HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PRAKTIK SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG Ahmad Teguh 1, Dra. V.G. Tinuk Istiarti, M.Kes2, Dr. Laksmono Widagdo, SKM, M.Hped2 1.
Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2.
Staf Pengajar Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT
Pre-marital sexual behavior to cousesunexpected pregnancies, abortions and other reproduction helath problems. Based on the previous survey on February 2011 at Obstertrics Academy of polytechnic of health Departement at Semarang, it was found that 3 students had experienced pregnancy. Based on the survey, it showed that there was a supposition of a link among pre-marinatal sexual practice to reproduction helath knowledge, attitude to reproduction, friends’ attitude to reproduction health and parents attitude to reproduction health. This research was aimed to find out the relation of knowledge, attitude to reproduction health, attitude of friends of the same age and parents to reproduction health to pre-marital sexual practice of Obstetrics female students in HealthPolytechnic Department Semarang. This research was conducted at October 2011 to May 2012 at Obstetrics female students in Health Polytechnic Department Semarang. The kind of research conducted was Analytic Survey with Cross Sectional approach. The population and sample in this research were the second year female students of Obstetrics female students in Health Polytechnic Department Semarang, who did not live at Semarang with their parents or renting rooms to stay in, with total of 43 students. After the test analysis of Chi Square with CI = 95% (α = 0.05) was conducted, it obtained a result that p velue of variable of friends attitude to reproduction health was (p = 0.006) and was conducted, it obtained a result that p velue of variable of parents attitude to reproduction health was (p = 0,005) hereby, it can be concluded that there actually was a relation
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
sexual practice of the female students of Obstetrics female students in Health Polytechnic Department Semarang.
Keyword
: pre-marital sexual practice, reproduction health
PENDAHULUAN
membina
hubungan
baik
dengan
Di Indonesia sejak awal 1980-an
anggota kelompok yang berlainan jenis
telah terjadi perubahan pandangan
(pacaran). pacaran dianggap sebagai
terhadap seksualitas, yang ternyata
pintu masuk hubungan yang lebih
juga mengakibatkan perubahan dalam
dalam lagi, yaitu hubungan seksual pra
perilaku seksual, termasuk dikalangan
nikah dengan bebas sebagai wujud
remaja. Remaja didefinisikan sebagai
kedekatan antara dua orang yang
masa peralihan dari masa kanak-
sedang jatuh cinta.
kanak ke masa dewasa. Batasan usia
Pendidikan
seks
yang
telah
remaja menurut WHO (World Health
diperoleh di pendidikan sebelumnya
Organization) adalah 12 sampai 24
hanya sekedar anatomi tubuh manusia
tahun.
dan bagaimana cara bereproduksi,
Remaja
sebetulnya
berada
dalam periode/fase yang tidak jelas.
tanpa
Mereka sudah tidak termasuk dalam
yang dapat mempengaruhi kesehatan
golongan anak-anak, tetapi belum juga
reproduksi secara fisik, mental dan
diterima secara penuh untuk masuk
sosial.
kegolongan orang dewasa. Namun,
merupakan segala tingkah laku yang
yang perlu ditekankan di sini adalah
didorong oleh hasrat seksual. Perilaku
bahwa
seksual terjadi mulai dari beberapa
fase
remaja
merupakan
memperhatikan
Perilaku
yaitu
faktor-faktor
seksual
perkembangan yang tengah berada
tahapan
pada masa amat potensial, baik dilihat
perhatian pada lawan jenis, pacaran,
dari kognitif, emosi, maupun fisik.
berkencan, lips kissing, deep kissing,
Beberapa tugas perkembangan remaja
genital
stimulation,
petting
hingga
yang akan dibahas secara khusus
sexual
intercourse.
