1
PEMBERIAN PUPUK DAUN CAIR ANORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp)
Oleh JUNAIDAH NIM. 080500122
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011
2
PEMBERIAN PUPUK DAUN ANORGANIK CAIR UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI ( Coffea sp)
Oleh JUNAIDAH NIM. 080500122
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2011
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul karya Ilmiah
: PEMBERIAN PUPUK DAUN ANORGANIK CAIR UNTUK PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea sp)
Nama
: Junaidah
NIM
: 080500122
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji,
Nur Hidayat SP,M.Sc NIP. 19721025 200112 1 001
Rusmini, SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002
Mengesahkan, Menyetujui, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Syarifuddin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 Lulus ujian pada tanggal 24 Agustus 2011
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005
4
ABSTRAK
JUNAIDAH, Pemberian Pupuk Daun Anorganik Cair Seprint Untuk Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea sp) (di bawah bimbingan NUR HIDAYAT). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kecepatan pertumbuhan tanaman kopi dengan menggunakan pupuk daun anorganik cair Seprint yang cara penggunaannya langsung disemprot pada bibit tanaman kopi dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 10 cc l-1 air, 15 cc l-1 air, dan 20 cc l-1 air. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan sejak 20 Desember 2010 sampai dengan 20 Februari 2011 meliputi persiapan alat dan bahan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data. Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Perlakuan penelitian ini adalah disemprot pada daun bibit kopi, dengan tiga taraf perlakuan masing- masing taraf perlakuan diulang 10 kali. Taraf perlakuan ini adalah Konsentrasi 10 cc l-1 air (P1 ) dengan 10 ulangan, Konsentrasi 15 cc l-1 air (P2 ) dengan 10 ulangan, dan Konsentrasi 20 cc l-1 air (P3 ) dengan 10 ulangan. Perlakuan p1 , p2 , dan p3 terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi tidak berbeda nyata terhadap variabel pengamatan pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, dan pertambahan jumlah daun.
5
RIWAYAT HIDUP
JUNAIDAH, lahir pada tanggal 31 Januari 1990 di Desa Atap, merupakan anak pertama dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Sulaiman dan Ibu Norhasimah. Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 Atap Kecamatan Sembakung Kabupaten Nunukan lulus pada Tahun 2002, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sembakung dan lulus pada Tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada Tahun 2008. Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2008 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian. Pada tanggal 04 Maret sampai dengan tanggal 04 Mei 2011 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Pahu Makmur estate PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat.
6
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tentang Pemberian Pupuk Daun Anorganik Cair Seprint Untuk Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi (Coffea sp) hingga tersusunnya laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam penyusunan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan doa kepada penulis selama ini, 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, 3. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian, 4. Bapak Ir. Syarifudin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, 5. Bapak Nur Hidayat SP, M. Sc selaku Dosen Pembimbing, 6. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen penguji, 7. Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah banyak memberikan masukan dalam proses belajar mengajar, 8. Teman-teman mahasiswa yang telah banyak membantu dalam menyusun pembuatan laporan ini.
7
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan.
Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Penulis.....
Kampus Sei. keledang........
8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
IV.
V.
A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi...............................................
3
B. Tinjauan Tentang Pupuk Anorganik Cair............................... .
8
C. Tinjauan Umum Pupuk Daun Seprint ......................................
8
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................
10
B. Alat dan Bahan Yang Digunakan.............................................
10
C. Rancangan Penelitian...............................................................
10
D. Prosedur Penelitian...................................................................
11
E. Variabel Pengamatan................................................................
12
F. Pengolahan Data.......................................................................
13
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .........................................................................................
14
B. Pembahasan..............................................................................
15
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
....................................................................
18
.................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ..
19
LAMPIRAN..............................................................................................
20
B. Saran
9
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Tabel 1. Kandungan unsur hara pupuk daun anorganik cair Seprint ...
9
2. Tabel 2. Rerata tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, dan 6 minggu ...
14
3. Tabel 3. Rerata diameter batang (mm) pada umur 2, 4, dan 6 minggu
14
4. Tabel 4. Rerata jumlah daun (helai) pada umur 2, 4, dan 6 minggu ....
15
10
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Denah penelitian...................................................................................
