1
A. JUDUL Pemanfaatan Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Menjadi Cuka Kulit Manggis Sebagai Preservatif Alami Pada Produk Pangan B. LATARBELAKANG MASALAH Cuka merupakan larutan encer asam asetat yang dihasilkan melalui dua tahap fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh sel khamir dan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetatdan yang paling sedikit mengandung 4% (b/v) asam asetat.Selain sebagai penyedap dan penambah rasa asam alami pada masakan, cuka juga dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan, seperti daging, sayur, dan acar (Muafi. 2004). Cuka dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari (juice) yang mengandung gula, terutama jenis gula yang dapat difermentasikan (Hidayat, 2006), antara lain buah – buahan diantaranya cuka apel, cuka salak, cuka pepaya, cuka nira aren. Dalam penanganan produk pangan, masyarakat cenderung menggunakan bahan preservatif tradisional seperti rempah-rempah dan jeruk nipis yang mempunyai bau dan rasa yang kuat, sementara untuk meningkatkan efektivitasnya sebagai pengawet perlu ditambahkan dalam jumlah yang banyak, sehingga akan mempengaruhi aroma atau flavor dan penampilan makanan tersebut (Mulyono, 2003). Namun di sinyalir, akhir-akhir ini masyarakat cenderung menggunakan bahan preservatif sintesis pada produk pangan misalnya formalin, asam benzoat, BHA (Butilated Hydroxyanisol), BHT (Butylated Hidroxytoluene) dan TBHQ (Tertier Butylated Hydroxyanisole). Bahaya penggunaan bahan preservatif sintesis sendiri jika tertelan bersama makanan adalah gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, serta pemicu kanker karena bersifat karsinogenik (Barus, 2009). Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang obat-obatan, upaya preservatif yang bertujuan menjaga ketahanan produk pangan lebih mudah dilakukan. Pengolahan atau pengawetan makanan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan preservatif alami maupun bahan kimia yang mempunyai sifat antiseptik, antimikroba, atau antioksidan dan lebih aman bagi kesehatan. Beberapa bahan pengawet alami yang digunakan untuk pengawetan antara lain gula, garam,
2
asam jawa, sedangkan bahan pengawet buatan yang dapat digunakan adalah natrium benzoate, natrium nitrat, natrium nitrit, asamsitrat, asamcuka, dan lainlain. Salah satu zat yang paling umum dipakai adalah asam asetat (acetic acid), zat ini dikenal dengan asam cuka. Asam cuka lebih banyak dipakai sebagai preservatif karena hampir tidak ada batas maksimal penggunaannya untuk makanan. Beberapa peneliti menyatakan penggunaan asam asetat untuk makanan dalam jangku waktu lama tidak membahayakan kesehatan karena dapat dimetabolisir oleh tubuh kemudian dikeluarkan dari tubuh. Dari hasil penelitian, larutan yang mengandung asam asetat 4% dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab pembusukan serta bakteri patogen seperti Escherichiacoli, Staphylococcus aureus, dan Salmonella sp. Bahkan penggunaan larutan asam asetat 4% belum menyebabkan cita rasa daging ayam berubah (Andriani, 2006). Oleh karena itu, perlu adanya alternatif baru bahan preservatif alami yang mempunyai aktivitas yang tinggi, salah satunya adalah pemanfaatan cuka kulit manggis sebagai preservatif alami pada produk pangan. Kulit buah manggis sendiri mempunyai porsi yang lebih besar daripada buah manggis itu sendiri, dan berpotensi menjadi limbah apabila tidak di manfaatkan (Asep, 2010). Kulit buah manggis kaya akan kandungan antioksidan yaitu antosianin, tanin, asam fenolat dan xanthone (14,1%), di mana xanthone mempunyai fungsi sebagai antioksidan, antijamur dan anti bakteri yang sangat baik di banding dengan buah lain (Suksamrarn, 2003). Sifat antioksidan inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memperpanjang umur simpan / mengawetkan produk pangan. C. PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah yang akan dibahas dalam program ini antara lain 1. Bagaimana metode pembuatan cuka kulit manggis sebagai preservatif alami pada produk pangan ? 2. Bagaimana pengaruh pH dan lama fermentasi dalam menghasilkan cuka kulit manggis seusai dengan SNI 01-4371-1996 ? 3. Bagaimana kandungan gizi dari cuka kulit manggis sebagai preservatif alami produk pangan sesuai dengan SNI 01-4371-1996 ?
