PEMBERDAYAAN KOPERASI BERBASIS ANGGOTA
.
Harinir
t-'
:
ABSTRACT Basically co-operative member of empowerment fu^*" responsibility of the Board of Directors, as in the degree of uu. uo.is ri-tggz, 23, ayai 2a, inoi1ao*tnnfor the members in every co-op instution is responsibitity oithe board ipon tie mtandate given by the highest authority Geniral Assembly (nopot dnggrii nAi \ Empowerment of co-operatives * o ,"iit, of human wealvtess on the one lwnd, while on the other hantJ, demands "m"rgii ,r;i;r;";r;;;;r;;;;#;' ;;; ;;;;;;;":i":; operative exnerielcl_?!::. invite.i'nuiylii jrobtem., oblectrvity. , The goar of empowerment of co-operat\es:o:r, to co-rtperative is able to'rijalize what'was to,lburo*u his goal. Reatize the ideats of the co-operative is taadea wii,i"ti;i';;;;;." ;;;'ii I *tt*ot"d *rn, buitding businesses, and community deieirp;;;;;r;"t;;;;i a eo_operative institutional identity in implentasinyi. cnangis ,f,rotity ir i;;;; n in organizations (people, organizations ,bu.sinesses,i o, o ,"r)it ri"*;r;;r*l.n/i, "o.oirrii* to;;;;; the ideals of the u-operative as a pillal o[the gconomy..c.o-operativi n*poi"r*irlit p*r"rr * enable cooperative mengaktuarisakan his identity, so " lt can pi*r* tii ;ri"';i;;_;;;;#";;r"; accordance with his mission to read to iiu r"lri"rri,i{ni,ly.iti aai"oiiir"i;;";;;-;;;;";; activities rerated to the empowermint qf co-ireiaiii"iiara" aspeets of organizationar and into a'pitii'-aspects or
iirrt
n"
T;;;:;;:;;:;":;:,i"uX::;::!:a
idioiofi,-;;ia*ii;
wile the participation of membgrs of tle co-operatne is one form of participation'in the co-operative members. (Inierstandiig-; ;:;;;;'ttre,identity can be stated that the nember has a central position, which rir:i*grn d.functon as ctn initiator, antroller, teader and arso as a user of^ii.'""to*"{ tlte oi tidi:ro;;;;;;;.' Fh;';;;;-;;;.', ,",o"ii)iry tln k'y to empowerrnent and the firsr maior irZ, i" iir"i*'i, ,r*"*oers. From "o-op"rirroi ,;';"t1"'i ,r,f,"",'-,iili;,i#7, rctualization of identitv in the auiitopnra;ir;;s;;;; ,@u;rr;;r'i;!;;7:;;:f::f;;f"# tlwfigure of a heatthy cooperative, tiigh and
*;y:x',,?l;':::::::.r:::y:r:;;;,i?
*'.;"i ,i,:*
;"Ap;;;;;,
KEt words : Empowgrilg
9o-operative,co-operative identity, member
individuql of the members,.
t
r$hh
of
empowerment,
Dosen Program studi Pendidikan Ekonomi-BKK Pendidikan Tata Niaga, Jurusan p. lps FKlp universitas Sebelas Maret
llmiah llmu pengetahuan
Sosial
Zg
Pemberdayaan koperasi adalah proses
koperasi sebagai alat kepentingan politik
koperasi mengaktualisakan jatidirinya, sehingga koperasi dapat menjalankan peran sesuai dengan misi yang diembannya guna mengarah pada pencapaian tujuannya. Terkait tentang lingkup kegiatan pemberdayaan koperasi menurut meliputi aspek organisasi dan aspek usaha, dapat dikembangkan menjadi 5 aspek yaitu aspek organisasi, permodalan, manajemen dan usaha. Pemahaman Jatidiri koperasi dapat dinyatakan bahwa anggota mempunyai posisi sentral, yaitu menjadi sumber kekuatan dengan berfungsi sebagai penggagas, pengendali, pemimpin dan sekaligus sebagai pengguna dari kelangsungan kehidupan koperasi. Ini berarti kunci upaya pemberdayaan koperasi utama dan pertama terletak tangan anggota. Ditinjau dari sudut manajemen strategis memasuki abad ke 21 maka visi koperasi adalah "Aktualisasi jatidiri dalam pengembangan melalui pemberdayaan berbasis anggota untuk mewujudkan sosok koperasi yang sehat, tangguh dan mandiri".
