Khotbah Jum’at al anfaal
Khutbah Jum’at LIMA LANGKAH GAGALKAN GODAAN SETAN ان اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬى أرﺳﻞ رﺳﻮﻟﻪ ﺑﺎﻟﻬﺪى ودﻳﻦ اﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮه ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ . أرﺳﻠﻪ ﺑﺸﻴﺮا وﻧﺬﻳﺮا وداﻋﻴﺎ اﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺑﺎذﻧﻪ وﺳﺮاﺟﺎ ﻣﻨﻴﺮا.ﻛﻠﻪ . ﺷﻬﺎدة اﻋﺪﻫﺎ ﻟﻠﻘﺎﺋﻪ ذﺧﺮأ.أﺷﻬﺪ ان ﻻ اﻟﻪ اﻻ اﻟﻠﻪ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ. ارﻓﻊ اﻟﺒﺮﻳﺔ ﻗﺪرا.واﺷﻬﺪ ان ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪه و رﺳﻮﻟﻪ أﻣﺎ.وﺑﺎرك ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ أﻟﻪ وأﺻﺤﺎﺑﻪ وﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜﻴﺮا ﻓﻴﺎأﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس اﺗﻘﻮاﻟﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘﺎﺗﻪ وﻻﺗﻤﻮﺗﻦ اﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮن.ﺑﻌﺪ. Alhamdulillah, hari Jum’at ini kita masih diberi kemampuan oleh Allah Yang Mang Maha Kuasa untuk menjalankan salah satu perintahnya melaksanakan jama’ah shalat Jum’ah. Walaupun sebenarnya kita mafhum bersama bahwa keberhasilan kita menjalankan perintahnya merupakan bukti pemberian rahmat dariNya. Oleh karena itu sudah selayaknya kalau kita saling berwasiat untuk menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita bersama. karena hanya dengan taqwalah kita dapat mendekatkan diri kepadanya sekaligus menjadikannya pelindung tunggal dari godaan setan yang terkutuk. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ululmiddin pernah berkata bahwa diantara hal yang harus dimengerti oleh seorang hamba adalah mengetahui tipu daya setan dan godaannya. Sesungguhnya pemahaman ini fardhu ain adanya. Hanya saja kebanyakan manusia tidak mau mengerti dan lebih suka disibukkan oleh pengetahuanpengetahuan yang menjebak dirinya sendiri masuk ke dalam
kubangan setan. Oleh karena begitu akutnya tipu daya setan, maka seorang hamba harus mengerti berbagai kiat mematahkan bujuk rayu setan. Hal ini berfungsi untuk menyelamatkan dirinya dari para setan yang terkutuk. Terkutuk karena godaan dan rayuan itu dihembuskan oleh setan bersama dengan hembusan nafas manusia. Sehingga AlHasan suatu ketika pernah ditanya oleh Abu Said “apakah setan itu tidur?”. Al-Hasanpun menjawa “jika setan itu tidur, pasti kita bisa istirahat”. Sayangnya setan tidak mengenal sekat ruang dan waktu. begitu juga godaan-godaan mereka yang mengalir bersama arus dalam darah seorang hamba. Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah Namun, manusia sebagai makhluk yang sempurna yang dibekali Allah dengan kemampuan bernalar harus memiliki kemauan untuk mngalahkan setan. Dan oleh karenanya Al-Ghazalai dengan jelas menerangkan lima kiat mematahkan godaan setan. Pertama, membuat kurus setan dengan memperbanyak dzikir kepada Allah swt. Rasulullah saw pernah bersabda: إن اﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻨﻀﻰ ﺷﻴﻄﺎﻧﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﻀﻰ أﺣﺪﻛﻢ ﺑﻌﻴﺮه ﻓﻰ ﺳﻔﺮه Sesungguhnya orang mukmin itu membuat kurus setannya, sebagaimana seseorang diantara kamu membuat kurus ontanya dalam perjalanan. Jika sebuah binatang liar telah dikuruskan pastilah ia akan mudah diatur dan menjadi penurut. Karena ketergantungan kepada majikannya. Begitu juga setan, jika seorang hamba telah bisa menguasai setan dengan tidak serta merta memenuhi keinginannya, pastilah setan akan kurus badannya. Kedua, janganlah seorang hamba mendekatkkan dirinya kepada tempat-tempat kemaksiatan dan orang-orang mungkar. Sungguh hal itu memperkuat daya pikat setan membujuk manusia. Rasulullah secara legoris menyatakan: ﻣﻦ ﺣﺎم ﺣﻮل اﻟﺤﻤﻰ ﻳﻮﺷﻚ أن ﻳﻘﻊ ﻓﻴﻪ Baran siapa berputar-putar di sekitar tempat larangan, maka besar kemungkinan ia akan terjerembab ke dalamnya. Demikianlah Jama’ah yang Berbahagia Dua langkah pertama mencoba membikin setan tidak nyaman menggoda kita dengan harapan setan akan segera bosan dan
kecewa karena keteguhan kita. Meskipun keduanya bukan hal yang mudah tetapi harus terus dicoba. Ketiga, hendaknya seorang hamba selalu sadar bahwa sesungguhnya tujuan setan menggoda hanyalah ingin menjerumuskan kita kelembah kenistaan dan kemadharatan abadi. Tidak ada godaan setan yang membawa pada kemanfaatan. Sesungguhnya setan berbuat demikian karena setan ahli cuci tangan. Ibarat penjegal yang merasa puas jika korbannya jatuh tersungkur dan dia terkekeh dengan bangganya. Dalam surat alHasyr ayat 16 Allah menerangkan …إِذ ْ ﻗ َﺎلَ ﻟِﻺْ ِﻧْﺴ َﺎنِ اﻛ ْﻔُﺮ ْ ﻓ َﻠَﻤَّﺎ ﻛ َﻔَﺮ َ ﻗ َﺎلَ إِﻧِّﻲ َ … ﺑ َﺮ ِيءٌ ﻣِﻨْﻚ …ketika dia berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu… Para Hadirin Rahimakumullah Kemudian keempat, seorang hamba harus selalu ingat bahwa selain berusaha cuci tangan, setan juga bersifat pengecut. Ia menginginkan banyak teman dalam kesesatannya. Semakin banyak teman yang menemani dirinya dalam kesesatan ia akan semakin puas. Karena sesungguhnya neraka sair itu sungguh luasnya. Dan karenanya setan menginginkan kawan untuk mengisinya. Demikian keterangan al’A’raf 16-17 menerangkan َ ﻗ َﺎلَ ﻓ َﺒِﻤَﺎ أَﻏ ْﻮَﻳْﺘَﻨِﻲ ﻷَ َﻗ ْﻌُﺪ َنَّ ﻟَﻬ ُﻢْ ﺻ ِﺮ َاﻃ َﻚ ََ ْ ِ ( ﺛُــﻢَّ ﻵ ﺗِﻴَﻨَّﻬ ُــﻢْ ﻣِــﻦ ْ ﺑ َﻴ ْــﻦ16) َاﻟ ﻤُﺴ ْــﺘَﻘِﻴﻢ َ َ ْ أ ﻳْﺪِﻳﻬ ِﻢْ وَﻣِﻦ ْ ﺧ َﻠْﻔِﻬ ِﻢْ وَﻋ َﻦ ْ أ ﻳْﻤَﺎﻧِﻬ ِﻢْ وَﻋ َﻦ َ َ – ﺷ َﻤَﺎﺋ ِﻠِﻬ ِﻢْ وَﻻَ ﺗَﺠ ِﺪ ُ أ ﻛ ْﺜَﺮ َﻫُﻢْ ﺷ َﺎﻛ ِﺮ ِﻳﻦ Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Dan terakhir, kelima guna mendukung keempat kiat tersebut seorang hamba harus senantiasa dalam kondisi lapar. Karena kondisi lapar akan mempermudah seorang hamba dalam mengingat Allah swt.
