ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA APOTEK MEDIKA KOBA BANGKA BELITUNG
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Sigit Heriyanto 10.12.4482
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA APOTEK MEDIKA KOBA BANGKA BELITUNG Sigit Heriyanto1)Erik Hadi Saputra2) 1)
Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, Teknik InformatikaSTMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 2)
Email :
[email protected]),
[email protected]) media, alat atau sarana yang mendukung teknologi informasi berupa penerapan sistem komputerisasi yang semestinya sudah menjadi hal yang wajib dikembangkan untuk keberhasilan suatu apotek.
Abstract - The development of information technology advances so rapidly nowadays perceived as driven by the need for data and information by the user either individual, organization or institution. Besides the benefits of an information have considerable impact on the development of the institution itself. Likewise in the world of health, as one of the public service sector, world health are required to further improve the medical services better, faster and efficient, including service activities in a pharmacy. Medika Pharmacy is a pharmacy located in the city of Koba, Central Bangka, Province of Babel. These pharmacies are still using manual system in every transaction, so it takes a long time in any transaction, and does little no counting errors in existing reports. To overcome this, the authors build information systems using Microsoft Visual Studio .Net 2010 programming and Microsoft SQL Server 2008 as the database and using Crystal Report in making the report. With the design of the information system , pharmacy Medika will be easier and optimal in conducting transactions and create reports required because the data are more structured information.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah “ Bagaimana menganalisis dan merancang sistem informasi pada Apotek Medika Koba Bangka Belitung dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi yang mendukung aktifitas pengelolaan dan pelayanan ? ”. Batasan Masalah Untuk menjaga perancangan sistem informasi ini agar cakupannya tidak meluas dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut. a. Sistem informasi ini berbasis desktop. b. Arsitektur jaringan yang digunakan dalam sistem informasi ini adalah stand alone. c. Sistem informasi pengelolaan data produk/obat, data stok, data supplier, data penjualan, data pembelian, data inventaris apotek, dan pembuatan laporan. d. Membahas obat yang akan kadaluarsa, tidak membahas tentang pemusnahan obat tersebut. e. Tidak membahas keuntungan apotek (laba atau rugi). f. Tidak membahas pembayaran ataupun potongan harga melalui pihak asuransi atau program pemerintah. g. Komponen pendukung perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi ini yaitu menggunakan Microsoft Visual Studio .NET 2010, Microsoft SQL Server 2008 dan Crystal Report.
Keywords : service activities, transactions, information systems, technology, pharmacy. 1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Apotek adalah salah satu sarana penunjang kesehatan yang merupakan unit pelayanan kesehatan dan unit bisnis, sebagai unit pelayanan kesehatan apotek berfungsi menyediakan obat dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sedangkan apotek sebagai unit bisnis sudah selayaknya digunakan untuk mendapat keuntungan. Apotek juga dapat diartikan sebagai tempat dimana dilakukannya pekerjaan kefarmasian, pekerjaan kefarmasian yang dimaksudkan adalah kegiatan-kegiatan pharmaceutical care dan penerapan fungsi management di apotek (Aryo Bogadenta, 2012:8). Dalam menata kegiatan tersebut seorang apoteker harus mampu mengontrol mengawasi mengevaluasi seluruh jalannya pekerjaan kefarmasian di apotek, untuk itu diperlukan suatu
2. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Pengertian Sistem Informasi Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibuatlah sistem informasi dan untuk memahami pengertian sistem informasi, harus dilihat keterkaitan antara data dan informasi. Data merupakan 1
nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1995). Mc Leod (1995) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti. Sehingga definisi umum sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan (Kusrini dan Koniyo, 2007:8).
jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggungjawabkan, dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien, menurut tata cara dan ketentuan yang berlaku. Sistem Informasi Apotek adalah suatu tatanan manusia atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu pengelolaan informasi di apotek. Kemudahan akses dan informasi serta memudahkan monitoring evaluasi dan perbekalan kesehatan sebagai UPT (Unit Pelayanan Terpadu) yang mengelola produk/obat dan perbekalan kesehatan di lingkungan masyarakat.
