JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK MENGKONSUMSI SOPI (MINUMAN ALKOHOLTRADISIONAL) PADA REMAJA DI DESA TAWIRI KECAMATAN TELUK AMBON KOTA AMBON Viona Milana Deasy Lourens Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email :
[email protected]
ABSTRACT Consumption of alcohol can be bad for health. WHO said 61% of the population worldwide consume alcohol. The prevalence of alcohol consumption in Indonesia 4.6%. Maluku province is ranked 6th nationally alcohol consumption with 8.2% prevalence, specifically the city of Ambon by 6.1%. Sopi is a traditional alcoholic beverage in Ambon city with a consumption rate of 62.5%. The purpose of this study to identify factors related to the practices sopi consumption (traditional alcoholic drink) on teenagers in the village Tawiri. The method used quantitative with cross sectional approach. The population in this study all adolescents aged 12-15 years in the village Tawiri and a sample of 84 people with simple random sampling technique. Analyzewere used univariate and bivariate with chi-square statistical test (level of significance 0.05). The practiceconsumesof sopi is 75%. The test results show the variable related with sopi consumption practices are attitudes about the consume habits of sopi (p = 0.023), the availability of sopi (p = 0.0001), influence of family (p = 0.004), the influence of friends (p = 0.034). Meanwhile knowledge about
the impact of consumesopi and participation in
traditional customs are not related in practice of sopi consumes. The conclusion of this study there arefactors relatedof sopi consumption practices are attitude,the availability of sopi,family and friends. While knowledge and participation in the indigenous traditionare not factors related of sopi consumption practices. Advice for teens are expected to avoid the consume habits of sopi.
121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
LATAR BELAKANG Minuman
tahun yaitu sebesar 5,5%. Peminum beralkohol
alkohol secara nasional dan global, lebih
adalah
banyak dari kalangan laki-laki daripada
minuman yang mengandung etil alkohol
perempuan. Menurut WHO, perbedaan
atau etanol yang diproses dari bahan hasil
jumlah peminum alkohol berbeda-beda
pertanian yang mengandung karbohidrat
disetiap wilayah. Hal tersebut disebabkan
dengan cara fermentasi dan destilasi atau
karena interaksi berbagai faktor, baik dari
fermentasi tanpa destilasi.1 World Health
faktor sosial, ekonomi, kepercayaan dan
Organisation (WHO) menyebutkan bahwa
budaya.3 Menurut Rikesdas tahun 2007,
sebanyak 61 % populasi di seluruh dunia
peminum alkohol lebih banyak berada di
telah meminum alkohol selama lebih dari
pedesaan (5,1%) daripada di perkotaan
12 bulan dan menyebabkan kematian
(3,9%).
lebih dari 3,3 juta orang setiap tahunnya atau
5,9%
dari
semua
perkotaan
kematian.2
Menurut data
Riskesdas
di
tahun
2007
Berdasarkan
data
Indonesia
Rikesdas,
data WHO
sedangkan
sangat
provinsi tinggi
yaitu
dengan Nusa
ada
8
provinsi
dengan
minuman tradisional yaitu sebesar 62,5%.
pada
Alkohol yang terkandung dalam minuman tradisional sopi adalah etanol (CH3CH2-
2007, laki-laki menyumbang presentase
OH) dari fermentasi nira yang telah di
paling besar (4,9%) dari pada perempuan peminum
destilasi. Sopi adalah minuman tradisional
alkohol
provinsi Maluku yang sering dikonsumsi
paling tinggi pada kelompok usia 25-34 dan
prevalensi
2
Papua,
yang paling banyak dikonsumsi adalah
perempuan 5,7%.5Berdasarkan Rikesdas
6,7%,
ada
dan
Di Kota Ambon jenis minuman
pada perempuan dimana pada laki-laki
yaitu
kemudian
Barat
Maluku dan Maluku Utara.2
2014,
kelamin, pada laki-laki lebih besar dari
tahun
Papua
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Proporsi peminum alkohol menurut jenis
Prevalensi
dengan
Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan,
kota Ambon sebesar 6.1%.3
(0,3%).
provinsi
prevalensi tinggi yaitu Sumatera Utara,
nasional dengan prevalensi 8,2%.6dan
21,5%
Gorontalo,
pedesaan,
enam di atas rata-rata konsumsi alkohol
sebesar
5
di
Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Di
Provinsi Maluku berada diperingkat ke
Berdasarkan
ada
khususnya
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
prevalensi konsumsi alkohol mencapai 4,6%.
