ALUMNI A
P
I
L
P
P
U
P
L
P
S
T
P
I
C U R U G
Jazz Festival STPI 2016 “Live, Love and Laugh for a Better Future” H7 BP3B Wisuda Taruna Non Diploma Penerbang Angkatan VI H8 Wisuda Taruna STPI Prodi Teknik dan Penerbang H 19
Novyanto Widadi, S.IP
Perpaduan Hard and Soft Skill Competency
08 Play Store>QR Code Reader>Download
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA
Visi Menghasilkan lulusan yang diakui nasional dan internasional untuk menuju Center of Excellence yang berstandar internasional. Misi Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi terapan di bidang penerbangan yang memiliki iman dan taqwa, berkualitas internasional, mampu bersaing, mandiri dan profesional.
Jurusan: Penerbang Teknik Penerbangan Keselamatan Penerbangan Manajemen Penerbangan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Jl. Raya PLP Curug - Legok, Tangerang - Banten 15820 Telp: +62 21 598 2204 , 598 2205, Fax: +62 21 598 2234 Web: www.stpicurug.ac.id Email:
[email protected]
Salam Kompak “MAJALAH ALUMNI: WADAH KOMUNlKASl dan INFORMASI dalam DUNIA PENERBANGAN”
REDAKSI PENASEHAT Yudhi Sari Sitompul Salahudin Rafi Novyanto Widadi Jonjon Sembada PIMPINAN UMUM Sutranta Agung
Tak terasa waktu terus bergulir dan kita telah menapak ke tahun 2017. Semoga apa yang kita cita-citakan bersama dan semua harapan kita bisa terwujud di tahun ini. Begitu juga dengan dunia penerbangan yang kita cintai selama ini. Tak ada salahnya kita flashback kebelakang, dimana dunia penerbangan nasional meski terus bertumbuh, namun kecelakaan pesawat terbang di Indonesia juga meningkat bahkan tertinggi di ASEAN. Juga masih sering terjadinya keterlambatan dan Oka Fatra pembatalan penerbangan maskapai. Pemimpin Redaksi Seperti diketahui, salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah SDM (human error), sedangkan tingginya tingkat keterlambatan karena, lemahnya manajemen pengelolaan terkait kualitas SDM. Artinya, Indonesia memiliki permasalahan serius di bidang SDM penerbangan. Bahkan masih banyak PR terkait SDM yang harus diselesaikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk mengetahui sejauh mana upaya yang akan dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas SDM penerbangan, Kami sajikan hasil wawancara dengan Ketua STPI, Novyanto Widadi S. IP. Berita ini dapat Anda simak di rubrik Headlines. Lalu pada rubrik CEO Talk, Kepala BP3 Curug, Sukarwoto, ST, S.SiT, MM menyampaikan pentingnya merubah paradigma, dimana sekolah dan lembaga diklat harus lebih kreatif dan inovatif serta bisa memberikan layanan baru yang lebih baik dan memuaskan. Juga masih terkait SDM, saat ini safety culture nampaknya menjadi isu utama perbaikan kedepan di bidang SDM penerbangan, disamping aspek penting lainnya yaitu tingkat kedisiplinan. Simak perbincangan Kami dengan Capt. Dewa Wiwekananda, pilot B737 Lion Air yang juga Ketua II Ikatan Pilot Indonesia (IPI) pada rubrik Profil. Diluar itu, ada Informasi menarik lainnya yang tak boleh Anda lewatkan seperti, program Diklat Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka peningkatan kompetensi SDM di Papua, Jazz Festival STPI 2016, juga langkah Kemenhub menderegulasi sembilan peraturan penerbangan. Hal lainnya adalah wisuda Taruna STPI Prodi Teknik dan Penerbang, terbukanya peluang kerja teknisi lulusan D3, serta pertemuan kerjasama antar operator navigasi penerbangan di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu yang perlu Anda simak adalah kisah menarik mantan karyawati bengkel yang akhirnya berhasil menjadi sekretaris Direksi di sebuah operator navigasi penerbangan pemerintah. Selamat membaca.
WKL. PIMPINAN UMUM M. Putra Paryadi DEWAN REDAKSI Amal Fatkhulloh Oka Fatra Ismail, Imam Haryadi Wibowo PEMIMPIN REDAKSI Oka Fatra WKL. PEMIMPIN REDAKSI Eddy Sumiar Rohedi EDITOR Galih Rudyto, Beny REPORTER Anto, Vini Enoviadewi FOTOGRAFER Muksin, Santo, M. Rigo DESAIN Susiyanto MARKETING & DISTRIBUSI Laurensius Arys, A. Milub
ALAMAT REDAKSI Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Jl. Raya PLP Curug - Legok, Tangerang Banten 15820 Redaksi menerima tulisan atau artikel dan foto yang berkaitan dengan penerbangan. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi diketik 2 spasi dan maksimum sebanyak 2.000 karakter. Alamat pengiriman artikel/foto :
[email protected]
CONTENTS 10
14
16
18 20
6-13 NEWS Airport Solution Indonesia (ASI) 2016
14-15 HIGHLIGHTS Sukarwoto, ST, S.SiT, MM Harus Merubah Paradigma
20-21 FEATURES Capt. Dewa Wiwekananda Safety Culture Jadi Isu Utama Perbaikan
Jazz Festival STPI 2016 "Live, Love and Laugh for Better Future"
16-19 INSIGHTS Kemenhub Deregulasi 9 Peraturan Penerbangan
22-23 HORIZON Febryanda Sholihaty Mantan Bengkel jadi Sekretaris
Modernisasi Peralatan AirNav Investasi Rp 2,2 Triliun GMF dan MMF Kerjasama Operasi (KSO)
Industri MRO Butuh 1.000 Teknisi Lulusan D3
NEWS
Hot News
Airport Solution Indonesia (ASI) 2016
Diklat Basic Avsec Tingkatkan Kompetensi SDM Papua
Foto: Indo-aviation.com
A
irport Solution Indonesia (ASI) 2016 telah digelar selama tiga hari dari tanggal 9-11 November 2016 di Jakarta Convention Center ( JCC). Acara ini secara umum membahas mengenai industri penerbangan di Indonesia, khususnya terkait infrastruktur dan keamanan bandara di seluruh wilayah Indonesia. Pameran ini dihadiri oleh berbagai produsen infrastruktur, sistem informasi dan security bandara dari berbagai negara. ASI 2016 dilaksanakan bersamaan dengan ASEAN G28 Invesment Forum, Regional Governments Conference on Sustainable and Inclusive Infrastructur Development, Construction Tech Indo, dan Expo Comm Indonesia dan dikemas dalam program Indonesia Infrastructure Week 2016. “Airport Solutions Indonesia akan menjadi satu-satunya platform bagi pemasok dan penyedia layanan bandara skala global untuk berinteraksi dan membangun relasi dengan pemerintah Indonesia dan organisasi industri setempat yang akan menentukan proyek di masa depan,” ungkap Alan Solow, CEO Infrastructure Asia. Airport Security Group Head PT Angkasa Pura (AP) I, Dony Subardono memaparkan masalah security di 13 bandara di bawah AP I sangat beragam. Pihak AP I tengah membuat standarisasi sistem keamanan bandara-bandara yang dikelolanya, sehingga memenuhi standar ACI (Airport Council International). Terkait dengan airlines, sistem dan tingkat keamanan bandara di Indonesia yang berbeda-beda menuntut maskapai mengkaji ulang sistem keamanannya demi memenuhi standar internasional sesuai ICAO Annex 17. (*)
