Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
ISSN-2442-9783
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan (Studi Kasus : Pt. Alam Terang Mandiri, Tapanuli Selatan) Azhari Romadona Hasibuan1, Sutan Pulungan2, dan Binni Amin Harahap2 1 Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara 2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan (Studi Kasus : PT. ALAM TERANG MANDIRI, Tapanuli Selatan). Penelitian ini di laksanakan selama dua bulan mulai bulan Desember 2014 sampai bulan januari 2015 dengan menggunakan data pada bulan Juni 2014, dikarenakan pada periode ini peternak memperoleh hasil yang lebih besar. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana peternak menjadi sumber data dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan mengolah data dengan metode deskiptif dibantu daftar tabel dan persentase yang diperjelas kembali dengan narasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan peternak ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin, Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, memiliki skala usaha 12.000 ekor yang memperoleh penerimaan dari hasil produksi sebesar Rp 348.019.488 dan total biaya produksi sebesar Rp 310.315.141. Adapun besar pendapatan peternak sebesar Rp 37.668.347 dalam 1 kali proses produksi (2 bulan). (Kata kunci : Analisa Usaha, Ayam Broiler, Pola Kemitraan) ABSTRACT This study aims to analyze the broiler chicken farm partnership scheme (Case Study: PT. NATURAL LIGHT SELF, South Tapanuli). This study was carried on for two months starting in December 2014 until January of 2015 using data in June 2014, because in this period farmers obtain greater results. This research uses the case study method where farmers a source of data and information obtained from interviews and process data with methods deskiptif aided list of tables and percentage clarified again with the narrative. Based on the results of the study showed that the efforts of broiler breeders partnership scheme in the village Mauli Promise Baringin, District Vegetable Matinggi, South Tapanuli, has 12,000 business scale tail obtain acceptance of the results of the production of Rp 348 019 488 and the total production cost of Rp 310 315. 141. The farmers of the revenue of Rp 37,668,347 in the first time the production process (2 months). (Keywords: Business Analysis, Broiler Chickens, Partnership)
Pendahuluan Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Rasyaf, 2002). Subsektor peternakan terbagi menjadi ternak 13
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
besar, ternak kecil dan juga ternak unggas yang terdiri dari ayam, itik, dan burung puyuh . Kegiatan usaha yang menarik dikaji di subsektor peternakan adalah usaha agribisnis ayam ras pedaging . Ayam pedaging disebut juga ayam broiler merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup menjanjikan karena produksinya yang cukup cepat untuk kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk ternak lainnya Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan sebagian besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Di Desa Janji Mauli Baringin, Kecamatan Sayur Matinggi merupakan salah satu wilayah yang melakukan kegiatan budidaya ayam broiler pola kemitraan. Dimana sejak tahun 2012, produksi ternak ayam broiler di Desa Janji Mauli baringin mengalami peningkatan. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisa usaha peternakan ayam broiler melalui pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin, Kecamatan Sayur Matinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa usaha dan besar pendapatan peternak ayam broiler yang melakukan pola kemitraaan di Desa Janji Mauli Baringin, Kecamatan Sayur Matinggi.
Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus
adalah
salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang
menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnyaakan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Pada penelitian ini, usaha ternak ayam broiler milik Pak Abdul Rohim Siregar dijadikan sebagai kasus yang melakukan pola kemitraan dengan mengambil data primer dari hasil 1 kali proses produksi (2 bulan).
14
Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
ISSN-2442-9783
2. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak terkait yang menjadi objek penelitian ini dengan menyusun daftar kuisioner sebagai bahan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur yang berasal dari institusi yang terkait. 3. Variabel yang diamati Untuk mencapai tujuan penelitian masing-masing maka variabel dan data yang diamati adalah :
Untuk menghitung total biaya produksi maka variabel dan data yang diukur meliputi, biaya Sarana Produksi Peternakan (bibit, pakan, dan obat-obatan) dan biaya operasional yang meliputi, biaya tenaga kerja, Biaya Sekam, Biaya Pemanas / Gas, Biaya Listrik, Biaya Penyusutan Kandang dan Peralatan, Biaya Persiapan Kandang, Biaya Lain-lain.
