Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant Novita Eva Sawitri,1 Reviono,1 Suradi,1 Afiono Agung Prasetyo2 1
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, RSUD Dr. Moewardi, Surakarta Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta
2
Abstrak
Latar belakang: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara polimorfisme gen interleukin (IL)-10 -1082 G/A pada kerentanan terhadap multidrug resistant tuberculosis (TB-MDR). Polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A sebagai suatu single nucleotide polymorphism (SNP) gen IL-10 mempengaruhi produksi sitokin IL-10. Sitokin IL-10 adalah imunoregulator poten terhadap infeksi TB. Sitokin IL-10 membatasi respons imun sehingga bersifat aktivasi pada infeksi TB. Polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A rentan TB. Metode: Data sosio-epidemiologi dan specimen darah diambil dari 30 subjek TB-MDR, 29 subjek TB non MDR dan 34 subjek sehat. Spesimen darah diperiksa untuk mengetahui polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A menggunakan PCR. Penelitian ini merupakan studi potonglintang dilakukan di RS Dr Moewardi Surakarta pada bulan November dan Desember 2014. Frekuensi genotip IL-10 -1082 G/A, IL-10 -1082 A/A, dan IL-10 -1082 G/G dibandingkan antar kelompok penelitian. Hasil: Genotip IL-10 -1082 A/A lebih banyak didapat pada kelompok TB-MDR 33,3% (10/30) dibandingkan dengan kelompok TB non MDR 10,3% (3/29) dan kelompok sehat 8.8% (3/34). Frekuensi genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB-MDR 66,7% (20/30), kelompok TB non MDR 89,7% (26/29), dan kelompok sehat 91,2% (31/34). Frekuensi genotip IL-10 -1082 A/A dan IL-10 -1082 G/A berbeda secara signifikan di antara kelompok penelitian (p= 0,051). Polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A berhubungan dengan kejadian TB-MDR. Genotip IL-10 -1082 G/G tidak didapatkan pada penelitian ini. Kesimpulan: Polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A mempunyai hubungan dengan kerentanan terhadap TB-MDR pada penelitian ini. (J Respir Indo. 2016; 36: 1-10) Kata kunci: TB-MDR, kerentanan, polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A.
Interleukin-10 -1082 G/A Gene Polymorphism as a Potential Host Susceptibility Factor In Patients With Multidrug Resistant Tuberculosis Abstract Background: This study was conducted to determine the association between polymorphism of interleukin (IL)-10 -1082 G/A gene on susceptibility of multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB). Polymorphism of IL-10 -1082 G/A as a single nucleotide polymorphism of IL-10 gene affects IL-10 cytokine production. The IL-10 cytokine is a potent immunoregulator to TB infection. Polymorphism of IL-10 -1082 G/A gene is susceptible for TB. Methods: Socio-epidemiological data and blood specimens were collected from 30 MDR-TB subjects, 29 non MDR-TB subjects and 34 healthy subjects. Blood specimens were analyzed for IL-10 -1082 G/A gene polymorphism by PCR.This study was a cross-sectional study conducted in Dr Moewardi Hospital Surakarta on November and December 2014. We compared the frequencies of IL-10 -1082 G/A, IL-10 -1082 A/A, and IL-10 -1082 G/G genotypes among groups. Results: Genotype of IL-10 -1082 A/A was more frequent in MDR-TB group 33.3% (10/30) compares to non MDR-TB group 10.3% (3/29) and healthy group 8.8% (3/34). The frequency of IL-10 -1082 G/A genotype in MDR-TB group 66.7% (20/30), TB group 89.7% (26/29), and healthy group 91.2% (31/34). The frequency of IL-10 -1082 A/A and IL-10 -1082 G/A genotypes were significantly different between these groups (p= 0.051). Polymorphism of IL-10 -1082 G/A gene is associated to MDR-TB. There was no IL-10 -1082 G/G find in this study. Conclusion: Polymorphism of IL-10 -1082 G/A gene is associated to susceptibility of MDR-TB in this study. (J Respir Indo. 2016; 36: 1-10) Keywords: MDR-TB, susceptibility, polymorphism of IL-10 -1082 G/A gene.
