55 EFEKTIFITAS TEPUNG BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI ADITIF PAKAN TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DAN RESIDU SULFADIAZIN PADA DAGING AYAM BROILER Oleh: Dian Agustina1 dan Andi Murlina Tasse1
ABSTRACT The purpose of this experiment was to compare the effectiveness of feed additive Phaleria macrocarpa meal on cholesterol and sulfadiazine residue for broiler. Sixty growing broiler were allreated in a randomized completely design with 4 x 3. The conclusion of this study is phaleria use as feed additive is effective for reducing cholesterol levels and sulfadiazine residues in broiler. Keywords : Phaleria macrocarpa meal, cholesterol, sulfadizine, broiler.
PENDAHULUAN Ayam broiler memiliki pertumbuhan daging yang cepat dalam waktu relatif singkat, namun diantara serabut otot dagingnya mudah terakumulasi lemak. Menurut Yusniar dan Nilasari (2009), kandungan kolesterol dalam daging ayam broiler sekitar 200 mg/dl atau bahkan lebih, sedangkan kandungan kolesterol ayam kampung hanya 100-120 mg/dl. Keberadaan kolesterol yang tinggi pada ayam broiler sering digunakan sebagai pembatas konsumsi ayam broiler dalam masyarakat. Sebagian masyarakat merasa takut untuk mengonsumsi ayam broiler karena dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar total kolesterol darah yang nantinya dapat menjadi faktor pencetus timbulnya penyakit arterosklerosis dan resiko jantung koroner. Walaupun laju pertumbuhan ayam broiler cenderung lebih cepat dari ternak-ternak lain, akan tetapi tingkat produktivitas usaha ternak ayam ras di negara Indonesia tergolong masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas ini adalah serangan parasit baik yang berupa bakteri, jamur maupun virus. Terjadinya kematian yang besar pada ayam petelur dan pedaging sejak tahun 2002 hingga sekarang disebabkan oleh berbagai virus yang belum diketahui identitasnya dan belum ditemukan vaksin pengobatan maupun pencegahannya (Anonimous, 2011). Sebagai tindakan preventif terhadap serangan virus tersebut dan kerugian yang lebih
besar lagi maka banyak peternak menggunakan obat-obatan kimia (antibiotik) dengan dosis yang lebih tinggi dari batas pemberian normal, dan pada kenyataannya memang berpengaruh terhadap kekebalan ternak ayam broiler terhadap penyakit, akan tetapi dikhawatirkan akan terjadi resistensi dan tertinggalnya residu kimia dalam produk daging. Oleh karena itu, produk unggas yang dihasilkan menjadi tidak aman dikonsumsi oleh masyarakat, karena adanya kandungan residu kimia dalam daging yang tinggi. Salah satu antibiotik yang sering digunakan para peternak adalah adalah sulfadiazine untuk mencegah serta mengobati penyakit pada saluran pernapasan dan pencernaan ternak. Dewan Standarisasi Nasional (2005) menyatakan bahwa residu obat atau bahan kimia adalah akumulasi obat atau bahan kimia dan atau metabolitnya dalam jaringan atau organ hewan setelah pemakaian obat atau bahan kimia untuk tujuan pencegahan dan pengobatan atau sebagai tambahan pakan untuk memacu pertumbuhan. Kandungan residu antibiotik yang melewati batas maksimum residu (BMR) akan menyebabkan daging yang dihasilkan ternak tidak aman dikonsumsi karena dapat menimbulkan reaksi alergi, keracunan, resistensi mikroba tertentu atau gangguan fisiologis pada manusia. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah peningkatan kolesterol dalam serabut daging serta upaya menurunkan kadar residu kimia yang terkandung dalam daging ayam broiler dengan menggunakan bahan-bahan alami
) Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo, AGRIPLUS, Volume 23 NomorKendari : 01 Januari 2013, ISSN 0854-0128
1
55
56 yang mudah didapatkan dan tidak menimbulkan resistensi, diantaranya adalah dengan memanfaatkan buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai aditif pakan yang aman dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tepung buah simalakama sebagai aditif pakan terhadap kandungan kolesterol dan residu sulfadiazine pada daging ayam broiler.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Tabel 1.
