Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium) untuk Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao. L) Masluki Universitas Cokroaminoto Palopo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh penggunaan pupuk cair daun gamal (Glirisidia sepium) untuk pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao. L) yang dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto di Kelurahan Tobulong Kecamatan Bara Kota Palopo. Penelitian ini berlangsung dari bulan Desember 2014 samapi Februari 2015. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakukan yang diulang sebayak 5 ulangan sehingga terbentuk 25 unit ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa berbagai dosis pupuk cair daun gamal tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao, namun pemberian pupuk cair daun gamal dengan dosis 200 ml/polybag (P4) menujukan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kata-kata kunci: tanah, pupuk cair daun gama, kakao (Theobroma cacao L)
PENDAHULUAN
penigkatan
Latar Belakang
sarana
penigkatan
dan
kualitas
prasarana
yang
Indonesia merupakan Negara
mendukung serta memadai untuk
terbesar penghasil kakao di Asia
hasil produksi yang maksimal pada
Tenggara dan merupakan negera
kakao, dalam menghadapi ekonomi
ketiga terbesar di dunia setelah
global pada tahun-tahun yang akan
Pantai Gading (38,3%) dan Ghana
datang
(20,2%) Indonesia dengan persentasi
pengetahuan dan teknologi yang
13,6%, kakao merupakan tanaman
memadai
salah satu penghasil devisa negara
pemasaran serta pengunaan pestisida
dengan jumlah yang cukup tinggi,
yang tepat (Mars, 2010).
dan merupakan sumber penghasilan
perlu
Bibit
adanya
dalam
kakao
hal
penigkatan
budidaya
merupakan
bagi petani terutama petani kakao itu
langkah awal untuk proses besarnya
sendiri, sehingga diperlukan adanya
atau berkembangnya suatu tanaman
kakao yang baik tidaknya proses
yang terdapat pada daun gamal
pertumbuhan dari tanaman tersebut
tersebut, kandungan kandungan itu
hingga proses pembuahan tanaman
sangat berperan aktif pada tanaman
tersebut. Bibit tanaman kakao yang
yang
baik dari segi morfologi dan fisiologi
secara vegetatif. Kandungan umun
merupakan bibit yang dianjurkan
yang terdapat pada daun gamal
untuk
untuk
berupa protein 25,7 Nitrogen 70%
menekan terjadinya kegagalan dalam
pengunaan pupuk cair daun gamal
budidaya tanaman kakao, sementara
sangat baik digunakan bagi tanaman
bibit
yang
penanaman
yang
guna
kurang
baik
tidak
memerlukan
sementara
dianjurkan untuk proses budidaya
pertumbuhan
tanaman kakao (Wikipedia, 2014).
tanaman
Gamal
merupakan
pertumbuhan
dalam
vegetatif
yang
masa umunya
mengalami
fase
tanaman
tersebut pada saat tanaman masih
jenis perdu dari kerabat polong-
kecil atau dalam masa pertumbuhan
polongan
vegetatif (Pracaya, 2007).
(suku
Leguminosae). tidak
jelas
Fabaceae
atau
Penyebaran
alami
Penelitian ini diajukan sebagai
karena
telah
referensi mengenai budidaya dan
dibudidayakan sejak lama, tetapi
perawatan
bukti
bahwa
mempertahankan dan menigkatkan
penyebarannya terbatas pada hutan
kualitas kakao, terutama pada daerah
musim kering gugur daun di dataran
Luwu Raya yang merupakan daerah
rendah pesisir Pasifik dan beberapa
penghasil
kakao
terbesar
lembah
Indonesia,
seiring
meningkatnya
kuat
menunjukkan
pedalaman
di
Amerika
kakao
sehingga bisa
di
Tengah dan Meksiko. Tanaman ini
pengunaan pupuk kimia dikalangan
sekarang sudah menyebar di seluruh
petani
daerah tropika termasuk Indonesia
terhadap lingkungan dikemudian hari
(Hesty, 2009).