6
ALUMNI
Foto: STPI
K
ementerian Perhubungan RI melalui Badan Diklat SDM Perhubungan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keamanan penerbangan (Avsec) bagi putra asli daerah dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM di Papua. Diklat ini diikuti oleh 289
peserta yang berasal dari 3 Kabupaten di wilayah Papua, yaitu Kabupaten Biak Numfor, Jayapura dan Merauke. Pemateri diklat berasal dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug. Pembukaan acara tersebut dihadiri oleh Course Manager STPI, Sekretaris Daerah Kab. Biak Numfor, Kepala Dinas Tenaga Kerja, GM Bandara Frans Kaisepo, Kapolres Biak Numfor, Danyonko 468 Paskhas Sarotama. Bertindak selaku inspektur upacara adalah Komandan Lanud Manuhua, Kolonel Pnb Arif Widianto, S. AB., M. TR (HAN). Papua saat ini dijadikan sebagai pilot project dari program ini. Diharapkan dengan adanya program ini mampu meningkatkan kemampuan masyarakat Papua dan memiliki SDM yang kompeten dan berdaya saing. (*)
BP3 Jayapura Selenggarakan Diklat Pemberdayaan Masyarakat Papua
Foto: Jayapura.ac.id)
B
alai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Jayapura, menyelenggarakan program diklat Pemberdayaan Masyarakat, Senin (14/11/2016). Dikutip dari beritatrans.com, diklat sesi 1 ini diikuti oleh 120 orang yang dibiayai dengan dana Program Company Social Responsibelity (CSR) yang berasal dari DIPA STPI, ATKP Makassar dan ATKP Surabaya. Pembukaan diklat dilakukan langsung oleh Kepala BP3 Jayapura Genny Luhung
Prasojo, S.SiT, MT dan dihadiri oleh pejabat dari Biro Pengembangan SDM Pemprov Papua. Program diklat Pemberdayaan Masyarakat ini merupakan tindak lanjut Inpres No. 9 tahun 2016 dan Surat Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan No. Sm. 007/3/8/bpsdmp-2016. Adapun jenis diklat yang akan diberikan antara lain, diklat Basic vsec (Aviation Security), Basic PKP-PK, Marshalling, Dangerous Goods, Teknik Pengelasan, Perawatan AC dan sebagainya. Target totalnya akan mendidik sebanyak 380 siswa dari kalangan masyarakat Papua dan Papua Barat yang kurang mampu dan harus selesai di tahun 2016. “Dengan berbasis kompetensi sesuai kebutuhan kerja di lapangan khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat diharapkan bisa mengisi kebutuhan SDM di daerah sekaligus itu membangun tanah leluhurnya dengan lebih baik lagi,” jelas Genny. (*)
NEWS
Hot News
Jazz Festival STPI 2016 “Live, Love and Laugh for Better Future”
Foto-Foto: Anto
S
TPI Curug telah menggelar acara Jazz Festival STPI 2016 dengan tema “Live, Love and Laugh for Better Future” di Lapangan Perwira Angkasa, Kampus Penerbangan Curug, Rabu malam (14/12/2016). “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Taruna dan Taruni STPI yang berpartisipasi dalam acara jazz
festival STPI 2016 dengan penampilan ansamble 500 guitar, Brass Band STPI (Brass-O), Aerodance juga pengisi acara dari Perguruan Tinggi Kedinasan dibawah BPSDM Perhubungan lainnya. Tidak lupa juga kepada ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia bapak Novyanto Widadi,S.Ip, bapak Afen Sena,SE.MSi, bapak Suyatmo,ST,S.Pd,MT, bapak Kosasih serta ibu Dian Anggraini dan seluruh Kepala Unit (BIMTAR, Asrama, Umum, Fasum, Pengamanan) dan semua temanteman sesuai dengan Poksi masing-masing yang telah mendukung suksesnya acara ini, spektakuler..,” kata Koordinator Acara dan Kanit ORSENI STPI, Imam Haryadi Wibowo, ST. Festival Jazz yang bertempat di STPI adalah pagelaran festival jazz perdana yang dilaksanakan di lingkungan BPSDM Perhubungan yang merupakan wadah kreatifitas dalam bidang seni Taruna yang diharapkan dapat terus berjalan tiap tahunnya imbuh Imam. Acara tersebut dimeriahkan oleh bandband Taruna diklat Transportasi di bawah BPSDM Perhubungan yang membawakan lagu-lagu baik dalam maupun luar negeri. Sebagai tuan rumah, STPI menampilkan ansambel gitar yang dimainkan oleh taruna/i sebanyak 500 gitar, brass band dan koreografi yang menarik yang ditampilkan oleh Taruna dan Taruni STPI. Semakin malam, acaranya pun semakin menarik, selain dihibur oleh penampilan band-band di luar Taruna perhubungan, para penonton pun dihibur oleh Rigen Suci 5 Stand Up Comedy. Dan sebagai puncak
acaranya, bintang tamu penyanyi bersuara merdu Raisa menghibur para penonton lewat lagu-lagunya yang telah populer di seluruh negeri dan manca negara. Acara ini dihadiri pula oleh Kepala BPSDM Perhubungan, Dr. Wahju Satrio Utomo, Kepala UPT di lingkungan BPSDM dan tamu undangan lainnya. Tidak ketinggalan pula Kepala BPSDM Perhubungan turut menyumbangkan beberapa lagu dalam acara tersebut. (*)
ALUMNI
7
NEWS
Hot News
Lomba Penelitian Transportasi Tahun 2016
B
adan Litbang Perhubungan menggelar Lomba Penelitian Transportasi Tahun 2016 di Jakarta, Rabu (26/10/2016). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan penghargaan Adi Cipta Tata Wahana Nusantara kepada para pemenang lomba. Menhub Budi Karya dalam sambutannya mengatakan, jika lomba penelitian transportasi ini merupakan kegiatan yang cukup penting mengingat banyak inovasi yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah dalam meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanan transportasi kepada masyarakat. “Saya berharap kedepannya tidak hanya berhenti sampai tingkat lomba penelitian, tetapi hasil-hasil inovasi anak bangsa ini dapat diimplementasikan,” ujar Menhub dikutip dari harianterbit.com. Kepala Badan Litbang Perhubungan DR. Agus Santoso, M.Sc., dalam laporannya mengatakan bahwa lomba penelitian transportasi Tahun 2016 ini mengusung tema “Melalui Inovasi Teknologi Kita Tingkatkan Keselamatan dan Pelayanan Penerbangan.”