21
2. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 2 minggu setelah tanam................................
22
3. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 4 minggu setelah tanam................................
22
4. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 6 minggu setelah tanam................................
22
5. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang (mm) umur 2 minggu setelah tanam..........................
23
6. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang (mm) umur 4 minggu setelah tanam..........................
23
7. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang (mm) umur 6 minggu setelah tanam..........................
23
8. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 2 minggu setelah tanam..............................
24
9. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 4 minggu setelah tanam..............................
24
10. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 6 minggu setelah tanam..............................
24
11. Media tanam yang disiapkan ...............................................................
25
12. Bibit tanaman kopi ...............................................................................
25
13. Alat penyemprotan (sprayer)................................................................
26
14. Pupuk daun anorganik cair Seprint ......................................................
26
15. Alat ukur diameter batang (mikrokalifer) ...........................................
27
11
16. Alat ukur dosis (gelas ukur) .................................................................
27
17. Alat pengukur tinggi tanaman (penggaris) ...........................................
28
18. Penyiangan gulma secara manual ........................................................
28
19. Penyemprotan bibit tanaman kopi........................................................
29
20. Pengukuran diameter batang ................................................................
29
21. Mengukur tinggi tanaman ....................................................................
30
22. Pengambilan data .................................................................................
30
12
I. PENDAHULUAN
Bagi Indonesia tanaman kopi memiliki arti penting bagi pengembangan perkebunan nasional serta mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan
masyarakat,
juga
sebagai
sumber
devisa
negara
(Najiyati dan Dana rti, 2008). Tanaman kopi selama ini memiliki peluang ekspor yang cukup menjanjikan karena selain dapat memenuhi pasar dalam negeri tanaman kopi juga mampu menambah devisa negara melalui ekspor ke negara–negara Eropa dan Amerika. Pemupukan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman. Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan pada pengunaannya adalah menyediakan unsur hara N, P dan K yang diutamakan dalam pena mbahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro juga mulai berkurang dan mulailah penambahan unsur hara mikro dalam bentuk pupuk (Lingga dan Marsono, 2005). Keberhasilan pencapaian sasaran produksi komoditas pertanian tidak terlepas dari penggunaan sarana produksi khususnya pupuk secara tepat baik dosis atau konsentrasi, waktu, jenis dan mutunya.
Manfaat penggunaan pupuk
anorganik selama ini dapat meningkatan produksi dan perbaikan mutu hasil pertanian, bahkan diberbagai daerah sentra produksi pangan. Pada kondisi pasar bebas bagi perdagangan pupuk sekarang ini, petani dihadapkan pada berbagai
13
pilihan jenis dan merek pupuk yang jumlahnya semakin banyak dengan mutu yang sangat beraneka ragam. Kurangnya informasi serta pembinaan penggunaan pupuk ditingkat petani, akan menimbulkan kerugian bagi petani maupun berbagai permasalahan lainnya seperti kelestarian lingkungan. Menyikapi kondisi tersebut, maka upaya pembinaan penggunaan pupuk khususnya pupuk anorganik sangat diperlukan, sehingga petani dapat menggunakan pupuk secara efisien, berdaya guna dan berhasil guna (Anonim, 2010). Alasan dalam menggunakan Seprint selain mudah didapat di pasaran, harga relatif murah dan terjangkau, tidak berbahaya bagi manusia dan hewan, unsur hara yang ada di dalamnya cukup lengkap serta aman terhadap lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kecepatan pertumbuhan bibit tanaman kopi dengan menggunakan pupuk daun anorganik cair Seprint yang cara penggunaannya langsung disemprot pada bibit tanaman kopi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan penggunaan pupuk secara efisien serta mampu menambah pengetahuan dan informasi tentang manfaat pemberian pupuk daun pada bibit tanaman kopi.
14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Kopi 1. Taksonomi Tanaman Kopi Menurut Najiyati, dkk. (2008), Tanaman Kopi (Coffea sp) termasuk ke dalam: Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
Sub kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Coffea
Spesies
: Coffea sp
2. Morfologi Tanaman Kopi a. Akar Secara alami, tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Namun, akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
15
b. Batang Tanaman ini tumbuh tegak bercabang dan tingginya dapat mencapai 12 m. Tanaman ini memiliki beberapa cabang yaitu : 1) Cabang primer (Plagiotrop) Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas
primer.
