1
ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN : STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006
VIVIT WARDAH RUFAIDAH
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
2
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Analisis Kolaborasi Interdisipliner Peneliti Bidang Pertanian: Studi Kasus Penelitian Badan Litbang Pertanian Tahun 2004-2006 adalah karya saya dengan arahan komisi pebimbing dan belum dijadikan bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini. Bogor, Desember 2008 Vivit Wardah Rufaidah NRP G652060115
3
ABSTRACT VIVIT WARDAH RUFAIDAH. Analysis of Interdisciplinarity Collaboration on Agricultural Researcher : Case Study on Agency for Agricultural Research and Development (AARD) in 2004-2006. Under Direction of SRI NURDIATI dan MUSTANGIMAH Analysis of Interdisciplinarity Collaboration on Agricultural Researchers : Case Study on Agency for Agricultural Research and Development (AARD) in 20042006. The purpose of this research are (1) to determine Multidisciplinarity and Interdisciplinarity collaboration on agricultural researcher, (2) to identify visualisation pattern of interdisciplinarity using the moleculer graph, and (3) to determine interdisciplinarity effect, collaboration to publication productivity of agricultural researchers.The investigation uses 525 research proposals (RPTP). Co-uthor analysed based on research discipline spesialization are used as a bibliometrics approach to measuring interdisciplinary collaboration in this program and to measuring publication productivity by using questionnaire. Results showed that (1) collaboration among researcher with different spesialization have been conducted in entire researches, (2) there was an average annual publication productivity of 0.58 items per researcher on agricultural researcher, and (3) there was negative correlation between publication productivity and Interdisiplinarity collaboration index. Keyword: collaboration, interdiscipline, productivity, agricultural research, researcher
4
RINGKASAN VIVIT WARDAH RUFAIDAH. Analisis Kolaborasi Interdisipliner Peneliti Bidang Pertanian: Studi Kasus Penelitian Badan Litbang Pertanian Tahun 2004-2006. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan MUSTANGIMAH Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau kajian ilmiah, dituntut memiliki pengetahuan dan alat-alat serta fasilitas-fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil-hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan unit kerja setingkat Eselon I di Departemen Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan merupakan institusi penelitian terbesar di Indonesia. Sejak dibentuk pada tahun 1974, Badan Litbang Pertanian mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Sampai periode tahun 2008 Badan Litbang Pertanian memiliki 2036 peneliti yang tersebar di 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai PATP, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian. Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kegiatan penelitian di Badan Litbang Pertanian telah menstimulasi kerjasama antar peneliti dari berbagai disiplin limu adalah dengan melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kegiatan kolaborasi yang telah terjadi dan pengaruh kolaborasi antar disiplin terhadap produktivitas publikasi peneliti. Dengan melakukan evaluasi maka akan diperoleh gambaran mengenai karakteristik, kolaborasi antar disiplin dalam kegiatan penelitian intersidiplin yang dilakukan para peneliti pertanian Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menentukan tingkat kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian yang terjadi pada kegiatan penelitian pertanian Badan Litbang Pertanian, (2) Memvisualisasikan pola kolaborasi peneliti bidang pertanian menggunakan graf molekuler berdasarkan indeks interdisipliner, dan (3) Menentukan pengaruh kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian terhadap produktivitas publikasi hasil pertanian melalui AGRIS (The International Information System for Agricultural Sciences and Technology) dan publikasi lainnya. Metode penelitian yang dilakukan adalah (1) Analisis dokumen dan (2) Metode survei. Metode Analisis yang dilaksanakan adalah :1). analisis kategori disiplin, 2) pengukuran indeks Multidisiplinaritas, 3) pengukuran indeks Interdisiplinaritas, 4) visualisasi, 5) pengukuran pengaruh kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan. Hasil menunjukkan bahwa: (1) Kolaborasi di antara peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda telah terjadi pada keseluruhan bidang penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 dengan nilai rata-rata Indeks Interdisiplinaritas I2 sebesar 78,38. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda cukup tinggi. Apabila bidangbidang penelitian Badan Litbang dikelompokkan dalam 2 kelompok nilai Indeks Interdisiplinaritas maka diperoleh kesimpulan bahwa ada 7 bidang penelitian yang tingkat kolaborasi antar bidang keahlian penelitinya lebih dari 50%, dan hanya ada 3 bidang penelitian yang tingkat kolaborasinya kurang dari 50%, (2) Hasil
5
analisis terhadap kategori bidang keahlian peneliti yang termasuk dalam penghitungan nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 dan visualisasi graf molekuler menunjukkan ada 58 bidang keahlian peneliti yang dimiliki oleh peneliti Badan Litbang Pertanian. Keahlian peneliti yang dominan berjumlah 10 keahlian yaitu Agronomy, Economic Sociology, Plant Breeding, Biotechnology, Postharvest Technology, Mycology, Entomology, Plant Physiology, Pests of Plant, Plant Physiology, dan Plant Diseases. Keahlian Agronomy dan Economic Sociology berperan di 6 bidang penelitian, sedangkan keahlian Plant Breeding dan Postharvest Technologi dominan di 5 bidang penelitian. 6 keahlian lainnya masing-masing berperan cukup besar di 4 bidang penelitian, (3) Hasil analisis terhadap subjek proposal penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa ada 52 subjek proposal berdasarkan subject category AGRIS FAO. Subjek yang dominan adalah proposal dengan subjek Development Economic and Policies (E14) dan subjek Organization, Administration and Management of Agricultural Enterprises or Farm (E20) masing-masing di 5 bidang penelitian, diikuti oleh Crop Husbandry (F01), Seed Production and Processing (F03), Fertilizing (F04), Cropping Pattern and Systems (F08), Plant Genetics and Breeding (F30), dan Plant Diseases (H20) yang masing-masing dominan di 4 bidang penelitian. Hal ini sesuai dengan dominansi keahlian peneliti yang dimiliki oleh Badan Litbang Pertanian, (4) Produktivitas publikasi peneliti pertanian (Badan Litbang Pertanian) hanya berkisar antara 0,22 – 0,93 per tahun per peneliti. Peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun, peneliti bidang Mekanisasi Pertanian (0,93) diikuti oleh peneliti bidang Tanaman Pangan (0,92), sedangkan produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel hasil penelitiannya adalah peneliti bidang Bioteknologi (0,22), (5) Hasil uji korelasi antara kolaborasi peneliti pertanian dengan produktivitas hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam publikasi menunjukkan korelasi negatif, tetapi interdisiplinaritas peneliti terhadap produktivitas publikasi hanya berkontribusi sebanyak 14% Kata kunci : Kolaborasi, interdisiplin, produktivitas, penelitian pertanian, peneliti
6
© Hak cipta milik IPB, tahun 2008 Hal cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalambentuk apapun tanpa izin IPB
7
ANALISIS KOLABORASI INTERDISIPLINER PENELITI BIDANG PERTANIAN: STUDI KASUS PENELITIAN BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2004-2006
VIVIT WARDAH RUFAIDAH
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Departemen Ilmu Komputer
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
8
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Ilmu pengetahuan berkembang dalam sebuah proses yang berlangsung
secara bertahap dan berubah secara perlahan-lahan. Secara konsisten dan sistematis, ilmu disusun di atas dasar yang telah ada sebelumnya dan membentuk suatu kerangka keilmuan yang bersifat kumulatif. Ilmu baru bergantung dan berkembang berdasarkan ilmu yang telah ada. Ilmu baru berasimilasi dengan ilmu yang lebih dulu ada melalui proses difusi dan pembelajaran di antara para peneliti (Surtikanti, 2004). Peneliti sebagai komunitas pencipta dan pengguna pengetahuan ilmiah mempunyai peran penting dalam penciptaan ilmu melalui penelitian atau kajian ilmiah, dituntut memiliki pengetahuan dan alat serta fasilitas lainnya yang memadai agar dapat mencapai hasil-hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam kajian ilmiah, peneliti adakalanya mengalami hambatan dan kendala dan tidak mampu ditangani sendiri olehnya. Kondisi ini bisa terjadi karena rumit dan kompleksnya permasalahan yang diteliti atau karena kekurangan yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Sulistyo-Basuki (1994) menyatakan bahwa semua peneliti secara umum merupakan anggota masyarakat dunia, mereka bekerja sama menjelajahi dan memahami misteri alam serta memberikan basis teori yang kemudian menjadi tumpuan pijakan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu muncullah istilah kolaborasi atau kerjasama yang berkembang sebagai salah satu solusi terhadap kenyataan tersebut. Kolaborasi dalam sebuah penelitian muncul dalam berbagai tingkatan; pada individu, kelompok, bagian, lembaga, sektor, dan negara. Beberapa kolaborasi bersifat formal dan lebih banyak di antaranya bersifat informal. Kolaborasi kemudian sering dinyatakan dengan gagasan untuk menghilangkan batas penghalang antar disiplin, batas penghalang antara berbagai lembaga seperti antar universitas, antara universitas dengan industri, badan usaha komersial, pemerintah dan layanan umum.
9
Kolaborasi dianggap sebagai ujung tombak dunia ilmu pengetahuan sehingga mendapat perhatian besar dari komunitas ilmuwan dan institusi kebijakan ilmu pengetahuan (Nangpaul dalam Surtikanti, 2004). Dalam sebuah penelitian observasi, ditemukan adanya bukti meningkatnya makalah ilmiah dengan kepengarangan ganda dan dianggap merupakan bukti meningkatnya kolaborasi di antara kelompok peneliti (Katz & Martin, 1997). Dorongan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi dasar bagi para peneliti di bidang pertanian dengan melakukan kegiatan penelitian, pengkajian,
percobaan
dan
penemuan
baru
secara
individual
maupun
berkelompok dan bekerjasama. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) merupakan unit kerja setingkat Eselon I di Departemen Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan merupakan institusi penelitian terbesar di Indonesia. Sejak dibentuk pada tahun 1974, Badan Litbang Pertanian mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Sampai periode tahun 2008 Badan Litbang Pertanian memiliki 2036 peneliti yang tersebar di 4 Puslitbang, 2 Pusat, 7 Balai Besar, 15 Balai Penelitian, 1 Balai Pengkajian Aplikasi Teknologi Pertanian, 31 Balai Pengkajian, dan 3 Loka Penelitian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Litbang Pertanian melaksanakan penelitian terapan untuk menghasilkan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangka mendukung pembangunan pertanian. Sejalan dengan permasalahan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pertanian, Badan Litbang Pertanian merumuskan lima program utama dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2005-2009, yaitu: (1) Program penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian, (2) Program penelitian dan pengembangan komoditas, (3) Program penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan nilai tambah pertanian, (4) Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian, dan (5) Program pengembangan kelembagaan dan komunikasi hasil litbang (Badan Litbang Pertanian, 2008). .
Dalam melaksanakan program utama tersebut Badan Litbang Pertanian
menerapkan manajemen penelitian di mana usulan penelitian yang akan
10
dilaksanakan dihimpun dalam Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP). Proses penelitian seperti tercantum dalam RPTP meliputi: (1) Perumusan masalah, (2) Tujuan dan luaran, (3) Macam penelitian, (4) Metode penelitian, (5) Rencana pelaksanaan penelitian dan, (6) Pengorganisasian (sumberdaya manusia dan dana/anggaran). RPTP setiap tahunnya dihimpun ke dalam suatu Pangkalan data CARIS (Current Agricultural Research Information System), sedangkan hasil penelitian dihimpun dalam Pangkalan data AGRIS (The International Information System for Agricultural Sciences and Technology). CARIS dan AGRIS merupakan jaringan kerjasama informasi yang memberikan informasi tentang kegiatan penelitian yang sedang dilaksanakan (on going research) dan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti atau ilmuwan atau lembaga ilmiah dari negara yang berpartisipasi dalam jaringan informasi CARIS dan AGRIS atas prakarsa Food and Agriculture Organization (FAO). CARIS dan AGRIS dibentuk pada tahun 1975 untuk mengidentifikasi dan menyediakan fasilitas pertukaran informasi tentang proyek/kegiatan penelitian pertanian terbaru yang sedang dilaksanakan dan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksankan di negara berkembang. Hingga tahun 2008 tercatat masing-masing ada 132 dan 240 pusat nasional yang berpartisipasi dalam jaringan informasi CARIS dan AGRIS. Melalui CARIS, setiap informasi kegiatan penelitian pertanian yang sedang dilaksanakan di negara peserta dapat diakses dan diharapkan bahwa perancangan penelitian yang lebih baru akan mempertimbangkan penelitian yang telah lampau dan yang sedang dilaksanakan di mana pun, agar duplikasi penelitian dapat dihindari. Di sisi lain, melalui AGRIS diharapkan semua informasi hasil-hasil penelitian pertanian dapat diakses dan dapat menjadi media pertukaran informasi bagi negara peserta. Kegiatan CARIS dan AGRIS di Indonesia mulai aktif sesudah tahun 1981. Pusat Nasional CARIS di Indonesia ada di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi
Pertanian
(PUSTAKA).
Sampai
saat
ini
PUSTAKA
baru
melaksanakan pengolahan informasi penelitian yang sedang dilaksanakan di lingkup Badan Litbang Pertanian, karena adanya keterbatasan dana dan waktu dan
11
secara berkala PUSTAKA mengirimkan informasi yang telah diolah ke Pusat CARIS di kota Roma. Salah satu bentuk evaluasi yang dapat dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kegiatan penelitian di Badan Litbang Pertanian telah menstimulasi kerjasama antar peneliti dari berbagai disiplin limu adalah dengan melakukan penelitian dan pengkajian terhadap kegiatan kolaborasi yang telah terjadi dan pengaruh kolaborasi antar disiplin terhadap produktivitas publikasi peneliti. Dengan melakukan evaluasi maka akan diperoleh gambaran mengenai karakteristik, kolaborasi antar disiplin dalam kegiatan penelitian intersidiplin yang dilakukan para peneliti pertanian. Oleh sebab itu, perlu diteliti seberapa jauh kolaborasi di antara peneliti bidang pertanian melalui komunikasi formal pada proposal penelitian dalam pangkalan data CARIS, dan produktivitas publikasi Badan Litbang Pertanian melalui AGRIS) dan publikasi lainnya. Melalui penelitian ini akan dikaji sejauh mana tingkat kolaborasi interdisipliner peneliti pertanian pada penelitian pertanian tahun 2004-2006 dan hubungan antara kolaborasi interdisipliner dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan.
1.2.
Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Menentukan tingkat kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian yang terjadi pada kegiatan penelitian pertanian Badan Litbang Pertanian melalui pangkalan data CARIS tahun 2004-2006.
(2)
Memvisualisasikan pola kolaborasi peneliti bidang pertanian menggunakan graf molekuler berdasarkan indeks interdisipliner
(3)
Menentukan pengaruh kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian terhadap produktivitas publikasi hasil pertanian melalui AGRIS dan publikasi lainnya.
12
1.3.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Memberikan gambaran sejauh mana tingkat dan pola kolaborasi interdisipliner peneliti bidang pertanian berdasarkan disiplin keahlian peneliti kepada Badan Litbang Pertanian (2) Memberikan gambaran bagi Badan Litbang Pertanian Depertemen Pertanian sejauh mana peneliti-peneliti pertanian berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan pertanian melalui berbagai publikasi dan media, dan sejauh mana pencapaian penelitian yang dilaksanakan mempengaruhi produktivitas peneliti pertanian dan kegiatan penelitian menstimulasi kerjasama antara peneliti dari berbagai disiplin ilmu.
1.4.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dan kajian kolaborasi peneliti bidang pertanian Badan Litbang
Pertanian pada tahun 2004–2006 dibatasi pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006. Data untuk penelitian produktivitas publikasi yang diperlukan diambil dari pangkalan data AGRIS pada tahun 2005-2008 dan untuk melengkapi data tersebut dihimpun melalui kuesioner yang disebar kepada para peneliti.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Pembahasan dibagi atas empat bagian yang terdiri dari kolaborasi penelitian, penelitian interdisipliner, dan metode pengukuran tingkat kolaborasi interdisiplin.
2.1.
