ABSTRAK PENGARUH TATA LETAK DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BREADTALKTASIKMALAYA
Oleh: SONY SONIA SONJAYA 103402065 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya e-mail :
[email protected]
Di Bawah Bimbingan: H. Beben Bahren. Edy Suroso. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis tata letak, lingkungan kerja dan produktivitas kerja karyawan pada perusahaan BreadTalkTasikmalaya, serta pengaruh tata letak dan lingkungan kerjaterhadap produktivitas kerja karyawan perusahaan BreadTalkTasikmalaya Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner, observasi, dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensusdengan ukuran sampel seluruh jumlah karyawan di perusahaan tersebut. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan tata letakyang diterapkan pada perusahaan BreadTalkTasikmalaya termasuk dalam klasifikasi sangat baik, lingkungan kerja perusahaan BreadTalkTasikmalaya termasuk dalam klasifikasisangat baik, produktivitas kerja karyawan perusahaan BreadTalkTasikmalaya termasuk dalam klasifikasisangat baik, serta tata letak dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap daya saing operasi pada perusahaan Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. Tetapi lingkungan kerja tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan, sedangkan tata letak sebaliknya. Saran yang penulis berikan terhadap perusahaan BreadTalk Tasikmalaya yaitu perusahaan harus meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan lebih memperhatikan pengaturan tata letak yang lebih baik dan efektif serta selalu senantiasa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawan.
Kata Kunci: tata letak, lingkungan kerja, produktivitas kerja karyawan.
1
ABSTRACT THE INFLUENCE OF LAYOUT AND WORK ENVIRONMENT ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY BREADTALK TASIKMALAYA
by: SONY SONIA SONJAYA 103402065
Under Guidance: H. Beben Bahren. Edy Suroso. The purpose of the study is to investigate and analyze the layout, working environment and productivity of employees working at the company BreadTalk Tasikmalaya, as well as the influence of the layout and the work environment on employee productivity company BreadTalk Tasikmalaya The research method used was a survey method. Techniques of data collection using interviews, questionnaires, observation, and literature. Techniques of sampling using census with a sample size of the entire number of employees in the company. Analysis using path analysis. Based on the survey results revealed that the layout is applied to the company BreadTalk Tasikmalaya included in the classification is very good, the work environment, including the company BreadTalk Tasikmalaya very good classification, employee productivity company BreadTalk Tasikmalaya included in very good classification, as well as the layout and the work environment influence simultaneously to the competitiveness of companies operating in Tasikmalaya Waterpark Jay Tee. But the work environment has no effect partially on employee productivity, while the opposite layout. The suggestion that the author gave to the company the company BreadTalk Tasikmalaya should increase employee productivity with more attention to the layout better and effective and always strive to create a comfortable working environment for employees.
Keywords: layout, work environment, employee productivity.
2
PENDAHULUAN Arus informasi dan modernisasi memberi warna dalam industri bakerynusantara. Pertumbuhan produksi ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang mendorong antara lain adalah pergeseran jam sekolah menjadi lebih pagi di beberapa daerah, sehingga lebih dibutuhkan makanan praktis untuk anak sekolah. Selain itu, kesibukan para pekerja maupun mahasiswa yang selalu menginginkan makanan praktis tetapi mengenyangkan untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari dan sebagian besar dari mereka lebih memilih roti sebagai alternative makanannya. Hal tersebut membuat persaingan pada industri bakerynasional terus meningkat termasuk salah satunya di Kota Tasikmalaya. Terjadi fenomena yang menarik ketika sebuah bakery waralaba asal Singapura hadir di beberapa kota termasuk di Tasikmalaya. Terjadi antrean panjang konsumen yang rela dan sabar berdiri menanti giliran untuk bisa mencicipi roti abon yang jadi topic of The town.BreadTalk hadir di kota Tasikmalaya pada tahun 2013. BreadTalk merupakan butikbakery pertama di Indonesia, yang terkenal dengan konsep openkitchen-nya dan kelembutan roti yang selalufresh, kembali menciptakan produk roti, cake, dan pastryandalan yang selalu menjadi favorit bagi para penggemarnya. Tak bisa dipungkiri, kehadiran Breadtalk di Tasikmalaya memang fenomenal. Selain sukses membuat banyak orang terbius ‘pesonanya’, bakery waralaba asal Singapura ini pun memberi ‘warna baru’ dalam peta industri bakery di Tasikmalaya. Tasikmalaya sebagai salah satu urat nadi perekonomian di wilayah priangan timur sudah terkenal sebagai tempat kuliner dan berdiri pula beberapa industri
3
bakeryseperti contohnya Ramona, Saera, Hanna, Anita, Lemona, D’Lisen, Laxana, BreadCo, Roti O, Papabunz, dan masih banyak lagi. Namun, toko-toko roti tersebut sebagian masih menawarkan pemasaran tradisional yang hanya memasarkan hasil produksi roti kepada konsumen.BredTalk sendiri merupakan industri bakeryyang berada di dalam pusat perbelanjaan atau bisa disebut juga bakery on malldengan konsep modern yang tentunya memudahkan para konsumen untuk membeli berbagai produk yang dihasilkannya. Keunggulan BreadTalk diantara bakerylain di Tasikmalaya diantaranya yaitu menawarkan hasil produksinya yang memiliki fisik roti yang ’berdandan’. BreadTalk menawarkan konsep toko roti bernuansa modern yang mulai menerapkan pemasaran baru yaitu experientalmarketing yang memasarkan hasil produksinya untuk dapat dirasakan lebih oleh konsumennya dengan membuka gerai-gerai yang menarik, dan memperlihatkan proses produksi mereka kepada konsumen. Dan yang menambah rasa tertarik konsumen untuk mendatangi gerai-gerainya karena mereka mencium aroma yang sangat menggiurkan.Selain itu, tren openkitchen menginspirasi banyak industri bakery di Indonesia. Aktivitas para karyawandibalik dinding kaca sengaja disiapkan sebagai suguhan penghibur di kala pembeli harus mengantri. Namun disamping itu ada beberapa permasalahan yang muncul, misalnya dari terpisahnya antara dapur atau ruang produksi dengan tempat penjualan hasil produksi yang mempunyai jarak cukup jauh, serta lingkungan kerja yang berada di pusat perbelanjaan yang tentunya penuh dengan keramaian. Untuk mecapai sebuah produktivitas kerja karyawan yang tinggi tentunya dibutuhkan suatu pengaturan tata ruang serta lingkungan yang kondusif yang memberikan kenyamanan bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga karyawan bisa bekerja secara efektif dan optimal. Suatu perusahaa tentunya juga
