Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
NUZULUL QUR'AN Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd
ABSTRAK
Pada bulan Ramadhan banyak umat Islam yang menggelar acara peringatan Nuzulul Qur'an. Untuk itu perlu kiranya kita membahas masalah Nuzulul Qur'an, manfaat memperingatinya dan fungsi utama diturunkannya Al-Qur'an. Syekh Shofiyur Rohman AlMubarakfuriy (penulis sirah nabawiyah) menyatakan bahwa para ahli sejarah banyak berbeda pendapat tentang kapan waktu pertama kali diturunkannya AlQur'an, pada bulan apa dan tanggal berapa. Paling tidak ada tiga pendapat :Pertama : Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an itu ada pada bulan Rabiul Awwal, Kedua : Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an itu pada bulan Rajab, dan Ketiga : Pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an itu pada bulan Ramadhan. Yang berpendapat pada bulan Rabiul Awwal pecah menjadi tiga, ada yang mengatakan awal Rabiul Awwal, ada yang mengatakan tanggal 8 Rabiul Awwal dan ada pula yang mengatakan tanggal 18 Rabiul Awwal (yang terakhir ini diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallaahu anhu). Kemudian yang berpendapat pada bulan Rajab terpecah menjadi dua. Ada yang mengatakan tanggal 17 dan ada yang mengatakan tanggal 27 Rajab (hal ini 242 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu-lihat Mukhtashar Siratir Rasul, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdy, hal. 75-). Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Fathul Bari berkata bahwa: Imam Al-Baihaqi telah mengisahkan bahwa masa wahyu mimpi adalah 6 (enam) bulan. Maka berdasarkan kisah ini permulaan kenabian dimulai dengan mimpi shalihah (yang benar) yang terjadi pada bulan kelahirannya yaitu bulan Rabiul Awwal ketika usia beliau genap 40 tahun. Kemudian permulaan wahyu yaqzhah (dalam keadaan terjaga) dimulai pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya kita menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an ada pada bulan Ramadhan karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah 243 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" (QS:Al-Baqarah[2]: 185). Dan Allah berfirman dalam surat Al-Qadr ayat 1 :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1]”. [1] Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran. Seperti yang telah kita maklumi bahwa Lailatul Qadr itu ada pada bulan Ramadhan yaitu malam yang dimaksudkan dalam firman Allah :
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan" (QS: Ad-Dukhaan[44]: 3). Dan karena menyepinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di gua Hira' adalah pada bulan Ramadhan, dan kejadian turunnya Jibril as adalah di dalam gua Hira'. Jadi Nuzulul Qur'an ada pada bulan Ramadhan, pada hari Senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar mereka sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin. Hal ini sangat kuat karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ketika ditanya 244 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
tentang puasa Senin beliau menjawab: "Di dalamya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku" (HR. Muslim). Dalam sebuah lafadz dikatakan: "Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku" (HR. Muslim, Ahmad, Baihaqi dan Al-Hakim). Akan tetapi pendapat ketiga inipun pecah menjadi lima, ada yang mengatakan tanggal 7 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 14 (hari Senin), ada yang mengatakan tanggal 17 (hari Kamis), ada yang mengatakan tanggal 21 (hari Senin) dan ada yang mengatakan tanggal 24 (hari Kamis). Pendapat "17 Ramadhan" diriwayatkan dari sahabat Al-Bara' bin Azib dan dipilih oleh Ibnu Ishaq, kemudian oleh Ustadz Muhammad Huzhari. Pendapat "21 Ramadhan" dipilih oleh Syekh Al-Mubarakfuriy, karena Lailatul Qadr ada pada malam ganjil, sedangkan hari Senin pada tahun itu adalah tanggal 7, 14, 21 dan 28. Sedangkan pendapat "24 Ramadhan" diriwayatkan dari Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' , dan dipilih oleh Ibnu Hajar AlHaitamiy, ia mengatakan: "Ini sangat kuat dari segi riwayat". Oleh karena itu memperingati peristiwa turunnya AlQur'an pertama kali bukanlah suatu hal yang penting, sebab Al-Qur'an diturunkan tidaklah untuk diperingati tetapi untuk memperingatkan kita. Sehingga moment memperingati peristiwa Nuzulul Qur'an yang dilakukan setiap tahun haruslah dapat mengutip berbagai peringatan dari Al-Qur’an kepada umat manusia. Islam tidak memerlukan polesan, tidak perlu dibungkus dengan perayaan-perayaan yang membuat orang-orang tertarik kepadanya. Namun sebaliknya setiap aktivitas yang dilakukan dalam memperingati peristiwa apa saja termasuk nuzulul qur’an, janganlah dianggap sebagai perayaan, namun lebih bersifat sebagai moment untuk memperingati umat manusia yang selalu lalai dari peringatan yang Allah 245 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
sampaikan melalui Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta'ala menegaskan :
"Alif Lam Mim Shaad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman" (QS:AlA'raaf[7]: 1-2). MENGKHUSUSKAN MEMBACA AL-QUR'AN Para tabi'in dan tabi'ittabi'in, karena begitu memahami arti dari Ramadhan, bulan Al-Qur'an, dan begitu kuatnya dalam mencintai Al-Qur'an, maka bila bulan Ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al-Qur'an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan AtsTsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam Al-Qur'an berpuluh puluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar Ramadhan khatam setiap tujuh hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari. Sementara Imam Syafi'i di luar Ramadhan setiap hari khatam sekali, dan di dalam Ramadhan setiap hari khatam dua kali. Itu semua di luar shalat. Begitulah ulama Ahlussunnah yang selalu menjadikan Al-Qur'an sebagai peringatan untuk dirinya dan untuk memperingati dirinya dengan membacanya berkali-kali. Bahkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah selama di dalam penjara, dari tanggal 7 Sya'ban 726 H sampai wafatnya 22 Dzulqa'dah 728 H, selama 2 tahun 4 bulan beliau telah mengkhatamkan Al-Qur'an bersama saudaranya Syeikh 246 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
Zainuddin Ibnu Taimiyah sebanyak 80 kali khatam, yang berarti rata-rata setiap 10 hari khatam satu kali. Semoga Allah merahmati kita bersama mereka dan semoga kita bisa meneladani Rasulullah, dan para sahabatnya, dan para ulama salaf dalam mencintai Al-Qur'an dan di dalam tata cara ibadah lainnya. Amin.
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN DI BULAN R A M A D H A N (Bagian-1) Dalam setahun, ada satu bulan yang kedatangannya selalu kita nantikan, ia adalah bulan Ramadhan. Alhamdulillah, bulan yang sangat kita rindukan itu akan tiba. pada bulan ini Allah menumpahkan kebaikanNya untuk segenap hamba-hambaNya yang beriman. Di bulan ramadhan, kedermawanan Nabi Saw lebih deras dari hembusan angin. Para sahabat dan salafus shalih terdahulu selalu berlomba-lomba menumpuk kebaikan dan amal ibadah didalamnya. Namun saat ini, kondisi umat islam sungguh memilukan, mayoritas mereka tak saja lemah untuk diajak berfastabiqul khairat di bulan penuh kemuliaan ini, tapi mereka selalu saja tiap tahun tak siap dengan amalan-amalan yang semestinya mereka lakukan secara benar. Karena itu, redaksi Nurul Hidayah berikut ini menyajikan tulisan tentang berbagai kesalahan yang sering dilakukan di bulan ramadhan. Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, musim berbagai macam ibadah seperti puasa, sholat, membaca Al-qur’an, bersedekah, berbuat baik, dzikir, do’a, istiqhfar, memohon surga, berlindung dari masuk neraka serta macam-macam ibadah dan amal kebajikan lainnya. 247 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
Orang yang beruntung adalah yang menjaga setiap detik waktunya, baik di siang atau malam hari untuk berbagai amal perbuatan yang menjadikannya berbahagia serta lebih dekat kepada Allah, sesuai dengan yang diperintahkan, tanpa menambah atau menguranginya. Oleh karena itu, setiap muslim wajib belajar tentang hukumhukum puasa. Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini. Diantara kesalahan-kesalahan yang jamak (umum) dilakukan orang berkaitan dengan bulan ramadhan adalah : 1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak menanyakannya. Pada hal Allah berfirman :
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui” (QS:An-Nahl:43). Dan Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agamanya."(Muttafaqun Alaih) 2. Menyambut bulan suci ramadhan dengan hura-hura dan bermain-main. Pada hal yang seharusnya adalah menyambut bulan yang mulia tersebut dengan dzikir dan bersyukur kepada Allah, karena masih diberi umur oleh Allah SWT untuk bertemu kembali dengan bulan ramadhan. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, kembali kepada Allah serta melakukan muhasabatun nafs (perhitungan dosa-dosa pribadi), baik yang kecil maupun yang besar, sebelum 248 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
datangnya Hari Perhitungan dan Pembalasan atas setiap amal yang baik maupun yang buruk yang telah kita lakukan. 3. Sebagian orang, bila datang bulan ramadhan mereka bertaubat. shalat dan puasa. Tetapi jika bulan ramadhan telah berlalu mereka kembali lagi meninggalkan sholat dan melakukan lagi berbagai perbuatan maksiat. Alangkah celaka golongan orang seperti ini, sebab mereka tidak mengetahui Allah kecuali di bulan ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Tuhan bulan-bulan pada sepanjang tahun adalah satu jua ? Bahwa maksiat itu haram hukumnya disetiap waktu ? Bahwa Allah mengetahui perbuatan mereka di setiap saat dan tempat ?. Oleh karena itu, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha (benar-benar taubat), meninggalkan maksiat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dimasa lalu, selanjutnya berkemauan kuat untuk tidak mengulanginya dikemudian hari. Dengan demikian insyah Allah taubat mereka akan diterima di sisi Allah SWT, dan dosa-dosa mereka akan diampuni oleh-Nya.
249 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi
Lembaran Da’wah Nurul Hidayah Vol.1 No.35 – Ramadhon 1431H/Agustus 2010M
ISSN: 2086-0706 Jum’at - IV
DAFTAR PUSTAKA 1. Al-Bahra, Ust, Ir, M.Kom, Kumpulan Tausiyah Ramadhon &Khutbah ‘Ied Ust. Ir. Al-Bahra, M.Kom, STMIK Muhammadiyah Banten, Serang, 2010 2. Al-Bahra, Ust, Ir, M.Kom, Penjelasan Surat Yaa Siin (Panduan Yaa Siin dan Tahlil Modern Buku-2), STMIK Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, 2009 3. Al-Quran dan Terjemahnya 4. Shahih Al-Bukhari 5. Shahih Muslim 6. Tafsir Ibnu Katsir
250 Nuzulul Qur’an 1 Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Islam Terpadu Darussalam, Bekasi