Fb
a emtfi€lf I
*
{Semirata} Badan
i Negerl Wilayah Barat Bidang llmu Pertanian
Raya, 20
- 21 Agustus ?01S
-
PROSIDINC
- Volume r Nasional dan Rapat Tahunan (Semirata) Badan Kerja sama perguruan Tinggi Negeriwirayah Barat Bidang ilmu pertanian "Pembangunan pertanian eerkeriijutai serbasis Kedauratan pangan dan Energi untuk Meningkatkan perekonomian Nasional,,
'Seminar
Hak Cipta ada pada penulis Hak Publikasi pada Penerbit Aseni dan Fakultas pertanian Universitas palangka Raya oAseni 2oi5 16ooo9
Buku ini diterbitkan atas kerja sama:
*rs"aiti Penerbit Aseni (Anggota lKApl pusat) Jl. Mambruk, RT o25,
Kelurahan Kwamki, Mimika Baru, papua, lndonesia
Telp. oBZZ )B4g 2767, oB22 3B2Z Bool \Veb: re: www.penerbiraseni.com
In;
il
: oftic e@pen erb
itaseni.com
dengan
W
Fakultas pertanian Universitas palangka Raya l(ampus Tunjung Nyaho ll, Yos Sudarso Kotak pos 2/pLKUp, palangka Email:
[email protected] t Lp:,/Dl<sD.tp.unpar.ac.id
Raya (73rtrA), Kalimantan.tengah
,
Telp/Fax: + 6z"5363zz7 B6i ite:,,vww.upr.ac, id
\,lVebs
ls BN 978-602-74339_5_3 rs B N
978-602_74339_6_0
Hak (iptd dilindungi undang-undang. Drldr.r.lg ke-as menerjemahkan, memf otokopi atau memperbanyak sebagian atau seturuh isi buku ini oatam ueniutJan j;;;" cara apa pJ ) tanpJ izir terlulis dari peneroit.
DEWAN EDITOR
Penanggung Jawab: Koordinator BKS-PTN Wilayah Barat Bidang llmu Pertanian Dekan Fakultas Pertanian - Universitas Palangka Raya Ketua Dewan Editor: Dr. lr. Adi Jaya, M.Si
Dewan Editor: 1. Dr. lr. Yusurum Jagau, MS
2. Dr, lr. Saputera, l\4,Si 3. Fengky F. Adji, SP., MP., Ph.D 4. l(amillah, SP., MP
Editor Pelaksana: 1-.
Dr. lr, Nyahu Rumbang, MP
2. Dr. lr. Soalan Sinaga, M.Si 3. Dr. lr. Asri Pudjirahayu, MP 4. Dr. lr. Suharno, MP 5. Dr. Reinhart Jemi, S.Hut., M.Si
Sekretariat: lkin Catur Seliadi Wardi Nawansyah Eko Wijanarko Fitri Handayani
-
DAFTAR
ISI
d
DEWAN EDITOR
tlt
EDITOR . PANITIA
vii
SAMBUTAN DEKAN FAPERTA UNPAR
tX
PENIGANTAR DARI TIM
SAMBUTAN KETUA
V
SAMBIJTAN REKTOR UNIVERSITAS PALANGKA RAYA KATA PENGANTAR
xi;i
DAFTAR ISI
Y\/
BUDIDAYA
XI
PERTANIAN
1
campuran Kompos Tandan Kosong Kelapa sawit dengan Kompos LCC dan Pupuk rsP terhadap Serapan P dan produksi ranaman sorgum (Sorghun bicolor L) .... . ..
3
Daya Hasil dan Mutu Benih Beberapa Genotipe Sorgum Manis (Sorghum bicclor (1.) Moench) Koteksi Batan
15
Formulasi Bacillus sp. Asal Rizofer Giam siak Kecil Bukii Batu sebagai Pemacu Pertumbuhan dan Antifungi pada pembibitan Kelapa sawit
23
Kompos Tandan Kosong Kelapa sawit dan pupuk NpK sebagai lnput Awal pada Rotasi Jagung Manis dan Kedelai Edamame
33
Pemanfaatan Kompos Limbah sayuran pada perlanaman Tomat di Kanagarian sungai Nanam Kecamatan Lembah Kabupaten solok Pemberian Abu Serbuk Gergaji dan Pupuk Urea, TSp, KCI terhadap Pedumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)
4J
41
Pemberian stimulan Etefon dengan Teknik Bark Applicatton pada produksi Lateks Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg ) Pemberian StrmL:lan Etefom dengan Teknik Groove Application pada Produksi Lateks Tanaman Karel (Hevea brasiliensi's Muell Arg )
6
Pendugaarn Parameter Genetik Beberapa Genotipe Sorgum Manis (Sorghum Bicolor (L.) Moench) Koleksi Batan Pengaruh Beberapa Dosis Kompos Tithonia terhadap pertumbuhan dan Hasil 2 Klon Tanaman Rami (Boehmeria nivea) pada Ultisol ... . .......
6T Tg
Pengaruh Beberapa Zat Pengatur Tumbuh terhadap Perkembangan Bunga dan Buah Duku Varietas Rasuan .. . .:. . Pengaruh Komposisi Media terhadap Perlumbuhan Tanaman Hias Amarylis Pengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa sawit dan Jarak ranam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Edamame Pengaruh Pemberian lnput Awal Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah Setelah Penanaman Kedelai Edarname
j
g5
.
93 gg
1Q7
Pnosrorrlc SrvrruRn NRsrorur onN RRpnr TRHUNnN (Srrr,lrnnrn)
Pengaruh Penyemprotan Silika dan Mangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
.