Indonesia
prevalensi minum alkohol yang tinggi yaitu
Konsumsi alkohol juga telah menjadi kebiasaan di Indonesia.
Di
disusul
pada kegiatan-kegiatan yang kaitannya
oleh
dengan acara adat.4
kelompok usia 15-24 tahun dan 35-44
122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Konsumsi alkohol di usia muda
acara pergantian tahun, begadang di
digambarkan sebagai faktor risiko untuk
rumah duka dan lain sebagainya. Ini
kecanduan alkohol kemudian hari. Alkohol
dilakukan oleh sebagian masyarakat untuk
memiliki
menambah semangat dan kegembiraan.
efek
yang
perkembangan
parah
saraf
pada seperti
Padahal
kebiasaan
mengkonsumsi
ketidakmampuan belajar, defisit memori,
minuman alkohol merupakan kebiasaan
dan penurunan kinerja kognitif. Selain itu,
buruk dan dapat berpengaruh terhadap
asupan alkohol kronis dikaitkan dengan
kesehatan
penyakit hati di kemudian hari. Salah satu
secara berlebihan dan terus menerus.
penyebab penyalahgunaan alkohol pada remaja
adalah
kepribadian
terutama
Tujuan
yang
jika
penelitian
dikonsumsi
ini
untuk
mengetahui faktor risiko praktik konsumsi
mempunyai sifat-sifat yaitu, sifat mudah
sopi (minuman alkohol tradisional) pada
kecewa, sifat tidak dapat menunggu dan
remaja di Desa Tawiri Kecamatan Teluk
tidak sabar, sifat memberontak, sifat
Ambon Kota Ambon.
mengambil resiko berlebihan dan sifat mudah bosan dan jenuh, karena sifat-sifat
METODE PENELITIAN
tersebut memang banyak terdapat pada Jenis penelitian ini
remaja.5
merupakan
penelitian analitik dimana menjelaskan Sopi
merupakan
minuman
adanya hubungan antara variabel bebas
tradisional masyarakat di Ambon yang
dengan variabel terikat melalui pengujian
tingkatkonsumsinya
tinggi.
hipotesa, dengan menggunakan desain
Keberadaan sopi sudah ada sejak zaman
studi cross sectional, yaitu variabel bebas
leluhur yang hanya dimanfaatkan untuk
dan variabel terikat dikumpulkan dalam
menegaskan suatu keputusan adat. Di
waktu yang bersamaan.
cukup
Desa Tawiri ini tradisi ritual minum sopi Populasi
masih berlangsung sampe sekarang yaitu pada
saat
upacara
tradisional
dalam
penelitian
ini
adalah remaja laki-laki dengan usia 12 -
yang
25 tahun di Desa Tawiri Kecamatan Teluk
namanya tradisi adat pasawari yang
Ambon Kota Ambon.
merupakan rangkaian proses dalam acara
Jumlah populasi
sebanyak 621 orang. Teknik pengambilan
pelantikan raja setiap 5 tahun sekali.
sampel dilakukan dengan teknik undian
Namun masyarakat sering mengkonsumsi
(lotterytechnique). Besar sampel yang
pada saat acara kumpul-kumpul seperti
diteliti
kumpul keluarga, kumpul dengan teman-
sebanyak
84
orang
dengan
perhitungan menggunakan rumus statistik
teman, maupun pada acara pesta seperti
dengan
pesta pernikahan, pesta ulang tahun, 123
kriteria
bersedia
menjadi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
responden
dan
responden
belum
sikap
menikah.
yang
artinya
mendukung
Analisis
data
yang
bivariat.
Menggunakan
uji
C. Ketersediaan Minuman Sopi Sebesar
chi-square
sopi,
nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis diterima, Ho antara
ada
sebesar
menyatakan
7,1% tidak
mayoritas responden menyatakan tersedia sopi.
hipotesis ditolak, Ho diterima dan Ha tidak
responden
tersedia. Dapat disimpulkan bahwa
variabel
bebas dan terikat. Jika nilai p > 0,05 maka
artinya
sedangkan
responden
ditolak dan Ha diterima, artinya ada bermakna
92,9%
menyatakan ada tersedia minuman
dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika
hubungan
kebiasaan
mengkonsumsi sopi.
digunakan
adalah analisis univariat dan analisis
ditolak,
negatif
D. Keikutsertaan dalam Tradisi Adat
hubungan
Istiadat
bermakna antara variabel bebas dan
Responden yang tidak ikut serta
terikat.
dalam tradisi adat sebesar 94,0% sedangkan yang ikut serta sebesar
HASIL 1.