Korespondensi: Novita Eva Sawitri Email:
[email protected]; HP: +6282137573055
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
1
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
PENDAHULUAN Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kese hatan di dunia. Tahun 1993 World Health Organization (WHO) menetapkan TB sebagai kedaruratan global. Munculnya koinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan kasus TB multidrug resistant (TB-MDR) menambah beban penyakit TB.1 Tahun 2013 terdapat 5,7 juta kasus baru TB dan 480 ribu orang menderita TB-MDR. Kasus TB-MDR terutama berada tiga negara yaitu India, Cina, dan Rusia.2 Kasus TB-MDR disebabkan M. tuberculosis resisten terhadap isoniazid dan rifampisin secara bersamaan dengan atau tanpa obat anti tuberkulosis (OAT) lini pertama lainnya.3 Definisi TB-MDR menu rut WHO adalah M. tuberculosis dengan resis tensi terhadap sekurang-kurangnya isoniazid dan rifampisin.4 Kasus TB-MDR mempunyai angka kema tian lebih tinggi. Pengobatan TB-MDR lebih kompleks. Efektifitas pengobatan TB-MDR lebih rendah meskipun OAT lebih banyak dan waktu lebih lama. Regimen OAT lini kedua yang digunakan untuk terapi TB-MDR mempunyai toksisitas lebih tinggi tetapi efikasinya kurang dibanding OAT lini pertama.5 Kasus TB resisten OAT merupakan fenomena buatan manusia (man-made phenomena). Kejadian resistensi ini akibat pengobatan TB yang tidak adekuat. Penularan langsung dari individu terinfeksi M. tuberculosis resisten OAT dapat terjadi.6 Terdapat lima faktor yang mempengaruhi terjadinya TB-MDR. Faktor tersebut adalah faktor mikrobiologik, faktor program, faktor kuman, faktor HIV/AIDS, dan faktor klinik.7 Peran faktor pejamu penyebab terjadinya kasus TB-MDR belum banyak diteliti. Penelitian saat ini masih belum membedakan faktor pejamu terhadap kejadian TB dan TB-MDR. Mekanisme yang menyebabkan terjadinya resistensi obat primer atau didapat pada agen penyebab sudah banyak diteliti8,9 Respons imun terhadap M. tuberculosis tidak sepenuhnya efektif mengeliminasi M. tuberculosis. Respons imun hanya membatasi dan mengontrol M. tuberculosis pada kondisi laten. Kondisi laten ini bersifat reversible. Reaktivasi infeksi laten merupakan sumber utama penularan (transmisi). Infeksi TB
2
merupakan proses yang kompleks dan multistage sejak awal terpajan hingga menjadi sakit.10 Sitokin IL-10 diproduksi oleh makrofag, sel T, dan sel B. Sitokin IL-10 merupakan regulator utama dari respons imun alamiah dan respons imun adaptif. Pengaruh langsung IL-10 pada sel T cluster of differentiation (CD)4+ antara lain menghambat ekspresi IL-2, tumor necroting factor (TNF)-α, IL-5, dan reseptor kemokin (CXCR)-4. Aktivasi sel T karena IL-10 memicu non-responsivitas atau anergi yang tidak dapat dilawan oleh stimulasi IL-2. Sitokin IL-10 juga memicu sel B dengan meningkatkan ekspresi molekul major histocompatibility (MHC) kelas II dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup.11 Sitokin IL-10 menghambat fagositosis dan microbial killing. Hambatan microbial killing oleh IL-10 melalui pembatasan produksi ROS dan RNS. Maturasi fagosom dihambat oleh IL-10 pada respons imun alamiah terhadap M. tuberculosis. Hambatan maturasi fagosom meningkatkan daya tahan dan pertumbuhan M. tuberculosis.12,13 Gen pengkode IL-10 terletak pada kromosom 1 (1q31-1q32). Polimorfisme IL-10 -1082 G/A (rs 1800896), -819 C/T (rs 1800871) dan -592 C/A (rs 1800872) di regio proksimal mempengaruhi transkripsi mRNA IL-10 dan ekspresi dari IL-10 secara in vitro.14,15 Produksi sitokin IL-10 dikendalikan pada tingkat transkripsional. Tingkat aktivasi transkripsi gen bergantung pada ikatan faktor regulator dengan pengenalan sekuensi spesifik pada promoter.15 Polimorfisme berbeda ditemukan pada 5 region gen IL-10. Polimorfisme ini meliputi dua polimor fisme repeat microsatellite dan tiga single nucleotide polymorphisms (SNP). Polimorfisme repeat micro satellite tersebut adalah IL-10.G dan IL-10.R yang berlokasi di -1.1 dan -4 kb dari tempat inisiasi transkripsi. Single nucleotide polymorphisms terdapat pada lokus -1082 G/A, -819 C/T, dan -592 C/A.11,15 Penelitian sebelumnya oleh Jae-Hee Oh dkk menunjukkan polimorfisme gen IL-10 -1082 A/G ber hubungan dengan grup TB baik TB kasus baru maupun TB kasus kambuh. Genotip IL-10 tipe AA secara signifikan muncul pada penderita TB dibandingkan kontrol sehat.16 Penelitian polimorfisme gen IL-10 oleh MS Afzal dkk terhadap orang Pakistan menunjukkan J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A dan gen IL-10 -819
adalah pasien dengan hasil uji sensitivitas obat M.
C/T tidak berbeda secara signifikan antara penderita
tuberculosis resisten terhadap rifampisin dan isoniazid
TB dengan subjek sehat. Penelitian Maliheh Metanat
secara bersamaan dengan atau tanpa OAT lini satu
dkk terhadap penderita TB di Iran memperlihatkan
lainnya. Kadar sitokin IL-10 adalah kadar sitokin IL-
frekuensi genotip IL-10 -1082 A/G, IL-10 -819 T/C tidak
10 dalam plasma diukur dengan pemeriksaan ELISA.
berbeda antara penderita TB dan subjek sehat.