115
Pengaruh Perbandingan Media Tanah dengan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (F/aeis guineensis Jac.q.) di Fembibitan Awal
121
Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Genotif Jagung Efisien Hara pada Agroekologi Pasang Surut
131
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai dbngan Penggunaan Lumpur Laut Cair pada Beberapa Tingkat Kematangan Gambut ... .. . ..
137
Peftumbuhan dan Produksi Genotipe Mutan (M2) Kedelai Kipas Merah di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unsyiah
143
Respon Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) terhadap Pemberian Pupuk N, P dan K di Tanah lnceptisol
149
Respon Berbagai Umur Bibit Kelapa Sawit terhadap Cekaman Jenuh Air dan Pemupukan Melalui Daun
163
Uji Pemberian Volume Air Melalui Sistem lrigasi Tetes pada Pembibitan Utama (Main nursery) Kelapa Sawit (Elaeisguineensis Jacq)
173
Upaya Peftumbuhan dan Perkembangan Bibit Jambu Biji Merah (Psidium Guajava Linn) pada Berbagai Dosis Fungi Mikoriza arbuskuar (FMA)181 Waktu Aplikasi Pupuk Kompos Leguminosa dengan Bioaktiva Tor Trichoderma sp. terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) ..... . ... ....
189
Pengaruh Media Campuran Subsoil Ultisol dengan Kompos TKKS dan Volume Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (F/aeis q ui neensis Jacq.)
199
Potensi Hasil dan Mutu Biji riga Varietas Kedelai Glycine max (L.) Merril) yang Diberi 2,3,A-Tri-iodobenzoic acid . ... ...
209
Pengaruh Kombinasi Pupuk Hiiau Azolla pinnata R.Br. dengan Pupuk Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) . .. ..........
.
Respon Tanaman Sedap Malam (Polianthes tuberose L.) pada Fase Generatif terhadap Pemberian Berbagai Pupuk NPK .. .... ... Respon Tanaman Kedelai (Glycine max Kompos Azolla sp .. .. ... ....
217
225
(L) Merr) terhadap pemberian
...
237
Perbanyakan Bibit Bambu Betung (Dendrocalamus asper) secara ln vitro ......... 24s uji Beberapa Varietas Padi terhadap Emisi Gas Metana dan Karakteristik Morfologi Tanaman Padi 255 PENGELOLAAN
TANAH
265
Efisiensi Biochar"tkks Plus Berbentuk Pelet pada Pertumbuhan Vegetatif Ketahanan Mikrob Selulolitik dari Persawahan Pasang Surut Kalinrantan Selatan terhadap Perubahan pH Tanah
ZTg
Daftnr Isi
Pengaruh lnokulasi Fungi Mikoriza Arbuskular dan pupuk p untuk Bibit Karet pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara
279
PengembanEan Program Aplikasi Mobire Android sebagai Alat untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit di lndonesia
285
Perubahan c-organik, pH dan KTK Tanah Akibat Aplikasi Biochar dan Pupuk Karrdang Kotoran Ayam pada Tanah Ultisol serta pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Tanaman Sorgum
2CI3
Studi Kesuburan Tanah Inceptisol dan Ketersediaannya untuk Pengembangan Pertanian pangan Kabupaten Muaro Jambi, propinsi Jambi. Aplikasi Kombinasi Endapan Lumpur Koram lkan dan Gambut sebagai Amelioran dan Media Tanam Buah Naga Merah PROTEKSI TANAMAN
301
309 315
Aplikasi Bioinsektisida Metarhiziu m ani sopliae dan Bacillu s th uringiensis untuk Nlenekan Populasi serangga Hama pada Rawa, dan Dampaknya terhadap Keiimpaha:r Artropoda predator
.1
I/
Diversitas dan Kemelimpahan Arthropoda pada Agroekosistem Jagung Manis, Kacang panjang, dan Sawi di Lahan Gambut lnfeksi Tujuh lsolat Colletotrichum gloeosporioides penz. pada Tanaman Karet
ea1
lsolasi dan Penapisan Rizobakteria lndigenus dari Rhizofir Tanaman Tomat yang $ehat di Kab. solok untuk Mengendalikan penyakit Bercak Bakteri (Xanthomonas axonopodis pV. vesicaf oria)
??o
Komunitas Laba-laba pada Persawahan lrigasi di Kali,-nantan Selatan Kualitas Pupuk Kompos lnput Ganda lt/etode lndore: pengalaman Penelitian Stranas dan Hikom Dikti Tahun 2012 s.d 20.1S .. Pelapisan Benih dengan Ekstrak Tepung Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L.) untuk Mengendalikan patogen Antral<nosa Terbawa Benih dan Meningkatkan Viabilitas Benih cabai (capsicum annuum L.) Pemanfaatan Parasitoid relur untuk Mengendarikan Hama penggerek Polong pada Tanaman Kedelai . .
.
UAJ
JCJ
355
Jb5
Pengaruh Dcsis Herbisida Glifosat Terhadap Karakteristik Gulma Borreria alata Pengembangan JamLrr Entomopatogen sebagai Bioinsektisida untuk Mengendalikan Hama Penggerek Batang padi ........
