ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Psikologi 2013
Nursella Indah Trisnawati/209000177 Windy Elisse/209000321 Fenomena Near Death Experience (NDE) dan Out of Body Experience (OOBE) (Jumlah halaman 11) Abstrak Near Death Experience (NDE) adalah pengalaman mendekati kematian yang lebih dikenal dengan istilah mati suri. Dalam tahapan near death experience (NDE) terdapat peristiwa Out of Body Experiences (OOBE) yaitu peristiwa keluarnya ruh dari jasad. Pengalaman seseorang ketika mengalami near death experience (NDE) berbeda-beda, namun terdapat kesamaan dimana ketika seseorang telah hidup kembali, akan terjadi perubahan kepribadian yang lebih baik dan mendadak memiliki kemampuan supra-natural. Kata kunci Daftar Pustaka
: near death experience, out of body experiences, ruh, jasad : 10, 2002-2013
Pendahuluan Segala sesuatu yang tercipta, pasti musnah. Demikian halnya dengan manusia, setiap manusia atau makhluk hidup lainnya pasti akan mati. Manusia
pada akhirnya akan
meninggalkan dunia menuju keabadian. Kematian tidak memilih siapa yang akan dijemputnya, mulai dari orang tua atau yang muda, cepat atau lambat pasti akan merasakan mati. Sesungguhnya tidak ada satu orangpun yang mengetahui kapan ajalnya tiba. Kematian merupakan drama penuh misteri dan seketika dapat mengubah jalan hidup seseorang. Begitu misterius dan menakutkannya kematian, tidak sedikit umat manusia merasa perlu menambah masa hidupnya (Khasanah, 2006). Kematian yang begitu misterius karena sesungguhnya manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian. Hidayat (2005) menambahkan, rasa takut itu berakar pada keinginan untuk selalu hidup nyaman. Hal ini berkaitan dengan keengganan untuk meninggalkan kenikmatan duniawi. Selain itu penolakan akan kematian karena kematian identik dengan tragedi, rasa sakit, ketikberdayaan, kehilangan dan kebangkrutan hidup (Hidayat, 2005). Manusia yang percaya dengan kematian akan menggerakkan dirinya untuk beragama. Menurut Dister (1982, dalam Amely, tth) dalam menghadapi frustasi terbesar seperti menghadapi kematian, manusia akan bertindak religius. Bahkan menurut Shihab (dalam Hidayat, 2005) kemungkinan jika tidak ada maut, Tuhan tidak akan ada dalam benak kita. Karena pada dasarnya hanya agama yang mampu memberikan jawaban yang memuaskan tentang kematian. Berikut ini beberapa bentuk kematian: a. Mati secara fisik
Mati secara fisik dibedakan menjadi dua yaitu: pertama, mati secara klinis adalah mati yang masih bisa hidup kembali. Contohnya orang yang mati otak, tapi jantungnya masih berfungsi. Kedua mati secara biologis didefinisikan sebagai berhentinya semua fungsi vital tubuh meliputi detak jantung, aktifitas otak, serta pernapasan (Singh, dkk, 2005). b. Mati secara sosial Mati secara sosial adalah individu menarik diri dari kehidupan sosial & tidak lagi memiliki fungsi dalam masyarakat. Tidak punya teman, tidak ada ikatan. Melepaskan hubungan dengan semua orang.