Komponen Sistem Informasi Komponen sistem informasi menurut Jogiyanto (2008:42) antara lain adalah. a. Komponen masukan (input) b. Komponen model c. Komponen keluaran (output) d. Komponen teknologi e. Komponen basis data (database) f. Komponen pengendalian (control) Sedangkan komponen sistem informasi menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007:9), antara lain adalah. a. Perangkat Keras (hardware), mencakup berbagai piranti fisik seperti komputer dan printer. b. Perangkat Lunak (software), yaitu sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data. c. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemprosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. d. Orang, yaitu semua pihak yang bertangungjawab dalam pengembangan sistem informasi, pemprosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. e. Basis Data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. f. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resource) pakai bersama atau diakses sejumlah pemakai (user).
2.3 Pengertian Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (KepMenKes RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002, tentang Perubahan atas Peraturan MenKes RI No 922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud sesuai dengan ketentuan Umum Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya dan pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang terdiri atas obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), bahan asli Indonesia (simplisia), alat kesehatan dan kosmetik. 2.4 Pengertian Obat Menurut pengertian umum obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan adalah. 1. Pengobatan, peredaran, pencegahan, atau diagnose suatu penyakit, kelainan fisik atau gejalagejala pada manusia. 2. Dalam Pemulihan, perbaikan atau perubahan fungsi organic pada tubuh manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya: hormon, vitamin D, atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh). Obat di bagi ke dalam beberapa tipe diantaranya : 1. Obat keras Obat yang berkhasiat keras untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin, dsb), serta obat yang mengandung hormon (obat kencing, obat penenang dll). Obat-obat ini berkhasiat keras dan apabila dipakai sembarangan bisa berbahaya
2.2 Konsep Sistem Informasi Apotek 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Apotek Sistem Informasi Apotek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek seleksi dan perumusan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pembelian, pendistribusian dan penjualan di apotek. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing tahap sistem informasi apotek ini merupakan suatu rangkaian yang terkait, dengan demikian dimensi pengelolaan informasi apotek akan dimulai dari perencanaan pengadaan yang merupakan dasar pada dimensi pengadaan kebutuhan di apotek. Tujuan dari pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan dalam 2
bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. 2. Obat bebas Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa digunakan resep dokter (obat OTC = over the counter).
dihadapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya. Terdapat beberapa pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memahami sistem yang rumit kemudian melakukan modifikasi dengan beberapa cara. Hasil modifikasi dapat berupa komponen baru atau serangkaian transformasi baru dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk memperbaiki beberapa fungsi didalam sistem agar lebih efisien, untuk mengubah sasaran sistem, mengganti output dan lain-lain. Dalam tahap ini yang perlu diketahui dan dipertimbangkan adalah alasan timbulnya gagasan untuk mengembangkan sistem yang sudah ada dengan sistem baru. Adapun alasan utama mengimplementasikan tahap ini antara lain adalah. 1. Memaksimalkan kinerja karyawan. 2. Memberikan informasi dengan cepat dan mudah. 3. Pembagian kerja yang sesuai. 4. Pelayanan lebih efisien. 5. Meningkatkan keuntungan perusahaan.
3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Umum 3.1.1 Gambaran Umum Apotek Medika Apotek merupakan suatu institusi yang dalam pelaksanaannya mempunyai fungsi sebagai pelayanan kesehatan masyarakat. Dilihat dari fungsinya tersebut, apotek sebagai unit pelayanan kesehatan maksudnya adalah dapat menyediakan obat-obatan dan perbekalanperbekalan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sama halnya dengan apotek-apotek lain, Apotek Medika juga berfungsi sebagai penyedia dan penyalur perberkalan kesehatan kepada masyarakat. Apotek Medika didirikan oleh Bapak Aries Hendrata pada tahun 2014 yang berlokasi di Jalan Pos Ruko BNI No. 8 & 9 Koba Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung dengan Surat Izin Apotek (SIA) Nomor : 503/001/SIA/KPPTSP/2014. Agar Apotek Medika ini mampu bersaing dengan apotek lainnya maka dari waktu ke waktu Apotek Medika ini selalu memperbaiki cara pelayanan terhadap pelanggan sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pihak Apotek Medika.