3
4. Bagaimana pengaruh cuka kulit manggis sebagai preservatif alami terhadap umur simpan produk pangan ? D. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui metode pembuatan cuka kulit manggis dengan pengaruh pH dan lama fermentasi guna menghasilkan cuka kulit manggis yang sesuai dengan SNI 01-4371-1996. 2. Mengetahui pengaruh pH dan lama fermentasi dalam pembuatan cuka kulit manggis. 3. Mengetahui kadar gizi pada cuka kulit manggis dengan berdasarkan SNI 01-4371-1996. 4. Mengetahui pengaruh cuka kulit manggis sebagai preservatif alami
terhadap umur simpan produk pangan. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Menghasilkan serta mengetahui karakterisasi cuka kulit manggis sesuai SNI 01-4371-1996 sebagai diversifikasi olahan kulit buah manggis (Garcinia mangostana) sebagai preservatif alami produk pangan. Luaran lain yang diharapkan dari penelitian ini adalah berupa publikasi jurnal, seminar dan paten. F. KEGUNAAN Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, sebagai berikut : 1. Memberikan informasi pembuatan cuka kulit manggis sebagai salah satu preservatif produk pangan yang sesuai dengan standar cuka fermentasi SNI 01-4371-1996. 2. Sebagai inovasi olahan kulit buah manggis bagi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Cuka Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki
4
titik beku 16,7°C (Hidayat, 2006). Cuka adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan melalui dua tahap fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh sel khamir dan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat. Cuka selain digunakan sebagai penyedap rasa pada makanan, juga biasa digunakan untuk menghilangkan bau amis pada proses pengolahan ikan dan daging, bahan pengawet, pembuatan obat-obatan (aspirin), dan lain sebagainya (Rianto, 2004). Cuka dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari (juice) yang mengandung gula, terutama jenis gula yang dapat difermentasikan, antara lain buah – buahan (Hidayat, 2006). Untuk menghasilkan cuka dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan, substrat yang digunakan harus mengandung gula dalam jumlah yang cukup. Tiga jenis bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan cuka adalah bahan berkadar gula tinggi, bahan berkadar gula rendah, dan bahan berkadar pati tinggi. Substrat dengan kandungan gula yang rendah dapat ditambah dengan gula dari bahan lain atau dipekatkan dengan cara penguapan (Muafi, 2004). G.2 Manggis (Garcinia mangostana) Buah Manggis (Garcinia mangostana), buah yang tumbuh didaerah tropis di Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Pilippina dan Vietnam, terdiri dari kulit halus tebal berwarna ungu gelap yang dikenal sebagai cangkang dan memiliki isi 4-8 daging buah berbentuk segitiga dan berwarna salju putih (Zarena, 2009). Buah manggis hampir tersedia setiap bulan sepanjang tahun meskipun tergolong buah musiman. Berikut adalah data produksi manggis di Indonesia pada tahun 2010 menurut BPS. Tabel 1. Data Produksi Manggis di Indonesia Tahun 2010 PULAU Sumatera
PRODUKSI (ton) 2449,427
Jawa
911,85
Bali
2,236
Nusa Tenggara
249
Kalimantan
2575
5
Sulawesi
392,78
Papua
3 Sumber: (BPS, 2010)