c. Mati secara psikologis
Mati secara psikologis maksudnya adalah tidak memiliki keinginan untuk hidup. Kematian merupakan salah satu fenomena hukum alam yang sudah pasti terjadi pada setiap orang. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran manusia, mulai dari apa sesungguhnya yang menyebabkan kematian, apa sesungguhnya yang terjadi pada saat seseorang mengalami
kematian serta apa yang terjadi pada manusia
setelah
terjadinya kematian (Leahy, 1998, dalam Fahrurrozi, tth). Di Indonesia terdapat suatu fenomena seperti kematian, namun itu bukan kematian yang sesungguhnya. Kematian itu dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai “mati suri”. Beberapa fenomena mati suri yang terjadi di Indonesia antara lain seperti yang dialami Azlina, Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis, berusia 23 tahun (Sutrisno, 2013). Ia mengalami mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Sejak tiga tahun lalu ia menderita penyakit kelenjar gondok alias hiper teroid. Kemudian pada 25 Agustus Azlina ditemani pamannya berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi. Namun pada Sabtu, 26 Agustus, tengah malam, kondisi anak sulung tiga bersaudara ini kritis, koma. Tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor denyut jantung terlihat kosong atau berupa garis lurus. Untungnya setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat kembali bergerak yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini berdenyut lagi. Untuk perawatan lebih lanjut, Azlina dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua malam kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya. Pada saat dinyatakan sudah meninggal oleh dokter, yang dialami oleh Azlina saat itu adalah nyawanya sudah di cabut oleh malaikat, Setelah roh berpisah dengan jasad, ia menyaksikan orang-orang yang masih hidup dan jasadnya terbaring di tempat tidur. Kemudian Azlina dibawa dua malaikat menuju ke suatu tempat. Sesampainya di suatu tempat, ia bertemu dengan ayahnya yang sudah meninggal. Setelah berbincang dengan ayahnya, kedua malaikat tersebut kembali membawa Azlina ke suatu tempat di mana di tempat tersebut dipenuhi oleh wanita berpakaian rapi dan berjilbab, di sini Azlina bertemu dengan amalan baiknya. Kemudian Azline ditemani amalan baiknya dan kedua malaikat berjalan lagi menuju suatu ditempat. Ditempat itu ia banyak melihat orang yang disiksa dan meminta tolong. Setelah itu kembali berjalan, sampailah ia di suatu tempat yang penuh dengan suara zikir, tasbih, dan juga adzan. Setelah diperlihatkan beberapa kejadian kemudian Azlina diantarkan
pulang untuk kembali kepada jazadnya. Saat itu pula Azlina tersadar dari komanya (Sutrisno, 2013). Selain fenomena yang dialami Azlina, terdapat fenomena lain yang serupa, seperti yang dialami oleh Rubiana. Perempuan berusia 33 tahun bergelar doktor di bidang psikologi mengalami OOBE (Out of Body Experience). Ketika ia akan melahirkan anak dengan cara cesar. Selama 5 jam ia di bius, ia dapat melihat raganya berada di meja operasi. Ia diperlihatkan dengan simbol-simbol jawa. Sampai pada akhirnya ia mengasosiasikan semua yang berbau jawa dengan kematian. Kini, Rubiana memiliki kemampuan supra-natural. Ia kian mahir mempraktekkan reiki serta mempelajari fenomena spiritual di antaranya kehidupan antar dimensi di alam semesta di tambah lagi, ia kini memiliki intuisi yang semakin tajam (Holistic, 2009). Kalina, mantan istri dari mentalist Deddy Cobuzier ini juga pernah mengalami hal serupa saat Kalina kecil. Sewaktu sedang tidur dengan ibunya, ia sering merasa terbangun dan berjalan keluar serta duduk di kursi tamu membaca majalah. Waktu itu nenek Kalina berteriak kencang sekali, dan Kalina pun bergegas lari ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Kalina berteriak karena kaget melihat tubuhnya yang masih terbaring di ranjang dan sedang tidur. Saat itu Klina berpikir bahwa ia bermimpi. Keesokannya, nenek Kalina bercerita bahwa semalam ia melihat hantu. Ia berteriak karena melihat majalah di ruang tamu terbang mengambang seakan sedang dibaca oleh hantu. Saat itulah Kalina menyadari bahwa semalam ia tidak bermimpi melainkan ada sesuatu yang terjadi pada dirinya (Corbuzier, 2002). Dalam ilmu psikologi, fenomena seperti yang dijelaskan sebelumnya dikenal dengan istilah near death experience (NDE) dan out of body experience (OOBE). Dalam artikel ini peneliti akan memfokuskan bahasan pada pengalaman near death experience (NDE) dan out of body experience (OOBE) serta kejadian setelah pengalaman tersebut. Sebagai suatu ilmu pengetahuan empiris psikologi terikat pada pengalaman dunia. Psikologi tidak melihat kehidupan manusia setelah mati, melainkan mempelajari bagaimana sikap dan pandangan manusia terhadap masalah kematian, bagaimana jiwa manusia di saatsaat menjelang kematian. Pada umumnya, dalam menghadapi kematian manusia akan melakukan proses penolakan bahwa setiap manusia tidak mau mati (Kubler-Ross, dalam Papalia, Olds, Feldman, 2009). Menurut Kubler-Ross (dalam Papalia, Olds, Feldman, 2009) menghadapi kenyataan akan kematian dapat menjadi kunci hidup dengan penuh makna, karena penolakan atau pengingkaran akan kematian adalah hasil dari menjalani kehidupan di dunia dengan kekosongan, tanpa tujuan, dan kurang melakukan hal-hal yang berarti dalam hidup.