Bekas TB adalah penderita dengan riwayat minum
17
18
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
OAT dan dinyatakan sembuh dan hasil pemeriksaan
hubungan polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A pada
sputum BTA negatif. Bekas TB mewakili kelompok
kejadian TB-MDR. Penelitian ini diharapkan dapat
TB non MDR pada penelitian ini. Orang sehat adalah
menjelaskan hubungan antara polimorfisme gen
orang yang saat ini tidak terdiagnosis TB. Suku Jawa
IL-10 -1082 G/A dengan kejadian TB-MDR sebagai
adalah penduduk asli bagian tengah dan timur pulau
faktor prediksi dan dapat dimanfaatkan sebagai
jawa yang berbahasa Jawa.19
pengembangan penetalaksanaan terhadap kejadian
Penderita yang datang ke poli PMDT RSUD Dr.
TB-MDR apabila didapatkan gejala klinis TB dan
Moewardi Surakarta yang didiagnosis TB-MDR dicatat
polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A.
sebagai kelompok TB-MDR diberikan penjelasan
METODE
tentang tujuan penelitian. Penderita dengan riwayat pengobatan OAT 6 bulan, hasil pemeriksaan sputum
Penelitian ini adalah studi potong lintang.
BTA sebanyak 3 kali negatif dicatat sebagai kelompok
Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Sura
TB non MDR. Keluarga penderita TB-MDR dengan
karta mulai bulan November sampai Desember
kontak erat tanpa gejala klinis TB, hasil pemeriksaan
2014. Populasi penelitian ini adalah pasien TB-
radiologis tidak didapatkan gambaran TB, dan hasil
MDR, pasien bekas TB yang menjalani perawatan
pemeriksaan sputum BTA sebanyak tiga kali negatif
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan keluarganya.
dicatat sebagai kelompok sehat.
Sampel penelitian adalah pasien TB-MDR 30 subjek,
Pencatatan pada kelompok TB-MDR dan
pasien bekas TB mewakili kelompok TB non MDR
kelompok TB non MDR meliputi umur, jenis kelamin,
sebanyak 29 subjek dan orang sehat sebanyak 34
suku, berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
subjek. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
(IMT), kebiasaan merokok, riwayat pengobatan
random purposive sampling.
OAT, hasil foto toraks, resistensi obat, dan penyakit
Kriteria inklusi penelitian ini adalah umur lebih
penyerta seperti DM serta status HIV. Kelompok
dari 18 tahun, suku jawa. Kriteria inklusi tambahan
sehat dianamnesis untuk mengetahui kontak erat
untuk kelompok TB-MDR adalah penderita TB-MDR.
dengan penderita TB, gejala TB dan dilakukan
Riwayat pengobatan TB dan dinyatakan sembuh
pemeriksaan foto toraks.
adalah kriteria inklusi untuk kelompok TB non MDR.
Subjek yang bersedia ikut dalam penelitian
Kelompok sehat merupakan keluarga penderita TB-
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
MDR yang belum pernah mendapatkan pengobatan
(informed concent). Semua subjek penelitian baik
TB. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah tidak
kelompok TB-MDR, kelompok TB non MDR, dan
bersedia ikut penelitian, mempunyai penyakit kega
kelompok sehat diambil darah vena sebanyak 5 cc
nasan, terinfeksi HIV, dan data tidak lengkap.
dengan spuit steril kemudian dikirim ke laboratorium
Definisi operasional polimorfisme gen IL-10 -1802
biomedik Universitas Negeri Sebelas Maret untuk
G/A adalah variasi genetik gen IL-10 pada lokus -1802
pemeriksaan PCR. Pemeriksaan kadar sitokin IL-10
dibuktikan dengan hasil gen yang diperiksa dibandingkan
dilakukan pada sampel darah kelompok MDR-TB
primer gen polimorfisme tersebut dengan teknik
(Gambar 1).
polymerase chainreaction (PCR). Pasien TB-MDR
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
3
TB non MDR, dan kelompok sehat diambil darah vena sebanyak 5 cc dengan spuit steril kemudian dikirim ke laboratorium biomedik Universitas Negeri Sebelas Maret untuk pemeriksaan PCR. Pemeriksaan kadar IL-10 dilakukan pada sampel darah kelompok Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/Asitokin Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant MDR-TB (gambar_1). Sehat
Riwayat kontak, gejala TB paru (), foto toraks normal
TB non MDR
TBMDR
Riwayat terapi OAT dinyatakan sembuh, BTA(), foto toraks lesi aktif ()
Hasil DST: Resistan R & H bersamaan tanpa atau dengan OAT lini I lain
Lembar persetujuan
Tidak setuju
Setuju
Pemeriksaan gen IL101082 G/A
Pemeriksaan kadar sitokin IL10
Analisis data
Gambar 1. Alur penelitian
Gambar 1. Alur penelitian Pemeriksaan polimorfisme gen IL-10 -1082 G/A.
