ATRAKSI WISATA RELIGI DI MASJID SYAHBUDDIN KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU
[email protected] Abdullah Sidiq 1001112150 Pembimbing Dr. Dra. Hj. Rd. Siti Sofro Sidiq, M.Si Prodi Pariwisata Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya , Jl. H.r Soebrantas km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293Telp/Fax0761-63277 ABSTRACT This study aimed to investigated religious tourist attraction. Which is a tourist attraction the attractiveness of an attraction so that the tourist interested in visiting the tourist attraction and Also to determine the Syahhabuddin mosque tourist activities in Siak district of Riau province. This study used descriptive qualitative method which describe situation in accordance with the event, the sourcer is the head daily Syahhabuddin mosque and Disparpora Siak district. The result of this study are Syahhabuddin mosque religious tourist attraction showed the historical mosque, the unique architecture , and the adjacent mosque location to the river and Sultan Syarif Khasim II tombs. While the tourist activities in Syahhabuddin mosque itself are prayer, pilgrimage while enjoying the beauty of the Siak river view and following recitation. The study expected to increase knowledge about Syahbuddin mosque as religious tourist attraction, and as consideration for the Syahhabuddin mosque tourism to increase the tourists number enjoyed it. Keyword : Religious tourist attraction , Syahhabuddin mosque I. Pendahuluan A. Latar Belakang Arti penting wisata religi yang dimaksud disini bukan hanya bersenangsenang dan mencari hiburan saja Artinya bersenang-senang dan cari hiburan diperbolehkan dan halal tetapi yang lebih penting adalah memperluas wawasan untuk menyaksikan ayat-ayat kebesaran Allah yang tersebar di persada bumi ciptaan Allah JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
ini, seperti mengunjungi tempat rekreasi atau makam orang saleh sebagai wisata rohani atau wisata spiritual. Dengan menyaksikan keindahan alam kemanapun mata memandang dapat merasakan wisata rohani yang indah dan kudus, dan mata hati dapat melihat dengan jelas keindahan Sang Pencipta, pelukis agung Yang Maha Indah. wisata religi atau rohani ini bukan hanya keindahan lahiriah yang dapat dinikmati. Page 1
Sultan memberikan nama masjid dengan menggunakan kata dari dua bahasa sekaligus, yaitu syah (bahasa Persi yang berarti „penguasa‟) dan ad-din (bahasa Arab yang berarti „agama‟) Barangkali Sultan ingin menegaskan bahwa Kerajaan Siak Sri Indrapura yang dipimpinnya adalah sebuah kerajaan Islam. Ia sendiri selaku sultan (raja), bukan hanya menjadi penguasa negara atau pemerintahan saja, tetapi juga sekaligus menjadi penguasa agama. Tentu yang di maksud adalah pernimpin agama atau yang lazim disebut imam.Memang demikianlah tradisi yang berlaku secara turun-temurun dalam sebuah kerajaan Melayu. Dan Siak Sri Indrapura sebagai salah satu di antara puluhan Kerajaan Melayu yang pernah berjaya. Doktrin atau falsafah yang menjadi dasar negara Kerajaan Siak Sri Indrapura adalah Islam-MelayuBeraja.(http://duniamasjid.islamiccenter.or.id) Salah satu dalam ruang lingkup wisata religi adalah mengunjungi Masjid sebagai tempat ibadahnya umat Islam. Jika berbicara soal masjid maka di indonesia ada salah satu masjid yang bersejarah yang terletak di kabupaten siak yaitu Masjid Syahhabuddin Inilah Masjid yang menjadi saksi sejarah akan adanya Kerajaan Melayu Siak Sri Indrapura di Sumatra Timur (sekarang masuk Provinsi Riau). Didirikan pada tahun 1926 di masa Pemerintahan Sultan Syarif Kasim II, Sultan Siak yang terakhir. Oleh Sultan, masjid ini diberi nama Masjid Syahhabuddin nama ini masih dipakai sampai saat ini. Selain mempunyai sejarah yang kuat seperti yang telah di tuliskan di atas ketika kita mengunjungi objek wisata Masjid Syahabuddin kita bisa melakukan berbagai kegiatan seperti beribadah di dalam masjid, menikmati indahnya arsitektur masjid yang klasik unik dan indah dan kita juga bisa mengunjungi makam sultan yang memang letaknya berdampingan dengan Masjid JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