Pembahasan A. Near Death Experince (NDE)
Near Death Experience (NDE), Istilah ini dicetuskan pertama kali oleh Raymond Moody pada tahun 1975 dalam bukunya “Life after Life” (Moody, 1976). Buku ini merupakan buku pertama dalam studi tentang NDE di seluruh dunia. Moody memilih istilah NDE setelah mewawancarai 150 orang yang menceritakan suatu pengalaman yang disebutnya “pengalaman mendekati kematian”. Penelitian Moody terhadap sejumlah orang tersebut diawali dengan suatu peristiwa kebetulan di tahun 1965 ketika Moody masih menjadi mahasiswa filsafat di University of Virginia. Ia bertemu dengan seorang profesor psikiatri yang menceritakan pengalamannya saat “mati”. Near
death
experience
(NDE)
merupakan
pengalaman
seseorang
yang
diasosiasikan dengan kematian yang akan segera menghampirinya, mencakup sensasisensasi yang mungkin bisa berjumlah banyak seperti keluar dari tubuh; mengapung diudara; perasaan yang ekstrem; ketenangan,
kedamaian dan kehangatan yang total;
pengalaman keterputusan yang mutlak; dan kehadiran cahaya. Biasanya pengalamanpengalaman ini terjadi pada kondisi setelah seseorang dinyatakan mati secara klinis atau sangat dekat dengan kematian, akan tetapi kemudian dia sadar atau hidup kembali (Wikipedia). (tambahan) Secara lebih spesifik, Long (1998, dalam Fahrurrozi) mendefinisikan near death experience (NDE) sebagai sebuah pengalaman yang benar-benar hidup yang berasosiasi dengan kesadaran subyek bahwa dirinya keluar dari tubuh fisiknya pada saat dirinya terancam oleh kematian yang akan menghampirinya. Ancaman tersebut dapat berupa fisiologis maupun psikologis. Sedangkan Lommel, dkk (2001, dalam Fahrurrozi) memberi pengertian bahwa NDE merupakan ingatan akan keseluruhan kesan selama keadaan kesadaran khusus yang mencakup elemen-elemen yang spesifik seperti; pengalaman keluar dari tubuh, perasaan yang menyenangkan, melihat sebuah terowongan, bertemu dengan anggota keluarga yang telah meninggal atau mengalami tinjauan ulang atas kehidupannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan beberapa kriteria sebagaimana yang disebutkan oleh Atwater (1998, dalam Fahrurrozi) yang harus dipenuhi sehingga seseorang bisa dikatakan mengalami mati suri atau NDE ini. Kriteria tersebut adalah ; 1. Konteks, yaitu kondisi melatarbelakangi atau menyebabkan subjek mengalami
NDE harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut ; a. Gejala-gejala atau tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa
seseorang tersebut sedang sakit berat atau terluka, atau mengalami bentukbentuk krisis fisiologis lain seperti kecelakaan, atau b. Harapan atau perasaan subjek atas kematian yang sebentar lagi dialaminya. 2. Isi, yaitu kesadaran intens, rasa atau pengalaman mengenai dunia lain.
