Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
ISBN: 978-602-7998-43-8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL
AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014
i
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 AGRIBISNIS DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN I
Penanggung Jawab: Ketua Program Studi Agribisnis Universitas Trunojoyo Madura
Editor: Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah Mardiyah Hayati
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2014
ii
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
Katalog dalam Terbitan
Proceeding: Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, UTM Press 2014 viii + 396 hlm.; 17x24 cm
ISBN 978-602-7998-43-8
Editor:
: Andrie Kisroh Sunyigono Ellys Fauziyah Mardiyah Hayati Layouter : Taufik R D A Nugroho Cover design : Didik Purwanto Penerbit : UTM Press
* Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO Box. 2 Kamal Bangkalan Telp : 031-3013234 Fax : 031-3011506
iii
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 KATA PENGANTAR KETUA PANITIA Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh Bismillahirrohmanirrohim Segala puji kami panjatkan ke hadapan Illahi atas terselenggaranya Seminar Nasional “Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan I” Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura pada tanggal 21 Mei 2014. Seminar ini merupakan seminar yang diselenggarakan secara mandiri oleh Program Studi Agribisnis untuk pertama kalinya dan direncanakan dilakukan secara rutin tiap tahun. Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah untuk: 1) Memberikan rekomendasi kebijakan, langkah dan strategi dalam upaya pengembangan sektor agribisnis yang terkait erat dengan wilayah perdesaan, 2) Memberikan wadah untuk berbagi pengalaman dan tukar menukar ide bagi semua stakeholder terkait baik akademisi, pelaku bisnis dan pemerintah, 3) Menumbuhkan komitmen bersama dalam pengembangan sektor agribisnis yang bertitik tumpu pada wilayah perdesaan dalam upaya mencapai visi pembangunan pertanian. Selanjutnya, pada akhir seminar diharapkan tergalang sinergi untuk meningkatkan mutu dan dayaguna penelitian dan dapat menjadi masukan bagi berbagai pihak yang berwenang dalam pengambilan kebijakan. Makalah kunci disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS selaku Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, dan makalah utama oleh Dr.Ir. Agus Wahyudi, SE; MM (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu/BPWS), Andrie Kisroh Sunyigono, PhD selaku Pakar Ekonomi Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan. Dr. Sitti Aida Adha Taridala, SP, M.Si sebagai pemakalah terbaik dari Universitas Halu Uleo. Disamping itu terdapat makalah penunjang bersumber dari berbagai instansi/lembaga penelitian seperti BPTP antara lain dari Bogor dan Jawa Timur, Loka Penelitian Sapi Potong Pasuruan, serta Perguruan Tinggi dari berbagai wilayah seperti Jakarta, Gorontalo, Bandung, Tegal, Surabaya, Malang dan Madura. Topik-topik yang disajikan sangat bervariasi, secara garis besar terhimpun ke dalam 4 bidang yakni agribisnis, sosiologi, nilai tambah dan sosial ekonomi. Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi utamanya PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Akhirnya selamat mengkaji makalah-makalah di prosiding ini. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatu Bangkalan, Juni 2014. Ketua Panitia,
Ihsannudin, MP.
