ABSTRAK
KASPIANA. Perbandingan Laju Pertumbuha n Bibit Tanaman Kopi (Coffea sp.) Dengan Pemberian Pupuk NPK Mutiara dan Kompos (Nipah), dibawah bimbingan Roby, Sp. Tujuan
penelitian
adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan bibit
tanaman kopi dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertambahan pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah daun dari bibit kopi. Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi. RT 34, Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Seberang dan dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan, terhitung dari tanggal 30 Agustus sampai dengan tanggal 30 November 2008. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dengan 10 ulangan dalam penelitian ini yaitu : dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 garam/polybag untuk (P1), dan perlakuan pemberian pupuk kompos dengan perbandingan 1:1/polibag untuk (P2). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/ polybag efektif meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi dibandingkan dengan pemberian pupuk kompos dengan perbandingan 1:1/polibag. Rata-rata tertinggi dari pertumbuhan tinggi tanaman, diameter dan jumlah daun
dicapai
dengan
pemberian
pupuk
NPK
Mutiara
dengan
dosis
0,2 gram/polibag. Pemberian pupuk dengan dosis tersebut mampu meningkatkan
pertumbuhan rata-rata diameter batang 0,08 mm, jumlah daun 2 helai daun, dan tinggi 0,48 cm.
RIWAYAT HIDUP
KASPIANA, lahir pada tanggal 28 Januaei 1988 di Sulawesi Selatan Kabupaten Jeneponto. Merupakan anak ke-2 dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Sahabuddin dan Ibu Hasna. Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri No. 044 di Desa Rapak Lambur Kecamatan Tenggarong pada tahun 1994 dan lulus pada tanggal 11 April 2000. Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Samarinda dan lulus pada tanggal 27 Maret 2003. Melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Samarinda dan lulus pada tanggal 6 Juni 2006. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Pada tanggal 2 Maret sampai 2 Mei 2009 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Rajawali Plantation, Angsana Estate, Desa Perian Muara Leka Kabupaten Kutai Kartanegara.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat berhasil merampungkan karya ilmiah dengan tema “PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK MUTIARA DAN KOMPOS (NIPAH)”. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan dan penulisan karya ilimah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini segala kerendahan hati dan sikap hormat penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil. 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. Bapak Roby, SP selaku dosen pembimbing. 5. Jamaluddin, SP,M.Si selaku dosen penguji. 6. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu didalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan.
7. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu didalam penyusunan karya ilmiah ini yaitu seluruh mahasiswa Budidaya Tanaman Perkebunan yang memberi motifasi kepada penulis. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak tedapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
Kampus Sei Keledang, Juli 2009
DAFTAR ISI Tubuh Utama Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................…………………………………………………
ii
DAFTAR TABEL ..……………………………………………………….
iii
DAFTAR LAMPIRAN .……………………………………………….... .
iv
I.
PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kopi ……………………………………….... 1. Sejarah Tanaman Kopi ………………………………………. 2. Tinjauan Umum Tanaman Kopi …..…………………………. 3. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi ……………………………… B. Tingkat Pembibitan Tanaman Kopi ……………………………… C. Pupuk NPK Mutiara ……………………………………………... D. Pupuk Kompos …………………………………………………...
3 3 4 8 11 13 16
III. METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….. Alat dan Bahan …………………………………………………. Prosedur Penelitian …………………………………………...… Perlakuan …………………………………………………...…... Pengambilan Data ………………………………………..……. Analisa Data …………………………………………..………..
21 21 22 23 23 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil …………………………………………………..……….. B. Pembahasan …………………………………………...………... V.
25 28
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………..…………… B. Saran ………………………………………………..…………..
32 32
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...…………
34
LAMPIRAN ………………………………………………...…………..
35
DAFTAR TABEL Tubuh Utama No
Halaman
1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag ………....………...
25
2. Rata-rata pertambahan diameter batang bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag ……………………………
26
3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandinga n 1:1/polybag .………………...…………
27
DAFTAR LAMPIRAN Tubuh Utama No
Halaman
1. Pengukuran tinggi batang ( cm ) bibit tanaman kopi ......……………..
36
2. Pengukuran diameter batang (cm) bibit tanaman kopi ..……………….
36
3. Penghitungan daun ( helai ) bibit tanaman kopi ……………………….
37
4. Hasil uji kompos (Nipah)…………………..…………………………...
38
5. Rancangan Penelitian ………………………………………………......
38
6. Pupuk NPK Mutiara ……………………………………………………
39
7. Pupuk Kompos (Nipah) ………………………………………………..
39
8. Pengukuran Tinggi Bibit Tanaman Kopi ………………………………
39
9. Pengukuran Diameter Batang Bibit Tanaman Kopi …………………...
40
8. Bibit Tanaman Kopi …………………………………………………...
40
I. PENDAHULUAN
Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Badan yang lemah dan rasa kantuk dapat hilang, setelah minum kopi panas lebih- lebih orang yang sudah menjadi pecandu kopi, bila tidak minum kopi rasanya akan capai dan tidak dapat berpikir. Karena kopi menjadi bahan perdagangan, maka dalam menyukseskan pelita ini, perkebunan kopi mendapat kepercayaan dan tugas berat dari pemerintah untuk menghasilkan kopi sebagai bahan ekspor. Sebab dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka minun kopi, tapi negaranya tidak menghasilkan. Perluasan perkebunan kopi tidak hanya terbatas pada perusahaan perkebunan besar saja, akan tetapi justru perkebunan rakyatlah yang semakin meluas. Pada tahun 1974-1975 luas areal kopi rakyat meliputi ± 90% dari seluruh areal tanaman kopi di negeri kita. Dari hasil ekspor ini, negara dapat memperoleh uang dalam jumlah besar, sehingga dapat dipergunakan untuk membeli alat-alat dan bahan-bahan industri yang belum bisa dibuat. Disamping itu, tanaman kopi juga mempunyai fungsi sosial, sebab dengan adanya perkebunan tersebut, berarti memberi kesempatan kerja bagi mereka yang memerlukan (Kanisius, 1988). Menurut Danarti dan Najiyati (1990). Untuk memperoleh hasil yang baik bagi budidaya tanaman kopi perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif. Salah satu upaya pemeliharaan yaitu dengan cara pemupukan.