Fase ini dapat berlangsung singkat dan terdiri dari hanya satu elemen, atau lebih, bahkan panjang, dan terdiri dari banyak elemen. Biasanya elemen-elemen yang dialami diantaranya adalah ; melihat dan mengalami kerpisahan dari tubuh; perasaan atau kesadaran akan kematian; peningkatan kognisi yang pesat; kegelapan ataupun cahaya yang dirasakan sangat kuat; bergerak melalui lorong atau ruang yang gelap;
sensasi terhadap gerakan atau perasaan akan suatu
kehadiran; emosi dan perasaan yang membanjir, perjumpaan dengan orang-orang yang diketahui telah meninggal dunia; tinjaun ulang kehidupan; perasaan diadili karena akibat kesaalahan yang pernah ia perbuat; menerima informasi; memiliki rasa pemahaman terhadap segala sesuatu, misalnya mengetahui bagaimana alam semesta bekerja.;
persepsi tentang hal-hal yang berkaitan dengan surga atau
neraka; keputusan untuk kembali dan kembali kepada tubuh fisik (Kunhard, 1993). Begitu bervariasinya isi pengalaman-pengalaman yang dilaporkan oleh orangorang yang mengalami NDE, berikut ini ada beberapa tahapan yang terjadi ketika seseorang mengalami mati suri menurut Mujib (2008) : a. Ia merasa mati, karena ruhnya ke luar badan. Ia terasa melayang dan mengetahui tubuhnya berbaring kaku. b. Ia masuk dalam terowongan (tunnel) yang gelap, dingin dan panjang yang
ujungnya akan terlihat sinar yang terang dan berwarna-warni dengan suara musik yang indah. c. Bertemu sanak keluarga yang telah meninggal d. Ia hidup kembali setelah merasakan semua itu Menurut Mujib (2008), terdapat kesamaan pengalaman yang sering terjadi pada orang-orang yang mengalami NDE. Kesamaan pengalaman tersebut yaitu : a. out of body experiences adalah pengalaman merasakan keluar dari tubuh
sendiri b. into the tunnel adalah pengalaman melewati sebuah lorong c. approaching the light adalah pengalaman melihat cahaya
d. the being of the light adalah pengalaman berjumpa dengan makluk yang
bercahaya e. feeling of peace adalah pengalaman merasakan kedamaian atau ketenangan f. meeting relatives adalah pengalaman bertemu dengan sanak saudara yang
telah tiada atau meninggal lebih dulu g. Pemutaran kembali film perjalanan hidupnya h. Jika telah merasakan mati suri ia ingin dalam kondisi seperti itu selamanya i. Jika ia hidup kembali lazimnya terjadi perubahan kepribadian dan mendadak memiliki kemampuan supra-natural. Tidak banyak orang yang menceritakan secara rinci mengenai apa yang dirasakan atau apa yang terjadi selama proses NDE (Near Death Experience) berlangsung. Mellen-Thomas Benedict adalah seorang seniman yang menceritakan pengalaman NDE dan kisahnya tersebut dibukukan oleh bantuan teman-temannya Dr Lee Worth Bailey dan Jenny Yates didalam buku yang berjudul The Near-Death Experience: A Reader (Holistic, 2009). Mellen selamat dari pengalaman menjelang kematian di tahun 1982. Ia mengalami kematian selama lebih dari satu setengah jam akibat kanker otak. Pada saat kematiannya, ia bergerak keluar dari tubuhnya dan pergi menuju cahaya (Holistic, 2009). Beberapa diantara mereka mengatakan bahwa mereka bertemu teman-teman lama yang lebih dulu meninggal, serasa reuni indah dalam sebuah perkampungan yang amat damai. Peristiwa tersebut dinamakan meeting relatives. Meeting relatives adalah pengalaman bertemu dengan sanak saudara yang telah tiada atau meninggal lebih dulu (Mujib, 2008). Ada pula yang mengaku merasa terasing di hutan yang begitu lebat, dipenuhi binatang buas yang sangat mengerikan (Hidayat, 2005). Dengan kata lain, cerita-cerita tersebut sangat subjektif. Secara psikologis dampak dari peristiwa mati suri pada orang yang mengalaminya sangat besar. Terdapat pengalaman yang dinamakan feeling of peace. Feeling of peace adalah pengalaman merasakan kedamaian atau ketenangan (Mujib, 2008). Bagi mereka yang mengalami keindahan serta kedamaian hidup alam rohani, ketika ruh yang terpisah dari raga lalu memasukki raga kembali, mereka merasa menyesal mengapa hidup lagi ke dunia (Hidayat, 2005). Mereka merasa kehidupan yang diperlihatkan dalam perjalanannya tersebut jauh lebih indah dan tak bisa dibandingkan dengan kenikmatan yang pernah dirasakan selama berada di dunia. Sebaliknya, mereka yang selama hidupnya lebih banyak amalan buruk dari pada amalan baik, sangat senang karena dapat kembali ke dunia untuk menebus dosa-dosa dengan memperbanyak amalan baik.