JOt
Pengendalian Penyakit Antraknosa pada Tanaman Lombok Merah Menggunakan Trichoderma harzranum dan Actinomycetes
389
J15
Potensi Jamur Endofit Asal ranaman Tebu (saceharum afficinarum L.) dalam Menghambat Xanthomonas albilineans L. penyebab penyakit \/askuler Bakteri Patogenisitas Cendawan Entomopatogen Metarhizium spp terhadap Predator Menochi lu s sexm aculafus Fabricus (Coleop/e ra : Cocci nel idae)
447
serangan Batrocera mol u ccensr's (Perkins) (Diptera: Tephritidae) pada Tanaman Cabai (Qapsicum annuum L.) di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah Provinsi Bengkulu
4'13
Pnosrorlrc
Se H.rrnan
NnsroNnr onN RRpnt TnHuNnN (Sevtnnrn)
BIOTEKNOLOGI
419
Uji Daya Hasil Pendahuluan Galur-galur Harapan Hasil Pesilangan Padi Merah Lokal Sumatera Barat dengan Varietas Unggul Famawati
421
Uji Fitokimia dan Toksisitas Akar Kamandrah (Croto tiglium L.) Menggunakan Pelarut Heksana dan Etanol terhadap Larva Udang Artemia salina Leach
427
o i o'9 o> t ( RESPoN TANAMAN SEDAP MALAM (Polionthes fuberose L.) PADA FASE GENERATIF TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK NPK Ammar, M., A. Kurnianingsih, dan l, J. Purba Prog ra m Stud i Agroe koteknologi Faku ltas Pertanian
U niversitas Sriwijaya Raya Palembang-Prabumulih Km 32 lndralaya. Ogan ltir (30662) ".11. Telp/Fax : 0711-580461 e-nrail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan unt,-lk mengkaji respon tanaman sedap malam (Polianthes tuberose L.) pada fase generalif terhadap pemberian berbagai jenis pupuk dan dosis NPK. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sriwilaya, lndralaya pada bulan April 2013 sampat parJa buian Juli 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan dengan masing-masing unit terdiri dari empat tanaman. Jumlah seluruh tanaman adalah 112 tanaman. Perlakuan tersebut adalah Dg (Kontrol), D1 (Pupuk NPK A 16-16-16 dosis B g per potibag), Dz (Pupuk NPK A 16-16-i6 dosis 10 g perpolibag), D3 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis B g perpotibag), D4 (pupuk NpK B 15'15,15 dosis 10 g per polibag), D5 (Pupuk NPK C 20-10-10 dosis B g per potibag), D6 (Pupuk NpK C 20-10-10 dosis 10 g per polibag). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk NPK 16,16-16 (Dr) dengan dosis 10 g per polibag memberikan pengaruh terbaik terhadap diametertangkai dan daya tahan simpan bunga, dan juga cenderung memberikan hasil terbaik pada panjang bunoa dan jumlah kuntum buriga Kata kunci: sedap malam, pupuk, NPK
PENDAHULUAN
Tanaman sedap malam merupakan jenis bunEa intro-dukisi dari N/eksiko yang telah menyebar luas dan beradaptasi dengan baik di daerah beriklim tropis. Bunga sedap malam (Polianthes tuberose L.) merupakan salah satu bunga
potong yanE diusahakan oleh
para
petani bunga di lndonesia. Sedap malam telah lama dikembangkan dan dikenal serta mempunyai peluang besar untuk nreningkatkan taraf hidup petani karena bernilai ekonomi yang cukup tinggi (Tedjasawarna dan \iVarsito, 2003). Perkembangan pasar bunga sedap malam belum sebesar komoditas tanaman hias yang lain. Sedap malam banyak ditanam di daerah sentra produksi bunga potcnE, antara lain di Berastagi, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalay"r, Bandung, Malang dan Pasuruan (Balai Penelitian Tanaman Hias, 2004).
Bunga sedap malam merupakan tanarnan hias yang memiliki warna bunga putih dan aroma yang harum. Bunga ini memiliki wangi yang khas dan tajam terutanna pada malam hari" Aroma tersebut berasal dari rninyak atsiri yang diprocluksi oleh bunga secara maksimal pada malam hari. Bunga sedap malam banyak digunakan untuk berbagai tujuan, seperti untuk mengharumkan ruangan,
menghias rumah sakit, kantor, hotei, sebagai bunga tabur, dan sebagainya. Selain itu, sedap malam juga digunakan pada upacara spiritual agama teftentu. Berdasarkan data Badan Pusat Siatistik (BPS), produksi bunga sedap malam di lndonesia mengalami pasang
surut. Puncak produksi terjarii pada tahun 2004 yaitu 33.226.112 tangkai dan terus menurun sampai tahun 2007 menjadi 21.687.493 tangkai. Kemudiarr
PRosrorNc SEnruR NnsroruRr nnn RRprr TnHlnnr.r (Sevrnnrn)
pada tahun berikutnya komoditas ini meningkat kembali hingga pada tahun 2011 mencapai 62.535.465 tangkai. Di daerah Sumatera Selatan produksi sedap malam pada tahun 2010 mencapai g.432 tangkai, dan pada tahun 2011 produksinya nreningkat menjadi 34.495 tangkai (BPS, 2013). Permintaan terhadap bunga "sedap malam potong yang semakin meningkat menuntut produksi bunga yang tinggi dan berkualitas baik. Produktivitas suatu
tanaman dapat dipengaruhi oleh
be-
berapa faktor antara lain air, jenis tanah,
