Akuntabilitas Sektor Swasta dalam Pembangunan Justinus Prastowo (Perkumpulan Prakarsa) Disampaikan dalam Konferensi INFID Jakarta, 26-27 November 2013
Pokok Bahasan Latar belakang The Role of the Government The Role of the Market Irisan Pendekatan Administrasi Publik Paradoks Baru : Privatisasi atau Socialized-Market? Menuju j Model Baru
“Quotes” “the government exists not for turning life on earth into a paradise but for preventing it from turning into a complete hell. -N. Berdyaev “the government does not solve problems, but fnance them.” – Ronald g Reagan “The question we ask today is not whether our government is too big or too small, but whether it works.” – Barack Obama “Laissez Laissez-faire faire is all well and good until something goes wrong. wrong ” - John Gutreund
Latar Belakang Apa itu akuntabilitas? Publik P blik vs Privat Pi t Akuntabilitas Sektor Swasta?
Akuntabilitas (Sektor Swasta) berarti pertanggungan jawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan
atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. p gg g j kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang b bersangkutan k t dengannya d untuk t k dapat d t menjawab j b hal-hal h l h l yang menyangkut k t pertanggung jawabannya. setiap p kegiatan g dan hasil akhir dari kegiatan g Penyelenggara y gg Negara g harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. perundang-undangan berlaku (UU No. No 28/1999) 28/1999).
Akuntabilitas (Sektor Swasta) Unsur-unsur akuntabilitas pelaku (agen), tindakan, pemberi
tugas/kewenangan (principal). Akuntabilitas Ak b l Sektor S k Swasta S pada d hakikatnya h kk terkait k dengan d aturan-aturan privat (keperdataan), kecuali yang menyangkut ppublik (p (pidana,, tatanegara). g ) Hukum-hukum Privat Kebebasan individual, kontrak, pertanggungjawaban perdata Akuntabilitas Sektor Swasta berkaitan dengan urusan publik dan kepublikan. Korupsi? K i? (Apakah (A k h sektor k “privat” “ i ” masukk dalam d l definisi d fi i i korupsi, k i mengingat “publik” diartikan sebagai pejabat negara/penyelenggaran g p y gg negara?) g )
The Role of the Government Abad ke-20 ditandai dg. meningkatnya peran negara (pemerintah) dlm
ekonomi (Tanzi:2011). Pasca PD II, II negara negara-negara negara Barat mengalami peningkatan signifikan dalam belanja publik terhadap GDP, tax ratio, social contribution, dan cakupan bidang yang diurus negara. P b h paradigmatik Perubahan di tik administrasi d i i t i publik: blik Weberian W b i (OPA) Welfare W lf State New Public Management New Public Service (Good Governance). Persoalan baru: Ketimpangan, tingkat kemiskinan tinggi, problem ekologis, terorisme. Fenomena Globalisasi: 1. Compensation hypothesis Public spending as a risk absorber more open, more expanded (Rodrik). 2 Efficiency 2. Effi i hypothesis h th i high hi h level l l off public bli spending, di reduce d country t ability to compete globally
The Role of the Government Big (ger) governments with their higher level of public spending not
favorable to generate better social and economic indicators (Tanzi:2011, 232 232-233). 233). There is a lack of a positive relation between public spending levels and HDI rankings. High spending countries, on average, don’t genereta better HDI ranks. ranks Although in many countries public spending is neither efficient nor well focused, all govt’s spend much of their energies in replacing the market because of its presumed “failures” failures rather than in making the market work better. Public Sector Performance Indicator (PSP) indicators shows that “ ll” governmentt can deliver “small” d li th their i services i better b tt th than “big” “bi ” governments. (Tanzi:2011,243).
The Role of The Market OECD in this year released a document titled BEPS (Base
Erosion and Profit Shifting) to tackle the aggressive tax avoidance id iissue. Driven by tax-shifting, there is a significant increasing on the role of the MNEs (Apple, (Apple Starbucks Starbucks, Google Google, Amazon Amazon, etc etc.)) Private sector (represented by MNEs) treated as an enemy by both developed and developing countries. countries Private sector (represented by SME’s) be a focus of advocacy, to bring new economic era “social social entreprises entreprises”
Potret Indonesia Salah satu cara mendekati kontribusi sektor swasta dalam
pembangunan adalah pembayaran pajak PDB yang semakin tinggi diikuti tax ratio yang inkremental: 12,5-12,7%, masih di bawah rata2 tax ratio negara middleincome 16-17%, standar mencapai MDGs 24-25%, Korea 25%, rata2 negara OECD 34%. Struktur k Penerimaan yg sehat h PPhh Orang Pribadi b d > PPN > PPhh Badan = 4:3:1. Indonesia: 1:4:5. Perbandingan P b di PDB sektoral k l dg d T Tax R Ratio i Sektoral S k l ketimpangan kontribusi.