4
menginginkan sebuah produktivitas kerja karyawan yang tinggi guna memperoleh hasil produksi yang berkualitas serta kepuasan bagi para konsumennya. Menurut Mukiyat (1998:481) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan satu imbangan dari hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut OLSA tahun 1984 (J. Ravianto,1986:18) adalah : 1. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan, semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya. 2. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan mengunakan sumber daya secara efektif dan efesien namun tetap menjaga kualitas. 3. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh. 4. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik. 5. Produktivitas berada di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang memiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negera mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
5
Produktivitas kerja karyawan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila didukung dengan pengaturan tata letak yang tepat untuk mempermudah dan mempercepat proses produksi. Menurut SritomoWignjosoebroto (2009:67) Tata letak (layout) atau tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitasfasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Sedangkan menurut SofjanAssauri (2008:81) Plantlayoutadalah fase yang termasuk dalam desain suatu sistem produksi. Tujuan layout adalah untuk mengembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomi. Selain dengan pengaturan tata letak yang baik, diperlukan pula lingkungan kerja yang kondusif untuk memberikan kegairahan kerja karyawan. lingkungan kerja menurut Mardiana (2005) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal.Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai, jika pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akanbetah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi.Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja. Maka dari itu untuk menghasilkan suatu produktivitas kerja karyawan yang tinggi diperlukan adanya pengaturan tata letak secara tepat, serta lingkungan kerja yang baik dan kondusif bagi karyawan. Kedua faktor tersebut akan memberikan dampak yang besar bagi jalanya operasi perusahaan karena secara langsung dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di atas, 6
maka saya mengambil judul penelitian ini “Pengaruh Tata Letak dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan BreadTalk Tasikmalaya”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, yang menurut Dermawan Wibisono (2000:19) : ”Survey merupakan teknik riset dimana informasi dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner”. Dan metode survey ini merupakan bagian dari riset deskriptif dan riset sebab-akibat. Operasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasional variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Variabel bebas atau independent (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Tata Letak sebagai X1 dan Lingkungan Kerja sebagai X2. 2. Variabel tidak bebas atau dependent (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi varibel dependent dalam penelitian ini adalah Produktivitas Kerja Karyawan. Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel (1) Tata Letak (X1)
Definisi Operasional (2) Tata letak fasilitas di BreadTalk Tasikmalayayang memberikan efisiensi dan
Indikator Skala (3) (4) 1. Flow material 2. Produk 3. Peralatan/ mesin- Ordinal
7
ke-efektifan dalam bekerja
mesin 4. Minimum movement 5. Urutan dari proses produksi 1. Penerangan Lingkungan Lingkungan kerja dari BreadTalk Tasikmalaya yang 2. Suhu udara Kerja (X2) memberikan kenyaman 3. Kebisingan dalam bekerja 4. Ruang gerak yang diperlukan Ordinal 5. Penggunaan warna 6. Keamanan dan Keselamatan kerja 1. Kualitas dan Produktivitas Kemampuan BreadTalk Tasikmalaya dalam kemampuan fisikal Kerja melibatkan unsur sumber karyawan Karyawan Ordinal produksi dalam proses 2. Sarana mendukung (Y) produksi untuk meraih 3. Supra sarana produktivitas
Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Field Research, yaitu teknik pengumpulan data yang secara langsung diperoleh dari objek yang diteliti dengan cara sebagai berikut: a). Kuesioner, menyebarkan daftar pernyataan kepada para karyawan untuk mengidentifikasi tanggapan mereka mengenai tata letak, lingkungan kerja, dan produktivitas kerja karyawan perusahaan BreadTalk Tasikmalaya sehingga responden tinggal memilih alternatif dari jawaban yang telah disediakan. Setiap jenis responden dinilai dengan menggunakan skala sikap yang berpedoman kepada skala likert. Sikap-sikap pernyataan tersebut memperlihatkan
8
pendapat positif atau negatif. Setiap jenis responden dinilai sesuai arah pernyataan yaitu : Untuk pernyataan positif skala nilai yang dipergunakan adalah 5-4-3-2-1 Untuk pernyataan negatif skala nilai yang dipergunakan adalah 1-2-3-4-5 b). Teknik wawancara, yakni teknik ini digunakan sebagai alat pengumpul data dengan cara mengadakan komunikasi langsung (wawancara) kepada pihak yang terkait
mengenai pernyataan yang menyangkut masalah tata letak,
lingkungan kerja, dan produktivitas kerja karyawan. c). Studi Pustaka Yaitu mempelajari literatur atau buku yang telah dipublikasikan mengenai materi yang diteliti. Selain itu, mengambil literatur yang berkenaan dengan materi penelitian melalui penelitian melalui situs-situs di internet. Jenis Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibedakan dalam 2 bagian, yaitu : a. Sumber data primer Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara langsung dengan pihak Tee Jay Waterpark Tasikmalaya. b. Sumber data sekunder
9
Data yang dikumpulkan dari pihak lain sebagai sarana untuk kepentingan mereka sendiri, data yang sudah ada atau tersedia yang kemudian diolah kembali untuk tujuan tertentu, data ini berupa sejarah dan keadaan perusahaan, literatur, artikel, tulisan ilmiah yang dianggap relevan dengan topik yang sedang diteliti.
