PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 – Telp. (0335) 420517
PROBOLINGGO 67271 Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi Oleh : Ika Ratmawati, SP, MP POPT Perkebunan Pendahuluan Kemunculnan hama pengorok daun (Liriomyza sp) semenjak tahun 2000 an menjadi sangat terkenal. Hama yang tadinya tidak pernah menjadi perhatian para petani tiba-tiba bisa jadi hama ini sangat membahayakan bagi tanaman. Dalam waktu hitungan kurang dari 5 hari jika hama pengorok daun ini menyerang bisa menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga berpengaruh pada hasil produksi. Bukan hanya satu tanaman misalnya di kopi, namun hama ini mampu hidup dan menyerang beberapa jenis tanaman diantaranya adalah kentang, bawang merah, kacang panjang, timun, melon, semangka, pare dan gambas. Di tanaman kentang hama ini sudah bukan hama yang asing lagi para petani menyebut dengan hama orek-orek. Jika dimusim kemarau tiba petani sangatlah cemas jika terserang hama ini karena bisa mengakibatkan kegagalan. Demikian juga pada tanaman bawang merah hama pengorok daun yang disebabkan oleh lalat Liriomyza sp ini juga menjadi momok bagi petani. Konon, lalat penggorok daun ini berasal dari daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Hama ini dikenal juga dengan sebutan leaf miner, merupakan spesies lalat dari genus Liriomyza dan keluarga Agromyzidae. Lalat ini menyerang daun tanaman dengan cara meletakkan telur di bagian epidermis daun. Setelah telur menetas dan berubah menjadi larva, akan menggorok dan masuk ke dalam jaringan mesofil daun. Sehingga jaringan daun menjadi kosong, dan menampakkan bercak berwarna putih atau keperakan di atas permukaan daun. Bagaimana jika hama pengorok ini mulai menyerang pada tanaman kopi? Seberapa besar pengaruh dan kerugian yang diakibatkan oleh hama pengorok pada tanaman kopi? Agar tidak salah, sebelumnya harus kenal dulu dengan perilaku si pengorok daun kopi.
Lalat Pengorok Daun Genus Liriomyza pernah menghebohkan Indonesia dengan seranganserangan yang fatal pada tanaman sayuran di beberapa daerah, di antaranya Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatra Utara, Bali, dan Lombok. Empat spesies Liriomyza ditemukan di Indonesia, yaitu L. huidobrensis, L. trifolii, L. katoi, dan L. yasumatsui. Liriomyza sp termasuk serangga yang mudah beradaptasi terhadap cekaman lingkungan, misalnya suhu. Itulah sebabnya mereka mempunyai daerah ‘jajahan’ yang cukup luas. Ditambah dengan kisaran inang yang cukup luas, mereka segera berkembang menjadi hama serius pada beberapa tanaman penting. Strategi reproduksi bertipe-r diduga menjadi salah satu modal terbesar dari lalat pengorok ini untuk mudah berkembang dan beradaptasi di alam. Hama pengorok daun kopi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan : Animalia Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Diptera
Family
: Agromyzidae
Genus
: Liriomyza
Spesies
: Liriomyza sp
Gambar (1) Lalat Liriomyza sp (2) Larva lIriomyza sp (3) Gejala serangan di kopi
Siklus Hidup Liriomyza huidobrensis Siklus hidup Liriomyza huidobrensis pada tanaman kentang berlangsung selama 22-25 hari. Telur yang diletakkan pada bagian epidermis akan menetas setelah 2-4 hari. Stadium larva berlangsung selama 6-12 hari dan terdiri dari tiga instar. Larva instar kedua dan ketiga merupakan larva yang paling besar menimbulkan kerusakan. Pada fase berikutnya, larva akan berubah menjadi pupa, yang bersembunyi di dalam tanah atau di antara daun. Setelah delapan hari, stadium pupa selesai dan berubah menjadi lalat dewasa.
Waktu Terjadinya Serangan Hama Penggorok Daun (Liriomyza huidobrensis) Lalat ini akan berkembang baik pada saat cuaca panas dan kelembaban rendah. Pada suhu 25-32°C dengan kelembaban udara rendah, lalat dewasa akan terangsang untuk kawin dan menghasilkan keturunan baru. Sehingga pada suhu yang demikian, berpotensi terjadi serangan berat lalat penggorok daun Liriomyza sp, dengan
tingkat
kerugian
yang
dialami
oleh
petani
sangat
tinggi.