unsur hara, suhu, kelembaban,
dan
intensitas cahaya matahari. Tanah yang mampu menyediakar, hara yang dibu-
tuhkan tanaman dalam jumlah cukup akan mendukung perlumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman. Salah satu usaha untuk meningkatkan pedumbuhan dan hasil tanaman adalah dengan memberikan suplai hara yang cukup dan seimbang melalur pemupukan. Unsur hara utama dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang cukup besar adalah unsur hara l\itrogen, Fospor, dan Kalium. Unsur hara N, P, dan K dapat diberikan kepada tanaman melalui pemberian pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah
pupuk campuran yang umumnya mengandung lebih dari satu macam unsur
hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P, dan K (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu kali pemberian pLrpuk dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk tunggal (Hardjowigeno, 2003). penggunaan pupuk tunggal apabila pengaplikasiannya tidak berimbang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hara di dalam tanah, jumlah irara !ang diserap tanaman, penurunan hasil dan kualitas hasil. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah didapat hasil bahwa unsur hara N, P, dan K dibutuhkan oleh tanaman sedap malam untuk menunjang pertumbuhan dan produksi (Warsito dan
Supriyadi, 1996). Hasil penelitian yang dilakukan Tedjasawarna dan Warsito (2003), pemberian lX P2OS, dan KeO dengan dosis 40 g/mzltahun pada tanaman sedap malam menunjukkan keragaan
yang paling baik dan berbeda
ny;lta denEan beberapa komb;inasi di bawahnya. Data dari Balai Frengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Javva Timur menguraikan bahwa pemupukan yang dilakukan untuk tanaman sedap malam adalah pada pemupukan pertama menggunakan 150 kg N + 100 kg K?O +100 kg p2O5 ha.1 dan pupuk kandang sebanyak 3 ) kg per m- atau 30 ion ha"1 dilakukan pada umur satu bularn setelah tanam. Pemupukan susulan dilakukan ketika tanaman berumur enam bulan seielart tanam dengan jenis dan jumlah pupuk yang sama dengan pemupukan pertama tetapi tanpa menggunakan pupuk kandang (BPTP, 2006). Berdasarkan uraian tersebut, clapat dilihat bahwa para peiani dan beberapa penelitiarr banyak menggunakan pupuk NPK tunggal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
pemberian pupuk NPK majemuk p:da tanaman sedap malam. Pemberian pupuk NPK pada tanaman sedap malam dilakukan sebulan setelah tanam atau diperkirakan akar pada umbi bunga sedap malam telah tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga pupuk yang diberikan dapat diserap langsung oleh tanaman. Dosis pupuk sebanyak 200 kgiha atau 2O0gl m2. Pemberian pupuk NpK berikutnya
dilakukan dengan interval
3
bulan
(Sihombing dan Handayati, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman sedap malam (Polianthes tuberose L" ) pada fase generatif terhadap pemberian berbagai pupuk NPK dengan berbagai dosis.
Hipotesis penelitian ini aclalah diduga pemberian pupuk NpK A 16-1616 dengan dosis 10 g per polibag dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
/lcsfol IltnrL'rdl Strrir| Mrtlnnt (Polintrflics F n
sc C r
t t
c r n t Lf'
terh
Lt
p,ertumbuhan
dLt
;t
P
t tt
tLt er
i
nn
B
crbngn
fase generatif
tlr&crosc L.) pndn
t P up tLk
N
P
K
tanaman
sedap malam. METODE PENELITIAN
di Kebun Universitas Pertanian Fakultas Percobaan Sriwijaya, lndraiaya pada bulan April 2013 sampai pada bulan Juli 2013. Alat yang digunakan adalah 1) cangkul; 2) timbangan analitik; 3) alat tulis; 4) label nama; 5) penggaris; 6) polibag; 7) gembor; 8) meteran; 9) jangka sorong, 10) botol. Bahan yang digunakan adalah 1) tanaman sedaP malam umur 5 bulan , 2) 3 macam pupuk NPK, Yaitu PuPuk NPK A 16-16-16, NPK B 15- 15-15, dan NPK C 20-10-10 ; 3) air, 4) Tanah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak KelomPok (RAK) dengan tujuh pe rlakuan dan empat ulangan dengan masing-masing unit terdiri dari empat tanarnan Jumlah seluruh tanaman yang digunakarn adalai, 112 tanaman' Perlakuan tersebut adalah Dg (Kontrol), Dt (Pupuk NPK A '16- 16-16 dosis B g per polibag), D2 (PuPuk NPK A 16-16Penelitian dilaksanakan
g
Per Polibag), D3 (PuPuk NPK B 15-15-'15 dosis 8 g per polibag), D4 (Pupuk NPK B 15-15-15 dosis 10 g
16 dosis 10
Parameter 1
2 3
4 5 6 7 o
O
Pertambahan anakan/ru mPun Jumlah anakan Produktif Jumlah Kuntum bunga Panjang tangkai Diameter tangkai Daya tahan simPan Waktu berbunga
Kandungan klorofil daun F-Tabel 5%
per polibag), DS (Pupuk NPK C 20-10-10 dosis 8 g per polibag), D6 (Pupuk NPK C 20-10-10 dosis 10 g per Polibag). Cara kerja yang dilakukan Pada Pe-
nelitian
ini adalah persiapan lahan.