Analisis Univariat
A.
Pengetahuan
6,0%. Dapat disimpulkan bahwa
Mengenai
mayoritas responden tidak ikut serta
Dampak
dalam tradisi adat.
Mengkonsumsi Sopi Pengetahuan dengan
E. Adanya
responden
kategori
buruk
yaitu
Responden
dengan kategori baik
sebesar
45,2%.
Dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden buruk
memiliki
pengetahuan
mengenai
mengenai
pengkonsumsi
sebesar
61,9%
responden
yang
keluarga
pengkonsumsi
sopi
sedangkan tidak
memiliki sopi
keluarga
pengkonsumsi
sopi. F. Adanya Teman yang Mengkonsumsi Sopi
52,4%, sedangkan sikap yang
keluarga
memiliki
kebiasaan
Sikap responden yang negatif
responden
memiliki
bahwa sebagian besar responden
mengkonsumsi sopi
sebesar
yang
sebesar 38,1%. Dapat disimpulkan
dampak
mengkonsumsi sopi. B. Sikap
yang
Mengkonsumsi Sopi
sebesar
54,8%,sedangkanpengetahuan responden
Keluarga
positif
Responden
sebesar
yang
memiliki
teman pengkonsumsi sopi sebesar
47,6%. Dapat disimpulkan bahwa
97,6% sedangkan responden yang
sebagian besar responden memiliki 124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tidak memiliki teman pengkonsumsi
B. Hubungan
sebesar 2,4%. Dapat disimpulkan
kebiasaan
bahwa
mayoritas
dengan
memiliki
keluarga
responden pengkonsumsi
Sikap
mengenai
mengkonsumsi Praktik
sopi
Mengkonsumsi
Sopi.
alkohol.
Responden dengan sikap
G. Praktik Mengkonsumsi sopi Responden
negatif dan minum sopi sebesar
yang
sebesar
75,0%,
responden
yang
minum sedangkan
tidak
minum
86,4%
dan
responden
sikap
positif
dan
dengan
minum
sopi
sebesar 62,5%. Berdasarkan data
sebesar 25,0%. Dapat disimpukan
tersebut,
bahwa sebagian besar responden
responden dengan sikap negatif
mengkonsumsi sopi.
lebih banyak mengkonsumsi sopi
diketahui
bahwa
dibandingkan responden dengan 2. Analisis Bivariat
sikap positif. Hasil uji statistic
A. Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan
uji
Chi
Square
mengenai dampak mengkonsumsi
menunjukkan nilai p
sopi
Karena nilai p< 0,05 maka dapat
dengan
Praktik
Mengkonsumsi Sopi. dengan
yang
buruk
tolak, yang artinya ada hubungan
dan
antara
minum sopi sebanyak 82,6% dan
baik
sebanyak
dan 65,8%.
minum
sikap
dengan
praktik
mengkonsumsi sopi.
responden dengan pengetahuan yang
0,023.
ditarik kesimpulan bahwa H0 di
Responden pengetahuan
=
C. Hubungan Ketersediaan Minuman
sopi
Sopi
Berdasarkan
dengan
Praktik
Mengkonsumsi Sopi.
data tersebut, diketahui bahwa
Responden
yang
minum
responden dengan pengetahuan
dan menyatakan ada ketersediaan
buruk lebih banyak mengkonsumsi
sopi sebanyak 80,8%, sedangkan
sopi
menyatakan
dibandingkan
responden
tidak
ada
dengan pengetahuan baik, dengan
ketersediaan sopi tidak ditemukan
nilai p=0,129. Dengan demikian
0,0%. Berdasarkan data tersebut,
dapat
diketahui
dinyatakan
bahwa
bahwa
seluruh
yang
minum
pengetahuan mengenai dampak
responden
mengkonsumsi sopi tidak memiliki
menyatakan
hubungan yang bermakna dengan
sopi. Berdasarkan uji fisher exact,
praktik mengkonsumsi sopi.
diperoleh nilai p = 0,0001. Karena
125
ada
ketersediaan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
nilai p< 0,05 maka dapat ditarik
responden
yang
kesimpulan bahwa H0 ditolak, yang
keluarga
pengkonsumsi
artinya
antara
Berdasarkan uji statistik diperoleh
ketersediaan sopi dengan praktik
nilai p = 0,004. Karena nilai p <
mengkonsumsi sopi.