Untuk menghitung penerimaan meliputi penjumlahan dari Penjualan Ayam Bonus FCR, Bonus Mortality / kematian, Penjualan kotoran ayam.
4.
Untuk menghitung pendapatan peternak maka yang dihitung adalah selisih
antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Teknis Analisis Data Rumus ekonomi yang digunakan antara lain: a. Rumus untuk menghitung total biaya : Biaya sarana produksi ternak + biaya operasional b. Rumus untuk mengitung penerimaan : TR = Py * Y Keterangan : TR = Total Revenue (total penerimaan) Py = harga jual poduksi Y = jumlah produksi c. Rumus untuk menghitung besar pendapatan : Pendapatan = total penerimaan (TR) – total biaya (TC)
15
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
Hasil Dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Pemilik peternakan ayam broiler dengan pola kemitraan yang berlokasi di Desa Janji Mauli Baringin, Kecamatan Sayur Matingi bernama Abdul Rohim Siregar, agama Islam, umur 55 Tahun, pendidikan terakhir SD, yang berdiri sekitar tahun 2012. Adapun yang melatar belakangi peternak dalam melakukan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan ini adalah ingin meningkatkan sumber penghasilan. Modal awal yang dikeluarkan peternak untuk pembuatan kandang dan peralatan kandang adalah sebesar Rp 120.000.000 , dimana status lahan milik sendiri dengan luas 10.000 m2 dengan jumlah produksi 12.000 ekor dalam satu kali proses produksi. Peternak memiliki 2 orang anak yang sekaligus menjadi tenaga kerja dan masing- masing berumur 25 dan 27 tahun. 2. Manajeman Pemeliharaan 2.1 Persiapan Kandang Dari hasil wawancara yang dilakukan maka, sistem persiapan kandang yang dilakukan meliputi pembersihan kotoran ayam, pencucian kandang dan peralatan, pengapuran lantai kandang setelah kering, melakukan pembilasan pada seluruh bagian kandang dan peralatan dengan desinfektan, penaburan sekam pada lantai kandang, memasang Guard chick untuk membuat anak ayam berkumpul dan mendapat suhu yang merata, memasang tempat pakan dan minum di dalam kandang, memasang pemanas , lampu , dan tirai agar anak ayam setelah masuk sudah merasa nyaman. Kandang yang dimiliki oleh peternak berjumlah 4 buah, dengan tipe kandang panggung, lantai renggang dan beratap rumbio. Ketinggian panggung kandang dari permukaan tanah 1,5 m-5 m, dengan ukuran kandang 45 m x 8 m, yang menampung 3.000 ekor ayam dan peralatan kandang seperti tempat pakan yang berjumlah 99 buah dan tempat minum berjumlah 42 buah tiap-tiap kandang. 2.2 Pemberian Pakan dan Minum Adapun pakan ayam yang diberikan mitra kepada peternak berupa makanan komplit butiran. Untuk pemberiannya adalah dimana pada saat ayam ber umur 2-11 diberi pakan jenis CP H – 10, kemudian saat ayam berumur 12 - 21 hari diberi pakan jenis CP H – 11, dan saat ayam berumur 22 hari sampai panen maka jenis pakan yang diberi yaitu CP H-12. Peternak memberi pakan 2 kali sehari yaitu pada jam pagi dan jam 5 sore secara teratur dan begitu pula untuk pemberian air minum. 16
Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
ISSN-2442-9783
