ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SIKLUS PENGELUARAN PT RATU BUSANA INDONESIA Sysy Novita Jong Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat
[email protected] Herlin Tundjung, S.E., M.Si., Ak.,CA.
ABSTRACT PT Indonesian Fashion Queen is a garment company that still uses a manual system on its expenditure cycle. This study examines the Accounting Information System Design in company. This study was conducted to determine the goodness and weakness System Manual in the company and provide recommendations on Accounting Information Systems. This study uses a case study approach. The method of data collection was done by interviewing and research direct object, namely PT Ratu Busana Indonesia to obtain data corresponding data collection techniques. The data used in this study is primary data is data obtained directly from the company through interviews, observation and documentation were then processed and summarized. The analysis used in this study is a qualitative analysis, the analysis is done by looking for weaknesses in the existing manual system in the company. The results showed that many of the shortcomings of the manual system is used. Expenditure cycle manual system is less effective, and waste too much time during data processing. Based on these weaknesses then there are suggestions for companies to devise systems of accounting information on the expenditure cycle. Implementation of a computerized information system to fix problems manual system used by the company. Keywords: Accounting Information Systems, expenditure cycle, Purchasing, Production, Inventory, and Accounts Payable.
ABSTRAK PT Ratu Busana Indonesia merupakan perusahaan garment yang masih menggunakan sistem manual pada siklus pengeluaran perusahaannya. Penelitian ini meneliti mengenai Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT Ratu Busana Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan Sistem Manual dalam perusahaan tersebut dan memberikan rekomendasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penelitian objek langsung, yaitu PT Ratu Busana Indonesia untuk memperoleh data sesuai teknik pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pihak perusahaan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi yang kemudian diolah dan disimpulkan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan mencari kelemahan dalam Sistem Manual yang ada dalam perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak kekurangan dari sitem manual yang digunakan. Siklus pengeluaran sistem manual kurang efektif, dan membuang waktu terlalu banyak pada saat pengolahan data. Berdasarkan kelemahan tersebut maka ada saran untuk perusahaan untuk merancangkan sistem informasi akuntansi pada siklus pengeluaran. Penerapan sistem informasi yang terkomputerisasi untuk memperbaiki masalah sistem manual yang digunakan oleh perusahaan.
1
Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Siklus pengeluaran, Pembelian, Produksi, Persediaan Barang, dan Hutang Usaha.
PENDAHULUAN Latar Belakang Sebelum hadirnya komputer, pengelolaan data dilakukan secara manual. Hal ini mengakibatkan seringkali aktivitas perusahaan-perusahaan besar menjadi terhambat karena proses pengelolahan data yang manual, karena sangat lambat, tidak akurat, dan akhirnya mengalami kerugian akibat pengelolaan data yang dilakukan tidak tepat waktu. Perusahaan menjadi tidak informatif bagi para pihak yang membutuhkan informasi perusahaan tersebut.
Seiring dengan berkembangnya jaman, perkembangan teknologi semakin diperhatikan dan ditingkatkan. Teknologi dikembangkan semakin canggih dan modern. Electronic Data Processing (EDP) atau pengelolahan data menggunakan komputer merupakan suatu contoh hasil dari kemajuan teknologi. Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan, dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Dengan kemampuan komputer menghitung angka-angka, menganalisa, dan menyimpan data secara massal, maka pemanfaatan komputer dalam pengelolahan data akuntansi merupakan alternatif terbaik. Hampir semua perusahaan-perusahaan besar mulai menerapkan sistem informasi dalam proses pengolahaan data perusahaan. Sistem informasi dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan informasi yang lebih berkualitas, dengan harapan dapat membantu pihak perusahaan dalam mengatasi hambatan yang seringkali timbul akibat sistem manual yang dilakukan sebelumnya.
Sistem informasi fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan (financial). Informasi yang berkualitas adalah informasi yang akurat, relevan dengan kebutuhan, tepat waktu, dan lengkap. Sebuah sistem yang memproses data dan transaksi agar menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis disebut dengan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Informasi perusahaan disusun dalam suatu SIA. SIA mempunyai beberapa subsistem yang yang memproses transaksi keuangan dan non-keuangan. Susbsitem yang paling mendasar adalah sistem pemrosesan transaksi, dimana sistem ini mengatur beberapa siklus transaksi perusahaan. siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus yang paling penting bagi perusahaan. Siklus pengeluaran mengatur sistem pembelian, hutang dagang, sistem pengeluaran kas, sistem penggajian karyawan, dan sistem aktiva tetap.
