ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK
AMALIA KHAIRATI
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN
AMALIA KHAIRATI. Analisis dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaraan Akademik. Dibimbing oleh RETNANINGSIH dan MEGAWATI SIMANJUNTAK
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik IPB serta strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa, sedangkan tujuan khususnya adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi mahasiswa IPB; (2) Mengidentifikasi atribut-atribut yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik; (3) Menganalisis kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik; (4) Menganalisis perbedaan kepuasan mahasiswa phasing-out dan mayor-minor terhadap penyelenggaraan akademik; dan (5) Merumuskan strategi untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang masih dan telah (alumni) mendapat pelayanan akademik. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik convinience sampling. Total sampel keseluruhan adalah 600 orang dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Sebagian besar sampel dalam penelitian ini adalah perempuan, berasal dari Fakultas Pertanian, sebagian besar adalah mahasiswa semester tiga dengan lebih dari separuh sampel berasal dari wilayah Jawa. Rata-rata uang saku sebesar Rp.469.661/bl. Rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) sampel adalah 3.04. Kualitas jasa/pelayanan dikelompokkan menjadi lima aspek, yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles. Untuk aspek reliability terdiri dari 13 dimensi yang mencakup 41 atribut, aspek responsiveness terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 5 atribut, aspek assurance terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 19 atribut, aspek empathy terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 9 atribut, dan aspek tangibles terdiri dari 10 dimensi yang mencakup 25 atribut. Secara keseluruhan mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap seluruh penyelenggaraan akademik di IPB. Pada tahap input, mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan (dimensi kurikulum) dan informasi sistem penerimaan mahasiswa baru oleh IPB (dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru). Pada tahap proses, mahasiswa tidak puas terhadap atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran (dimensi dosen) , pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (dimensi administrasi belajar mengajar), komunikasi dengan PA, peran PA di bidang akademik (dimensi pembimbingan akademik), kebersihan dan
kenyamanan dalam ruang kuliah (dimensi fasilitas ruang kuliah), kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa di laboratorium, sarana dan prasarana praktikum di lapangan (dimensi fasilitas laboratorium), koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan di perpustakaan (dimensi perpustakaan), penjadwalan dan pelaksanaan UTS dan UAS, pengumuman nilai (dimensi evaluasi hasil belajar), pelayanan di tingkat IPB (AJMP) (dimensi layanan administrasi pendidikan), kualitas pelayanan administrasi di TPB (proses belajar mengajar TPB), biaya pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang, pengurusan administrasi seminar, pemantauan tugas akhir, penetapan tim penguji, proses SKL di fakultas, pendaftaran wisuda di IPB dan pelaksanaan upacara wisuda di GWW (dimensi penyelesaian studi). Pada tahap output, sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap kemampuan dalam pengambilan keputusan (dimensi output). Pada hasil penelitian ini yang terbukti berbeda nyata antara mahasiswa phasing-out dan mayor-minor adalah pada atribut kesesuaian kurikulum dengan mandat departemen (dimensi kurikulum), informasi sistem penerimaan mahasiswa baru oleh departemen (dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru), kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah, tingkat pendidikan dosen (dimensi dosen) , berita acara, daftar hadir, pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (dimensi administrasi belajar mengajar), peran PA di bidang akademik, peran PA di luar bidang akademik (dimensi pembimbingan akademik), kesesuaian jumlah kursi dengan jumlah mahasiswa pada ruang kuliah (dimensi fasilitas ruang kuliah), kesesuaian luasan lapangan dengan jumlah mahasiswa, sarana dan prasarana praktikum di lapangan, kemudahan dijangkau (dimensi fasilitas laboratorium), sistem penilaian, penerbitan transkrip semester, dan layanan di tingkat IPB (AJMP) (dimensi layanan administrasi pendidikan). Berdasarkan hasil penelitian yang menjadi prioritas perbaikan IPB, adalah aspek kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan, informasi sistem penerimaan mahasiswa baru oleh IPB dan departemen. Pada tahap proses yang menjadi prioritas utama perbaikan, adalah aspek kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, cara penyampaian materi kuliah secara lisan, penggunaan peralatan audio-visual, upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran, kemudahan mahasiswa membuat catatan dan memahami materi kuliah, pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar, pelayanan administrasi di TPB, interaksi dosen dengan mahasiswa, pengumuman nilai, pembekalan KKP/KKN/PL/Magang, administrasi ujian akhir, proses SKL di fakultas, kenyamanan dan kebersihan ruang kuliah, kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa di laboratorium, sarana dan prasarana praktikum di lapangan, koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan di perpustakaan, penjadwalan UTS dan UAS, penerbitan transkrip semester, dan layanan di tingkat IPB (AJMP). Pada tahap output, aspek
kemampuan dalam pengambilan keputusan menjadi prioritas utama perbaikan.
ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
AMALIA KHAIRATI
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Judul
:
ANALISIS DAN STRATEGI MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA IPB TERHADAP PENYELENGGARAAN AKADEMIK
Nama
:
Amalia Khairati
NIM
:
A54103033
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Retnaningsih, MSi NIP. 131 861 467
Megawati Simanjuntak, SP NIP. 132 311 727
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 24 Agustus 1985 dari Bapak Asep Agus Sutarman dan Ibu Lilis Resmilawati. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali pendidikan di TK Bhayangkari pada tahun 1990. Pada tahun 1991 penulis melanjutkan pendidikan ke SDN Kiansantang dan tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Garut. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Garut dan tamat pada tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Fakultas Pertanian, Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif menjadi anggota HIMAGITA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Gizi Pertanian) pada periode 2004-2005 dan 2005-2006. Selain itu, penulis pernah menjadi finalis Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2006 dan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat tahun 2007.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan dan potensi yang menakjubkan pada diri manusia. Berkat rahmat dan karunia-Nya yang selalu tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagaimana kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik dan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa. Masukan ini nantinya diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi IPB dalam mengambil kebijakan peningkatan kualitas penyelenggaraan akademik. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di kemudian hari. Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi semua pihak.
Bogor, Agustus 2007
Amalia Khairati
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan pada diri manusia. Berkat rahmat dan karunia-Nya yang selalu tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil selama masa perkuliahan dan juga dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu: 1. Ibu Lilis Resmilawati dan Bapak Asep Agus Sutarman (Amih dan Apih tersayang) selaku orang tua yang senantiasa memberikan do’a, kasih sayang, perhatian, kesabaran, kebahagiaan, dorongan lahir dan batin yang tiada hentinya kepada penulis. Adik tercinta Azman Fatahillah, yang selalu memberikan kasih sayang dan semangat kepada penulis. Keluarga besar yang telah memberikan do’a serta dukungan kepada penulis. 2. Ir. Retnaningsih, MSi dan Megawati Simanjuntak, SP selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu ditengah kesibukannya dengan sabar membimbing penulis serta memberi semangat selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. 3. Ir. Emmy S. Karsin, MS., selaku dosen pemandu seminar yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Diah Krisnatuti Pranadji, MS., sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen GMSK dan staf yang telah membantu kelancaran kuliah sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Andhika Safaat yang telah memberikan semangat, perhatian, dengan sabar dan selalu setia mendampingi penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi. 7. Sahabatku (Yuditha Ichsani dan Anna Vipta RM), yang selama tiga tahun tinggal bersama di Darmaga Regensi berbagi suka, duka dan telah memberikan dukungan serta semangat kepada penulis.
8. Ketiga rekan (Dhika, Sendi, dan Kuswan) yang menjadi partner kerja dalam tim penelitian ini. 9. Ketiga pembahas seminar (Tirta, Selly, dan Icha) yang telah memberikan semangat serta dukungan kepada penulis. 10. Teman-teman GMSK angkatan 40 yang selalu kompak, memberikan dukungan, membantu dalam penelitian serta memotivasi penulis untuk penyelesaian skripsi ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Bogor, Agustus 2007
Amalia Khairati
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI .....................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
x
PENDAHULUAN .............................................................................................
1
Latar Belakang ........................................................................................... Tujuan ........................................................................................................ Tujuan umum ....................................................................................... Tujuan khusus ..................................................................................... Kegunaan ..................................................................................................
1 3 3 3 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
4
Penyelenggaraan Akademik......................................................................
4
Kebijakan Mutu dan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan IPB .....................
4
Kurikulum Sarjana IPB............................................................................... Kurikulum Phasing-Out ....................................................................... Kurikulum Mayor-minor........................................................................ Mayor (Bidang Keahlian Utama) ................................................... Minor (Bidang Keahlian Pelengkap) ..............................................
5 5 6 8 8
Kepuasan Pelanggan ................................................................................
9
Faktor-faktor yang Mengukur Kepuasan ................................................... Harapan ............................................................................................... Kinerja ................................................................................................. Kualitas Pelayanan Jasa ....................................................................
12 12 13 14
Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ............................................. Teori Kepuasan (The Expectancy Disconfirmation Model) ................
17 21
Faktor-faktor Pendorong Kepuasan .........................................................
21
Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan ...................................................
22
KERANGKA PEMIKIRAN ..............................................................................
26
METODE PENELITIAN ..................................................................................
29
Disain Penelitian .......................................................................................
29
Teknik Penentuan Sampel ........................................................................
29
Teknik Pengambilan Data .........................................................................
30
Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. Pengolahan Data ................................................................................ Analisis Data .......................................................................................
30 30 32
Definisi Operasional ...................................................................................
34
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................
35
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................................................
35
Karakteristik Sampel dan Keluarga .......................................................... Karakteristik Sampel ........................................................................... Karakteristik Keluarga .........................................................................
37 37 40
Identifikasi Atribut-Atribut Pengukuran Kepuasan Penyelenggaraan Akademik ..................................................................... Reliability (Keandalan) ........................................................................ Responsiveness (Daya tanggap) ....................................................... Assurance (Jaminan) .......................................................................... Empathy (Empati) ............................................................................... Tangibles (Wujud Nyata) .....................................................................
42 42 44 44 45 46
Analisis Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaraan Akademik ..................................................................... Dimensi Kurikulum .............................................................................. Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru ................................... Dimensi Dosen .................................................................................... Dimensi Administrasi Belajar Mengajar............................................... Dimensi Pembimbingan Akademik ..................................................... Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah .......................................................... Dimensi Fasilitas Praktikum ................................................................ Dimensi Perpustakaan ........................................................................ Dimensi Evaluasi Hasil Belajar ........................................................... Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan ........................................ Dimensi Proses Belajar Mengajar TPB .............................................. Dimensi Penyelesaian Studi ............................................................... Dimensi Output ...................................................................................
47 47 49 51 54 57 59 61 64 66 69 70 72 77
Analisis Strategi Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaran Akademik ........................................................ Dimensi Kurikulum .............................................................................. Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru ................................... Dimensi Dosen .................................................................................... Dimensi Proses Belajar Mengajar ....................................................... Dimensi Proses Belajar Mengajar TPB ...............................................
79 79 80 80 82 82
Dimensi Penyelesaian Studi (KKP/KKN/Magang) ............................. Dimensi Penyelesaian Studi (Seminar Mahasiswa) .......................... Dimensi Penyelesaian Studi (Tugas Akhir) ........................................ Dimensi Penyelesaian Studi (Ujian Akhir)........................................... Dimensi Penyelesaian Studi (Proses Penyelesaian Akhir) ................ Dimensi Penyelesaian Studi (Wisuda) ............................................... Dimensi Pembimbingan Akademik (PA) ............................................ Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah ........................................................... Dimensi Fasilitas Praktikum (Laboratorium) ...................................... Dimensi Fasilitas Praktikum (Lapangan) ............................................. Dimensi Perpustakaan ........................................................................ Dimensi Evaluasi Hasil Belajar ............................................................ Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan ........................................ Dimensi Output ....................................................................................
83 84 84 85 85 86 86 87 87 88 88 89 90 91
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... Kesimpulan ......................................................................................... Saran ....................................................................................................
93 93 95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
96
LAMPIRAN .....................................................................................................
98
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Rekapitulasi Mayor di IPB .........................................................................
9
2. Sebaran jenis variabel, skala, dan kategori data .....................................
32
3. Fasiltas yang dimiliki IPB ..........................................................................
36
4. Sejarah sistem pemilihan program studi berdasarkan tahun akademik ..
36
5. Biaya pendidikan program sarjana ..........................................................
37
6. Sebaran mahasiswa berdasarkan asal fakultas .......................................
38
7. Sebaran mahasiswa berdasarkan semester.............................................
39
8. Sebaran mahasiswa berdasarkan asal wilayah .......................................
39
9. Sebaran contoh berdasarkan indeks prestasi kumulatif ...........................
40
10. Sebaran mahasiswa berdasarkan pekerjaan bapak dan ibu ....................
42
11. Atribut-atribut pada dimensi reliability (keandalan) ..................................
43
12. Atribut-atribut pada dimensi responsiveness (daya tanggap) ..................
44
13. Atribut-atribut pada dimensi assurance (jaminan) ...................................
45
14. Atribut-atribut pada dimensi empathy (empati) .........................................
46
15. Atribut-atribut pada dimensi tangibles (wujud nyata) ...............................
46
16. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi kurikulum ....................................................................................
47
17. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi kurikulum ....................................................................................
48
18. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi kurikulum .......................
48
19. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi kurikulum ...................................................................................................
49
20. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru .........................................
49
21. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru ..........................................
50
22. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru ........................................................................................
50
23. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru ..........................................
51
24. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi dosen ..........................................................................................
51
25. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi dosen ............................................................................................
52
26. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi dosen ..............................
53
27. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi dosen ...........................................................................................
54
28. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi administrasi belajar mengajar ......................................................
55
29. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi administrasi belajar mengajar ......................................................
55
30. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi administrasi belajar mengajar ...................................................................
56
31. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi administrasi belajar mengajar ...................................................................
56
32. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi pembimbingan akademik .............................................................
57
33. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi pembimbingan akademik .............................................................
57
34. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi pembimbingan akademik ..........................................................................
58
35. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi pembimbingan akademik ..........................................................................
58
36. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi fasilitas ruang kuliah.....................................................................
59
37. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi fasilitas ruang kuliah.....................................................................
60
38. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi fasilitas ruang kuliah ...............................................................................................
60
39. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut fasilitas ruang kuliah ..................................................................................
61
40. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi fasilitas praktikum .........................................................................
62
41. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi fasilitas praktikum .........................................................................
62
42. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi fasilitas praktikum .....................................................................................
63
43. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut fasilitas praktikum ...................................................................................................
64
44. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi perpustakaan................................................................................
64
45. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi perpustakaan................................................................................
65
46. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi perpustakaan ...................
65
47. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi perpustakaan ............................................................................................
66
48. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi evaluasi hasil belajar ....................................................................
66
49. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi evaluasi hasil belajar ...................................................................
67
50. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi evaluasi hasil belajar .................................................................................
67
51. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut evaluasi hasil belajar .................................................................................
68
52. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi layanan administrasi pendidikan ..................................................
69
53. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi layanan administrasi pendidikan ..................................................
69
54. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi layanan administrasi pendidikan ............................................................................
70
55. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi layanan administrasi pendidikan ..............................................................
70
56. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)......
71
57. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)......
71
58. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)............................................................
72
59. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) ...................
72
60. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi penyelesaian studi........................................................................
73
61. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi penyelesaian studi........................................................................
74
62. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi penyelesaian studi ....................................................................................
75
63. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi penyelesaian studi .....................................................................................
76
64. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi output ............................................................................................
77
65. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi output ............................................................................................
78
66. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi output ...............................
78
67. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi output ...........................................................................................
79
68. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi kurikulum ......................................................................................
80
69. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru ..........................................
80
70. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi dosen ...........................................................................................
81
71. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi proses belajar mengajar ..............................................................
82
72. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi tingkat persiapan bersama ..........................................................
83
73. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi KKP/KKN/PL/Magang ..................................................................
84
74. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi seminar mahasiswa .....................................................................
84
75. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi tugas akhir ...................................................................................
85
76. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi ujian akhir ....................................................................................
85
77. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi proses penyelesaian akhir ...........................................................
86
78. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi wisuda...........................................................................................
86
79. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi pembimbingan akademik (PA) .....................................................
86
80. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas ruang kuliah ....................................................................
87
81. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum laboratorium ...................................................
88
82. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum lapangan ........................................................
88
83. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi perpustakaan ...............................................................................
89
84. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi evaluasi hasil belajar ....................................................................
89
85. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi layanan administrasi pendidikan .................................................
90
86. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi output ............................................................................................
91
87. Persentase alumni berdasarkan lama tunggu kerja..................................
92
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Diagram konsep kepuasan pelanggan .....................................................
11
2. Diagram Kartesius Importance/Performance Matrix ................................
20
3. Kerangka pemikiran analisis dan strategi meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik.............................
28
4. Kerangka penarikan sampel penelitian ...................................................
29
5. Diagram kartesius ......................................................................................
33
6. Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ......................................
38
7. Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku ..........................................
40
8. Sebaran mahasiswa berdasarkan kategori jumlah anggota keluarga......
41
9. Sebaran mahasiswa berdasarkan pendidikan bapak dan ibu ..................
41
10. Sebaran mahasiswa berdasarkan kategori pendapatan keluarga (Rp/kap/bl) .............................................................
42
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Phasing Out Berdasarkan Tahun Masuk dan Jenis Kelamin ..............................................................
99
2. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Mayor-Minor Tahun Masuk 2005 Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................................
100
3. Jumlah Persentase Mahasiswa Asal Daerah Program Sarjana Tahun Masuk 2001 s/d 2005 .....................................................................
101
4. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi kurikulum ......................
102
5. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru .........................................................................................
102
6. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi dosen ............................
103
7. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi proses belajar mengajar .......................................................................................
104
8. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)............................................................
104
9. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi KKP/KKN/PL/ Magang .
105
10. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi penyelesaian studi ........
105
11. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi tugas akhir ....................
106
12. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi ujian akhir ......................
106
13. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi proses penyelesaian akhir .....................................................................................
107
14. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi wisuda ...........................
107
15. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi pembimbingan akademik ..........................................................................
108
16. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas ruang kuliah......
108
17. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas praktikum laboratorium ..............................................................................................
109
18. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas praktikum lapangan ...................................................................................
109
19. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi perpustakaan ................
110
20. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi evaluasi hasil belajar ....
110
21. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi layanan administrasi pendidikan .................................................................................................
111
22. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi output ............................
111
PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan berbagai perubahan yang serba cepat dalam bidang komunikasi, informasi, dan teknologi. Oleh karena itu, setiap organisasi baik yang bergerak dibidang manufaktur maupun jasa dapat bersaing secara global dalam meningkatkan kualitasnya. Upaya untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas dan produktivitas suatu organisasi merupakan langkah yang baik untuk kemajuan suatu perusahaan. Respon
perubahan
akan
menentukan
kemampuan
organisasi
memenangkan persaingan global. Menurut Cravens (1994), respon suatu organisasi terhadap perubahan pola-pola persaingan global biasanya dilakukan dalam bentuk-bentuk : (1) penyesuaian ukuran bisnis; (2) perubahan produk dan atau lingkup pasar, atau (3) penciptaan hubungan kerja yang baru dengan organisasi lain. Pihak yang menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan. Oleh karena itu, perusahan perlu mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan dan apa kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan. Informasi mengenai jumlah pelanggan yang merasa puas dan tidak puas mencakup informasi tentang dalam hal apa ketidakpuasan itu terjadi, dapat diperoleh melalui survei kepuasan konsumen. Dengan mengetahui variabelvariabel yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan konsumen, pihak manajemen
dapat
mengantisipasi
langkah-langkah
yang
perlu
diambil
perusahaan. Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation), harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen (actual performance) sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut. Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing
dan
pengguna
akhir,
serta
menemukan
bagian
mana
yang
membutuhkan peningkatan. Umpan balik dari pelanggan secara langsung atau dari focus group atau dari keluhan pelanggan merupakan alat untuk mengukur
kepuasan pelanggan (Rangkuti 2002). Pelanggan dalam menilai kualitas jasa/pelayanan menggunakan lima dimensi, yaitu: reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles (Zeithaml et al. 1990). Perguruan tinggi merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan. Pada saat ini, di Indonesia terdapat 50 perguruan tinggi negeri dan 402 perguruan tinggi swasta (Wikipedia 2007). Persaingan yang semakin ketat antar perguruan tinggi tersebut mengharuskan perlunya peningkatan kualitas terutama kualitas penyelenggaraan akademik. Tantangan pendidikan tinggi Indonesia diantaranya adalah adanya pergeseran tuntutan masyarakat akan kualitas lulusan perguruan tinggi yang memiliki knowledge dan skill. Semakin ketatnya kompetisi lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja membuat semakin ketat pula kompetisi perguruan tinggi dalam memperoleh calon mahasiswa, termasuk dengan perguruan tinggi asing. Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terbesar di Indonesia. Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan pemerintah Nomor 154 IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dengan penetapan ini, IPB dalam menyelenggarakan kegiatannya bersifat otonom. BHMN adalah badan hukum yang bersifat nirlaba. Keuntungan yang dipakai dari usaha bisnis yang dijalankan harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing nasional secara global. Perubahan kurikulum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, pada tahun akademik 2005/2006 berdasarkan SK Rektor No.001/K13/PP/2005, IPB mulai menerapkan sistem Mayor-Minor. Sistem ini merupakan sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen yang dapat memberikan keleluasaan dalam meramu mata ajaran untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (Chozin 2006). Untuk menyempurnakan kurikulum yang baru yaitu sistem Mayor-Minor, perlu dilakukan survei dengan membandingkan antara kepuasan mahasiswa phasing-out dan mahasiswa mayor-minor terhadap penyelenggaraan akademik.
Penelitian ini dapat memberikan strategi dalam meningkatkan kepuasan pelayanan akademik kepada mahasiswa. Tujuan Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik IPB serta strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa. Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi mahasiswa IPB; 2. Mengidentifikasi atribut-atribut yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik; 3. Menganalisis kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik; 4. Menganalisis perbedaan kepuasan mahasiswa phasing-out dan mayorminor terhadap penyelenggaraan akademik; dan 5. Merumuskan strategi untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik. Kegunaan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai tingkat kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik dan strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa. Masukan ini menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di IPB dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan akademik.
TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Ak ademik Penyelenggaraan akademik dimulai dengan input yang meliputi: standar akademik, yaitu kesesuaian tingkat mutu kuliah dengan tujuannya, keterbaruan kurikulum, serta sejauhmana pencapaian tujuan kurikulum. Selanjutnya, dalam proses penyelenggaraan akademik meliputi mutu pembelajaran merupakan mutu dan motivasi dosen, attractiveness dan relevansi mata kuliah, keefektivan metode pembelajaran, manajemen perkuliahan, tanggapan mahasiswa serta kemampuan mata kuliah dalam mengembangkan pengetahuan mahasiswa, pemahaman atau kompetensi yang diperlukan untuk tingkatan yang dibutuhkan. Mutu dukungan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen yang dilaksanakan oleh unit layanan akademik dan prasarana administrasi. Output dari penyelenggaraan
akademik
ini,
diantaranya
adalah
tingkat
pencapaian
mahasiswa yang merupakan hasil penilaian formal, tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kemajuan studi dan tingkat pencapaian lulusan (alumni) dalam memperoleh pekerjaan beserta penghargaannya. Mutu penelitian, konsultasi dan kegiatan akademik lain beserta relevansinya terhadap mata kuliah-mata kuliah yang ditawarkan dan yang terakhir menuju ke tingkat kepuasan pelanggan (stakeholders) (IPB 2003). Kebijakan Mutu dan Sistem Jaminan Mutu Pendidikan IPB Kebijakan mutu pendidikan IPB adalah secara efisien menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan stakeholders. Upaya pemenuhan dinamika kepuasan stakeholders nasional dan global didukung oleh komitmen tinggi terhadap mutu oleh seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan (IPB 2003). Mutu pendidikan tinggi adalah pencapaian tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan tinggi di dalam rencana strategisnya, atau kesesuaian dengan standar yang telah ditentukan. Jaminan mutu adalah keseluruhan aktivitas dalam berbagai bagian dari sistem untuk memastikan bahwa mutu produk atau layanan yang dihasilkan selalu konsisten sesuai dengan yang direncanakan/dijanjikan. Data kebijakan mutu terkandung proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga seluruh stakeholders memperoleh kepuasan (IPB 2006). Kurikulum Program Sarjana IPB Kurikulum Phasing-Out Kurikulum program sarjana IPB dari tahun 1989/1990 hingga 2004/2005 adalah kurikulum pendidikan tinggi yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
dan
penilaiannya
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di IPB (IPB 2003). Kurikulum program sarjana terdiri atas: a. Kurikulum inti, yaitu kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu pogram studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional; b. Kurikulum institusional, yaitu sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. Berdasarkan tujuan pendidikan, mata kuliah dalam kurikulum program sarjana dibagi ke dalam lima kelompok, yaitu: a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. b. Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu. c. Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang
diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian dan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai. e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Berdasarkan status akademiknya, mata kuliah dalam kurikulum program sarjana dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu: a. Mata Kuliah Wajib, adalah mata kuliah yang diperlukan untuk pembentukan kompetensi utama seorang lulusan perguruan tinggi untuk memasuki kehidupan bermasyarakat yang wajib diambil oleh mahasiswa. Kelengkapan jumlah mata kuliah wajib yang diambil dan kelulusan mata kuliah wajib merupakan syarat untuk lulus dari program sarjana; b. Mata Kuliah Pilihan, adalah mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa untuk melengkapi pembentukan keahlian program studinya serta dasar bagi pengembangan lebih lanjut. Kurikulum Mayor-Minor Kurikulum Mayor-Minor adalah sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen, yang dapat memberikan keleluasaan dalam meramu mata ajaran untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (Chozin 2006). Sistem mayor minor yang mulai diterapkan pada mahasiswa
tahun
akademik
2005/2006
berdasarkan
SK
Rektor
No.001/K13/PP/2005 diperkirakan akan memiliki implikasi terutama terhadap mahasiswa dan departemen yang menaungi mayor. Kurikulum Mayor-Minor IPB ditujukan untuk menjamin fleksibilitas guna meningkatkan kompetensi dan soft skill lulusan pertama dan terbaik di Indonesia. Fleksibilitas (keluwesan) yang dimaksud adalah fleksibilitas dalam menentukan rencana studi sesuai dengan bakat dan minatnya yang disesuaikan dengan perkembangan jaman yang demikian cepat berubah. Variasi bidang keahlian utama (mayor) maupun keahlian pelengkap (minor) serta mata ajaran penunjang sangat tinggi tanpa mengurangi jati diri kesarjanaan lulusan. Dengan kata lain mahasiswa akan bertindak sebagai subyek dalam proses pendidikan yang dapat meramu "menu" nya sendiri sesuai dengan selera masa kini dan masa depan. Berikut adalah keunggulan Kurikulum Mayor-Minor IPB :
1. Meningkatkan Kompetensi Pada tahun pertama mahasiswa akan mendapatkan ilmu-ilmu dasar yang sama pada Program Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama tanpa memilih mayor. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat beradaptasi sebelum menekuni bidang keahlian utamanya, mengenali potensi diri dan kelemahan diri, serta mengenal dengan lebih baik dan komprehensif mengenai bidang keahlian yang akan dipilihnya. Setelah lulus dari Tingkat Persiapan Bersama, mahasiswa akan memilih mayor yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Selanjutnya guna memperluas wawasan dan kompetensi dalam satu kali masa studi, mahasiswa dapat memilih minor dari departemen lain, ataupun mata ajaran penunjang (supporting courses), ataupun mayor ganda dengan konsekuensi masa studi lebih lama dari empat tahun. 2. Menunjang Pengembangan SoftSkill Dalam kurikulum sistem mayor-minor, mahasiswa tidak akan terkotak-kotak dalam satu program studi, namun akan memberikan peluang yang lebih besar bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan semua mahasiswa dari luar departemen maupun fakultas dalam rangka pengembangan softskill terutama dalam hal kerjasama (team work), toleransi, dan komunikasi yang akan sangat menunjang lulusan dalam hal bermasyarakat dan beradaptasi di lingkungan kerja. Prosedur pemilihan Mayor IPB 2005/2006 mencakup dua tahap, yakni : Tahap 1 Pemilihan Mayor: 1. Mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang mayor yang ada di IPB, melalui open house, penjelasan umum, termasuk mempelajari kriteria pemilihan mayor 2. Mahasiswa dapat melakukan konsultasi pemilihan mayor pada setiap departemen, fakultas atau Tim Bimbingan Konseling IPB 3. Mahasiswa memperoleh daftar nilai sementara semester gasal dan mengambil formulir pemilihan mayor putaran 1 di TPB 4. TPB membuat sebaran IP sementara seluruh mahasiswa TPB 5. Mahasiswa memilih semua mayor (34) secara berurutan sesuai minat. Pada Tabel 1 disajikan 34 mayor yang ada di IPB. 6. TPB membuat peta sebaran pilihan berdasarkan minat pada setiap mayor yang diumumkan secara terbuka kepada mahasiswa, Pimpinan IPB, Fakultas dan Departemen.