Syahbuddin karena itu merupakan Wasiat Sultan yang mana semasa hidupnya dia berwasiat ketika nanti dia Wafat agar di makamkan di samping masjid bersama istriistrinya. .(observasi dan wawancara awal juni 2013 pukul 11.00) Selain itu Masjid Syahbuddin juga termasuk wisata unggulan yang ada di Kabupaten Siak. Yang di maksud pariwisata unggulan merupakan objek wisata yang siap untuk di pasarkan dalam jangka waktu yang pendek. Pariwisata di Kabupaten Siak yang mempunyai peluang pengembangan yang lebih besar di lihat dari berbagai sisi seperti daya tarik wisata, aksesibilitas, sarana prasarana, aspek pasar, investasi dan kelembagaan. Permasalahan pada objek pariwisata unggulan tersebut tidak begitu banyak, sehingga dalam pengembangan ke depan mudah di paket sebagai objek pariwisata unggulan jangka pendek. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk lebih dalam meneliti tentang Atraksi Wisata Religi di Masjid Syahbuddin Kabupaten Siak Riau A. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan diatas maka masalah yang akan di teliti oleh peneliti adalah : 1. Apa sajakah atraksi wisata religi di Masjid Syahbuddin? 2. Bagaimanakah kegiatan wisata religi di Masjid Syahbuddin?
B. Batasan masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini dengan tujuan agar penelitian lebih spesifik dan mengarahkan penelitian agar berfokus hanya membahas atraksi wisata religi di masjid syahbuddin. C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui ragam atraksi wisata religi di masjid syahhabuddin. Page 2
2. Untuk mengetahui kegiatan wisata religi yang bisa di lakukan wisatawan di masjid syahbudin D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang suatu pengelolaan, terutama berkaitan dengan pengelolaan wisata religi di Masjid syahbuddin. 2. Manfaat Praktis a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat digunakan sebagai acuan maupun pedoman bagi semua pihak yang membutuhkan. b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbahan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihakpihak yang terkait c. Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan E. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini berisikan tentang pengertian pariwisata, wisata religi, konsep wisata budaya, daya tarik wisata, pengelolaan wisata, fasilitas, dan ziarah BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan tentang lokasi dan waktu penelitian,populasi dan sampel, jenis dan sumber data, JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
teknik pengumpulan operasional variabel, dan analisis data.
data, teknik
BAB IV :HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan mengenai gambaran umum tempat penelitian, dan membahas tentang hasil penelitian mengenai atraksi wisata religi di masjid Syahhabuddin dan kegiatan wisata religi yang di lakukan wisatawan di masjid Syahhabuddin. BAB V :PENUTUP Merupakan bab yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. II. Landasan teori A. Wisata Religi Soekadijo (2000:43) dalam bukunya menyatakan tentang Motif spiritual dan wisata spiritual (spiritual tourism) merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum orang melakukan perjalanan untuk rekreasi ,bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah melakukan perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma , Mekah dan madinah merupakan tempat-tempat tujan pariwisata yang penting. Orang naik haji pun adalah wisatawan. Di indonesia tipe wisata spiritual itu merupakan salah satu tipe wisata yang penting sekali. Bahkan pada hari-hari besar nasional salah satu acaranya ialah berziarah ke makam pahlawan. III. Metode Penelitian A. Locus penelitian
Page 3
Locus Penelitian ialah tempat di mana Variab el
Atraksi wisata Religi di Masjid Syahbu ddin kabupa ten Siak Provin si Riau
Sub variabel
Indikator
Sumber data
1. Daya a. Sejara tarik h Wisat b. Arsite Dokum a ktur entasi masji Wawan d cara c. Posisi Observa masji si d Key yang informa dekat n denga n maka m sultan dan sungai Siak 2. Kegi atan Wisa ta
a. Berib adah b. Berzi arah c. Meni kmat i indah nya sung ai Siak dan arsite ktur masji d bahan bangunan seperti semen, batu bata dll semua di impor dari eropa, sedangkan utuk cat masjid menggunakan batu kapur, pembangunan Masjid Syahhabuddin ini JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
peneliti melakukan penelitian yaitu berada di kampung dalam kecamatan siak B. Waktu Penelitian ini di lakukan pada bulan januarimei 2015. C. Sumber Data 1. Data Sekunder 2. Data Primer D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi 2. Metode Interview / Wawancara 3. Metode Dokumentasi E. Operasional Variabel Tabel.1 Operasional Variabel F. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong 2001:103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasi kannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”.