Untuk Jawa Timur sendiri, angka produksi manggis pada tahun 2010 adalah 11,283 ton, terbesar ke dua di pulau Jawa setelah Jawa Barat dengan angka produksi 27,983 ton. Musim panen buah manggis untuk Jawa Timur berada pada bulan Januari-Mei (Permana, 2010). G.3 Kulit Manggis(Garcinia mangostana) Berikut adalah kandungan kulit buah manggis. Tabel 2. Kandungan Kulit Manggis Komponen
Persentase
Air
62,05 %
Abu
1,01 %
Lemak
0,63 %
Protein
0,71 %
Total Gula
1,17 %
Karbohidrat
35,61 %
Sumber : (Permana, 2010) Selain komponen di atas didalam kulit buah manggis juga terkandung vitamin B1, B2, B6, C serta senyawa pektin, tanin dan resin.Substansi yang sangat penting yang terkandung dalam kulit buah manggis yaitu xanthone (14,1%). Berdasarkan riset dari Universitas Srinakharinwirot, Bangkok-Thailand, xanthone merupakan substansi antimikrobial yang di uji pada Mycobacterium tuberculosis
serta
sebagai
antibakterial
yang
dilakukan
pada
bakteri
Staphylococcus aureus oleh Universitas Gifu Pharmaceutical (Suksamrarn, 2003) G.4 Xanthone Manfaat dari xanthone pada kulit buah manggis adalah sebagai antibakteri (Chomnawang, 2005), sifat antijamur dan antivirus (Gopalakrishnan, 1997), serta sifat antioksidan (Chin et al, 2008). Turunan senyawa xanthone yang sudah teridentifikasi ada 14 jenis, dan senyawa yang paling banyak adalah alfamangostin. Senyawa alfa-mangostin sebagai turunan xanthone memiliki
6
kemampuan dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon (Setyabudi, 2012). G.5 Sukrosa Kandungan sukrosa (gula) pada kulit buah manggis sangatlah sedikit, sekitar 1,17 % (Permana, 2010). Padahal gula ini merupakan bahan utama dalam proses fermentasi pembuatan cuka kulit manggis. Konsentrasi glukosa yang ideal untuk pembuatan alkohol secara fermentasi adalah sekitar 10-18% (b/v), apabila terlalu tinggi fermentasi terhambat. Oleh karena itu, dalam pembuatan cuka kulit manggis ini akan di tambahkan sukrosa 12,5% (b/v) agar fermentasi dapat berjalan dengan optimal. G.6 Fermentasi Cuka Pembuatan cuka kulit manggis memerlukan dua tahapan proses fermentasi yaitu perubahan gula menjadi alkohol oleh khamir dan perubahan alkohol menjadi asam cuka oleh bakteri asam cuka. (Baharuddin, 2008). Tahap fermentasi cuka : a. Fermentasi Alkohol Pada proses fermentasi alkohol, sel khamir yang biasa digunakan adalah Saccharomyces cereviceae. Proses fermentasi alkohol hampir tidak pernah bebas dari kontaminasi, kecuali bila dilakukan sanitasi yang memadai baik terhadap lingkungan maupun alat yang digunakan. Tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi asam cuka dapat dilakukan tanpa memerlukan pengaturan suhu, terutama bila dilakukan dalam skala kecil, karena suhu lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan aktivitas sel khamir (Baharuddin, 2008). Reaksi yang terjadi adalah C6H12O6+S.Cereviceae Glukosa + C2H5OH + 2CO2. b. Fermentasi Asetifikasi (Pembentukan Asam Cuka) Asetifikasi adalah proses oksidasi etanol oleh bakteri menjadi asam asetat dan air. Golongan bakteri yang mengoksidasi etanol menjadi asam asetat disebut sebagai bakteri asam asetat, contohnya Acetobacter aceti. Reaksi kimia proses oksidasi tersebut adalah C2H5OH + O2 + Acetobacter aceti CH3COOH + H2O. Asam cuka tidak boleh kontak dengan udara, sebab dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi air dan karbondioksida. Oleh karena itu Asam cuka harus dalam keadaan tertutup rapat (Steinkarus, 1996). Proses oksidasi selanjutnya dapat ditulis sebagai berikut : CH3COOH + 2 O2 2 H2O + 2 CO2.