Hasil
survey
dalam penelitian ini yaitu berhubungan
terakhir BKKBN yang dilakukan di 33
dengan kesehatan reproduksi remaja.
provinsi tahun 2008, sebanyak 63%
Tugas perkembangan tersebut adalah
remaja mengaku sudah mengalami
mampu menerima dan memahami
hubungan
peran seks usia dewasa dan mampu
Usia mahasiswa adalah masa-masa
seks
mulai
pranikah
menunjukkan
sebelum
menikah.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
yang paling rawan dalam masa hidup
yang berasal dari berbagai daerah
seseorang dan identik dengan seks.
menempuh
Kebutuhan akan seks pada masa ini
Semarang,
kemudian dapat terealisasi dengan
mereka harus berpisah dengan orang
minimnya pengawasan dari orang tua,
tuanya dan umumnya mereka tinggal
masyarakat
yang
di tempat kost yang dekat dengan
dapatkan.
kampus. Departemen Sosial Republik
dan
seharusnya
pembinaan
mereka
penelitian
yang
dilakukan
pendidikan hal
ini
di
Kota
menyebabkan
oleh
Indonesia (Depsos RI) pada tahun
Suryoputro pada tahun 2004 yang
2007 di sebuah kota di pulau Jawa
melibatkan 1000 mahasiswa di Jawa
tentang
Tengah
diinginkan)
sebagai
responden,
KTD
(kehamilan
pada
remaja
tidak dengan
mengatakan bahwa lebih dari 75%
populasi penelitian berdasarkan tingkat
responden
kali
pendidikan, remaja yang mengalami
melakukan hubungan seksual adalah
KTD terbanyak adalah yang memiliki
>18 tahun. Mahasiswa sebagai remaja
pendidikan
di
akhir, memiliki tugas perkembangan
Semakin
banyaknya
dan fase perkembangan seksualnya
seksual pranikah di kalangan remaja
yang
turut
umur
mendorong
pertama
mereka
untuk
Perguruan
mendukung
Tinggi.
hubungan
berkembangnya
menjalin relasi heteroseksual (seperti
penyakit HIV/AIDS di Indonesia. Pada
pacaran). ciri perilaku heteroseksual
pertengahan
remaja masa kini yaitu sikap terhadap
HIV/AIDS
perilaku seks yang jauh lebih lunak
21.770 kasus AIDS positif dan 47.157
dibanding
generasi
kasus HIV positif dengan prosentase
sebelumnya, maka tak heran jika
48,1% pengidap adalah usia 20-29
ancaman pola hidup seks bebas di
tahun. Sedangkan di Kota Semarang,
kalangan
berdasarkan
remaja
mahasiswa
berkembang
semakin serius
di
2010,
jumlah
Indonesia
data
kasus
mencapai
dari
Dinas
Kesehatan Kota Semarang
hingga
Kota Semarang sebagai ibukota
Mei 2010, tercatat jumlah kumulatif
Propinsi Jawa Tengah termasuk 5
pengidap baru virus HIV adalah 99
besar kota yang mempunyai jumlah
penderita.
penduduk terbesar di Jawa Tengah,
Remaja yang mengalami KTD
terdapat 4 Perguruan Tinggi Negeri
berada pada suatu kondisi yang sulit
(PTN)
untuk dihadapi bagi seorang remaja,
dan
59
Perguruan
Tinggi
Swasta (PTS). Banyak mahasiswa
sehingga
remaja
cenderung
untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
ingin
melakukan
koordinasi nasional
aborsi.
keluarga (BKKBN)
Badan
berencana
pengetahuan
tentang
kesehatan
reproduksi dan seksual lebih baik,
tahun
2010
dibanding
setiap
tahun
pada umumnya, akan tetapi pada
jumlah aborsi di Indonesia mencapai
kenyataanya perilaku seksual mereka
2,4 juta jiwa dan parahnya, 800 ribu di
tidak jauh berbeda dengan mahasiswa
antaranya terjadi di kalangan remaja.
non kesehatan. kasus seks pranikah
Data Pilar PKBI Jateng menunjukkan,
bahkan kehamilan pranikah dan aborsi
dalam sebulan terdapat 8-10 remaja
dikalangan
datang berkonsultasi dalam keadaan
Selama tahun ajaran 2007 – 2008
hamil. Keadaan jauh dari pengawasan
kasus kehamilan tidak dikehendaki
orang tua serta pengawasan dari
yang tercatat sebanyak 13 orang. Dari
pemilik kos dan masyarakat sekitar
penilitian
Sri
yang longgar memberikan peluang
mengenai
perilaku
bagi
melakukan
mahasiswa politeknik kesehatan di
perilaku-perilaku yang mengarah pada
Semarang tahun 2009 menujukkan
kebebasan.