yang bisa merugikan alam, oleh
Pengunaan daun gamal sebagai
sebab
yang
itu
akan
penulis
berdampak
membuat
pupuk cair organik merupakan cara
pengunaan pupuk cair organik yang
yang epektif mengigat keberadaan
dapat berperan sebagai penganti dari
daun gamal cukup tersedia dan
pupuk kimia, kegiatan ini dilakukan
banyak mengandung unsur organik
untuk menambah wawasan mengenai
cara tentang pembuatan pupuk cair
penguaan pupuk cair organik daun
organik daun gamal yang sangat
gamal, untuk pertumbuhan bibit
epektif untuk pertumbuhan tanaman
tanaman kakao.
kakao yang kaya akan unsur nitrogen
BAHAN DAN METODE
(N),
dan
untuk
menguranggi
pengunaan pestisida kimia
yang
berbahaya terhadap lingkungan serta memanfaatkan daun gamal yang berfungsi sebagai pelindung kakao berguna
juga
untuk
pembuatan
pupuk cair organik, sehingga sangat
Tempat dan Waku Penelitian dilakukan di kebun Percobaan
Fakultas
Pertanian
Universitas Cokroaminoto Palopo di Kelurahan
Tobulong
Kecamatan
Bara Kota Palopo. Pada Bulan Desember 2014 – Februari 2015.
baik untuk pertumbuhan tanaman terutama
untuk
pertumbuhan
vegetatif tanaman bukan hanya itu unsur-unsur
yang
perlu
petumbuhan
tanaman
yaitu
untuk P
Bahan Dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun gamal, air bersih , EM4.
(Posfor) dan K (kalium) (Pracaya,
Alat yang digunakan adalah
2007).
ember/drum,
Rumusan Masalah
pemberat, penutup berupa plastik,
Apakah pengunaan pupuk cair daun
gamal
dapat
berpengaruh
terhadap pertumbuhan bibit tanaman
tali
penggikat,
Karung, Spoit, Gelas ukur,Varnier, caliver, Kamera, pulpen, buku dan pengaris.
kakao? Metode Percobaan Penelitian
Tujuan Untuk mengetahui seberapa
Metode
ini
menggunakan
Perancangan
Acak
besar pengaruh pupuk cair daun
Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5
gamal terhadap pertumbuhan bibit
perlakuan diulang sebayak 5 ulangan
tanaman kakao.
sehingga terbentuk 25 ulangan yaitu: 1. P0 : Control (tampa perlakukan) 2. P1 : 50 ml pupuk cair daun gamal
Kegunaan Untuk dijadikan sebagai bahan masukan
kepada
petani
akan
di encerkan 500ml air /polybag.
3. P2 : 100 ml pupuk cair daun
EM4, lalu masukan air kedalam
gamal di encerkan 500ml air
drum yang sudah ada bahannya
/polybag.
tadi, air yang diberikan yaitu ½
4. P3 : 150 ml pupuk cair daun
dari bahan, lalu tutup bahan
gamal di encerkan 500ml air
tersebut
/polybag.
plastik, lalu ditutup.
5. P4 : 200 ml pupuk cair daun gamal di encerkan 500ml air /polybag.
dengan
mengunakan
Setelah pupuk jadi sekitar 14 hari, keberhasilan pupuk dapat dilihat pada permukaan pupuk
Pelaksanaan Percobaan 1.
Menyediakan
jika ada warna putih seperti busa
bahan-bahan
untuk membuat pupuk yaitu: (a) bahannya berupa daun gamal; (b) EM4; (c) air bersih (bukan air yang mengadung kaporit) setelah bahan tersedia maka persiapkan alat, alatnya yaitu: (a) parang; (b) timbangan; (c) plastik; (d) drum; (e) tali pengikat dan pemberat. Gamal digunakan sebagai bahan utama dari pembuatan pupuk cair daun
gamal
tersebut,
EM4
digunakan sebagai bantuan dari penguraian bahan tersebut, karena pada dasarnya EM4 mengandung berbagai jenis bakteri pengurai, yang berfungsi untuk menbantu penguraian atau pelapukan bahanbahan tersebut.