Salah satu kesamaan pengalaman yang terjadi pada orang-orang yang mengalami NDE (Near Death Experience) adalah jika ia hidup kembali maka terjadilah perubahan kepribadian dan secara tiba-tiba memiliki kemampuan supra-natural (Mujib, 2008). Mereka yang pernah mengalami mati suri, pandangannya terhadap hidup berubah total. Mereka yang selama ini sudah cukup baik kan selalu ingin melipatgandakan kebaikannya karena sudah melihat ganjaran yang akan terjadi di akhirat. Sebaliknya, Bagi yang melihat amalan buruknya lebih berat, mereka akan berusaha secara konsisten untuk memperbaiki raport hidupnya. Mereka yang pernah mengalami mati suri umumnya menjalankan hidup ini dengan enteng dan kematian menjadi hal yang tidak ditakuti sama sekali, bahkan dirindukan (Hidayat, 2006). Kematian dianggap sebagai reward untuk menaiki jenjang kehidupan yang lebih tinggi untuk mencapai nikmat yang diberikan Tuhan. Nikmat tersebut jauh lebih indah dan membahagiakan apabila dibandingkan dengan segala nikmat yang ada di dunia. Dari sekian NDE (Near Death Experience), ada beberapa hikmah yang sangat mengesankan. Pertama, ketika ruh keluar dari jasad dan dinyatakan meninggal, yang paling menggembirakan orang yang memiliki jasad tersebut adalah ketika keluarganya, terutama anak-anak kandungnya, bersikap ikhlas dan melepaskan dengan doa (Hidayat, 2005). Ibarat mengendarai balon yang hendak terbang keatas, perjalan ruh menjadi enteng jika keluarganya mengantarkan dengan doa, memaafkan dosa-dosanya dan ikhlas melepaskannya, karena sesungguhnya mati tak ubahnya meneruskan perjalanan pulang mudik ke kampung ilahi. Kedua, kekayaan duniawi itu terlihat jelas hanya sebatas sarana yang mestinya dibelanjakan untuk tujuan yang mulia. Kekayaan itu ibarat tubuh yang memiliki kehidupan pada dirinya sendiri namun tanpa adanya ruh (Hidayat, 2005). Niat dan amal kebajikan sebaiknya terus ditingkatkan selama hidup di dunia untuk kehidupan yang hakiki kelak. B. Out of Body Experience (OOBE)
Peristiwa mendekati kematian atau dikenal dengan istilah NDE (Near Death Experince) diawali dengan peristiwa OOBE (Out of Body Experience). Pada peristiwa ini, ruh yang terpisah dari raga kemudian masuk kembali ke raga tanpa ada rasa sakit (Hidayat, 2005). Hal ini karena ruh sifatnya abadi dan tidak memiliki batas ruang dan waktu seperti halnya jasad yang akan hancur ketika saat telah dikubur (Mujib, 2008). Sehingga orang yang sebelumnya dinyatakan telah meninggal oleh dokter, namun hidup kembali seperti semula karena ruhnya telah kembali pada jasad.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh organisasi Gallup Poll pada tahun 1996 ternyata lebih dari 13 juta orang di USA pernah mengalami mati suri (NDE – Toronto Star 5. Maret 2000 dalam Holistic, 2009). Berdasarkan kesaksian mereka, pada saat mereka mati suri, mereka bukan hanya sekedar bisa mendengar percakapan orang-orang disekitar mereka saja, bahkan sebagian besar bisa menceritakan secara rinci jalannya operasi sampai menjelaskan dibagian mana saja mereka dijahit setelah di operasi (Holistic, 2009). Dr Raymond A Moody dari Universitas Virginia pernah meneliti fenomena NDE. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama yaitu into the tunnel dan approaching the light (Holistic, 2009). Into the tunnel adalah pengalaman melewati sebuah lorong. Approaching the light adalah pengalaman melihat cahaya (Mujib 2010). Melalui peristiwa memasuki lorong yang gelap dan diakhir lorong bisa melihat cahaya. Namun ada beberapa orang yang berkisah tentang peristiwa mati suri mereka dan satu dengan yang lainnya tidak mengalami hal yang persis sama. Hal ini berkaitan dengan spiritual masing-masing individu. Di dalam Al-Qur’an digambarkan peristiwa ketika ruh lepas dari