20,4 % dari 250 mahasiswa pernah
mengatakan
bahwa
mahasiswa
untuk
interaksi
dengan
lingkungan
sebaya
turut
mempengaruhi
perilaku
remaja. Pada
dengan
mahasiswa
mahasiswa
melakukan
tersebut.
Endang
Windiarti
seks
hubungan
lain
pranikah
seksual
pra
seksual
nikah, sedangkan aktifitas berkencan
masa ini, kedekatan
yang dilakukan sebagai berikut: kissing
dengan teman sebaya sangat tinggi
(66,8)%,
bahkan ikatan ini dapat menggantikan
(29,2%), oral seks (25,6%), intercouse
ikatan keluarga, karena mereka dapat
(20,4%), dan anal seks sebanyak
saling
berbagi
(6,8%).
heran
jika
pengalaman. remaja
Tidak
cenderung
necking
Bagi
(52%),
mahasiswa
petting
kesehatan
mengambil informasi yang diperoleh
khususnya akademi kebidanan sudah
dari teman sebayanya tanpa melihat
ada yang pernah melakukan hubungan
apakah informasi itu benar atau tidak.
seksual pranikah. Berdasarkan survei
Mahasiswa kesehatan khususnya Politeknik
Kesehatan
sebetulnya
mereka
walaupun
pendahuluan diperoleh
bulan
februari
mahasisiwa
di
2011
Akademi
mendapatkan
Kebidanan Poltekes Depkes semarang
materi-materi yang berkaitan dengan
yang telah mengalami KTD (kehamilan
kesehatan
tidak diinginkan) tercatat sebanyak 3
reproduksi
di
dalam
perkuliahannya sehingga diharapkan
orang.
Dari
data
terakhir
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
kemahasiswaan Akademi Kebidanan Poltekes 2012
Depkes
semarang
diperoleh
5
BAHAN DAN METODE
tahun
orang
yang
Penelitian
ini
merupakan
penelitian analitik dengan rancangan
mengalami kehamilan tidak diinginkan
Cross
(KTD). Semakin banyaknya hubungan
Soekijdo
sesksual
kalangan
mengemukakan bahwa penelitian ini
mendukung
akan menggambarkan kolerasi antar
pranikah
mahasiswa
di
turut
berkembangnya
penyakit
HIV/AIDS
Sectional,
sesuai
dengan
Notoatmojo
faktor-faktor
yang
independen
dan
serta aborsi. Ada dugaan bahwa ada
dependen, dengan cara pendekatan,
keterkaitan praktik seksual pranikah
observasi
dengan
sekaligus pada suatu saat.
karakteristik
pengetahuan hubungan
individu,
keyakinan
seksual
terhadap
pranikah,
sikap
atau
pengumpulan
data
Populasi dalam penilitian ini yaitu mahasiswi
tingkat
II
Kebidanan
terhadap hubungan seksual pranikah,
Politeknik Kesehatan Semarang yang
sikap orang tua, dan sikap teman
bertempat tinggal tidak bersama orang
sebaya.
Perubahan
perilaku
tua atau mahasiswi yang bertempat
merupakan
hasil
resultan
antara
tinggal di tempat kos atau kontrakan
eksternal)
dengan
berjumlah 76 orang. Melalui metode
stimulus
(faktor
respon (faktor internal) dalam subjek
pengambilan sampel dengan
atau orang yang berperilaku, dengan
random sampling didapatkan jumlah
kata
sampel sebanyak 43 responden.
lain
perubahan
perilaku
simple
seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Menurut L. Green kesehatan seseorang
atau
n=
N Z21-α/2 P (1-P) (N-1)d2 + Z21-α/2 P (1-P)
masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
Keterangan :
yakni faktor perilaku (behavior causes)
n : besar sampel
dan faktor dari luar perilaku (non-
N : besar populasi (76 orang)
behavior causes). Selanjutnya perilaku
P : perkiraan proporsi pada populasi
itu sendiri ditentukan atau terbentuk
(50% = 0,5)
dari 3 faktor yakni ; 1) faktor-faktor
d: tingkat presisi sebesar (10% = 0.1)
presdispodidi, 2) faktor-pemungkin, 3)
Z1-α/2 : nilai standard untuk tingkat
faktor-faktor
kepercayaan (CI) = 95% → Z = 1.96
lingkungan .
penguat,
4)
faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrument penelitian adalah alat yang
akan
digunakan
mengumpulkan
data.
untuk
Perilaku
Instrument
responden
Seksual dalam
Pranikah
penelitian
ini
penelitian dalam penelitian ini berupa
adalah yang melakukan perilaku
kuesioner, observasi, formulir lain yang
seks intercourse. Responden yang
berkaitan dengan pencatatan, data,
melakukan
dan sebagainya.
premarital
seks
sebanyak ( 11,6 % ).