Cincang daun
gamal yang sudah diambil lalu masukan
ke
dalam
karung,
kemudian masukan bahan tersebut ke dalam drum dan ditambahkan
maka proses permentasi sudah berhasil, dan jika tidak proses permentasi
gagal,
melakukan
permentasi
setelah lalu
mengisi polybag untuk proses penanaman,
pengisian
tanah
dicampur dengan menggunakan pupuk dasar, pupuk dasar yang digukan
sebesar
200gr
per
polybag sementara tanahya sekitar 800 gr yang akhirnya berjumlah 1 Kg perpolybag dengan diameter 15X25 (ukuran polybag). 2. Lalu menanam bibit kakao yang sudah disemaikan terlebih dahulu pada polybag yang sudah disusun, penyemaian biji dilakukan selama 4 hari hingga tubuh cambah pada biji tanaman kakao tersebut. 3. Lalu melakukan aplikasi pupuk yang sudah disedikan aplikasi pupuk dilakukan seminggu sekali
setelah
tanam,
sebaiknya
1. Menggukur tinggi tanaman (
dilakukan pengaplikasian pupuk
cm).
cair organik daun gamal pada
2. Menggukur
waktu sore hari, hal ini dimaksud
diameter
batang
(cm).
agar pupuk yang diaplikasikan
3. Menghitung jumlah daun (helai).
tidak memui atau hilang karena HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya suhu lingkungan yang panas.
Hasil
4. Kemudian melakukan penyiraman
1. Tinggi Tanaman (cm)
dengan mengunakan air bersih
Hasil
umunya penyiraman dilakukan
dilihat dari tabel 2 dan 3 sidik ragam
waktu pagi hari saja.
menunjukan
5. Dalam satu minggu sekali lakukan
dari
jumlah
daun
tinggi
bibit tanaman kakao (Theobromae cacao L), tidak berpengaruh nyata
dan
pada tinggi tanaman. Diagram rata-
diameter batang tanaman kakao.
rata tinggi (cm) tanaman kakao dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
1.5 Parameter Pengamatan Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu:
Rata rata Tinggi Tanaman( cm) Series1 11,6 11,48
11,6 11,4 11,2
11,23
11,26
P1
P2
10,99
11 10,8 10,6
P0
dengan
daun gamal terhadap pertumbuhan
tanaman,
tanaman,
bahwa
perlakukan pemberian pupuk cair
pengamatan
dilakukan pada sore hari, yang dimulai
rata-rata
tinggi tanaman dan sidik ragam dapat
pada waktu sore hari atau pada
pengamata,
pengamatan
P3
P4
Gambar 1.zDiagram Tinggi Tanaman Kakao Pada Penelitian Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal Untuk Pertumbuhan Tanaman Kakao
Berdasarkan
gambar
di
atas
dapat
200 ml/polybag memiliki unsur hara
dijelaskan bahwa kondisi tanaman
yang tinggi dari pada yang lainya.
kakao pada pemberian pupuk cair
2. Jumlah Daun (helai)
daun
gamal
dengan
dosis
(P4)
menujukan
jumlah daun dan sidik ragam dapat
pertumbuhan yang lebih tinggi bila
dilihat dari tabel 4 dan 5 sidik ragam
dibandingkan
menunjukan
ml/polybag
pupuk
dengan
cair
200
Hasil
pemberian
bahwa
rata-rata
dengan
gamal
perlakukan pemberian pupuk cair
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag
daun gamal terhadap pertumbuhan
(P2),
dan
bibit tanaman kakao (Theobromae
tanaman kakao yang tidak diberikan
cacao L), tidak berpengaruh nyata
perlakuan pupuk cair daun gamal
pada jumlah daun tanaman. Diagram
(P0), hal
rata-rata
50
daun
pengamatan
ml/polybag
ini
(P1)
dikarenakan pada
tanaman yang diberikan perlakuan
jumlah
daun
(helai)
tanaman kakao dapat dilihat pada gambar
2
di
bawah
Rata rata Jumlah Daun (helai) Series1 8,97 9 8,5 8
7,48
7,65
7,65
P1
P2
7,82
7,5 7 6,5
P0
P3
P4
Gambar 2. Diagram Jumlah Daun Kakao Pada Penelitian Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal Untuk Pertumbuhan Tanaman Kakao
ini
Berdasarkan gambar diatas dapat
3.
dijelaskan bahwa kondisi tanaman
Diameter Batang (cm) Hasil
pengamatan
rata
rata
kakao pada pemberian pupuk cair
diameter batang tanaman dan sidik
daun
ragam dapat dilihat dari tabel 6 dan 7
gamal
ml/polybag pertumbuhan
dengan
dosis
(P4)
menujukan
jumlah
daun
200
sidik
yang
ragam
menunjukan
bahwa
dengan perlakukan pemberian pupuk
tinggi bila dibandingkan dengan
cair
pemberian pupuk cair daun gamal
pertumbuhan bibit tanaman kakao
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag
(Theobromae
(P2),
berpengaruh nyata pada diameter
50
ml/polybag
(P1)
dan
daun
gamal
cacao
terhadap
L),
tidak
tanaman kakao yang tidak diberikan
batang tanaman.
