ANALISIS PENGELOLAAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI
FAUZIAH IFFA ISKANDAR Adviser : Zaili Rusli
Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru.Telp (0761) 63277. Abstract: Sub Marpoyan Peace was originally established by Government Regulation 19 of 1987 on the Amendment Boundaries Municipalities Kampar regency. The reason the authors conducted a study in the District of Peace because of the SK Marpoyan mayor No. 07 Year 2004 on devolution of management authority kebersian the responsibility of the district and based on the phenomenon that the authors found, therefore the authors are interested in doing more research on the management of hygiene in the District Marpoyan peace. The purpose of this study was to obtain an environmental hygiene management in sub marpoyan peace and Knowing barriers - barriers to implementing environmental hygiene management in sub Marpoyan Peace. In this study the authors used the theory of George R Terry in his book Principle of management, there are several indicators to determine the implementation of the Environmental Cleanliness Management Planning, organizing, actuating and controlling. The method that I use in this research is descriptive qualitative method. Informants research is Marpoyan Head Peace, Kasi Trantib, Officer Hygiene, Community and data collection techniques are observation, interviews, and Studies Librarianship. Analysis of the results of research on the management of environmental cleanliness in the district Marpoyan Peace is pretty good, it is because there are several obstacles that hinder in the management of hygiene, a new breakthrough or new activities to solve problems of environmental cleanliness is not ready for the streets so well that all the activity of the plan have not been can run well, facilities and infrastructure for the management of environmental hygiene for the District of Peace Marpoyan so inadequate implementation of environmental hygiene management is not maximized. Keyword : Planning, organizing, mobilizing and Control
1
PENDAHULUAN Pembangunan Nasional yang sedang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari pelaksanaan pembangunan di daerah, karena yang namannya pembangunan Nasional itu adalah pembangunan seluruh daerah-daerah yang ada di wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena pembangunan nasional itu adalah wujud nyata dari pada pembangunan daerah dan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pembangunan diberbagai sektor, maka pemerintah daerah dilengkapi dengan unsur pelaksanaan teknis penyelenggaraan pemerintahan. Didalam surat keputusan Walikota No. 7 Tahun 2004 pasal 3 pemerintah walikota memberikan kewenangan penuh kepada pihak kecamatan dan kelurahan dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Kecamatan Marpoyan Damai sebagai sub sistem pemerintah kota pekanbaru merupakan perpanjangan tangan pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan masyarakat, yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan kebersihan lingkungan di wilayah khususnya di Kecamatan Marpoyan Damai. Didalam Surat Keputusan Walikota 07 Tahun 2004 dalam keputusan ini dimaksudkan dengan pengelolaan kebersihan adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk membuat suatu wilayah atau daerah menjadi bersih, yang meliputi : Penyapuan sampah bila diperlukan pengumpulan sampah dari lingkungan perumahan, perkantoran, hotel dan restoran dan unit-unit lainnya ke TPS (tempat pembuangan sampah sementara), pengangkutan sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir) dan kegiatan lain yang diperlukan, kecuali disebutkan khusus. Pengelolaan kebersihan adalah uraian tugas yang berdasarkan SK Walikota No 07 Tahun 2004 yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk membuat sesuatu daerah/wilayah menjadi bersih, yang meliputi penyapuan sampah bila diperlukan, pengumpulan sampah dari lingkungan Perumahan /pertokohan /perkantoran/hotel dan restoran dan unit lainnya ke TPS (tempat pembuangan sementara ) pengangkutan sampah ke TPA (tempat pembuangan akhir)dan kegiatan lain yang diperlukan
