1 734 502.27 32 088.94 198 392 848.95 24.18 34.13 2012 795.80 1 619 000.95 9 038.16 213 099 944.83 11.59 2013 3 993.92 1 589 066.71 12 728.19 237 336 736.30 46.87 HS 090111 (coffee, not roasted, not decaffeinated) 2009 851.02 1 265 836.37 15 333.98 143 447 427.83 6.29 2010 1 488.70 1 475 344.15 16 538.97 161 454 716.40 9.85 2011 1 036.03 1 734 502.27 27 513.19 198 392 848.95 4.31 -7.63 2012 1 180.10 1 619 000.95 26 544.80 213 099 944.83 5.85 2013 1 167.60 1 589 066.71 31 787.49 237 336 736.30 5.49 HS 090240 (black tea (fermented) and other partly fermented tea) 2009 6 978.53 1 265 836.37 175 561.38 143 447 427.83 4.50 2010 6 690.35 1 475 344.15 224 681.92 161 454 716.40 3.26 2011 5 170.46 1 734 502.27 137 011.86 198 392 848.95 4.32 -3.30 2012 3 202.67 1 619 000.95 95 609.22 213 099 944.83 4.41 2013 4 490.07 1 589 066.71 204 841.54 237 336 736.30 3.27 HS 151190 (palm oil and its fractions, whether or not refined (excl. chemically modified and crude) 2009 49 127.58 1 265 836.37 219 722.42 143 447 427.83 25.34 2010 57 173.61 1 475 344.15 481 937.01 161 454 716.40 12.98 2011 111 347.96 1 734 502.27 560 288.53 198 392 848.95 22.73 43.81 2012 160 415.52 1 619 000.95 344 799.66 213 099 944.83 61.24 2013 144 299.56 1 589 066.71 300 315.76 237 336 736.30 71.76 HS 151790 (edible mixtures or preparations of animal or vegetable fats or oils or of fractions) 2009 846.79 1 265 836.37 13 592.39 143 447 427.83 7.06 2010 1 040.66 1 475 344.15 14 104.30 161 454 716.40 8.07 2011 10 204.97 1 734 502.27 22 910.22 198 392 848.95 50.95 26.54 2012 1 561.25 1 619 000.95 17 701.50 213 099 944.83 11.61 2013 2 364.28 1 589 066.71 18 488.37 237 336 736.30 19.10
34
Tahun Xi (USD)
Xt (USD)
Wi (USD)
Wt (USD)
RCA
Trend (%)
HS 180400 (cocoa butter, fat and oil) 2009 16 960.00 1 265 836.37 21 011.18 143 447 427.83 91.47 2010 19 883.00 1 475 344.15 29 597.27 161 454 716.40 73.52 2011 8 942.50 1 734 502.27 26 564.05 198 392 848.95 38.50 -32.62 2012 2 633.57 1 619 000.95 25 372.12 213 099 944.83 13.66 2013 6 795.95 1 589 066.71 34 446.42 237 336 736.30 29.47 HS 210111 (extracts, essences and concentrates of coffee) 2009 364.81 1 265 836.37 25 808.13 143 447 427.83 1.60 2010 335.91 1 475 344.15 25 032.61 161 454 716.40 1.47 2011 1 273.22 1 734 502.27 26 098.23 198 392 848.95 5.58 104.05 2012 1 570.31 1 619 000.95 26 591.61 213 099 944.83 7.77 2013 6 179.90 1 589 066.71 37 474.90 237 336 736.30 24.63 HS 400122 (technically specified natural rubber (TSNR) 2009 1 547.54 1 265 836.37 3 479.55 143 447 427.83 50.40 2010 2 404.96 1 475 344.15 6 570.26 161 454 716.40 40.06 2011 4 989.20 1 734 502.27 56 057.89 198 392 848.95 10.18 -25.52 2012 2 500.58 1 619 000.95 17 524.87 213 099 944.83 18.78 2013 1 513.20 1 589 066.71 13 395.07 237 336 736.30 16.87 HS 401110 (new pneumatic tyres of rubber for motor cars, including station wagons & racing cars) 2009 54 472.58 1 265 836.37 551 777.44 143 447 427.83 11.19 2010 57 548.19 1 475 344.15 613 108.49 161 454 716.40 10.27 2011 61 291.85 1 734 502.27 773 837.50 198 392 848.95 7.67 9.06 2012 58 568.91 1 619 000.95 359 790.68 213 099 944.83 21.43 2013 47 379.75 1 589 066.71 631 284.09 237 336 736.30 11.21 HS 480252 (uncoated paper and paperboard, of a kind used for writing, printing or other graphic purposes) 2009 66 345.81 1 265 836.37 129 680.97 143 447 427.83 57.98 2010 181 488.24 1 475 344.15 249 859.63 161 454 804.76 79.49 2011 131 588.41 1 734 502.27 230 751.37 198 392 848.95 65.23 -5.43 2012 80 235.70 1 619 000.95 176 975.01 213 099 717.55 59.67 2013 50 515.06 1 589 066.71 149 107.62 237 406 251.65 50.61 Woven fabrics obtained from high tenacity yarn of nylon or other polyamides or of polyesters (HS 540710) 2009 33 901.76 1 265 836.37 210 695.04 143 447 427.83 18.23 2010 35 420.11 1 475 344.15 37 014.50 161 454 716.40 104.72 2011 49 885.66 1 734 502.27 277 863.64 198 392 848.95 20.54 3.18 2012 44 091.52 1 619 000.95 168 503.34 213 099 944.83 34.44 2013 47 141.82 1 589 066.71 189 360.54 237 336 736.30 37.18