pengaruh kekuasaan sampai level masyarakat paling bawah. Koperasi didorong kuat oleh kebijakan politik, sehingga sangat struktural dan mengalir dariatas ke bawah. penyelewenganDengan penyelewengan tersebut membuat koperasi lndonesia saat itu dilanda berbagai krisis mulai dari krisis idelogi, krisis identitas, krisis kepemimpinan, dan puncaknya pada krisis kepercayaan yang membawa koperasi lndonesia berada diambang kehancuran. Jelas keadaan tidak diharapkan oleh semua pihak, lebih-lebih di lndonesia pada era reformasi dalam menyongsong kehidupan ekonomi masa datang yang lebih adil dan demokratis. " Sebenarnya- sejak tahun 1999-an pemerintah mengamanatkan "Perlu ditempuh upaya pemberdayaan koperasi dalam rangka membangun sistem ekonon* nasional yang lebih berkeadilan dan demokratis". Dengan latar belakang seperti di atas, maka pemberdayaan koperasi yang berbasis anggota khususnya, perlu ditangani secara profesional. Pada dasarnya, pemberdayaan koperasi melalui pembinaan anggota dengan berbagai upaya dilakukan seperti pendidikan, pelatihan, pendampingan, penyuluhan dan sebagainya. Dengan pemberdayaan koperasi melalui program pembinaan anggota inisesuaidengan ketentuan UU }lo 25 Th 1992, pasal 30, ayal 2a pembinaan terhadap anggota pada masirqr masing koperasi menjadi tugas tanggung jawab pengurus yang
untuk
memampukan
ideologi,
di
PENDAHULUAN Secara konstitusional, koperasi telah dinyatakan sebagai salah satu pemain pembangunan ekonomi nasibnal, sejajar dengan pemain lainnya, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta. Hal ini telah ditegaskan dalam sistem Perundangundangan Negara Republik lndonesia. Perjuangan "koperasi merupakan amanat yang tertuang dalam pasal 33 UndangUndang Dasar (UUD 1945), yaitu menjadikan koperasi sabagai soko guru perekonomian nasional, yang intinya adalah potensi ekonomi untuk mensejahterakan rakyat. Pada masa orde baru (periode 1966-1998) koperasi tidak luput dari perlakuan pemerintah yang menjurus menjadi koperasi sebagai alat pemerintah dan keberpihakan pemerintah kepada koperasi cenderung lebih banyak bersifat retorika (Soedjono,l 999:3). Koperasi justru mengalami pergeseran nilai dan hakikatnya. Sistem pemerintahan dan tatanan politik orde baru yang sentralisitik, memanfaatkan Majalah llmiah llmu Pengetahuan
Sosial
30
untuk menancapkan kuku
ini
mandat oleh rapat anggota ( pemegang kekuasaan tertinggi)
menjalankan kepemim pinan kopera'si. Pendekatan
koperasi
yang
selama
ini
pemerintah dengan top down
membuat banyak koperasi baik maupun sekunder tidak dapat menciptakan kemandirian dan ketergantungan. Dalam perekonomian pada era globalisasi sangat kompetitif, oleh karena itu pendekatan pemberd ayaan koperasi dengan botoom-up. karena
Oleh
[k
fi lrg Bh
laI
hrsi
is FS,
da pa hg Iak
ldi bm
ba lis. !an brlu
fasi pmi ilan
berangkat dari asumsi tersebut, model
pemberdayaan koperasi berbasis anggota disarankan untuk pemberdayaan koperasi masa yang akan datang. PEMBERDAYAAN KOPERASI
Menurut Ralph. F. Long (1996:6) pemberdayaan adalah pencipta iklim di mana semua personil yang ada di semua
tingkatan organisasi tumbuh kehendak untuk sepenuhnya terlibat dan memiliki komitmen penuh guna mengarah pada pencapaian tujuan organisasi dengan
melalui perbaikan kinerja
Dengan kata lain, pemberdayaan
penciptaan kondisi untuk sesuatu subjek bekerja
I
lai hns erlu
laoa lalui
baik
organisasional maupun personal. Menurut Tjiptono (1997:108), pemberdayaan adalah upaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta mendorong mereka untuk kreatif agar menyelesaikan tugasnya sebaik mungkin.
kreatif untuk meraih prestasi yang
baik. Di dalam pemberdayaan ada
:ratu
proses kegiatan
untuk
Faya
rrengaktualisasikan potensi, sehingga dirinya semula tidak berdaya
kan, r dan ,aan
Jadi dalam pemberdaliaan ada diperolehnya hasil berupa dari
naan
PNo $rwa Eingdan Eiueri
bagai untuk
rcnjadi berdaya dalam megrjalankan yang tidak berdaya
menjadi
yang didapat dari proses kegiatan
potensi. Dengan pengertian pemberdayaan
adalah proses
n
untuk
koperasi mengaktualisakan
, sehingga koperasi dapat kan peran sesuai dengan misi
diembannya guna mengarah pada lyaan mpuh
tujuannya.