Setiap ketiak daun hanya memp unyai satu tunas primer. 2) Cabang reproduksi (Orthotrop) Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus, ketika muda cabang ini sering disebut Wiwilan cabang ini berasal dari tunas produksi yang terdapat disetiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer.
Setiap ketiak daun
mempunyai 4 - 5 tunas produksi, apabila ada cabang yang reproduksi yang mati maka bisa diperbaharui sebanyak 4 - 5 kali. c. Daun Daun tanaman kopi mempunyai bentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun berdampingan. d. Bunga Bunga tanaman kopi tumbuh pada cabang primer atau cabang skunder, tersusun berkelompok-kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 4 - 6 kuntum bunga, bunga yang sudah mekar berwarna putih.
16
e. Buah Sebagian besar buah terdapat pada cabang primer atau sekunder sebagai mana halnya dengan bunga. Buah kopi yang muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah. f. Biji Biji tanaman kopi terdapat di dalam buah yang terdiri dari dua bagian
yaitu :
1) Kulit biji yang merupakan selaput tipis membalut biji yang disebut selaput perak atau kulit ari. 2) Putih lembaga (endosperma). Pada permukaan biji yang datar arahnya memanjang ke dalam, merupakan lubang yang panjang sama dengan bijinya. 3. Syarat Tumbuh Tanaman Kopi a. Ketinggian tempat Ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi.
Faktor suhu berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi, terutama pembentukan bunga dan buah serta kepekaan terhadap serangan penyakit. Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda. Misalnya, kopi robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400 - 700 m dpl, tetapi beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis pada ketinggian 0 - 1.000 m dpl. Kopi
17
arabika menghendaki ketinggian tempat antara 500 - 1.700 m dpl. Bila kopi arabika ditanam diketinggian kurang dari 500 m dpl maka biasanya produksi dan mutunya rendah serta sering terserang hama dan penyakit. b. Curah hujan Tanaman kopi umumnya tumbuh optimum di daerah dengan curah hujan 2.000 - 3.000 mm/tahun. Namun kopi masih tumbuh baik di daerah bercurah hujan 1.300 - 2.000 mm/tahun. Bahkan masih dapat tumbuh didaerah curah hujan 1.000 - 1.300 mm/tahun c. Tanah Selain tanah gembur dan kaya bahan organik, kopi juga menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5 - 6,5 untuk kopi robusta dan pH 5 - 6,5 untuk kopi arabika. Bila pH tanah kurang dari angka tersebut tanaman kopi juga masih dapat tumbuh, tetapi kurang bisa menyerap beberapa unsur hara sehingga terkadang perlu diberi kapur. Sebaliknya, tanaman kopi tidak menghendaki tanah yang agak basa (pH lebih dari 6,5) sehingga pemberian kapur tidak boleh berlebihan.
18
d. Pembibitan Menurut Anonim (2006), Pembibitan tanaman kopi ada 2 tingkat yaitu : 1) Perkecambahan Sebelum ditanam di persemaian semua biji dikecambahkan terlebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedenganbedengan denga n lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan dilapisi pasir setebal 5 - 10 cm dan di atas bedengan diberi atap atau naungan. 2) Cara mengecambahkan Biji dibenamkan secara berderet di dalam 1 baris, jarak antara larikan antar 1 dengan lainnya adalah 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 meter bisa memuat 2.000 3.000 biji, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut, di atas bedengan yang ditutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong-potong antara 0,5 - 1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah.
19
B. Tinjauan Tentang Pupuk Anorganik Cair Pada prinsipnya pemupukan adalah penyeimbangan ketersediaan unsurunsur hara di dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman sehingga dapat tumbuh,
berkembang
dan
berproduksi
dengan
baik.