Table 1. Distribusi Frekuensi Premarital Seks mahasiswa Akademi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes di Kota Semarang No
Perilaku Seksual Pranikah
N
%
1.
Melakukan seks intercourse
5
11,6
2.
Tidak melakukan seks intercourse
38
88,4
43
100.0
Total
Tabel 2. Rekapitulasi Uji Chi-square terhadap kesehatan reproduksi dan seksualitas mahasiswi kebidanan dengan praktik seksual pranikah mahasiswa Akademi Kebidanan Politeknik Kesehatan Depkes di Kota Semarang
No.
Variabel
P
Keterangan
1.
Pengetahuan responden
0,714
Tidak signifikan
2.
Sikap responden
0,432
Tidak signifikan
3.
Sikap teman
0,006
Signifikan
4.
Sikap orang tua
0,005
Tidak signifikan
Dari hasil Uji Chi square dengan tingkat
signifikansi
α
=
0,05
pengetahuan dan
kesehatan
seksualitas
reproduksi
dengan
pranikah
perilaku
menunjukkan nilai p-value sebesar
seksual
0,714 dimana nilai p-vaue > α (0,714
kebidanan. Pengetahuan merupakan
> 0,05) untuk pengetahuan responden,
hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah
diperoleh tidak ada hubungan antara
seseorang
melakukan
mahasiswa
pengindraan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
terhadap
suatu
objek
tertentu,
Untuk mewujudkan agar sikap dapat
pengetahuan atau kognitif merupakan
menjadi perbuatan nyata dan sesuai
domain yang sangat penting dalam
diperlukan faktor pendukung lain. Pada
membentuk
seseorang.
masa remaja terdapat beberapa factor
diperlukan sekali
yang mempengaruhi perlikau seksual
tindakan
Sehingga sangat adanya
peningkataan
mahasiswi
mengenai
reproduksi,
kehamilan,
reproduksi
dari
pengetahuan kesehatan dan
lingkungan
(teman
sebaya),
perubahan
hormonal,
kurangnya
seskual
informasi mengenai seks peran orang
bertanggung
tuan yang kurang dan adanya situasi
jawab untuk membimbing mahasiswi
yang mendukung. Untuk itu perlunya
kebidanan
informasi
pranikah
yang
perilaku
akibat
selain sikap remaja, yaitu pengaruh
tidak
agar
dapat
berperilaku
tentang
pemenuhan
seksual yang tidak beresiko. Hali ini
kebutuhan remaja melalui program
sejalan dengan Green bahwa perilaku
yang tepat termasuk pendidikan dan
seseorang
konseling,
dapat
dipengaruhi
oleh
perlindungan
pengetahuan yang dimilikinya. Apabila
terhadap
pengetahuan
kebidanan
seksual yang aman, pelayanan KB,
mengenai kesehatan reproduksi baik
kesehatan reproduski, PMS, prevensi
maka
HIV/AIDS,
mahasiswi
mahasiswi
kebidanan
akan
kekerasan,
remaja
program
hubungan
prevensi
dan
melakukan perilaku seksual pranikah
perawatan pelecehan seksual remaja,
yang lebih bertanggung jawab.
sehingga remaja/mahasiswa tenaga
Hasil
uji
menggunakan tingkat
statistik Chi Square
signifikansi
α
=
dengan
kesehatan
dengan
kebidanan
0,05
bersikap
khususnya tidak
ragu-ragu
terhadap dan
akademi
menunjukkan nilai p-value sebesar
reproduksi
0,432 dimana nilai p-vaue > α (0,432
ataupun orang lain.