Fungsi pembelian terdiri dari kegiatan pembeliaan persediaan yang akan menimbulkan akun hutang dagang. Fungsi ini merupakan komponen yang sangat penting bagi jalannya kegiatan perusahaan, karena akan menimbulkan salah satu akun yang mempunyai nilai besar pada golongan aktiva lancar di 2
dalam laporan posisi keuangan, yaitu akun persediaan (inventory). SIA persediaan berguna agar informasi yang disajikan atas persediaan perusahaan tetap up to date, sehingga aktivitas perusahaan yang lainnya seperti pembelian bahan baku dan penjualan tidak terhambat. Fungsi lain siklus pengeluaran adalah sistem pengeluaran kas. Kegiatan utama dalam sistem pengeluaran kas adalah kegiatan pembayaran hutang dagang kepada pemasok (supplier). Selain akun inventory, akun terbesar lainnya adalah akun hutang dagang (trade payable) yang merupakan kewajiban yang harus dilunasi oleh perusahaan.
Sistem produksi berupa perencanaan dan penjadwalan produksi serta kontrol fungsi produk (inputoutput), sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan siklus pengeluaran, karena selain menimbulkan akun dengan nilai besar. Kegiatan pembelian dan pengeluaran kas serta produksi merupakan salah satu aktivitas yang rutin dilakukan oleh perusahaan, apabila informasi yang disajikan tidak didasari dengan kebenaran data yang benar dan tidak memenuhi syarat informasi yang berkualitas, maka akan mempengaruhi siklus perusahaan lainnya seperti siklus pendapatan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan.
Perusahaan merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang garment, yang kegiatan utamanya terpusat pada kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi dan menjadi barang jadi yang siap dipasarkan. Perusahaan masih menggunakan pengelolaan data secara manual pada siklus pengeluarannya. Pengelolaan data secara manual menjadi masalah yang besar saat ini bagi perusahaan, karena sistem manual menyulitkan karyawan dalam mencari informasi sesuai kebutuhan. Pada sistem siklus pengeluaran perusahaan pengolahan datanya mengalami kendala dalam hal tidak akurat, efisiensi, ketepatan waktu, pencarian data, dan perhitungan data.
Perusahaan mempunyai cukup banyak supplier, maka pencatatan pembelian pun juga banyak. Ketika karyawan ingin mencari beberapa harga barang dari para supplier tersebut maka memakan waktu yang lama dalam pencarian datanya, karena harus melihat satu-persatu nama produk dan harga produk secara keseluruhan dalam pembukuan yang masih ditulis tangan oleh karyawan, dan itu sangat membuang waktu.
Pada saat akan melakukan pembayaran hutang usaha, harus kembali mencari pada pembukuan hutang usaha untuk membayar kepada supplier yang belum terbayarkan dengan melihat data secara keseluruhan. Mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan dalam membayar. Sehingga dapat menghambat dalam pelaksanaan proses pengolahtn data lainnya, khusunya pada saat pengolahan data pada pembelian, persediaan barang dagang, hutang usaha, dan pengeluaran kas atau kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
Sistem pembelian tunai manual ini sangat rawan terhadap kesalahan yang berakibat fatal bagi perusahaan. Misalnya kesalahan penulisan mutu dapat mengakibatkan menurunnya kualitas barang, kesalahan penulisan kuantitas barang dapat mengakibatkan kesalahpahaman jumlah barang antar unit,
3
dan kesalahan penulisan harga barang dapat mengakibatkan ketidaksesuaian antara bagian penerimaan dengan bagian pencatatan yang dapat mengakibatkan kerugian, kesalahan penyampaian informasi yang mengakibatkan ketidaksesuaian maksud dan tujuan. Cara penyimpanan informasi dalam sistem manual juga memiliki banyak kelemahan dari segi keamanan, keawetan informasi dan ruang penyimpanan.
Siklus pengeluaran itu sendiri sangat erat kaitannya dengan perhitungan persediaan barang dagangan, untuk menghitung jumlah persediaan sebelum atau setelah proses produksi berakhir. Namun dengan sistem manual yang dipakai proses perhitungan pembelian, persedian barang dagang, hutang usaha, dan pengeluaran kas perusahaan menjadi sulit untuk menentukan berapa banyak jumlah persediaan sebelum atau sesudah proses produksi. Perusahaan harus menyesuaikan kembali saldo persediaannya untuk mendukung aktivitas produksi dan penggunaan sistem manual ini tidak dapat dilakukan oleh banyak pekerja. Hanya dibagi dalam bagian siklus pengeluaran dan pembelian, karena akan berakibat data yang dimasukkan menjadi tidak benar atau salah bila dilakukan oleh beberapa pekerja. Demikian pula ketika akhir tahun tiba, pekerja yang berada di bagian keuangan harus bekerja lebih keras dan teliti lagi.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka pemilik perusahaan berkepentingan mengatasi masalah tersebut. Pemilik perusahaan harus sebisa mungkin mencari informasi tentang sistem informasi akuntansi apakah yang paling tepat untuk menggantikan pengolahan data secara manual yang sekarang dilakukan oleh PT Ratu Busana Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukanlah penelitian terhadap siklus pengeluaran secara manual pada perusahaan dan perbedaan hasil dengan menggunakan sistem informasi. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SIKLUS PENGELUARAN PT RATU BUSANA INDONESIA”.