Pengertian
menyeimbangkan dalam hal ini adalah menambahkan hara-hara ke dalam tanah atau mengembalikan hara- hara tanah yang hilang karena beberapa hal ini yaitu: 1. Tanah yang mengalami pencucian akibat terbawa aliran permukaan. 2. Unsur hara ada yang menguap. 3. Saat panen banyak hara yang terangkut ke luar dari tanah. Pupuk juga dapat diartikan sebagai makanan tanaman yang mengandung hara mineral penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penggunaan pupuk anorganik untuk tanaman tidak dapat
diabaikan karena selain dapat menyumbangkan unsur hara (sumber zat makanan) yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu pupuk anorganik juga berfungsi untuk mempertahankan kelembapan sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman (Anonim, 2010). C. Tinjauan Umum Pupuk Daun Seprint Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan biologis dan merupakan hasil ind ustri atau pabrik pembuat pupuk (Novizan, 2003). Penggunaan pupuk ini dapat diberi pada tanaman dengan jumlah unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman serta dapat diberikan pada saat
20
yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman, pemakaiannya lebih praktis, demikian pula pengangkutannya lebih mudah (Setyamidjaja, 1986). Selain itu, adapun pupuk Seprint untuk menyuburkan tanaman keseluruhan yaitu daun, bunga, buah agar tanaman menjadi subur. Mencegah daun berkerut atau kering atau berlubang. Menyuburkan daun, penunasan tunas-tunas
yang
baru
dan
mencegah
kelayuan
daun.
Penyerbukan
pembungaan serta mencegah kelayuan dan kerontokan bunga. Menyuburkan pembuahan menjadikan buah sub ur dan mencegah kerontokan buah. Tabel 1. Kandungan unsur hara pupuk daun anorganik cair Seprint No Kandungan Unsur Hara Seprint 1. Nitrogen ±11% 2. Total P2 O5 0,17% 3. K2 O ±2% 4. Biuret 0,49% 5. Boron (B) 8,98 ppm 6. Cobalt (Co) 5,35 ppm 7. Manganese (Mn) 5,83 ppm 8. Molybdenum (Mo) <0,01 ppm 9. Zinc (Zn) 18,16 ppm 10. Copper (Cu) 9.94 ppm Sumber Pustaka: Bunga Tani Lamongan (Anonim, 2009).
21
III.
A.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Waktu yang diperlukan adalah selama 2 bulan, dimulai pada
tanggal 20 Desember 2010
sampai dengan 20 Februari 2011 meliputi
persiapan alat dan bahan, penanaman, penga mbilan data dan pengolahan data. B.
Alat dan Bahan Yang Digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, ayakan diameter 1,5 cm, label, kamera, gelas ukur, hand sprayer, ember, spidol, alat tulis, penggaris, mikrokalifer, dan gembor. Bahan yang digunakan adalah
Polybag
ukuran 20 cm x 30 cm
tebalnya 0,08 mm, bibit tanaman kopi umur 2 bulan varietas robusta klon BP 409, pupuk daun Seprint, air, dan tanah sub soil. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tiga taraf, yaitu : P1 : Konsentrasi 10 cc l-1 air dengan 10 ulangan P2 : Konsentrasi 15 cc l-1 air dengan 10 ulangan P3 : Konsentrasi 20 cc l-1 air dengan 10 ulangan Pemberian pupuk daun cair dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval 14 hari sekali (2 minggu) dengan disemprotkan ke daun bibit tanaman kopi pada waktu sore hari.
22
D. Prosedur Penelitian 1.
Persiapan a. Persiapan areal Denah penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. b. Persiapan media tanam Mengambil tanah sub soil yang berada di sekitar areal penelitian. Membersihkan tanah dari akar-akar pohon, daun dan kerikil, lalu menggemburkan dengan cangkul dan mengayak tanah menggunakan ayakan berdiameter 1,5 cm dan memasukkan tanaman ke dalam polybag. c. Persiapan bibit Bibit tanaman kopi yang digunakan dala m penelitian ini adalah varietas robusta klon BP 409 dari perbanyakan secara generatif yang berumur 2 bulan setelah semai yang diperoleh dari desa Berambai Kelurahan Sempaja Ujung Kecamatan Samarinda Utara.
2.