IV. Hasil dan Pembahasan A. Atraksi wisata religi Syahhabuddin
di
masjid
Masjid bergaya arsitektur Timur Tengah ini berwarna kuning dengan polesan cat hijau di beberapa tiang penyangganya masjid dengan luas 21,6 x 18,5 ini di bangun pada tahun 1926 oleh Sultan Syarif Kasim II mempunyai pondasi sedalam 1,5 meter, kayu yang digunakan dalam pembangunan adalah kayu resak, untuk bahanmelibatkan rakyat kerajaan siak sri Indrapura sebagai tenaga pembantu, tujuan dari sultan membangun masjid di tepi sungai siak yaitu agar sultan lebih dekat dengan rakyat (wawancara informan 1 tanggal 17 Page 4
maret 2015 pukul 13.00) Kehadiran masjid ini tidak hanya sekedar menjadi tempat ibadah semata. Sejak dulu, Masjid Syhabuddin menjadi pusat pendidikan islam terbesar di Asia Tenggara. Pada waktu itu, Sultan mendatangkan guru-guru islam dari tanah Arab. Sejarah membuktikan, kerajaan Siak tempo dulu merupakan pusat pendidikan terbesar di asia tenggara, Banyak negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand belajar pendidikan Islam di Kesultanan Siak. Masjid itulah salah satu pusat pengkajian Islam semasa Kerajaan Siak. Sama seperti masjid lainnya, di dalam masjid terdapat sebuah mimbar, mimbar yang terbuat dari kayu ukiran itu merupakan bentuk asli mimbar yang ada pada zaman dahulu dikarenakan di makan usia maka mimbar yang di gunakan pada zaman kerajaan dahulu di ganti oleh pengurus masjid dengan yang baru tanpa menghilangkan atau mengganti dan merubah dari bentuk aslinya (wawancara informan 1 tanggal 17 maret 2015 pukul 13.00). Masjid ini dulu terletak hanya beberapa meter dari Istana Siak. Namun, Sultan ke 12 memindahkannya ketepi sungai yang kini jaraknya sekitar 1 kilometer dari Istana Siak.(observasi tanggal 17 maret 2015 pukul 13.45) Sebelum masjid ini di bangun sultan melaksanakan kegiatan ibadah di Ma‟tab yang posisinya sekarang di dekat dinas kependudukan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi selain karena sudah dibangun masjid Syahbuddin juga karena ma‟tab ini terbuat dari kayu maka habis di makan usia (wawancara informan 1 tanggal 17 maret 2015 pukul 13.00). Di dalam masjid Syahabuddin ini Masih banyak yang belum
berubah dari interiornya, yang berubah atau di ganti diantaranya hanyalah barang-barang yang mudah termakan usia seperti jam dinding, jam dinding yang digunakan pada zaman kerajaan dahulu adalah jam dinding model gantung, (wawancara informan 1 tanggal 17 maret 2015 pukul 13.00) dan untuk bentuk masjid tidak banyak yang di rubah untuk tetap menjaga keaslian masjid ini yang tujuannya supaya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung. Masjid syahaabuddin pada zaman Kerajaan di imami oleh dua orang Kadi juga yaitu Tuan Kadi H Muhammad bin Sarikun dan Tuan Kadi Nontel (wawancara informan 1 tanggal 17 maret 2015 pukul 13.00)., yang di tunjuk sebagai Muadzin pada zaman kerajaan adalah Wan Manau (wawancara informan 1 tanggal 17 maret 2015 pukul 13.00). Masjid Syahhabuddin sudah di nobatkan sebagai cagar budaya yang sudah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM. 13/PW.007/MKP/2004 tanggal 3 maret 2004 yang di kelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batu Sangkar, dikarenakan Masjid Syahhabuddin ini bertempat di Kabupaten Siak maka Disparpora (Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) kabupaten siak lah yang bertanggung jawab untuk keperluan seharihari ,banyak testimoni dari wisatawan yang mengatakan bahwa melaksanakn sholat di masjid Syahhabuddin ini lebih nyaman walaupun Masjidnya kecil.