إن اﻟﺸﻴﻄﺎن ﻳﺠﺮى ﻣﻦ اﺑﻦ أدم ﻣﺠﺮى اﻟﺪم ﻓﻀﻴﻘﻮا ﻣﺠﺎرﻳﻪ ﺑﺎﻟﺠﻮع Innas syaithana yajri min ibni adam majrad dammi, fadhayyiqu majariyahu bilju’i Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia di tempat jalannya darah. Maka persempitlah jalannya itu dengan mengosongkan perut. Demikianlah khotbah jum’ah kali ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. ِﺑ َـﺎر َك َ اﻟﻠـﻪُ ﻟِـﻲ ْ وَﻟَﻜ ُـﻢْ ﻓ ِـﻲ ْ اْﻟﻘُـﺮ ْآنِ اْﻟﻌَﻈ ِﻴ ْـﻢ ِوَﻧَﻔَﻌَﻨِــﻲ وَإﻳَّــﺎﻛ ُﻢْ ِﺑﻤَــﺎ ِﻓﻴ ْــﻪِ ﻣِــﻦ َ اْﻵﻳــﺎَت ُوَاﻟﺬﻛ ْﺮ ِاﻟْﺤ َﻜ ِﻴ ْﻢِ وَﺗَﻘَﺒَّﻞ َ ﻣِﻨِّﻲ وَﻣِﻨْﻜ ُﻢْ ﺗِﻼ َوَﺗَﻪ ُإﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ اﻟﺴ َّﻤِﻴ ْﻊُ اْﻟﻌَﻠِﻴ ْﻢ khutbah LIMA LANGKAH GAGALKAN GODAAN SETAN
Khutbah Jumlat Tiga Hal Penyelamatan dan Penebusan ان اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬى أرﺳﻞ رﺳﻮﻟﻪ ﺑﺎﻟﻬﺪى ودﻳﻦ اﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮه ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ . أرﺳﻠﻪ ﺑﺸﻴﺮا وﻧﺬﻳﺮا وداﻋﻴﺎ اﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺑﺎذﻧﻪ وﺳﺮاﺟﺎ ﻣﻨﻴﺮا.ﻛﻠﻪ . ﺷﻬﺎدة اﻋﺪﻫﺎ ﻟﻠﻘﺎﺋﻪ ذﺧﺮأ.أﺷﻬﺪ ان ﻻ اﻟﻪ اﻻ اﻟﻠﻪ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ. ارﻓﻊ اﻟﺒﺮﻳﺔ ﻗﺪرا.واﺷﻬﺪ ان ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪه و رﺳﻮﻟﻪ أﻣﺎ.وﺑﺎرك ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ أﻟﻪ وأﺻﺤﺎﺑﻪ وﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜﻴﺮا ﻓﻴﺎأﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس اﺗﻘﻮاﻟﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘﺎﺗﻪ وﻻﺗﻤﻮﺗﻦ اﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮن.ﺑﻌﺪ. Pada kesempatan ini pertama-tama khatib ingin mengajak diri sendiri dan jama’ah semua untuk meningkatkan taqwa. Sesungguhnya taqwa itu Bermula dari mengihdar laranglarangannya. Dinamika kehidupan selalu saja berubah dan berkembang. Demikian pula kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berurusan dengan sesamanya -hablum minannas- ataupun berhubungan dengan Tuhannya -hablum minallah-. Dalam proses