Kandungan Nutrien Pakan Ayam Broiler CP-511BS
Unsur Nutrisi Kandungan ( % ) Kadar air Max 13.00 % Protein 21.00- 23.00 % Lemak Min 5.00 % Serat Max 5.00 % Abu Max 7.00 % Calcium Min 0.9 0 % Phosphor Min 0.60 % Sumber: Charoen Phokpand, 2011
Ternak percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler SR 707 produksi PT. Satwa Utama Raya, berjumlah 60 ekor yang dipelihara 32 hari dengan bobot badan awal rata-rata 40 gram. Ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini merupakan campuran antara jantan dengan betina.
c. Antibiotik Antibiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah antibiotik yang digunakan untuk saluran pencernaan dan pernapasan dengan merek dagang Trimezyn-S, buatan PT. Medion Bandung Indonesia. Trimezyn-S mengandung 2 jenis antibiotik, yaitu sulfadiazin dan trimethoprim. Setiap gram Trimezyn-S mengandung 160 mg sulfadiazin dan 32 mg trimetrophrim.
b.
Prosedur Penelitian
Materi Penelitian a. Ternak Percobaan
Kandang Percobaan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang litter sebanyak 12 petak dengan ukuran masing-masing petakan adalah 1,2 X 1,2 X 0,7 m. Litter yang digunakan adalah serbuk halus gergaji kayu. Setiap petak kandang dilengkapi dengan 1 buah tempat pakan kapasitas 2,5 kg dan 1 buah tempat air minum kapasitas 2,5 liter serta alat pemanas sekaligus berupa lampu pijjar 60 watt. c.
Pakan Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan basal komersial BR1 dengan merek dagang CP-511BS produksi PT. Charoen Phokphand Indonesia dengan kandungan nutrisi ditampilkan dalam tabel 2. Tepung daging buah mahkota dewa yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Kecamatan Konda dan Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Ransum basal dicampurkan dengan tepung buah mahkota dewa dengan konsentrasi sesuai perlakuan yakni 0%, 0,5%, 1,0% dan 1,5%.
a. Pembuatan Tepung Buah Mahkota Dewa Buah Mahkota Dewa segar yang di peroleh dari Kecamatan Konda dan Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan, di iris tipis kemudian dicampurkan air untuk di blender hingga menjadi jus. Jus ini kemudian ditempatkan pada 30 buah talang aluminium. Selanjutnya, talang aluminium yang berisi jus daging buah mahkota dewa dijemur dibawah sinar matahari selama 4 hari sehingga menjadi kering. Jus daging buah mahkota dewa yang telah kering kemudian dicacah dan diblender sehingga membentuk tepung halus dan siap untuk dicampurkan kedalam pakan. b. Persiapan Kandang Sebelum digunakan alas lantai dilapisi dengan ampas gergaji baru. Selanjutnya seluruh kandang kandang dan peralatannya disucihamakan dengan menggunakan antiseptik merek Antisep produksi PT. Medion Bandung. Tindakan ini dilaksanakan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme merugikan.
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN 0854-0128
57 c. Pendistribusian Ayam Percobaan Ayam broiler sebagai ternak percobaan sebanyak 60 ekor didistribusikan secara acak pada tiap kandang sebanyak 5 ekor/petak.
Variabel Pengamatan Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol dan kadar residu sulfadiazin pada daging ayam broiler.
d. Penyusunan Ransum Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan basal komersial BR1 dengan merek dagang CP-511BS produksi PT. Charoen Phokphand Indonesia dengan kandungan nutrisi ditampilkan dalam tabel l. Ransum basal dicampurkan dengan tepung buah mahkota dewa dengan konsentrasi sesuai perlakuan yakni 0%, 0,5%, 1,0% dan 1,5%.
