Sedulur Bulaksumur Edisi November 2014
SAPA
ACARA KITA
DARI BULAKSUMUR Para alumni Fisipol UGM yang berbahagia, Pada bulan ini, Warta Alumni hadir lagi di hadapan para alumni sekalian. Tidak terasa, pada tanggal 19 September 2014 lalu, Fisipol UGM memasuki usianya yang ke-59. Tanggal berdirinya Fisipol UGM tersebut telah dicanangkan oleh Rektor UGM sebagai awal dimulainya Bulan Dies Fisipol. Sesuai agenda, puncak acara dies natalis akan dirayakan pada tanggal 6 Desember 2014. Seperti pada perayaan-perayaan yang telah diselenggarakan sebelumnya, Bulan Dies akan diisi dengan berbagai kegiatan, seperti: family gathering, pekan olahraga, Kampung Sospol, dan juga malam reuni. Setiap memperingati hari kelahirannya, kita semua, keluarga besar Fisipol UGM, baik yang di Bulaksumur maupun para alumni yang tersebar di seluruh tanah air, memiliki kesempatan untuk merefleksikan kembali janji yang sudah ditunaikan Fisipol UGM untuk ikut membantu memajukan bangsa Indonesia. Dari Bulaksumur, dengan bangga dan rasa haru, kami juga ingin menyampaikan selamat atas terpilihnya dua alumni terbaik Fisipol UGM : Prof. Pratikno dan Retno Marsudi, masing-masing menjadi Menteri Sekretaris Negara dan Menteri Luar Negeri, dalam Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Ucapan yang sama juga kami sampaikan kepada para alumni yang mendapatkan amanah untuk duduk di DPR/DPD maupun DPRD di seluruh tanah air. Insya Allah, seperti selalu kita kumandangkan waktu menyanyikan Himne Gadjah Mada, amanah yang diberikan kepada para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan memberi kontribusi nyata dalam mewujudkan kejayaan Indonesia. Kami berharap prestasi yang dicapai oleh para alumni terbaik Fisipol UGM tersebut akan mampu memberikan inspirasi bagi para mahasiswa dan juga para alumni lainnya untuk dapat mengukir prestasi lebih tinggi di masa yang akan datang. Pada akhirnya, kami ucapkan selamat membaca Warta Alumni ini. Doa sukses kami untuk para alumni di seluruh tanah air. Salam hangat dari Bulaksumur, Erwan Agus Purwanto
Suasana Hangat 'Alumni Gathering' Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi, semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal.
Lebih dari dua ratus alumni Fisipol UGM yang bekerja di Jakarta memenuhi sebuah kafe di kawasan Senayan Jakarta Selatan. Tak terkecuali Iqbal Zaky, alumni HI angkatan 2010 juga ikut berpartisipasi. Bahkan secara spontan Iqbal ditunjuk oleh temantemannya untuk memimpin menyanyikan beberapa lagu pembukaan acara. Dalam setiap pertemuan alumni, beberapa lagu memang selalu dinyanyikan untuk menambah kecintaan baik terhadap bangsa maupun almamater. Seluruh peserta 'Alumni Gathering' yang hadir sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh ketika bersama-sama menyanyikan dua lagu yang cukup sakral, yaitu lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Namun suasana menjadi berbeda ketika lagu Mars Fisipol mulai dinyanyikan. Sedikit tawa dan senyum dimunculkan oleh beberapa alumni yang hadir pada malam itu. Bagaimana tidak, selain beberapa alumni yang tidak hafal Mars Fisipol, ada juga yang tidak yakin dengan nada lagu. Beberapa alumni senior pun kemudian mengeraskan suaranya agar dapat diikuti oleh seluruh alumni yang hadir. Tidak hanya Iqbal, rekan-rekan alumni yang masih muda sangat merasa senang dengan bantuan beberapa alumni senior yang memang tahu betul lagu-lagu almamater seperti Mars Fisipol. Rangkaian 'Alumni Gathering' ini memang dilakukan sebagai ajang silaturahmi. Semakin pas, mengingat momen yang diambil bertepatan dengan bulan Syawal, sehingga 'Alumni Gathering' juga ditujukan sebagai rangkaian syawalan Fisipol UGM. Melalui unit Social Political Alumni and