7
G.7 Khamir (Ragi) Khamir berfungsi untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula dan alkohol. Temperatur yang terbaik antara 25ºC sampai 30ºC, artinya sama dengan untuk kebutuhan temperatur bagi kapang. Saccharomyces cereviceae var. Ellipsoideus merupakan jenis khamir yang termasuk dalam kelompok “top yeast”, yaitu merupakan jenis yang melakukan proses fermentasi di permukaan cairan dan membentuk gumpalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan khamir adalah persediaan air, suhu, dan pH (Baharuddin, 2008). G.8 Bakteri Asam Asetat (Acetobacter aceti) Bakteri pembentuk asam asetat melakukan oksidasi metil alkohol menjadi asam asetat dan mampu mengoksidasi komponen – komponen organik lain, termasuk asam asetat (Rianto, 2004). Gluconobacter mengoksidasi etanol menjadi asam asetat sedangkan Acetobacter dapat mengoksidasi asam asetat lebih lanjut menjadi CO2 dan H2O. Bakteri asam asetat yang dewasa ini banyak digunakan untuk memproduksi vinegar secara komersial adalah galur dari species Acetobacter aceti, A.pasteurianus,A.peroxidans dan Gluconobacter oxidans (Steinkarus, 1996). H. Metode Penelitian H.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Juni 2012. Pembuatan cuka kulit manggis dan analisa akan dilakukan di Laboratorium Sentra Ilmu Hayati, Universitas Brawijaya, Malang. H.2 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor I merupakan pH yang terdiri dari 3 level, dan Faktor II merupakan pH ekstraksi dengan 3 level. Dari kombinasi faktor-faktor tersebut diperoleh 9 perlakuan dan dilakukan 3 kali ulangan. Variabel penelitian dan kombinasi tiap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: Faktor 1 : pH Fermentasi (P)
Faktor 2 : Lama Fermentasi (L)
P1 : pH 4
L1 : 10 Hari
P2 : pH 5
L2 : 12 Hari
8
P3 : pH 6
L3 : 14 Hari
Berdasarkan kedua faktor diatas, maka didapatkan 9 kombinasi perlakuan yaitu sebagai berikut P1 P2 P3
L1 P1L1 P2L1 P3L1
L2 P1L2 P2L2 P3L2
L3 P1L3 P2L3 P2L3
Keterangan: P1L1 = pH fermentasi 4, lama fermentasi 10 hari P1L2 = pH fermentasi 4, lama fermentasi 12 hari P1L3 = pH fermentasi 4, lama fermentasi 14 hari P2L1 = pH fermentasi 5, lama fermentasi 10 hari P2L2 = pH fermentasi 5, lama fermentasi 12 hari P2L3 = pH fermentasi 5, lama fermentasi 14 hari P3L1 = pH fermentasi 6,lama fermentasi 10 hari P3L2 = pH fermentasi 6, lama fermentasi 12 hari P3L3 = pH fermentasi 6, lama fermentasi 14 hari Berdasarkan 9 perlakuan yang diberikan dan pengulangan sebanyak 3 kali, selanjutnya dilakukan pengamatan dan analisa terhadap parameter yang telah ditentukan sesuai dengan SNI 01-4371-1996 yakni keadaan (bentuk & bau) cairan encer dan bau khas cuka, kadar asam asetat (min. 4%b/b), NaCl (min. 30%b/b), sisa alkohol (maks. 10%b/b), padatan terlatut (maks. 1,5%b/b), total gula (min. 15%b/b), cemaran logam (Pb maks.1mg/kg, Cu maks.5mg/kg, Zn 2 mg/kg), cemaran mikroba (50koloni/g), cemaran arsen (0,4mg/kg), total asam pH, kadar gula dan kadar antioksidan (Baharuddin, 2008). Untuk analisa sendiri yakni total asam pH, kadar gula, kadar alhokohol, kadar cuka serta kadar antioksidan. Untuk selebihnya akan dianalisakan per sample. Setelah dilakukan analisa, dilanjutkan dengan uji daya awet terhadap produk pangan. H.