ABSTRACT THE INFLUENCE MARGIN FINANCING MURABAHAH ON ABILITY PROFIT OF BANK SYARIAH (Study Case at Bank Syariah Mandiri)
By : Gita Andela NPM. 113403038 Guidance : Iman Pirman Hidayat, S.E. M.Si,.Ak,.CA Iwan Hermansyah, SE, M.Si., Ak,.CA
This research objectives is (1) to know the margin financing murabahah in Bank Syariah Mandiri (2) to know the ability profit in Bank Syariah Mandiri (3) To know level of margin financing murabahah influence to the ability profit in Bank Syariah Mandiri. Method applied in this research is case study method, while data collecting technique is done with (1) Covering field study: observation, interview, study documentary, (2) bibliography research. Data and information obtained from this research analyzed by using correlation coefficient analysis product moment. Result of research indicates that correlation coefficient is shows existence of the significant influence between margin financing murabahah to ability profit in Bank Syariah Mandiri. Keywords : margin financing murabahah, ability profit
PENDAHULUAN Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an, bahwa “perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga (interest-free banking) dengan menggunakan prinsip mudharabah dan musyarakah yang dijalankan menggunakan sistem bagi hasil (profit and loss sharing”. (Saeed,2008: 2).
Perbankan syariah hadir sebagai salah satu alternatif dalam dunia perbankan yang dikembangkan dengan berbagai aturan untuk menjalankan perbankan dan keuangan menurut prinsip syariah. Dan prinsip bagi hasil merupakan karakteristik utama bank syariah yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Melalui pembiayaan murabahah, dana bank akan bertambah dengan sendirinya karena dari proses penyaluran dana atau pembiayaan tersebut akan diperoleh suatu keuntungan berupa margin. Margin dalam dunia perbankan syariah menurut Ahmad Gozali (2006; 280) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli atas sebuah akad jual beli. Margin tidak sama dengan bunga karena margin harus sudah ditentukan pada awal dalam perjanjian dan tidak dapat berubah ditengah jalan. Sedangkan margin murabahah merupakan pendapatan margin yang ditangguhkan yang telah dapat diakui karena telah jatuh tempo atau telah dilunasi piutang murabahahnya Wiroso. (2005; 100). Margin dalam Pembiayaan murabahah dalam jumlah besar dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Dimana semakin besar pendapatan maka semakin besar pula bank dalam pembayaran kewajiban kepada pihak lain. Dengan begitu kemampuan laba menjadi faktor penting dalam penilaian aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Kemampuan bank dalam menghasilkan profit tersebut akan bergantung pada kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada, dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset (ROA).
Penggunaan ROA dalam mengukur kemampuan laba dikarena ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan Laba. Besarnya laba atau profit tentu berhubungan dengan besarnya pembiayaan yang disalurkan serta menunjukkan tingkat keberhasilan bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya. Dampak yang timbul dari pembiayaan murabahah yaitu akan menggairahkan sektor riil, PT. Bank Syariah Mandiri adalah salah satu bank syariah di Indonesia yang merupakan bank milik pemerintah pertama yang operasionalnya berlandaskan syariah. Dan masuk dalam bank Syariah yang mempunyai total asset terbesar, Besarnya pendapatan margin murabahah yang diperoleh BSM karena besarnya pembiayaan murabahah yang disalurkan BSM, bahkan besarnya melebihi besarnya pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Selain karena kelemahan yang dimiliki oleh penyaluran pembiayaan mudharabah dan musyarakah, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh pembiayaan murabahah menjadi pemicu utama besarnya pembiayaan murabahah. Permasalahan yang terjadi dari fenomena margin pembiayaan murabahah dan kemampuan laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk tersebut adalah seberapa besar pengaruh margin dalam pembiayan murabahah terhadap kemampuan laba. Dari uraian yang telah diungkapkan, mengingat bahwa Pendapatan margin murabahah memberikan kontribusi yang besar terhadap kemampuan laba bank syariah, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah margin dalam pembiayaan murabahah mempengaruhi
kemampuan laba Bank Syariah Mandiri. Sehingga, judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Margin Dalam Pembiayaan Murabahah Terhadap Kemampuan Laba Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk)”. Rumusan Masalah Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Margin pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri,Tbk. 2. Bagaimana kemampuan laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 3. Bagaimana pengaruh margin dalam pembiayaan murabahah terhadap kemampuan laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh margin dalam pembiayaan murabahah terhadap kemampuan laba pada PT. Bank Syariah Mandiri. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui margin pembiayaan murabahah pada PT. Bank Syariah Mandiri,Tbk. 2. Untuk mengetahui Kemampuan Laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh margin dalam pembiayaan murabahah terhadap kemampuan laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk.