sosialisasi inilah manusia sering menemukan pengalaman baru sebagaimana selalu berubahnya kondisi kehidupan ini yang turut mempengaruhi kehidupan dan pola pikirnya. Bahkan mempengaruhi juga pada nuansa hubungan dengan Tuhannya. Disinilah aplikasi dari hadits al-imanu yazid wa yanqush bahwa iman itu terkadang tambah (menebal), terkadang pula berkurang (menipis). Tentunya semua umat muslim berharap kondisi iman yang ada dalam dirinya akan terus stabil kalaupun tidak selalu bertambah. Namun seringkali tidak demikian, karena setan yang diberi tugas menggoda manusia selalu saja memiliki trik yang menarik untuk menjadikan manusia muslim pembelot yang taat. Kesadaran ini harus selalu tertanam dalam diri kita, karena dosa yang disertai dengan rasa bersalah lebih baik dari pada keta’atan yang dibarengi dengan kepuasan. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Sehubungan dengan kondisi ini ada baiknya kita menengok hadits Rasulullah saw yang seolah menjelaskan kepada kita betapa manusia itu sangat rapuh untuk bertahan melawan godaan, tetapi bersama itu Allah Dzat Yang Maha Pemurah juga selalu menyediakan langkah untuk membendung godaan beserta hadiah bagi mereka yang berhasil bertahan. Hadits tersebut sebagaimana diterangkan dalam Syarah Nashaihul ‘Ibad karya Syaikh Nawawi Al-Bantani berbunyi: اﻣﺎ اﻟﻤﻨﺠﻴﺎت.ﺛﻼث ﻣﻨﺠﻴﺎت وﺛﻼث ﻣﻬﻠﻜﺎت وﺛﻼث درﺟﺎت وﺛﻼث ﻛﻔﺎرات ﻓﺨﺸﻴﺔ اﻟﻠﻪ ﻓﻰ اﻟﺴﺮ واﻟﻌﻼﻧﻴﺔ واﻟﻘﺼﺪ ﻓﻰ اﻟﻔﻘﺮ واﻟﻐﻨﻰ واﻟﻌﺪل ﻓﻰ و اﻣﺎ اﻟﻤﻬﻠﻜﺎت ﻓﺸﺢ ﺷﺪﻳﺪ وﻫﻮى ﻣﺘﺒﻊ وإﻋﺠﺎب اﻟﻤﺮء.اﻟﺮﺿﻰ واﻟﻐﻀﺐ واﻣﺎ اﻟﺪرﺟﺎت ﻓﺈﻓﺸﺎء اﻟﺴﻼم وإﻃﻌﺎم اﻟﻄﻌﺎم واﻟﺼﻼة ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ.ﺑﻨﻔﺴﻪ واﻣﺎ اﻟﻜﻔﺎرات ﻓﺎﺳﺒﺎغ اﻟﻮﺿﺆ ﻓﻰ اﻟﺴﺒﺮات وﻧﻘﻞ اﻻﻗﺪام.واﻟﻨﺎس ﻧﻴﺎم اﻟﻰ اﻟﺠﻤﺎﻋﺎت واﻧﺘﻈﺎر اﻟﺼﻼة ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻼة. Hadits ini dapat dibagi menjadi empan bagian utama, bagian pertama menerangkan tiga hal yang dapat menyelamatkan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Ketiga hal tersebut adalah: اﻣﺎ اﻟﻤﻨﺠﻴﺎت ﻓﺨﺸﻴﺔ اﻟﻠﻪ ﻓﻰ اﻟﺴﺮ واﻟﻌﻼﻧﻴﺔ واﻟﻘﺼﺪ ﻓﻰ اﻟﻔﻘﺮ واﻟﻐﻨﻰ واﻟﻌﺪل ﻓﻰ اﻟﺮﺿﻰ واﻟﻐﻀﺐ Pertama, merasa takut kepada Allah swt secara lahir maupun bathin. Kedua, hidup dengan sederhana, dan ketiga, berlaku adil baik dalam keadaan longgar maupun dalam kondisi emosi.
