1
“Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Jamkesmas Di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo”. Ramadhan, Farid Th. Musa*, Funco Tanipu** Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Email:
[email protected] ABSTRAK Ramadhan Adelandas. 2015. “Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Jamkesmas Di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo”. Jurnal. Jurusan S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing : (I) Farid Th. Musa, S.Sos, MA, dan Pembimbing (II) Funco Tanipu, ST, MA. Pelayanan Jamkesmas merupakan sebuah layanan dimana seseorang membutuhkan orang lain dalam hal membantu dibidang kesehatan. Terutama pelayanan kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. Manajemen pelayanan jamkesmas merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya, sistim, fasilitas untuk mencapai pelayanan jamkesmas yang baik dan diberikan secara efektif, efesien, memperhatikan kemungkinan timbulnya kesalahan dan melakukan tindakan segera apabila kesalahan itu terjadi, dengan melakukan penerapan Standar Operasional Prosedur, Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Menetapkan Strategi Pencegahan, menerapkan Peraturan Internal Rumah Sakit dan Persetujuan Tindakan Medik.Penulis melakukan penelitian dengan metode pendekatan yuridis normatif dan mencari sebab akibat dari suatu masalah dan menguraikannya secara konsisten, sistematis dan logis sesuai dengan perumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu persepsi masyarakat terhadap pelayanan jamkesmas.Adapun hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa terjadinya pelayanan jamkesmas maupun medik dengan penerapan “interaksi” antara pengguna Jamkesmas (pasien) dan pegawai staf sebagai sumber terjadinya hubungan saling membutuhkan yang ada di Rumah Sakit Islam Gorontalo menunjukan bahwa pola interaksi yang dilakukan pada saat ingin melakukan pengobatan medis di Rumah Sakit Islam bahwa sangat baik dan tidak menimbulkan permasalahan yang membuat pasien merasa aman pada saat berobat Emergenci, IGD, Apoteker maupun Rawat Inap dan Rawat Jalan. Kata Kunci : Rumah Sakit, Pelayanan, Jamkesmas dan Persepsi.1
1
Ramadhan Adelandas, 281410107, Pembimbing 1 Farid Th. Musa S.Sos.,Ma, Pembimbing 2 Funco Tanipu ST. MA
2
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya.2 Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin, dalam implementasinya dilaksanakan secara bertahap sesuai kemampuan keuangan pemerintah dan pemerintah daerah. Dapat disimpulkan bahwa pemerintah harus bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan khususnya dalam bidang kesehatan terhadap masyarakat yang kurang mampu. “Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.3 Perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan terutama kesehatan masyarakat miskin telah diwujudkan dengan dibentuknya Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJKMM) yang diselenggarakan oleh Kementrian Departemen Kesehatan. Program yang telah berjalan selama empat tahun dinilai masih banyak terdapat kendala dalam pelaksanaannya, sehingga program ini diperbaharui dari segi manajemen kepesertaan dan pelayanan kesehatan menjadi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.4 Pengaturan Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pihak terkait penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dalam rangka : Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan fasilitas kesehatan Jamkesmas. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat mengacu pada prinsip-prinsip : Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin ; Menyeluruh (komprehensif) 2
Resky Permatasari. 2012. Kualitas Pelayanan Kesehatan Dalam Tinjauan Pengguna Jamkesmas. Palembang. Hal: 3 3 Syafirah Usman. 2013. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Jamkesmas. Malang. Hal: 7 4 Nur Alam Fajar. 2010. Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di Poli Umum Puskesmas Petaling. Kabupaten Bangka. Hal: 2
3
sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional ; Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas dan Efisien, transparan dan akuntabel.5 Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.6 Rumah Sakit Islam Gorontalo merupakan sebuah unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit ini mempunyai 52 karyawan. Fasilitas pelayanan yang disediakan meliputi Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam, Rawat Jalan, Rawat Inap, Poli Umum, Poli Gigi, Praktek Dokter Spesialis, Laboratorium Klinik, Radiologi, Rekam Jantung, Apotik Ruang Bedah, Ruang Persalinan, dan Ambulans. Jumlah petugas di Rumah Sakit Islam terdiri dari dokter umum 6 orang, dokter spesialis 16 orang, perawat 32 orang, petugas radiologi 2 orang, petugas laboratorium 1 orang. Jumlah tempat tidur terdiri dari kelas I 10 tempat tidur, kelas II 5 tempat tidur, kelas III Pria 8 tempat tidur, kelas III Wanita 8 tempat tidur dan VIP 14 tempat tidur. Berdasarkan pengamatan penulis lakukan, masalah yuridis yang muncul mengenai ketidaksesuaian terhadap kartu Jamkesmas ini terjadi di masyarakat dimana sebagai salah satu contoh kasus di Rumah Sakit Islam ialah penggunaan kartu Jamkesmas milik orang tua yang tidak dapat dipergunakan oleh orang lain ketika seseorang tersebut sakit, terutama menyangkut pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Islam kepada pasiennya. Hal ini terdapat beberapa pasien yang tidak memiliki kartu jamkesmas dalam pengobatan mengenai penyakit yang diderita pasien tetapi bisa menggunakan kartu jamkesmas milik orang lain atau keluarga itu sendiri dengan cara memalsukan nama pasien seolah-olah kartu jamkesmas tersebut milik ia sendiri untuk kepentingan pengobatan maupun pelayanan lainnya seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melihat bagaimana Persepsi Masyarakat terhadap administrasi pelayanan kesehatan yang ada di Ruma Sakit Islam. Judul penelitian ini ‘‘Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan Jamkesmas’’ (Studi Kasus di Rumah Sakit Islam. Kota Gorontalo). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka masalah fokus dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap pelayanan jamkesmas yang diterapkan oleh Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo”. 5
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/menkes/per/v/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Hal. 4. 6 Alfian Zakaria. 2012. Penerapan Metode Promethee Dalam Penentuan Peserta Jamkesmas. Gorontalo. Hal: 19.