Tahap 2 Pemilihan Mayor: 1. Penjelasan mayor berikutnya tetap dilakukan setiap departemen dan atau melalui konsultasi dengan Tim Bimbingan Konseling IPB 2. Setelah mahasiswa menerima transkrip TPB pada akhir semester genap, seluruh mahasiswa dengan IPK > 1.50, memilih mayor putaran kedua, sebagai pilihan akhir 3. Jika mahasiswa tidak menyerahkan formulir pemilihan mayor putaran 2, maka formulir putaran 1 digunakan sebagai formulir akhir 4. Penetapan pilihan mayor mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Input data seluruh mahasiswa TPB dengan IPK TPB > 2.00 b. Dibuat urutan daftar mahasiswa yang memilih suatu mayor m (1,2, ..., 34) dengan urutan pilihan n (1,2, ..., 34) c. Disaring dengan syarat khusus suatu mayor (misal, mk tertentu dengan nilai mutu tertentu, buta warna dll) d. Jika tidak melewati syarat khusus kembali ke dokumen berikutnya dengan urutan pilihan berikutnya e. Jika telah melewati syarat khusus, dibuat daftar urutan dengan kunci: (1) IPK mata kuliah yang menjadi syarat suatu mayor; (2) IPK TPB; (3) Equity dan (4) Kebijakan Pimpinan IPB f.
Berdasarkan urutan diambil jumlah mahasiswa sesuai daya tampung
g. Jika daya tampung suatu mayor belum penuh, dilanjutkan ke langkah berikutnya untuk mengambil pilihan berikutnya h. Jika masih belum penuh daya tampung suatu mayor, persyaratan kriteria mayor diabaikan dan urutan daftar berikutnya dibuat dengan mengikuti kunci urutan: (1) IPK TPB; (2) Equity; dan (3) Kebijakan Pimpinan IPB Mayor (Bidang Keahlian Utama) merupakan bidang keahlian yang ditawarkan suatu departemen kepada mahasiswa untuk menjadi keahlian utamanya. Bidang keahlian berdasarkan disiplin (keilmuan) utamanya pada suatu departemen, sehingga mahasiswa dapat memperdalam kompetensinya (ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku) tertentu (Chozin 2006). Minor (Bidang Keahlian Pelengkap) merupakan bidang keahlian yang ditawarkan suatu departemen kepada mahasiswa untuk melengkapi keahlian utamanya. Bidang keahlian pelengkap yang diambil oleh mahasiswa yang
berasal dari departemen lain di luar departemen mayornya, untuk melengkapi (menunjang) kompetensi utamanya (Chozin 2006). Tabel 1. Rekapitulasi Mayor di IPB No 1 2 3 4 5
No 18 19 20 21 22
Nama Mayor Teknologi Industri Pertanian Teknik Pertanian Ilmu Komputer Statistika Matematika
23
Meteorologi Terapan
7 8 9 10 11 12
Nama Mayor Manajemen Sumberdaya Lahan Arsitektur Lanskap Agronomi dan Hortikultura Proteksi Tanaman Kedokteran Hewan Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya Manajemen Sumberdaya Perairan Ilmu dan Teknologi Kelautan Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Teknologi Hasil Perairan Nutrisi dan Teknologi Pakan Teknologi Produksi Ternak
24 25 26 27 28 29
13
Manajemen Hutan
30
14 15
Silvikultur Teknologi Hasil Hutan
31 32
16
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
33
17
Teknologi Pangan
34
Fisika Kimia Biokimia Biologi Agribisnis Manajemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Ekonomi dan Studi Pembangunan Ilmu Keluarga dan Konsumen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ilmu Gizi
6
Kepuasan Pelanggan Engel, Blackwell dan Miniard (1995:273) mendefinisikan kepuasan sebagai ”a post-consumption evaluation that a chosen alternative at least meets or exceeds expectations”. Selanjutnya Mowen dan Minor (1998:419) mengartikan kepuasan sebagai ”consumer satisfaction is defined as the overall attitude consumers have toward a good or serviceafter they have acquired and used it. It is a postchoice evaluative judgement resulting from a specific purchase selection and the experience of using/consuming it”. Kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau jasa. Setiap transaksi atau pengalaman baru akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dengan demikian kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi. Siapa pun yang terlibat dalam urusan kepuasan pelanggan, ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuaskan pelanggan adalah pengalaman panjang yang tidak mengenal batas akhir (Irawan 2003 diacu dalam Romadhani 2005). Secara umum pelanggan dibagi dua, yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal adalah bagian dari perusahaan atau karyawan perusahaan. Pelanggan eksternal adalah pihak-pihak yang bukan
merupakan bagian dari perusahaan tetapi terkena dampak kegiatan perusahaan (Agisty 2003 diacu dalam Romadhani 2005). Menurut Kotler (1997:40) kepuasan pelanggan adalah ”...a person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a product’s received performance (or outcome) in relations to person’s expectation”perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan yang diharapkannya. Selanjutnya Kotler (2000) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi. Penelitian mengenai kepuasan konsumen menjadi topik sentral dalam dunia riset pasar dan berkembang pesat. Konsep berpikir bahwa kepuasan konsumen akan mendorong meningkatnya profit adalah bahwa konsumen yang puas akan bersedia membayar lebih untuk “produk” yang diterima dan lebih bersifat toleran akan kenaikan harga. Hal ini tentunya akan meningkatkan margin perusahaan dan kesetiaan konsumen pada perusahaan. Konsumen yang puas akan membeli “produk” lain yang dijual oleh perusahaan, sekaligus menjadi “pemasar” yang efektif melalui word of mouth yang bernada positif. Hal ini dapat membantu meningkatkan penjualan dan kredibilitas perusahaan (Kotler 1997). Namun perlu diingat bahwa ternyata peningkatan market share tidak selamanya sesuai dengan peningkatan kepuasan konsumen, bahkan dalam banyak hal atau kasus yang terjadi adalah justru kebalikannya, semakin besar market share sebuah perusahaan justru kepuasan konsumen semakin menurun. Meningkatnya market share, paling tidak sampai pada titik tertentu, memang dapat mencapai economies of scale (biasanya perusahaan mencapai titik paling optimal) dan sebagai hasilnya perusahaan dapat memberikan “harga yang relatif murah” pada konsumen yang menjadi salah satu faktor kepuasan, namun pada sisi lain, meningkatnya jumlah konsumen atau perluasan segmen dapat mengakibatkan turunnya kualitas pelayanan yang diberikan. Pada dasarnya pengertian
kepuasan
pelanggan
mencakup
perbedaan
antara
tingkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Pengertian tersebut dapat
diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap satu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat dengan konsep kepuasan pelanggan (Gambar 1) (Rangkuti 2002).
Tujuan Perusahaan
Kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk Harapan pelanggan terhadap produk Nilai produk bagi pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan
Gambar 1. Diagram konsep kepuasan pelanggan Atribut-atribut dari kepuasan konsumen secara universal menurut Dutka (1994:41) adalah : (1) Attributes related to the product, meliputi: (a) value-price relationship, merupakan faktor sentral dalam menentukan kepuasan konsumen, apabila nilai yang diperolah konsumen melebihi apa yang dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan konsumen telah tercipta; (b) product quality, merupakan penilaian dari mutu suatu produk; (c) product benefit, merupakan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dalam menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya; (d) product features, merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing; (e) product design, merupakan proses untuk merancang gaya dan fungsi produk yang menarik dan bermanfaat; (f) product reliability and consistency, merupakan keakuratan dan keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu tingkat kinerja khusus; (g) Range of product or service, merupakan macam dari produk/jasa layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.
(2) Attributes related to service meliputi: (a) guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh suatu perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk tersebut tidak memuaskan; (b) delivery, merupakan kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman produk dan jasa yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya; (c) complaint handling, merupakan penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan; dan (d) resolution of problem, merupakan kemampuan perusahaan dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen. (3) Attributes related to purchase, meliputi: (a) courtesy, merupakan kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya; (b) communication, merupakan proses penyampian informasi yang dilakukan oleh karyawan perusahaan kepada konsumennya; (c) ease or convenience acquisition, merupakan kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan; (d) company reputation, adalah reputasi yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi pandangan konsumen terhadap perusahaan tersebut yang akan mengurangi ketidakpastian dan risiko dalam keputusan pembelian; dan (e) company competence, adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mewujudkan permintaan yang diajukan oleh konsumen dalam memberikan pelayanan. Faktor-faktor yang Mengukur Kepuasan Harapan Menurut Kotler (2003), mengemukakan bahwa konsumen membentuk suatu harapan akan nilai suatu produk dan bertindak berdasarkan hal itu. Kenyataan suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai pelanggan tentang pengaruh kepuasan dan kemungkinan untuk kembali membeli produk tersebut. Ada dua sumber yang membentuk harapan yaitu sumber eksternal (klaim promosi, informasi dari mulut ke mulut, badan resmi, aspek produk seperti harga, kemasan, ketersediaan, merek, store image, dan iklan/metode, format, frekuensi) dan sumber internal yaitu dari diri sendiri (pengalaman dan kebutuhan). Para pembeli membentuk harapan dari pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman dan kolega, dan janji serta informasi para pemasar dan pesaingnya. Jika para pemasar meningkatkan harapan terlalu tinggi, para
pembeli cenderung akan kecewa. Sebaliknya, jika perusahaan menetapkan harapan terlalu rendah, maka para pembeli tidak akan tertarik (Kotler 2003). Menurut Tjiptono (1998) harapan konsumen mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan konsumen. Konsumen dalam mengevaluasi akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan. Dalam konteks kepuasan konsumen, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan merupakan standar prediksi atau standar ideal. Robertson dan Kassarjian (1991) mendefinisikan harapan sebagai kepercayaan bahwa suatu respon yang diberikan akan diikuti dengan beberapa kejadian. Kejadian tersebut bisa bersifat positif atau negatif. Harapan bersumber dari ingatan terhadap pengalaman yang aktual, persepsi, kesimpulan dari pengalaman yang berkaitan (seperti mencoba produk lain) dan informasi dari yang lain. Konsumen berharap lebih sedikit dari produk yang harganya murah dibandingkan dari produk yang mahal. Konsumen diasumsikan memiliki kebebasan dalam menerima produk yang ada. Hagerty dan Aaker (1984) diacu dalam Gunawan (2003) menyarankan sebuah model pemeriksaan informasi didasarkan pada pendapat konsumen untuk memaksimalkan nilai harapan dari informasi sampel yang ada. Konsumen menerima informasi didasarkan pada masa lampau dan masa sekarang, kemudian dapat digunakan untuk memprediksi masa yang akan datang. Informasi baru tentang produk ditempatkan pada konteks pengalaman masa lampau tentang produk tersebut, keberadaan teknologi, penampakan merek tersebut.
Konteks
informasi
juga
memegang
peranan
penting
dalam
pengambilan keputusan oleh konsumen (Bettman 1979 diacu dalam Gunawan 2003). Kinerja Kotler (2003) mendefinisikan kinerja sebagai keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Kinerja suatu produk harus dapat dirasakan oleh pelanggan dan usaha perbaikan kinerja tersebut harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan persepsi pelanggan, peningkatan kualitas hanya berarti bila dirasakan oleh para pelanggan.
Kualitas Pelayanan Jasa Menurut Rangkuti (2002), tujuan manajemen jasa pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kualitas pelayanan tertentu. Karena erat kaitannya dengan pelanggan, maka tingkat kualitas pelayanan dihubungkan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Manajemen kualitas jasa pelayanan tidak semudah manajemen kualitas produk manufaktur. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam konsep manajemen jasa pelayanan, yakni : 1. Merumuskan suatu strategi pelayanan Strategi pelayanan dimulai dengan perumusan suatu tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada pelanggan. Perumusan strategi pelayanan ini pada dasarnya dilakukan dengan merumuskan apa bidang usaha perusahaan, siapa pelanggan perusahaan dan apa yang bernilai bagi pelanggan. 2. Mengkomunikasikan kualitas kepada pelanggan Strategi yang telah dirumuskan dikomunikasikan kepada pelanggan. Hal ini membantu pelanggan agar tidak salah menafsirkan harapan yang akan diperolehnya. Pelanggan perlu mengetahui dengan jelas mengenai macam dan tingkat pelayanan yang akan diperolehnya. 3. Menetapkan suatu standar kualitas secara jelas Walaupun penetapan suatu standar kualitas pelayanan dalam bidang jasa pelayanan tidak mudah, hal ini perlu diusahakan agar setiap orang mengetahui dengan jelas tingkat kualitas yang harus dicapai. 4. Menerapkan sistem pelayanan yang efektif Menghadapi pelanggan tidaklah cukup hanya dengan senyuman dan sikap yang ramah, tetapi perlu lebih dari itu, yaitu suatu sistem yang terdiri dari metode dan prosedur untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat. 5. Karyawan yang berorientasi kepada kualitas pelayanan Setiap karyawan yang terlibat dalam jasa pelayanan haus mengetahui dengan jelas standar kualitas pelaynanan itu sendiri. Karena itu, perusahaan harus memperhatikan pemilihan karyawan yang tepat dan melakukan pengawasan secara terus menerus bagaimana pelayanan tersebut harus disampaikan. 6. Survei tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan Pihak yang menentukan kualitas jasa pelayanan adalah pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengetahui sampai sejauhmana tingkat
kepuasan pelanggan dan kebutuhan pelanggan yang perlu dipenuhi oleh perusahaan. Informasi tersebut plus jumlah pelanggan yang merasa puas dapat diketahui melalui survei secara periodik dan sistematis. Survei itu juga bisa menunjukkan dalam hal apa ketidakpuasan terjadi. Pelanggan dalam menilai kualitas jasa/pelayanan menggunakan lima dimensi (Zeithaml et al. 1990), yaitu : 1. Reliability Kemampuan untuk memberikan dan melaksanakan a j sa/pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat, tepat, dan dapat diandalkan. Keandalan mencakup dua hal pokok, yaitu ; konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Perusahaan harus mampu memberikan pelayanan secara tepat semenjak pertama dan memenuhi janjinya. 2. Responsiveness Respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan serta penanganan keluhan dengan cepat tanggap. 3. Assurance Berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan karyawan dalam menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi : •
Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam melakukan pelayanan
•
Kesopanan (Courtesy), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap karyawan
•
Kredibilitas (Credibility), berhubungan dengan hal yang menumbuhkan kepercayaan kepada perusahaan seperti reputasi, prestasi dan lainnya.
4. Empathy Adanya kesediaan dari karyawan untuk peduli, memberikan perhatian khusus yang bersifat pribadi, kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan. Dimensi ini merupakan gabungan dari dimensi : •
Akses (Acces), yaitu kemudahan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan
•
Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan menyampaikan informasi kepada pelanggan atau menerima masukan dari pelanggan
•
Memahami pelanggan (Understanding the costumer), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan
5. Tangibles Kualitas jasa yang ditentukan dengan melihat penampilan fisik, peralatan, penampilan karyawan, dan sarana komunikasi yang ada. Menurut Han dan Leong diacu dalam Sinaga (2003), dimensi ini merupakan dimensi yang pertama kali disadari oleh pelanggan dan menjadi hal paling penting, sehingga kekurangan atau keburukan dari dimensi ini akan cepat terlihat. Pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pertama, pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial. Kedua, produksi jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan karyawan/petugas sehingga pengawasan kualitas dilakukan segera. Ketiga, produk yang dibentuk ditentukan ketika terjadi interaksi antara konsumen dan karyawan/petugas (Rangkuti 2002). Parasuraman dan Zeithaml diacu dalam Umar (2000) dan Rangkuti (2002) mengemukakan lima kesenjangan yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu : 1. Kesenjangan
antara
harapan
konsumen
dan
pesepsi
manajemen.
Kesenjangan ini banyak disebabkan oleh ketidakpekaan manajemen dalam memahami keinginan konsumen/pelanggan sehingga manajemen tidak mengetahui bagaimana seharusnya produk jasa didisain dan jasa pendukung yang sebetulnya diinginkan konsumen/pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan ini terjadi dikarenakan tidak disusunnya standar kinerja yang jelas walaupun manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan konsumen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya komitmen total pihak manajemen terhadap kualitas jasa, kurangnya sumberdaya atau karena adanya kelebihan permintaan. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Penyebab terjadinya kesenjangan ini diantaranya adalah karyawan kurang terlatih, beban kerja berlebih, ketidakmampuan memenuhi standar kinerja atau ketidakmauan dalam memenuhi standar kinerja yang ditetapkan. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa komunikasi eksternal. Kesenjangan yang disebabkan oleh adanya pernyataan atau janji yang dibuat perusahaan
namun
pada
kenyataannya
perusahaan
tidak
dapat
memenuhinya sehingga konsumen memberi persepsi negatif terhadap kualitas jasa perusahaan. 5. Kesenjangan antara jasa yang dirasakan dan yang diharapkan. Kesenjangan yang terjadi karena adanya kekeliruan konsumen dalam mempersepsikan kualitas jasa yang diterima (konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda). Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menurut Rangkuti (2002), metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah dengan menggunakan metode survei. Pengukuran dilakukan dengan cara berikut : 1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung melalui pertanyaan kepada pelanggan dengan ungkapan sangat tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas dan sangat puas. 2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar harapan terhadap suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan. 3. Responden diminta menuliskan masalah-masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan diminta untuk menuliskan saran-saran perbaikan. 4. Responden diminta merangking elemen atau atribut penawaran berdasarkan derajat kepentingan setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan pada masing-masing elemen. Menurut Rangkuti (2002) kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara berikut : 1. Traditional Approach Berdasarkan
pendekatan
ini,
konsumen
diminta
memberikan
penilaian atas masing-masing indikator produk atau jasa yang mereka nikmati (pada umumnya dengan menggunakan skala Likert), yaitu dengan cara memberikan rating dari 1 (sangat tidak puas) sampai 5 (sangat puas sekali). Selanjutnya, konsumen juga diminta memberikan penilaian atas produk atau jasa tersebut secara keseluruhan. Skala Likert merupakan salah satu varian pendekatan semantic differential. Bentuknya lebih langsung dan responden diminta untuk memilih jawaban “sangat tidak setuju” (1) sampai “sangat setuju (5). Masalah yang sering muncul dari penggunaan pendekatan ini adalah:
a. Hasil penilaian seperti ini belum mencerminkan nilai kepuasan secara keseluruhan. Apabila pada waktu menilai secara keseluruhan hasil rataratanya kebetulan relatif rendah, maka pada waktu dibandingkan dengan nilai kepuasan berdasarkan masing-masing indikator, hasilnya pasti akan berada di atas nilai rata-rata standar. Jadi, semuanya akan dianggap puas, begitu juga sebaliknya. b. Survei kepuasan konsumen pada umumnya jarang sekali dapat mewakili populasi, apalagi dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat besar. Menentukan siapa pengguna sabun mandi merek tertentu, misalnya akan sulit sekali. c. Penilaian harapan acapkali membingungkan responden. Misalnya, “penting untuk apa?” Dengan demikian, apabila tujuan riset adalah untuk memahami kepuasan pelanggan, maka fokus utamanya adalah penjelasan mengenai pentingnya indikator tersebut terhadap harapan konsumen. d. Penilaian mengenai hasil kepuasan pelanggan pada umumnya hanya menggambarkan tentang nilai puas dan tidak puas, jelek atau baik yang hanya bersifat kualitatif, misalnya, “Apakah anda ingin menggunakan produk ini lagi?” atau “Apakah anda ingin menggunakan jasa ini lagi?” jarang sekali ditanyakan. 2. Analisis secara Deskriptif Sering kali analisis kepuasan pelanggan berhenti sampai kita mengetahui pelanggan puas atau tidak puas, yaitu dengan menggunakan analisis statistik secara deskriptif, misalnya melalui penghitungan nilai ratarata, nilai distribusi serta standar deviasi. Analisis kepuasan pelanggan sebaiknya dilanjutkan dengan cara membandingkan hasil kepuasan tahun lalu dengan tahun ini, sehingga kecenderungan perkembangannya (tren) dapat ditentukan. 3. Pendekatan secara Terstruktur (Structured Approach) Pendekatan ini paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan. Salah satu teknik yang paling popular adalah Semantic Differential dengan menggunakan prosedur scalling. Caranya adalah responden diminta untuk memberikan penilaiannya terhadap suatu produk atau fasilitas (misalnya supermarket, rumah sakit). Penilaian juga dapat dilakukan dengan membandingkan suatu produk atau fasilitas dengan produk atau fasilitas lainnya, dengan syarat variabel yang diukur sama.
Salah satu bentuk pendekatan secara terstruktur adalah Analisis Importance dan Performance Matrix. Jenis analisis ini selanjutnya akan digunakan dalam penelitian ini. Matrix ini terdiri dari 4 kuadran : kuadran pertama terletak di sebelah kiri atas, kuadran kedua di sebelah kanan atas, kuadran ketiga di sebelah kiri bawah, dan kuadran keempat di sebelah kanan bawah. Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masingmasing variabel pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kuadran A (Prioritas utama) Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang ia harapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Caranya adalah perusahaan melakukan perbaikan secara terus-menerus sehingga performance variable yang ada dalam kuadran ini akan meningkat. 2. Kuadran B (Pertahankan prestasi) Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua ini menjadikan produk/jasa tersebut unggul di mata pelanggan. 3. Kuadran C (Prioritas rendah) Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. 4. Kuadran D (Berlebihan) Wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.
Secara ringkas, pada Gambar 2 disajikan diagram Kartesius Importance/ Performance
Matrix.
Harapan
pelanggan
(customer
expectation)
atau
importance diukur dalam kaitannnya dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi.
Y = Importance (Kepentingan) Tinggi
Kuadran A
Kuadran B
Kuadran C
Kuadran D X = Performance (Kinerja)
Rendah
Tinggi Gambar 2. Diagram Kartesius Importance/Performance Matrix
Dari berbagai persepsi harapan pelanggan, kita dapat merumuskan harapan yang paling dominan. Diharapkan dengan memakai konsep harapan ini, kita dapat menangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata pelanggan. Misalnya variabel harga. Bila harga dipersepsikan oleh pelanggan sebagai variabel yang sangat penting, sedangkan kenyataannya pelanggan merasakan bahwa saat ini harga sangat mahal, maka kita dapat memperoleh hubungan antara harapan mengenai harga dan kenyataan harga yang dirasakan oleh pelanggan sebagai berikut : kepentingan (importance) = tinggi; kinerja (performance) = rendah. Jika diplotkan ke dalam diagram kartesius, kita dapat merekomendasikan kepada perusahaan agar harga diturunkan untuk meningkatkan performance-nya. Atau perusahaan melakukan strategi lain yang berkaitan dengan variabel harga, yaitu meningkatkan superior customer value. Teori Kepuasan (The Expectancy Disconfirmation Model)
Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmation model, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Ketika konsumen membeli suatu produk, maka ia memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut berfungsi (product performance). Produk akan berfungsi sebagai berikut: a. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. b. Produk berfungsi sebagai yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai konfirmasi
sederhana
(simple
confirmation).
Produk
tersebut
tidak
memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen, sehingga konsumen akan memiliki perasaan netral. c. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi negatif (negative disconfirmation). Produk yang berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan, sehingga konsumen merasa tidak puas. Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi (performance expectation), harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen (actual performance) sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut (Sumarwan 2003). Faktor-faktor Pendorong Kepuasan Menurut Irwan (2002) terdapat lima komponen yang mendorong kepuasan pelanggan, antara lain: 1. Kualitas produk Kualitas produk mencakup enam elemen yaitu Performance, Durability, Feature, Reability, Consistency, dan Design.
2.
Harga
Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan kepuasan yang relatif besar dalam industri ritel. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitif terhadap harga karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. 3. Kualitas pelayanan Salah satu konsep service quality adalah servqual sangat tergantung dari tiga faktor, yaitu: sistem, teknologi, dan manusia. Berdasarkan konsep servqual, komponen ini mempunyai banyak dimensi, yaitu: reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible. 4. Faktor emosional Kepuasan pelanggan didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya. 5. Kemudahan Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa. Pelanggan akan makin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan Terdapat berbagai strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan (Tjiptono 1998) antara lain : 1. Relationship marketing Hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan berlanjut setelah penjualan selesai dimana perusahaan berupaya untuk menjalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus menerus. Dalam pelaksanaannya perlu dibentuk data base pelanggan yang berisi nama, frekuensi, dan jumlah pembelian. 2. Superior costumer service Strategi ini dilakukan dengan cara menawarkan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan pesaing. Penerapan strategi ini memerlukan dana yang besar, SDM yang andal, dan usaha yang gigih sehingga perusahaan membebankan harga yang tinggi pada jasanya namun akan terdapat pelanggan yang tidak berkeberatan dengan keadaan ini. Perusahaan yang memberikan pelayanan ini akan meraih laba dan tingkat pertumbuhan yang pesat. 3. Unconditional guarantees
Strategi memberikan jaminan yang dirancang dengan tujuan untuk meringankan risiko atau kerugian pelanggan yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan pada pelanggan. Hal ini pada akhirnya akan berguna untuk penyempurnaan kualitas jasa dan akan meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik. 4. Penanganan keluhan yang efektif Strategi perusahaan dalam menangani keluhan yang dimulai dengan proses identifikasi dan menentukan sumber masalah yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh. Aspek yang penting dalam menangani keluhan yaitu empati/perhatian, cepat tanggap perlakuan yang adil dan wajar dalam memecahakan suatu masalah, dan kemudahan pelanggan menghubungi perusahaan. 5. Peningkatan kinerja perusahaan Perusahaan menerapkan strategi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan
melalui
pendidikan
dan
pelatihan
mengenai
komunikasi,
salesmanship, dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan. Selain itu, dengan membentuk tim kerja lintas fungsional sehingga diharapkan kemampuan karyawan dalam melayani pelanggan akan meningkat. 6. Quality Function Deployment (QFD) Upaya menterjemahkan kebutuhan pelanggan dengan melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan jasa dan produk sehingga perusahaan dapat mengutamakan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses. Melalui hal ini diharapkan tercapainya efektifitas yang maksimum. Citra baik atau buruk sebuah perusahaan/industri bergantung pada pelayanan sehari-hari terhadap pelanggan (Macaulay & Cook 1997). Sebuah institusi yang menjadikan pelanggan sebagai tujuannya atau berorientasi pelanggan akan sangat memperhatikan jenis prosedur dan struktur yang paling sesuai bagi pelanggan. Menurut Macaulay dan Cook (1997), pelayanan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, yaitu : 1. Pengembangan dan pembuatan prosedur yang bersahabat, relevan, hemat waktu, dan tidak rumit. 2. Penyelesaian masalah secara tepat dan kreatif.