Career Engagement (Space) mewakili Fisipol UGM, kepanitian dibentuk untuk menyiapkan seluruh rangkaian acara 'Alumni Gathering' ini. Selain berbagai macam hiburan, seperti pertunjukan band yang disediakan oleh kafe, acara ini juga mengundang beberapa alumni sekaligus narasumber dalam talkshow yang mengangkat tema 'Strategi Akselerasi Karir Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN'. Tidak ketinggalah pojok dengan berbagai aksesoris juga disiapkan untuk para alumni yang ingin mengabadikan diri dalam momen ini. Rangkaian acara 'Alumni Gathering' kemudian ditutup dengan saling berjabat tangan oleh seluruh peserta yang hadir pada malam tersebut. (Fathur)
W A R TA J U R U S A N Jurusan Hubungan Internasional Akan Menjadi Tuan Rumah KAA ke-60 Prof. Mohtar Mas'oed. Tidak ketinggalan pula acara ini dibuka dan disambut oleh Rektor UGM yaitu Prof. Dr. Pratikno dan Dekan Fisipol UGM Dr. Erwan Agus Purwanto.
Selain bentuk silaturahmi Jurusan Hubungan Internasional, pertemuan ini juga ditujukan untuk menyosialisasikan kepada alumni mengenai Konferensi 60 Tahun KAA yang akan digelar jurusan HI UGM dengan Queensland University tahun 2015 mendatang
Jumat (26/9) lalu, digelar Temu Alumni Hubungan Internasional (HI) Fisipol UGM yang bertempat di Jakarta. Temu alumni yang diinisiasi oleh Jurusan HI serta difasilitasi oleh Institute of International Studies (IIS) pada teknis pelaksanaannya ini berhasil mempertemukan alumni HI empat generasi, angkatan tahun 1970 hingga 2000. Meski animo para alumni untuk hadir dalam acara cukup besar, acara ini terbatas dengan hanya menyediakan 100 kursi. Menariknya, temu alumni yang digelar kali ini tak hanya sekadar mempertemukan para alumni saja, tetapi juga dikemas dengan talkshow yang mengundang lulusan HI UGM yang memiliki nama besar, seperti Prof. Ichlasul Amal serta
Berbagai pembahasan dalam Talkshow muncul wacana studi di Jurusan HI itu sendiri dari masa ke masa. Sharing keilmuan HI dari angkatan Ichlasul Amal, Mohtar Mashud, hingga wacana studi saat ini. Selain itu, dalam temu alumni, jurusan HI juga menginformasikan acara besar yang akan dilaksanakan termasuk sosialisasi kepada alumni tentang Konferensi 60 Tahun KAA yang akan digelar Jurusan HI UGM bekerjasama dengan Queensland University, tahun 2015 mendatang. Melalui sosialisasi ini, alumni yang telah terjun dalam profesi level internasional dapat memberikan masukan serta dukungan demi kelancaran acara tersebut. Acara temu alumni tersebut menghasilkan output berupa terjalinnya hubungan antara alumni dengan jurusan. Dengan demikian terbangun koneksivitas yang akan mempermudah pendistribusian serta sinkronisasi informasi antara alumni dengan Jurusan HI. Di samping itu, melalui acara ini alumni dapat mengetahui agenda-agenda terkini Jurusan HI yang kemudian memungkinkan alumni dapat turut berpartisipasi. (Fitria)
KILAS FISIPOL 'SPACE' Rangkum Hasil Tracer Study Fisipol UGM 2014 Fakultas Isipol melalui unit Social Political Alumni and Career Engagement Office (SPACE) telah menyelenggarakan kegiatan tracer study Fisipol 2014. Rampungnya kegiatan ini telah menghasilkan sebuah laporan lengkap yang menggambarkan berbagai aspek keberhasilan lulusan Fisipol UGM. Data keberhasilan ini menunjukkan berbagai presentase persebaran lulusan Fisipol UGM dalam dunia kerja. Baik presentase tempat bekerja hingga profesi-profesi yang banyak dipilih oleh lulusan Fisipol UGM. Data ini tidak hanya dipakai oleh pihak fakultas sebagai bahan pertimbangan untuk engembangan kampus, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para alumni Fisipol UGM yang membutuhkannya. 02 | warta alumni