4
3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai pelayanan Jamkesmas di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. 4. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini, diharapkan akan diperoleh informasi yang dapat bermanfaat antara lain : a. Sebagai bahan masukan atau perbandingan bagi pihak-pihak terkait mengenai pentingnya Jaminan Kesehatan Masyarakat yang ada di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. b. Sebagai hasil karya dalam menambah wawasan pengetahuan yang lebih memperluas pola pikir pembaca khususnya mengenai persepsi masyarakat dalam kaitanya dengan pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat yang ada di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. c. Bagi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Islam Kota Gororontalo. Untuk bahan pertimbangan dan evaluasi sejauhmana Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) di Wilayah Kerja Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. B. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi adalah sebagai tanggapan langsung dari sesuatu atau persepsi merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Hal ini dapat diartikan persepsi adalah tanggapan diri manusia yang menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi serta meraba (kerja indra) di sekitar kita. Terjadinya persepsi adalah karena adanya obyek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indra lalu dibawa ke otak. Dari otak terjadi “kesan” atau jawaban (Response) yang dibalikkan ke indra kembali berupa “tanggapan” berupa pengalaman hasil pengolahan otak. Proses terjadinya persepsi ini perlu perhatian (Attention).7 2. Persepsi Masyarakat Persepsi masyarakat adalah keseluruhan atau rata-rata persepsi individu terhadap suatu obyek yang kurang lebih mempunyai persepsi yang sama. Kesamaankesamaan tersebut biasanya diwujudkan ke dalam pengakuan bersama terhadap suatu obyek, misalnya memakai simbol, tanda-tanda, dan bahasa-bahasa verbal dan non verbal yang sama. Persepsi masyarakat terhadap suatu obyek merupakan landasan pokok bagi timbulnya perilaku dari masing-masing individu dalam setiap kegiatan. Makna positif dan negatif sebagai hasil persepsi masyarakat terhadap suatu obyek sangat tergantung 7
Meilia Siti Fatimah. 2009. “Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan” Diploma III kebidanan. Hal. 18
5
dari bentuk dan proses interaksinya. Masing-masing individu mempunyai persepsi yang berbeda dalam menanggapi suatu obyek. Kemudian masing-masing individu akan melakukan proses pertukaran persepsi diantara masing-masing individu. Proses pertukaran persepsi tersebut dapat berlangsung antara individu yang tergabung dalam komunitas tertentu.8 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat timbul karena adanya persepsi dari masing-masing individu di mana persepsi dari masingmasing individu tersebut terhadap suatu obyek dikumpulkan menjadi satu sehingga timbullah suatu persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat merupakan proses mengenai obyek melalui indera kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan melalui bentuk-bentuk rangsangan suatu obyek atau peristiwa berdasarkan latar belakang masing-masing individu sehingga akan muncul tanggapan atau reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan membeda-bedakan, mengelopokkan, menganalisis, menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan serta terwujudnya komunikasi antara manusia dengan obyek. 3. Jaminan Kesehatan Masyarakat Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Bentuk Jamkesmas adalah belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan peserta mengacu pada prinsip-prinsip: Dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan untuk semata-mata peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin. Menyeluruh sesuai dengan standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional. Pelayanan terstruktur, berjenjang dengan portabilitas dan ekuitas. Efisien, transparan dan akuntabel. 4. Rumah Sakit Rumah sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. kata hospital berasal dari dalam bahasa latin hospitalis yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawaan (charitable), untuk merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang beruntung (miskin), berusia lanjut, cacat, atau para pemuda (Schulz dan Johnson, 1976). Pada awal sejarahnya, orang mendirikan rumah sakit memang atas dasar naluri ingin tolong
8
Nurmelita. 2010. “Persepsi Masyarakat Miskin terhadap Pelayanan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin”. di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hal 16-17
6
menolong, rasa sosial, rasa belas kasihan, dan simpati diantara sesama, serta semangat keagamaan yang tinggi.9 5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat. pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat dimaksud mencakup hal pokok, yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Secara lebih terperinci diuraikan sebagai berikut : 1) Tersedia dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang selalu harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya, semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan serta tersedia/ada di masyarakat pada setiap saat dibutuhkan. 2) Dapat diterima dan wajar Pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangna dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakatt, serta bersifat tidak wajar bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik. 3) Mudah dicapai Pengertian ketercapaian yang dimaksudkan disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting, misalnya tidak hanya terkonsentrasi di kota. 4) Mudah dijangkau Pengertian keterjangkauan disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaaan seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan masyarakat. 5) Bermutu Pengertian bermutu disini adalah pada tingkat kesempurnaan. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan harus sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.10 6. Pengajuan Hipotesis Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran
9
Bambang Hartono. 2010. “Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit”. Jakarta. Hal 56.
10
2010. Analisis kinerja program Jaminan Kesehatan Bali Mandara dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Hal. 21.
