Artikel Penelitun
Identifikasi Faktor Risiko Tirberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR)
Dedi Nofizar, Arifin Nawas, Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan llmu Kedoheran Respirasi, Fakultas Kedoheran Universitas Indonesia, Jakarta
Abstrak: Berbagai penelitian telah diupayakan untuk Tuberkulosis Multidrug Resistant (TBMDR) memahami walaupun epidemi yang terjadi relatif masih baru. Lebih dari 500 000 kasus TB-MDR telah diidenffikasi di seluruh dunia. Faktor risiko terjadinya TB-MDR antara lain faktor doher pasien, obqt, dan program nasional TB diduga berperan dalam keberhasilan maupun kegagalan terapi TB. Identffiknsi faktor risiko timbulnya TB-MDR diharapkan dapat membantu penyusunan strategi untuk mengatasi epidemi TB-MDR. Penelitian ini dilakukan secqre retrospektifmenggunakan rekam medik serta pengisian kuesioner pada 50 pasien TBMDR yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Persahqbatan selqma Agustus 2009-Agustus 2010. Pengisian kuesioner dilakukan pada September-Ohober 2010. Didapatknn 92o% pasien TB-MDR telah memiliki riwayat pengobatan TB lebih dari satu kali sebelumnya. Sebagian besar kasus merupakan kasus kronik/gagal pengobatan kategori dua. Lebih dari separuh pasien tidak mendapatkan pengobatan TB secqra benar walaupun telah memiliki komunikasi yang baik, informasi, dan edukasi tentang TB dari doher mereka. Pasien TB sangat membutuhkan edukasi secara dini tentang pengobatannya serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan/kegagalan terapi. Data menunjukkan bahwa pelaksanaan program nasional TB yang baik dan penggunaan obat secara efisien dapat menunda dan mengatasi epidemi TBMDR.
Kuta kunci: TB-MDR, faktor risiko
Maj Kedokt Indon, Volum: 60, Nomor: 12, Desember
2010
Identifikasi Falctor Risika Tuberkulosis
Identification of Risk Factors in Multidrug Resistant Tuberculosis Dedi Nofizar, Arifin Nawas, Erlina Burhan Department of Pulmonology and Respiratory Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia.
Abstract: Although the multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) epidemic is a very recent problem, many studies have attempted to understand it. There are approximately 500 000 MDRTB cases worldwide. Many risk factors such as physician, patient, drugs, and national TB programmes contributes to previous history of TB treatment. Identification of the riskfactors may help thefuture strategies to decrease the MDR-TB epidemic. Retrospective studywas conducted usingmedicalrecord and questionnairefor 50 MDR-TB patient of Persahabatan Hospital treated for MDR-TB during Agustus 2009 to Agustus 2010. Questionnaires were given in September to October 2010. This studyfound that 92% of MDR-TB patients have history ofprevious treatment more than once. The majority ofcases were chronic case/failure treatment ofsecond categories. More than half patient did not get the proper TB treatment eventhough they had good communication, information, and education about TB from the physician. Early and more education of associatedfactors especially compliance is important to patient and recent data have suggested that national TB programmes that use existing drugs fficiently can postpone and even reverse the MDR-TB epidemic Kqtwords : MDR-TB, riskfactors
Pendahuluan Lebih dari beberapa dekade, tuberkulosrs (TB) menjadi perhatian utama masalah kesehatan global dan mempakan penyebab tertinggi untuk kasus kematian karena penyakit infeksi yang bisa disembuhkan.Data World Health Organization (WHO) menunjukkan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi TB. Sekitar 8 juta orang yang terinfeksi setiap tahunnya mengalami kematian lebih dari 2 juta orang setiap tahun.l'2 Diperkirakan saat ini terdapat 500 000 kasts multidrug-resistant tuberculosis (TB-MDR) yaitukuman TB yang resisten sekurangnya terhadap rifampisin dan isoniazid (INH). Hal ini menjadikannya sebagai kasus kegawatan glo-
Hasil pengobatan terhadap resistensi ganda tuberkulosis ini juga kurang mengembirakan.6 Faktor ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatan diyakini menj adi faktor utama bersama faktor pengobatan tidak adekuat yang menjadi penyebab terjadinya TB-MDR pada pasien tersebut. Hal inilah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini. Perlu diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pasien TB yang kemudian menjadi TB-MDR agar penanganan kasus TB menjadi lebih komprehensif dan tidak berlanjut menjadi kasus TB-MDR. Upaya preventif dalam menekan angka TB-MDR
sudah selayaknya ditingkatkan
di seluruh unit pelayanan
kesehatan di Indonesia.
bal pada tahun 2006.13Pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 390 000-5 10 000 kasus TB-MDR di seluruh dunia. Dari semua
Metode
insidens TB, sekitar 3,60/omenjadi TB-MDR. Hampir 50% kasus TB-MDR di seluruh dunia terjadi di Cina dan India. Diperkirakan TB-MDR ini menyebabkan 150 000 angka kematian pada tahun 2008.4
menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mencari faktor-faktor yang berperan dalam proses pengobatan TB paru pada kasus-kasus yang berkembang menj adi TB-MDR.
Resistensi obat antituberkulosis (OAT) sangat erat hubungannya dengan riwayat pengobatan sebelumnya. Pasien yang pernah diobati sebelumnya mempunyai
Penelitian dilakukan di poliklinik Paru Rumah Sakit Persahabatan JakartalBagian Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mulai
kemungkinan resisten 4 kali lebih tinggi dan untuk TB-MDR lebih 10 kali lebih tinggi daripada pasien yang belum pernah
September sampai Oktober 20 1 0.
menjalani pengobatan.s Harus diakui bahwa pengobatan terhadap tuberkulosis dengan resistensi ganda ini amat sulit dan memerlukan waktu yang lama bahkan sampai 24 bulan.
s38
Penelitian ini merupakan suatu survei retrospektifdengan
Populasi terjangkau adalah 50 pasien TB-MDR yang terdata di poliklinik paru khusus TB-MDR Rumah Sakit Persahabatan dari bulanAgustus 2009 sampai Agustus 2010 yang ikut dalam program DOTS plus dan sedang menjalani
Maj Kedokt fndon, Volum: 60, Nomor: l2o Desember
2010
Identifikasi Faktor Risiko Tuberkulosis program pengobatan di Rumah Sakit Persahabatan. Program DOTS plus awalnya direncanakan untuk 50 orang pasien.
Semua populasi terjangkau dimasukkan sebagai sampel
penelitian. Setiap subjek dimintai kesediaannya untuk mengikuti penelitian dan menandatangan i formulir informe d consent.
Data dasar pasien diambil dari rekam medik. Kriteria suspek TB-MDR diidentifikasi berdasarkan data rekam medik kemudian dilakukan anamnesis ulang pada pasien TB-MDR dengan cara melakukan wawancara langsung tentang riwayat
pengobatannya serta faktor yang berpengaruh dalam riwayat pengobatan (menggunakan kuesioner yang terstmktur). Data
yang didapat serta data sosiodemografik dicatat dan dianalisis menggunakan SPSS I 6. Data daTamlatar belakang akan dianalisis secara deskriptif. Data kategorikal akan
dijelaskan menggunakan tabel frekuensi dan grafik. Data/
numerik akan dijelaskan nilai tengah dan sebarannya tergantung sebaran dari variabel tersebut. Apabila sebaran normal akan dijelaskan rata-rata dan standar deviasinya, sedangkan sebaran tidak normal akan dijelaskan median dan
ini tidak menggunakan sampel yang bukan TB-MDR sebagai kisarannya (minimum-maksimum). Penelitian pembanding.
melakukan wawancara menggunakan kuesioner terstrukfur pada seluruh pasien TB-MDR yang sedang menjalani program pengobatan berdasarkan program DOTS-Plus sejak bulanAgustus 2009 sampai bulanAgustus 2010. Pasien yang sudah drop-out tidak diikutkan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel berdasarkan urutan mulai terapi OAL Karakteristik pasien TB-MDR seperti terlihat pada tabel 1. Asal Rujukan dan Kriteri.e Suspek Pasien TB-MDR berasal dari rujukan yang berbeda-beda seperti puskesmas 8 orang (l6Vo),rumah sakit pemerintah 30
orang, rumah sakit swasta 8 orang, dokter praktek swasta (DPS) 2 oraag, klinik pengobatan 2 orang, seperti yang terlihat pada tabel 3. Distribusi kriteria suspek yang paling banyak adalah kriteri a pertama y aitu kasus kronik/gagal pengobatan kategori 2 sebanyak 18 orang (36%), diihlti kriteria ketiga
(pasien TB yang pernah diobati termasuk oat TB-MDR misalnya flourokuinolon dan kanamisin sebanyak 9 orang. Kriteria ketujuh (pengobatan setelah lalai kategori I atau2) 8 pasien. Kriteria keempat (gagal pengobatan kategori I) 5 orang. Kriteria keenam (kasus kambuh) 3 orang. Kriteria kelima (pasien dengan hasil dahak masuh tetap positif setelah sisipan pada pengobatan kategori I) 2 orang. Kriteria lainnya masing-
masing
Hasil
1
pasien seperti yang terlihat pada gambar 1.
Penelitian retrospektifini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2010 dengan melihat data sekunder berupa rekam medis dan data dasar pasien TB-MDR serta
e l${{*kl$agslkfrl2
lfli'Ss$lE+r$ft $hhi*dJ #ri2
Tabel 1. Karakteristik Pasien TB MDR
Karakteristik
rlgi*$Ht*at
o/
rk4s#t{nr{Sdl
Jenis kelamin
Laki-laki
32
Perempuan
18
64 36
9
18
15 15
30 30
Umur 14-24 tahun 25,34
35-44 45-54 55-62
6
12
5
10
13
26
Pendidikan SD
SMP SMA
7
l4 48
D.III
2
s-1
4
4 12
16
32
9
18
Pekerjaan Swasta
Ibu rumah tangga Buruh Pegawai negri sipil (PNS) Pensiunan PNS
Pelajar Pengangguran
Penghasilan keluarga