Dalam konteks kondisi iman yang selalu fluktuatif, maka ketiga treatmen ini sangatlah bermanfaat untuk selalu diingat. Takut kepada Allah swt artinya takut akan berbagai siksaan dan ancamannya. Mereka yang takut akan pedihnya siksa neraka tentu akan berusaha menghindar dan lari sejauh-jauhnya dari hal-hal yang menyebabkan kita menjadi penghuninya. Sebagaimana tunggang langgang mereka yang menghindar bertemu singa atupun ular karena sangat takutnya. Kedua hidup sederhana dan sewajarnya saja walaupun dalam kondisi berlebih, apalagi dalam kondisi kurang. Tentunya hal ini adalah kritik akan tingginya konsumerisme yang berakar dari nafsu ingin memiliki dan pamer. Padahal yang demikian itu adalah pekerjaan setan, innal mubadzdzirina kanu ikhwanas syayathin. Dan ketiga berusaha seadil dan sebijaksana mungkin walaupun sedang kondisi emosi. Sesungguhnya emosi adalah pintu masuk bagi setan menguasai manusia. Lihat saja ketika seseorang marah, maka akal yang rasional itu tidak lagi berfungsi. Apakah ketika foto pengantin dibanting masakan itu akan menjadi asin? Mereka yang marah akan kehilangan akal dan dikuasai setan. Al-ghadhab yuzilul aqla. Jama’ah Jum’ah rahimakumullah Itulah tiga hal utama yang kiranya dapat dijadikan pegangan bagi seorang muslim dalam kehidupan kesehariannya agar iman yang ada tidak mudah surut menipis. Sekaligus hendaknya seorang muslim juga menghindarkan diri dari tiga hal perusak yang akan menurunkan kwalitas iman manusia diantaranya: و اﻣﺎ اﻟﻤﻬﻠﻜﺎت ﻓﺸﺢ ﺷﺪﻳﺪ وﻫﻮى ﻣﺘﺒﻊ وإﻋﺠﺎب اﻟﻤﺮء ﺑﻨﻔﺴﻪ Pertama, pelit yang amat sangat. Kedua, menuruti hawa nafsu. Dan ketiga ujub (merasa puas dengan diri sendiri). Ketiga hal ini dinilai sebagai unsur perusak jika berdiam dalam diri seseorang. Sangat Pelit atau kikir amat sangat adalah penghalang seseorang dekat sesama makhluk, apalagi dengan Allah swt, pasti akan semakin jauh. Dan sebaliknya kikir akan membawa seseorang mendekat pada neraka. Bukakah demikian bunyinya an-naru darul bukhala’ bahwa neraka adalah rumah bagi mereka yang kikir.
Adapun unsur perusak kedua adalah hawa nafsu yang terlalu dimanja. Artinya, seseorang yang menuruti hawa nafsunya berarti merusak diri dan imannya sendiri. Karena hawa nafsu senantiasa condong pada berbagai maksiat yang melanggar aturan-aturan Allah swt. Untuk unsur kedua ini sudahlah maklum adanya. Sehingga Allah berfirman wala tattabiul hawa…janganlah engkau sekalian menuruti hawa nafsumu. Adapun ujub merupakan satu unsur perusak. Ujub adalah merasa diri paling benar dan paling baik sehingga menimbulkan rasa bangga dan takjub pada diri sendiri sehingga menjadikan yang bersangkutan lalai bahwa apa pada dirinya saat ini merupakan nikmat Allah swt. Ujub bila selalu dipupuk sangatlah berbahaya, ia akan menyebabkan seseorang merasa menjadi tuhan dalam dirinya sendiri. Karena sejatinya ujub adalah kesombongan yang tersembunyi. Dan jika telah terjangkit penyakit sombong maka ingatlah hadits Rasulullah saw yang artinya tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terbersit sifat sombong walaupun sebesar dzarrah. Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah Demikian tiga unsur perusak utama yang harus diwaspadai. Meskipun Allah swt telah menyiapkan tiga program yang dapat mengangkat derajat seorang muslim yaitu: واﻣﺎ اﻟﺪرﺟﺎت ﻓﺈﻓﺸﺎء اﻟﺴﻼم وإﻃﻌﺎم اﻟﻄﻌﺎم واﻟﺼﻼة ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ واﻟﻨﺎس ﻧﻴﺎم Pertama menyebarkan salam. Kedua, memberi makan . Dan ketiga, shalat di tengah malam ketika yang lain terlelap tidur. Jika dianalisis maka program pertama merupakan usaha perluasan jaringan. Dengan berucap salam kepada siapapun baik yang kenal maupun tidak kenal, berarti kita telah membangunkan kembali rasa persaudaraan sesama muslim, yang secara otomatis melenyapkan perasaan saling mencurigai (su’udh dhan). Ini adalah awal bagus untuk dilanjutkan dalam langkah selanjutnya memperluas silaturrahim sesama umat muslim. Adapun memberi makan sebagai program peningkatan derajat seorang muslim yang kedua merupakan aplikasi dari teori bersedekah saling berempati atas nasib sesama muslim. Dalam taraf tertentu ini merupakan program pengentasan kemiskinan secara bertahap.