Populasi Sasaran Populasi menurut Sugiyono (2003:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BreadTalk Tasikmalaya sebanyak 30 orang. Penentuan Sampel Menurut Asep Hermawan (2009:147) sampel merupakan suatu bagian (subset) dari populasi, hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi. Karena populasi penelitian relatif sedikit maka penelitian secara sensus yaitu penarikan sampel dari seluruh anggota populasi yaitu sejumlah 30 sampel dari 30 karyawan BreadTalk Tasikmalaya, seperti yang dikatakan Asep Hermawan (2009:149) bahwa ada dua alasan dilakukannya sensus yaitu suatu penelitian sensus akan layak dilakukan jika populasinya relative sedikit dan hanya diperlukan jika unit elemen populasi sangat bervariasi (heterogen). 10
Model/ Paradigma Penelitian Untuk lebih menjelaskan pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:
Tata Letak (𝑿𝟏) Produktivitas kerja(Y) Lingkungan Kerja (𝑿𝟐)
Gambar Paradigma Penelitian Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari penelitian ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik untuk mengetahui pengaruh tata letak dan lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Uji Validitas dan Reliabilitas Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Sebelum melakukan analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah disebarkan. a. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur ini mengukur apa yang akan diukur (Singarimbun dan Effendi, 1999). Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masing-masing pernyataan melalui total skor dengan menggunakan Pearson Product Moment.
11
Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 16. Jika sig. ≤ alpha (0.05), maka pernyataan valid. Jika sig.> alpha (0.05), maka pernyataan gugur (tidak valid). (Husein Umar, 2002: 180) b. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1999). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukur itu reliable. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik Cronbach. Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas akan menggunakan program SPSS for Windows Versi 16. Dari hasil perhitungan tersebut, maka kaidah keputusannya adalah : Jika sig. ≤ alpha (0.05), maka pernyataan reliabel Jika sig. > alpha (0.05), maka pernyataan gugur (tidak reliabel). (Husein Umar, 2002: 125 -127) Analisis Terhadap Kuesioner Teknik pertimbangan data dengan analisis deskriptif, dimana data yang dikumpulkan dan diringkas pada hal-hal yang berkaitan dengan data tersebut seperti : Frekuensi, mean, standar deviasi maupun rangkingnya. Untuk menentukan pembobotan jawaban responden dilakukan dengan menggunakan skala Likert untuk jenis pernyataan
12
tertutup yang berskala normal.Sikap-sikap pernyataan tersebut memperlihatkan pendapat positif atau negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing Pilihan JawabanUntuk Pernyataan Positif Nilai 5 4 3 2 1
Keterangan Sangat Setuju Setuju Tidak Ada Pendapat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Notasi SS S TAP TS STS
Predikat Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Formasi Nilai, Notasi & Predikat Masing-masing Pilihan Jawaban Untuk Pernyataan Negatif Nilai 5 4 3 2 1
Keterangan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Ada Pendapat Setuju Sangat Setuju
Notasi STS TS TAP S SS
Predikat Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Metode Succesive Interval Untuk melakukan analisis dalam penelitian ini digunakan Metode Successive Interval.Menurut Al-Rasyid (1994:12), menyatakan bahwa skala likert jenis ordinal hanya menunjukkan peringkat saja. Oleh karena itu, variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu ditransformasikan menjadi data yang berskala interval. Adapun langkah kerja method of successive interval adalah sebagai berikut : a. Perhatikan F (frekuensi) responden (banyaknya responden yang memberikan respon yang ada) b. Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n (jumlah sampel), sehingga diperoleh Pi = Fi/n
13