TINJAUAN PUSTAKA Prinsip dasar yang melandasi kegiatan usaha perbankan syariah diantaranya prinsip jual beli dan bagi hasil. Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Yang termasuk kedalam prinsif jual beli yaitu pembiayaan murabahah. Menurut Muhammad dan Dwi Suwiknyo (2009 : 42-43), Murabahah adalah menjual barang dengan harga jual sebesar harga perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli. Melalui pembiayaan murabahah, dana bank akan bertambah dengan sendirinya karena dari proses penyaluran dana atau pembiayaan tersebut akan diperoleh suatu keuntungan berupa margin. Margin dalam dunia perbankan syariah menurut Ahmad Gozali (2006; 280) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pendapatan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli atas sebuah akad jual beli. Margin tidak sama dengan bunga karena margin harus sudah ditentukan pada awal dalam perjanjian dan tidak dapat berubah ditengah jalan. Sedangkan margin murabahah merupakan pendapatan margin yang ditangguhkan yang telah dapat diakui karena telah jatuh tempo atau telah dilunasi piutang murabahah-nya Wiroso. (2005; 100). Menurut Sofyan Syafri Harahap (2010 : 35), Kemampuan Laba adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Kemampuan laba menunjukan tingkat keberhasilan suatu badan usaha dalam menghasilkan pengembalian
(return) kepada pemiliknya. Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan dengan melakukan berbagai alat analisis, tergantung dari tujuan analisisnya. Analisis kemampuan laba memberikan bukti pendukung mengenai kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan sejauh mana efektivitas pengelolaan perusahaan. Alat-alat analisis yang sering digunakan untuk analisis kemampuan laba adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Dengan diperolehnya pendapatan dari pembiayaan yang disalurkan, diharapkan kemampuan laba bank akan membaik, yang tercermin dari perolehan laba yang meningkat. Oleh karena itu, pengelolaan pembiayaan jual beli (murabahah), maupun jenis pembiayaan lainnya akan sangat mempengaruhi kemampuan laba yang diterima bank syariah. Margin dalam Pembiayaan murabahah dalam jumlah besar dapat membawa hasil yang menguntungkan bagi pihak bank, jika penyaluran pembiayaan tersebut dalam pengembaliannya berjalan dengan lancar. Dimana semakin besar pendapatan maka semakin besar pula bank dalam pembayaran kewajiban kepada pihak lain. Dengan begitu kemampuan laba menjadi faktor penting dalam penilaian aktivitas perbankan syariah dalam kegiatanya. Kemampuan bank dalam menghasilkan profit tersebut akan bergantung pada kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mengelola asset dan liabilities yang ada, dan secara kuantitatif dapat dinilai dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Besarnya laba atau profit tentu berhubungan dengan besarnya pembiayaan yang disalurkan serta menunjukkan tingkat keberhasilan
bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya. Dampak yang timbul dari pembiayaan murabahah yaitu akan menggairahkan sektor riil Return On Asset (ROA). Return On Asset merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asetnya. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Margin dalam Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Laba Bank Syariah”. Metode Penelitian Moch Nazir (2003: 64) metode deskriptif yaitu “Suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis pada besarnya pengaruh yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen, dimana variabel tersebut disesuaikan dengan judul penelitian penulis yaitu :
“Pengaruh Margin dalam Pembiayaan Murabahah terhadap Kemampuan Laba pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk.” Variabel-variabel sehubungan dengan judul yang diajukan yaitu :
Variabel Bebas ( independen ) Yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terkait). Menurut Sugiono, (2009: 59). Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaannya menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini variabel dependennya. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel independen adalah : margin Pembiayaan Murabahah (X)
Variabel terkait (Dependen) Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono,2009: 59). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah : Kemampuan Laba (Y)
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan Penelitian Dokumen (Documentation Research) yaitu mentransfer data-data yang diperoleh atau informasi yang didokumentasikan oleh perusahaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Jenis Data Data yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur, serta data lain yang diperoleh melalui laporanlaporan perusahaan yang didapatkan dari situs www.banksyariahmandiri.com.
Prosedur Pengumpulan Data Data yang dipergunakan diperoleh dengan cara mentransfer dan mengkopi data melalui situs www.banksyariahmandiri.com.. Selain itu data pun diperoleh di Pojok Bursa Universitas Siliwangi dan www.idx.co.id yang diambil dari tahun 2007 - 2014 selama 8 tahun. Paradigma Penelitian Berdasarkan uraian dalam kerangka pemikiran, penulis menyajikan model/paradigma penelitian mengenai pengaruh margin dalam pembiayaan murabahah terhadap kemampuan laba, adalah sebagai berikut: Sugiono (2006: 36) mengemukakan: “Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menghubungkan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang digunakan”.