Kolaborasi Kajian kolaborasi digunakan untuk mengetahui produktivitas dan jumlah
penulis serta menghitung tingkat kolaborasi ditinjau dari organisasi asal dan kedudukan penulis. Pendekatan lain yang digunakan dalam kajian kolaborasi ialah dengan membandingkan tingkat kolaborasi antarlembaga dan antar disiplin ilmu dalam suatu negara serta untuk melihat kondisi yang melatarbelakangi penulis dalam melakukan kolaborasi (Surtikanti, 2004). Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata collaboration yang artinya kerjasama. Istilah kolaborasi mempunyai pengertian mencakup semua kegiatan yang ingin dicapai dan mempunyai tujuan serta manfaat sama. Kerjasama terjadi apabila lebih dari satu orang atau lembaga bekerjasama dalam suatu kegiatan penelitian dengan memberikan sumbangan dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan yang sifatnya intelektual maupun material. Konsep kolaborasi tumbuh dari anggapan bahwa adakalanya sebuah karya tidak dapat dikerjakan seorang diri sehingga dibutuhkan bantuan penulis atau peneliti lainnya. Kajian kolaborasi banyak ditujukan pada konsep ko-penulis daripada konsep sub-penulis, karena untuk konsep sub-penulis parameternya lebih jelas, batasannya lebih nampak dan lebih mudah diukur. Dalam konsep ko-penulis, kegiatan dikerjakan secara bersama-sama dan nama semua penulis atau peneliti dicantumkan dalam karyanya. Sistem kolaborasi digambarkan oleh Egghe (1991) melalui sebuah pasangan himpunan makalah yang ditulis secara bersama atau sekelompok penulis. Menurut Subramanyam (1983) tingkat kolaborasi peneliti berbeda-beda pada masingmasing disiplin ilmu. Frekuensi peneliti dalam melakukan kolaborasi dengan
14
peneliti lain menentukan tingkat kolaborasi peneliti. Pernyataan itu diperkuat oleh Sulistyo-Basuki (1994) yang menyebutkan tingkat kolaborasi bervariasi antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan riset, faktor demografis, dan jenis disiplin ilmu. Tingkat kolaborasi untuk bidang teknologi umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat kolaborasi bidang humaniora. Kajian Lindsey dan Brown yang disitir oleh Garfield (1979) menyebutkan bahwa kolaborasi dari seluruh karya untuk bidang ekonomi, sosial dan sosiologi berkisar antara 17-25 %, sedangkan bidang gerontologi, psikiatri, psikologi dan biokimia kolaborasi mencapai 48-81 %. Dalam tulisannya mengenai kolaborasi penelitian, Katz dan Martin (1997) menyatakan bahwa ada asumsi yang secara luas diterima bahwa kolaborasi dalam penelitian merupakan satu hal yang baik untuk dilakukan dan karenanya harus didukung dan dikembangkan. Asumsi ini juga mempengaruhi lingkungan pembuat kebijakan ilmu pengetahuan di berbagai negara. Banyak upaya telah dilakukan dengan cita-cita dan tujuan untuk mengembangkan kolaborasi di antara para peneliti menyatukan dan mempertemukan mereka dalam sebuah lembaga penelitian atau dalam kelompok-kelompok penelitian. Juga ada kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan hubungan antara ilmu dan teknologi yang dapat dicapai dengan mengembangkan kolaborasi penelitian lintas sektor khususnya antara industri dan universitas. Lebih jauh lagi banyak pemerintahan yang telah berusaha keras untuk meningkatkan keikutsertaan peneliti mereka dalam kegiatan kolaborasi internasional, yang diyakini dapat memberikan banyak keuntungan dan penghematan biaya.
2.1.1. Faktor yang Mempengaruhi Kolaborasi Faktor yang mempengaruhi kolaborasi menurut Katz dan Martin (1997) adalah: (1) Adanya perubahan pola pendanaan, (2) Keinginan peneliti untuk meningkatkan popularitas dan kesadaran publik akan keberadaan dirinya, serta perolehan gelar dan kesarjanaan, (3) Meningkatnya tuntutan rasionalisasi tenaga kerja ilmuwan, (4) Kebutuhan instrumen penelitian yang lebih kompleks dan lebih besar skalanya, (5) Meningkatnya spesialisasi bidang ilmu, (6) Kemajuan disiplin
15
ilmiah yang menyebabkan munculnya kebutuhan akan banyak keahlian dalam melakukan sebuah penelitian yang bernilai tinggi, sebuah kondisi yang seringkali hanya dapat dipenuhi dengan bekerjasama dengan orang lain, (7) Tumbuhnya profesionalisme dalam ilmu, (8) Kebutuhan untuk mendapatkan pengalaman atau untuk melatih peneliti yang sedang belajar dengan cara yang paling efektif dan memungkinkan, (9) Meningkatnya keinginan untuk memperoleh perkawinan silang lintas disiplin, (10) Kebutuhan untuk bekerja berdekatan dengan peneliti lain agar dapat memperoleh keuntungan dari keahlian dan pengetahuan tacit yang tersembunyi, (11) Jenis dan karakteristik penelitian. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penelitian eksperimental lebih sering dilakukan dengan cara berkolaborasi dibandingkan dengan yang sifatnya teoritis, sedangkan penelitian lain memberikan bukti bahwa penelitian terapan cenderung lebih sering berkolaborasi dibandingkan penelitian murni.
2.1.2. Motivasi Kolaborasi Beberapa hal yang memotivasi peneliti untuk berkolaborasi menurut Smith dan Katz (2000) meliputi: (1) Peningkatan biaya pelaksanaan penelitian, (2) Biaya transportasi dan komunikasi yang semakin murah, (3) Ilmu adalah institusi sosial dimana kemajuannya sangat bergantung pada interaksi dengan ilmuwan lainnya, baik formal maupun informal melalui ’invisible college’, (4) Meningkatnya kebutuhan untuk spesialisasi pada bidang-bidang tertentu, terutama pada instrumen khusus yang sangat kompleks, (5) Meningkatnya siginifikansi dari bidang-bidang pengetahuan interdisipliner, (6) Adanya berbagai faktor politik dan kebijakan publik yang mendorong peningkatan tingkat kolaborasi antar peneliti.
2.1.3. Keuntungan dan Kerugian Berkolaborasi Penelitian saat ini telah menjadi sangat kompleks dan menuntut keahlian yang lebih luas. Tidak seorang pun memiliki semua pengetahuan dan keahlian serta aspek-aspek teknis yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Meskipun banyak keahlian yang mungkin bisa dipelajari oleh seorang peneliti tapi akan sangat memakan waktu dan biaya. Jika dua atau lebih peneliti berkolaborasi akan
16
ada kemungkinan di antara mereka yang memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan berkolaborasi menurut Katz dan Martin (1997) di antaranya: (1) Kesempatan untuk berbagi pengetahuan, keahlian dan teknik tertentu dalam sebuah ilmu. Dengan kolaborasi akan terjadi pembagian kerja, dan kepastian penggunaan yang efektif setiap kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing peneliti (2) Adanya transfer pengetahuan dan keahlian. Upaya untuk memperbaharui pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat memakan waktu dan ada beberapa masalah dalam melakukan hal tersebut, di antaranya adalah kenyataan bahwa tidak seluruh ilmu dan perkembangan terbarunya didokumentasikan, ada banyak pengetahuan yang sifatnya tacit dan tetap dalam kondisi seperti itu sampai ilmuwan yang menguasainya mempunyai waktu untuk menuliskannya dan kemudian memublikasikannya. (3) Kolaborasi mendorong perkawinan silang ide dari berbagai bidang ilmu yang akan menambah wawasan dan perspektif baru. Kolaborasi bisa menjadi pendorong tumbuhnya kreativitas dan peluang ini akan lebih tinggi jika berkolaborasi dengan orang-orang yang berasal dari berbagai bidang ilmu yang berbeda. (4) Kolaborasi membuka kesempatan persahabatan intelektual. Penelitian bisa menjadi sebuah pekerjaan yang membatasi interaksi antar individu. Seorang peneliti dapat secara terbatas mengatasi isolasi intelektual tersebut melalui kerjasama dengan orang lain, melakukan pekerjaan dan mungkin juga membina hubungan pribadi dengan mereka. Dengan berkolaborasi, peneliti tidak saja akan membangun hubungan dengan para peneliti yang terlibat dalam penelitian yang sedang dilakukannya, tetapi juga akan membuka peluang bagi peneliti tersebut untuk masuk dalam jaringn yang lebih luas dalam komunitas ilmiah. (5) Kolaborasi mempengaruhi produktivitas.
17
Menurut Katz dan Martin (1997), di samping keuntungan yang banyak diperoleh melalui kolaborasi penelitian, ada juga kerugiannya, di antaranya adalah: (1) meningkatnya biaya tambahan untuk keperluan transportasi baik yang digunakan untuk peneliti maupun peralatan penelitian yang perlu untuk dipindahkan, (2) bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk membuat proposal bersama, beberapa perjanjian kerja dan kemungkinan penelitian harus dilakukan di beberapa tempat yang berbeda. Juga harus disediakan waktu khusus untuk saling berbagi informasi, diskusi-diskusi untuk menyamakan pendapat dalam menyusun hasil akhir penelitian. Peneliti juga membutuhkan waktu tambahan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang belum dikenalnya dan membangun kerjasama antar personal dengan peneliti lainnya, dan (3) bertambahnya kegiatan administratif yang dibutuhkan akibat banyaknya keterlibatan berbagai pihak. Diperlukan manajemen yang lebih baik dan rapi untuk mengatasi masalah-masalah birokrasi yang muncul. Jika dua lembaga atau lebih berkolaborasi maka seringkali akan muncul masalah menyatukan budaya manajemen yang berbeda, sistem keuangan, aturan hak cipta dan sebagainya. Juga akan ada sistem penghargaan yang berbeda kriteria promosi dan implikasi etik dan komersial yang berbeda.
2.1.4. Jenis Kolaborasi Sulistyo-Basuki (1994) dan Subramanyam (1983) menyatakan bahwa jenis kolaborasi peneliti terbagi atas kolaborasi dosen-mahasiswa, kolaborasi di antara rekan sejawat, kolaborasi pengawas-asisten, kolaborasi peneliti-konsultan, kolaborasi di antara berbagai organisasi penelitian serta kolaborasi internasional. Jumlah anggota kolaborasi bervariasi, mulai dari dua sampai dengan sepuluh orang, walaupun ada juga yang melibatkan sampai 30 orang. Di sisi lain, Smith dan Katz (2001) membagi kolaborasi atas tiga jenis yaitu kolaborasi antar lembaga, kolaborasi antar tim, dan kolaborasi antar individu. Alasan utama yang melatarbelakangi kerjasama antar lembaga umumnya untuk membuat akses pada sumberdaya eksternal, sedangkan pada tim dan individu terutama pada penyelesaian masalah penelitian dan kebutuhan pada keahlian yang dimiliki perseorangan.
18
2.1.5.
Metode Perhitungan Tingkat Kolaborasi Bibliometrika adalah bagian dari informatika yang merupakan kajian
kuantitatif terhadap informasi terekam. Kajian bibliometrika mengaplikasikan metode matematika dan statistika untuk mengukur suatu perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada sekumpulan dokumen atau media lainnya (Busha dan Harter, 1980). Metode ini memanfaatkan data bibliografis dari dokumen penelitian yang berfungsi sebagai indikator kolaborasi sebagai masukan. Dokumen hasil penelitian saat ini secara luas diterima sebagai salah satu indikator sifat, arah, jumlah dan karakteristik sebuah kajian atau disiplin ilmu (Surtikanti, 2004). Secara kolektif dokumen-dokumen tersebut dapat mewakili data yang berhubungan dengan upaya atau usaha penelitian dan kemajuan ilmiah dalam sebuah bidang ilmu serta interaksi peneliti dalam sebuah komunitas ilmiah. Bahkan dalam periode tertentu data tersebut dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang perubahan komposisi dan pergerakan sebuah disiplin atau ilmu pengetahuan secara umum.
2.2.
Penelitian Interdisipliner Penelitian interdisipliner pertama kali diteliti pada bidang ilmu sosiologi,
psikologi dan sejarah pada era tahun 50-an. Pada waktu itu ilmuwan melakukan investigasi bagaimana penelitian interdisipliner dikelola dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu, dan bagaimana ilmuwan berperilaku dalam kolaborasi interdisipliner (Qin, Lancaster dan Allen, 1997). Dalam bidang informasi, ilmuwan mulai mengkaji bidang ini sekitar dua dekade. Beberapa jenis penelitian yang telah dilakukan ilmuwan adalah menggunakan informasi dalam bentuk menyitir dan publikasi dari sebuah penelitian interdisipliner dibandingkan dengan penelitian yang mono disiplin (Romero, 1997). Penelitian interdispliner merupakan sebuah konsep yang belum memiliki batasan yang jelas dan sulit untuk didefinisikan. Qin, Lancaster dan Allen (1997)
19
merangkum beberapa karakteristik penelitian interdisipliner dari beberapa penelitian yaitu: 1.
Berbagai bidang ilmu tercakup atau berada dalam sebuah penelitian.
2.
Anggota kelompok penelitian menggunakan berbagai pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan sebuah masalah penelitian.
3.
Anggota kelompok penelitian melakukan peran yang berbeda dalam menyelesaikan masalah penelitian.
4.
Anggota kelompok penelitian bekerja untuk menyelesaikan masalah penelitian yang berbeda.
5.
Ada sekelompok peneliti yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan produk akhir penelitian.
6.
Kelompok peneliti yang saling berbagi fasilitas yang sama.
7.
Sifat atau karakter masalah penelitian menentukan pemilihan anggota kelompok penelitian.
8.
Anggota kelompok dipengaruhi oleh bagaimana anggota lainnya bekerja.
2.2.1. Metode Interdisiplin Disiplin berasal dari istilah bahasa Latin ’disciplina’, atau dalam bahasa Inggris ’discipline’ secara khusus mengacu pada konteks pendidikan dan kegiatan pengajaran wujud pengetahuan tertentu sebagaimana tergambar dalam kurikulum dan buku teks (McIrerney, 1997). Disiplin merupakan kombinasi dari kategori kognitif dan sosial. Menurut McIrerney (1997), sistem kategori disiplin merupakan bagian dari bagaimana ilmu pengetahuan dikelola dalam sebuh sistematika tertentu. Sebuah sistem yang digunakan untuk mengorganisasikan pengetahuan dikenal sebagai skema klasifikasi. Klasifikasi yang ideal untuk keseluruhan pengetahuan yang ada harus dapat membedakan antara bidang pengetahuan atau disiplin dalam tiap bagian pengetahuan yang berbeda dan sama dalam sistematika pembagiannya. Skema ini juga harus memiliki pola kategori yang dapat disesuaikan bagi tiap perkembangan ilmu pengetahuan baru. Klasifikasi yang ada saat ini sangat terbatas dalam hal kemampuan menempatkan bidang penelitian baru yang bersifat interdisiplin atau subdisiplin
20
baru yang spesifik. Sebagai contoh untuk alasan praktis tetap mempertahankan kategori yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu yang ada pada saat sistem klasifikasi tersebut dibuat. Misalkan pada pembagian bidang sains, berdasarkan sistem klasifikasi yang ada saat ini umumnya sangat kurang dalam membedakan disiplin teknik yang akan menyebabkan kesalahan pemahaman lintas disiplin dalam bidang ini. Mengingat peran penelitian dalam pengembangan ilmu dan disiplin baru maka dikenal beberapa metode penelitian bibliometrik dalam melihat bagaimana tingkat lintas disiplin dalam penelitian. Metode yang umum digunakan untuk mengukur penelitian interdisipliner adalah dengan menghitung kemunculan bersama elemen tertentu yang dapat dianggap sebagai penanda sebuah disiplin tertentu (Surtikanti, 2004). Di antara metode penghitungan adalah seperti kata kunci, tajuk klasifikasi, afiliasi pengarang, atau sitasi. Beberapa jenis metode penghitungan lintas disiplin berdasarkan pendekatan kemunculan bersama elemen yang mewakili konsep disiplin adalah analisis coword dan ko-klasifikasi, analisis sitiran dan analisis ko-pengarang. Keempat pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, dan mempunyai kesesuaian dengan tujuan-tujuan penelitian tertentu. Analisis co-word dan ko-klasifikasi berfokus pada informasi yang ada pada makalah yang diteliti. Sebuah makalah akan dimasukkan pada kelompok interdisipliner apabila informasi yang ada pada makalah tersebut bukan dari klasifikasi monodisipliner karena relevansi atau karena subjek makalah tersebut berada di antara dua atau lebih disiplin. Analisis sitasi mengukur aliran informasi antar disiplin dari sumber bacaan antar disiplin pengarangnya. Konsep disiplin dari ketiga metode di atas hanya melakukan analisis pada aspek kognitif lintas disiplin yang berhubungan dengan informasi. Ko-pengarang merupakan metode yang tepat untuk memahami sifat interdisipliner disiplin sebagai sebuah kombinasi fenomena kognitif dan sosial, khususnya untuk bidang yang secara sistematik ambigu. Dengan mengacu pada afiliasi pengarang dapat menghindari adanya distorsi dan hal-hal lain yang disebabkan klasifikasi pengetahuan yang tidak sempurna (Surtikanti, 2004).
