JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
1
Analisa Kelayakan Huni Apartemen The Via and The Vué Surabaya Dari Segi Arsitektural Dyah Tri Selowati, dan Ir. Retno Indryani, MS Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak—Salah satu alternatif hunian yang modern yaitu dengan pembangunan hunian vertikal, yang disebut dengan apartemen. The Via And The Vué Apartment Surabaya merupakan salah satu apartemen yang baru dibangun di kawasan Surabaya Barat di Jalan Mayjend Sungkono Kavling 87. Apartemen dengan total sebanyak 39 lantai, dengan klasifikasi bangunan kelas 4 dan merupakan bangunan hunian jamak tersebut harus memiliki fasilitas yang aman, kokoh, berfungsi optimal, memiliki ketahanan jangka panjang serta tingkat proteksi yang tinggi untuk mencegah jatuhnya korban jiwa apabila terjadi bencana. Maka dilakukan adalah analisa terhadap bidang arsitektur yang bertujuan untuk mengetahui performa gedung yang berkaitan dengan tuntutan kenyamanan dan kesehatan bangunan serta hal – hal yang beresiko tinggi terhadap keselamatan manusia berdasarkan pada standart dan regulasi yang berlaku. termasuk dalam penelitian deskriptif dan analisis yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, menganalisa dan menyimpulkan data sehingga diperoleh suatu kesimpulan melalui dokumentasi kondisi nyata dilapangan dimaksudkan untuk dapat memberikan evaluasi fisik untuk mendapatkan resume terhadap fasilitas, kenyamanan serta keamanan bangunan dengan seluruh komponennya Kata Kunci— layak huni, arsitektur, apartemen.
I. PENDAHULUAN
K
ebutuhan manusia yang semakin meningkat akan hunian
sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan berusaha dipenuhi dengan pengadaan bangunan – bangunan gedung. Salah satu alternatif hunian yang modern yaitu dengan pembangunan hunian vertikal, yang disebut dengan apartemen. The Via and The Vué Apartment Surabaya merupakan salah satu apartemen yang baru dibangun di kawasan prestisus dan strategis Surabaya Barat tepatnya di Jalan Mayjend Sungkono Kavling 87. Apartemen ini dibangun guna memenuhi kebutuhan hunian sebagai alternatif hunian yang mempunyai konsep one stop living yang modern dan eksklusif. Apartemen dengan 39 lantai yang terdiri dari 413 unit tersebut dibangun di atas areal seluas 2,5 hektare di kawasan Superblok Ciputra World Surabaya dan apartemen ini merupakan satu – satunya apartemen di Surabaya yang terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dan hotel. The Via and The Vué Apartment Surabaya mulai dibangun pada bulan Juli 2007 dan secara resmi dibuka pada bulan Oktober 2011. Sebagai prasarana bagi publik, maka The Via and The Vué Apartment Surabaya berkewajiban untuk
mewujudkan bangunan gedung yang berkualitas sesuai dengan fungsinya. Apartemen tersebut harus memiliki fasilitas yang aman, kokoh, berfungsi optimal, memiliki ketahanan jangka panjang serta tingkat proteksi yang tinggi untuk mencegah jatuhnya korban jiwa apabila terjadi bencana. Maka untuk mendapatkan predikat sebagai apartemen yang aman untuk dihuni, The Via and The Vué Apartment Surabaya harus memiliki bangunan fisik yang memenuhi standar untuk layak huni. Salah satu standar layak huni yang digunakan sebagai acuan yaitu standar yang dikeluarkan oleh Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya berupa Izin Layak Huni (ILH) yang mengacu pada beberapa peraturan. Izin Layak Huni (ILH) tersebut memberikan standar terhadap keamanan konstruksi, estetika, fasilitas bangunan serta kapasitas hunian. Salah satu elemen penilaian yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan ILH yaitu kajian terhadap bidang arsitektur bangunan, dimana untuk mendapatkan ijin tersebut mutlak harus dilakukan analisa dan evaluasi terhadap seluruh komponen arsitektur. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui performa gedung yang berkaitan dengan tuntutan kenyamanan dan kesehatan bangunan serta hal – hal yang beresiko tinggi terhadap keselamatan manusia. Persyaratan ini diantaranya mencakup syarat kinerja dan estetika. Untuk mendapatkan hasil kelayakan tersebut dilakukan analisa yang menggunakan pendekatan observasi data dan visual terhadap fisik bangunan dan pengkajian terhadap beberapa literatur yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan kesimpulan mengenai kelayakan huni sebuah apartemen. Standar – standar yang digunakan dalam penentuan standar Izin Layak Huni (ILH) merupakan salah satu alternatif penilaian untuk mendapatkan hasil penilaian yang obyektif guna mendapatkan sebuah analisa secara komprehensif dan konstruktif. Hasil analisa kelayakan huni ini merupakan analisa dari elemen arsitektur terhadap peraturan – peraturan dan standar – standar yang berlaku yang nantinya diharapkan bisa menjadi pertimbangan yang menyatakan apakah bangunan The Via and The Vué Apartment Surabaya layak dan aman serta nyaman untuk semua pemakai baik pemilik, pengelola, pembeli, penyewa dan pengunjung. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat ditulis berkenaan dengan penyusunan Analisa Kelayakan Huni Apartemen The Via and The Vué Surabaya Dari Segi Arsitektural adalah :
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 “Bagaimana analisa kelayakan huni apartemen The Via and The Vué Apartment Surabaya dari segi Arsitektural berdasarkan peraturan – peraturan atau standar – standar serta regulasi yang berlaku ?” 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari Analisa Kelayakan Huni Apartemen The Via and The Vué Surabaya Dari Segi Arsitektural adalah : “Untuk mengetahui kelayakan huni dari The Via and The Vué Apartment Surabaya dari segi Arsitektural berdasarkan peraturan – peraturan atau standar – standar serta regulasi yang berlaku”. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dari Analisa Kelayakan Huni Apartemen The Via and The Vué Apartment Surabaya Dari Segi Arsitektural ini adalah antara lain : • Analisa kelayakan huni dilakukan khusus hanya pada proyek The Via and The Vué Apartment Surabaya • Batasan penelitian yang dikaji meliputi segi Arsitektural berdasarkan peraturan dan standar – standar yang berlaku • Analisa ekonomi dan rencana anggaran biaya tidak dihitung II. URAIAN PENELITIAN A. Definisi Apartemen Beberapa sumber yang memberikan definisi dan pengertian dari apartemen yaitu salah satunya apartemen adalah suatu kompleks hunian rumah tinggal dan bukan merupakan sebuah rumah tinggal keluarga yang berdiri sendiri dan atau apartemen adalah ruangan atau beberapa susunan ruangan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Analisa Kelayakan Huni merupakan Ijin Layak Huni merupakan suatu perijinan baru yang wajib dipenuhi oleh sebuah gedung yang difungsikan untuk kepentingan umum. Standar Penilaian Kelayakan Huni Untuk Ijin Layak Huni, dalam melakukan analisa kelayakan huni ini dikerjakan berdasarkan peraturan – peraturan dasar yang sudah ditetapkan secara standar untuk bidang arsitektur dengan beberapa pendekatan atau adjustment yang disesuaikan dengan kondisi apa adanya. Bangunan dengan kinerja baik adalah bangunan yang memberi kenyamanan, keamanan, keselamatan, aksesibilitas, dan kepuasan pada pemakainya. Penilaian kinerja suatu bangunan dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana bangunan dapat menunjang aktivitas pemakai, menjamin keselamatan, dan keamanan, serta meningkatkan kualitas kehidupan dengan efek minimal terhadap lingkungan. B. Standar penilaian kelayakan huni apartemen ini mengacu kepada standar – standar yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. : 29/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Dimana dapat disimpulkan bahwa persyaratan kelayakan huni sebuah apartemen dari segi arsitektural meliputi : Pengelompokan aspek pengkajian, yaitu :
