ABSTRACT COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE IN SHARI’A BANK AND CONVENTIONAL BANK (Case Study at Bank Panin Syariah and Bank Panin)
By : Gitta Wulan Zulqa’dah NPM. 113403230 Guidance : Iman Pirman Hidayat, S.E. M.Si,.Ak,.CA Iwan Hermansyah, SE, M.Si., Ak,.CA
This study analyzes the Bank's Financial Performance Comparison of conventional and Shari’a banks whose research done on Panin Bank and Bank Panin Syariah from 2010 to 2014. The comparison is done using descriptive analysis method with a census study approach. Analysis of the financial performance of Bank Panin (Conventional) with Bank Panin Syariah using instruments ROA (Return On Assets) as an analytical tool. This analysis tool is based on the ratio of the Banking Finance, where ROA is representative of the financial profitability ratio. Test results are based on statistical analysis of independent sample T-test which compares two averages of two groups that are not related to the variable interconnected. With a significant proportion of the results of the financial performance of Bank Panin (Conventional) and Bank Panin Syariah. Namely the performance of Bank Panin (Conventional) higher than the Bank Panin Syariah. Keywords: Financial Performance, conventional banking, Shari’a banking.
PENDAHULUAN Bank merupakan salah satu pendukung perkembangan perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan
antara pemilik dan pengguna dana. Oleh karena itu, kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan cara penentuan harga, yaitu : 1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. 2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Pola bagi hasil pada bank syariah memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indicator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transparan dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh. Akhir tahun 1999, bersamaan dengan ditetapkan Undang-Undang perbankan berdirilah bank–bank syariah umum dan bank umum yang membuka
unit usaha syariah. Perkembangan bank umum syariah dan bank konvensional yang membuka cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya bank syariah pada saat perbankan nasional mengalami krisis cukup parah pada tahun 1998 dan krisis global pada tahun 2008. Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam produk-produk Bank Syariah menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional (Ema Rindawati, 2007 : 56) Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja keuangan bank. Laporan keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai perbankan pada suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio likuiditas, solvabilitas, profitabiltas, dan efisiensi operasional. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara bersama-sama (Abdullah dalam Isna Rahmawati, 2008).
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisa tingkat profitabilitas
bank yang bersangkutan, dengan menggunakan analisis rasio yaitu Return On Asset (ROA). Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Kualitas kinerja keuangan bank, dapat dilihat seberapa besar rasio kinerja keuangan yang diperoleh. Semakin besar rasio yang diperoleh berarti kemampuan bank dalam memberikan keuntungan bagi hasil kepada nasabah semakin baik, dan sebaliknya jika perolehan rasio kinerja keuangan kecil berarti kemampuan bank memberikan keuntungan berupa bagi hasil kepada nasabah rendah. Bank Panin dan Bank Panin Syariah tergabung dalam Grup Panin. Grup Panin adalah konglomerasi sektor keuangan yang dikendalikan oleh keluarga Mu’min Ali Gunawan, yang melebarkan usahanya di berbagai sektor finansial lainnya yaitu perbankan, perbankan syariah, asuransi jiwa, asuransi umum, pembiayaan dan sekuritas. Saat ini cukup banyak Grup Perbankan yang telah membuka anak perusahaan perbankan yang bersifat syariah, seperti Bank Panin yang membuka Bank Panin Syariah yang menjalankan usahanya berlandaskan prinsip Syariah. Hal ini menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai apa yang melatarbelakangi dibukanya bank syariah tersebut oleh bank konvensional, apakah hal ini dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa kinerja keuangan bank syariah lebih
baik jika dibandingkan dengan kinerja bank konvensional ataukah ada hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh bank konvensional. Permasalahan yang terjadi dari fenomena kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional pada Bank Panin Syariah dan Bank Panin tersebut adalah menganalisis perbandingan kinerja keuangan Bank konvensional dan Bank Syariah. Dari uraian yang telah diungkapkan, mengingat bahwa Bank Syariah dan Bank Konvensional memiliki perbedaan dan persamaan maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis perbandingan kinerja keuangan di bank syariah dan bank konvensional. Sehingga, judul penelitian ini yaitu “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah dan Bank Panin)”. Rumusan Masalah Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Kinerja Keuangan Bank Panin Syariah. 2. Bagaimana Kinerja Keuangan Bank Panin. 3. Bagaimana Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Syariah dan Bank Panin. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Syariah dan Bank Panin. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank Panin Syariah. 2. Untuk mengetahui Kinerja Keuangan Bank Panin. 