21
2.2.2. Indeks Pengukuran Interdisiplinaritas dan Multidisiplinaritas Dalam kajian ini akan digunakan dua macam pengukuran untuk menggambarkan tingkat dan pola kolaborasi interdisiplin dan multidisiplin, yaitu Indeks Interdisiplinaritas dan Indeks Multidisiplinaritas. Kedua pengukuran ini dipakai oleh Schummer (2003) dalam penelitiannya mengenai tingkat kolaborasi interdisiplin pada bidang nanosains dan nanoteknolgi, berdasarkan metode penghitungan yang dikembangkannya. Metode ini memungkinkan pengukuran kedua indeks di atas pada keseluruhan populasi maupun pada bagiannya. Cara pengolahan data dapat diterapkan baik pada keseluruhan populasi maupun per bidang penelitian. Penggunaan distribusi fungsi disiplin pada metode ini merupakan pilihan ukuran yang relatif tepat, meskipun kurang ilustratif, untuk mengukur multidisipliner. Secara umum disiplin dapat dihitung berdasarkan dua basis penghitungan yaitu basis pengarang dan basis makalah. Basis pengarang menghitung jumlah pengarang dari disiplin tersebut sedangkan basis majalah menghitung jumlah makalah yang di dalamnya terdapat sedikitnya satu pengarang dari disiplin yang terlibat. Metode yang dikembangkan oleh Schummer menggunakan basis makalah dalam penghitungannya. Shummer juga menjelaskan bagaimana menerapkan metode ini dalam berbagai kategori kelas selain kategori disiplin. Untuk melakukan pengukuran yang berbeda, seperti pengukuran tingkat dan pola kolaborasi pada berbagai lembaga atau berbagai wilayah, maka dapat dilakukan hanya dengan mengubah kelas kategori sesuai dengan tujuan pengukurannya. Berikut akan dijelaskan bagaimana metode penghitungan kedua ukuran indeks di atas.
Indeks Multidisiplinaritas Dalam melakukan pengukuran Indeks multidisiplinaritas dalam penelitian ini akan digunakan batasan disiplin yang akan masuk dalam penghitungan. Ukuran umum multidisipliner dari sebuah bidang adalah jumlah disiplin yang terlibat penelitian. Disiplin yang diukur adalah disiplin yang terlibat dalam kepengarangan dengan jumlah sekurangnya 5% dari keseluruhan karya yang ada. Penentuan nilai 5% merupakan pilihan untuk menyederhanakan pola interaksi
22
disiplin yang akan digambarkan dan dianggap cukup mewakili kondisi data yang diolah. Nilai ini dilambangkan dengan M05, dengan M05
: Indeks multidisiplinaritas : jumlah disiplin yang terlibat dalam kepengarangan dengan jumlah sekurangnya 5% dari keseluruhan karya yang ada.
Dengan demikian cara menghitungnya adalah M05 = hitung [ci] jika ci > 0,05, dengan ci : ukuran relatif disiplin i. Dengan cara menghitungnya adalah ci
= ni/N ,
dengan ni : jumlah makalah dengan sekurangnya 1 pengarang dari disiplin I terlibat N : jumlah total makalah. Selain itu untuk memberikan gambaran tentang distribusi, juga digunakan ukuran relatif dari disiplin ilmu terbesar, c Max sebagai indikator lain yang sifatnya sederhana. Cara pengukuran ukuran relatif disiplin terbesar adalah: c Max = Max [ci].
Indeks Interdisiplinaritas Pengukuran umum penelitian Interdisiplinaritas adalah jumlah karya yang diko-pengarangkan oleh pengarang yang berasal lebih dari 1 disiplin. Dalam kajian ini dibatasi pada interaksi dari dua disiplin atau lebih. Ukuran indeks untuk karya yang diko-pengarangkan oleh pengarang dari 2 atau lebih disiplin adalah I2 atau indeks interdisiplin dari dua disiplin atau lebih. Dengan cara penghitungannya adalah: I2 = jumlah makalah yang diko-pengarangkan oleh pengarang dari 2 atau lebih disiplin/N. Juga akan dilakukan pengukuran untuk menghitung koefisien bi-disipliner khusus untuk tiap pasangan disiplin I dan k, atau cik.
23
Cara menghitung koefisien ini adalah: cik = nik / N, dengan cik : ukuran relatif I dan k nik : jumlah makalah dengan ko-pengarang sekurangnya 1 pengarang dari tiap disiplin I dan k N : jumlah total makalah. Untuk
memperoleh semua informasi penting mengenai disiplin mana
berkolaborasi dengan disiplin lain dan sampai sejauh mana tingkat kolaborasinya, maka koefisien cik yang diperoleh akan disusun menjadi kombinasi binari disiplin dalam matriks interdisiplin simetrik. Matriks ini juga akan memberikan informasi mengenai tingkat kolaborasi antar pengarang yang berasal dari satu disiplin. Elemen diagonal matriks dengan k = I, ci.i, akan mengindikasikan jumlah relatif karya yang dikarang oleh pengarang monodisipliner dari tiap disiplin i.
2.3.
Teori Graf Leigthon dan Rubinfeld (2006) menyatakan bahwa dalam matematika dan
ilmu komputer, teori graf adalah ilmu mengenai graf struktur matematika. Suatu graf G dapat dinyatakan sebagai G =
. Graf G terdiri atas himpunan V yang berisikan puncak (node) pada graf tersebut dan himpunan dari E yang berisi rusuk pada graf tersebut. Himpunan E dinyatakan sebagai pasangan dari puncak yang ada dalam V. Sebagai contoh definisi dari graf pada Gambar 1. yaitu: V = {1,2,3,4,5,6} dan E = {(1,2),(1,5),(2,3),(3,4),(4,5),(5,2),(4,6)}.
V = {1,2,3,4,5,6} E = {{1,2},{1,5},{2,3},{2,5},{3,4},{4,5},{4,6}}
Gambar 1. Ilustrasi himpunan E dan V Banyak struktur yang bisa direpresentasikan dengan graf. Ekstensi lain pada graf adalah dengan membuat rusuknya berarah, yang secara teknis disebut graf berarah atau digraf (directed graph). Arah dengan rusuk berbobot disebut jaringan.
24
Jaringan banyak digunakan pada cabang praktis teori graf yaitu analisis jaringan. Perlu dicatat bahwa pada analisis jaringan, definisi kata “jaringan” bisa berbeda, dan sering berarti graf sederhana (tanpa bobot dan arah) (Harary, 1969). Struktur graf dapat mereprentasikan berbagai masalah secara menarik. Sebagai contoh, graf dapat halaman yang tersedia pada website dan sebuah rusuk dari halaman A ke halaman B jika dan hanya jika A terdiri atas sebuah link ke B. A dengan pendekatan yang sama bisa digunakan dalam travel, biologi, desain chip komputer dan bidang yang lainnya. Dalam ilmu komputer yang menjadi perhatian utama dalam teori graf adalah pengembangan algoritme. Suatu struktur graf dapat diperluas dengan menetapkan sebuah bobot atau ukuran untuk setiap rusuk. Graf dengan bobot digunakan untuk merepresentasikan struktur dalam hubungan pasangan yang memiliki nilai numerik. Sebagai contoh, jika sebuah graf digambarkan sebagai jalan raya, bobot atau ukuran digambarkan sebagai panjang setiap jalan. Suatu ukuran atau bobot rusuk dalam konteks teori graf disebut juga dengan jaringan. Jaringan memiliki banyak kegunaan dari sisi teori graf. Dalam analisis jaringan istilah “jaringan” sangat beragam dan seringnya merujuk pada graf sederhana. Aplikasi teori graf sudah banyak, tetapi umumnya dibagi ke dalam dua kategori: pertama analisis untuk menentukan sifat dari suatu jaringan seperti distribusi derajat puncak dan diameter graf, kedua, analisis untuk mengukur kuantitas dalam jaringan, sebagai contoh untuk sebuah jaringan transportasi, berapa banyak kendaraan yang melewati suatu jalan tertentu. Teori graf juga digunakan dalam studi molekuler pada ilmu kimia dan fisika, misalnya dalam struktur atom tiga dimensi. Teori graf juga secara luas digunakan dalam sosiologi dan komunikasi. Dalam sosiologi sudah terdapat software analisis jaringan sosial yang menggunakan teori graf. Dalam komunikasi teori graf dikenal dengan graf komunikasi.
2.3.1. Graf Komunikasi Komunikasi ilmiah adalah penyampaian informasi ilmiah dari satu orang ke orang lain melalui berbagai media. Tujuan komunikasi adalah untuk penyebaran dan pertukaran informasi, penyusunan fakta menjadi bentuk informasi yang
25
memenuhi kebutuhan peneliti/ilmuan, dan pemberitahuan kepada sesama ilmuan yang mempunyai disiplin ilmu sama atau saling berkaitan (Schweppe dalam Sumaryanto, 1987). Sulistyo-Basuki (1983) menggambarkan sistem komunikasi ilmiah sebagai penyampaian informasi secara langsung ataupun tidak langsung kepada pengguna atau pemakai informasi. Penyampaian secara langsung disebut komunikasi informal misalnya melalui lisan, telepon dan lain-lain, sedangkan penyampaian secara tidak langsung disebut komunikasi formal, yaitu melalui media formal (literatur primer, sekunder dan tersier). Graf komunikasi dapat menggambarkan suatu komunikasi formal. Menurut Suryadi (1994), suatu graf G (V, E) terdiri atas 2 himpunan: (1) Himpunan V, yang elemennya disebut vertek, (2) Himpunan E yang merupakan himpunan pasangan tidak terutur dari puncak elemen, disebut himpunan Rusuk. Jadi suatu graf merupakan suatu himpunan yang terdiri atas himpunan titik (puncak) dan garis (rusuk) yang menghubungkan kedua titik tersebut. Setiap garis pada suatu graf terletak antara dua titik dan setiap titik disajikan secara eksplisit. Dalam hal ini konfigurasi geometris pada suatu graf adalah dihubungkan atau tidaknya dua titik pada graf tersebut. Banyaknya garis yang bertemu pada suatu titik disebut valensi (degree), dan untuk titik yang valensinya nol disebut dengan titik terasing (isolated point).
2.3.2. Graf Molekuler Salah satu struktur graf yang bisa digunakan untuk memvisualisasikan hubungan kuantitatif dengan sederhana adalah dengan graf molekuler (Schummer, 2003). Dalam kajian ini graf molekuler digambarkan sebagai salah satu representasi topologis dengan disiplin sebagai simpul dalam bentuk bulatan dan tiap simpul disiplin dihubungkan satu sama lain dengan hubungan interdisipliner berupa batang. Kesederhanaan graf molekuler memungkinkan visualisasi struktur interdisipliner
hanya
pada
beberapa
disiplin
dan
beberapa
hubungan
interdisipliner yang terlibat. Keuntungan dan kesederhaaan graf ini benar-benar memungkinkan untuk memahami karakteristik struktur lintas disiplin langsung
26
untuk setiap kelompok kategori disiplin yang berbeda sesuai dengan tujuan analisis data. Untuk
meningkatkan
kemudahan
memahami
graf
molekuler
dan
memfokuskan diri pada informasi yang penting ada gunanya mengurangi kompleksibilitas dengan mengeluarkan informasi-informasi yang kurang penting. Sebagai contoh dengan menggunakan limit 5% untuk tiap disiplin, maka hubungan yang lebih kecil misalnya 2% atau 1% dapat dihilangkan. Dengan melakukan pembatasan, graf molekuler dapat diatur agar hanya memasukkan disiplin-disiplin yang nilainya lebih besar atau sama dengan 5%, dengan jumlah lingkaran sesuai dengan indeks M05, lebar kombinasi dari semua hubungan binari sebanding dengan binari lintas disiplin I2, dan seterusnya. Jika digunakan skala yang sama untuk mewakili ukuran relatif dari tiap disiplin ci sebagai diameter lingkaran dan untuk mewakili koefisien bi-disiplin cik, dengan lebar batang penghubungnya, graf yang dihasilkan juga memvisualisasikan semua indeks yang didefinisikan di atas. Sebagai contoh Gambar 2 mengilustrasikan suatu struktur tiga disiplin. Dua disiplin sama ukurannya yaitu disiplin A dan B, keduanya berhubungan sangat kuat dan dominan satu sama lain, sedangkan disiplin C yang ukurannya lebih kecil, lebih kuat behubungan dengan disiplin B daripada dengan disiplin A. Dari Gambar 2 dapat digambarkan bahwa ada tiga relasi yang terjadi yaitu: kuat dan simetris (A-B), kuat dan asimetris (B-C), dan lemah dan asimetris (A-C).
C
A
B
Gambar 2 Ilustrasi graf molekuler dari struktur tiga disiplin ilmu
27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Penelitian akan mempelajari tingkat dan pola multidisiplin dan interdisiplin
kolaborasi penelitian yang terjadi pada program penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 melalui pangkalan data CARIS. Data akan diolah dengan menggunakan metode bibliometrik dengan masukan berupa data bibliografis dan dokumen proposal penelitian Badan Litbang Pertanian. Hasil akhir yang akan diperoleh dari perhitungan data adalah indeks multidisiplinaritas dan indeks interdisiplinaritas antara 2 disiplin atau lebih, atau I2. Seluruh metode penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus yang dipakai oleh Schummer (2003) dalam penelitiannya mengenai tingkat kolaborasi interdisiplin pada bidang nanosain dan nanoteknologi. Selain itu akan dikaji hubungan antara tingkat kolaborasi peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan oleh peneliti dari proposal yang telah dilaksanakan melalui pangkalan data AGRIS dan survei sehingga diketahui sejauh mana peran kolaborasi dalam menciptakan ilmu dan inovasi baru di bidang pertanian. Pada penelitian ini, data akan didapatkan melalui proposal penelitian pertanian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 yang tercakup dalam pangkalan data CARIS yang dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Sementara untuk mendapatkan data hasil publikasi yang telah diterbitkan akan menggunakan pangkalan data AGRIS
dan kuesioner.
Teknik dan sumber pengumpulan data tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa: 1. CARIS dan AGRIS merupakan jaringan kerjasama penelitian internasional dimana data yang terkumpul cukup lengkap dan komprehensif dalam melihat kolaborasi para peneliti pertanian Badan Litbang Pertanian.
28
2. Sampai saat ini belum ada penelitian dan pengkajian mengenai sejauh mana peneliti pertanian berperan dalam jaringan kolaborasi penelitian baik di dalam lingkup internal (dalam negeri) maupun eksternal (luar negeri). Alur penelitian kajian analisis
kolaborasi interdisipliner peneliti bidang
pertanian : studi kasus penelitian badan litbang pertanian tahun 2004-2006 dapat dilihat pada Gambar 3.
Persiapan
Studi Literatur
Pengumpulan Data Awal
Pembuatan Kuesioner Tahap persiapan
Penyebaran kuesioner
Pengumpulan dokumen proposal (RPTP)
Pengumpulan data
jumlah publikasi
data peneliti dan kolaborasi dalam proposal
Tahap pelaksanaan penelitian
Analisis Data
Pengukuran Indeks Interdisiplinaritas
Pengukuran Indeks Multidisiplinaritas
Uji pengaruh kolaborasi terhadap produktivitas publikasi Pearson Product Moment Correlation Coefficient
Visualisasi dengan graf molekuler
Tahap pengolahan dan analisis data
Penulisan Laporan Akhir
Gambar 3 Alur Kegiatan Penelitian
Tahap akhir
29
3.2.
Pendekatan Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah tingkat dan pola multidisiplin dan
interdisiplin kolaborasi penelitian yang terjadi pada proposal kegiatan Badan Litbang Pertanian, sedangkan objek penelitiannya adalah dokumen proposal penelitian pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006.
3.3.
Populasi dan Sampel Anggota populasi dalam penelitian ini adalah semua proposal penelitian
(RPTP) Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 yang dokumennya dikumpulkan dalam pangkalan data CARIS di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor. Proposal penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah proposal penelitian yang berasal dari institusi penelitian dan bukan dari pengkajian. Berdasarkan studi awal terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan selama tahun 2004-2006 pada pangkalan data CARIS didapatkan jumlah populasi proposal penelitian adalah sebanyak 525 buah RPTP. Dokumen proposal penelitian merupakan Rencana Penelitian Tingkat Peneliti (RPTP) yang berasal dari seluruh balai dan pusat penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian. Pada periode tahun pengambilan dokumen proposal pada pangkalan data (2004-2006) ada beberapa beberapa balai penelitian atau pusat penelitian yang berganti nama, maka penulis tidak memisahkan dokumen proposalnya tetapi memasukkan nama terakhir dari balai atau pusat penelitian. Tabel 1 di bawah ini akan memberikan gambaran kondisi populasi proposal penelitian pada pangkalan data tahun 2004-2006 berdasarkan sub program Badan Litbang Pertanian.