iv
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KETUA PANITIA ................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
AGRIBISNIS MANAJEMEN AGRIBISNIS DAN PERMASALAHANNYA .................................. 3 P. Julius F. Nagel TANGGAPAN KONSUMEN TERHADAP ECO-LABEL PADA PRODUK PERTANIAN ............................................................................................................... 14 Joko Mariyono PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP STRATEGI BERSAING DAN KINERJA PERUSAHAAN ................ 21 Hary Sastrya Wanto, Ruswiati Suryasaputra PERANAN BAITUL MAAL WATTAMWIL UNTUK PENINGKATAN SEKTOR PERTANIAN .............................................................................................. 32 Renny Oktafia PENINGKATAN MUTU BUAH APEL SEPANJANG RANTAI PASOK DARI PASCAPANEN SAMPAI DISPLAY SUPER MARKET ............................... 41 I Nyoman Sutapa, Jani Rahardjo, I Gede Agus Widyadana, Elbert Widjaja ANALISIS PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS POTENSI LOKAL KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG ................... 57 Selamet Joko Utomo RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR UTAMA KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN ............................................ 68 Lilis Suryani, Aminah H.M Ariyani KELAYAKAN EKONOMI USAHA GARAM RAKYAT DENGAN TEKNOLOGI MADURESSE BERISOLATOR ......................................................... 83 Makhfud Efendy, Ahmad Heryanto STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PLINTIR PISANG DI KECAMATAN ARJASA KEPULAUAN KANGEAN ............................................. 107 Mu’awana, Taufik Rizal Dwi Adi Nugroho
SOSIOLOGI RELASI AKTOR DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PRODUK TERRA (TERONG RAKYAT) ................................................................. 121 Titis Puspita Dewi, Mohammad Asrofin, Erwin Merawati, Ali Imron v
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 PERLUNYA KECUKUPAN BAHAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SECARA NASIONAL ........................................ 133 Isbandi dan S.Rusdiana RELASI SEGI TIGA SISTEM KREDIT DALAM MASYARAKAT PERDESAAN STUDI KASUS DI DESA MAJENANG, KECAMATAN KEDUNGPRING, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR .......................... 146 Indah Rusianti, Faridatus Sholihah, Arini Nila Sari DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI PEMBANGUNAN AGROPOLITAN DI DESA NGRINGINREJO, KECAMATAN KALITIDU, KABUPATEN BOJONEGORO .......................................................................................................... 159 Alifatul Khoiriyah, Santi Yuli Hartika, Yunny Noevita Sari, dan Ali Imron PEMANFAATAN PERAN MODAL SOSIAL PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL PEREMPUAN (Studi Pada Pedagang Kaki Lima Perempuan Di Kota Malang) .............................................................................................................. 168 Ike Kusdyah Rachmawati PROGRAM AKSI MEDIA KOMUNITAS PEDESAAN BAGI WARGA KEPULAUAN TIMUR MADURA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN AKSES, KETERBUKAAN INFORMASI, DAN PEMBERDAYAAN PUBLIK ..... 181 Surokim, Teguh Hidayatul Rachmad MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI GORONTALO ........................................................................................ 194 Mohamad Ikbal Bahua
NILAI TAMBAH PENERAPAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN WORTEL ...... 213 Yurida Ekawati, Surya Wirawan Widiyanto PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS JAGUNG DI KABUPATEN BANGKALAN .................................................................................. 224 Weda Setyo Wibowo, Banun Diyah Probowati, Umi Purwandari STRATEGI PENGUATAN POSISI TAWAR PETANI KENTANG MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN ............................................................................ 234 Ana Arifatus Sa’diyah dan Dyanasari INOVASI TEKNOLOGI SAPI POTONG BERBASIS MANAJEMEN BUDIDAYA DAN REPRODUKSI MENUJU USAHATANI KOMERSIAL .......... 250 Jauhari Efendy
vi
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
POTENSI SAMPAH ORGANIK SEBAGAI PELUANG BISNIS PUPUK ORGANIK DAN PAKAN TERNAK ......................................................................... 258 Jajuk Herawati, Yhogga Pratama Dhinata, Indarwati UJI KELAYAKAN PENGOLAHAN SERBUK INSTAN BEBERAPA VARIETAS JAHE DALAM UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI ...... 270 Indarwati, Jajuk Herawati, Tatuk Tojibatus, Koesriwulandari POTENSI CACING TANAH SEBAGAI PELUANG BISNIS ................................. 280 Yhogga Pratama Dhinata, Jajuk Herawati, Indarwati PEMBUATAN DAGING TIRUAN MURNI (MEAT ANALOG) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK .......................................... 290 Sri Hastuti STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN USAHATANI TEBU DI MADURA301 Miellyza Kusuma Putri, Mokh Rum STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK DI KABUPATEN BANGKALAN .................................................................................. 312 Iffan Maflahah