Menurut Ninik Widiyanti (2004:19)
aknya
bahwa hakekat pemberdayaan
Ddmer
harus ditinjau dari empat matra dalam geraknya berlangsung secara dan mempunyai kekuatan saling
apkan rulkan ilupan . yang Engan mulai itu
la
i satu sama lain,Empat matra dimaksud adalah a). Koperasi sebagai karena rentetan perubahan kearah han dan perkembangan dari ke status yang lebih tinggi, llmiah llmu Pengetahuan Sosial
b).Koperasi sebagai metode sebab pembangunan koperasi menempuh cara-
cara yang terencana di atas keteraturan dan kesinambungan,
disiplin sesuai dengan asas swakerta, swasembada dan swasembada, atau suatu pendekatan agar mengungkapkan pendapatnya, c). Koperasi sebagai suatu program, sebab pembangunan koperasi merupakan paduan dari berbagai kegiatan dalam bidang kehidupan yang menyentuh kepentingan masyarakat kecil baik dari daerah perkotaan maupun pedesaan, atau sebagai tahapan-tahapan yang hasilnya terukur menuju kehidupan rakyat yang mandiri dan sejahtera, d). Koperasi sebagai gerakan, sebab pertumbuhan dan perkembangan koperasi s€sungguhnya suatu gerakan dari cita-cita kemasyarakatan yang ingin diwujudkan bersama sesuai dengan azas kekeluargaan dan gotong royong. pengertian pemberdayaan koperasi di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pokok pemberdayaan koperasi sebagai berikut: 1) Pemberdayaan koperasi merupakan proses kegiatan yang dirancang secara berkesinambungan. berarti pemberdayaan merupakan proses kegiatan yang secara sengaja dirancang untuk digulirkan bukan untuk waktu sesaat melainkan berlangsung terus menerus secara bekesinambungan; Pemberdayaan koperasi yang merupakan proses kegiatan yang dirancang berlangsung secara berkesinambungan sasarannya adalah untuk memampukan koperasi mengaktualisasikan jatidirinya
anggota berani
Dari
dan
berlangsung lni
2)
dalam arti dapat melaksanakan prinsip
prinsip sebagai penerapan daf nilai-nilai yang dimilikinya. Pemberdayaan koperasi dilaksanakan melewati proses penegakan jatidiri dalam kelangsungan praktek hidup berkoperasi; dan 3) Tujuan pemberdayaan koperasi adalah agar koperasi mampu mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya. Mewujudkan cita-cita koperasi yang sarat dengan nilai-nilai ideal (idealisme) bukan hal yang mudah, namun bukan tidak mungkin dapat dicapai. 31
Cita-cita koperasi yang luhur dan mulia dapat dicapai asal ada-upaya yang sungguh-sungguh, terencana ' dan berkesinambungan. pemberdayaan koperasi juga bertujuan untuk mencegah
jangan sampai koperasi hanya dapat mengobral janji-janji untuk muluk, sementara dalam praktek berkoperasi banyak janji-janji yang dipungkiri. Kalau ini mata masyarakat akan jatuh.
terjadi pastilah citra kopeiasi
di
HAKEKAT PEMBERDAYAAN KOPERASI BERBASIS ANGGOTA
.
Dengan latar betakang seperti
di
atas, maka konsep pemberdayaan koperasi pada dasarnya secara universal muncul karena. berangkat dari asumsi adanya kelemahan manusia di satu pihak, seAang di lain pihak tuntutan penghayatan nilai-nilai dan pengamalan prinsip-piisip koperasi yang sarat dengan muatan ideal (idealisme), secara obyektif potensial mengundang permasalahan. Dalam arti ada kerawanan akan terjadinya kecenderungan penyelewengan atas jatidiri koperasi karena kelemahan manusia untuk melaksanakan
prinsip-prinsip koperasi. Sedang lndonesia
di
di
.konsep pemberdayaan ko'perasi
samping berangkat
dafi asumsi
kelemahan manusia, juga tidak lepas dari amanat UUD 1945 pasal 33, khususnya ayat 1. di satu pihak dan di lain pihak dari pengalaman sejarah koperasi yang diwarnai oleh . berbagai penyelewenga-n yang memb.uat koper.asi tidak mampu berperan sesuai amanat konstitusi. Lebih-lebih era reformasi pasca orde baru, koperasi dituntut untuk secara nyata dapat lebih berperan dalam upaya membangun tata susunan ekonomi nasional yang lebih kokoh, lebih adil dan lebih demokratis.