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Untuk pengumpulan data merujuk dari jurnal-jurnal ilmiah penelitian sebelumnya meliputi kulit manggis serta cuka. Kemudian untuk analisis data Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Analysis of Variant (ANOVA) memakai program Excel. Jika perlakuan memberikan hasil
9
berbeda nyata atau dengan kata lain ada interaksi, maka dilakukan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati sesuai dengan SNI 014371-1996 meliputi keadaan (bentuk & bau), kadar asam asetat, NaCl, sisa alkohol, padatan terlatut, total gula, cemaran logam (Pb, Cu, Zn), cemaran mikroba, cemaran arsen (Baharuddin, 2008). Selanjutnya dilakukan pemilihan perlakuan terbaik dengan terlebih dahulu menentukan bobot tiap parameter yang diamati. H.3 Proses Pembuatan Cuka Kulit Manggis Manggis Dikupas
Buah
Kulit ditimbang &dicuci
Dipotong Diblender Bubur buah manggis
Disaring
Analisa Total Asam pH, Total Gula, Kadar Antioksidan
Dimasukkan ke dalam botol fermentator Dipasteurisasi pada suhu 65˚C selama 30menit
Air : Manggis 2:1 - Sukrosa 12,5% dari volume - diamonium hidrogen fosfat 0,2% dari volume.
10
Ditambahkan Saccharomycess cereviceae 5% dari volume (Fermentasi anaerob selama 9hari suhu kamar) Dipasteurisasi pada suhu 65˚C selama 15 menit Ditambahkan Acetobacter acetii 20% dari volume (Fermentasi selama 10, 12, 14 hari dengan aerasi 0,07 vvm) Dipasteurisasi pada suhu 65˚C selama 30 menit Disaring dengan kain kasar
CukaKulit Manggis
Penambahan induk cuka untuk penyesuaian pH menjadi 4, 5 dan 6
Analisis Cuka Kulit Manggis : keadaan (bentuk & bau), kadar asam asetat, NaCl, sisa alkohol, padatan terlatut, total gula, cemaran logam (Pb, Cu, Zn), cemaran mikroba, cemaran arsen, total asam pH, total gula, kadar antioksidan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Cuka Kulit Manggis Keterangan : 1. Bahan baku berupa manggis dikupas. Diperoleh buah dan kulit. 2. Kulit ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan, kemudian dicuci. 3. Kulit dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil, dan ditambah air dengan perbandingan buah manggis dan air adalah 1:2. Kemudian dihancurkan dengan blender sampai halus selama 30 detik. 4. Bubur buah kulit manggis disaring menggunakan kertas saring. Ditambahkan sukrosa sebanyak 12,5% dari volume dan diamonium hidrogen fosfat 0,2% dari volume. 5. Sari buah kulit manggis dianalisa total asam pH, total gula, dan kadar antioksidan. 6. Sari buah kulit manggis dimasukkan ke dalam botol-botol fermentator, kemudian dipasteurisasi pada suhu 650 selama 30 menit.