SOSIAL EKONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PEKARANGAN MELALUI PROGRAM KRPL DI PUHJARAK, KEDIRI ................................................................................ 331 Kuntoro Boga Andri dan Putu Bagus Daroini PERSEPSI PETANI TERHADAP NILAI LAHAN SEBAGAI DASAR PENETAPAN LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH BERKELANJUTAN .......... 343 Mustika Tripatmasari, Firman Farid Muhsoni, Eko Murniyanto PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TUNAS MAJU DI KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO .......... 351 Eni Istiyanti, Lestari Rahayu, Supriyadi VEGETABLE CONSUMPTION PATTERN IN EAST JAVA AND BALI ............. 367 Evy Latifah, Hanik A. Dewi, Putu B. Daroini, Kuntoro B. Andri,Joko Mariyono ANALISIS DINAMIKA PERDAGANGAN BERAS DAN GANDUM DI INDONESIA ............................................................................................................... 381 Tutik Setyawati KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI DI LOKASI PENDAMPINGAN SL-PTT KABUPATEN SAMPANG ......................................... 389 Moh. Saeri, Sri Harwanti dan Suyamto vii
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 UJI KELAYAKAN PENGOLAHAN SERBUK INSTAN BEBERAPA VARIETAS JAHE DALAM UPAYA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI Indarwati, Jajuk Herawati, Tatuk Tojibatus, Koesriwulandari Fakultas Pertanian UWKS, Jln Dkh Kupang XXV/54, Surabaya HP: 081330931806:Email:
[email protected] ABSTRACT Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah-rempah banyak dijumpai dibeberapa daerah di Indonesia dan merupakan salah satu produk lokal yang diandalkan Jahe dapat diolah menjadi berbagai macam jenis produk industri pangan seperti perment jahe, sirup jahe maupun instan serbuk jahe. Jahe instan adalah jahe yang berbentuk butiran-butiran/serbuk dan dalam penggunaannya mudah melarut dalam air dingin atau air panas. Pemikiran tersebut yg melatar belakangi dilakukannya penelitian dengan teknologi di bidang pangan untuk membuat suatu formulasi pas, sederhana, aman dan mudah, sehingga bisa diaplikasikan oleh masyarakat dengan teknologi yang sederhana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan dan potensi nilai ekonomi beberapa varietas jahe yang dibuat olahan sebagai serbuk instan jahe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas jahe Gajah, Jahe emprit dan jahe merah layak untuk dibuat serbuk jahe dengan tingkat kelayakan panelis terhadap warna, aroma dan rasa dari tingkat suka sampai sangat suka. Dan dari analisis ekonomi dengan mengolah 1kg jahe + bahan tambahan 1 kg gula pasir akan menghasilkan serbuk jahe rata -rata 980 g. Dengan dikemas 3 g/bungkus dan harga Rp1000/bungkus maka akan didapatkan keuntungan sekitar Rp261,500 - Rp 267,000/resep bahan (1kg gula + 1kg jahe). Suatu peluang bagi ibu-ibu rumah tangga sebagai pekerjaan sampingan, Kata Kunci: kelayakan, pengolahan, instan jahe, nilai ekonomi. ELIGIBILITY TEST OF INSTANT POWDER PROCESSING SOME VARIETY GINGER IN EFFORTS TO INCREASE ECONOMIC VALUE ABSTRACT Ginger (Zingiber officinale) is a spice plants are often found in several regions in Indonesia and is one of the reliable local products Ginger can be processed into various types of products such as food industry perment ginger, ginger syrup and ginger powder instant. Instant ginger is ginger in the form of granules/powder and its use is easy to dissolve in cold water or hot water. The thought that the background for the research done in the field of food technology to create a fitting formulation, simple, safe and easy, so that it can be applied by people with simple technology. The purpose of this study to determine the feasibility and potential economic value created several varieties of ginger are processed as instant ginger powder. The results showed that the varieties of elephant ginger, red ginger and ginger powder ginger deserves to be made to the eligibility level panelists for color, aroma and taste of the level of love to love. And the process of economic analysis with ginger 1kg + additives 1 kg of sugar will produce an average of ginger powder 888g. Packed with 3 g/wrap and price Rp1000/wrap would be associated with a gain of about Rp 261,500 - Rp 267,000/recipe ingredients (sugar 1kg + 1kg ginger). An opportunity for moms home as a side job, Keywords: eligibility, processing, instant ginger, economic value.
