JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJA TERHADAP KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA PABRIK TENUN MASARI PEMALANG Pandu ReviAmi Sandi*), Ekawati**), Suroto**) *)
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, **)Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT Musculoskeletal disorder ( msds ) was a term used which are aimed at a disorder in a muscle that happened in the muscles of order that was felt to be someone starting from complaints mild to the complaints that are heavy. One cause its work tools that are not ergonomic may cause an impact such as the occurrence of musculoskeletal disorder. The purpose of this research was to determine the individual factors (age, body mass index, smoking habit) and occupational factors (tenure, repetitive movements, work sitting position) that influenced to the occurrence of musculoskeletal disorder on worker of MASARI weave factory in Pemalang. The method of this research used survey research approach with cross sectional study design Total sampling taken in this research is 33 workers. Statistical test data of rank spearman correlation performed indicated that there was no correlation between (body mass index, smoking habit, work sitting position) and there was a correlation between working period and the occurrence of musculoskeletal disorder (P-value = 0.03). There was a correlation between age and the occurrence if musculoskeletal disorder (p-value = 0.001). Based on statistical test of multiple regressions, there were variables that had influence toward the occurrence of musculoskeletal disorder; the variables were working period and age. In conclusion, age was more influential to musculoskeletal than working period (working period t=3.564, age t=6.119). the new recruitment workers better age >35 tahun and working period >35 tahun. Keyword : the occurrence of musculoskeletal disorder, working period, age, ATBM factory Telepon : +6285640507736 Email :
[email protected] A. PENDAHULUAN Secara tegas dan jelas telah dijelaskan
dalam
dipenuhi
Undang-undang
oleh
setiap
orang
ataubadan yang menjalankan usaha
nomor 1 tahun 1970 bahwa syarat
baik,
syarat keselamatan kerja harus
dimanapun
429
formal
maupun
informal,
berada
untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
memberikan
keselamatan
dan
menyucuk,
memalet
yang
menenun.
Cara
kesehatan kerja bagi setiap orang
terakhir
yang berada di lingkungan tempat
menggunakan tenun adalah dengan
kerjanya.
1
adalah
dan
melakukan gerakan tangan maju
Pada Undang-undang nomor
dan mundur serta kaki naik dan
1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
turun,
dijelaskan
gerakan maju dan mundur juga
untuk
memperoleh
tangan
yang
keserasian antara tenaga kerja, alat
diikuti
kerja, lingkungan, cara dan proses
mundur
kerjanya,
dan
menggerakan sekoci yang berisi
memperlancar pengangkutan orang,
benang pakan dan naik turunnya
binatang,
barang,
kaki untuk mengikat benang yang
memelihara
ada pada sekoci agar menjadi kain
mengamankan
tanaman
mengamankan segala
atau
dan
jenis
bangunan,
gerakan
melakukan
punggung
proses
sarung.
Selama
ini
maju untuk
proses
tersebut
mengamankan dan memperlancar
para pekerja melakukannya dalam
pekerjaan bongkar-muat, perlakuan
posisi duduk yang dilakukan dari jam
dan
barang,
8 sampai jam 4 sore. Para pekerja
mencegah terkena aliran listrik yang
melakukan gerakan tersebut dari
berpotensi bahaya, menyeseuaikan
mulai masuk kerja hingga pulang
dan menyempurnakan pengamanan
kerja.
pada pekerjaan yang potensi bahaya
tradisional (ATBM) pengrajin atau
kecelakaannya menjadi lebih tinggi.1
operator sering mengalami kendala
Perusahaan tenun adalah salah satu
yaitu posisi kerja kerja duduk dan
jenis industri besar. Perusahaan
gerakan berulang yang dilakukan
tenun didasarkan pada perubahan
pekerja serta perancangan alat yang
dari
benang,
tidak ergonomis ini berakibat terjadi
sampai
keluhan terhadap musculoskeletal
penyimpanan
serat
kemudian
menjadi
menjadi
kain,
akhirnya menjadi tekstil. Tekstil itu
Pada
perusahaan
tenun
disorder pada pekerja tenun.
kemudian dibuat menjadi pakaian,
Muskuloskeletal
Disorder
sarung dan benda-benda lainnya.
