Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
MODIFIKASI ANALISIS SERAT DETERGEN ASAM Martini Balai Penelitian Ternak Ciawi, P .O . Box 221, Bogor 16002
PENDAHULUAN Kebutuhan serat pada hewan, terutama ternak ruminansia sangat penting, karena sebagian besar makanan ternak ruminansia terdiri dari serat 70 - 80% (Ranjan, 1977) . Kesalahan terbesar dari metode serat kasar adalah serat yang dihasilkan tidak mencerminkan hasil serat yang sebenarnya, karena banyak fraksi hemiselulosa dan lignin akan larut sampai 85% hemiselulosa dan lignin 50 - 90% tergantung pada jenis tumbuhan (Van Soest, 1977) . Untuk memecahkan kesulitan analisis serat pada hijauan pakan ternak, Van Soest menggunakan larutan detergen netral, dimana sisa ekstraksi dengan larutan detergen netral disebut sebagai Serat Detergen Netral (NDF) yaitu fraksi dinding sel yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin . Serat Detergen Netral dibagi menjadi dua fraksi yaitu fraksi yang larut dan fraksi tidak larut dalam asam sulfat, dikenal sebagai serat detergen asam/ADF yang terdiri dari selulosa dan lignin . Serat detergen asam (SDA/ADF) digunakan untuk memperkirakan daya cerna dari makanan ternak karena SDA dianggap mempunyai korelasi yang lebih baik dengan daya cerna (Marten, 1981) . Analisa SDA/ADF biasanya memerlukan 100 ml larutan detergen asam untuk setiap penetapan . Bahan kimia yang diperlukan untuk membuat larutan detergen asam adalah Ncetyltrimetyl ammonium bromide yang harganya sangat mahal . Untuk menghemat bahan kimia tersebut telah dicoba melakukan pengurangan jumlah larutan dari 100 ml menjadi 50 ml untuk satu kali penetapan, dengan harapan nilai yang sama dari pemberian jumlah larutan yang berbeda . BAHAN DAN CARA Untuk percobaan ini contoh yang dianalisis adalah bungkil kedelai, konsentrat, rumput gajah, jerami padi, faeces, serbuk kayu, dan sebagai kontrol dipakai AAFCO 9628 yang merupakan ransum yang diperoleh dari Amerika .
143
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
Alat Neraca analitik, gelas piala 600 ml, gelas ukur 100 ml, "hot plate", alat refluks (untuk pendingin), cawan masir, tanur, alat penyaring dengan pompa vakum, pengaduk magnetik . Cara Kerja Pembuatan Pereaksi Larutan detergen asam (ADS) . Ditambahkan 27,8 ml asam sulfat pekat teknis (95-98%) ke dalam ± 800 ml air suling, kemudian ditambah 20 gram CTAB (Cetyltrimetyl Ammonium Bromide) diaduk sampai larut dan ditepatkan volumenya menjadi 1 liter. Cara I Ditimbang 1,0000 gram contoh (ukuran partikel 40-60 mesh) kemudian ditambahkan larutan ADS sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam piala gelas 600 ml . Cara II Ditimbang 0,5000 gram contoh (ukuran partikel 40-60 mesh) kemudian ditambahkan larutan ADS sebanyak 50 ml ke dalam piala gelas 600 ml . Cara I dan Cara II masing-masing dipanaskan pada "hot plate" dengan suhu 220°C dan diekstrak selama 1 jam . Larutan dalam gelas piala tadi dituangkan ke dalam cawan masir yang telah diketahui bobotnya, kemudian disaring dengan bantuan pompa vakum, terus dibilas dengan air panas berulang-ulang sampai tidak berbusa dan terakhir dibilas dengan aseton dan heksana kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 105°C selama ±8 jam, diangkat dan didinginkan di eksikator selanjutnya ditimbang, baik cara I dan cara II diulang pengerjaannya sebanyak 2-3 kali . Perhitungan W3 - W2 ADF (% BK) = x 100% W1 Keterangan : W1 = bobot contoh W2= bobot cawan W3= bobot cawan + residu BK= Bahan Kering
