1
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK JAGO TANI (HANTU) DAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) . Nuraini Syahputri1, Cik Zulia2, Sri Susanti Ningsih,3
ABSTRAK
Penelitian dilaksanakan di Jalan Durian Kelurahan Kisaran Naga Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan, dengan tofografi datar berada pada ketinggian ± 15 m diatas permukaan laut. Sejarah tanah lahan penelitian merupakan ladang, tipe iklim Oldeman termasuk tipe iklim E1 dan jenis tanah Alluvial. Curah hujan antara 1.917 mm—3.884 mm, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.900 mm. Suhu berkisar 20,4—32,7° C dan kelembaban udara antara 82% 94%. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2014 hingga Oktober 2014. Bahan penelitian dalam penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas gajah, pupuk NPK Jago Tani, Pupuk NPK Mutiara 16-16-16, fungisida Victori 0,2 % dan insektisida Reagen 35 EC 0,2 % untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kacang tanah. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan 4 taraf yaitu : J1 = 0,5 ml/l air, J2 = 1,0 ml/l air, J3 = 1,5 ml/l air dan J4 = 2,0 ml/l air. Faktor kedua adalah pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan 3 taraf yaitu N0 = 0 kg/ha (0 g/plot), N1 = 75 kg/ha (10,5 g/plot), dan N2 = 150 kg/ha (21,0 g/plot). Hasil penelitian bahwa Pemberian NPK Jago Tani tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 3 minggu setelah tanam, berpengaruh nyata umur 5 dan 7 MST, berbeda tidak nyata indeks luas daun umur 6 MST, berbeda tidak nyata jumlah cabang per sampel umur 4 MST, dan berpengaruh sangat nyata umur 6 MST, berbeda tidak nyata umur berbunga, berbeda nyata jumlah polong per tanaman sampel, berbeda nyata berat polong per tanaman sampel, berbeda nyata terhadap berat 100 butir biji dan produksi biji per plot kacang tanah. Pemberian NPK Mutiara menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 3 MST, serta berpengaruh nyata umur 5 dan 7 MST, berbeda tidak nyata terhadap indeks luas daun umur 6 MST, berbeda tidak nyata terhadap jumlah cabang per sampel umur 4 MST, dan berpengaruh nyata umur 6 MST, berbeda tidak nyata umur berbunga, berbeda nyata jumlah polong per sampel, berbeda nyata terhadap berat polong per tanaman sampel, berbeda tidak nyata terhadap berat 100 butir biji, dan berbeda nyata terhadap produksi biji per plot kacang tanah. Pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara tidak memberikan interaksi nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah Kata Kunci :NPK Jago Tani, NPK Mutiara. Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) 1. Mahasiswa Jurusan / Program Study Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Asahan. 2/3. Staf Pengajar Jurusan / Program Study Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Asahan.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
2
EFFECT OF NPK JAGO TANI (GHOSTS) AND NPK PEARLS ON GROWTH AND PRODUCTION OF PEANUT (Arachis hypogaea L) Nuraini Syahputri1, Cik Zulia 2, Sri Susanti Ningsih,,3
ABSTRACT The research was conducted in the Jalan Durian Kelurahan Kisaran Naga Kecamatan Kota Kidatan Timur Kabupaten Asahan, with flat tofografi located at an altitude ± 15 m above sea level. History is a field of research land soil, climate types Oldeman including climate type E1 and Alluvial soil types. Rainfall between 1,917 mm - 3884 mm , with an average annual rainfall of 2,900 mm. Temperatures ranged from 20.4 to 32.7 ° C and humidity between 82 % - 94 %. The experiment was conducted in July 2014 to October 2014. The research material in this study is the seed peanut varieties of elephant, NPK fertilizer Jago Tani, NPK 16-16-16 Pearls, fungicides and insecticides Victori 0.2 % Reagent 35 EC 0.2 % for the control of pests and diseases of peanut plants . This study is based on a Randomized Block Design (RAK) factorial with 2 factors and 3 replications. The first factor is the NPK fertilizer Jago Farmer with 4 levels, namely : J1 = 0.5 ml/l of water, J2 = 1.0 ml/l of water, J3 = 1.5 ml/l of water and J4 = 2.0 ml/l water. The second factor is the Pearl 16-16-16 NPK fertilizer with 3 levels ie N0 = 0 kg/ha (0 g/plot), N1 = 75 kg/ha (10.5 g/plot), and N2 = 150 kg/ha (21.0 g/plot) . Giving NPK research results that are not significantly different Tani Jago on plant height peanut age 3 weeks after planting, the real effect of age 5 and 7 MST, no significant leaf area index age 6 WAP, no significant number of branches per sample aged 4 MST, and the very significant effect of age 6 WAP, no significant interest-bearing age, significantly different from the number of pods per plant samples, significantly different from the weight of pods per plant samples, significantly different with a weight of 100 grains of seed and seed production per plot peanuts. Giving NPK Pearl showed no significant difference on plant height peanut age 3 MST, as well as a significant effect of age 5 and 7 MST, no significant effect on leaf area index age 6 WAP, no significant effect on the number of branches per sample aged 4 MST, and influential real age 6 WAP, no significant interest-bearing age, significantly different from the number of pods per sample, significantly different to the weight of pods per plant samples, no significant effect on seed weight of 100 grains, and significantly different to the production of groundnut seeds per plot. Jago NPK fertilizer NPK fertilizer Pearl Farmers and does not provide real interaction on the growth and yield of peanut Keyword : . NPK Jago Tani (Ghosts) and NPK Pearls on Growth and Production of Peanut (Arachis hypogaea L) 1. University Student / Study program Of Agricultural, Agricultural Faculty – The University Asahan. 2/3. Staff Student / Study Program of Of Agricultural, Agricultural Faculty – The University Asahan.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas pertanian terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Marzuki (2007) menyatakan bahwa kacang tanah mengandung lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin. Kacang tanah dimanfaatkan sebagai bahan pangan konsumsi langsung atau campuran makanan seperti roti, bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan ternak, sehingga kebutuhan kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk (Balitkabi 2008). Produktivitas rata-rata kacang tanah nasional dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami sedikit peningkatan. Data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan bahwa produktivitas kacang tanah pada tahun 2008 sekitar 1.21 ton ha-1, pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 1.26 ton ha-1. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara USA, Cina, dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2 ton ha-1. Peningkatan produktivitas kacang tanah di Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan produksi kacang tanah, produksi kacang tanah nasional masih tergolong rendah, bahkan dari tahun 2008 hingga 2012 terus mengalami penurunan. Tahun 2008 produksi kacang tanah sekitar 770 054 ton, dan tahun 2012 sekitar 709 063 ton. Kasno (2005) menyatakan bahwa kemampuan produksi rata-rata hanya sekitar 1 ton ha-1 biji kering. Salah satu penyebab produktivitas kacang tanah yang masih rendah karena proses pengisian polong kacang tanah belum maksimal, masih banyak ditemukan polong yang hanya terisi setengah penuh bahkan cipo. Kadekoh (2007) menyatakan bahwa hasil polong kacang tanah di tentukan oleh fotosintat yang di akumulasi ke dalam kulit dan biji kacang tanah. Purnamawati et al. (2010) menambahkan bahwa bahan kering untuk pengisian biji pada kacang tanah diduga lebih banyak diperoleh dari fotosintesis selama pengisian biji. Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan produksi kacang tanah nasional