a. Rancangan Peneltian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah: R0 = Pakan basal + 0% tepung buah mahkota dewa R1 = Pakan basal + 0,5% tepung buah mahkota dewa R2 = Pakan basal + 1% tepung buah mahkota dewa R3 = Pakan basal + 1,5% tepung buah mahkota dewa
e. Pemeliharaan, Pemberian Pakan dan Air Minum Tahap pemeliharaan ayam percobaan dibagi menjadi 2 periode, yaitu pemeliharaan awal dan periode pemberian pakan perlakuan. Pemeliharaan awal dilakukan di selama 1 minggu yang bertujuan untuk membiasakan ayam broiler dengan kondisi lingkungan kandang dan pakan yang akan diberikan selama penelitian. Periode pemberian pakan perlakuan dilakukan selama 25 hari secara intensif. Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum, yang diatur sedemikian rupa untuk memperkecil terjadinya tumpahan (terbuang). Trymezin-S di berikan pada pada hari ke-8, 9, 10, 11, 12, 23, 24, 25, 26, dan 27 dengan dosis 0,2 gram/kg bobot badan. f. Pemotongan Pemotongan ayam dilakukan pada saat ayam berumur 32 hari, kemudian dilanjutkan dengan pencelupan dalam air hanggat pada suhu 50-540C (semiscalding), pencabutan bulu sampai bersih, hingga pengeluaran jeroan. Kepala, leher, dan kakinya dipotong sehingga didapatkan karkas. g. Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan daging dada untuk analisis kolesterol dan daging paha untuk analisis residu sulfadiazin.
b. Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 x 3. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka akan dilakukan uji lanjut antar perlakuan menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) (Gaspersz, 1991). HASIL DAN PEMBAHASAN Kolesterol pada Daging Ayam Broiler Kadar kandungan kolesterol pada daging ayam broiler disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Kadar Kolesterol (mg) pada Daging Ayam Broiler yang Diberi Tepung Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocharpa) sebagai Aditif Pakan Penambahan Tepung Buah Mahkota Dewa (%) Ulangan 0 0,5 1 1,5 1 2 3 Rata2
157,00 128,00 144,00 143,00
122,00 106,00 129,00 119,00
107,00 116,00 117,00 113,33
104,00 109,00 105,00 106,00
Kadar kolesterol pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan berkisar antara 105 mg-157 mg. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol.
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN 0854-0128
58 Meskipun tidak berpengaruh nyata, pemberian rian tepun buah mahkota dewa sebagai aditif pakan cenderung mempengaruhi kadar kolesterol pada daging ayam broiler. Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol, penambahan tepung buah mahkota dewa 0,5%, 1% dan 1,5% did didalam pakan ayam broiler memiliki rataan kolesterol yang lebih rendah. Penambahan tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan sebanyak 0,5%, 1% dan 1,5%, ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol daging ayam broiler, dimana semakin tinggi level penambah penambahan tepung buah mahkota dewa kedalam pakan menyebabkan semakin rendahnya kadar kolesterol pada daging ayam broiler. Kandungan senyawa aktif buah mahkota dewa yang berperan dalam menurunkan kadar kolesterol pada daging ayam broiler adalah saponin, flavanoid dan polifenol seperti yang dinyatakan oleh Wulan (2011). Hal yang sama juga diungkapakan oleh Fauziah dkk (2005) yang menyatakan bahwa saponin, flavanoid dan polifenol mempunyai khasiat untuk menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi dann mencegah penyakit urine keruh. Kadar kolesterol pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan ditampil kan pada Gambar 1. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
0% 0,5% 1% 1,5%
Residu Sulfadiazin pada Daging Ayam Broiler Kadar residu sulfadiazin pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan berkisar antara 0,04-0,10 0,04 ppm. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap residu sulfadiazine pada daging ayam broiler. Kadar residu sulfadiazine pada daging ayam broiler disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar Residu Sulfadiazin (ppm) pada Daging Ayam Broiler yang Diberi Tepung ung Buah Mahkota Dewa (Phaleria Phaleria macrocharpa) macrocharpa sebagai Aditif Pakan Penambahan Tepung Buah Mahkota Dewa (%) Ulangan 0 0,5 1 1,5 1 2 3 Rata2
0,071 0,078 0,101 0,833
0,066 0,067 0,078 0,703
0,064 0,065 0,066 0,065
0,059 0,044 0,049 0,050
Pemberian tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan cenderung mempengaruhi kandungan residu sulfadiazin pada daging ayam broiler meskipun tidak signifikan. Jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol, penambahan 0,5%, 1% dan 1,5% tepung buah mahkota dewa kedalam pakan menghasilkan residu sulfadiazine yang lebih rendah. Semakin tinggi level tepung buah mahkota dewa dalam pakan, maka kadar residu sulfadiazine semakain rendah dimana penambahan 1,5% tepung buah mahkota dewa merupakan level yang optimal dalam menurunkan an residu sulfadiazine pada daging ayam broiler. Menurunnya kadar residu sulfadiazine pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebesar 0,5%, 1% dan 1,5% menunjukkan bahwa tepung buah mahkota dewa cukup efektif dalam menurunkan kadar residu esidu antibiotik pada daging ayam broiler. Kadar residu sulfadiazin pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan ditampilkan pada gambar 2.