B. Kegiatan atraksi wisata religi di masjid syahbuddin
2.Mengikuti pengajian di Masjid
1.Mengerjakan Sholat JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
3. Ziarah ke Makam sultan syarif kasyim II dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin 1908-1946. Page 5
4. Menikmati indahnya sungai siak V. Kesimpulan dan Saran A. KESIMPULAN Atraksi wisata religi yang berada di masjid syahhabuddin antara lain sejarah Masjid Syahhabuddin yang dilatar belakangi oleh sejarah keultanan siak yang mempunyai banyak cakupan daerah, selain di pengaruh oleh latar belakang kerajaan siak ,masjid ini juga d latarbelkangi oleh silsilah sultan siak yang mempunyai keturunan dari kesultanan johor dan dari keturunan arab ,jika melihat dari sejarah itu maka Masjid Syahbuddin akan mampu menarik wisatawan lokal dan mancanegara, selain dari sejarah yang menjadi atraksi wisata dari Masjid Syahhabuddin adalah arsitektur masjid yang unik yaitu arsitektur timur tengah dengan campuran budaya melayu yang akan menjadi pemandangan berbeda bagi wisatawan, makam sultan siak juga menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Masjid Syahhabuddin ini karena selain menjad sultan kerajaan siak yang terakhir Sultan Syarif Kasyim II ini juga di nobatkan sebagai pahlawan nasional, keberadaan masjid Syahhabudin yang berada di pinggir sungai siak sangat cocok sebagai tempat wisatawan untuk sholat dan istirahat sambil menikmati indahnnya pemandangan sungai, dan bagi wisatawan yang ingin wisata sambil menimba ilmu agama dapat menghadiri pengajian di masjid syahbuddin ba‟da magrib. Kegiatan wisata religi di masjid syahhabuddin di kelola oleh BPPP Batu Sangkar karena sudah masuk dalam cagar budaya Nasional dan Disparpora kabupaten Siak, karena masjid ini sebagai tempat beribadah umat islam maka selain wisatawan yang berkunjung juga banyak warga Kabupaten Siak yang melaksanakan
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
ibadah sehingga masjid syahhabuddin terkesan selalu ramai terutama di waktuwaktu sholat sedangkan untuk kunjungan wisatawan mengalami puncaknya ketika hari-hari libur sekolah dan libur kerja, wisatawan yang berkunjung ke masjid syahhabuddin ini menyempatkan untuk berziarah ke makam Sultan Syarif Kasyim II. B. SARAN 1.Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan Masjid Syahhabuddin sebagai objek wisata sudah mempunyai dua kriteria yaitu something to see dan something to do sedangkan untuk something to buy di sekitar masjid Syahhabuddin ini belum ada, apakah tidak sebaiknya di sekitar masjid ini di dirikan sebuah toko yang berjualan barang-barang yang bersangkutan dengan wisata religi seperti mukena, peci yang mirip seperti yang di pakai Sultan zaman dahulu, sajadah, replika Masjid, dll sebagai kenang-kenangan dari berkunjung ke masjid Syahhabuddin. 2. Karena di masjid syahbuddin ini tidak ada tour guide maka alangkah baiknya jika di berikan tour guide. 3. Mendata jumlah wisatawan yang berkunjung ke masjid Syahhabuddin 4. Membawa awak media nasional sebagai langkah untuk mempromosikan masjid syahhabuddin karena ada wisatawan yang mengetahui istana siak tapi tidak mengetahui letak masjid Syahhabuddin ini 5. Membuat museum masjid syahhabuddin yang berisikan sejarah-sejarah berdirinya masjid syahhabuddin ,kegiatan-kegiatan di masjid syahhabuddin zaman kerajaan dahulu sampai sekarang, dan perkembangan masjid dari zaman ke zaman.