35 Trend (%) HS 540752 (dyed woven fabrics containing 85% or more by weight of textured polyester filaments) 2009 24 348.85 1 265 836.37 410 543.39 143 447 427.83 6.72 2010 21 885.05 1 475 344.15 431 570.00 161 454 716.40 5.55 2011 29 659.03 1 734 502.27 687 639.46 198 392 848.95 7.08 4.93 2012 38 287.38 1 619 000.95 654 461.28 213 099 944.83 7.70 2013 40 127.06 1 589 066.71 746 168.30 237 336 736.30 8.03 HS 847160 (input or output units, whether or not containing storage units in the same housing) 2009 52 148.09 1 265 836.37 292 518.43 143 447 427.83 20.20 2010 26 492.22 1 475 344.15 280 830.40 161 454 716.40 10.32 2011 18 431.28 1 734 502.27 294 298.68 198 392 848.95 7.16 -16.74 2012 48 436.57 1 619 000.95 245 798.27 213 099 944.83 25.94 2013 26 272.27 1 589 066.71 769 246.79 237 336 736.30 5.10 HS 852190 (video recording or reproducing apparatus, whether or not incorporating a video tuner) 2009 24 925.29 1 265 836.37 224 959.87 143 447 427.83 12.56 2010 16 548.68 1 475 344.15 198 545.20 161 454 716.40 9.12 2011 27 714.81 1 734 502.27 194 054.10 198 392 848.95 16.34 28.15 2012 22 748.30 1 619 000.95 160 710.53 213 099 944.83 18.63 2013 20 574.04 1 589 066.71 101 185.61 237 336 736.30 30.37 HS 852812 (monitors and projectors, not incorporating television reception apparatus) 2009 29 839.52 1 265 836.37 1 048 415.73 143 447 427.83 3.23 2010 18 581.47 1 475 344.15 1 671 717.69 161 454 716.40 1.22 2011 31 663.19 1 734 502.27 1 619 446.61 198 392 848.95 1.21 2.24 2012 27 660.45 1 619 000.95 1 089 809.36 213 099 944.83 3.34 2013 21 131.93 1 589 066.71 1 527 173.76 237 336 736.30 2.07 HS 870323 (motor cars and other motor vehicles principally designed for the transport of persons) 2009 19 624.17 1 265 836.37 1 243 484.94 143 447 427.83 1.79 2010 36 381.44 1 475 344.15 2 461 914.22 161 454 716.40 1.62 2011 65 214.03 1 734 502.27 3 190 237.58 198 392 848.95 2.34 34.75 2012 90 112.89 1 619 000.95 2 573 248.19 213 099 944.83 4.61 2013 134 088.18 1 589 066.71 4 254 772.42 237 336 736.30 4.71
Tahun Xi (USD)
Xt (USD)
Wi (USD)
Wt (USD)
RCA
36 Lampiran 2 Hasil perhitungan IIT komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Kode HS
080111
090111
090240
151190
151790
180400
210111
400122
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Xnij (USD) 1 628 108 1 461 395 6 783 847 795 801 3 993 923 851 020 1 488 701 1 036 031 1 180 099 1 167 601 6 978 529 6 690 346 5 170 458 3 202 673 4 490 070 49 127 578 57 173 611 111 347 963 160 415 524 144 299 560 846 791 1 040 660 10 204 973 1 561 252 2 364 279 16 960 000 19 883 000 8 942 500 2 633 568 6 795 953 364 812 335 906 1 273 218 1 570 311 6 179 897 1 547 540 2 404 962 4 989 198 2 500 575 1 513 200
Mnij (USD) 0 0 0 0 0 96 010 0 0 0 9 0 0 23 128 0 0 0 0 0 0 221 573 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 648 0 0 0 0 0
IIT 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 20.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
37 Kode HS
401110
480252
540710
540752
847160
852190
852812
870323