perlakuan pupuk cair daun gamal
Diagram rata-rata diameter batang
(P0), hal
(cm) tanaman kakao dapat dilihat
ini
dikarenakan pada
tanaman yang diberikan perlakuan
pada gambar
200 ml/polybag memiliki unsur hara
3 di bawah ini.
yang terpenuhi.
Rata rata Diameter Batang (cm) Series1
0,44
0,5 0,4
0,31
0,3 0,2
0,15
0,15
0,17
P0
P1
P2
0,1 0
P3
P4
Gambar 3: Diagram Diameter Batang Tanaman Kakao Pada Penelitian Penggunaan Pupuk Cair Daun Gamal Untuk Pertumbuhan Tanaman Kakao
Berdasarkan gambar diatas dapat
kakao pada pemberian pupuk cair
dijelaskan bahwa kondisi tanaman
daun
gamal
dengan
dosis
200
ml/polybag
(P4)
pertumbuhan
yang
dibandingkan
dengan
pupuk
cair
menujukan lebih
terlebih
lagi
pengunaan
pupuk
bila
organik yang memiliki beberapa
pemberian
kendala seperti respon tumbuhan
daun
gamal
terhadap
pupuk
begitu
lambat.
150ml/polybag (P3), 100 ml/polybag
Menurut Nugroho (2007), pengunaan
(P2),
pupuk
50
ml/polybag
(P1)
dan
organik
pada
dasarnya
tanaman kakao yang tidak diberikan
memiliki beberapa kelemahan, salah
perlakuan pupuk cair daun gamal
satunya diantaranya tanaman cukup
(P0), hal
lambat
ini
dikarenakan
pada
dalam
merespon
pupuk
tanaman yang diberikan perlakuan
tersebut, hal ini disebabkan karena
200 ml/polybag memiliki unsur hara
beberapa faktor diantaranya: (a) pada
yang terpenuhi.
tahap pertama, pupuk organik akan berfokus pada perbaikan kondisi
Pembahasan
tanah yang kurang baik, seperti
Berdasarkan
hasil
penelitian
menujukan bahwa pemberian pupuk cair daun gamal dengan berbagai dosis pada perlakuan P1(pupuk cair daun gamal) 50 ml/polybag, P2 (pupuk
cair
daun
gamal)
100
ml/polybag, P3 (pupuk cair daun gamal) 150 ml/polybag, P4 (pupuk cair daun gamal) 200ml/polybag tidak
berpengaruh
nyata
pada
tanaman kakao, hal ini disebabkan karena pemberian pupuk pupuk cair organik daun gamal agak sedikit lambat dibandingkan dengan pupuk kimia,
pemberian
menentukan
tingkat
dosis
sangat
pertumbuhan
dan perkembangan suatu tanaman, dosis
yang
mempengaruhi
tidak laju
tepat
akan
pertumbuhan
perbaikan sipat fisik tanah, dan sifat kimia tanah, terlebih lagi pada awalnya digunakan
sejarah
tanah
yang
bekas
lahan
yang
digunakan berbagai jenis pestisida dan pupuk kimia yanng berlebih sehingga
mikroorganisme
dalam
pupuk cair organik bekerja keras untuk memperbaiki sifat fisik tanah tersebut. Sifat fisik dan kimia tanah sangat
berperan
penting
dalam
pertumbuhan tanaman, karna akar berada pada media tanah, yang dimana akar merupakan inti dari kegiatan proses pencarian unsur hara bagi tanaman tersebut. Jika sifat tanah kurang baik hal ini sangat mempengaruhi
pertumbuhan
tanaman dampak terberat dari hal ini
tanaman yang memdapat perlakuan
tanaman akan kekurangan unsur
pemberian pupuk cair daun gamal
hara, terutama unsur N dan unsur P,
sebanyak
yang merupakan unsur yang mudah
pertumbuhannya lebih tinggi bila
hilang terutama nitrogen; (b) tahap
dibandingkan
kedua, pada tahap kedua sifat kimia
pemberian pupuk cair daun gamal 50
dan
(ml/polybag), 100 (ml/polybag) dan
fisik
tanah
sudah
mulai
200
(ml/polybag)
dengan
membaik, kinerja bakteri sudah tidak
150
terlalu berat pada seperti halnya
dikarenakan
tahap
ini
(nitrogen dan posfat) pada tahap
tanaman sudah bisa menyerap pupuk
awal pertumbuhan tanaman dengan
yang ada didalam tanah, unsur hara
dosis
mulai tersedia, kondisi tanah mulai
pertumbuhan vegetatif tanaman yang
membaik,
mikroorganisme
dimana bagain vegetatif ini sangat
dalam tanah mulai hidup kembali
berperan dalam proses pertumbuhan
dan bisa mengurai bahan bahan
tanaman seperti akar batang dan
organik dalam tanah, hal ini sangat
daun.