Page 6
VI. VII.
Daftar Pustaka
family in exile, Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society
Amir Abdul Aziz, Jum‟ah. 2000. Ad Dakwah, Qowaidu wa Ushul, (Fiqih dan Kaidah Asasi Dakwah Islam) Era Inter Media : Surakarta
Coolhaas, W.P.1964. "Generale Missiven der V.O.C.". Journal of Southeast Asian History
Andaya, L.Y.1972. Raja Kechil and the Minangkabau conquest of Johor in 1718, 45-2 JMBRAS,
Cortesão, Armando.1944. The Suma Oriental of Tomé Pires, 2 vols. London: Hakluyt Society,
Andaya, L.Y.1971. The Kingdom of Johor, 1641-1728: a study of economic and political developments in the Straits of Malacca. s.n
Featherstone, Mike.2001. Posmodernisme Dan Budaya Konsumen. Pustaka Pelajar :Yogyakarta . Gayatri, Arum. 1994. AntropologiBudaya. Rosdakarya : Bandung
As, M. S.1996.Ulama pembawa Islam di Indonesia dan sekitarnya. Lentera Basritama Astuti, ni Nyoman sri. 2008. Persepsi wisatawan manca negara terhadap produk Pariwisata Bali. Pascasarjana Universitas Udayana.Bandung Azwar, Syaifudin.2001. Metode Penelitian, Pustaka pelajar :Yogyakarta Barnard, T. P.2004. Contesting Malayness: Malay identity across boundaries, NUS Press, Basith, Abdul. 2006. Wacana Dakwah Kontemporer, STAIN Purwokerto Press : Pustaka Pelajar. Borschberg, P.2004. Iberians in the Singapore-Melaka Area and Adjacent Regions (16th to 18th Century), Otto Harrassowitz Verlag, Cave, J., Nicholl, R., Thomas, P. L., Effendy, T.1989. Syair Perang Siak: a court poem presenting the state policy of a Minangkabau Malay royal JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
Idrus Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Penerbit Erlangga : Jakarta Iaroslav Lebedynsky.2006. Les Saces: Les «Scythes» d'Asie, VIIIe siècle av. J.-C. — IVe siècle apr. J.-C. Editions Errance, Pari Jasmi, K.2005. Surau: kumpulan cerpen, Penerbit Republika : Jakarta Koentjoroningrat. manusiadankebudayaan Djambatan: Jakarta.
di
2004. indonesia.
Luthfi, Amir. 1980. Laporan Pendidikan Agama dan Tradisi pada Masyarakat Limo Koto Kampar Riau, Lembaga penelitian Institut Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim. Luthfi,
A.1991. Hukum dan perubahan struktur kekuasaan: pelaksanaan hukum Islam dalam Kesultanan Melayu Siak, 19011942, Susqa Press
Page 7
Lamry, M. S., Nor, H. M.1993. Masyarakat dan Perubahan, Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia Nawawi,
Martini. 1992. Instrumen Penelitian Ilmu Sosial, Gajah Mada Universitas Press : Yogyakarta
NA, VOC 1895.Malacca.30 Januari 1718. fols.55-6 NA, VOC 1557. Jambi. 1 April 1694. fols.35-6. Mochtar, Efendi. 1986. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Bhatara Karya Aksara : Jakarta Moleong,
Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Refisi). Remaja Rosdakarya. Bandung
Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi. Yogyakarta. Pendit, Nyoman. S. 2002. Ilmu Pariwisata. PT Pradya Paramita. Jakarta Ricklefs, M.C.2002). A History of Modern Indonesia Since C. 1200, Stanford University Press, Samad, A. A.1979. Sulalatus Dewan Bahasa dan Pustaka.
Salatin,
Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata (memahami pariwisata sebagai “systemic Linkage”). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suparlan
P.1995. Orang Sakai di Riau: masyarakat terasing dalam masyarakat Indonesia :
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 – Oktober 2015
Departemen Indonesia, Indonesia
Sosial, Republik Yayasan Obor
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian dan Bisnis. UII Press. Yogyakarta Sumanto.1990. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan.Andi. Yogyakarta. Tod, James.1899. The annals and antiquities of Rajastʾhan: or the central and . Volume 2. hlm. 1010.Indian Publication Society. Usman, Husaini dan setiady akbc, purnomo. 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta.Bumi. Wahab, Salah. 1996. Manajemen Kepariwisataan. PT Pradnya Paramita. Jakarta. Yoeti, Oka, A. 1985.Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa Offset. Bandung. _________Undang-UndangRI no. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. ---------------- 1997. Perencanaan dan Pembangunan Pariwisata. PT. Pradya Paramita. Jakarta. http://www.pekanbaru.co/6338/menikmatiindahnya-negeri-istana-siak-sriindrapura/.diakses pada tanggal 17 Mei 2015 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/652/jbptu nikompp-gdl-ikbalrival-325758-unikom_i-a.pdf diakses pada tanggal 17 Mei 2015 https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Sia k_Sri_Inderapura diakses pada tanggal 5 juni 2015
Page 8