Pemupukan dengan nitrogen tinggi akan merangsang terjadinya serangan Hama Penggorok Daun (Liriomyza sp). Memang, salah satu hal yang mempengaruhi tingkat serangan hama atau penyakit adalah faktor abiotik, salah satunya adalah pemupukan tidak berimbang. Oleh karena itu, penggunaan pupuk berimbang dan terukur selama proses budidaya lebih disarankan, sebagai salah satu upaya menanggulangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Cara merusak hama pengorok daun Nama ‘leafminer’ atau ‘pengorok daun’ berasal dari cara makan larva pada daging daun, di antara epidermis atas dan bawah daun. Tanda serangan larva lalat pengorok ini cukup khas, yaitu berupa ‘jalur’ korokan berbentuk guratan-guratan berwarna perak. Pada serangan berat, guratan tersebut hampir merata di helaian daun, yang berarti juga mengurangi sel-sel hijau daun. Akibatnya mudah ditebak, tanaman akan sulit tumbuh karena proses fotosintesis terganggu.
Pengaruh faktor abiotik Seperti halnya serangga dan organisme pada umumnya, kehidupan lalat pengorok sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Misalnya, pemupukan nitrogen yang berlebihan pada tanaman akan merangsang lalat pengorok untuk datang pada
tanaman, menyerang, dan berkembang biak dengan lebih baik. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa lalat pengorok ini menunjukkan gejala tahan (resisten) terhadap insektisida. Mereka diduga telah resisten terhadap insektisida golongan hidroklorin, organofosfat, karbamat, dan piretroid. Bahkan, insektisida bifentrin yang digunakan dalam jangka waktu yang cukup singkat sudah mampu memicu berkembangnya koloni lalat pengorok yang lebih tahan daripada tetuanya. Luar biasa!
Musuh alami hama pengorok daun Musuh alami lalat pengorok cukup banyak. Misalnya, L. trifolii tercatat mempunyai musuh alami berupa parasitoid dari famili tawon Braconidae, Pteromalidae, dan Eulopidae. Di Indonesia, tercatat 19 jenis parasitoid berasosiasi dengan L. sativae dan enam jenis parasitoid berasosiasi dengan L. huidobrensis.
Pengendalian Hama Penggorok Daun (Liriomyza sp) Yang perlu diperhatikan dalam melakukan upaya pengendalian terhadap lalat Liriomyza sp adalah tingkat resistensi yang cukup tinggi terhadap aplikasi suatu jenis pestisida tertentu. Oleh karena itu, hindari penggunaan pestisida tunggal selama proses budidaya. 1. Pengendalian Kultur Teknis Pengendalian ini menitik beratkan pada teknologi dan pola budidaya yang dilakukan oleh petani. Lakukan pembersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu secara berkala. Selain itu, jangan menanam komoditas yang rentan terhadap serangan lalat Liriomyza huidobrensis secara berturut-turut dalam kurun waktu lama. Dengan kata lain, penggiliran tanaman merupakan solusi efektif. 2. Pengendalian Mekanis Gunakan perangkap kuning, yang terbuat dari papan atau plastik lembaran berukuran 15 x 15 cm. Oleskankan perekat, atau vaselin, atau oli, atau minyak goreng pada perangkap tersebut. Seperti halnya serangga lain, lalat penggorok daun ini juga tertarik dengan warna kuning. Dengan memasang perangkap sebanyak 100 buah per hektar, sudah mampu menekan serangan hingga 50%. 3. Pengendalian Biologis Upaya pengendalian ini menitikberatkan pada pemanfaatan musuh alami Liriomyza
huidobrensis.
Salah
satu
parasitoid
yang
cukup
efektif
untuk
mengendalikan hama ini adalah Hemiptarsenus varicorni H. varicornis (Hymenoptera : Eulophidae). Parasitoid ini banyak ditemukan di arela pertanaman kentang. Selain itu, dapat juga dengan memanfaatkan parasitoid dari keluarga tawon Braconidae, Pteromalidae, dan Eulopidae. 4. Pengendalian Kimiawi Menurut beberapa penelitian yang dilakukan para ahli, diduga, lalat Liriomyza sp sudah resisten terhadap beberapa pestisida terutama dari golongan hidroklorin, organofosfat, karbamat, dan piretroid. Terlepas dari benar tidaknya penelitian tersebut, ada baiknya untuk tidak menggunakan pestisida dari golongan di atas. Beberapa jenis insektisida yang bisa digunakan untuk mengendalikan Liriomyza huidobrensis antara lain, siromazin, abamektin, atau klorfenapir. Gunakan insektisida tersebut secara berseling. Dosis dan konsentrasi sesuai pada kemasan.
Referensi Anonim,
2013. Hama Pengorok daun Liriomyza huidobrensis. http://www.tanijogonegoro.com/2013/11/penggorok-daun-liriomyzahuidobrensis.html Diakses tanggal 10 Nopember 2016
NSPutra,
2012. Liriomyza sp: Pengorok daun berinang banyak. https://majalahserangga.wordpress.com/2012/04/14/liriomyza-sp-pengorokdaun-berinang-banyak/ Diakses tanggal 10 Nopember 2016