Pemupukan berarti menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaikki unsur hara didalam tanah baik secara langsung maupun tidak langsung dan dapat mngembangkan bahan makanan pada tanaman (Sutedjo, 1988).Pemupukan tanaman perlu dilakukan agar persediaan hara dalam tanah dapat dijamin, untuk kepentingan pertumbuhan vegetatif tanaman kopi maupun untuk pembentukan buah. Kebun-kebun kopi yang dipupuk secara teratur akan memiliki tanaman kopi yang tumbuh subur dengan daya tahan yang cukup tinggi (Siswoputranto, 1993).
Menurut Marsono dan Lingga (2001), kelebihan dari pupuk NPK
mutiara adalah merangsang pertumbuhan khususnya batang. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organic dengan berbagai keuntungan dan kerugian, dan dapat pula dipupuk dengan mengguanakan pupuk anorganik, seperti pupuk mutiara dan banyak lagi jenis lainnya. Yang umum juga memiliki kekuatan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengangkat atau mencermati tentang perbandingan pupuk organik (Nipah) dan anorganik (NPK Mutiara) terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan bibit tanaman kopi dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertambahan pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah daun dari bibit kopi. Dengan mengetahui berapa besar pertambahan pertumbuhan tinggi, diameter batang, dan jumlah daun dari bibit kopi maka akan dapat diketahui jenis pupuk yang dapat meningkatkan kecepatan tumbuh dan kualitas hasil panen tanaman kopi.
II. TINJAUAN PUSATAKA
A.
Deskripsi Tanaman Kopi
1. Sejarah Tanaman Kopi Menurut sejarah tanaman kopi mulai dikenal pertama kali di Benua Afrika, tepatnya di Ethiopia. Pada mulanya tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk melainkan masih tumbuh liar di hutan-hutan dataran tinggi. Mula- mula penyebarannya keberbagai wilayah cukup lambat, karena minuman kopi pada waktu itu hanya dikenal sebagai minuman berkhasiat menyegarkn badan yang terbuat dari cairan daun dan buah segar yang diseduh dengan air panas, namun semenjak ditemukan cara-cara pengolahan buah kopi yang lebih baik, ternyata minuman kopi menjadi minuman yang disamping berkhasiat juga mempunyai aroma harum yang khas dan rasanya nikmat. Akhirnya kopipun menjadi terkenal sehingga tersebar ke berbagai negara di Eropa, Asia, dan Amerika (Danarti dan Najiyati, 1990). Menurut Siswoputranto (1993), budidaya kopi dikembangkan di Indonesia hampir tiga abad lamanya, yaitu sejak tanaman kopi pertama
kali
dimasukan ke Pulau Jawa di zaman Hindia Belanda pada tahun 1696, bersamaan dengan digemarinya minuman kopi dikawasan Eropa.
2. Tinjauan Umum Tanaman kopi Sistematika tanaman kopi menurut klasifikasi botaninya adalah sebagai berikut (Syamsulbahri, 1996) : Divisio
: Spermathophyta
Anak divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Family
: Rubiaceae
Genus
: Coffea
Spesies
: Coffea sp.
Adapun morfologi dari tanaman kopi adalah sebagai berikut : a. Akar Tanaman kopi berakar tunggang, lurus kebawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45 cm-50 cm, yang pada akar tunggang terdapat 4-8 akar samping yang menurun kebawah sepanjang 2-3 m. Selain itu banyak pula akar cabang samping yang panjangnya 1-2 m horizontal, sedalam kurang lebih 30 cm, dan bercabang merata, masuk ke dalam tanah lebih dalam lagi di dalam tanah yang sejuk dan lembab, di bawah permukaan tanah, akar cabang tadi bisa berkembang lebih baik. Sedangkan di dalam tanah yang kering dan panas, akar akan berkembang ke bawah. Namun demikian akar ini tidak akan masuk daerah air tanah.
b. Daun Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu berselang seling pada ruas-ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting-ranting dan cabang-cabang yang mendatar, pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang seling. Adapun perbedaan besar kecil dan tebal tipisnya daun itu sangat dipengaruhi oleh jenisnya. Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna perunggu. c. Batang dan Cabang Semenjak tanaman itu tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak tumbuh terus menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji itu disebut “batang pokok”, dan tumbuhnya beruas-ruas. Pada tiap-tiap ruas tumbuh sepasang daun yang berhadap-hadapan, yang selanjutnya tumbuh pula cabang yang berbeda-beda. Menurut Najiati dan Danarti (2006), tanaman kopi memiliki beberapa cabang, diantaranya yaitu : 1) Cabang reproduksi (orthotrop) Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan luirus. Ketika masih muda, cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas rerproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun mempunyai 4-5 tunas
reproduksi sehingga bila cabang reproduksi mati maka bias diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang reproduksi mempunyai sifat seperti batang utama sehingga bila batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini. 2) Cabang primer (plagiotrop) Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, ditempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cirri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar, lemeh dan berfungsi sebagai penghasil bunga. Di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. 3) Cabang sekunder Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga. 4) Cabang kipas Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya mempunyai sedikit babang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang ini terlatak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi.
Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut cabang kipas. 5) Cabang perut Cabang perut adalah cabang kipas yang mampu membetuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat. 6) Cabang balik Cabang balik adalah cabang reroduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk. 7) Cabang air Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air. d. Bunga dan Buah Bunga kopi tumbuh pada cabang primer atau sekunder,tersusun berkelompok-kelompok,tiap kelompok terdiri atas 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek.Pada tiap-tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga.maka pada tiap ketiak dapat tumbuh ribuan kuntum bunga, tetapi yang dapat menjadi buah kurang lebih 40 % saja. Bunga yang sudah mekar berwarna putih, sebelum mekar masih berbentuk kuncup yang panjangnya 4 mm-5 mm. Buah kopi yang muda berwarna hijau, tetapi setelah tua menjadi kuning dan kalau masak warnanya merah. Pada umumnya buah kopi mengandung 2 butir biji. Tetapi ada kalanya hanya ada 1 butir biji yang bentuknya bulat panjang yang disebut kopi “lanang”. Tidak semua bakal buah bisa menjadi buah sampai masak,
melainkan ada yang berguguran setelah berumur 8-10 minggu, dan bahkan ada yang gagal waktu masih berbentuk bunga. Kegagalan yang terbanyak yaitu pada saat masih dalam bentuk bunga, kegagalan semacam ini bisa mencapai 60 %. 3.