11
7. Setelah dingin ditambahkan biakan Saccharomyces cereviceae sebanyak 5% dari volume dan dilakukan fermentasi selama 9 hari pada suhu kamar dalam kondisi anaerob. 8. Sari kulit manggis yang beralkohol dipasteurisasi pada suhu 650 selama 15 menit untuk menghentikan fermentasi alkohol. Pembuktian dengan air+Ca(OH)2 tidak keruh lagi. 9. Ditambahkan Acetobacter acetii sebanyak 20% dari volume dan difermentasi selama 10, 12, dan 14 hari dengan aerasi 0,07 vvm dan ditambahkan induk cuka untuk pH 4, 5 dan 6. 10. Dipasteurisasi lagi sebesar 650 selama 30 menit untuk menghentikan fermentasi asam asetat. Kemudian disaring dengan saringan kasar. 11. Cuka kulit manggis dianalisa sesuai SNI 01-4371-1996 meliputi keadaan (bentuk & bau), kadar asam asetat, NaCl, sisa alkohol, padatan terlarut, total gula, cemaran logam (Pb, Cu, Zn), cemaran mikroba, cemaran arsen, total asam pH, kadar gula, kadar antioksidan. I. Jadwal Kegiatan Program Kegiatan
Bulan ke-1 1
2
3
Bulan ke-2
4 1
2
Bulan ke-3
3 4 1 2
3 4
Bulan ke-4 1
2 3 4
Persiapan Penelitian Laboratorium Uji Produk Analisa Data dan Hasil Uji Penulisan Laporan J. Biaya Kegiatan J.1 Bahan Habis Pakai Jenis Bahan 1. Bahan utama - Buah Manggis 2. Bahan tambahan - sukrosa - akuades -S. cereviseae - Acetobacter aceti - Diamonium hidrogen fosfat - Induk Cuka
Biaya satuan Rp
10.000,00/kg
Rp 1.500,00/g Rp 2.000,00/ltr Rp 250.000,00/btl Rp 250.000,00/btl Rp 450.000,00/kg Rp 250,00/ml
Kebutuhan
Jumlah
10 kg
Rp
100.000,00
500 g 100 liter 1 botol 1 botol 1 botol 500 ml
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
750.000,00 200.000,00 250.000,00 250.000,00 450.000,00 125.000,00
12
3. Analisis Kimia - Reagen anthrone - Indikator PP - NaOH 0,1 N - HCL pekat - Ca(OH)2
Rp 2.000,00/ ml Rp 800,00/ ml Rp 700.000,00/ ml Rp 750.000,00/ ml Rp 400.000,00/ ml
4. Organoleptik
Rp 250.000,00
100 ml 100 ml 1 liter 1 liter 1 botol
Rp Rp Rp Rp Rp
200.000,00 80.000,00 700.000,00 750.000,00 400.000,00
-
Rp
250.000,00
Rp 4.355.000,00
Total J.2 Peralatan Penunjang PKM Jenis 1. Sewa lab. Central 3. Sewa peralatan lab. 4. Corong Plastik 5. Jirigen 6. Kain Saring 7. Botol Plastik 1 liter 8. Botol Plastik 100 ml 9. Gelas Kaca Besar
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya satuan 200.000/bulan 150.000/bulan 4.500/ buah 10.000/ buah 15.000/meter 10.000/10buah 6.000/ buah 40.000/ buah Total
Kebutuhan 4 bulan 4 bulan 9 buah 3 buah 5 meter 10 buah 10 buah 3 buah
Jumlah Rp 800.000,00 Rp 600.000,00 Rp 40.500,00 Rp 30.000,00 Rp 75.000,00 Rp 100.000,00 Rp 60.000,00 Rp 120.000,00 Rp 1.825.500,00
J.3 Perjalanan Jenis Transportasi Luar Kota Transportasi Lokal
Biaya satuan Rp 500.000,00 Rp 100.000,00 Total
Kebutuhan 1 3
Jumlah Rp 500.000,00 Rp 300.000,00 Rp 800.000,00
J.4 Lain-lain Jenis 1. Kertas A4 80 gram 2. Tinta Print 3. Fotocopy +Penjilidan Publikasi Jurnal Seminar Analisis : Kadar Nacl Padatan Terlarut Cemaran Pb, Cu, Zn Cemaran Mikroba Cemaran Arsen