30
Tabel 1. Data proposal penelitian (RPTP) Badan Litbang Pertanian pada pangkalan data CARIS tahun 2004-2006 berdasarkan sub program No
Bidang Penelitian
Jumlah Proposal
Jumlah Peneliti
Jumlah Responden (Proposal)
1
Bioteknologi dan Genetik Pertanian
17
61
6
2
Hortikultura
79
363
27
3
Mekanisasi Pertanian.
41
61
14
4
Pascapanen Pertanian.
13
69
4
5
Perkebunan
66
326
23
6
Peternakan
47
155
16
7
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
31
97
11
8
Sumberdaya Lahan
95
300
32
9
Tanaman Pangan
95
325
32
10
Veteriner
41
58
14
525
1190
176
Jumlah total proposal
3.4.
Unit Analisis dan Variabel Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan
penelitian atau proposal penelitian (RPTP) pada pangkalan data CARIS 20042006. Variabel penelitian yang diukur adalah kolaborasi interdisipliner, kolaborasi multidispliner dan produktivitas publikasi yang berasal dari hasil penelitian.
3.5.
Prosedur Penelitian
3.5.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui: (1) Analisis dokumen dan dengan cara pemeriksaan dan pencatatan sistematis terhadap unit analisis dan variabel-variabel penelitian yang dibutuhkan. Dalam hal ini adalah data peneliti dan kolaborasinya dari proposal penelitian pada pangkalan data CARIS pada periode 2004-2006 dan disiplin keahlian pengarang serta disiplin keahlian instansi afiliasi pengarang, (2) Metode survei dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada sampel yang telah ditentukan. Kemudian kedua jenis data (hasil analisis dokumen dan kuesioner) ditabulasikan untuk memudahkan pengukuran dan visualisasi.
31
3.5.2. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan pada penelitian kajian ini adalah secara deskriptif, dengan pengertian bahwa hasil analisis dengan memakai statistika deskriptif terutama menyajikan rangkuman data atau nilai-nilai tertentu. Rangkuman data atau nilai ini dihitung berdasarkan data yang telah tersedia atau yang akan dikumpulkan kemudian. Tahapan dalam analisis data meliputi: 1.
Analisis Dokumen Analisis dokumen proposal dibagi berdasarkan sub program utama Badan
Litbang Pertanian yaitu (1) Bioteknologi dan Genetik Pertanian, (2) Hortikultura, (3) Mekanisasi Pertanian, (4) Pascapanen Pertanian, (5) Perkebunan, (6) Peternakan, (7) Sosial Ekonomi, (8) Sumberdaya Lahan (9), Tanaman Pangan, dan (10) Veteriner. 2.
Analisis Keahlian Peneliti dan Subjek Proposal Analisis kategori keahlian
peneliti pada
setiap
bidang
penelitian
menggunakan deskriptor pada Thesaurus AGROVOC. Untuk menganalisis keterkaitan keahlian peneliti dengan proposal penelitian, maka analisis subjek proposal menggunakan Scheme Categorization yang diterbitkan FAO yang merupakan acuan klasifikasi untuk CARIS dan AGRIS. Contoh Kategori Keahlian pada deskriptor Thesaurus AGROVOC Plant Breeding Livestock Postharvest Technology. Contoh Kategori disiplin dokumen proposal Plant Genetic and Breeding (F30) Animal Husbandy (L01) Agricultural Economic and Policies (E10). 3.
Pengukuran Indeks Multisiplinaritas Pengukuran akan dilakukan pada kedua variabel penelitian yaitu keahlian
peneliti dan instansi afiliasi peneliti. Tahapan pengukuran untuk menghitung Indeks Multidisiplinaritas meliputi:
32
a. Penghitungan jumlah penelitian dengan sekurang-kurangnya satu peneliti dari disiplin i terlibat atau ni. b. Penghitungan untuk mendapatkan nilai ukuran relatif disiplin i, atau ci.. c. Penghitungan untuk mendapatkan nilai indeks multidisiplinaritas atau M05. d. Tabulasi hasil penghitungan.
4.
Pengukuran Indeks Interdisiplinaritas Pengukuran akan dilakukan pada kedua variabel penelitian yaitu bidang
keahlian peneliti dan instansi afiliasi peneliti. Tahapan pengukuran untuk menghitung Indeks Interdisiplinaritas meliputi: a. Penghitungan jumlah penelitian dengan ko-pengarang sekurangnya satu peneliti dari tiap disiplin i dan k, atan nik. b. Penghitungan untuk mendapatkan nilai ukuran relatif disiplin i dan k, atan cik. c. Penghitungan untuk mendapatkan nilai Indeks Interdisiplinaritas disiplin i dan k, atan I2. d. Tabulasi hasil penghitungan. e. Penyusunan matriks Interdisiplinaritas simetrik.
5.
Visualisasi Dalam
kajian
ini
penghitungan
akan
divisualisasikan
dengan
menggunakan graf molekuler yang merupakan representasi topologis yang terdiri atas simpul dan batang penghubung. Disiplin merupakan simpul dari graf dan dihubungkan dengan batang penghubung yang menggambarkan hubungan interdisipliner. Ukuran yang diperlukan untuk pembuatan graf masing-masing bidang keahlian untuk keseluruhan data adalah: a. ck untuk diameter lingkaran dan untuk mewakili koefisien bi-disiplin. b. cik untuk lebar batang penghubungnya. 5.
Pengukuran Pengaruh Kolaborasi Interdisiplin Produktivitas Publikasi yang diterbitkan
Peneliti dengan
Untuk melihat hubungan kolaborasi peneliti pada kegiatan (RPTP) dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan, maka dilakukan pengumpulan hasil-hasil
33
penelitian yang terhimpun dalam pangkalan data AGRIS dan publikasi lainnya serta dari kuesioner dari tahun 2005-2007. Tahapan pengumpulan data meliputi: a. Pengumpulan data publikasi hasil penelitian yang berhubungan dengan proposal kegiatan penelitian (CARIS) dari pangkalan data AGRIS dan publikasi Badan Litbang Lainnya mulai tahun 2005-2007. b. Pengumpulan data dari kuesioner melalui unit analisis penelitian berupa proposal penelitian. Dari populasi sebanyak 525 buah proposal maka jumlah sampel penelitian adalah 176 proposal berdasarkan tabel penentuan sampel Bartlett, Kotrlik, & Higgins (2001). Metode sampling yang digunakan adalah Proportional Stratified Sampling (Powell, 1999). c. Tabulasi hasil pengumpulan data dari pangkalan data AGRIS dan survei melalui kuesioner. d. Penghitungan Pearson Product Moment Correlation Coefficient (Irianto, 2004). Uji ini digunakan untuk menemukan hubungan antara kolaborasi peneliti pertanian dengan produktivitas hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam publikasi dan media lainya. Dalam hal ini formulasi Pearson disajikan sebagai berikut: rxy =
n∑ xy − (∑ x)(∑ y )
n.∑ x 2 − (∑ x) 2 (n.∑ y 2 ) − (∑ y ) 2
,
r = -1≤ r ≤ 1, apabila r = 0 tidak ada hubungan linear antara kedua kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan. r = 1 ada korelasi positif sempurna antara kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan. r = -1 ada korelasi negatif sempurna antara kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan.
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk memudahkan pembahasan maka pemaparan hasil pengolahan data dibagi berdasarkan bidang-bidang penelitian yang ada pada Program Penelitian Badan Litbang Pertanian. 4.1.
Bidang Penelitian Program Utama Badan Litbang Pertanian Berdasarkan kajian awal yang dilakukan terhadap bidang-bidang
penelitian pada Program Utama Badan Litbang Pertanian, diperoleh data bahwa Program utama Badan Litbang Pertanian 2005-2009, terdiri 5 program utama dan 13 sub program yaitu: (1)
Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian: Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Tanah, Air, dan Agroklimat, Sub Program Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Bioteknologi dan Genetik Pertanian.;
(2)
Program Penelitian dan Pengembangan Komoditas: Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura, Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan, Sub Program Penelitian dan Pengembangan Peternakan;
(3)
Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Nilai Tambah Pertanian: Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian
dan
Kebijakan
Pertanian,
Sub
Program Penelitian
dan
Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Sub Program Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (4)
Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian: Sub Program Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi, Sub Program Pengembangan Model Agribisnis Berbasis Inovasi Pertanian; dan
(5)
Program Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang: Sub Program Pengembangan Kelembagaan Litbang Pertanian, Sub Program
35
Pengembangan Sumberdaya Informasi Iptek, Diseminasi dan Penjaringan Umpan Balik. Pengolahan dan analisis data selanjutnya mengacu pada 9 sub program penelitian dan pengembangan, sedangkan 4 sub program lainnya tidak diteliti dan dioleh karena bukan program yang bersifat penelitian tetapi merupakan program pengkajian dan pengembangan kelembagaan (Tabel 2.). Tabel 2. Bidang Penelitian Program Utama Badan Litbang tahun 2005-2009 No
1
2
3
4
5
Program Utama
Sub Program
Bidang Penelitian yang diteliti
Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Pertanian
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Tanah, Air, dan Agroklimat
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Bioteknologi dan Genetik Pertanian
D
Program Penelitian dan Pengembangan Komoditas
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Peternakan
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian dan Kebijakan Pertanian
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian
D
Sub Program Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
D
Sub Program Penelitian dan Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi
U
Sub Program Pengembangan Model Agribisnis Berbasis Inovasi Pertanian
U
Sub Program Pengembangan Kelembagaan Litbang Pertanian
U
Sub Program Pengembangan Sumberdaya Informasi Iptek, Diseminasi dan Penjaringan Umpan Balik
U
Program Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Nilai Tambah Pertanian
Program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian
Program Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang
Dalam perkembangannya, Sub Progam Peternakan dibagi menjadi
2
(dua) bidang yaitu penelitian penelitian Peternakan dan penelitian Veteriner. Pembagian ini dikarenakan penelitian Veteriner mempunyai karakteristik dan spesifik dalam penelitiannya, sehingga dalam pembahasan selanjutnya mengacu pada 10 bidang penelitian yaitu: (1) Sumberdaya Lahan, (2) Bioteknologi dan Genetik Pertanian, (3) Tanaman Pangan, (4) Hortikultura, (5) Perkebunan, (6) Peternakan, (7) Veteriner, (8) Sosial Ekonomi, (9) Mekanisasi Pertanian, dan (10) Pascapanen Pertanian. Berdasarkan data populasi RPTP/Proposal tahun 2004-
36
2006, diketahui bahwa jumlah keseluruhan proposal yang diteliti berjumlah 525 dokumen yang dilaksanakan oleh 1.797 orang peneliti. Jumlah proposal terbesar yang dilaksanakan adalah bidang Sumberdaya Lahan dan Bidang Tanaman Pangan masing-masing 95 proposal selama kurun waktu 2004-2006. Rata-rata jumlah peneliti yang melaksanakan penelitian lebih dari 1, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan penelitian seluruhnya dilakukan secara kolaboratif, dengan nilai rata-rata peneliti per proposal 3,5 orang peneliti. Jumlah peneliti terbanyak terdapat pada bidang penelitian Hortikultura (363 orang), diikuti oleh bidang penelitian Tanaman Pangan (325), sedangkan jumlah peneliti terkecil pada Bidang Veteriner (58 orang). Keahlian peneliti terbanyak terdapat di Bidang Sumberdaya Lahan dengan jumlah 34 keahlian peneliti disusul oleh Bidang Perkebunan sebanyak 30 keahlian, sedangkan yang terkecil adalah Bidang Sosial Ekonomi dan Veteriner masing-masing 6 keahlian peneliti. Dari keseluruhan proposal yang diteliti diketahui bahwa jumlah subjek penelitian pada proposal tertinggi ada pada Bidang Sumberdaya Lahan (32 subjek) dan Tanaman Pangan (25 subjek), walaupun demikian rata-rata disiplin proposal termasuk rendah yaitu 0,28. Tabel 3 Data Populasi RPTP/Proposal Badan Litbang Pertanian Tahun 20042006 berdasarkan Unit Bidang Keahlian/disiplin Peneliti Bidang
Jumlah
Jumlah
x peneliti/
Σ keahlian
x keahlian/
Σ disiplin
Proposal
Peneliti
proposal
Peneliti
proposal
proposal
17
61
5,71
22
1,24
4
Hortikultura
79
363
4,59
24
0,30
19
Mekanisasi Pertanian
41
61
1,49
7
0,17
11
Pascapanen Pertanian
Bioteknologi
13
69
5,31
9
0,69
5
Perkebunan
66
291
4,41
30
0,45
16
Peternakan
47
141
3,00
18
0,38
4
Sosial Ekonomi
31
98
3,13
6
0,19
11
95
300
2,95
34
0,36
32
Tanaman Pangan
95
325
4,00
24
0,25
25
Veteriner
41
58
1,41
6
0,15
6
Jumlah
525
1797
Sumberdaya Lahan
37
4.2.
Indeks Multidisiplinaritas M05 Bidang penelitian multidisiplin adalah bidang penelitian yang melibatkan
banyak
disiplin
atau
keahlian.
Kondisi
ini
diketahui
melalui
Indeks
Multidisiplinaritas dan secara lebih akurat dapat dilihat dalam distribusi fungsi disiplin atau keahlian melalui ukuran relatifnya atau ci untuk disiplin i. Untuk menyederhanakan pembuatan graf dan analisis data maka nilai ci yang dimasukkan dalam penghitungan Indeks Multidisiplinaritas adalah yang nilainya ≥ 0,5 atau Indeks Multidisiplinaritas M05. Hasil analisis diketahui bahwa bidang keahlian yang dimiliki oleh peneliti Bioteknologi adalah 21 keahlian dengan indeks Multidisiplinaritas M05 = 21 (Tabel 4). Hasil ini menunjukkan bahwa semua bidang keahlian yang dimiliki oleh peneliti Bioteknologi memenuhi nilai ci ≥ 0,05, ini berarti semua keahlian peneliti cukup berperan dalam setiap proposal penelitian. Tabel 4 Nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 peneliti Bidang Pertanian Tahun 2004-2006 Bidang Penelitian
∑ Bidang Keahlian peneliti
M05
Bioteknologi dan Genetik Pertanian
21
21
Hortikultura
24
18
Mekanisasi Pertanian.
7
3
Pascapanen Pertanian.
9
9
Perkebunan
30
17
Peternakan
18
11
6
2
Sumberdaya Lahan
34
16
Tanaman Pangan
24
18
6
6
Sosial Ekonomi
Veteriner
Untuk bidang penelitian Sosial Ekonomi diketahui bahwa dari 6 bidang keahlian yang dimiliki oleh peneliti, yang memenuhi nilai ci ≥ 0,5 adalah 2 keahlian saja, sehingga nilai indeks Multidisiplinaritas M05 = 2. Data ini menunjukkan bahwa Sosial Ekonomi merupakan bidang penelitian yang rendah keterlibatan berbagai keahlian peneliti dalam proposal penelitiannya. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya pada bidang Riset dan Teknologi oleh Surtikanti (2004) yang menunjukkan bahwa keterlibatan
38
berbagai disiplin ilmu yang dimiliki peneliti bidang sosial ekonomi dalam kegiatan penelitian cukup tinggi dibandingkan dengan bidang penelitian lainnya termasuk dengan bidang penelitian Bioteknologi. Indeks Multidisiplinaritas M05 pada bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura masing-masing 18 keahlian peneliti, disusul oleh bidang Perkebunan (17 keahlian peneliti) dan Bidang Sumberdaya Lahan (16 keahlian peneliti). Bidang Pascapanen Pertanian dan Peternakan melibatkan 8 dan 11 keahlian peneliti dalam kegiatan penelitiannya. Bidang keahlian peneliti untuk setiap bidang penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 – Lampiran 20.
4.3.
Indeks Interdisiplinaritas I2 Bidang penelitian interdisiplin adalah bidang penelitian yang dalam setiap
kegiatan penelitiannya melibatkan interaksi antara berbagai disiplin/keahlian yang berbeda. Kondisi ini disyaratkan melalui Indeks Interdisiplinaritas I2. Besaran nilai interaksi ini secara lebih akurat dapat dilihat dalam distribusi fungsi interaksi disiplin i dan k melalui ukuran relatifnya atau nilai ci,k untuk disiplin i dan k. Nilai indeks Interdisiplinaritas I2 untuk analisis keahlian peneliti adalah tertinggi 100% yaitu pada proposal penelitian Bidang Peternakan dan Bidang Sumberdaya Lahan dan terendah bidang Sosial Ekonomi yaitu 25,81% (Tabel 5). Tabel 5 Nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 peneliti Bidang Pertanian Tahun 20042006 Bidang Penelitian
∑ proposal
Bioteknologi dan Genetik Pertanian
17
Hortikultura
79
Mekanisasi Pertanian. Pascapanen Pertanian.