Syarat Tumbuh Tanaman Kopi
a . Faktor Iklim Faktor iklim besar pengaruhnya tehadap pertumbuhan atau produksi tanaman kopi. Dalam ga ris besarnya dapat dibagi dua : 1) Tinggi Tempat dan Derajat Panas Tidak semua jenis kopi dapat tumbuh subur dan produktif pada ketinggian yang sama. Hal ini sangat tergantung dari jenis kopinya, misalnya : a) Kopi Arabika dapat hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tetapi di dataran rendah kurang dari 100 m dari permukaan laut, mudah diserang oleh penyakit Hemalia Vastatrix (HV). Begitu pula pada ketinggian melebihi 1700 m sudah tidak baik lagi, karena sudah terlalu dingin lebihlbih pada malam hari. Kopi Arabika dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000-1700 m dari permukaan laut, dengan derajat panas 20°C. derajat panas ini penting karena akan mempengaruhi cepat lambatnya kopi itu mulai berhasil. b) Kopi Liberika dapat tumbuh baik pada dataran rendah. Letak ketinggian dari permukaan laut, menentukan besar kecilnya adanya hujan dan kekuatan panas pancaran sinar matahari. Semakin tinggi letaknya sering jatuh hujan, tetapi semakin berkurang jumlah pancaran sinar matahari pada
tiap hari. Semua itu besar pengaruhnya atas pembentukan bunga dan buah kopi. c) Kopi Robusta dapat tumbuh atau hidup pada tempat yang berbeda-beda. Jadi, jenis ini tidak membutuhkan tempat yang khusus seperti halnya kopi Arabika dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Jenis tanama n ini aslinya tumbuh di hutan belantara dengan kadaan tanaman yang sangat padat dan dapat hidup dari permukaan laut sampai pada ketinggian 1.500 m. Temperatur yang dikehendaki untuk jenis ini ialah sekitar 21-24°C. 2) Curah Hujan Kopi (Coffea sp.) menghendaki musim kemarau yang berlangsung 3-4 bulan, tetapi pada waktu itu harus sering ada hujan yang cukup. Musim kering dihendaki maksimal 1,5 bulan sebelum masa berbunga lebat, sedangkan masa kering sesudah berbunga lebat dan tidak melebihi dua minggu. 3) Angin Pohon kopi tidak tahan terhadap angin yang kencang, lebih- lebih di musim kemarau, karena angin ini akan mempertinggi penguapan air di permukaan
tanah.
Selain
mempertinggi
penguapan,
dapat
juga
mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga dapat merusak tanaman kopi yang ada di bawahnya. 4) Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman Iklim sangat berpengaruh terhadap produksi. Pengaruh ini sudah tampak menjelang cabang-cabang yang dewasa itu akan berbunga, sampai
menjadi buah yang masak. Dalam hal ini yang memegang peranan adalah curah hujan dan peranan sinar matahari. Pada saat bunga itu membuka cuaca, hujan dan angin menentukan jadi atau gagalnya bunga itu tumbuh menjadi buah. Pada saat bunga-bunga itu membuka, sangat diperlukan waktu yang kering dan terang. Bila waktu hujan, maka butiran-butiran tepung sari akan mengumpul. Dan tidak mungkin terjadi persarian, kemudian tepung sari akan menghisap
air,
lalu menggelembung,
kemudian pecah, akhirnya tidak dapat membuahi. b. Tanah Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam dan gembur dan lebih baik pada tanah yang bahan organiknya tinggi, lebih- lebih bila tanah itu berasal dari abu gunung berapi. Akar tanaman kopi membutuhkan zat lemas (N) yang banyak, ynag berarti bahwa tanah yang drainasenya jelek dan tanah liat yang barat tidak cocok, begitu pula tanah pasir yang kapasitas mengikat air kurang, berarti pula kandungan zat lemasnya rendah. Selain memilih tanah seperti tersebut diatas, tanaman kopi memilih reaksi tanah asam yang tinggi dengan pH 6-6,5, tetapi tanah yang lebih asam juga baik, asalkan keadaan fisik tanah baik, cukup mengandung ion Ca.
B. Pembibitan Tanaman kopi 1. Memindahkan Kecambah Selama proses perkecambahan cotyledon-cotyledon dan embrio kecil membengkak dan menghisap endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyls tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledon yang mesih tertutup oleh endosperma dan kulit ari serta endosperma. Pertumbuhan dalam tingkat demikian itu sering disebut serdadu. Karena dalam pertumbuhan semacam ini tampak seperti tentara (serdadu) yang sedang berbaris dengan menggunakan topi baja. Dalam pertumbuhan serdadu itu untuk sementara berhenti tumbuh ± 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah-olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut “kepel”. Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2-3 bulan, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian. Bilamana bedenga n telah siap semai dalam bentuk kepelan atau serdadu dapat dipindahkan jarak tanamnya bisa dibuat 15x30 cm, tetapi kalau bibit tersebut akan disambung. Jaraknya harus diperpanjang antara 20x40 cm. Pemindahan harus dilakukan dengan hati- hati sekali, dengan maksud supaya akar dan batang kepelan tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus disongkel dengan sebilah bambu atau sotel. Sebelum bibit dipindahkan ke persemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu,
karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil. Untuk keperluan tersebut tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang terlebih dahulu dengan suatu bagia n akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang dengan tangan kiri.
Dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah
dengan hati- hati sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah ± 3 cm. 2. Pemeliharaan Persemaian Yang perlu dilakukan ialah : a. Penyiraman Penyiraman ini dilakukan 2 kali sehari, dan dijaga agar tanah bedengan tetap lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah. b. Penyiangan Rumput-rumput yang tumbuh disekitar bibit harus selalu dibersihkan. Pada waktu bibit masih kecil, penyiangan tidak boleh dilakukan dengan korekan, melainkan rumput-rumput yang tumbuh cukup dicabut saja. c. Pemupukan Setelah semai ini berumur 3 bulan perlu dilakukan pemupukan yang pertama. d. Atap/naungan Terdiri dari bambu atau batang lamtoro yang ditutup dengan rantingranting, yang memanjang. Kalau menggunakan atap, ukuran per bedeng atau lajur umumnya tinggi depan 1,5 m dan belakang 1 m.
C. Pupuk NPK Mutiara NPK Mutiara adalah pupuk NPK produk BASF dengan kadar 16-16-16. pupuk ini berbentuk butiran berwarna abu-abu dan agak higroskopis. Dalam pemasarannya, pupuk ini dikemas dalam ukuran 1 kg dan 5 kg. pupuk NPK ini diaplikasikan untuk tanaman keras, terutama tanaman buah. Untuk tanaman sayuran penggunaannya harus menyesuaikan dengan jenis tanamannya. Tanaman yang peka terhadap K, seperti kol harus dipupuk dengan kadar yang rendah, yaitu 1-2 g/tanaman dan kekurangan unsur lain ditanggulangi dengan pemberian pupuk tunggal. Pupuk NPK (Nitriogen, Phospor, Kalium) merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat populer karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk menunjang pertumbuhan tanaman.(Marsono, 2005). Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsure hara. Misalnya pupuk Nitrogen dicampurkan dengan pupuk Phosfor menjadi pupuk NP, dan dicampurkan lagi dengan pupuk Kalium menjadi pupuk NPK. (Lingga dan Marsono, 2001). Pemupukan berujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas
pertumbuhan tanaman. (Anonim, 1995). Pupuk NPK Mutiara dan pupuk NPK Holland merupakan dua diantara pupuk Majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk NPK Mutiara mempunyai
kandungan Nitrogen 16%, Phospor 16%, dan Kalium 16%, sedangkan pupuk NPK Holland kandungan Nitrogen 15%, Phospor 15%, dan Kalium 15%. Unsur-unsur hara pada umumnya dibutuhkan tanaman dibagi dalam dua kelompok, berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan tanaman yaitu, unsur-unur makro dan mikro. (Fonth, 1999). Selain unsur-unsur N, P dan K yang termasuk unsur makro juga adalah C, H, O, Ca, Mg, dan S. (Hardjowigeno, 1992). Pupuk NPK termasuk pupuk anorganik dimana pupuk anorganik mempunyai keuntungan yaitu, pemberian dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya takarannya pas. Adapun peranan dan pengaruh masing- masing unsur yang terkandung dalam NPK tersebut antara kain sebagai berikut : a. Nitrogen Nitrogen merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusundari semua protein, asam nukleat and penyusu protoplasmaa secara kseluruhan. (Lingga dan Marsono, 2001). b. Phospor Menurut Sutejo (2002), Phospor berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan tanaman muda, mempercepat pembungaan pemasakan buah. Kekurangan unsur Phospor akan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan lambat, pertumbuhan cabang dan ranting meruncing, masaknya buah tertunda, warna daun lebih hijau dan biasanya daun tua tampak menguning sebelum waktunya. (Dwidjoseputro, 1990)
c. Kalium Kalium adalah unsur yang mengatur fungsi tanaman. Kalium meningkatkan daya kerja Nitrogen Kalium ikut membentuk protein, membeentuk
sintesis
gula
asimilasi
lewat
klorofil
(Sarief,
1986).
Ditambahkan oleh Lingga dan Marsono (2001), Kalium berperan dalam pembentukan karbohidrat, memperkuat tumbuh tanam agar daun, bunga dan buah tidak gugur serta sumber kekuatan tanaman dlm menghadapi kekeringan dan penyakit. Kekurangan
kalium
pada
tanaman
akan
mengakibatkan
pertumbuhannya lambat, daaun tampak kering, lama kelamaan daun tampak menguning pada pucuk dan pinggirannya. (Sutejo, 2002). Pupuk NPK yang akan dipilih sesuai tanah dan tanaman memang sulit. Untuk keperluan ini belum adaa aturannya. Namun ada sumber yang mnyebutkan patokan pemakaian atau pemilihan NPK tergantung pada kadar N-nya yaitu pilihan kadar NPK dengan kadar N tinggi. Adapun faktor- faktor positif dari dari pupuk NPK : a. Pupuk buatan yang harus dikerjakan biasanya lebih sedikit. b. Menaburkan zat makanan tanaman dapat dilakukan dalam satu kali kerja. Adapun faktor-faktor negatif yang terpenting dalam menggunakan pupuk NPK yaitu pemupukan kurang merata bila dibandingkan dengan mnggunakan pupuk tunggal. Dalam menentukan kapan waktu penaburannya dan beberapa jumlah yang dibutuhkan, biasanya tergantung dari kondisi Nitrogen. Ada kemungkinan, bahwa diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan pemupukan
ditaburkan kurang tepat pada waktunya. Ada kalanya tanaman kurang baik diakibatkan konsntrasi garam terlalu tinggi di dalam tanah. Pupuk NPK bereaksi asam disebabkan oleh persenyawaan ammonium yang dikandungnya. Karena tanah dan tanaman membutuhkan Nitrogen dalam jumlah yang berbeda, maka biasanya tidak mudah untuk mendapatkan pupuk dengan perbandingan yang tepat, Karena Phospor dan Kalium sedikit atau lebih banyak pemberiannya tidak mempunya i pengaruh negatif terhadap hasil tanaman, bilamana kondisi kesuburan tanah baik. (Rinsema, 1992) D. Pupuk Kompos Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Dialam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses alamiah. Proses tersebut berlangsung lama sekali, dapat mencapai puluhan tahun. Seperti pupuk kompos (nipah). Yang diperoleh dari bawah tegakan pohon nipah itu sendiri. Menurut Yusni Bandini (1996) nipah sudah terkenal lama terutama oleh masyarakat daerah pesisir pantai. Namum, daerah asalnya belum diketahui dengan pasti.