Dari artinya inisiatif mendirikan
koperasi berasal dari kalangan anggota sebagai pemilik. Oleh, artinya jalannya kelangsungan kehidupan kopeiasi dikontrol
oleh anggota sebagai pengendali. Untuk,
artinya usah.a koperasi diperuntukkan bagi
anggota sebagai pengguna. Tiga fungii
anggota sebagai pemilik, pengendali, dan pengguna adalah merupakan jatidiri Majalah llmiah llmu pengetahuan Sosial
koperasi, dan yang membedakannya dengan badan usaha yang tain (Soedjono, 1999: 32). Seperti yang dikemukin Gr.by &
Butler, pada dasarnya koperasi
tiga prinsip utama terkait dengan peran penting anggota: (1) sebagai pengguna-pemilik, (2) sebagai penggunapengendali, dan (g) sebagai pengguna_ penikmat (Gray & Bufler, 1991: 83). Dengan demikian jelaslah bahwa visi koperasi akan bertumpu pada kekuatan anggota dan pengawasan oleh anggota, yang menjadi masa depan koperasi (Munkner, ?9En 1997:6). Dari hakikat tersebut, koperasi dibentuk pada dasamya karena kesadaran individu, bahwa melalui ker;ja sama antar sesama anggota dalam wadah koperasi mem.buahkan penggalangan potensi sekaligus efisiensi dan efektivitas dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi bersama (Hatta, 1997:g). Menurut ketentuan Undang-Undang No 25 Tahun 1992 koperasi bercirikan antara lain: (1) dari segi wujud, adalah organisasi yang menghimpun kerja sama an{ar orang bukan kumpulan modat, (2) dari segi fungsi, adalah sebagai organisasi ekonoiri (bulian organisasi sosial), (3) dari segi nilai, sebagai organisasi yang menlhimpun orang koperasi berlandaskan nilai-nilai kernandirian, kebebasan, demokrasi, persamaan, keadilan, solidaritas dan tanggung jawab sosial, (4) dari segi watak sosial artinya mengutamakan pJmberian layana.n guna perolehan manfaat bagi . anggota (service motives) daripada mencah keuntungan (profit motives), j5) dari segi tujuan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Hakikat serta konsep tersebut di atas, dapat dipahami bahwa di dalam kehidupan koperasi anggota menjadi kekuatan utama, karenlnya anggota menduduki posisi sentral. Sejauh mana posisi sentral anggota telah eiektif dalam kehidupan koperasi sangat ditentukan oleh sejauh mana penerapan tiga fungsi anggota menegakkan
.
tersebut dapat diwujudkan sebagai-iatu
kesatuan yang saling terkait secara fungsional maupun operasional. lni berarli bahwa perolehan manfaat menjadi anggota 32
l
koperasi (anggota sebagai pengguna) bukanlah merupakan hal yang berdiri
I
) F
serdiri, melainkan merupakan buah yang ddapat karena adanya partisipasi dari
!
anggota sebagai pengendali, karena pada
I
i F
t-
tl n n
[i r, i
F
fi ET
Fi Fi
ztggota tertanam rasa ikut memiliki Erhadap koperasi (anggota sebagai pernilik). Dengan demikian pencapaian ffrnn koperasi, dalam arti keberhasilan
rtggota sebagai
pengguna,
sangat
Ergantung pada kadar kualitas anggota pengguna, sangat tergantung -bagai hrditas individu, baik yang menyangkut cqggota sebagai pemilik maupun anggota nbagai pengendali.