0,05
ada
D. Hubungan Kegiatan
hubungan
Keikutsertaan Adat
Istiadat
dalam
maka
tidak
memiliki sopi.
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa H0=ditolak yang
dengan
artinya
Praktik Mengkonsumsi Sopi.
ada
hubungan
antara
adanya keluarga mengkonsumsi
Responden yang ikut serta
sopi dengan praktik mengkonsumsi
dalam tradisi adat dan minum sopi
sopi.
sebanyak 100,0% dan responden
F. Hubungan antara Adanya Teman
yang tidak ikut serta dalam tradisi
yang Mengkonsumsi Sopi dengan
adat dan minum sopi sebanyak
Praktik Mengkonsumsi Sopi.
73%. Berdasarkan uji fisher exact
Responden yang memiliki
diperoleh nilai p = 0,325 Karena
teman pengkonsumsi sopi dan
nilai p > 0,05 maka dapat ditarik
minum sopi sebanyak 82,0% dan
kesimpulan
responden
bahwa
H0=diterima
yang
tidak
memiliki
yang artinya tidak ada hubungan
teman pengkonsumsi sopi dan
antara keikutsertaan dalam tradisi
minum
adat
Berdasarkan
dengan
praktik
mengkonsumsi sopi.
sopi
sebanyak data
56,5%. tersebut,
diketahui bahwa responden yang
E. Hubungan Adanya Keluarga yang
memiliki teman pengkonsumsi sopi
Mengkonsumsi Sopi denganPraktik
lebih banyak yang mengkonsumsi
Mengkonsumsi Sopi.
sopi dibandingkan responden yang
Responden
memiliki
tidak
memiliki
teman
keluarga yang pengkonsumsi sopi
pengkonsumsi sopi. Berdasarkan
dan minum sopi sebanyak 86,5%
uji statistik, diperoleh nilai p =
dan responden yang tidak memiliki
0,034. Karena nilai p < 0,05 maka
keluarga pengkonsumsi sopi dan
dapat ditarik kesimpulan H0=ditolak
minum
56,3%.
yang artinya ada hubungan antara
tersebut,
adanya teman mengkonsumsi sopi
sopi
Berdasarkan
sebanyak data
diketahui bahwa responden yang
dengan
memiliki keluarga pengkonsumsi
sopi.
sopi
lebih
banyak
yang PEMBAHASAN
mengkonsumsi sopi dibandingkan
126
praktik
mengkonsumsi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
1. Faktor Berhubungan dengan Praktik
praktik
mengkonsumsi
sopi.
Mengkonsumsi sopi
Ketersediaan
A. Sikap Mengenai Kebiasaan Minum
prasarana, fasilitas kesehatan, air,
Sopi
makanan Hasil analisis menunjukkan
bahwa
ada
hubungan
sarana
dan
dan
sebagainya
merupakan faktor pendukung atau
yang
faktor
pemungkin
yang
bermakna antara sikap dengan
memperkuat terbentuknya perilaku
praktik mengkonsumsi sopi. Hal
(tindakan).7
tersebut dapat dikerenakan oleh faktor
dari dalam
C. Adanya Keluarga Pengkonsumsi
diri individu
Sopi
sendiri yaitu bagaimana penilaian
Hasil analisis menunjukkan
individu terhadap objek dan juga
ada hubungan yang bermakna
ketidaktahuan akan dampak yang
antara
ditimbulkan. Dalam menentukan
mengkonsumsi
sikap yang utuh, pengetahuan,
praktik
pikiran,
Lingkungan
keyakinan,
memegang Menurut
dan
peranan azwar
emosi
penting.
faktor
6
adanya
keluarga sopi
yang
dengan
mengkonsumsi keluarga
sopi sangat
berpengaruh dalam pembetukan
yang
kebiasaan
anak
dan
remaja.
mempengaruhi pembentukan sikap
Keluarga memiliki peranan penting
adalah
pribadi,
dalam perkembangan kepribadian
kebudayaan serta faktor dalam diri
anak dan remaja. Dapat dikatakan
individu.6
bahwa keluarga dalam hal ini
pengalaman
B. Ketersediaan Minuman Sopi
orang tua merupakan pendidik
Hasil analisis menunjukkan bahwa
ada
hubungan
bermakna
antara
sopi
dengan
utama
yang
dan
pertama.
mengemukakan
Surbakti
bahwa
setiap
ketersediaan
perilaku yang digunakan orang tua,
praktik
akan selalu dilihat, dinilai, dan
mengkonsumsi sopi. Hal ini dapat
ditiru oleh anak. Semua itu secara
dikarenakan adanya ketersediaan
sadar atau tak sadar diresapi anak
sopi
hingga
di
memudahkan
lokasi
sehingga
responden
untuk
menjadi
kebiasaan.