2
Untuk menciptakan Pekanbaru sebagai kota bersih maka pemerintah daerah kota Pekanbaru mengeluarkan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2002 tentang ketertiban umum yang meliputi, Ketentuan umum, Tertib jalan, jalur hijau taman dan tempat umum, Tertib sungai, saluran air, kolam. Tertib keamanan lingkungan lain sebagainya, yang masing–masing mempunyai ketentuan pidana dan ketentuan penutup. Didalam pengelolaan kebersihan di wilayah Kecamatan Mapoyan Damai yang sangat berperan yaitu petugas lapangan. didalam proses pengelolaan kebersihannya dapat dikatakan sederhana dan kekurangan sumber daya manusia ini dapat dilihat dari jumlah SDM nya, dari pihak kecamatan hanya menyediakan petugas untuk sapu sampah 16 orang, petugas sapu jalan 24 orang, dan supir 5 orang, buruh angkut sampah 6 orang, untuk wilayah se kecamatan Marpoyan Damai, ini bisa dikatakan kecil dibandingkan terus bertambahnya jumlah penduduk di wilayah kecamatan Marpoyan Damai, tidak ada yang membantu untuk setiap perumahan/toko/kantor semua pengelolaan kebersihan dilapangan diwilayah itu menjadi tugas 51 orang petugas lapangan Dikecamatan Marpoyan Damai dengan menggunakan paradigma umum. Dengan demikian menyebabkan biaya yang besar didalam pengelolaan kebersihan lingkungan yang harus dianggarkan, terutama untuk biaya pengangkutan, karena jarak dari tempat pengumpulan sampah sementara ke tempat pembuangan akhir sampah cukup jauh. Mengingat keterbatasan anggaran pemerintah daerah sehingga untuk peremajaan sebagian alat angkut (truk) sampah dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Daerah yang bersih diharapkan tidak hanya usaha dari pemerintah, tetapi juga partisipasi masyarakat. Karena jika dilakukan hanya oleh satu pihak saja, akan mendapatkan hasil yang tidak sempurna. Dalam hal ini kerja sama antara Pemerintah Kecamatan Marpoyan Damai dan masyarakat, akan menjadikan satu kesatuan yang mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kebersihan lingkungan Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Kecamatan Marpoyan Damai dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru terbanyak pada Tahun 2012 sampai sekarang yaitu sebanyak 128.575 jiwa. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, tingkat kelahiran, imigrasi dan urbanisasi. Aktifitas kehidupan manusia, pola konsumsi dan cara memanfaatkan sesuatu yang beraneka ragam, akan mengakibatkan kotoran yang berbeda akibatnya akan menimbulkan bentuk pengotoran yang terwujud sampah, disamping faktor alam.
3
Dari tahun ke tahun sampah yang telah diproduksi oleh masyarakat diwilayah Kecamatan Marpoyan Damai tidak tertangani dengan baik, karna masih adanya sampah yang menumpuk. Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah maupun untuk mengatasi sampah yang berserakan dilingkungan Kecamatan Marpoyan Damai, maka pihak Kecamatan Marpoyan Damai menghimbau masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. diperlukan kerja sama antara pihak kecamatan dan masyarakat, pihak walikota melakukan motoring pemerintah Kecamatan terus mengingatkan kepada masyarakat agar selalu membuang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi masih ada penumpukan sampah sehingga kebersihan di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai masih belum terlaksana sesuai dengan keinginan. Salah satu bentuk himbau yang dilakukan oleh pihak kecamatan kepada masyarakata adalah dikeluarkannya surat edaran untuk pembayaran retribusi yang juga termasuk sebagai salah satu partisipasi masyarakat didalam pengelolaan kebersihan lingkungan. 