Kelaikan etik penelitian ini disetujui oleh Panitia
Isolasi deoxyribonucleic acid (DNA) menggunakan high
Kelaikan Etik RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Subjek
pure preparation kit disadap dari sampel darah vena
penelitian menandatangani lembar persetujuan setelah
EDTA. Polimorfisme pada posisi -1082 dari gen IL-10
diberikan penjelasan secara terperinci dan mengerti
diidentifikasi menggunakan alell spesifik pada PCR
tentang tujuan dan manfaat penelitian sebelum dila
dengan kit Roche Applied Science. Amplifikasi PCR
kukan prosedur penelitian.
menggunakan denaturasi awal pada 95˚C selama
Data dianalisis dengan program SPSS Statistic
Pemeriksaan PCR selanjutnya dilakukan
2.0. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui nor
sebanyak 40 siklus berupa denaturasi (95˚C selama
ma litas sebaran data secara analitik. Uji normalitas
30 detik), annealing (55˚C selama 60 detik), dan
pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
ekstensifikasi (72˚C selama 30 detik). Produk amplifikasi
Smirnov dan Saphiro Wilk. Uji beda antara kelompok
berjalan gel agarose 2% pada buffer berisi 0,5 µg/ml
TB-MDR, kelompok TB non MDR dan kelompok sehat
ethidium bromide.
dilakukan dengan uji Kruskal wallis.20 Uji korelasi antara
8 menit.
Pemeriksaan kadar IL-10 plasma. Pemeriksaan kadar sitokin IL-10 plasma dengan metode berbasis ELISA menggunakan Human Interleukin-10Quantikine
polimorfisme IL-10-1082 G/A dengan kadar IL-10 menggunakan uji pearson. Batas kemaknaan nilai p > 0,05: tidak bermakna dan nilai p ≤0,05: bermakna.
ELISA Kit (R&D System). Pemeriksaan dilakukan sesuai protokol kit.
4
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
HASIL
semua kelompok subjek penelitian. Karakteristik dasar Hasil pemeriksaan uji kepekaan didapatkan
penelitian dapat dilihat pada tabel satu.
65 orang resisten terhadap rifampisin dan INH secara
Subjek penelitian dengan riwayat penggunaan
bersamaan. Kelompok TB-MDR diambil sebanyak
OAT hanya terdapat pada kelompok TB-MDR dan
30 dari 65 subjek secara random. Penelitian ini diikuti
kelompok TB non MDR. Riwayat penggunaan OAT
oleh 93 orang subjek terdiri dari 30 subjek kelompok
dibagi menjadi OAT kategori 1 dan OAT kategori 2.
TB-MDR, 29 orang subjek kelompok TB non MDR
Riwayat penggunaan OAT kategori 2 didapatkan
dan 34 orang subjek kelompok sehat. Pemeriksaan
lebih banyak pada kelompok TB-MDR dibandingkan
genotip IL-10 -1082 G/A dilakukan terhadap kelompok
kelompok TB non MDR.
TB-MDR, kelompok TB non MDR dan kelompok
Polimorfisme IL-10 -1082 G/A diketahui ber
sehat. Kelompok TB-MDR dilakukan pemeriksaan
dasarkan pemeriksaan PCR dengan menggu nakan
tambahan kadar sitokin IL-10. Pengambilan data
sekuens alel spesifik. Gen IL-10 -1082 mempunyai
berupa jenis kelamin, usia, riwayat merokok, dan
genotip G/A, A/A, dan G/G. Genotip IL-10 -1082 G/A
riwayat pengobatan OAT sebagai karakteristik
yang didapat pada penelitian secara rinci terdapat
dasar dilakukan pada kelompok TB-MDR, kelompok
pada Tabel 1.
TB non MDR, dan kelompok sehat. Pemeriksaan
Analisis dilakukan terhadap frekuensi kemun
dan pengambilan data dilakukan setelah subjek
culan tiap genotip pada setiap kelompok penelitian.
menandatangani lembar persetujuan.
Analisis hubungan polimorfisme IL-10 -1082 G/A dengan
Karakteristik subjek penelitian meliputi jenis
kejadian TB-MDR menggunakan uji Kruskal-Wallis. Dua
kelamin, usia, riwayat merokok, dan riwayat pengo
jenis genotip didapatkan pada penelitian ini yaitu genotip
batan OAT sebelumnya. Subjek penelitian dibagi
IL-10 -1082 A/A dan genotip IL-10 -1082 G/A. Genotip
menjadi tiga kelompok. Kelompok TB-MDR terdiri dari
IL-10 -1082 G/G tidak muncul pada subjek penelitian.
30 subjek. Kelompok TB non MDR sebanyak 29 subjek dan kelompok sehat terdiri 34 subjek.
Polimorfisme IL-10 -1082 G/A berhubungan dengan kejadian TB-MDR. Uji Kruskal-Wallis dilakukan
Usia subjek penelitian berdasarkan uji nor
pada kelompok TB-MDR dan kelompok TB non MDR
malitas dinyatakan tidak normal. Median usia kelompok
didapatkan perbedaan dengan p ≤ 0,05. Genotip IL-
TB non MDR adalah 53,0 (18,0-75,0) tahun lebih tinggi
10 -1082 A/A lebih banyak didapat pada kelompok TB-
dibandingkan median usia kelompok TB-MDR. Median
MDR dibandingkan kelompok TB non MDR dengan
usia kelompok TB-MDR adalah 40,0 (23,0-65,0) dan
perbedaan bermakna. Tabel 2 memperlihatkan uji
median usia kelompok sehat adalah 48,0 (23,0-66,0)
Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok
tahun. Genotip IL-10 -1082 G/G tidak didapatkan pada
TB MDR dan kelompok TB non MDR.