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Xnij (USD) 54 472 575 57 548 187 61 291 846 58 568 914 47 379 746 66 345 814 181 488 244 131 588 414 80 235 698 50 515 064 33 901 759 35 420 114 49 885 657 44 091 518 47 141 824 24 348 848 21 885 054 29 659 032 38 287 381 40 127 058 52 148 085 26 492 217 18 431 275 48 436 572 26 272 265 24 925 292 16 548 681 27 714 805 22 748 303 20 574 037 29 839 518 18 581 467 31 663 189 27 660 453 21 131 928 19 624 165 36 381 436 65 214 034 90 112 886 134 088 180
Mnij (USD) 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 2 143 32 517 0 0 0 0 0 33 713 0 2 596 21 350 9 891 0 0 0 0 0 0 0 3 207 0 0 0 0 0 0 0
IIT 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.14 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 0.00 0.03 0.09 0.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
38 Lampiran 3 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Model sektor pertanian Dependent Variable: LN_EV Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 05/20/15 Time: 07:15 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 35 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (no d.f. correction) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank Variable
Coefficient
LN_PRCI LN_PRCK LN_RGDPJ LN_RER DNTM C
-1.750383 2.913563 1.210748 4.653802 0.444418 -70.39582
Std. Error
t-Statistic
0.492262 -3.555799 0.600284 4.853640 0.670450 1.805875 0.794227 5.859535 0.118293 3.756935 19.36543 -3.635128
Prob. 0.0017 0.0001 0.0840 0.0000 0.0010 0.0014
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.986991 0.980770 0.500906 158.6413 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
11.02081 8.812239 5.770849 2.204644
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.950187 6.866957
Mean dependent var Durbin-Watson stat
7.490618 1.843561
39 FEM test model sektor pertanian Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F
67.702539
d.f.
Prob.
(6,23)
0.0000
Uji normalitas model sektor pertanian 7
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2013 Observations 35
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
6.34e-18 -0.059117 0.847137 -0.668756 0.411984 0.290852 2.051282
Jarque-Bera Probability
1.806066 0.405338
0 -0.6
-0.4
-0.2
-0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Uji multikolinearitas model sektor pertanian
LN_EV LN_PRCI LN_PRCK LN_RGDPJ LN_RER DNTM
LN_EV LN_PRCI LN_PRCK LN_RGDPJ LN_RER DNTM 1.000000 -0.704570 -0.722670 0.050826 -0.004818 -0.080642 -0.704570 1.000000 0.953720 0.035054 -0.167321 0.111519 -0.722670 0.953720 1.000000 0.040552 -0.179586 0.161630 0.050826 0.035054 0.040552 1.000000 -0.496331 0.605914 -0.004818 -0.167321 -0.179586 -0.496331 1.000000 -0.743494 -0.080642 0.111519 0.161630 0.605914 -0.743494 1.000000
40 Model sektor manufaktur Dependent Variable: LN_EV Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 05/20/15 Time: 07:21 Sample: 2009 2013 Periods included: 5 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 35 Linear estimation after one-step weighting matrix White diagonal standard errors & covariance (no d.f. correction) Variable
Coefficient
LN_PRCI LN_PRCK LN_RGDPJ LN_RER DNTM C
-1.648476 0.389472 1.719729 -1.034142 0.014729 -17.15479
Std. Error
t-Statistic
0.193179 -8.533405 0.214857 1.812706 0.598436 2.873705 0.483540 -2.138690 0.249564 0.059019 16.33798 -1.049995
Prob. 0.0000 0.0830 0.0086 0.0433 0.9534 0.3046
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.951738 0.928656 0.334003 41.23331 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
10.68321 4.817861 2.565836 1.843753
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.908767 2.946670
Mean dependent var Durbin-Watson stat
8.078691 1.344100
FEM test model sektor manufaktur Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
Cross-section F
2.745888
d.f.