1. Bahwa pengelolaan kebersihan di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai dilaksanakan oleh petugas Kecamatan Marpoyan Damai, dan khususnya dijaln-jalan protokol oleh dinas kebersihan dan pertamanan kota pekanbaru. 2. Kepada para pemilik rumah/kantor/toko, tempat usaha yang berada disepanjang jalan protokolagar memasuka sampah kedalam kantong plastik dan meletakanya di halaman masing-masing dalam keadaan terbungkus dan rapi mulai Pukul 22.00 Wib s/d 06.00 Wib setiap hari, kemudian pukul 06.00 Wib sampah tersebut akan diangkut ke TPA oleh petugas Kebersihan. 3. Untuk kawasan pemukiman/perumahan sampah dikumpulkan dan dibungkus plastik serta dileatakkan didepan rumah yang akan di ankut oleh petugas kebersihan kecamatan marpoya damai ke TPA muara pajar rubai dengan jadwal diatur sendiri. 4. Retribusi kebersihan dipungut langsung oleh petugas Kecamatan Marpyan Damai yang telah ditunjuk mulai dari tangal 2 s/d 10 setiap bulannya. 5. Besarnya tarif retribhsi ditentukan sesuai dengan PERDA Nomor 4 Tan 2000 tetang retribusi kebersihan. 6. Kepada waga diharapkan untuk menjaga dan memelihara kebersihan, halaman/perkarangan dan drainase masing-masing. Organisasi dan manajemen mempunyai peran pokok dalam menggerakkan, mengaktifkan dan mengarahkan sistem pengelolaan kebersihan lingkungan dengan ruang lingkup bentuk institusi, pola organisasi personalia serta manajemen. Institusi dalam sistem pengelolaan sampah memegang peranan yang 4
sangat penting meliputi: struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi baik vertikal maupun horizontal dari badan pengelola (Widyatmoko dan Sintorini Moerdjoko, 2002:29). Organisasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari aneka macam elemen atau sub sistem, diantara mana sub sistem manusia mungkin merupakn sub sistem terpenting dan dimana terlihat bahwa masing-masing merupakan sub sistem yang saling berinteraksi dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan organisasi yang bersangkutan Menurut Winardi (2006 :13). Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi (Richard L.Daft (2002:8)” Manajemen dipandang sebagai salah suatu hal yang terdiri daripada fungsi-fungsi Menurut Fayol dalam Terry (2006:21), dilanjutkan menurut Terry (2006:4) manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumbersumber lain. Untuk mengukur dan melihat serta mengetahui pelaksanaan pengelolaan kebersihan lingkungan di kecamatan Marpoyan Damai, penulis mengambil pandangan dari salah seorang ahli manajemen yang bernama George R Terry dalam bukunya Principle of management yang merumuskan fungsi daripada manajemen yang disingkat dengan POAC Dalam pendekatan yang diteorikan oleh George George R Terry, terdapat empat unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu pelaksanaan pengelolaan kebersihan lingkungan yaitu : 1. Perencanaan adalah membuat perencanaan atau rencana yang akan dilakukan oleh pihak kecamatan untuk pengelolahan kebersihan lingkungan di wilayah kecamatan Marpoyan Damai agar bisa mengatasi masalah didalam kebersihan lingkungan di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai. 2. Pengorganisasian bertujuan untuk membentuk sekelompok orang atau beberapa kelompok (organisasi) untuk bekerja sama dalam kebersihan lingkungan.