7
suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan membuktikan kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori.11 Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terjadi penyalahgunaan kartu jamkesmas yang seharusnya digunakan oleh pemilik itu sendiri namun kenyataanya masih sering terjadi yang menggunakan kartu jamkesmas milik orang lain dengan memalsukan nama pengguna demi kepentingan dalam pelayanan kesehatan. C. Metode Penelitian 1. Gamabaran Umum Penelitian Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo berdiri pada tahun 1990 dan menjadi Rumah Sakit Swasta tertua di Gorontalo. Bertempat di Jl. K.H Agus Salim Kelurahan Dulaluwo. Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Provinsi Gorontalo. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, penelit memilih lokasi pada Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo, karena peneliti menganggap bahwa Rumah Sakit tersebut sangat cocok dengan ruang lingkup penelitian yang peneliti lakukan. Penetapan tempat penelitian pada lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa obyek tersebut dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang masalah yang diteliti yakni data yang diperlukan cukup memadai, dan lokasi tersebut mudah dijangkau sehingga dari segi waktu, biaya dan tenaga cukup menunjang bagi penulis. a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo. Dasar pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah di disekitar Rumah Sakit Islam sebagai pelayanan kesehatan atau sebagai pelayanan Jamkesmas sehingga menarik perhatian penulis untuk melakuan penelitian. b. Waktu Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama tujuh bulan, sejak bulan November 2014 sampai dengan bulan Mei 2015. 3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data yang diperoleh dari data primer dan sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi langsung di lokasi penelitian dan melalui wawancara dengan subyek data. Untuk memperoleh data yang akurat maka peneliti melakukan pendekatan secara langsung kepada pengguna Jamkesmas dari segi pelayanan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti tentang persepsi masyarakat terhadap pengguna jamkesmas di Rumah Sakit Islam Gorontalo. 11
Jonathan Sarwono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 209
8
b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber data tertulis berupa laporan, karya ilmiah, arsip, buku-buku literatur serta dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang diteliti. Seperti yang dibutuhkan dalam penelitaian ini adalah profil Rumah Sakit Islam dan interaksi pelayanan Jamkesmas serta data lain yang dianggap berkaitan dengan penelitian12. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui setting dari berbagai sumber, dan berbagai cara. Dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan dengan menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti.13 5. Teknik Analisis Data Anisis data kualitatif tentu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjukan pada penyataan keadaan dan ukuran kualitas.14 Setelah data-data terkumpul baik data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi maka selanjutnya data dilakukan anlisis secara interaktif dan terus menerus hingga data yang ada menjadi jenuh. Teknik tersebut yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan serta verifikasi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting serta pencarian tema dan polanya. Langkah selanjutnya yakni melakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menarasikannya dalam bentuk teks tertentu yang terorganisir secara sistematis. Langkah terakhir yakni kesimpulan dan verifikasi. Dalam menyimpulkan hasil penelitian, penelitian dianggap kredibel apabila terdapat bukti-bukti yang valid dan konsisten. Untuk itu pengecekan kembali data yang diperoleh dari sumber data yang ada sangatlah penting dalam penelitian ini.15 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Sejarah Pendirian Rumah Sakit Islam Gorontalo Dalam agama Islam setiap pribadi diwajibkan untuk berlomba-lomba dalam kebajikan, beramal shaleh bagi keselamatan umat. Pembangunan umat manusia agar menjadi insan berkualitas baik jasmani maupun rohani memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan komitmen yang teguh untuk bersama-sama sepakat meningkatkan deerajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Diilhami pemikiran 12
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung: Cv Alfabeta. Hal.
82. 13
Djam’an Satori dan Aan Komariah. 2011. “Metodologi penelitian Kualitatif”. Bandung: Alfabeta. Hal. 103. 14 Suharsimi Arikunto. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 269. 15 Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Bandung: Cv Alfabeta. Hal. 246-252
9
dan keyakinan di atas itulah, maka lahirlah Rumah Sakit Islam (RSI) Gorontalo sebagai Rumah Sakit Swasta yang pertama di Provinsi Gorontalo pada saat itu. Gagasan pendirian RSI Gorontalo pada awalnya berasal dari Brigjen Piola Isa, SH yang didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat Gorontalo baik yang berada di Gorontalo maupun yang berada di perantauan (Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, Makassar, Palu dan Manado). Melalui berbagai usaha dan pendekatan serta pertemuan antara para tokoh masyarakat, konsultasi dengan pemerintah Daerah, maka dibentuklah Yayasan Kesejatraan Umat “Hasanah” Gorontalo yang di kukuhkan dengan Akta Notaris Jotje Nento, SH, Nomor : 36 tanggal 15 Oktober 1988. Pelaksanaan operasional RSI Gorontalo dimulai dengan pembukaan “Poliklinik Sederhana” di gedung pertama yang dibangun tahun 1991. Pada tahun 1995 “Poliklinik Sederhana” ini dikembangkan menjadi Rumah Sakit dengan nama Rumah Sakit Islam Gorontalo berkat perhatian dan dukungan berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah, tokoh agama, para pendidik, para dokter, para pengusaha, cendekiawan muslim, para dermawan di Gorontalo, dan di luar Gorontalo. Sampai saat ini, Rumah Sakit Islam Gorontalo tetap eksis melayani kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. 2. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Gorontalo a. Visi “ Menjadi Rumah Sakit pilihan pertama dan terkemuka di Gorontalo dengan pelayanan yang berkualitas berdasrkan nilai-nilai Islam.” b. Misi 1) Memberikan, menjaga dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang profesional dan berkualitas. 2) Menerapkan budaya kerja bernuansa islami dan yang berorientasi pada keputusan pelanggan. 3) Meningkatkan kinerja profitabilitas untuk kepentingan kemaslahatan umat manusia. c. Tujuan a) Memiliki citra pelayanan dengan standar prima. b) Memiliki citra pelayanan dengan budaya Islam. c) Menjadi yang berfokus pada kepuasan pelanggan. d) Memiliki citra profitabilitas. e) Mampu meminimalkan Turn Over Rate karyawan karena ketidakpuasan kerja dan pelanggaran disiplin.
10
3. Hakekat Rumah Sakit Islam Gorontalo Bahwa Rumah Sakit Islam Gorontalo didirikan sebagai Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat di bidang kesehatan merupakan amal usaha untuk mengemban misis kerisalahan. Kekhalifan serta kerahmatan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang islami. Professional dan bermutu tinggi dengan tetap berpihak kepada kaum dhu’afa sebagai idealism yang harus terus dibangun. a. Nilai Kualitas Intergritas Team Work Spirit Etika Islami b. Motto “Pelayananku Adalah Ibadahku” 4. Tugas Pokok Rumah Sakit Islam Gorontalo Memberikan upaya pelayanan kesehatan perorangan secara peripurna dengan fokus utama supaya promotif dan prefentif secara berkualitas. Professional, komprehensif, dan terjangkau berdasarkan nilai – nilai dan kepuasan pengguna jasa pelayanan.