(MSDs) adalah istilah yang ditujukan
Kapas merupakan kain alami yang
pada gangguan pada otot yang
paling penting. Dalam prosesnya
terjadi pada otot-otot rangka yang
pembuatan
sarung
dirasakan
penintalan
benang,
antara
lain
menyekir,
seseorang
mulai
dari
keluhan ringan sampai keluhan yang
430
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
B. METODE PENELITIAN
berat. Keluhan yang biasa dirasakan sendi
Jenis Penelitian ini merupakan
kerusakan
penelitian survey/Survey Research
disebabkan
Methode yaitu penelitian yang coba
karena otot menerima beban statis
menggali bagaimana dan mengapa
secara berulang dan dalam waktu
fenomena
yang lama, keluhan dan kerusakan
kemudian
tersebut dinamakan Muskuloskeletal
dinamika korelasi antara fenomena
adalah
kerusakan
ligament seperti
dan ini
tendon
biasanya
Disorder (MSDs). Pada
pada
2
tersebut
melakukan
dan
analisis
atau antara faktor resiko dengan
survei
yang
efek.3
telah
dilakukan penulis di industri tenun
Rancangan
MASARI Pemalang didapatkan data
menggunakan
pekerja di industri banyak yang
sectional
mengalami
mempelajari
pulang
terjadi
pegal-pegal
bekerja
ini
setelah
penelitian
yaitu
ini
rancangan
cross
penelitian
untuk
dinamika
korelasi
antara faktor risiko dengan efek
dikarenakan
karena kursi yang mereka gunakan
dengan
tidak menggunakan senderan untuk
pengumpulan
punggung serta kebanyakan kursi
sekaligus pada suatu saat (point
mereka keras karena tidak ada busa
time approach).3
sebagai
bantalan
untuk
cara
wawancara data
Pengumpulan
duduk
dilakukan
datadilakukan
selama 8 jam sehari, hampir semua
wawancara
pekerja yang bekerja di pabrik tenun
keluhan
yang
MASARI
dengan
menggunakan
merokok.
Peneliti
juga
untuk
mendapatkan
dirasakan
kuesioner
Nordic
dilakukan oleh para pekerja di pabrik
dilakukan secara langsung kepada
tenun
pekerja baik waktu sedang bekerja
yaitu
melakukan
Map.
pekerja
menemukan pola pekerjaan yang
MASARI
Body
atau
Wawancara
atau setelah selesai bekerja.
gerakan berulang. Dan dari data untuk
Sampel yang digunakan dalam
melakukan penelitian tentang faktor-
penelitian ini adalah total populasi
faktor yang mempengaruhi kejadian
(total
musculoskeletal
disorder
pada
yang ada dijadikan sampel semua
pekerja
tenun
MASARI
yaitu 33 pekerja. Uji korelasi yang
tersebut
penulis
pabrik
tertarik
sampling)
karena
populasi
digunakan adalah rank spearman
Pemalang.
dan
431
untuk
mengetahui
pengruh
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menggunakan
uji
regresi
C. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini berikut
linier
ganda.
sebagai
Tabel 1.hasil uji statistik antara (masa kerja, usia, indeks masa tubuh, kebiasaan merokok, posisi kerja duduk) dengan kejadian musculoskeletal disorders pada pekerja tenun MASARI Pemalang 2014 Variabel Masa kerja*Msds
r 0,520
Sig 0,030
Usia*msds
0,679
0,001
Indeks masa tubuh*msds
0,313
0,760
Kebiasaan merokok*msds
0,053
0,770
Gerakan berulang*msds
Posisi kerja duduk*msds
-0,150
0,930
0,094
0,640
keterangan (Positif) kekuatan hubungan sedang dan ada hubungan Masa kerja kejadian musculoskeletal disorder (Positif) kekuatan hubungan sedang dan ada hubungan usia dengan kejadian musculoskeletal disorder (positif) kekuatan hubungan lemah dan tidak ada hubungan Indeks masa tubuh dengan kejadian musculoskeletal disorder (positif) kekuatan hubungan lemah dan tidak ada hubungan Kebiasaan merokok dengan kejadian musculoskeletal disorder (negatif) kekuatan hubungan lemah dan tidak ada hubungan Gerakan berulang dengan kejadian musculoskeletal disorder (positif) kekuatan hubungan lemah dan tidak ada hubungan Posisi kerja duduk dengan kejadian musculoskeletal disorder
Nilia r adalah menunjukan kekuatan hubungan 0 - 0,49) lemah, (5 - 0,69) sedang, (7 - 1) kuat
432
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel
2.hasil
uji
statistik
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kejadian
musculoskeletal disorder pada pekerja pabrik tenun MASARI Pemalang 2014. Variabel Masa kerja usia Tabel
Sig 0,001 0,0001
2menunjukan
t 3,564 6,119 pekerjaan, hal ini disebabkan karena
bahwa
setelah dilakukan uji regresi linier
belum
terbisanya
ganda, variabel yang tersisa pada
menerima
otot
beban
pekerja
fisik
dari
25
tahapan terakhir adalah masa kerja
pekerjaanya. Hal ini kemungkinan
dan
disebabkan
usia.