270
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
PENDAHULUAN Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah-rempah yang berasal dari Asia Selatan cocok ditanam didaerah yang subur, gembur dan beriklim panas Komoditas ini banyak dijumpai dibeberapa daerah di Indonesia dan merupakan salah satu produk lokal yang diandalkan demi kebutuhan industri. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku industri meningkat terus seiring berjalannya waktu. Permintaan jahe cenderung terus meningkat. Jahe di Indonesia memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan, karena selain iklim, kondisi tanah, dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaannya. Oleh karena itu, komoditas jahe layak dijadikan sebagai salah satu komoditas unggulan dalam usaha pengembangan agribisnis dan agroindustri yang berwawasan pedesaan. Jahe termasuk kelompok tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempahrempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Species : Zingiber officinale Bentuk botani tanaman Jahe adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 30–60 cm. Daun tanaman jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset dan berujung runcing. Mahkota bunga berwarna ungu, berbentuk corong dengan panjang 2 – 2,5 cm. Sedangkan buah berbentuk bulat panjang berwarna cokelat dengan biji berwarna hitam. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai bumbu masak. Adapun ciri spesifik 3 jenis varietas jahe tersebut, yaitu: 1) Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak, rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. 2) Jahe putih/kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit, ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3) Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama sperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
271
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) sudah lama dikenal dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, dibandingkan dengan jahe gajah atau jahe empirit. Meskipun demikian, kebanyakan orang umumnya lebih mengenal jahe gajah, yakni sebagai bumbu dapur, rempah-rempah, dan bahan obat-obatan. Dengan berjalannya waktu kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Kondisi kesehatan tubuh tentunya tidak bisa lepas dari konsumsi makanan dan pola hidup yang sehat. Banyaknya penyakit yang ditimbulkan karena cara mengkonsumsi makanan yang salah. Banyak makanan dan minuman yang ditawarkan sebagai produk suplemen yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh jika dikonsumsi. Minuman kesehatan merupakan minuman yang mengandung unsur-unsur zat gizi atau non zat gizi dan jika dikonsumsi dapat memberikan pengaruh posistif terhadap kesehatan tubuh (Muchtadi, 1992). A, Manfaat Jahe Bagi Kesehatan Jahe (Zingiber Officinale) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe merupakan tanaman obat tradisional yang memiliki beragam khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh.. Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar B. Minuman Kesehatan Pemanfaatan dalam bidang kesehatan, zat aktif berupa zingeron dan senyawa antioksidan lain yang terkandung dalam jahe dapat digunakan bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban, diolah menjadi asinan dan acar. Besarnya potensi kesehatan dan kimia/gizi yang terkandung dalam jahe, menggugah peneliti untuk mencoba menuangkan ide dan inovasi menciptakan produk baru yaitu minuman kesehatan berbentuk serbuk/instan dengan memanfaatkan jahe. Ide pembuatan ini didasarkan pada sifat bahan yang memungkinkan untuk dapat dibuat minuman instan dengan mengacu pada proses pembuatan minuman instan secara umum Minuman instan berupa bubuk merupakan produk olahan pangan yang berbentuk serbuk, mudah larut dalam air, praktis dalam penyajian dan memiliki daya simpan yang lama karena kadar airnya yang rendah dan memiliki luas permukaan yang besar. Khasiat minuman instan ekstrak jahe dan untuk menciptakan produk yang praktis dan efisien, sehingga diharapkan diperoleh manfaat kesehatan. Hal ini didasari juga oleh 272
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