raga, ruh berisi rekaman perilaku selama hidup di dunia dan masing-masing jiwa akan diperlihatkan laporan seluruh amalan (Hidayat, 2005). Jika selama hidupnya kebaikan dan kebajikan lebih dominan, maka ketika mati suri perjalanan ruhnya memperoleh kenikmatan dan ketentraman yang luar biasa. Sebaliknya jika yang dominan berupa kejahatan, maka ruhnya akan merasa kepedihan yang teramat sangat. Logikanya, peristiwa ini mirip dengan mimpi, mimpi bisa indah maupun mimpi buruk (Hidayat, 2005). Kesimpulan 1. Near Death Experience (NDE) adalah suatu pengalaman mendekati kematian. Near
Death Experience (NDE) sering dikenal dengan istilah mati suri. Dalam tahapan near death experience (NDE) terdapat yang namanya out of body experiences (OOBE). 2. Out of Body Experiences (OOBE) adalah pengalaman merasakan keluarnya ruh dari
jasad. Out of Body Experiences (OOBE) berbeda dengan near death experience (NDE), karena pada out of body experiences (OOBE) seseorang hanya merasakan ruhnya keluar dari jasad namun ruh tersebut tidak sampai pada pintu atau gerbang kematian. 3. Seseorang yang mengalami out of body experiences (OOBE) belum tentu atau tidak
bisa dikatakan ia mengalami near death experience (NDE) juga. Tetapi seseorang
yang mengalami near death experience (NDE) pasti mengalami out of body experiences (OOBE). 4. Pengalaman seseorang ketika mengalami near death experience (NDE) berbeda-beda,
yang sama adalah ketika seseorang telah kembali hidup atau kembali ruh kepada jasad, pada diri mereka akan terjadi perubahan kepribadian menjadi lebih baik dan mendadak memiliki kemampuan supra-natural. Saran 1. Setiap manusia perlu membekali dirinya dengan amalan-amalan kebajikan. Menabung
kebaikan di dunia membuat investasi besar di akhirat. 2. Setiap manusia hendaknya memiliki tujuan hidup, agar hidup menjadi lebih bermakna
sehingga dalam memandang atau melihat kematian seseorang akan optimis bukan berupa penolakan atau ketakutan.
Daftar Pustaka Amely. Manusia dan Kematian. Diakses dari http://id.scribd.com/doc/97751840/MakalahISBD-Manusia-dan-Kematian-kel-XI pada tangggal 1 Februari 2012 pukul 20.36 Corbuzier, Deddy. (2002). “Mengenal Out of Body Experience 2”. WITCH, 7. 72-73. Fahrurrozi, A.M. Mati Suri dan Religiusitas. Diakses dari http://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDkQFjAB&url=http %3A%2F%2Ffud.iainbanten.ac.id%2Fattachments%2Farticle%2F106%2FMati %2520Suri%2520dan%2520Religiusitas%2C%2520A.M. %2520Fahrurrozi.doc&ei=98djUbnfMcTrrQfZ74DoCQ&usg=AFQjCNHMx8tiwkw_JAp0LRNrns8Osu9zw&bvm=bv.44990110,d.bmk pada tanggal 1 Februari 2012 pukul 19.56 Hidayat, Komaruddin. (2005). Psikologi Kematian. Bandung: Mizan Holistic.
(2009).
Near
Death
Experience.
Diakses
dari
http://holistic1610.wordpress.com/2009/07/25/near-death-experience/ pada tanggal 1 Februari 2012 pukul 20.10 Khasanah,
Hanik
Uswatun.
(2006).
Near
Death
Experience.
Diakses
dari
www.mediaindonesia.com pada tanggal 4 Februari 2012 pukul 13.23 WIB Papalia, Diane E., Olds, Sally Wendkos., Feldman, Ruth Duskin. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Ed 10, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika Mujib, Abdul. (2008). Ruh dan Psikospiritual Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Roy,
Saberi.
(2008).
The
Psychology
of
Death.
Diakses
dari
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en| id&rurl=translate.google.com&u=http://ezinearticles.com/%3FThe-Psychology-ofDeath%26id%3D3206180&usg=ALkJrhhHXJo-LJBuQynQoi4IGtydRB_iDA
pada
tanggal 1 Februari 2012 pukul 21.05 Sutrisno, Adi. (2013, 21 Maret). Kisah Nyata Pengalaman Gadis Dua Jam Mati Suri. Diakses dari
http://www.carakupedia.com/2013/03/kisah-nyata-pengalaman-seorang-
gadis.html pada tangggal 3 April 2013 pukul 21.43