c. Jumlahkan P (proporsi) secara berurutan untuk setiap responden, sehingga keluar proporsi kumulatif (Pki=Op(1-1) +Pi. d. Proporsi komulatif (Pk) dianggap mengikuti distribusi normal baku, sehingga kita bisa menemukan nilai Z untuk setiap kategori. e. Hitung SV (scala value = nilai skala), dengan rumus :
SV
Density at lower limit - Density at upper limit Area under upper limit - Area Under Lower Limit
Nilai-nilai untuk density diperoleh dari tabel ordinal distribusi normal baku. f. SV (Skala Value) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan satu (=1) Transformed SV
Y SV SVmin
Analisis Jalur (Path Analysis) Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri daridua variabel bebas (independent variable), yaitu Tata letak (X1), dan Lingkungan kerja (X2). Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Produktivitas kerja karyawan (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama – sama. Selain itu juga, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai
14
variabel terikat. Untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel ataupun beberapa variabel terhadap variabel lainnya baik pengaruh yang sifatnya langsung atau tidak langsung, maka dapat digunakan Analisis jalur (Affandi, 1994). Tahapan dari analisis jalur adalah sebagai berikut: 1. Membuat diagram jalur dan membaginya menjadi beberapa sub-struktur 2. Menentukan matrik korelasi di mana data mentah yang digunakan berasal 3. Menghitung matrik invers dari variabel independent 4. Menentukan koefisien jalur, tujuannya adalah mengtahui besarnya pengaruh dari suatu variabel independent terhadap variabel dependent 5. Menghitung R y(x x ...xk ) yang merupakan koefisien determinasi total 6. Menghitung koefisien jalur variabel residu 7. Uji keberartian model secara keseluruhan menggunakan uji F 8. Uji keberartian koefisien jalur secara individu menggunakan uji-t. Adapun formula Path Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghitung Koefisien Jalur () n
yxi byxi
X h 1 n
Y h 1
Dimana
2 th
;1,2,....,k
(Sitepu, 1994: 17)
2 th
byxi dapat ditentukan melalui n
n
h 1
h 1
byxi Cij X jh Yh
; i 1,2,....,k
(Sitepu, 1994: 15)
Keterangan:
yxi = Koefisiensi jalur dari variabel X i terhadap variabel Y byxi = Koefisiensi regresi dari variabel X i terhadap variabel Y 15
2. Menghitung Koefisien Korelasi (R) YXi=
CRyxi ; i = 1, 2, ..., k CRyy
(Sitepu, 1994 : 18)
Keterangan : YXi = Koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y CRyxi = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-xi dari matriks invers korelasi Cryy = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-y dari matriks invers korelasi Besarnya r menunjukkan hubungan antara X dan Y, sedangkan pengaruh yang terjadi diukur oleh r2 (koefisien determinasi) yang dapat dihitung dengan rumus : = r2 x 100%
Kd
3. Menghitung Faktor Residu (Ɛ) Sedangkan pengaruh variabel lainnya atau faktor residu/sisa dapat ditentukan melalui :
y i 1 R 2 yi x1 x2 ...xk
(Sitepu, 1994 : 23)
k
2
dimana R yix1x2...xk =
yx ryx i 1
1
i
Pengujian Hipotesis Pengujian secara keseluruhan
mengetahui ada tidaknya pengaruh Xi
terhadap Y digunakan uji F. Adapun kriteria hipotesis secara simultan sebagai berikut:
16
H0 : PYXi = 0, secara keseluruhan variabeltata letak dan lingkungan kerja tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel produktivitas kerja karyawan di BreadTalkTasikmalaya. Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi ≠ 0, berarti secara keseluruhan variable tata letak dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel produktivitas kerja karyawan di BreadTalkTasikmalaya. Dengan derajat kebebasan df1=k -1 dan df2=n – kdan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0.05. Dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n adalah jumlah observasi/sampel, maka : H0 diterima jika sig.>alpha (0.05) H0 ditolak jika sig.
:
Tidak
terdapat
pengaruh
tata
letakterhadap
produktivitas
kerja
karyawandiBreadTalk Tasikmalaya. Ha1 :Terdapatpengaruhtata letakterhadap produktivitas kerja karyawandiBreadTalk Tasikmalaya. H02:
Tidak terdapat pengaruhlingkungan kerjaterhadap produktivitas kerja karyawandiBreadTalk Tasikmalaya.