Kajian Pustaka Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, diantaranya : 1.
2. 3.
4.
5.
Rina Silalahi (2009), menunjukan adanya kelemahan dalam pengunaan manual dalam pengolahan data, sehingga proses pengolahan data akan lebih baik apabila menggunakan komputerisasi yang teratur. Sarah Mariska (2011), menyatakan dalam penelitiannya adanya interaksi antara pemakai sistem atau user dengan teknologi dan kom puter yang digunakan dalam pengolahan data. Purwoko (2010), menyatakan dalam penelitiannya pembelian dan persediaan merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh perusahaan, terutama dalam proses pengolahan datanya, agar menghasilkan informasi yang berkualitaas. Buyung Harjunanto (2009), The objective of this research would be to know whether the application of Accounting Information System in Perum Bulog Sub Divre Kerinci in processing of sale transaction has been able to produce the reliable information in present time and in the future. Ferdian (2010), menyatakan dalam penelitiannya ini dilakukan untuk mengetahui kebaikan dan kelemahan Sistem Informasi Akuntansi dalam perusahaan tersebut dan memberikan rekomendasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi.
4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana proses siklus pengeluaran yang berjalan di PT Ratu Busana Indonesia? 2.
Sistem Informasi Akuntansi siklus pengeluaran yang bagaimana yang cocok dikembangkan di PT Ratu Busana Indonesia?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada perusahaan ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai Sistem Informasi Akuntansi pada pembelian, persediaan, hutang usaha, dan pengeluaran kas, melakukan analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi akuntansi. Menganalisa siklus pengeluaran pada perusahaan setelah menggunakan sistem informasi akuntansi pada penjualannya, untuk dapat mengetahui peningkatan dalam hasil penjualan pada perusahaan setelah menggunakan sistem informasi akuntansi. Selain itu penelitian dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar kesarjanaan Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Jakarta.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer dari perusahaan, yaitu data diperoleh secara langsung dari pihak perusahaan. Data primer bewrupa data internal yang bverkaitan langsung dengan PT Ratu Busana Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yang merupakan proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan pemberi informasi atau subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa dilakukan melalui telepon atau bertemu secara langsung. Wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah informasi atau tema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, bisa juga merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. Supaya informasi yang didapat lebih pasti kebenarannya, maka harus dilakukan pembuktian hasil wawancara dan informasi yang sudah diterima sebelumnya.
Teknik pengumpulan data kedua yaitu selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat sering dilakukan dalam metode penelitian kualitatif. Observasi merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan objek atau peneliti langsung ke lapangan, untuk memperoleh informasi yang diperlukan dan mencario solusi dalam masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk memperoleh informasi dari penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data ketiga yaitu Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang terdapat pada sistem penjualan yang digunakan PT Berlei Indonesia. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Penelitian perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
5
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses penelitian di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data. 1) Analisis Sebelum di Lapangan Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama dilapangan. 2) Analisis Selama di Lapangan Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara sudah dilakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai terlebih dahulu. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka akan melanjutkan pertanyaannya lagi sampai tahap tertentu, sampai data yang diperoleh sudah dianggap cukup benar.