PDB menurut Sektor Tabel IV Data PDB Menurut Sektor atas Harga Berlaku Tahun 2008-2012 (Rp. Triliun), sumber: Perkumpulan Prakarsa, 2013. Tahun
No 1
Klasifikasi Lapangan Usaha Pertanian Peternakan, Pertanian, Peternakan Kehutanan & Perikanan
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5
2008
2009
2010
2011
2012
716.7
857.2
985.5
1,091.5
1,190.4
541.3
592.1
719.7
879.5
970.6
1,376.4
1,477.5
1,599.1
1,806.1
1,972.9
40.9
46.7
49.1
56.8
65.1
Konstruksi
419.7
555.2
660.9
754.5
861.0
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
691.5
744.5
882.5
1,024.0
1,145.6
7
Pengangkutan dan Komunikasi
312.2
353.7
423.2
491.3
549.1
8
Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
368.1
405.2
466.6
535.2
598.5
9
Jasa-jasa
481.9
574.1
660.4
784.0
888.7
4,948.7
5,606.2
6,446.8
7,422.8
8,241.9
TOTAL
Analisis Penerimaan Pajak Dlm. Trilyun Rp.
Uraian
PDB
2008 % thd PDB
2009 % thd PDB
2010
4.952
5.614
6.253
Penerimaan Pajak*)
659
13,3
619
11,03
PPh Badan
273
5,51
262
PPh Orang Pribadi
55
1,11
210
4,24
PPN
*) tax ratio Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN 2013, Kementerian Keuangan, diolah
% thd PDB
2011 % thd PDB
7.006
2012
9.423
743 11,88
839
11,98
4,67
303
4,85
348
4,97
55
0,98
59
0,94
66
0,94
194
3,45
262
4,19
309
4,41
980
337
% thd PDB
Penerimaan Pajak menurut Sektor Tabel III Data Penerimaan Pajak Menurut Sektor Tahun 2008-2012 (Rp. Trilyun) sumber: Perkumpulan Prakasa,2013.
Klasifikasi Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
2008
2009
2010
2011
2012
% Thd PDB
13.1
14.2
13.7
14.6
14.9
14.44%
1.25%
2
Pertambangan dan Penggalian
68.4
33.7
58.3
71.2
60.7
11.78%
6.26%
3
Industri Pengolahan
134.0
160.3
178.9
225.9
248.4
23.94%
12.59%
4
Listrik, Gas dan Air Bersih
6.3
6.5
9.4
11.4
8.8
0.79%
13.47%
5
Konstruksi
18.1
20.1
23.1
29.0
27.8
10.45%
3.23%
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
67.4
70.7
85.2
106.1
118.1
13.90%
10.31%
7
Pengangkutan dan Komunikasi
33.2
29.9
33.5
37.0
39.1
6.66%
7.12%
8
Keuangan, Real Estate & Jasa
71.5
79.8
92.2
98.1
107.6
7.26%
17.97%
9
Jasa-jasa
26.0
30.3
29.7
34.9
37.4
10.78%
4.21%
445.5
523.9
628.2
662.8
Tahun No 1
TOTAL
438.0
Tax Ratio
Irisan Baru: Paradigma Administrasi Publik Birokrasi sering diperlakukan sebagai institusi netral dan nir-kepentingan,
faktanya mereka adalah kelompok kepentingan. Perubahan paradigma Administrasi Publik dari OPA (Weberian) Welfare-state Welfare state
NPM, menunjukkan tuntutan agar pemerintahan dijalankan dg mengadopsi sistem pasar: efisien, transparan, akuntabel, result-oriented. Lalu NPM NPS (Good Governance), Governance) menunjukkan menyerahkan sepenuhnya pd pasar berbahaya, berbahaya perlu partisipasi dan kontrol demokratik.
Pergeseran corak ideologi mengubah corak administrasi publik (Indonesia
adalah anomali, perubahan politik tdk hasilkan perubahan corak administrasi publik). Privatisasi ((diperkenalkan p 1983)) menjadi j mantra baru Mencari model ppublic-
private partnership yang semakin baik Public good dijamin ketersediaannya.