Prob.
(6,23)
0.0367
41 Uji normalitas model sektor manufaktur 7
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2013 Observations 35
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-2.06e-17 -0.005782 0.524983 -0.487116 0.274710 0.211918 2.106197
Jarque-Bera Probability
1.427011 0.489924
0 -0.4
-0.2
-0.0
0.2
0.4
0.6
Uji multikolinearitas model sektor manufaktur
LN_EV LN_PRCI LN_PRCK LN_RGDPJ LN_RER DNTM
LN_EV 1.000000 -0.903010 -0.795051 0.066176 0.015175 0.582151
LN_PRCI -0.903010 1.000000 0.825922 0.092703 -0.131019 -0.407638
LN_PRCK LN_RGDPJ -0.795051 0.066176 0.825922 0.092703 1.000000 -0.048458 -0.048458 1.000000 0.031459 -0.496331 -0.394180 0.233641
LN_RER DNTM 0.015175 0.582151 -0.131019 -0.407638 0.031459 -0.394180 -0.496331 0.233641 1.000000 -0.257084 -0.257084 1.000000
42 Lampiran 4 Variabel-variabel dalam analisis determinan aliran perdagangan komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab Model sektor pertanian Kode HS
080111
090111
090240
151190
180400
210111
400122
Tahun
LN_EV
LN_PRCi LN_PRCk LN_RGDPj LN_RER DNTM
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
7.623128 7.201537 7.945505 6.452366 7.962526 6.151668 6.585712 5.938088 6.110149 6.248439 8.293902 8.177993 7.873195 7.29488 7.590398 11.18211 11.09642 11.50384 12.01572 12.11433 7.944492 8.156223 7.72312 6.824374 7.430707 4.016311 3.49914 5.128934 5.670553 6.98584 6.874901 6.717273 6.973992 6.641287 6.222576
6.679802 6.993365 7.784549 7.134738 7.237758 7.502523 7.627702 7.91282 7.870959 7.722022 7.464447 7.538183 7.585277 7.684616 7.72698 6.527822 6.765184 7.024329 6.877559 6.673068 8.701876 8.649152 8.283206 7.959476 8.301131 8.790826 9.225446 8.928124 8.596231 8.650972 7.377276 7.975772 8.448793 8.090745 8.007161
7.062905 7.414047 7.893142 7.356082 7.485494 7.576968 7.737979 8.111951 8.075639 7.700786 7.911331 7.934387 8.195313 8.06987 8.060134 6.320864 6.770117 7.037751 6.959841 6.7529 8.581301 8.864754 8.290289 7.99303 8.236347 9.083925 9.107083 9.337202 9.275959 9.202471 7.571979 8.058303 8.364828 8.077264 7.881598
26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718
7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
43 Model sektor manufaktur Kode Tahun HS 2009 2010 401110 2011 2012 2013 2009 2010 540710 2011 2012 2013 2009 2010 847160 2011 2012 2013 2009 2010 850710 2011 2012 2013 2009 2010 852190 2011 2012 2013 2009 2010 852812 2011 2012 2013 2009 2010 870323 2011 2012 2013
LN_EV LN_PRCi LN_PRCk LN_RGDPj LN_RER DNTM 9.811049 9.774743 9.611099 9.603746 9.518366 8.491385 8.498014 8.670554 8.559196 8.640377 7.838466 7.014445 6.440798 7.69117 7.029351 8.536211 8.675956 8.840506 8.826475 8.998061 7.403009 6.827052 7.679034 7.57336 7.450192 7.779276 6.691492 7.209206 7.005693 6.466966 7.615434 8.244276 8.780485 9.116807 9.505314
8.002159 8.09339 8.320058 8.281968 8.155339 8.847592 8.884776 9.05469 9.042582 9.028294 9.931132 10.07792 10.28876 10.0046 10.05467 7.746757 7.936427 8.044591 7.993329 8.024799 9.628385 9.794765 9.458443 9.366641 9.389349 9.432068 10.04618 10.06146 10.12982 10.39933 9.176838 9.165293 9.212701 9.199767 9.208695
8.305233 8.452444 8.664573 8.657315 8.614893 9.359563 9.22074 9.248224 9.452413 9.424872 10.79639 10.77275 10.75929 10.49806 10.22507 7.664778 7.806528 7.923279 7.81245 7.770101 10.98647 10.95692 10.93725 10.8218 10.36646 10.38383 10.35156 10.36667 10.35062 10.37164 9.391081 9.318809 9.273392 9.508297 9.36452
26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718 26.022388 26.03861 26.086307 26.132025 26.182718
7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024 7.985083 7.810144 7.730838 7.76347 7.818024