Terkait tentang lingkup kegiatan koperasi menurut Nirbito :43) meliputi aspek organisasi dan
Ut
usaha, dapat dikembangkan menjadi aspek yaitu aspek ideologi, organisasi, manajemen dan usaha. i sosok ideal koperasi yang disebut ti koperasi yang sehat, tangguh dan i (UU No. 25 Tahun 1992 pasal 61 b. Pemahaman tentang sosok ideal yang akan menumbuhkan bagi insan-insan sebagai pelaku untuk mewujudkannya. pelaku dalam hal ini pengurus pengawas dan para merasa bertanggungjawab komitmen)' untu k menjalankan peran melaksanakah tugas masing-masing dengan ketentuan. Aspek ideologi merupakan aspek artinya pertama dan utamanya menyangkut soal pemahaman dan para insannya terhadap jatidiri yang merupakan pancaran dari koperasi (Munkner,1997; , 2001: 3). Aspek inti inilah yang sumber kekuatan koperasi dan ke 4 aspek lainnya. fspek organisasi , ini berarti setelah dpahami dan dihayati oleh para maka organisasi tersebut wadah untuk rnengamalkan
pn Fn
rlg bn pi,
an
hi, un
lai Fi,
hn
hk Ean
t4t cari regi
kan
rdi lam
*ldi
gota
Bna
tam pleh gota satu GATEI
rarti
gda
ideologi koperasi tersebut.
Aspek permodalan, ini berarti koperasi sebagai badan usaha yang menghimpun orang tentu saja untuk
menggerakkan usaha,
koperasi membutuhkan modal tetapi bekerja bukan
untuk modal (Soedjono, 2001: 8). Karenanya pemupukan modal perlu dilakukan, dan proses pemupukan modal koperasi didasarkan mekanisme organisasi (AD dan ART) yang ada pada aspek organisasi dan dijiwai oleh ideologi koperasi.
I.f,GKUP KEGIATAN PEMBERDAYAAN [,PERASI
F
pt
pahami dan dihayati tidak punya makna apa-apa kalau tidak diamalkan. Organisasi merupakan wadah untuk mengamalkan
,
li
hoperasi. ldeologi yang telah di llmu Pengetahuan Sosial
Aspek manajemen, ini berarti agar modal yang telah dipupuk berdasarkan mekanisme organisasi dan dijiwai oleh ideologi koperasi, dapat digunakan se@ra efektif dan dijiwai untuk pengembangan
usaha, maka perlu
menghadirkan manajemen yaitu cara pengelolaan koperasi yang profesional (menyerap ilmu dan teknologi). Penyerapan ilmu dan teknologi dalam pengelolaan koperasi harus (value-based berwawasan professional cooperative managemenf) yaitu manajemen koperasi profesional yang berdasarkan nilai-nilai dan etika profesional (Soedjono, ZgAt\. Aspek usaha, bahwa aspek ideologi, organisasi, permodalan dan manajemen adalah untuk menghimpun kekuatan guna mendorong berlangsungnya berkembangnya demi peningkatan pelayanan usaha koperasi ini yang akan memungkinkan koperasi dapat memenuhi janji-janjinya, merealisasikan apa yang menjadi cita-citanya, melaksanakan misinya dan sekaligus mendekatkan pada pencapaian apa yang menjadi tujuannya.
ideologi
dan
ini
usaha
UNSUR-UNSUR PEMBERDAYAAN KOPERASI
Pada dasarnya pemberdayaan koperasi dalam pembinaan anggota
menjadi tanggung jawab pengurus, hal ini sesuai dengan ketentuan UU No.25 Tahun 1992 pasal 35 ayat a, pembinaan
2
33
terhadap anggota pada masing-masing
koperasi menjadi tanggung jawab fiengurus yang diberi mandat oleh rapat anggota (sebagai pemegang kekuasaan tertinggi) untuk menjalankan kepemimpin toperasi. Sementara Nirbito (2001:19) mengatakan bahwa unsur-unsur pemberdayaan lioperasi dapat dilihat dari pemahaman materijati diri koperasi dan metode pemberdayaan koperasi menggunakan pende(atan botoom-up, dan ketersediaan permodalan daripara anggota . Dengan Jatidiri koperasi dapat dinyatakan bahwa anggota mempunyai
..
posisi sentral (dominan), yaitu
menlaOi
sumber kekuatan dengan berfungsi sebagai penggagas, pengendali, pemimpin dan sekaligus sebagai pengguna dari kelangsungan kehidupan koperasi. Dari masing-masing fungsi tersebut maka anggota mempunyai peran yang sangat penting menentukan jalannya kehidupan koperasi. Bertolak dari alasan pentingnya pemberdayaan koperasi melalui pembinain anggota, pengertian pembinaan adalah suatu upaya penyapaan lembaga kepada anggota melalui seperti penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan baik secara qonformal maupun informal berlangsung' secara terarah dan berkesinambungin untuk meningkatkan kualitas anggota Menurut Nirbito (2001:73) manfaat pemberdayaan koperasi dengan pembinaan anggota dapat ditfijau daritiga segiyaitu: 1. Anggota a. Anggota menjadi lebih sadar akan rasa ikut memiliki koperasi.
dan
b.