Biaya satuan Kebutuhan Rp 35.000/rim 3 rim Rp 35.000/kotak 3 kotak Rp 500.000,00 Rp Rp Rp Rp Rp Total
50.000,00 25.000,00 150.000,00 150.000,00 80.000,00
J.5 Total Biaya Jenis Biaya 1. Bahan habis pakai 2. Peralatan penunjang PKM 3. Perjalanan
Jumlah Rp 4.355.000,00 Rp 1.825.500,00 Rp 800.000,00
9 sampel 9 sampel 9 sampel 9 sampel 9 sampel
Rp Rp Rp Rp Rp
Jumlah 105.000,00 105.000,00 200.000,00 500.000,00 300.000,00
Rp 450.000,00 Rp 225.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 1.350.000,00 Rp 720.000,00 Rp 5.305.000,00
13
4. Lain-lain Total Biaya
Rp 5.305.000,00 Rp 12.015.500,00
K. Daftar Pustaka Andriani, 2006. Asam Asetat Pengganti Formalin Untuk Mengawetkan Daging Ayam. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 28, No.5 Tahun 2006 Hlm: 12 Badan Standarisasi Nasional (BSN). 1996. SNI 01-4371-1996Cuka Fermentasi.Jakarta: Departemen Perindustrian Republik Indonesia. Baharuddin, Syahidah, dan Nyni Yatni. 2008. Penentuan Mutu Cuka Nira Aren (Arenga pinnata) Berdasarkan SNI 01-4371-1996 Jurnal Perennial, 5(1) : 31-35 Barus Pina. 2009. Pemanfaatan Bahan Pengawet dan Antioksidan Alami Pada Industri Bahan Makanan. dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Analitik pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan:FMIPA-Universitas Sumatera Utara. BPS (Badan Pusat Statistik). 2010. Produksi Buah Manggis Indonesia (ton) 2010. Jakarta : Badan Pusat Statistik Chaovanalikit A et all. 2012. Anthocyanin and total phenolics content ofmangosteen and effect of processing on the quality of mangosteen products. International Food Research. Journal 19 (3): 1047-1053 Chin Y.W, Jung H.A, Chai H, Keller, W.J, Kinghorn A.D. 2008.Xanthoneswith quinone reductase-inducing activity from the fruits of Garciniamangostana (Mangosteen). Phytochem, 69: 754-758. Chomnawang M.T, Sakagami S.S, Nukoolkarn V.S, GritsanapanW. 2005. Antimicrobial effects of Thai medicinal plants against acne-inducing bacteria.J. Ethnopharmacol.101: 330-333. Gopalakrishnan G, Banumathi B, Suresh G. 1997.Evaluation of the antifungalactivity of natural xanthones from the fruits of Garcinia mangostana and theirsynthetic derivatives. J. Nat. Prod. 60: 519.524. Hidayat N, Padaga M.C, dan Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi. Muafi K. 2004. Produksi Asam Asetat Kasar dan Jerami Nangka. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya. Mulyono A H . 2003 . Aplikasi rempah mobe (Ficus sp.) dan antarasa (Litsea cubeba) sebagai bahan pengawet alami pada fillet ikan kakap merah (Lutjanus erythropterus) . Skripsi S 1 . Fak . Teknologi Pertanian-IPB : 56 him . Palakawong C. 2010. Antioxidant and antimicrobial activities of crude extracts from mangosteen (Garcinia mangostana L.) parts and some essential oils.International Food Research Journal 17: 583-589.