Fisipol UGM Adakan 'HRD Gathering’ Fisipol UGM sangat memahami pentingnya menjalin kerja sama dalam berbagai bidang. Tentu bukan hanya kerja sama di bidang akademik dengan perguruan tinggi terkemuka dunia, tetapi juga kerja sama dengan berbagai perusahaan besar yang menjadi calon employer bagi lulusan Fisipol UGM di masa depan. Melalui unit 'SPACE', Fisipol UGM mencoba merangkul perusahaan-perusahaan melalui acara 'Human Resource Development (HRD) Gathering' yang dilaksanakan bulan Agustus 2014 di Jakarta. Apresiasi dan sambutan baik pun diterima oleh berbagai perusahaan yang hadir dalam acara tersebut seperti Kompas Gramedia Group, BPJS, Fortune PR, Bio Farma, Nutricia Danone, dan 50 perusahaan lainnya.
Jelang MEA 2015, Indonesia Harus Memimpin ASEAN Saat membuka acara 'International Conference on ASEAN Studies' (ICONAS) yang diselenggarakan oleh ASEAN Studies Center (ASC) Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanto, selaku Dekan Fisipol UGM, menyampaikan beberapa poin penting. Bagi Indonesia Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus membawa manfaat dengan mengoptimalkan peluang-peluang yang ada. Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan, baik akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, hingga LSM-LSM se-Asia Tenggara. Konferensi ini juga membahas tiga isu penting lain yang berhubungan dengan Masyarakat Ekonomi Asean, yaitu politik dan keamanan, serta ekonomi dan sosial budaya. (Fathur)
ACARA KITA Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK/Sosiatri) Gelar “5ONGKE7”
'5ONGKE7' adalah sebuah tema yang diangkat oleh Jurusan PSdK dalam acara reuni alumni dan memiliki arti songsong kesejahteraan. Rangkaian agenda puncak “5ONGKE7” (dibaca Songket, Red) yang diselenggarakan sejak hari Kamis (11/9)—Sabtu (13/9) ditutup dengan acara Temu Kangen Alumni Sosiatri/PSdK, bertempat di Hall Selasar Barat Fisipol UGM. “5ONGKE7” yang merupakan kependekan dari songsong kesejahteraan adalah tema besar yang diangkat dalam peringatan ke-57 Jurusan Sosiatri (kini PSdK, -Red). Menurut Galih Prabaningrum, Ketua Panitia “5ONGKE7”, tema ini sengaja diambil guna merefleksikan perjalanan Jurusan Sosiatri dalam memberikan kontribusi pada kesejahteraan sosial di Indonesia.
Adapun agenda “5ONGKE7” sebelumnya telah dimulai dari bulan Agustus 2014, di antaranya Lomba Mading 3D, Lomba Fotografi, dan Foto Selfie yang tentunya bertemakan kesejahteraan sosial. Pelaksanaan agenda puncak pun terdiri atas beragam kegiatan yaitu Senam Semangat (11/9), pembentukan Asosiasi Pembangunan Sosial (12/9), Seminar Nasional “Refleksi Kritis Realitas Pembangunan Sosial di Indonesia” (13/9), musyawarah alumni dan pembentukan Keluarga Alumni Sosiatri/PSdK serta temu kangen alumni yang diselenggarakan pada malam harinya. Selain itu, area Fisipol UGM Bulaksumur juga dimanfaatkan sebagai arena pameran bagi karya-karya yang dilombakan. Temu Kangen Alumni menjadi acara penutup yang meriah sekaligus momentum reuni akbar pertama bagi alumni Jurusan Sosiatri. Tercatat dalam acara ini, hadir alumni dari periode 1970, 1980, 1990, hingga 2000-an. Tak pelak, keseruan muncul dari para alumni yang memanfaatkan photo booth sebagai tempat foto bersama, baik dengan kakak angkatan maupun dosen. Danang Arif Darmawan, S.Sos, M.Si., dosen sekaligus koordinator acara, berbagi kisah di tengah suasana temu alumni. “Memang temu alumni menjadi acara puncak, setelah dari beberapa hari kemarin kita disibukkan dengan agenda serius, kali ini seru-seru lah,” ungkap Danang. (Hamada )
Setelah 30 Tahun, Komunikasi '84 Silahturahmi ke Kampus
“Ini pertama kalinya kita reuni setelah 30 tahun lulus, memang di Jakarta sesekali kami kumpul tapi tidak sebanyak ini. Kumpul di kampus sendiri seperti ini, atmosfernya beda,” ungkap Rizal.