Foto: dephub.go.id
Pemenang lomba tingkat nasional kategori SLTA/S1 adalah juara pertama diraih oleh Andri Bharata Hutapea dengan naskah penelitian “Prediksi Trajektori Pesawat Berdasarkan Data ADS-B sebagai Sistem Pembantu Pengambilan Keputusan Seorang ATC untuk Mencegah Terjadinya Tabrakan Pesawat (Collision) di Udara. Sedangkan pemenang lomba tingkat nasional kategori S2/S3 adalah juara
pertama diraih oleh Dody Qory Utama dari Jakarta dengan naskah penelitian “Pencegahan Kecelakaan Transportasi dengan Pemantauan Sinyal Otak Menggunakan Brainstat.” Para pemenang lomba tersebut selain meraih penghargaan Adi Cipta Tata Wahana Nusantara, juga mendapat hadiah uang, serta berhak mengikuti educational trip ke Australia. (*)
BP3B Wisuda Taruna Non Diploma Penerbang Angkatan VI
B
Foto: Dok. Banyuwangi
8
ALUMNI
alai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (BP3B) kembali mewisuda 15 orang taruna non diploma penerbang angkatan VI, Rabu (30/11/2016). Awalnya BP3B bernama Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (LP3) Banyuwangi yang menginduk di Akademi Teknik dan keselamatan (ATKP) Surabaya dan memiliki jurusan akademis ATC dan teknis. Lalu berkembang dengan membuka jurusan penerbang dengan lokasi di Banyuwangi. Setelah sekolah pilot ini dibangun, akhirnya berdiri sendiri dipisahkan dari ATKP Surabaya dan berubah nama menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi (BP3B). (*)
NEWS
Hot News
AP I Raih Penghargaan Top IT dan Telco 2016
Foto: ap1.co.id
A
ngkasa Pura Airports berhasil meraih penghargaan pada ajang Top IT & TELCO 2016 untuk kategori “Top IT Implementation on Airport Sector”. Penghargaan diterima langsung oleh Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Angkasa Pura Airports, Novrihandri dan disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI, Rudiantara di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (23/11). Implementasi TIK di Angkasa Pura Airports dilakukan berdasarkan lima prioritas program TIK yaitu revenue safeguarding, revenue deepening, revenue
enhancement, operation excellence, dan service excellence. Pada Sistem Operasi Bandara (Airport Operation System) terdapat berbagai implementasi sistem seperti Sistem Informasi Operasi dan Komersial (SIOPSKOM), Airport Operation Database (AODB), Flight Information Data System (FIDS), Baggage Handling System (BHS), Sistem Informasi Terminal Cargo (SITEC), Common Use Control System (CUCS), dan Passenger On Ticket System (POTS). Untuk Fasilitas Bandara (Airport Facilities) telah diimplementasikan sistem TIK seperti Building Information System (BIS), Building Automation System (BAS), ERP Plant Maintenance, ERP Material Management, dan Point of Sales System (POS). Dan juga untuk Airport Landside System telah diimplementasikan parking management system dan taxi management system. Sedangkan pada area Airport Safety and Security telah diimplementasikan CCTV, access control, airport safety and security alarm, dan command & control. (*)
Modernisasi Peralatan AirNav Investasi Rp 2,2 Triliun
Foto: wordpress.com
P
erum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menginvestasikan Rp 2,2 triliun untuk modernisasi peralatan tahun 2016. Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono, dikutip dari republika. co.id, Selasa (22/11) di Jimbaran, Bali, menjelaskan bahwa nilai investasi tersebut digunakan untuk meningkatkan pelayanan
untuk menunjang keselamatan penerbangan. Anggaran tersebut dialokasikan untuk program modernisasi peralatan atau IMANS di antaranya seperti komunikasi, navigasi dan pengawasan. Selain itu juga meliputi peningkatan kualitas SDM, restrukturisasi ruang udara dan pemenuhan regulasi serta kerja sama dengan institusi dalam negeri serta antarnegara. Inovasi juga dilakukan untuk efisiensi pelayanan di antaranya dengan inovasi peralatan Automatic Dependent Surveillance-Broadcasting (ADS-B) teknologi. Untuk mengetahui posisi pesawat atau semacam GPS berbasis satelit. Inovasi lain adalah memanfaatkan aplikasi kronos untuk slot penerbangan. Bambang lebih lanjut menjelaskan. Aplikasi ADS-B telah terpasang di 32 bandara di seluruh Indonesia. (*)
GMF dan MMF Kerjasama Operasi (KSO)
Foto: infopenerbangan.com
P
T. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) dan PT. Merpati Maintenance Facility (MMF) melakukan penandatanganan kerjasama operasi (KSO) bertempat di hangar MMF Bandar Udara Juanda Surabaya, Sabtu (12/11/2016). Perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo serta Managing Director MMF Suharto. Acara ini dihadiri oleh petinggi dari kedua perusahaan antara lain Direktur Utama Merpati Capt Asep Eka Nugraha, Direktur Operasi MMF Saptono Widodo dan Muhammad Alwi selaku komisaris PT. GMF. Kerjasama akan dimulai awal Januari 2017 selama lima tahun. GMF akan memberikan kontribusi dalam hal penambahan tools and equipment, peningkatan sistem dan infrastruktur TI, serta pemberian certified training. Sedangkan MMF akan memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana seperti hangar di Surabaya dan Biak, ruang kantor dan ruang penyimpanan material, sertificate of approval (AMO) dari DKUPPU, serta tools & equipment. Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo menyatakan, kerjasama meliputi maintenance, repair, dan overhaul untuk airframe, engine, serta komponen pesawat Cessna 172/152, Twin Otter, Casa 212, serta Cessna Caravan 208/206. Sedangkan Dirut MMF, Suharto mengatakan, jika dua raksasa ini digabung akan menjadi sebuah produk yang besar. (*) ALUMNI
9
NEWS
Headlines
Novyanto Widadi, S.IP
Perpaduan Hard and Soft Skill Competency
D
i tengah kesibukannya yang sangat padat, majalah ALUMNI berkesempatan berbincang-bincang dengan Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Novyanto Widadi, S. IP, Senin (5/12/ 2016), di ruang kerjanya yang asri dan dipenuhi hiasan souvenir bernuansa dirgantara, berikut petikannya: Mohon ceriterakan masa kecil bapak Novyanto, kelahiran kapan dan dimana? Saya lahir di Jakarta pada 23 November 1968, dari darah keluarga TNI AD. Masa kecil dihabiskan di kota Cimahi, karena orang tua tugas disana, SD dan SMP lulus di Cimahi dan SMA lulus di Bandung. Mohon diceriterakan perjalanan karier Bapak, tugas dimana saja, hingga akhirnya Bapak dipercaya memimpin di STPI saat ini? Karena hobi saya banyak yang berkaitan dengan dunia kedirgantaraan, maka waktu itu saya beranikan diri untuk mendaftar ke AKABRI AU. Alhamdulillah saya satusatunya lulusan SMA 4 Bandung yang bisa diterima di AKABRI AU waktu itu. Selesai lulus AKABRI AU, saya ditugaskan di Istana Negara hingga dua tahun. Selanjutnya mendapat tugas belajar pendidikan pesawat tempur di Bandara Abdulrachman Saleh Malang, selama dua tahun. Saya pernah mendapatkan tugas yang tidak bisa saya tolak dan saya kenang hingga kini. Saya dipanggil oleh Bapak JK ( Jusuf Kalla), saya sangat terkejut ada apa ini. Ternyata saya diperintahkan untuk menyemai bibit pohon trembesi yang jumlahnya mencapai ber ton-ton dan hasilnya bisa terwujud menjadi penyubur tanah dan bisa menahan banjir untuk menahan air (erosi). Tugas ini untuk di daerah Jawa Timur dan sekitar Danau Toba Sumatera. Sebelumnya sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi Lanud Abdulrachman Saleh Malang, hingga akhirnya sampai disini, diberi amanah untuk membenahi STPI. Apa saja tugas dan wewenang yang dibebankan kepada Bapak selaku Ketua STPI? Selaku Ketua STPI yang baru, saya diberi tanggung
Foto: Rigo
10
ALUMNI
NEWS
Headlines
ALUMNI
11
NEWS
Headlines
Foto-foto: Anto
jawab diantaranya harus melakukan berbagai inovasi, tindakan, dan upaya-upaya perubahan guna mengembalikan kejayaan sekolah pilot dan praktisi penerbangan profesional tertua di Indonesia milik pemerintah ini ke level tertinggi. STPI yang didirikan tahun 1952 ini, agar dibangun kembali menjadi kebanggaan di tingkat nasional dan dikenal di forum-forum internasional. Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kedepan, tak ada halangan lagi masuknya tenaga kerja asing yang tentu makin profesional. Para alumni STPI, harus bisa bersaing dan mengungguli mereka. Konkritnya tindakan inovatif seperti apa? Saya diminta, untuk terus-menerus melakukan berbagai tindakan inovatif guna membangun dan membawa kemajuan, juga perubahan, dan pembaruan di STPI. Sesuai dengan program Presiden RI Joko Widodo yang memilih cara pembangunan dengan cepat, saya melakukan tindakan-tindakan tegas guna menegakkan good corporate
12
ALUMNI
governance, serta menghilangkan tindakantindakan yang menyimpang dari prosedur dan aturan yang berlaku. Dengan mandat tersebut, apa program STPI kedepan? STPI harus bisa terus meningkatkan sarana dan fasilitas diklat di kampus ini.