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: a) Penerapan teknologi belum dilakukan dengan baik, sehingga produktivitas belum optimal misalnya, pengolahan lahan kurang optimal sehingga drainase buruk dan struktur tanah padat, pemeliharaan tanaman kurang optimal sehingga serangan OPT tinggi b) Penggunaan benih bermutu masih rendah, c) Penggunaan pupuk hayati dan organik masih rendah (Dirjen Tanaman Pangan 2012). Rendahnya hasil kacang tanah juga dipengaruhi jumlah bulan basah kurang dari tiga bulan sehingga tanaman mengalami kekeringan. Penurunan hasil kacang tanah akibat kekeringan berkisar antara 22-96% tergantung pada fase pertumbuhan saat kekeringan terjadi (Harsono 2007). Produksi kacang tanah dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapa sasaran yaitu luas tanam, luas panen, produksi, dan produktivitas (Pitojo 2005). Peningkatan produksi kacang tanah dapat dicapai melalui beberapa strategi, diantaranya: a) Peningkatan produktivitas, upaya yang dilakukan adalah menerapkan teknologi produksi yang tepat guna, pengembangan dan penerapan teknologi budidaya terbaru, dan perlindungan tanaman dari OPT. b) Perluasan areal lahan budidaya dan optimalisasi lahan dilakukan dengan membuka lahan baru (sawah), mengoptimalkan lahan dengan memanfaatkan lahan marjinal dan lahan pertanian lainnya (Dirjen Tanaman Pangan 2012). Sumarno dkk. (2001) menyatakan bahwa kacang tanah membutuhkan unsur hara N, P, K, dan Ca dalam jumlah yang cukup, sehingga membutuhkan pemupukan baik organik maupun anorganik. Kari dkk. (2000) menambahkan bahwa penambahan bahan organik dapat meningkatkan efisiensi penyerapan unsur fosfor (P), yang dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur, dan sangat menguntungkan untuk pertumbuhan ginofor. Menurut Sutedjo (2002) pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik organik maupun anorganik dengan maksud menggantikan kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman. Penanaman yang sering dilakukan tidak dibarengi dengan pemupukan akan menguras unsur hara yang ada di dalam tanah. Unsur hara tanah yang banyak dibutuhkan oleh tanaman dan sering terjadi
Mahasiswa 1 Agroekoteknologi Universitas Asahan
2
kekurangan di tanah diantaranya, N, P, dan K, tidak terpenuhinya salah satu unsur hara tersebut akan terjadi penurunan kualitas dan kuantitas hasil produksi Kacang tanah. Unsur hara N, P, dan K didalam tanah Tidak cukup tersedia dan akan berkurang karena diambil untuk pertumbuhan dan terangkut pada waktu panen, tercuci, menguap, dan erosi. untuk mencukupi kekurangan unsur hara N, P, dan K, maka harus dilakukan Pemupukan. Pupuk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hara sekaligus adalah pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor dan Kalium) (Sudjadi dan Supriaty, 2001). Pupuk NPK Jago Tani merupakan pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami (herbal) berbentuk cream cair/pekat berwarna kelabu yang digunakan dengan cara penyemprotan. NPK Jago Tani menjadikan tanaman mempunya daya tahan dan melebihi perkembangan standar. Terutama pada daun jadi lebar, padat berisi tunas akan bermunculan, bunga akan muncul dari semua pori-pori pohon, buah akan padat berisi, batang akan mengalami pemekaran sel-selnya, akar akan berkembang pesat Pupuk NPK Mutiara merupakan pupuk yang sangat cocok untuk pemupukan dasar atau susulan dengan komposisi kandungan N 16 %, P2O5 16 %, K2O 16 % serta berbagai unsur lain seperti Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Bo, Mo, dan aktivator organik. NPK Mutiara dapat diaplikasikan melalui akar yakni dengan menaburnya di sekitar batang tanaman. NPK Mutiara dapat dicampur dengan pupuk Urea dan lain-lain sebanyak 30% - 50%, atau menurut kebutuhan tanaman. Selain untuk tanaman sayur-sayuran, buah-buahan dan hortikultura, pupuk NPK Mutiara juga dapat digunakan pada tanaman tahunan seperti Kelapa sawit, Kopi, Coklat, Karet, Dll (Sumatra Organik Raya, 2006). Menurut Ispandi dan Munip (2014). Menyatakan bahwa Pemberian pupuk NPK dengan dosis 150 kg/ha dapat meningkatkan serapan hara dan produksi kacang tanah di lahan kering alfisor pada semua parameter amatan. Setiawan, 2014, menyatakan bahwa Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah terhadap Pemberian Pupuk NPK dengan dosis 150 kg/ha (16 g/plot) dapat meningkatkan tinggi tanaman umur 5 Minggu Setelah Tanam dan jumlah polong hampa pertanamam. Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul
“pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Hipotesis 1. Ada pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. 2. Ada pengaruh pemberian Pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah 3. Ada interaksi antara pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan untuk penelitian, penulisan skripsi dan merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Asahan. 2. Sebagai bahan informasi bagi petani atau pihak lain yang membutuhkan atau yang berkaitan dengan budidaya kacang tanah.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Sijabut Teratai Dusun II Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan, dengan tofografi datar berada pada ketinggian ± 15 m diatas permukaan laut. Sejarah tanah lahan penelitian merupakan ladang, tipe iklim Oldeman termasuk tipe iklim E1 dan jenis tanah Alluvial. Curah hujan antara 1.917 mm— 3.884 mm, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.900 mm. Suhu berkisar 20,4—32,7° C dan kelembaban udara antara 82% - 94%. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2014 hingga Oktober 2014.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
3