Sabtu (1/11) lalu menjadi hari istimewa bagi alumni Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM angkatan 1984. Dengan mengenakan kemeja putih sebagai dresscode acara, mereka berjalan memasuki area taman Fisipol UGM. Sambil terengah-engah, mereka terlihat kaget sekaligus kagum dengan penampakan gedung-gedung baru di Fisipol UGM. Sembari terus berjalan, Prof. Dr. Y.A Nunung Prajarto, M.A., Ph.D mendampingi dan menjelaskan peruntukan masing-masing gedung. Tercatat ada sejumlah 34 orang dalam acara Alumni Gathering Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 1984 ini. Kebanyakan berasal dari luar kota dan sengaja menyempatkan akhir pekannya untuk berkumpul bersama di Yogyakarta. Usai berkeliling area taman, mereka memasuki Lantai 4 Gedung BA untuk melihat ruang perkuliahan dan
kantor Jurusan Ilmu Komunikasi. Sekilas, mereka tampak mengenang quotations yang terpampang di tembok diselingi dengan guyonan segar. Rizal Mallarangeng juga tampak hadir dan menambah keseruan acara siang itu. Pria yang akrab disapa Chelly ini menyampaikan rasa senangnya atas penyelenggaraan reuni kecil-kecilan ini. “Ini pertama kalinya kita reuni setelah 30 tahun lulus. Memang di Jakarta sesekali kami kumpul tapi tidak sebanyak ini. Kumpul di kampus sendiri seperti ini, atmosfernya beda,” ungkap Rizal. Dalam forum tersebut, banyak alumni yang sebenarnya ingin berbagi ilmu dan pengalamannya kepada adik-adik mahasiswa. “Sayangnya kami tidak tahu bagaimana pintu masuknya. Tentunya akan lebih baik jika mahasiswa mengenal dunia praktisi sejak semester awal perkuliahan,” lanjut Rizal. Layaknya gayung bersambut, Sulhan didampingi Ian Agisti Dewi Rani selaku Kepala Hubungan Alumni Fisipol UGM menjelaskan mekanisme kuliah praktisi yang bisa diisi oleh mereka. Selain temu kangen, alumni gathering seperti ini sekaligus menjalin komitmen para alumni untuk berkontribusi lebih kepada almamaternya. (Hamada) 03 | warta alumni
DARI ALUMNI Masa kuliah merupakan salah satu perjalanan hidup yang berkesan. Begitu juga yang dirasakan oleh para alumni Fisipol UGM. Mari kita simak penuturan kisah para alumni tentang pengalaman menarik dan harapan mereka untuk Fisipol UGM di usia 59 tahun. Pengalaman paling berkesan selama kuliah di Fisipol adalah kekompakan teman-teman kuliah dari semua jurusan, terutama yang satu angkatan hingga dua tahun sebelum dan sesudahnya. Kekompakan tersebut muncul karena banyaknya aktivitas di luar kegiatan kuliah. Hubungan antara dosen dengan mahasiswanya juga sangat dekat. Hal ini berdampak positif, menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih intensif dan efektif. Di usianya yang ke-59 tahun, saya berharap Fisipol menjadi kampus yang lebih humanis (keakraban yang lebih baik antarmahasiswa dan juga mahasiswa dengan dosen) dan menjadi green campus atau kampus dengan tata ruang hijau, agar lebih sejuk dan nyaman. Agung Wiharto (Pupung), (Ilmu Komunikasi 1987) Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Di sosiologi saya termasuk yang jarang kuliah karena kebetulan juga kuliah di salah satu jurusan teknik di tempat lain alias kuliah dobel. Walaupun saya jarang kuliah tapi saya termasuk yang paling cepat lulus di angkatan 1993 sehingga awal 1998 saya sudah menyelesaikan studi di Fisipol UGM. Dulu oleh dosen pembimbing sekaligus juga Ketua Jurusan Sosiologi