Anggota menjadi
tebih
menghayati nilai-nilai koperasi. c. Anggota menjadi lebih meningkat pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya dahm melaksanakan aktif pada khususnya, dan pada umumnya peran aktif sebagi pelaku ekonomi tengah_tengah kehidupan masyarakat.
peran sebagai anggota di
d. Penguasaan informasi
anggota menjadi
Majalah llmiah llmu pengetahuan Sosial
oteh meluas
sehingga akses anggota sumber-sember mancakup pasar, pengadaan barang dan menjadi meluas, dan gilirannya kesejahteraan akan meningkat. e. menjadi bermartabat, karena
Anggota
mampu memecahkan
m
ekonomi rnereka secara 2. Organisasi a. Meningkatnya anggota akan membuat mampu jatidirinya, pada gilirannya membuat koperasi berdaya. b. Dengan berdayanya akan membuat koperasi berperan memenuhi kebutuhan ekonomi, budaya, dan aspirasi-a anggota. c. Berdayanya koperasi meningkatkan citra koperasi tengah-tengah masyarakat, r demikian melaksanakan amanat 1945, pasal 33, khususnya dan penjelasannya. Jejaring 1. Berdayanya koperasi dinikmati oleh jejaring pelayanan usaha menguntungkan dan dijadikan mitra usaha yang menguntungkan. 2. Berdayanya koperasi membuat kehidupan ekonomi jejaring baik yang dalam koperasi maupun yang di luar (masyarakat luas) lebih baik, dan pada dapat memberdayakan rakyat.
dengan
handal
PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi anggota merupakan salah satu wujud peran anggota dalam koperasi. Menurut
dirinya dalam kegiatan
Newstrom (1997:69) menyatakan bahwa" partisipasi adalah keterlibatan mental dan
emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk rnemberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok dan ikut berbagaitanggung jawab tercapainya tujuan tersebut. Dari pengertian tersebut muncul tiga gagasan penting dalam partisipasi, yaitu keterlibatan, hntribusi dan tanggung jawab. Partisipasi akan melibatkan mental dan emosional para anggotanya, bukan melibatkan aktivitas fisik saja, tHainkan melibatkan "diri orang itu sendiri". Herlibatan di sini lebih bersifat psikologis, dringga seseorang yang berpartisipasi dilam koperasi tidak sekadar terlibat dalam tpas-tugasnya, tetapi akan melibatkan lgmya pula. Gagasan kedua yang muncul fifam pengertian partisipasi adalah adanya para anggota untuk kontribusi terhadap koperasi. Para anggota diberi kesempatan menyalurkan inisiatif dan untuk mencapai tujuan Gagasan lain yang penting adalah akan mendorong para anggota untuk menerima tanggung jawab aktivitas organisasi. Apabila para berbicara tentang organisasi , maka mereka akan berkata bukan "mereka". Partisipasi telah para anggota, pengurus, dan pengawas tidak sekadar seperti "mesin, namun menjadi organisasi yang bertanggung Di samping itu, para anggota harus ikut bertanggung jawab kelangsungan hidup koperasi. dernikian, partisipasi merupakan prces sosial di mana para anggota ri brlibat langsung dalam organisasi mewujudkan tujuan atau bersama. mencakup berbagai anggota dalam rangka kebutuhan dan kepentingan rtJk mengembangkan organisasi Sdah satu c€lra memotivasi bnponen atau unsur dalam mau dan bersedia melibatkan
das
I ri
n
n
li Si
i,nh,
bi I
hn
loi hn
F" UD
hr i I
kan
ipu fng hat Fng
!ng kan lsiat bda
ada ilaoi lnya lprni
lutya
dari
,
l;ir kbipasi
membina dan mengembangkan kinerja seorang individu, kelompok dan bahkan organisasi. Apabila partisipasi dilakukan