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain benih kacang tanah varietas gajah, pupuk NPK Jago Tani, pupuk NPK Mutiara 16;16;16 dan Fungisida Victori 0,2 % dan insektisida Reagen 35 EC 0,2% untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman kacang tanah. Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain parang babat, untuk membersihkan areal dari rerumputan. Cangkul dan garu digunakan untuk mengolah tanah. Meteran, tali rafia patok kayu digunakan untuk pembuatan plot penelitian. Timbangan digunakan untuk menimbang, pupuk, gembor, handsprayer, alat tulis dan kalkulator. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 taraf perlakuan untuk faktor pertama dan 3 taraf perlakuan untuk faktor kedua, yaitu Faktor pertama adalah pemberian pupuk NPK Jago Tani (J) terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu : J1 =0,5 ml/l air J2 = 1,0 ml/l air J3 = 1,5 ml/l air J4 = 2,0 ml/l air Sedangkan faktor kedua adalah pemberian pupuk NPK Mutiara (N) terdiri dari 3 (tiga) taraf yaitu : N0 = 0 g/plot N1 = 10,5 g/plot N2 = 21,0 g/plot Parameter tanaman yang diamati dalam penelitian adalah tinggi tanaman (cm), indeks luas daun, jumlah cabang per tanaman sampel (cabang), umur berbunga (hari), jumlah polong per tanaman sampel (polong), berat polong per tanaman sampel, berat 100 butir biji dan produksi biji per plot (kg/plot). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tinggi tanaman (cm) Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 3 minggu setelah tanam dan berpengaruh sangat nyata pada umur 5 dan 7 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 3 minggu setelah tanam dan berpengaruh sangat nyata
pada umur 5 dan 7 minggu setelah tanam. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada semua umur amatan. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 7 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Tinggi Tanaman Kacang Tanah Umur 7 MST J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
27,19 a
30,62 a
29,34 a
29,05 bc
J2
30,33 a
32,38 a
30,79 a
31,17 bc
J3
29,08 a
33,24 a
30,43 a
30,92 b
J4
30,25 a
34,00 a
37,47 a
33,91 a
Rataan
29,21 b
32,56 a
32,01 ab
KK = 7,43 %
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 33,91 cm, berbeda nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 30,92 cm, 1,0 ml/l air (J2) 31,17 cm dan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 29,05 cm, sedangkan perlakuan J3, J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 32,56 cm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 21 g/plot (N2) 32,01 cm, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (N0) 29,21 cm, sedangkan perlakuan N1 dan N0 menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupu NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 7 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 1 di bawah ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
4
34.00
Indeks Luas Daun (ILD). Ŷ = 27,680 + 2,866 J r = 0,92
Tinggi Tanaman (cm)
33.00 32.00 31.00 30.00 29.00 28.00 0.5
1.0 1.5 2.0 Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 1. Kurva Respon Pemberian Efektif Mikroorganisme-4 Terhadap Tinggi Tanaman Paria Umur 6 Minggu Setelah Tanam. Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap tinggi tanaman kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 27,680 + 2,866 J dengan r = 0,92 seperti dapat dilihat pada Gambar 1 di atas Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 7 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 2 di bawah ini
Tinggi Tanaman (cm)
33.00
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 6 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 6 minggu setelah tanam. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap indeks luas daun kacang tanah umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Indeks Luas Daun Kacang Tanah Umur 6 MST. J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
2,91 a
2,76 a
2,83 a
2,83 a
J2
2,97 a
3,04 a
2,92 a
2,98 a
J3
3,02 a
2,89 a
3,04 a
2,98 a
J4
2,97 a
3,15 a
2,98 a
3,03 a
2,94 a
KK = 5,05 %
32.00 Rataan 31.00
2,97 a
2,96 a
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
30.00
sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Ŷ = 29,860 + 0,133 N r = 0,77
29.00 28.00 0.0
10.5
21.0
Dosis Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 (g/plot)
Gambar 2.
Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 Terhadap Tinggi Tanaman Kacang Tanah Umur 7 Minggu Setelah Tanam. Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap tinggi tanaman kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 29,860 + 0,133 N dengan r = 0,77 seperti dapat dilihat pada Gambar 2 di atas.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki indeks luas daun tertinggi yaitu 3,03 mm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 2,98 mm, 1,0 ml/l air (J2) 2,98 mm dan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 2,83 mm, sedangkan perlakuan J3, J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 0 g/plot (N0) memiliki indeks luas daun tertinggi yaitu 2,97 mm, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) 2,96 mm, dan perlakuan 21 g/plot (N2) 2,94 mm, sedangkan perlakuan N0 dan N2 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
5
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Jumlah Cabang per Tanaman Sampel Kacang Tanah Umur 6 MST J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
7,80 a
7,97 a
8,39 a
8,05 c
J2
8,43 a
8,40 a
8,80 a
8,54 b
J3
8,87 a
8,77 a
8,75 a
8,79 ab
J4
8,57 a
9,13 a
9,80 a
9,17 a
Rataan
8,42 b
8,57 ab
8,94 a
KK = 5,52 %
Ket : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki jumlah cabang per tanaman sampel terbanyak yaitu 9,17 cabang, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 8,79 cabang, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 1,0 ml/l air (J2) 8,54 cabang dan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 8,05 cabang, sedangkan perlakuan J3, J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 21 g/plot (N2) memiliki jumlah cabang per tanaman sampel terbanyak yaitu 8,94 cabang, berbeda tidak nyata dengan
9.20
Jumlah Cabang per Tanaman Sampel (cabang)
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 4 minggu setelah tanam tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 6 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada umur 4 minggu setelah tanam tetapi berpengaruh nyata pada umur 6 minggu setelah tanam. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap jumlah cabang per tanaman sampel kacang tanah umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
perlakuan 10,5 g/plot (N1) 8,57 cabang, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (N0) 8,42 cabang, sedangkan perlakuan N1 dan N2 menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupu NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap jumlah cabang per tanaman sampel kacang tanah umur 6 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 3 di bawah ini. Ŷ = 7,735 + 0,722 J r = 0,99
8.80
8.40
8.00
7.60 0.5 1.0 1.5 2.0 Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 3. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Jago Tani Terhadap Jumlah Cabang per Tanaman Sampel Umur 6 Minggu Setelah Tanam Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap jumlah cabang per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 7,735 + 0,722 J dengan r = 0,99 seperti dapat dilihat pada Gambar 3 di atas. Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap jumlah cabang per tanaman sampel kacang tanah umur 6 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 4 di bawah ini. 9.00 Jumlah Cabang per Tanaman Sampel (cabang)
Jumlah cabang per tanaman sampel.