tingginya kebutuhan masyarakat akan kesehatan dan kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi minuman kesehatan yang lebih praktis dan efisien, sehingga diperlukan kemudahan untuk mendapatkannya. Di samping itu, bahan pembuatannya dapat diperoleh dengan mudah dan harganyapun terjangkau oleh masyarakat, karena ketersediaanya cukup banyak di pasar atau di lingkungan masyarakat sekitar. Bahan yang dimaksud adalah jahe, dan gula yang telah dipilih dengan kualitas terbaik. Hal yang mendasari penggunaan minuman instan adalah minuman instan lebih praktis karena hanya menyeduh serbuk dengan air hangat kemudian diminum. Serbuk minuman instan dapat digunakan dalam jangka lama karena berbentuk serbuk sehingga tahan dalam penyimpanan. METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 di Laboraturium Pasca Panen, Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Univ. Wijaya Kusuma Surabaya. Alat dan Bahan` Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, parut, panci, pengaduk kayu, talenan, sendok, ayakan tepung, gelas ukur, timbangan analitik, blender, kompor, baskom, wajan, oven, cawan, erlemeyer dan pipet tetes. Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jahe Gajah, Jahe Emprit, gula, air bersih, kayu manis, cengkeh, daun pandan
Metode Percobaan Percobaan pada penelitian ini menggunakan RAL dengan 3 perlakuan. Perlakuan tersebut adalah uji 3 varieras jahe (jahe Merah, Jahe Emprit dan Jahe Gajah) yang diolah sebagai serbuk Instan Jahe V1: Jahe merah V2: Jahe emprit V3:Jahe emprit Prosedur Penelitian. Persiapan Penelitian Pada persiapan Penelitian ini dipersiapkan semua alat dan bahan yang akan dipakai. Bahan untuk setiap perlakuan terdiri dari : 1 kg jahe setiap macam perlakuan 1 kg gula pasir Kayu manis sesuai selera Air 250 cc Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Penelitian terpaparkan dalam prosedur/cara kerja pembuatan serbuk instan jahe. Pembuatan Ekstrak Jahe Persiapan Bahan: Pada tahap ini dilakukan penimbangan jahe yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan. 273
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Sortasi: Sortasi dilakukan untuk memisahkan jahe yang baik dan jahe yang buruk. Jahe yang buruk yaitu yang bertekstur lembek atau jahe yang sudah busuk, dimana jahe yang buruk tidak akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ekstrak jahe. Pencucian:Jahe yang telah disortasi dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran seperti tanah yang masih menempel pada jahe. Ditimbang jahe 1 kg (dipilih yang fisiknya bagus) untuk setiap perlakuan. Pengupasan: Proses dimana jahe dibersihkan dari kulit dan kotoran lain sebelum dilakukan penggilingan. Pengirisan:Pengirisan pada jahe dilakukan untuk memperkecil ukuran sehingga memudahkan dalam penggilingan, pengirisan dilakukan dengan pisau. Pemarutan: Pemarutan jahe dilakukan untuk mendapatkan ukuran jahe yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses ekstraksi. Ektraksi: Ektraksi jahe dilakukan menggunakan air sekitar 250 cc Penyaringan:Penyaringan dilakukan untuk mendapatkan ektrak jahe yang diinginkan/memisahkan dari ampasnya. Pengendapan: Ekstrak dibiarkan sekitar 60 menit untuk perlakuan pengendapan pati. Memisahkan pati jahe dengan menuang ketempat yang berbeda Perebusan : Filtrat (sesuai perlakuan) direbus dengan api sedang. Disini ditambahkan kayu manis secukupnya Penambahan Gula: Setelah filtrat mendidih masukkan gula pasir dengan perbandingan gula pasir:filtrate = 1:1 (1 kg jahe + 1 Kg gula asir) Dilakukkan pengadukkan sampai gula terlarut sempurna, pengadukkan dilakukan sesekali saja. Filtrate akan mendidih dan menimbulkan busa. api kompor dikecilkan. Ketika busa mulai turun dan filtrat berubah menjadi tepung, api dimatikan, pengadukan dilakukkan terus menerus dan semakin dipercepat. Pengayakan: Setelah menjadi tepung dilakukan pengayakan. Tepung yang masih menggumpal dihancurkan kemudian diayak. Pengayakan harus diselesaikan sampai didapat serbuk jahe instant. Setelah proses pengayakan selesai. Jahe instant didiamkan sampai dingin. Setelah dingin jahe instan siap dikemas. Jahe instan yang sudah siap, dibuat minuman jahe kemudian dilakukan uji orgaleptik terhadap beberapa panelis. Parameter Pengamatan A. Uji Kelayakan dengan tingkat kesukaan panelis terhadap sifat produk yaitu warna, aroma dan rasa/Organoleptik dari kualitas produk yang dihasilkan. Uji organoleptik ini menggunakan metode Uji Hedonik, Kesukaan: uji tingkat kesukaan atau ketidak -sukaan. Tingkat kesukaan ini terdiri dari skala: (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) Normal/neutral (4) suka (5) sangat suka. Kriteria yang digunakan panelis dalam melakukan penilaian dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kriteria Skala Hedonik Skala Mutu Hedonik Skala Kriteria Sangat Tidak suka Tidak Suka Neutral/Normal Suka Sangat Suka