Ha2:
Terdapat
pengaruhlingkungan
kerjaterhadap
produktivitas
kerja
karyawandiBreadTalk Tasikmalaya. Dengan derajat kebebasan (df) = k dan (n-k-1) dan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0.05, maka :
17
H0 diterima jika alpha (0,05) < sig H0 ditolak jika sig>alpha (0,05) Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Tata Letak (plant layout)di BreadTalk Tasikmalaya Tata letak merupakantata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Untuk mencapai sebuah efisiensi waktu dan biaya maka diperlukan sebuah pengaturan tata letak yang baik sehingga karyawan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik dan produktivitas kerja karyawan pun bisa semakin meningkat. 1 2 3 4
5 8
6 7
Gambar 4.1 Tata Letak Ruang Produksi BreadTalk Tasikmalaya Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Gudang Tempat penyimpanan bahan baku Pengadukan adonan Pembagian adonan Lemari pengembang
18
6. Lemari pembakaran 7. Tempat pengkemasan 8. Tempat penyimpanan peralatan
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tata letak pada perusahaan BreadTalk Tasikmalaya, dilakukan survei kepada 30 responden yang tidak lain adalah karyawan BreadTalk Tasikmalaya dengan menggunakan kueisioner. Kueisioner tersebut terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tata letak. Kuesioner tersebut juga telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Menurut Sugiyono (2003:214) Klasifikasi setiap indikator variabel X 1 tata letak dapat dihitung dengan langkah–langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator tata letak : 30 x 5 = 150 Nilai terendah setiap indikator tata letak : 30 x 1 = 30 Jumlah kriteria pernyataan = 5 NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah z Kriteria Pertanyaan
=
150 30 = 24 5
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator tata letak adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel Tata Letak NILAI KRITERIA 30-54 Tidak Baik 55-79 Kurang Baik 80-104 Cukup 105-129 Baik 130-154 Sangat Baik Sumber : Data hasil penelitian
19
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kueisioner yang disebarkan kepada 30 oarang karyawan BreadTalk Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai tata letak pada BreadTalk Tasikmalaya. Secara lengkap hasil analisa tanggapan karyawan mengenai tata letak dapat dilihat padarekapitulasisebagai berikut:
Tabel Rekapitulasi Tata Letak Pada BreadTalk Tasikmalaya No 1 1
2
3
4
5
6
Skor yang ditargetkan 3
Indikator
2 Aliran bahan baku di ruangan produksi 30 X 5 = 150 cukup efektif.
Skor yang dicapai 4
Kriteria 5
132
Sangat Baik
132
Sangat Baik
Perusahaan sudah menggunakan 30 X 5 = 150 peralatan/mesin yang canggih.
131
Sangat Baik
Peralatan yang digunakan karyawan 30 X 5 = 150 tidak higienis.
126
Baik
ruang gerak sangatefektifdanefisien.
30 X 5 = 150
132
Sangat Baik
30 X 5 = 150
132
Sangat Baik
900
785
Perusahaan menggunakanmaterial handling yang 30 X 5 = 150 khusussepertialatpembawabarangbarang/ conveyer.
karyawan
Alur perpindahan produk sangatbaik. Jumlah
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban karyawan mengenai
Tata
Letak
yang
diterapkan
pada
Perusahaan
BreadTalk
Tasikmalayakemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 30 x 6 x 5 = 900
20
Nilai terrendah secara keseluruhan
= 30 x 6 x 1 = 180
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
=
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ ∑ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
900−180 5
= 144 Klasifikasi penilaian untuk indikator Tata Letak yang diterapkan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: TabelKlasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel X1 Keseluruhan Nilai Klasifikasi Penilaian 180– 324 Tidak Baik 325–469 Kurang Baik 470–614 Cukup Baik 615–759 Baik 760–904 Sangat Baik Sumber : Data hasil penelitian Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Tata Letakadalah sebesar 785. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan pengaturan Tata Letak yang diterapkan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan aliran bahan baku diruangan produksi yang efektif dimana pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi itu tersusun secara sistematis. Perusahaan BreadTalk Tasikmalaya mempunyai alat penanganan khusus seperti alat pembawa barang /conveyer yang memudahkan karyawan dalam memindahkan bahan-bahan maupun produk yang sudah jadi yang akan dipindahkan ke tempat penjualan.
21
Disamping itu peralatan/mesin-mesin yang digunakan diruang produksi juga sudah menggunakan peralatan / mesin-mesin yang canggih dan tentunya higienis yang digunakan untuk pengolahan bahan baku seperti alat pengaduk, alat pengukus dan terlihat juga dari kitchen set yang sudah modern. Ruang gerak karyawan diruang produksi juga sangat efektif dan efisien dimana ruangan produksi yang tersusun dengan baik dari mulai pengolahan sampai dengan barang jadi serta tersedianya ruangan yang cukup mumpuni untuk mempermudah ruang gerak karyawan dan tentunya alur perpindahan produk dapat berjalan dengan baik. Penerapan Lingkungan Kerjadi Breadtalk Tasikmalaya
Lingkungan
kerja
adalah lingkungan
dimana
pegawai
melakukan
pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai lingkungan kerja pada perusahaan BreadTalk Tasikmalaya, dilakukan survei kepada 30 responden yang tidak lain adalah karyawan BreadTalk Tasikmalaya dengan menggunakan kueisioner. Kueisioner tersebut terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tata letak. Kuesioner tersebut juga telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Menurut Sugiyono (2003:214) Klasifikasi setiap indikator variabel X 2lingkunga kerja dapat dihitung dengan langkah–langkah sebagai berikut: Nilai tertinggi setiap indikator tata letak : 30 x 5 = 150 Nilai terendah setiap indikator tata letak : 30 x 1 = 30 Jumlah kriteria pernyataan = 5