mengutungkan bagi tanaman; (c)
pertumbuhan pada suatu tanaman
tahap ketiga, pada tahap ini unsur
bukan hanya dilihat dari faktor
hara dan sifat fisik maupun kimia
internal saja akan tetapi melihat dari
dalam tanah sudah tersedia, kondisi
faktor ekternal juga yang dimana
tanah sudah membaik. Hal ini mulai
faktor ekternal itu antara lain yaitu:
bisa
(a) cahaya matahari, cahaya matahari
pertama,
dan
dirasakan
ketiga
pada
pada
pada
tahap
pemupukan
pengunaan
pupuk
(ml/polybag),
perlakuan
pemberian
yang tepat
Menurut
sangat
hal
nutrisi
akan memicu
Wayan
berperan
ini
penting
(2007),
dalam
organik, salah satunya pupuk cair
kehidupan suatu tanaman hal ini
organik.
berkaitan
Hasil analisis sidik ragam
fotosintesis,
dengan tanaman
kegiatan kakao
pada tabel 2 dan 3 (lampiran 2)
merupakan jenis tanaman dengan
menunjukkan
pemberian
tipe pemerimaan cahaya kelas C3,
pupuk cair daun gamal memberikan
yang artinya tanaman kakao hanya
pengaruh yang tidak nyata pada
memerlukan cahaya matahari kurang
pertumbuhan tanaman kakao. Tinggi
lebih sekitar 70% saja dari insentitas
bahwa
cahaya yang ada, oleh sebab
itu
daun
yang
lebih
banyak,
pembibitan suatu tanaman terutama
kemungkinan pada dosis ini mampu
tanaman
diberikan
memperbaiki sifat fisik tanah, dan
naunggan akar daun tanaman kakao
kimia tanah yang merupakan faktor
tidak mengalami layu akibat terbakar
penentu dalam pertumbuhan tanaman
oleh radiasi matahari; (b) curah
kakao, pada dasarnya pemberian
hujan,
pupuk
kakao
pada
umumya
harus
musim
bibit
penghujan
tanaman
kakao
cair
daun
gamal
mengadung unsur hara
yang
P
akan
pertumbuhan
daun
mengalami pertumbuhan yang tidak
mempercepat
normal karena cahaya yang diterima
karna pada dasarnya kapur/kalsium
oleh
dapat
banyak terletak pada daun tanaman
menghambat pertumbuhan auksin
itu sendiri sehingga pemberian dosis
yang ada pada tanaman sehingga
yang tepat akan membuat daun
pada
akan
bertambah dengan normal. Menurut
mengalami rebah akibat lembeknya
Pracaya (2007), pertumbuhan dan
batang, hal ini disebabkan sel pada
perkembangan
merupakan
jaringan tanaman tidak berperan
yang
dapat
aktif.
pertumbuhan
tanaman
fase
kritis
tidak
tanaman
Pertambahan
tinggi
tidak
dan
aspek
dipisahkan, perkembangan
pada
sejajar senipikan, hal ini berlangsung
suatu tanaman berpengaruh pada
secara alami, kekurangan unsur hara
pertambahan jumlah daun (helai)
akan
tanaman.