3. Untuk mengetahui Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Panin Syariah dan Bank Panin. TINJAUAN PUSTAKA Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Oleh karena itu, kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada skala makro maupun mikro. Dana hasil mobilitas masyarakat dialokasikan ke berbagai ragam sektor ekonomi dan keseluruhan area yang membutuhkan, secara tepat dan cepat. Untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh sistem perbankan konvensional dan untuk mengakomodasi kebutuhan terhadap layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, maka tahun 1992 bank syariah secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat. Menurut kutipan dari Booklet Perbankan Indonesia, (2011 :34) Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dalam beberapa hal, baik bank konvensional ataupun bank syariah memiliki persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan dan lain sebagainya. Akan tetapi terdapat perbedaaan mendasar di antara keduanya yaitu dalam bank syariah akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Karakteristik dasar dari perbankan syariah yang antara lain melarang penerapan riba dan melarang transaksi yang didasarkan pada motif spekulasi, membuat bank syariah diidentikan sebagai lembaga pembiayaan yang memiliki keterkaitan erat dengan sektor riil, dan hal inilah yang menjadi keunggulan kompetitif bagi bank syariah. Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja keuangan bank. Kinerja keuangan menurut Jumingan, (2006 : 56) adalah : “Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas”.
Laporan keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai perbankan pada suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara bersama-sama (Abdullah, 2008 : 98). Dalam penelitian ini untuk mengukur kinerja keunagan dilakukan dengan
menganalisa tingkat profitabilitas bank yang bersangkutan, dengan menggunakan analisis rasio yaitu Return On Asset (ROA). Return On Assets (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut : “ROA adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari asser yang dimiliki”. Sedangkan Return On Assets (ROA) menurut Selamet Riyadi (2006:156) adalah sebagai berikut : “Return On Assets adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara dana (sebelum pajak) dengan total asset bank. Rasio ini menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan”. Selain itu, analisis rasio juga membantu manajemen dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu dan
yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan dengan perbankan yang lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang sama/perbandingan eksternal (Munawir, 2010 : 90). Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Terdapat Perbedaan Kinerja Keuangan pada Bank Panin Syariah dan Bank Panin”. Metode Penelitian Moch Nazir (2003: 64) metode deskriptif yaitu “Suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa yang sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiono (2009: 58), mengemukakan variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diukur lewar rasio profitabilitas yang terdiri dari Return On Assets (ROA). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan Penelitian Dokumen (Documentation Research) yaitu mentransfer data-data yang diperoleh atau informasi yang
didokumentasikan oleh perusahaan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti. Jenis Data Data yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur, serta data lain yang diperoleh melalui laporanlaporan
perusahaan
yang
didapatkan
dari
situs
www.panin.co.id,
www.paninbanksyariah.co.id Prosedur Pengumpulan Data Data yang dipergunakan diperoleh dengan cara mentransfer dan mengkopi data melalui situs www.panin.co.id dan www.paninbanksyariah.co.id. Selain itu data pun diperoleh dari www.bi.go.id dan www.idx.co.id yang diambil dari tahun 2010 - 2014 selama 5 tahun. Model / Paradigma Penelitian Berdasarkan uraian dalam kerangka pemikiran, penulis menyajikan model/paradigma penelitian mengenai Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional, adalah sebagai berikut:
Kinerja Keuangan Indikator : ROA
Bank Umum Syariah
Bank Umum Konvensional Gambar 3.2
Model / Paradigma Penelitian
Kinerja Keuangan (ROA) PT. Bank Panin, Tbk (Konvensional) Kinerja Keuangan (ROA) PT. Bank Panin, Tbk (Konvensional) periode 2010 sampai dengan 2014 pada umumnya fluktuatif dengan tingkat pertumbuhan yang tidak stabil. Hal tersebut disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah dan iklim investasi yang belum stabil serta berbagai kebijakan Bank Indonesia dan kenaikan dan penurunan jumlah laba rugi tahun berjalan dan total asset perusahaan. perkembangan Kinerja Keuangan PT. Bank Panin, Tbk periode 2010-2014 secara umum mengalami fluktuasi namun cenderung mengalami penuruan di 3 tahun terkahir. Pada 2010 Kinerja keuangan adalah 1,30 % kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2011 menjadi 1.82 %, kemudian mengalami penurunan di 3 tahun terakhir dan pada 2014 kinerja keuangan yang tercatat menjadi 1.28%. Hal tersebut menunjukkan kinerja perusahaan mengalami fluktuasi. Sedangkan pada tahun 2011 kinerja keuangan mengalami sedikit penurunan menjadi 1.82%. Dan kemudian ditahun 2012 - 2014 terus mengalami penurunan yang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya karena adanya kenaikan dan penurunan jumlah laba rugi tahun berjalan dan total asset, kebijakan BI dan pergantian manajemen baru serta situasi ekonomi menjelang pemerintahan baru. Kinerja Keuangan terendah PT. Bank Panin, Tbk berada pada angka 1.28% sedangkan kinerja keuangan tertinggi berada pada angka 1.82%.