2
• Keselarasan Dengan Lingkungan Bangunan Gedung Meliputi : a. Tapak bangunan (tata bangunan dalam tapak) dan lansekap b. Sirkulasi dan fasilitas parkir • Penampilan Bangunan Gedung (Desain Eksterior) Meliputi : Pendekatan Arsitektur Bangunan Konsep Bentuk • Tata Ruang Dalam (Desain Interior) Meliputi : 1) Konsep Organisasi Ruang 2) Kaidah Penilaian Ruang Dalam a. Kenyamanan - Perabot yang digunakan - Dimensi ruang berdasarkan kaidah anatomi - Akustik - Pencahayaan - Kenyamanan pandangan / visual - Kenyamanan termal b. Keselamatan - Sistem evakuasi / penyelamatan terhadap bahaya - Sistem pentahanan terhadap bahaya kebakaran - Penandaan (signage) c. Kemudahan pencapaian / akses - Pola Pencapaian kedalam gedung - Aksesibilitas untuk pemadaman kebakaran - Aksesibilitas untuk kaum disable C. Pendekatan Arsitektur Bangunan Tinjauan penekanan desain (arsitektur hi-tech) hi – tech yaitu : − Selalu mengekspos struktur dan konstruksi bangunannya − Menampilkan bagian dalam bangunan yang mempunyai nilai sama pada bagian luar bangunan − Bagian interior diekspos sehingga dapat dilihat dari luar − Mengeluarkan bagian dalam bangunan yang memang seharusnya berada di dalam sebagai ornamen atau sculpture D. Tata Ruang Dalam (Desain Interior) Konsep Tuntutan Ruang dan Besaran Ruang Meliputi :
• Konsep Organisasi Ruang a. Aktivitas dan Pelaku b. Fungsi Ruang c. Prinsip Tata Ruang d. Sirkulasi ruang
III. METODOLOGI 3.1.1
Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan analisis yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, menganalisa dan menyimpulkan data sehingga diperoleh suatu pendekatan untuk selanjutnya digunakan dalam
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
3.1.2
penyusunan analisa. Penelitian deskriptif bersifat komparatif dengan membandingkan antara peraturan dengan kondisi yang ada, sedangkan penelitian analitis mengevaluasi kelayakan dari aspek teknis berdasarkan indikator – indikator yang ada. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Apartemen The Via and The Vue Surabaya dengan subjek penelitian yaitu pengunjung, manajer proyek dan pemilik proyek.
3.2 Data Penelitian Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memulai analisa adalah mengumpulkan semua data yang diperlukan. Data – data tersebut diperoleh dari PT. TATA selaku kontraktor pelaksana dan PT. Win – Win Realty Centre selaku pihak owner sekaligus pengelola Apartemen The Via and The Vue, serta instansi dan pihak lain yang terkait. 3.2.1 Klasifikasi dan Sumber Data Data – data tersebut antara lain : A. Data Primer, yang terdiri dari : Wawancara langsung yang dilakukan kepada pihak pengelola, pengunjung, pemilik ataupun manajer proyek yang bertujuan untuk mendapatkan resume terhadap kenyamanan serta keamanan bangunan dengan seluruh komponennya sesuai standar arsitektur. Dokumentasi keadaan eksisting untuk penilaian visual bangunan. B. Data Sekunder, yang terdiri dari : 1. Gambar – gambar di bidang Arsitektur a. Spesifikasi teknis material b. Pelaksana evaluasi ini harus memacu pada gambar – gambar terinstalasi atau “As – built Drawings” c. Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat (RKS) pekerjaan arsitektur 2. Data Administrasi Bangunan Data Administrasi bangunan merupakan data – data yang bersifat valid yang berisi antara lain : 1. Nama bangunan 2. Perutukan secara umum 3. Lokasi bangunan 4. Nama pemilik 5. Alamat pemilik 6. Nama pengelola 7. Pelaksanaan dan umur bangunan 8. Tim desain 9. Konsep desain 3. Buku pedoman teori dan standar perencanaan di bidang arsitektur, website, artikel koran, brosur yang bisa menjawab permasalahan dengan pemecahan yang mendasar.