dalam
kesehatan
seksualitas
sendiri
> 0,05) maka terjadi penerimaan Ho
Hasil penelitian diketahui bahwa
dan penolakan Ha. Sehingga dapat
sebagian besar sikap teman terhadap
disimpulkan
kesehatan reproduksi dan seksualitas
antara
sikap
tidak
ada
responden
hubungan terhadap
(74,4%)
bersikap
kesehatan reproduksi dan seksualitas
Berdasarkan
dengan
pranikah
square pada responden diketahui p
Politeknik
=0,006 (p<0,05) berarti ada hubungan
Kesehatan Depkes di Kota Semarang.
yang signifikan antara sikap teman
perilaku
mahasiswi
seksual
Kebidanan
perhitungan
permisif. uji
Chi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
dengan
perilaku
mahasiswi.
seksual
Demikian
pranikah
hal tabu ataupun aib bagi mereka.
besarnya
Sehingga
permasalahan
seksual
pengaruh dari teman sebaya sehingga
remaja atau mahasiswi kebidanan ini
mempengaruhi juga perilaku seksual
harus mendapatkan perhatian yang
mahasiswi kebidanan. Teman sebaya
lebih
mempunyai pengaruh terhadap sikap,
sebayanya.
pembicaraan, minat, penampilan dan tingkah
laku
mahasiswi
kebidanan
terutama
Hasil
uji
menggunakan
dengan
teman
statistik
dengan
Chi Square
daripada pengaruh keluarga maupun
tingkat
orang
yang
menunjukkan nilai p-value sebesar
dikemukakan oleh Jackie Robinso,
0,005 dimanan nilai p-vaue > α (0,005
sumber dukungan emosional penting
> 0,05) maka terjadi penerimaan Ha
sepanjang transisi masa remaja yang
dan penolakan Ho. Sehingga dapat
kompleks
disimpulkan
tua.
Sebagaimana
adalah
keterlibatan
dengan
ada
α
=
hubungan
0,05
antara
teman
peran orang tua responden dengan
sebayanya. Maka tidak heran bila
perilaku seksual mahasiswi Kebidanan
remaja
Politeknik Kesehatan Depkes di Kota
untuk
remaja
peningkatan
signifikansi
dengan
mempunyai
kecenderungan
mengadopsi
informasi
yang
Semarang.
Tekanan
banyak
memiliki
yang
menjadi stress, berpikiran labil dan
signifikan dari sumber yang lebih dapat
mencoba-coba hal yang seharusnya
dipercaya. Sebagian besar mahasiswi
tidak
kebidanan mempunyai teman dengan
komunikasi
perilaku seksual yang beresiko untuk
orang
terjadinya
tidak
membicarkan masalah seksual dapat
diinginkan. Data tersebut juga bias
mendorong remaja untuk melakukan
lebih banyak dari yang sebenarnya
perilaku
atau kebalikannya, hal ini dikarenakan
walaupun orang tua bersikap baik
penelitian ini merupakan penelitian
terhadap kesehatan reproduksi dan
yang sensitif dimana tidak semua
seksualitas apabila terdapat hambatan
responden atau mahsiswi kebidanan
dalam
dapat
mengkomunikasikan
informasi
kehamilan
berterus
menganggap
bahwa
yang
terang
dang
membuat
terlalu
diterima oleh teman-temanya, tanpa dasar
dapat
yang
dilakukan. secara
tua
dan
seksual
remaja
Kurangnya terbuka
antara
anak
dalam
pranikah,
penyampaian dengan
jadi
atau anak
membicarakan
karena berbagai penyebab misalnya
masalah seksual adalah merupakan
masih merasa tabu, merasa tidak
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
mampu dan tidak menguasai tentang
teman
kesehatan reproduksi dan seksualitas
kesehatan reproduksi dan seksualitas
dan sebagainya maka pada akhirnya
sebesar 72,1 %. Responden yang
mendorong sang anak yang beranjak
mempunyai sikap orang tua yang baik
dewasa pada masa remaja untuk
terhadap kesehatan reproduksi dan
mencari
seksualitas
tahu
sendiri
keingintahuan seksualitas.
tentang
mereka
mengenal
Dengan
demikian
tidak
permisif
sebesar
terhadap
97,6
%.