Tabel 1. Karakteristik dasar subjek penelitian Variabel Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur (tahun) Genotip A/A G/A G/G R. merokok Ya Tidak
TB-MDR N (%)
N (%)
Sehat N (%)
16 (53,3) 14 (46,7) 40,0 (23,0-65,0)
13 (44,8) 16 (55,2) 53,0 (18,0-75,0)
17 (50) 17 (50) 48,0 (23,0-66,0)
10 (33,3) 20 (66,7) 0 (0)
3 (10,3) 26 (89,7) 0 (0)
3 (8,8) 31 (91,2) 0 (0)
10 (33,3) 20 (66,7)
9 (31,0) 20 (69,0)
10 (29,4) 24 (70,6)
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
TB non MDR
P
0,20
5
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
Tabel 2. Uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A antara kelompok TB paru MDR dengan kelompok TB non MDR Genotip IL-10 A/A G/A G/G Total
Kelompok TB MDR TB non MDR 10 3 20 26 0 0 30 29
Total 13 46 0 59
P
A/A G/A G/G Total
Kelompok TB non MDR Sehat 3 3 26 31 0 0 29 34
G/A dengan kadar sitokin IL-10 kelompok TB-MDR menggunakan uji Mann Whitney U didapatkan kadar sitokin IL-10 tidak berbeda antara genotip
0,05
IL-10 -1082 A/A maupun genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB-MDR. Kadar sitokin IL-10 diubah
Tabel 3. Uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A antara kelompok TB non MDR dengan kelompok sehat Genotip
Analisis hubungan polimorfisme IL-10 -1082
Total
P
6 57 0 63
1,00
Polimorfisme IL-10 -1082G/A tidak berhu bungan dengan kejadian TB pada kelompok TB non MDR dan kelompok sehat. Uji Kruskal-Wallis terhadap kelompok TB non MDR dan kelompok sehat tidak didapatkan perbedaan bermakna dengan p > 0,05. Frekuensi didapatnya genotip IL-10 -1082 A/A tidak berbeda pada kelompok TB non MDR dan kelompok sehat. Tabel 3 memperlihatkan uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB non MDR dan kelompok sehat. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan
menjadi variabel kategorik dengan cut off point nilai 0,012. Tabel 5 memperlihatkan uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A dengan kadar sitokin IL-10 pada kelompok TB-MDR. Uji Kruskal-Wallis terhadap genotip IL-10 -1082 G/A dengan kadar sitokin IL-10 pada kelompok TBMDR menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar sitokin IL-10 pada subjek dengan genotip IL10 -1082 A/A maupun subjek dengan genotip IL-10 -1082 G/A kelompok TB-MDR (p>0,05). Tabel 4. Uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A antara kelompok TB dengan kelompok sehat Genotip
TB
A/A G/A G/G Total
13 46 0 59
Kelompok TB adalah gabungan kelompok TB-MDR dan kelompok TB non MDR. Polimorfisme IL-10 -1082 G/A dengan kejadian TB antara kelompok TB dengan
Total
3 31 0 34
16 77 0 93
P 0,15
Tabel 5. Uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A dengan kadar sitokin IL-10 pada kelompok TB-MDR.
polimorfisme IL-10 -1082 G/A dengan kejadian TB paru dilakukan pada kelompok. TB dan kelompok sehat.
Kelompok Sehat
Genotip A/A G/A G/G Total
Kadar IL-10 Tinggi Rendah 5 5 10 10 0 0 15 15
Total 10 20 0 30
P
odds ratio (OR)
0.90
1,10 (95% CI 0,24-4,96)
kelompok sehat berdasarkan uji Kruskal-Wallis tidak didapatkan perbedaan bermakna dengan p > 0,05. Frekuensi didapatnya genotip IL-10 -1082 A/A tidak berbeda pada kelompok TB dan kelompok sehat. Tabel 4 memperlihatkan uji Kruskal-Wallis genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB dan kelompok sehat.
PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan 93 orang subjek pene litian terdiri dari 30 orang subjek kasus TB-MDR, 29 orang subjek TB non MDR, dan 34 orang sehat. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Pemeriksaan kadar sitokin IL-10 dilakukan
didapatkan perempuan lebih banyak yaitu 47 orang (50,
terhadap kelompok TB-MDR. Hasil kadar sitokin
54%) dibandingkan laki-laki 46 orang (49,46%). Tidak
IL-10 kelompok TB-MDR didapatkan sebaran data
didapatkan perbedaan bermakna antara jenis kelamin
tidak normal berdasarkan uji Saphiro Wilk dengan
laki-laki maupun perempuan antara genotip IL-10 -1082
p=0,000. Nilai median kadar sitokin IL-10 kelompok
A/A atau IL-10 -1082 G/A dengan p>0,05.
TB-MDR adalah 0,012 (0,000-9,740).