Drs. Suprapto, SU, pernah ditawari menjadi staf pengajar. Namun karena masih harus menyelesaikan kuliah di tempat lain, saya belum bisa memenuhi amanah tersebut. Namun saat ini, kalaupun diperbolehkan, saya masih punya keinginan untuk bisa membagi pengalaman dan ilmu kepada adik-adik mahasiswa di Sosiologi. Ilmu Sosiologi yang saya pelajari sangat bermanfaat bagi saya dalam menekuni dunia Industri Oil and Gas baik yang berhubungan dengan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Harapan saya, Fisipol UGM bisa menjadi kawah candradimuka bagi praktisi maupun akademisi di bidang keilmuan sosial dan politik, dengan catatan fasilitas perkuliahan seperti library, laboratorium, metode pengajaran, kualitas pengajar dan sistem perkuliahan harus ditingkatkan kualitasnya. Afar Alzubaid Mbai (Sosiologi 1993) Senior Operation Manager Samudra Energy
Belajar dan diajar oleh orang-orang 'penting' negara ini, seperti Pak Amal (Ichlasul Amal), Mohtar Mas'oed, Pak Amien (Amien Rais), Pak Ishadi (Ishadi SK), Pak Affan (Affan Gaffar), Pak Riswanda (Riswanda Imawan), Pak Joseph (Joseph Riwu Kaho). Sharing pengalaman dari para pengajar tersebut menjadi nilai tambah yang penting bagi mahasiswa, selain ilmu yang diajarkan. Pelajaran berdemokrasi di Fisipol bisa menjadi miniatur dari kehidupan kampus, bahkan kalau bisa dapat mewarnai ke kehidupan bernegara (hahaha lebay dot com). Setelah era Pak Amal cs mewarnai negara Indonesia tahun 1990-2000an, 'orang Fisipol' baru muncul lagi saat ini melalui Pak Pratikno, which is ada lag sekitar 10-15 tahunan. Mungkin perlu introspeksi ke dalam SDM di Fisipol, dengan harapan setiap tahun atau periode tertentu yang lebih pendek, ada orang Fisipol yang memberikan sumbangsih dan memberi warna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ahmad Wira Kusuma (Ilmu Hubungan Internasional 1994) PNS di Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan Pengalaman berkesan ada pada suasana kampus Fisipol. Adem ayem karena banyak pohon. Betah berlama-lama di kampus. Dulu, nongkrong di kampus entah itu duduk di Plaza (entah sekarang masih ada atau tidak), duduk di kantin makan mendoan (masih adakah?), atau di sekitar lapangan kecil di tengah kampus (semoga masih ada :D) itu rasanya nyaman. Mungkin karena jumlah mahasiswanya juga belum terlalu banyak, satu sama lain masih saling kenal. Harapan untuk Fisipol di usia ke 59? Pertanyaannya gampang tapi jawabannya susah hehehe. Karena biasanya akan terjebak ke nostalgia masa lalu. Saya juga tidak tahu bagaimana kondisi di Fisipol sekarang. Mahasiswanya pasti sekarang lebih sibuk dengan media sosial dan gaul di lingkungan kehidupan Jogja yang semakin menjadi seperti Jakarta :). Jadi, tantangannya pasti lebih berat. Untuk membaca buku saja, barangkali banyak mahasiswa sudah enggan. Meskipun begitu, harapan saya mahasiswa harus tetap dipaksa mau membaca buku, riset di lapangan, dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di kampus ke masyakarat terdekat. Bekal yang didapat di kampus, percayalah, sangat membantu di kehidupan nyata setelah kita lulus terutama buat saya. Seharusnya diperkuat. Luki Aulia Mas'oed (Sosiologi 1994) Wartawan Harian Kompas 04 | warta alumni
ANJANGSANA Ichlasul Amal: Tekad Mengabdi Pada Mahasiswa
“Saya jelas menolak. Kasihan sama mahasiswa. Nanti mereka bagai anak ayam kehilangan induknya,”