(X)
(Y)
𝜺 Gambar 3.2 Paradigma penelitian Margin Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri Tingkat perkembangan Margin dalam Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri periode 2006-2013 secara umum mengalami Kenaikan dari tahun
ke tahun. Hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan dalam memperoleh Margin dalam Pembiayaan Murabahah mengalami perkembangan. Tingkat perkembangan Margin pembiayaan Murabahah mengalami fluktuasi. Pada 2007 jumlah Margin Pembiayaan Murabahah adalah Rp. 560 Milyar kemudian dari tahun ke tahun mengalami kenaikan hingga pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi Rp. 3.9 Trilyun. Hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan dalam memperoleh Margin dalam Pembiayaan Murabahah mengalami perkembangan. Margin dalam Pembiayaan Murabahah terendah ada pada tahun awal penelitian yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp. 560 Milyar dan tertinggi pada tahun 2014 yaitu Rp. 3,9 Trilyun. Sedangkan selisih kenaikan Margin dalam Pembiayaan Murabahah terbesar terjadi antara tahun 2011 dan 2012 dengan kenaikan nilai selisih Margin dalam Pembiayaan Murabahah mencapai Rp. 901 Milyar, hal ini disebabkan oleh membaiknya pasar Perbankan Syariah terutama dalam pembiayaan Murabahah dan Kebijakan Bank Indonesia terhadap pembiayaan Perbankan Syariah.
Kemampuan Laba pada Bank Syariah Mandiri Perkembangan Kemampuan Laba (ROA) Bank Syariah Mandiri dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dengan kata lain mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahun nya. kenaikan hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
pertumbuhan
perusahaan
yang
menyebabkan
perusahaan
meningkatkan profit mereka, dengan semakin besar profit yang didapat bank maka bank tersebut dapat terus berkembang.
Perkembangan Kemampuan Laba (ROA) Bank Syariah Mandiri dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dengan kata lain mengalami kenaikan dan penurunan di setiap tahun nya. Namun pada tahun 2013 hingga 2014 ROA mengalami terus penurunan hingga titik terendah pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,66% yang disebabkan oleh perubahan kebijakan BI dan kredit macet yang terjadi pada mikro syariah serta. Kemampuan Laba (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 2.25 % dan terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,66 %. Apabila terjadi kenaikan hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pertumbuhan perusahaan yang menyebabkan perusahaan meningkatkan profit mereka, dengan semakin besar profit yang didapat bank maka bank tersebut dapat terus berkembang.. Pengaruh Margin Pembiayaan Murabahah terhadap Kemampuan Laba pada Bank Syariah Mandiri pada periode 2007-2014 Didalam menentukan seberapa besar pengaruh Margin dalam Pembiayaan Murabahah terhadap Kemampuan Laba (ROA), maka terlebih dahulu harus diketahui variabel-variabel yang diperlukan untuk diolah dan dianalisis, dimana variabel-variabel yang diperlukan untuk diolah dan dianalisis terdiri atas variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, dalam hal ini yaitu besarnya Margin dalam Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri dari tahun 2007 – 2014, sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variable) Kemampuan Laba (ROA). Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh Margin dalam Pembiayaan Murabahah terhadap kemampuan laba (ROA) dari data tersebut diatas, maka digunakan SPSS for windows Versi 19,0 (hasil perhitungan terlampir). Sedangkan
Untuk menguji hipotesis tersebut maka dilakukan pengolahan atas data, di mana berdasarkan hasil pengolahan data : a.
Analisis Regresi linier Untuk mengetahui besarnya pengaruh Margin dalam Pembiayaan Murabahah (variabel independen) terhadap kemampuan laba (ROA) (variabel dependen), maka digunakan alat analisis regresi linier sebagai berikut : Y = a + bx Y = 11,899 + 0,45X Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran 1, tabel coefficienta) diperoleh nilai a sebesar 11,899, artinya disaat tidak ada Margin dalam Pembiayaan Murabahah maka kemampuan laba (ROA) akan sebesar 11,899. Dan nilai b adalah sebesar 0,450 yang menyatakan perubahan ratarata kemampuan laba (ROA) untuk setiap perubahan Margin dalam Pembiayaan Murabahah.
b.