3. Bijaksana dalam menghadapi pelanggan dalam situasi sesulit apapun. Terdapat dua dimensi yang perlu diperhatikan di dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, yaitu dimensi prosedural dan dimensi keramahan. Kedua dimensi ini pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Martin diacu dalam Sinaga 2003). Dimensi Prosedural (Procedural Dimension) menekankan pada sistem dan mekanisme menjual dan menyalurkan produk/jasa kepada pelanggan. Dimensi ini meliputi beberapa faktor, yaitu : 1. Ketepatan waktu (Timeliness). Pelayanan yang baik membutuhkan ketepatan waktu yaitu waktu yang dibutuhkan bagi suatu pelayanan untuk sampai kepada pelanggan. Pelayanan efisien adalah pelayanan yang cepat dan waktu yang diinginkan adalah waktu pelayanan yang tepat. 2. Akomodasi (Accomodation). Akomodasi berarti menciptakan pelayanan yang fleksibel dan dapat digunakan oleh seluruh pelanggan. Prosedur dirancang sesuai keinginan pelanggan dengan pelayanan yang efisien. 3. Komunikasi (Communication). Pelayanan tidak dapat dikatakan berkualitas baik tanpa komunikasi yang jelas dan singkat antara petugas pelayanan dan pelanggan. Pesan harus disampaikan secara akurat dan efisien. 4. Respon konsumen (Customer Feedback). Respon pelanggan membantu meningkatkan perbaikan prosedur pelayanan melalui identifikasi bagian yang perlu diperbaiki. Respon konsumen merupakan salah satu cara memberikan pelayanan yang terbaik karena dengannya dapat diketahui bagaimana kinerja perusahaan secara langsung dari pelanggan. Tanpa umpan balik dari pelanggan, maka masalah atau keluhan tidak akan disadari dan tidak terpecahkan. Dimensi Keramahan (Convivial Dimension) adalah dimensi yang melibatkan aliran produk/jasa kepada pelanggan dan bersifat interpersonal. Dimensi ini melibatkan sikap, perilaku, dan kemampuan verbal petugas dalam berinteraksi dengan pelanggan. 1. Sikap (Attitude). Sikap staf pelayanan akan mempengaruhi sikap pelanggan. Sikap positif petugas pelayanan akan menarik pelanggan. Mempertahankan sikap positif yang ditunjukan melalui sikap, cara
berpakaian, dan isyarat verbal merupakan hal penting dalam menentukan mutu pelayanan dan akan membentuk kesan yang baik di mata pelanggan. 2. Bahasa Tubuh (Body Language). Bahasa tubuh mempengaruhi lebih dari dua pertiga bagian pesan yang akan disampaikan pada setiap percakapan. Ekspresi wajah, kontak mata, dan senyum serta gerakan tangan dan badan akan menyatakan sikap pelayanan kepada pelanggan. 3. Bijaksana (Tact). Seorang pemberi pelayanan yang ahli selalu bijaksana dan hati-hati ketika mengucapkan sesuatu setiap saat demi meningkatkan kepuasan pelanggan. 4. Perhatian (Attentiveness). Petugas pelayanan yang perhatian berarti mendengarkan kebutuhan pelanggan
dan memperlakukannya sebagai
manusia. Perhatian petugas pemberi pelayanan terhadap pelanggan dapat terlihat dari pelayanan yang efisien. 5. Pengarahan (Guidance). Memberikan saran yang membantu kepada pelanggan yang bingung adalah cara menunjukkan perhatian kepada mereka sebagai pelanggan 6. Saran Penjualan (Suggestive Selling). Usaha yang diperlukan dalam dimensi ini adalah berusaha meningkatkan kesadaran pelanggan akan pelayanan yang ada/diberikan. 7. Pemecahan Masalah (Problem Solving). Masalah dan keluhan harus ditangani dengan tenang, perlahan, dan bijaksana. Harus ada upaya melalui cara-cara tertentu sehingga pelanggan yakin bahwa masalah, keluhan, dan perhatian mereka selalu diterima dan ditangani secara efektif.
KERANGKA PEMIKIRAN Dalam kondisi persaingan suatu lembaga pendidikan, IPB merupakan lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai visi yaitu “Menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan IPTEKS dan sumberdaya manusia dengan kompetensi utama pertanian tropika”. Adapun misi dari IPB, yaitu 1) menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan mendatang; 2) Pengembangan IPTEKS ramah lingkungan melalui penelitian mutakhir; 3) Meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui penerapan dan pendayagunaan IPTEKS; dan 4) Terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak azasi manusia. Oleh karena itu, IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi harus mampu menciptakan kepuasan mahasiswa (stakeholder) baik dalam pelayanan maupun fasilitas yang tersedia di IPB. Dalam menghadapi tuntutan masyarakat serta tantangan pembangunan yang berubah dengan cepat, baik secara nasional maupun global, IPB harus memiliki strategi peningkatan kepuasan mahasiswa. Mahasiswa
memiliki
tingkat
kepuasan
tersendiri
terhadap
penyelenggaraan akademik di IPB, dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa adalah karakteristik sosial ekonomi mahasiswa yang mencakup jenis kelamin, umur, tingkat pendapatan orang tua, dan uang saku yang diperoleh mahasiswa,. Selain itu, faktor lainnya adalah penilaian mahasiswa terhadap fasilitas penyelenggaraan akademik IPB dan harapan mahasiswa terhadap fasilitas penyelenggaraan akademik IPB. Penyelenggaraan akademik di IPB meliputi kurikulum, penerimaan mahasiswa
baru,
dosen,
administrasi
belajar
mengajar,
pembimbingan
akademik, fasilitas ruang kuliah, fasilitas praktikum, perpustakaan, evaluasi hasil belajar, layanan administrasi pendidikan, proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB), dan output. Standar akademik merupakan kesesuaian tingkat mutu kuliah dengan tujuannya, keterbaruan kurikulum, serta sejauhmana pencapaian tujuan kurikulum. Mutu pembelajaran meliputi mutu dan motivasi dosen, attractiveness dan relevansi mata kuliah, keefektifan metode pembelajaran, kemampuan
manajemen mata
kuliah
perkuliahan,
tanggapan
mengembangkan
mahasiswa
pengetahuan
serta
mahasiswa,
pemahaman atau kompetensi yang diperlukan untuk tingkatan yang dibutuhkan.
Mutu dukungan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen yang dilaksanakan oleh unit layanan akademik dan oleh prasarana administrasi. Selain itu, yang termasuk ke dalam penyelenggaraan akademik adalah tingkat pencapaian mahasiswa yang merupakan hasil penilaian formal, tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kemajuan studi dan tingkat pencapaian lulusan (alumni) dalam memperoleh pekerjaan beserta penghargaannya. Mutu penelitian, konsultasi dan kegiatan akademik lain beserta relevansinya terhadap mata kuliah-mata kuliah yang ditawarkan. Kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau jasa. Setiap transaksi atau pengalaman baru akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dengan demikian kepuasan pelanggan mempunyai dimensi waktu karena hasil akumulasi. Siapa pun yang terlibat dalam urusan kepuasan pelanggan, ia telah melibatkan diri dalam urusan jangka panjang. Upaya memuaskan pelanggan adalah pengalaman panjang yang tidak mengenal batas akhir (Irawan 2003 diacu dalam Romadhani 2005). Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap fasilitas-fasilitas IPB terutama dalam penyelenggaraan akademik memerlukan suatu evaluasi, hal ini perlu dilakukan seiring dengan perkembangan zaman serta adanya persaingan global. Hasil dari evaluasi ini akan dijadikan sebagai masukan bagi pihak IPB dalam mengambil kebijakan khususnya yang terkait dengan strategi meningkatkan kepuasan mahasiswa. Secara rinci pada Gambar 3 disajikan kerangka pemikiran analisis dan strategi meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik.
Visi dan Misi IPB
MAHASISWA Karakteristik sosial ekonomi : - Jenis Kelamin - Asal Fakultas - Semester - Asal Wilayah - IPK - Tingkat Pendidikan Orangtua - Tingkat Pendapatan Orangtua - Uang Saku
Penyelenggaraan Akademik: Kurikulum Dosen Administrasi Belajar Mengajar Pembimbing Akademik Fasilitas Ruang Kuliah Fasilitas Praktikum Perpustakaan Evaluasi Hasil Belajar Layanan Administrasi Pendidikan - Proses Belajar Mengajar TPB - Penyelesaian Studi - Output -
HARAPAN
KINERJA
KEPUASAN MAHASISWA
Strategi Perbaikan
Kebijakan IPB
Gambar 3. Kerangka pemikiran analisis dan strategi meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik
METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian Due Like dengan judul Analisis dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaraan Akademik dan Fasilitas Kampus. Disain penelitian ini adalah cross sectional, dimana penelitian dilakukan hanya pada satu waktu tertentu (single period in time). Penelitian ini menghasilkan potret (snapshot) situasi pada saat tertentu. Sampelnya dipilih khusus untuk satu kali penelitian saja, namun cakupan data yang dikumpulkan tidak terbatas pada periode ketika penelitian diadakan (Purwadi 2000). Penelitian dilaksanakan di Kampus IPB Darmaga-Bogor, Jawa Barat selama 6 bulan yakni dari bulan September 2006 hingga Februari 2007. Teknik Penentuan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa IPB yang masih (berstatus mahasiswa) dan telah mendapat pelayanan akademik (alumni). Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik convinience sampling. Teknik sampling ini merupakan salah satu contoh pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling). Convinience sampling (sampling kemudahan) adalah sampel diambil berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Dengan kata lain, sampel diambil atau terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat (Durianto, Sugiarto & Sitinjak 2001). Total sampel keseluruhan adalah 600 orang yang terdiri dari 311 mahasiswa TPB, 265 mahasiswa non TPB dan 24 alumni IPB (Gambar 4). Mahasiswa IPB 8674 orang
(TPB) 2688
(A) 1458
(B) 309
(C) 878
(D) 544
(E) 587
(F) 736
(G) 1015
(TPB) 311
(A) 93+11*
(B) 11+1*
(C) 26+2*
(D) 34+1*
(E) 16+1*
(F) 35+3*
(G) 32+5*
Keterangan:
(H) 459
(H) 18
TPB = mahasiswa TPB (angkatan 42) ; (A) -(H) = mahasiswa non TPB (angkatan 41-38); (A) = Fakultas Pertanian; (B) = Fakultas Kedokteran Hewan; (C) = Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; (D) = Fakultas Peternakan; (E) = Fakultas Kehutanan: (F) = Fakultas Teknologi Pertanian; (G) = Fakultas Matematika dan IPA; (H) = Fakultas Ekonomi dan Manajemen; * = Alumni IPB
Gambar 4. Kerangka penarikan sampel penelitian
Teknik Pengambilan Data Penelitian ini merupakan penelitian survei yang datanya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dengan demikian, penelitian survei adalah penelitian yang mengamati sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun 1995). Data penelitian terbagi atas dua bagian, yakni data primer dan sekunder. Data primer mencakup karakteristik mahasiswa (jenis kelamin, semester, asal wilayah, uang saku dan IPK), serta penilaian harapan dan kinerja mahasiswa terhadap penyelenggaraan akademik di IPB. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada sampel. Untuk data sekunder meliputi jumlah mahasiswa tahun masuk 2001 hingga 2005 dan asal wilayah mahasiswa yang diperoleh dari Direktorat Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan (AJMP), IPB (Lampiran 1). Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 10.1 for Windows . Tahapan pengolahan mencakup: (1) Penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. (2) Entri data dan cleaning. (3) Analisis deskriptif dan inferensia. Untuk pengelolaan data ada beberapa langkah yang akan dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol kualitas data, yakni: (1) Uji validitas, yakni sejauhmana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Durianto, Sugiarto & Sitinjak 2001). Suatu alat ukur dikatakan valid, jika alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), kesahihan atau validitas (validity) menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menyangkut ketepatan dalam penggunaan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih, apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat konsep yang sebenarnya ingin diukur. Menurut Babbie (1992), bila koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator, positif dan lebih besar dari 0,3 (r > 0,3), maka instrumen tersebut sudah valid (validitas kriteria). Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai validitas instrumen penelitian ini adalah
berkisar antara 0.321 hingga 0.734 (r > 0,3) yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian ini cukup valid. (2) Uji reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang-ulang (Durianto, Sugiarto & Sitinjak 2001). Reliabilitas atau keterandalan, menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur ihwal yang sama. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu alat ukur adalah, sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran dapat dipercaya, bila beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur tidak berubah. Suatu instrumen (keseluruhan indikator) dianggap sudah cukup reliabel (reliabilitas konsistensi internal), bilamana a = 0.6 (Babbie 1992). Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap peubah-peubah penelitian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha (Cr-Alpha), diperoleh koefisien Alpha yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
pada
penelitian
ini
cukup
reliabel
dimana
pengujian
menghasilkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.9947 (a = 0,6). Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert baik untuk mengukur harapan maupun kinerja. Untuk mengukur harapan (Yi) digunakan skala lima (5), yaitu: a. 5 = Sangat Penting b. 4 = Penting c. 3 = Cukup Penting d. 2 = Kurang Penting e. 1 = Tidak Penting Untuk mengukur kinerja (Xi) pada atribut kualitas pelayanan digunakan skala 5 (lima) tingkat, yaitu: a. 5 = Sangat Baik b. 4 = Baik c. 3 = Cukup Baik d. 2 = Kurang Baik e. 1 = Tidak Baik
Secara rinci jenis variabel, skala, dan kategori data yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sebaran jenis variabel, skala, dan kategori data No.
Variabel
1
Jenis Kelamin
2
Uang Saku
3
Asal Wilayah
4
Kepuasan
Skala Nominal
Rasio
Nominal
Likert
Kategori Laki-laki Perempuan
Analisis Data Untuk menjawab tujuan 1, yakni mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi mahasiswa IPB digunakan analisis deskriptif. Statistik dasar yang digunakan mencakup: rata-rata, standar deviasi, maksimum dan minimum digunakan untuk semua data kuantitatif. Proporsi digunakan untuk data kualitatif. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk menjawab tujuan 2, yakni mengidentifikasi atribut-atribut yang akan digunakan
untuk
mengukur
kepuasan
mahasiswa
IPB
terhadap
penyelenggaraan akademik digunakan pengelompokan atribut ke dalam lima dimensi pelayanan jasa yakni reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles (Zeithaml et al. 1990). Untuk menjawab tujuan 3, yakni menganalisis kepuasan mahasiswa IPB terhadap
penyelenggaraan
disconfirmation
model,
akademik
yaitu
dengan
digunakan
teori
membandingkan
the
expectancy
harapan
contoh
(performance expectation) dan kinerja dari atribut (actual performance). Apabila kinerja (Xi) terhadap atribut tertentu sama dengan atau melebihi harapan (Yi) contoh maka dinyatakan puas (Xi = Yi) dan apabila kinerja (Xi) lebih rendah dari harapan (Yi) maka dinyatakan tidak puas (Xi < Yi) (Sumarwan 2003). Untuk menjawab tujuan 4, yakni menganalisis perbedaan kepuasan mahasiswa mayor-minor dan kepuasan mahasiswa phasing-out terhadap
penyelenggaraan akademik digunakan uji beda Kruskal Wallis. Adapun rumus Kruskal Wallis yang digunakan adalah :
12 c T j K= ∑ − 3(n − 1) n( n + 1) j =1 n j Keterangan : C= Banyaknya kelompok n = Total banyaknya item Tj = Total peringkat pada satu kelompok j nj = Banyaknya item pada satu kelompok 2 K = Terdistribusi X dengan df = C-1
Untuk menjawab tujuan 5 yakni merumuskan strategi untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa IPB terhadap penyelenggaraan akademik digunakan Diagram Kartesius (Supranto 2001) atau Importance-Performance Matrix Analysis (Rangkuti 2002). Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X dan Y, di mana
X
kinerja seluruh atribut kualitas pelayanan dan
merupakan skor rata-rata dari Y
merupakan rata-rata dari
kepentingan seluruh atribut kualitas pelayanan. Perhitungan
X
dan
Y
diperoleh dari rumus sebagai berikut :
n
X =
n
∑ Xi i =1
Y =
K
Dimana : K =
Harapan
Y
Y
∑ Yi i =1
K
banyaknya atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
A
B
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
C
D
Prioritas Rendah
Berlebihan
X
Tingkat Kinerja
X
Gambar 5. Diagram Kartesius
Keterangan : A = B = C =
D =
Menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan dengan harapan yang tinggi sedangkan tingkat kinerjanya dinilai rendah sehingga kepuasan konsumen rendah (prioritas utama). Menunjukkan atribut-atribut harapan dan tingkat kinerja yang sama-sama tinggi sehingga konsumen merasakan kepuasan. Hal ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan posisinya (pertahankan prestasi). Menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan memiliki harapan dan tingkat kinerja yang sama-sama rendah. Atribut kualitas pelayanan pada kuadran ini dirasakan tidak terlalu penting oleh konsumen, perusahaan melaksanakannya biasa-biasa saja sehingga belum perlu memperbaiki kinerja (prioritas rendah). Menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki harapan rendah sedangkan tingkat kinerjanya tinggi. Dalam pelaksanaan atribut ini dirasakan terlalu berlebihan padahal konsumen menganggapnya kurang penting (berlebihan). Definisi Operasional
Sampel adalah mahasiswa Program Sarjana IPB yang masih dan pernah (alumni) mendapatkan pelayanan akademik. Mahasiswa Mayor-Minor adalah mahasiswa semester tiga atau masuk IPB pada tahun akademik 2005/2006 dan telah memilih mayor tertentu. Mahasiswa Phasing-Out adalah mahasiswa IPB yang berada diatas semester tiga dan mahasiswa yang telah lulus dari IPB. Kepuasan Pelanggan adalah perasaan mahasiswa setelah membandingkan antara
harapan
dengan
kinerja
pada
komponen
mutu/kualitas
penyelenggaraan akademik. Harapan adalah derajat yang diinginkan oleh mahasiswa terhadap atribut mutu/kualitas penyelenggaraan akademik. Kinerja adalah derajat penilaian terhadap atribut mutu/kualitas penyelenggaraan akademik. Strategi Perbaikan adalah penentuan strategi perbaikan penyelenggaraan akademik berdasarkan kinerja dan harapan. Penyelenggaraan Akademik adalah kegiatan belajar mengajar dan sarana prasarana pendukung yang diramu dalam suatu kurikulum untuk mencapai visi dan misi IPB.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Institut Pertanian Bogor adalah kelanjutan dari lembaga-lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian dan kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Sebelum perang dunia II lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouw School, Middelbare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische Veeartsen School. Pada tanggal 1 September 1963, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan Universitas Indonesia melepaskan diri menjadi Institut Pertanian Bogor dan disahkan oleh Presiden RI dengan Keputusan No. 2791 tahun 1965 (IPB 2006). 1) Pada tahun 1963, IPB terdiri dari: Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Perikanan. 2) Pada tahun 1981, IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi Pertanian yang berasal dari Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. 3) Pada
tahun
1983,
IPB
mendirikan
Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam (gabungan dari Departemen Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Botani, Departemen Statistika dan Komputasi, Departemen Biokimia, dan Departemen Zoologi). 4) Pada tahun 2000, IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan dua Jurusan yaitu Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dan Jurusan Manajemen. 5) Pada tahun 2005 membentuk fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki luas lahan sebesar 665.2 Ha yang terdiri dari enam unit kampus, yaitu kampus IPB Darmaga Bogor, kampus IPB Baranang Siang Bogor, kampus IPB Taman Kencana Bogor, kampus IPB Gunung Gede Bogor, kampus IPB Cilibende Bogor, dan kampus IPB Ancol Jakarta. Selain itu, IPB memiliki 11 unit lahan percobaan yang terdiri dari: arboretum (Darmaga), Integrated Farming System (Cikabayan), tanaman pangan lahan kering dan kolam (Babakan Kolam), tanaman pangan lahan kering (Sindang Barang), buah-buahan (Pasir Kuda), ulat sutera (Sukamantri),
peternakan dan petak percobaan (Jonggol), sayuran dataran tinggi (Pasir Sarongge), perikanan dan kelautan (Pelabuhan Ratu), penangkaran monyet (Pulau Tinjil), dan hutan pendidikan (Gunung Walat) (Tabel 3). Tabel 3. Fasilitas yang dimiliki IPB No.
Nama
1
Ruang Kuliah
2
Lab. Fisik
3
Asrama
4
Perpustakaan
5
Luas Lahan
6
Luas Bangunan
7
Luas Kantin
Jumlah 116 Unit, 14.422.48 m 2 385 unit 9 Lokasi, untuk 3.500 org + Digital library 665.2 Ha 390.504 m 2 2.805 m 2
Pada tanggal 26 Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah nomor 154 IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dengan penetapan ini maka IPB dalam menyelenggarakan kegiatan bersifat otonom. Hal ini sejalan dengan kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan Kurikulum Sistem Mayor-Minor dan mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005-2006. Melalui penataan departemen hingga kini, IPB memiliki sembilan fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknologi Petanian, Fakultas MIPA, Fakultas Ekonomi Manajemen, dan Fakultas Ekologi Manusia (IPB 2005). Sejarah sistem pemilihan program studi di IPB berdasarkan tahun akademik disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. No
Sejarah sistem pemilihan pogram studi di IPB berdasarkan tahun akademik
Tahun Akademik
Jenis Pilihan
1
1989/1990 s/d 1990/1991
IPB, masuk program studi setelah lulus TPB
2
1991/1992 s/d 1994/1995
Program Studi/Fakultas (5 pilihan) ataukah IPB (PS setelah lulus di TPB)
3
1995/1996 s/d 1996/1997
Program Studi (5 pilihan)
4
1997/1998 s/d 2001/2002
Program Studi (3 pilihan)
5
2002/2003
Program Studi (2 pilihan)
6
2003/2004 s/d 2004/2005
Program Studi (pilihan 1, 2, dan IPB*), *) Ditentukan oleh IPB
7
2005/2006
IPB, memilih mayor setelah lulus TPB
8
2007/2008
Memilih mayor pada saat sebelum masuk IPB
Komponen Biaya Pendidikan Mahasiswa Baru (Tabel 5) : 1. SPP Untuk mahasiswa phasing-out, Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) berkisar antara 0 hingga Rp. 3.600.000 dan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) Rp. 750.000 / semester. Untuk mahasiswa mayor minor, Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) berkisar antara 0 hingga Rp. 3.600.000 dan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan (BPMP) pada tahun pertama sebesar Rp. 635.000, tahun berikutnya sebesar Rp. 20.000 hingga Rp. 50.000/SKS. 2. Biaya Pengembangan Institusi dan Fasilitas (BPIF). 3. Biaya Perlengkapan Mahasiswa Baru (BPMB) sebesar Rp. 500.000. 4. Iuran Persatuan Orangtua Mahasiswa (POM) Rp. 350.000. 5. Biaya kamar asrama Rp. 900.000 / tahun. 6. Biaya deposit asrama Rp. 375.000, biaya deposit akan dikembalikan secara utuh apabila tidak terjadi kerusakan pada fasilitas asrama atau terdapat potongan apabila terjadi kerusakan. Tabel 5. Penghasilan Bulanan Orang tua/wali (P)
Biaya pendidikan program sarjana (Rp) Biaya Registrasi Mahasiswa Baru
SPP per tahun
BPIF BPMB
Asrama
POM
BPMP A
P < 500.000
0
0
0
500.000 < P< 1.000.000
3.000.000
1.500.000
800.000
1.000.000 < P < 2.500.000
Kamar: 900.000 setahun Deposit: 375.000
6.000.000
3.500.000
1.200.000
10.000.000
6.500.000
1.800.000
5.000.000< P < 7.500.000
15.000.000
10.500.000
2.600.000
P > 7.500.000
21.000.000
15.500.000
3.600.000
500.000 2.500.000 < P < 5.000.000
BPMK
B
350.000
Tahun pertama: 635.000 Tahun berikutnya: 20.000– 50.000/sks
Keterangan: A = Departemen Favorit B = Departemen Non Favorit
Karakteristik Sampel dan Keluarga Karakteristik Sampel Jenis Kelamin. Lebih dari separuh (64.5%) mahasiswa dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan (Gambar 6). Hal ini sejalan dengan data
populasi mahasiswa IPB yang mayoritas adalah perempuan (55.5%) (Data AJMP IPB 2007).
Gambar 6. Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin Asal Fakultas dan Semester. Mahasiswa yang menjadi sampel penelitian berasal dari sembilan fakultas yang ada di IPB dengan persentase terbesar (22.2%) berasal dari Fakultas Pertanian (Tabel 6). Selebihnya sampel berasal dari Fakultas Ekologi Manusia, Teknologi Pertanian, Peternakan, MIPA, Kehutanan, Perikanan, Ekonomi Manajemen, dan Kedokteran Hewan. Tingginya persentase mahasiswa yang berasal dari Fakultas Pertanian sebanding dengan tingginya proporsi mahasiswa Fakultas Pertanian (24.4%) di IPB (Data AJMP IPB 2007). Tabel 6. Sebaran mahasiswa berdasarkan asal fakultas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Fakultas Kehutanan Pertanian Peternakan Teknologi Pertanian Ekonomi Manajemen Ekologi Manusia Kedokteran Hewan MIPA Perikanan Total
Jumlah (n) 62 133 65 76 24 94 18 65 51 600
Persentase (%) 10.3 22.2 10.8 12.7 4.0 15.7 3.0 10.8 8.5 100.0
Semester. Mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini berada pada semester 3 hingga sudah lulus (lulus 2 tahun). Persentase terbesar (51.8%) sampel penelitian adalah mahasiswa semester 3. Hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuan penelitian pengambilan sampel mahasiswa TPB yakni sebanyak separuh dari total sampel, sedangkan separuhnya lagi adalah mahasiswa non TPB (Tabel 7).
Tabel 7. Sebaran mahasiswa berdasarkan semester No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Semester 3 5 6 7 9 11 13 Lulus Total
Jumlah (n) 311 93 1 149 20 1 1 24 600
Persentase (%) 51.8 15.5 0.2 24.8 3.3 0.2 0.2 4.0 100
Asal Wilayah. Mahasiswa IPB yang menjadi sampel penelitian ini mayoritas (51.0%) berasal dari wilayah Jawa (Tabel 8). Selanjutnya diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek yakni 29.0 persen. Sisanya berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Sumatera. Tabel 8. No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Sebaran mahasiswa berdasarkan asal wilayah Wilayah
Jabodetabek Jawa Kalimantan Maluku Nusa tenggara Papua Sulawesi Sumatera Total
Jumlah (n) 174 306 8 2 6 1 9 75 600
Persentase (%) 29.0 51.0 1.3 0.3 1.0 0.2 1.5 12.5 100.0
Uang Saku. Uang saku adalah besarnya uang yang diterima mahasiswa secara total per bulan yang digunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari diantaranya untuk makan, jajan, kebutuhan kuliah dan sebagainya. Besarnya uang saku yang diterima oleh mahasiswa bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan orang tua masing-masing serta adanya sumber lain seperti beasiswa, wirausaha, dan lain-lain. Uang saku yang diperoleh mahasiswa berasal dari orang tua, beasiswa, maupun sumber lainnya seperti saudara, orang tua asuh, dan sebagainya. Ratarata uang saku mahasiswa sebesar Rp. 469.661/bl dengan kisaran terendah Rp 100.000/bl dan tertinggi Rp 1.000.000/bl. Dilihat dari kategori uang saku, persentase terbesar (45%) mahasiswa mendapat uang saku antara Rp 250.000 hingga Rp 499.999 tiap bulannya (Gambar 7).
Gambar 7. Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku Indeks Prestasi Kumulatif. Indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa IPB yang menjadi sampel penelitian ini mayoritas (74%) termasuk kategori IPK lebih dari 2.75 dengan IPK rata-rata sebesar 3.04 (Tabel 9). Sementara itu, jika dilihat rata-ratanya ternyata IPK mayor-minor (3.04) dan phasing-out (3.06) tidak terlalu jauh berbeda. Begitu pula dengan persentase terbesar pada mahasiswa phasing-out dan mayor-minor yang termasuk kategori IPK lebih dari 2.75. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa IPB memiliki prestasi yang baik dengan kategori yang sangat memuaskan. Sementara itu, bila dibandingkan dengan IPK mahasiswa IPB secara keseluruhan yakni 2.93, maka IPK mahasiswa sampel penelitian ini adalah lebih besar. Tabel 9.