Sementara itu beberapa buku menyebutkan bahwa daerah asal
perkembangan tanaman nip ah dimulai dari filipina dan burma melewati malaya menuju australia utara dan kearah barat menuju ceilon.
Penyebaran tanaman nipah berada disepanjang daerah tropika mulai dari srilangka sampai kepulauan solomon dan australia.
Kepulauan kyu-kyu
merupakan batas penyebaran didaerah bagian utara. Tanaman ini termasuk paling tua, hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil tanaman nipah dieropa.amerika selatan dan afrika.
Nipah fruticans atau
dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan nama umum nipah palm,water palm,water coconut. Tanaman palma ini mempunyai nama berbeda-beda disetiap daerah tumbuhnya.
Di Malaysia dan Indonesia dikenal dengan nama umum
nipah. Di Filipina dalam bahasa Tagalog diberi nama loso. Adapun di Australia oleh orang Aborigin di sebut ki-bano dan tacannapoon. Nipah tergolong famili Aracaceae (Palmae) dan sub famili Nipoideae. Nipah truticans merupakan satu-satunya jenis yang terdapat dalam grup nypoid. Di Australia pada tahun 1880 pernah ditemukan varietas tanaman nipah yaitu varietas Neameana F.M. Bail oleh Artur Neame. Oleh karena itu tidak dijumpai perbedaan yang nyata antara nipah yang ada di Australia dengan nipah pada umumnya maka nama varietas ini disamakan artinya. Penggunaan kompos (nipah) sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut : a. Menyedikan unsur hara mikro bagi tanaman b. Menggemburkan tanah c. Memperbaiki struktur tanah dan tekstur tanah d. Meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah e. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
f. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman g. Menyimpan air tanah lebih lama h. Mencegah lapisan kering pada tanah i.
Mencegah beberapa penyakit akar
j. Menghemat pemakaian pupuk kimia atau pupuk buatan k. Meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk kimia l.
Menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena harganya lebih murah, berkualitas dan ramah lingkungan
m. Bisa menjadi pupuk masa depan karena pemakaiannya lebih hemat bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik yang diperkaya mineral, inokulum bakteri pengikat N1 dan inokulum bakteri pemfiksasi P1 media tanam dalam bentuk pelet, biofilter pada sistem pengomposan tertutup, dan untuk briket bakar n. Bersifat mulitlahan karena bisa digunakan dilahan pertanian, perkebunan, reklamasi lahan kritis. Menurut Murbandono (2001) Salah satu unsur pembentuk kesuburan tanah adalah bahan organik (salah satunya kompos)oleh karenanya penenemen bahan organik kedalam tanah sangat penting bahan organik yang berasal dari sisasisa tanaman nipah me ngalami proses perubahan. Unsur hara dalam bahan-bahan tersebut tetap dalam keadaan terikat sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Selama proses penenemen bahan organik kedalam tanah sangat penting bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman nipah mengalami proses perubahan. Unsur hara dalam bahan-bahan tersebut tetap dalam keadaan terikat sehingga
tidak dapat diserap oleh tanaman. Selama proses perubahan dan peruraian bahan organik,unsur hara mengalami pembebasan dan menjadi bentuk larut yang bisa diserap tanaman proses perubahan ini disebut pengomposan. Bahan organik yang telah mengalami pengomposan mempunyai peranan penting bagi perbaikan mutu dan sifat tanah. Jumlah peran penting tersebut: a. Memperbesar daya ikat tanah yang berpasir(memeperbaiki struktur tanah
berpasir)sehingga tanah tidak terlalu berderai b. Memeperbaiki struktur tanah liat atau lempung sebagai tanah yang
semula berat menjadi ringan. c. Memperbesar kemampuan tanah menampung air sehingga tanah dapat menyediakan air lebih banyak bagi tanaman d. Memperbaiki draenase atau tata udara tanah (terutama tanah yang berat) sehingga kandungan air mencukupi dan suhu tanah lebih stabil. e. Meningkatkan pengaruh positif dari pupuk buatan (bahan organik menjadi penyeimbang bila pupuk buatan membawa efek negatif). f. Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tanah menjadi lebih perkasa tidak mudah larut oleh air pengairan atau curah hujan. Mengingat pentingnya fungsi bahan organik dan makin intensifnya penggunaan pupuk buatan dizaman nodermini maka perlu diperhatikan kebutuhan tanah akan bahan-bahan organik tersebut. Salah satu kebutuhan itu bisa dipenuhi oleh kompos (nipah), selain pupuk organik lainnya, karena banyak terdapat di bawah tegakan pohon nipah.
Kandungan hara dan sifat fisik kompos dari serasah nipah memiliki kadar N: 0.07%, P:388%, K:1.432%, BO:34.443%, C/N:286.07, dan pH:4.04.
III. METODE PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dan dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan, terhitung dari tanggal 30 Agustus sampai tanggal 30 November 2008. B. Alat dan Bahan 1.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Cangkul b. Gembor c. Mikrokaliper d. Penggaris besi e. Bak kayu f. Alat tulis menulis g. Komputer h. Staples dan plastik transparan i.
2.
Timbangan analitik Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Bibit kopi umur 3 bulan b. Polybag (ukuran 40X50 cm) c. Top soil d. Pupuk NPK mutiara e. Pupuk kompos nipah
C. Prosedur Penelitian 1.
Persiapan Media Tanam Tanah yang digunakan adalah top soil (tanah lapisan atas) yang
sebelumnya sudah dibersihkan dari kotoran dan gulma. Media dimasukkan kedalam polybag sebanyak 20 buah polybag. 2.
Persiapan Bibit Kopi Bibit kopi diambil dari bibit yang baik, sehat, tidak mengalami kerusakan
dan perakarannya tidak banyak yang kering atau putus. Bibit yang digunakan adalah bibit yang berumur 3 bulan, diperoleh dari Lost Bayangan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3.
Penanaman Bibit Kopi Penanaman bibit kopi dilakukan setelah media tana m disiram sampai basa.