HASIL DAN BAHASAN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Data mengenai pencatatan barang masih dicatat dalam buku tulis, dan tidak di simpan di dalam komputer. Hal ini dikarenakan karena memang belum adanya penggunaan teknologi dalam perusahaan untuk mencatatdan menyimpan data pembelian dalam komputer. Perusahaan tidak akan memiliki history tentang data pembelian secara lengkap. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan terdapat Master Persediaan Barang tersendiri yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan data mengenai barang yang sudah dibeli. Belum adanya dokumen khusus untuk pencatatan atas pembelian yang telah dilakukan. Pencatatatn atas proses pembelian masih tidak terstruktur, hal ini menyebabkan perusahaan lambat dalam mengolah data pembelian. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan terdapat Master Pembelian yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan pembelian yang dilakukan. Sama halnya dengan data mengenai supplier, belum ada dokumen khusus untuk menyimpan dan mencatat mengenai data supplier. Selama ini jika ingin melihat data supplier dilihat dari dokumen faktur pengiriman yang diberikan supplier kepada perusahaan. Hal ini sangat menghambat proses pembelian yang di lakukan perusahaan. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan terdapat Master Supplier tersendiri yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan data supplier. Pada saat akan melakukan pembelian, perusahaan dengan mudah melakukan pembelian kepada masingmasing supplier dengan memberi kode yang berbeda pada setiap supplier. Belum adanya dokumen Inventory Status yang digunakan untuk mengetahui sisa persediaan barang setelah dan sebelum proses produksi. Hal ini menyebabkan perusahaan sering mengalami kehabisan stock persediaan barang, karena terjadinya penumpukkan catatan transaksi pembelian yang belum tercatat dan tidak dapat mengupdate persediaan barang di gudang secara cepat. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan terdapat dokumen Inventory Status yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan data persediaan barang yang dibeli, dan persediaan barang yang sudah terpakai setelah proses produksi. Sehingga perusahaan dapat segera mengetahui stock persediaan barang yang ada di dalam gudang dengan cepat. Menetapkan stock minimum dalam persediaan, akan membantu perusahaan mencegah kehabisan persediaan barang. Belum adanya dokumen Order Form yang digunakan untuk melakukan pemesanan pembelian kepada supplier. Selama ini bagian pembelian hanya melakukan pemesanan kepada supplier dengan telepon, sehingga tidak ada data/arsip yang disimpan perusahaan saat melakukan pembelian. Hal ini menyebabkan perusahaan kesulitan mengetahui sudah melakukan pembelian apa saja. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan terdapat dokumen Order From yang digunakan untuk mencatat pembelian yang dilakukan perusahaan kepada supplier, dan perusahaan juga dapat menyimpan dokumen tersebut sebagai arsip perusahaan. Belum adanya dokumen Material Requisition yang digunakan untuk melakukan permintaan pembelian persediaan barang apa saja yang habis di gudang. Sebagai bukti untuk perusahaan, 6
7.
yang menyatakan bagian gudang akan melakukan pembelian, dan perusahaan akan menyetujui melakukan pembelian kepada supplier jika sesuai. Rekomendasinya, dengan aplikasi database yang akan diusulkan terdapat dokumen Material Requisition yang digunakan sebagai syarat permintaan perusahaan untuk melakukan pembelian saat persediaan barang di gudang sudah mencapai stock minimum. Belum adanya pengecekan status hutang usaha kepada supplier. Apakah masih terdapat hutang usaha kepada para supplier, kapan tepatnya hutang usaha tersebut jatuh tempo, karena belum adanya pencatatan hutang secara resmi, hanya dilihat dari faktur pengiriman. Hal ini menyebabkan perusahaan sering mengalami telat bayar kepada supplier. Rekomendasinya, dalam aplikasi database yang akan diusulkan User dapat melihat data hutang usaha supplier berdasarkan faktur pengiriman pada Laporan Hutang Usaha. Laporan Hutang Usaha dapat menampilkan data hutang yang belum jatuh tempo dan belum lunas, dan data hutang usaha yang sudah jatuh tempo dan belum dilunasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah di bahas sebelumnya, maka ada kesimpulan dan saran untuk PT Ratu Busana Indonesia. Proses siklus pengeluaran perusahaan masih menggunakan sistem manual. Siklus pengeluaran yang berarti mengolah data dari transaksi pemebelian, perhitungan persediaan barang dagang, hutang usaha, dan pengeluaran kas. Siklus pengeluaran itu sendiri erat kaitannya dengan perhitungan persediaan barang dagang, untuk menghitung jumlah persediaan sebelum dan sesudah melakukan produksi. Kebaikan dari sistem manual ini adalah transaksi yang sudah tercatat dan tersimpan dalam buku lebih asli dan susah untuk di manipulasi, namun dengan sistem manual yang masih di gunakan sampai sekarang proses pengolahan data pembelian, perhitungan persediaan barang dagang, hutang usaha, dan pengeluaran kas perusahaan menjadi tidak teratur. Kelemahan dari sistem manual ini adalah banyak terjadi keterlambatan pembayaran, banyak waktu yang terbuang dan apabila terjadi kesalahan sulit dicari. Sering kali perusahaan kehabisan persediaan barang dagang, dan mengalami keterlambatan dalam pembayaran kepada supplier. Dalam pencarian data tertentu, bagian akuntansi juga harus melihat kembali semua data secara keseluruhan. Perusahaan membutuhkan sistem baru untuk mengatasi masalah sistem manual yang dihadapi pada siklus pengeluarannya. Oleh karena itu adanya rekomendasi perencanaan sistem informasi akuntansi untuk siklus pengeluaran perusahaan. Sistem informasi yang terkomputerisasi akan membantu perusahaan dalam mencatat dan melakukan proses pengolahan database. Pencatatan pembelian pada komputerisasi akan lebih mudah di proses, karena perusahaan dapat langsung menghitung dan meng-update jumlah persediaan barang dagang. Perusahaan tidak akan lagi mengalami keterlambatan membayar dalam hutang usaha, karena pencatatan hutang usaha akan langsung diurutkan secara tanggal jatuh tempo dengan sistem.