22
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah z Kriteria Pertanyaan
150 30 5 = = 24
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator tata letak adalah sebagai berikut:
Tabel Rekapitulasi Lingkungan Kerja Pada BreadTalk Tasikmalaya No 1 1
2
Indikator
Skor yang ditargetkan 3
2 Tingkat penerangan diperusahaan cukup 30 X 5 = 150 baik Terdapat cahaya menyilaukan yang mengganggu pandangan mata karyawan ketika bekerja
Skor yang dicapai 4
Kriteria 5
140
Sangat Baik
30 X 5 = 150
140
Sangat Baik
3
Suhu udara di ruangan produksi panas
30 X 5 = 150
130
Sangat Baik
4
Sirkulasi udarayang ada di ruangan 30 X 5 = 150 produksi sudah baik
125
Baik
Suara bising mesin mengganggu 30 X 5 = 150 aktifitas operasi karyawan
117
Baik
Ruang gerak di ruangan produksi cukup efektif dan efisien
30 X 5 = 150
115
Baik
Jumlah
900
767
5
6
23
Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban karyawan mengenai Lingkungan Kerja yang diterapkan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayakemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 30 x 6 x 5 = 900
Nilai terendah secara keseluruhan
= 30 x 6 x 1 = 180
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
=
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ ∑ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
900−180 5
= 144 Klasifikasi penilaian untuk indikator Lingkungan Kerja pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel X1 Keseluruhan Nilai Klasifikasi Penilaian 180– 324 Tidak Baik 325–469 Kurang Baik 470–614 Cukup Baik 615–759 Baik 760–904 Sangat Baik Sumber : Data hasil penelitian Nilai kumulatif skor yang diperoleh dari Lingkungan Kerjaadalah sebesar 767. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Lingkungan Kerja yang diterapkan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dari tingkat penerangan diruangan produksi yang sangat baik untuk membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Disamping itu pula tidak terdapatnya cahaya yang menyilaukan yang dapat mengganggu pandangan mata
24
karyawan ketika bekerja, itu bisa terlihat dari pengaturan cahaya ataupun penerangan yang sudah baik diruangan produksi. Suhu udara diruangan produksi juga tidak terlalu panas dengan tersedianya beberapa kipas angin yang terdapat diruangan produksi yang memberikan rasa nyaman bagi karyawan. Sirkulasi udara yang berada diruangan produksi pun terasa sudah baik ini terlihat dari dapur yang terbuka yang diatur selain untuk menarik perhatian konsumen juga untuk sirkulasi udara. Selain itu tidak terdapatnya suara bising dari peralatan / mesin yang digunakan yang dapat mengganggu aktifitas operasi karyawan karena peralatan / mesin-mesin yang digunakan sudah modern. Ruang gerak karyawan pun terasa cukup efektif dan efisien yang terlihat dari lingkungan kerja diruangan produksi yang cukup mumpuni. Produktivitas Kerja Karyawan di BreadTalk Tasikmalaya produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal. Untuk mengetahui lebih jelas produktivitas kerja karyawan pada perusahaan BreadTalk Tasikmalaya, dilakukan survei kepada 30 responden yang tidak lain adalah karyawan BreadTalk Tasikmalaya dengan menggunakan kueisioner. Kuesioner tersebut terdiri dari daftar pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Kuesioner tersebut juga telah diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan hasil perhitungan valid dan reliabel (data uji validitas dan uji reliabilitas terlampir). Menurut Sugiyono (2003:214) Klasifikasi setiap indikator variabel Y produktivitas kerja karyawan dapat dihitung dengan langkah–langkah sebagai berikut:
25
Nilai tertinggi setiap indikator produktivitas kerja karyawan : 30 x 5 = 150 Nilai terendah setiap indikator produktivitas kerja karyawan : 30 x 1 = 30 Jumlah kriteria pernyataan = 5 NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah z Kriteria Pertanyaan
=
150 30 5
= 24 Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Setiap Indikator Variabel Produktivitas Kerja Karyawan NILAI KRITERIA 30-54 Tidak Baik 55-79 Kurang Baik 80-104 Cukup 105-129 Baik 130-154 Sangat Baik Sumber : Data hasil penelitian Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 30 oarang karyawan BreadTalk Tasikmalaya diperoleh hasil mengenai produktivitas kerja karyawan pada BreadTalk Cabang Tasikmalaya. Secara lengkap hasil analisa tanggapan karyawan mengenai produktivitas kerja karyawan dapat dilihat padarekapitulasisebagai berikut:
No
Indikator
Skor yang ditargetkan 26
Skor yang K dicapai
1 1
2 Teknologiproduksi digunakanmempermudahkinerjakaryawan
3
4
30 X 5 = 150
131
30 X 5 = 150
131
yang
2
Lingkungankerja yang nyamantercipta di perusahaan
3
Sering terjadi penggunaan fasilitas atau mesin yang berlebihan
30 X 5 = 150
127
4
Tingkat keselamatan kerja karyawansangat di perhatikan
30 X 5 = 150
126
5
Adanya bonus yang diberikanperusahaanuntukmeningkatkankesejahteraankaryawan 30 X 5 = 150
131
Peralatan / mesin-mesin yang digunakan membahayakan 30 X 5 = 150 kesehatan karyawan
140
6
Jumlah
900
786
Tabel Rekapitulasi Produktivitas Kerja Karyaw Berdasarkan hasil penelitian di atas dari keseluruhan jawaban karyawan mengenai
Produktivitas
Kerja
Karyawan
pada
Perusahaan
BreadTalk
Tasikmalayakemudian direkap untuk dilihat skor total jawaban karyawan sebagai berikut: Nilai tertinggi secara keseluruhan
= 30 x 6 x 5 = 900
Nilai terendah secara keseluruhan
= 30 x 6 x 1 = 180
Jumlah kriteria pernyataan
=5
NJI
=
=
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ ∑ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