Penanaman ke polybag Masing- masing polybag yang telah diisi tanah sub soil akan ditanami 1 bibit kopi kemudian disusun dalam bak, dalam satu bak berisi 10 polybag dengan pertumbuhan yang seragam pada setiap perlakuan.
Sebelum
dilakukan pengamatan lebih lanjut, maka dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk mengetahui data awal tanaman yang meliputi tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daunnya.
23
3.
Pemeliharaan a. Penyiraman Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman yang dilakukan setiap sore hari atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan. b. Pengendalian gulma Pengendalian
gulma dilakukan secara manual yaitu mencabut
semua gulma yang tumbuh di sekitar bibit tanaman kopi. E. Variabel Pengamatan Data tanaman yang diambil dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali dengan interval 2 minggu sekali setelah pengaplikasian dalam pengamatan selama 2 bulan. Variabel pengamatan yang diambil adalah : 1.
Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal 1 cm di atas permukaan tanah sampai pada titik tumbuh ujung tunas tertinggi dengan menggunakan penggaris diameter batang (mm). Diameter tanaman yang diukur 1 cm dari tanah dan ditandai dengan menggunakan spidol dan diukur menggunakan mikrokalifer.
2.
Jumlah daun (helai) Jumlah daun yang diamati adalah daun tanaman yang telah membuka sempurna dengan cara menghitung helai daun secara manual.
24
F. Pengolahan Data Penelitian ini diolah dengan menggunakan Rancangan acak Lengkap (RAL) pada taraf 5% dan bila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
25
IV.
A.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil 1.
Tinggi Tanaman (cm) Rerata tinggi tanaman pada umur 2-6 minggu setelah tanam (mst) dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Rerata Tinggi Tanaman Pada Umur 2, 4, dan 6 minggu (cm). Umur (mst) 2 4 6
2.
P1 16,3900 17,7100 18,2300
P2 15,2500 16,4800 16,9500
P3 16,7900 18,0300 18,5100
Diameter Batang Rerata diameter batang pada umur 2-6 minggu setelah tanam (mst) dapat dilihat pada Tabe1 3: Tabel 3. Rerata Diameter Batang Pada Umur 2, 4, dan 6 minggu (mm). Umur (mst) 2 4 6
3.
P1 3,3230 3,4290 3,4840
P2 2,9830 3,1110 3,1690
P3 3,3690 3,5070 3,5570
Jumlah Daun Rerata jumlah daun pada umur 2-6 minggu setelah tanam (mst) dapat dilihat pada Tabe1 4:
Tabel 4. Rerata Jumlah Daun Pada Umur 2, 4, dan 6 minggu (helai).
26
Umur (mst) 2 4 6
B.
P1 5,8000 7,9000 10,3000
P2 6,2000 8,1000 10,4000
P3 6,3000 8,0000 10,2000
Pembahasan Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun anorganik cair berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Hal ini diduga pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan, karena berdasarkan anjuran yang digunakan yaitu kebutuhan pada bibit tanaman kopi umur 2 bulan N=1.6, P=2.6, K=8.19 dengan tanah sub soil. Bila konsentrasi ditingkatkan maka hasil variabel tinggi tanaman berpengaruh tidak nyata sesuai pendapat (Anonim, 2009). Menurut Anonim (2009), Seprint merupakan pupuk daun lengkap, berbentuk cair, produksi Bunga Tani Lamongan. Kandungan kadar N ± 11%, P2 O5 0,17%, K2 O ± 2%, dan unsur-unsur hara mikro lainnya yang melengkapi yaitu B, Co, Mn, Mo, Zn, Cu.
Warna cairannya biru tua dan konsentrasi
anjuran 10 cc Seprint dilarutkan dalam air atau pelarut 1 liter. Seprint merupakan pupuk berbentuk cair sebagai bahan makanan daun (foliar). Kunci yang paling utama yang sangat perlu diperhatikan adalah memahami setiap unsur mineral yang diberikan serta fungsinya untuk tanaman. Pupuk yang akan diberi harus mengandung unsur- unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk ini kita larutkan dengan kepekatan tertentu. Kemudian, kita siramlah dengan frekuensi yang tertentu pula (Anonim, 2009).