3.2.1
Analisis PIECES Pengembangan sistem lama ke sistem baru memerlukan analisis yang tepat untuk mengetahui kelemahan dan masalah pada sistem lama. Salah satu alat ukur yang digunakan dalam menentukan proses penyelesaian masalah yaitu dengan peningkatan pada enam aspek yang dikenal dengan Analisis PIECES (Performamce, Information, Economic, Control, Efficiency, Service).
3.1.2. Visi dan Misi 1. Visi Visi dari Apotek Medika ini adalah Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas, dan terpercaya serta menguntungkan bagi pelanggan, pegawai dan pemilik apotek sendiri. 2. Misi Dalam rangka memberikan pelayanan kefarmasian, Apotek Medika mengemban misi sebagai berikut. a. Memberikan pelayanan kepada konsumen secara baik dan sungguh-sungguh. b. Memberikan informasi yang cepat, tepat dan bermutu. c. Mengerjakan pekerjaan dengan cepat serta dengan dengan penuh ketelitian. d. Melakukan segala kegiatannya dengan profesional.
3.2.1.1 Analisis Kinerja (Performance Analysis) Masalah kinerja terjadi ketika tugas-tugas yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dengan jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi adalah jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan selama jangka waktu tertentu. Waktu tanggap adalah keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi dengan tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut. 3.2.1.2 Analisis informasi (Information Analysis) Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis) dan relevan (relevance). 3.2.1.3 Analisis Ekonomi (Economy Analysis) Pijakan dasar bagi kebanyakan pemilik perusahaan adalah biaya. Persoalan ekonomis dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis ini adalah aspek biaya dan keuntungan. Pengembangan sistem diharapkan dapat memberikan manfaat dan ketidakefisienan biaya yang terjadi bisa diminimalisasi sekecil mungkin.
3.2 Analisis Sistem Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian atau komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang
3.2.1.4 Analisis Pengendalian (Control Analysis)
3
Threats adalah faktor negatif dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman utama dari pengembangan aplikasi ini adalah munculnya pesaing yang mulai membuat atau mengembangkan aplikasi yang sama atau sejenis.
melanggar hukum yang berlaku, terutama dalam penggunaan software berlisensi terkait penggunaan aplikasi pendukung sistem, dalam hal ini perangkat lunak yang digunakan merupakan software resmi, berijin, sehingga tidak akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Sistem yang di rancang ini telah memenuhi aturan dan undang-undang yang berlaku dan tidak mengandung sara, pornografi, dan lain sebagainya. Maka dari itu sistem dapat dikatakan layak secara hukum.
3.2.1.5 Analisis Efisiensi (Efficiency Analysis) Efisiensi menyangkut bagaimana menghasilkan output sebanyak-banyaknya dengan input yang sekecil mungkin.
3.2.3.3 Kelayakan Operasional Sistem ini tidak memerlukan operator yang mempunyai keahlian khusus untuk dapat mengoperasikannya. Sistem dirancang untuk mudah dioperasikan. Selain itu juga dilakukan pelatihan terlebih dahulu sehingga mempermudah petugas untuk menjalankannya. Sistem yang diusulkan dapat memenuhi tujuan apotek untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sistem dilengkapi hak akses untuk memberikan informasi yang sesuai yang dibutuhkan pengguna sesuai levelnya.
3.2.1.6 Analisis Layanan (Services Analysis) Peningkatan pelayanan terhadap pelanggan merupakan tujuan utama. Peningkatan pelayanan terhadap sistem yang dikembangkan akan memberikan akurasi dalam pengolahan data, kehandalan dalam konsistensi dalam pengelolahan input dan outputnya, serta sistem yang mudah dipakai. 3.2.2 Analisis Kebutuhan Sistem Dengan adanya analisis kebutuhan sistem ini, diharapkan sistem yang akan dibangun dapat diuraikan secara utuh menjadi komponen-komponen dasar dengan tujuan identifikasi, mengevaluasi permasalahan dan kebutuhan yang diharapkan. Selain itu analisis ini juga dilakukan untuk menjamin bahwa sistem yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan dari obyek penelitian.