Ŷ = 8,383 + 0,025 N r = 0,97
8.90 8.80 8.70 8.60 8.50 8.40 8.30 8.20 0.0
10.5
21.0
Dosis Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 (g/plot)
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
6
Gambar 4. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 Terhadap Jumlah Cabang per Tanaman Sampel Kacang Tanah Umur 6 Minggu Setelah Tanam. Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap jumlah cabang per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 8,383 + 0,025 N dengan r = 0,97 seperti dapat dilihat pada Gambar 4 di atas
sedangkan perlakuan J4, J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 30,58 hari, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 0 g/plot (N0) 30,75 hari, dan perlakuan 21 g/plot (N2) 31,17 hari, sedangkan perlakuan N0 dan N2 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupu NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata.
Umur berbunga (hari).
Jumlah polong per tanaman sampel.
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap umur berbunga kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman sampel. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh nyata terhadap parameter amatan. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap jumlah polong per tanaman sampel kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Umur Berbunga Kacang Tanah J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
31,67 a
30,67 a
31,00 a
31,11 a
J2
32,00 a
30,33 a
32,33 a
31,56 a
J3
30,33 a
30,33 a
30,00 a
30,22 a
J4
29,00 a
31,00 a
31,33 a
30,44 a
Rataan
30,75 a
30,58 a
31,17 a
KK = 5,91 %
Ket :
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) memiliki umur berbunga tercepat yaitu 30,22 hari, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) 30,44 hari, 1,0 ml/l air (J2) 31,56 hari dan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 31,11 hari,
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Jumlah Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
30,53 a
33,48 a
33,42 a
32,48 b
J2
32,73 a
33,67 a
33,69 a
33,37 ab
J3
33,76 a
33,90 a
33,68 a
33,78 ab
J4
33,56 a
34,30 a
34,61 a
34,16 a
Rataan
32,65 b
33,84 ab
33,85 a
KK = 3,61 %
Ket :
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki jumlah polong per tanaman terbanyak yaitu 34,16
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
7
Jumlah Polong per Tanaman Sampel (Polong)
34.50
Ŷ = 32,085 + 1,090 J r = 0,98
34.00 33.50
34.00 Jumlah Polong per Tanaman Sampel (Polon g)
polong, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 33,78 polong dan perlakuan 1,0 ml/l air (J2) 33,37 polong tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 32,48 polong, sedangkan perlakuan J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 21 g/plot (N2) memiliki jumlah polong per tanaman terbanyak yaitu 33,85 polong, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) 33,84 polong, dan perlakuan 0 g/plot (N0) 32,65 polong, sedangkan perlakuan N1 dan N0 menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupu NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap jumlah polong per tanaman kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 5 di bawah ini.
33.50
33.00
Ŷ = 32,847 + 0,057 N r = 0,86
32.50
32.00 0.0
10.5 21.0 Dosis Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 (g/plot)
Gambar 6. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 Terhadap Jumlah Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah. Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap jumlah polong per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 32,847 + 0,057 N dengan r = 0,86 seperti dapat dilihat pada Gambar 6 di atas
33.00
Berat polong per tanaman sampel (g/tan). 32.50 32.00 0.5
1.0
1.5
2.0
Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 5. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Jago Tani Terhadap Jumlah Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap jumlah polong per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 32,085 + 1,090 J dengan r = 0,98 seperti dapat dilihat pada Gambar 5 di atas. Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap jumlah polong per tanaman sampel kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 6 di bawah ini.
Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap berat polong per tanaman sampel. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh nyata terhadap parameter amatan. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap berat polong per tanaman sampel kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
8
J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
82,27 a
90,77 a
94,29 a
89,11 c
98,79 a
97,45 b
93,37 a
J3
98,58 a
J4
97,59 a
Rataan
Ket :
92,95 b
100,56 a 113,26 a 101,72 a
100,38 ab
Ŷ = 84,360 + 11,290 J r = 0,98
105.00 100.00 95.00 90.00 85.00 80.00
106,95 a
0.5
KK = 8,53 %
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki berat polong per tanaman terberat yaitu 106,95 g/tan, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 100,38 g/tan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 1,0 ml/l air (J2) 97,45 g/tan dan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 89,11 g/tan, sedangkan perlakuan J3, J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 21 g/plot (N2) memiliki berat polong per tanaman terbanyak yaitu 101,72 g/tan, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) 100,74 g/tan dan perlakuan 0 g/plot (N0) 92,95 g/tan, sedangkan perlakuan N1 dan N0 menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupuk NPK Mutiara 16-1616 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap berat polong per tanaman kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 7 di bawah ini.
1.0
1.5
2.0
Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 7. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Jago Tani Terhadap Berat Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap berat polong per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 84,360 + 11,290 J dengan r = 0,98 seperti dapat dilihat pada Gambar 7 di atas. Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara terhadap berat polong per tanaman sampel kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 8 di bawah ini. 102.00 Berat Polong per Tanaman Sampel (g/tanaman)
J2
100,19 a 102,02 a 109,99 a 100,74 ab
110.00
Berat Polong per Tanaman Sampel (Polong)
Tabel 6. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Berat Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah
100.00
98.00 Ŷ = 94,085 + 0,418 N r = 0,86
96.00
94.00
92.00 0.0
10.5
21.0
Dosis Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 (g/plot)
Gambar 8. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 Terhadap Berat Polong per Tanaman Sampel Kacang Tanah. Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap berat polong per tanaman sampel kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
9
Berat 100 butir biji (g). Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap berat 100 butir biji. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter amatan. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap berat 100 butir biji kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.
g/plot (N1) 44,73 g dan perlakuan 0 g/plot (N0) 44,79 g, sedangkan perlakuan N1 dan N0 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap berat 100 butir biji kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 9 di bawah ini. 46.50 Ŷ = 43,310 + 1,244 J r = 0,87
46.00 Berat 100 Butir Biji
persamaan Ŷ = 94,085 + 0,418 N dengan r = 0,86 seperti dapat dilihat pada Gambar 8 di atas.