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
44 Lampiran 5 Kebijakan NTM yang diberlakukan oleh Uni Emirat Arab terhadap Komoditi Unggulan Ekspor Indonesia Waktu Jenis Inisiasi NTM
Deskripsi Pengukuran
Deskripsi Produk
UAE and GCC draft technical regulation for Instant Coffee (7 pages in English). This draft technical regulation is concerned with Instant Coffee and 17 Mei TBT Coffee which specifies the definitions of the coffee 2010 product, and the quality requirements, substitute sampling, methods of testing, transportation and storage and labelling.
Kode HS
090111
UAE and GCC technical regulation for Motor vehicles - Impact Strength (13 pages in Arabic, 8 pages in English). This draft technical Motor vehicles 10 Nov regulation is concerned with motor vehicles TBT - Impact 870323 2010 Impact Strength which specifies the definitions Strength of the product, and the quality requirements, test report, sampling, criteria of technical conformity Amendment of UAE technical regulation for motor vehicles - General Requirement (UAE.S Motor vehicles 28 Jan GSO 42:2003). This modification of technical TBT - General 870323 2011 regulation is concerned with motor vehicles Requirement General requirement which specifies the general requirement for motor vehicles. UAE. GCC technical regulation for Motor vehicle - Vehicle identification number (VIN) Requirements. This technical regulation is concerned with vehicles identification number 07 Feb TBT (VIN) - Requirements which its applies to 2011 passenger cars, multipurpose passenger vehicles, multipurpose goods vehicles, trucks, buses, tractors, trailers, incomplete vehicles, and motorcycles.
Motor vehicle Vehicle identification 870323 number (VIN) Requirements
UAE draft technical regulation for Expiration periods of food products. This Draft Technical 08 Mar Food products TBT Regulation is concerned with expiration 2011 in general periods for food products, definitions, requirements.
080111, 090111, 090240, 151190, 180400, 210111
UAE GCC Technical regulation for Multipurpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers Tyres Part 3: General Requirements UAE GCC final draft technical regulation 23 Mei TBT concerned with general requirements for new 2011 tyres for multipurpose vehicles, Light Trucks, Heavy Trucks, Buses and trailers. It is not applicable to motor cycle, road equipment or agricultural equipment tyres.
401110
Multi-purpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers Tyres
45 Waktu Jenis Inisiasi NTM
Deskripsi Produk
Kode HS
Multi-purpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers Tyres
401110
UAE GCC draft technical regulation for Guidelines on nutritional labelling (12 Pages in English, 13 pages in Arabic). This draft 14 Des technical regulation specifies the requirements Food products TBT 2011 for nutrition labelling stated in GCC Countries in general as mandatory requirements for the nutrition labelling of foods and applies to the nutrition labelling of all foods.
080111, 090111, 090240, 151190, 180400, 210111
UAE GCC draft Technical regulation for General Requirements for Athlete Food (Arabic, 15 pages, English, 15 pages). This draft of technical regulation concerns with the general requirements for athlete foods 16 Mei Food products TBT intended to be used for producing energy. And 2012 in general does not use for the purposes of treatment or body building. Requirements, Packaging, Storage & Transportation Conditions and Labelling (items 4, 5,6 &7) are compulsory. The remaining items are voluntary.