Diperoleh
hasil
pada
pekerja
yang
masa
variabel masa kerja nilai p=0,001 ini
kerjanya lebih dari 5 tahun otot
menunjukan
skeletalnya
bahwa
berpengaruh
masa
terhadap
kerja
dengan
kejadian
sudah
beradaptasi
proses
kerja
yang
artinya
menggangu kerja otot dan pekerja
semakin lama masa kerja maka
lebih berpengalaman atau sudah
semakin
terbiasa.
musculoskeletal
disorder,
tinggi
kejadian
Faktor
musculoskeletal disorder. Kemudian
memungkinkan
pada variabel usia nilai p=0,0001 ini
mengeluhkan
menunjukan
musculoskeletal
bahwa
berpengaruh musculoskeletal
usia
terhadap disorder.
yang
pekerja sakit
tidak
pada
adalah
otot
pekerja
kejadian
pernah
mengalami
rasa
sakit,
Dalam
namun
diabaikannya
dan
ketika
penelitian ini usia merupakan faktor
penilaian berlangsung, pekerja tidak
yang lebih dominan menyebabkan
mengalami rasa sakit tersebut. Dan
kejadian musculoskeletal disorder
pekerja yang memiliki masa kerja
pada pekerja pabrik tenun MASARI
awal belum terbiasa dengan keluhan
Pemalang diikuti variabel masa kerja
yang dirasakan sehingga mereka lebih banyak mengalami keluhan
D. PEMBAHASAN
musculoskeletal disorder.
1. Masa kerja
2. Usia Kelompok umur dengan angka
Masa kerja awal juga dianggap telah mampu memberikan kontribusi
tertinggi
terhadap
adalah pada usia dibawah 35 tahun
munculnya
musculoskeletal
gangguan
disorder
terhadap
keluhan
otot
pada pria dan usia 30-34 tahun pada
akibat
433
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
wanita.Kemungkinan para pekerja yang
memiliki
usia
muda
Tidak adanya hubungan dalam
dan
penelitian
ini
dapat
disebabkan
memiliki masa kerja awal mereka
karena pekerja yang tidak merokok
belum beradaptasi terhadap keluhan
memang tidak terpapar nikotin yang
musculoskeletal
dan
dapat
tua
menyebabkan MSDs.5 Karena pada
mereka sudah beradaptasi dengan
penelitian Mcpartlan dan Mitchell,
keluhan musculoskeletal disorder,
bahwa kandungan rokok berupa
pekerja usia tua pernah terkena
nikotin
keluhan dan mengabaikan keluhan
epinefrin yang dapat menyebabkan
tersebut karena mereka
insomnia
dan
terbiasa dengan keluhan tersebut.
kandungan
mineral
3. Indeks masa tubuh
sehingga menyebabkan nyeri akibat
pekerja
yang
disorder memiliki
usia
sudah
Pada posisi tidak duduk tekanan
merusak
tulang
meningkatkan
kerusakan
atau
jika posisi kerja kita duduk maka
5. Gerakan berulang pekerja
pda
tulang
keretakan
tulang.6
Para
plasma
berkurangnnya
tulang belakang 100%, sedangkan
akan meningkatkan tekanan tulang
dan
tenun
pada
MASARI
belakang sebesar 140% bila posisi
Pemalang memiliki waktu istirahat
duduk kita kaku dan tegang, tekanan
yang
juga akan meningkat menjadi 190%
dilakukan penelitian disana mereka
apabila
kita
beristirahat pada jam 10.00 untuk
membungkuk kedepan, ini untuk
hanya sekedar makan snack yang
tubuh dengan IMT normal dengan
telah disediakan oleh pemilik tenun
IMT yang lebih maka resiko terkena
sekitar 30 menit. Kemudian mereka
MSDs juga akan bertambah.
istirahat lagi pada waktu makan
posisi
duduk
Penelitian ini sama dengan yang dilakukan
Yuli
Wiranto
tidak
tentu.