3.2.3.4 Kelayakan Ekonomi Kelayakan ekonomi pada penerapan dan pengembangan suatu sistem menyangkut tentang pengadaan, yaitu besarnya dana yang harus dikeluarkan dengan manfaat yang lebih besar yang akan diperoleh dari pengembangan sistem tersebut.Sistem Informasi merupakan investasi dari pengeluaran sumber-sumber daya u ntuk mendapatkan manfaat dimasa mendatang, misalnya manfaat berupa penghematan. Sebelum sistem informasi dikembangkan maka perlu dihitung kelayakan ekonomisnya, teknik menilai ini disebut dengan analisis biaya dan manfaat.
3.2.2.1 Kebutuhan Fungsional Yaitu kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi-informasi apa saja yang nantinya dihasilkan oleh sistem. 3.2.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional Kebutuhan non fungsional merupakan tipe kebutuhan yang berisi sistem yang dimliki oleh sistem meliputi operasional, keamanan, informasi, kinerja, brainware.
3.3 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahapan setelah analisis sistem dan persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, yang dapat berupa penggambaran, perancangan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, juga menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak dari suatu sistem.
3.2.3 Analisis Kelayakan Sistem Sistem baru yang ditawarkan harus diuji kelayakannya terlebih dahulu, apakah sistem tersebut lebih baik dari sistem yang sudah ada atau malah sebaliknya. Untuk mengujinya maka dapat dilakukan beberapa analisis diantaranya sebagai berikut.
3.3.1 Perancangan Model 3.3.1.1 Flowchart Flowchart (Bagan Alir) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan dari sistem secara keseluruhan, menjelaskan urutan dari prosedurprosedur yang ada didalam sistem serta menunjukan apa yang dikerjakan di dalam sistem.
3.2.3.1 Kelayakan Teknis Untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan membutuhkan beberapa perangkat hardware maupun software yang direkomendasikan banyak ditemukan di pasaran. 3.2.3.2 Kelayakan Hukum Pengembangan sistem dikatakan layak secara hukum jika tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Penerapan sistem yang baru harus tidak boleh menimbulkan masalah dikemudian hari akibat 4
adalah mengelompokan data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entiti dan relasinya yang berfungsi untuk mengakses data item sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah untuk dimodifikasi.
Gambar 3.1 Flowchart Gambar 3.3 Hubungan Antar Tabel
3.3.1.2 Data Flow Diagram (DFD)
3.3.2.3 Struktur Tabel Bertujuan untuk menentukan tipe data dan ukuran masing-masing tabel, sehingga data dapat disimpan dengan ukuran dan tipe datanya. 3.3.3 Perancangan Antar Muka User interface sangat dibutuhkan terutama dalam membangun suatu aplikasi atau program, karena user interface merupakan bagian dari perangkat lunak yang menjadi sarana komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem serta dapat memberikan kemudahan dan tidak membingungkan bagi pengguna (user) dalam melakukan aktifitasnya, sehingga user interface sangat berpengaruh terhadap cara pengguna dalam berinteraksi dengan sistem. Gambar 3.2 DFD level 0
3.3.3.1 Perancangan Input Perancangan input merupakan bagian dari rancangan informasi. Tujuan perancangan input adalah memberikan kemudahan pada pengguna (user) sebagai pengguna program untuk melakukan input data.
3.3.2 Perancangan Basis Data Perancangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pembuatan basis data. Permasalahan yang dihadapi pada waktu perancangan yaitu bagaimana basis data yang akan dibangun ini dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan perancangan basis data baik secara fisik maupun secara konseptualnya.