Sebaran sampel berdasarkan indeks prestasi kumulatif
1
Kategori IPK <2.00
2
2.00-2.75
No.
3
>2.75 Total Rata-Rata± SD
Mayor-Minor n % 1 68
0.4 28.6
169 71.0 238 100.0 3.04±0.43
Phasing-out n % 0 26
Total n 0.0 20.5
101 79.5 127 100.0 3.06±0.38
% 1
3.0
94
26.0
270 74.0 365 100.0 3.05±0.41
Karakteristik Keluarga Jumlah anggota keluarga. Besarnya keluarga ditunjukkan oleh banyaknya anggota yang tinggal dalam sebuah keluarga. Jumlah anggota keluarga mahasiswa sebanyak 53 persen adalah 4 orang atau kurang dalam satu keluarga (Gambar 8). Sisanya sebanyak 40 persen anggota keluarga mahasiswa berjumlah 5 hingga 6 orang dan sebesar 7 persen berjumlah lebih dari 6 orang. Besar keluarga menurut BKKBN (2001) diacu dalam Fitri (2005) dibagi menjadi dua, yaitu keluarga kecil (=4 orang) dan keluarga besar (>4 orang), sehingga sebagian besar keluarga mahasiswa termasuk kategori keluarga kecil.
Gambar 8. Sebaran mahasiswa berdasarkan kategori jumlah anggota keluarga Pendidikan Bapak dan Ibu. Persentase terbesar (40%) pendidikan bapak mahasiswa adalah SLTA, selanjutnya diikuti oleh S1, SD, SLTP, D3, dan S2/S3 (Gambar 9). Bapak mahasiswa yang memiliki pendidikan tinggi cenderung untuk memberikan pendidikan yang tinggi pula untuk anaknya.
Gambar 9. Sebaran mahasiswa berdasarkan pendidikan bapak dan ibu Persentase terbesar (40%) pendidikan ibu mahasiswa adalah SLTA. Selanjutnya pendidikan ibu mahasiswa, yaitu S1 sebesar 22.9 persen (Gambar 9). Dengan demikian, tingkat pendidikan bapak dan ibu mahasiswa sebagian besar adalah SLTA. Berdasarkan tingkat pendidikan, kelas menengah atas memiliki pendidikan sederajat dan di atas SLTA dan Perguruan Tinggi (Gilbert Kahl diacu dalam Engel et al. 1992). Pekerjaan Bapak dan Ibu. Persentase terbesar (37.8%) bapak sampel bekerja sebagai PNS/Polri/TNI. Pekerjaan bapak mahasiswa yang lain adalah buruh, pelaut, pensiunan, petani, sopir, swasta, dan wiraswasta. Berbeda dengan bapak, sebanyak 55.7 persen ibu mahasiswa adalah ibu rumah tangga. Selebihnya bekerja sebagai buruh, pensiunan, petani, PNS/Polri/TNI, swasta, dan wiraswasta (Tabel 10).
Tabel 10. Sebaran mahasiswa berdasarkan pekerjaan bapak dan ibu No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bapak
Pekerjaan
n
Buruh Pelaut Pensiunan Petani PNS/Polri/TNI Sopir Swasta Wiraswasta IRT Total
Ibu %
22 1 48 27 227 3 148 124 0 600
n 3.7 0.2 8.0 4.5 37.8 0.5 24.7 20.7 0.0 100.0
% 3 0 7 8 177 0 20 51 334 600
0.5 0.0 1.2 1.3 29.5 0.0 3.3 8.5 55.7 100.0
Pendapatan Keluarga. Persentase terbesar (45%) pendapatan per kapita dari keluarga mahasiswa berada pada kategori antara Rp 250.000 hingga Rp 499.999/kap/bl (Gambar 10). Secara keseluruhan, rata-rata pendapatan per kapita keluarga mahasiswa adalah Rp 457.110,09/bl dengan kisaran Rp 57.142,86 /kap/bl hingga Rp 2.000.000,00/kap/bl. Sementara itu, rata-rata pendapatan
per
kapita
dari
keluarga
mahasiswa
mayor-minor
(Rp
451.259,40/kap/bl) sedikit lebih rendah dibandingkan mahasiswa phasing-out (Rp 464.688,49/kap/bl).
Gambar 10. Sebaran mahasiswa berdasarkan kategori pendapatan keluarga (Rp/kap/bl) Identifikasi Atribut-Atribut Pengukuran Kepuasan Penyelenggaraan Akademik Reliability (Keandalan) Menurut Zeithaml et al. (1990) reliability merupakan suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan. Kemampuan untuk memberikan dan melaksanakan jasa/pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat, tepat, dan dapat diandalkan. Keandalan mencakup dua hal pokok, yaitu; konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Pada aspek ini, pihak IPB harus mampu memberikan pelayanan
secara tepat semenjak pertama dan memenuhi janjinya. Untuk aspek reliability yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 13 dimensi yang mencakup 41 atribut (Tabel 11). Tabel 11. Atribut-atribut pada dimensi reliability (keandalan) No.
Dimensi
1
Kurikulum
2
Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
No. 1 2 3
Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD)
4
Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen. Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugas -tugas terhadap pemahaman materi kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Kontrak perkuliahan Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar Jadwal kuliah dan praktikum Responsi Frekuensi ujian Sistem penilaian Pengumuman nilai Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang Penilaian KKP/KKN/PL/Magang Biaya pelaksanaan Pelaksanaan seminar Kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing Usulan tugas akhir Pelaksanaan tugas akhir Penetapan tim penguji Penetapan waktu ujian Pelaksanaan ujian akhir Penilaian ujian akhir Proses SKL PS/departemen Proses SKL di fakultas Pendaftaran wisuda di IPB Pelaksanaan upacara wisuda di GWW Pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas Peraturan Penjadwalan UTS dan UAS Pelaksanaan UTS dan UAS Sistem penilaian Pengumuman nilai Penerbitan transkrip semester
5
3
Dosen
6 7 8 9
4
Proses Belajar Mengajar
5
Proses Belajar Mengajar (TPB)
6
KKP/KKN/PL/Magang
7
Seminar Mahasiswa
8
Tugas Akhir
9
Ujian Akhir
10
Proses Penyelesaian Akhir
11
Wisuda
12
Perpustakaan
13
Evaluasi Hasil Belajar
Atribut Kesesuaian dengan mandat departemen Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Responsiveness (Daya tanggap)
Respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan serta penanganan keluhan dengan cepat tanggap. Pada penelitian
penyelenggaraan
akademik
ini
atribut-atribut
pada
aspek
responsiveness yang diukur yaitu keberadaan konselor, interaksi dosen dengan mahasiswa, dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang, pengurusan administrasi seminar, dan administrasi ujian akhir. Untuk aspek responsiveness yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 5 atribut (Tabel 12). Tabel 12. Atribut-atribut pada dimensi responsiveness (daya tanggap) No.
Dimensi
No.
1
Proses Belajar Mengajar (TPB)
1 2
2
KKP/KKN/PL/Magang
3
3 4
Seminar Mahasiswa Ujian Akhir
4 5
Atribut Keberadaan Konselor Interaksi dosen dengan mahasiswa Dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang Pengurusan Administrasi Seminar Administrasi Ujian Akhir
Assurance (Jaminan) Berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan karyawan dalam menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan mahasiswa. Aspek ini merupakan gabungan dari aspek : •
Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam melakukan pelayanan.
•
Kesopanan (Courtesy), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap karyawan.
•
Kredibilitas (Credibility), berhubungan dengan hal yang menumbuhkan kepercayaan kepada pihak IPB seperti reputasi, prestasi dan lainnya.
Untuk aspek assurance yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 19 atribut (Tabel 13).
Tabel 13. Atribut-atribut pada dimensi assurance (jaminan) No.
Dimensi
1
Dosen Proses Belajar Mengajar (TPB) Layanan Administrasi Pendidikan
2 3
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4
Output
13 14 15 16 17 18 19
Atribut Tingkat pendidikan dosen Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen) Asisten praktikum Layanan di tingkat departemen Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP) Prestasi mahasiswa di luar IPK IPK Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan Kemampuan dalam berkomunikasi Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan Kemampuan bekerja dalam tim Kemampuan bekerja secara mandiri Kemampuan kepemimpinan Kepercayaan diri
Empathy (Empati) Adanya kesediaan dari karyawan untuk peduli, memberikan perhatian khusus yang bersifat pribadi, kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan mahasiswa. Aspek ini merupakan gabungan dari aspek : •
Akses (Acces), yaitu kemudahan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan.
•
Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan menyampaikan informasi kepada mahasiswa atau menerima masukan dari mahasiswa.
•
Memahami pelanggan (Understanding the customer), meliputi usaha pihak IPB untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan mahasiswa.
Untuk aspek empathy yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 9 atribut (Tabel 14).
Tabel 14. Atribut-atribut pada dimensi empathy (empati) No. 1
Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
No. 1 2 3
2
4
Dosen
5 3
Proses Belajar Mengajar
4
Pembimbingan Akademik
6 7 8 9
Atribut Informasi oleh IPB Informasi oleh departemen Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Pemantauan tugas akhir Peran PA di bidang akademik Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik
Tangibles (Wujud Nyata) Kualitas jasa yang ditentukan dengan melihat penampilan fisik, peralatan, penampilan karyawan, dan sarana komunikasi yang ada. Menurut Han dan Leong diacu dalam Sinaga (2003) aspek ini merupakan aspek yang pertama kali disadari oleh pelanggan dan menjadi hal paling penting, sehingga kekurangan atau keburukan dari aspek ini akan cepat terlihat. Untuk aspek tangibles yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 10 dimensi yang mencakup 25 atribut (Tabel 15). Tabel 15. Atribut-atribut pada dimensi tangibles (wujud nyata) No. 1 2 3 4 5
6
Dimensi Kurikulum Dosen Proses Belajar Mengajar Proses Belajar Mengajar (TPB) KKP/KKN/PL/Magang
Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah
7
Fasilitas Praktikum Laboratorium
8
Fasilitas Praktikum Lapangan
9
Perpustakaan
10
Evaluasi Hasil Belajar
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Atribut Buku panduan sarjana Penggunaan peralatan audio-visual Berita acara Daftar hadir Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Tugas -tugas praktikum Waktu pelaksanaan Kenyamanan Kebersihan Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) Kemudahan dijangkau Kenyamanan Kebersihan Kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa Kemudahan dijangkau Kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa Sarana dan prasarana Kemudahan dijangkau Kenyamanan Kebersihan Penerangan Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Keberadaan pengawas UTS dan UAS
Analisis Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaraan Akademik Penyelenggaraan akademik dibagi menjadi tiga tahap yaitu input, proses, dan output. Dimensi yang termasuk dalam tahap input adalah kurikulum dan sistem penerimaan mahasiswa baru. Pada tahap proses terdapat dimensi dosen, administrasi belajar mengajar, pembimbingan akademik (PA), fasilitas ruang kuliah, fasilitas praktikum, perpustakaan, evaluasi hasil belajar, layanan administrasi pendidikan, proses belajar mengajar TPB, dan penyelesaian studi, sedangkan pada tahap selanjutnya terdapat dimensi output. Dimensi Kurikulum Pada dimensi ini, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (57.4%) dan mayor-minor (60.1%) menyatakan bahwa atribut kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan dinilai sangat penting. Pada urutan kedua, sebanyak 50.4 persen mahasiswa phasing-out dan 44.1 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut kesesuaian dengan mandat departemen. Selanjutnya, sebanyak 48.9 persen mahasiswa phasing-out dan 52.6 persen mayor-minor menyatakan penting terhadap atribut buku panduan sarjana (Tabel 16). Tabel 16. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi kurikulum No 1. 2. 3.
Atribut Dimensi Kurikulum Kesesuaian dengan mandat departemen Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan Buku panduan sarjana
TP (%)
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
TP (%)
Mayor minor KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
0.0
0.7
3.9
45.0
50.4
0.0
1.3
4.3
50.3
44.1
0.0
0.0
6.0
36.6
57.4
0.0
0.0
1.6
38.3
60.1
0.4
3.2
2.5
48.9
45.0
0.0
2.0
5.0
52.6
40.4
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Persentase terbesar (42.7%) mahasiswa phasing-out menyatakan bahwa kinerja atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan cukup baik. Berbeda dengan mahasiswa phasing-out, persentase terbesar (46.2%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kesesuaian dengan mandat departemen. Pada urutan kedua, sebanyak 45.7 persen mahasiswa mayor-minor menilai cukup baik terhadap kinerja atribut buku panduan sarjana dan 43.4 persen terhadap atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan (Tabel 17).
Tabel 17. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi kurikulum No 1. 2. 3.
Atribut Dimensi Kurikulum Kesesuaian dengan mandat departemen Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan Buku panduan sarjana
TB (%)
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
TB (%)
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
2.9
23.3
40.5
31.5
1.8
1.3
13.9
46.2
36.3
2.3
4.3
22.2
42.7
28.7
2.1
3.0
19.2
43.4
32.4
2.0
3.2
21.9
38.7
32.6
3.6
2.3
19.2
45.7
29.5
3.3
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada dimensi ini, mahasiswa phasing-out dan mayor-minor memiliki ratarata harapan paling tinggi pada atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan. Mahasiswa menilai kurikulum pada saat ini terlalu luas dan kurang pendalaman kompetensi (ilmu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) tertentu. Selain itu untuk kurikulum phasing-out, materi yang diberikan selalu sama untuk tiap angkatan. Hasil uji beda Kruskal Wallis terhadap setiap atribut pada dimensi kurikulum menunjukkan bahwa atribut kesesuaian kurikulum dengan mandat departemen adalah berbeda nyata (p<0.05) antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan sistem kurikulum antara mahasiswa phasing-out dan mahasiswa mayor-minor. Kurikulum mayor-minor adalah sistem kurikulum berbasis kompetensi yang dilaksanakan oleh departemen, yang dapat memberikan keleluasaan dalam meramu mata ajaran untuk memperluas wawasan dan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan, serta dapat meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan (Chozin 2006). Selanjutnya, atribut kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan dan buku panduan sarjana adalah tidak berbeda nyata (p>0.1) antara mahasiswa phasing-out dengan mayor-minor (Tabel 18). Tabel 18. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi kurikulum No.
1 2 3
Atribut Dimensi Kurikulum Kesesuaian kurikulum dengan mandat departemen Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan
Phasing-Out
Mayor-minor
RH
RH
RK
RK
KW
4.45
3.06
4.37
3.24
0.011**
4.51
3.02
4.58
3.11
0.207
Buku panduan sarjana
4.35
3.11
4.31
3.12
0.974
Rata-rata
4.44
3.06
4.42
3.16
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; ** = Berbeda nyata pada p<0.05
Secara keseluruhan, sebagian besar (86.4%) mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan, sedangkan sebanyak 22.5 persen mahasiswa menyatakan puas terhadap atribut buku panduan sarjana. Pada dimensi ini, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (85.9%) dan mayor-minor (86.9%) menyatakan tidak puas terhadap atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan (Tabel 19). Tabel 19. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi kurikulum Atribut Dimensi Kurikulum
No
Kesesuaian dengan mandat departemen Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan Buku panduan sarjana
1 2 3
Phasing-Out Tidak Puas puas n % n %
Mayor-minor Tidak Puas puas n % n %
61
22.0
216
78.0
55
18.0
250
39
14.1
237
85.9
40
13.1
67
24.3
209
75.7
63
20.8
Total Puas
Tidak puas n %
n
%
82.0
116
19.9
466
80.1
265
86.9
79
13.6
502
86.4
240
79.2
130
22.5
449
77.5
Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Pada dimensi ini, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (66.7%) dan mayor-minor (64.7%) menyatakan sangat penting terhadap atribut informasi oleh IPB. Pada urutan kedua, sebanyak 64.8 persen mahasiswa phasing-out dan 62.0 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut informasi oleh departemen. Selanjutnya, sebanyak 40.8 persen mahasiswa phasing-out dan 40.5 persen mayor-minor menyatakan penting terhadap atribut sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD) (Tabel 20). Tabel 20. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru No 1 2 3
Atribut Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Informasi oleh IPB Informasi oleh departemen Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD)
TP (%)
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
TP (%)
Mayor-minor KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
0.0
0.4
2.4
30.5
66.7
0.0
0.0
1.3
34.0
64.7
0.4
0.4
2.0
32.4
64.8
0.0
0.3
1.7
36.0
62.0
0.7
1.8
2.8
40.8
53.9
0.3
1.3
3.3
40.5
54.6
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Berdasarkan kinerja atribut pada dimensi ini, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (41.4%) dan mayor-minor (46.2%) menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD). Sebanyak
43.9 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut informasi oleh departemen dan 39.4 persen terhadap atribut informasi oleh IPB (Tabel 21). Tabel 21. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru No
Atribut Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
1
Informasi oleh IPB
2
Informasi oleh departemen Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD)
3
TB (%) 9.4
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%) 29.1 37.1 21.9
SB (%) 2.5
TB (%) 5.0
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%) 29.1 39.4 26.2
SB (%) 0.3
6.8
34.2
34.2
21.9
2.9
5.6
23.9
43.9
24.9
1.7
4.3
17.6
41.4
32.7
4.0
4.0
15.6
46.2
29.6
4.6
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Rata-rata harapan paling tinggi baik pada mahasiswa phasing-out maupun mayor minor adalah pada atribut informasi oleh IPB mengenai penerimaan mahasiswa baru (Tabel 22). Hal ini dikarenakan mahasiswa mengharapkan
informasi
mengenai
penerimaan
mahasiswa
baru
lebih
ditingkatkan lagi dan lebih disosialisasikan dalam media cetak maupun elektronik. Tabel 22. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru No. 1 2 3
Atribut Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Informasi oleh IPB Informasi oleh departemen Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD) Rata-rata
Mayor-minor
Phasing-out RH
RK
RH
RK
KW
4.63 4.61
2.79 2.80
4.63 4.60
2.88 2.93
0.250 0.049**
4.45
3.14
4.48
3.15
0.978
4.56
2.91
4.57
2.99
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; ** = Berbeda nyata pada p<0.05
Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tingkat kepuasan atribut informasi oleh departemen memiliki perbedaan yang nyata (p<0.05) antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Dibandingkan dengan mahasiswa mayor-minor, mahasiswa phasing-out merasa kinerja atribut ini masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dikarenakan pada kurikulum mayorminor terdapat beberapa perubahan departemen sehingga informasi oleh departemen menjadi berbeda. Selain itu, hasil uji beda Kruskal Wallis ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan atribut informasi oleh IPB dan sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD) adalah tidak berbeda nyata (p>0.1) antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out (Tabel 22).
Hampir seluruh mahasiswa phasing-out (90.6%) dan mahasiswa mayorminor (92.4%) menyatakan tidak puas terhadap atribut informasi oleh IPB (Tabel 23). Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya promosi dari pihak IPB ke sekolahsekolah mengenai sistem penerimaan mahasiswa baru. Tabel 23. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru No
1 2 3
Atribut Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Informasi oleh IPB Informasi oleh departemen Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD)
Phasing-out Puas
Mayor-minor
Tidak puas
n
%
26
9.4
30 49
n
Puas
Total
Tidak puas
%
n
%
252
90.6
23
7.6
10.9
246
89.1
26
17.7
228
82.3
69
n
Puas
Tidak puas
%
n
%
279
92.4
49
8.4
531
n
% 91.6
8.6
276
91.4
56
9.7
522
90.3
22.8
233
77.2
118
20.4
461
79.6
Dimensi Dosen Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (67.0%) dan mayor-minor (68.8%) menyatakan bahwa atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran dinilai sangat penting. Lebih dari separuh mahasiswa phasing-out (53.2%) dan mayor-minor (57.7%) menyatakan atribut kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah dinilai penting (Tabel 24). Tabel 24. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi dosen Phasing-out No
Atribut Dimensi Dosen
TP (%)
KP (%)
CP (%)
Mayor-minor P (%)
SP (%)
TP (%)
KP (%)
CP (%)
P (%)
SP (%)
1
Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen.