3 3.2.2
Prosedur Pengumpulan Data Data – data yang digunakan diperoleh melalui tahap – tahap sebagai berikut : a. Studi literatur Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan teori, standar kelayakan dan kebijaksanaan perencanaan melalui buku, dan bahan – bahan tertulis lain yang bisa dipertanggungjawabkan. b. Dokumentasi 1. Data Proyek Data sebagai bahan pokok penyusunan sebuah analisa diperoleh dari beberapa sumber terkait. Adapun data dan sumber data yang dibutuhkan antara lain : - Data berupa gambar proyek “as build drawing” dari objek yang diteliti, yaitu diperoleh dari pihak kontraktor dan konsultan The Via and The Vue Apartment. - Data berupa spesifikasi teknis dari bidang arsitektur yang diperoleh dari pihak konsultan pelaksana The Via and The Vue Apartment. - Foto – foto lokasi yang ditinjau, untuk menunjukkan kondisi eksisting yang didapat dari pengambilan gambar secara langsung objek penelitian di lapangan. 2. Data Penunjang Dalam kegiatan ini dilakukan pengumpulan data diluar dari pihak proyek yang bersangkutan antara lain publikasi data dari berbagai instansi terkait seperti Pemerintah Kota setempat, Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Surabaya, Pemerintah Pusat serta deskripsi tentang fasilitas dan kondisi fisik banguanan dari segi arsitektur yang didapat melalui wawancara yang dilakukan terhadap penghuni dan penyewa. c. Observasi lapangan Observasi lapangan diperoleh yaitu dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung ke lokasi proyek dengan menggunakan instrument pengukur seperti Sound Level Meter, Lightmeter, Testo 435 – 2 dan Anemometer untuk memperoleh situasi gambaran umum proyek yang dianggap memiliki potensi dan relevansi yang dianggap mampu mendukung judul. d. Wawancara Wawancara yaitu melakukan kegiatan berdialog dan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung dengan pihak – pihak yang terkait dengan Apartemen The Via and The Vue Surabaya seperti pihak pengelola, pengunjung, pemilik ataupun manajer proyek. Hal ini dilakukan untuk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 menggali berkaitan terhadap penataan estetika.
data mengenai hal – hal yang dengan topic, yaitu menganalisa aspek keamanan, kenyamanan, ruang dan sirkulasi serta nilai
b. Mengutamakan persyaratan dan kenyamanan ruang – ruang, baik di dalam maupun di luar ruangan. Pendekatan Arsitektur Bangunan 2. Analisa pendekatan arsitektur bangunan berdasarkan literatur, menyebut arsitektur high–tech sebagai arsitektur techno – arthistic rancangan dengan teknologi pabrikasi lebih besar dan lebih maju dengan konstruksi utama metal atau logam
IV. ANALISA DATA 4.1 Tinjauan Proyek 4.1.1 Fungsi Bangunan Gedung Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. : 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung maka gedung apartemen The Via and The Vué termasuk dalam kategori fungsi hunian “Bangunan hunian jamak” (rumah deret atau rumah susun). 4.1.2 Klasifikasi Bangunan Gedung Penentuan klasifikasi bangunan gedung atau bagian dari bangunan gedung ditentukan berdasarkan fungsi yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan atau perubahan yang diperlukan pada bangunan gedung, maka apartemen The Via and The Vué masuk dalam kategori bangunan Klas 4, yaitu Bangunan gedung hunian campuran. Bangunan gedung klas 4 adalah tempat tinggal yang berada didalam suatu bangunan klas 5, 6, 7, 8 atau 9 dan merupakan tempat tinggal yang ada dalam bangunan tersebut.
4.1.3 Analisa Kelayakan Huni Dari Segi Arsitektur Keselarasan Dengan Lingkungan Bangunan Gedung. Tapak bangunan (tata bangunan dalam tapak) dan Lansekap. Pencapaian ke lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, ataupun dengan kendaraan umum, yaitu ojek, angkutan kota dan jalur – jalur bus angkutan umum yang melewati kawasan ini. Luas keseluruhan site adalah 75.763,85 m2.
1. Konsep Tata Massa Bangunan Konsep tata massa bangunan The Via and The Vué Apartment mempertimbangkan pengoptimalan lahan dan kebutuhan ruang, tata massa bangunan diaplikasikan melalui bentuk dasar geometri seperti persegi, penempatan massa The Via and The Vué Apartment merespon bentuk site, yaitu menghadap ke arah Jalan Mayjend Sungkono. Adapun pengambilan bentuk massa dari The Via and The Vué Apartment yaitu : Atraktif menarik pengunjung Geometris ruang menjadi efektif dan efisien Dinamis tidak membosankan 2. Konsep Bentuk Konsep bentuk The Via And The Vué Apartment memiliki kriteria bangunan sebagai berikut : a. Menampilkan kesan bangunan hunian komersial dengan bentuk twin tower building yang berteknologi (Hi – Tech Building).