2.3 Kesehatan Ayam Agar memperoleh hasil produksi yang maksimal maka kesehatan ayam juga sangat penting untuk diperhatikan dengan memberikan obat maupun vitamin yang tepat kepada ayam. Adapun pemberian obat-obatan dan vaksinasi yang di lakukan yaitu, pada saat anak ayam (DOC) pertama kali datang diberi air campuran gula merah (aren) sebanyak 6 liter untuk 1.000 ekor, pada saat ayam berumur 4-8 hari diberi Norfloks 6 gram / 10 liter air untuk 1.000 ekor ayam yang diberikan pada waktu pagi hari, Umur 10 hari ayam diberi Nopstress 10 gram / 10 liter air untuk 1.000 ekor diberikan pada sore hari, saat ayam berumur 12-13 hari ayam di vaksin dengan Volvac ND Lasota MLV 1.000 DS yang dicampurkan dengan susu bubuk SGM 400 gram dan es batu, setelah ayam berumur 14-16 hari diberi Doxysol 60 gram / 30 liter air untuk 1.000 ekor,diberi selama 3 hari dan di pagi hari, agar kandang terhindar dari serangga berupa lalat yang memungkinkan akan membawa kuman maupun penyakit kepada ayam, dalam hal ini peternak menyemprotkan obat Agita 10 wg @ 400 gr dengan pemakaian 1 botol dalam 1 kali periode, setelah ayam panen, kegiatan yang dilakukan peternak berupa pencucian kembali dan melakukan penyemprotan pada seluruh bagian kandang dengan formalin 38 @ 30 liter. 3. Biaya - Biaya Produksi Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka akan menghasilkan keuntungan.. Adapun komponen biaya-biaya produksi yang dikeluarkan peternak ayam brolier pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin meliputi biaya sarana produksi ternak atau SAPRONAK (bibit, pakan, dan obat-obatan), dan biaya operasional yaitu, biaya penyusutan kandang dan peralatan, biaya tenaga kerja, biaya pemanas/gas, biaya sekam, biaya persiapan kandang, biaya listrik, dan biaya lain-lain. 3.1 Biaya Sarana Produksi Ternak (SAPRONAK) Adapun total biaya untuk pembelian sarana produksi ternak yang dikeluarkan peternak ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin pola kemitraan dalam 1 kali proses produksi adalah sebagai berikut:
17
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
Tabel 1: Biaya Pembelian Sarana Produksi Ternak dalam 1 Kali Proses Produksi Skala Usaha 12.000 Ekor No Uraian Rp 1 DOC 56.040.000 2 Pakan 234.347.250 3 Oban-obatan dan Vitamin 3.070.320 Total Biaya 293.484.570 Sumber : Data Primer
% 19,09 79,87 1,04 100,00
1. Bibit (DOC) Bibit merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan, bibit ayam broiler yang berkualitas baik yaitu bibit dengan produksi daging yang tinggi dengan konversi pakan yang sedikit. Adapun biaya untuk pembelian bibit 12.000 ekor yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 56.040.000, dimana harga per ekornya adalah Rp 4.700, namun pihak mitra memberikan diskon harga sebesar Rp 30/ekor. 2. Biaya Pakan Dalam usaha peternakan ayam broiler, pakan memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup usaha tersebut. Dimana seperti yang diketahui bahwa sebesar 79,87 % dari total biaya sarana produksi ternak dikeluarkan untuk pembelian pakan. Dengan demikian, keberadaan pakan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam broiler khususnya. Adapun jumlah pakan yang dihabiskan peternak dalam
satu kali
proses
produksi adalah 20.295 kg. Dimana pakan jenis CP H-10 habis sebanyak 3.850 kg dengan harga 7.500/kg, pakan CP H-11 sebanyak 7.425 kg dengan harga 7.450/ kg , dan pakan CP H-12 sebanyak 20.295 kg dengan harga 7.400/kg. Dengan demikian biaya pakan yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 234.374.250. 3. Biaya Vaksin dan Obat-Obatan Peternak ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin mengeluarkan biya sebesar Rp 3.070.320 untuk pembelian obat-obatan
dan
vaksinasi, dengan
menggunakan 6 macam obat-obatan yaitu, Volvac nd Lasota mlv @ 1000 ds (12 botol), Doxysol @ 1 kg (3 bungkus), Nopstress vit @ 1 kg (3 pac),Norflox 33 @ 150 gr (3 botol), Agita 10 wg @ 400 gr ( 1 bungkus), Formalin 38 @ 30 liter ( 1 jc).