0.0
0.7
2.8
43.8
52.7
0.0
0.0
0.7
49.3
50.0
2
Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini
0.0
0.4
2.1
37.2
60.3
0.0
0.0
3.3
38.3
58.4
0.4
0.7
2.5
41.1
55.3
0.0
0.3
1.3
47.4
51.0
0.0
0.3
1.8
37.0
60.9
0.0
0.0
0.7
39.2
60.1
0.0
1.1
7.0
53.2
38.7
0.0
1.6
7.3
57.7
33.4
0.0
0.7
3.9
45.0
50.4
0.3
1.3
3.3
53.3
41.8
0.0
0.7
3.2
41.3
54.8
0.3
1.0
2.6
45.3
50.8
0.4
0.7
1.4
33.9
63.6
0.0
0.6
0.7
37.5
61.2
0.4
0.4
2.4
29.8
67.0
0.0
0.0
1.0
30.2
68.8
0.4
1.4
1.7
36.7
59.8
0.0
1.6
1.3
36.9
60.2
0.4
1.1
0.7
45.0
52.8
0.7
0.0
2.6
53.6
43.1
0.7
3.2
4.3
39.0
52.8
0.0
2.3
4.6
46.7
46.4
46.4
43.2
3 4
5 6 7 8 9
10 11 12
Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugas -tugas terhadap pemahaman materi kuliah Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Penggunaan peralatan audiovisual Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Tingkat pendidikan dosen
Rasio dosen dengan 13 1.1 4.3 7.4 40.0 47.2 0.3 1.3 8.8 mahasiswa (jumlah dosen) Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Persentase terbesar (56.4%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kemudahan mahasiswa membuat catatan dan memahami materi kuliah. Selanjutnya, sebanyak 52.1 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah dan kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah. Berbeda dengan mahasiswa phasing-out, lebih dari separuh (52.5%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran dan sebanyak 52.8 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan baik terhadap atribut tingkat pendidikan dosen (Tabel 25). Tabel 25. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi dosen No
1 2 3 4
5 6 7 8 9
10 11 12 13
Atribut Dimensi Dosen Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen. Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Penggunaan peralatan audiovisual Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Tingkat pendidikan dosen Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen)
TB (%)
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
TB (%)
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
3.2
17.8
48.4
28.1
2.5
1.6
15.1
45.2
36.1
2.0
3.9
21.5
45.2
26.5
2.9
2.6
16.5
49.5
27.1
4.3
1.8
16.1
49.6
30.4
2.1
2.3
12.5
50.2
34.0
1.0
1.8
20.0
52.1
24.6
1.5
2.3
16.7
47.2
31.8
2.0
2.5
19.3
52.1
25.0
1.1
1.6
16.1
51.0
28.9
2.4
5.7
32.5
40.4
19.6
1.8
4.6
27.9
46.5
19.0
2.0
2.5
19.7
48.4
28.0
1.4
3.0
18.4
49.0
28.0
1.6
6.8
20.8
38.0
31.2
3.2
6.3
17.8
42.1
29.6
4.2
6.1
26.8
49.3
16.1
1.7
3.9
28.2
52.5
14.1
1.3
4.3
19.3
56.4
16.8
3.2
3.0
26.2
49.8
19.7
1.3
1.5
10.8
39.9
39.9
7.9
1.3
3.6
43.4
43.8
7.9
1.4
7.6
31.3
43.9
15.8
0.7
3.0
28.2
52.8
15.3
5.0
19.4
41.2
31.9
2.5
3.3
19.1
43.9
30.4
3.3
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada penelitian ini, dimensi dosen merupakan salah satu dimensi yang diajukan untuk mengukur kepuasan mahasiswa IPB terhadap kinerja dosen. Rata-rata harapan mahasiswa phasing-out dan mayor-minor yang paling tinggi adalah pada atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran. Dalam atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses
pembelajaran, rata-rata kinerja masih jauh di bawah harapan mahasiswa. Padahal bagi mahasiswa, upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran adalah sangat penting. Hal ini dapat dikarenakan cara penyampaian materi kuliah oleh dosen kurang bervariasi sehingga mahasiswa merasakan kejenuhan pada saat kuliah. Hasil uji beda Kruskal Wallis terhadap kinerja atribut kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah dan tingkat pendidikan dosen menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.1) di antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Mahasiswa phasing-out menilai kinerja pada atribut kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa mayor-minor, hal ini dapat dikarenakan pada sistem mayor-minor keberadaan dosen lebih terarah dalam menyampaikan materi. Selain itu, atribut contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah dan kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah pada sistem mayor-minor dapat lebih spesifik, sehingga contohcontoh dan tugas-tugasnya lebih sesuai dengan materi kuliah. Pada atribut tingkat pendidikan dosen, mahasiswa mayor-minor menyatakan bahwa tingkat pendidikan dosen lebih baik. Sebaliknya, sembilan atribut yang lainnya menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0.1) antara kepuasan mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out (Tabel 26). Tabel 26. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi dosen No
Atribut Dimensi Dosen
1 2 3
Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Penggunaan peralatan audio-visual Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Tingkat pendidikan dosen Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen)
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Rata-rata
Phasing-out
Mayor-minor
RH 4.48 4.57 4.50
RK 3.09 3.03 3.15
RH 4.49 4.55 4.49
RK 3.22 3.14 3.19
4.58
3.04
4.59
3.14
0.072*
4.29 4.45 4.50 4.60 4.63 4.54 4.49 4.40 4.28
3.03 2.79 3.06 3.03 2.81 2.95 3.42 3.65 3.08
4.23 4.35 4.45 4.59 4.68 4.56 4.39 4.37 4.31
3.14 2.86 3.07 3.08 2.81 2.90 3.53 3.79 3.11
0.092* 0.328 0.875 0.619 0.922 0.410 0.128 0.061* 0.771
4.49
3.09
4.47
3.15
KW 0.050* 0.154 0.406
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; * = Berbeda nyata pada p<0.1
Pada dimensi dosen, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (90.7%) dan mayor-minor (93.1%) menyatakan tidak puas terhadap atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran. Sementara itu, sebanyak 37.1 persen mahasiswa phasing-out dan sebanyak 46.4 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan puas terhadap atribut tingkat pendidikan dosen (Tabel 27). Tabel 27. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi dosen Mayor-minor No
Atribut Dimensi Dosen
Puas n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12 13
Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen. Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugastugas terhadap pemahaman materi kuliah Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Penggunaan peralatan audiovisual Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Tingkat pendidikan dosen Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen)
Total
Phasing-out
Tidak puas
Puas
%
n
%
n
48
15.6
259
84.4
49
16.1
255
44
14.4
44
Tidak puas
Puas
Tidak puas
%
n
%
n
%
n
%
54
19.4
225
80.6
102
17.4
484
82.6
83.9
43
15.5
234
84.5
92
15.8
489
84.2
261
85.6
46
16.5
233
83.5
90
15.4
494
84.6
14.4
261
85.6
36
12.9
242
87.1
80
13.7
503
86.3
81
26.6
224
73.4
65
23.4
213
76.6
146
25.0
437
75.0
52
17.0
253
83.0
41
14.7
238
85.3
93
15.9
491
84.1
49
16.2
254
83.8
42
15.2
235
84.8
91
15.7
489
84.3
47
15.7
253
84.3
47
16.9
231
83.1
94
16.3
484
83.7
21
6.9
283
93.1
26
9.3
253
90.7
47
8.1
536
91.9
35
11.5
270
88.5
34
12.2
244
87.8
69
11.8
514
88.2
99
32.7
204
67.3
83
29.9
195
70.1
182
31.3
399
68.7
141
46.4
163
53.6
103
37.1
175
62.9
244
41.9
338
58.1
95
31.4
208
68.6
72
25.0
206
74.1
167
28.7
414
71.3
Dimensi Administrasi Belajar Mengajar Persentase terbesar (46.4%) mahasiswa phasing-out menyatakan bahwa atribut berita acara dinilai penting. Pada urutan kedua, sebanyak 46.1 persen
mahasiswa phasing-out menyatakan penting terhadap atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar. Selanjutnya, sebanyak 45.9 persen mahasiswa
phasing-out
menyatakan
penting
terhadap
atribut
kontrak
perkuliahan dan sebanyak 41.9 persen terhadap atribut daftar hadir. Persentase terbesar (55.1%) mahasiswa mayor-minor menyatakan bahwa atribut kontrak perkuliahan adalah penting. Pada urutan kedua, sebanyak 54.9 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan penting terhadap atribut berita acara. Selanjutnya, sebanyak 50.5 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan penting terhadap atribut daftar hadir dan sebanyak 48.7 persen mahasiswa mayor-minor terhadap atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (Tabel 28). Tabel 28. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi administrasi belajar mengajar No
Atribut Dimensi Administrasi Belajar Mengajar
TP (%) 0.4
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%) 4.6 3.9 45.9
SP (%) 45.2
TP (%) 0.7
Mayor-minor KP CP P (%) (%) (%) 2.3 4.9 55.1
SP (%) 37.0
1
Kontrak perkuliahan
2
Berita acara
1.4
9.9
14.1
46.4
28.2
1.0
5.3
15.1
54.9
23.7
3
Daftar hadir
3.5
7.7
8.5
41.9
38.4
2.6
5.2
6.2
50.5
35.5
4
Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar
2.1
3.9
4.2
46.1
43.7
0.3
1.6
4.9
48.7
44.5
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Berdasarkan kinerja atribut pada dimensi ini, persentase terbesar (48.0%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar. Berbeda dengan mahasiswa phasing-out, sebanyak 56.1 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut berita acara (Tabel 29). Tabel 29. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi administrasi belajar mengajar No 1 2 3 4
Atribut Dimensi Administrasi Belajar Mengajar Kontrak perkuliahan Berita acara Daftar hadir Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar
TB (%) 3.2 3.9 5.7 5.7
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%) 16.1 46.1 31.8 25.7 45.0 24.6 17.1 41.4 31.2 23.7
48.0
19.4
SB (%) 2.8 0.8 4.6
TB (%) 3.3 3.0 2.6
3.2
4.0
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%) 9.8 51.8 33.8 14.5 56.1 25.1 9.6 49.5 32.4
SB (%) 1.3 1.3 5.9
17.8
2.7
52.1
23.4
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada dimensi ini, atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar memiliki kinerja yang paling rendah dibandingkan dengan atribut yang lainnya. Hal ini dikarenakan pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar masih belum
sesuai dengan yang diharapkan oleh mahasiswa. Rata-rata kinerja pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar pada mahasiswa phasing-out (2.91) lebih rendah daripada mahasiswa mayor-minor (3.03). Sebaliknya, nilai rata-rata harapan mahasiswa phasing-out paling tinggi pada atribut kontrak perkuliahan. Berbeda dengan mahasiswa mayor minor yang memiliki rata-rata harapan paling tinggi pada atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antara kepuasan mahasiswa phasing-out dengan mahasiswa mayorminor terhadap atribut berita acara dan daftar hadir serta pada atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (p<0.1). Daftar hadir dan berita acara pada mahasiswa phasing-out akan sama pada setiap mata kuliah, sedangkan pada mahasiswa mayor-minor dapat berbeda pada setiap minor. Selain itu, pada atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar pada mahasiswa mayor-minor kinerjanya lebih tinggi karena dalam pengisian angket menjadi lebih sederhana dan terarah pada setiap minor (Tabel 29). Tabel 30. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi administrasi belajar mengajar No. 1 2 3 4
Atribut Dimensi Administrasi Belajar Mengajar Kontrak perkuliahan Berita acara Daftar hadir Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar Rata-rata
Phasing-out
Mayor-minor
RH
RK
RH
RK
4.31 3.90 4.04 4.25 4.13
3.15 2.93 3.12 2.91 3.03
4.26 3.95 4.11 4.35 4.17
3.20 3.07 3.29 3.03 3.15
KW 0.409 0.027** 0.038** 0.064*
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; * = Berbeda nyata pada p<0.1; ** = Berbeda nyata pada p<0.05
Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (80.6%) dan mayor-minor (81.5%) menyatakan tidak puas terhadap atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (Tabel 30). Sebaliknya, sebanyak 33.6 persen mahasiswa phasing-out dan sebanyak 30.4 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan puas pada atribut daftar hadir. Tabel 31. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi administrasi belajar mengajar No 1 2 3 4
Atribut Dimensi Administrasi Belajar Mengajar Kontrak perkuliahan Berita acara Daftar hadir Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar
Phasing-out Tidak puas % n %
Puas n
Mayor-minor Tidak puas % n %
Total
Puas n
Puas
Tidak puas n %
n
%
66
23.7
213
76.3
77
25.2
228
74.8
143
24.5
441
75.5
93 94
33.3 33.6
186 186
66.7 66.4
90 92
29.7 30.4
213 211
70.3 69.6
183 186
31.4 31.9
399 397
68.6 68.1
54
19.4
225
80.6
56
18.5
247
81.5
110
18.9
472
81.1
Dimensi Pembimbingan Akademik (PA) Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (67.2%) dan mayor-minor (67.4%) menyatakan sangat penting terhadap atribut peran PA di bidang akademik. Pada urutan kedua, lebih dari separuh mahasiswa phasing-out (66.0%) dan mayor-minor (63.0%) menyatakan sangat penting terhadap atribut komunikasi dengan PA. Selanjutnya, sebanyak 43.6 persen mahasiswa phasingout dan 40.9 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut peran PA di luar bidang akademik (Tabel 32). Tabel 32. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi pembimbingan akademik P (%)
SP (%)
TP (%)
2.5
28.9
67.2
0.0
Mayor-minor KP CP P (% (%) (%) ) 2.3 3.6 26.7
1.1
2.5
30.0
66.0
0.0
1.3
3.7
32.0
63.0
4.6
9.6
41.1
43.6
0.3
3.0
13.2
42.6
40.9
Phasing-out No
Atribut Dimensi Pembimbingan Akademik
1
Peran PA di bidang akademik
0.7
0.7
2
Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik
0.4 1.1
3
TP (%)
KP (%)
CP (%)
SP (%) 67.4
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Sebanyak 35.1 persen dan 34.9 persen mahasiswa phasing-out menyatakan bahwa kinerja atribut peran PA di luar bidang akademik dan diikuti kinerja atribut komunikasi dengan PA dinilai kurang baik. Selanjutnya, sebanyak 34.8 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut peran PA di bidang akademik. Pada dimensi ini, masing-masing sebanyak 38.4 persen dan 36.6 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut peran PA di luar bidang akademik dan atribut peran PA di bidang akademik. Selanjutnya, sebanyak 36.3 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan bahwa kinerja atribut komunikasi dengan PA cukup baik (Tabel 33). Tabel 33. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi pembimbingan akademik No
Atribut Dimensi Pembimbingan Akademik
1
Peran PA di bidang akademik
2
Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik
3
TB (%) 9.4
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%) 25.7 34.8 25.7
SB (%) 4.4
TB (%) 5.6
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%) 23.4 36.6 28.1
SB (%) 6.3
9.8
34.9
29.1
22.6
3.6
8.6
27.7
36.3
22.1
5.3
16.7
35.1
27.9
17.8
2.5
10.9
30.5
38.4
17.5
2.7
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada dimensi ini, rata-rata kinerja pada atribut peran pembimbing akademik (PA) di luar bidang akademik lebih rendah dari atribut lainnya. Mahasiswa phasing-out menilai rata-rata kinerja atribut peran PA di luar bidang
akademik lebih rendah dibandingkan menurut penilaian mahasiswa mayor-minor (Tabel 34). Tabel 34. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi pembimbingan akademik No 1 2 3
Atribut Dimensi Pembimbingan Akademik Peran PA di bidang akademik Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik Rata-rata
Mayor-minor
Phasing-out RH
RK
4.61 4.60 4.21 4.47
RH
2.90 2.75 2.54 2.73
KW
RK
4.59 4.57 4.21 4.46
3.06 2.88 2.71 2.88
0.076* 0.130 0.039**
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor;* = Berbeda nyata pada p<0.1; ** = Berbeda nyata pada p<0.05;
Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.1) pada atribut peran PA di bidang akademik antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out, demikian pula dengan atribut peran PA di luar bidang akademik yang juga berbeda nyata (p<0.05). Hal ini dikarenakan untuk mahasiswa mayor-minor peran PA juga dapat berpengaruh dalam pemilihan departemen. Sementara itu, atribut komunikasi dengan PA tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0.1) antara kinerja pada mahasiswa mayor-minor dengan phasing-out (Tabel 34). Sebanyak 90.0 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan tidak puas terhadap atribut komunikasi dengan PA (Tabel 35). Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakpuasan mahasiswa dalam berkonsultasi dengan PA dalam permasalahan akademik. Selain itu, beberapa PA yang pendapatnya berbeda dengan mahasiswa mengakibatkan terhambatnya komunikasi pada saat konsultasi. Sementara itu, sebanyak 16.7 persen mahasiswa mayor-minor merasa puas terhadap atribut peran PA di luar bidang akademik. Tabel 35. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi pembimbingan akademik No
1 2 3
Atribut Dimensi Pembimbingan Akademik Peran PA di bidang akademik Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik
Phasing-out Tidak Puas Puas n % n %
Mayor-minor Tidak Puas puas n % n %
Total
n
%
38
13.6
241
86.4
33
11.0
267
89.0
71
12.3
508
87.7
38
13.7
240
86.3
30
10.0
270
90.0
68
11.8
510
88.2
45
16.1
234
83.9
50
16.7
249
83.3
95
16.4
483
83.6
Puas
Tidak puas n %
Sebagian besar (86.4%) mahasiswa phasing-out menyatakan tidak puas terhadap atribut peran PA di bidang akademik (Tabel 35). Berbeda dengan
mahasiswa mayor-minor yang sebagian besar (90.0%) menyatakan tidak puas terhadap komunikasi dengan PA. Sebaliknya atribut peran PA di luar bidang akademik dinyatakan sebagai atribut yang paling memuaskan oleh mahasiswa phasing-out (16.1%) dan mayor-minor (16.7%). Mahasiswa phasing-out cenderung menganggap peran PA diluar bidang akademik lebih baik dibandingkan dengan peran PA di bidang akademik. Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah Sebanyak 77.1 persen dan 75.3 persen mahasiswa phasing-out menyatakan
sangat
penting
terhadap
atribut
kenyamanan
dan
atribut
kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) pada dimensi fasilitas ruang kuliah. Persentase terbesar (78.8%) mahasiswa mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut kelengkapan sarana pengajar. Selanjutnya, sebanyak 77.5 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut kenyamanan dan kebersihan (Tabel 36). Tabel 36. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi fasilitas ruang kuliah Phasing-out No
Atribut Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah
TP (%)
KP (%)
CP (%)
Mayor-minor
P (%)
SP (%)
TP (%)
KP (% )
CP (% )
P (%)
SP (%)
1 Kenyamanan
0.0
0.4
1.1
21.4
77.1
0.0
0.7
0.3
21.5
77.5
2 Kebersihan
0.4
0.0
1.8
24.2
73.6
0.0
0.7
0.3
21.5
77.5
0.4
0.4
1.8
25.6
71.8
0.0
0.7
1.0
25.2
73.1
0.4
0.4
1.1
22.8
75.3
0.0
0.7
0.3
20.2
78.8
0.4
0.4
1.1
33.5
64.6
0.3
1.0
2.0
32.2
64.5
Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana 4 pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) 3
5 Kemudahan dijangkau
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (44.2%) dan mayor-minor (50.0%) menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kemudahan dijangkau pada dimensi fasilitas ruang kuliah. Selanjutnya, sebesar 39.9 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kesesuaian dengan jumlah kursi. Sebesar 41.0 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kelengkapan sarana pengajar (Tabel 37).
Tabel 37. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi fasilitas ruang kuliah No
Atribut Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah
1
Kenyamanan
2
Kebersihan Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) Kemudahan dijangkau
3 4 5
SB (%) 1.8
TB (%) 9.8
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%) 36.9 39.5 13.4
SB (%) 0.4
14.0
1.1
10.5
38.2
37.3
13.7
0.3
39.9
17.6
1.8
16.0
30.9
36.5
15.0
1.6
27.0
39.2
21.2
2.9
10.1
27.4
41.0
18.2
3.3
23.7
44.2
20.9
2.9
6.9
22.2
50.0
18.6
2.3
TB (%) 11.9
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%) 34.5 38.5 13.3
13.3
33.8
37.8
10.8
29.9
9.7 8.3
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada dimensi ini terdapat beberapa atribut yang ditanyakan, diantaranya kenyamanan, kebersihan, kesesuaian dengan jumlah kursi, kelengkapan sarana pengajar, dan kemudahan dijangkau (Tabel 38). Kenyamanan dan kebersihan merupakan dua hal yang menjadi sorotan utama oleh mahasiswa dalam dimensi ini. Dilihat dari rata-rata kinerja dan harapan atribut-atribut tersebut, mahasiswa mayor-minor menyatakan kinerja dari atribut kebersihan masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dikarenakan masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan di ruangan kuliah. Meskipun di dalam ruangan telah tersedia tempat sampah tetapi kesadaran diri akan kebersihan masih sangat kurang, sehingga kinerja dari kebersihan masih jauh dari yang diharapkan. Tabel 38. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi fasilitas ruang kuliah No
Atribut Dimensi Fasilitas Ruang kuliah
Phasing-out
Mayor-minor
RH
RK
RH
RK
KW
1
Kenyamanan
4.75
2.59
4.76
2.58
2
Kebersihan
4.71
2.56
4.76
2.55
0.923
3
Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) Kemudahan dijangkau
4.68
2.70
4.71
2.55
0.075*
4.73
2.81
4.77
2.77
0.640
4.62
2.86
4.60
2.87
0.918
4.70
2.70
4.72
2.66
4 5
Rata-rata
0.961
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; * = Berbeda nyata pada p<0.1
Menurut mahasiswa phasing-out, kenyamanan di ruang kuliah memiliki harapan yang tinggi, yang tidak sebanding dengan kinerja yang diberikan. Mahasiswa phasing-out merasa kenyamanan sangat penting dalam ruangan kuliah. Hal ini dikarenakan beberapa ruang kuliah yang kondisinya sudah tidak memungkinkan dan jumlah mahasiswa tidak sesuai dengan kapasitas ruangan. Selain itu, ruang kuliah yang belum dilengkapi dengan AC dan lokasi ruang
kuliah yang dekat dengan koridor merasa kurang nyaman dengan kebisingan jika sedang ada kegiatan bazar atau kegiatan lainnya. Rata-rata kinerja pada mahasiswa mayor-minor dan mahasiswa phasingout menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0.1) terhadap atribut kesesuaian dengan jumlah kursi. Mahasiswa mayor-minor menyatakan bahwa jumlah kursi dalam ruangan pada saat kuliah tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa, sehingga seringkali mahasiswa mengambil kursi dari ruang kuliah lain. Pada dimensi ini, sebagian besar (95.5%) mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut kenyamanan (Tabel 39). Sebaliknya, sebanyak 11.0 persen mahasiswa menyatakan puas atau tidak bermasalah dengan lokasi ruang kuliah yang masih dapat dijangkau. Sebagian besar (96.1%) mahasiswa mayorminor menyatakan tidak puas terhadap atribut kebersihan pada dimensi fasilitas ruang kuliah. Sementara itu, sebagian besar (95.4%) mahasiswa phasing-out menyatakan tidak puas terhadap atribut kenyamanan dalam ruang kuliah. Pada dimensi ini, atribut kemudahan dijangkau dinyatakan memuaskan oleh sebanyak 12.5 persen mahasiswa phasing-out dan 9.5 persen mahasiswa mayor-minor. Tabel 39. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi fasilitas ruang kuliah No
Atribut Dimensi Fasilitas Ruang kuliah
Phasing-out Tidak Puas puas n % n %
Mayor-minor Tidak Puas puas n % n %
Total Puas
Tidak puas n %
n
%
1
Kenyamanan
13
4.6
267
95.4
13
4.3
291
95.7
26
4.5
558
95.5
2
Kebersihan
19
6.8
260
93.2
12
3.9
293
96.1
31
5.3
553
94.7
26
9.3
254
90.7
19
6.3
285
93.8
45
7.7
539
92.3
28
10.0
252
90.0
22
7.2
283
92.8
50
8.5
535
91.5
35
12.5
245
87.5
29
9.5
275
90.5
64
11.0
520
89.0
3
4 5
Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) Kemudahan dijangkau
Dimensi Fasilitas Praktikum Sebagian besar mahasiswa phasing-out (75.2%) dan mayor-minor (76.5%) menyatakan sangat penting terhadap atribut kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa. Selanjutnya, lebih dari separuh mahasiswa phasingout (59.3%) dan mayor-minor (59.2%) menyatakan sangat penting terhadap atribut sarana dan prasarana pada dimensi fasilitas praktikum lapangan (Tabel 40).
Tabel 40. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi fasilitas praktikum No
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum
a. Laboratorium 1 Kenyamanan 2 Kebersihan Kesesuaian jumlah alat 3 dengan jumlah mahasiswa 4 Kemudahan dijangkau b. Lapangan Kesesuaian luasan 1 dengan jumlah mahasiswa 2 Sarana dan prasarana 3 Kemudahan dijangkau
TP (%)
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
TP (%)
Mayor-minor KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
0.4 0.0
0.0 0.4
0.0 0.4
26.3 24.8
73.3 74.4
0.0 0.0
0.7 0.7
0.3 1.0
28.2 24.5
70.8 73.8
0.0
0.4
0.0
24.4
75.2
0.0
0.7
1.3
21.5
76.5
0.4
0.0
2.2
33.7
63.7
0.3
0.7
2.3
34.2
62.5
1.1
3.3
3.6
37.5
54.5
0.0
1.3
6.4
42.8
49.5
0.4
2.2
2.5
35.6
59.3
0.0
1.0
2.3
37.5
59.2
0.4
1.1
4.0
42.3
52.2
0.3
2.0
4.0
46.5
47.2
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Persentase terbesar (46.1%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut kebersihan laboratorium. Berbeda dengan mahasiswa phasing-out, persentase terbesar (51.9%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut kemudahan dijangkau. Pada fasilitas praktikum lapangan, persentase terbesar (49.6%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa. Selanjutnya, persentase terbesar (55.9%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut kemudahan dijangkau (Tabel 41). Tabel 41. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum No
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum
a. Laboratorium 1 Kenyamanan 2 Kebersihan Kesesuaian jumlah alat 3 dengan jumlah mahasiswa 4 Kemudahan dijangkau b. Lapangan 1 Kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa 2 Sarana dan prasarana 3 Kemudahan dijangkau
Phasing-out
Mayor-minor
TB (%)
KB (%)
CB (%)
B (%)
SB (%)
8.2 10.1
27.0 22.5
44.2 46.1
18.4 19.1
2.2 2.2
21.8
38.3
26.3
11.3
9.4
25.5
45.3
5.9
24.6
7.3 7.0
32.6 27.1
TB (%)
KB (%)
CB (%)
B (%)
SB (%)
6.1 5.4
24.9 23.2
48.5 50.2
18.2 19.2
2.3 2.0
2.3
15.2
39.4
34.0
10.1
1.3
17.6
2.2
5.4
22.2
51.9
18.2
2.3
49.6
17.6
2.3
4.7
15.1
52.3
25.2
2.7
44.7 48.7
14.7 15.8
0.7 1.4
8.7 4.7
23.5 20.5
47.7 55.9
18.5 16.5
1.6 2.4
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Dimensi fasilitas praktikum dibagi menjadi dua, yaitu fasilitas laboratorium dan fasilitas lapangan. Mahasiswa menyatakan bahwa kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa masih dibawah harapan dibandingkan dengan atribut-
atribut yang lainnya (Tabel 42). Sebagai contoh, laboratorium komputer hanya memiliki sejumlah komputer yang terbatas, sehingga untuk satu komputer harus digunakan oleh dua orang atau lebih. Selain itu, di laboratorium kimia atau yang lainnya hanya memiliki peralatan yang terbatas sehingga tidak semua mahasiswa dapat menggunakan peralatan tersebut. Sedangkan pada fasilitas lapangan, atribut sarana dan prasarana tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keberadaan sarana dan prasarana sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu praktikum. Tabel 42. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi fasilitas praktikum Phasing-out No.
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum
a. Laboratorium 1 Kenyamanan 2 Kebersihan Kesesuaian jumlah alat dengan jumlah 3 mahasiswa 4 Kemudahan dijangkau Rata-rata b. Lapangan Kesesuaian luasan dengan jumlah 1 mahasiswa 2 Sarana dan prasarana 3 Kemudahan dijangkau Rata-rata
RH
Mayor-minor KW
RK
RH
RK
4.72 4.73
2.79 2.81
4.69 4.71
2.86 2.89
0.410 0.364
4.74
2.34
4.74
2.43
0.148
4.60 4.70
2.78 2.68
4.58 4.68
2.90 2.77
0.125
4.41
2.86
4.40
3.06
0.002***
4.51 4.45 4.46
2.69 2.78 2.78
4.55 4.38 4.44
2.81 2.91 2.93
0.065* 0.051*
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor;* = Berbeda nyata pada p<0.1; *** = Berbeda nyata pada p<0.01
Hasil uji beda Kruskal Wallis terhadap dimensi fasilitas praktikum menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara rata-rata kinerja pada mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Perbedaan ini terlihat pada atribut kesesuaian luasan lapangan dengan jumlah mahasiswa, sarana dan prasarana, serta kemudahan dijangkau. Atribut sarana dan prasarana serta kemudahan dijangkau pada fasilitas lapangan memiliki perbedaan yang nyata (p<0.1), demikian pula atribut kesesuaian luasan lapangan dengan jumlah mahasiswa berbeda nyata (p<0.01) antara mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Hal ini dapat dikarenakan mahasiswa mayor-minor belum menggunakan fasilitas lapangan dalam kegiatan praktikum sehingga sulit untuk melakukan penilaian terhadap fasilitas tersebut, sedangkan mahasiswa phasing-out telah menggunakan fasilitas lapangan sebagai sarana praktikum. Pada fasilitas laboratorium, persentase terbesar mahasiswa phasing-out (92.7%) dan mayor-minor (94.4%) menyatakan tidak puas terhadap atribut
kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa (Tabel 43). Untuk atribut kemudahan dijangkau dinyatakan puas oleh 11.5 persen mahasiswa phasing-out dan sebanyak 11.3 persen mahasiswa mayor-minor. Fasilitas praktikum di lapangan khususnya pada atribut sarana dan prasarana dinilai tidak memuaskan oleh 90.8 persen mahasiswa phasing-out dan 86.3 persen mahasiswa mayorminor. Sebaliknya, sebanyak 17.6 persen mahasiswa phasing-out dan 19.5 persen mayor-minor menyatakan puas terhadap atribut kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa yang dinilai sudah cukup memadai. Tabel 43. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum No
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum
Phasing-out Tidak Puas % n %
Mayor-minor Tidak Puas % n %
Puas n
Total
Puas n
Tidak puas
Puas n
%
n
%
a. Laboratorium 1
Kenyamanan
24
9.2
238
90.8
24
7.9
278
92.1
48
8.5
516
91.5
2
Kebersihan
27
10.3
235
89.7
18
6.0
284
94.0
45
8.0
519
92.0
3
Kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa
19
7.3
242
92.7
17
5.6
285
94.4
36
6.4
527
93.6
4
Kemudahan dijangkau
30
11.5
232
88.5
34
11.3
268
88.7
64
11.3
500
88.7
48
17.6
224
82.4
58
19.5
240
80.5
106
18.6
464
81.4
b. Lapangan Kesesuaian luasan dengan 1 jumlah mahasiswa 2
Sarana dan prasarana
25
9.2
247
90.8
41
13.7
258
86.3
66
11.6
505
88.4
3
Kemudahan dijangkau
37
13.7
234
86.3
50
16.8
248
83.2
87
15.3
482
84.7
Dimensi Perpustakaan Sebagian besar mahasiswa phasing-out (80.8%) dan mayor-minor (81.1%) menyatakan sangat penting terhadap atribut koleksi bahan pustaka. Pada urutan kedua, sebanyak 77.6 persen mahasiswa phasing-out dan 77.5 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut kemudahan mencari bahan bacaan (Tabel 44). Tabel 44. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi perpustakaan
1 2
Kenyamanan Kebersihan
0.4 0.0
0.4 0.7
0.0 0.7
24.5 24.1
74.7 74.5
0.0 0.0
Mayor-minor KP CP P (% (% (%) ) ) 0.7 0.3 26.4 0.7 0.0 27.2
3
Penerangan
0.4
0.4
0.4
22.7
76.1
0.0
0.7
0.3
23.8
75.2
4
Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Peraturan
0.0
0.4
0.4
18.4
80.8
0.0
1.0
0.3
17.6
81.1
0.0
0.4
0.0
22.0
77.6
0.0
1.0
0.3
21.2
77.5
0.7
1.1
2.5
43.3
52.4
0.7
1.6
5.5
40.1
52.1
Phasing-out No
5 6
Atribut Dimensi Perpustakaan
TP (%)
KP (%)
CP (%)
P (%)
SP (%)
TP (%)
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
SP (%) 72.6 72.1
Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (48.9%) dan mayor-minor (55.3%) menyatakan bahwa kinerja atribut peraturan di perpustakaan dinilai cukup baik. Selanjutnya, sebanyak 44.8 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut kebersihan dan sebanyak 47.1 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut penerangan dalam perpustakaan (Tabel 45). Tabel 45. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi perpustakaan No
Atribut Dimensi Perpustakaan
TB (%) 2.5
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%) 14.0 39.9 39.3
SB (%) 4.3
TB (%) 2.0
Mayor minor KB CB B (%) (%) (%) 6.9 46.9 37.7
SB (%) 6.5
1
Kenyamanan
2
Kebersihan
2.2
9.7
44.8
37.9
5.4
1.3
7.5
43.8
39.5
7.9
3
Penerangan
2.2
13.7
42.4
36.0
5.7
1.6
7.8
47.1
37.9
5.6
4
Koleksi bahan pustaka
8.6
25.2
42.1
19.8
4.3
3.6
25.2
44.9
23.3
3.0
5
Kemudahan mencari bahan bacaan
6.5
27.7
42.1
20.5
3.2
3.9
24.3
46.7
21.2
3.9
6
Peraturan
4.7
17.0
48.9
26.8
2.6
2.6
12.5
55.3
28.0
1.6
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada dimensi ini, baik mahasiswa phasing-out maupun mayor-minor memiliki rata-rata harapan paling tinggi pada atribut koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan (Tabel 46). Perpustakaan biasanya memiliki bahan pustaka yang cukup lengkap dan banyak informasi terbaru. Mahasiswa menyatakan bahwa kelengkapan koleksi bahan pustaka dalam perpustakaan di IPB masih kurang. Selain itu, mahasiswa merasakan kesulitan dalam mencari bahan bacaan. Kedua atribut tersebut menurut penilaian mahasiswa phasing-out kinerjanya lebih rendah dibandingkan penilaian mahasiswa mayor-minor. Hasil uji beda Kruskal Wallis menunjukkan bahwa kinerja pada dimensi perpustakaan tidak berbeda nyata (p>0.1) antara mahasiswa mayor-minor dengan phasing-out. Tabel 46. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi perpustakaan Phasing-out No 1 2 3 4 5 6
Atribut Dimensi Perpustakaan Kenyamanan Kebersihan Penerangan Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Peraturan Rata-rata
Mayor-minor
RH
RK
RH
RK
4.73 4.72 4.74 4.80 4.77 4.46 4.70
3.29 3.35 3.29 2.86 2.86 3.05 3.12
4.71 4.71 4.74 4.79 4.75 4.41 4.69
3.40 3.45 3.38 2.97 2.97 3.13 3.22
KW 0.192 0.162 0.267 0.183 0.189 0.280
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor
Sebagian besar (93.9%) mahasiswa phasing-out menyatakan tidak puas terhadap atribut kemudahan mencari bahan bacaan. Demikian pula dengan mahasiswa mayor-minor, dimana sebanyak 91.7 persen menyatakan tidak puas terhadap atribut koleksi bahan pustaka pada dimensi perpustakaan. Sebaliknya, sebanyak 14.0 persen mahasiswa phasing-out dan 18.3 persen mayor-minor menyatakan puas terhadap atribut peraturan (Tabel 47). Tabel 47. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi perpustakaan No .