4
V. KESIMPULAN/RINGKASAN 5.1 Kesimpulan Analisa dari kelayakan dari apartemen the via dan the vué surabaya secara keseluruhan dapat memenuhi prasyarat – prasyarat terhadap kebutuhan elemen – elemen yang diperlukan dari utilitas apartemen dari segi arsitektural yang ditinjau dari peraturan – peraturan layk huni baik untuk segi estika, kenyamanan maupun keselamatan. 5.2 Saran Berdasarkan analisa yang telah dilakukan di lapangan terhadap peraturan dan regulasi di bidang arsitektural, terdapat beberapa hal yang kurang memenuhi yaitu penandaan untuk akses kaum disable baik pada area parkir maupun aksesibilitas antar ruang pada apartmen The Via dan The Vué, diharapkan apartemen ini mampu menjadi ikon apartemen yang bisa diakses oleh seluruh kaum disable dengan penambahan utilitas kelengkapan untuk kaum disable. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya atas bantuan moril maupun materil serta bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada ; 1. Ibu Ir. Retno Indryani, MS, Selaku Pembimbing tugas akhir. 2. Bapak Dr. Ir. Edijatno, DEA, Selaku ketua Jurusan Teknik Sipil. 3. Ibu Ir. Retno Indryani, MS, Selaku Koordiantor Tugas Akhir 4. Papa, Mama dan Kakak yang selalu memberikan semangat penuh dan kasih sayang serta do’a nya agar Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 5. Sahabat – sahabat yang selalu memberikan support dan doanya, bebeb Putri, Sara, Bembi, Ucup, Kak Ina, adek Becca, Kartini, Mas Pram, Isan and Mr. Siregar. 6. Teman – teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ITS program Lintas Jalur, Angkatan 2004. 7. Teman – teman dari PT. Inti Dharma Sejahtera dan PT. Astra International Daihatsu Pangsud. DAFTAR PUSTAKA [1]
De Chiara, Joseph, dan Callender, John Hancock, 1987, Time – Saver Standards for Building Types Second Edition, New York : McGraw – Hill Book Company.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 [2]
[3]
[4] [5] [6] [7] [8]
[9] [10] [11] [12]
[13] [14]
[15]
[16] [17] [18] [19]
[20] [21] [22] [23] [24]
[25] [26]
[27] [28] [29] [30]
[31] [32] [33] [34]
De Chiara, Joseph. Zelnik, Martin, dan Panero, Julius, 1995, Time – Saver Standards for Housing and Residential Development, New York : McGraw – Hill Book Company. De Chiara, Joseph. Zelnik, Martin, dan Panero, Julius, 1992, Time – Saver Standards for Interior Design and Space Palnning, New York : McGraw – Hill Book Company. Ching, Francis D. K., 1999, Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya (terjemahan), Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst, (2002), Data Arsitek 1. Jakarta : Erlangga. Neufert, Ernst, (2002), Data Arsitek II. Jakarta : Erlangga. Ching, Francis D.K., (2011), Desain Interior Dengan Ilustrasi Edisi Kedua. Jakarta : Indeks Fuadiyah,N. (2009). Analisa teknis dan Finansial Proyek Pembangunan Apartemen Trillium Office and Residence Jl. Pemuda Surabaya. Tugas Akhir Manajemen Konstruksi. FSTP. ITS. Surabaya. Arikunto, S., (1993), Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta Marcus, T.A., (1987), Building Performance. New York: Van Nostrand Reinhold. SKeputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan Dan Permukiman No. 58/KPTS/DM/2002 Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SK DirjenPerumahan dan Permukiman Tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindak Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor: 10/Kpts/2000 Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan dan Gedung. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/m/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/Prt/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.24/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/Prt/M/2007 Tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung. SNI 03 – 1735 – 2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan Dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03 – 1736 – 2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. SNI 03 – 1746 – 2000 Tentang Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Ke Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung. RSNI 03 – 2396 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung SNI 03 – 6197 – 2000 Tentang Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan SNI 03 – 6575 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung SNI 03 – 6574 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah, dan Sistem Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung SNI 03 – 6572 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. SNI 03 – 6390 – 2000 Tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung SNI 03 – 6573 – 2001 Tentang Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam Gedung (Lif) SNI 03 – 7012 – 2004 Tentang Sistem Manajemen Asap Di Dalam Mal, Atrium Dan Ruangan Bervolume Besar
5