ABSTRACT Dian Ikha Pramayanti. D02496075. 2000. Study on Sugar Solubility and Polysaccharide Chemical Component of Ammoniated Fibrous Feeds. Final Paper. Departetnent of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science. Bogor ~griculturalUniversity. Chief Adviser Member Adviser
: Dr. Ir. Nahrowi Ramli, MSc : 1r.A. Darobin Lubis, MSc
Sugar solubility in water, alkali or acid solvent and polysaccharide chemical component of fibrous feeds treated with urea were investigated in the research. Materials used were banana peel, pineapple by-product, cocoa pod and sugarcane bagasse. All of them were amoniated with 0%, 1.5% and 3% urea. Ten gram ammoniated products were then crushed for 50 minutes with 150 gram glass crumble under water, alkali or acid condition. Extraction product were sentrifuged and supematan containing polysaccharide were taken and then dialysis. Completely Randomized Design with 3 urea treatment (0%, 1.5% and 3%) was used. Data analysis used ANOVA and when ANOVA show some difference, Duncan's range test was used. Parameter meassured were sugar solubility of the polysaccharide before dialysis (SS bD) in water, alkali or acid condition, sugar solubility of the polysaccharide after dialysis (SS aD) in water, alkali or acid condition, oligosaccharide solubility, percentage of increase sugar solubility in water condition compared to alkali and acid condition and polysaccharide chemical component of banana peel and cocoa pod. Compared with the other materials, cocoa pod showed highest polysaccharide solubility in water, whereas highest oligosaccharide solubility in water was found in pineapple by-product. Highest polysaccharide and oligosaccharide solubility in alkali were, respectively, banana peel and pineapple by-product. Polysaccharide and oligosaccharide of sugarcane bagasse were highly in acid. Urea treatment showed no significant effect on sugar solubility of sugarcane bagasse, pineapple by-product and cocoa pod dissolved in water. However banana peel treated with 1.5% urea indicated significantly higher (P<0.05) in sugar content dissolved in water than banana peel treated with 0% and 3% urea. percentage of increase plysaccharide and oligosaccharide solubility from water to alkali condition was highest in banana peel and sugarcane bagasse, respectively, whereas percentage of increase plysaccharide and oligosaccharide from water to acid condition was highest in sugarcane bagasse. HPLC analysis showed glucose and fructose were found present in the polysaccharide of banana peel and cocoa pod. Glucoronic acid and glucosamine were not found present in their polysaccharide chemical component. The research suggested that cocoa pod showed highest polysaccharide solubility in water, compared with banana peel, sugarcane bagasse and pineapple by-product. There were no significant effect of urea treatments on poiysacchaide and oligosaccharide solubility of sugarcane bagasse, pineapple by-product and cocoa pod in water, alkali and acid condition. It considered that polysaccharide structure of banana peel and cocoa pod were partly glucose and fructose.
RINGKASAN Dian lkha Pramayanti. D02496075. Studi Kelarutan Gula dan Komponen Kimia Polisakarida Beberapa Pakan Sumber Serat yang Mendapat Perlakuan Amoniasi. Sknpsi. Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Temak. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian Bogor. Pembimbing utama Pembimbing anggota
: Dr. Ir. Nahrowi Ramli, MSc : Ir. A Darobin Lubis, MSc
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan gula dalam pelamt air, basa atau asam dan mengetahui komponen kimia polisakarida pakan hmber serat yang mendapat perlakuan amoniasi. Manfaat diketahuinya kelarutan gula dan komponen kimia pada bahan pakan berserat adalah sebagai suatu pendekatan untuk mengevaluasi kualitas pakan berserat secara kualitatif di lapang. Bahan pakan sumber serat yang digunakan adalah kulit pisang, limbah nenas, kulit buah coklat b o d kukao) dan ampas tebu (bagasse). Keempat bahan tersebut di amoniasi terlebih dahulu dengan level urea 0%, 1.5% dan 3% selama I0 hari dalam suhu kamar dan dalam kondisi anaerob. Bahan yang telah diamoniasi diambil 10 gram kemudian digiling selama 50 menit dengan bantuan pecahan kaca 150 gr dan dilarutkan dalam air, basa 0.2 N atau asam 0.2 N. Selanjutnya bahan disentrifuge, supematannya diambil dan didialysis. Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data dianalisa dengan sidik ragam ANOVA. Uji Duncan digunakan untuk mengetahui peubah antar rataan yang berbeda nyata. Parameter yang diamati meliputi total gula polisakarida sebelum dialysis (TG SBD) yang larut dalam air, basa dan asam, total gula polisakarida setelah dialysis (TG STD) yang larut dalam air, basa dan asam, kelamtan oligosakarida, persentase peningkatan total gula polisakarida dan oligosakarida dari pelarut air ke basa dan asam, serta komponen kimia polisakarida kulit pisang dan kulit coklat. Dibandingkan dengan bahan lain, polisakarida kulit coklat secara kualitatif mempunyai kelarutan tertinggi pada pelarut air, sedangkan kelamtan oligosakarida tertinggi pada pelarut air adalah limbah nenas. Kelarutan polisakarida dan oligosakarida tertinggi pada basa berturut-turut adalah kulit pisang dan limbah nenas. Sedangkan polisakarida dan oligosakarida tertinggi pada pelarut asam adalah bagasse tebu. Pengaruh perlakuan urea pada bagasse tebu, limbah nenas dan kulit coklat tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap total gula yang larut dalam air, kecuali perlakuan urea pada kulit pisang. Kulit pisang yang mendapat perlakuan amoniasi 1.5% urea nyata (R0.05) lebih tinggi dari kulit pisang yang mendapat perlakuan amoniasi 0% dan 3% urea. Persentase peningkatan polisakarida dan oligosakarida t kulit pisang dan terlarut tertinggi dari pelarut air ke basa b e r t ~ ~ t - t u r uadalah baggase, sedangkan peningkatan polisakarida dan oligosakarida tertinggi dari air ke asam adalah bagasse tebu. Kulit pisang dan kulit coklat mengandung glukosa dan
fruktosa sebagai komponen penyusun polisakaridanya. Glucoronic acid dan glucosamine tidak terdeteksi ada pada komponen kimia polisakarida kulit pisang dan kulit coklat. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kulit coklat dalam pelarut air mempunyai kelarutan polisakarida tertinggi dibandingkan bagasse tebu, limbah nenas dan kulit pisang. Perlakuan urea tidak cukup efektif untuk meningkatkan kelarutan @la polisakarida dan oligosakarida dalam pelarut air, basa dan asam pada kulit coklat,. bagasse tebu dan limbah nenas. Kom~onenkimia polisakarida k ~ l i t - ~ i s a ndan g kulit coklat adalah glukosa dan fruktos;, sedangkan keberadaan glucoronic acid dan ,glucosanzine tidak terdeteksi ada pada kom~onen kimia polisakarida kulit coklat dan kulit pisang yang mendapat periakuan ambniasi 0% dan 3% urea.
-
STUD1 KELARUTAN GULA DAN KOMPONEN KIMIA POLISAKARIDA BEBERAPA PAKAN SUMBER SERAT YANG MENDAPAT PERLAKUAN AMONIASI
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sajana Peternakan pada Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Temak Institut Pertanian Bogor
Oleh DlAN IKHA PRAMAYANTI DO2496075
JURUSAN ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000