Atribut Dimensi Perpustakaan
Phasing-out Tidak puas % n %
Puas n
Mayor-minor Tidak puas % n %
Total
Puas
n
%
1
Kenyamanan
36
12.9
243
87.1
45
14.8
259
85.2
81
13.9
502
86.1
2
Kebersihan
34
12.2
245
87.8
51
16.9
251
83.1
85
14.6
496
85.4
3
Penerangan
37
13.2
243
86.8
37
12.2
267
87.8
74
12.7
510
87.3
4
Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Peraturan
19
6.8
261
93.2
25
8.3
278
91.7
44
7.5
539
92.5
17
6.1
263
93.9
26
8.6
276
91.4
43
7.4
539
92.6
39
14.0
240
86.0
55
18.3
246
81.7
94
16.2
486
83.8
5 6
n
Tidak puas n %
Puas
Dimensi Evaluasi Hasil Belajar Mayoritas (69.6%) mahasiswa phasing-out menyatakan sangat penting terhadap atribut penjadwalan UTS dan UAS. Selanjutnya, sebanyak 66.7 persen mahasiswa
phasing-out
menyatakan
sangat
penting
terhadap
atribut
pelaksanaan UTS dan UAS. Persentase terbesar (69.7%) mahasiswa mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut pelaksanaan UTS dan UAS. Pada urutan kedua, sebanyak 69.0 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut penjadwalan UTS dan UAS (Tabel 48). Tabel 48. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi evaluasi hasil belajar No 1 2
Atribut Dimensi Evaluasi Hasil Belajar Penjadwalan UTS dan UAS Pelaksanaan UTS dan UAS
TP (%)
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
TP (%)
Mayor-minor KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
0.4
0.0
0.7
29.3
69.6
0.0
0.7
1.3
29.0
69.0
0.4
0.0
0.7
32.2
66.7
0.3
1.3
0.7
28.0
69.7
3
Keberadaan pengawas UTS dan UAS
1.4
0.7
2.1
42.2
53.6
0.7
2.6
7.2
43.3
46.2
4
Sistem penilaian
0.4
0.0
1.4
31.7
66.5
0.3
0.7
2.3
30.9
65.8
5
Pengumuman nilai Penerbitan transkrip semester
0.4
1.1
1.8
35.2
61.5
0.3
1.0
3.3
35.2
60.2
0.7
0.0
1.1
33.1
65.1
0.3
1.0
1.6
30.6
66.5
6
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Lebih dari separuh (52.5%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap atribut sistem penilaian dan sebanyak 51.8 persen terhadap atribut pelaksanaan UTS dan UAS. Sebaliknya, lebih dari separuh (53.9%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut keberadaan pengawas UTS dan UAS. Selanjutnya, sebanyak 53.3 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut sistem penilaian (Tabel 49). Tabel 49. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi evaluasi hasil belajar Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
7.2
29.1
42.8
19.6
1.3
0.7
5.9
15.7
52.1
24.9
1.4
25.1
2.2
4.2
13.7
53.9
25.3
2.9
52.5
16.8
1.4
4.9
18.6
53.3
21.9
1.3
31.1
45.7
10.4
0.7
8.8
26.5
50.0
13.7
1.0
30.0
38.6
17.5
1.4
11.4
28.4
41.2
17.0
2.0
TB (%)
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%)
Penjadwalan UTS dan UAS
10.7
26.4
40.7
21.5
0.7
2
Pelaksanaan UTS dan UAS
6.4
18.2
51.8
22.9
3
Keberadaan pengawas UTS dan UAS
5.0
19.0
48.7
4
Sistem penilaian
6.1
23.2
5
Pengumuman nilai
12.1
6
Penerbitan transkrip semester
12.5
No
Atribut Dimensi Evaluasi Hasil Belajar
1
SB (%)
TB (%)
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 50 pada dimensi evaluasi hasil belajar, baik mahasiswa phasing-out maupun mayor minor memiliki rata-rata harapan yang paling tinggi pada atribut penjadwalan UTS dan UAS. Namun, apabila dilihat dari rata-rata kinerja paling rendah terdapat pada atribut pengumuman nilai bagi mahasiswa phasing-out dan penerbitan transkrip semester bagi mahasiswa mayor-minor. Hal ini dikarenakan jangka waktu dari ujian hingga pengumuman nilai terlalu lama dan terkadang nilai yang tercantum di transkrip tidak sesuai dengan nilai yang diberikan oleh dosen. Tabel 50. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi evaluasi hasil belajar No
Atribut Dimensi Evaluasi Hasil Relajar
Phasing-out
Mayor-minor
RH
RH
RK
RK
KW
1
Penjadwalan UTS dan UAS
4.68
2.75
4.66
2.79
0.781
2
Pelaksanaan UTS dan UAS
4.65
2.93
4.65
3.00
0.320
3
Keberadaan pengawas UTS dan UAS
4.46
3.00
4.32
3.09
0.243
4
Sistem penilaian
4.64
2.84
4.61
2.96
0.063*
5
Pengumuman nilai
4.57
2.56
4.54
2.72
0.031**
6
Penerbitan transkrip semester
4.62
2.65
4.62
2.70
0.602
4.60
2.79
4.57
2.88
Rata-rata
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; * = Berbeda nyata pada p<0.1; ** = Berbeda nyata pada p<0.05
Berdasarkan hasil uji beda Kruskal Wallis terlihat perbedaan yang nyata (p<0.1) antara rata-rata kinerja mahasiswa mayor-minor dengan phasing-out terhadap atribut sistem penilaian. Begitu pula dengan atribut pengumuman nilai yang berbeda nyata (p<0.05) antara mahasiswa mayor-minor dengan phasingout. Rata-rata kinerja mahasiswa phasing-out terhadap kedua atribut tersebut lebih rendah daripada kepuasan mahasiswa mayor-minor. Hal ini dapat dikarenakan pada sistem mayor-minor evaluasi hasil belajar menjadi lebih terkendali, sehingga mahasiswa mayor-minor dalam sistem penilaian dan pengumuman nilainya lebih cepat dibandingkan dengan mahasiswa phasing-out. Selain itu, untuk keempat atribut yang lainnya pada dimensi ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (p>0.1) antara mahasiswa mayor-minor dengan phasing-out. Sebagian besar (93.9%) mahasiswa phasing-out menyatakan tidak puas terhadap atribut pengumuman nilai (Tabel 51). Namun sebanyak 20.1 persen mahasiswa phasing-out menyatakan merasa puas terhadap atribut keberadaan pengawas UTS dan UAS. Persentase terbesar (93.1%) mahasiswa mayor-minor merasa tidak puas terhadap atribut penjadwalan UTS dan UAS serta pelaksanaan UTS dan UAS pada dimensi evaluasi hasil belajar. Sebaliknya, sebanyak 19.0 persen mahasiswa mayor-minor merasa puas terhadap atribut keberadaan pengawas UTS dan UAS. Pengawas selain mengawasi jalannya ujian, juga membantu membagikan soal, memberitahukan waktu pengerjaan ujian, memberikan daftar hadir dan mengumpulkan hasil ujian. Peran pengawas pada saat ujian baik oleh dosen maupun asisten dinilai sudah cukup memuaskan. Tabel 51. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi evaluasi hasil belajar No
Atribut Dimensi Evaluasi Hasil Belajar
Phasing-out Tidak Puas Puas n % n %
Mayor-minor Tidak Puas puas n % n %
Total
30
10.7
250
89.3
21
6.9
284
93.1
51
8.7
534
91.3
33
11.8
247
88.2
21
6.9
283
93.1
54
9.2
530
90.8
56
20.1
222
79.9
58
19.0
247
81.0
114
19.6
469
80.4
27
9.6
253
90.4
31
10.1
275
89.9
58
9.9
528
90.1
Puas n
%
Tidak puas n %
4
Penjadwalan UTS dan UAS Pelaksanaan UTS dan UAS Keberadaan pengawas UTS dan UAS Sistem penilaian
5
Pengumuman nilai
17
6.1
263
93.9
28
9.2
278
90.8
45
7.7
541
92.3
6
Penerbitan transkrip semester
25
8.9
255
91.1
24
7.8
282
92.2
49
8.4
537
91.6
1 2 3
Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Dimensi ini memiliki tiga atribut yang ditanyakan kepada mahasiswa. Mayoritas
mahasiswa
phasing-out
(64.7%)
dan
mayor-minor
(68.6%)
menyatakan sangat penting terhadap atribut layanan di tingkat departemen. Pada urutan kedua, sebanyak 64.0 persen mahasiswa phasing-out dan 66.7 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut layanan di tingkat IPB (AJMP). Selanjutnya, sebanyak 59.8 persen mahasiswa phasing-out dan 60.3 persen mayor-minor menyatakan sangat penting terhadap atribut layanan di tingkat fakultas (Tabel 52). Tabel 52. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi layanan administrasi pendidikan No 1 2 3
Atribut Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Layanan di tingkat departemen Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP)
TP (%)
Phasing-out KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
TP (%)
Mayor-minor KP CP P (%) (%) (%)
SP (%)
0.7
0.7
1.8
32.1
64.7
0.0
0.7
0.7
30.0
68.6
0.0
0.7
0.4
39.1
59.8
0.0
0.3
2.0
37.4
60.3
0.0
0.7
1.1
34.2
64.0
0.0
0.3
1.0
32.0
66.7
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Persentase terbesar mahasiswa phasing-out (49.8%) dan mayor-minor (52.6%) menyatakan bahwa kinerja atribut layanan di tingkat fakultas dinilai cukup baik. Selanjutnya, sebanyak 49.1 persen mahasiswa phasing-out dan 47.4 persen mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap atribut layanan di tingkat departemen. Sebanyak 39.7 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik, sedangkan 42.8 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan kurang baik terhadap atribut layanan ditingkat IPB (AJMP) (Tabel 53). Tabel 53. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi layanan administrasi pendidikan No 1 2 3
Atribut Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Layanan di tingkat departemen Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP)
TB (%)
Phasing-out KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
Mayor-minor KB CB B (%) (%) (%)
SB (%)
4.6
17.5
47.4
24.8
5.7
TB (%)
4.8
14.0
49.1
26.6
5.5
6.5
23.8
49.8
17.7
2.2
5.3
25.7
52.6
15.8
0.6
15.2
36.1
39.7
7.9
1.1
24.7
42.8
27.0
5.5
0.0
Keterangan: TM=Tidak Memuaskan, KM=Kurang Memuaskan, CM=Cukup Memuaskan, M=Memuaskan, SM=Sangat Memuaskan
Secara umum atribut layanan di tingkat IPB (AJMP) dalam dimensi layanan administrasi pendidikan memiliki nilai rata-rata harapan yang tinggi. Kinerja pelayanan di tingkat IPB (AJMP) masih jauh dari harapan mahasiswa apabila dibandingkan dengan rata-rata kinerja pada atribut yang lainnya. Hal ini
dikarenakan kinerja pelayanan di AJMP sangat rendah, misalnya kelalaian dalam transkrip nilai, penerbitan transkip nilai yang terlalu lama, dan pelayanan yang kurang ramah sehingga membuat kesan yang kurang nyaman bagi mahasiswa. Hasil uji beda Kruskal Wallis terhadap atribut layanan di tingkat IPB (AJMP) menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0.01) antara rata-rata kinerja pada mahasiswa mayor-minor dengan mahasiswa phasing-out. Hal ini dapat dikarenakan AJMP melayani seluruh administrasi (registrasi, SPP, dan transkrip) mahasiswa termasuk mayor-minor sedangkan jumlah loket yang terbatas, sehingga layanan di AJMP menjadi kurang maksimal (Tabel 54). Tabel 54. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi layanan administrasi pendidikan No. 1 2 3
Atribut Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Layanan di tingkat departemen Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP) Rata-rata
Phasing-out
Mayor-minor
RH
RH
RK
4.59 4.58 4.62 4.60
3.14 2.85 2.44 2.81
KW
RK
4.67 4.58 4.65 4.63
3.09 2.81 2.13 2.68
0.463 0.546 0.000***
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja; KW = Uji beda Kruskal Wallis antara kinerja phasing-out dan mayor-minor; *** = Berbeda nyata pada p<0.01
Pada dimensi ini, sebagian besar mahasiswa phasing-out (96.4%) dan mayor-minor (97.0%) menyatakan tidak puas terhadap pelayanan di tingkat IPB (AJMP) (Tabel 55). Sedangkan atribut pelayanan di tingkat departemen dinyatakan paling memuaskan oleh mahasiswa phasing-out (17.4%) dan mayorminor (10.6%). Tabel 55. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi layanan administrasi pendidikan No
1 2 3
Atribut Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Layanan di tingkat departemen Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP)
Phasing-out Tidak puas % n %
Puas n
Mayor-minor Tidak puas % n n
Total
Puas
Tidak puas n %
n
%
47
17.4
223
82.6
32
10.6
269
89.4
79
13.8
492
86.2
20
7.2
258
92.8
22
7.3
280
92.7
42
7.2
538
92.8
10
3.6
266
96.4
9
3.0
294
97.0
19
3.3
560
96.7
Dimensi Proses Belajar Mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Mayoritas (64.4%) mahasiswa
n
Puas
mayor-minor
menyatakan
penting
terhadap atribut tugas-tugas praktikum. Selanjutnya, sebanyak 61.8 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan penting terhadap atribut frekuensi ujian.
Lebih dari separuh (52.0%) mahasiswa menyatakan sangat penting terhadap atribut pengumuman nilai (Tabel 56). Tabel 56. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) 1
Atribut Dimensi Proses Belajar Mengajar TPB Jumlah mahasiswa per kelas di TPB
2
Jadwal kuliah dan praktikum
0.0
0.0
1.5
47.3
51.2
3
Responsi
0.0
0.5
2.0
52.5
45.0
4
Asisten praktikum
0.0
0.5
1.5
55.9
42.1
5
Tugas-tugas praktikum
1.0
0.5
6.9
64.4
27.2
6
Pelayanan administrasi di TPB
0.0
0.0
3.5
46.0
50.5
7
Keberadaan Konselor
0.0
2.5
7.9
50.0
39.6
8 9
Frekuensi ujian Sistem penilaian
0.5 0.0
2.0 0.5
4.5 0.0
61.8 49.5
31.2 50.0
10
Interaksi dosen dengan mahasiswa
0.0
0.0
2.5
47.5
50.0
11
Pengumuman nilai
0.5
0.0
1.5
46.0
52.0
No
TP (%) 0.0
KP (%) 1.0
CP (%) 4.9
P (%) 53.7
SP (%) 40.4
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Berdasarkan kinerja atribut dimensi ini, mayoritas (63.1%) mahasiswa mayor-minor menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut tugas-tugas praktikum. Sebaliknya, sebanyak 41.4 persen mahasiswa menyatakan kurang baik terhadap kinerja atribut pelayanan administrasi di TPB (Tabel 57). Tabel 57. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Atribut Dimensi Proses Belajar Mengajar TPB Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Jadwal kuliah dan praktikum Responsi Asisten praktikum Tugas -tugas praktikum Pelayanan administrasi di TPB Keberadaan Konselor Frekuensi ujian Sistem penilaian Interaksi dosen dengan mahasiswa Pengumuman nilai
TB (%)
KB (%)
CB (%)
B (%)
SB (%)
5.4 3.9
28.1 17.7
47.8 54.2
17.2 22.7
1.5 1.5
2.0
13.3
55.7
29.0
0.0
3.0
15.3
57.1
23.6
1.0
2.0
13.8
63.1
20.7
0.4
14.8
41.4
35.5
7.9
0.4
12.8
34.0
35.5
15.3
2.4
1.5
13.3
58.1
24.1
3.0
4.4
23.2
49.8
21.6
1.0
3.9
27.6
47.3
20.7
0.5
5.5
23.4
49.3
18.8
3.0
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Atribut pelayanan administrasi di TPB menurut mahasiswa mayor-minor sangat penting, tetapi kinerja pada atribut ini kurang memuaskan. Pelayanan yang baik akan memiliki dampak positif bagi mahasiswa dan kualitas pelayanan memiliki harapan yang tinggi. Hal ini dapat dikarenakan oleh kurangnya disiplin waktu petugas dalam melayani mahasiswa dan kurangnya sikap ramah petugas
kepada mahasiswa. Dari seluruh atribut yang ditanyakan dalam dimensi ini, sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap proses belajar mengajar TPB (Tabel 58). Tabel 58. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Atribut Dimensi Proses Belajar Mengajar Tingkat Persiapan Bersama Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Jadwal kuliah dan praktikum Responsi Asisten praktikum Tugas -tugas praktikum Pelayanan administrasi di TPB Keberadaan Konselor Frekuensi ujian Sistem penilaian Interaksi dosen dengan mahasiswa Pengumuman nilai Rata-rata
RH
RK 4.35 4.51 4.41 4.39 4.12 4.48 4.28 4.20 4.47 4.49 4.46 4.38
2.78 3.03 3.12 3.05 3.05 2.42 2.64 3.10 2.93 2.82 2.86 2.89
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja
Pada dimensi ini, sebanyak 94.1 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan tidak puas terhadap kualitas pelayanan administrasi di TPB (Tabel 59). Kinerja dari pelayanan administrasi TPB masih jauh dari yang diharapkan. Sebanyak 25.6 persen mahasiswa mayor-minor menyatakan puas terhadap frekuensi ujian. Tabel 59. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Atribut Dimensi Proses Belajar Mengajar Tingkat Persiapan Bersama Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Jadwal kuliah dan praktikum Responsi Asisten praktikum Tugas -tugas praktikum Pelayanan administrasi di TPB Keberadaan Konselor Frekuensi ujian Sistem penilaian Interaksi dosen dengan mahasiswa Pengumuman nilai
Puas n % 50 16.4 36 11.9 52 17.2 50 16.4 67 22.0 18 5.9 42 13.9 78 25.6 42 13.8 36 11.8 47 15.6
Tidak Puas n % 254 83.6 267 88.1 251 82.8 254 83.6 237 78.0 285 94.1 261 86.1 227 74.4 262 86.2 269 88.2 255 84.4
Total n % 304 100.0 303 100.0 303 100.0 304 100.0 304 100.0 303 100.0 303 100.0 305 100.0 304 100.0 305 100.0 302 100.0
Dimensi Penyelesaian Studi Dimensi ini khusus ditanyakan kepada mahasiswa yang telah menempuh penyelesaian studi. Dalam dimensi ini dibagi menjadi beberapa subdimensi, yaitu
KKP/KKN/PL/Magang, seminar mahasiswa, tugas akhir, ujian akhir, proses penyelesaian akhir dan wisuda. Pada subdimensi KKP/KKN/PL/Magang, mayoritas (72.7%) mahasiswa phasing-out
menyatakan
sangat
penting
terhadap
atribut
pembekalan
KKP/KKN/PL/Magang. Selanjutnya, mayoritas (68.3%) mahasiswa phasing-out menyatakan sangat penting terhadap atribut pelaksanaan seminar pada subdimensi seminar mahasiswa. Pada subdimensi tugas akhir, sebanyak 71.4 persen mahasiswa phasing-out menyatakan sangat penting terhadap atribut kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing (Tabel 60). Tabel 60. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi penyelesaian studi No
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi
a. KKP/KKN/PL/Magang 1 Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang
TP (%)
KP (%)
CP (%)
P (%)
SP (%)
1.3
0.0
3.9
22.1
72.7
2
Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang
1.3
1.3
4.0
29.3
64.0
3
Penilaian KKP/KKN/PL/Magang
1.3
1.3
2.7
32.9
61.8
4
Biaya pelaksanaan
1.3
0.0
3.9
36.9
57.9
Waktu pelaksanaan Dosen pembimbing 6 KKP/KKN/PL/Magang b. Seminar Mahasiswa 1 Pengurusan Administrasi Seminar
1.3
0.0
1.3
46.1
51.3
1.3
0.0
0.0
34.2
64.5
0.0
0.0
2.5
37.5
60.0
2 Pelaksanaan seminar c. Tugas Akhir Kesesuaian topik skripsi dengan 1 kompetensi dosen pembimbing
0.0
0.0
2.4
29.3
68.3
0.0
0.0
0.0
28.6
71.4
5
2
Usulan tugas akhir
0.0
0.0
1.6
37.1
61.3
3
Pelaksanaan tugas akhir
0.0
0.0
1.7
40.0
58.3
4 Pemantauan tugas akhir d. Ujian Akhir
0.0
0.0
1.7
38.3
60.0
1
Administrasi ujian akhir
0.0
0.0
0.0
39.1
60.9
2
Penetapan tim penguji
0.0
0.0
0.0
45.5
54.5
3
Penetapan waktu ujian
0.0
0.0
0.0
45.5
54.5
0.0 0.0
0.0 0.0
0.0 0.0
36.4 36.4
63.6 63.6
Proses SKL PS/departemen
0.0
0.0
0.0
25.0
75.0
2 Proses SKL di fakultas f. Wisuda 1 Pendaftaran wisuda di IPB 2 Pelaksanaan upacara wisuda di GWW Pelaksanaan penyerahan ijazah di 3 tingkat fakultas
0.0
0.0
0.0
22.7
77.3
5.3 0.0
5.3 5.3
0.0 0.0
47.4 47.4
42.0 47.3
0.0
5.3
0.0
47.4
47.3
4 Pelaksanaan ujian akhir 5 Penilaian ujian akhir e. Proses Penyelesaian Akhir 1
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sa ngat Penting
Berdasarkan kinerja atribut pada subdimensi KKP/KKN/PL/Magang, persentase terbesar (40.8%) mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik
terhadap kinerja atribut waktu pelaksanaan. Sebanyak 41.0 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut pelaksanaan seminar. Selanjutnya pada subdimensi tugas akhir, sebanyak 44.3 persen mahasiswa phasing-out menyatakan baik terhadap kinerja atribut kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing. Pada subdimensi ujian akhir, sebanyak 36.4 persen mahasiswa phasingout menyatakan baik terhadap kinerja atribut penetapan waktu ujian dan pelaksanaan ujian akhir. Persentase terbesar (40.0%) mahasiswa phasing-out menyatakan baik terhadap kinerja atribut proses SKL PS/departemen. Sebanyak 42.1 persen mahasiswa phasing-out menyatakan cukup baik terhadap kinerja atribut pelaksanaan upacara wisuda di GWW pada subdimensi wisuda (Tabel 61). Tabel 61. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi penyelesaian studi No
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi
a. KKP/KKN/PL/Magang 1 Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang 2 Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang 3 Penilaian KKP/KKN/PL/Magang 4 Biaya pelaksanaan 5 Waktu pelaksanaan 6 Dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang b. Seminar Mahasiswa 1 Pengurusan Administrasi Seminar 2 Pelaksanaan seminar c. Tugas Akhir Kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen 1 pembimbing 2 Usulan tugas akhir 3 Pelaksanaan tugas akhir 4 Pemantauan tugas akhir d. Ujian Akhir 1 Administrasi ujian akhir
TB (%)
KB (%)
CB (%)
B (%)
SB (%)
10.5 9.3 5.3 23.7 5.3 10.5
25.0 17.3 27.6 34.2 22.4 32.9
32.9 36.0 19.7 30.3 40.8 26.3
25.0 30.7 27.7 11.8 30.3 23.7
6.6 6.7 19.7 0.0 1.2 6.6
7.7 2.6
10.3 10.3
38.5 41.0
25.6 25.6
17.9 20.5
3.3
8.2
29.5
44.3
14.7
4.9 1.7 8.5
6.6 10.2 11.9
32.8 37.3 40.7
47.5 44.0 35.6
8.2 6.8 3.3
13.0
13.0
34.8
26.2
13.0
2 Penetapan tim penguji
4.5
18.2
36.4
31.8
9.1
3 Penetapan waktu ujian
4.5
13.6
36.4
36.4
9.1
4 Pelaksanaan ujian akhir
4.5
9.1
36.4
36.4
13.6
4.5
13.6
31.8
31.8
18.3
5.0 13.6
10.0 13.6
40.0 31.8
40.0 36.5
5.0 4.5
26.3 5.3 10.5
26.3 26.3 15.8
31.6 42.1 36.8
15.8 26.3 31.6
0.0 0.0 5.3
5 Penilaian ujian akhir e. Proses Penyelesaian Akhir 1 Proses SKL PS/departemen 2 Proses SKL di fakultas f. Wisuda 1 Pendaftaran wisuda di IPB 2 Pelaksanaan upacara wisuda di GWW 3 Pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Pada subdimensi KKP/KKN/PL/Magang atribut biaya pelaksanaan memiliki kepentingan yang tinggi, sedangkan kinerjanya sangat rendah.
Mahasiswa merasa biaya pelaksanaan untuk KKP/KKN/PL/Magang terlalu membebani. Pada subdimensi seminar mahasiswa, kinerja dari atribut pengurusan administrasi seminar masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dapat dikarenakan prosedur kerja yang kurang efisien sehingga penentuan waktu pelaksanaan seminar terlalu lama. Dari beberapa atribut pada subdimensi tugas akhir, kinerja pemantauan tugas akhir masih sangat rendah sehingga nilai kepuasannya lebih rendah dari atribut yang lainnya. Selain itu, pada subdimensi ujian akhir mahasiswa merasa kinerja dari atribut administrasi ujian akhir masih rendah. Kinerja dari atribut proses SKL di fakultas pada subdimensi proses penyelesaian akhir masih sangat rendah. Pada subdimensi wisuda, atribut pendaftaran wisuda di IPB dinyatakan masih jauh dari yang diharapkan (Tabel 62). Tabel 62. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi penyelesaian studi No.
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi
a. KKP/KKN/PL/Magang 1 Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang 2 Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang 3 Penilaian KKP/KKN/PL/Magang 4 Biaya pelaksanaan 5 Waktu pelaksanaan 6 Dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang Rata-rata b. Seminar Mahasiswa 1 Pengurusan Administrasi Seminar 2 Pelaksanaan seminar Rata-rata c. Tugas Akhir 1 Kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing 2 Usulan tugas akhir 3 Pelaksanaan tugas akhir 4 Pemantauan tugas akhir Rata-rata d. Ujian Akhir 1 Administrasi ujian akhir 2 Penetapan tim penguji 3 Penetapan waktu ujian 4 Pelaksanaan ujian akhir 5 Penilaian ujian akhir Rata-rata e. Proses Penyelesaian Akhir 1 Proses SKL PS/departemen 2 Proses SKL di fakultas Rata-rata f. Wisuda 1 Pendaftaran wisuda di IPB 2 Pelaksanaan upacara wisuda di GWW 3 Pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas Rata-rata Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja
RH
RK 4.60 4.52 4.53 4.45 4.43 4.56 4.52
2.93 3.24 3.44 2.36 3.09 3.01 3.01
4.57 4.65 4.61
3.35 3.56 3.46
4.67 4.50 4.49 4.55 4.55
3.53 3.41 3.42 3.17 3.38
4.59 4.55 4.52 4.62 4.64 4.58
3.25 3.31 3.48 3.57 3.62 3.45
4.73 4.74 4.74
3.30 2.93 3.12
4.10 4.29 4.38 4.25
2.62 3.05 3.19 2.95
Pada subdimensi KKP/KKN/PL/Magang dalam dimensi penyelesaian studi, sebagian besar (93.7%) mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut biaya pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang (Tabel 63). Sedangkan sebanyak 30.6 persen mahasiswa menyatakan puas terhadap atribut penilaian KKP/KKN/PL/Magang. Lebih dari dua pertiga mahasiswa (78.1%) merasa tidak puas terhadap pengurusan administrasi seminar pada subdimensi seminar mahasiswa. Pada subdimensi seminar mahasiswa, sebanyak 25.0 persen mahasiswa puas terhadap atribut pelaksanaan seminar. Tabel 63. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi penyelesaian studi Atribut Dimensi Penyelesaian Studi a. KKP/KKN/PL/Magang 1 Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang 2 Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang 3 Penilaian KKP/KKN/PL/Magang 4 Biaya pelaksanaan 5 Waktu pelaksanaan Dosen pembimbing 6 KKP/KKN/PL/Magang b. Seminar mahasiswa 7 Pengurusan Administrasi Seminar 8 Pelaksanaan seminar c. Tugas akhir Kesesuaian topik skripsi dengan 9 kompetensi dosen pembimbing 10 Usulan tugas akhir 11 Pelaksanaan tugas akhir 12 Pemantauan tugas akhir d. Ujian Akhir 13 Administrasi ujian akhir 14 Penetapan tim penguji 15 Penetapan waktu ujian 16 Pelaksanaan ujian akhir 17 Penilaian ujian akhir e. Proses penyelesaian akhir 18 Proses SKL PS/departemen 19 Proses SKL di fakultas f. Wisuda 20 Pendaftaran wisuda di IPB Pelaksanaan upacara wisuda di 21 GWW Pelaksanaan penyerahan ijazah di 22 tingkat fakultas No.