dengan baik, maka akan diperoleh minimal dua hasil terbaik, yaitu perubahan dan keterikatan terhadap tujuan yang dilandasi kesadaran akan tanggung jawab yang diemban masing-masing anggota yang pada akhirnya akan mendorong timbulnya suatu hasil prestasi yang baik dalam pengembangan usaha koperasi. Pengorbanan yang dituntut dari anggota yang merupakan konsekuensi dari idealisme yang telah tertanam dari anggota adalah berupa tindakan nyata yang memungkinkan motif bergabung dalam koperasi untuk menggalang potensi benarbenar tenrvujud. Tindakan nyata dari anggota merupakan pengorbanan yang dituntut dari anggota guna mencapai citacita koperasi. Jadi dalarn koperasi ada semangat perbuatan, keduanya merupakan satu kesatuan yang terkait (Hatta, 1987: 97). Peran aktif anggota sebagai pengguna-pemilik, penggunapengendali, dan pengguna-penikmat dalam praktek merupakan wujud partisipasi anggota sebagai cerminan adanya pemberdayaan koperasi (Nirbito,2O0 1 :6 1 ). Pemahaman jatidiri koperasi dapat dinyatakan bahwa anggota mempunyai posisi sentral (dominan), yaitu menjadi sumber kekuatan dengan berfungsi sebagai penggagas, pengendali, pemimpin dan sekaligus sebagai pengguna dari kelangsungan kehidupan koperasi. Dari masing-masing fungsi tersebut maka anggota mempunyai peran yang sangat penting menentukan jalannya kehidupan koperasi seperti terlihat dalam tabelsebagai berikut:
dan
dan
, t[n
llmu Pengetahuan Sosial
koperasi
(pendekatan psikologis). Partisipasi mengandung potensi luar biasa untuk
35
Tabel 1. Fungsi dan Peran Anggota dalam Pemberdayaan KoPerasi Penggagas
Pengawas:
Anggota tidak hanya
Keadaan koperasi transparan anggota, anggota tanggungjawab melunasi kehidupan untuk kemungkinan penyelewengan. menjamin kualitas kontinuitas pengawasan,
mendirikan/ membentuk sebagai
pengawas yang
Pendiri:
Koperasi
didirikan/
dibentuk oleh anggota sebagai wadah untuk
bekerjasama guna mengatasi masalah
ekonomi yang mereka hadapi bersama. Pemilik:
tetapi juga
Pemimpin
Pengurus:
mempunyai Dipilih oleh rapat anggota dari anggota, diberi
tanggungjawab secara
bersama-sama untuk memberikan kontribusi
memenuhi Pengendali
kebutuhan kepemimpinan sesuai keputusan
Pengambil keputusan:
Untuk .hal-hal
yang
Pengguna
bersifat mendasar dan
strategis
menyangkut koperasi untuk memutuskan ada di tangan anggota lewat rapat anggota. Hal-hal yang bersifat mendasar dan strategis meliputi: AD, kebijakan umum, pengangkatan dan pemberhentian dan pengawas, pengesahan RK, RAPB dan laPoran pertanggungjawaban pengurus, penggabungan, peleburan, pembagian pembubaran (pasal 23, UU koperasi No 25 Tahun 1992
kehidupan
wewenang
pengurus
dan
Majalah llmiah llmu Pengetahuan Sosial
sebagai konsumen Iayanan bisnis Mitra:
Anggota bertindak sebagai bisnis koperasi
Dari tabel tersebut tamPak
mulai koperasi
didirikan, dioperasionalkan samPai anggota menduduki Posisi Fungsinya dominan dan PerannYa pelaku utama menentukan maju koperasi. PemberdaYaan menyangkut Proses bagaimana agar sentral, fungsi dominan, dan Peran pelaku utama dari anggota dapat menjadi realitas dalam koperasi sehari-hari.
Frank Groves (1985: 9)
6
Ter naparkan matriks yang mirip, yaitu Ter runjukkan posisi sentral dari anggota 1ar run berbeda dalam sudut tinjauan ner rcakup tujuan, proses pengambilan (epr
dusan,
sendiridan
pengangkatan
pengurus, ilrul
distribusi SHU
:l
rl
hI
2.