persiapan tanaman, pemupukan, penyrraman, penyiangan, panen. Peubah yang diamati adalah jumlah pertambahan anakan per rumpun (anakan), jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah kunturn
bunga/tangkai, pertambahan panjang bunga (cm), panjang bunga/tangkai (cm), diameter tangkai (cm), daya tahan simpan (hari), waktu berbunga (hari), kandungan klorofil daun. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakukan berbagai pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap peubah diameter tangkai dan daya tahan simpan bunga. Sedangkan untuk peubal-r jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, jumlah kuntum bunga, pan" jang tangkai, kandungan klorofil daun dan waktu berbunga berpengaruh tidak nyata. KK (%)
F-Fiitung
Kelompok
NPK
0,53h
1,44tn
'1
0,45t"
ll,to
'1
10
,89h
't
,83h 0,84t"
,09r"
1,25'
ttr
a
o
11
550
0,76h
E aa'
7.17
1,00t"
10 11'
4,41
Q,211"
1,02h
10,93
a /atn
1.00h
OqA
3,16
509
Keterangan: tn : berpengaruh tidak nyata ** : berPengaruh sangat nYata KK : Koefisien Keragaman
Peftarnbahan Anakan Per RurnPun
Analisis keragaman
menu njukka n pupuk berpengaruh NPK bahwa perlakuan tidak nyata terhadap jumlah pertambahan anakan per rumpun. Perlakuan pupuk
NPK yang menghasilkan peftarnbalran anakan tertinggi adalah DO (NPK 20" 10-10 dosis 10 g per polibag) dengan rala-rala 4,87 dan yang paling renciah adalah Dg dengan rata-rata 2,56. Hasil
PnosrorNc Sel,rrrunR NnsroNRl DAN RArAT TRlurunN (Srrr,lrnnre)
ilenEamatan rata-rata Jumlah anakan per rumpun disajikan pada Gambar. 1
:A O_J E
c4 j
(!3 An E f
nffi
ot
ffi
D3
UZ
DO
D4
NA
D6
pupuk NPK Gambar 1. Pengaruh pupuk NPK terhadap pertambahan jumlah anakan per rumpun
Anakan Froduktif Perlakuan pupuk NPK berpengaruh
polibag) dengan rata-rata 2,20 dan yang paling rendah adalah Dt dengan ratarata 1,79. Hasil pengamatan rata-rata jumlah anakan produktif disajikan pada Gambar 2
tldak nyata terhadap jumlah anakan produktif. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan anakan produktif tertinggi adalah DS (NPK 20-10-10 dosis B g per
:l\ f,;i
ffiff l-fl-i
*1
D:
nt
$4
S5
3d
pupuk SPH Gambar 2. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah anakan produkiif
Jumlah Kuntum Bunga Perlakuan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah kuntum bunga per tangkai. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan kuntum bunga tertinggi adalah DZ (NPK 16-16-16 dosis
10 g per polibag) dengan rata-rata 54,87 kuntum dan yang paling rendah adalah Dg dengan rata-rata 46,61. Hasil pengamatan rata-rata jumlah kuntum bunga per tangkai disajikan pada Gambar 3.
Rcsptrrt'[nnnrtrnn Sednp Nlnlnm (Polintttlrcs tubcrose L,) pndn Gettarntif terh ndnp P antLterinn B crbn gn i Priprrk NPK
F nst:
56 54
50
48 46 44
n
im
42
n;
4a
J -
ro-
1r
ju
-J\
Hrrrnuk
J':r
J'
5FK
Cambar 3. Pengaruh pupuk NPK terhadap jumlah kuntum bunga
Panjang Tangkai
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap panjang
tangkai. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan panjang tangkai tertinggi adalah perlakuan DZ (NPK 16-16-16
dosis 10 g per polibag) dengan rata-rata 86,60 cm dan yang paling rendah adalah D0 dengan rata-rata 79,57 cm Hasil pengamatan rata-rata panjang tangkai masing-masing perlakuan dapat dilihal pada Gambar 5.
B8
86
€
9s+ G
!
.u (')
i6c A) !ts 6J* 6)
Eao c (g
'70 l(i
tr ffi DO
$*il*ffi D1
D2
D3
D4
D5
pupuk NPK Gambar 4. Pengaruh pupuk NPK terhadap panjang tangkai
Diarneter Tangkai
Analisis keragaman
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk NPK OZ (6-16-16 10 g per polibag) berbeda sangat nyata dengan perlakuan pemberian pupuk D0 dan D6, dan berbeda tidak nyata
dengan perlakuan pemberian pupuk NPK Dt, Dg, D4, dan D5. Pengaruh perlakuan D2 menghasilkan diameter yang paling baik yaitu 6,60 mm.
PRosrorr'tc Srr',rrnan NnsroNnr onru Repnr Tntunnn (Srrvrrnnra)
Tabel 4. uji BNJ terhadap diameter tangkai pada pemberian pupuk NpK Pupuk NPK
rerata diameter tangkai (mm)
DO
5,38
D6
BNJ9,q5=P.''19
5,41
ab
D5
6,25
abc
D3
6,37
^:-. d)L
D4
6,41
abc
D1
6,43
abc
D2
b,bu
c
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata
Daya Tahan Simpan
Analisis keragaman
menunjukkan
dan berbeda tidak nyata Jengan perlaku* an pemberian pu'puk NPK D.1 dan D+. Pengaruh perlakuan DZ menghasilkan daya tahan simpan yang paling baik yaitu 6,50 hari.
bahwa perlakuan pemberiari pupuk NpK DZ (NPK 16-16-16 10 g per potibag) ber-
beda sangat nyata dengan perlakuan pemberian pupuk DO, DS, D5, dan D6, Tabel
4. uji BNJ terhadap daya tahan simpan bunga pada pemberian pupuk NpK R*r;ita rlirII tirh.iin si.lnprulr {hir.ri) $rpuk }iFK F\J ,.' i-, 6* i
1(
il
t].)U
f
i:i r\
is:
:1
:i"6s
ll
aL,
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata
Waktu Berbunga
Analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk NpK tidak berpengaruh nyata terhadap waktu berbunga. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan waktu berbunga terlinggi adalah Dg (Kontrol) dengan rata-rata 30,69 hari (Waktu JI
berbunga terlama) dan yang paling rendah adalah DS (NPK 20-10-10 B g per polibag) dengan rata-rata 26,71 hari (Waktu berbunga tercepat). Hasil pengamatan analisis waktu berbunga masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar b.
j
L
c 30: (!