1 2 3 4 5 274
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
B. Analisis Ekonomi Dilalukan perhitungan terhadap biaya produksi ; nilai input dan nilai out put. Dilakukan terdapap nilai tambah dari pembuatan ekstrak serbuk jahe Pengolahan Data Data yang diperoleh pada penelitian ini disajikan secara deskriptif kuantitatif berdasarkan data hasil pengamatan terhadap parameter pengujian dengan tiga kali pengulangan. HASIL DAN PEMBAHASAN A, Uji Kelayakan. Uji kelayakan menggunakan uji organoleptik terhadap tingkat kesukaan 10 panelis terhadap kualitas produk serbuk jahe. Dari hasil penelitian uji organoleptik terhadap 3 varietas jahe. Pengujian dengan indera manusia merupakan bagian yang penting, walaupun peralatan telah berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan beberapa sifat karakteristik seperti rasa, hanya tepat bila dianalisis dengan biological detector yaitu indera manusia. Peralatan hanya mampu menganalisis pada satu komponen saja sedangkan indera manusia mampu menilai terhadap semua kesan yang timbul secara terpadu sejak bahan disajikan sampai kesan setelah bahan tersebut ditelan (Kartika, dkk., 1988). Uji organoleptik penelitian utama pembuatan ekstrak serbuk jahe dilakukan terhadap warna, rasa dan aroma. a. Warna Warna merupakan salah satu faktor penentu pilihan konsumen sebelum faktor lain dipertimbangkan, karena warna tampak terlebih dahulu terlihat visual dan terkadang sangat menentukan bagi pilihan konsumen (Winarno, 1997). Berdasarkan hasil analisis statistik menujukkan bahwa serbuk instan beberapa varietas jahe yang udah diolah memberikan hasil seperti pada tabel 2. Tabel 2: Hasil analisis statistik skor warna pada beberapa varietas jahe Varietas Jahe SKOR TINGKAT KESUKAAN TERHADAP WARNA 1 2 3 RATA2 V1: JAHE MERAH 3,2 3,5 3,2 3,3 V2: Jahe Emprit 3.8 4,2 4 4,0 V3: Jahe Gajah 3,4 3,4 3,6 3,5 tn tn tn Warna merupakan suatu sifat bahan yang dianggap berasal dari penyebaran spektrum sinar. Warna bukan merupakan suatu zat atau benda melainkan suatu sensasi seorang oleh karena adanya rangsangan dari seberkas energi radiasi yang jatuh ke indera mata atau retina mata. Timbulnya warna dibatasi oleh faktor terdapatnya sumber sinar (Kartika dkk., 1988).
275
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 Warna minuman instan yaitu normal.Minuman instan ekstrak jahe yang dihasilkan harus mempunyai warna normal/ideal, yaitu berwarna khas seperti menyerupai warna jahe. Hal ini disebabkan karena zat warna pada jahe lebih dominan dari warna yang lain, sehingga warna minuman jahe khas seperti warna kuning jahe. AROMA Bau/aroma: Bau/aroma minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Bau/aroma minuman instan ekstrak jahe beraroma khas seperti bau/aroma jahe pada minuman jahe. Berdasarkan hasil analisis statistik menujukkan bahwa serbuk instan beberapa varietas jahe yang udah diolah memberikan hasil seperti pada tabel 3. Tabel 3: Hasil analisis statistik skor Aroma pada beberapa varietas jahe Varietas Jahe SKOR TINGKAT KESUKAAN TERHADAP AROMA 1 2 3 RATA2 V1: JAHE MERAH 4,1 3,8 4,4 4,1 V2: Jahe Emprit 4,3 4,2 3,8 4,1 V3: Jahe Gajah 3,8 3,6 3,8 3,7 tn tn tn Jahe juga memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton bebas, melainkan dalam bentuk persenyawaan aldehid alifatis jenuh, terutama senyawa n-heptanal RASA Rasa yang ditimbulkan oleh bahan pangan berasal dari sifat bahan itu sendiri atau pada saat proses ditambahkan dengan zat lain sehingga rasa aslinya bisa berkurang ataupun bertambah. Selain itu rasa yang terdapat pada produk makanan dapat berubah dari rasa yang sebenarnya atau yang diharapkan, hal ini tergantung dari senyawa penyusunnya, misalnya gula yang dapat memberikan rasa manis pada beberapa produk makanan (Kartika dkk., 1988). Pada umumnya bahan pangan atau produk pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa, tetapi merupakan gabungan dari berbagai macam rasa secara terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh (Kartika dkk., 1988). Berdasarkan hasil analisis statistik menujukkan bahwa serbuk instan beberapa varietas jahe yang udah diolah memberikan hasil seperti pada tabel 4, Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa varietas jahe yang diolah menjadi serbuk jahe tidak berpengaruh terhadap tingkat kesukaan rasa minuman, ketiga jenis jahe yang dicoba mempunyai tingkat kesukaan agak suka sampai sangat suka.