l rl
2
Proses pengambila n
keputusan
;1
Demokratis , satu anggota satu suara
rnl s-I
-l ral
t
ngI
il
il
Pengangka tan pengurus
Diangkat dari kalangan anooota
Struktur
Pemilik,
fzl la, ill,
r* 9a rya
ei *d
f,
w{
r
HT
E
gt
i
Prosedur pernbuatan lebijakan
'
pengguna dan pengendali adalah orang yang sama yaitu anooota Quasi public
Anggota memerluk an pendidika n
Anggota memerluk an pendidika
pemberdayaan koperasi utama dan pertama terletak di tangan anggota. Ditinjau dari sudut manajemen strategis memasuki abad ke 21 maka visi koperasi
adalah "Aktualisasi jatidiri
dalam
pengembangan melalui pemberdayaan
anggota untuk mewujudkan sosok koperasi yang sehat, tangguh dan mandiri". PENUTUP
Perkembangan koperasi sampai
saat ini masih menunjukkan
adanya berbagai krisis mulaidari krisis idelogi, krisis identitas, krisis kepemimpinan, dan puncaknya pada krisis kepercayaan akibat perlakuan koperasi pada masa orde baru. Koperasi sabagai soko guru perekonomian nasional, yang intinya adalah potensi ekonomi untuk mensejahterakan rakyat pada kenyataanya mempunyai beberapa kelemahan yaitu manusia di satu pihak, sedang di lain pihak tuntutan penghayatan
nilai-nilai dan pengalaman prinsipprinsip
koperasi yang sarat muatan ideal (ldealisme). Belum melembaganya nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi pada organisasi tersebut terlihat pada anggota koperasi maupun koperasi itu sendiri. Kurangnya peran serta anggota sebagai akibat kurangnya pemahaman jatidiri koperasi (nilai-nilai dan pinsip-prinsip) harus segera dibenahi dengan pemberdayaan koperasi melalui program pembinaan anggota melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan. Dengan perubahan kualitas anggota, kualitas organisasi dan kualilas
n
llmiah llmu Pengetahuan Sosiat
mi
kehidupan koperasi yang mencakup enam butir, keseluruhannya tidak ada yang tidak melibatkan anooota lni herarli krrnni rrnqrrq
lmplikasi Optimalis asi pelayanan kepada anggota (serube motive bukan profit motive\ Anggota memerluk an pendidika n unt0k pengambi! an keputusan Pengurus memerluk an training
anggota sebagai pengguna dan pemilik
Anggota memerluk an pendidika n untuk memaha
Dari matriks ala Frank Groves (1985: 13) perihal penting menyangkut
Keunikan Posisi Anggota
lala m Manaiemen Kooerasi N Perihal Posisi o Anooota 1 Tujuan Meningkatk an kesejahter aan anggota
Proporsion
aljasa
tanggung iawabnva
/es rn
Tabel
Kontribusi kepada pemilik modal
37
usaha diharapakan mampu menjadi pelaku
ekonomi yang kompetitif dan prospektif.
2001. Jati Dijri Koperasi Tantangan Globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
LSP21.
Davis, P. 1997. Co-operative ldentity and Management Co-operative
lntemational
Long Ralph. F. 1996. Mangemenf Sfy/e for the Empowerment in Oryanization.
Co-Operative
information Centre.
04. number 3, pp. 5-15.
Fandy Tjiptono. 1997. Pinsip-prinsip Total Quatity Seryice. Yogyakarta: Andi Offset.
Frank Groves. 1985. What
Munkner, Hans 1997. Masa Koperasi (terjemahan). Dekopin.
is
Nirbito. 2001. Pembinaan Anggota Memperdayakan Koperasi KOPPAS dan KOPWAN Timur. Desertasi tidak
Cooperation? The PhilosoPhy of Cooperation and it's Relationship to
Cooperative Structure
and Operations. University of Wisconsin Center for Co-operative.
Malang: Program
P Universitas Negeri Malang.
Gray, T.W & Butler G, 1991. Charting From Within a Grounded Concert af
Totok
Mardikanto. 2010. Penelitian EvaluasiPemberdayaan Masyarakat. Untuk dan
Member Control. Journal of Agricultural Cooperation. V01 G,PP. 82-93.
Praktisi,
Pemberdayaan /l Surakarta: Program
Hatta, A. 1987. Koperasi sebagai lnstitut Pendidikan Oto-Aktivitas dan Budi Pekerti yang Muml dalam Nasution, M. dan Taufiq, M. 1992. Dokotomi
Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakatr'Program, tJt,lS-Solo.
dan Evolusi Nilai-Nilai Koperasi.
INFOKOP Nomor 11 Tahun lX, Mei 1992. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Koperasi, Departemen Koperasi.
lbnu Soedjono. 1999. Jati
Dii
Wahyudi Kumorotomo.2008. Paradigma Peran Pemerintah Pemberdayaan Koperasi UMKM.tsackground Study 2010-2014 Pemberdayaan Koperasi Bapenas.
Tahun
Koperasi.
Jakarta: LSP21.
Widiyanti, Ninik. 2004. Koperasi. Jakarta: Rineka
Majalah llmiah llmu Pengetahuan Sosial
38