Terus meng-update dan meningkatkan kualitas dosen dan instruktur sehingga mampu mendidik para tarunanya dengan lebih baik. Peningkatan kualitas SDM mutlak dan tak bisa ditunda-tunda lagi. Kepada para taruna, juga harus bisa berfikir positif, konstruktif dan belajar lebih giat lagi.
NEWS
Headlines Harus bisa memanfaatkan waktu belajar untuk membekali diri dengan ilmu dan keterampilan yang terbaik dan dibutuhkan di lapangan. Para lulusan STPI, menurut Bapak harus bagaimana? Lulusan STPI harus memiliki hard and soft skill competency sesuai kebutuhan dunia penerbangan. Sebagai lembaga pencetak praktisi penerbangan, STPI harus menerapkan pola pendidikan dengan perbandingan 30% teori dan 70% praktek. Harus bisa menguasai kemampuan teknis (hard skill) sekaligus kemampuan non teknis (soft skill) kompetensi. Memadukan keduanya, maka akan sukses dan mampu survive di tengah gempuran globalisasi yang makin keras ini. Dapat menciptakan terlaksananya proses belajar-mengajar yang kondusif di lingkungan kampus. Jam pengajaran yang padat bagi taruna, agar diimbangi dengan jam istirahat yang cukup. Atur sedemikian rupa, sehingga terjadi rasionalisasi antara waktu pengajaran dengan waktu istirahat taruna. Para taruna harus punya kesempatan untuk bisa menikmati masa mudanya selama mengikuti pendidikan di Kampus STPI. Dengan waktu istirahat yang cukup, para taruna pun dapat berkonsentrasi penuh saat menerima pengajaran.
Foto-foto: Istimewa
Bagaimana untuk tenaga instruktur dan pengajarnya? Guna mencapai hal itu, salah satunya, tenaga pengajar STPI pun harus turun langsung ke lapangan. Tenaga pengajar yang tidak pernah ke lapangan, wajib ke lapangan. Kalau tidak memiliki minat lagi menjadi tenaga pengajar, silakan cari posisi yang lain. STPI pernah merajai di level Asia,
bagaimana untuk meraih kembali marwah tersebut? Untuk mengembalikan kejayaan STPI memang bukan hal yang mudah, tetapi hal itu harus dilakukan. STPI harus keluar dari zona nyaman selama ini dan jangan terlena dengan situasi yang ada. Bangun kembali STPI agar menjadi kebanggaan di tingkat nasional dan dikenal di forum-forum internasional. (*)
ALUMNI
13
HIGHLIGHTS C-E-O Talk
Sukarwoto, ST, S. SiT, MM
Harus Merubah Paradigma “PRESTASI ADALAH SEMANGATKU, PROFESIONAL ADALAH KEBANGGAANKU, DAN KESELAMATAN SERTA KEAMANAN PENERBANGAN MENJADI TUJUANKU”
K
epala BPPP Curug, Sukarwoto, ST, S. SiT, MM, Alumni STPI Curug tahun 1994, yang putra asli Banjarnegara Jawa Tengah ini, dengan ramah dan ceria menerima majalah ALUMNI di ruangan kerjanya, Senin (28/11/2016), berikut petikan wawancaranya: Sejak kapan BP3 Curug mulai menyelenggarakan diklat? BP3 Curug mulai gelar diklat sejak
14
ALUMNI
Januari 2015. Sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) kompetensi personel penerbangan. BP3 Curug terus berkomitmen meningkatkan proses diklat serta kualitas lulusannya. Sebagai lembaga baru, kita patut bangga dan harus terus meningkatkan kinerjanya menuju lembaga pendidikan penerbangan terpercaya di dunia. Diklat Apa saja yang ada di BP3 Curug? Sampai saat ini ada beberapa jenis diklat
di BPPP Curug, diantaranya, Basic Aviation Security (Avsec), Junior Avsec, Senior Avsec, Basic PK, Junior PK dan Senior PK. Ada pula diklat English Language Profesiency (ELP) mulai tingkat dasar sampai mahir. Dan masih banyak lagi jenis diklat di BP3 Curug. Sesuai UU No.1/2009 tentang Penerbangan, lebih dari 300 jenis diklat yang bisa digelar di Indonesia termasuk di BP3 Curug. Kedepan, Seluruh SDM sektor penerbangan di Indonesia harus benar-benar
HIGHLIGHTS
C-E-O Talk
profesional dan bersertifikat. BP3 Curug siap menyelenggarakan diklat kompetensi yang dibutuhkan sesuai aturan dan standar kelas dunia. Apa saja prinsip dan pedoman Bapak dalam membangun BP3 Curug ini ? Semua itu sesuai dengan prinsip visi misi bapak Presiden Jokowi dan bapak Wapres Jusuf Kalla. Untuk membangun SDM transportasi yang unggul, profesional dan berwatak melayani, BP3 Curug siap mendidik dan menyiapkan personel penerbangan andal di Tanah Air. Semua itu sebagai wujud kehadiran Pemerintah di mata rakyat sekaligus upaya memberikan nilai tambah terbesar pada Bangsa dan Negara. Seperti juga pedoman yang disampaikan oleh Kepala BPSDM Perhubungan bapak Wahju Satrio Utomo, seluruh UPT harus mampu mencapai target kinerja sesuai ketentuan yang ditentukan yaitu harus mencapai minimal 80% dari target yang ditetapkan baik dalam realisasi program atau penyerapan anggaran APBN. BP3 Curug konsisten pada tupoksinya di bidang pendidikan personel penerbangan di Tanah Air. Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPSDM Perhubungan ini terus menorehkan prestasi dan kinerja terbaiknya. Apa saja yang harus dipacu kinerjanya? BP3 Curug terus memacu kinerjanya, terutama sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) sumber daya manusia penerbangan. Indonesia membutuhkan banyak tenaga profesional di bidang penerbangan terutama operator bandara, khususnya Angkasa Pura (AP) II dan Airnav Indonesia. Sampai akhir tahun 2015 BP3 Curug sudah memberikan diklat pada 863 orang. Mereka itu berasal dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Angkasa Pura II, dan Airnav Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2016 ini, BP3 Curug memiliki target untuk menyelenggarakan diklat sebanyak 1044 orang atau 29 persen diatas target 2016 yang telah ditetapkan sebesar 810 orang. Apa motto BP3 Curug? Motto BP3 Curug adalah “Prestasi adalah semangatku, Profesional adalah kebanggaanku, dan Keselamatan serta Keamanan penerbangan menjadi Tujuanku”. Kita bekerja selalu mengacu pada tiga motto tersebut. Dalam setiap kesempatan baik resmi atau non-formal, kita selalu menanamkan tiga kunci pokok keberhasilan
Foto-foto: Anto