(!
29i 28i l
C
f
a 27: c to a-)
f
',
(!
3 3 D,I
ffil D2
D3
Wffi D4
pupuk NPK Gambar 5. Pengaruh pupuk NPK terhadap waktu berbunga
'lrrrnnlntt Scdnp lthlnm (Polinntht:s ttLberose L.) ytnLil: Ltsc CLnertrl tf tcrltatlnp Pentbt'rinn Berbngni Prrprrk NPK
Rc.sllori
Kanclungan Klonofil Daun
Perlakuan pupLrk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan klorofil daun. Perlakuan pupuk NPK yang menghasilkan kandungan klorofil daun tertinggi adalah D5 (NPK 20-1A-10 B g per
polibag) dengan rata-rata 53,43 dan yang paling rendah adalah D0 dengan rata-rata 46,12. Hasil pengamatan analisis ka,rdungan klorofil daun oleh masing-masing perlakuan disajikan pada Gambar 6.
c 54
f, !
5l
.i l
5oi ! 48i =fi 46i (lJ
fiJ L
a)
44 0
ffi DO
ffiil DI
H
D2
D3
t D4
ffiffi D5
D6
pupuk NPK Ganrbar 6. Pengaruh pupuk NPK terhadap kandungan klorofil daun
PEMBAHASAN Berdasarkan ha:;il penelitian, perlakumennberikan pengaruh terbaik pada peubah panjang bunga, daya tahan simpan, diameter tangkai, dan jumlah
g per polibag (D2) memberikan respon terbaik pada diam:ter tangkai, dengan hasil rata-rata diameter yaitu 6,60 r.rm Tangkai bunga sedap malam menriliki
kuntum bunga/tangkai. Perlakuair DS memberikan pengaruh terbaik pada pe-
ukuran yang berbeda pada bagian pangkal tangkai hingga bagian tangkal sebelum b'-lnga pertama. Pada bagian pangkal tangkai, diameter tangkai memiliki ukuran yang lebih besar. Bagian yang diamati pada penelitian ini adalalr tangkai sebelum bunga pertama yang memiliki diameter lebih kecil.
an DZ
ubah anakan produktif, kandungan klorofil daun, dan waktu berbunga. Perlakuan D5 menunjukkan pengaruh terbaik pada peubah pertambahan anakan per rumpun. Hasil penelitian menunjukkan pupuk NPK memberikan pengaruh yang tidak nyata pada beberapa peubah, diduga karena unsur hara didalam pupuk tidak terserap dengan baik oleh tanaman. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi hal ini, dikarenakan pada saat penelitian curah hujan yang cukup iinggi mengakibatkan intensitas cahaya matahari berkurang sehingga dapat menEganggu proses fotosintesis pada tanaman. Curah hujan juga dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi pada tanah dan tanaman didalam polibag yang menyebabkan timbulnya hama dan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupurk NPK '16-16-16 dengan dosis '10
Hersil penelitian diameter tangkai menunjukkan bahwa jumlah kandungan unsur hara dan dosis yang tepat berpengaruh besar dalam menentukan besarnya diameter tangkai bunga sedap malam. Kandungan Unsur P dan K dalam pupuk NtpN 16-16-i 6 (D2) tebih besar dibandingkan jumlah unsur pupuk NPK yang lain sehingga menghasilkan diameter terbaik. Bankar dan Mukhofadyay (1990) mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu bunga sedap malam disarankan menambahkan unsur P darr l{ dalam pemupukan. Menurut Lakitan (2010), fosfor merupakan bagian esensial
PRos
r
orr'r
c
S rr,r rnnR NnsroruRL
dari berbagai gula fosfat yang berperan dalam berbagai proses metabolisme pada tanaman, dan merupakan bagian dari nukleotida dan fosfolipida penyusun membran, sedangkan unsur kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam Eintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dan berperan dalam mengatur tekanan turgor sel.
Kandungan pupuk 16-16-16 juga mengandung unsur MgO 1,5 % dan CaO 5% yang berfungsi sebagai penunjang proses pertumbuhan. Menurut Salisbury dan Ross (1995), unsur magnesium selain terdapat didalam klorofil, juga bergabung dalam ATP, mengaktifkan banyak enzim yang diperlukan dalam fotosintesis, respirasr, dan pembentukan DNA serta RNA. Unsur Cat* berperan sebagai pengaktif enzim, terutama bila ion tersebut terikat pada kalmodulin atau berhubungan erat dengan protein. Pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis 10 g per polibag (D2) menunjukkan pengaruh terbaik pada daya tahan simpan bu nga. Berdasarkan hasil penelitian, bunga sedap malam yang memiliki daya tahan simpan paling lama dalam ruangan adalah bunga yang diberi perlakuan pupuk NPK 16-16-16 dosis 10 g per poti-
bag (DZ) dengan rata-rata 6,5
hari.