Saran PT Ratu Busana Indonesia hanya menggunakan sistem manual pada siklus pengeluarannya. Selama ini perusahaan tidak berniat untuk mengganti sistem manual tersebut dengan sistem informasi yang terkomputerisasi. Namun semakin lama perusahaan berjalan, mulai kesulitan menangani masalah yang muncul akibat sistem manual yang digunakan. Berdasarkan masalah yang terjadi akibat kelemahan sistem manual yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya perusahaan: 1. Menerapkan sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi pada siklus pengeluaran perusahaan untuk mengantikan masalah yang muncul akibat sistem manual yang digunakan. 2. Berdasarkan kelemahan yang telah dijelaskan, perusahaan juga sebaiknya melakukan pemisahan antara transaksi pembayaran tunai dan pembayaran kredit. Pembayaran kredit juga di catat berdasarkan tanggal jatuh tempo nya, agar perusahaan tidak terlamabat membayar pada saaat tanggal jatuh tempo tiba. 3. Perusahaan sebaiknya menggunakan Order Form pada saat ingin melakukan order kepada supplier, agar bagian gudang dan perusahaan memiliki catatan pada saat melakukan 7
4.
5.
pembelian kepada supplier. Form ini juga berguna untuk meng-update status persediaan di dalam gudang. Perusahaan perlu memperjelas tugas departemen bagian persediaan untuk mengatur persediaan yang ada di dalam gudang, meng-update persediaan sebelum dan sesudah produksi. Membuat dokumen Material Requisition pada saat persediaan mencapai stock minimum. Perusahaan sebaiknya membuat laporan berdasarkan masing-masing bagian, seperti bagian pembelian, persediaan, hutang usaha, dan pembayaran. Sehingga informasi yang dihasilkan akan lebih akurat dan tidak bercampur dengan data atau transaksi lainnya.
REFERENSI American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Standar Akuntan Publik. Baridwan. 2009. Analisa Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Bin Ladjamudin, Al Bahra. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Tangerang: Graha Ilmu. Efraim, Djarwanto. 2010. Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Pada Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ferdian, (2010). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada CV. Mitra Tanindo. Analisis Sistem Informasi Akuntansi. Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Hall, James. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat Harjunanto, Buyung. 2009. Analysis Of Accounting Information Systems Sales Credit. H.M, Jogianto. 2008. Analisis dan Desain SIstem Informasi. Edisi ketiga. Yogyakarta. Penerbit Andi. http://eriklubay1.wordpress.com/2013/04/05/kelebihan-dan-kekurangan-software-dbms/ http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2309872-pengertian-sistempenjualan/#ixzz2svR42PYC http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-sistem-informasi-akuntansi/ http://id.myobsoftware.asia/products/accounting/myob-accounting/ http://mirzabusiness.lecture.ub.ac.id/2012/05/mengenal-program-aplikasi-komputer-akuntansi-myob/ Mariska,Sarah. 2011. Management Accounting System Analyzes The Performance Of Accounting. Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. O’Brien, James A. 2009. Management Information System. Fifth Edition. New York: The Mc Graw Hill Companies, Inc. Purwoko. 2010. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Persediaan. Jawa Timur. Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart (2009). Accounting Information Systems. Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Suhardi, Riyanto. 2010. Hubungan Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta.
8
Sutanta, Azhar. 2010. Standar Penerapan Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Sutabri, Assauri (2008). Analisa Sistem informasi. Yogyakarta, Andi Silalahi, Rina. (2009). Analisis Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Pada PT. Trubus Media Swadaya Medan. Sistem Informasi Akuntansi
RIWAYAT PENULIS Sysy Novita Jong lahir di Jakarta pada 27 November 1992. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.
9