bekerja sebagai institusi di bidang diklat. Terus bekerja dan mengabdi untuk menyukseskan program kerja pemerintah. BPPP Curug adalah menyiapkan SDM andal dan professional di bidang penerbangan di Tanah Air. BP3 Curug adalah salah satu lembaga pendidikan yang meyelenggarakan diklat peningkatan kompetensi personel penerbangan. Bekerja optimal menyelenggarakan diklat peningkatan kompetensi SDM penerbangan, baik yang bekerja di operator bandara maupun di navigasi. Instansi mana saja yang sudah dibidik oleh BPPP Curug? Sejauh ini, sudah dua BUMN yaitu Angkasa Pura II dan Airnav Indonesia yang bekerja sama dengan BP3 Curug untuk melakukan diklat personel mereka. Mereka rata-rata mengikuti diklat tingkat lanjutan, meski ada peserta diklat tingkat dasar (basic training). Sebenarnya BP3 Curug adalah lembaga pendidikan penerbangan umum yang menerima siswa dari mana saja termasuk peserta didik dari luar negeri. Dengan tenaga instruktur 11 orang serta beberapa staf, BP3 Curug siap menyelenggarakan diklat bahkan sampai kelas international. Jika diperlukan BP3 Curug bisa menyewa dan mendatangkan tenaga ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Seluruh karyawan BP3 Curug termasuk instruktur diberdayakan secara efektif dan efisien. BP3 Curug juga bisa mendatangkan tenaga ahli sesuai jenis kompetensi yang dibutuhkan. Dengan begitu, bobot dan kualitas diklat di BP3 Curug tetap baik dan diakui pemerintah dan dunia usaha. Fasilitas dan sarana apa saja yang ada di BP3 Curug?
Kita mempunyai fasilitas dan sarana diklat yang baik dan memadai, Bukan hanya ruang kelas yang representatif, tapi juga dilengkapi asrama yang layaknya seperti hotel. Asrama Kampus BP3 Curug memiliki dua gedung asrama standar, ruang single executive, ruang couple executive, ruang makan, laundry, dapur serta Koperasi Semar Dayaka. Jadi, siswa diklat di BP3 bisa memilih, tentunya dengan harga yang berbeda, sesuai pelayanan dan fasilitasnya. Sekarang bagaimana dengan adanya BP3 Curug sudah menjadi BLU? Konsekuensinya, pelayanan dan fasilitas diklat harus diperbaiki dan disempurnakan. Kita ingin membuat siswa betah dan nyaman mengikuti proses diklat di BP3 Curug. Jika mereka puas, akan lebih banyak lagi siswa yang datang. Sekarang asrama sudah digunakan. Asrama standard untuk setiap kamar berAC ditempati dua orang, lengkap dengan meja kursi belajar serta kamar mandi di dalam. Lemari dan fasilitas lain disiapkan di luar ruangan, lengkap dengan kunci dan rak sepatu masing-masing. Ruang single eksekutif dan couple eksekutif disiapkan masing-masing untuk dua orang. Fasilitas ini dilengkapi meja kursi tamu, ruangan ber-AC dan fasilitas lainnya. Jadi para siswa diklat di BP3 Curug, meski tinggal dan menginap di asrama, tapi serasa di hotel berbintang. Kita sudah harus merubah paradigma. Sekolah dan lembaga diklat tak bisa lagi berjalan apa adanya. Mereka harus lebih kreatif dan inovatif dan bisa memberikan pelayanan baru yang lebih baik dan memuaskan. Jadi siswa yang datang bisa nyaman dan enak belajar, sehingga mereka akan datang lagi dan mengajak temantemannya datang dan mengikuti diklat di BP3 Curug ini. (*) ALUMNI
15
INSIGHTS
Airline, Safety & Reguation
Kemenhub Deregulasi 9 Peraturan Penerbangan
K
ementerian Perhubungan (Kemenhub) menyederhanakan sembilan peraturan penerbangan dalam rangka mendukung perkembangan bisnis dan industri penerbangan nasional. Dikutip dari antaranews.com, Permenhub yang telah disederhanakan di antaranya PM 7 Tahun 2016 tentang Perubahan atas PM 160 Tahun 2015 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Angkutan Udara Niaga, yaitu umur pesawat udara kargo (freighter) yang didaftarkan dan dioperasikan untuk pertama kali di
Foto: Istimewa
16
ALUMNI
Indonesia, semula maksimum berusia 15 tahun menjadi 25 tahun. Untuk usia pesawat udara kargo yang semula berusia maksimum 30 tahun menjadi maksimal 40 tahun. PM 77 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas PM Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, yaitu perubahan syarat penambahan kapasitas pada rute penerbangan dari tujuh syarat menjadi tiga syarat. PM 5 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas PM Nomor KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, terdapat perubahan kewenangan pemberian izin usaha angkutan udara niaga dari Direktur Jenderal menjadi Menteri. PM 41 Tahun 2015, terdapat penambahan ketentuan mengenai saham perusahaan, yaitu saham mayoritas harus dimiliki oleh badan hukum Indonesia atau WNI. PM 68 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat PM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, terdapat perubahan persyaratan dalam
mengajukan rute penerbangan, yaitu dari semula dipersyaratkan melakukan kegiatan angkutan udara selama tiga tahun menjadi satu tahun. Semula dipersyaratkan telah melayani sebesar 50 persen menjadi 20 persen. PM 56 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedelapan atas PM Nomor KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara, permohonan izin rute baru dari semula kepada Dirjen Perhubungan Udara menjadi kepada Menteri. PM 187 Tahun 2015 Tentang Kegiatan Pengusahaan Bandar Udara, mengenai modal disetor sebesar 30 persen dari nilai total aset minimal Rp350 miliar untuk bandara domestik dan Rp1 triliun untuk bandara internasional menjadi 25 persen dari nilai total aset. PM 153 Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara PM 12 Tahun 2015 Tentang Perizinan Angkutan Udara Online/Daring. (*)
INSIGHTS
Fleet & MRO
Foto: Anto
Industri MRO Butuh 1.000 Teknisi Lulusan D3 “KAMI 90 PERSEN MEMBUTUHKAN TEKNISI LULUSAN D3, 10 PERSENNYA LULUSAN S1, JUGA SEBAGIAN KECIL ADMINISTRASI”
Foto: marvilix.com
I
ndustri Maintainance Repair and Overhaul (MRO) di Indonesia membutuhkan 1.000 Sumber Daya Manusia yang menguasai keahlian dibidang perawatan dan perbaikan pesawat. Kebutuhan teknisi penerbangan ini untuk dapat menghadapi persaingan global. Ketua Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA),
Richard Budihadianto mengatakan, bisnis penerbangan terus bertumbuh, IAMSA memperkirakan Indonesia akan membutuhkan 12-15 ribu tenaga ahli hingga 15 tahun ke depan. Pendirian politeknik, termasuk mengubah politeknik umum menjadi fokus ke teknik dirgantara menjadi upaya menyiasati pemenuhan kebutuhan ini. “Dengan kenaikan jumlah penumpang rata-rata 15 persen per tahun dan bahkan lebih maka industri MRO nasional harus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Jika kita tidak bangun sendiri, asing yang akan ambil peluang,” katanya. Saat ini, pasokan SDM yang tersedia baru mencapai 200-300 orang per tahun, sehingga perlu ditingkatkan.