Daya tahan simpan paling lama memiliki diameter 6,60 mm yang merupakan
diameter terbaik. Bunga sedap malam membutuhkan suplai makanan agar dapat befiahan selama masa penyimpanan. Marousky (1972) menyatakan bahwa tangkai bunga yang besar mempunyai pembuluh yang lebih banyak sehingga dapat mensuplai air dan makanan lebih banyak dibandingkan tangkai bunga yang berukuran lebih kecil, jika suplai makanan cukup maka ketahanan simpan bunga dapat lebih lama. Pengukuran daya tahan simpan dilakukan dengan mengamati secara vi-
nnu RRpnr
TRi-r u rrrRr.r
(S
ervr
nnrn)
sual pada bunga se,1ap malam. Bunga pertama layu rata-rala pada hari ketiga atau hari keempat. Bunga yang layu ditandai dengan perubahan warna bunga dari warna putih hingga berubah menjadi warna kecoklatan. Masa penyimpanan bunga dapat diperpanjang dengan cara bunga disimpan pacla suhu ruangan yang rendah, karena suhu ruangan yang rendah dapat menahan penguapan air pada bunga potong sedap malam, sehingga bunga tidak cepat layu^ Salah satu yang menentukan mutu bunga sedap malam adalah panjang tangkai. Panjang tangkai bunga sedap malam sangat penting untuk diperhat,kan karena mempengaruhi hasil pada saat dipasarkan. Bunga dengan panjang tangkai lebih dari 95 cm termasuk dalam kelas super, dan panjang tangkai bunga 75-94 cm termasuk dalam kelas panjang. Bunga dengan panjang tangkai antara
30-49 cm termasuk dalam kelas minr. Bila panjang tangkai cunga kurang dari 30 cm, bunga mungkirr tidak laku dijual (Balai Penenelitian Tanaman Hias, 2009). Hasil penelitian pupuk NPK 16-16-16 dosis 10 g per polibag (D2) memberikan pengaruh terbaik pada panjang bunga dengan rata-rata 86,60 cm. Hasil ini rnenunjukkan bahwa kualitas tangkai cukup baik dan masuk dalam kategori kelas panjang. Jumlah kanoungan unsur hara NPK yang seimbang dan dosis yang tepat dapat menghasilkan panjang bunga yang terbaik. Bankar & Mukhopadhyay (1990) mengungkapkan bahwa perlberian P dan K sampai dengan 40 glm /tahun yang diimbangi dengan penambahan N akan meningkatkan produksi bunga sedap malam. Pemberian P dan K pada tanaman dapat merangsang pembelahan sel dan memperbesar jaringan sel tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 20-1A-10 dosis B g per polibag (D5) dengan rata-rata 2,20, sedangkan pada pertambahan jumlah anakan per rumpun terbanyak dihasilkan oleh pupuk NPK 2C-10-10 dosis
1r,
sl'o,r
llrrr,llrrrr -(,'dnl Mnlau (Polit ntLtts ttberas(' 1...) ytndn lF f ,'ri, rd,rl I t' Lbt' r i n n B c rb n gn t Pi rp Lrli NPK
lirsr Cr i/cr'rl
'10
rr
g per polibag (D6) dengan
rata-rata 4,87 . Pupuk NPK 20' 10-10 memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk NPK yang lain yaitu unsur N lebih tinggi yaitu sebanyak 20% dan mengandung unsur S sebesar 3%. Menurut Lakitan (2010), nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan dan meruPakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu, nitrogen juga terkandung dalam klorofil daun. Akan tetapi, pupuk NPK 20-'10-10 yang diberikan menunjukkan pengaruh tidak nyata pada tanaman. Hal ini diduga diakibatkan unsur P pada pupuk NPK 2010-10 terlalu rendalr. Pertumbuhan tanaman sedaP malam yang baik disuatu tempat tidak banyak ditentukan oleh kultivar, melainkan lebih banyak ditentukan oleh jumlah hara yang diberikan. Semakin besar jumlah unsur
'ledjasawarna, 2003). Menurut Tisnawati
(2007), Jumlah kuntum bunga
sedap
malam dapat mempengaruhi umur peragaan, semakin banyak jumlah kuntum bunga maka semakin lama umur peraga-
annya. Selain itu, salah satu kriteria yang menentukan mutu bunga adalah jumlah kuntum tiap malai. Bila jumlah bunga dalam satu tangkai kurang dari 20 kuntum biasanya tidak disukai konsumen (Balai Penenelitian Tanaman Hias, 2009). Jenis dan takaran pupuk berperan dalam meningkatkan jumlah kuntum bunga sedap malam per tangkar Mostafa et al (1996) mengungkapkan bahwa pemupukan P dan K melalui daun dapat meningkatkan jumlah kuntum bunga sedap malam. Perlakuan yang menghasilkan waktu berbunga tercepat adalah perlakuan
NPK 20-10-10 dosis B
g per polibag
sejauh konrposisi antara N, P, dan K berimbang, maka tanaman akan tumbuh lebilr baik. Selain jumlah unsur hara dan komposisi pupuk yang bertmbang, serangan hama dan penyakit dan kondisi lingkungan juga memberikan kontribusi yang besar selama penelitian ini di lapangan. Hal tersebut menyebabkan anakan dalam rumpun tanaman rusak dan mati, serta menimbulkan hamad a n penyakit yang dapat merusak daun dan pangkal batang/tangkai bunga. Hama yang menyerang tairaman sedap malam
(DS) dengan rata-rata 26,71 hari. Pupuk NPK 20-'10- 10 yang mengandung unsur S ZYo diduga memiliki unsur hara yang dapat nrencukupi kebutuhan tanaman mulai dari kuncup bunga hingga bunga siap untuk dipanen. Unsur S sebagian besar berada di dalam protein khususnva dalam asam amino sistein dan metionin yang merupakan bagian dari pembangun protein. Senyawa esensial lain yang mengandung unsur S adalah vitamin tianin, biotin, dan ko-enzim A, suatu senya-
yaitu belalang, semut, kutu dompolan, dan penyakit yang menyerang tanaman sedap rnalam selama penelitian yaitu penyakit busuk batang dan penyakit bercak daun. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian secara mekanis. Perlakuan yang menghasilkan kuntunr bunga terbanyak adalah pupuk NPK 16-'16-16 losrs '10 g per Polibag (D2) dengan rata-rata mencapai 54,87" Jumlah kuntun' bunga ini lebih baik jika dibandingkan dengan jumlah kuntum bunga/tangkai yang menggunaka pupuk NPK tunggal sebanyak 40-40-40 glmtl tahun yang menghasilkan kuntum bu-
dalam sintesis serta pemecahan asam lemak (Salisbury dan Ross. 1995). Perlakuan DO menghabiskan waktu yang cukup lama hingga bunga siap dipanen. hal ini diduga disebabkankan kadar unsur hara di dalam tanah kurang mencukupi sehingga pertumbuhan dan perhembangan tanaman menjadi lebilr lama. Pemberian pupuk NPK menyebabkan waktu berbunga cenderung lebih cepat dibandingkan tanpa pemberian
nga dengan rata-rata 41 (Wasito dan
wa yang penting dalam respirasi dan
pupuk. Waktu berbunga yang lebih cepat sangat menguntungkan petani karena waktu untuk panen dapat lebih awai di-
lakukan dan dapat menghemat biaya pemeliharaan tanaman.
