AMENOREA SEKUNDER M. Thamrin Tanjung
DEFINISI AMENOREA SEKUNDER • Disebut amenorea sekunder apabila seorang wanita dalam masa reproduksi yyang g telah mengalami g haid, tidak haid selama 3 bulan berturut-turut. • Tidak datang g haid setelah menarche (Schlaff&Rock). Setelah 3 bulan harus dievaluasi • Haid terlambat: tidak haid pada waktu yang diharapkan
PENYEBAB II. II. III. IV IV.
Kelainan hipotalamus Kelainan hipofisis Kelainan ovarium Kelainan uterus
Amenorea sentral: kelainan hipotalamus dan hipofisis p
POROS- HHOU
CNS
Hipotalamus
GnRH hipofisis
FSH Inhibin
LH ovarium
E
Aktivin
P uterus
menses
Kelainan Hipotalamus • Penyebab y organik: g tumor kraniofaringeal g • Penyebab fungsional/ gangguan psikhis:stress, anxiety, anorexia nervosa, bulimia,pseudocyesis • Penyebab obat obat-obatan:psikofarmaka obatan:psikofarmaka • Psikhogenik: Defisiensi/disfungsi GnRH • Infeksi: meningoensefalitis • Kelainan bawaan:Sindroma olfaktogenital • Exercise yang berat • Hipotiroidisme • Gangguan sekresi PIF: Sindroma amenorea galaktorea
Kelainan hipofisis. a. Iskemik/nekrotik hipofisis: Sindroma Sheehan b Adenoma laktotrop: Amenorea galaktorea b. / hiperprolaktinemia. c Adenoma Basofilik Æ hiper sekresi c. cotisol Æ Penyakit Cushing d Adenoma Asidofilik Æ hipersekresi GH d. Æakromegali e Psikogenik e.
Kelainan ovarium (amenorea ovarium) i ) a. Menopause prekoks a b. Sindroma Ovarium Resisten Gonadotropin c. Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) d. Hipertikosis ovarium e. Gangguan gg Ovarium dengan g Penyebab y Ekstragonad
Kelainan uterus (amenorea uteriner) i )d dan V Vagina i a Perlengketan endometrium: a. Sindroma Asherman b. Endometrium resisten terhadap hormon c. TBC endometrium d Atresia d. At i Himenalis Hi li (Si (Sindroma d Rokitansky)
UJI PROGESTERON – Dilakukan setelah selesai pemeriksaan – Berikan progesteron (MPA, noretisteron atau didrogesteron) g ) 10 mg/hari g selama 7 hari. – Perdarahan akan terjadi 3-4 hari setelah obat habis(Uji ( j p positif)) – Uji negatif bila tidak terjadi perdarahan.setelah 10 hari obat habis
PD. Singkirkan kehamilan kehamilan, Kel.Kongenital, Penyakit Metabolisme, Obat-obatan
Uji P (+)/ berdarah
Amenorea sekunder
Uji P 7-10 hari Noretisteron 2x5 mg At MPA : 2x5mg Atau 2 5
Uji P (-) /Tdk berdarah
Uji P positif berarti – Uterus dan endometrium normal – Kemungkinan anovulasi atau defek fase luteal – Perdarahan terjadi karena ada efek estrogen(E) terhadap endometrium (proliferasi). Pemberian progesteron (P) menyebabkan b bk ffase sekresi k id dan P yang menurun menyebabkan b bk terjadinya perdarahan. – E diproduksi di folikel, berarti pertumbuhan folikel normal – Folikel berkembang karena ada rangsangan FSH dan LH LH, berarti fungsi hipofisis normal. – Hipofisis memproduksi FSH dan LH karena rangsangan Gn-RH dari hipotalamus, berarti fungsi hipotalamus normal – FSH, LH, Prolaktin(PRL) normal.