Dan program ketiga, adalah shalat dalam sepinya tengah malam ketika yang lain sedang terlelap tidur. Tepatya di sepertiga terakhir malam yang tersisa. Waktu ini adalah ruang spesial yang dapat difungsikan oleh seseorang untuk mengevaluasi dirinya dan kehidupannya selama ini. Baik yang berhubungan dengan sesama ataupun dengan Yang Maha Kuasa. Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah Itulah tiga kategori penting dalam hadits ini mulai dari sisi keselamatan, unsur perusak dan program peningkatan derajat. Meski demikian Allah swt dengan ke-Maha Murahannya masih memberikan kepada umat muslim tiga hal sebagai penebus jikalau sampai terjadi khilaf. Ketiga hal tebusan tersebut adalah واﻣﺎ اﻟﻜﻔﺎرات ﻓﺎﺳﺒﺎغ اﻟﻮﺿﺆ ﻓﻰ اﻟﺴﺒﺮات وﻧﻘﻞ اﻻﻗﺪام اﻟﻰ اﻟﺠﻤﺎﻋﺎت واﻧﺘﻈﺎر اﻟﺼﻼة ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻼة. Pertama, menyempurnakan wudhu ketika hawa sangat dingin. Kedua, melangkahkan kaki untuk shalat jama’ah dan ketiga sengaja menunggu waktu shalat ketika telah usai melaksanakan shalat . Ketiga hal ini dianggap pahalanya mampu menggantikan -meskipun tidak berarti menghapus- berbagai kesilapan yang telah terjadi. Hal itu karena beratnya menjalankan ketiga hal ini, pertama menyempurnakan wudhu dalam kondisi sangat dingin. Artinya, seseorang yang dengan gigih melawan rasa dingin demi mengambil air wudhu yang akan dipergunakannya untuk beribadah menunjukkan kegigihannya mengedepankan pengabdian kepada Allah swt mengalahkan kepentingannya sendiri. Bahkan rasa dingin yang menusuk tulangnya itu sama sekali tidak diindahkannya. Kedua, melangkahkan kaki untuk shalat jama’ah. Artinya, menyengaja dengan niat penuh melaksanakan shalat jama’ah. Sesungguhnya shalat jama’ah itu keutamannya dua puluh tujuh kali dibandingkan dengan shalat sendiri. Begitu pentingnya posisi shalat jama’ah hingga Allah swt menjanjikan fadhilah yang sangat tinggi karena shalat jama’ah yang pada dasarnya merupakan urusan dengan Allah swt, ternyata mengandung hikmah yang sangat luas. Diantaranya dengan shalat jama’ah seseorang akan berjumpa dengan sesama muslim lain yang memungkinkan terjalinnya silaturrahim antar mereka. Selain itu shalat
jam’ah juga dapat menjadi tanda syiar dan kokohnya agama Islam. Sehingga pemeluk agama lain akan merasa kagum dengan solidaritas dan ketaatan umat muslim yang selalu berkumpul lima kali dalam sehari. Dan yang terakhir adalah menunggu waktu shalat tiba setelah melakukan shalat. Maksudnya adalah ketika seseorang usai dengan shalat maghrib lalu tidak menggeser diri dari masjid/mushalla dengan tujuan menunggu shalat isya, maka itu adalah bukti pengorbanan seseorang untuk mengutamakan urusan ibadah di atas urusan lainnya. Artinya dengan mennggu waktu shalat selanjutnya, seseorang berarti