Puas n
%
Tidak Puas n %
Total n
%
21 27 44 9 28
14.6 18.9 30.6 6.3 19.6
123 116 100 135 115
85.4 81.1 69.4 93.7 80.4
144 143 144 144 143
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
25
17.5
118
82.5
143
100.0
14 16
21.9 25.0
50 48
78.1 75.0
64 64
100.0 100.0
25
25.0
75
75.0
100
100.0
26 27 15
26.0 27.6 15.6
74 71 81
74.0 72.4 84.4
100 98 96
100.0 100.0 100.0
10 9 12 12 13
23.3 21.4 28.6 28.6 31.0
33 33 30 30 29
76.7 78.6 71.4 71.4 69.0
43 42 42 42 42
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
7 5
17.5 11.9
33 37
82.5 88.1
40 42
100.0 100.0
2
9.5
19
90.5
21
100.0
2
9.5
19
90.5
21
100.0
2
9.5
19
90.5
21
100.0
Pada subdimensi tugas akhir, persentase terbesar (84.4%) mahasiswa tidak puas terhadap atribut pemantauan tugas akhir (Tabel 63). Sementara itu, sebanyak 27.6 persen mahasiswa merasa puas terhadap atribut pelaksanaan tugas akhir. Selanjutnya pada subdimensi ujian akhir, persentase terbesar (78.6%) mahasiswa tidak puas terhadap penetapan tim penguji. Sebaliknya
sebesar 31.0 persen mahasiswa menyatakan puas terhadap penilaian ujian akhir. Proses SKL di fakultas, merupakan atribut yang sebagian besar (88.1%) mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap kinerjanya bila dibandingkan dengan proses SKL di PS/departemen (Tabel 63). Pada subdimensi wisuda, sebanyak 88.2 persen mahasiswa tidak puas terhadap atribut pendaftaran wisuda di IPB dan pelaksanaan upacara wisuda di GWW. Dimensi Output Sebagian besar (77.3%) mahasiswa phasing-out menyatakan sangat penting terhadap atribut kemampuan dalam pengambilan keputusan. Pada urutan kedua, sebanyak 72.7 persen mahasiswa phasing-out menyatakan sangat penting
terhadap
atribut
kemampuan
dalam
merencanakan
kegiatan.
Selanjutnya, sebanyak 45.5 persen mahasiswa phasing-out menyatakan penting terhadap atribut prestasi mahasiswa di luar IPK (Tabel 64). Tabel 64. Sebaran mahasiswa berdasarkan harapan pada atribut dimensi output No
Atribut Dimensi Output
1 2 3 4
Prestasi mahasiswa di luar IPK IPK Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan
5
Kemampuan dalam berkomunikasi
TP (%) 0.0 4.6 0.0 0.0
KP (%) 0.0 0.0 0.0 4.5
CP (%) 0.0 0.0 22.7 4.6
P (%) 45.5 40.9 40.9 40.9
SP (%) 54.5 54.5 36.4 50.0
0.0
0.0
0.0
31.8
68.2
0.0
0.0
0.0
36.4
63.6
0.0 0.0
0.0 0.0
0.0 0.0
22.7 27.3
77.3 72.7
0.0
0.0
4.5
31.8
63.7
0.0 0.0
0.0 0.0
4.5 0.0
31.8 40.9
63.7 59.1
10 11
Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan Kemampuan bekerja dalam tim Kemampuan bekerja secara mandiri
12
Kemampuan kepemimpinan
0.0
0.0
0.0
31.8
68.2
13
Kepercayaan diri
0.0
0.0
4.8
28.5
66.7
6 7 8 9
Keterangan: TP=Tidak Penting, KP=Kurang Penting, CP=Cukup Penting, P=Penting, SP=Sangat Penting
Berdasarkan kinerja atribut pada dimensi ini, separuh (50.0%) mahasiswa phasing-out menyatakan baik terhadap kinerja atribut IPK dan cukup baik terhadap kinerja atribut kemampuan dalam pengambilan keputusan. Sebaliknya, sebanyak 36.4 persen mahasiswa phasing-out menyatakan kurang baik terhadap atribut kemampuan bekerja dalam tim. Sebanyak 22.7 persen mahasiswa phasing-out menyatakan tidak baik terhadap atribut masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan (Tabel 65).
Tabel 65. Sebaran mahasiswa berdasarkan kinerja pada atribut dimensi output No
Atribut Dimensi Output
1 2 3 4 5
Prestasi mahasiswa di luar IPK IPK Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan Kemampuan dalam berkomunikasi Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan Kemampuan bekerja dalam tim Kemampuan bekerja secara mandiri Kemampuan kepemimpinan Kepercayaan diri
6 7 8 9 10 11 12 13
TB (%) 8.7 9.1 22.7 14.3 4.8
KB (%) 30.4 9.1 22.7 23.8 23.8
CB (%) 39.1 13.6 36.4 38.1 47.6
B (%) 17.5 50.0 18.2 23.8 19.0
SB (%) 4.3 18.2 0.0 0.0 4.8
4.5
27.3
45.5
18.2
4.5
9.1 4.5
22.7 22.7
50.0 45.5
13.6 22.7
4.5 4.5
9.1
22.7
40.9
27.3
0.0
4.5 4.5 4.5 4.5
36.4 22.7 22.7 13.6
27.3 36.4 40.9 40.9
31.8 36.4 31.8 36.4
0.0 0.0 0.0 4.5
Keterangan: TB=Tidak Baik, KB=Kurang Baik, C B=Cukup Baik, B=Baik, SB=Sangat Baik
Dimensi output ditanyakan khusus untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di IPB (alumni) (Tabel 66). Atribut masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan dinilai kinerjanya masih jauh dari yang diharapkan. Hasil penelitian Sudo Hadi et al. (2007) menunjukkan bahwa rata-rata lama studi mahasiswa IPB adalah 50.81 bulan. Sementara itu, rata-rata lama tunggu pekerjaan pertama alumni IPB adalah 4.13 bulan. Lama tunggu pekerjaan pertama adalah waktu yang diperlukan oleh alumni sejak lulus kuliah hingga mendapatkan pekerjaan pertama. Tabel 66. Rata-rata harapan dan kinerja atribut dimensi output No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Atribut Dimensi Output Prestasi mahasiswa di luar IPK IPK Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan Kemampuan dalam berkomunikasi Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan Kemampuan bekerja dalam tim Kemampuan bekerja secara mandiri Kemampuan kepemimpinan Kepercayaan diri Rata-rata
RH
RK
4.54 4.54 4.46 4.54 4.54
3.04 3.46 2.87 2.83 3.38
4.63
3.38
4.67 4.63 4.63 4.67 4.54 4.54 4.70 4.59
3.13 3.42 3.29 3.33 3.42 3.43 3.38 3.26
Keterangan : RH = Rata-rata Harapan; RK = Rata-rata Kinerja
Pada dimensi ini, sebagian besar (92.7%) mahasiswa yang telah lulus menyatakan tidak puas terhadap kemampuan dalam pengambilan keputusan (Tabel 67). Pada urutan kedua, sebanyak 90.2 persen mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut prestasi mahasiswa di luar IPK dan kemampuan
bekerja dalam tim. Sebaliknya, sebanyak 34.1 persen mahasiswa merasa puas terhadap IPK yang diperoleh pada saat masih mengikuti penyelenggaraan akademik di IPB. Rata-rata IPK alumni lulusan tahun 2003/2004 sebesar 3.00 dan lama studi 51 bulan. Tabel 67. Sebaran mahasiswa berdasarkan kepuasan terhadap atribut dimensi output No
Puas
Atribut Dimensi Output n
%
Tidak Puas n %
n
Total
1
Prestasi mahasiswa di luar IPK
4
16.7
20
83.3
24
2
IPK
5
20.8
19
79.2
24
3
Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan
3
13.0
20
87.0
23
4
Pendidikan lanjutan
3
12.5
21
87.5
24
5
Kemampuan dalam berkomunikasi
5
20.8
19
79.2
24
6
Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain
4
16.7
20
83.3
24
7
Kemampuan dalam pengambilan keputusan
2
8.3
22
91.7
24
8
Kemampuan dalam merencanakan kegiatan
4
16.7
20
83.3
24
9
Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan
4
16.7
20
83.3
24
10
Kemampuan bekerja dalam tim
3
12.5
21
87.5
24
11
Kemampuan bekerja secara mandiri
6
25.0
18
75.0
24
12
Kemampuan kepemimpinan
5
21.7
18
78.3
23
13
Kepercayaan diri
2
8.7
21
91.3
23
% 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0 100. 0
Analisis Strategi Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa IPB terhadap Penyelenggaran Akademik Dimensi Kurikulum Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran, yaitu kuadran A (prioritas utama), kuadran B (dipertahankan), C (prioritas rendah), dan D (berlebihan). Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi kurikulum disajikan pada Lampiran 4. Tiga atribut yang terdapat pada dimensi kurikulum menempati dua kuadran yang berbeda, yaitu kuadran A dan kuadran D. Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan merupakan atribut yang menempati kuadran A. Atribut ini dinilai memiliki harapan tinggi, sedangkan kinerjanya masih rendah. Oleh karena itu, pihak IPB perlu mengutamakan atribut ini sebagai prioritas utama dalam perbaikan. Diharapkan
kurikulum selanjutnya dapat sesuai dengan kompetensi yang dinginkan oleh mahasiswa sebagai stakeholder dan selanjutnya sejalan pula dengan keinginan pasar dunia kerja. Kesesuaian dengan mandat departemen dan buku panduan sarjana menempati kuadran D yang artinya kinerjanya telah melebihi dari yang diharapkan (Tabel 68). Oleh karena itu, pihak IPB tidak perlu meningkatkan kinerja dari kedua atribut tersebut, karena peningkatan terhadap atribut ini akan dianggap berlebihan oleh mahasiswa. Namun diharapkan IPB akan tetap mempertahankan kinerja kedua atribut tersebut. Tabel 68. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi kurikulum No. 1
Atribut Dimensi Kurikulum Kesesuaian dengan mandat departemen
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.410
3.156
D
Berlebihan
2
Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan
4.550
3.069
A
Prioritas Utama
3
Buku panduan sarjana
4.332
3.119
D
Berlebihan
Rata-rata
4.431
3.115
Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Pada dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru, atribut informasi oleh IPB dan informasi oleh departemen menempati kuadran A, sedangkan atribut sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD) berada di kuadran D (Tabel 69). Untuk atribut yang menempati kuadran A perlu dilakukan perbaikan, misalnya pihak IPB dan pihak departemen harus meningkatkan pemberian informasi mengenai sistem penerimaan mahasiswa baru. Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru disajikan pada Lampiran 5. Tabel 69. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru No.
Atribut Dimensi Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
1
Informasi oleh IPB
4.634
2.836
A
Prioritas Utama
2
Informasi oleh departemen
4.603
2.867
A
Prioritas Utama
4.466
3.149
D
Berlebihan
4.568
2.951
3
Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD) Rata-Rata
Dimensi Dosen Dimensi dosen memiliki tiga belas atribut yang menempati kuadran yang berbeda. Dalam kuadran A terdapat enam atribut, yaitu kesesuaian materi kuliah
dengan situasi masa kini, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, cara penyampaian materi kuliah secara lisan, penggunaan peralatan audio-visual, upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran, dan kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah. Oleh karena itu, untuk atribut kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini perlu dilakukan peningkatan sehingga materi kuliah menjadi lebih mudah penerapannya pada zaman sekarang. Selain itu, dosen perlu memberikan contoh-contoh yang lebih jelas dan nyata untuk menjelaskan materi kuliah. Cara penyampaian materi kuliah secara lisan harus lebih jelas dan dimengerti oleh mahasiswa. Kelancaran proses belajar mengajar dengan menggunakan peralatan audio-visual yang terbaru diperlukan agar lebih praktis dan dapat terlihat lebih jelas oleh mahasiswa. Atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Dalam memberikan materi kuliah, dosen diharapkan tidak terlalu cepat dalam penyampaiannya, sehingga mahasiswa mudah membuat catatan dan memahami materi kuliah. Tabel 70. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi dosen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Atribut Dimensi Dosen Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen. Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah Kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah Cara penyampaian materi kuliah secara lisan Penggunaan peralatan audio-visual Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. Tingkat pendidikan dosen Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen) Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.489
3.155
B
Dipertahankan
4.562
3.086
A
Prioritas Utama
4.497
3.171
B
Dipertahankan
4.589
3.094
A
Prioritas Utama
4.261
3.087
C
Prioritas Rendah
4.398
2.827
C
Prioritas Rendah
4.476
3.065
A
Prioritas Utama
4.594
3.057
A
Prioritas Utama
4.654
2.807
A
Prioritas Utama
4.549
2.926
A
Prioritas Utama
4.435
3.479
D
Berlebihan
4.386
3.726
D
Berlebihan
4.294
3.095
C
Prioritas Rendah
4.476
3.121
Pada kuadran B terdapat atribut kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen, cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh
dosen. Kedua atribut ini telah memiliki kinerja yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pihak IPB harus mempertahankan kinerja dari atribut tersebut (Tabel 70). Kuadran C merupakan kuadran yang peningkatan kinerjanya bukan menjadi prioritas utama. Atribut kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah, ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah dan rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen) termasuk ke dalam kuadran C. Kinerja dari ketiga atribut yang termasuk dalam kuadran C perlu dipertimbangkan lagi peningkatannya, karena merupakan prioritas rendah. Sedangkan pada dua atribut lainnya yang termasuk dalam kuadran D dianggap terlalu belebihan. Diagram kartesius atribut-atribut dimensi dosen disajikan pada Lampiran 6. Dimensi Proses Belajar Mengajar Pada dimensi proses belajar mengajar, atribut pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar menempati kuadran A, sehingga menjadi prioritas utama dalam perbaikannya. Atribut ini harus diperbaiki, misalnya dengan pemberian kuesioner yang lebih praktis sehingga mahasiswa dapat mengisi lembar evaluasi dengan cepat dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Atribut berita acara terdapat dalam kuadran B, yang kinerjanya harus dipertahankan karena telah sesuai dengan yang diharapkan. Dalam kuadran C terdapat atribut berita acara, yang dianggap memiliki tingkat harapan rendah oleh mahasiswa, sehingga perbaikannya menjadi prioritas rendah. Sementara itu, pada kuadran D yang dianggap terlalu berlebihan dalam kinerjanya adalah atribut daftar hadir (Tabel 71). Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi proses belajar mengajar disajikan pada Lampiran 7. Tabel 71. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi proses belajar mengajar No. 1 2 3 4
Atribut Dimensi Kelengkapan administrasi belajar mengajar Kontrak perkuliahan Berita acara Daftar hadir Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar Rata-rata
Dimensi Proses Belajar Mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.282 3.927 4.075
3.176 3.002 3.209
B C D
Dipertahankan Prioritas Rendah Berlebihan
4.304
2.971
A
Prioritas Utama
4.147
3.089
Dimensi tingkat persiapan bersama ini memiliki beberapa atribut yang penempatannya
menyebar
pada
keempat
kuadran.
Atribut
pelayanan
administrasi di TPB, interaksi dosen dengan mahasiswa, dan pengumuman nilai terletak pada kuadran A. Dengan demikian, prioritas utama pihak IPB dalam dimensi ini adalah ketiga atribut tersebut. Pihak IPB perlu memperbaiki kinerja pelayanan administrasi di TPB, sehingga mahasiswa lebih mudah pengurusan administrasinya dan mendapatkan kenyamanan. Selain itu, kinerja dari interaksi dosen dengan mahasiswa perlu ditingkatkan, sehingga memiliki hubungan yang baik antara kedua belah pihak. Pengumuman nilai untuk mahasiswa TPB kinerjanya masih dianggap rendah, sehingga pihak IPB perlu memperbaiki hal itu dengan cara mempercepat keluarnya pengumuman nilai dan diharapkan tidak terdapat nilai yang salah. Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi tingkat persiapan bersama disajikan pada Lampiran 8. Atribut jadwal kuliah dan praktikum, responsi, asisten praktikum dan sistem penilaian terletak di kuadran B, sehingga pihak IPB harus dapat mempertahankan prestasinya. Untuk itu, upaya meningkatkan kinerja terhadap keempat atribut tersebut di masa yang akan datang perlu terus dilakukan sehingga kepuasan mahasiswa tetap terjaga (Tabel 72). Pada kuadran C terdapat atribut jumlah mahasiswa per kelas di TPB dan keberadaan konselor, atribut ini tidak terlalu masalah apabila tidak diperbaiki oleh pihak IPB dalam waktu dekat. Sedangkan yang termasuk dalam kuadran D, yaitu atribut tugastugas praktikum dan frekuensi ujian yang dianggap kinerjanya terlalu berlebihan. Tabel 72. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB)
2
Atribut Dimensi Tingkat Persiapan Bersama Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Jadwal kuliah dan praktikum
4.508
3.029
B
Dipertahankan
3 4
Responsi Asisten praktikum
4.407 4.386
3.116 3.051
B B
Dipertahankan Dipertahankan
5
Tugas -tugas praktikum
4.117
3.045
D
Berlebihan
6 7
Pelayanan administrasi di TPB Keberadaan Konselor
4.484 4.283
2.416 2.638
A C
Prioritas Utama Prioritas Rendah
8
Frekuensi ujian
4.201
3.096
D
Berlebihan
9
Sistem penilaian Interaksi dosen dengan mahasiswa Pengumuman nilai
4.471
2.932
B
Dipertahankan
4.489
2.824
A
Prioritas Utama
4.456
2.861
A
Prioritas Utama
4.378
2.890
No. 1
10 11
Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.354
2.785
C
Prioritas Rendah
Dimensi Penyelesaian Studi (KKP/KKN/Magang) Atribut pembekalan KKP/KKN/PL/Magang yang terletak di kuadran A merupakan prioritas utama dalam perbaikan oleh pihak IPB (Tabel 73). Selanjutnya atribut yang terletak di kuadran B adalah atribut pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang, penilaian KKP/KKN/PL/Magang, dan dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang. Sedangkan atribut biaya pelaksanaan terletak di kuadran C. Terakhir, atribut yang terletak pada kuadran D adalah atribut waktu pelaksanaan. Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi KKP/KKN/PL/Magang disajikan pada Lampiran 9. Tabel 73. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi KKP/KKN/PL/Magang
1
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi KKP/KKN/Magang Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang
4.596
2.931
A
Prioritas Utama
2
Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang
4.521
3.238
B
Dipertahankan
3
Penilaian KKP/KKN/PL/Magang
4.531
3.438
B
Dipertahankan
4
Biaya pelaks anaan
4.448
2.361
C
Prioritas Rendah
5
Waktu pelaksanaan Dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang Rata-rata
4.434
3.091
D
Berlebihan
4.563
3.014
B
Dipertahankan
4.516
3.012
No.
6
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
Dimensi Penyelesaian Studi (Seminar Mahasiswa) Kedua atribut pada dimensi penyelesaian studi untuk atribut pelaksanaan seminar terletak di kuadran B (Tabel 74), sehingga kinerjanya harus dipertahankan. Sedangkan atribut pengurusan administrasi seminar terletak di kuadran C yang termasuk prioritas rendah dalam perbaikannya. Diagram Kartesius atribut-atribut seminar mahasiswa disajikan pada Lampiran 10. Tabel 74. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi seminar mahasiswa No. 1 2
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi Seminar mahasiswa Pengurusan Administrasi Seminar Pelaksanaan seminar Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.569
3.354
C
Prioritas Rendah
4.652
3.561
B
Dipertahankan
4.610
3.457
Dimensi Penyelesaian Studi (Tugas Akhir) Atribut kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing pada dimensi tugas akhir terletak pada kuadran B, sehingga kinerja pada atribut
ini perlu dipertahankan. Sedangkan atribut pemantauan tugas akhir terletak pada kuadran C. Pada kuadran D terdapat dua atribut, yaitu usulan tugas akhir dan pelaksanaan tugas akhir (Tabel 75). Diagram Kartesius atribut-atribut tugas akhir disajikan pada Lampiran 11. Tabel 75. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi tugas akhir
2
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi Tugas akhir Kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing Usulan tugas akhir
3
Pelaksanaan tugas akhir
4.495
3.424
D
Berlebihan
4
Pemantauan tugas akhir
4.551
3.173
C
Prioritas Rendah
4.552
3.385
No. 1
Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.667
3.535
B
Dipertahankan
4.495
3.406
D
Berlebihan
Dimensi Penyelesaian Studi (Ujian Akhir) Adapun yang menjadi prioritas utama (kuadran A) dalam dimensi ujian akhir adalah atribut administrasi ujian akhir. Sebaiknya pihak IPB memberikan kemudahan administrasi pada mahasiswa yang akan melaksanakan ujian akhir. Atribut pelaksanaan ujian akhir dan penilaian ujian akhir terletak di kuadran B, yang prestasinya harus dipertahankan oleh pihak IPB. Atribut penetapan tim penguji memiliki prioritas yang rendah. Atribut yang terletak di kuadran D adalah atribut penetapan waktu ujian (Tabel 76). Diagram Kartesius atribut-atribut ujian akhir disajikan pada Lampiran 12. Tabel 76.
Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi ujian akhir
1
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi Ujian Akhir Administrasi ujian akhir
2
Penetapan tim penguji
4.548
3.310
C
Prioritas Rendah
3
Penetapan waktu ujian
4.524
3.476
D
Berlebihan
4
Pelaksanaan ujian akhir
4.619
3.571
B
Dipertahankan
5
Penilaian ujian akhir
4.643
3.619
B
Dipertahankan
4.585
3.445
No.
Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.591
3.250
A
Prioritas Utama
Dimensi Penyelesaian Studi (Proses Penyelesaian Akhir) Kedua atribut pada dimensi proses penyelesaian akhir terletak pada kuadran yang berbeda (Tabel 77). Atribut proses SKL di fakultas terletak pada kuadran A yang menjadi prioritas utama. Perbaikan yang harus dilakukan oleh pihak IPB adalah dengan mempercepat pengeluaran SKL bagi mahasiswa yang
telah melaksanakan ujian akhir. Sedangkan atribut proses SKL PS/departemen berada kuadran D, yang kinerjanya dianggap terlalu berlebihan. Diagram Kartesius atribut-atribut proses penyelesaian akhir disajikan pada Lampiran 13. Tabel 77.
Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi proses penyelesaian akhir
1
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi Proses Penyelesaian Akhir Proses SKL PS/departemen
2
Proses SKL di fakultas
No.
Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.725
3.300
D
Berlebihan
4.738
2.929
A
Prioritas Utama
4.732
3.114
Dimensi Penyelesaian Studi (Wisuda) Dimensi wisuda memiliki tiga atribut yang terletak di kuadran B dan C (Tabel 78). Atribut pelaksanaan upacara wisuda di GWW dan pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas terletak di kuadran B yang kinerjanya harus dipertahankan. Sedangkan atribut pendaftaran wisuda di IPB termasuk dalam kuadran C yang prioritasnya rendah. Diagram Kartesius atribut-atribut wisuda disajikan pada Lampiran 14. Tabel 78. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi wisuda No. 1 2 3
Atribut Dimensi Penyelesaian Studi Wisuda Pendaftaran wisuda di IPB Pelaksanaan upacara wisuda di GWW Pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.095
2.619
C
Prioritas Rendah
4.286
3.048
B
Dipertahankan
4.381
3.191
B
Dipertahankan
4.254
2.953
Dimensi Pembimbingan Akademik (PA) Atribut peran PA di bidang akademik dan komunikasi dengan PA dalam dimensi pembimbingan akademik terletak pada kuadran B (Tabel 79), sehingga kinerjanya harus dipertahankan. Sedangkan atribut peran PA di luar bidang akademik termasuk ke dalam prioritas yang rendah, yaitu pada kuadran C. Diagram Kartesius atribut-atribut pembimbingan akademik disajikan pada Lampiran 15. Tabel 79. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi pembimbingan akademik No.
Atribut Dimensi Pembimbingan Akademik
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
1
Peran PA di bidang akademik
4.600
2.983
B
Dipertahankan
2
Komunikasi dengan PA Peran PA di luar bidang akademik Rata-rata
4.585
2.818
B
Dipertahankan
4.211
2.628
C
Prioritas Rendah
4.465
2.810
3
Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah Pada dimensi fasilitas ruang kuliah, atribut kenyamanan dan kebersihan terletak pada kuadran A yang kinerjanya dinilai lebih rendah dari yang diharapkan. Oleh karena itu, pihak IPB perlu memperbaiki atribut tersebut, misalnya dengan melengkapi AC pada ruang kuliah, lokasi ruang kuliah diharapkan jauh dari kebisingan, menyediakan tempat sampah di setiap ruangan, mengeluarkan peraturan yang lebih tegas mengenai dilarang merokok dan membuang sampah sembarangan, serta suasana lain yang kurang mendukung. Atribut kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, dan LCD) terletak pada kuadran B, yang kinerjanya perlu dipertahankan (Tabel 80). Sedangkan yang terletak di kuadran C, yaitu atribut kesesuaian dengan jumlah kursi. Selanjutnya untuk atribut kemudahan dijangkau terletak pada kuadran D. Diagram Kartesius atribut-atribut dimensi fasilitas ruang kuliah disajikan pada Lampiran 16. Tabel 80. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas ruang kuliah No.
Atribut Dimensi Fasilitas Ruang Kuliah
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
1
Kenyamanan
4.757
2.580
A
Prioritas Utama
2
Kebersihan
4.735
2.555
A
Prioritas Utama
3
Kesesuaian dengan jumlah kursi
4.697
2.622
C
Prioritas Rendah
4
Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD)
4.750
2.788
B
Dipertahankan
5
Kemudahan dijangkau
4.607
2.868
D
Berlebihan
4.709
2.683
Rata-rata
Dimensi Fasilitas Praktikum (Laboratorium) Dimensi fasilitas praktikum di laboratorium memiliki beberapa atribut. Atribut kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa terletak pada kuadran A, sehingga pihak IPB perlu meningkatkan jumlah alat-alat praktikum sesuai dengan jumlah mahasiswa (Tabel 81). Atribut kenyamanan dan kebersihan terletak pada kuadran B, yang kinerjanya harus dipertahankan. Atribut
kemudahan dijangkau berada pada kuadran D. Diagram Kartesius atribut-atribut fasilitas praktikum laboratorium disajikan pada Lampiran 17.