45.50 45.00 44.50 44.00 43.50 43.00
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Berat 100 Butir Biji Kacang Tanah J/N
N0
N1
N2
Rataan
J1
44,78 a
44,47 a
43,80 a
44,35 b
J2
44,73 a
43,30 a
43,77 a
43,93 c
J3
44,53 a
45,73 a
45,23 a
45,17 ab
J4
45,10 a
45,43 a
47,50 a
46,01 a
Rataan
44,79 a
44,73 a
45,08 a
KK = 2,63 %
Ket :
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki berat 100 butir biji terberat yaitu 46,01 g, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 45,17 g tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0,5 ml/l air (J1) 44,35 g dan perlakuan 1,0 ml/l air (J2) 43,93 g, sedangkan perlakuan J3, J1 dan J2 menunjukkan saling berbeda nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16 dengan perlakuan 21 g/plot (N2) memiliki berat 100 butir biji terberat yaitu 45,08 g, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 10,5
0.5
1.0
1.5
2.0
Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 9. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Jago Tani Terhadap Berat 100 Butir Biji Kacang Tanah Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap berat 100 butir biji kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 43,310 + 1,244 J dengan r = 0,87 seperti dapat dilihat pada Gambar 9 di atas. Produksi biji per plot (kg). Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap produksi biji per plot. Pemberian pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh nyata terhadap parameter amatan. Interaksi pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara menunjukkan berpengaruh tidak nyata Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan pupuk NPK Mutiara terhadap produksi biji per plot kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
10
Tabel 8. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dan Pupuk NPK Mutiara Terhadap Produksi Biji per Plot Kacang Tanah N1
N2
Rataan
J1
0,96 a
1,00 a
1,05 a
1,00 b
J2
1,01 a
1,09 a
1,17 a
1,09 b
J3
1,21 a
1,23 a
1,20 a
1,21 ab
J4
1,11 a
1,21 a
1,33 a
1,22 a
Rataan
1,07 b
1,13 ab
1,19 a
KK = 9,05 %
Ket :
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan Uji BNJ.
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK Jago Tani dengan perlakuan 2,0 ml/l air (J4) memiliki produksi biji per plot terberat yaitu 1,22 kg, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 1,5 ml/l air (J3) 1,21 kg tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 1,0 ml/l air (J2) 1,09 kg dan perlakuan 0 ml/l air (J1) 1,00 kg, sedangkan perlakuan J2 dan J1 menunjukkan saling berbeda tidak nyata. Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara 1616-16 dengan perlakuan 21 g/plot (N2) memiliki produksi biji per plot terberat yaitu 1,19 kg, berbeda tidak nyata dengan perlakuan 10,5 g/plot (N1) 1,13 kg tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g/plot (N0) 1,07 kg, sedangkan perlakuan N1 dan N0 menunjukkan saling berbeda nyata. Interaksi pemberian pupuk NPK jago tani dan pupuk NPK Mutiara 16-16-16 menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata. Pengaruh pemberian pupuk NPK jago tani terhadap produksi biji per plot kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 10 di bawah ini.
Produksi Biji per Plot (kg)
N0
Ŷ = 0,935 + 0,156 J r = 0,96
1.22 1.14 1.06 0.98 0.90 0.5
1.0
1.5
2.0
Dosis Pupuk NPK Jago Tani (ml/l air)
Gambar 10. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Jago Tani Terhadap Produksi Biji per Plot Kacang Tanah Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Jago Tani terhadap produksi biji per plot kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan Ŷ = 0,935 + 0,156 J dengan r = 0,96 seperti dapat dilihat pada Gambar 10 di atas. Pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap produksi biji per plot kacang tanah, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 11 di bawah ini. 1.20 Produksi Biji per Plot (kg)
J/N
1.30
Ŷ = 1,070 + 0,006 N r = 0,99 1.15
1.10
1.05
1.00 .
0.0
10.5
21.0
Dosis Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 (g/plot)
Gambar 11. Kurva Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara 16;16;16 Terhadap Produksi Biji per Plot Kacang Tanah Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk NPK Mutiara 16;16;16 terhadap produksi biji per plot kacang tanah diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
11
Ŷ = 1,070 + 0,006 N dengan r = 0,99 seperti dapat dilihat pada Gambar 11 di atas. Tidak adanya pengaruh berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 3 minggu setelah tanam, diperkirakan perakaran tanaman belum terbentuk secara sempurna, dimana masi terbentuk radikula (bakal akar) sehingga tanaman tidak dapat mengabsorbsi hara untuk pertumbuhan tanaman pada umur 3 minggu setelah tanam, tanaman mengabsorbsi hara dari cadangan makanan (kotiledon) yang disediakan oleh tanaman. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah pada 5 dan 7 MST berpengaruh sangat nyata, yaitu rata rata tertinggi pada perlakuan J4 dengan dosis pupuk NPK Jago Tani 2,0 ml/l air, sedangkan rata rata pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan J1 (0,5 ml/l air). Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk NPK Jago Tani sangat baik digunakan untuk meningkatkan jumlah unsur hara di dalam tanah untuk membantu mempercepat pertumbuhan tanaman, dan mempercepat pencapaian tinggi tanaman. Sejalan dengan penelitian Nusi (2013), menyimpulkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah nampak pada setiap tingkatan perlakuan dosis pupuk yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk pada umur 5 dan 7 MST dengan dosis 2,0 ml/l air dapat menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman 29,05 cm dan 33,91 cm. Indeks Luas Daun (ILD) adalah perbandingan antara luas daun dengan luas tanah yang dinaungi oleh daun tersebut. Nilai ILD dapat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran daun. Rata-rata nilai ILD meningkat seiring dengan pertambahan jumlah dan ukuran daun. Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan nyata pada indeks luas daun yang dihasilkan dari perlakuan pupuk NPK Jago Tani dan Pupuk NPK Mutiara. Berbeda tidak nyata terhadap jumlah cabang per sampel umur 4 minggu setelah tanam diduga karena pupuk NPK Jago Tani yang diaplikasikan ke tanah dan waktu aplikasinya belum aktif, sehingga belum mampu memberikan pengaruh pada parameter jumlah cabang, dan adanya pengaruh nyata pada umur 6 minggu setelah tanam hal ini diduga pupuk NPK Jago Tani sudah bereaksi oleh tanaman dan jumlah cabang yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan
tinggi tanaman, sehingga pertumbuhan tinggi akan lebih dominan terhadap pertumbuhan cabang akibat terjadinya persaingan dalam pemanfaatan hasil fotosintesis antara batang dan cabang. Hasil penelitian Zainul (2002), mengenai penggunaan kompos jerami Trichoderma terhadap tanaman kacang tanah juga menghasilkan cabang yang sama. Adanya pengaruh berbeda tidak nyata terhadap umur berbunga kacang tanah diperkirakan dosis pupuk yang diberikan belum berpengaruh signifikan terhadap umur berbuga kacang tanah, Menurut pernyataan Zulnedi (2002) faktor lingkungan yang menentukan proses pembungaan adalah cahaya. Dalam penelitian ini, pada saat proses pembentukan bunga, tanaman kurang mendapatkan cahaya yang cukup diperkirakan karena banyaknya tanaman pelindung yang berada pada lokasi penelitian. Menurut deskripsi umur berbunga kacang tanah varietas gajah berkisar 26-30 hari. Ini berarti munculnya bunga tanaman kacang tanah masih berada pada kisaran yang normal dalam proses pembungaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan J4 dengan dosis pupuk NPK Jago Tani 2 ml/l air berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman sampel kacang tanah pada setiap pengamatan pada taraf α = 5%. Pengaruh pupuk NPK Jago Tani pada pertumbuhan Umur berbunga nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis pupuk yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk NPK Jago Tani dengan dosis 2 ml/l air dapat menghasilkan jumlah polong sebesar 307,42 setiap Plot. Hal ini diduga karena pengolahan tanah membuat tanah menjadi gembur, dan aerasi baik, sehingga dapat menyediakan ruang tumbuh yang Optimum bagi polong kacang tanah. Tanaman Kacang tanah untuk mencapai prodiktivitas maksimum dibutuhkan polong yang banyak dan penuh, oleh karena itu perlu diperhatikan bebrapa karaktersitik varietas-varietas yang ada terutama dalam aspek pengisian polong. Tahap pengisian polong pada tanaman kacang tanah turut menentukan komponen hasil tanaman tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dari Ratnaputri (2008), tentang Karakteristik pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Kacang Tanah, Dikebun Percobaan IPB Leuwikopo Darmaga, bahwa Polong yang sudah mengisi dengan sempurna akan menghasilkan biji dengan
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
12
bobot berbeda. Hal ini disebabkan karena varietas dan varietas berbiji dua pada umumnnya memiliki tampilan biji yang agak membulat dibandingkan dengan varietas yang berbiji tiga. Bentuk biji varietas berbiji tiga lebih panjang. Menurut Rais (Ratnaputri 2008), tanaman yang berdaya hasil tinggi harus mempunyai jumlah polong yang banyak, yaitu lebih dari 20, jumlah biji perpolong 2 atau lebih. Menurut Suprapto (2004), Curah hujan berpengaruh terhadap kelembaban udara maupun tanah, Kelembaban tanah yang cukup pada awal pertumbuhan, saat berbunga, dan saat pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi. Berbeda sangat nyata terhadap berat polong per tanaman sampel disebabkan karna unsur hara yang tersedia pada pupuk NPK Jago Tani telah mencukupi kebutuhan tanaman kacang tanah seperti unsur P dan K. Hara P sangat diperlukan bagi tanaman kacang tanah dalam proses pembungaan, semakin banyak bunga yang terbentuk pada setiap rumpun maka semakin banyak terbentuk polong, sedangkan unsur K diperlukan pada pembentukan polong kacang tanah meningkatnya jumlah polong yang terbentuk akan bertambah beratnya apabila pengisian polong sempurna yang ditandai dengan berkurangnya jumlah polong yang hampa (Sumarno, 2002). Begitu juga yang dikemukakan oleh Novizan (2002) kekurangan unsur P dan K menyebabkan kematangan buah terlambat dan ukuran buah menjadi kecil. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan J4 dengan dosis pupuk NPK Jago Tani 2 ml/l air berpengaruh nyata terhadap Berat 100 Biji tanaman Kacang tanah pada setiap pengamatam pada taraf α=5% . Pengaruh pupuk NPK Jago Tani pada Berat 100 Biji nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis pupuk yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk NPK Jago Tani dengan dosis 2 ml/l air dapat menghasilkan Berat 100 Biji sebesar 46,01 g. Sejalan dengan penelitian dari Santoso dkk (2012) tentang pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk NPK majemuk terhadap pertumbuhan produksi bunga, dan analisis usaha tani rosela merah di Kabupaten Kediri,menyimpulkan bahwa interaksi antara jarak tanam dengan dosis pupuk meberikan hasil yang terbaik untuk jumlah buah, bobot kelopak bunga berbiji, dan bobot biji pada perlakuan J2 x