Pada
saat
siang jam 12.30-13.00 dan juga
yang
disela-sela
pekerjaan
dilakukan pada pekerja tekstil di PT.
kadang
Dunia tekstil Surakarta dengan nilai
sekedar
p value >0,05 yang menyatakan
menyambung benang yang putus
tidak ada perbedaan antara indeks
bisa juga memutar gulungan bom.
masa
Dari data diatas kemungkinan sebab
tubuh
dengan
kejadian
musculoskeletal disorder.4
tidak
4. Kebisaaan merokok
434
berhenti
mereka
sebentar
mengecek
berhubungannya
untuk atau
gerakan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
berulang
dengan
kejadian
tahun
sebesar
78,7%.
Ada
musculoskeletal disorder.
pengaruh antara usia dengan
6. Posisi kerja duduk
kejadian musculoskeletal disorder
Menurut
saya
ini
disebabkan
(p=0,0001)
karena pada pekerja tenun di pabrik MASARI
pekerja
pabrik
tenun
rata-rata
MASARI didapatkan data paling
memiliki posisi duduk yang sama
donminan yaitu 72,7% pekerja
yang banyak berbeda itu pada posisi
mempunyai
punggung itu pun tidak banyak. Dan
Tidak ada pengaruhantara indeks
kursi untuk tempat duduk pun sama
masa
karena dibuat oleh pemilik. Mereka
musculoskeletal disorder (p=0,76)
juga
Pemalang
3. Pada
tidak
duduk
terus
selama
nilai
tubuh
IMT
dengan
normal.
kejadian
4. Kebiasaan merokok data yang
bekerja terkadang mereka berdiri
didapatkan
untuk menyambung benang dan
pekerja tidak merokok yaitu 45%.
untuk istirahat pada waktu jam 10.00
Tidak
dan jam 12.30 dan berdiri untuk
kebiasaan
minum atau mengambil pakan yang
kejadian musculoskeletal disorder
sudah habis. Dari mereka merubah
(p=0,77)
paling
ada
pengaruh merokok
dominan
antara dengan
posisi duduk atau berdiri dalam
5. Gerakan yang dilakukan pekerja
bekerja itu adalah suatu relaksasi
≥30 kali dalam satu menit yaitu
bagi tubuh pekerja sehingga pekerja
100%. Tidak ada pengaruh antara
tidak
gerakan
terkena
keluhan
musculoskeletal disorder.
berulang
dengan
kejadian musculoskeletal disorder (p=0,93).
E. KESIMPULAN 1. Masa kerja pekerja pabrik tenun MASARI
Pemalang
6. Posisi kerja duduk responden paling dominan resiko rendah
paling
MSDs
dominan yaitu 54% <5 tahun. Ada
kerja
dengan
musculoskeletal
81,8%.Tidak
ada
pengaruh antara poisi kerja duduk
pengaruh yang signifikan antara masa
yaitu
dengan kejadian musculoskeletal
kejadian
disorder dikarenakan nilai (sig
disorder
0,64).
(p=0,001)
7. usia karena memiliki nilai siq <0,05, usia lebih berpengaruh dari masa kerja terhadap kejadian
2. Usia rata-rata usia pada pekerja pabrik tenun MASARI adalah <35
435
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
bagian inspeksi kain PT. Dunia tekstil Surakarta. skripsi tidak diterbitkan, Semarang. FKM UNDIP 2011 6. McPartland JM, Mitchell JA. Caffeine and chronic back pain. Arch Phys Med Rehabil (online) 1997
msculoskeletal disorder (usia t=6,119, masa kerja t=3,564) F. SARAN 1. Penerimaan selanjutnya
karyawan
baru
disarankan
yang
berusia lebih dari 35 tahun. 2. Masa kerja pada karyawan baru pabrik MASARI Pemalang lebih dari
5
tahun
yang
telah
berpengalaman bekerja sebagai pekerja tenun. 3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan
penelitian
membedakan sehingga
jenis dapat
dengan kelamin diketahui
perbedaan tingkat keluhan antara perempuan dan laki-laki. G. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-undang Nomor I Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 2. Tarwaka.Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Implementasi K3 Di Tempat Kerja, Surakarta : harapan press, 2008 3. Riyanto Agus. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika, 2011 4. Post graduate medicine. Carpal tunnel syndrome. Http://www.postgradmed.com/.di akses tanggal 29 september 2014 5. Wiranto Yuli.Penilaian tingkat resiko ergonomi dengan metode brief dan gambaran keluhan subyektif musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja
436