Siang itu, tim Warta Alumni berkesempatan untuk mewawancarai Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA, mantan Rektor UGM periode 1998-2002. Pria kelahiran Jember, 72 tahun silam ini masih bugar dan aktif mengajar. “Mau saya buatkan kopi Mbak?” tawarnya ramah sembari membukakan pintu ruangannya. Ichlasul Amal atau akrab disapa Amal, mengaku tidak memiliki cita-cita spesifik saat kecil. “Mengalir sajalah. Saya dulu sudah diterima di Hukum UNAIR, tetapi karena ajakan teman saya iseng saja ikut-ikutan daftar HI UGM. Saya juga enggak tahu HI itu belajar apa,” ungkapnya sambil tertawa. Amal mengenang semasa mahasiswa ia kerap berdemo di Gedung DPRD menuntut turunnya Soekarno. “Akhirnya saya enggak lulus-lulus mata kuliah Pancasila, entah berapa kali saya mengulang. Sampai mata kuliah itu dihapuskan tahun 1965, baru saya lulus,” cerita mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini. Ichlasul Amal mulai mengajar di UGM sejak tahun 1967. Setelah lulus dari program sarjana Ilmu Hubungan Internasional, dosen seniornya menawari Amal untuk mengajar karena saat itu banyak dosen yang terlibat G-30S/PKI. “Dulu gaji awal saya hanya 600 rupiah, sementara sewa rumah itu 750 rupiah. Kalau dipikir-pikir enggak cukup,” kenangnya. Meskipun demikian, Amal tetap bertekad untuk mengabdi kepada
mahasiswa. Pasca menyelesaikan studi doktoralnya di Monash University, Australia tahun 1984, empat tahun kemudian ia terpilih menjadi Dekan Fisipol hingga tahun 1995. “Menurut saya, mahasiswa harus banyak beraktivitas, entah itu di kampus atau bukan. Dulu zaman saya jadi dekan, Rizal Mallarangeng itu saya biarkan bikin mimbar bebas di taman, saya kasih lumpsump juga” katanya. Ia juga dikenal sebagai dekan yang demokratis di UGM. Tidak terbersit keinginan seorang Ichlasul Amal untuk menjadi rektor UGM kala itu. Akan tetapi berkat dukungan banyak mahasiswa dan rekanrekan dosen, ia pun maju dalam pemilihan rektor dan terpilih. Menjadi rektor di periode penuh gejolak, bukanlah hal yang mudah. “Pasca pelantikan, saya langsung menghadapi demonstran sendirian. Waktu itu kalau tidak salah demo menuntut turunnya menteri pendidikan. Saya berkomitmen untuk melindungi semua mahasiswa yang berdemo selama masih di dalam kampus,” ungkap Amal. Saat menjadi rektor, hampir setiap hari ia ke kantor polisi untuk membebaskan mahasiswa yang ditahan. Ada juga yang kakinya ditembak dan memerlukan penanganan khusus. “Peristiwa paling berkesan saat itu ada intel yang menyusup saat demo dan digebuki massa. Saya bilang sama intel itu, purapura semaput saja dan saya masukkan ke ambulance. Tahunya ambulance itu
dirobohkan mahasiswa juga,”ungkapnya sambil terkekeh. Saat menjadi rektor (Periode Habibie, red), ia ditawari untuk menjadi menteri pendidikan. “Saya jelas menolak. Kasihan sama mahasiswa. Nanti mereka bagai anak ayam kehilangan induknya,” ungkapnya. Menurut Amal, ia terpilih menjadi rektor juga berkat dukungan dari mahasiswa dan ia merasa lebih bermanfaat ketika menjadi rektor. Saat kepemimpinan Megawati dan Gus Dur, ia kembali ditawari posisi menteri, yakni menteri pertahanan. Ichlasul Amal masih menolak dengan jawaban yang sama. Suami dari Ery Heriati ini berkomitmen untuk terus mengabdi kepada mahasiswa. “Zaman dulu, mahasiswa yang rebutan tampil di muka (depan