Kinerja Keuangan PT. Bank Panin Syariah, Tbk Kinerja Keuangan (ROA) PT. Bank Panin Syariah, Tbk periode 2010 sampai dengan 2014 pada umumnya fluktuatif dengan tingkat pertumbuhan yang tidak stabil. Hal tersebut disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar Rupiah dan iklim investasi yang belum stabil serta berbagai kebijakan Bank Indonesia dan kenaikan dan penurunan jumlah laba rugi tahun berjalan dan total asset perusahaan. Perkembangan Kinerja keuangan (ROA) PT. Bank Panin Syariah, Tbk dari tahun ke tahun mengalami tren yang fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan kinerja keuangan. Pada awal tahun penelitian atau tahun 2010 ROA sebesar -2,53 karena perusahaan baru pertama dibuka sehingga kinerja keuangan masih negative, namun di tahun berikut nya mengalami kenaikan yang sangat kontras terjadi pada tahun 2011 ke 2012 yang asalnya dari 1.75% menjadi 3,48% namun penurunan yang signifikan juga terjadi setelah nya yaitu di tahun 2013 menjadi 1,03% yang disebabkan oleh perubahan kebijakan BI dan pergantian manajemen baru serta menjelang pemerintahan baru sehingga berdampak pada investasi dan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan. Kinerja keuangan (ROA) tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 3,48% dan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar -2,53%. Apabila terjadi kenaikan hal ini disebabkan
karena
adanya
peningkatan
pertumbuhan
perusahaan
yang
menyebabkan perusahaan meningkatkan profit mereka, dengan semakin besar profit yang didapat perusahaan maka perusahaan dapat terus berkembang.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Bank Panin dan Bank Panin Syariah
Dari hasil pembahasan sebelumnya terlihat kinerja keuangan (ROA) pada masing – masing bank tersebut, pada Bank Panin tingkat ROA terendah sebesar 1,28% yang terjadi pada tahun 2014 dan tingkat ROA tertinggi sebesar 1,82% yang terjadi pada tahun 2011. Sedangkan untuk Bank Panin Syariah tingkat ROA terendah adalah sebesar 1,03% yang terjadi pada tahun 2014 dan tingkat ROA tertinggi sebesar 3,48% yang terjadi pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah Tingkat ROA (Kinerja Keuangan) Berdasarkan data ROA Bank Panin dan Bank Panin Syariah pada tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat ROA Bank Panin jumlah nominalnya lebih besar dari Bank Panin Syariah yaitu dengan jumlah nominal 7,43%, sedangkan jumlah ROA Bank Panin Syariah yaitu dengan jumlah nominal 5,72%. Hal ini disebabkan karena jumlah laba rugi tahun berjalan pada Bank Panin lebih besar jumlahnya dari pada jumlah laba rugi tahun berjalan pada Bank Panin Syariah, begitu juga dengan total aset yang dimiliki oleh Bank Panin jumlah nya lebih besar dibandingkan total aset pada Bank Panin Syariah. Hal ini yang mengakibatkan jumlahh nominal ROA pada Bank Panin lebih besar bila dibandingkan dengan Bank Panin Syariah. Namun dilihat dari pertumbuhannya, ROA pada Bank Panin Syariah memiliki trend yang meningkat dari tahun ke tahunnya, kecuali pada tahun 2013 mengalami penurunan yang signifikan. Sedangkan untuk Bank Panin tingkat ROA nya bersifat Fluktuatif atau dengan kata lain mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya.