14
Permana, Asep W. 2010.Kulit buah manggis dapat menjadi minuman instan kayaantioksidan.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia Vol. 32 No. 2 Tahun. 2010 Hlm: 5-7. Rianto. 2004. Pembuatan Cuka Tomat (Lycopersicon commune) Kajian Faktor Pengenceran Sari Tomat dan Lama Fermentasi Asam Asetat Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik. Malang: Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya. Setyabudi, Dondy A. 2012. Pemanfaatan Kulit Buah Manggis dan Teknologi Penepungannya.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 34, No.1 Tahun 2012 Hlm: 12. Steinkarus K.H. 1996. Handbook of Indogenous Fermented Foods, second edition. New York: Marcel-Dekker, Inc. Suksamrarn R et all. 2003. Antimycobacterial activity of prenylated xanthones from the fruits of Garcinia mangostana. Jul: 51(7):857-9. Zarena A.S, Udaya Sankar K. 2009.Screening of xanthone from mangosteen (Garcinia mangostana L.) peels and their effect on cytochrome c reductase andphosphomolybdenum activity. Journal of natural product Volume 2 : 23-30 L. Lampiran L.1 Biodata Ketua Nama : Moh. Risal Siregar Tempat, Tanggal Lahir : Rembang, 13 November 1993 Alamat : Jalan MT. Haryono Gg. Brawijaya III 70 Malang Jurusan/Fakultas/Univ. :Keteknikan Pertanian/Fakultas Teknologi Pertanian/Univ. Brawijaya No. Hp/Email :085641059542/
[email protected] Waktu untuk Kegiatan PKM: 10 jam / minggu Malang. 10 Oktober 2012
Moh. Risal Siregar NIM. 11510060111003 L.2 Biodata Anggota Nama : Muhammad Alfian N.L Tempat, Tanggal Lahir : Rembang, 15Januari 1993 Alamat : Jalan Simbar Menjangan 25 Soekarno-Hatta Malang Dedy Bagus Jurusan/Fakultas/Univ. : Teknologi Industri Pertanian/Fakultas Teknologi Praseyo Pertanian/Univ.Brawijaya No. Hp/Email :085785422430/
[email protected] NIM. 0811030019 Waktu untuk Kegiatan PKM: 10 jam / minggu
15 Malang. 10 Oktober 2012
Muhammad Alfian N.L NIM. 115100300111014 : A’rasy Imaduddin : Surabaya, 6 Februari 1992 : Jalan Sunan Ampel I/II Sumbersari Malang :Teknologi Hasil Pertanian/Fakultas Teknologi Bagus Pertanian/Univ. Brawijaya Dedy No. Hp/Email :085749027500/
[email protected] Praseyo Waktu untuk Kegiatan PKM: 10 jam / minggu Malang. 10 Oktober 2012 NIM. 0811030019 Nama Tempat, Tanggal Lahir Alamat Jurusan/Fakultas/Univ.
A’rasy Imaduddin NIM. 105100507111002 Nama : Hamdania Hesti Rizka Fadlilah Tempat, Tanggal Lahir : Rembang, 29 Januari 1995 Alamat : Jalan Kertorejo 15 Malang Jurusan/Fakultas/Univ. : Keteknikan Pertanian-Teknik Bioproses /Fakultas Teknologi Pertanian/Univ.Brawijaya Dedy Bagus No. Hp/Email :085292145866/
[email protected] Waktu untuk Kegiatan PKM: 10 jam / minggu Praseyo Malang. 10 Oktober 2012 NIM. 0811030019
Hamdania Hesti Rizka Fadlilah NIM. 125100601111027
L.3 Biodata Dosen Pembimbing Nama : Shinta Rosalia Dewi, S.Si, M.Sc Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 18 Desember 1986 Dedy Bagus Praseyo Alamat : Jalan H.Sabeni RT 05/RW 02 No.31 Kalisari Pasar Rebo Jakarta Timur NIM. 0811030019 Jurusan/Fakultas/Univ. :Keteknikan Pertanian/Fakultas Teknologi Pertanian/ Univ.Brawijya No. Hp/Email :08176579110/
[email protected] Waktu untuk Kegiatan PKM: 10 jam / minggu Malang. 10 Oktober 2012
Shinta Rosalia Dewi, S.Si, M.Sc N.I.K. 09.5406.581286.8517