Pengaruh orang tua dan saudara
mendapatkan sopi di saat akan
dapat
menggunakannya.
kecenderungan
Ketersediaan
mempengaruhi seorang
remaja
sopi merupakan salah satu faktor
untuk
pendukung yang mempengaruhi
alkohol. Remaja lebih cenderung
127
mulai
mengkonsumsi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
minum alkohol jika salah satu dari
yang
orangtua
mengkonsumsi alkohol.9
mereka
juga
mengkonsumsi alkohol.8 D. Adanya
Teman
2. Faktor
Pengkonsumsi
tidak
yang
baik,
Tidak
seperti
Berhubungan
dengan Praktik Mengkonsumsi sopi
Sopi
A. Pengetahuan tentang dampak dari Hasil analisis menunjukkan
bahwa
ada
hubungan
mengkonsumsi sopi.
yang
Hasil analisis menunjukkan bahwa
bermakna antara adanya teman
antara
yang mengkonsumsi sopi dengan
dampak
praktik
dengan
mengkonsumsi
sopi.
pengetahuan
mengenai
mengkonsumsi praktik
sopi
mengkonsumsi
Kebiasaan kumpul dengan teman-
sopi tidak memiliki hubungan yang
teman biasa dilakukan baik untuk
bermakna.
belajar kelompok maupun untuk
merupakan faktor penting dalam
main
menentukan perilaku seseorang
atau
sekedar
nongkrong.Tempat
nongkrong
Pengetahuan
karena
pengetahuan
dapat
yang biasanya digunakan yaitu di
menimbulkan perubahan persepsi
tepi
dan
pantai,
kadang
disaat
kebiasaan
masyarakat.
nongkrong itulah mereka diajak
Meningkatnya pengetahuan juga
patungan untuk membeli sopi, dan
dapat
dengan uang sebesar dua puluh
masyarakat
ribu mereka dapat memperoleh
menjadi
satu botol sopi. Perkembangan
pengetahuan
seorang telah
remaja.
menjadi
Remaja bagian
yang
mengubah dari
dalam
yang
positif,
kepercayaan. sebagian
perilaku
selain
juga 10
negatif itu
membentuk Walaupun
besar
responden
kelompok sosialnya akan saling
memiliki pengetahuan yang baik
memberi
tentang dampak yang di akibatkan
motivasi
yang
baik
ataupun buruk. Pertemanan yang
kebiasaan
tidak
minuman
kondusif
kecenderungan
memiliki
yang
mengkonsumsi sopi
namun
hal
ini
sangat
bukanlah menjadi jaminan tidak
merugikan perkembangan remaja.
akan terjadinya praktik konsumsi
Apabila
sopi.
remaja
masuk
dalam
Hal
tersebut
dapat
kelompok geng, maka hal ini akan
dipengaruhi oleh faktor lain seperti
berpengaruh
tersedianya minuman sopi pada
buruk
terhadap
remaja dan mendorongnya untuk melakukan
acara-acara pesta.
perbuatan-perbuatan
128
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
B. Keikutsertaan dalam tradisi adat-
c. Adanya
istiadat.
keluarga
yang
mengkonsumsi sopi (p=0,004)
Hasil analisis menunjukkan antara
d. Adanya
keikutsertaan dalam tradisi adat dengan
praktik
teman
mengkonsumsi sopi (p=0,034)
mengkonsumsi
2. Faktor
yang
tidak
sopi tidak memilki hubungan yang
hubungan
bermakna.
terhadap praktik
Lokasi
yang
pelaksanaan
yang
tradisi adat berjarak tujuh kilo
sopi
meter dari desa Tawiri, dan untuk
a. Pengetahuan
memilki bermakna
mengkonsumsi
mengenai
mencapai lokasi tersebut harus
dampak mengkonsumsi sopi
ditempuh dengan berjalan kaki
(p=0,779)
sekitar delapan jam dan tanpa
b. Keikutsertaan
menggunakan alas kaki. Hal inilah yang
yang
membuat
SARAN
masyarakat tidak mau mengikuti tersebut.