276
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
Tabel 4: Hasil analisis statistik skor Rasa pada beberapa varietas jahe Varietas Jahe SKOR TINGKAT KESUKAAN TERHADAP RASA 1 2 3 RATA2 V1: JAHE MERAH 3,8 3,6 3,8 3,7 V2: Jahe Emprit 4,4 4,3 4,2 4,3 V3: Jahe Gajah 3,6 4,0 3,8 3,8 tn tn tn Rasa: rasa minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Rasa minuman instan ekstrak jahe. Berdasarkan penelitian para ahli, dalam maupun manca negara, jahe memiliki efek farmakologis yang berkhasiat sebagai obat dan mampu memperkuat khasiat obat yang dicampurkannya. Dari ketiga jenis jahe yang ada jahe merah yang lebih banyak digunakan sebagai obat, karena kandungan minyak atsiri dan oleoresinnya paling tinggi dibandingkan dengan jenis jahe yang lain sehingga lebih ampuh menyembuhkan berbagai macam penyakit (Tim Lentera, 2002). B. Analisis ekonomi Tabel 5. Hasil yang diperoleh dalam pembuatan serbuk instan jahe dari 1 resep bahan 1kg jahe sega + bahan tambahan gula pasir 1 kg, dari beberapa varietas jahe dengan 3 ulangan Varietas Jahe BERAT (g) ULANGAN 1 2 3 RATA2 Jumlah kemasan (3g/bungkus) V1: JAHE MERAH V2: Jahe Emprit V3: Jahe Gajah
874,2 910,0 956,2
916,8 888,8 867,4
840,2 890,8 884,8
877,2 896,4 892,8
292 298 297
Dari hasil penelitian dan hasil uji coba, serbuk jahe yangsudah jadi dikemas dengan kemasan plastik dengan takaran 3g/kemasan. Harga jual per kemasan Rp,1000,. Jadi kalau Dari pengolahan serbuk jahe varietas Emprit akan diperoleh 896 g, Hal ini setelah dikemas akan menjadi sekitar 298 bungkus sachet, atau setara dengan nilai out put Rp 298,000,- Jdi stelah dikurangi dengan biaya input Rp.30,500 maka akan didapatkan keuntungan sekitar Rp, 267,500, Adapun perhitungan untuk jenis varietas jahe gajah, emprit dan jahe Merah disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah pengeluaran untuk pembuatan 1 paket bahan Jumlah Pengeluaran untuk pembelian Bahan-bahan Varietas Jahe V1: JAHE MERAH V2: Jahe Emprit V3: Jahe Gajah
1 kg jahe
Gula pasir
Bahan tambahan
Bahabakar
Jumlah pengeluara
Jumlah bungkus X Rp1000
15.000
10.500
2.000
3,000
30.500
Rp.292.000
Rp.261,500
15,000
10,500
2.000
3,000
30,500
Rp.298.000
Rp.267.500
14,000
10,500
2.000
3.000
29.500
Rp.297.000
Rp. 267,500
PENDAPATAN
Minuman kesehatan sebagai salah satu produk yang sudah dikenal masyarakat, banyak dijumpai di pasaran dengan berbagai merek dan bentuk, seperti dalam bentuk cair, serbuk instan ataupun tablet. Kecenderungan masyarakat saat ini adalah lebih suka 277
Seminar Nasional
Mei, 2014 Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1 menggunakan produk yang kemasan dan penyajiannya lebih praktis dan cepat, karena tidak perlu membutuhkan banyak waktu dalam mempersiapkannya. Salah satu contoh minuman kesehatan yang dapat dijumpai adalah minuman instan ekstrak jahe, dimana produk tersebut umumnya dibuat dengan mengambil sari dari rimpang jahe kemudian dilakukan pengolahan lanjut. Kebanyakan produk tersebut dijumpai dalam bentuk serbuk, di samping ada beberapa yang dibuat dalam bentuk tabled maupun cair. Menurut Prastowo (2007) Komoditas jahe saat ini masih menempati urutan teratas dalam penggunaan, sehingga masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan terus melalui pengembangan berbagai macam produk olahan. Jahe dapat diolah