Pemindahan bibit dilakukan dengan sangat hati- hati agar akar tanaman bibit kopi tersebut tidak mengalami kerusakan. Setelah itu diletakan di tempat pembibitan yang dilindungi dengan atap yang memanjang dari arah utara ke arah selatan. 4.
Pemeliharaan b. Penyiraman Penyiraman dilakukan disesuaikan dengan kondisi tanah yang terdapat di dalam polybag. c. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada gulma yang tumbuh dalam polybag tanam selama dilaksanakannya pengamatan.
D. Perlakuan Perlakuan pemberian pup uk NPK Mutiara dan pupuk kompos (Nipah) dilakukan dengan dosis masing- masing perlakuan dengan waktu yang telah ditentukan yaitu hanya satu kali pada awal pengisian polybag dengan tiga taraf perlakuan yang terdiri dari 10 ulangan dalam penelitian ini yaitu : dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 garam/polybag untuk (P1), dan perlakuan pemberian pupuk kompos dengan perbandingan 1:1/polybag untuk (P2). E. Pengambilan Data Data yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai beikut : 1. Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) Perhitungan tinggi tanaman dihitung dari 1 cm dari permukaan tanah hingga ujung tertinggi tanaman. 2. Diameter batang (cm) Nilai yang diambil adalah diameter pada tanda yang telah diberikan pada batang pada saat awal pengukuran. Dengan menggunakan mikrokaliper pada arah yang sama pada setiap pengambilan data. 3. Jumlah Daun (helai) Dengan menghitung jumlah helai daun yang sudah keluar dan terbuka sempurna.
F. Analisis Data Pengambilan data melalui pengukuran masing- masing parameter sebanyak enam kali yaitu : 1. Pertama pada saat bibit berumur 14 hari setelah tanam. 2. Kedua pada saat bibit berumur 28 hari setelah tanam 3. Ketiga pada saat bibit berumur 42 hari setelah tanam 4. Keempat pada saat bibt berumur 56 hari setelah tanam 5. Kelima pada saat bibit berumur 70 hari setelah tanam 6. Keenam pada saat bibit berumur 84 hari setelah tanam Menurut Nugroho (1985) untuk mengetahui parameter yang diamati dari penelitian ini adalah dengan menggunakan rataan hitung sederhana. _ ? x X= - n Keterangan : _ X
= rata-rata hitung
n
= banyaknya data
x
= variasi yang diteliti
?
= jumlah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL 1. Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil penelitian Pupuk NPK Mutiara dan kompos (Nipah) terhadap pertumbuhan bibit tanaman Kopi (Coffea sp.) dengan perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 0,2 gram/polybag dan perlakuan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Rata-rata pertambahan tinggi bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag. Perlakuan 4-2
Minggu Setelah Pemupukan Jumlah 6 - 4 8 - 6 10 - 8 12 - 10
P1
0,52
0,56
0,36
0,47
0,49
2,40
P2
0,45
0,39
0,53
0,35
0,31
2,03
X
=? x n
P1
= 0.52 + 0.56 + 0.36 + 0.47 + 0.49 5 = 0.48 cm
P2
= 0.45 + 0.39 + 0.53 + 0.35 + 0.31 5 = 0.41 cm
Rataan pertambahan tinggi 0.48 0.41
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan tinggi tanaman bibit kopi yang diberi perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak
0,2 gram/polybag (P1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu dengan rata-rata pertambahan tinggi 0,48 cm. Sedangkan rata-rata pertambahan tinggi tanaman tinggi tanaman kopi yang terendah ditunjukkan pada bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag (P2) menunjukkan rata-rata pertambahan tinggi tanaman 0,41 cm. 2. Diameter Batang Berdasarkan hasil penelitian Pupuk NPK Mutiara dan kompos (Nipah) terhadap pertumbuhan bibit tanaman Kopi (Coffea sp.) dengan perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 0,2 gram/polybag dan perlakuan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag dapat dilihat pada table berikut : Tabel 2. Rata-rata pertambahan diameter bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag. Perlakuan
Minggu Setelah Pemupukan Jumlah 4-2 6-4 8-6 10 - 8 12 - 10
P1
0,08
0.05
0,04
0,06
0,17
0,40
Rataan pertambahan diameter 0.08
P2
0,03
0,03
0,02
0,02
0,03
0,13
0,026
X
=? x n
P1
= 0.08 + 0.05 + 0.04 + 0.06 + 0.17 5 = 0,08 mm
P2
= 0.03 + 0.03 + 0.02 + 0.02 + 0.03 5 = 0,026 mm
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata prtambahan diameter batang bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 0,2 gram/polybag (P1) menunjukkan hasil tertinggi yaitu dengan rata-rata pertambahan diameter 0.08 mm. Sedangkan rata-rata pertambahan diameter tanaman tinggi tanaman kopi yang terendah ditunjukkan pada bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag (P2) menunjukkan rata-rata pertambahan diameter batang tanaman 0.026 mm. 3. Jumlah Daun Berdasarkan hasil penelitian Pupuk NPK Mutiara dan kompos (Nipah) terhadap pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman Kopi
(Coffea sp.) dengan
perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 0,2 gram/polybag dan perlakuan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag dan pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag.