5
3. Penggerakan dilakukan untuk menjalankan program yang telah direncanakan contohnya : melakukan standar, rincian kerja, pembagian kerja dan koordinasi antara organisasi atau sekelompok orang yang telah ditentukan. 4. Pengendalian diperlukan untuk bisa men evaluasi pekerjaan Kebersihan Lingkungan Di Kecamatan Marpoyan Damai . 5. Pengelolaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengerakkan dan pengendalian untuk bisa mengatasi kebersihan lingkungan di kecamatan marpoyan damai 6. Kebersihan lingkungan adalah keadaan yang bersih, tertib, indah dan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, sampah, dan bau di kecamatan Marpoyan Damai. Dengan demikian, kerangka berfikir mengenai Kebersihan Lingkungan Di Kecamatan Marpoyan Damai dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Standard Operasional Prosedur Pengelolaan Kebersihan Lingkungan di Kecamatan Marpoyan Damai Berdasarkan UU RI No. 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan sampah
pengelolaan kebersihan lingkungan 1. Program Pelaksanaan Kebersihan Lingkungan 2. Jadwal atau Waktu Pengelolaan kebersihan lingkungan 3. Ukuran atau Standar pengelolaan kebersihan lingkungan 4. Evaluasi pengelolaan kebersihan lingkungan
Faktor - Faktor
Sumber Daya Manusia (SDM)
Fasilitas
Biaya
6
METODE Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang actual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interpretasi, tidak menguji hipotesa melainkan hanya mendesskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan apa yang diteliti. Dengan bentuk deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang Analisis Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Di Kecamatan Marpoyan Damai Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah peristiwa-peristiwa atau fenomena yang terjadi dilapangan termasuk perilaku dan sikap subyek/aktor yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti mengumpulkan data atau informasi dari informan kunci (key informan) sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Dari informan kunci inilah kemudian dilanjutkan mencari dan mengumpulkan data atau informasi dari informan berikutnya. HASIL A. Analisis Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Di Kecamatan Marpoyan Damai Untuk mengetahui Analisis Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Di Kecamatan Marpoyan Damai, penulis melakukan serangkaian tindakan penelitian dengan pengumpulan data berupa observasi atau surve dan melakukan wawancara terhadap informan yang telah penulis tentukan terlebih dahulu dengan daftar pertanyaan wawancara yang juga sudah penulis siapkan dengan pertanyaan terstruktur. Didalam surat keputusan Walikota No. 7 Tahun 2004 pasal 3 pemerintah walikota memberikan kewenangan penuh kepada pihak kecamatan dan kelurahan dalam pengelolaan kebersihan lingkungan. Kecamatan Marpoyan Damai sebagai sub sistem pemerintah kota pekanbaru merupakan perpanjangan tangan pemerintah daerah yang berhubungan langsung dengan masyarakat, yang
7
diberikan kewenangan untuk melaksanakan kebersihan lingkungan di wilayah khususnya di Kecamatan Marpoyan Damai. Wawancara yang dilakukan terhadap informan yang diteliti tentang Pengelolaan Kebersihan lingkungan di Kecamatan Marpoyan Damai Pengelolaan kebersihan lingkungan di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru masih terdapat beberapa kendala yang menghambat didalam pengelolaan kebersihan, trobosan baru atau kegiatan baru untuk menuntaskan masalah kebersihan lingkungan. Wawancara yang dilakukan terhadap informan yang diteliti, Didalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan lingkungan, diperlukan rincian kerja yang jelas, rincian kerja untuk pengelolaan kebersihan dapat dilihat dari standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat oleh pihak kecamatan Marpoyan Damai, namun adanya SOP yang dibuat, dari tahun ketahun tidak ada perubahan atau revisi sehingga standar yang ingin dicapai tidak jelas, karena sop yang diangap hanya sebagai formalitas saja, untuk jadwal bagi petugas kebersihan serta tempat dalam pengangkutan dan pembuangan sampah semua jelas dan bisa dikatakan baik. Tetapi didalam pelaksanaannya masih banyak petugas kebersihan tidak disiplin dan bekerja tidak maksimal. Kemudian wawancara tentang Pembagian tugas yang diperlukan didalam pengelolaan kebersihan lingkungan sangat diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan dalam pengelolaan kebersihan lingkungan, pembagian tugas mulai dari yang menyapu jalan, mengumpulkan sampah, yang membawa sampah (yang membawa gerobak), supir truk, yang mengangkut sampah dan pemugut retribusi semua pembagian tugasnya jelas, namun didalam pelaksanaan tugasnya masih tidak efektif karena keterbatasan SDM sehingga SDM yang bekerja tidak sesuai dengan tugasnya masing-masing. Untuk kebersihan lingkungan seharusnya memiliki standar yang ingin dicapai untuk menjadikan suatu wilyah bersih. Namum pada kenyataannya tidak ada standar yang dibuat dalam pengelolaan kebersihan lingkungan, untuk bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan tidak memiliki standar itu bisa dikatakan tidak efektifnya operasional pengelolaan kebersiohan lingkungan. Selanjutnya wawancara mengenai pengorganisasian didalam pengelolaan kebersihan lingkungan dikecamatan marpoyan damai kurang baik, antara pemerintah (pihak kecamatan) dengan masyarakat tidak bekerjasama dengan baik sehingga hasil yang ingin dicapai sulit untuk didapat.