Untuk mengetahui berapa besarnya Perbandingan kinerja keuangan Bank Panin dan Bank Panin Syariah dari data tersebut diatas, maka digunakan SPSS for windows Versi 19,0. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS for windows Versi 19,0 melalui uji perbedaan dua data sampel tidak berhubungan dengan menggunakan Independent Sample T-test, dari jumlah data yang berjumlah 5 pada masing – masing Bank, dapat disimpulkan bahwa rata – rata kinerja keuangan (ROA) pada Bank Panin adalah 1,48 dengan standar deviasi 0,218 dan untuk standar error sebesar 0,097 sedangkan rata – rata kinerja keuangan (ROA) Bank Panin Syariah adalah sebesar 1,14 dengan standar deviasi 0,485 dan untuk standar error sebesar 0,099. Selain itu diperoleh thitung sebesar 3,340 jika dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 2,570 maka thitung > ttabel (3,340 > 2,570) dengan signifikansi 0,04 < 0,05 artinya Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Kinerja keuangan (ROA) pada Bank Panin dan Bank Panin Syariah periode tahun 2010 – 2014. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Dalam
pertumbuhannya
ROA
pada
Bank
Panin
(Konvensional)
mengalami naik turun atau bersifat fluktuatif. Hal tersebut disebabkan karena adanya kenaikan atau penurunan jumlah laba tahun berjalan disertai kenaikan atau penurunan total asset yang ada pada Bank Panin (Konvensional).
2.
Pertumbuhannya ROA pada Bank Panin Syariah mengalami naik turun atau bersifat fluktuatif. Hal ini pun disebabkan karena adanya kenaikan atau penurunan jumlah laba tahun berjalan disertai kenaikan atau penurunan total asset yang ada pada Bank Panin Syariah.
3.
Terdapat perbedaan dan persamaan, pertumbuhan dan penurunan ROA pada Bank Panin (Konvensional) dan Bank Panin Syariah, antara tahun 2010 sampai 2014.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran bagi Perusahaan ataupun Bagi peneliti selanjutnya. Adapun saran penulis sebagai berikut:
1.
Bagi Perusahaan Dari penelitian ini dapat berguna untuk bahan pertimbangan agar Bank Panin (Konvensional) sebaiknya lebih meningkatkan lagi kinerjanya agar dapat meningkatkan tingkat ROA-nya, dan juga berusaha untuk tetap menstabilkan tingkat ROA-nya sehingga tidak terjadi penurunan ataupun berusaha untuk menstabilkan tingkat ROA pada setiap tahunnya (mempertahankan tingkat ROA pada setiap kondisi). Sedangkan untuk Bank Panin Syariah sebaiknya lebih agresif dalam memasarkan produknya agar
dapat
meningkatkan
meningkatkan ROA-nya. 2.
Bagi Investor
laba
yang
diperoleh
sehingga
dapat
Hasil penelitian menunjukan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya di masa depan. 3.
Bagi Peneliti Lain Bagi
peneliti
lain
dapat
melakukan
penelitian
yang
sifatnya
pengembangan, dengan menambahkan periode waktu penelitian yang lebih lama, sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat akan sama atau berbeda sehingga dapat menjadi bahan perbandingan dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Faisal. 2008. Manajemen Perbankan, Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. UMM, Malang. Antonio, Syafi’i. 2010. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta. Bank Indonesia. (2011). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia. (http://www.bi.go.id, diakses 17 Maret 2015). Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Indra Bastian dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama. Salemba Empat, Jakarta. Kasmir. 2009. Dasar-dasar Perbankan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Munawir, S. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Liberty, Yogyakarta. Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangann Perusahaan, Cetakan Kelima, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian. (2005). Manajemen Keuangan. Bandung: Literata Lintas Media. www.bi.go.id www.bankPanin.co.id