Perkembangan Paradigma Administrasi Public (Prasojo 2010) (Prasojo:2010)
OPA
NPM
NPS
DG
Ke arah: The Dynamic Governance ? “Sustained economic and social development takes place when
there is leadership intention, cognition and learning which involves continual modification of perceptions, belief structure and mental models” (Neo and Chen, 2007)
Kharakter Dynamic Governance Menggabungkan prinsip-prinsip dalam The New Public
Management dan The New Public Services “Respect of citizens and the state for the institutions that govern economic and social interaction among them” “But “B G Governments have h been b under d pressure to bbecome more entrepreneurial and to use less of is regulatory and coercive power power”
Tiga g Elemen Pentingg DG Capabilities (Thinking ahead, thinking again, thinking across) Culture (Principles: incorruptibility, meritocracy, markets,
pragmatism, Multiracialism. Beliefs: state activism, long term, relevance, l growth, h stability, bl prudence d andd self lf reliance) l ) Change (innovative and adaptive policies)
Pattern of Transformation DG Beyond Performance to Potentials (understand and develop
person s potential in deliberate manner) person’s Beyond Result to Process (good results cannot be sustained without buildingg process and systems) y Beyond Least for output to Most for the input (recognizes the reality that there are more ideas than resources available, encouraging creativity for input) Beyond Improvement to Innovation (recognizes the need for public service to continually reinvent itself to serve the nation ti well) ll)
Pattern of Transformation DG Beyond Agency to Network (many significant problems
and opportunities are independent) Beyond Coordinated action to Coordinated Vision (Nationall perspective, share h vision andd autonomy off agencies) Beyond B d Management M t to t Leadership L d hi (i (importance t off clear l vision, strong convictions and ethical values)
Pengaturan Kelembagaan untuk Penyediaan Layanan Barang dan d Jasa 1. Arrangers (policy makers): a. Pemerintah b. Swasta 2. Produser (pengelola): a. Pemerintah b. Swasta 3. Consummers: a Society a. b.Government c.. SSwasta
Model-model PPP (E.S. Savas:1988) Government Service: Pemerintah sekaligus sebagai arranger dan produser. Masyarakat membayar melalui pajak (pure public goods) atau fee ( i d goods). (mixed d) Intergovernmental Agreement: Suatu ppemerintah (daerah) memberi wewenangg kepada p pemerintah daerah lainnya dan menyediakan dananya untuk menyediakan suatu layanan barang atau jasa kepada masyarakat. Contracting-out: Pemerintah Memberi otorisasi kepada swasta dan membayar swasta ybs untuk menyediakan barang/jasa tertentu. Franchise: Pemerintah memberi otorisasi kepada swasta untuk menyediakan g tertentu, dan konsumen yyangg membayarnya. y y barang/jasa
Model-model PPP (E.S. Savas:1988) Grant:
Pemerintah memberi subsidi kepada swasta sebagai produser. Biasanya untuk barang atau jasa yang didorong untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Grant-nya dapat berbentuk alokasi dana, pembebasan pajak, pinjaman murah atau penjamin pinjaman. pinjaman Voucher: Pemerintah mensubsidi konsumen dan konsumen mencari sendiri di i pelayanan l yang diinginkan dii i k di pasar bebas. b b K Konsumen mempunyai pilihan. Market: Konsumen mengatur barang b atau jasa yang diinginkan, d k menyeleksi l k dan membayar swasta yang menyediakan barang atau jasa tersebut.
Paradoks Baru: Privatisasi atau Socialized-Market Apakah perdebatan privatisasi vs nasionalisasi masih relevan? Lanskap baru perdebatan ideologis harus ditempatkan di tengah fakta public
spending di membengkak b k k (peran ( negara membesar), b ) sekaligus k li secara global l b l peran swasta meningkat. Perdebatan bukan “pasar atau non-pasar”, tetapi kinerja ekonomi pasar dilekatkan pada tata politik seperti apa menciptakan mekanisme kontrol, model partisipasi akuntabilitas sektor swasta. Merumuskan ulang makna “public” public vs “privat” privat Memperluas cakupan/definisi korupsi prinsip “superior
respondeat”/”vicarious responsibility” menyeret korporasi sebagai penanggung jawab. j b
Soal pajak ciptakan instrumen efektif hindari tax avoidance/tax evasion.
Mencari Arah Baru: Sekedar Tanggapan Jika pembangunan selalu mengandaikan pembiayaan, maka pajak adalah sumber
utama. Maka, akuntabilitas sektor swasta paling mudah direpresentasikan dengan struktur penerimaan pajak “linkage” antara revenue – expenditure. “S i delivery” “Service d li ” selalu l l menjadi j di persoalan, l birokrasi bi k i lebih l bih menjadi j di bagian b i dari d i masalah daripada solusi. Cara efektif adalah dg proliferasi “champion”, kepalakepala daerah yang inovatif, kreatif, anti-korupsi sbg “breakthrough” dari kebuntuan. Perubahan paradigma Politik Anggaran earmarked system, tax expenditure, integrated incentive allocation. Model “public-private p p ppartnership” p yyangg baik kompetitif, p , fair,, efisien,, akuntabel, result-oriented. Redefinisi dan perluasan pengertian dan cakupan “korupsi”, melampaui definisi sentrisme, ekonomistik, dan legalistik. Yang kita butuhkan bukan “big government” atau “small government”, tetapi “strong government” dg kepemimpinan yang kuat, baik, keberanian mengeksekusi.