Tabel 81. No. 1 2 3 4
Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum laboratorium
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum Laboratorium Kenyamanan Kebersihan Kesesuaian jumlah alat dengan jum lah mahasiswa Kemudahan dijangkau Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.706
2.828
B
Dipertahankan
4.724
2.853
B
Dipertahankan
4.741
2.387
A
Prioritas Utama
4.590
2.842
D
Berlebihan
4.690
2.728
Dimensi Fasilitas Praktikum (Lapangan) Atribut sarana dan prasarana pada dimensi fasilitas praktikum lapangan terletak pada kuadran A. Perbaikan pada atribut ini menjadi prioritas yang utama oleh pihak IPB. Pada kuadran C terdapat atribut kemudahan dijangkau, yang prioritasnya rendah. Sedangkan atribut kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa terletak pada kuadran D, yang kinerjanya dianggap oleh mahasiswa terlalu berlebihan (Tabel 82). Diagram Kartesius atribut-atribut fasilitas praktikum lapangan disajikan pada Lampiran 18. Tabel 82. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi fasilitas praktikum lapangan
2
Atribut Dimensi Fasilitas Praktikum Lapangan Kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa Sarana dan prasarana
3
Kemudahan dijangkau
No. 1
Rata-rata
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.408
2.963
D
Berlebihan
4.531
2.751
A
Prioritas Utama
4.414
2.847
C
Prioritas Rendah
4.451
2.854
Dimensi Perpustakaan Pada dimensi perpustakaan, atribut koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan terletak pada kuadran A. Perbaikan kedua atribut ini merupakan prioritas yang utama dilakukan oleh pihak IPB, misalnya dengan melengkapi koleksi bahan pustaka baik berupa buku, jurnal, atau berbagai bahan bacaan yang memberikan informasi bermanfaat, dan lebih mudah dalam mencari bahan bacaan.
Selanjutnya atribut yang menempati kuadran B adalah atribut kenyaman, kebersihan, dan penerangan. Ketiga atribut ini kinerjanya perlu dipertahankan untuk kepuasan mahasiswa. Sedangkan atribut peraturan, termasuk dalam kuadran C yang merupakan prioritas rendah (Tabel 83). Diagram Kartesius atribut-atribut perpustakaan disajikan pada Lampiran 19. Tabel 83. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi perpustakaan No.
Harapan
Kinerja
Kuadran
1
Kenyamanan
4.720
3.346
B
Dipertahankan
2
Kebersihan
4.716
3.401
B
Dipertahankan
3
Penerangan
4.739
3.339
B
Dipertahankan
4
Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Peraturan
4.793
2.916
A
Prioritas Utama
4.761
2.918
A
Prioritas Utama
4.435
3.097
C
Prioritas Rendah
4.694
3.169
5 6
Atribut Dimensi Perpustakaan
Rata-rata
Tindak Lanjut
Dimensi Evaluasi Hasil Belajar Dimensi evaluasi hasil belajar memiliki dua atribut yang terletak pada kuadran A yaitu atribut penjadwalan UTS dan UAS serta atribut penerbitan transkrip semester (Tabel 84). Atribut penjadwalan UTS dan UAS menjadi prioritas utama dalam perbaikannya. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa kurang puas terhadap penjadwalan ujian yang terkadang terjadi bentrok atau waktu pelaksanaannya terlalu berdekatan. Begitu pula dengan atribut penerbitan transkrip semester yang terletak pada kuadran A, menjadi prioritas utama dalam perbaikannya. Tabel 84. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi evaluasi hasil belajar No. 1
Atribut Dimensi Evaluasi Hasil Relajar Penjadwalan UTS dan UAS
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
4.671
2.770
A
Prioritas Utama
4.653
2.968
B
Dipertahankan
4.385
3.048
D
Berlebihan
4
Pelaks anaan UTS dan UAS Keberadaan pengawas UTS dan UAS Sistem penilaian
4.626
2.904
B
Dipertahankan
5
Pengumuman nilai
4.553
2.643
C
Prioritas Rendah
6
Penerbitan transkrip semester
4.619
2.676
A
Prioritas Utama
4.585
2.835
2 3
Rata-rata
Atribut pelaksanaan UTS dan UAS dan sistem penilaian terletak pada kuadran B, yang kinerjanya perlu dipertahankan. Pada kuadran C tedapat atribut
pengumuman nilai. Sementara itu, atribut yang kinerjanya dianggap berlebihan (kuadran D) oleh mahasiswa adalah keberadaan pengawas UTS dan UAS (Tabel 84). Diagram Kartesius atribut-atribut evaluasi hasil belajar disajikan pada Lampiran 20. Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan Dimensi layanan administrasi pendidikan memiliki tiga atribut. Salah satu atributnya terletak pada kuadran A, yaitu atribut layanan di tingkat IPB (AJMP) (Tabel 85). Kinerja dari atribut ini dinilai masih rendah, sehingga pihak IPB perlu meningkatkan kualitas pelayanan terutama di tingkat IPB (AJMP). Pihak IPB perlu meningkatkan kualitas pelayanan prosedur dan keramahan petugas. Atribut layanan di tingkat departemen terletak pada kuadran B, kinerjanya harus dipertahankan. Atribut layanan di tingkat fakultas dianggap berlebihan dan terletak pada kuadran D. Diagram Kartesius atribut-atribut layanan administrasi pendidikan lapangan disajikan pada Lampiran 21. Tabel 85. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi layanan administrasi pendidikan No.
Atribut Dimensi Layanan Administrasi Pendidikan
Harapan
Kinerja
Kuadran
Tindak Lanjut
1
Layanan di tingkat departemen
4.631
3.115
B
Dipertahankan
2 3
Layanan di tingkat fakultas Layanan di tingkat IPB (AJMP)
4.579 4.634
2.830 2.279
D A
Berlebihan Prioritas Utama
4.614
2.741
Rata-rata
Terdapat dua dimensi yang perlu diperhatikan di dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan yaitu dimensi prosedural dan dimensi keramahan. Kedua dimensi ini pada akhirnya akan mempengaruhi kepuasan pelanggan (Martin diacu dalam Sinaga 2003). (1) Dimensi Prosedural (Procedural Dimension) menekankan pada sistem dan mekanisme memberikan pelayanan yang terbaik kepada mahasiswa. Dimensi ini meliputi beberapa faktor, yaitu ketepatan waktu dalam melayani mahasiswa,
akomodasi
(accomodation),
dapat
berkomunikasi
(communication) dengan baik, respon mahasiswa dapat membantu meningkatkan perbaikan prosedur pelayanan melalui identifikasi bagian yang perlu diperbaiki. (2) Dimensi Keramahan (Convivial Dimension) adalah
dimensi
yang
melibatkan aliran produk/jasa kepada mahasiswa dan bersifat interpersonal.
Dimensi ini melibatkan sikap, perilaku, dan kemampuan verbal petugas dalam interaksi dengan mahasiswa. Mempertahankan sikap positif yang ditunjukkan melalui sikap, cara berpakaian, dan isyarat verbal merupakan hal penting dalam menentukan mutu pelayanan dan akan membentuk kesan yang baik di mata mahasiswa. Bahasa tubuh mempengaruhi lebih dari dua pertiga bagian pesan yang akan disampaikan pada setiap percakapan. Ekspresi wajah, kontak mata, dan senyum serta gerakan tangan dan badan akan menyatakan sikap pelayanan kepada pelanggan. Selain itu, petugas pelayanan harus bersikap bijaksana, perhatian dan memberikan pengarahan yang baik kepada mahasiswa. Dimensi Output Atribut kemampuan dalam pengambilan keputusan dalam dimensi output terletak pada kuadran A (Tabel 86). Atribut tersebut menjadi prioritas utama dalam perbaikan oleh pihak IPB. Tabel 86. Strategi peningkatan kepuasan mahasiswa terhadap atribut dimensi output No.
Atribut Dimensi Output
Kinerja
Harapan
Kuadran
Tindak Lanjut
1
Prestasi mahasiswa di luar IPK
3.042
4.542
C
Prioritas Rendah
2
IPK
3.458
4.542
D
Berlebihan
2.870
4.458
C
Prioritas Rendah
2.833
4.542
C
Prioritas Rendah
3.375
4.542
D
Berlebihan
3.375
4.625
B
Dipertahankan
3.125
4.667
A
Prioritas Utama
3.417
4.625
B
Dipertahankan
3.292
4.625
B
Dipertahankan
3 4 5 6 7 8 9
Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan Kemampuan dalam berkomunikasi Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan
10
Kemampuan bekerja dalam tim
3.333
4.667
B
Dipertahankan
11
Kemampuan bekerja secara mandiri
3.417
4.542
D
Berlebihan
12
Kemampuan kepemimpinan
3.435
4.542
D
Berlebihan
13
Kepercayaan diri
3.375
4.696
B
Dipertahankan
3.257
4.586
Rata-rata
Atribut yang terletak pada kuadran B diantaranya adalah kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain, kemampuan
dalam merencanakan kegiatan, kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan bekerja secara mandiri, dan kepercayaan diri. Sedangkan pada kuadran C yang menjadi prioritas rendah terdapat atribut prestasi mahasiswa di luar IPK, masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan, dan pendidikan lanjutan. Atribut masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan adalah prioritas rendah, hal ini sesuai dengan data lama tunggu kerja tahun 2006 yang persentase terbesar (47.47%) alumni IPB mendapatkan pekerjaan kurang dari tiga bulan (Tabel 87). Tabel 87. Persentase alumni berdasarkan lama tunggu kerja No.
Lama Tunggu Kerja
Persentase
1
< 3 bulan
47.47
2
3-6 bulan
31.80
3
6-12 bulan
14.29
4
> 12 bulan
6.45
Atribut IPK terletak pada kuadran D, hal ini dikarenakan bahwa alumni IPB telah puas terhadap IPK yang diperoleh selama kuliah. Secara umum, ratarata IPK alumni lulusan tahun 2003/2004 sebesar 3.00 dan lama studi 51 bulan. Selain itu, yang berada pada kuadran D adalah atribut kemampuan dalam berkomunikasi,
kemampuan
bekerja
secara
mandiri,
dan
kemampuan
kepemimpinan. Diagram Kartesius atribut-atribut output disajikan pada Lampiran 22.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sebagian besar sampel dalam penelitian ini adalah perempuan, berasal dari Fakultas Pertanian, sebagian besar adalah mahasiswa semester tiga dengan lebih dari separuh sampel berasal dari wilayah Jawa. Rata-rata uang saku sebesar Rp.469.661/bl. Rata-rata indeks prestasi kumulatif (IPK) sampel adalah 3.04. 2. Kualitas jasa/pelayanan dikelompokkan menjadi lima aspek, yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles. Untuk aspek reliability terdiri dari 13 dimensi yang mencakup 41 atribut, aspek responsiveness terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 5 atribut, aspek assurance terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 19 atribut, aspek empathy terdiri dari 4 dimensi yang mencakup 9 atribut, dan aspek tangibles terdiri dari 10 dimensi yang mencakup 25 atribut. 3. Secara keseluruhan mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap seluruh penyelenggaraan akademik di IPB. Pada tahap input, mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap atribut kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan (dimensi kurikulum) dan informasi sistem penerimaan mahasiswa baru oleh IPB (dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru). Pada tahap proses, mahasiswa tidak puas terhadap atribut upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran (dimensi dosen), pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (dimensi administrasi belajar mengajar), komunikasi dengan PA, peran PA di bidang akademik (dimensi pembimbingan akademik), kebersihan dan kenyamanan dalam ruang kuliah (dimensi fasilitas ruang kuliah), kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa di laboratorium, sarana dan prasarana praktikum di lapangan (dimensi fasilitas laboratorium), koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan di perpustakaan (dimensi perpustakaan), penjadwalan dan pelaksanaan UTS dan UAS, pengumuman nilai (dimensi evaluasi hasil belajar), pelayanan di tingkat IPB (AJMP) (dimensi layanan administrasi
pendidikan), kualitas pelayanan administrasi di TPB (proses belajar mengajar TPB), biaya pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang, pengurusan administrasi seminar, pemantauan tugas akhir, penetapan tim penguji, proses SKL di fakultas, pendaftaran wisuda di IPB dan pelaksanaan upacara wisuda di GWW (dimensi penyelesaian studi). Pada tahap output, sebagian besar mahasiswa menyatakan tidak puas terhadap kemampuan dalam pengambilan keputusan (dimensi output). 4. Pada hasil penelitian ini yang terbukti berbeda nyata antara mahasiswa phasing-out dan mayor-minor adalah pada atribut kesesuaian kurikulum dengan mandat departemen (dimensi kurikulum), informasi sistem penerimaan
mahasiswa
baru
oleh
departemen
(dimensi
sistem
penerimaan mahasiswa baru), kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, kontribusi tugas-tugas terhadap pemahaman materi kuliah, tingkat pendidikan dosen (dimensi dosen), berita acara, daftar hadir, pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar (dimensi administrasi belajar mengajar), peran PA di bidang akademik, peran PA di luar bidang akademik (dimensi pembimbingan akademik), kesesuaian jumlah kursi dengan jumlah mahasiswa pada ruang kuliah (dimensi fasilitas ruang kuliah), kesesuaian luasan lapangan dengan jumlah mahasiswa, sarana dan prasarana praktikum di lapangan, kemudahan dijangkau (dimensi fasilitas laboratorium), sistem penilaian, penerbitan transkrip semester, dan layanan di tingkat IPB (AJMP) (dimensi layanan administrasi pendidikan). 5. Berdasarkan hasil penelitian yang menjadi prioritas perbaikan IPB, adalah aspek kesesuaian kurikulum dengan kompetensi yang diharapkan, informasi sistem penerimaan mahasiswa baru oleh IPB dan departemen. Pada tahap proses yang menjadi prioritas utama perbaikan, adalah aspek kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini, contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah, cara penyampaian materi kuliah secara lisan, penggunaan peralatan audio-visual, upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran, kemudahan mahasiswa membuat catatan dan memahami materi kuliah, pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar, pelayanan administrasi di TPB, interaksi dosen dengan mahasiswa, pengumuman nilai, pembekalan
KKP/KKN/PL/Magang, administrasi ujian akhir, proses SKL di fakultas, kenyamanan dan kebersihan ruang kuliah, kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa di laboratorium, sarana dan prasarana praktikum di lapangan, koleksi bahan pustaka dan kemudahan mencari bahan bacaan di perpustakaan, penjadwalan UTS dan UAS, penerbitan transkrip semester, dan layanan di tingkat IPB (AJMP). Pada tahap output, aspek kemampuan dalam pengambilan keputusan menjadi prioritas utama perbaikan.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini yang menjadi strategi perbaikan pihak IPB adalah sebagai berikut : 1. Rumusan kompetensi perkuliahan. 2. Kemajuan
materi
perkuliahan
termasuk
materi
pembekalan
KKP/KKN/PL/Magang. 3. Kemampuan dosen dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Fasilitas ruang kuliah dan praktikum. 5. Pelayanan administrasi baik di departemen, fakultas dan IPB (AJMP). 6. Mahasiswa tingkat akhir perlu diberikan pelatihan mengenai pengembangan softskill.
DAFTAR PUSTAKA Babbie E. 1992. The Practice of Social Research. Sixth Edition. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Chozin MA. 2006. Rekayasa Ulang Program Pendidikan dan Penataan Organisasi Akademik Institut Pertanian Bogor. __________. 2005. Sistem Penyenggaraan Akademik IPB. http://www.ipb.ac.id/ipb-bhmn/mayorminor/ [4 maret 2007] Cravens DW. 1994. Strategic Marketing 5ed. New York : Irwin-McGraw Hill. Diana Y. 2003. Kebiasaan makan mie instan pada mahasiswa IPB dan faktorfaktor yang mempengaruhinya [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Durianto D, Sugiarto & Sitinjak T. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dutka A. 1994. AMA Hand Book for Customer Satisfaction. Illinois : NTC Business Book, Lincolnwood. Engel JF, Blackwell RD, & Miniard PW. 1995. Consumer Behaviour. 8th edition Orlando. Florida : The Dryden Press. Fitri YP. 2005. Identifikasi karakteristik mahasiswi TPB IPB dengan status gizi kurang [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Gunawan R. 2003. Analisis perilaku dan harapan konsumen industrial terhadap produk katering di Kota Cilegon dan implikasinya terhadap bauran pemasaran [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. IPB. 2003. Panduan Program Sarjana IPB. Bogor : BAPSI dan BAAK IPB. ____. 2005. Panduan Program Sarjana IPB. Bogor : BAPSI dan BAAK IPB. Irwan H. 2002. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Kotler P. 1997. The Marketing of Nations, A Strategic Approach to Bulding National Wealth. New York : The Free Press. _______. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control. Prentice Hall Int, Inc., Millenium Edition, Englewood Cliffs, New Jersey. _______. 2003. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and Control. Prentice Hall Int, Inc., Millenium Edition, Englewood Cliffs, New Jersey. Macaulay S, Cook S. 1997. Kiat Meningkatkan Pelayanan Bagi Pelanggan.Yoashua Isambodo, penerjemah; Jakarta : Gramedia. Terjemahan dari: How to Improve Your Costumer Service. Mowen JC dan Minor M. 1998. Consumer Behaviour. 4th edition. New Jersey : Prentice Hall. Purwadi B. 2000. Riset Pemasaran : Implementasi dalam Bauran Pemasaran. Jakarta : Grasindo.
Rangkuti F. 2002. Measuring Customer Satisfaction. Pustaka Utama.
Jakarta : Gramedia
Robertson TS, HH Kassarjian. 1991. Handbook of Consmer Behavior. New Jersey : Prentice Hall Inc. Romadhani D. 2005. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan rumah makan pemancingan lumintu 1001 di Klaten, Jawa Tengah [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sinaga S. 2003. Nilai kepuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan dan mutu produk di restoran cepat saji Mc. Donald’s cabang Bogor [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Singarimbun M, Sofian E. Aksara.
1995.
Metode Penelitian Survai.
Jakarta: Bumi
Sudo Hadi Y, Rimbawan, Riyanto B, Simanjuntak M, & Herawati T. 2007. Studi Pemanfaatan Hasil Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2006. Laporan Akhir. Proyek yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Bogor. Sumarwan U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta : Ghalia Indonesia. Supranto J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta : Rhineka Cipta. Tjiptono F. 1998. Manajemen Jasa edisi II. Yogyakarta : Andi. Umar H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Zeithaml VA, Parasuraman A, Berry LL. 1990. Delivering Quality Service, Balancing Costumer Perceptions and Expectations. New York : The Free Press.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Phasing Out Berdasarkan Tahun Masuk dan Jenis Kelamin
Lampiran 2. Jumlah Mahasiswa Program Sarjana Mayor-Minor Tahun Masuk 2005 Berdasarkan Jenis Kelamin
Lampiran 3. Jumlah Persentase Mahasiswa Asal Daerah Program Sarjana Tahun Masuk 2001 s/d 2005
Lampiran 4.
Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi kurikulum
Keterangan : 1 Kesesuaian dengan mandat departemen 2 Kesesuaian dengan kompetensi yang diharapkan 3 Buku panduan sarjana
Lampiran 5.
Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi sistem penerimaan mahasiswa baru
Keterangan : 1 Informasi oleh IPB 2 Informasi oleh departemen 3 Sistem penerimaan (USMI, SPMB, BUD)
Lampiran 6. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi dosen 4.700
No. 9
4.650
No. 4 4.600
No. 8 No. 10 4.550
No. 2 No. 1 No. 7
Harapan
4.500
No. 3
4.450
4.400
No. 11
No. 6
No. 12
4.350
No. 13 4.300
No. 5
4.250
4.200 2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
3.550
Kinerja
Keterangan : 1 Kesesuaian materi kuliah dengan rencana yang ditentukan dosen. 2 Kesesuaian materi kuliah dengan situasi masa kini 3 Cakupan dan materi kuliah yang diberikan oleh dosen 4 Contoh-contoh yang digunakan dosen untuk menjelaskan materi kuliah 5 Kontribusi tugas -tugas terhadap pemahaman materi kuliah 6 Ketepatan waktu mulai dan berakhirnya setiap kuliah 7 Cara penyampaian materi kuliah secara lisan 8 Penggunaan peralatan audio-visual 9 Upaya dosen untuk menghidupkan suasana proses pembelajaran 10 Kemudahan anda membuat catatan dan memahami materi kuliah 11 Kesempatan mahasiswa mengajukan pertanyaan. 12 Tingkat pendidikan dosen 13 Rasio dosen dengan mahasiswa (jumlah dosen)
3.600
3.650
3.700
3.750
3.800
Lampiran 7. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi proses belajar mengajar 4.350
No. 4
4.300
No. 1
4.250
Harapan
4.200
4.150
4.100
No. 3 4.050
4.000
3.950
No. 2
3.900 2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
3.550
3.600
3.650
3.700
3.750
3.800
Kinerja
Keterangan : 1 Kontrak perkuliahan 2 Berita acara 3 Daftar hadir 4 Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar
Lampiran 8. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi proses belajar mengajar Tingkat Persiapan Bersama (TPB) 4.550
No. 2 No. 10
4.500
No. 6
No. 11
No. 9
4.450
4.400
No. 3
No. 4
4.350
Harapan
No. 1 No. 7
4.300
4.250
4.200
No. 8
4.150
No. 5 4.100
4.050 2.400 2.450
2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
2.950 3.000
3.050
3.100 3.150
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah mahasiswa per kelas di TPB Jadwal kuliah dan praktikum Responsi Asisten praktikum Tugas-tugas praktikum Pelayanan administrasi di TPB Keberadaan Konselor Frekuensi ujian Sistem penilaian Interaksi dosen dengan mahasiswa Pengumuman nilai
3.200
3.250 3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
3.550
3.600
3.650
3.700
3.750
3.800
Lampiran 9. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi KKP/KKN/PL/ Magang 4.650
4.600
No. 1
No. 6
Harapan
4.550
No. 2
No. 3
4.500
No. 4 4.450
No. 5
4.400 2.300
2.350
2.400
2.450
2.500
2.550
2.600
2.650
2.700 2.750 2.800 2.850 2.900 2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
3.550 3.600 3.650 3.700 3.750 3.800
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6
Pembekalan KKP/KKN/PL/Magang Pelaksanaan KKP/KKN/PL/Magang Penilaian KKP/KKN/PL/Magang Biaya pelaksanaan Waktu pelaksanaan Dosen pembimbing KKP/KKN/PL/Magang
Lampiran 10. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi penyelesaian studi 4.700
No. 2
Harapan
4.650
4.600
No. 1
4.550 3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
Kinerja
Keterangan : 1 Pengurusan Administrasi Seminar 2 Pelaksanaan seminar
3.550
3.600
3.650
3.700
3.750
3.800
Lampiran 11. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi tugas akhir 4.700
No. 1 4.650
4.600
Harapan
4.550
No. 4 No. 2
4.500
No. 3
4.450
4.400
4.350
4.300 3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
3.550
3.600
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4
Kesesuaian topik skripsi dengan kompetensi dosen pembimbing Usulan tugas akhir Pelaksanaan tugas akhir Pemantauan tugas akhir
Lampiran 12. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi ujian akhir 4.700
No. 5
4.650
No. 4
No. 1
4.600
No. 2
Harapan
4.550
No. 3 4.500
4.450
4.400
4.350
4.300 3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5
Administrasi ujian akhir Penetapan tim penguji Penetapan waktu ujian Pelaksanaan ujian akhir Penilaian ujian akhir
3.450
3.500
3.550
3.600
3.650
3.700
Lampiran 13. Diagram Kartesius penyelesaian akhir
atribut-atribut
pada
dimensi
proses
4.750
No. 2
Harapan
No. 1
4.700 2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
Kinerja
Keterangan : 1 Proses SKL PS/departemen 2 Proses SKL di fakultas
Lampiran 14. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi wisuda 4.500
4.450
No. 3 No. 2
Harapan
4.400
4.350
4.300
No. 1
4.250
4.200 2.400
2.450
2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
Kinerja
Keterangan : 1 Pendaftaran wisuda di IPB 2 Pelaksanaan upacara wisuda di GWW 3 Pelaksanaan penyerahan ijazah di tingkat fakultas
2.850
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
Lampiran 15. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi pembimbingan akademik 4.700
4.650
No. 1
4.600
No. 2 4.550
Harapan
4.500
4.450
4.400
4.350
4.300
4.250
No. 3 4.200 2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
2.950
3.000
Kinerja
Keterangan : 1 Peran PA di bidang akademik 2 Komunikasi dengan PA 3 Peran PA di luar bidang akademik
Lampiran 16. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas ruang kuliah 4.800
4.750
No. 4
No. 1
Harapan
No. 2
No. 3
4.700
4.650
No. 5 4.600 2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5
Kenyamanan Kebersihan Kesesuaian dengan jumlah kursi Kelengkapan sarana pengajar (White Board, OHP, Wireless, LCD) Kemudahan dijangkau
2.800
2.850
2.900
Lampiran 17. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas praktikum laboratorium 4.800
No. 3
4.750
No. 2 No. 1
Harapan
4.700
4.650
4.600
No. 4
4.550
4.500 2.300
2.350
2.400
2.450
2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4
Kenyamanan Kebersihan Kesesuaian jumlah alat dengan jumlah mahasiswa Kemudahan dijangkau
Lampiran 18. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi fasilitas praktikum lapangan 4.600
4.550
Harapan
No. 2
4.500
4.450
No. 3 No. 1 4.400 2.700
2.750
2.800
2.850
Kinerja
Keterangan : 1 Kesesuaian luasan dengan jumlah mahasiswa 2 Sarana dan prasarana 3 Kemudahan dijangkau
2.900
2.950
3.000
Lampiran 19. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi perpustakaan 4.800
No. 4 4.750
No. 5
No. 3 No. 2
4.700
No. 1
Harapan
4.650
4.600
4.550
4.500
4.450
No. 6 4.400 2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
3.500
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6
Kenyamanan Kebersihan Penerangan Koleksi bahan pustaka Kemudahan mencari bahan bacaan Peraturan
Lampiran 20. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi evaluasi hasil belajar 4.700
No. 1
No. 2
4.650
No. 6 No. 4 4.600
4.550
Harapan
No. 5
4.500
4.450
4.400
No. 3
4.350
4.300 2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6
Penjadwalan UTS dan UAS Pelaksanaan UTS dan UAS Keberadaan pengawas UTS dan UAS Sistem penilaian Pengumuman nilai Penerbitan transkrip semester
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
Lampiran 21. Diagram Kartesius atribut-atribut administrasi pendidikan
pada
dimensi
layanan
4.700
4.650
No. 3
Harapan
No. 1
4.600
No. 2
4.550
4.500 2.200
2.250
2.300
2.350
2.400
2.450
2.500
2.550
2.600
2.650
2.700
2.750
2.800
2.850
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
Kinerja
Keterangan : 1 Layanan di tingkat departemen 2 Layanan di tingkat fakultas 3 Layanan di tingkat IPB (AJMP)
Lampiran 22. Diagram Kartesius atribut-atribut pada dimensi output 4.8
4.75
No. 13
4.7
No. 7
No. 10
Kepentingan
4.65
No. 9 No. 6 No. 8
4.6
No. 1 4.55
No. 2
No. 5
No. 4
No. 12 No. 11
4.5
No. 3
4.45
4.4 2.800
2.850
2.900
2.950
3.000
3.050
3.100
3.150
3.200
3.250
3.300
3.350
3.400
3.450
Kinerja
Keterangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Prestasi mahasiswa di luar IPK IPK Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan Pendidikan lanjutan Kemampuan dalam berkomunikasi Kemampuan dalam hubungan interpersonal (pergaulan) dengan orang lain Kemampuan dalam pengambilan keputusan Kemampuan dalam merencanakan kegiatan Kemampuan dalam mengimplementasikan rencana kegiatan Kemampuan bekerja dalam tim Kemampuan bekerja secara mandiri Kemampuan kepemimpinan Kepercayaan diri
3.500
3.550
3.600
3.650