No 1 2 3
Tabel 4.1 Indikator Utama Mutu Pelayanan RSIG Indikator Angka Nasional 2014 BOR (%) 75-85 38,3% ALOS 7-10 4 Hari BTO
40-50
33 Kali
4 TOL (Hari) 1-3 7 Hari 5 GDR (%) <3 1,2 % 6 NDR (%) 1,2 % 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Persepsi Masyarakat terhadap pelayanan Jamkesmas Presepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra merka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Individu mempresepsikan suatu benda yang sama secara berbeda beda. Presepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu, sehingga dapat mengenai suatu obyek dengan jalan asosiasi pada suatu ingatan tertentu, baik secara indra penglihatan, indra peraba dan sebagainya, sehingga bayangan itu dapat di sadari.
11
Dari definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan hasil pikiran atau pendapat dari diri seseorang berdasarkan kesadaran intelektual yang dadap ia rasakan dan ia lakukan sebelumnya. Dengan ini salah seoarang masyarakat mengungkap tentang persepsi masyarakat tentang jamkesmas. Berikut hasil wawancara bersama Ibu Fony Abdulah di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “…Jelas Jamkesmas bagus itu program pemerintah buat apa.. meningkatkan kualitas kesehatan, buat pelayanan pengobatan yang jelas program pemerintah ini memang jaga bantu masyarakat yang miskin.”16 Artinya; Jamkesmas ini adalah program pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan, pelayanan pengobatan, pada dasarnya program ini sangatlah membantu masyarakt miskin. Pemerintah sebagai instansi terkait yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan penduduk atau masyarakat harus pula memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga penduduk yang sakit dapat disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Berikut hasil wawancara bersama Ibu Nurlin di Rumah Sakit Islam Gorontalo. …“Memang jamkesmas itu bagus trus yang jadi permasalahan disitu biasanya ada sebagian masyarakat yang belum dapat kartu asuransi jaminan karena belum paham atau memang belum mencukupi dana pemerintah untuk menanggulangi itu atau memang mereka mampu untuk tidak ikut program tersebut..17 Artinya; Memang jamkesmas ini sangatlah bagus akan tetapi ada masalah yang biasanya pada masyarakat itu yang belum mempunyai kartu asuransi seperti jamkesmas biasanya disebabkan pada masyarakat itu sendiri dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai kartu asuransi tersebut dan masyarakat juga tidak harus ikut akan tetapi mampu membiayai pada saat berobat. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada hakekatnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Berikut hasil wawancara bersama Ibu Fony Abdulah di Rumah Sakit Islam Gorontalo. 16 17
Dituturkan oleh Fony Abdulah melalui wawancara di RSIG pada tanggal 15 Mei 2015. Dituturkan oleh Ibu Nurlin melalui wawancara di RSIG pada tanggal 18 Mei 2015.
12
“..Ada juga sebagian masyarakat yang mampu membiayai kesehatannya karena mampu jadi tidak perlu ikut program pemerintah baik dari segi BPJS atau Jamkesmas, jamkesda dan jamkesta dan ada juga yang seperti yang lain itu ragu-ragu. Jadi mana sebenarnya yang mampu dan tidak..18 Artinya; Sebagian masyarakat yang kurang mampu juga mampu membiayai kesehatanya jadi tidak perlu lagi mengikuti program pemerintah baik dari segi BPJS yang sekarang maupun asuransi yang lain seperti jamkesmas, jamkesda dan jamkesta bahkan ada yang ragu-ragu. Jadi petugas harus membedakan mana masyarkat yang kurang mampu dan tidak mampu. Jamkesmas merupakan suatu bantuan atau program pemerintah untuk masyarakat pada umumnya. Bahkan Jamkesmas dinilai lebih bagus mengapa demikian? karena dengan adanya program ini akan sangat membantu masyarakat meringankan beban dalam prabayar hal pengobatan kesehatan. Nah.. Bagaimana menurut anda tentang adanya Jamkesmas yang diterapkan di tiap-tiap Rumah Sakit? Dan khususnya di Rumah Sakit Islam Gorontalo? Berikut hasil wawancara bersama Ibu Dharma Balango di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “….. Jamkesmas itu bantuan.. bantuan kesehatan pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu jadi.. kalau masyarakat yang masuk di sini itu samaskali tidak ada pungutan tapi haknya kelas III tidak bias naik kelas.. kalau pasien mau naik kelas berarti haknya jamkesmas ini tidak bisa dipakai berartikan pemerintah menganggap bahwa pasien ini mampu kan biasanya ada yang suka kelas II kelas I jadi.. kalau misalnya pasien yang mau masuk disini dengan memakai kartu jamkesmas berarti hak pasien hanya kelas III.”19 Artinya; Jamkesmas adalah bantuan pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu. Apabila masyarakat akan masuk berobat di rumah sakit tidak dikenakan biaya pengobatan, akan tetapi pasien hanya menempati ruangan kelas III tidak bisa berpindah kelas. Akan tetapi pasien ingin berpindah kelas seperti kelas II dan kelas I maka haknya memiliki jamkesmas itu tidak bisa lagi digunakan oleh pasien tersebut dan dianggap mampu untuk membayar iuran sesuai dengan biaya pengobatan pasien. Jadi masyarakat yng menggunakan kartu jamkesmas hanya menempati pada rawat di ruang kelas III. Hal ini telah terungkap bahwa Jamkesmas dinilai sangat membantu masyarakat yang kurang mampu untuk membayar keperluan berobat di rumah sakit. 18 19
Dituturkan oleh Ibu Fony Abdulah melalui wawancara di RSIG pada tanggal 15 Mei 2015. Dituturkan oleh Ibu Dharma Balango melalui wawancara di RSIG pada tanggal 21 mei 2015.