080111, 090111, 090240, 151190, 180400, 210111
13 Jul 2011
Deskripsi Pengukuran
UAE GCC Technical regulation for MultiPurpose Vehicles, Trucks, Buses and TrailersTyres Part 1: Nomenclature, Designation, Marking, Dimensions, Load Capacities and Inflation Pressures. UAE GCC final draft technical regulation concerned with TBT nomenclature, designation, marking, dimensions, load capacities and inflation pressures of new tyres for multi-purpose vehicles, Light Trucks, Heavy Trucks, Buses and trailers. This standard is not applicable for tyre types identified by speed category less than 80km/h.
Control Regulation for Vehicle Tires (10 pages in Arabic). UAE conformity assessment procedure concerned with: 1) All types of vehicle tires which use public roads (passenger cars, sports cars, buses, trucks and trailers) and Tires of agricultural vehicles and tractors and motorcycle tires. 2) Handling and Storage all types of tires in accordance with Road vehicle 24 Agu TBT UAE standards. 3) Maintenance and repair of 2012 tyres tires and conditions of reuse and a mechanism to get rid of consumed tires. Regulation not applicable for tires of aircraft, agricultural machinery, industrial machinery and construction machinery tires and tires of off road vehicles
401110
46 Waktu Jenis Deskripsi Pengukuran Inisiasi NTM
Deskripsi Produk
Kode HS
UAE GCC Draft of Technical Regulation for Coffee and coffee products - Cappuccino powder (5 pages in Arabic, 3 pages in English). This draft technical regulation is Coffee and 23 Jan concerned with draft of Technical Regulation TBT coffee 2013 for Coffee and coffee products - Cappuccino substitute powder, which specifies the definitions of the product, and the quality requirements, sampling ,methods of testing, transportation, storage and labelling.
090111
UAE GCC Draft of Technical Regulation for: Black Tea, (6 pages in Arabic, 5 pages in English). This draft technical regulation is 07 Feb concerned with draft of Technical Regulation TBT Black Tea 2013 for Black Tea, which specifies the definitions of the product, and the quality requirements, sampling ,methods of testing, transportation, storage and labelling
090240
UAE GCC Draft of Technical Regulation for: Food packages Part 2: Plastic package General requirements, (89 pages in Arabic, 86 pages in English). This draft technical 07 Feb regulation is concerned with draft of Technical Food products TBT 401110 2013 Regulation for Food packages Part 2: Plastic in general package General requirements, which specifies the definitions of the product, general requirements of plastic packages in contact with food. "Multi-Purpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers- Tyres Part 1: Nomenclature, Designation, Marking, Dimensions, Load Capacities and Inflation Pressures ". (Arabic, 12 pages & English, 8 pages). UAE/GCC draft technical regulation concerns with 20 Mar TBT nomenclature, designation, marking, 2013 dimensions, load capacities and inflation pressures of new tyres for multi-purpose vehicles, Light Trucks, Heavy Trucks, Buses and trailers. This regulation is not applicable for tyre types identified by speed category less than 80km/h.
Multi-purpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers Tyres.
401110
"Multi-Purpose Vehicles, Trucks, Buses And Trailers Tyres Part 2: Methods Of Test" (available in Arabic, 12 pages & English, 8 20 Mar TBT pages). UAE/GCC draft technical regulation 2013 concerns with methods of testing new tyres for multi-purpose vehicles, Light Trucks, Heavy Trucks, Buses and trailers.
Multi-purpose Vehicles, Trucks, Buses and Trailers Tyres.
401110
47
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tegal pada tanggal 7 Agustus 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Sobari dan Ibu Niti Wijayanti. Penulis menamatkan pendidikannya di MI Ihsaniyah 02 Tegal, SMP Negeri 2 Brebes dan SMA Negeri 5 Bekasi. Kemudian pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Tulis IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif di beberapa organisasi, yaitu menjadi staf Kebijakan Kampus BEM KM IPB Kabinet Berani Beda, sekretaris divisi eksternal dan bendahara divisi Pusat Pengembangan Program (P3) di Paguyuban KSE IPB. Bulan Juli - Agustus 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) sebagai praktik lapang dari Departemen Ilmu Ekonomi di Kabupaten Sukabumi. Penulis juga merupakan salah satu beaswan Karya Salemba Empat (KSE) yang aktif dan berkesempatan mengikuti beberapa program pengembangan diri antara lain program I Love Science yang diselenggerakan oleh Bank OCBC NISP bekerja sama dengan Surya Institute serta program XL Future Leaders the Scholarship yang diselenggarakan oleh PT XL Axiata, Tbk.