8
Didalam penggerakkan pengelolaan kebersihan lingkungan berdasarkan hasil wawancara dengan informan menggunakan paradigma lama dalam pengelolaan kebersihan ditengah kemajuan ekonomi dan pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat, serta keterbatasan dana paradigma lama ini tidak lagi bisa digunakan, karena hasil yang di inginkan akan sulit tercapai. Oleh sebab itu dilakukan trobosan baru, dimana paradikma lama dalam sistem pengelolahan kebersihan lingkungan yang ada saat ini dilaksanakan yaitu : KUMPUL-ANGKU-BUANG. Dirubah menjadi paradikma baru yaitu : KUMPUL/PEMANFAATAN-ANGKUT-MANFAATKAN-BUANG. Dengan paradikma baru biaya pengangkutan bisa ditekan sebesar-besarnya serta biaya pengolahan sampahpun bisa di tekan dengan demikian biaya keseluruhan pengelolahan kebersihan bisa ditekan. Namun namun kenyataan dilapangan paradikma baru yang telah dibuat tidak berjalan efektif karena kurangnya sarana prasarana (keterbatasan SDM serta kurangnya SDM yang berpengalaman dalam pengolahan kebersihan. Berdasarkan hasil wawancaradengan informan dapat dketahui bahwa evaluasi pekerjaan pengelolaan kebersihan lingkungan yaitu di adakan nya rapat dengan seluruh pelaksanaan pengelolaan kebersihan lingkungan dikecamatan marpoyan damai. Evaluasi diiharapkan bisa menjadi suatu pedoman untuk bisa bekerja lebih baik dan dengan evaluasi dapat kiranya melihat hasil kerja yang telah dilaksanakan dilapangan. Namun pada kenyataan evaluasi yang seharusnya rutin diadakan tetapi ternyata tidak rutin di adakan. Untuk mengikat dan mengatur semua kegiatan pengelolaan kebersihan lingkungan dikecamatan diperlukan peraturan-peraturan atau kebijakan. pada umumnya peraturan daerah- peraturan daerah isinya sudah cukup memadai, namun dalam implementasi dilapangan agak sulit karena hanya sedikit produk hukum berupa petunjuk pelaksanaannya B. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Kecamatan Marpoyan Damai adalah sebagai berikut : a.
Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia (SDM) sangat diperlukan adanya kemampuan teknis dan profesional didalam bidangnya. Didalam pengelolaan kebersihan Lingkungan masih kurangnya Pengetahuan dan kemampuan teknis didalam pengelolaan kebersihan lingkungan untuk menjalankan trobosan atau kegiatan baru yang bertujuan untuk menuntaskan masalaha
9
kebersihan. Jumlah SDM yang kurang juga menjadi salah satu penyebab kurang berjalan baiknya kegiatan pengelolaan kebersihan lingkungan. untuk melaksanakan program-progam yang telah dibuat pengelolaan kebersihan lingkungan setiap SDM yang ada seharusnya bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dan diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan secara konsisten sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. b.
Fasilitas kerja Tersedianya Fasilitas-fasilitas yang menunjang dalam pengelolaan kebersihan cukup memadai seperti jaring, garu, sekop dan gangang, keranjang, sapu lidi, gerobak angkut sampah semua cukup memadai hanya saja armada pengangkutan sampah yang masih kurang, tetapi pengelolaan kebersihan masih dapat berjalan dengan cukup baik.
c.