18
Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
3.2.
ISSN-2442-9783
Biaya Operasional Dalam 1 Kali Proses Produksi Biaya operasional merupakan biaya faktor pendorong agar usaha tersebut
maksimal. Adapun besarnya biaya operasional peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin dapat dilihat dalam tabel: Tabel 2: Biaya Operasional Dalam 1 Kali Proses Produksi Biaya Operasioanal No Uraian 1 Tenaga Kerja 2 Pemanas / gas 3 Penyusutan kandang dan peralatan 4 Listrik 5 Sekam 6 Persiapan Kandang 7 Lain-Lain Total Biaya Sumber : Data Primer
Biaya (Rp) 6.000.000 3.420.000 3.428.571 1.500.000 900.000 618.000 1.000.000 16.866.571
Tabel diatas menunjukkan bahwa total biaya operasional yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 16.866.571, dimana biaya terbesar terdapat pada biaya pengadaan tenaga kerja, dan biaya terkecil terdapat pada biaya persiapan kandang. a. Biaya Tenaga Kerja Untuk memaksimalkan usaha peternakan maka diperlukan tenaga kerja. Peternak di Desa Janji Mauli Baringin memiliki
2 orang tenaga kerja. Adapun biaya yang
dikeluarkan peternak untuk tenaga kerja adalah sebesar Rp 3.000.000/orang dalam 1 kali proses prosuksi atau 2 bulan. b. Biaya Pemanas/Gas Pemanas/ gas diperlukan sebagai
pengganti induk yang berguna untuk
penghangat anak ayam umur 1-12 hari. Peternakan ayam broiler pada pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin memerlukan 4 tabung gas yang berukuran 50 kg/tabung dengan harga sebesar Rp 855.000/tabung yang habis dalam jangka waktu 12 hari. Dengan demikian adapun biaya pemanas/gas yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 3.420.000 . c. Biaya Penyusutan Kandang dan Peralatan Perhitungan nilai penyusutan dan peralatan kandang dilakukan dengan membagi biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kandang dan peralatan dengan
periode
pemakaian kandang tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan peternak, diketahui bahwa biaya pembuatan kandang dan peralatannya adalah sebesar Rp 19
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
120.000.000 dengan masa pemakaian 5 tahun atau 35
periode. Dengan demikian
diketahui bahwa peternak dalam 1 kali proses produksi mengalami penyusutan kandang dan peralatan sebesar Rp 3.428.571. d. Biaya Listrik Listrik sangat berguna untuk proses produksi peternakan yaitu sebagai penerangan ayam dan juga sebagai penggerak air dari sumur kedrum-drum air yang menggunakan tenaga listrik. Adapun biaya listrik yang dikeluarkan pertenak di Desa Janji Mauli Baringin adalah sebesar Rp 1.500.000 dengan jumlah bola lampu yang diperlukan sebanyak 120 bola lampu dengan daya 18 watt/ bola lampu, yang berarti memerlukan daya sebesar 2.160 watt. e. Biaya Sekam Kualitas budidaya ayam broiler tidak terlepas dari teknik maupun pemilihan sekam. Sebab anak ayam yang sering berada dalam litter yang basah maka anak ayam akan lebih mudah terserang penyakit yang berpotensi mengalami penghambatan pertumbuhan dan juga kematian. Sekam yang digunakan peternak adalah atal kayu, dimana kualitas ini lebih baik bila dibandingkan dengan jenis sekam lainnya kerana lebih mudah menyerap dan apabila basah akan keliatan lebih jelas.. Adapun biaya sekam yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 900.000, yang
memerlukan sebanyak 300
