Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN ANGGOTA KOPERASI MENGALIHKAN SALURAN PEMASARAN SUSU (Survey di Wilayah Kerja KSU Tandangsari Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari) IDENTIFICATION OF DECISION FACTORS-MAKING IN DIVERTING CHANNEL MARKETING OF MILK COOPERATIVE MEMBERS (Survey at Working Area KSU Tandangsari Cijambu Village, Tanjungsari District) Sinta Damayanti*, Cecep Firmansyah**, Adjat Sudradjat** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2014 **Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian mengenai “Identifikasi Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu” telah dilaksanakan mulai Tanggal 22 Mei 2014 sampai dengan 21 Juni 2014 di Desa Cijambu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang menyebabkan peternak mengalihkan saluran pemasaran susu dan Mengetahui perubahan pendapatan peternak akibat mengalihkan saluran pemasaran susu. Penelitian ini menggunakan metode survey. Penentuan sampel menggunakan metode penentuan sampel, Jumlah sampel yang terpilih adalah 40 peternak sapi perah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan skala likert, dan analisis anggaran parsial. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) harga susu menjadi faktor yang dominan dipertimbangkan oleh peternak dalam mengalihkan saluran pemasaran susu dari KUD Tandangsari ke kolektor, dan (b) Pengalihan saluran pemasaran susu dari KUD Tandangsari ke kolektor memberikan keuntungan berupa perubahan pendapatan bersih sebesar Rp 51.660,00 /bulan/peternak. Kata Kunci : Saluran Pemasaran, Faktor Harga, Perubahan Pendapatan.
ABSTRACT The research about "Identification of Factors Decision-making in Diverting Channel Marketing of Milk Cooperative Members" conducted on May 22th - June 21th 2014 at Cijambu Village. The purpose of this study was to identify the factors that lead farmers divert milk 1
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti marketing channels and observe the changes in the income of farmers due to divert milk marketing channels. The selected samples was 40 dairy farmers at Cijambu Village. The research used a survey method. The number of sample 40 dairy farmers was determined by purposive sampling metod. The analysis model used approach of qulitative analysis with likert scale, and partial budget analysis. The results showed that : (a) the price of milk is the most dominant factor considered by farmers in marketing channels to divert milk from KUD Tandangsari to collector, and (b) diverting Channel Marketing of Milk from KUD Tandangsari to collector has net income change around 51.660,00 IDR /month/farmer. Keywords : : Saluran Pemasaran, Faktor Harga, Perubahan Pendapatan.
PENDAHULUAN Peternakan sapi perah merupakan produsen produk susu segar, susu yang dihasilkan dipasarkan atau disetorkan ke koperasi, yang selanjutnya dikirim ke konsumen yakni antara, Industri Pengolah Susu (IPS) dan Pabrik Susu. Peternak sebagai anggota koperasi merupakan pemilik dan juga sebagai pengguna jasa koperasi yang berkewajiban untuk menyetorkan produk susu ke koperasi. Namun saat ini fakta di lapangan, muncul penampung susu yang tidak hanya koperasi tetapi juga banyak perusahaan swasta yang menampung produksi susu dari para anggota koperasi (biasa disebut kolektor). Kolektor merupakan pihak swasta yang memiliki modal besar yang berusaha di bidang susu sapi perah. Pada dasarnya koperasi dan kolektor merupakan lembaga pemasaran susu yang membeli susu dari peternak untuk dijual ke IPS. Koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial menempatkan unsur manusia yang lebih tinggi dari unsur modal. Keadaan ini terlihat dari hak suara anggota dalam rapat dan pengambilan keputusan, sehingga pengambilan peranan anggota sangatlah besar, semua itu terlaksana dengan baik dan lancar jika didukung dengan partisipasi dari anggota koperasi. Tingkat partisipasi anggota koperasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti karakteristik anggota, keadaan lingkungan, dan tingkat pelayanan koperasi pada anggota. Karakteristik anggota merupakan dasar bagi kelangsungan kegiatan koperasi di mana harus memiliki etos kerja yang tinggi, bertanggung jawab dan jujur yang merupakan hal terpenting dalam peningkatan kinerja sumber daya manusia.