27
Dari
hasil
variabel
pengamatan
pertambahan diameter
batang
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun cair berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga konsentrasi untuk setiap perlakuan kurang tepat sehingga efek dari pemupukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap diameter batang. Selain itu menurut Lakitan (2008), dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman atau menyebabkan pertumbuhan yang abnormal, selain itu juga dapat menyebabkan kerugian ekonomis karena merupakan tindakan pemborosan, seperti yang dijelaskan oleh
Marsono dan Sigit (2002), penggunaan
konsentrasi pupuk yang berlebihan dapat mematikan tanaman
selain itu
menurut Sosrosoedirjo (1982), jumlah pupuk yang diberikan tidak boleh melampaui batas, setiap penambahan jumlah pupuk yang diberikan harus diteliti apakah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman, apabila dosis yang diberikan berlebihan terhadap tanaman akan menyebabkan stress dan kekeringan terhadap tanaman. Dari
hasil
variabel
pengamatan
pertambahan
jumlah
daun
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk daun cair berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga kelebihan konsentrasi sehingga bibit yang diberi perlakuan konsentrasi rendah tidak berbeda nyata dengan bibit yang diberi perlakuan konsentrasi tinggi. Sesuai dengan pendapat Rinsema (1993) dalam Marini (2006), untuk mendapatkan hasil yang tinggi dan kualitas yang baik maka syarat utama adalah tanaman harus mendapat zat makanan yang cukup selama pertumbuhan. Menurut Kuswandi (2005), suatu tanaman akan tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang diperlukan tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman.
28
Pupuk daun memiliki kandungan unsur N, P, K dan unsur- unsur hara mikro lainnya yang melengkapi yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, Co, No, Gelatin serta zat penyangga. Selain itu, unsur-unsur hara tersebut merupakan unsur hara pokok yang diperlukan oleh tanaman untuk proses penyusunan protoplasma. Seperti yang dijelaskan oleh Lingga dan Marsono (2005), dalam pembentukan hijau daun pada proses fotosintesis, N (nitrogen) yang sangat berperan penting dan dapat berfungsi membentuk protein, lemak dan persenyawaan lainnya yang diperlukan oleh tanaman.
Selain itu unsur N
(nitrogen) merupakan unsur hara makro yang dalam bentuk nitrat merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, sebab merupakan penyusun protoplasma dan meningkatkan protein dalam tubuh tanaman sehingga keseluruhan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman. Adapun unsur P (phospat), yang terdapat dalam pupuk daun cair anorganik merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur P (phospat), pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutedjo, 2008). Unsur K (kalium), memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan yang dapat menyebabkan tanaman tersebut mati (Suriatna, 1992).
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil analisis data secara statistik menunjukan bahwa perlakuan pupuk daun anorganik cair Seprint berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Hal ini diduga pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan, karena berdasarkan anjuran yang digunakan yaitu dengan konsentrasi 10 cc l-1 air (P1 ) maka di bawah atau di atas dosis anjuran tanaman kurang mendapatkan hasil yang baik, bisa saja tanaman kekurangan unsur hara atau pun kelebihan unsur hara. B.
Saran Pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint sebaiknya diberi ke tanaman sesuai dengan jenis tanah dan varietas tanaman dengan anjuran yang telah ditentukan agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bercocok Tanam Kopi. Kanisius, Jakarta. Anonim. 2009. Seprint. Bunga Tani Lamongan, Lamongan. Anonim. 2009. 2011.