13
Jamkesmas adalah dana bantuan sosial yang pembayarannya berasal dari Negara melalui bank yang ditujukan kerumah sakit yang telah ditentukan dan dilakukan dalam bentuk paket pelayanan kesehatan (pengobatan) berdasarkan klaim. 6. Pelayanan Jamkesmas di Rumah Sakit Islam Gorontalo Pengertian pelayanan umum adalah “Segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/ Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.”20 7. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan 1. Tersedia dan berkesinambungan. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat. 2. Mudah dicapai Ketercapaian yang dimaksud terutama dari sudut lokasi yaitu berapa daerah yang mudah dicapai oleh masyarakat umum. 3. Dapat diterima dengan wajar Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan kebudayaan, keyakinan, dan kepercayaan masyarakatserta bersifat wajar. Pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu dapat memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari berbagai pemakai jasa pelayanan kesehatan, yang kemudian antara setiap strata dengan strata lainnya dibagi beberapa strata untuk kemudian antara setiap strata dengan strata lainnya diikat dalam satu mekanisme hubungan kerja sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Bagaimanakah pelayanan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Gorontalo mengenai pasien peserta jamkesmas? Berikut hasil wawancara bersama Ibu Maslan di Rumah Sakit Islam Gorontalo. …Kalau pelayanan disini pasien masuk ada bawa… tergantung kalau misalkan pasien tiba-tiba dia anfal begitu artinya emergenci langsung masuk disini biar tidak bawa… biasanyakan harus bawa rujukan dari puskesmas setempat… tapi kan.. dilihat juga dari kondisi pasien ini misalkan pasien sudah asma tidak apa-apa langsung disini nanti dibuatkan rujukan dari sini langsung dirawat.. dirawat sesuai dengan haknya jamkesmas juga sangat membantukan.. utamanya masyarakat yang kurang mampu..21 Artinya; Dari pelayanan kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Gorontalo biasanya pasien masuk secara tiba-tiba dengan penyakit serius termasuk emergency 20
Zulfiah Abdussamad. 2010. Pengaruh Diferensiasi Jasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Islam Gorontalo. Hal. 4 21 Dituturkan oleh Ibu Maslan melalui wawancara di RSIG pada tanggal 10 mei 2015.
14
artinya langsung dilakukan tindakan secepatnya walaupun tidak membawa kartu jamkesmasnya. Biasanya pasien harus membawa rujukan dari puskesmas setempat, akan tetapi haruslah dilihat kondisi pasien yang akan melakukan pengobatan seperti sakit asma langsung dirawat akan tetapi dibuatkan rujukan dari rumah sakit itu sendiri. Perwatan juga harus sesuai dengan rujukan jamkesmas karena ini sangat membantu teruatam bagi masyarakat mkurang mampu. Dari berbagai program pemerintah dengan upaya demi peningkatan keseahatan masyarakat telah memberikan konstribusi dan berfokus pada masyarakat. Dengan demikian upaya pemerintah sangat membantu terutama pelayanan kesehatan ditiap-tiap daerah sehingga terdapat subsidi silang dalam hal kesehatan. Maka dari tiu apakah masih ada pengguna jamkesmas di rumah sakit islam gorontalo sampai saat ini walaupun sudah berganti nama menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)? Berikut hasil wawancara bersama Ibu Fony Abdulah di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “…Jamkesmas juga sampai sekarang masi ada… tapi sekarangkan namanya sudah dialihkan ke BPJS semua dulukan pisah-pisah toh.. kecuali jamksesmas juga tidak bisa naik kelas harus di kelas 3 bisa dia naik kelas.. tapi yang haknya kelas 3 ini hangus dianggap pasien ini mampu dan dia harus bayar iuran.”22 Artinya; Jamkesmas sampai dengan saat ini masih dipergunakan, akan tetapi nama tersebut telah dialihkan menjadi BPJS tidak lagi seperti tahun sebelumnya dimana: pengguna kartu jamkesmas hanya menempati sesuai dengan hakya yaitu kelas III, namun pasien akan berpindah kelas seperti kelas II maka haknya pasien di kelas III akan dianggap gugur dan harus membayar iuran. Pelayanan di Rumah Sakit Islam Gorontalo itu bukan hanya di administrasi atau di ruangan pasien dimana akan melakukan tindakan perawatan yang harus membutuhkan waktu yang lebih lama misalnya dokter menganjurkan kepada pasien harus menginap 1-2 hari.. namun pelayanan juga ada dibagian apoteker rumah sakit.. nah.. Bagaimana tanggapan anda ketika melakukan pelayanan obat di apotik? Berikut hasil wawancara bersama Ibu Wahyun Saktiany di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “….Pelayanan di apotik sendiri tergantung dari jaminan apa yang ada dari pasiennya.. jadi kita kalau macam Jamkesmas BPJS atau apa itu obatobatnya yang disini itu disediakan sesuai dengan apa yang masuk pada jaminan BPJS atau Jamkesmas. Kita lebih spesifiknya diobatnya jadi kalau kita udah begitu… kalau dari apa… kita mesti lihat dulu jaminan apa yang ada di pasiennya nanti kita lakukan pelayanan sesuai dengan apa yang dia punya baru kita berikan pelayanan… nanti kalau macam seperti jamkesmas 22
Dituturakan oleh Fony Abdulah melalui wawancara di RSIG pada tanggal 15 Mei 2015.