∑ Proposal dgn keahlian yang berbeda 16
I2 (%) 94,12
75
94,94
41
4
31,71
13
38
92,31
Perkebunan
66
65
98,49
Peternakan
47
47
100,00
Sosial Ekonomi
31
8
25,81
Sumberdaya Lahan
95
95
100,00
Tanaman Pangan
95
94
98,95
Veteriner
41
19
47,50
39
Apabila nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 untuk keahlian peneliti dikelompokkan berdasarkan selang tertentu maka akan diperoleh data berikut: ada 7 bidang penelitian dengan nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 di antara 75%-100%, yaitu bidang Hortikultura, Pascapanen, Perkebunan, Peternakan, Bioteknologi dan Genetik Pertanian, Sumberdaya Lahan, dan Tanaman Pangan; dan ada 3 bidang penelitian dengan nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 antara 25%-50% yaitu Mekanisasi Pertanian, Sosial Ekonomi dan Veteriner. Nilai tersebut memperlihatkan bahwa ada 7 bidang penelitian yang 75%100% proposalnya melibatkan kerjasama keahlian peneliti yang berbeda. Di sisi lain ada 3 proposal yang keterlibatan atau kerjasama dengan peneliti dengan keahlian yang berbeda dalam dalam proposalnya antara 25-50% saja. Rendahnya keterlibatan berbagai keahlian peneliti pada beberapa bidang penelitian (Sosial Ekonomi, Mekanisasi Pertanian dan Veteriner) karena bidang tersebut sangat spesifik penelitiannya. Kegiatan penelitian bidang Sosial Ekonomi spesifik mengarah pada penelitian untuk merumuskan dan menganalisis program dan kebijakan pertanian (PSEKP, 2008) sehingga keterlibatan keahlian peneliti dalam setiap proposalnya tidak bergitu beragam. Demikian juga dengan kegiatan penelitian bidang Mekanisasi Pertanian yang lebih mengarah pada perekayasaan model perakayasaan prototipe, sistem, proses dan permodelan dan alat mesin pertanian baik untuk peningkatan kualitas dan nilai tambah komoditas utama; produktivitas, efisiensi sumberdaya pertanian, juga pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dengan pemanfaatan sumber energi alternatif (BB Mektan, 2008)). Oleh sebab itu keterlibatan keahlian peneliti lebih banyak pada keahlian mekanisasi untuk perekayasaan alat. Bidang penelitian Veteriner menekankan pada penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan sumberdaya plasma nutfah mikroba veteriner; penelitian virologi, bakteriologi, parasitologi, mikologi, toksikologi, patologi, epidemiologi, bioteknologi, farmakologi dan teknik penyehatan hewan; dan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk peternakan (Balitvet, 2008). Kegiatan penelitian tersebut lebih membutuhkan keahlian veteriner dan kesehatan hewan.
40
Interaksi berbagai keahlian peneliti di berbagai bidang penelitian pertanian, akan dijelaskan dalam sub bab berikutnya.
4.4.
Kolaborasi Interdisipliner Peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 Dalam bagian ini akan dijelaskan tingkat dan pola multidisipliner
kolaborasi penelitian dan produktivitas publikasi peneliti yang terjadi pada tiap Bidang Penelitian di Badan Litbang Pertanian pada tahun 2004-2006. Tingkat multidisipliner diukur dengan menggunakan Indeks Multidisiplinaritas M05 dan Indeks Interdisiplinaritas I2. Pola multidisipliner dan interdisipliner digambarkan dengan graf molekuler berdasarkan kedua indeks tersebut, dan produktivitas publikasi berdasarkan banyaknya artikel penelitian yang yang berasal dari proposal penelitian yang dipublikasikan.
4.4.1. Bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian Dari tahun 1974 Bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian merupakan bagian dari penelitian Tanaman Pangan, tetapi pada tahun 2002 Badan Litbang Pertanian memisahkan bidang penelitian tersebut menjadi bidang tersendiri yaitu bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian. Penelitian bidang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian hanya dilaksanakan oleh satu Balai Besar Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen, 2008). Dari data yang berhasil dikumpulkan diketahui ada 17 proposal penelitian bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian dengan jumlah peneliti 61 orang (Lampiran 33) dan 21 keahlian peneliti (Lampiran 13). Dengan jumlah peneliti yang cukup besar, rata-rata peneliti dalam setiap kegiatan adalah 5,71 orang. Nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 bidang penelitian Bioteknologi adalah 21, dan nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 adalah 94,12%. Data tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan semua keahlian peneliti dalam penelitian bidang bioteknologi tidak kurang dari 5% dari keseluruhan proposal yang ada. Indeks Interdisiplinaritas menunjukkan bahwa kolaborasi peneliti antar keahlian/disiplin sangat tinggi, artinya dalam setiap proposal kegiatan penelitian hampir semua melibatkan peneliti dari berbagai keahlian.
41
Kolaborasi
interdisipliner
bidang
penelitian
Bioteknologi
peneliti
pertanian ini masih lebih tinggi daripada indeks pada peneliti Bioteknologi peneliti di Program Riset Unggulan Terpadu (RUT) kerjasama Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) dan LIPI tahun 2004 yaitu dengan I2 = 68,5% dan M05 = 7 (Surtikanti, 2004). Struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang Bioteknologi berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan disiplin i dan k (cik) dari kedua analisis keahlian peneliti menunjukkan bahwa keahlian Plant Breeding (PB) sangat dominan dengan nilai ci = 1,00 (100%) diikuti oleh keahlian Moleculer Biology (MB) yaitu 88,24%; Microbiology (MIC) 47,06%; Entomology (ET) 35,29%; Plant Pathology (PPAT) 29,41%; Plant Physiology (PPHY) 23,53; dan Moleculer Genetics (MB) 23,53% (Lampiran 13). Data tersebut menunjukkan bahwa peneliti dengan keahlian Plant Breeding selalu terlibat dalam setiap kegiatan penelitian pada bidang bioteknologi. Visualisasi graf molekuler penelitian bidang Bioteknologi dijelaskan pada Gambar 4, dimana bulatan atau molekul pada gambar adalah merepresentasikan keahlian peneliti dengan diameter yang berbeda yang menandakan banyaknya peneliti yang dimiliki keahlian tertentu. Semakin besar diameter molekul maka semakin besar jumlah peneliti. Batang yang menghubungkan molekul mewakili interaksi atau kolaborasi keahlian peneliti yang satu dengan yang lainnya. Untuk melihat kekuatan interaksi antar molekul (keahlian peneliti), dapat dilihat dari lebar batang yang menghubungkan. Semakin lebar ukuran batangnya, maka semakin tinggi interaksi/kolaborasi antar keahlian peneliti. Untuk menyederhanakan pembahasan, gambar akan terbagi menjadi 5 gambar. Gambar 4a akan memperlihatkan interaksi peneliti dengan keahlian Plant Breeding dan keahlian Agronomy dengan keahlian peneliti lainnya. Gambar 4a memperlihatkan bahwa peneliti dengan keahlian Plant Breeding (PB) atau Pemuliaan Tanaman merupakan keahlian yang paling banyak dimiliki oleh peneliti bidang Bioteknologi, ini terlihat dari ukuran diameter lingkaran yang dimilikinya. Peneliti Plant Breeding bekerjasama dengan hampir semua peneliti dengan keahlian yang berbeda, ini dapat dilihat pada batang yang
42
menghubungkan lingkaran molekul dengan molekul lainnya. Kolaborasi atau kerjasama peneliti Plant Breeding yang paling tinggi adalah dengan peneliti Plant Pathology (PPAT) 17,77% dan Plant Diseases (PD) 11,77%, sedangkan dengan keahlian peneliti lainnya hampir seimbang. Peneliti dengan keahlian Agronomy (AGR) walaupun tidak sebanyak peneliti pemuliaan tanaman, tetapi mempunyai interaksi dan kolaborasi dengan banyak peneliti dengan keahlian yang berbeda dan kekuatan berinteraksinya seimbang.
Gambar 4a
Gambar 4b
43
Gambar 4c Gambar 4 Struktur interdisipliner penelitian bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian berdasarkan keahlian peneliti M05 = 22, I2 (%) = 94,118, AGR : Agronomy, cAGR %=17,65, BAC: Bacteriology, cBAC%=5,88, BIO : Biologi, cBIO%=17,65, BIOT : Biotechnology, cBIOT %= 29,41, BOT: Botany, cBOT%=11,76, CHE : Chemistry, cCHE%=5,88, ET : Entomology, cET %= 35,29, IVC : In Vitro Culture, cIVC%=23,53, MIC : Microbiology, cMIC % = 47,06, MB : Moleculer Biology, cMB%=88,24, MG : Molecular Genetics, cMG%=23,53%, MYC : Mycology, cMYC%=11,76, PAT : Pathology, cPAT%= 5,88, PP : Pests of Plants, cPP % = 17,65, PB : Plant Breeding, cPB % = 100,00, PD : Plant Diseases, cPD % = 11,76, PGR : Plant Genetic Resources, cPGR % = 5,88, PPAT : Plant Pathology, cPPAT%=29,41, PPHY : Plant Physiology, cPPHY % = 23,53, TAX : Taxonomy, cTAX % = 5,88, VIR : Virology, cVIR%=11,76.
Pada Gambar 4b memperlihatkan interaksi Peneliti Entomology (ET), Biotechnology (BIOT), Biology (BIO), Microbiology (MIC), Bacteriology (BAC), dan Taxonomy (TAX) dengan peneliti lainnya. Selain berinteraksi dengan peneliti Plant Breeding dan Agronomy, peneliti Entomology juga berkolaborasi dengan enam keahlian peneliti lain yaitu peneliti PGR, MB, PD, PP, PAT, dan BIO, tetapi dari lebar batang yang menghubungkan diketahui bahwa interaksi yang paling kuat adalah dengan peneliti dengan keahlian MB dan PD. Peneliti dengan keahlian Biotechnology (BIOT) berkolaborasi dengan 10 keahlian peneliti yang berbeda, tetapi interaksi tertinggi adalah dengan peneliti PPAT. Peneliti Biology (BIO) berkolaborasi dengan 9 keahlian peneliti lain tetapi semuanya dengan nilai interaksi seimbang (5,88%). Peneliti Bacteriology (BAC) berinteraksi dengan 6 keahlian peneliti, sedangkan Microbiology (MIC) hanya
44
berinteraksi dengan 4 keahlian peneliti, dan peneliti Taxonomy (TAX) hanya berhubungan dengan peneliti BAC dan BIOT. Peneliti keahlian Moleculer Biology (MB) juga termasuk keahlian peneliti yang cukup banyak terlibat dalam penelitian bidang bioteknologi. Apabila dilihat dari lebar batang yang menghubungkannya dengan keahlian lainnya, keahlian MB mempunyai interaksi terbesar dengan peneliti dengan keahlian Moleculer Genetics (MG) 17,65% dan Entomology (ET) 17,65%. Interaksi antar berbagai keahlian peneliti lain dapat dikatakan cukup seimbang (Gambar 4c). Interaksi antar keahlian peneliti bidang Biotechnology secara lengkap dapat dilihat pada matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas di Lampiran 29. Banyaknya peneliti dengan keahlian Pemuliaan di bidang Bioteknologi perwujudan dari misi penelitian yang salah satunya adalah mengelola dan memanfaatkan sumberdaya genetik pertanian untuk mendukung penelitian di bidang bioteknologi dan pemuliaan tanaman. Walaupun persentase peneliti dengan keahlian Biotechnology hanya 29,41%, tetapi dalam kenyataannya peneliti pemuliaan
tanaman
juga
melaksanakan
penelitian
dengan
pendekatan
bioteknologi. Ini dapat dilihat dari studi lanjutan yang dilaksanakan para peneliti dengan keahlian pemuliaan dengan mengambil spesialisasi bioteknologi (BB Biogen, 2008). Pada penelitian sebelumnya, Surtikanti (2004) menemukan bahwa pada Program Riset Unggulan Terpadu (RUT I-VII)), diketahui bidang disiplin keahlian Bioteknologi didominasi oleh peneliti dengan disiplin keahlian Biologi, Agrikultur, dan Kedokteran. Dominasi disiplin Biologi mencapai 86,5%, sedangkan disiplin Agrikultur (35,95%) dan Kedokteran (20,22%). Hasil penelitian tersebut apabila dihubungkan dengan penelitian bioteknologi pada peneliti pertanian menunjukkan bahwa disiplin Biologi dan Agrikultur sangat diperlukan dalam penelitian bioteknologi. Walaupun fakta membuktikan bahwa yang dominan di penelitian bioteknologi adalah peneliti dengan keahlian Plant Breeding, tetapi disiplin ilmu Biologi merupakan dasar dari disiplin para peneliti bioteknologi.
45
Data tersebut diperkuat oleh pembagian kelompok peneliti yang terdapat pada penelitian Bioteknologi yaitu (1) kelompok peneliti sumberdaya genetik, (2) kelompok peneliti biologi molekuler, (3) kelompok peneliti biologi sel dan jaringan, dan (4) kelompok peneliti biokimia (BB Biogen, 2008) yang menunjukkan dominansi Biologi sebagai disiplin atau keahlian pada penelitian Bioteknologi.
Subjek Kategori Proposal Berdasarkan subjek kategori proposal, terdapat 4 subjek kategori penelitian bidang Bioteknologi, yaitu proposal dengan subjek Plant Genetic and Breeding (F30) sebanyak 70,59%; proposal dengan subjek Pests of Plant (H10) dan Plant Diseases (H20) masing-masing sebesar 11,76%, serta subjek proposal mengenai Processing and Agricultural Wastes (Q70) 5,88%.
5.88
Q70
11.76
H20
11.76
H10
70.59
F30
0
20
40
60
80
F30:Plant Genetic and Breeding, H10:Pests of Plant, H20: Plant Diseases, dan Q70: Processing and Agricultural Wastes
Gambar 5 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang bioteknologi
Subjek proposal yang lebih dari 70% mengenai pemulian tanaman, tidak terlepas dari tugas dan mandat penelitian bidang Bioteknologi untuk melaksanakan kegiatan penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian diantaranya adalah: (1) Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian; (2) penelitian
46
konservasi dan karakterisasi yang meliputi fisik, kimia, biokimia, metabolisme biologis dan biomolekuler sumberdaya genetik pertanian; (3) Pelaksanaan penelitian bioteknologi sel, bioteknologi jaringan, rekayasa genetik, dan bioprospeksi sumberdaya genetik ; (4) Pelaksanaan penelitian keamanan hayati dan keamanan pangan produk bioteknologi; (5) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian
dan pengembangan bioteknologi dan
sumberdaya genetik pertanian; (6) Pelaksanaan pengembangan
komponen
teknologi sistem dan usaha agribisnis produk bioteknologi pertanian; dan juga (7) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik pertanian.
4.4.2. Bidang Hortikultura Sejak berdirinya Badan Litbang Pertanian pada tahun 1974, baru pada tahun 1981 Bidang penelitian hortikultura mulai dilaksanakan. Bermula dari Penelitian hortikultura sampai sekarang menjadi penelitian dan pengembangan hortikultura. Penelitian bidang Hortikultura dilaksanakan oleh 1 pusat penelitian dan 4 balai penelitian yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam kurun waktu 2004-2006 proposal kegiatan penelitian bidang hortikultura berjumlah 79 dengan jumlah peneliti yang terlibat sebanyak 363 orang (Lampiran 34). Rata-rata jumlah peneliti yang terlibat dalam proposal penelitian adalah 4,59 orang, sedangkan rata-rata keahlian peneliti pada setiap proposal penelitian adalah 0,30. Berdasarkan hasil kategori subjek diketahui bahwa ada 24 keahlian peneliti yang terlibat dalam proposal penelitian bidang hortikultura (Lampiran 1) dengan nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 = 18, berarti dari 24 keahlian yang dimiliki, ada 18 keahlian peneliti yang terlibat dalam proposal penelitian dengan jumlah sekurangnya 5% dari keseluruhan proposal yang ada. Nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 penelitian bidang hortikultura mencapai nilai 94,94%. Data tersebut menunjukkan bahwa bidang hortikultura melibatkan 18 keahlian peneliti dalam melaksakan penelitiannya, dan hampir seluruh proposalnya (94,94%) melibatkan peneliti lebih dari 1 keahlian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian bidang Hortikultura sangat kolaboratif.
47
Keahlian peneliti yang terbanyak pada penelitian Hortikultura adalah keahlian Plant Breeding (28,83%) diikuti oleh keahlian Agronomy (10,19%), Plant Ecology (6,34%), Plant Disease (6,06%), Economic Sociology (5,79%), Pests of Plant (5,51%) dan Postharvest Technology (5,51%), sedangkan keahlian lainnya kurang dari lima persen. Struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang hortikultura berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan disiplin i dan k (cik) dari kedua analisis keahlian peneliti digambarkan dalam gambar berikut:
Gambar 6a.