NPK3. Perlakuan jarak tanam 100 x 50 cm dan dosis pupuk 45 Kg NPK/ha, setara dengan 300 Kg/ha sesuai bagi pertumbuhan Generatif rosela merah. Hasil ini searah dengan penelitian Ratnaputri (2008) tentang Karakteristik pertumbuhan dan Produksi Lima Varietas Kacang Tanah, Dikebun Percobaan IPB Leuwikopo Darmaga, yaitu Varietas Gajah memiliki bobot 100 biji sebesar 50,67 g, disusul oleh Varietas Biawak dan Jepara dengan bobot sebesar 46,60 g dan 44,72 g, hal ini kemungkinan karena bobot biji varietas berbiji dua yang lebih besar dari varietas berbiji tiga. Secara Teori sesuai dengan pendapat dari Wijayanti (2010), selain N unsur hara PO4 juga dibutuhkan oleh tanaman, hal ini terbukti bahwa pemberian fosfat dapat meningkatkan jumlah buah, dan bobot berbiji rosela merah. Peran fosfat sebagai regulator, pertumbuhan akar, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak, kokoh, dan daya jelajah akar menyebar dan mengambil air. Adanya pengaruh nyata pada parameter amatan, diduga dosis pupuk yang disediakan dapat digunakan tanaman dengan baik, sehingga unsur hara tersebut dapat diserap tanaman, dengan demikian proses metabolisme tanaman akan jadi semangkin baik, sehingga akan memacu proses pertumbuhan tanaman Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (2002) bahwa banyaknya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman dipengaruhi oleh bentuk morfologi akar yaitu panjang akar, luas sebaran akar, kecepatan tumbuh akar, serta kemampuan akar mengadakan kontak dengan partikel tanah serta keragaman bangun akar. Pupuk NPK dapat digunakan sebagai pupuk anorganik yang berfungsi sebagai penyubur tanah dan memungkinkan pertumbuhan tanaman. Unsur P sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif. Kandungan P yang cukup tinggi (0,68%) mampu memacu pertumbuhan vegetatif dan generative tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Novizan (2005) menjelaskan bahwa di dalam tanaman fosfor memberikan pengaruh yang sangat variabel melalui kegiatan – kegiatan seperti : merangsang pertumbuhan tanaman, pembelahan sel dan pembentukan lemak, merangsang pertumbuhan bunga, buah dan
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
13
biji, bahkan mampu mempercepat pemasakan buah. Selanjutnya Syarif (2005) mengatakan bahwa unsur hara yang cukup tersedia akan dapat memacu tinggi tanaman, merangsang pertumbuhan sistem perakaran, meningkatkan hasil produksi, dan meningkatkan pertumbuhan daun sehingga dapat meningkatkan proses fotosintesis. Lebih lanjut Sutedjo dan Kartasapoetra (2007) menjelaskan bahwa pemberian K yang cukup akan membantu penyerapan hara N dan P, dengan demikian produksi yang tinggi dapat dicapai. Unsur K dalam tanaman yang berbentuk ion (K+), hal ini menjadikan K bersifat mobil dalam tubuh tanaman (mudah bergerak), sehingga K berperan untuk memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun kebagian lain. Penimbunan fotosintat didalam daun menghambat fotosintesis, karena pemindahannya keluar daun dapat mempertahankan laju fotosintesis yang tinggi (Supandie, 2007). Laju fotosintesis yang tinggi akan menyebabkan lancarnya suplai makanan (hasil fotosintesis) ke seluruh bagian tanaman sehingga hal ini dapat memacu pertumbuhan dan produksi tanaman (Lakitan, 2004). Lakitan (2004) menyatakan bahwa keberhasilan dan respon tanaman terhadap pemberian pupuk sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya sifat fisiologis tanaman, tindakan kultur teknis dan bentuk morfologi tanaman. Menurut Agustina (2004) bila suatu tanaman kekurangan unsur N akan mengakibatkan daun tanaman berwarna hijau pucat, ukuran daun kecil. Bila kekurangan P tanaman akan menjadi kerdil dan cepat gugur bahkan terkadang daun berwarna merah tua, serta bila tanaman kekurangan unsur K akan mengakibatkan terjadinya nekrosis pada daun tua di bagian pinggir. Pemberian pupuk NPK dalam tanah mempengaruhi sifat kimia dan hayati (biologi) tanah. Fungsi kimia dan hayati yang penting diantaranya adalah selaku penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P dan S, pelarutan fosfat dengan jalan komplekasi ion Fe dan Al dalam tanah dan sebagai sumber energi mikroorganisme tanah. Namun apabila pemberian pupuk ke tanaman pada umur kurang dari satu setengah bulan, akan mengakibatkan tanaman tidak akan tumbuh dengan subur, karena tanaman
masih sangat mudah serta belum mampu melakukan sintesis terhadap pupuk yang diberikan. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan akan mempercepat layu tanaman, sehingga lama kelamaan tanaman akan hangus/mati akibat kosentrasi pupuk yang terlalu tinggi. Unsur hara mikro yang terdapat dalam pupuk NPK sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Dijelaskan oleh Novizan (2005) bahwa unsur hara mikro juga merupakan bagian dari unsur hara esensial yang harus ada dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, khususnya pada reaksireaksi kimia dalam proses fisiologi tanaman, yaitu sebagai aktivator enzim pada proses fotosintesis, respirasi, pembelahan sel, serta pembentukan hormon-hormon tumbuh. Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati tersebut, hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara belum mampu mempengaruhi pola aktivitas fisiologi tanaman secara interval, walaupun diantara perlakuan yang diuji telah mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara fisiologi. Kemungkinan lain yang menyebabkan tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap seluruh parameter yang diamati diduga interaksi kedua perlakuan kurang saling mendukung satu sama lainnya, sehingga efeknya akar tanaman tidak respon dan ini sesuai dengan pendapat Syarif (2005), yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Dalam hal lain mungkin faktor luar dari tanaman itu sendiri kurang mendukung aktivitas dari kedua perlakuan, sebab kombinasi dari kedua perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan pengaruh yang baik pada tanaman. Ada kalanya kombinasi tersebut akan mendorong pertumbuhan, menghambat pertumbuhan atau sama sekali tidak memberikan respon terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (2003), menyatakan bahwa untuk responnya pupuk yang diberikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sifat genetis dari tanaman, iklim, tanah, dimana faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan faktor
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
14
yang satu berkaitan dengan faktor yang lainnya. Dwidjoseputro (2001) mengatakan bahwa apabila ada dua faktor yang diteliti dan salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dibanding dengan faktor lainnya, maka faktor yang lemah akan tertutupi dan masing–masing faktor mempunyai sifat dan kerja yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan suatu tanaman
KESIMPULAN DAN SARAN
2.