http://4m3one.wordpress.com Laporan-hidroponik. 02 April
Anonim. 2010. http://anekaplanta. Wordpress.com Keseimbangan-penggunaanpupuk-organik-dan-non-organik. 02 April 2011. Kuswandi. 2005. Pemupukan Tanah Pertanian. Kanisius, Jakarta. Lakitan. B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lingga. P. dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya. Jakarta. Marini. 2006. Pengaruh Media Tanam dan Pupuk Daun Superbionik Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Anggrek Dendrobium (Dendrobium Bandung White) Asal Kultur Jaringan, Universitas 17 Agustus 1945. Samarinda. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Marsono dan Sigit, P. 2002. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi, Penebar Swadaya, Jakarta. Najiyati. S dan Danarti. 2008. Kopi Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya, Jakarta. Novizan. 2003. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta. Setyamidjaja. D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex, Jakarta. Sosrosoedirjo. 1982. Ilmu Memupuk. Yasagung, Jakarta Suriatna, S. 1992. Pupuk Dan Pemupukan. PT, Melton Putra, Jakarta. Sutedjo, MM. 2008. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1. Denah Penelitian U (P3 )4
(P3 )5
(P3 )7
(P3 )6
(P3 )3
(P2 )5
(P1 )9
(P1 )4
(P1 )7
(P2 )7
(P2 )3
(P2 )9
(P3 )2
(P2 )10
(P3 )10
(P1 )2
(P2 )6
(P3 )9
(P1 )1
(P2 )4
(P1 )10
(P1 )5
(P2 )8
(P1 )8
(P1 )6
(P3 )8
(P2 )2
(P1 )3
(P2 )1
(P3 )1
Keterangan: P1 : Konsentrasi 10 cc l-1 air dengan 10 ulangan P2 : Konsentrasi 15 cc l-1 air dengan 10 ulangan P3 : Konsentrasi 20 cc l-1 air dengan 10 ulangan
33
Lampiran 2. Tabel 2. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 2 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 12,7707
KT 6,3853
Galat TOTAL
27 29
56,4430 69,2137
2,0905
F-hit 3,0545 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 8,9563 %
Tabel 3. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 4 minggu Setelah tanam. SK P
db 2
JK 13,3927
KT 6,6963
Galat TOTAL
27 29
58,5060 71,8987
2,1669
F-hit 3,0903 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 8,4567 %
Tabel 4. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap tinggi batang (cm) umur 6 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 13,8347
KT 6,9173
Galat TOTAL
27 29
58,9150 72,7497
2,1820
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 8,2539 %
F-hit 3,1701 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
34
Tabel 5. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang (mm) umur 2 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 0,8890
KT 0,4445
Galat TOTAL
27 29
8,2981 9,1872
0,3073
F-hit 1,4464 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 17,1901 %
Tabel 6. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang umur 4 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 0,8801
KT 0,4400
Galat TOTAL
27 29
8,3994 9,2795
0,3111
F-hit 1,4145 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 16,6543 %
Tabel 7. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap diameter batang umur 6 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 0,8503
KT 0,4252
Galat TOTAL
27 29
8,4055 9,2559
0,3113
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 16,3944 %
F-hit 1,3657 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
35
Tabel 8. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 2 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 1,4000
KT 0,7000
Galat TOTAL
27 29
21,3000 22,7000
0,7889
F-hit 0,8873 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 14,5606 %
Tabel 9. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 4 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 0,2000
KT 0,1000
Galat TOTAL
27 29
17,8000 18,0000
0,6593
F-hit 0,1517 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 10,1493 %
Tabel 10. Sidik ragam pemberian pupuk daun anorganik cair Seprint terhadap jumlah daun (helai) umur 6 minggu setelah tanam. SK P
db 2
JK 0,2667
KT 0,1333
Galat TOTAL
27 29
29,6000 29,8667
1,0963
Keterangan : tn = tidak nyata pada taraf 5 % KK = 10,1985 %
F-hit 0,1216 tn
Ftabel 5% 3,3541
Tabel 1% 5,488
36
Lampiran 3. Persiapan Tanam
Gambar 11. Media tanam
Gambar 12. Bibit tanaman kopi
37
Gambar 13. Alat penyemprotan (sprayer)
Gambar 14. Pupuk daun anorganik cair Seprint
38
Gambar 15. Alat ukur diameter batang (mikrokalifer)
Gambar 16. Alat ukur dosis ( gelas ukur)
39
Gambar 17. Alat pengukur tinggi tanaman (penggaris)
Lampiran 4. Pemeliharaan dan Pengambilan Data
Gambar 18. Penyiangan gulma secara manual
40
Gambar 19. Penyemperotan bibit tanaman kopi
Gambar 20. Pengukuran diameter batang
41
Gambar 21. Mengukur tinggi tanaman
Gambar 22. Pengambilan data