menghentikan kegiatan lainnya dan segala urusannya hanya untuk menghadap kepada Allah swt. Jama’ah Jum’ah yang Berbahagia, Demikianlah tiga hal dalam empat kategori yang diterangkan Rasulullah saw kepada umatnya. Semoga kita senantiasa mampu menjaga diri dan iman kita dengan memanfaatkan peluang yang diberikan Allah swt Yang Maha Pemurah. ِﺑ َـﺎر َك َ اﻟﻠـﻪُ ﻟِـﻲ ْ وَﻟَﻜ ُـﻢْ ﻓ ِـﻲ ْ اْﻟﻘُـﺮ ْآنِ اْﻟﻌَﻈ ِﻴ ْـﻢ ِوَﻧَﻔَﻌَﻨِــﻲ وَإﻳَّــﺎﻛ ُﻢْ ِﺑﻤَــﺎ ِﻓﻴ ْــﻪِ ﻣِــﻦ َ اْﻵﻳــﺎَت ُوَاﻟﺬﻛ ْﺮ ِاﻟْﺤ َﻜ ِﻴ ْﻢِ وَﺗَﻘَﺒَّﻞ َ ﻣِﻨِّﻲ وَﻣِﻨْﻜ ُﻢْ ﺗِﻼ َوَﺗَﻪ ُإﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ اﻟﺴ َّﻤِﻴ ْﻊُ اْﻟﻌَﻠِﻴ ْﻢ Khutbah Tiga Hal Penyelematan dan Penebusan
Orang yang Pandai ان اﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬى أرﺳﻞ رﺳﻮﻟﻪ ﺑﺎﻟﻬﺪى ودﻳﻦ اﻟﺤﻖ ﻟﻴﻈﻬﺮه ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ . أرﺳﻠﻪ ﺑﺸﻴﺮا وﻧﺬﻳﺮا وداﻋﻴﺎ اﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﺑﺎذﻧﻪ وﺳﺮاﺟﺎ ﻣﻨﻴﺮا.ﻛﻠﻪ . ﺷﻬﺎدة اﻋﺪﻫﺎ ﻟﻠﻘﺎﺋﻪ ذﺧﺮأ.أﺷﻬﺪ ان ﻻ اﻟﻪ اﻻ اﻟﻠﻪ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ. ارﻓﻊ اﻟﺒﺮﻳﺔ ﻗﺪرا.واﺷﻬﺪ ان ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪه و رﺳﻮﻟﻪ أﻣﺎ.وﺑﺎرك ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ وﻋﻠﻰ أﻟﻪ وأﺻﺤﺎﺑﻪ وﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜﻴﺮا
ﻓﻴﺎأﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس اﺗﻘﻮاﻟﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘﺎﺗﻪ وﻻﺗﻤﻮﺗﻦ اﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮن.ﺑﻌﺪ. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Pada kesempatan ini pertama-tama khatib ingin mengajak diri khotib dan jama’ah semua untuk meningkatkan taqwa. Sesungguhnya taqwa itu Bermula dari mengindar laranglarangannya. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Teringat ketika kita masih kecil, maka orang tua kita sering mendoakan kita menjadi orang yang pandai atau pintar. Memang kepandaian merupakan satu hal yang menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Tapi apakah kepandaian itu? Mungkin dari kita ada yang menghitung berdasarkan IQ. Tapi kasihan juga orang yang ditakdirkan dilahirkan dengan IQ yang rendah, mereka tidak akan pernah menjadi orang pintar. Bahkan kepintaran dijadikan iklan obat anti masuk angin. Yang menarik dalam Islam, kepandaian itu dapat diraih oleh setiap orang, walaupun IQ nya tidak tinggi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’) Jadi ada dua parameter orang yang pandai yaitu orang yang sering bermuhasabah dan melakukan amal untuk persiapan setelah meninggal. Muhasabah Muhasabah dari kata hisab yang berarti perhitungan atau melakukan evaluasi. Kesibukan aktifitas kita terkadang melupakan kita untuk mengevaluasi sejauh mana progres aktifitas dan menilik hal apa yang kurang dan perlu diperbaiki. Padahal evaluasi itu perlu dilakukan, agar kita