1 44
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
Contoh
Ektraksi engan detergen netral
Ekstraksi dengan detergen asam
Sisa yang tidak Iarut, SDN/NDF Selulosa Hemiselulosa Lignin Mineral
Sisa yang tidak larut, SDA/ADF Selulosa Lignin Mineral
Gambar 1 . Skema analisa serat metode van Soest HASIL DAN PEMBAHASAN Di dalam tabel disajikan hasil ADF/SDA dimana kadar ADF dari masing-masing contoh bervariasi dari yang terkecil seperti bungkil kedelai (9,4%) sampai yang tertinggi yaitu serbuk kayu (77,18%) . Kadar ADF yang ditampilkan pada bungkil kedelai, pakan konsentrat, faeces clan serbuk kayu adalah kadar ADF dari contoh yang berbeda jenis atau waktu pengambilan contoh . Pada analisa AAFCO diperoleh kadar ADF yang hampir sama balk dari Cara I maupun Cara II . Hal ini menunjukkan bahwa AAFCO 9628 dapat digunakan sebagai kontrol atau standar dalam menganalisa contoh lain baik dengan Cara I maupun Cara II . Analisa ADF pada contoh yang menghasilkan kadar ADF tinggi (>40%) seperti pada serbuk kayu, faeces atau hijauan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda antara Cara I dengan Cara II (berkisar antara 0,36 - 3,68%) . Sedangkan untuk contoh bungkil kedelai dengan kadar ADF 9-11%, memberikan variasi (perbedaan) yang cukup besar sampai 6,65%, oleh sebab itu Cara II harus diuji kembali untuk menganalisis beberapa macam contoh yang berkadar ADF rendah . Agar hasilnya lebih balk perlu digunakan juga kontrol yang kadar ADF-nya rendah .
1 45
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997
Tabel 1 . Kadar % SDA/ADF dalam sampel yang tetap dengan membandingkan dari pelarut asam sulpat p .a . (metoda Van Soest dan asam sulfat teknik (modifikasi) No
ADF/SDA (% BK)
Jenis Contoh
Cara I H 2 SO4 p .a .
H 2 SO 4 Teknik
1.
Hamil Grass
48,96 49,20 49,13 48,84 48,85
48,92 49,54 49,30 48,85 48,85
2.
R . Gajah
42,20 42,17 42,34 42,90 42,72
42,01 42,15 42,95 42,30 42,86
3.
Lamtoro
12,46 11,48 12,37 12,32 12,63
11,65 11,72 11,76 13,96 12,68
Jenis Contoh
% ADF Standar H 2 SO 4 p .a .
% ADF H 2 SO4 Rata-rata
Rata-rata
1
Hamil Gras
46,7-49,0
48,97
49,06
2
R . Gajah
41,5-43,7
43,32
42,45
3
Lamtoro
12,4-12,5
14,31
12,32
KESIMPULAN Analisis serat detergen asam dapat menggunakan Cara II terutama untuk contoh yang kandungannya ADF-nya tinggi (>40%) . Cara II merupakan metode Van Soest yang dimodifikasi sebelumnya (Martini, 1994), pada Cara II penggunaan CTAB adalah 20 gram per liter untuk penetapan 5 contoh, sedangkan dengan Cara II dapat dilakukan penetapan sebanyak 10 contoh yang merupakan suatu penghematan bahan kimia (ekonomis) .
1 46
Lokakarya Fungsional Non Peneli6 1997
DAFTAR BACAAN Marlet, J . A . dan S .C . Lee . 1980 . Dietary Fiber, Ligno Cellulose Content of Selected Foods Determined by Modified and Unmodified Van Soest Procedure . J . Fd . Sci . Vol . 45 . Martini . 1994 . Penetapan Serat Detergen Asam dengan asam sulfat p .a . dan asam sulfat teknis . Marten G .C . 1981 . Chemical in vitro and nylon bag procedures for evaluating forage in the USA, Herbag evaluation (concept and technique) . Eds . J .L . Wheeler and R .D . Mochrie, American Forage and Grassland Council CSIRO . Ranjhan, S .K . 1977 . Animal Nutrition and feeding practice in India, Vikas Publ . House Pvt ltd ., New Delhi . Van Soest P .J . 1963 . Use of Detergent in the Analysis of Fibrous the Determination of Fiber Acid Lignin in Forages . J . Assoc . of Agricultural Chem . Vol . 46 . Van Soest P .J . 1977 . Cornell Vet . 67 : 307 .
147