IAMSA dikutip dari antaranews. com menyarankan, untuk bersaing secara internasional, diupayakan basic entry D3. Lulusan D3 bidang penerbangan akan lebih mudah menyerap pelatihan di bidang hi-tech yang diberikan oleh perusahaan penerbangan. “Kami 90 persen membutuhkan teknisi lulusan D3, 10 persennya lulusan S1, juga sebagian kecil administrasi,” ujar Richard. Bagi mereka yang lulus SMK bidang penerbangan diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang D3 agar mampu bersaing di dunia penerbangan internasional. Menurutnya, IAMSA, industri dan Kementerian Perindustrian akan bekerja sama untuk membangun sekolah vokasi bidang penerbangan yang dapat mendukung industri MRO. “Kami akan bekerja sama dengan Kemenperin untuk pembangunan sekolah maupun penyediaan tenaga pengajar ahli. Selain itu, ada juga dengan industri yang akan menampung lulusan ini agar dapat langsung terserap,” ungkap Richard Budihadianto. (*) ALUMNI
17
INSIGHTS
Airport & Navigation
CANSO Asia Pasific Safety & Operations Workgroup Meeting 2016
Foto: beritatrans.com
P
erum Lembaga Penyelengara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau yang dikenal dengan AirNav Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan CANSO Asia Pasific Safety & Operations Workgroup Meeting 2016 di Hotel Intercontinental Jimbaran, Bali, tanggal 22-23 November 2016. CANSO (Civil Air Navigation Services Organization) merupakan organisasi penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan seluruh dunia yang melayani 85 persen ruang udara di dunia. Sebanyak 60 peserta dari 14 negara hadir dalam pertemuan ini. 14 Negara yang hadir dalam pertemuan ini adalah Australia, Singapura, Uni Eropa, Jepang, Thailand, Taiwan, Selandia Baru, Vietnam, Filipina, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Maladewa dan Papua Nugini. “ini pertama kali AirNav menjadi tuan rumah pelaksanaan acara CANSO regional Asia Pasific. Sebagai perusahaan penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang baru berusia empat tahun, namun dengan tanggung jawab besar untuk mengelola ruang udara Indonesia, penting
18
ALUMNI
bagi AirNav untuk terlibat dalam kerjasama regional seperti ini,” ujar Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono. Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan, Suprasetyo; Direktur Navigasi Penerbangan, Novie Riyanto; Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Yurlis Hasibuan; dan Direktur Pengembangan Pelayanan AirNav Indonesia, New In Hartaty; Mr. Hai Eng Chiang, Director of CANSO Asia Pasific Affairs. CANSO (Civil Air Navigation Services Organization). Pertemuan ini membahas sejumlah isu penting diantaranya, kolaborasi ADS-B, Implementasi AIDC, kolaborasi Manajemen Lalu Lintas Penerbangan dengan meteorologi, hingga penerapan ATFM (Air traffic Flow Management). Negara-negara yang hadir juga saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pelayanan dan keselamatan navigasi penerbangan. AirNav Indonesia sendiri akan menyampaikan program-program yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir,
seperti program modernisasi peralatan, peningkatan kualitas SDM dan pemenuhan regulasi. Tahun ini, AirNav Indonesia juga meluncurkan program IMANS (Indonesia Modernization of Air Navigation Services) yang terdiri dari revitalisasi peralatan, restrukturisasi ruang udara, penerapan PBN dan ADS-B. Menurut Bambang, Kerjasama antar operator navigasi penerbangan sangat dibutuhkan mengingat kawasan AsiaPasifik, dalam 20 tahun mendatang, diprediksi akan menjadi pemimpin pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia dengan pertumbuhan sebesar 5,7 persen setiap tahunnya. “Jumlah penumpang dan lalu lintas penerbangan terus bertambah, dan penerbangan merupakan salah satu kontributor utama dalam perumbuhan ekonomi. Karenanya penting operator navigasi penerbangan untuk melakukan efisiensi, meningkatkan produktifitas serta tetap mempertahankan level pelayanan dan keselamatan,” terang Bambang. (*)
INSIGHTS
HRD & Training
Wisuda Taruna STPI Prodi Teknik dan Penerbang
Foto-foto: Anto
S
ekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug telah mewisuda para perwira Program Studi Diploma IV Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara dan juga Diploma II Penerbang, di Kampus STPI Curug, Tangerang, Kamis (15/12/2016). Kepala BPSDM Perhubungan, Dr. Wahju Satrio Utomo hadir dalam acara tersebut dan bertindak sebagai Inspektur Upacara. Wahju mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan berpesan agar para perwira dapat menjunjung tinggi nama almamater. “Beberapa hal yang dapat saya sampaikan
pada kesempatan yang baik ini, saya ucapkan selamat kepada para perwira yang telah berhasil menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma IV Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara dan Diploma II Penerbang, dalam mengemban tugas dengan penuh tanggung jawab dimanapun saudara bertugas. Junjung tinggi nama almamater yang telah mengantar saudara-saudara menuju medan pengabdian di bidang transportasi udara. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan bimbingan serta petunjuk-Nya kepada kita semua. Baktimu telah dinanti, bangkitkan semua kemampuan, mari kita bangun bangsa ini,” kata Wahju. Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Novyanto Widadi pada acara wisuda ini mengatakan, untuk mengaplikasikan pendidikan karakter khususnya disiplin siswa penerbang bahkan pilot professional, harus dimulai dari kampus atau lembaga pendidikan. “Sulit mendidik dan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk pilot yang unggul tanpa pendidikan yang baik, teratur dan berkelanjutan,” kata Novy. Manajemen STPI bertekad untuk memulai mendidik dan menyiapkan