Uji P positif berarti – Diagnosis: g wanita ini adalah disregulasi g hipotalamus-hipofisis. – Penyebab amenorea kemungkinan besar gangguan pada d sistim i ti umpan balik b lik – Bila FSH dan PRL normal dengan LH yang tinggi kemungkinan besar menderita Sindroma ovarium polikistik (SOPK) – Bila tidak ada tumor hipofisis maka diagnosis adalah di disregulasi l i hi hipotalamus-hipofisis t l hi fi i d dan kkemungkinan ki besar gangguan sistem umpan balik – Bila uji P (+) ( ) , pasti uji E+P E P juga psitif
Uji Estrogen + Progesteron (Uji E E+P) P) – – – –
– –
E diberikan selama 21 hari: EE 50 ug; g; E Valeriat 2 mg; E konjugasi 0,625 mg/hari Hari ke 12 – 21 : beri P 5-10 mg/hari: Boleh berikan Pil KB Uji (E+P) positif bila terjadi perdarahan 3 hari setelah obat habis dan negatif bila tidak terjadi perdarahan. Uji E+P (+)Æ hipoestogenÆkelainan hipotalamus/hipofisis Uji E+P (-)ÆnormogonadotropÆdefek endometrium
Uji P Uji P (+)/ berdarah
Tdk ingin anak
P hari 16-25 (3 siklus)
Siklus N
KB
Ingin anak
Penanganan Infertilitas
Uji P (-) ( ) /Tdk berdarah
Uji E+P E:1-21 P:12-25
Uji E+P (+) Berdarah
Uji E+P (-) Tdk berdarah
Siklus tdk N
Hipoestrogen
P hari 16-25 (3 siklus)
Analisa Hormon FSH,LH,PRL
HSG/Lapaskopi /Histeroskopi
Penanganan Analisa Hormon
Aplasia uteri S. Asherman/TBC Atresia Himen Resistensi E
Amenorea .Uterin
Uji P Uji P ((+)/ )/ berdarah
Periksa LH
LH: T
Uji P (-) ( ) /Tdk berdarah
Uji E-P E:1-21 P:12-21
Oligomenorea
Uji E-P (+) Berdarah
LH: N
Uji E-P (-) Tdk berdarah
HSG
PCO
Amenorea Sentral
USG/LAB USG/LAB Biopsi Biopsi
Ovarium Polikistik Klomifen Sitrat
PRL
PRL:T
Am.Sentral Disgonadotro Klomifen Sitrat
WHO – Kelompok III
Am.Hiper PRL
Bromokriptin p
FSH/LH
R/N
Am.Sentral Hipogonadotrop
Gonado tropin
WHO Kel.I
HSG/Lapaskopi Histeroskopi
T
Am.Ovarial Hipergonadotrop
Subsitusi E
Am. uterin (Eugonadotrop)
IUD Anti TBC
WHO.Kelompok II
Uji P
Uji P (-) /Tdk berdarah Uji E-P E:1-21 P:12-21
Uji E-P (+) Berdarah
Uji E-P (-) Tdk berdarah
PRL
PRL:T
R/N
Am.Hiper A Hi PRL
Am.Sentral A S t l Hipogonadotop
Bromokriptin
HSG
FSH/LH
Gonado tropin WHO Kel.I
HSG/Lapaskopi Histeroskopi
T
Am.Ovarial A O i l Hipergonadotrop Subsitusi E
Am. uterin A t i (Eugonadotrop) IUD Anti TBC
WHO.Kelompok II
Kadar normal hormon serum ovulatorik l ik Jenis
Satuan
Praovulasi
Ovulasi
FSH S
mIU/ml U/
5-20 5 0
15-45 5 5
Pasca ovulasi 5-12 5
LH
mIU/ml
5-15
30-40
5-15
PRL
ng/ml
-
5-25
-
E2
pg/ml
25 75 25-75
200 600 200-600
100 300 100-300
P
ng/ml g
<5
5-8
10-30
PENANGANAN AMENOREA (S (Speroff) ff) • Step1 1. Ukur TSH 2 Ukur PRL 2. 3. Uji P 4 Periksa Sella Turcica 4. • HipotiroidismeÆgalaktorea, hiper PRL • Distorsi sella turcicaÆ hiperplasia/hipertropi hipofisis atau karena hiper gonadotropin, dan premature ovarian failure
Step 2 Step-2 • Uji P(-) P( ) • Lakukan Uji E-P: -Estradiol E t di l 2 mg/E /E kkonjugasi j i1 1,25 25 mg selama 21 hari -Lanjutkan dengan MPA 5 mg selama 5 hari
Step 3 Step-3 • Untuk memeriksa apakah kelainan fungsi gonadotropin atau gangguan pertumbuhan folikel • Tunggu T 2 minggu i setelah t l h step-2 t 2 • Periksa kadar FSH dan LH