Perlakuan 4-2
Minggu Setelah Pemupukan Jumlah 6 - 4 8 - 6 10 - 8 12 - 10
P1
1
0
0
1
0
2
P2
1
0
1
0
0
2
Rataan pertambahan daun 0,4 0,4
X P1
P2
=? x n = 1 + 0 + 0+ 1 + 0 5 = 0,4 helai =1+0+1+0+0 5 = 0,4 helai
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan daun bibit tanaman kopi
yang diberi perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis
0,2 gram/polybag (P1) dan perlakuan pemberian pupuk kompos dengan perbandingan 1:1/polybag (P2) menunjukkan hasil yang sama, yaitu dengan jumlah helai daun adalah 2 helai
dan
rata-rata pertambahan
jumlah daun
tanaman 0,4 helai
B. PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan pemberian pupuk NPK mutiara dan pupuk kompos terhadap pertambahan tinggi, diameter batang dan jumlah daun bibit tanaman kopi menujukkan bahwa rata – rata pertumbuhan bibit tanaman kopi mengalami perbedaan yang jelas dalam hal pertumbuhan dari masing – masing pertumbuhan. Untuk meningkatkan petumbuhan tanaman, proses fotosintesis
harus
dibuat menjadi lebih efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki kelembapan tanah ( menurunkan tingkat stres akibat kekeringan ), meningkatkan penyerapan energi surya dan CO2 , serta menyediakan nutrisi yang diperlukan dalam proporsi yang benar dan tepat. Unsur hara sangat diperlukan oleh tanaman
dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia, atau tidak diimbangi oleh unsur- unsur hara lain akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. ( AgroMedia Pustaka, 2002 ) Adanya pencucian di dalam tanah mengakibatkan habisnya persediaan hara tanaman didalam tanah. Maka usaha untuk menggantikan hara yang hilang perlu juga diperhatikan atau ditambah hara tanaman yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini agar perkembangan akar, ranting daunnya, dan batang tidak mengalami gangguan.dengan demikian dapat diketahui bahwa hara tanaman yang hilang dan terambil tidak sedkit jumlahnya. Maka perlu adanya pengganti dalam bentuk pupuk. Memilih pupuk yang tepat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil pemupukan. Karena ada pupuk yang mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman dan ada yang agak lambat. Tiap – tiap tanaman membutuhkan unsur hara dalam perbandingan yang tidak selalu sama besarnya. Untuk pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag (P1) lebih efektif dibanding perlakuan pemberian pupuk kompos (Nipah) dengan perbandingan 1:1/polybag (P2) dengan jumlah tinggi 2,40 cm (P1) dan 0,40 cm (P2), diameter 2,03 mm (P1) dan 0,13 mm (P2), dan jumlah helai daun 2 helai (P1) dan 2 helai (P2) dan dengan hasil rata-rata pertambahan tinggi 0,48 cm (P1) dan 0,41 cm (P2), diameter 0,08 mm (P1) dan 0,026 mm (P2), dan jumlah daun masingmasing 0,4 helai (P1) dan 0,4 helai (P2). Hal ini diduga bahwa respon tanaman
terhadap pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag didapat hasil tertinggi pertumbuhan tanaman. Pada saat pertumbuhan tanama n memerlukan unsur hara yang cukup agar pertumbuhannya menjadi baik. Tentu saja hal ini berkaitan dengan tanah sebagai media tanam. Berhasil atau tidaknya pemupukan tidak hanya tergantung pada jenis pupuknya, melainkan juga dipengaruhi oleh keadaan tanahnya. ( Kanisius, 1988 ) Menurut AAK (1988), tanah sebagai tempat tumbuh tanaman harus mempunyai kandungan hara yang besar. Tersedianya kandungan hara di dalam tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hingga tanaman tersebut berproduksi. Tanah yang mempunyai kesuburan yang tinggi
akan membantu
dalam penyediaan hara yang ada di dalam tanah. Tanaman menghendaki tanah yang dalam, gembur dan banyak mengandung humus. Hal ini tidak dapat dipisahpisahkan dengan keadaan sifat kimia tanah. Sebab satu sama lain saling berkaitan. Tanah yang subur berarti banyak mengandung zat- zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan berproduksi. Apabila unsur hara yang ada di dalam memadai bagi pertumbuhan tanaman, maka tanaman akan lebih banyak menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut. Jadi, pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/polybag sebagai pupuk anorganik merupakan penambahan zat hara tanaman kedalam tanah, hal ini agar tanah menjadi lebih subur pada percobaan yang dilakukan ini, pertumbuhan bibit tanaman kopi ditandai dengan parameter tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun.
Perbedaan pada jumlah helai daun bibit tanaman kopi tidak terjadi pada masing- masing perlakuan. Dimana, pada masing- masing perlakuan hanya memiliki jumlah 2 helai daun dan rata-rata yang sama yaitu 0,4 helai daun. Tidak adanya perbedaan pertumbuhan rata-rata jumlah helai daun pada setiap perlakuan, diduga disebabkan oleh sifat pertumbuhan daun tanaman itu sendiri. Dalam satu bulan pertumbuhan daun tanaman kopi yaitu 1-2 helai. Selain itu, penyebab rendahnya pertumbuhan jumlah daun adalah kurangnya jumlah unsur hara yang ditambahkan ke tanah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pnelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 0,2 gram/ polybag efektif meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi ( Coffea sp.). 2. Dari perlakuan pemberian pupuk terdapat kecenderungan bahwa dari setiap pemberian pupuk yang diberikan, pupuk yang paling efisien untuk diberikan pada bibit tanaman kopi yaitu pupuk NPK Mutiara.