karakter khususnya disiplin dari dalam kampus. Pilot baik penerbang sipil atau militer kalau terkait keselamatan adalah sama. Butuh disiplin dan profesionalisme yang tinggi bagi seorang pilot. “Untuk mewujudkan keselamatan penerbangan harus dimulai dengan menetapkan disiplin yang tinggi. Oleh karena itu perlu menerapkan safety report dan safey flight. Aturan ini mudah diucapkan tapi sangat berat diterapkan secara benar. Tapi harus dilakukan kepada para siswa penerbang,” terangnya. Novyanto melanjutkan, seorang pilot harus dididik dan dibiasakan serta menerapkan budaya keselamatan yang tinggi. Budaya itu harus diaplikasikan dan diinternalisasikan dalam seluruh kehidupannya. Aturan keselamatan itu mutlak harus ditaati dan tak ada toleransi sekecil apapun terkait keselamatan. “Untuk mendidik dan menyiapkan sosok pilot dengan disiplin harus dimulai dari para instruktur pilotnya dulu. Ruang udara memang sangat luas. Tapi tak ada space sedikitpun untuk berbuat salah. Itu konsep dasar yang harus ditanamkan kepada semua pilot bahkan sejak mereka masih menjalani diklat di kampus,” pungkasnya. (*) ALUMNI
19
FEATURES Profil
Foto: Istimewa
Capt. Dewa Wiwekananda
Safety Culture Jadi Isu Utama Perbaikan BIASAKANLAH BERBUAT BAIK, KARENA SUATU SAAT KITA AKAN DISELAMATKAN OLEH PERBUATAN BAIK ITU
20
ALUMNI
FEATURES
Profil
C
apt. Dewa Wiwekananda merupakan alumni PLP/STPI Curug angkatan 41/42 tahun 1988. Berikut wawancara majalah ALUMNI dengan pilot B737 Lion Air sekaligus Ketua II Ikatan Pilot Indonesia (IPI) : Capt. Kelahiran tahun berapa dan dimana? Saya kelahiran tahun 1962 di Denpasar, Bali. Berapa jumlah putra/putri Capt dan adakah yang tertarik dengan dunia penerbangan? Anak saya ada lima orang. Yang perempuan tiga dan laki-laki dua orang. Yang terbesar sudah menikah. Yang nomor empat yang senang dengan penerbangan. Namun sebelum melangkah kesana, sekarang saya kuliahkan dulu supaya dia punya bekal pengetahuan yang lebih baik. Capt. Lulusan STPI tahun berapa dan angkatan berapa? Dulu namanya PLP, lulus tahun 1988, angkatan 41/42. Bisa diceritakan sedikit tentang pengalaman Capt. sejak lulus STPI hingga bekerja sebagai pilot sekarang ini? Setelah menyelesaikan akademi di penerbangan Curug saya diterima langsung bekerja di Garuda. Untuk pertama kali pesawat yang saya terbangkan F28 selama kurang lebih 4 tahun. Kemudian ada pesawat Boeing 737 classic yang terbaru waktu itu. Saya sekolah di Asiana, Korea selama 2 bulan. Setelah itu tidak berapa lama di Boeing classic, akhirnya ada pesawat Airbus 300-600. Terus saya direkrut lagi untuk training di Toulouse, Perancis. Kemudian tidak berapa lama atau sekitar 4 tahun itu, karena kekurangan pilot di B737, akhirnya saya di perbantukan di Boeing classic lagi. Setelah itu baru ke A330 pada 1996 dan balik training lagi ke Toulouse. Sampai 11 tahun saya di Airbus 330. Masuk ke Batik tahun 2014 karena sama-sama full service seperti Garuda. Selama 2 tahun di Batik, terus karena Lion butuh Captain jadi saya diperbantukan ke Lion. Nah karena rute Lion itu banyak sekali kemudian variatif dan ada rute Balinya, maka saya memilih stay di Lion sampai sekarang khususnya di B737-800/900. Lion khan ada rute ke Chinanya, jadi kadang stay di Bali 5-6 hari, itu buat saya sangat bermanfaat buat keluarga. Orang tua sudah tidak ada tapi keluarga dan saudara masih
ada di Denpasar dan Negare, Bali Barat. Pandangan Capt. Terkait STPI? Menurut saya STPI harus tetap dipertahankan karena merupakan milik Negara . Jadi dulu STPI yang terbaik dan diakui secara internasional. Banyak yang datang dari Mauri, Afrika, Malaysia dan lain-lain. Sempat jadi yang terbesar di Asia Pasifik waktu itu. Nah Curug harus dikembalikan menjadi sekolah penerbangan terbaik (The best) dan menjadi lebih profesional. Apa sebenarnya Tujuan dan Misi IPI? Tujuan IPI dibentuk untuk meningkatkan safety. Bukan berarti safety tidak ada. Tapi kita sama-sama berkontribusi baik regulator, operator maupun dari pilotnya, dalam mengawal safety ini. Around the clock setiap detiknya kita harus terus berbicara tentang safety level. Karena banyak kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di Indonesia khususnya di Indonesia Timur karena terlalu berani mengambil tindakan tanpa kalkulasi yang benar. Maka jika safety sudah menjadi bagian dari culture kita maka akan bisa mengurangi kecelakaan yang terjadi. Saya berharap radar di Papua bisa ditingkatkan, Metar (or Meteorological Aerodrome Report/Meteorological Terminal Aviation Routine Weather report) harus benar-benar valid. NDB (non-directional (radio) beacon) overdue, VOR (VHF Omni-directional Range) overdue, ILS (instrument landing system) overdue, semua yang seperti itu harus diperbaiki. Untuk itulah IPI hadir untuk mengembalikan lagi safety yang sesungguhnya.