6
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
Karakteristik subjek penelitian Karakteristik subjek penelitian berdasarkan umur mempunyai sebaran yang tidak normal. Median umur kelompok TB-MDR, kelompok TB non MDR, dan sehat berbeda tetapi tidak bermakna. Median umur subjek penelitian ini lebih tua yaitu 40,0 tahun, 53,0 tahun, dan 48,0 tahun dibandingkan penelitian tentang polimorfisme gen pada kerentanan TB di Indonesia oleh Pakasi dkk dengan median 27,5 tahun pada kelompok kasus TB dan 33 tahun pada kelompok kasus.21 Penelitian tentang polimorfisme gen IL-10 pada kerentananTB-MDR belum pernah dilakukan di Indonesia. Genotip IL-10-1082 G/G tidak didapatkan pada subjek penelitian ini. Genotip IL-10 pada penelitian ini adalah IL-10 -1082 A/A sebanyak 16 orang (17,2%) dan IL-10 -1082 G/A sebanyak 77 orang (82,8%). Penelitian sebelumnya tentang polimorfisme IL-10 -1082 G/A di Asia frekuensi munculnya genotip IL-10 -1082 G/G jarang terjadi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Guo J dkk di Cina mendapatkan 1 orang subjek (0,29%) dengan genotip IL-10 -1082 G/G diantara 350 orang subjek penelitiannya.22 Riwayat penggunaan OAT merupakan faktor risiko kuat terjadi TB-MDR. Riwayat penggunaan OAT terutama OAT kategori-2 terjadi lebih banyak pada kelompok TB MDR yaitu 23 orang (76,67%) dibandingkan kelompok TB non MDR sebesar 3 orang (10,34%). Individu dengan riwayat pengobatan OAT mempunyai risiko TB-MDR sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan individu tanpa riwayat pengobatan OAT. Riwayat pengobatan OAT tidak dijelaskan apakah OAT kategori-1 atau OAT kategori-2 Kasus kronik TB didefinisikan sebagai penderita TB dengan hasil pemeriksaan BTA tetap positif setelah pengobatan OAT kategori-2. Kasus kronik sering dieksklusikan pada banyak penelitian sehingga riwayat pengobatan OAT kategori-2 tidak masuk dalam penelitian.23 Penelitian di Gujarat India menunjukkan 3080% kasus TB dengan riwayat pengobatan OAT ulang menjadi kasus TB-MDR.24 Resitensi terhadap OAT terjadi karena mutasi spontan genom M. tuberculosis. Mutasi spontan terhadap setiap jenis OAT terjadi dalam
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
jumlah koloni tertentu. Kuman M. tuberculosis yang mendapatkan OAT tunggal akan mengalami seleksi dan terjadi fall and rise phenomena. Penambahan OAT pada koloni M. tuberculosis yang telah resisten satu OAT akan menciptakan kuman yang resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT atau multidrug resistance.8 Analisis hubungan antara polimorfisme IL-10 -1082 G/A pada kejadian TB-MDR antara kelompok TBMDR dengan kelompok TB non MDR pada penelitian ini didapatkan perbedaan bermakna dengan p ≤ 0,05. Genotip IL-10 -1082 A/A lebih banyak muncul pada kelompok TB-MDR dibandingkan kelompok TB non MDR. Uji Kruskal-Wallis terhadap munculnya genotip IL-10 -1082 A/A dengan genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB-MDR dan TB non MDR didapatkan p=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa genotip IL-10 -1082 A/A mempunyai frekuensi didapat lebih sering pada kelompok TB-MDR dibandingkan genotip IL-10 -1082 G/A dengan perbedaan bermakna. Penelitian lain tentang polimorfisme IL-10 -1082 G/A pada penderita TB-MDR belum pernah dilakukan. Peneliti tidak bisa membandingkan hasil analisis hubungan antara polimorfisme IL-10 -1082 G/A pada kejadian TB-MDR. Geffner dkk melakukan penelitian terhadap sel Treg CD4+ dan CD8+ pada kultur peripheral blood mononuclear cell (PBMC) penderita TB-MDR, TB sensitif OAT (S-TB), dan kontrol sehat. Sel Treg CD4+ dan CD8+ secara ex vivo meningkat pada kelompok TB-MDR dibandingkan kelompok S-TB dan kelompok kontrol sehat. Sel Treg CD4+ dan CD8+ meningkatkan produksi sitokin IL-10 dan menghambat sitokin IFN-γ. Penelitian ini memperlihatkan respons sel Th-2 lebih dominan dibandingkan sel Th-1 pada kultur PBMC kelompok TB-MDR.25 Polimorfisme IL-10 -1082 G/A dengan kejadian TB antara kelompok TB non MDR dengan kelompok sehat berdasarkan uji Kruskal-Wallis tidak didapatkan perbedaan bermakna dengan p > 0,05. Frekuensi kemunculan genotip IL-10 -1082 A/A dan genotip IL-10 -1082 G/A tidak berbeda pada kelompok TB non MDR dan kelompok sehat. Uji Kruskal-Wallis terhadap munculnya genotip IL-10 -1082 A/A dengan
7
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB non MDR
Overproduksi sitokin IL-10 berhubungan dengan
dengan kelompok sehat didapatkan p= 1,00.
homozigositas alel T pada lokus -3575, alel A lokus
Analisis statistik antara polimorfisme IL-10
-1082, alel T lokus -819, dan alel A lokus -592.