15
sama BPJS kan itu biasanya ada obat-obat yang dulunya obat-obatnya ditanggung oleh BPJS ada yang tidak tapi sekarang sudah tidak lagi sudah ditanggung semua. ”23 Artinya; Pelayanan yang dilakukan di apoteker dapat dilihat kartu jaminan apa yang ada pada pasien. Jadi pasien akan memperlihatkan kartu jamkesmas atau BPJS obatobatnya yang disediakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasien. Bagian pelayanan di apotik sendiri haruslah dilihat pada pasiennya kemudian dilakukan pelayanan sesuai dengan rujukan yang diberikan oleh pihak dokter. Jadi seperti jamkesmas atau BPJS itu biasanya obat-obatnya yang sebelumnya ditanggung oleh BPJS itu sendiri akan tetapi sekarang telah ditanggung oleh pasien. Tingkat pelayanan yang diterapkan oleh pihak rumah sakit sendiri mengenai jamkesmas bagaimana menurut bapak? Berikut hasil wawancara bersama Bapak Iskandar Muhlis Musa di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “….Pelayanan di rumah sakit Islam ini jelas ada prosedurnya kalau secara teknis bisa langsung di UGD atau dibagian Emergenci, cuman yang biasanya itukan yang bermasalah itu tidak punya kartu trus datang untuk dilayani.. biasanya itu ada..ada… secara teknis ada batas waktu kira-kira berapa hari batas maksimal pengurusan kalau lewat dari itu dia bayar pasien umum iya.. itu biasanya yang jadi permasalahan disitu kemudian juga dari segi asuransi ya… macam pelayanan secara medis yaa.. kemudian ada juga yang tidak tau persis dia mau menempati kartunya itu.. kartu jamkesmasnya itu fasilitasnya kelas 3.. trus dia minta di kelas 2 dengan harapan bayar selisih berpikirnya seperti tu padahal kalau dia peserta asuransi BPJS atau Jamkesmas yang kelas 3 kalau sudah pindah kelas berarti sudah dianggap gugur.. dan mampu utnuk membayar untuk di kelas lain.24 Artinya; Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Gorontalo sangat jelas prosedurnya apalagi dari segi teknis bisa langsung di UGD atau dibagian emergenci, namun biasanya yang sering bermasalah pada saat pelayanan itu pasien dating tidak membawa atau tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan namun pasien tersebut ingin untuk dilayani.. ini sering terjadi namun secara teknis pihak rumah sakit memberikan keringanan waktu (1-2 hari) untuk bisa mengurus kartu kepesertaanya, akan tetapi lebih dari waktu yang ditentukan maka pasien tersebut akan dikenakan tarif seperti halnya pasien umum. Permasalahan seperti ini seringkali terjadi pada pasien yang kartu jamkesmasnya itu fasilitasnya kelas III, namun pasien tersebut 23
Dituturakan oleh Wahyun Saktiany melalui wawancara di RSIG pada tanggal 19 Mei 2015.
24
Dituturakan oleh Iskandar Muhlis Musa melalui wawancara di RSIG pada tanggal 15 Mei 2015.
16
ingin menempati ruang kelas II dengan harapan bayar selisih. Tetapi peserta asuransi BPJS atau Jamkesmas yang sudah menempati ruang kelas III namun pasien tersebut berpindah pada ruang kelas II maka kepesertaanya sebagai jamkesmas maka akan dinyatakan gugur dan mampu membayar iuran di kelas lain. 8. Interaksi Di dalam proses terjadinya sebuah hubungan akan memerlukan interaksi antara satu dengan yang lainnya. Seperti apakah interaksi yang dilakukan antara pasien dan pelayan apotik yang terjadi di Rumah Sakit Islam Gorontalo? Berikut hasil wawancara bersama Ibu Wahyun Saktiany di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “…..Interaksi yang dilakukan antara pasien dan bagian pelayanan obat atau bagian apoteker. Interaksi kalau sejauh mereka minta informasi tentang obat kita kasi kayak ini untuk obat apa ini untuk obat apa yang kita berikan penjelasan tentang… seperti obat maagh biasanya ada pasien yang menanyakan ada juga pasien yang hanya menerima obat sesuai dengan resep dokter dan kita juga memberikan obat juga memberikan informasi… informasinya yaa… seputar penggunaan obatnya misalnya 3x1 sesudah makan sebelum makan yang jelas sesuai resep dokter yang dianjurkan pada setiap pasien yang telah berobat.”25 Artinya; Interaksi yang dilakukan antara pasien dan bagian pelayanan yang di apotik. Interaksi sejauh pasien meminta informasi mengenai obat yang mereka gunakan pihak apotik memberikan obat ini untuk apa kami selalu memberikan penjelasan tentang obat seperti obat maagh biasanya ada beberapa pasien yang menanyakan hal itu ada juga pasien yang hanya menerima obat sesuai dengan resep dokter dan kami juga setiap pemberian obat selalu memberikan informasi, diantaranya pasien penggunaan obatnya misalnya 3x1 sesudah makan dan sebelum makan. Kami juga memberikan resep obat kepada pasien pada setiap berobat. Apakah dengan adanya program jamkesmas ini yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu hanya memiliki hak paten di kelas 3 dalam hal pengobatan jika pasien rawat inap? Berikut hasil wawancara bersama Bapak Iskandar Muhlis Musa di Rumah Sakit Islam Gorontalo. “….Itu ada namanya ada jaminan kesehatan mandiri. Itukan terserah dia mau pilih yang kelas 3 atau kelas 2 yaa.. iurannya beda.. ada juga Jamkesta untuk orang miskin itu rata-rata kelas 3. Miskin perkotaan, pedesaan itu..itu.. yang kelas 3 tapi yang jaminan kesehatan mandiri itu terserah kemampuan dari masyarakat itu dia mau yang mana. Kan ada
25
Dituturkan oleh Wahyun Saktiany melalui wawancara di RSIG pada tanggal 14 mei 2015
17
aturan-aturan akan tetapi tentu ada sosialisasi yang detail, medalam pada masyarakat tentang bagaimana sebenarnya itu Jamkesmas dan BPJS.”26 Artinya; Dengan kata lain bahwa jaminan kesehatan mandiri. Berarti bahwa pasien ingin memilih kelas III atau kelas II iuranya akan berbeda. Ada juga program jamkesta untuk orang miskin itu menempati rata-rata hanya kelas III. Seperti kartu miskin perkotaan, kartu miskin pedesaan itu pasien hanya menempati kelas III akan tetapi kartu jaminan kesehatan mandiri pasien berhak memilih ruangan mana yang akan di tempati, namun ada aturan-aturan yang harus dijalankan oleh pihak rumah sakit kepada pasien dengan demikian tentu ada sosialisasi yang detail, mendalam pada masyarakat agar mereka tau bahwa mana yang sebenarnya itu jamkesmas atau BPJS. Adapun jumlah yang berobat di rumah sakit islam dengan menggunakan kartu jamkesmas baik dari laki-laki maupun wanita dari bulan januari 2015 sampai dengan bulan mei 2015 berjumlah 60 orang.27 Rumah Sakit Islam Gorontalo yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Islam Gorontalo kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya. Rumah Sakit Islam Gorontalo selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasiennya. Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyrakat miskin dan tidak mampu program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Program Jamkesmas memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak dapat terpenuhi. Iuran bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dalam Program Jamkesmas bersumber dari Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) dari mata anggaran kegiatan belanja bantuan sosial. Pada hakikatnya pelayanan kesehatan terhadap peserta menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan kontribusi sehingga menghasilkan pelayanan yang optimal.