masukan kepada DPR Komisi V terkait perbaikan dunia penerbangan Indonesia. Semua tujuannya hanya untuk pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan supaya nyaman dan terjamin keselamatannya. Harapan Capt. terhadap dunia penerbangan Nasional? Saat ini dunia serba kompetitif, semua semakin mengerucut kepada yang terbaik yang bisa diberikan kepada masyarakat. Jadi kita harus bersaing. Rekan-rekan pilot juga harus memiliki prinsip safety start from me, jadi semua harus dari diri kita. Saya pernah terbang dengan beberapa pilot asing di Lion. Saya akui mereka sangat disiplin. Diharapkan pilot-pilot Indonesia jangan kalah bersaing dengan pilot-pilot asing. Kita tingkatkan safety culture agar membumi di hati kita. Jadi safety culture harus menjadi isu utama perbaikan kedepan. Dan hal penting lainnya, biasakanlah berbuat baik, karena suatu saat kita akan diselamatkan oleh perbuatan baik itu. (*)
Di IPI menjabat sebagai apa? Saya menjabat sebagai Ketua II di Ikatan Pilot Indonesia (IPI) Jumlah anggota IPI saat ini? Sekarang berjumlah sekitar 2.711 pilot Apa saja kontribusi yang telah diberikan IPI di bidang penerbangan? IPI secara aktif memberikan masukan kepada Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terkait keselamatan penerbangan, perbaikan aturan-aturan penerbangan nasional sesuai ICAO, mengkampanyekan safety, memberikan himbauan kepada anggota dan seluruh pilot Indonesia untuk selalu menjaga profesionalisme pilot, memberikan ALUMNI
21
HORIZON Interaction
M. W. Jumadi, ST
Kedisiplinan Menjadi Kunci Utama
P Foto: Rigo
ola hidup penuh prosedur dan disiplin tinggi dari saat membuka mata hingga kembali menutup mata di malam hari, ditanamkan secara konsisten dalam diri para taruna STPI Curug. Pengalaman ini dituturkan M. W. Jumadi, ST, alumnus STPI jurusan RTL 19/PTL 8 saat ditemui di ruang kerjanya di kantor Pusat Angkasa Pura II. “Saat masih taruna STPI, seluruh kegiatan, mulai dari belajar hingga makan
22
ALUMNI
memiliki prosedur yang ketat. Misalkan, saat makan seluruh taruna harus berbaris dan komandan pleton harus melapor terlebih dahulu kepada pembina. Setelah mengambil jatah makan, seluruh taruna-taruni harus duduk dan berdoa secara serempak dan mengucapkan “Selamat Makan!” sebelum makan. Pola hidup seperti itu ditanamkan bukan tanpa alasan. Menurut Jumadi, disiplin ditanamkan karena setelah para taruna lulus mereka dihadapkan pada dunia kerja yang penuh prosedur dan disiplin yang amat tinggi. Mereka harus dibiasakan dengan pola hidup demikian karena industri penerbangan itu penuh SOP (Standar Operational Procedure). Pola hidup yang penuh disiplin tentu membuat jenuh para taruna. Karena itulah mereka harus pintar mempergunakan waktu luang untuk kegiatan yang menyenangkan. “Awalnya berat banget, jenuh, stress, tapi lama kelamaan asyik juga karena semua dilakukan bareng-bareng”, lanjutnya. Selain menanamkan kedisiplinan yang sangat tinggi, STPI Curug juga memupuk
rasa tanggung jawab kepada seluruh taruna. Salah satu caranya adalah dengan memberikan tanggung jawab sebagai kakak asuh bagi junior mereka. Seorang senior bisa bertanggung jawab untuk dua atau tiga junior, tergantung banyaknya junior di satu angkatan. Kakak asuh inilah yang akan menjadi tumpuan hidup bagi junior yang dibimbingnya. Berbagai permasalahan pun harus dapat diselesaikan oleh sang kakak, mulai dari masalah belajar, hingga masalah keuangan. “Kalau adik-adik ada yang buat masalah, ya kakak pembinanya yang dimintai pertanggungjawaban”, katanya. “Kedisiplinan menjadi kunci utama untuk dapat bertahan di STPI Curug. Memang pola hidup demikian terlihat sangat kaku dan membosankan. Namun, dengan pola pendidikan tersebut selama puluhan tahun STPI Curug terbukti berhasil melahirkan praktisi-praktisi dunia penerbangan yang profesional dan berintegritas tinggi”, aku Jumadi menutup wawancara. (*)
HORIZON
Interaction
Febryanda Sholihaty
Mantan Bengkel Jadi Sekretaris
H
Foto: Anto
idup penuh dinamika, begitupun karier seseorang yang dialami seperti Febryanda Sholihaty, Sekretaris dari Yurlis Hasibuan, Direktur Safety, Security dan Standarisasi Perum LPPNI (Airnav). Febryanda Sholihaty yang akrab dipanggil Febry, gadis kelahiran Medan, 27 Februari 1991, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putri pasangan Bapak Allah Ditta Busthamy dan Ibu Suherlis. “Tahun 2009 tepatnya oktober awal perjalanan karier saya, berawal dari oplas warna mobil di sebuah bengkel ternama di kota Medan. Lalu berlanjut menjadi penjaga gudang, hingga menjadi customer service di bengkel tersebut. Febry melanjutkan, perjalanan tidak
sampai disitu, ia lalu mencoba peruntungan menjadi marketing di bank swasta di Medan, namun hasilnya kurang memuaskan. Ia lalu beralih profesi sebagai Sales Promotion Girl (SPG). “Di tahun 2010 saya kuliah di jurusan psikologi yg sebenarnya awal dari hobby dan dilanjutkan tahun 2012 saya kuliah lagi di jurusan ekonomi”, ungkap Febry yang pada 2012 lalu saya sempat mengikuti ajang Jaka Dara kota Medan ini. Pada awal 2015 gadis cantik penghobi film horor ini bergabung di PT Perkebunan Nusantara II sebagai staf sekretaris dewan komisaris hingga akhirnya sebuah keberuntungan membawa saya sebagai sekretaris Direktur keamanan,keselamatan dan standardisasi. “Merupakan suatu rezeki yang sangat saya syukuri dan pengalaman yang tidak pernah bisa saya lupakan sampai kapanpun”, pungkas Febry. (*)
Muksin, ST
Dengan BLU akan Semakin Maju dan Berkembang
M
uksin, ST, alumnus D-II RTM (Pengatur Teknik Mekanikal) angkatan IV tahun 1994, sebagai Staf Head of Procurement Angkasa Pura II, saat ditemui majalah ALUMNI di ruang kerjanya, mengatakan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug pada dasawarsa 1970-an pernah dikenal sebagai sekolah penerbang terbesar di Asia. Di saat dunia penerbangan nasional tengah mengalami pertumbuhan pesat, sekolah utama pencetak kader penerbangan di Indonesia ini sekarang sedang berbenah. Menurutnya, lembaga pendidikan dengan sistem yang baik, lengkap sarana dan prasarana pengajaran, serta kualitas dan kuantitas pengajar atau instruktur yang tinggi dan bermutu, tentu akan menghasilkan lulusan yang mumpuni dan berkompetensi. Sesuai dengan visi STPI untuk menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional menuju pusat unggulan (centre of excellent) yang berstandar internasional, serta menyelenggarakan misi pendidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi terapan di bidang penerbangan, diharapkan STPI akan mampu menghasilkan SDM di bidang penerbangan yang berkualitas internasional, mampu bersaing, mandiri dan profesional. Sebenarnya, dari segi kuantitas lulusan, STPI Curug masih berjaya. Lulusannya banyak terserap di berbagai perusahaan penerbangan nasional maupun di pemerintahan. Sejak tahun 2000 hingga saat ini, jumlah lulusan Jurusan Teknik, Keselamatan Penerbangan, Manajemen Penerbangan dan Penerbang sudah mencapai puluhan ribu orang,
STPI Curug juga diberi kebebasan mengembangkan diri dengan membangun sistem pendidikan mandiri. Dengan status BLU (Badan Layanan Umum) STPI akan semakin maju dan berkembang. Lulusannya memang harus lebih ketat lagi. Jaga Kekompakkan dan peduli sesama alumnus STPI, serta ikuti perkembangan teknologi, pesannya. (*)
Foto: Rigo
ALUMNI
23
Flight Simulator B737 & A320
KAPABILITAS PELATIHAN • Multicrew Cooperation • Initial Type Rating B737NG • Initial Type Rating A320 • Diffrencies to B737NG • Recurrent B737NG • Recurrent A320 PERALATAN PELATIHAN • CBT untuk 60 Student, bisa diakses secara online • Integrated Procedure Trainer B737NG & A320
• Flight Training Device/Fix Base Simulator Trainer B737NG & A320 • Full Flight Simulator Trainer B737NG & A320
Persyaratan peserta untuk Initial Type Rating adalah memiliki CPL+IR. Waktu pelatihan (10 orang) Selesai dalam waktu 3-4 bulan.