istiadat
memiliki peran penting
dalam
Tradisi
proses
perkembangan berperilaku.11
1. Bagi Remaja
adat
Remaja
Adat
kuat
dalam
dapat
sikap
dengan
menghindari
dan
kebiasaan
mengkonsumsi sopi.
istiadat
2. Bagi Pemerintah Desa
mempunyai ikatan dan pengaruh yang
diharapkan
mengubah
pembentukan berpikir
tradisi
adat (p=0,325)
anggota
tradisi
dalam
Perlu adanya kerja samadengan
masyarakat
petugas
dimana adat istiadat merupakan
kesehatan
guna
pemberian penyuluhan mengenai
bagian dari masyarakat, namun
dampak
kekuatan mengikatnya tergantung
atau
bahaya
mengkonsumsi
pada masyarakat yang mendukung
beralkohol
adat istiadat tersebut.12
minuman
dimana
kegiatannya
biasa diberikan pada saat kegiatan ibadah yaitu pada saat ibadah
KESIMPULAN 1. Faktor
pemuda, ibadah kaum ibu, ibadah kaum
yang memiliki hubungan
adanya
mengkonsumsi sopi : mengenai
maupun
ibadah-
ibadah lainnya. Serta diharapkan
yang bermakna dengan praktik
a. Sikap
bapak,
pengendalian
terhadap
produksi, peredaran dan penjualan
kebiasaan
minuman
mengkonsumsi sopi (p=0,023)
masyarakat.
b. Ketersediaan sopi (p=0,0001) 129
sopi
di
tengah
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
3. Peneliti berikutnya
5. Wattimena. LE. Penggunaan Sopi
Kepada
peneliti
berikutnya,
dan Persepsi Masyarakat Tentang
mengingat
penelitian ini masih
Sopi Terhadap Kesehatan di Desa
banyak
kekurangannya,
disarankan
maka
agar
Layeni
peneliti
faktor-faktor
lain
Teon
Nila
Serua Kabupaten Maluku Tengah.
selanjutnya lebih menggali lagi tentang
Kecamatan
2012.
yang
6. Sarwono S. Psikologi remaja. Edisi
berhubungan dengan kebiasaan
revisi 8. Jakarta : Raja Grafindo
remaja dalam mengkonsumsi sopi
Pustaka. 2004.
.
7. Agung. Perilaku Sosial Pengguna
DAFTAR PUSTAKA 1. Badan
Minuman
Pengawas
Makanan,
RI.
Obat
Menilik
Keras
di
Kelurahan
Sungai Dama Kota Samarinda.
dan
2015.
Regulasi
8. Yamani.
Minuman Beralkohol di Indonesia.
N.
Dampak
Perilaku
Penggunaan Minuman Keras di
2014.
Kalangan
2. WHO. Global status report on alcohol
and
health.
9. Utina.
10.
Situasi
muda
Nikmat
Sehat,
Tanpa
Hari
PTM
Jurnal
dan
dan
Pengukuran
Pengetahuan , Sikap dan Perilaku
Tua
Manusia..
dengan
Yogyakarta :
Nuha
Medika. 2010.
Perilaku Cerdik. 2014. 4. Agrilan.
Alkohol
Wawan, A dan Dewi M.
Teori
Kesehatan Jantung. Mari Menuju Masa
SS.
Mental. 2011.
Indonesia (Kemenkes RI). Pusat Informasi.
Kota
Pengaruhnya Terhadap Kesehatan
3. Kementerian Kesehatan Republik
dan
di
Surakarta. 2009.
Geneva,
Switzerland. 2014.
Data
Remaja
Agri
11.
Bisnis
I Nyoman Surna – Olga D.
Kepulauan. Keterlekatan Perilaku
Pandeirot. Psikologi Pendidikan 1.
Ekonomi Dalam Hubungan Sosial:
2014. 12.
Kasus Jaringan Pemasaran Sopi
yang Mempengaruhi Penegakan
Di Negeri Mesa Kecamatan Teon Nila
Serua
(TNS)
Soekanto S. Faktor-Faktor
Hukum, Cet. Ke-10, Jakarta: PT
Kabupaten
Raja Grafindo Persada. 2011.
Maluku Tengah. 2013.
130
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
131