kelas), sekarang malah rebutan di belakang. Dulu mahasiswa yang menunggu dosen, sekarang dosen yang menunggu mahasiswa,” kata Amal. Namun demikian, ia juga tidak menyalahkan mahasiswa sepenuhnya. Saat ini materi perkuliahan sudah bisa diakses lewat internet, materi dosen yang tiap tahun selalu sama juga bisa menjadi faktornya. Pria yang memiliki hobi berolahraga ini mengisi waktu luangnya untuk bermain tenis. Sesekali Amal juga bercocok tanam di rumahnya, daerah Pandensari, Condongcatur, Yogyakarta. (Hamada)
05 | warta alumni
UPCOMING EVENT
PERILAKU POLITIK ETNIS TIONGHOA PASCA ORDE BARU Salah satu disertasi mahasiswa doktoral di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada rubrik kali ini berjudul 'Bisnis, Kekuasaan, dan Identitas (Studi terhadap Perilaku Politik Etnis Tionghoa di Bangka Belitung Pasca Orde Baru)'. Judul yang diangkat oleh Ibrahim, S.Fil, M.Si. merupakan mahasiswa program doktor ilmu politik pada tahun 2013. Ibrahim membahas tentang perubahan arah dan sikap politik etnis Tionghoa pasca era orde baru. Etnis Tionghoa menjadi fenomenal dalam dunia politik elektoral sejak reformasi bergulir. Situasi tersebut
06 | warta alumni
KILAS TESIS & DISERTASI mengisyaratkan terjadi perubahan perilaku politik dalam tubuh etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa yang selama ini cenderung apolitis, sekarang justru masuk dalam situasi yang berbeda. Meski demikian, sejauh mana perubahan itu terjadi menjadi pertanyaan menarik, semenarik pertanyaan bagaimana perilaku politik sebelumnya mengalami adaptasi dan kontinuasi. Disertasi yang memfokuskan pada perilaku politik etnis Tionghoa ini mengambil sampel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (Fathur)
INSPIRING ALUMNI Aktif ikut organisasi di masa kuliah sangat membantu saya dalam menangani banyak permasalahan di dunia kerja.
Abdul Latif Algaff Berperan Membangun BPJS Ketenagakerjaan
Amalia Prabowo MENENTUKAN KESUKSESAN DARI SEKARANG Saat bekerja, kita juga harus mampu menjadi ‘common interest’ di mata perusahaan. Indonesia haruslah bangga memiliki sosok seperti Amalia Prabowo. Alumni jurusan Sosiatri (kini Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan-red) ini menjadi satu-satunya CEO perempuan di perusahaan multinasional. Bertempat di Ruang Seminar Fisipol UGM, Amalia membagi tips dan pengalaman berkarir. Setelah lulus dari Fisipol UGM, Ia melanjutkan kuliah master di 'IPM Internasional Business School'. Amalia juga sempat merasakan proses pendidikan singkat di Wharton, University of Pennsylvania melalui program Management Strategic Course hingga akhirnya menjadi CEO di Havas Worldwide Jakarta. “Untuk menjadi CEO, bisa dimulai dari sekarang ketika menjadi mahasiswa,” ungkap Amalia. Persiapan tersebut dapat dimulai dari hal-hal kecil, attitude, karakter, dan pola pikir. Saat bekerja, kita juga harus mampu menjadi common interest di mata perusahaan. Seseorang haruslah menunjukkan dan menjual kelebihannya. “Saya jadi CEO karena saya mengerti pasar Indonesia. Market share ditentukan oleh perempuan. Saya perempuan, orang yang senang berbelanja adalah perempuan,” terang perempuan yang kini juga menjadi pengajar di Universitas Indonesia ini. Perempuan berhijab ini mulanya mengaku kurang memedulikan kemampuan bahasa Inggris. “Bisa sampai posisi saat ini, kata kuncinya adalah passion,” jelasnya. Ia menekankan kepada mahasiswa untuk mengikuti passion, karena passion mampu menuntun produktivitas kerja yang baik. (Vindi)