PRosrnrruc SrurruRR NnsroNnl onru Rnpnr TntunRn (SEr,rtrurrn)
Perlakuan pupuk NPK 20-10-10 dengan dosis B g per polibag (D5) menunjukkan kandungan klorofil yang lebih baik dengan rata-rata 53,43 dibandingkan dengan dosis 10 g. Kandungan klorofil daun ini memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan nilai kandungan klorofil daun yang diamati pada fase vegetatif yang dilakukan sebelumnya. -Perlakuan pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman diduga diakibatkan oleh pengaruh umur daun. Kandungan klorofil daun tanaman sedap malam pada fase generatif diamati pada akhir penelitian di mana tanaman sudah berumur 8 bulan. Umur daun mempengaruhi laju fotosintesis. Kemampuan daun untuk berfotosintesis menrngkat pada awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai turun. Daun yang mulai mengalami senescene akan berwarna kuning dan hilang kemampuannya untuk berfotosintesis, karena perombakan klorofil dan hilangnya fungsi kloroplas (Lakitan, 201 0).
pada saat pemupukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Tanaman hias di lndonesia. Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Hias" 2004.
Budidaya dan
Perbanyakan
Umbi Sedap Malam. Teknologi Agribisnis Tanaman Hias. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortir
dan
Pengembarrgan Perlanian.
Jakarta.
Balai Penelrtian Tanaman Hias.
2009.
Ragam Bunga Sedap Malam di lndonesia. Warla *,nelitian dan Pengembangan Pertanian vol. 31, No. 5. 2009. Bankar and Mukhcpadhyay, 1990. Effect of NPK on growth and flowering
in
tuberose. lndian
J.
Ho11.
a7():120-126 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis 10 g per polibag (D2) memberikan respon terbaik terhadap diameter tangkai dan daya tahan simpan bunga, dan merupakan pupuk yang menghasilkan rata-rata tertinggi pada panjang tangkai dan jumlah kuntum bunga.
Saran
Berdasarkan hasil peneiitian, disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk tanaman sedap malam dengan menaikkan kandungan unsur P dalam pupuk, memperhatikan umur tanaman
Harjowigeno, S. 2003. llmu Tanah. Ahademika Pressinclo, Jakarta.
Lakitan, B. 2010. Dasar-dasar Frsiologi Tumbuhan, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Marousky, F.J. 1972. Water Relation effect of f{oral preservatives on bud openirrg, and keeping quality, of cut flowers. Hort Science,7(2)', 114
-
116.
Mostafa, M.M., Ta. A. El Fadl, and E.H.
Husein. 1996" Effect of phosphorus and boron on the vegetative growth, flower and corn production and oil yield of tuberose plants. Alexandria J.
Agric. Res. 41 (3): 93-107. Rosmarkam, A. dan N. W Yuwono. 2002" llmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.
R{'sfor 17/itlrln tr S(dttp Mnlnnt (Polinntltes tLLbarost L.) pndn Fnsc
Cenerntif terhndap Petnbertan Berbngni Puptult NPK
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. '1995. Fisiologi Tumbuhan. lTB. Bandung. Sihombing D, W. Handayaii. 2008. Budidaya Tanaman Sedap Malam. Bul. Horlikultura. BPTP Karang ploso - Malang.
Tedjasawarna R. dan A. Wasito, 2003. Peningkatan mutu bunga sedap
malam dan produktivitas dua kultivar sedap malam dengan pemupukan N, P, dan K. Balai Penelitian Tanaman Hias. J. Hot1. 13(3):177 - 181
Tisnawati. 2007. Karakterisasi Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberose L.) asal Pasuruan Jawa Timur. Bul. Teknik Pertanian Vol. 12(1\'24-26. Wasrto A. dan A. Supriyadi. 1996. Pengaruh Kombinasi Jenis Pupuk
lnorganik Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Bunga Sedap Malam. Balai Penelitian Tanaman Hias.