karung sekam dengan harga Rp 3.000 / karung. f. Biaya Persiapan Kandang Sebelum bibit (DOC) masuk ke dalam kandang perlu dilakukan persiapan kandang berupa pembersihan kandang.Tujuan pembersihan kandang agar ayam terhindar dari penyakit yang memungkinkan terdapat dalam kandang. Adapun biaya persiapan kandang yang dikeluarkan peternak adalah sebesar Rp 618.000 untuk pembelian bahan bakar mesin penyemprot air (bensin) sebesar 80 liter, oli 1 liter dan oli pompa 2 liter. g. Biaya Lain-Lain Dalam suatu usaha, biaya lain-lain juga termasuk dalam biaya produksi yang dikeluarkan peternak untuk kepentingan proses produksi. Hasil wawancara langsung dengan peternak diketahui bahwa biaya lain-lain yang dikeluarkan peternak dalam 1 kali proses produksi adalah sebesar Rp 1.000.000. 4. Total Biaya (Total Cost) Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh peternak selama proses produksi. Hal ini sesuai dengn pendapat Swastha dan Skutjo (1997), yang
20
Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
ISSN-2442-9783
menyatakan bahwa biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Adapun total biaya yang dikeluarkan oleh peternak, dapat dilihat dalam tabel. Tabel 3: Total Biaya Dalam 1 Kali Proses Produksi No Uraian 1 Biaya Sarana Produksi Ternak 2 Biaya Operasional Total Biaya Sumber : Data Primer
Rp 293.484.570 16.866.571 310.351.141
% 94,57 5,43 100,00
Tabel diatas menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan peternak dalam 1 kali proses produksi sebesar Rp 310.351.141. Pada tabel juga terlihat bahwa biaya sarana produksi ternak jauh lebih besar dikeluarkan peternak dibanding dengan untuk biaya operasional. 5. Penerimaan Hasil Produksi Menurut Himawati (2006) bahwa penerimaan merupakan hasil kali antara harga dengan total produksi dengan rumus sebagai berikut TR=Pq x Q, dimana TR adalah total revenue, Pq adalah harga per satuan unit dan Q adalah total produksi. Besar atau kecilnya penerimaan diperoleh tergantung dari pada jumlah barang dan nilai barang yang dijual. Sumber penerimaan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin terdapat 4 komponen yaitu, hasil penjualan ayam, bonus FCR (dimana bonus ini diperoleh jika penggunaan pakan efisien terhadap pertambahan bobot badan ayam), bonus mortality / kematian (bonus ini diperoleh jika angka kematian lebih kecil dari standard yang ditentukan oleh mitra), serta penjualan kotoran ayam yang dikumpulkan mulai dari awal hingga akhir proses produksi. 5.1 Penjualan Ayam Peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin dalam menjalin hubungan kerja samanya dengan perusahaan, mempunyai kesepakatan harga dalam penentuan harga ayam, dimana berat badan ayam tersebut dirata-ratakan untuk menentukan komponen harga yang sesuai dengan rata-rata berat badan ayam tersebut. Peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin yang membudidayakan 12.000 ekor menghasilkan sebanyak 11.692 ekor ayam yang terjual dengan berat badan ayam yang diperoleh sebesar 21.357,40 kg dan rata-rata berat badan
21
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
1,83 kg/ekor. Adapun besar penerimaan peternak dari penjualan ayam mencapai Rp 347.112.268. 5.2 Penjualan Kotoran/Feses Ayam Selain dari penjualan ayam, peternak juga memperoleh penerimaan berupa feses ayam. Dalam 1 kali proses produksi peternak menampung feses ayam sebanyak 100 karung yang dijual seharga Rp 5.000/karung. Dengan demikian diperoleh hasil dari penjualan feses ayam sebesar Rp 500.000.