3.3.3.2 Perancangan Output Perancangan output digunakan untuk menghasilkan suatu informasi. Perancangan output ini akan menampilkan data keluaran yang diinginkan untuk siap melakukan percetakan dengan sumber data.
3.3.2.1 Normalisasi Normalisasi merupakan pengelompokan data sehingga diketahui entitas dan relasinya. Tujuannya untuk meminimalkan redudansi (kerangkapan data), mencegah timbulnya permasalahan pengelolaan dalam basis data.
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah suatu proses meletakkan sistem agar siap untuk dioperasikan. Implementasi sistem merupakan tahap merealisasikan sistem yang baru dikembangkan supaya sistem siap dipergunakan atau dioperasikan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari implementasi ini adalah menyiapkan semua kegiatan penerapan sistem sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan.
3.3.2.2 Hubungan Antar Tabel Hubungan antar tabel merupakan suatu proses mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang. Proses relasi antar tabel 5
1. Dari hasil analisis sistem, masih ditemukan beberapa kekurangan yang dapat diatasi dengan mengusulkan dan membangun sistem informasi yang mendayagunakan teknologi komputerisasi. 2. Dari hasil perancangan sistem informasi yang diusulkan pada Apotek Medika, dihasilkan sebuah rancangan sistem aplikasi berbasis desktop yang menggunakan sistem basis data. 3. Dari hasil implementasi Sistem Informasi yang diusulkan pada Apotek Medika, maka dapat mengoptimalkan aktifitas pelayanan dan pengelolaan data produk/obat di Apotek Medika. 4. Dari hasil pengujian Sistem Informasi yang diusulkan pada Apotek Medika, maka sistem aplikasi yang diimplementasikan sudah memenuhi fungsionalitas dari rancangan sistem yang diusulkan.
4.2 Pembuatan Basis Data Pembuatan basis data merupakan tahapan yang sangat penting didalam pembuatan aplikasi, karena basis data tersebut yang nantinya akan menyimpan data yang akan ditampilkan di dalam aplikasi tersebut. 4.3 Pembuatan Antar Muka (Interface) 4.3.1 Form Login
DAFTAR PUTAKA
Gambar 4.1 Form Login
[1] Bogadenta, Aryo. 2012. Manajemen Pengelolaan Apotek. Yogyakarta : Diva Press. [2] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. [3] Kusrini dan Andri Koniyo. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic & Microsoft SQL Server. Yogyakarta : Andi Offset. [4] Kusrini, M.Kom. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta : Andi Offset. [5] Jogiyanto, HM. 2001. Analisis dan Desain : System Informasi Pendekatan Terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. [6] Jogiyanto, HM. 2004. Pengenalan Komputer. Yogyakarta : Andi Offset. [7] Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. [8] Jogiyanto, HM. 2008. Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. [9] Jogiyanto, HM. 2007. Modul Kesuksesan Sistem Teknlogi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
4.3.2 Form Menu Utama
Gambar 4.2 Form Menu Utama 4.4 Pengujian Sistem 4.4.1 White-Box Testing White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kodekode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu per satu dan diperbaiki, kemudian dikompile ulang. 4.4.2 Black-Box Sistem Pengujian Black Box Testing terfokus pada fungsi sistem, tentang kesalahan interface, fungsi, basis data atau kesalahan kinerja sistem apakah unit program memenuhi kebutuhan yang disebutkan dalam spesifikasi. Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan unit atau modul seluruh menu yang ada, sehingga jika ditemukan kesalahan dapat dilakukan perbaikan.
Biodata Penulis Sigit Heriyanto, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Erik Hadi Saputra, S.Kom, M.Eng, memperoleh gelar Diploma III TI STMIK AMIKOM Yogyakarta (A.Md) tahun 2000. Memperoleh gelar Strata 1 TI STMIK AMIKOM Yogyakarta (S.Kom) tahun 2002. Memperoleh Oracle Certiefied Associate (OCA), Workshop Oracle Certified Profesional (OCP) tahun 2006. Memperoleh gelar Strata 2 Teknik Elektro Minat Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (M.Eng) tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
6