900−180 5
= 144 Klasifikasi penilaian untuk indikator Lingkungan Kerja pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalaya secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel Klasifikasi Penilaian Untuk Indikator Variabel Y Keseluruhan 27
S
S
S
S
Nilai Klasifikasi Penilaian 180– 324 Tidak Baik 325–469 Kurang Baik 470–614 Cukup Baik 615–759 Baik 760–904 Sangat Baik Sumber : Data hasil penelitian Nilai
kumulatif
skor
yang
diperoleh
dari
Produktivitas
Kerja
Karyawanadalah sebesar 786. Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan Produktivitas Kerja Karyawan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal ini terlihat dari teknologi produksi yang digunakan seperti dari peralatan / mesin yang digunakan dalam proses produksi sudah canggih yang mempermudah kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman tercipta di perusahaan BreadTalk Tasikmalaya yang terlihat dari beberapa pengaturan tata letak yang sudah baik dan tersedianya pendingin ruangan seperti kipas angin yang membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Selain itu pula kondisi internal didalam perusahaan yang cukup kondusif seperti hubungan komunikasi antar karyawan berjalan dengan baik sehingga rasa nyaman tercipta saat karyawan bekerja. Dalam penggunaan fasilitas seperti mesin dan sebagainya, karyawan menggunakannya sesuai porsi, jadi tidak pernah terjadi penggunaan fasilitas yang berlebihan yang dilakukan karyawan. Tingkat keselematan kerja karyawan sangat diperhatikan oleh perusahaan BeadTalk Tasikmalaya dimana terdapatnya alat pemadam kebakaran diruang produksi serta karyawan di ruangan produksi memakai pakaian khusus ketika mereka bekerja. Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan perusahaan memberikan insentif / bonus tambahan bagi karyawan yang tekun dan melakukan pekerjaannya 28
dengan baik sehingga karyawan akan berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan dan tentunya akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan itu sendiri. Peralatan / mesin yang digunakan karyawan sudah cukup modern dan canggih sehingga sangat aman untuk keselamatan dan kesehatan karyawan. Pengaruh Tata Letak Dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan BreadTalk Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh Tata Letak (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Path Analysis. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara Tata Letak (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y). Dari hasil pengolahan data secara keseluruhan menggunakan SPSS 16 dengan output seperti pada lampiran, penulis dapat memvisualisasikan ke dalam struktur pengaruh Tata Letak (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y), sebagai berikut:
X1
0,423
Ɛ 0,231
0,760
Y X2
0,511
Gambar Hubungan Struktural antara Variabel X1,X2 Terhadap Y 29
Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dimana total pengaruh dari variabel X atau R 2 sebesar 0,769 artinya jika tata letak (X1)dan lingkungan kerja (X2) bersama-sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka produktivitas kerja karyawan (Y) pun akan memberikan dampak positif atau meningkat pula.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Pengaruh Langsung dan Tidak LangsungAntara Integrasi Teknologi (X1), Desain Bangunan(X2), dan Daya Saing Operasi (Y) No Nama Variabel 1 Tata Letak a. Pengaruh Langsung X1 Tehadap Y b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2
Hasil
(0,423)( 0,423) (0,423)( 0,760)(0,511)
0,178929 0,164276
0,178929+ 0,164276
Pengaruh X1 Total Terhadap Y 2
Formula
0,343205
Lingkungan Kerja (0,511)( 0,511)
0,261121
(0,511)(0,760)( 0,423)
0,164276
c. Pengaruh Langsung X2 Tehadap Y d. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 Pengaruh X2 Total Terhadap Y
0,261121+ 0,164276
0.425397
Total Pengaruh X1, X2 terhadap Y
0,343205+ 0.425397
0,768602
1 – 0,768602
0,231398
Pengaruh lain yang tidak diteliti
Tabel ini menunjukan bahwa pengaruh variable tata letak (X1) dan lingkungan kerja(X2) secara simultan terhadap produktivitas kerja karyawan (Y), sebesar 0.769 atau 76,9 %. Ada pengaruh lain yang tidak penulis teliti, yaitu sebesar 0.231 atau 23,1%. Saat
pengaturan
tata
letakdan
lingkungan
kerja
di
perusahaan
BreadTalk
Tasikmalayaberjalan dengan efektif, maka seharusnya dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga akan mempengaruhi semua kegiatan operasional di dalamnya yang natinya berdampak pula terhadap kegiatan operasional karyawan dan akan
30
meningkatkan produktivitas kerja karywanperusahaan BreadTalk Tasikmalaya secara berkesinambungan. Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 45,025 atau sig. (0.00) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% tata letak dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan BreadTalk Tasikmalaya. Untuk melihat pengaruh tata letakterhadap produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara tata letak(X1) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) dapat dilihat dari perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 2,976 atau sig. (0.006) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga tata letak secara parsialberpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan BreadTalk Tasikmalaya. Untuk melihat pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara lingkungan kerja (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 3,592 atau sig. (0.001) alpha (0.05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
31