48
Gambar 6b.
Gambar 6c.
49
Gambar 6d.
Gambar 6e Gambar 6 Struktur interdisipliner penelitian bidang Hortikultura berdasarkan keahlian peneliti M05 = 18, I2 (%) = 94,937, AE : Agricultural Economic, cAE %=7,595 AGR : Agronomy, cAGR %= 46,84 BIOT : Biotechnology, cBIOT %= 17,72, ES : Economic Sociology, cES %= 26,58, ET : Entomology, cET%=5,06, MYC : Mycology, cMYC % = 5,06, NEM : Nematology cNEM % = 12,66, PP : Pests of Plants, cPP % = 25,32, PB : Plant Breeding, cPB % = 100,00, PD : Plant Diseases, cPD % = 27,85, PE : Plant Ecology, cPE % = 29,11, PPHY : Plant Physiology, cPPHY % = 20,25, PPR : Plant Protection, cPPR % = 11,39, PT : Postharvest Technology, cPT % = 25,32, ST : Seed Technology, cST % = 7,59, SS : Soil Science, cSS % = 13,92, TC : Tissue Culture, cTC % = 1,27, VIR : Virology, cVIR % = 20,25
50
Untuk menyederhanakan gambar, graf dalam bidang Hortikultura dibuat dalam 5 bagian walaupun kenyataannya semua jenis keahlian peneliti saling berhubungan satu sama lain. Pada Gambar 6a, diketahui bahwa peneliti Plant Breeding merupakan keahlian dengan jumlah yang terbanyak dibandingkan dengan keahlian peneliti lainnya. Ini terlihat dari diameter molekul yang membentuknya. Selain itu, peneliti Plant Breeding (PB) selalu terlibat dalam setiap proposal kegiatan bidang hortikultura (100%) dan Keahlian PB juga paling banyak berinteraksi dengan hampir semua peneliti dengan keahlian yang lain. Apabila dilihat dari lebar batang yang menghubungkan PB dengan keahlian peneliti lainnya, diketahui bahwa interaksi peneliti PB paling dominan dengan peneliti dengan keahlian Agronomy (32,91%), kemudian disusul oleh peneliti Economic Sociology (ES), Postharvest Technology (PT), Plant Diseases PD), Plant Ecology (PE), dan Plant Physiology (PPHY), sedangkan interaksi dengan peneliti lainnya kurang dari 20% (Tabel 6). Dalam Gambar 6b. keterlibatan Peneliti dengan keahlian Agronomy (AGR) dalam kegiatan penelitian adalah 46,84%. Di mana peneliti Agronomy cukup banyak berinteraksi dengan hampir semua keahlian peneliti lain, tetapi selain dominan berinteraksi dengan peneliti PB, peneliti agronomi paling sering berinteraksi dengan peneliti ES dan PT (15,19%), PD dan BIOT (13,92%), dan dengan peneliti PP dan PPHY (12,66%). Visualisasi pada Gambar 6c – Gambar 6e, memperlihatkan interaksi yang terjadi antara keahlian peneliti yang lain yang berjumlah 18, tetapi tidak sebesar 6 keahlian peneliti yang dominan yaitu PB, AGR, ES, PD, PT, dan PE. Untuk memperjelas interaksi interdisipliner di antara keahlian peneliti yang terlibat dan besarannya, dapat dilihat pada Tabel 6. Dominannya keterlibatan peneliti PB dan AGR dalam setiap penelitian bidang Hortikultura dikarenakan jumlah peneliti dengan keahlian tersebut cukup banyak sehingga kemungkinan peneliti PB dan AGR berkolaborasi atau bekerjasama dalam satu kegiatan yang sama cukup besar. Fakta juga memperlihatkan keahlian peneliti ES ternyata cukup berpengaruh dalam setiap kegiatan penelitian. Ini berarti walaupun bidang penelitian hortikultura, keterlibatan peneliti Sosial Ekonomi sangat diperlukan dan dibutuhkan.
51
Keterlibatan ilmu sosial ekonomi dalam penelitian pertanian merupakan hal yang wajar apabila dikaitkan dengan program penelitian hortikultura yang di antaranya adalah penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan kebijakan hortikultura, pengembangan model agribisnis berbasis inovasi hortikultura, dan pengembangan kapasitas kelembagaan litbang hortikultura (Puslitbanghorti, 2008) yang memerlukan pendekatan sosial ekonomi. Dunbar (1995) dalam Fiore (2008) dalam penelitian yang dilakukannya di laboratorium dalam ilmu genetik menyatakan bahwa analisis yang dilakukannya di laboratorium sering menggunakan analogi dari disiplin ilmu lain, dalam hal ini disiplin ilmu sosial untuk memecahkan masalahnya dan itu merupakan proses kolaborasi interdisiplin. Selain itu, Gorman, Kincannon dan Mehalik (2001) mencatat bahwa kemampuan peneliti untuk memahami sesuatu menjadi lebih baik dan sangat efektif apabila tim peneliti mempunyai kemampuan dan kepakaran yang berbeda sehingga dapat menuju proses kreatif dalam memecahkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
52
Tabel 6 Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Hortikultura Hortikultura C i, k (%)
AE
AGR
BIOT
ES
ET
MYC
NEM
PP
PB
PD
PE
AE
7,59
7,59
5,06
3,80
1,27
0,00
AGR
7,59
26,58
13,92
15,19
2,53
BIOT
5,06
13,92
2,53
7,59
ES
3,80
15,19
7,59
ET
1,27
2,53
MYC
0,00
NEM
PPHY
0,00
5,06
7,59
6,33
7,59
7,59
2,53
3,80
12,66
32,91
13,92
6,33
1,27
2,53
1,27
5,06
17,72
10,13
11,39
1,27
3,80
1,27
5,06
25,32
0,00
1,27
0,00
0,00
1,27
3,80
2,53
1,27
3,80
0,00
0,00
1,27
0,00
3,80
1,27
1,27
1,27
1,27
PP
5,06
12,66
5,06
5,06
3,80
PB
7,59
32,91
17,72
25,32
PD
6,33
13,92
10,13
PE
7,59
6,33
PPHY
3,80
PPR
PPR
PT
ST
SS
TC
VIR
3,80
3,80
3,80
2,53
2,53
1,27
12,66
10,13
15,19
5,06
8,86
1,27
6,33
3,80
8,86
5,06
5,06
3,80
5,06
1,27
7,59
7,59
6,33
10,13
7,59
12,66
1,27
5,06
2,53
2,53
3,80
1,27
3,80
3,80
0,00
1,27
0,00
5,06
1,27
0,00
1,27
3,80
2,53
0,00
2,53
1,27
3,80
0,00
2,53
1,27
3,80
2,53
2,53
3,80
2,53
1,27
3,80
0,00
1,27
0,00
2,53
3,80
2,53
1,27
1,27
7,59
18,99
12,66
6,33
3,80
2,53
8,86
1,27
5,06
2,53
5,06
3,80
3,80
3,80
18,99
70,89
29,11
20,25
21,52
11,39
24,05
7,59
13,92
10,13
13,92
7,59
1,27
2,53
2,53
12,66
27,85
18,99
8,86
8,86
1,27
7,59
5,06
7,59
6,33
7,59
3,80
6,33
3,80
0,00
1,27
6,33
20,25
8,86
11,39
5,06
6,33
6,33
2,53
5,06
3,80
3,80
12,66
8,86
10,13
3,80
3,80
2,53
3,80
20,25
8,86
5,06
6,33
5,06
8,86
7,59
8,86
2,53
5,06
3,80
10,13
5,06
7,59
0,00
1,27
0,00
2,53
11,39
1,27
6,33
5,06
6,33
7,59
2,53
2,53
0,00
2,53
PT
3,80
15,19
5,06
12,66
1,27
3,80
1,27
8,86
24,05
7,59
6,33
8,86
7,59
6,33
0,00
8,86
0,00
1,27
ST
3,80
5,06
3,80
1,27
0,00
0,00
0,00
1,27
7,59
5,06
2,53
1,27
2,53
0,00
2,53
2,53
2,53
2,53
SS
2,53
8,86
5,06
5,06
5,06
2,53
2,53
5,06
13,92
7,59
5,06
8,86
2,53
8,86
7,59
2,53
5,06
3,80
TC
2,53
1,27
1,27
2,53
1,27
1,27
3,80
2,53
10,13
6,33
3,80
2,53
150,00
0,00
2,53
5,06
6,33
2,53
VIR
1,27
6,33
7,59
2,53
0,00
3,80
2,53
5,06
13,92
7,59
3,80
5,06
2,53
1,27
3,80
3,80
2,53
7,59
AE : Agricultural Economic AGR : Agronomy, BIOT : Biotechnology, ES : Economic Sociology, ET : Entomology, MYC : Mycology, NEM : Nematology, PP : Pests of Plants, PB : Plant Breeding, PD : Plant Diseases, PE : Plant Ecology, PPHY : Plant Physiology, PPR : Plant Protection, PT : Postharvest Technology, ST : Seed Technology, SS : Soil Science, TC : Tissue Culture, VIR : Virology
53
Subjek Proposal Berdasarkan subjek kategori proposal, diketahui bahwa subjek proposal didominasi oleh Plant Genetic and Breeding (F30) yaitu 43,04%, diikuti oleh subjek Seed Production and Processing (F03) 12,66%, Agronomy (F01) 7,59%, dan Organization, Administration and Management of Agricultural Enterprises or Farm (E20) 6,33%. Subjek proposal lainnya kurang dari 5 persen dari keseluruhan proposal (Gambar 7). P33
P33 C30
H20 H10
E11 E14 E16
H01
E20 F70
E21 E73 F01
C30 : Documentation And Information
F03 : Seed Productionn And Processing
E11 : Land Economics And Policies
F04 : Fertilizing
E14 : Development Economic And Policies
F08 : Cropping Pattern And Systems
E16 : Production Economics
F30 : Plant Genetics And Breeding
E20 : Organization, Administration And
F70 : Plant Taxonomy And Geography
Management Of Agricultural Enterprises Or Farm
H01 : Protection Of Plant-General Aspects H10 : Pest Of Plants
E21 : Agro-Industry F02
E73 : Consumer Economic
H20 : Plant Diseases
F01 : Crop Husbandry
P30 : Soil Chemistry And Physics
F02 : Plant Propagation
P36 : Soil Biology
F03 F30 F04 F08
Gambar 7 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang hortikultura
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, bidang Hortikultura sebenarnya mempunyai beberapa program yaitu: (1) Program penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik hortikultura, (2) Program penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura (penelitian pemuliaan, perbaikan sistem produksi dan tekno-konomi; penelitian dan pengembangan komoditas tanaman hortikultura prospektif jangka panjang (demand driving); pengembangan kapasitas benih sumber tanaman hortikultura; penelitian dan pengembangan hortikultura berbasis kemitraan dan keperluan pembangunan hortikultura berdasarkan permintaan, (3) Program penelitian dan pengembangan sosial ekonomi dan kebijakan hortikultura, (4) Program pengembangan model agribisnis berbasis inovasi hortikultura, (5) Program pengembangan kapasitas kelembagaan litbang hortikultura, dan (6) Program pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi, dan penjaringan umpan balik iptek. Dari program tersebut dua di antaranya didominasi oleh program pemuliaan tanaman, oleh sebab itu dominannya tema proposal mengenai Plant
54
Genetics and Breeding tidak terlepas dari program yang dicanangkan oleh Badan Litbang Pertanian.
4.4.3. Bidang Mekanisasi Pertanian Bidang Penelitian Mekanisasi Pertanian mulai dilaksanakan di Badan Litbang Pertanian sejak tahun 1987. Adapun tugas program penelitian mekanisasi pertanian antara lain adalah: (1) Melaksanakan penelitian keteknikan pertanian, (2) Melaksanakan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi disain, model serta prototipe alat dan mesin pertanian, (3) Melaksanakan uji fungsional calon prototipe alat dan mesin pertanian, (4) Melaksanakan penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian, (5) Melaksanakan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis di bidang mekanisasi pertanian, (6) Menyusun program dan evaluasi penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian, (7) Pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian, (8) Pengelolaan sarana teknis penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian. Proposal kegiatan bidang mekanisasi pertanian selama tahun 2004-2006 yang terkumpul adalah sebanyak 41 dokumen dengan jumlah peneliti 61 orang (Lampiran 35). Rata-rata jumlah peneliti yang terlibat dalam proposal penelitian adalah 1,49 orang, sedangkan rata-rata setiap proposal kegiatan dilaksanakan oleh kurang dari 1 keahlian peneliti. Dari data subjek katagori proposal diketahui bahwa ada 6 subjek penelitian dari 41 proposal. Berdasarkan hasil kategori subjek diketahui bahwa hanya ada 7 keahlian peneliti yang terlibat dalam proposal penelitian bidang mekanisasi pertanian yaitu Agricultural
Development,
Agronomy,
Bioenergy,
Economic
Sociology,
Mechanization, Postharvest Technology dan Soil Sciences. Nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 = 3, yang menunjukkan bahwa hanya ada 3 keahlian yang terlibat sekurangnya 5% keseluruhan proposal bidang penelitian Mekanisasi Pertanian. Keahlian peneliti tersebut adalah Mechanization (MEC), Postharvest Technology (PT) dan Agricultural Development (AD). Indeks Interdisiplinaritas I2 mencapai nilai 31,71%. Data tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan berbagai
55
keahlian peneliti dalam satu kegiatan penelitian sangat rendah, walaupun tetap bersifat kolaboratif karena melibatkan lebih dari 2 keahlian peneliti. Struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang hortikultura berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan disiplin i dan k (cik) dari kedua analisis keahlian peneliti menggambarkan bahwa keahlian Mechanization (MEC) dalam bidang mekanisasi pertanian sangat dominan dibandingkan dengan keahlian Postharvest Technology (PT) dan Agricultural Development (AD) yang masing-masing hanya 24,39% dan 7,38%. Peneliti yang mempunyai keahlian Mechanization (MEC) hanya berinteraksi atau berkolaborasi dengan peneliti dengan keahlian Postharvest Technology (PT) saja, sedangkan peneliti yang mempunyai keahlian bidang Agricultural Development (AD) tidak berkolaborasi atau berinteraksi dengan peneliti di luar keahliannya.
Gambar 8 Struktur interdisipliner penelitian bidang Mekanisasi Pertanian berdasarkan keahlian peneliti M05 = 3, I2 (%) = 31,70, MEC : Mechanization, cMEC % = 100, PT : Postharvest Technology, cPT% = 24,39, AD : Agricultural Development, cAD% = 7,38
Interaksi peneliti dalam kegiatan penelitian bidang Mekanisasi Pertanian dapat tergambar dalam matriks Interdisiplinaritas pada Tabel 8 yang menunjukkan bahwa keahlian AD hanya berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian AD sedangkan peneliti MEC dan PT saling berinteraksi dengan nilai 29,27%, walaupun interaksinya tidak sebesar interaksi sesama keahlian MEC (41,46%).
56
Tabel
7
Matriks Interdisiplinaritas Interdisiplinaritas Keahlian Mekanisasi Pertanian
dan Indeks Disciplinarity-specific Peneliti pada Bidang Penelitian
Mekanisasi Pertanian Ci,k (%)
AD
AD
MEC
PT
2,44
0
0
0
41,46
29,27
0 29,27 PT AD : Agicultural Developmment, MEC : Mechanization, PT : Postharvest Technology
29,27
MEC
Subjek Proposal Pada bidang mekanisasi pertanian, dari 41 buah proposal penelitian, 23 di antaranya mengenai Agricultural Machinery and Equipment (N20), sedangkan subjek Postharvest Technology berjumlah 10 proposal (Gambar 9). Selain itu hanya ada 1 – 2 proposal dengan subjek lain seperti Development Economic and Policies (E14), Rural Sociology and Security (E50), Soil Science and Management (P30) dan Agricultural Structure (N10). N10 P30
E14 E50
E14 : Development Economic And Policies E50 : Rural sociology and security N20 : Agricultural Machinery and Equipment
J10
J10 : Postharvest Technology P30 : Soil Science and Management F01 : Crop Husbandry N20
N10 : Agricultural Structure
Gambar 9 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang mekanisasi pertanian
Banyaknya proposal mengenai Agricultural Machinery and Equipment (N20) sesuai dengan Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian 1999-2004 yang dilanjutkan pada Renstra 2005-2009, dimana penelitian bidang Mekanisasi Pertanian menitikberatkan kepada kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai, produk dan atau proses produksi (Badan Litbang Pertanian, 1999).
57
Perbedaan penekanan penelitian mekanisasi lebih kepada jenis komoditas yang diteliti sedangkan substansinya tetap sama yaitu desain dan rancang bangun nilai, produk dan atau proses produksi.
4.4.4. Bidang Pascapanen Pertanian Proposal penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti bidang pascapanen pertanian Badan Litbang Pertanian selama tahun 2004-2006 adalah 13 buah proposal. Proposal tersebut dilaksanakan oleh 69 orang peneliti dari 9 keahlian (Lampiran 36). Dari data tersebut rata-rata jumlah peneliti yang melaksanakan satu kegiatan adalah 5 orang dan rata-rata keahlian peneliti dalam setiap kegiatan penelitian 0,69 orang. Dari
9
keahlian
Multidisiplinaritas M
05
peneliti
yang
dimiliki
diketahui
nilai
Indeks
untuk bidang Pascapanen Pertanian adalah 9. Keahlian
peneliti pada Bidang Pascapanen pertanian terdiri atas : Analytical Methods (AM), Agronomy (AGR), Chemistry (CHE), Economic Sociology (ES), Food Technology (FT), Mechanization (MEC), Microbiology (MIC) dan Postharvest Technology (PT). Data tersebut menunjukkan bahwa semua keahlian peneliti bidang Pascapanen
Pertanian
dapat
digunakan
untuk
pengukuran
indeks
Interdisiplinaritas. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai Indeks Interdisiplinaritas 2
I mencapai nilai 92,31%. Data tersebut menunjukkan bahwa 92,31% proposal penelitian melibatkan lebih dari 1 keahlian peneliti, dan bisa dikatakan kegiatan bersifat kolaboratif. Berdasarkan hubungan interaksi antar keahlian peneliti yang digambarkan dalam graf molekuler diketahui bahwa keahlian Postharvest Technology (PT) merupakan keahlian yang paling banyak dimiliki oleh peneliti bidang Pascapanen Pertanian, ini terlihat lebar diameter molekul dalam Gambar 11, diikuti oleh keahlian Mechanization (MEC), Analytical Methods (AM), dan Chemistry (CHE). Apabila dilihat dari lebar batang yang menghubungkan keahlian peneliti, diketahui bahwa keahlian PT paling banyak berkolaborasi dengan peneliti CHE, disusul dengan peneliti FT dan MEC.
58
FT
M05 = 9, I2 (%) = 92,31, AM : Analytical Methods, cAM %=38,46, AGR : Agronomy, cAGR %= 7,69, CHE : Chemistry, cCHE %= 38,46, ES : Economic Sociology, cES %= 7,69, FT : Food Technology, cFT% = 23,08, MEC : Mechanization, cMEC % = 15,38, MIC : Microbiology, cMIC%= 7,69, PT : Postharvest Technology, cPT% = 100
PT
Gambar 10 Struktur interdisipliner penelitian bidang Pascapanen Pertanian berdasarkan keahlian peneliti
Berdasarkan matriks interaksi antar peneliti bidang Pascapanen Pertanian diketahui bahwa keahlian PT juga merupakan keahlian yang banyak berinteraksi dengan semua keahlian peneliti yang ada di bidang Pascapanen Pertanian, tetapi interaksi tertinggi keahlian PT adalah dengan peneliti dengan keahlian CHE yaitu sebesar 61,64%, disusul interaksi dengan Analytical Methods (AM) dan Food Technology (FT) masing-masing 30,77%. Begitu pula peneliti dengan keahlian FT banyak berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian Chemistry (CHE) 15,38% (Tabel 8). Interaksi antar peneliti dengan keahlian lainnya juga dapat dilihat pada Tabel 8, dimana interaksi yang paling rendah adalah keahlian Economic Sociology (ES) dan Microbiology (MIC). Tabel
8
Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas pada Bidang Penelitian Pascapanen Pertanian
Pascapanen Pertanian Ci,k (%) AGR
AGR
AM
CHE
ES
FT
MC
MIC
PT
7,69
7,69
7,69
0
0
15,39
0
23,08
AM
7,69
7,69
23,08
0
7,69
15,38
0
30,77
CHE
7,69
23,08
7,69
15,38
15,38
15,38
0
61,54
ES
0
7,69
15,38
0
7,69
0
0
23,08
FT
0
7,69
15,38
7,69
0
7,69
0
30,77
MEC
15,38
15,38
15,38
0
0
0
0
23,08
MIC
0
0
0
0
7,69
0
0
7,69
23,08
30,77
61,54
23,08
30,77
23,08
7,69
100,00
PT
AGR : Agronomi, AM : Analytical Method, CH : Chemistry, ES : Economic Sosiology, FT : Food Technology, MEC : Mechanization, MIC : Microbiology, PT : Postharvest Technology,
59
Tingginya interaksi peneliti dengan keahlian PT dan FT dengan peneliti Chemistry disebabkan
kegiatan
penelitian
bidang Pascapanen
Pertanian
memerlukan kolaborasi dengan keahlian tersebut untuk mendukung di antaranya penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil pertanian, dan penelitian teknologi proses fisik, kimia, dan biologi hasil pertanian. Data tersebut dapat dipahami karena bidang Pascapanen Pertanian bersifat sangat spesifik. Program penelitian bidang Pascaspanen Pertanian menekankan pada penelitian yang spesifik mengenai pascapanen produk-produk pertanian yang memerlukan keahlian peneliti akan teknologi pascapanen dan teknologi pangan. Oleh sebab itu keterlibatan keahlian peneliti CHE akan cukup tinggi.
Subjek Proposal Berdasarkan subjek kategori proposal kegiatan pada Gambar 11, diketahui bahwa proposal terbanyak yaitu mengenai Food Processing and Preservation (Q02) dan Processing of non-food or non-feed agricultural (Q60) yang masingmasing berjumlah 6 proposal dan 4 proposal. Apabila dikaitkan dengan subjek kategori proposal selama kurun waktu 2004-2006 yang dilaksanakaan oleh bidang Pascapanen Pertanian dapat disimpulkan bahwa program penelitian bidang Pascapanen Pertanian sudah sangat sejalan dengan proposal penelitian yang telah dilaksanakan. Handling, transport, storage and protection of plant products (J11), 1
Processing of non-food or nonfeed agricultural (Q60), 4
Food composition (Q04), 1
Food processing and preservation (Q02), 6
Food contamination and toxicology (Q03), 1
Gambar 11 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Pascapanen Pertanian
Menurut BB Pascapanen (2008), program penelitian bidang pascapanen terdiri atas; (1) penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu
60
hasil pertanian; (2) pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah dan pengembangan produk baru; (3) penelitian teknologi proses fisik, kimia, dan biologi hasil pertanian; (4) penelitian sistem mutu dan keamanan pangan hasil pertanian; (5) pengembangan sistem informasi teknologi pascapanen pertanian; (6) pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang pascapanen pertanian; dan (7) kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian.
4.4.5. Bidang Perkebunan Penelitian Bidang Perkebunan sudah dilaksanakan sejak berdirinya Badan Litbang Pertanian tahun 1974. Periode tahun 1998-1999 bidang perkebunan sempat beralih ke Departemen Kehutanan dan Perkebunan, tetapi sejak tahun 2001, bidang perkebunan kembali masuk ke dalam Badan Litbang Pertanian. Kegiatan penelitian Bidang Perkebunan tahun 2004-2006 terdiri atas 66 proposal yang dilaksanakan oleh 291 orang peneliti (Lampiran 37). Dari data tersebut diketahui bahwa rata-rata peneliti yang melaksanakan kegiatan adalah 4,41 orang. Dari seluruh peneliti Bidang Perkebunan terdapat 30 keahlian peneliti, sehingga rata-rata keahlian dalam setiap proposal yang dilaksanakan adalah 0,45 keahlian. Nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 yang diperoleh pada bidang penelitian Perkebunan adalah 17 (Lampiran 7), di mana keahlian yang terbanyak adalah keahlian Plant Breeding dan Agronomy, disusul oleh Plant Physiology, Pests of Plant, Economic Sociology dan Postharvest Technology. Hasil analisis diketahui bahwa nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 mencapai nilai 98,49%. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap proposal kegiatan bidang perkebunan hampir keseluruhannya melibatkan minimal 2 keahlian peneliti. Apabila dikaitkan dengan struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang hortikultura berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan disiplin i dan k (cik) dari kedua analisis keahlian peneliti menggambarkan bahwa kolaborasi peneliti dengan keahlian Plant Breeding (PB) dalam bidang setiap kegiatan penelitian pada bidang Perkebunan adalah 100%. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam semua proposal penelitian bidang
61
Perkebunan selama kurun waktu 2004-2006, keahlian Plant Breeding selalu terlibat dalam penelitian. Diikuti oleh peneliti dengan keahlian Agronomy (AGR) 63,64%, Plant Physiology (PPHY) 30,30%, Pests of Plants (PP) 25,76%, Economic Sociology (ES) 24,25%, dan Postharvest Technology (PT) 21,21%. Keahlian peneliti lain kurang dari 20% (Gambar 12).
Gambar 12a
Gambar 12b
62
Gambar 12c
Gambar 12d Gambar 12 Struktur interdisipliner penelitian bidang Perkebunan berdasarkan keahlian peneliti M05 = 17, I2 (%) = 98,485, AGR : Agronomy, cAGR %=63,64, BIO : Biologi, cBIO%=9,09, BIOT : Biotechnology, cBIOT %= 9,09, CLI : Climatology, cCLI%=6,06, ES : Economic Sociology, cES %= 24,24, ET : Entomology, cET%=15,15, MYC : Mycology, cMYC % = 7,58, PP : Pests of Plants, cPP % = 25,76, PB : Plant Breeding, cPB % = 100,00, PD : Plant Diseases, cPD % = 13,64, PE : Plant Ecology, cPE % = 15,15, PPAT : Plant Pathology, cPPAT%=18,18, PPHY : Plant Physiology, cPPHY % = 30,30, PT : Postharvest Technology, cPT % = 21,21, ST : Seed Technology, cST % = 7,58, SS : Soil Science, cSS % = 18,18, TC : Tissue Culture, cTC % = 7,58
63
Apabila dilihat dari lebar batang yang menghubungkan PB dengan keahlian lainnya, diketahui bahwa interaksi terbesar adalah dengan peneliti dengan keahlian Agronomy (AGR) sebesar 46,97%, diikuti oleh Plant Physiology (PPHY) 30,30%, Pests of Plants (PP), dan Economic Sociology (ES). Begitu pula dengan peneliti Agronomy berinteraksi cukup tinggi dengan peneliti dengan keahlian Plant Physiology (PPHY), Soil Science (SS), dan Economic Sociology (ES) Pada Gambar 12 (b), (c), dan (d) terlihat interaksi antara keahlian peneliti Plant Physiology dengan keahlian peneliti lain tidak terlalu tinggi. Yang tertinggi adalah dengan Postharvest Technology (PT), Soil Science (SS), Economic Sociology (ES) dan Pests of Plants (PP) 25,76%. Selanjutnya interaksi antar keahlian peneliti pada bidang Perkebunan dapat dilihat pada Lampiran 30. Dalam Rencana Strategis Badan Litbang tahun 1999-2004, bidang penelitian Perkebunan salah satunya menekankan pada peningkatan produktivitas komoditas perkebunan dengan (1) pelepasan varietas unggul kapas, rami, lada, panili, nilam, karet, tembakau, kencur, kunyit dan temulawak dan lain-lain, (2) perbaikan manajemen produksi, benih unggul, PHT (Pengganggu Hama Tanaman) tanaman perkebunan, (3) aspek analisis kebijakan sosial ekonomi penerapan aspek produksi tanaman perkebunan. Oleh sebab itu dominasi peneliti dengan keahlian pemuliaan tanaman dan agronomi sangat diperlukan pada bidang Perkebunan walaupun tidak dipungkiri peneliti sosial ekonomi juga berperan untuk melihat sejauh mana efektivitas teknologi bidang perkebunan dapat diterapkan di masyarakat.
Subjek Proposal Berdasarkan subjek kategori, dari 16 proposal penelitian bidang perkebunan, 36,36% di antaranya mengenai Plant Genetics and Breeding (F30), sedangkan proposal bertemakan Agronomy (F01) sebesar 16,67%, sedangkan subjek yang lain kurang dari 10%.
64
30
24
20
11
10 6 4
4
3 2 1
1
E11
E14
2
2
2 1
1
1
1
Q60
Q70
0 E20
F01
F02
F03
F04
F08
F30
F62
H10
H20
P10
Q02
E11: Land economics and policies; E14: Development economics and policies; E20: Organization, administration and management of agricultural enterprises or farms; F01: Crop husbandry; F02: Plant propagation; F03: Seed production and processing; F04: Fertilizing; F08: Cropping pattern and systems; F30: Plant genetics and breeding; F62: Plant physiology-growth and development; H10: Pests of plants; H20: Plant diseases; P10: Water resources management; Q02: Food processing and preservation; Q60: Processing of nonfood or non-feed agricultural products; Q70: Processing of agricultural wastes.
Gambar 13 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Perkebunan
Subjek proposal yang didominasi oleh pemuliaan tanaman tidak terlepas dari tugas program penelitian bidang perkebunan yang memprioritaskan pada pengembangan komoditas perkebunan yang berkualitas tinggi dengan pelepasan varietas baru dan aspek produksi lain komoditas tanaman tanaman obat dan aromatik (tanaman obat, minyak atsiri, dan pestisida nabati) tanaman tembakau dan tanaman serat (tanaman tembakau, serat buah, serat batang, dan daun, dan minyak nabati), kelapa dan palma lain (kelapa, pinang, aren, dan palma lainnya), dan tanaman rempah dan aneka tanaman industri.
4.4.6. Bidang Peternakan Sejak berdirinya Badan Litbang Pertanian tahun 1974, penelitian Bidang Peternakan telah dikembangkan. Penelitian bidang peternakan dilaksanakan di berbagai balai penelitian dan pusat penelitian, yaitu 1 pusat penelitian dan 3 balai penelitian di Jawa Barat dan Jawa Timur.
65
Selama tahun 2004-2006, proposal penelitian bidang peternakan berjumlah 47 buah dilaksanakan oleh 141 peneliti yang mempunyai 18 keahlian (Lampiran 38). Jumlah rata-rata peneliti pada setiap kegiatan penelitian adalah 3 orang dan rata-rata keahlian peneliti per proposal adalah 0,38. Dari 18 keahlian yang dimiliki bidang peternakan, hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah keahlian yang terlibat dalam proposal dengan jumlah sekurangnya 5% dari keseluruhan proposal peternakan hanya ada 11 (Indeks Multidisiplinaritas M05). Keahlian tersebut sesuai urutan terbanyak adalah: Animal Nutrition, Animal Biotechnology, Animal Breeding, Economic Development, Animal Production, Animal Feeding, Biology, Chemistry, Biotechnology, Management, dan Animal Husbandry. Nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 pada bidang peternakan adalah 100%. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap kegiatan penelitian bidang peternakan seluruhnya melibatkan lebih dari 1 keahlian peneliti atau dapat dikatakan bahwa penelitian pada bidang peternakan sangat kolaboratif. Visualisasi graf molekuler pada Gambar 14a menunjukkan bahwa keahlian Animal Nutrition (AN) pada peneliti bidang peternakan merupakan keahlian yang paling dominan yaitu mencapai 78,72%. Data tersebut menunjukkan bahwa dari keseluruhan proposal (41 buah), 78,72% di antaranya melibatkan kerjasama antar peneliti dengan keahlian AN. Selanjutnya yang juga melibatkan kerjasama sesama keahlian peneliti Animal Biotechnology (ABI) dan Animal Breeding (ABR) masing-masing 55,32% dan 51,06% (Gambar14a). Kerjasama peneliti dengan keahlian peneliti lainnya berkisar antara 6-22% saja. Dari Gambar 15a juga terlihat peneliti AN paling sering berinteraksi dengan peneliti ABI (38,29%) dan peneliti ABR (34.043%). Walaupun demikian dengan peneliti AN juga berinteraksi dengan peneliti lainnya dengan persentase yang cukup yaitu kurang dari 20%. Begitu pula kolaborasi peneliti ABR dan ABI lebih sering dengan peneliti AN dibandingkan dengan peneliti lainnya.