tanaman, terutama kekurangan unsur
Data hasil pengamatan
menghambat
kekurangan
pertumbuhan
pada tabel 4 dan 5 (lampiran 2)
P,
menujukkan bahwa perlakuan P4
menghambat tumbuhnya daun, hal
(200 ml/polybag) menunjukan hasil
ini memicu terhambatanya unsur N
yang lebih baik pada pertambahan
untuk
jumlah daun tanaman kakao, hal ini
vegetatif tanaman.
merspon
unsur
P
akan
pertumbuhan
dikarenakan pemberian pupuk cair
Seiring dengan bertambahnya
daun gamal berpengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman serta
respon tanaman yang lebih tinggi
bertambahnya jumlah daun hal ini
sehingga volume sel pada tanaman
akan berpenggaruh pada diameter
bertambah yang memicu tumbuhnya
batang hasil analisis sidik ragam
pada tabel 6 dan 7 (lampiran 2)
perlakuan pemberian pupuk cair
memperlihatkan hasil yang tingkat
daun
pertumbuhan diameter batang paling
ml/polybag, (P4) menunjukan tingkat
bagus
pertumbuhan tanaman yang baik
P4
(200ml/polybag)
dibandingkan lainya
dengan
P1
perlakuan
(50ml/polybag),
(100ml/polybag),
dan
gamal
dengan
dosis
200
dibandingkan dengan yang lainya hal
P2
ini disebabkan karena perlakuan
P3
pupuk
cair
daun
gamal
(150ml/polybag), hal ini disebabkan
ml/polybag
pemberian unsur hara yang tepat
yang
akan
tanaman, jumlah daun dan diameter
memicu
laju
pertumbuhan
tanaman, pada fase awal petumbuhan
(P4)menujukan
200
lebih
baik
untuk
hasil tinggi
batang.
tanaman sangat tergantung pada kondisi tanah dan faktor lingkungan, pemberian unsur hara makro berupa nitrogen, posfor, kalium, magnesium dan kalsium/kapur yang tepat akan mempengaruhi aktivitas sel pada tanaman sehingga proses potosintesis
Saran Adapun saran
dalam penelitian ini diharapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
mengunakan
dosis
yang
berbeda pada pembibitan tanaman kakao
berlagsung dengan baik.
yang didapat
yang
sama,
diharapkan
dosisnya lebih tinggi dari penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
sebelunya, Kesimpulan
agar
hasil
yang
didapatkan memiliki perbedaan. Dan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat disimpulkan bahwa pengunaan pupuk cair daun gamal pada aplikasi
kepada pembaca diharapkan adanya keritikan dan saran, agar penulis dapat memperbaiki skripsi.
tidak berpengaruh nyata, akan tetapi dalam
semua
perlakukan
yang
dimulai dari P1 (50ml/polybag), P2 (100 ml/polybag), P3 (150/polybag), dan P4 (200ml/polybag), salah satu dari perlakukan tersebut
P4
Hadisuwito, 2007. Membuat Pupuk
ada yang
lebih baik pertumbuhnya yaitu pada perlakukan
DAFTAR PUSTAKA
(200ml/polybag)
Organik Cair. Jakarta: Penebar Swadaya
Hesty,
Natalia, dkk. 2009. Keungulan gamal.(Online) available at http://gamal.com diakses pada 25 september 2014
Jhon, 2006. Morfologi Tanaman Gamal. Jakarta: Penebar Swadaya Musnawar, Ismawati. 2009. Pupuk Organik. Jakarta: Penebar Swadaya Mars, 2008. P3S. (Online ) available at http://marsindonesia.com Nugroho, Hartanto. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya Nugroho, Panji. 2007. Pupuk Kompos Cair.Yogyakarta: Pustaka Baru Pres Pracaya, 2007. Hama dan Peyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya Purwanto, 2007.Budidaya gamal. Jakarta: Penebar Swadaya Siregar, Tumpal. 2004. Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya Soetrio, 2001. Budidaya Tanaman Kakao. (Online) http: www. Wiki/tribus.com Sumardi. 2007. Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya Wayan, Kurniasih. 2007. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Widya,
Yrama. 2008. Pedoman Bertanam Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya
Wikipedia, 2014. Kakao Indonesia. (Online) available at http: Wikipedia budidaya tanaman kakao. Diakaes tanggal 20 September 2014 Yulnafarmawati, 2008. Pemanfaatan Gamal. (Online) available at http://manfaat gamal.org.wiki. diakses tanggal 20 September 2014