menjadi berbagai macam jenis produk industri pangan seperti perment jahe, sirup jahe maupun instan serbuk jahe. Untuk saat ini olahan jahe yang paling populer yaitu serbuk Instan Jahe. Menurut Riana (2012), jahe instan adalah jahe yang berbentuk butiran-butiran/serbuk dan dalam penggunaannya mudah melarut dalam air dingin atau air panas Pada proses pembuatan minuman serbuk diperlukan bahan pengisi. Bahan Pengisi yang sering digunakan pada pembuatan minuman serbuk adalah gula. Penambahan Gula bertujuan untuk melapisi komponen flavor, meningkatkan jumlah total padatan, memperbesar volume, mempercepat proses pengeringan, mencegah kerusakan bahan akibat panas serta meningkatkan daya kelarutan dan sifat organoleptik minuman serbuk (Oktaviana, 2012). Inovasi Pembuatan serbuk instan dari Ekstrak beberapa jenis Jahe setelah diteliti menunjkkan bahwa baik varietas jahe Merah, Jahe Emprot maupun Jahe Gajaha hasiil penilaian panelis menunjukkan skor 3 - sampai skor 4 dengan nilai agak suka sampai suka baik untuk warna, aroma dan rasa, Artinya kualitas serbuk jahe yang dibuat mempunyai nilai kelayakan sebagai produk industri rumah tangga,dengan parameter kualitas yang telah terpenuhi. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengolah jahe segar menjadi minuman sehat serbuk instan jahe, Hasil Analisis ekonomi menunjukkan bahwa bahwa dengan pengolahan jahe segar untuk berbagai varietas jahe yang dicoa memberikan keuntungan yang berkisar Rp 261,500- Rp 267,000 per paket resep 1 kg jahe dengan bahan tambahan 1kg gula dan bahan lainnya. Pembuatan serbuk instan beberapa varietas jahe cukup layak dilakukan sebagai pekerjaan sampingan industri rumah tangga, PENUTUP Dari hasil penelitian yang dicoba dapat disimpukan bahwa: 1. Beberapa Varietas jahe segar seperti Jahe Merah, Jahe Emprit maupun jahe Gajah dapat diterima panelis dan layak untuk diolah sebagai serbuk instan jahe, 2. Tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma dan rasa berkisar skror 3 - skor 4. Atau darii cukup suka sampai suka, 3. Dengan mengolah 1 paket resep (1kg jahe segar + 1 kg gula)dapat memberikan hasil keuntungan sekitar Rp.261,500 - Rp 267,000 4. Pembuatan serbuk instan jahe berpotensi sebagai usaha industri skala rumah tangga
278
Seminar Nasional Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Perdesaan 1
Mei, 2014
DAFTAR PUSTAKA Kartika, B, dkk. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan: PAU Pangan dan Gizi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Lentera, Tim, 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si rimpang Ajaib. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hlm 17 Muchtadi dan Sugiyono., (1992), Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, Penerbit Institut Pertanian Bogor, Bogor. Oktaviana, D. 2012. Kombinasi Maltodekstrin dan Suhu Pemanasan Terhadap Kualitas Minuman Serbuk Instan Belimbing Wuluh (Avverhoa bilimbi Linn.). Skripsi. UAJY. Tidak Diterbitkan Prastowo, Bambang. 2007. Booklet Teknologi Unggulan Tanaman Jahe. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Riana. 2012. “Laporan Jahe Instan”. http://rianayetmi14.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 Februari 2014 pukul 07:30 Winarno, F. G., 1977. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
279