26 27
Dituturakan oleh Iskandar Muhlis Musa melalui wawancara di RSIG pada tanggal 15 Mei 2015. Profil RSIG 2014.
18
9. Kepesertaan Jamkesmas 1. Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang membayar iuran atau iuarannya dibayar oleh Pemerintah. 2. Peserta Program Jamkesmas adalah fakir miskin dan orang yang tidak mampu dan peserta lainnya yang iurannya dibayar oleh Pemerintah. 3. Peserta yang dijamin dalam program Jamkesmas tersebut meliputi : a) Masyarakat miskin dan tidak mampu yang telah ditetapkan oleh Surat Kepu- tusan (SK) Bupati/Walikota Tahun 2008 berdasarkan pada kuota Kabupaten/ Kota (BPS) yang dijadikan database nasional. b) Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas. c) Semua Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah memiliki atau mempunyai kartu Jamkesmas. d) Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Peningkatan Kepesertaan Jamkesmas bagi Panti Sosial, Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta Korban Bencana. Tata laksana pelayanan diatur dengan petunjuk teknis (juknis) tersendiri sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1259/Menkes/SK/XII/2009 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Jamkesmas Bagi Masyarakat Miskin Akibat Bencana, Masyarakat Miskin Penghuni Panti Sosial, dan Masyarakat Miskin Penghuni Lembaga Pemasyarakatan serta Rumah Tahanan Negara. e) Apabila masih terdapat masyarakat miskin dan tidak mampu, tidak termasuk dalam Surat Keputusan Bupati/Walikota maka Jaminan Kesehatannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Cara penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah seyogyanya mengikuti kaidah-kaidah pelaksanaan Jamkesmas. f) Peserta Jamkesmas ada yang memiliki kartu sebagai identitas peserta dan ada yang tidak memiliki kartu. 4. Peserta yang memiliki kartu terdiri dari : a) Peserta sesuai SK Bupati/Walikota b) Penghuni panti-panti sosial c) Korban bencana pasca tanggap darurat 5. Peserta yang tidak memiliki kartu terdiri dari : a) Gelandangan, pengemis, anak terlantar pada saat mengakses pelayan- an kesehatan dengan menunjukkan rekomendasi dari Dinas Sosial se- tempat. b) Penghuni lapas dan rutan pada saat mengakses pelayanan kesehatan dengan menunjukkan rekomendasi dari Kepala Lapas/Rutan. c) Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) pada saat mengakses pelayanan kesehatan dengan menunjukkan kartu PKH.
19
6.
7.
8. 9.
d) Bayi dan anak yang lahir dari pasangan peserta Jamkesmas, setelah terbitnya SK Bupati/Walikota dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan menunjukkan akte kelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari tenaga kesehatan, kartu Jamkesmas orang tua dan Kartu Keluarga orangtuanya. Terhadap peserta yang memiliki kartu maupun yang tidak memiliki kartu sebagaimana tersebut diatas, PT. Askes (Persero) wajib menerbitkan Surat Keabsahan Peserta (SKP) dan membuat pencatatan atas kunjungan pelayanan kesehatan. Bila terjadi kehilangan kartu Jamkesmas, peserta melapor kepada PT. Askes (Persero) untuk selanjutnya dilakukan pengecekan database kepesertaannya dan PT. Askes (Persero) berkewajiban menerbitkan surat keterangan yang bersangkutan sebagai peserta. Bagi peserta yang telah meninggal dunia maka haknya hilang dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Penyalahgunaan terhadap hak kepesertaan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Prosedur Pelayanan Jamkesmas Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut: 1) Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya. 2) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang keabsahan kepesertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya. 3) Apabila peserta JAMKESMAS memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency 4) Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) diatas meliputi : a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit, b. Pelayanan Rawat Inap kelas III di Rumah Sakit c. Pelayanan obat-obatan d. Pelayanan rujukan spesimen dan penunjang diagnostik E. Penutup 1. Kesimpulan Rumah Sakit Islam Gorontalo adalah salah satu tempat dimana masyarakat datang dengan masalah kesehatan. Pengelolaan rumah sakit sangat komplek dan syarat masalah, karena rumah sakit merupakan sebuah institusi besar yang syarat
20
dengan peralatan berteknologi canggih, yang dioperasionalkan oleh sekumpulan orang dengan keahlian seperti dokter, perawat dan profesional lainnya dalam melakukan aktifitas profesionalnya, namun tidak dapat memastikan bahwa pelayanan jamkesmas yang dilakukan bebas dari risiko. 1. Rumah sakit harus mempunyai berbagai aturan dalam melindungi pasien, melindungi tenaga kesehatan, melindungi masyarakat dari dampak lingkungan rumah sakit, mengendalikan fungsi rumah sakit kearah yang benar, meningkatkan mutu rumah sakit, menselaraskan layanan di rumah sakit dengan program pemerintah dalam bidang kesehatan dan lain - lain. Pelayanan kesehatan seperti jamkesmas yang dilakukan di rumah sakit tidak hanya mujarab atau manjur tetapi juga harus aman. 2. Rumah Sakit Islam Kota Gorontalo yang bergerak di bidang medis. Maka dari itu masyarakat harus mengetahui bahwa pentingnya kesehatan diri, keluarga, sahabat dan lingkungan. Akan tetapi apabila masyarakat akan melakukan tindakan pengobata di rumah sakit islam haruslah mengetahui beberapa informasi mengenai program yang diterpakan oleh pemerintah ditiap-tiap rumah sakit bahkan dipuskesmas sebab ini sangat membantu masyarakat dalam pengobatan. 