Biaya Sumber pembiayaan pengelolaan kebersihan kota Pekanbaru berasal dari APBD kota Pekanbaru. Retribusi kebersihan menjadi salah satu masukan PAD (pemdapatan Asli Daerah). Pendanaan bagi persampahan masih kurang akibat belum optimalnya penarikan retribusi kebersihan sebagai perwujudan peran serta masyarakat secara utuh didalam rangka pengelolaan kebersihan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa yang telah dilakukan terhadap penelitian ini, maka dapat diambil Kesimpulan Pengelolaan kebersihan lingkungan di wilayah Kecamatan Marpoyan Damai cukup baik tetapi masih terdapat beberapa kendala yang menghambat didalam pengelolaan kebersihan, trobosan baru atau kegiatan baru untuk menuntaskan masalah kebersihan lingkungan belum siap untuk dijalan dengan baik sehingga semua kegitan yang rencanakan belum dapat berjalan dengan baik dikarenakan masih kurangnya SDM dan sarana prasarana yang mendukung. Faktor-faktor Penghambat dalam pengelolaan kebersihan lingkungan Kecamatan Marpoyan Damai adalah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai Pengetahuan dan kemampuan teknis didalam pengelolaan kebersihan lingkungan untuk menjalankan trobosan atau kegiatan baru yang bertujuan untuk menuntaskan masalaha kebersihan.
10
Fasilitas-fasilitas yang menunjang dalam pengelolaan kebersihan cukup memadai seperti jaring, garu, sekop dan gangang, keranjang, sapu lidi, gerobak angkut sampah semua cukup memadai hanya saja armada pengangkutan sampah yang masih kurang, tetapi pengelolaan kebersihan masih dapat berjalan dengan cukup baik. Untuk Sumber pembiayaan pengelolaan kebersihan kota Pekanbaru berasal dari APBD kota Pekanbaru. Retribusi kebersihan menjadi salah satu masukan PAD (pemdapatan Asli Daerah). Pendanaan bagi persampahan masih kurang akibat belum optimalnya penarikan retribusi kebersihan sebagai perwujudan peran serta masyarakat secara utuh didalam rangka pengelolaan kebersihan. DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suwerda, 2006, Bank Sampah, Yogyakarta : Werda Pers Widyatmoko dan Sintorini Moerdjoko, 2002, Menghindari Mengolah dan Menyingkirkan sampah : Abdi Tandur Winardi, 2006, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Jakarta : pers Richard L.Daft, 2002, Management, Thomson South-Western Arief suadi, ph. D, 1996, sistem pengendalian manajemen edisi 4, yogyakarta, BPFE, hal 1. Surat Keputusan Walikota 07 Tahun 2004 tentang kota pekanbaru Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2002 tentang ketertiban umum kota pekanbaru Kementerian Lingkungan Hidup, 2008, Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah, Jakarta Malayu S.P. Hasibuan (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia: dasar kunci keberhasilan, Haji Masagung, Jakarta. Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan, 2006, Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta.
11
Robinson, Richard B & Pearce, John A. 1997, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi dan Pengendalian (Terjemahan), Jakarta: Binarupa Aksara Faisal, Sanafiah. 2001, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Hunger, D Wheelen, 1996, Manajemen Strategis (Terjemahan), Yogyakarta: ANDI. Siagian, Sondang P, 2001, Manajemen Strategi, Jakarta: Bumi Aksara. Tunggal, Amin Widjaja, 1993. Manajemen Strategik Suatu Pengantar, Jakarta: Harvarindo Mulyadi, 2001, Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen, jakarta :salemba Empat Herbert G. Hicks, C. Ray Gullett, 1987, Organisasi: teori dan tingkah laku : Bina Aksara Stephen P Robins Timothy A Juged,2008, perilaku organisasi, Jakarta :Salemba Empat George Robert Terry, Winardi, 1978 Management perkantoran dan pengawasan :alumni Tuti Kustiah, 2005, Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung James A.F. Stoner 2006, Manajemen, jakarta :Erlangga George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management ” Handoko, T. Hani (2000), Manajemen, Yogyakarta, BPFE
12