bisa bernafas dan menata ulang kehidupan kita. Al Quran menyuruh kita untuk muhasabah [QS. Al-Hasyr 18]: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” Sahabat Umar r.a. berkata: ”Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.” Pernyataan sahabat Umar r.a. diatas bermakna bahwa semakin sering kita melakukan muhasabah maka semakin lebih sering memperbaiki diri dan semakin ringan hisab di yaumil akhir. Oleh karena itu, muhasabah bisa dilakukan tiap hari, pekanan, bulanan atau tahunan. Muhasabah tidak hanya bermanfaat untuk akhirat tapi juga untuk kehidupan dunia. Bill Gates, seorang milyuner, selalu menyempatkan untuk beristirahat seminggu atau “think week” dalam enam bulan sekali dari kepenatan di perusahaannya, Microsoft. Dia akan beristirahat disuatu tempat yang sunyi dan membaca buku sekitar 18 jam sehari. Dari kesempatan untuk berkontemplasi tersebut, muncul ide-ide segar dalam pengembangan software. Beramal untuk Bekal Selain itu, Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan. Dan hal ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan ’dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian.’ Potongan hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah penjelasan tentang muhasabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak
lanjut atau perbaikan. Orang yang pandai bukan hanya bisa bekerja atau mengumpulkan harta, tetapi orang yang juga beramal sholeh untuk hari kemudian. Orang tersebut akan sibuk beraktifitas dan juga berinfaq atau membantu sesama agar mendapatkan pahala di hari akhir. Dalam surat Al Qashash 77, Allah SWT berfirman: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” Bahkan dalam ayat ini disebutkan keutamaan terhadap bekal di dunia, dengan tidak melupakan kebahagiaan di dunia. Beginilah pola hidup yang patut ditiru sehingga terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita agar kebahagiaan di dunia dan akhirat bisa diraih. Secara ringkas, kepandaian yang hakiki dapat dicapai oleh setiap orang. Kepandaian itu dapat digapai dengan melakukan muhasabah secara berkala dan beramal untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga kita mendapatkan petunjuk dari Allah SWT untuk menjadi seorang muslim yang pandai. Demikianlah khotabah kali ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘aalamiin ِﺑ َﺎر َك َ اﻟﻠﻪُ ﻟِﻲ ْ وَﻟَﻜ ُﻢْ ﻓ ِﻲ ْ اْﻟﻘُﺮ ْآنِ اْﻟﻌَﻈ ِﻴ ْﻢ ِوَﻧَﻔَﻌَﻨِﻲ وَإﻳَّﺎﻛ ُﻢْ ِﺑﻤَﺎ ِﻓﻴ ْﻪِ ﻣِﻦ َ اْﻵﻳﺎَت ُوَاﻟﺬﻛ ْﺮ ِاﻟْﺤ َﻜ ِﻴ ْﻢِ وَﺗَﻘَﺒَّﻞ َ ﻣِﻨِّﻲ وَﻣِﻨْﻜ ُﻢْ ﺗِﻼ َوَﺗَﻪ ُإﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ اﻟﺴ َّﻤِﻴ ْﻊُ اْﻟﻌَﻠِﻴ ْﻢ Unduh, Orang yang Pandai
Khutbah Idul Adha 2014, Khutbah idul adha 2014 from SMA YA BAKII KESUGIHAN