Analisis Koefisien Korelasi Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (lampiran 1, tabel model summary,) diperoleh nilai R sebesar 0,709. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Margin dalam Pembiayaan Murabahah dengan kemampuan laba (ROA) memiliki hubungan, dengan derajat keeratan termasuk dalam kategori kuat karena berada diantara 0,60 – 0,799. Yang berarti jika Margin dalam Pembiayaan Murabahah naik maka kemampuan laba (ROA) akan mengalami kenaikan, hal ini disebabkan peningkatan Margin dalam
Pembiayaan Murabahah diikuti dengan peningkatan kemampuan laba (ROA). c.
Analisis Koefisien Determinasi Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi, dimana nilai Kd dapat dicari sebagai berikut : Kd = (0,709) 2 x 100% = 50,3% Nilai koefisien determinasi di atas menunjukkan bahwa Margin dalam Pembiayaan Murabahah berpengaruh terhadap kemampuan laba (ROA) sebesar 50,3%. Nilai ini didapat dari hasil koefisien korelasi sebesar 0,709 dikuadratkan lalu dikalikan 100% maka akan didapat koefisien determinasi. Pengaruh yang ditimbulkan cukup besar hal ini menunjukan bahwa dengan kenaikan
Margin
dalam
Pembiayaan
Murabahah
dapat
membuat
Kemampuan Laba (ROA) naik juga. Pengaruh variable lainnya (faktor residu) terhadap Kemampuan laba (ROA) selain Margin dalam Pembiayaan Murabahah adalah sebesar 49,7 %. Hal ini berarti disetiap kenaikan modal kerja maka akan mempengaruhi kenaikan Kemampuan laba (ROA) sebesar 50,3 % dan 49,7% sisanya dipengaruhi variable atau faktor lain diluar Margin dalam Pembiayaan Murabahah, seperti : Likuiditas, perputaran kas, perputaran piutang dan lain – lain diluar penelitian. d.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis Margin dalam Pembiayaan Murabahah terhadap Kemampuan Laba (ROA) dilakukan uji t, yaitu untuk mengukur tingkat signifikan dari koefisien Margin dalam Pembiayaan Murabahah terhadap
Kemampuan Laba (ROA). Dari hasil analisis diperoleh (lampiran 1, tabel coefficients) thitung sebesar 2,464 dan dari tabel distribusi t dengan dk = 6 pada tingkat keyakinan 95% = 0,05 diperoleh t tabel sebesar 2,447. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung (2.464) > t tabel (2,447), yang berarti bahwa Margin dalam Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Laba (ROA). Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Margin dalam Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Mandiri periode 2007 – 2014 secara umum mengalami kenaikan setiap tahunnya. Margin dalam Pembiayaan Murabahah tertinggi pada tahun 2014 sedangkan Margin dalam Pembiayaan Murabahah terendah terjadi pada tahun 2007.
2.
Kemampuan laba (ROA) Bank Syariah Mandiri periode 2007 – 2014 secara umum berfluktuasi mengalami tren kenaikan dari tahun ke tahun namun mengalami penurunan drastis pada tahun 2013 - 2014. Kemampuan laba (ROA) tertinggi pada tahun 2012 sedangkan Kemampuan laba (ROA) terendah terjadi pada tahun 2014.
3.
Margin dalam Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan laba (ROA) Bank Syariah Mandiri periode 2007 – 2014. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti diterima.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, Adapun saran penulis sebagai berikut: 1.
Bagi Perusahaan Dari penelitian ini dapat berguna untuk bahan pertimbangan sebagai acuan pengolahan pembiayaan bagi perbankan syariah dalam usaha mencapai dan mengembangkan bisnisnya, dimana perusahaan harus menentukan besarnya perbandingan jumlah pinjaman jumlah hutang dan modal sendiri agar Kemampuan laba (ROA) perbankan syariah mencapai optimal.
2.
Bagi Investor Hasil penelitian menunjukan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan.
3.
Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan, dengan menambahkan periode waktu penelitian yang lebih lama, sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA Agus, Sartono. (2001). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Bank Indonesia. (1998). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia. (http://www.bi.go.id, diakses 17 Maret 2015).
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Burhanudin. (2010). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Irham, Fahmi. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. Karim, Adiwarman. (2011). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Kashmir. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Osmad, Muthaher. (2012). Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riduwan dan Sunarto. (2012). Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Syafi’I, Antonio. (2008). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Sundjana, Ridwan dan Inge Barlian. (2005). Manajemen Keuangan. Bandung: Literata Lintas Media. Sugeng, Supriyadi. (2011). Rendahnya pembiayaan bagi hasil dan solusinya. Terpublikasi melalui website: http://nnekonomisyariah.wordpress.com. Sugiyono. (2009). "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D". Bandung: Alfabeta. Uma, Sekaran. (2009). Research Methods For Busines. Jakarta : Salemba Empat. Wirdyaningsih. (2005). Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana. www.bi.go.id www.syariahmandiri.co.id