-1082 G/A dengan kejadian TB pada kelompok TB dan
Perubahan produksi sitokin IL-10 melalui perubahan
kelompok sehat didapatkan tidak berbeda. Genotip IL-
aktivitas promoter IL-10.30 Penelitian oleh Geffner
10 -1082 A/A pada kedua kelompok tersebut ditemukan
pada kultur PBMC penderita TB-MDR yang diinduksi
tidak berbeda dengan p=0,15. Kelompok TB adalah
kuman M. tuberculosis menunjukkan peningkatan
gabungan kelompok TB-MDR dan kelompok TB non
produksi sitokin IL-10 dan hambatan produksi IFN-γ
MDR. Penelitian tentang polimorfisme IL-10 -1082 G/A
karena fungsi aktif sel Treg CD4+.25
terhadap kejadian TB dengan subjek kasus TB-MDR belum pernah dilakukan.
Analisis hubungan antara polimorfisme IL10 -1082 G/A pada kadar sitokin IL-10 kelompok
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
TB-MDR menggunakan uji Mann Whitney U. Hasil
sebelumnya tentang polimorfisme IL-10 -1082 G/A
penelitian ini didapatkan kadar sitokin IL-10 tidak
yang membandingkan antara penderita TB dengan
berbeda antara genotip IL-10 -1082 A/A maupun
kontrol sehat. Penelitian Amirzargar dkk terhadap
genotip IL-10 -1082 G/A pada kelompok TB-MDR.
40 orang penderita TB dan 40 orang sehat di Iran
Hal ini dapat terjadi karena pengukuran kadar sitokin
memeperlihatkan polimorfisme IL-10 -1082 G/A tidak
IL-10 tidak dilakukan secara in vitro sehingga sulit
terdapat hubungan.
mengendalikan faktor perancu.
26
Penelitian lain oleh Afzal SA
dkk dilakukan di Pakistan terhadap penderita TB dan kontrol sehat. Penelitian ini memperlihatkan bahwa
KESIMPULAN
frekuensi kemunculan genotip IL-10 -1082 G/A dan
Pada penelitian ini terdapat hubu ngan antara
IL-10 -1082 A/A tidak berbeda pada penderita TB
polimorfisme IL-10 -1082 G/A pada kerentanan TB-MDR,
maupun kelompok sehat.
tidak terdapat hubungan antara polimorfisme IL-10 -1082
17
Penelitian oleh Wu F dkk di Cina terhadap
G/A pada kadar sitokin IL-10 penderita TB-MDR.
penderita TB dibandingkan kontrol sehat menunjukkan
Penelitian lanjutan pada populasi yang berbeda
tidak terdapat perbedaan bermakna pada frekuensi
perlu dilakukan sehingga dapat memperkuat hasil
kemunculan polimorfisme IL-10 -1082 G/A. Penelitian
penelitian ini. Penelitian lajutan terhadap lokus poli
Shin HD dkk di Korea terhadap 459 orang penderita
morfisme IL-10 yang lain yaitu -592 A/C dan -819
TB dan 871 orang kontrol sehat memperlihatkan
C/T sehingga dapat diketahui hubungannya pada
tidak terdapat perbedaan bermakna antara frekuensi
kerentanan TB-MDR. Penelitian in vitro perlu dilakukan
kemunculan genotip IL-10 -1082 A/A di antara kedua
untuk membantu mengetahui mekanisme respons
kelompok tersebut.
polimorfisme IL-10 dalam patogenesis TB-MDR.
Hubungan antara polimorfisme IL-10 -1082 G/A
DAFTAR PUSTAKA
27
28
pada kadar IL-10 penderita TB-MDR Sitokin IL-10 adalah sitokin pleitropik yang diproduksi oleh monosit, makrofag, sel B dan sel T. Subset sel T penghasil IL-10 adalah sel T helper type 2 (Th2), sel Th0, dan sel T regulatory (Treg). Produksi IL-10 diatur pada tingkat translasional dan transkripsional. Fungsi utama IL-10 adalah antiinflamasi dan imunosupresif.14,29 Lima SNP dikenal sebagai haplotip promoter IL10 adalah lokus -3575, -2763, -1082, -819, dan -592.
8
1. Zumla A, Raviglione M, Hafner R, Von Reyn CF. Current concepts tuberculosis. N Engl J Med. 2013;368:745-55. 2. World Health Organization. Global tuberculosis control. In: WHO global report. Geneva: WHO. 2014 3. Isbaniyah F, Thabrani Z, Soepandi PZ, Burhan E, Reviono, Soedarsono, et al. Tuberkulosis pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI. 2011.
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
4. World Health Organization. Global tuberculosis con trol. In: WHO global report. Geneva: WHO. 2012. 5. Lemos ACM,
Matos
ED.
Multidrug-resistant
tuberculosis. Braz J Infect Dis. 2013;17(2):239-46. 6. Kementerian
Kesehatan
Republik
15. Almeras L, Prin L. Genetic polymorphism of IL-10 and relevance to immune function. In: Marincola FM, editors. Interleukin-10. Texas: Landes Bioscience. 2006. p 1-10.
Indonesia.
16. Oh JH, Yang CS, Noh YK, Kweon YM, Jung
Petunjuk teknis manajemen terpadu pengendalian
SG, Son JW, Kong SJ, et al. Polymorphisms
tuberkulosis resistan obat. Jakarta: Kementerian
of interleukin-10 and tumour necrosis factor-α
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat jen
genes are associated with newly diagnosed and
deral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
recurrent pulmonary tuberculosis. Respirology.