Responden yang melakukan praktik seksual
pranikah
(
Intercouse
)
hendaknya orang tua agar sedini
sebesar 11,6 %. Tidak ada hubungan
mungkin
antara
memberikan
pembekalan
pengetahuan
kesehatan
pendidikan seksual kepada anaknya
reproduksi dan seksualitas dengan
agar
perilaku seksual pranikah mahasiswa
remaja
informasi
dapat
yang
sebelum
memperoleh
benar
sejak
dini
Akademi
mereka memperoleh
dari
Kesehatan Depkes Semarang. ( p=
dasar
0,714 ). Tidak ada hubungan antara
lingkungannya.
Dengan
Kebidanan
pemahaman dan konsep seksualitas
sikap
yang benar maka remaja akan mampu
seksualitas dengan perilaku seksual
menyaring
pranikah
informasi
yang
kesehatan
Politeknik
reproduksi
mahasiswa Politeknik
dan
Akademi
diperolehnya dari lingkungan sehingga
Kebidanan
akan mencegah terjadinya perilaku
Depkes Semarang. ( p= 0,432 ). Ada
seksual pranikah.
hubungan
antara
Kesehatan
sikap
teman
terhadap kesehatan reproduksi dan KESIMPULAN Responden yang semester II yang
seksualitas
mahasiswa
Kebidanan
Politeknik
Akademi Kesehatan
berumur 19 tahun sebesar 83 %, yang
Depkes Semarang. ( p= 0,006 ). Ada
memiliki uang saku Rp751.000 - Rp
hubungan antara sikap orang tua
1.000.000 sebesar 53,5 %. Responden
terhadap kesehatan reproduksi dan
yang mempunyai pengetahuan baik
seksualitas dengan perilaku seksual
tentang
pranikah
kesehatan
seksualitas
reproduksi
sebesar
97,3
dan %.
Responden mempunyai sikap permisif terhadap kesehatan reproduksi dan seksualitas
sebesar
74,4
%.
Responden yang mempunyai sikap
Kebidanan
mahasiswa Politeknik
Akademi Kesehatan
Depkes Semarang. ( p= 0,005 ).
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 2, April 2013 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
UCAPAN TERIMAKASIH
5.
Terimakasih disampaikan kepada
Anonim. Kenakalan Remaja, 50 Persen Remaja Melakukan Seks
Seluruh staff dan jajaran Akademi
Pranikah
Kebidanan
tanggal
Politeknik
Kesehatan
(Online). 30
(Diakses
Desember
2010).
Semarang atas izin dan kesediaannya
Diunduh
bagi
dari:http://www.cintapendidikan.co.
peneliti
untuk
melakukan
penelitian di isntansi tersebut. Dan
cc/2010/11/kenakalan-remaja-50-
terimakasih pula pada rekan – rekan
persen-remaja.html
yang telah membantu selama proses
6.
penelitian.
Sri,
Pranikah
Mahasiswa
Kesehatan
World
Health
Organitation.
Coming of Age. From Facts to
7.
Notoatmodjo,
S.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.
Reproductive Health. Geneva :
Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Poerwandari
Manusia.
K.
8.
Pendekatan
Jakarta:
Fakultas
Riwidikdo,
Handoko.
Kesehatan.
Statistik
Jogjakarta:
Mitra
Cendikia Press, 2007. 9.
Surbakti, EB. Kenakalan Orang
Psikologi Universitas Indonesia;
Tua
2001.
Remaja. Elex Media Komputindo.
Glantz eI. Health Behaviour and
Jakarta. 2008
Health
Education;
Researh
and
Fransisco-Oxfor:
Theory,
Practise.
San
Jossey-Bass
Publishers; 1990. 4.
Kota
Universitas Diponegoro, 2009
Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku
3.
di
Action for Adolescents Sexual and
World Health Organitation ; 1997 2.
Politeknik
Semarang”.Program Pascasarjana
DAFTAR PUSTAKA 1.
Seksual
E.W.”Perilaku
Arikunto S. Prosedur Penelitian.
Penyebab
Kenakalan
10. Emilia, O. Promosi Kesehatan Dalam
Lingkup
Reproduksi.
Kesehatan
Pustaka
Cendekia
Prees. Yogyakarta.2008 11. papalia,
D
et
Revisi ed. Jakarta: PT. Rineka
Development
Cipta; 2002.
perkembangan).
Al.
Human (psikologi
Edisi
ke
Sembilan. Kencana. Jakarta. 2008