B. Saran 1. Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi yang baik, dapat digunakan pupuk NPK Mutiara dengan doiss 0,2 gram/polybag, karena selain dapat memberikan pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman kopi, penggunaan pupuk NPK Mutiara juga dapat membantu mengatasi masalah pencemaran oleh penggunaan pupuk anorganik yang dapat menyebabkan polusi air dan bisa merusak struktur tanah yang jika digunakan secara terus menerus. 2. Jika hanya ingin meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi pupuk,
sebaiknya
menggunakan
pupuk
NPK
Mutiara
dengan
dengan dosis
0,2 gram/polybag karena lebih efisien dibanding menggunakan pupuk lain. 3. Untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanamn kopi yang lebih baik lagi dengan menggunakan pupuk NPK Mutiara, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
menggunakan dosis yang lebih tinggi, karena dari penelitian ini terlihat bahwa dosis 0,2 gram/polybag memberikan pertumbuhan yang lebih baik daripada jenis pupuk kompos (Nipah), namun belum diketahui bagaimana jika dosis pupuk NPK Mutiara yang diberikan lebih tinggi lagi diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Yogyakarta. Bandini, yusni. 1996. Nipah Pemanis Alami Baru. Penebar Swadaya : Jakarta. Danarti dan S. Najiati. 1990. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya, Jakarta. HS, L. Mubandono. 2001. Membuat Kompos (Edisi Revisi). Penebar Swadaya : Jakarta Marsono dan P. Lingga. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan, Ir. 2002. Kiat Mengatasi Masalah Praktis : Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Nugroho. 1985. Rumus-rumus Statistik serta Penerapannya. Jakarta. Pitojo dan Setijo. 1997. Penggunaan Urea Tablet. Penebar Swadaya, Jakarta. Syamsulbahri. 1996. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius, Yogyakarta. Sarief, E.S. 1995. Kesuburan dan Pemupukan Tanah. Pustaka Buana, Bandung. Siswoputranto. 1993. Kopi Internasional dan Indonesia. Kanisius, Yogyakarta. Suananto, H. 1992. Budidaya Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Jakarta. Sutejo, M.M dan Kartasapoetra. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka, Jakarta
Lampiran
Lampiran 1. Pengukuran tinggi batang ( cm ) bibit tanaman kopi. Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2
1 6.42 5.22
2 6.42 6.52
3 6.72 4.87
1 6.65 5.55
2 7.20 6.92
3 7.39 5.41
1 6.89 5.84
2 7.90 7.25
3 7.51 5.89
1 7.16 6.42
2 8.17 7.79
3 7.70 6.27
1 7.29 6.76
2 8.64 7.86
3 7.95 6.65
1 7.80 7.05
2 8.90 8.04
3 8.44 6.80
Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 5.25 6.67 6.25 5.32 4.87 4.75 5.17 6.17 Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 5.32 6.80 6.92 6.24 5.41 5.17 6.16 6.35 Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 6.12 7.67 7.58 7.10 6.12 5.54 6.40 6.51 Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 6.63 7.74 7.73 7.72 6.90 5.88 7.02 6.91 Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 7.33 8.19 7.98 8.24 6.95 6.47 7.67 7.45 Tinggi Batang ( cm ) 4 5 6 7 8.40 8.32 8.59 8.39 7.20 6.72 7.74 8.22
8 9 10 6.55 6.77 5.25 6.47 5.47 6.18 8 9 10 7.05 7.41 5.85 6.65 5.61 6.96 8 9 10 7.39 7.80 6.42 6.81 6.35 7.40 8 9 10 8.11 8.26 6.77 7.90 7.16 7.64 8 9 10 8.94 8.56 7.57 7.64 7.55 7.90 8 9 10 9.44 9.16 8.17 7.95 7.95 8.38
Lampiran 2. Pengukuran diameter batang (mm) bibit tanaman kopi. Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1
1 1.00 1.25
2 1.25 1.25
3 1.25 1.25
1 1.05 1.30
2 1.30 1.25
3 1.53 1.29
1 1.20 1.35
2 1.35 1.28
3 1.55 1.30
1 1.40
2 1.45
3 1.58
Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.25 1.25 1.25 1.00 1.25 1.25 1.25 1.25 Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.35 1.28 1.29 1.13 1.29 1.29 1.29 1.28 Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.45 1.30 1.30 1.20 1.30 1.30 1.31 1.30 Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.51 1.33 1.32 1.25
8 9 10 1.25 1.25 1.00 1.25 1.25 1.25 8 9 10 1.28 1.30 1.25 1.29 1.27 1.29 8 9 10 1.30 1.32 1.30 1.32 1.29 1.33 8 9 10 1.35 1.35 1.32
P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2
1.37
1.30
1.33
1 1.50 1.40
2 1.51 4.32
3 1.60 1.37
1 1.55 1.42
2 1.55 1.35
3 1.62 1.40
1.32 1.32 1.34 1.33 Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.55 1.36 1.35 1.30 1.34 1.34 1.35 1.35 Diameter Batang ( mm ) 4 5 6 7 1.60 1.45 1.40 1.35 1.35 1.35 1.37 1.37
1.35 1.33 1.35 8 9 10 1.37 1.39 1.35 1.37 1.35 1.36 8 9 10 1.39 1.41 7.61 1.40 1.38 1.38
Lampiran 3. Penghitungan daun ( helai ) bibit tanaman kopi. Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2 Perlakuan P1 P2
1 4 4
2 4 4
3 6 4
1 4 6
2 4 4
3 6 6
1 4 6
2 4 4
3 6 6
1 4 6
2 6 6
3 6 6
1 4 6
2 6 6
3 6 6
1 6 6
2 8 6
3 6 6
Jumlah Daun ( helai ) 4 5 6 7 4 4 4 4 6 4 4 4 Jumlah Daun ( helai ) 4 5 6 7 4 4 4 6 6 4 6 4 Jumlah Daun ( helai ) 4 5 6 7 4 4 4 6 6 4 6 4 Jumlah daun ( helai ) 4 5 6 7 4 4 4 6 6 4 6 6 Jumlah Daun ( helai ) 4 5 6 7 6 4 6 6 6 6 6 6 Jumlah Daun ( helai ) 4 5 6 7 6 4 6 6 6 6 6 6
Keterangan ; MSP : Minggu Setelah Pemupukan P1 : NPK Mutiara P2 : Kompos (Nipah)
8 4 6
9 4 4
10 4 4
8 6 6
9 4 4
10 4 6
8 6 6
9 6 4
10 4 6
8 6 6
9 6 6
10 4 4
8 6 6
9 6 6
10 6 6
8 6 6
9 6 6
10 6 6
Lampiran 4. Hasil Uji Kompos (Nipah) Parameter Satuan K1 pH 4.04 C/N 286.07 BO % 34.443 N % 0.07 P % 388 K % 1.432 Sumber : Lab. Tanah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Keterangan : K1 : Hasil Uji Kompos (Nipah)
Lampiran 5. Rancangan Penelitian
P1.5
P1.1
P1.3
P1.6
P1.8
P1.9
P1.7
U
P2.3
P2.2
P1.2
P1.4
P1.0
P2.1
P.6
P2.5
P2.4
P1.8
P1.7
P1.0
P1.9
Lampiran 6 . Pupuk NPK Mutiara
Lampiran 7. Pupuk Kompos Nipah
Lampiran 8. Pengukuran Tinggi Bibit Tanaman kopi
Lampiran 9. Pengukuran Diameter Batang Bibit Tanaman kopi
Lampiran 10. Bibit Tanaman Kopi