2
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Berdasarkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KSU Tandangsari tahun 2013, salah satu permasalahan yang mempengaruhi keadaan perkembangan usaha peternakan sapi perah salah satu diantaranya adanya kolektor susu. Peternak sudah mulai ada yang menyetor susu ke kolektor, sehingga produksi susu KSU Tandangsari berkurang. Peternak yang menyetor susu ke kolektor tidak mendapat layanan apapun dari koperasi. Ada sebagian anggota KSU yang menjual susu ke kolektor berada di Desa Cijambu Dusun Hampang. Berkembangnya kolektor susu di wilayah KSU Tandangsari membuka peluang bagi peternak untuk menjual susu ke kolektor. Pengalihan saluran pemasaran susu dalam konteks ekonomi memiliki konsekuensi yaitu, kehilangan kesempatan memperoleh benefit dari salah satu saluran pemasaran sehingga menimbulkan opportunity cost sebagai konsekuensi memilih salah satu saluran pemasaran susu tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Identifikasi
Faktor-Faktor
Pengambilan
Keputusan
Anggota
Koperasi
Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu” (Survey di Wilayah Kerja KSU Tandangsari Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari). OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang ada di Dusun Hampang dan Pesanggrahan Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Penelitian survey dalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan enggunakan kuisioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data (Irawan, 2007). Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden berdasarkan pedoman wawancara menggunakan kuisioner terstruktur. Data primer yang dikumpulkan meliputi biaya yang
3
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti dihemat, penghasilan tambahan, tambahan biaya, dan penghasilan yang hilang. Data sekunder diperoleh dari KSU Tandangsari dan Kantor Desa Cijambu. a. Variabel Faktor Beralihnya Saluran Pemasaran Susu 1. Faktor Harga -
Harga Jual Susu Harga jual susu adalah harga yang diterima oleh peternak yang dihitung dalam satuan rupiah/liter. Terbagi atas dua bagian: (1) harga koperasi, (2) harga kolektor.
-
Harga Pakan Konsentrat Harga pakan konsentrat adalah harga konsentrat yang dibeli peternak untuk memenuhi kebutuhan sapi perah, yang dihitung dalam satuan rupiah/kg. Terbagi atas dua bagian: (1) harga koperasi, (2) harga kolektor.
-
Harga/Biaya Kesehatan Hewan & Inseminasi Buatan (IB)
2. Faktor Non Harga -
Pelayanan Ada tidaknya penyediaan pakan konsentrat yang diberikan koperasi atau kolektor Ada tidaknya pelayanan kesehatan hewan& IB yang diberikan koperasi atau kolektor Ada tidaknya fasilitas lain/tunjangan hari tua, SHU, subsidi kesehatan yang disediakan koperasi atau kolektor Jarak lokasi yang ditempuh peternak untuk penyetoran susu ke koperasi atau kolektor yang diukur dalam satuan meter. Ada tidaknya penyuluhan yang diberikan koperasi atau kolektor
-
Pembayaran Bagaimana cara pembayaran susu yang dilakukan koperasi atau kolektor kepada peternak.
4
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti -
Pengaruh Lingkungan Ada tidaknya pengaruh seseorang, keluarga, teman dalam beralihnya saluran pemasaran susu.
b. Variabel Perubahan Pendapatan Variabel perubahan pendapatan terdiri dari dua sub variabel yaitu komponen keuntungan dan komponen kerugian. a. Komponen keuntungan terdiri dari biaya yang dihemat dan penghasilan tambahan. -
Biaya yang dihemat adalah pengeluaran atau biaya yang dihemat akibat adanya perubahan, biaya ini diukur dengan satuan rupiah/tahun.
-
Penghasilan tambahan, berasal dari penjualan susu. Penjualan susu dihitung dengan cara, mengalikan total produk susu (liter) dengan harga per liter susu (koperasi/kolektor). Penjualan susu ini dinilai dalam satuan rupiah/tahun.
b. Komponen kerugian terdiri dari tambahan biaya dan penghasilan yang hilang. -
Tambahan biaya, meliputi :
Biaya Pakan Konsentrat Biaya pakan konsentrat ini dihitung berdasarkan total penggunaan pakan konsentrat yang diberikan kepada ternak (kg), dikali dengan harga pakan konsentrat per kilogram. Harga pakan konsentrat ini terbagi atas dua bagian: (1) harga koperasi, (2) harga kolektor. Biaya pakan konsentrat ini dinilai dalam satuan rupiah/tahun.
Biaya Keswan dan IB Biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan IB sampai diperoleh kebuntingan dalam satuan rupiah/kebuntingan, dan atau rupiah/pelayanan kesehatan.
-
Penghasilan yang hilang, terdiri dari :
Tunjangan Hari Tua Tunjangan hari tua yang diberikan koperasi kepada peternak yang sudah mampu lagi untuk mengembangkan usahaternak sapi perah. Tunjangan ini 5
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti dihitung berdasarkan total produksi susu dikalikan Rp 10/liter susu. Tunjangan ini dinilai dalam satuan rupiah/tahun.
SHU Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan bersih koperasi setelah dikurangi pajak dalam satu satuan buku yang merupakan keuntungan dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota. SHU ini dinilai dalam satuan rupiah/tahun.
Model Analisis Menurut Natzir (2005), analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis ini digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan peternak KSU Tandangsari beralih menyetor susu ke kolektor. Data dalam bentuk skor yaitu data faktor harga (harga jual susu, harga pakan konsentrat, biaya keswan dan IB) dan faktor non harga (ketersediaan pakan, pelayanan keswan dan IB, penyuluhan, fasilitas lain, sistem pembayaran, lokasi dan pengaruh lingkungan) selanjutnya diolah menggunakan pendekatan skala likert. Menurut Sugiyono (2004), skala likert dapat digunakan untuk megukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, dan sub variabel dijabarkan menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen yang diukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
6
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Teknik skoring dengan jumlah opsi sebanyak 3 macam dan penentuan nilai skornya adalah 3, 2 dan 1. Analisis Pengelompokan/Kategori Faktor Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu Faktor harga dalam penelitian ini adalah harga jual susu, harga pakan, biaya keswan dan IB, sedangkan faktor non harga adalah ketersediaan pakan, pelayanan, peyuluhan, fasilitas lain, sistem pembayaran, lokasi, pengaruh lingkungan. Faktor-harga dan faktor non harga masing-masing dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan kelas interval yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan kelas intervaluntuk keseluruhan (gabungan) faktor adalah: Jumlah jangkauan : (batas kelas atas + 0,3) – (batas kelas bawah – 0,3) Nilai teratas
: 18 x 3 = 54
Nilai terendah
: 18 x 1 = 18
Panjang Interval
: (54,3 − 17,7)/3 = 12,20
Kategorinya :
17,67– 29,87
=
identifikasi faktor tidak dominan
29,88 – 42,08
=
identifikasi faktor tidak kurang dominan
42,09 – 54,29
=
identifikasi faktor dominan
Analisis Anggaran Parsial (Partial Budget) Penganggaran (budgeting) merupakan pernyataan kuantitatif yang rinci dari perencanaan usahaternak, karena mempertimbangkan perbandingan kesempatan perolehan penerimaan (income) dan pengeluaran (expenses) dari berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan untuk mengoperasionalkan suatu kebijakan manajemen. Analisis anggaran parsial (partial budget analysis) dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi akibat-akibat yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam metode produksi atau organisasi usahatani. Dalam analisis anggaran parsial hanya diperhatikan faktor-faktor yang ada kaitannya dengan perubahan tersebut (Soekartawi, 1986).
7
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Tabel 1. Pengukuran Anggaran Parsial Komponen Rp Komponen Kerugian Keuntungan 1. Tambahan Biaya 1. Biaya Yang Dihemat - IB dan Keswan ……. - Pakan Konsentrat 2. Penghasilan Yang Hilang 2. Penghasilan Tambahan SHU Susu ..….. - Penjualan Susu THT ..….. Total Kerugian Total Keuntungan Net Income Change = Total Keuntungan – Total Kerugian
Rp ……. .……
HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Karakteristik responden dibagi menurutumur, tingkat pendidikan, dan pengalaman beternak. Karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 2. Table 2. Karakteristik Responden No
1
2
3
Karakteristik Umur (tahun) a. <35 b. 35-55 c. >55 Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA Pengalaman Beternak a. <5 b. 5-10 c. 11-15
Peternak menyetorkan susu ke Koperasi …Orang… …%...
Peternak menyetorkan susu ke Kolektor …Orang… …%...
9 12 1
40.90 54.54 4.54
7 9 2
38.88 50.00 11.11
16 4 2
72.72 18.18 9.09
13 3 2
72.22 16.66 11.11
5 12 5
22.72 54.56 22.72
2 12 4
11.11 66.67 22.22
Kelompok usia peternak yang memelihara sapi perah beragam, kisaran terbanyak pada kelompok usia ≥35 tahun. Hal ini disebabkan karena beternak sapi perah dijadikan sebagai mata pencaharian utama oleh para peternak, dan kebanyakan peternak telah mengusahakan ternak sapi perahnya dari usia muda. Hal ini sejalan dengan pendapat Herlawati (2007) bahwa pada usia dewasa madya (35 sampai 55 tahun) responden telah memiliki kemantapan dalam berwirausaha di bidang peternakan. 8
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden anggota aktif dan tidak aktif adalah tamatan SD dengan persentase sebesar 72.72 % dan 72.22 %. Tingkat pendidikan peternak merupakan salah satu unsur yang cukup dominan bagi kemungkinan terjadinya perkembangan dan kemajuan dari dunia usahanya. Pendidikan akan berpengaruh dalam penyerapan atau adopsi terhadap inovasi pertanian maupun peternakan serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam mengelola usaha peternakannya, sehingga dapat meningkatkan efisiensi usaha peternakannya (Suarta, 1997). Selain umur dan tingkat pendidikan, pengalaman beternak responden lebih dari 5 tahun. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa peternak telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai untuk mengembangkan usaha ternaknya. Pengalaman beternak sapi perah yang dimiliki responden akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan atas masalah-masalah yang sering dihadapi berkaitan dengan usaha beternak sapi perah. Pengalaman yang cukup lama akan menunjang dalam segi keterampilan beternak dikarenakan pengalaman merupakan sumber pengetahuan, dan pengalaman sehingga merupakan alat ukur pengetahuan (Notoadmodjo, 2010). Keputusan Mengalihkan Saluran Susu Berdasarkan Faktor Harga Faktor harga dibagi menjadi tiga atribut yaitu harga jual susu, harga pakan konsentrat, biaya kesehatan hewan dan Inseminasi Buatan (IB). Keseluruhan penilaian dari faktor harga dinyatakan dengan persentase yang menunjukan faktor mana yang berpengaruh menurut responden. Faktor harga yang dipertimbangkan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Keputusan Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu Berdasarkan Faktor Harga Item - Harga Jual Susu - Harga Pakan Konsentrat - Biaya Keswan dan IB Total Skor Keseluruhan
S F 18 9 6
KS F 0 6 7
TS F 0 3 5
Total 54 42 37 133
Ket Dominan Kurang Dominan Kurang Dominan Dominan
Keterangan : F = Frekuensi, S = Setuju, KS = Kurang Setuju, TS = Tidak Setuju
9
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Faktor
harga
termasuk
kategori
dominan
yang
berarti
peternak
lebih
mempertimbangkan faktor-faktor harga dalam mengalihkan saluran pemasaran susu ke kolektor. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Eko (2006) bahwa faktor harga dinilai sangat penting bagi peternak. Faktor harga tersebut dinilai sangat penting karena sangat menentukan tingkat pendapatan peternak sapi perah. Keputusan Mengalihkan Saluran Susu Berdasarkan Faktor Non Harga Faktor non harga dibagi menjadi tujuh atribut yaitu ketersediaan pakan, pelayanan keswan
&
IB, fasilitas lain, lokasi, penyuluhan, sistem
pembayaran,
pengaruh
lingkungan.Keseluruhan penilaian dari faktor non harga dinyatakan dengan persentase yang menunjukan atribut mana yang berpengaruh di mata responden. Adapun hasil penilaian skor faktor non harga dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penilaian Keputusan Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu Berdasarkan Faktor Non Harga Item - Ketersediaan Pakan - Pelayanan Keswan dan IB - Penyuluhan - Fasilitas Lain - Sistem Pembayaran - Lokasi - Pengaruh Lingkungan Total Skor Per Faktor
S F 2 7 4 3 6 10 12
KS F 11 9 11 6 8 4 4
TS F 5 2 3 9 4 4 2
Total 33 41 37 30 38 42 46 267
Ket Kurang Dominan Kurang Dominan Kurang Dominan Kurang Dominan Kurang Dominan Kurang Dominan Dominan Kurang Dominan
Keterangan : F = Frekuensi, S = Setuju, KS = Kurang Setuju, TS = Tidak Setuju
Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa faktor non harga termasuk kategori kurang dominan yang berarti peternak kurang mempertimbangkan faktor-faktor non harga dalam mengalihkan saluran pemasaran susu ke kolektor.
Analisis Anggaran Parsial Analisis anggaran parsial adalah tabulasi dari tambahan nilai yang diharapkan dan kerugian yang ditimbulkan akibat suatu perubahan dalam beralihnya saluran pemasaran susu. 10
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Hal ini merupakan metode untuk mendapatkan keseimbangan antara tambahan nilai atau keuntungan yang diperoleh dengan kerugian atau biaya yang ditimbulkan jika keputusan untuk mengubah akan diambil. Tabel 5. Nilai-nilai Komponen yang Berubah dalam Pengalihan Saluran Pemasaran Susu No
Uraian
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Harga Jual Susu Harga Pakan Konsentrat IB dan Keswan SHU Susu per-bulan THT Produksi susu Pakan Konsentrat Hijauan Onggok Ampas Tahu
Rp/liter Rp/kg Rp/liter Rp/liter Rp/liter Liter/bln Kg/bln Rp/kg Rp/krg Rp/ember
Peternak Peternak menyetorkan menyetorkan susu ke Koperasi susu ke Kolektor 3.827 3.800 2.350 2.200 45 65 0,16 10 691.04 757.49 619.26 633.05 230 230 25.000 25.000 18.000 18.000
Nilai-nilai komponen yang berubah pada saat, harga jual susu ke koperasi lebih tinggi dibandingkan hargan jual susu ke kolektor sebesar Rp 27,00/liter, harga pakan konsentrat sebesar Rp. 150,00 /kg, Biaya IB & Keswan sebesar Rp. 20,00/liter, SHU Susu sebesar Rp. 0,16/ liter, Tunjangan Hari Tua (THT) sebesar Rp. 10,00/liter. Analisis anggaran parsial (Partial Budget Analysis) jika mengalihkan saluran pemasaran susu ke kolektor, menunjukan bahwa terdapat komponen yang menjadi kerugian dan keuntungan akibat melakukan pengalihan setor susu tersebut. Komponen kerugian terdiri dari tambahan biaya dan penghasilan yang hilang.Tambahan biaya terdiri dari biaya IB dan keswan.Penghasilan yang hilang adalah SHU dan THT. Komponen keuntungan terdiri dari biaya yang dihemat dan penghasilan tambahan. Biaya yang dihemat adalah biaya pakan konsentrat. Penghasilan tambahan adalah penjualan susu, sehingga selisih kedua komponen akan berdampak terhadap perubahan pendapatan (Net Income Change).
11
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Tabel 6 . Perubahan Nilai Pendapatan Bersih Komponen Rp Komponen Kerugian Keuntungan 1.Tambahan Biaya 1.Biaya Yang Dihemat - IB dan Keswan 15.150 - Pakan Konsentrat 2.Penghasilan Yang Hilang SHU Susu 121 THT 7.575 Penjualan Susu 20.452 Total Kerugian 43.298 Total Keuntungan Net Income Change =51.660
Rp 94.958
94.958
Pengalihan saluran pemasaran susu ke kolektor memberikan perubahan nilai pendapatan bersih sebesar Rp 51.660,00 / bulan per peternak dengan kepemilikan sapi ratarata 3 ekor. Hasil ini menjadi pertimbangan peternak untuk mengalihkan saluran pemasaran susu ke kolektor, karena dengan penyetoran susu ke kolektor akan memberikan keuntungan sebagai tambahan pendapatan peternak. Hasil ini memberikan informasi kepada peternak bahwa pada saat penelitian harga jual susu ke koperasi lebih tinggi dari kolektor yaitu sebesar Rp 3.827,00 per liter susu sedangkan harga jual susu ke kolektor sebesar Rp 3.800 per liter susu. Harga pakan konsentrat ke kolektor lebih murah dari koperasi yaitu sebesar Rp 2.200,00 per kg sedangkan harga pakan konsentrat ke koperasi sebesar Rp 2.350,00 per kg, sehingga ada biaya yang dihemat yaitu pemakaian pakan konsentrat ke kolektor. Menurut Eko (2006), berdasarkan hasil penelitian bahwa pada Usahaternak skala kepemilikan di atas 9 ekor yang menjual susu ke koperasi dan kolektor, nilai pendapatan yang diterima peternak dan R/C-nya lebih besar Sapi perah skala satu sampai sembilan ekor, pendapatan terbesar diterima oleh peternak yang melakukan penjualan ke koperasi dan ke luar koperasi.
12
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Tabel 7. Simulasi Anggaran Parsial Ketika Harga Susu di Koperasi Rendah; Kolektor Tinggi Komponen Rp Komponen Kerugian Keuntungan 1.Tambahan Biaya 1.Biaya Yang Dihemat - IB dan Keswan 15.150 - Pakan Konsentrat 2.Penghasilan Yang Hilang 2. Penghasilan Tambahan SHU Susu 121 - Penjualan Susu THT 7.575 Total Kerugian 22.845 Total Keuntungan Net Income Change = 191.959
Rp 63.306 151.499 214.805
Keterangan : Harga susu dan konsentrat tidak mempertimbangkan kualitas.
Pengalihan saluran pemasaran susu ke kolektor memberikan perubahan nilai pendapatan bersih sebesar Rp 191.959,00/bulan/peternak dengan kepemilikan sapi rata-rata 3 ekor. Hasil ini menjadi pertimbangan peternak untuk mengalihkan saluran pemasaran susu ke kolektor, karena dengan penyetoran susu ke kolektor akan memberikan keuntungan sebagai tambahan pendapatan peternak. Hasil ini memberikan informasi kepada peternak bahwa harga jual susu ke kolektor lebih tinggi dari koperasi yaitu sebesar Rp 3.800,00 per liter susu sedangkan harga jual susu ke koperasi sebesar Rp 3.600,00 per liter susu. Harga pakan konsentrat ke kolektor lebih murah dari koperasi yaitu sebesar Rp 2.200,00 per kg sedangkan harga pakan konsentrat ke koperasi sebesar Rp 2.300,00 per kg, sehingga ada biaya yang dihemat yaitu pemakaiam pakan konsentrat ke kolektor. Pengalihan saluran pemasaran susu ketika harga susu di koperasi rendah maupun tinggi, peternak tetap lebih diuntungkan menyetor susu ke kolektor. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Identifikasi Faktor-faktor Pengambilan Keputusan Anggota Koperasi Mengalihkan Saluran Pemasaran Susu di Wilayah Kerja KSU Tandangsari Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, faktor yang menjadi pertimbangan anggota koperasi mengalihkan saluran pemasaran susu adalah faktor harga (harga jual susu, harga pakan konsentrat, biaya keswan dan IB) dan faktor non harga (ketersediaan pakan, pelayanan keswan dan IB, 13
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti penyuluhan, fasilitas lain, sistem pembayaran, lokasi, pengaruh lingkungan) dan Pengalihan saluran pemasaran susu dari koperasi ke kolektor memberikan keuntungan dalam bentuk perubahan nilai pendapatan bersih Rp 51.660,00 peternak/bulan pada skala usaha rata-rata 3 ekor induk sapi perah per unit usaha. Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka diberikan saran sebagai berikut, Koperasi perlu meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada peternak sehingga akan terciptanya kepuasan peternak dengan cara memprioritaskan, mempertahankan pada harga jual susu, kualitas pakan. Upaya ini diharapkan dapat menarik kembali minat peternak menyetor susu ke koperasi. Peternak harus mampu meningkatkan ilmu pengetahuan/wawasan dalam bidang peternakan sapi perah dalam hal perawatan dan pemberian pakan sapi sampai pada proses pasca pemerahan sehingga jumlah susu yang dihasilkan lebih meningkat dan kualitas susu lebih baik sehingga berdampak pada pendapatan bertambah. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Cecep Firmansyah S.Pt., MP, selaku pembimbing utama dan kepada Ir. Adjat Sudradjat M.Si., selaku pembimbing anggota yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati, MS., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, kemudian kepada Novi Mayasari S.Pt., M.Sc. sebagai dosen wali akademik, dan para dosen serta seluruh sivitas akademika atas segala yang telah diberikan selama Penulis menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis sampaikan kepada keluarga tercinta Ibu, Ayah, dan Saudara tercinta, yang telah memberikan rasa kasih sayang dan semangat bagi penulis, rekan-rekan tercinta Neli, Monika, Mutiara, Rizkiandiny, Diana, Syahidah, Siti, Yusmi, Cita, Toriq, Cece, Abdul Ghofur, Burhan, Ki Agus Angga, dll yang telah membantu dalam pelaksaan penelitian, rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fakultas 14
Identifikasi Faktor-Faktor …..................................................................... Sinta Damayanti Peternakan 2010, Unit Kegiatan Mahasiswa KSPTP Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, dan BEM Kema Fapet Unpad Kabinet Bersama 2012-2013 atas kebersamaan selama ini yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat bagi Penulis. Akhir kata semoga skripsi yang disusun oleh Penulis dapat bermanfaat sebagai pedoman bagi penulis pada saat melakukan penelitian. DAFTAR PUSTAKA Eko, H. 2006. Analisis Keuntungan Usaha Peternakan sapi Perah Rakyat di Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang dan Kota Semarang. Disertasi. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Pembangunan. Universitas Diponegoro. Semarang. Herlawati, S. 2007. Analisis Saluran dan Margin Tataniaga Telur Itik. Jurnal. Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang.
Fakultas
Irawan, P. 2007. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu Sosial. DIA FISIP UI. Jakarta. 101. KSU. Laporan Pertanggungjawaban Tahunan KSU Tandangsari Tahun 2013. KSU Tandangsari Sumedang. 2013. Natzir, M. 2005. Metode Penelitian Deskriptif. Ghalia Indonesia. Jakarta. 54. Notoadmodjo. 2010. Pendidikan dan Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. 37. Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani. Kecil. UI Press. Jakarta. Suarta, G. 1997. Pengaruh Faktor Anggota Terhadap Kemampuan Berkembang Koperasi Unit Desa. Tesis. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor. Bogor. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta CV. Bandung. 72.
15