Gambar 1. Kadar kolesterol pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mahkota dewa sebagai aditif pakan
AGRIPLUS, Volume 222 Nomor : 01Januari 2012, ISSN 0854-0128 0128
59
0.12
Cemaran Mikroba kroba dan Batas Maksimum Residu dalam Makanan Asal Hewan”
0.1
Fauziah, Muh. Lisah, dan Sapta Hening. 2005. Sayur dan Bumbu-Bumbu Bumbu Dapur Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta.
0.08 0%
0.06
0,5% 1%
0.04
1,5%
0.02 0 ulangan ke-1
ulangan ke-2
ulangan ke-3
Gambar 1. Kadar residu sulfadiazin pada daging ayam broiler yang diberi tepung buah mhkota dewa sebagai aditif pakan
KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah penggunaan tepung buah Simalakama/ mahkota dewa (Phaleria Phaleria macrocarpa L.) sebagai aditif pakan cukup efektif untuk menurunkan kadar kolesterol dan kadar residu sulfadiazine pada daging ayam broiler meskipun secara statistic tidak signifikan. Setiap peningkatan level tepung buah Simalakama/ mahkota dewa (Phaleria Phaleria macrocarp macrocarpa L.), menyebabkan penurunan kadar kolesterol dan kadar residu sulfadiazine.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2009. Mengapa Harus Herbal. http://blogs.unpad.ac.id.. (28 September 2011). Anonimous. 2011. Serangan Mikroorganisme terhadap Ayam Ras. http://www. Poultryindonesia.com/ =news&file= article & sid. (28 September 2011).
Gaspersz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. Armico. Bandung. Gotawa, I. B. I. , Sugiarto, S. , Nurhadi, M. , Widiyastuti, Y. Wahyono, S. , Prapti, I. J., 2005. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Departemen Kes. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta, h. 147-148. 147 Handayani, N.M.S., A.A.S. Dewi, dan N. Riti. 2003. Survei Cemaran Mikroba, Residu Antibiotika dan Sulfa pada Produk Asal Hewan di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Tahun 2003. Laporan Penelitian. Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner ner Regional VI Denpasar. Harmanto, N., 2003 Sehat Dengan Ramuan Tradisional Mahkotadewa. Cetakan empat, Tangerang, PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Wahyu Juju. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Unggas Gadjah Mada Universitas. Yogyakarta. Wulan. 2011. Khasiat Bunga Mahkota Dewa Sebagai Obat Flu Burung (AI). http://www.disnak- jatim. go.id/ web/ index.php/Riset-dan-Teknologi/html Teknologi/html. (28 September 2011). Yuningsih. 2008. Keberadaan Residu Antibiotika dalam Produk Peternakan (Susu usu dan Daging). Disampaikan dalam Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan. Puslitbang Peternakan. Bogor. Zuprizal. 2006. Nutrisi Unggas. Diktat Kuliah Mahasisiwa. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas iversitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Dewan Standarisasi Naasional. 2005. SNI No. 01-6366-2000 2000 “Batas Maksimum
AGRIPLUS, Volume 223 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN 0854-0128 0128