Sembilan belas tahun berkecimpung di bidang jaminan sosial tenaga kerja membuat Abdul Latif Algaff, alumni Jurusan Adminstrasi Negara angkatan 1985 ini kerap kali menemui tantangan. Tantangan tidak hanya muncul dari segi tenaga kerja itu sendiri, tetapi juga muncul dari sisi kebijakan politik ekonomi melalui akumulasi dana yang sangat besar. Hal ini bukan menjadi masalah besar bagi Latif, sapaan akrabnya, yang semasa kuliah telah membiasakan aktif di lingkungan organisasi kampus. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Mahasiswa Jurusan, Ketua Senat Mahasiswa, serta Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Adiminstrasi Negara Indonesia. Pada masa itu, Latif merasakan manfaat yang luar biasa. “Kita lebih siap pakai. Terbiasa dalam merumuskan serta memecahkan masalah,” tuturnya. Suksesnya transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan tak bisa lepas dari peran Latif. Menjabat sebagai Kepala Bagian Urusan Kelembagaan Biro Rencana dan Pembangunan pada masa itu, membuat Latif terlibat dalam perumusan undangundang jaminan sosial. Latif banyak melakukan kontak dengan lembaga-lembaga asosiasi jaminan sosial serta pihak-pihak terkait lainnya. Ia banyak melakukan advokasi kepada DPR, tokoh-tokoh pekerja, serta lembaga-lembaga lain yang menjalin hubungan baik dengan dirinya. Ditambah lagi, tesis Latif mengenai jaminan sosial membuat dirinya turut pula memberi sumbangsih pada sisi akademik. Ketiga hal ini menjadi menarik karena kemudian tercipta sinergi dalam perumusan jaminan sosial. “Kadang pendapat saya pribadi tidak sama dengan pendapat perusahaan. Namun itu menarik. Artinya, senang bisa konstitusi ke suatu regulasi, undang-undang yang memang akan memberikan pengaruh besar bagi kesejahteraan rakyat. Itu bagian dari aplikasi sila kelima Pancasila,” ujar Latif yang kini menjabat sebagai Kepala Biro SDM BPJS Ketenagakerjaan. (Fitria) 07 | warta alumni
FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA Edisi November 2014
Selamat atas dilantiknya:
Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc sebagai Menteri Sekretaris Negara alumni Jurusan Politik Pemerintahan ‘80
Retno L.P Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Alumni Hubungan International ‘81
Drs. Dwi Wahyu Atmaji sebagai Sekretaris Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Alumni MKP ‘98
Ganjar Pranowo sebagai Ketua Umum KAGAMA periode 2014-2019
DAFTAR ISI
HUBUNGI KAMI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Acara Kita & Sapa dari Bulaksumur
1
Warta Jurusan & Kilas Fisipol
2
Acara Kita
3
Dari Alumni
4
Anjangsana
5
Upcoming Event & Kilas Tesis dan Disertasi
6
Inspiring Alumni
7
Jl. Sosio-Justisia, Bulaksumur Yogyakarta 55281 www.alumni.fisipol.ugm.ac.id +62 274 563362 ext 464
+62 274 563362 ext 222
alumni.fi
[email protected]
081 126 31 100
74ED0AA7
Redaksi Pemred : Ian Agisti Dewi Rani Editor : M. Fathurrohman Layout : Sasongko Reporter : Hamada Azani, Vindiasari Putri, Fitria Farisa Kirimkan surat, kritik dan saran kepada kami. Anda dapat juga mengirimkan foto, artikel dan opini seputar kegiatan alumni.
Scan QR Code berikut untuk mengunduh Warta Alumni dalam bentuk PDF.
08 | warta alumni
Kepada: