SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAANMEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 BABUL RAHMAH KECAMATAN BABUL RAHMAH KABUPATENACEH TENGGARA TAHUN 2015
Oleh YUSNIKA DAMAYANTI 11 02 097
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 BABUL RAHMAH KECAMATAN BABUL RAHMAH KABUPATENACEH TENGGARA TAHUN 2015
Skripsi ini diajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) Di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia
Oleh YUSNIKA DAMAYANTI 11 02 097
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015
i
PERNYATAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAANMEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 BABULRAHMAH KECAMATAN BABUL RAHMAHKABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2015
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis yang dicantumkan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 14 Juli 2015 Peneliti
Yusnika Damayanti
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Nama
: Yusnika Damayanti
Nim
: 11.02.097
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Ngkran, 18 februari 1993 Agama
: Islam
Anak Ke
: 2 dari 3 bersaudara
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Nama Ayah
: Rahmadin Selian
Nama Ibu
: Hanifah Sipayung
Alamat Rumah
:Desa Alas Mesikhat, Kec.Babul Rahmah, Kab. Aceh Tenggara
B. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1999-2005 : SD Negeri Tuhi Jongkat 2. Tahun 2005-2008 : MTsSn Raudhatus Shalihin 3. Tahun 2008- 2011 : SMA Swasta Babul Rahmah 4. Tahun 2011-2015 : S1 (strata 1) Keperawatan di Program Studi Ilmu
Keperawatan
(PSIK)
Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan di Universitas Sari Mutiara Indonesia.
iii
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPEWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA Skripsi, Juli 2015 Yusnika Damayanti*Rosetty Sipayung**Agnes Marbun*** Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Pada Siswa Di SMA Negeri 1 Babul Rahma Tahun 2015 xii + 47 hal +5 tabel+ 1 skema + 6 lampiran
ABSTRAK Kebiasaan merokok merupakan pola untuk menghisap rokok yang dipelajari oleh seorang individu yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama. Pengaruh keluarga merupakan pengaruh yang berasal dari keluarga yang didapatkan oleh seseorang yang akan mempengaruhi kebiasaannya. Pengaruh teman merupakan pengaruh yang berasal dari teman yang didapatkan oleh seseorang yang akan mempengaruhi kebiasaannya. Pengaruh iklan merupakan pengaruh yang berasal dari iklan yang didaptkan oleh seseorang yang akan mempengaruhi kebiasaannya. Ada beberapa dampak yang diakibatkan oleh rokok bagi kesehatan yaitu serangan jantung, dan stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok siswa SMA Negeri 1 Babul Rahma. Jenis penelitian ini adalah deskriptif Analitikmenggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas I dan II di SMA Negeri 1 Babul Rahmah yang pernah merokok sebanyak 42 orang. Sampel berjumlah 42 orang responden yang diambil dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis uji Chi Square dengan tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengaruh iklan dengan kebiasaan merokok (p value = 0,013), ada hubungan pengaruh keluarga dengan kebiasaan merokok (p value = 0,004) dan ada pengaruh teman sebaya dengan kebiasaan merokok (p value = 0,000). Diharapkan agar siswa yang merokok aktif agar mengurangi konsumsi rokoknya terlebih lagi menghindari kegiatan merokok tersebut. Kata Kunci Daftar Pustaka
: Kebiasaan Merokok, Perilaku Pengaruh Teman, Pengaruh Iklan : 18 (2010-2013)
iv
Merokok,
Pengaruh
Keluarga,
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA SKRIPSI, July 2015 Yusnika Damayanti The Factors Correlating With Habits In Smoking on Boy Students SMA Negeri I Babul Rahma Aceh Tenggara for 2015
ABSTRACT Habit in smoking is defined a daily pattern acting to smoke that one individually may commit and do it repeatedly as the same thing always to be done. The family with influence is acknowledged a highly effect source to motivate one and he him self shall be influenced on the habits. Mates influence is noted the effect by mates that may one got and it shall influence particularly to one habit, still advertisement also may contribute to some one and it influence to daily habit in smoking. There are some impacts that has been resulted by smoke toward one’s health such as heart attack and stroke. The objective of this study is to determine the factors influencing one’s habits in smoking to those students of SMA Negeri 1 Babul Rahma. This study is analytical descriptive research with cross sectional design method. The population to this research involved all boy-students grade I and II going to study on SMA Negeri I Babul Rahmah Aceh Tenggara, at least those who ever to smoke, totally 42 boys. The sample, totally 42 respondents, that has been taken used total sampling method. This research adopted Chi Square test analysis with error rate of 5%. The results indicated that there is a correlation between the advertisement to the habits in smoking with value of p = 0.013, there is correlation the influence of family to the habits in smoking with value p = 0.004, still, there is influential correlation of mate-friends with the habits in smoking with p value = 0.000. It is suggested to those boy-students that has been an active smoker should reduce and eliminate consumption of smoking more and more, at least everybody should prevent smoking away. Keywords : habits, smoking, influential, family, advertisement. Bibliography : 18 (2010-2013)
v
KATA PENGANTAR Pujidansyukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan KasihdanRahmat-Nyasehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi inidenganjudul.”Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Kebiasaan
Merokok Pada Remaja Di SMA Negeri Babul Rahmah Tahun 2015”.Skripsi ini di susun sebagai awal penelitian dalam rangka memenuhi persyaratan pendidikan
menyelesaikan
Program
Sarjana
di
Program
FakultasKeperawatandanKebidananUniversitas Sari Mutiara Indonesia.Dalam proses penyelesaian skripsiini penelitibanyakmendapatkanbantuanbimbingan dan dukungan
dari
berbagai
pihak,
sehinggapadakesempatanini
peneliti
menyampaikan terimakasih yang setulusnyakepada yang terhormat : Bapak, Ibu. 1.
ParlindunganPurba,SH.MM,
selakuKetuaYayasanUniversitas
SariMutiara
Indonesia. 2.
Dr. Ivan Elisabeth PurbaM.Kes, selakuRektorUniversitas SariMutiara Indonesia.
3.
Ns.Janno Sinaga, S.Kep. M.Kep, Sp. KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas sari Mutiara Indonesia.
4.
Ns.Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas keperawatandanKebidananUniversitas Sari Mutiara.
5.
Ns.Rosetty
Sipayung,
S.Kep,
M.Kep,
selaku
Ketua
Penguji
yang
telahmembantudanmeluangkanwaktunyadalammemberikanbimbingandanmas ukan dalam menyelesaikan Skripsiini. 6.
Ns. Normi Sipayung, S.Kep, M,Kep. Selaku Penguji I yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7.
Ns. Johansen Hutajulu, S.Kep, M.Kep, Selaku Penguji II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8.
Ns. Agnes MarbunS.Kep, selaku Penguji III yang telahmemberikan saran maupunmasukandalammenyelesaikan Skripsi ini.
vi
9.
Amiruddin,S.Pd,M.Si,selaku Kepala Sekolah SMA Babul Rahmah yang telah memberikan izin untuk melakukan pengambilan data awal.
10. Sebagai
bukti
kasih
sayang
dan
rasa
hormat
peneliti
kepada
orangtuatercintaayahanda Rahmadin Selian dan ibunda Hanifah Sipayung, kakaktersayang,sertakeluargabesarpeneliti
yang
tidakhenti-
hentinyamemberikandukungan moral maupun materil, Skripsi ini. 11. Terimakasih
kepada
teman
teman
Mahasiswa/PSIK
Program
StudiNersFakultasKeperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesi
yang
telah
banyak
memberikan
dukungan,
motivasi,
danupayadalammembantumenyelesaikanskripsiini.Dalampenyusunan skripsiinipeneliti
menyadari
masih
olehsebabitupenelitimengharapkankritikdan
banyak saran
kekurangan,
daripembaca
untuk
kesempurnaan dan kebaikan skripsiinisertapeneliti berharap kiranya skripsi iniakanbermanfaatbagisemuapihak yang membacanya. Akhir kata peneliti mengucapkanterimakasih.
Medan, 14Juli 2015 Peneliti
(YusnikaDamayanti)
vii
DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN PERSETUJUAN PERNYATAAN.............................................................................................. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT ..................................................................................................... KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR SKEMA ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. LatarBelakang........................................................................... B. RumusanMasalah ..................................................................... C. TujuanPenelitian....................................................................... D. ManfaatPenelitian..................................................................... TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja...................................................................................... 1. Definisi .............................................................................. 2. TahapPerkembangan Formal (RemajadanDewasa) .......... B. PengertianRokok ...................................................................... 1. Definisi .............................................................................. 2. BahayaMerokok ................................................................ 3. BahayaperokokAktifdanPerokokPasif .............................. 4. Bahan-Bahan Kimia Yang TerkandungDalamRokok ....... 5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Remaja ...................................................................................... 6. DampakRokokBagiKesehatan........................................... 7. Perilaku ............................................................................. 8. PengaruhKebiasaanMerokokTerhadapKesehatan............. C. KerangkaKonsep ...................................................................... D. Hipotesis ...................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian ....................................................................... B. LokasidanTempatPenelitian ..................................................... 1. LokasiPenelitian ................................................................ 2. WaktuPenelitian ................................................................ C. PopulasidanSampel................................................................... 1. PopulasiPenelitian ............................................................. 2. SampelPenelitian ...............................................................
viii
i ii iii iv v vii ix x xi
1 5 5 6
7 7 8 10 10 11 12 13 14 17 17 19 19 20
21 21 21 21 21 21 21
D. DefinisiOperasional.................................................................. E. AspekPengukuran..................................................................... 1. FaktorIklan ........................................................................ 2. FaktorKeluarga.................................................................. 3. FaktorTeman ..................................................................... 4. KebiasaanMerokok............................................................ F. EtikaPenelitian.......................................................................... G. AlatdanProsedurPengumpulan Data......................................... H. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... I. PengolahandanAnalisa Data.....................................................
22 22 22 23 24 25 25 25 26 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................ B. Hasil Penelitian.......................................................................... C. Pembahasan ............................................................................... 1. Interprestasi dan Diskusi Hasil ........................................... 2. Keterbatasan Penelitian .......................................................
29 29 35 35 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran ..........................................................................................
46 46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel2.1Bahan-bahan Kimia Yang TerkandungDalamRokok ........................
Hal 12
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................
21
Tabel4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun2015 (n=42) ..............................................................................................
29
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor IklanYang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) ..............................................................................................
30
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor KeluargaYang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 (n=42)
30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor Teman Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42).............
31
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kebiasaan MerokokSiswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) ..............................................................................................
31
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Faktor Iklan Dengan Kebiasaan MerokokSiswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) .............................................................................................
32
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Faktor Keluarga Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=32) ..............................................................................................
33
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Faktor Teman Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) ..............................................................................................
34
x
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1Kerangka Konsep .........................................................................
xi
Hal 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Informed Consent
Lampiran 2
: Kuisioner
Lampiran 3
: Surat Survey Awal
Lampiran 4
: Balasan Izin Mengambil Data Awal
Lampiran 5
: Surat Penelitian
Lampiran 6
: Balasan Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 7
: Master Data
Lampiran 8
: Output SPSS
Lampiran 9
: Lembar Konsul
Lampiran 10
: Berita Acara Perbaikan Skripsi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Namun kita harus mengakui pula bahwa masa remaja adalah masa yang amat baik untuk mengembangkan segala potensi positif yang mereka miliki.Masa remaja adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tanggung jawab pada masa remaja.Salah satu persiapan dan perencanaan untuk membentuk generasi muda
yang sehat, diantaranya dengan
membebaskan generasi muda dari perilaku merokok (Willis, 2012).Oleh karena itu, program pendidikan kesehatan harus dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mereka terlebih khusus bagi para remaja yang berdomisili dan bersekolah di daerah dekat pasar yang rentan dengan pengaruh pergaulan yang dapat menjerumuskan generasi penerus bangsa Indonesia (Kartini, 2013).
Perilaku merokok dikalangan remaja hingga kini masih menjadi masalah yang cukup serius dengan jumlah yang meningkat dari tahun ke tahun, dimulai dari usia yang sangat relatif muda yaitu SD,SMP, dan SMA. Adanya pendapat yang salah seperti merokok melambangkan kejantanan pada pria semakin menambah prevalensi perilaku merokok pada remaja (Aditama, 2011).Pendapat
ini juga didukung oleh Willis (2012) yang menyatakan
bahwa merokok sebagai lambang pergaulan. Khususnya siswa laki-laki merokok merupakan suatu tuntutan pergaulan bagi mereka. Seperti halnya yang diungkapkan oleh bahwa bagi mereka remaja, rokok dan alkohol merupakan lambang kematangan (Aditama, 2011).
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya.Dilihat dari sisi individu
1
2
yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Aula, 2010).
Merokok adalah kebiasaan
yang tidak sehat dan merokok dapat
membahayakan perokok dan orang disekitarnya, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat.Hampir 50% pria dewasa di Indonesia adalah perokokdan peminum-minuman keras dan penggunaaan narkoba meskipun masih rendah (sekitar 1,0%) tetapi makin meningkat (Basyir, 2012).
Dampak bahaya merokok ternyata tidak sesederhana bentuknya.Bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, agaknya sudah menjadi rahasia umum.Namun, tidak banyak orang bisa berhenti begitu saja dari kebiasaan mengisap
rokok.Merokok
sudah
menjadi
kebiasaan
yang
sulit
ditinggalkan.Mulut terasa masam jika sehari tidak mengisap rokok.Terasa muram jika tangan tidak memegangnya. Mungkin hidup jadi membosankan bila tidak ada kepulan asap rokok (Muchtar, 2011).
Sebatang rokokmemang seperti pisau bermata dua. Di satu sisiia melahirkan keuntungan bagi negara dan masyarakat, namun di sisi lain menimbulkan dampak buruk, tidak hanya bagi kesehatan tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya. Iklan dan promosi besar-besaran menjadikan para perokok terlena dalam kenikmatan sesaatnya, sehingga lalai akan bahaya yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tersebut. Disamping itu, cara pandang yang salah menyebabkan perubahan yang salah dari gaya hidup seseorang. Misalnya, ketika ada orang yang menghimbau agar para perokok segera dapat meninggalkan kebiasaan buruknya, para perokok selalu menyambutnya dengan “pembenaran” sebagai pembelaan diri (Muchtar, 2011).
3
Banyak masyarakat yang
tidak memikirkan bahwa perusahaan rokok
merupakan perusahaan yang memiliki “daya bunuh terbesar”.Lebih dari 400.000 saudara-saudara kita bangsa Indonesia meregang nyawa, mati sia-sia terserang berbagai macam penyakit akibat merokok.Dampak buruk merokok sebagai pemusnah massal nyaris terlupakan. Promosi rokok yang semakin meluas akan memberi kesan bahwa mengkonsumsi rokok adalah hal biasa, rokok adalah sama dengan produk makanan lain yang bebas dikonsumsi dan tidak berbahaya. Akibat gencarnya promosi rokok di berbagai media massa, para remaja menjadi terpikat, mereka terlena dan menganggap remeh resiko kecanduan nikotin yang bisa berdampak tragis pada masa depannya(Muchtar, 2011).
Selain iklan, orang tua juga sangat berperan dalam terjadinya perilaku merokok bagi remaja, salah satu temuan tentang remaja perokok merupakan mereka yang berasal dari anak dari rumah tangga yang tidak bahagia.Orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan terbiasa memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.Karenanya, rokok sering di anggap sebagai pelampiasan rasa frustasi dan kegundahan hati yang paling kuat berpengaruh adalah ketika orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat.Anak-anaknya sangat mungkin mencontohnya (Basyir, 2012).
Pengaruh teman, berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga.Begitu juga sebaliknya, fakta tersebut menyatakan dua kemungkinan remaja itu terpengaruh oleh teman-temannya atau teman-teman remaja tersebut dipengaruhi olehnya.Diantara remaja perokok, terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok.Begitu hebatnya pengaruh teman dalam pergaulan, sehingga mudah seseorang
4
mengikuti kebiasaan temannya yang suka merokok, terutama di masa remaja(Basyir,2012).
Menurut WHO (2013) memperkirakan bahwa sekitar 1,35 miliar perokok di dunia dengan persentase terbesar dari China 390 juta perokok atau 29% penduduk, diikuti oleh India 144 juta perokok atau 12,5% per penduduk, dan Indonesia ditemukan sebanyak 65 juta perokok atau 28% per penduduk (setara dengan 225 miliar batang pertahun). Di Indonesia, sebagian perokok adalah anak-anak dan remaja dimana sebanyak 13,2% adalah remaja pria berumur 15-19 tahun. Sedangkan dari kalangan dewasa didapatkan perokok pria sebesar 46,4% dan wanita 2,45% (Aditama,2011). Perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2010 ke 2013, cenderung meningkat dari 34,2 persen tahun 2010 menjadi 36,3 persen tahun 2013. 64,9 persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan masih menghisap rokok tahun 2013. Ditemukan 1,4 persen perokok umur 1014 tahun, 9,9 persen perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok indeks kepemilikan terendah. Sedangkan rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap adalah sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di Yogyakarta dan tertinggi di Bangka Belitung (18,3 batang) Riskesdas (2013). Kebiasaan merokok diperkirakan mulai banyak dikenal di Indonesia pada awal abad ke 19 yang lalu. Menunjukkan bahwa berdasarkan data yang dikumpulkan oleh WHO 3 dari 4 pria di Negara kita adalah perokok, dan sekitar 5% wanita kita juga punya kebiasaan yang sama. Di pihak lain, departemen kesehatan kita juga membuat suatu survei nasional berkala, yang disebut dengan survei kesehatan rumah tangga (SKRT). Survei ini merupakan salah satu sumber informasi kesehatan berskala nasional. Dalam SKRT yang dikerjakan di tujuh Propinsi ditemukan bahwa jumlah perokok pria adalah 52,9% dan wanita sebanyak 3,6%. Perlu diperhatikan pula, survei ini
5
menemukan 13,2% remaja pria berumur 15-19 tahun yang telah jadi perokok(Aditama, 2011).
Walaupun persentase jumlah perokok cukup tinggi namun konsumsi rokok per kapita di Indonesia dan Negara berkembang lainnya memang masih lebih rendah dari pada Negara-negara maju. Konsumsi di Indonesia adalah 770 batang per kapita, sementara konsumsi per kapita di China adalah 1200 batang, di Jepang 2500 batang dan di Amerika serikat bahkan mencapai 3000 batang per kapita (Aditama, 2011).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada tahun 2015 pada remaja di SMA Negeri 1 Babul Rahmah kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara melalui wawancara dengan 10 orang remaja di SMA Babul Rahmah terdapat 4 orang diantaranya mengatakan karena melihat kondisi keluarga yang tidak ada keharmonisan, sehingga ingin mencoba merokok untuk melepaskan diri dari masalah yang dihadapi di keluarga. Selain itu mereka melihat orang tua atau saudara kandung mereka sehingga mereka meniru mencoba untuk merokok, 3 remaja mengatakan karena pergaulan teman sebaya yang merokok, 3 remaja lagi mengatakan karena melihat iklan rokok yang menampilkan bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamor, sehingga membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok pada remaja di SMA Negeri I
Babul Rahmah, Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
6
Untuk mengetahui faktor-faktor yang hubungan dengan kebiasaan merokok di SMA Negeri I Babul Rahmah Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi hubungan faktor iklan dengan
kebiasaan
merokok di SMA Negeri I Babul Rahmah Tahun 2015. b. Untuk menganalisishubungan faktor keluarga dengan
kebiasaan
merokok di SMA Negeri I Babul Rahmah Tahun 2015. c. Untuk menganalisis hubungan teman dengan kebiasaan merokok di SMA Negeri I Babul Rahmah Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja di SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi siswa SMA bahwa merokok itu tidak sehat dan tidak ada hubungannya dengan faktor yang tertera dilatar belakang yang mungkin menjadi acuan untuk merokok.
2. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi institusi pendidikan sekolah menengah tentang perilaku merokok siswa sehingga pihak pendidikan dapat mengambil sikap untuk memberi bimbingan tentang bahaya rokok dan mengatasi perilaku merokok pada siswa.
3. Bagi Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan khususnya bidang keperawatan dalam melakukan penyuluhan di sekolah tentang bahaya merokok.
7
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai Analisis faktor-faktor yangberhubungan dengan kebiasaan merokok remaja di SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remaja Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Disamping itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks (Willis, 2012). Harapan bangsa, sehingga jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri.Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya.Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi penting untuk menilai keadaan remaja(Kartini, 2013).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Masa ini sering disebut dengan pubertas.Namun demikian, menurut beberapa ahli, istilah pubertas digunakan juga istilah.Para ahli merumuskan juga istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik untuk bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.Sedangkan istilah adolensens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas(Depkes, 2010).
MenurutWorld Health Organization(WHO) pada 2012 yang dikatakan usiaremaja antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas : a. Masa remaja awal (10-13 tahun). b. Masa remaja tengah (14-16 tahun).
8
9
c. Masa remaja akhir (17-19 tahun).
2. Tahap Perkembangan Formal (Remaja dan Dewasa) Pada tahap ini anak sudah mulai abstrak dan hipotesis, artinya anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi (suatu yang abstrak). Disamping itu, remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan masalah.Kesimpulannya, individu dapat menjadi lebih baik dari fase anakanak. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka mengamati lingkungan sekitar ataupun dari cara pengambilan keputusan. Remaja mulai berfikir lebih
kompleks
dan
cenderung
menjadi
multidimensi
dalam
mempertimbangkan sesuatu dan fakta-fakta untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Depkes,2011).
Perkembangan kognitif berdasarkan tahapan perkembangan remaja di antaranya sebagai berikut: a. Remaja Awal (10-13 Tahun) Pada tahapan ini, remaja mulai fokus pada pengambilan keputusan, baik di dalam rumah ataupun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berfikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standar di mayarakat maupun di sekolah remaja juga mulai menggunakan istilah-istilah sendiri dan mempunyai pandangan, seperti : olahraga yang lebih baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, pribadi seperti yang diinginkan dan mengenal cara untuk berpenampilan menarik (Depkes, 2012).
b. Remaja Menengah (14-16 Tahun) Pada tahap ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang lebih kompleks, pada tahap ini remaja sering mengajukan pertanyaan, menganalisa
10
secara
menyeluruh
dan
berfikir
tentang
bagaimana
cara
mengembangkanidentitas ”siapa saya”?. Pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan dan membuat rencana sendiri (Depkes, 2012).
c. Remaja Akhir (17-19 Tahun) Pada tahap ini remaja lebih berkonsentrasi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir, proses berfikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan dari masalahmasalah idealisme, toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan, serta peran orang dewasa dalam masyarakat (Depkes, 2012).
Perilaku merokok adalah kebiasaan yang membahayakan.Meskipun setiap orang mengetahui bahaya yang disebabkan oleh rokok, tetapi banyak anak-anak muda yang suka merokok(Aula, 2010).
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan,
baik
untuk
diri
sendiri
maupun
orang
disekelilingnya.Dilihat dari sisi individu yang bersangkutan, ada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar akan memicu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat (Kemala, 2011).
Kebiasaan merokok merupakan pola untuk menghisap rokok yang dipelajari oleh seorangindividu yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama. Perilaku merokok merupakantanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan untuk menghisap rokok.Pengaruh keluargamerupakan pengaruh yang berasal dari keluarga yang
11
didapatkan oleh seseorang yang akanberpengaruh terhadap perilaku orang itu (Komasari, 2011).
B. Pengertian Rokok 1. Definisi Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya, rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam kantong.Rokok bukan barang aneh bagi siapapun saat ini.Ketika disebut “rokok”, yang terbayang adalah sebuah komoditi paling laris, yang paling gampang diundang menjadi sponsor pada even-even olah raga atau pertunjukan besar (Basyir, 2012).
Merokok
merupakan
sebuah
kebiasaan
yang
dapat
memberikan
kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Pada awalnya kebanyakan orang mengisap tembakau dengan menggunakan pipa. Masyarakat timur menggunakan air untuk mengurangi asap tembakau sebelum diinhalasi. Tembakau yang dikunyah adalah salah satu cara konsumsi yang jarang dilakukan. Tetapi belum dampak pemasaran tembakau.Baru terjadi secara besar-besaran dengan bantuan mesin.Melalui reklame, rokok menjadi terkenal dan pada tahun 2010 sudah tersebar ke seluruh dunia.Pada beberapa dekade sebelum muncul bukti-bukti kuat bahwa penggunaan berhubungan dengan penyakit (Basyir, 2012).
2. Bahaya Merokok
12
Bahaya merokok terhadap remaja yang terutama adalah terhadap fisiknya, seperti yang dijelaskan oleh Depkes RI (2011) yaitu “ Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya, saat batang rokok terbakar, maka asapnya menguraikan sekitar 400 bahan kimia dengan tiga komponen
utama,
yaitu
:
nikotin
yang
menyebabkan
ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik : karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang dalam bahan-bahan kimia lain yang beracun (Aditama, 2011).
Bahaya merokok bagi kesehatan telah dibicarakan dan diakui secara luas.Penelitian yang dilakukan oleh para ahli memberikan bukti nyata adanya bahaya merokokbagi kesehatan si perokok dan bahkan pada orang disekitarnya.
Menurut WHO (2010)menyatakan bahwa di Negara dengan kebiasaan merokok yang telah meluas, maka kebiasaan itu mengakibatkan terjadinya 80%-90% kematian akibat kanker paru di seluruh Negara itu, 75% dari kematian akibat bronchitis, 40% kematian akibat kanker kandung kemih dan 25% kematian akibat penyakit jantung iskemik serta 18% kematian pada stroke.
Efek merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi juga mempengaruhi kesehatan orang sekitarnya yang tidak merokok, karena tepapar asap tersebut yang disebut perokok pasif (Jaya, 2012). a. Bagi Perokok Aktif. 1) Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung. 2) Meningkatkan resiko dua kali lebih besar mengalami stroke.
13
3) Meningkatka resiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi. 4) Meningkatkan resiko 10 lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB. 5) Meningkatkan resiko lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan anggota tubuh rentan.
b. Bagi Perokok Pasif. 1) Bahaya kerusakan paru-paru. Kadar nikotin, karbon monoksida, serta zat-zat lain yang tinggi dalam darah mereka akan memperparah penyakit yang sedang diderita, dan kemungkinan mendapat serangan jantung yang lebih tinggi. Wanita hamil yang merokok beresiko mendapatkan bayi mereka kurus, cacat dan kematian. 2) Jika suami merokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan mempengaruhi bayi dalam kandungan.
3. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang.Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit.Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronchitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhandsmoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang yang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif (Proverawati,2012).
14
4. Bahan-Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Rokok Tabel 2.1 Bahan-Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Rokok(Aditama, 2011). No 1 2 3
Bahan Aseton Arsenik Amonik
4
Benzene
5
Kadmium
6 7 8
Karbon Monoksida Formalin Timah
9 10
Nikotin Tar
Fungsi Cairan yang digunakan untuk menghilangkan cat kuku. Biasanya digunakan untuk racun tikus. Ditambahkan kedalam rokok untuk memperkuat elemen-elemen canduan dari nikotin Digunakan untuk pelarut bahan bakar, juga pada pencelupan dan karet. Metal yang mengandung racun dalam tingkat tinggi digunakan untuk membuat baterai. Gas beracun yang dalam jumlah banyak sangat mematikan. Digunakan untuk mengawetkan mayat. Metal mengandung toksin tinggi, dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak, ginjal dan sistem susunan saraf. Zat kimiawi yang membuat rokok seperti candu obat yang kuat. Bahan yang membawa banyak zat kimia yang terkandung dalam asap rokok langsung ke dalam tubuh.
Menurut Basyir (2012) mengatakan fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin, kedua bahan ini selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miyokard, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Menurut
Basyir
(2012)
menyatakan
bahwa
karbon
monoksida
menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard.Menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran / penebalan dinding pembuluh darah),
dengan
demikian,
menurunkan
kapasitas
latihan
fisik,
meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
15
Menurut Basyir (2012) menyatakan nikotin, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Disamping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah. Resiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50% pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Akibat
pengumpulan
(trombosit)
dan
pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Remaja Jumlah
remaja
perokok
setiap
tahunnya
cenderung
mengalami
peningkatan. Menurut Depkes RI (2011), sebesar 35% penduduk umur 15 tahun ke atas merokok (tiap hari dan kadang-kadang). Dibanding prevalensi 2010-2012, terjadi peningkatan sebesar 3%. Persentase perilaku merokok pada laki-laki konstantinggi yaitu 63% pada tahun 2010-2012 dan 2013. Pada perempuan jauh lebih rendah, namun ada peningkatan dari 1,4 menjadi 1,7% pada tahun 2013 dan 4,5%.
Penelitian yang dilakukan oleh Global Tobacco Youth Survey (GTYS) atau survei merokok pada remaja di Jakarta menunjukkan perilaku merokok karena lingkungan keluarga (66,8% tinggal dengan keluarga yang merokok) dan 93,2% karena faktor media (melihat iklan merokok di media). Selain mempunyai teman yang merokok, faktor yang juga dapat mempengaruhi kebiasaan merokok adalah penurunan prestasi sekolah dan harga diri rendah(Basyir, 2012).
Faktor-Faktoryang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja menurut (Karam, 2012). a. Faktor Iklan
16
Iklan rokok belakangan ini juga banyak dibahas oleh berbagai kalangan. Iklan merupakan media promosi yang sangat ampuh dalam membentuk opini publik di bidang rokok, dan karena itu para pengusaha rokok setahunnya sampai menghabiskan dana sekitar 2 juta dolar Amerika untuk keperluan iklan. Data lain menunjukkan bahwa biaya yang disisihkan oleh para pengusaha untuk iklan rokok besarnya sekitar tiga kali anggaran belanja tahunan WHO. Mengingat ampuhnya media iklan ini, dan mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan maka upaya penanggulangan
merokok
di
suatu
Negara
harus
melibatkan
penanganan terhadap iklan ini.Yang menghubungkan rokok dengan kejantanan, dunia glamour, olah raga dan sebagainya(Aditama,2011).
Para ahli dari kantorWorld Health Organization (WHO) pada tahun 2012.Eropa menyatakan bahwa iklan rokok dapat merangsang seseorang untuk mulai merokok, dapat menghambat perokok yang ingin berhenti merokok atau mengurangi rokoknya dan dapat merangsang perokok untuk merokok lebih banyak lagi(Aditama,2011).
Hasil penelitian ini sejalan denganpendapat yang dikemukakan oleh Juli Pramono (2011) yang menyatakan bahwapenggambaran tokoh serta adegan-adeganmenantang khususnya
remaja
dan
dalam
iklan
membuat
paramasyarakat
anak-anakmenirunya.Iklan-iklan
yang
adamerangsang mereka untuk merokok denganbujukan yang berbeda. Meskipun dalamiklan rokok tidak digambarkan orangmerokok akan tetapi adegan-adegan yangidentik dengan keperkasaan ataukebebasan mempengaruhi mereka untukmengkonsumsi rokok.
Juga pendapat yang dikemukakanoleh Basyir (2012) yangmenyatakan bahwa
Kegiatan
promosimelalui
kegiatan
massal,
dipercaya
secaralangsung maupun tidak langsung dapatmendorong hasrat para sasaranperusahaan
rokok
untuk
bereksperimendengan
mencoba
17
merokok.Dalampromosinya, rokok diasosiasikan dengankeberhasilan dan
kebahagiaan.Remajamerupakan
kelompok
tertinggi
yang
rentanterhadap pengaruh iklan, baik di mediamassa maupun papan iklan di pinggir jalan(billboard).Hasil penelitian ini juga sejalandengan penelitian
yang
dilakukan
oleh.Tariana
Ginting
(2011)
yang
dalampenelitiannya berjudul “Pengaruh IklanRokok di TV terhadap kebiasaan merokokSiswa SMP di SMP Swasta Dharma BhaktiMedan” yang menyatakan bahwa hasilpenelitian menunjukkan bahwa iklan rokokberpengaruh terhadap perilaku merokoksiswa SMP di SMP Swasta Dharma BaktiMedan.Perlu peran aktif penyuluhkesehatan mempromosikan
tentangdampak
rokok
secaraberkala
sekolah-sekolah
untuk
di
terhadap
kesehatan
mencegahmeningkatnya
perilaku merokok siswa SMP.
b. Faktor Keluarga Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah mereka berasal dari anak dari rumah tangga yang tidak bahagia.orang tua yang tidak memperhatikan anak-anaknya dan terbiasa memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah dibandingkan anak-anak yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.Karenanya merokok dianggap sebagai pelampiasan rasa frustasi dan kegundahan hati (Basyir,2012).
c. Faktor Teman Berbagai fakta mengungkapkan, semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar
juga.Begitu
kemungkinan
juga
teman-temannya
sebaliknya.Fakta
tersebut
adalah
perokok
menyatakan
dua
kemungkinan remaja itu terpengaruh oleh teman-temannya atau temanteman remaja tersebut dipengaruhi olehnya, sehingga akhirnya mereka semua menjadi perokok.Diantara remaja perokok, terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok.
18
Begitu hebatnya pengaruh teman dalam pergaulan, sehingga mudah seseorang mengikuti kebiasaan temannya yang suka merokok, terutama dimasa remaja (Basyir, 2012).
6. Dampak Rokok Bagi Kesehatan Para ahli
mengatakan bahwa menggunakan tembakau dengan cara
dikunyah dan dihisap (merokok) akan mengakibatkan 25 jenis penyakit, diantaranya kanker paru, tenggorokan, jantung, hipertensi, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkitis, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Depkes terus meningkatkan kampanye dampak rokok terhadap kesehatan, dimulai sejak anak usia dini tingkat SD,SMP, SMA Perguruan Tinggi melalui pembentukan kawasan bebas rokok di setiap sekolah (Aditama, 2011).
Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak disengaja, berarti juga mengisap lebih dari 4000 macam racun, karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga dan paru-paru yang menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paruparu. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia), pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alpeoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya, hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (Basyir, 2012).
7. Perilaku Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu, perilaku ini terjadi malalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian
19
organisme tersebut merespon, ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme responden. Perilaku dibedakan menjadi dua respon, yaitu : a. Respon-respon atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Respon-respon ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis. b. Operan respons atau instrumental respons, yakni respons yang ditimbulkan dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik, kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Notoatmodjo, 2012) : 1) Perilaku Tertutup Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2) Perilaku Terbuka Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut perilaku tertutup, tindakan nyata atau praktik.
20
8. Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Kesehatan Semua penelitian tentang rokok menyatakan bahwa rokok memang berbahaya untuk kesehatan, namun hal itu rupanya tidak berpengaruh besar terhadap kesadaran masyarakat dunia akan bahaya rokok. Mereka justru terkesan mengabaikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli tersebut. Diberbagai belahan Negara, pengguna rokok juga mulai dibatasi, di Indonesia perokok yang terlihat merokok dengan bebas di area umum, akan dikenakan sanksi.
Zat-zat yang berbahaya yang terkandung dalam rokok membuat penikmatnya secara tidak langsung menciptakan penyakit yang menyerang organ vital manusia yaitu paru-paru. Dilihat dari segi manapun, merokok memang hanya akan menimbulkan penderitaan bagi yang mengkonsumsinya, misalnya dari segi penampilan, perokok aktif biasanya memiliki kulit yang pucat, warna gigi menjadi kuning kecoklatan, napas bau, dan rambut menjadi kusam (Aditama,2011).
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2015. Skema 2.1 Kerangka Konsep Variabel Bebas
Variabel Terikat
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok. 1. Faktor Iklan 2. Faktor Keluarga 3. Faktor Teman
Kebiasaan Merokok
21
D. Hipotesa 1. Ha : Ada pengaruh faktor iklan terhadap kebiasaan merokok. 2. Ha : Ada pengaruh faktor keluarga terhadap kebiasaan merokok. 3. Ha : Ada pengaruh faktor teman terhadap kebiasaan merokok.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian krip
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
2. Waktu Penelitian Penelitian inidilaksanakan mulai dari Mei-Juni 2015.
C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa laki-laki kelas I dan IIdi SMA Negeri 1 Babul Rahmah yang pernah merokoksebanyak42orang.
2. Sampel Penelitian Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh siswa kelas I dan II di SMA Negeri 1 Babul Rahmahyang pernah merokok sebanyak 42 orang.
21
22
D. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional
1.
Faktor Iklan
2.
Faktor Keluarga
3.
Faktor Teman
4.
Kebiasaan Merokok
Cara mempengaruhi remaja untuk merokok yang berasal dari media massa dan elektronik yang mengakibatkan remaja mulai mengisap rokok. Melihat orang tua atau keluarga yang merokok sehingga remaja dapat berpotensi untuk mencoba merokok di tambah lagi lingkungan dekat rumah sudah terbiasa dengan merokok menambah remaja tersebut ingin mencoba untuk merokok. Lingkungan remaja di sekolah maupun di sekitar rumah diantaranya teman sebaya maupun teman tidak sebaya yang sudah terbiasa dengan merokok sangat erat pengaruhnya terhadap remaja untuk mencoba agar iamasuk kedalam kelompok teman-teman sepergaulannya. Kehidupan keluarga yang kurang kondusif, pergaulan remaja yang sudah terbiasa merokok dan melihat ilustrasi dan gambar di dalam iklan yang begitu menarik perhatian remaja untuk merokok, sangat mempengaruhi remaja untuk mencoba dan lama-kelamaan dapat membuat remaja memiliki kebiasaan untuk merokok.
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
1. Terpapar : jika skor 3-5 0. Tidak Terpapar : jika skor 0-2
Nominal
Kuesioner
1.
Ada Kebiasaan Keluarga : jika skor 3-5 0. Tidak Ada Kebiasaan Keluarga : jika skor 0-2
Nominal
Kuesioner
1. Berteman Dengan Perokok : jika skor 35 0. Tidak Berteman Dengan Perokok : jika skor 0-2
Nominal
Kuesioner
1. Ya : jika skor 0- 2 2. Tidak : jika skor 0- 1
Nominal
E. Aspek Pengukuran 1. Faktor Iklan Untuk mengukur faktor iklan dapat di ukur dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya diberi skor 1 dan Tidak diberi skor 0 (Hidayat, 2010). =
Rentang kelas banyak kelas
Skala Ukur
23
5−0 2 5 = 2 =
= 2,5 =3
Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari tingkat faktor iklan dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Terpapar iklan : jika jawaban (skor 3-5) b. Tidak terpapar iklan : jika total jawaban (skor 0-2)
2. Faktor Keluarga Untuk mengukur faktor keluarga dapat di ukur dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya diberi skor 1 dan Tidak diberi skor 0 (Hidayat, 2010). =
Rentang kelas banyak kelas
5−0 2 5 = 2 =
= 2,5 =3
Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari tingkat faktor keluarga dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Ada kebiasaan keluarga : jika total jawaban (skor 3-5) b. Tidak ada kebiasaan keluarga : jika total jawaban (skor 0-2)
24
3. Faktor Teman Untuk mengukur faktor teman dapat di ukur dari 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Ya diberi skor 1 dan Tidak diberi skor 0 (Hidayat, 2007). =
Rentang kelas banyak kelas
5−0 2 5 = 2 =
= 2,5 =3
Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari tingkat faktor teman dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Berteman dengan perokok : jika total jawaban (skor 3-5) b. Tidak berteman dengan perokok : jika total jawaban (skor 0-2)
4.
Kebiasaan Merokok Untuk mengukur kebiasaan merokok dapat di ukur dari 2 pertanyaan dengan menggunakan skala Guuttmandengan pilihan jawaban Ya diberi skor 1 dan Tidak diberi skor 0. Remaja merokok di nilai berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dari responden dengan kategori sebagai berikut : =
Rentang kelas banyak kelas
2−0 2 2 = 2 =
=1
25
Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari tingkat remaja merokok dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Ya: jika total jawaban (skor 2) b. Tidak : jika total jawaban (skor 1) F. Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian ini menekankan masalah etika penelitian yang meliputi: 1. Lembar Persetujuan (informed concent) Sebelum melakukan penelitian, lembar persetujuan diberikan kepada responden dan menjelaskan kepada responden agar mengerti maksud dan tujuan penelitian, jika responden bersedia maka harus menandatangani lembaran persetujuan dan jika tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden. 2. Tanpa Nama (Anonymity) Untuk menjaga identitas subyek, peneliti tidak perlu mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup mencantumkan kode tertentu. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada harsil riset. Data yang di olah dalam penelitian di SMA Negeri 1 Babul Rahmah ini ditampilkan dalam bentuk narasi yang disertai dalam bentuk teks dan tabel sehingga memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian ini. G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Instrument Penelitian
26
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang brupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh infomasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner yaitu :Kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan data demografi atau karakteristik sampel yang terdiri atas faktor iklan, faktor keluarga, faktor teman pada remja di SMA Negeri 1 Babul Rahmah.
2. Uji Instrumen Instrumen dalam penelitian merupakan alat pengumpul data dan memiliki kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.Oleh karena itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data dan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan realibilitas (Notoatmodjo, 2012). a. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo,2012).
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang mewujudkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,2012). Setelah diketahui bahwa setiap item pertanyaan validitas maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup konsisten untuk mengukur gejala yang sama pada pengukuran berulang.
H. Prosedur Pengumpulan Data
27
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari kepala sekolah di SMA Negeri 1 Babul Rahmah. Peneliti melakukan identifikasi calon responden, yaitu remaja yang akan menjadi responden setelah itu peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan, tujuan penelitian ini meminta persetujuan kepada remaja yang bersedia untuk menjadi responden. Selanjutnya siswa diberi lembar kuesioner untuk mengisi atau menjawab pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.Kemudian data yang diperoleh dari responden dikumpulkan sebagai bahan penelitian.Langkah selanjutnya memasukkan data dari check list ke data sheet yang telah disediakan, kemudian data sheet tersebut dimasukkan ke dalam entry data dengan bantuan komputer.
I.
Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya melakukan pengolahan data sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian : a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti ditempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera dilengkapi.
b. Coding Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Ada beberapa yang diberi pengkodean dalam penelitian ini yaitu : 1) Faktor Iklan : Untuk kategori tidak terpapar diberi kode 0 dan kategori terpapar diberi kode 1
28
2) Faktor Keluarga : Untuk kategori tidak ada kebiasaan keluarga diberi kode 0 dan kategori ada kebiasaan keluarga diberi kode 1 3) Faktor Teman : Untuk kategori tidak berteman dengan perokok diberi kode 0 dan kategori berteman dengan perokok diberi kode 1 4) Kebiasaan Merokok : untuk kategori tidak diberi kode 0 dan kategori ya diberi kode 1.
c. Tabulating Proses
menyajikan
data
terutama
pengolahan
data
dengan
menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.
d. Entry Data Data entri adalah kegiatan memasukkan data dari kuesioner ke dalam paket program komputer agar dapat dianalisis, kemudian membaut distribusi frekuensi sederhana dengan bantuan Program Komputer untuk dapat dianalisis.
e. Cleaning Data Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari kesalahan sehingga data siap dianalisa.
2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat terhadap tiap variabel dari hasil penelitian hal ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
b. Analisa Bivariat
29
Analisa bivariat adalah anlisa yang dilakukan terhadap dua vaiabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi dalam penelitian sebesar 5% ( =0,05). Dengan menggunakan uji Chi Square.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMA Negeri 1 Babul Rahmah terletak diDesa Kuta Lang-lang Kec.Babul Rahma Kab. Aceh Tenggara.Sekolah ini terdiri dari kelas X sampai kelas XII dengan jumlah keseluruhan siswanya sebanyak 165 orang. Kelas X terdiri dari 1 ruangan kelas dan kelas XI terdiridari 2 ruangan kelas. Sekolah ini memiliki 2 kantin dan 1 ruang UKS. Adapun kegiatan yang rutin dilakukan yaitu pada hari sabtu diadakannya senam bersama dan kegiatan gotong royong. Disekolah ini juga ada kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan setiap sore selepas jam sekolah dalam ekstrakulikuler ini siswa bisa bebas memilih kegiatan ekstrakkulikuler yang mereka inginkan.
B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun2015 (n=42) Karakteristik Umur 16 17 18 Jumlah
Frekuensi (F) 16 21 5
Persentase (%) 38,1 50,0 11,9
42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.1dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 21 orang (50,0 %) bersusia 17 tahun.
29
30
b. Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor IklanYang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) Faktor Iklan Terpapar Tidak Terpapar Jumlah
n 18 24 42
% 42,9 57,1 100,0
Berdasarkan Tabel 4.2dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 57,1% tidak terpapar oleh iklan untuk merokok.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor KeluargaYang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 (n=42) Faktor Keluarga Ada Kebiasaan Keluarga Tidak Ada Kebiasaan Keluarga Jumlah
Frekuensi 17 25 42
Persentase 40,5 59,5 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 59,5% tidak ada kebiasaan merokok oleh keluarga untuk merokok.
31
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Faktor TemanYang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) Faktor Teman Berteman Dengan Perokok Tidak Berteman Dengan Perokok Jumlah
Frekuensi 26 16 42
Persentase 61,9 38,1 100,0
Berdasarkan Tabel 4.4dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 61,9% dipengaruhi oleh teman untuk merokok.
c. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Merokok Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kebiasaan MerokokSiswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42) Kebiasaan Merokok Ya Tidak Jumlah
Frekuensi 26 16 42
Persentase 61,9 38,1 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 61,9% memiliki kebiasaan merokok dengan kategori y.
32
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Faktor Iklan Dengan Kebiasaan Merokok Tabel 4.6 Tabulasi Silang Faktor Iklan Dengan Kebiasaan MerokokSiswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42)
Faktor Iklan Tidak Terpapar Terpapar Jumlah
Kebiasaan Merokok KadangSering kadang n % n % 13 31,0 11 26,2 3 7,1 15 35,7 16 38,1 26 61,9
Total n 24 18 42
% 57,1 42,9 100
P value
Odds Ratio
0,013
5,909
Berdasarkan Tabel 4.6diketahui bahwa dari 57,1% yang tidak dipengaruhi oleh faktor iklan untuk merokok didapatkan 31,0% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori Tidak, dan 26,2% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori Ya. Dari 42,9% yang dipengaruhi oleh faktor iklan untuk merokok didapatkan 7,1% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori Tidak, dan 35,7% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori Ya.Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,013 (P<0,05) dengan nilai OR=5,9, berarti secara statisik ada hubungan yang signifikan / bermakna antara faktor iklan dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015
33
b. Hubungan Faktor Keluarga Dengan Kebiasaan Merokok Tabel 4.7 Tabulasi Silang Faktor Keluarga Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=32)
Faktor Keluarga Tidak Ada Kebiasaan Keluarga Ada Kebiasaan Keluarga Jumlah
Kebiasaan Merokok KadangSering kadang n % n %
n
%
14
33,3
11
26,2
25
59,5
2
4,8
15
35,7
17
40,5
16
38,1
26
61,9
42
100
Berdasarkan Tabel
4.7diketahui
Total
bahwa dari
P value
Odds Ratio
0,004
9,545
59,5%yang tidak
dipengaruhi oleh faktor keluarga untuk merokok didapatkan 33,3% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori kadang-kadang, dan 26,2% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering. Dari 40,5% yang dipengaruhi oleh faktor keluarga untuk merokok didapatkan 4,8%)yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori kadang-kadang, dan 35,7% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value = 0,004 (P<0,05) dengan nilai OR=9,5, berarti secara statistik ada hubungan yang signifikan antara faktor keluarga dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
34
c. Hubungan Faktor Teman Dengan Kebiasaan Merokok Tabel 4.8 Tabulasi Silang Faktor Teman Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015 (n=42)
Faktor Teman Tidak Berteman Dengan Perokok Berteman Dengan Perokok Jumlah
Kebiasaan Merokok KadangSering kadang n % n % 12
28,6
4
9,5
4
9,5
22
52,4
16
38,1
26
61,9
Total n 16 26 42
P value
Odds Ratio
0,000
16,500
% 38,1 61,9 100
Berdasarkan Tabel 4.8diketahui bahwa dari 38,1% yang tidak dipengaruhi oleh faktor teman untuk merokok didapatkan 28,6% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori kadang-kadang, dan 9,5% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering. Dari 61,9% yang dipengaruhi oleh faktor teman untuk merokok didapatkan 9,5% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori kadang-kadang, dan 52,4% yang memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 (P<0,05) dengan nilai OR=16,5, berarti secara statistic ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
C. Pembahasan 1. Interprestasi dan Diskusi Hasil a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kebiasaan Merokok 1) Faktor Iklan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 responden, mayoritas respondensebanyak 57,1% tidak terpapar oleh iklan untuk merokok dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,013 (P<0,05).
35
Iklan merupakan media informasi
yang dibuat
sedemikian
rupasehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secarasukarela
terdorong
untuk
melakukan
suatu
tindakan
sesuaidengan yang diinginkan pengiklan (Rasyid, 2010).Banyaknya iklan rokok dimedia cetak, elektronik dan media luar ruang telah mendorongrasa ingin tahu penonton termasuk mahasiswa tentang produk rokok (Mutadin, 2008).Salah satu iklan yang dianggap cukupberbahaya dan paling sering melanggar etika periklanan adalahiklan rokok.
Penggambaran tokoh serta adegan-adegan menantang dalamiklan membuat masyarakat menirunya.Iklan-iklan yang adamerangsang mereka untuk merokok dengan bujukan yangberbeda. Meskipun dalam iklan rokok tidak digambarkan orangmerokok akan tetapi adegan-adegan yang identik dengankeperkasaan atau kebebasan mempengaruhi mereka untukmengkonsumsi rokok (Mutadin, 2008).
Seseorang juga dikesankan lebih hebat bila merokok.Industrirokok paham betul bahwa mahasiswa yang masih tergolongremaja akhir sedang berada pada tahap mencari identitas.Industrirokok juga sangat paham mengkondisikan perasaan positif padabenda yang diiklankan di televisi (Mutadin, 2008).Tema iklanrokok selalu menampilkan pesan positif seperti macho, bergaya,peduli, dan setia kawan.Efek kultifasi memberikan kesan bahwatelevisi mempunyai dampak yang sangat kuat pada diri individu.Bahkan orang-orang yang terkena efek ini menganggap bahwalingkungan di sekitar sama seperti yang tergambar dalam mediatelevisi. Berdasarkan penelitian Universitas MuhammadiyahProf.Dr.Hamka (Uhamka) dan Komisi Nasional PerlindunganAnak (2007), iklan rokok merupakan salah satu penyebabmeningkatnya jumlah perokok di Indonesia (Candra, 2008).
36
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad (2012) tentang hubungan iklan dengan perilaku merokok mahasiswa, didapatkan bahwa mayoritas respondensebanyak 60 orang (70,6%) tidak dipengaruhi oleh iklan untuk merokok. Begitu juga dengan penelitian Kustanti (2008) tentang hubungan faktor iklan dengan kebiasaan merokok, didapatkan bahwa mayoritas responden sebanyak 42 orang (56%) tidak dipengaruhi oleh iklan untuk merokok.
Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada,dimana mayoritas responden dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh iklan untuk merokok. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden tidak terpengaruh dengan adanya iklan rokok.
2) Faktor Keluarga Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 responden, mayoritas respondensebanyak 59,5% tidak dipengaruhi oleh keluarga untuk merokok. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,004 (P<0,05).
Seseorang yang berasal keluarga yang konservatif (keluarga yangmenjaga
dan
memperhatikan
anak-anaknya)
lebih
sulit
untukterlibat dengan rokok. Sedangkan seseorang yang berasal dari keluarga yang permisif (keluarga yang tidak terlalu menjagaanaknya dan menerima perilaku anak) cenderung akan mudahuntuk terlibat dengan rokok (Anggi, 2010). Dalam Journal of Consumer Affairs,Aliyah (2011) menyebutkan bahwa orang tua perokok akanberpengaruh
dalam
mendorong
anak
mereka
untuk
menjadiperokok pemula di usia mahasiswa. Diperkirakan pengaruh
37
orangtua ini akan meningkatkan kemungkinan merokok 1,5 kali padaanak lelaki dan 3,3 kali lebih besar pada anak perempuan. Secarapsikologis, toleransi orang tua terhadap asap rokok di rumahakan membentuk nilai bagi anak bahwa merokok adalah hal yangboleh-boleh
saja
dilakukan
dan
mereka
merasa
bebas
untukmerokok karena tidak ada sangsi moral yang diberikan olehorangtua (Mutadin, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratih (2009) tentang hubungan faktor iklan dan keluarga dengan perilaku merokok mahasiswa, didapatkan bahwa mayoritas respondensebanyak 37 orang (63,7%) tidak dipengaruhi oleh keluarga untuk merokok. Begitu juga dengan penelitian Sari (2008) tentang hubungan keluarga dengan perilakumengkonsumsi minuman beralkohol pada mahasiswwa, didapatkan bahwa mayoritas responden sebanyak 42 orang (56%) tidak dipengaruhi oleh keluarga untuk mengkonsumsi minuman beralkohol.
Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada,dimana mayoritas responden dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh iklan untuk merokok. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden tidak terpengaruh dengan adanya adanya anggota keluarga yang merokok.
3) Faktor Teman Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 responden, mayoritas respondensebanyak 61,9% dipengaruhi oleh teman untuk merokok. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000 (P<0,05).
38
Kajian telah menunjukkan bahwa mahasiswa yang masihtergolong remaja mempunyai kawan-kawan yang merokokadalah lebih mungkin untuk merokok berbanding dengan yangsebaliknya.Banyak orang
terdorong
menyesuaikan
diri
menjadi pada
perokok sebuah
pemulakarena
untuk
komunitaspergaulan.Rokok
membuat mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang (Mutadin, 2008).Dari fakta tersebut ada 2kemungkinan yang terjadi, pertama mahasiswa tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman mahasiswatersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnyamereka semua menjadi perokok.Di antara perokok terdapat 87%sekurang-kurangnya mempunyai satu atau lebih sahabat yangperokok (Widianti, 2009).Seseorang mulai merokok karena pengaruh dari teman.Hal inikarena untuk iseng, agar terlihat tenang pada saat berpacaran,berani ambil resiko, karena bosan dan tidak ada yang sedangdilakukan, dan kelihatan seperti orang dewasa (Nainggolan, 2009).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amir (2010) tentang hubungan teman sebaya dengan kebiasaan merokok siswa, didapatkan bahwa mayoritas respondensebanyak 25 orang (69,4%) dipengaruhi oleh teman sebaya untuk merokok. Begitu juga dengan penelitian Syarif (2010) tentang hubungan teman sebaya dengan perilaku minum-minuman beralkohol, didapatkan bahwa mayoritas responden sebanyak 68 orang (79,1%) dipengaruhi oleh teman sebaya untuk minum-minuman beralkohol.
Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada,dimana mayoritas responden dalam penelitian ini dipengaruhi oleh teman sebaya untuk merokok. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden memiliki teman yang perokok.
39
b. Kebiasaan Merokok Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 responden, mayoritas respondensebanyak 61,9% memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering.
Kebiasaan adalah perilaku yang sering kita ulang-ulang baik secarasengaja atapun tidak sengaja dan perilaku atau kebiasaan tersebut sudah kitalakukan sejak kecil hingga dewasa (Irfan, 2008). Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia Kebiasaan (folkways) merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang (bentuk yang sama) dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan jelasdan dianggap baik dan benar(KBBI, 2008). Menurut Azwar (2009) kebiasaan didefinisikan sebagai perilaku mendapatkan keterampilan-keterampilangerak dan kemampuan untuk mempergunakan secara sadar.Kebiasaan adalah suatu rangsang yang dipelajari dengankomplek yang menyangkut satu kesatuan yang tak terpisahkan dari perilaku-perilaku yang sederhana (Hall, 2009)
Kebiasaan merokok adalah kebiasaan seseorangmenghisap rokok yang disebabkan karena alasan-alasan tertentu, misalnyaadanya pengaruh psikologis, sosial, dan media dan merupakan aktifitas individuuntuk merasakan kenyamanan akibat ketergantungan yang dialaminya (Sugiyono, 2007).Kebiasaan merokok tidak terjadi karena kebetulan tetapi karena ada beberapatahap yang dilalui seseorang perokok sebelum ia menjadi perokok yaituseseorang yang telah menganggap rokok telah menjadi bagian dalam hidupnya (Hall, 2009).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian wahid (2005) tentang hubungan tingkat stress dengan kebiasaan merokok remaja, didapatkan
40
bahwa mayoritas respondensebanyak 47 orang (79,%) memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering.
Menurut asumsi peneliti, bahwasanya hasil penelitian yang didapat sejalan dengan pernyataan yang ada,dimana mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki kebiasaan merokok dengan kategori sering. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden telah terbiasa menghisap rokok. c. Hubungan Faktor Iklan Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,013 (P<0,05), berarti ada hubungan antara faktor iklan dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015. Hasil penelitian ini sejalan denganpendapat yang dikemukakan oleh Pramono (2009) yang menyatakan bahwapenggambaran tokoh serta adegan-adeganmenantang khususnya
remaja
dan
dalam
iklan
membuat
paramasyarakat
anak-anakmenirunya.Iklan-iklan
yang
adamerangsang mereka untuk merokok denganbujukan yang berbeda. Meskipun dalamiklan rokok tidak digambarkan orangmerokok akan tetapi adegan-adegan yangidentik dengan keperkasaan ataukebebasan mempengaruhi mereka untukmengkonsumsi rokok.
Pendapat ini juga didukung oleh Kusumo (2012) yangmenyatakan bahwa
Kegiatan
promosimelalui
kegiatan
massal,
dipercaya
secaralangsung maupun tidak langsung dapatmendorong hasrat para sasaranperusahaan
rokok
untuk
bereksperimendengan
mencoba
merokok.Dalampromosinya, rokok diasosiasikan dengankeberhasilan dan
kebahagiaan.
Remajamerupakan
kelompok
tertinggi
yang
rentanterhadap pengaruh iklan, baik di mediamassa maupun papan iklan di pinggir jalan.
41
Hasil penelitian ini juga sejalandengan penelitian yang dilakukan olehGinting (2011) yang dalampenelitiannya berjudul “Pengaruh IklanRokok di TV terhadap Perilaku MerokokSiswa SMP di SMP Swasta Dharma BhaktiMedan” yang menyatakan bahwa hasilpenelitian menunjukkan bahwa iklan rokokberpengaruh terhadap perilaku merokoksiswa SMP di SMP Swasta Dharma BaktiMedan.Perlu peran aktif
penyuluhkesehatan
terhadap
kesehatan
mempromosikan
secaraberkala
di
tentangdampak
rokok
sekolah-sekolah
untuk
mencegahmeningkatnya perilaku merokok siswa SMP.
Didukung penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2012) yang dalampenelitiannya berjudul “Pengaruh IklanMedia Luar Ruang Terhadap PerilakuMerokok Siswa di SMA Negeri 2 MedanTahun 2012” yang menyatakan bahwaTerdapat hubungan yang signifikan secarastatistik antara media luar ruang yangmeliputi jenis media luar ruang, efek medialuar ruang dan efektifitas media luar ruangterhadap tindakan merokok siswa SMANegeri 2 Medan. Dan efektifitas media luarruang memiliki hubungan paling dominanterhadap tindakan merokok siswa SMANegeri 2 Medan.Dari hasilpenelitian disarankan kepada pihak sekolahuntuk menghentikan iklan rokok disekolah.Bagi pihak dinas terkait untuk terusmelakukan advokasi kepada legislatif agarmembuat rancangan tentang kawasantanpa rokok diseluruh sekolah.
Berdasarkan hal tersebut di atas,maka peneliti berasumsi bahwa iklan dapatmempengaruhi perilaku anak dalammengkonsumsi rokok. Hal ini terjadi karenaapabila seorang anak mempunyai seorangidola yang menjadi icon pada iklan rokok,kemungkinan besar anak itu akan tersugestiuntuk ikut mengkonsumsi rokok tersebut.
42
d. Hubungan Faktor Keluarga Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,004 (P<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor keluarga dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
Hasil penelitian ini didukung olehpendapat yang dikemukakan oleh NielaPutri (2012) yang menyatakan bahwaremaja yang berasal dari keluargakonservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama yang baik dengantujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok
dibandingkan
dengankeluarga
yang
permisif
dengan
penekananpada filsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”,dan yang paling kuat pengaruhnyajika orang tua sendiri menjadi figur contohyaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknyaakan mungkin sekali untukmencontohnya. Perilaku merokok lebihbanyak didapati pada mereka yang tinggaldengan satu orang tua (single parent).
Hasil penelitian ini juga sejalandengan penelitian yang telah dilakukan olehEster Riawati Ondja (2012) yang dalampenelitiannya berjudul “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kebiasaan MerokokPegawai di Kantor Camat Pamona Selatan.Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah”yang
menyatakan
menggunakan uji
bahwa
hasil
analisis
Chi-Squaredidapatkan nilai
datadengan
ρ= 0,002 (ρ<α)
denganinterpretasi ada hubungan lingkungankeluarga dengan perilaku merokok Pegawaidi Kantor Camat Pamona Selatan. Semakinbaik dukungan keluarga yang seseorangdapatkan, maka kecenderungan untukmerokok semakin rendah.Dan jugasebaliknya, semakin kurang dukungankeluarga yang seseorang dapatkan, makakecenderungan untuk merokok semakintinggi.
43
Berdasarkan hal tersebut di atas,maka peneliti berasumsi bahwa semakinbaik lingkungan keluarga seseorang makakecenderungan untuk berperilaku merokoksemakin kecil, demikian juga dengansebaliknya.
e. Hubungan Faktor Teman Dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul RahmahTahun 2015 Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P = 0,000 (P<0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015.
Hasil penelitian ini didukung olehpendapat yang dikemukakan oleh Pramono (2009) yang menyatakan bahwaremaja tidak bebas dari peer pressure
atautekanan
teman
kebiasaan
merokok
karena
sebaya.Kebanyakan
remajamemulai
ikut-ikutanteman.Semakin
banyak
remajamerokok maka semakin besar kemungkinanteman-temannya adalah perokok juga dandemikian sebaliknya.Ada dua kemungkinan yang terjadi pada remaja perokok, pertamaterpengaruh oleh temanteman remajatersebut dan yang kedua dipengaruhi olehpribadi remaja tersebut yang akhirnyamereka semua menjadi perokok.
Didukung juga oleh pendapat yang dikemukakanKhanif (2011), yangmenyatakan bahwa seorang yangmengkonsumsi rokok dipengaruhi olehbeberapa
faktor
antara
kemudahanmendapatkan lingkungan
rokok.
dapatberpengaruh
mengkonsumsi
rokok.
lain
dukunganteman,
Dukungan terhadap
Teman
seorangteman
perilaku
yangbaik
stress
dan dalam
seseorangdalam
akan
senantiasa
memperingatkanbahaya dari kebiasaan merokok.
Hasil penelitian ini didukung olehpenelitian yang telah dilakukan oleh Irwan(2012) yang dalam penelitiannyaberjudul “Pengaruh Teman
44
SebayaTerhadap Kebiasaan Merokok Remaja”yang menyatakan bahwa ada pengaruhyang signifikan teman sebaya terhadapkebiasaan merokok pada remaja dimana pvalue = 0.031. Kehidupan sehari-hariremaja lebih dekat
dengan
teman
sebayadaripada
dengan
orangtua
karena
remajamenginginkan teman yang mempunyaiminat, sikap, yang sama, sehingga banyakmelakukan kegiatan bersama, dalammengisi waktu luangnya.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Amri (2012) yang dalam penelitiannyayang berjudul “Pengaruh Lingkungan Sosialterhadap Perilaku Merokok KalanganRemaja” yang menyatakan bahwa sikappermisif orang tua dan lingkungan sebayamemberikan kontribusi
tinggi
dalam
halyang
mempengaruhi
perilaku
merokokremaja dengan presentase masing –masingnya adalah 30% dan 60%. Akantetapi hal yang paling berkontribusi palingtinggi adalah Lingkungan Sebaya, hal inikemungkinan terjadi karena sikap orang tuayang kurang memperhatikan pergaulananak – anaknya.Juga teman – temansebaya mereka dimana mereka melakukanberbagai sosialisasi disekitar mereka.Olehsebab itulah lingkungan sebayamemberikan sumbangan efektif yangsangat penting bagi remaja, kebutuhanuntuk bisa diterima dan usaha untukmenghindari penolakan kelompok temansebaya merupakan kebutuhan yang sangatpenting.
Berdasarkan hal tersebut di atas,maka peneliti berasumsi bahwa temanmempunyai pengaruh yang besar untukmembuat seseorang mengkonsumsi rokok.Semakin baik pergaulan seorang anak, maka kecenderungan untuk mengkonsumsirokok semakin kecil.
45
2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan – keterbatasan. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : a. Penelitian ini hanya meneliti kebiasaan merokok berdasarkan faktor keluarga, iklan dan faktor teman, masih terdapat beberapa faktor lainnya yang berhubungan dengankebiasaan merokok yang belum diteliti seperti halnya melihat faktor pengetahuan, sedangkan pada faktor tersebut tidak dilakukan penelitian olehpeneliti.Oleh karena itu untuk mengotimalkan hasil penelitian, pengukuran pada faktor-faktor tersebut sebaiknya juga dapat digunakan. b. Penelitian ini melibatkan subyek penelitian dalam jumlah terbatas, yakni
sebanyak
42
orang,
sehingga
hasilnya
belum
dapat
digeneralisasikan pada kelompok subyek dengan jumlah yang besar. c. Waktu penelitian ini dilakukan mulai Mei-Juni 2015.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kebiasaan Merokok Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan yang signifikan antara faktor iklan dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015, dengan n P value = 0,013dengan nilai OR=5,9 2. Ada hubungan yang signifikan antara faktor keluarga dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015., dengan P value= 0,004 dengan nilai OR=9,5 3. Ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kebiasaan merokok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Babul Rahmah Tahun 2015., dengan P value = 0,000.dengan nilai OR=16,5 4. Faktor yang memiliki hubungan terbesar dengan kebiasaan merokok adalah faktor teman ( OR = 16,5 ).
B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan khususnya pihak sekolah agar sebaiknya melakukan bimbingan kepada para siswa untuk mencegah perilaku merokok dengan melakukan pendidikan kesehatan yang rutin tentang dampak dari merokok bagi kesehatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Di harapkan
dapat
mengembangkan
hasil
penelitian
ini
dengan
menambahkan variabel lain yang berhubungan dengan kebiasaan merokok dan menambahkan jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal.
46
47
3. Bagi Keluarga Diharapkan bagi keluarga untuk mengevaluasi hubungan dalam keluarga sehingga sang anak tidak terjerumus dengan lingkungan yang bebas akan kebiasaan merokok.
4. Bagi Siswa SMA Negeri 1 Babul Rahma Diharapkan agar siswa yang merokok aktif agar mengurangi konsumsi rokoknya terlebih lagi menghindari kegiatan merokok tersebut.
5. Bagi Tenaga Keperawatan Di harapkan agar dapat memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok di sekolah-sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2011.Rokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress). Aula, Lisa Ellizabet. 2010. Stop Merokok! (Sekarang atau Tidak Sama Sekali!).Jogjakarta :Garailmu. Basyir, A. U.2012. Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok. Jakarta: Pustaka At-Tazkia. Budiarto E. K. 2012. Pengaruh Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok. (Online)(http://budiartoekokusumo.blogspot.com/2012/09/pengaruh-iklanrokok-terhadap perilaku. html, di aksespada 08 Juli 2013). Depkes, P. 2010. Kesehatan Remaja :Problem dan solusinya. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Medika Depkes, 2010.Masalah Merokok di Indonesia.(Online) (www. promkes. depkes. go.id/indeks.php, di aksespada 23Maret 2013). Hidayat, A. A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Cetakan keempat.Jakarta : Salemba Medika, 2010. Juli
Pramono. 2011. Perilaku merokok pada remaja. (http://zonakritis.blogspot.com, di aksespada 08 Juli 2013).
(Online)
Jaya, M, 2012. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma. Komasari. D. 2011. Perilaku merokok pada remaja http://jurnal.psikologi.ugm. ac.id/index.php/fpsi/article/view/131/121. Kemala. N. I. 2011. Perilaku Merokok Pada Remaja http://www.academia.edu/ 4313571/Jurnal_faktor_yg_mempengarui_perilaku_merokok_remaja_putr a Karam, 2012.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja. (Online)(karamhamzal.blogspot.com/2012/02, di akses pada 25 Maret 2013). Kartini. K. 2013. Kenakalan Remaja. Cetakan Ke-11, Januari 2013.Jakarta : PT Raja GrafindoPersada. Muchtar.A.F. 2011.Siapa Bilang Merokok Makruh. Jakarta: PT Bhuana ilmu Populer.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Proverawati, A &Rahmawati, E. 2012.Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika. Tariani Ginting. 2011. Pengaruh Iklan Rokok Terhadap Perilaku Merokok. (Online)http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/10/e-library%20stikes%20 nani%20hasanuddin--edynurkama-453-1-42141691-1.pdf Willis, S. S. 2012. Remaja Dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.
1. Petunjuk Pengisian Kuisioner Berilah penilaian atas masing-masing pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda cek list ( √ ) pada kolom pilihan yang sesuai menurut saudara. Dengan penjelasan :
Y = Ya T = Tidak
1. Kuesioner Faktor Iklan Dengan Remaja Merokok No 1
Jawaban
Pertanyaan
Ya
Tidak
Apakah iklan rokok mempengaruhi anda untuk merokok?
2
Apakah pada saat melihat iklan rokok, anda langsung memiliki keinginan merokok?
3
Apakah iklan rokok membuat anda penasaran untuk merokok?
4
Apakah
iklan
rokok
sangat
menarik
buat
anda,sehingga anda mencoba untuk merokok? 5
Apakah pada saat anda melihat iklan rokok, anda tidak membaca peringatan dampak merokok?
2. Kuesioner Faktor keluarga Dengan Remaja Merokok No
Pertanyaan
1
Apakah di dalam keluarga anda ada yang merokok?
2
Apakah di dalam keluarga anda pernah memberi anda rokok?
3
Apakah di dalam keluarga anda pernah mengajak anda untuk merokok?
Jawaban Ya
Tidak
4
Apakah kebiasaan merokok anda terbiasa di dalam keluarga anda, sehingga anda mencoba untuk merokok?
5
Apakah anda merokok karena kondisi di dalam keluarga anda kurang harmonis?
3. Kuesioner Faktor Teman No
Pertanyaan
1
Apakah teman-teman sebaya anda merokok?
2
Apakah kebiasaan merokok sudah terbiasa didalam
Jawaban Ya
Tidak
pergaulan teman sebaya anda? 3
Apakah teman-teman sebaya anda yang mengajak anda untuk merokok?
4
Apakah dengan merokok anda dapat menyesuaikan diri dengan teman yang sebaya dengan anda?
5
Apakah didalam pergaulan teman-teman sebaya, anda diharuskan untuk merokok?
Kuesioner Kebiasaan Merokok No
Pertanyaan
1
Apakah anda merokok?
2
Apakah anda merokok lebih dari ½ bungkus per hari?
Jawaban Ya
Tidak
Lampiran 5 MASTER DATA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 BABUL RAHMAH KECAMATAN BABUL RAHMAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2015 Umur 17 17 17 18 18 17 17 18 18 17 17 17 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17
P1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
Faktor Iklan P2 P3 P4 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
P5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
Total F_Iklan 4 2 3 5 2 3 1 4 1 2 0 0 0 4 5 1 1 4 5 3 0 5 0
1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
P1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Faktor Keluarga Total P2 P3 P4 P5 1 1 0 0 2 1 1 0 0 3 1 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 0 0 1 2 1 1 1 1 4 1 0 0 1 3 1 0 0 1 2 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 1 0 0 1 2 0 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 0 0 1 2 0 0 0 1 1 1 0 1 1 3
F_Kel 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1
P1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
Faktor Teman P2 P3 P4 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
P5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
Total F_Teman 5 2 4 3 2 4 0 4 3 4 4 1 2 5 5 4 4 5 0 5 1 2 4
1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
KM P1 P2 Total 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 2 0 0 0 1 0 1
K_M 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
17 0 17 0 16 0 16 1 17 1 17 0 17 0 17 0 17 0 18 0 16 0 16 0 16 0 16 0 17 0 17 1 17 1 Keterangan Umur 1. 16 tahun 2. 17 Tahun 3. 18 Tahun
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1
1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
1 1 1 4 3 3 1 0 0 3 0 0 3 0 1 2 3
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
Faktor Iklan 0. Tidak Ada Pengaruh 1. Ada Pengaruh
0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0
1 3 1 0 5 2 4 3 2 4 0 1 1 2 3 5 0
Faktor Keluarga 0. Tidak Ada Pengaruh 1. Ada Pengaruh
0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
Faktor Teman 0. Tidak Ada Pengaruh 1. Ada Pengaruh
0 4 2 3 5 3 4 1 0 4 2 1 5 3 2 5 4
0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
Kebiasaan Merokok 0. Kadang-kadang 1. Sering
0 1 0 1 2 2 1 2 0 2 0 0 0 0 2 0 2
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
Frequencies
Statistics
Umur Responde n
N
Faktor Iklan
Valid
Missing
Faktor
Faktor
Kebiasaan
Keluarga
Teman
Merokok
42
42
42
42
42
0
0
0
0
0
Frequency Table
Umur Responden Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
16
16
38.1
38.1
38.1
17
21
50.0
50.0
88.1
18
5
11.9
11.9
100.0
42
100.0
100.0
Total
Faktor Iklan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Terpapar
24
57.1
57.1
57.1
Terpapar
18
42.9
42.9
100.0
Faktor Iklan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Terpapar
24
57.1
57.1
57.1
Terpapar
18
42.9
42.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Faktor Keluarga Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Ada Kebiasaan Keluarga
25
59.5
59.5
59.5
Ada Kebiasaan Keluarga
17
40.5
40.5
100.0
Total
42
100.0
100.0
Faktor Teman
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Berteman Dengan Perokok
16
38.1
38.1
38.1
Berteman Dengan Perokok
26
61.9
61.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Kebiasaan Merokok Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
16
38.1
38.1
38.1
Ya
26
61.9
61.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Faktor Iklan * Kebiasaan Merokok
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
Faktor Keluarga * Kebiasaan Merokok
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
Faktor Teman * Kebiasaan Merokok
42
100.0%
0
.0%
42
100.0%
Faktor Iklan * Kebiasaan Merokok
Crosstab Kebiasaan Merokok Tidak Faktor Iklan
Tidak Terpapar
Count % of Total
Terpapar
Count % of Total
Total
Count % of Total
Ya
Total
13
11
24
31.0%
26.2%
57.1%
3
15
18
7.1%
35.7%
42.9%
16
26
42
38.1%
61.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
6.133
df a
1
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig. (1-
(2-sided)
(2-sided)
sided)
.013
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Faktor Iklan
Lower
Upper
5.909
1.349
25.879
3.250
1.086
9.730
.550
.340
.890
(Tidak Terpapar / Terpapar) For cohort Kebiasaan Merokok = Tidak For cohort Kebiasaan Merokok = Ya N of Valid Cases
42
Faktor Keluarga * Kebiasaan Merokok
Crosstab Kebiasaan Merokok Tidak Faktor Keluarga
Tidak Ada Kebiasaan Count Keluarga % of Total Ada Kebiasaan Keluarga
Count % of Total
Total
Count % of Total
Ya
Total
14
11
25
33.3%
26.2%
59.5%
2
15
17
4.8%
35.7%
40.5%
16
26
42
38.1%
61.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.004
6.625
1
.010
9.209
1
.002
8.396 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-sided)
Df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1sided)
.004 8.196
1
.004
42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.48. b. Computed only for a 2x2 table
.004
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Faktor Keluarga
Lower
Upper
9.545
1.791
50.882
4.760
1.237
18.314
.499
.310
.802
(Tidak Ada Kebiasaan Keluarga / Ada Kebiasaan Keluarga) For cohort Kebiasaan Merokok = Tidak For cohort Kebiasaan Merokok = Ya N of Valid Cases
42
Faktor Teman * Kebiasaan Merokok
Crosstab Kebiasaan Merokok Tidak Faktor Teman
Tidak Berteman Dengan Perokok
Count % of Total
Berteman Dengan Perokok
Count % of Total
Total
Count % of Total
Ya 12
28.6% 4 9.5% 16 38.1%
Total 4
16
9.5% 38.1% 22
26
52.4% 61.9% 26
42
61.9% 100.0 %
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
a
1
.000
12.506
1
.000
15.501
1
.000
14.927 b
Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1sided)
.000 14.571
1
.000
.000
42
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.10. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Faktor Teman (Tidak Berteman Dengan Perokok / Berteman Dengan Perokok)
Lower
Upper
16.500
3.487
78.065
For cohort Kebiasaan Merokok = Tidak
4.875
1.895
12.540
For cohort Kebiasaan Merokok = Ya
.295
.124
.701
N of Valid Cases
42