3. Jamkesmas yang ada di Gorontalo merupakan program pemerintah yang diterpakan oleh masyarkat yang kurang mampu. Terutama pada masyarakat yang ada dipelosok desa maupun di sekitarnya. Kartu jamkesmas ini memang sangat bagus. Karena banyak masyarakat yang menggunakan jamkesmas. Mengapa demikian, karena jamkesmas ini memang sangat membantu. Apalagi masyarakat gorontalo bisa dikatakan ekonomi menengah. 4. Namun dengan berpindahnya/bergantinya nama menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masyarakat mulai bingung dan kurang memahaminya sebab prosedurnya lebih sulit dibandingkan jamkesmas. Maka dari itu pemerintah baik yang berkaitan dengan kesehatan haruslah mensosialisasikan lebih mendalam dan lebih mendetail mengenai apa itu BPJS agar masyarakat mudah dalam pengurusan kartu kesehatan. 2. Saran Dengan beralinhya nama jamkesmas ke BPJS ini memang sudah waktunya sebab aturan pemerintah, kita hanya mengikuti apa yang menjadi rencana dan pembangunan masyarakat terutama di bidang kesehatan. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pihak pemerintah diantaranya: 1. Jamkesmas merupakan program kesehatan yang sangat baik dibandingkan kartu kesehatan lain. 2. Rumah Sakit Islam Gorontalo harus memperhatikan masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan kartu jaminan kesehatan. 3. BPJS telah ada namun jangan menghapuskan kartu jamkesmas sebab jamkesmaslah yang membantu masyarakat miskin dalam hal pelayanan kesehatan baik dari segi UGD, Medis, Emergency, Obat dan bahkan pengaduan mengenai kesehatan masyarakat.
21
4. BPJS juga harus sangat memperhatikan mana masyarakat yang kurang mampu agar mendapatkan pelayanan kesehatan demi mengatasi kematian yang cepat. Daftar Pustaka Buku Djam’an Satori, Aan Komariah. 2011. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung. Alfabeta. Bambang Hartono. 2010. “Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit”. Jakarta : Rineka Cipta, Jonathan Sarwono. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Yogyakarta. Graham Ilmu. Kevin White. 2011. “Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit”. Jakarta. Rajawali Pers. Suharsaputra, Uhar. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan”. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono. 2012. “Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Bandung: Cv Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2003. “manajemen Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2009. “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung. Alfabeta. Yanuar Ikbar. 2012. “Metode Penelitian Sosial Kualitatif”. Bandung. Refika Aditama. Jurnal Ali Ghufron Mukti. 2011, “Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan”. Triwulan IV. Fepri Eka Puspa Dewi. 2013, “Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat” Di UPT Puskesmas Perawatan Tanjung Palas Kab. Bulungan. 2013. eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 2. Mukhadiono, 2011, “Jurnal Keperawatan Soedirman” (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 6, No.1, Maret 2011. Meilia Siti Fatimah. 2009. “Hubungan Persepsi terhadap Profesi Bidan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan”. Diploma III Kebidanan.
22
Nur Alam Fajar, 2010, “Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Poli Umum Puskesmas Petaling Kabupaten Bangka Tahun 2010”. Jurnal Pembangunan Manusia, Vol. 4, No.11. Nurmelita. 2010. “Persepsi Masyarakat Miskin terhadap Pelayanan Kesehatan untuk Masyarakat Miskin”. di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 903/menkes/per/v/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. www.ppjk.depkes.go.id.
Syafirah Usman. 2013, “Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan Bagi Peserta Jamkesmas”. Malang. Zulfiah Abdussamad. 2010. “Pengaruh Diferensiasi Jasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien” pada Rumah Sakit Islam Gorontalo. _______2012. “Kualitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Kelas Tiga di Rumah Sakit Umum” Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. _______2011. “Analisis kinerja program Jaminan Kesehatan Bali Mandara dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”. di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Skripsi Alfian Zakaria. 2012. “Penerapan Metode Promethee Dalam Penentuan Peserta Jamkesmas”. Gorontalo. Norman Andika. 2010. “Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat” (JAMKESMAS) Di Puskesmas Jagir Surabaya. Resky Permatasari. 2012. “Kualitas Pelayanan Kesehatan Dalam Tinjauan Pengguna Jamkesmas”. RSUP Dr. Mohammad Hoesin. Palembang. Rizky Novrianto, 2011. “Analisis Pelayanan bagi Peserta Jamkesmas dengan Indeks Kepuasan Masyarakat” di Puskesmas. Prambon Sidoarjo. Jatim. Rusmono. 2011. “Pengaruh Program Jamkesmas Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin”. Di Desa Gembong, Kec. Arjosari. Kab Pacitan. Ponorogo.
23