6. Penerimaan Tambahan Peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin mendapatkan penerimaan tambahan berupa bonus atas prestasi ternak berupa bonus FCR dan bonus mortality yang telah diatur dan disepakati oleh kedua pihak. 6.1 Bonus FCR ( Feed Cost Ratio) Di dalam suatu usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan, perusahaan atau mitra memberikan bonus yang dikenal bonus FCR.Bonus ini diperoleh bilamana hasil pemeliharaan lebih baik dari standar maka perusahaan wajib membeli lebih tinggi dari harga standar. Adapun
bonus FCR yang diperoleh peternak adalah
sebesar Rp
5.339.350. Dimana dalam 1 kali proses produksi pakan yang dihabiskan sebanyak 31.570 kg yang menghasilkan berat badan ayam sebesar 21.357,40 kg. Dari data tersebut maka sasil FCR sebesar 1,478 yang dibawah standar perusahaan yaitu sebesar 1,561 dengan selisih FCR -0,083.Sesuai dengan kesepakatan harga maka perusahaan wajib membeli ayam dengan tambahan harga sebesar Rp 250/kg. 6.2 Bonus Mortality (Kematian). Untuk memperoleh bonus kematian perusahaan menetapkan standar kematian ayam sebesar 3,68 % dari skala usaha yang diproduksi. Adapun hasil yang diperoleh peternak adalah sebesar 2,57 %, dimana dari 12.000 ekor yang diproduksi yang mengalami kematian hanya 308 ekor. Dengan demikian perusahaan wajib membayar harga lebih tinggi dari harga standar yaitu sebesar Rp 50/kg, dimana berat badan ayam adalah sebesar 21.357,40 Kg. Maka penerimaan yang diperoleh dari bonus kematian adalah sebesar Rp 1.067.870.
22
Grahatani Vol. 01(3):13-24, September 2015
ISSN-2442-9783
7. Total Penerimaan (Total Revenue) Total penerimaan merupakan penjumlahan dari komponen penerimaan hasil produksi dinyatakan dalam bentuk rupiah.. Adapun total penerimaan yang didapatkan peternak di Desa Janji Mauli Baringin dapat dilihat dalam tabel . Tabel 4: Total Penerimaan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin. No Uraian 1 Penjualan Ayam 2 Feses Ayam Total Penerimaan Sumber : Data Primer
Rp 347.519.488 500.000 348.019.488
Tabel diatas menunjukkan bahwa penerimaan terbesar yang diperoleh oleh peternak adalah penjualan ayam sebesar Rp 347.112.268, serta hasil penjualan feses ayam sebesar Rp 500.000. Adapun total penerimaan yang diperoleh peternak adalah sebesar Rp348.019.488. 8. Total Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan dari suatu usaha khususnya di bidang peternakan ayam broiler. Pendapatan akan di peroleh jika total penerimaan lebih besar dari total biaya produksi, semakin besar selisih tersebut maka semakin besar pula pendapatan yang akan diperoleh. Adapun total pendapatan peternak di Desa Janji Mauli Baringin Pola Kemitraan dapat dilihat pada tabel . Tabel 5: Total Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan No Uraian 1 Total Penerimaan 2 Total Biaya Total Pendapatan Sumber : Data Primer
Rp 348.019.488 310.351.141 37.668.347
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa total penerimaan yang diperoleh peternaksebesar Rp 37.668.347.
Kesimpulan Dan Saran Dari hasil dan pembahasan yang telah diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa peternakan ayam broiler pola kemitraan di Desa Janji Mauli Baringin skala usaha 12.000 ekor dalam satu kali proses produksi atau maksimal 2 bulan dalam melakukan 23
Azhari Romadona H, et al.
Analisa Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
usahanya memiliki manajeman pemeliharaan yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan sebesar Rp 37.668.347 dari hasil penjualan ayam serta penjualan feses ayam.
Dapat disarankan kepada peternak agar mencari alternatif lainnya guna menekan biaya operasional selama proses produksi supaya untung lebih besar lagi, Dan disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut tentang kelemahan dan kelebihan usaha peternakan ayam broiler melalui pola kemitraan. Daftar Pustaka Himawati 2006. Analisa Penerimaan dan Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan. Medan Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Swastha dan Skutjo.1997.Analisa Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya. Jakarta.
24