3.
air dapat meningkatkan pertumbuhan serta produksi tanaman kacang tanah. Dalam budidaya kacang tanah, dilakukan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 21 g/plot dapat meningkatkan pertumbuhan serta produksi tanaman kacang tanah. Sebaiknya tidak menggunakan kedua pupuk secara bersamaan dalam budidaya tanaman kacang tanah, dikarenakan kedua pupuk tersebut menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tanaman, dan peneliti menyarankan menggunakan salah satu jenis pupuk saja
Kesimpulan 1. Pemberian NPK Jago Tani tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 3 minggu setelah tanam, berpengaruh nyata umur 5 dan 7 MST, berbeda tidak nyata indeks luas daun umur 6 MST, berbeda tidak nyata jumlah cabang per sampel umur 4 MST, dan berpengaruh sangat nyata umur 6 MST, berbeda tidak nyata umur berbunga, berbeda nyata jumlah polong per tanaman sampel, berbeda nyata berat polong per tanaman sampel, berbeda nyata terhadap berat 100 butir biji dan produksi biji per plot kacang tanah. 2. Pemberian NPK Mutiara menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang tanah umur 3 MST, serta berpengaruh nyata umur 5 dan 7 MST, berbeda tidak nyata terhadap indeks luas daun umur 6 MST, berbeda tidak nyata terhadap jumlah cabang per sampel umur 4 MST, dan berpengaruh nyata umur 6 MST, berbeda tidak nyata umur berbunga, berbeda nyata jumlah polong per sampel, berbeda nyata terhadap berat polong per tanaman sampel, berbeda tidak nyata terhadap berat 100 butir biji, dan berbeda nyata terhadap produksi biji per plot kacang tanah. 3. Pemberian pupuk NPK Jago Tani dan pupuk NPK Mutiara tidak memberikan interaksi nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.
Saran 1. Dalam budidaya kacang tanah, dilakukan pemberian pupuk NPK Jago Tani (Hantu) dengan konsentrasi 2,0 ml/l
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
15
Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. 396 hal
DAFTAR PUSTAKA Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta [Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 2008. Teknologi Produksi Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi tanaman pangan. [Internet]. [diunduh 26 Januari 2013]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2000. Panduan Karakteristik dan Analisis Zona Agroekologi (Edisi I). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dan Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Ispandi A dan A Munip. 2014. Efektifitas Pupuk NPK dan Frekuensi Pemberian Pupuk K dalam Meningkatkan Serapan Unsur Hara dan Produksi Kacang Tanah di Lahan Kering Alfisol. Staf Peneliti Balitkabi, Alumni Fak Pertanian UGM 1973. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. II No 2, 2004; 11-24. Kadekoh I. 2007. Komponen hasil dan hasil kacang tanah berbeda jarak tanam dalam sistem tumpangsari dengan jagung yang didefoliasi pada musim kemarau dan musim hujan. J Agroland. 14(1):11-17. Kasno A. 2005. Profil dan perkembangan teknik produksi kacang tanah di Indonesia. Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman pangan. Lakitan,
Direktorat Jendral Tanaman Pangan. 2012. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi Tahun 2012. Jakarta (ID): Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Direktorat Jendral Tanaman Pangan
B. 2004. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah.
Harsono A. 2007. Kekeringan pada kacang tanah di lahan kering dan penanggulangannnya. Di dalam: Harnowo D, Rahmianna AA, Suharsono, Adie MM, Rozi F, Subandi, Makarim AK, penyunting. Peningkatan Produksi Kacangkacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan; Waktu pertemuan (8 September 2006); Malang. Indonesia. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 347-357. Hakim, N. M, Y. Nyakpa, AM. Lubis., S. G. Nugroho., M. R. Saul., M. A. Diha., G. B. Hong., dan H. H. Bailey. 2002. Dasar-dasar Ilmu
Penebar Swadaya. Jakarta Nusi.R. 2013.” Pengaruh Pemberian Pupuk Phonska Terhadap Pertumbuhan Jagung Hibrida”.Skripsi. Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian.Universitas Negeri Gorontalo. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hal. _______ 2005. Petunjuk Pemupukkan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta Pitojo
S.
2005. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
16
Purnamawati H, Poerwanto R, Lubis I, Yudiwanti, Rais SA, Manshuri AG. 2010. Akumulasi dan distribusi bahan kering pada beberapa varietas kacang tanah. J Agron Indonesia. 38(2):100-106. Ratnaputri.I.2008. Karakteristik Pertumbuhan dan Produksi lima Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Santoso. B, Untung Setyo-Budi, Dan Elda Nurnasari. 2012. “Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Npk Majemuk Terhadap Pertumbuhan, Produksi Bunga, Dan Analisis Usaha Tani Rosela Merah. Jurnal Littri 18(1). Hlm. 17 – 23.ISSN 0853-8212. http://perkebunan.litbang.deptan.go. id/upload.files/File/publikasi/jurn al/Jurnal-Littri2012/Jurnal%20Littri%2018(1)201 2-BudiS.pdf [ 2 Juli 2013 ]. Setiawan B. M. K Bangun dan E. H. Kardhinata, 2014. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah terhadap Pemberian Pupuk Kandang dan NPK. Program Studi Agroekoteknoogi Fakultas Pertanian USU. Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No. 2337-6957. Vol. 2 No. 3. 10931098. Sudjadi, M dan Y.Supriaty . 2001. Perbaikan Teknologi Kacang Tanah Indonesia. Balai Penelitian Biotek Tanaman Pangan. Bogor. Bulletin Agro bio. Jurnal Tinjauan Ilmiah Riset Biologi dan Bioteknologi Pertanian Vol.4. No.2. hal 1-2.
Supandie,D, 2007. Fungsi dan Metabolisme Hara Serta Hubungannya Dengan Produksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal : 37. Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta Sutedjo, M.M dan A.G. Kartaspoetra. 2007. Pengantar Ilmu Tanah, Terbentuknya Tanah dan Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 55. Syarief, S. 2005. Kesuburan Dan pemupukan tanah Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta. Wijayanti, 2010. Budidaya Tanaman Obat Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa, L) dan Pemanfaatan senyawa metabolis sekundernya di PT.Temu Kencono,Semarang. Tugas Akhir Program Diploma III. Jurusan Agribisnis Agrofarmaka. Fakultas Pertanian.Universitas Sebelas Maret Surakarta ( Tidak Dipublikasikan). Zainul. 2002. Peran Kompos dalam Berbagai Takaran terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Faperta Unitas. Padang. 45 hal. Zulnedi. 2002. Pengaruh Penambahan Pupuk Bintil Akar Kacang Tanah Sebagai Sumber Nitrogen dan Fosfor terhadap Populasi Chlorella sp. Skripsi Fakultas Pertanian Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya. 54 hal
Sumatra Organik Raya. 2006. Brosur Pupuk NPK Mutiara. Medan Sumarno.
2002. Pengembangan Kacang Tanah. Yayasan Kanisius. Yogyakarta. 234 hal.
Suprapto,H.S. 2004. Bertanam Kacang Tanah, Penebar Swadaya. Jakarta.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan