An affiliate of Philip Morris International
Paparan Publik Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta 27 April 2017
Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (“HMS”) semata-mata untuk digunakan sehubungan dengan presentasi kepada analis and masyarakat dalam Paparan Publik dan bukan merupakan atau bagian dari suatu penawaran, ajakan, rekomendasi atau undangan atas penawaran, untuk membeli atau mengambil bagian efek apapun, dan presentasi ini atau bagian darinya tidak dapat dijadikan dasar, atau sandaran sehubungan dengan, kontrak atau komitmen apapun. Selanjutnya, tidak ada dalam dokumen ini yang merupakan nasihat hukum, bisnis, pajak atau keuangan. Informasi dan pendapat dalam dokumen ini disediakan pada tanggal dokumen ini (kecuali dinyatakan lain) dan dapat berubah tanpa pemberitahuan, kebenarannya tidak dijamin dan mungkin tidak memuat seluruh informasi material atau relevan mengenai HMS atau anak perusahaannya. Baik HMS atau anak perusahaannya, afiliasinya, penasihatnya dan perwakilannya tidak membuat pernyataan apapun mengenai, dan tidak menanggung kewajiban atau
tanggung jawab apapun (baik disebabkan karena kelalaian atau lainnya) atas kebenaran atau kelengkapan, atau kesalahan atau kurangnya, informasi apapun yang terkandung dalam presentasi ini dan untuk kerugian apapun yang timbul karena penggunaan materi ini. Presentasi ini dan pembahasan terkait dapat mengandung pernyataan mengenai proyeksi di masa mendatang (forward-looking statements). Pernyataanpernyataan mana dapat dikenali dari penggunaan kata-kata seperti “harap", “rencana", “akan", “estimasi", “proyeksi", “bermaksud" atau kata-kata lain dengan arti serupa. Pencapaian hasil yang diproyeksikan bergantung pada resiko-resiko, ketidakpastian, dan asumsi-asumsi yang tidak tepat, dan HMS mengidentifikasi faktor-faktor penting yang, secara terpisah maupun keseluruhan, dapat menyebabkan hasil aktual menjadi berbeda secara material dengan yang termuat dalam forward-looking statements yang dibuat oleh HMS.
Risiko usaha HMS mencakup: peningkatan pajak-pajak terkait rokok secara signifikan; pengenaan struktur pajak cukai rokok yang diskriminatif; fluktuasi dalam tingkat inventoris pelanggan akibat peningkatan harga dan pajak produk; peningkatan restriksi pemasaran dan pengaturan, seringkali dengan tujuan untuk mengurangi atau menghalangi penggunaan produk tembakau; masalah kesehatan terkait dengan penggunaan produk tembakau dan pemaparan pada lingkungan asap tembakau; litigasi terkait penggunaan tembakau; persaingan ketat; perkembangan peraturan dan politik; perubahan perilaku perokok dewasa; kehilangan pendapatan sebagai akibat dari pembelian barang palsu, selundupan dan lintas batas; investigasi tingkat pemerintah; nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan dan devaluasi mata uang; perubahan yang merugikan pada undang-undang pajak perusahaan yang berlaku; perubahan yang merugikan pada biaya dan kualitas tembakau serta produk pertanian dan bahan baku lainnya; dan integritas sistem informasinya. Profitabilitas HMS di
masa mendatang juga dapat dipengaruhi secara merugikan jika tidak berhasil dalam usahanya membuat produk yang berpotensi mengurangi pemaparan terhadap bahan berbahaya dalam asap rokok, risiko individu dan kerugian pada populasi; jika tidak berhasil memperkenalkan produk baru, mempromosikan ekuitas merek (brand equity) atau memperbaiki marjin melalui kenaikan harga dan peningkatan produktifitas; jika tidak dapat memperluas portofolio mereknya secara internal dan mengembangkan hubungan usaha strategisnya; atau jika tidak dapat menarik dan mempertahankan talenta globalnya yang terbaik. HMS meperingatkan bahwa daftar faktor-faktor penting di atas tidak merupakan pembahasan yang lengkap atas potensi risiko dan ketidakpastian. HMS tidak berjanji akan mengkinikan forward-looking statement apapun yang dibuat HMS dari waktu ke waktu, kecuali dalam rangka memenuhi kewajiban keterbukaan
informasi kepada masyarakat.
2
Kinerja Keuangan yang Baik di Lingkungan Yang Menantang
Kondisi industri rokok Industri rokok mengalami penurunan yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi dan kenaikan harga rokok sebagai akibat dari kenaikan pajak rokok yang berada di atas laju inflasi Kategori SKM tetap menjadi penggerak industri rokok di Indonesia
Kinerja Sampoerna Sampoerna mempertahankan posisi kepemimpinannya di industri rokok Memperkuat pangsa pasar di segmen SKM Kadar Tar Tinggi Kinerja keuangan yang baik
3
Kondisi Industri yang Menantang Pangsa Pasar (%) – Industri
SPM
6,2
6,0
5,5
SKT
19,1
18,2
18,2
SKM
74,7
75,8
76,3
2015
2016
Q1-2017
--
(1,4%)
(5,5%)
Kenaikan tariff cukai 1)
11%
15%
10%
Tarif PPN
8,4%
8,7%
9,1%
Perubahan volume industri
Catatan: Perubahan dibandingkan tahun sebelumnya ; 1) Perkiraan kenaikan rata-rata tertimbang industri Sumber: Perkiraan Perusahaan. Bila ada ketidaksesuaian penjumlahan angka, karena pembulatan
4
Sampoerna Mempertahankan Posisi Sebagai Pemimpin Pasar
Pangsa pasar pada kuartal 1
Pangsa Pasar Segmen Sampoerna (%)
Posisi
2017 sebesar 33,0% SPM
80,3
79,5
76,5
#1
Kepemimpinan di semua kategori rokok (SPM, SKT dan
SKM) SKT
Memperkuat pangsa pasar di
37,7
37,3
38,0
#1
29,7
28,9
28,6
#1
9,8
10,7
2016
Q1-2017
SKM
kategori SKM Kadar Tar Tinggi melalui U Bold dan Marlboro
SKM Kadar 6,9 Tar Tinggi
Filter Black 2015 Sumber: Perkiraan Perusahaan. Bila ada ketidaksesuaian penjumlahan angka, karena pembulatan
5
Memperkuat Pangsa Pasar di Segmen SKM Kadar Tar Tinggi
U Bold 12s Diluncurkan pada Februari 2015
Ekspansi secara bertahap ke 55 kota pada tahun 2016 Kinerja Kuartal 1 2017:
– Pangsa Pasar Nasional : 0,9% – Pangsa Pasar di 55 Kota berdasarkan Nielsen : 2,0%
Sumber: Perkiraan Perusahaan dan Hasil Nielsen Retail Audit
6
Memperkuat Pangsa Pasar di Segmen SKM Kadar Tar Tinggi Marlboro Filter Black
Diluncurkan pada September 2016 di 25 kota Ekspansi secara bertahap ke 3 area di Indonesia Timur dan Alfamart Kinerja Kuartal 1 2017:
– Pangsa Pasar Nasional : 1,0% – Pangsa Pasar menurut Nielsen di 25 kota : 1,5%
Sumber: Perkiraan Perusahaan dan Hasil Nielsen Retail Audit
7
Memperluas Distribusi Avolution 20s
Avolution 20s
Produk SKM Kadar Tar Rendah Diluncurkan pada November 2015 di 31 kota
Ekspansi secara nasional pada Kuartal 4 2016 Pangsa Pasar Nasional : 0,9% (Kuartal 1 2017)
Sumber: Perkiraan Perusahaan dan Hasil Nielsen Retail Audit
8
Portfolio SKT : Penurunan Pangsa Pasar yang Melambat Pangsa Pasar (%) Perubahan (pp)
(2,4) 7,7
2014
(0,5) 7,2
2015
Catatan: Perubahan dibandingkan tahun sebelumnya Sumber: Perkiraan Perusahaan. Bila ada ketidaksesuaian penjumlahan angka, karena pembulatan
(0,4)
(0,3)
6,8
6,9
2016
Q1-2017
9
Volume Domestik dan Pendapatan Bersih
Volume Domestik
Pendapatan Bersih
(dalam Miliar Unit)
(dalam Triliun Rupiah)
Dalam Tahun yang Berakhir Penuh 109,8
15,9
Dalam Kuartal
Dalam Tahun yang Berakhir Penuh +7,2% 95,5
(3,9%) 105,5 14,9
Dalam Kuartal
25,1 SPM
3,7
89,1
(6,9%) 23,4
3,0 23,1
21,5
70,9
69,2
2015
2016
34,3%
33,4%
SKT
SKM
SOM
5,4
4,9
16,1
15,5
Q1-2016
Q1-2017
33,5%
33,0%
Catatan: Perubahan dibandingkan tahun sebelumnya Sumber: Perkiraan Perusahaan. Bila ada ketidaksesuaian penjumlahan angka, karena pembulatan
2015
2016
21,9
+3,0% 22,6
Q1-2016
Q1-2017
10
Peningkatan Profitabilitas Laba Kotor, EBITDA and Laba Bersih (dalam Triliun Rupiah) Dalam Tahun yang Berakhir Penuh
Dalam Kuartal
Perubahan Laba Kotor = +9,6% EBITDA = +13,9% Laba Bersih = +23,1%
Perubahan Laba Kotor = +2,7% EBITDA = +6,4% Laba Bersih = +5,5%
23,9 21,8
5,8
5,7
16,8 14,7
4,4
4,1 12,8
2015
3,3
3,1
10,4
2016 Gross Profit
Q1-2016 EBITDA
EBITDA dihitung dari laba kotor – beban penjualan – beban umum dan administrasi + depresiasi dan amortisasi. Catatan: Perubahan dibandingkan tahun sebelumnya Sumber: Perkiraan Perusahaan. Bila ada ketidaksesuaian penjumlahan angka, karena pembulatan
Q1-2017
Net Income 11
Pertumbuhan Laba Per Saham yang Solid Laba Per Saham (dalam Rupiah) Dalam Tahun yang Berakhir Penuh
Dalam Kuartal
Perubahan +17,9% 110
Perubahan +5,5%
93
2015 Catatan: Perubahan dibandingkan tahun sebelumnya Sumber: Perkiraan Perusahaan
2016
27
28
Q1-2016
Q1-2017 12
Memaksimalkan Imbal Hasil Pemegang Saham Dividen Dibayarkan Pada Tahun yang Bersangkutan (dalam Triliun Rupiah)
Rasio Pembayaran Dividen
120,3%
99,9%
12,5
12,3 (dalam Triliun Rupiah)
98,2%
10,4
2015
Rasio pembayaran dividen dihitung sebagai pembayaran dividen tahun ini / laba bersih tahun sebelumnya Sumber: Keuangan Perusahaan
2016
2017
13
Kontribusi Sampoerna terhadap Indonesia
Merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap pendapatan negara melalui pembayaran pajak, dengan total jumlah pembayaran pajak sebesar Rp 63,5 triliun Pemecahan saham 1:25 yang diselesaikan pada bulan Juni 2016 – Menarik minat investor ritel yang lebih luas
– Meningkatkan volume transaksi
Catatan: Jumlah pembayaran pajak merupakan total pajak yang dibayarkan oleh Sampoerna dan Anak Perusahaan, termasuk PMID. Sumber: Keuangan Perusahaan
14
AKSES TERHADAP PENDIDIKAN
PELUANG EKONOMI
Sekitar 1.000 Beasiswa bagi Siswa/i tingkat menengah ke atas*
Sekitar 600 Beasiswa dan bantuan finansial bagi Mahasiwa
70.000 pengunjung 30.000 peserta pelatihan 3.300 UMKM
* Pada tahun 2016
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
TANGGAP DARURAT & KESIAPSIAGAAN BENCANA Pelayanan kesehatan gratis
1.880 peserta dari keluarga petani tembakau 343 peserta dari of Pusat Belajar Masyarakat
Sekitar 13.000 penerima manfaat 15
Penghargaan dan Pengakuan
Asia’s Best Companies Indonesia 2016 oleh FinanceAsia Magazine
#2 Most Valuable Indonesian Brand 2016 oleh Brand Finance plc & SWA Magazine & WIR
Global
Best CEO & CFO pada 8th Annual Global CSR Summit & Awards & the Global Good
Governance Awards 2016
#1 Champion Indonesia 2016 oleh SWA Magazine
Best New Entrant Indonesia 2016 oleh Brand Finance plc & SWA Magazine & WIR Global
Keanggotaan dalam UN Global Compact Network Indonesia
SINDO CSR Awards 2016
16
Terima Kasih
17
An affiliate of Philip Morris International
Paparan Publik Glass House, The Ritz-Carlton - Pacific Place, Jakarta 27 April 2017