Sehingga lingkungan kerja secara parsialberpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan BreadTalk Tasikmalaya. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diketahui bahwa tata letakpada perusahaan BreadTalkTasikmalayaselalu berusaha untuk melancarkan fungsi operasi, hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis yang menyatakan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawannya baik secara simultan maupun parsial. Tata letak pada perusahaan BreadTalk Tasikmalaya ini memang sudah dilaksanakan dengan baik. Perusahaan ini dengan baik memperhatikanpengaturan tata letak guna meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sama halnya dengan lingkungan kerja pada perusahaan BreadTalkTasikmalaya yang tercipta denganbaik sehingga dapat membantu kinerja karyawan. Pada perusahaan BreadTalk Tasikmalaya, dirancang khusus dengan standar yang ditentukan perusahaan. BreadTalk Tasikmalaya ditempatkan di tengah-tengah pusat perbelanjaan sehingga memudahkan konsumen untuk membeli produknya. Disamping itu pula lingkungan kerja yang nyaman tercipta di perusahaan ini, itu dapat terlihat dari suhu udara ditempat produksi sangat stabil serta tingkat penerangan cukup baik yang tentunya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. BreadTalk Tasikmalaya ini sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sejenisnya. Hal ini ditunjukan dengan produktivitas kerja karyawannya yang sangat baik. Perusahaan ini sudah mengatur dengan baik biaya, kualitas, waktu penyampaian dan fleksibilitasnya. Dengan keadaan seperti ini perusahaan BreadTalk Tasikmalaya tidak hanya akan mengungguli perusahaan sejenisnya di
32
daerah Tasikmalaya, tetapi juga dapat mengungguli perusahaan sejenis lainnya di seluruh Priangan Timur. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan pengaturan Tata Letak yang diterapkan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan aliran bahan baku diruangan produksi yang efektif yang didukung dengan peralatan-peralatan yang canggih dimana pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi itu tersusun secara sistematis. Ruang gerak karyawan diruang produksi juga cukup mumpuni untuk mempermudah ruang gerak karyawan dan tentunya alur perpindahan produk dapat berjalan dengan baik. 2. Secara
keseluruhan
Lingkungan
Kerja
pada
Perusahaan
BreadTalk
Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan dari tingkat penerangan diruangan produksi yang sangat baik dan juga tidak terdapatnya cahaya yang menyilaukan yang dapat mengganggu pandangan mata karyawan ketika bekerja. Suhu udara diruangan produksi juga tidak terlalu panas dengan tersedianya beberapa kipas angin untuk mengatur sirkulasi udara. 3. secara keseluruhan Produktivitas Kerja Karyawan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalayatermasuk dalam klasifikasi sangat baik. Hal ini terlihat dari teknologi produksi yang digunakan seperti dari peralatan / mesin yang digunakan dalam proses produksi sudah canggih yang mempermudah kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman tercipta di perusahaan BreadTalk Tasikmalaya 33
yang terlihat dari beberapa pengaturan tata letak yang sudah baik dan tersedianya pendingin ruangan seperti kipas angin yang membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Untuk meningkatkan semangat kerja karyawan perusahaan memberikan insentif / bonus tambahan bagi karyawan yang tekun dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada Perusahaan BreadTalk Tasikmalaya yang diambil dari poin terendah dari masing-masing indikator tiap Variabel adalah sebagai berikut : 1.
Memperhatikan peralatan yang digunakan karyawan untuk bisa lebih dibersihkan dan lebih higienis lagi dalam penggunaan peralatannya sehingga bisa menghsilkan kualitas produk yang lebih maksimal.
2.
Memperhatikan ruang gerak karyawan diruang produksi untuk bisa lebih diperluas, untuk mempermudah kegiatan operasional karyawan.
3.
Untuk lebih memperhatikan lagi tingkat keselamatan karyawan dari berbagai hal supaya karyawan bisa merasa nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaannya yang akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan itu sendiri.
34
DAFTAR PUSTAKA
Agus Wiryana (2009). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap ProduktivitasKerja Karyawan BagianProduksi Pusdiklat Migas Cepu Jawa Tengah http://www.researchgate.net/publication
Ahyari Agus.(1999).ManajemenProduksiPerencanaanSistemProduksi.Yogyakarta : BPFE Ahyari Agus, 2001, Manajemen Produksi: Pengendalian Produksi, Edisi 4, Yogyakarta: BPFE UGM Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerjemah: Nurhayati M.T. Mardiono. Edisi Ketiga.Bandung : ITB. Assauri,sofjan, 1998, ManajemenproduksidanOperasi, EdisiRevisi, Jakarta: LPFE UI
35
Assauri, Sofjan. 2008. ManajemenProduksidanOperasi. EdisiRevisi 2008. Jakarta : LPFEUI. Bestari, Mitra. 2004. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta: UPFE Universitas Muhammadyah Yogyakarta. Heizer, Jay dan Barry Render. 2010. Manajemen Operasi. Edisi ke sembilan. Jakarta: Salemba Empat Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi ke tiga.Jakarta: PT Grasindo. Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights From A to Z: 80 Concepts Every Manager Needs to Know. Dialih Bahasakan oleh Anies Lastiati. 80 Konsep yang Harus Dipahami oleh Setiap Manajer. Jakarta: Erlangga Moekijat, 1998, Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE. Simamora, H. 1995. Manajemen Sumberdaya Manusia. STIE YPKN . Jakarta Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, CV. Bandung : Alfabeta. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Operasi. Jakarta: PT Salemba Emban Patria. Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga Cetakan Keempat. Surabaya : Gunadaya
36