Lingkungan. 2013.
2007;12:594-8.
7. Burhan E, Uyainah A, Syam AF, Setyanto DB,
17. Afzal MS, Anjum S, Salman A, Asraf S, Farooqi
Nawas MA, Rahajoe NN, et al. Pedoman nasional
ZUR, Ahmad T, et al. Interleukin-10 gene promoter
pelayanan kedokteran tata laksana tuberkulosis.
polymorphism as a potential host susceptibility
Jakarta:
factors in Pakistani patients with pulmonary
Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia Direktorat jenderal Pengendalian
tuberculosis. African
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013.
2011;10:14706-10.
Journal
Biotechnology.
8. Gandhi NR, Nunn P, Dheda K, Schaaf HS,
18. Metanat M, Nejad MN, Salehi M, Moazen J,
Zignal M, Soolingen D, et al. Multidrug-resistant
Sanei-Moghaddam E, Arbabi N. Comparison of
and extensively drug-resistant tuberculosis: a
genetic polymorphisms of TNF-α and IL-10 genes
threat to global control of tuberculosis. Lancet.
between tuberculosis patients and healthy blood
2010;375:1830-43.
donors. Arch Clin Infect Dis. 2013;8:e18270.
9. Matteelli A, Migliori GB, Cirillo D, Centis R,
19. SusenoF M. Etika Jawa. Sebuah analisa falasafi
Girard E, Raviglione M. Multidrug-resistant
tentang kebijaksanaan hidup Jawa. Jakarta: PT
and extensively drug-resistant Mycobacterium
Gramedia Pustaka Utama. 1984.
tuberculosis: epidemiology and control. Expert Rev Anti Infect Ther. 2008;5:857-71. 10. Ernst JD. The immunological life cycle of tuberculosis. Nature Reviews Immunology. 2012:12;581-91.
20. Dahlan, MS. Hipotesis komparatif variabel kategorik tidak berpasangan. In Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. 3 th ed. Jakarta: Salemba Medika. 2013.
11. Mege JL, Meghari S, Honstettre A, Capo C,
21. Pakasi TA, Melani A, Bramantyo A, Putera I,
Rault D. The two faces of interleukin 10 in
Syahmar I, Karyadi E, et al. Distribution of D543N
human infectious disease. Lancet Infect Dis.
NRAMP1 polymorphism in tuberculosispatients
2006;6:557-69.
from Kupang, east region of Indonesia. MJI.
12. Redford PS, Murray PJ, O’Garra A. The role of IL10 in immune regulation during M. tuberculosis infection. Mucoosa Immunology. 2011;4:260-6. 13. O’Leary S, O’Sullivan MP, Keane J. IL-10 blocks
2012;21:160-5. 22. Faustini A., Hall A.J, Perucci CA. Risk factors for multidrug resistant tuberculosis in Europe: a systematic review. Thorax. 2006;61:158-63.
phagosome maturation in Mycobacterium tuber
23. Omerod LP. Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-
culosis-infected human macrophages. Am J Respir
TB): epidemiology, prevention and treatment.
Cell Mol Biol. 2011; 45: 172-80.
British Medical Bulletin. 2005. p 73-74:17-24.
14. Kryworuchko M, Creery WD, Kumar A. IL-10:
24. Geffner L, Yokobori N, Basile J, Schierloh P,
role in infectious diseases. In: Marincola FM,
Balboa L, Romero MM, et al. Patients with
editor. Interleukin-10. Georgetown: Eurekah/
multidrug-resistant tuberculosis display impaired
Landes Bioscience. 2006. p 109-27.
Th1 responses and enhanced regulatory T-cell
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016
9
Novita Eva Sawitri: Polimorfisme Gen IL-10 -1082 G/A Sebagai Faktor Kerentanan Pejamu pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant
levels in response to an outbreak of multidrug-
27. Shin HD, Park LB, Kim LH, Cheong HS, Lee HI,
resitant Mycobacterium tuberculosis M and Ra
Park SK. Common interleukin 10 polymorphism
strains. Infection and Immunity. 2009; 77:5025-34.
association with decresed risk of tuberculosis. Expe
25. Amirzagar AA, Danesh AA, Khosravi F, Niknam MH, Nikbin B. Cytokines genes polymorphisms in Iranian
rimental and Molecular Medicine. 2005; 37:128-32. 28. Sasindran SJ, Torrelles JB. Mycobacterium
with pulmonary tuberculosis. IJI. 2004;1:125-9.
tuberculosis infection and inflammation: what
26. Wu F, Qu Y, Tang Y, Cao D, Sun P, Xia Z.
is beneficial for the host and for the bacterium?
Lack of association between cytokine gene
10
Frontiers in microbiology. 2011;2:1-15.
polymorphisms and silicosis and pulmonary
29. Mosser DM, Zhang X. Interleukin-10: new
tuberculosis in Chinese iron miners. J Occup
perspective on an old cytokine. Immunol Rev.
Health. 2008;50:445-54.
2008; 226:205-18.
J Respir Indo Vol. 36 No. 1 Januari 2016