66
Gambar 14a
Gambar 14b
Gambar 14 Struktur interdisipliner penelitian bidang Peternakan berdasarkan keahlian peneliti M05 = 11, I2 (%) = 100, ABI : Animal Biotechnoloy, cABI%=55,32, ABR : Animal Breeding, cABR%=51,06, AF : Animal Feeding, cAF %= 10,64, AH : Animal Husbandry, cAH%=6,38, AN : Animal Nutrition, cAN %= 78,72, ED : Economic Development, cED%=21,28, MAN : Managament, cMAN % = 8,51
67
Keahlian peneliti ABR selain paling sering berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian ABI (34,04%) juga dengan ED (29,76%). Begitu pula dengan peneliti dengan keahlian ABI yang berinteraksi cukup tinggi dengan peneliti bidang ED (23,40%). Interaksi peneliti yang lainnya juga terlihat tetapi persentasenya tidak sebesar keempat keahlian peneliti yang dibahas di atas berkisar antara 4-20%. Untuk melihat interaksi dari masing-masing peneliti dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel
9
Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Peternakan Peternakan
C i, k (%)
ABI
ABR
AN
AP
BIOT
CHE
ABI
27,66
34,04
0
0
38,30
19,15
2,13
6,38
8,51
23,40
8,51
ABR
34,04
38,30
6,38
6,38
51,06
19,15
6,38
4,26
4,26
29,79
8,51
AF
AH
BIO
ED
MAN
AF
0
6,38
4,26
4,26
0
0
0
0
0
0
2,13
AH
0
6,38
4,26
2,13
2,13
0
0
0
0
0
0
AN
38,30
51,06
0,00
2,13
48,94
27,66
8,51
10,64
19,15
40,43
14,89
AP
19,15
19,15
0
0
19,15
12,77
2,13
6,38
8,51
12,77
10,64
BIO
2,13
6,38
0
0
8,51
2,13
6,38
4,26
4,26
4,26
2,13
BIOT
6,38
4,26
0
0
8,51
6,38
4,26
2,13
10,64
4,26
2,13
CHE
8,51
4,26
0
0
10,64
8,51
4,26
10,64
14,89
8,51
8,51
ED
23,40
29,79
0
0
21,28
12,77
4,26
4,26
8,51
2,13
6,38
8,51 8,51 2,13 0 8,51 10,64 2,13 2,13 8,51 6,38 0 MAN AB : Animal Biotechnology, ABR : Animal Breeding, AF : Animal Feeding, AH :Animal Husbandry, AP : Animal Production, BIO : Biology, BIOT : Biotechnology, CHE: Chemistry, ED : Economic Development, MAN : Management
Adanya interaksi antara keahlian peneliti AN, ABR dan ABI dengan keahlian peneliti ED sangat menarik, karena ternyata tidak dapat dipungkiri bahwa walaupun kegiatan penelitian yang murni berbasis nutrisi ternak dan pemuliaan serta bioteknologi selalu memerlukan bantuan peneliti dari bidang lain --dalam hal ini ekonomi-- untuk mendukung kegiatannya. Bila dihubungkan dengan Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian tahun 1999-2004 yang menitikiberatkan bidang peternakan pada dihasilkannya inovasi
untuk
mendukung
agribisnis
peternakan
di
antaranya
dengan
menghasilkan teknologi bibit, pakan, reproduksi dan rekomendasi konsep
68
kebijakan peternakan, maka peneliti dengan keahlian AN, ABR, dan ABI sangat diperlukan selain peneliti ekonomi pertanian.
Subjek Proposal Berdasarkan subjek proposal, hanya ada 5 subjek penelitian pada bidang peternakan. Subjek proposal kegiatan penelitian mengenai Animal Genetic and Breeding merupakan yang terbanyak yaitu mencapai 21 proposal atau lebih dari 50 persen, sedangkan subjek mengenai Animal Physiology-Reproduction berjumlah 16 buah (39,02%). Subjek penelitian lain hanya 1 dan 2 proposal saja (Gambar 15). Walaupun demikian, apabila dikaitkan dengan interaksi antar peneliti diketahui bahwa keterlibatan peneliti berbagai keahlian atau kolaborasi terjadi di semua proposal. Animal physiology – reproduction; 39,02%
Development economics and policies; 2,44%
Animal Genetic and Breeding; 51,22%
Organization, adminitration and management of agricultural enterprises or farm; 2,44% Cropping pattern and systems: 4,88%
Gambar 15 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Peternakan
Tema proposal sudah sesuai dengan tugas pokok penelitian bidang peternakan
yaitu:
(1)
Melaksanakan
penelitian
eksplorasi,
identifikasi,
karakterisasi, evaluasi, serta pemanfaatan plasma nutfah dan hijauan pakan ternak; (2) Melaksanakan penelitian pemuliaan, reproduksi dan nutrisi pada ternak unggas, sapi perah dan dwiguna, teknologi budidaya sapi potong, kerbau, kambing perah serta aneka ternak; (3) Melaksanakan penelitian bioteknologi ternak, agrostologi dan fisiologi hasil ternak; (4) Melaksanakan penelitian komponen teknologi, sistem dan usaha agribisnis ternak; (5) Memberi pelayanan teknik kegiatan penelitian ternak; 6) Menyiapkan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian ternak.
69
4.4.7. Bidang Sosial Ekonomi Penelitian bidang Sosial Ekonomi mulai dilaksanakan di Badan Litbang Pertanian sejak tahun 1987. Dalam tahun 2004-2006, diketahui ada 31 proposal penelitian bidang sosial ekonomi dengan peneliti berjumlah 98 orang (Lampiran 39). Dengan demikian rata-rata jumlah peneliti dalam setiap proposal kegiatan adalah 3,13 orang. Jumlah keahlian peneliti berjumlah 6 keahlian dengan rata-rata keahlian pada setiap proposal penelitian adalah 0,19. Dari data yang diperoleh, diketahui hanya ada 2 keahlian/disiplin yang terlibat cukup tinggi dalam penelitian bidang Sosial Ekonomi. Hal ini diindikasikan dari nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 yang hanya bernilai 2. Keterlibatan berbagai keahlian peneliti dalam setiap kegiatan penelitian bidang sosial ekonomi juga cukup rendah diindikasikan melalui Indeks Interdisiplinaritas I2 = 25,81%. Hasil visualisasi graf molekuler terhadap bidang Sosial Ekonomi menunjukkan bahwa peneliti dengan keahlian Agricultural Economic (AE) merupakan keahlian yang dominan pada bidang tersebut. Ini diperlihatkan oleh lebar diameter lingkaran yang terbentuk. Dengan nilai cAE% = 100, berartti peneliti AE selalu terlibat dalam semua proposal penelitian bidang Sosial ekonomi Pertanian. Peneliti dengan keahlian Economic Sociology mempunyai nilai cES% =12,90, berarti keterlibatan keahlian ES mencapai nilai 12,90% dari keseluruhan proposal penelitian.
M05 = 2, I2 (%) = 25,806, AE : Agricultural Economic cAE%=100,00, ES : Economic Sociology, cES%=12,90
Gambar 16 Struktur interdisipliner penelitian bidang Sosial Ekonomi Pertanian berdasarkan keahlian peneliti
Apabila dilihat dari interaksi setiap keahlian peneliti, pada Tabel 10 diketahui bahwa peneliti dengan keahlian AE selalu berinterkasi dengan peneliti dengan keahlian yang sama (100%), sedangkan interaksi/kolaborasi dengan
70
peneliti ES hanya 6,45%. Data tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penelitian pada bidang Sosial Ekonomi kolaborasi multidisipliner dan interdisiplinernya sangat rendah. Tabel
10
Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Sosial Ekonomi Pertanian
C i, k (%)
Sosisl Ekonomi Pertanian
AE
ES
AE
100,00
6,45
ES
6,45
6,45
AE : Agricultural Economic ES : Economic Sosiology
Subjek Proposal Berdasarkan hasil analisis subjek proposal, ada 10 subjek penelitian pada bidang Sosial Ekonomi. Dari keseluruhan proposal (31) 10 di antaranya mengenai Organization, Administration and Management of Agricultural Enterprises or Farm (E20), 6 proposal mengenai Agricultural Economics and Policies (E10), 5 proposal Trade, Marketing and Distribution (E70), 4 proposal mengenai Agroindustry (E21), dan sisanya masing-masing 1 proposal mengenai Extension (C20), Rural Sociology (E50), Seed Production (F03), Soil Cultivation (F07), dan Animal Husbandry (L01). Subjek proposal yang dominan mengenai ekonomi pertanian dan kebijakan pertanian dikarenakan tugas dan fungsi dari peneliti bidang Sosial Ekonomi di antaranya adalah: 1) Merumuskan program analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; 2) Melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidang Pertanan; 3) Melaksanakan telaah ulang program dan kebijakan di bidang Pertanian; 4) Memberikan pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; 5) Melaksanakan kerjasama dan mendayagunakan hasil analisis dan pengkajian serta konsultasi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian; dan 6) Mengevaluasi dan melaporkan hasil analisis dan pengkajian sosial ekonomi serta kebijakan pertanian.
71
4.4.8. Bidang Sumberdaya Lahan Bidang penelitian sumberdaya lahan merupakan penelitian dengan jumlah proposal terbesar di antara penelitian bidang lain. Selama tahun 2004-2006, terkumpul 95 proposal kegiatan yang dilaksanakan oleh 300 orang peneliti dengan 34 keahlian peneliti (Lampiran 40). Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa Indeks Multidisiplinaritas M05 pada penelitian bidang Sumberdaya Lahan adalah 16. Data tersebut menunjukkan bahwa keahlian peneliti yang terlibat sekurangnya 5% dari keseluruhan proposal hanya ada 16 keahlian peneliti (Lampiran 31). Hasil yang diperoleh pada penghitungan nilai Indeks Interdisiplinaritas adalah 100%, berarti menunjukkan kolaborasi peneliti antar keahlian/disiplin sangat tinggi karena setiap proposal kegiatan penelitian melibatkan semua peneliti dari berbagai keahlian. Struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang perkebunan berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan disiplin i dan k (cik) dari kedua analisis keahlian peneliti digambarkan dalam Gambar 17 yang terdiri atas beberapa bagian. Dari visualisasi menggunakan
graf
molekuler
menunjukkan
bahwa
walaupun
indeks
interdisipliner sangat tinggi, terdapat beberapa keahlian peneliti yang lebih dominan dibandingkan dengan keahlian lainnya. Pada Gambar 17a, dari diameter bulatan molekul diketahui bahwa keahlian Soil Science (SS) merupakan keahlian yang paling dominan, selanjutnya diikuti oleh Agronomy (AGR), Cartography (CAR), Climatology (CLI), Hydrology (HYD), Microbiology (MIC), Soil Conservation (SC), Geography (GEO), dan Plant Breeding (PB). Keahlian peneliti lainnya hanya mencapai nilai kurang dari 10%.
72
Gambar 17a
Gambar 17b
73
Gambar 17c
Gambar 17d Gambar 17 Struktur interdisipliner penelitian bidang Sosial Ekonomi Pertanian berdasarkan keahlian peneliti M05 = 16, I2 (%) = 100, AGR : Agronomy, cAGR %=28,42, CAR: Cartography, cCAR%=27,37, CHE : Chemistry, cCHE%=6,32, CLI : Climatology, cCLI%=14,74, CS : Computer Software, cCS %=7,37, ES: Economic Sociology, cES%=5,26, GEO: Geography, cGEO%=15,79, HYD: Hydrology, cHYD%=11,58, IP: Image Processing, cIP%=13,68, MIC : Microbiology, cMIC % = 13,68, PB : Plant Breeding, cPB % = 10,53, SB : Soil Biology, cSB % = 6,32, SCH: Soil Chemistry, cSCH % =7,37, SC : Soil Conservation, cSC%=20,00, SS: Soil Science, cSS%=69,47
74
Apabila ditinjau dari banyaknya kolaborasi dan interaksi yang terjadi, peneliti dengan keahlian Soil Science juga merupakan keahlian peneliti yang paling banyak berkolaborasi dan berinteraksi dengan keahlian lainnya pada kegiatan penelitian. Peneliti dengan keahlian Soil Science paling tinggi berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian Agronomy (28,42%) sedangkan dengan sesama peneliti Soil Science hanya 20,00%, diikuti dengan peneliti Cartography (13,68%), Climatology (11,58%), Hydrology (10,53%) dan Plant Breeding (10,53%). Interaksi peneliti Soil Science dengan peneliti keahlian lainnya kurang dari 10%. Interaksi antar keahlain peneliti selanjutnya dapat dilihat pada (Lampiran 31). Adanya interaksi yang kuat antara peneliti Soil Science dan Agronomy tidak terlepas dari tujuan dari program penelitian bidang sumberdaya lahan yaitu: 1) menjadi penyedia teknologi pengelolaan sumber daya tanah yang handal, 2) mengembangkan teknologi dan informasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya iklim dan air, 3). Pelaksanaan inventarisasi data dan informasi sumberdaya iklim dan air, 4) Pelaksanaan penelitian sumberdaya iklim dan air, 5) menghasilkan dan mengembangkan komponen teknologi pertanian maju lahan rawa guna mendukung keberhasilan pengembangan pertanian lahan rawa. Semua tujuan program tersebut berujung pada peningkatan produktivitas lahan, iklim dan air untuk produktivitas pertanian.
Subjek Proposal Berdasarkan subjek proposal, tidak ada subjek yang sangat dominan pada proposal penelitian bidang Sumberdaya Lahan. Tetapi ada beberapa yang cukup menonjol yaitu subjek Meteorologi and climatology (14,74%), diikuti oleh proposal dengan subjek Water resources and management (11,58 %), subjek Polution (9,47%), dan subjek Fertilizing dan subjek Soil erosion, conservation and reclamation masing-masing 8,42%. Subjek proposal lain cukup berimbang (Gambar 18).
75
14 15
11 9 10
8
8 6
6
6
4 5
3 2
3
3 2
2
2
2
2 1
2
1
0
C30 E11 E16 E21 F01 F04 F63 L02 P01 P06 P07 P10 P30 P31 P33 P34 P35 P36 P40 T01 U40
C30: Documentation and information; E11: Land economics and policies; E16: Production economics E21: Agro-industry; F01: Crop Husbandry; F04: Fertilizing; F63: Plant physiology–reproduction; L02: Animal feeding; P01: Nature conservation and land resources; P06: Renewable energy resources; P07: NonRenewable energy resources; P10: Water resources and management; P30: Soil science and managament; P31: Soil survey and mapping; P33: Soil chemistry and physics; P34: Soil biology; P35: Soil Fertility; P36: Soil erosion, conservation and reclamation; P40: Metereology and climatology; T01: Polution U40: Surveying methods.
Gambar 18 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Sumberdaya Lahan
Proposal dengan subjek Metereologi and climatology, Water resources and management, dan Polution (9,47%) yang merupakan subjek dominan sangat terkait dengan Renstra Badan Litbang Pertanian 1999-2004 yaitu di antaranya menghasilkan inovasi teknologi sumberdaya tanah, air dan iklim yang diharapkan berdampak pada peningkatan produksi sumberdaya pertanian.
4.4.9. Bidang Tanaman Pangan Penelitian bidang Tanaman Pangan merupakan penelitian pertama yang dilaksanakan sejak berdirinya Badan Litbang Pertanian pada tahun 1974. Dalam tahun 2004-2006 data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan bahwa ada 95 buah proposal penelitian bidang tanaman pangan yang dilaksanakan oleh peneliti berjumlah 325 orang dengan 24 keahlian (Lampiran 41). Dengan demikian ratarata peneliti yang melaksanakan kegiatan adalah 4 orang. Berdasarkan hasil analisis nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 = 18 untuk analisis keahlian peneliti, sedangkan Indeks Interdisiplinaritas I2 mencapai nilai 98,947%. Data tersebut menunjukkan bahwa bidang Tanaman Pangan termasuk
76
banyak
melibatkan
berbagai
bidang
keahlian
peneliti
dalam
kegiatan
penelitiannya (18) dan hampir seluruhnya bersifat kolaboratif. Struktur hubungan keahlian peneliti yang terlibat dalam bidang hortikultura berdasarkan nilai relatif tiap disiplin i (ci) dan nilai ukuran relatif hubungan Gambar 19. Untuk menyederhanakan gambar, graf dalam bidang hortikultura dibuat dalam 5 bagian walaupun kenyataannya semua jenis keahlian peneliti saling berhubungan satu sama lain. Dari struktur graf di atas diketahui bahwa keahlian peneliti Plant Breeding (PB) merupakan keahlian yang paling banyak dimiliki peneliti bidang tanaman pangan. Ini terlihat dari diameter molekul dalam Gambar 19a. Sementara itu keahlian peneliti lain yang juga cukup berpengaruh adalah Agronomy (AGR) 51,58%, Plant Ecology (PE) 44,21%, Economic Sociology (ES) 26,32%, Agricultural Economic (AE) 32,63%, Pests of Plants (PP) 26,32%. Keahlian peneliti meskipun cukup berperan tetapi persentasenya tidak terlalu besar.
Gambar 19a
77
Gambar 19b
Gambar 19c
78
Gambar 19d
Gambar 19e Gambar 19 Struktur interdisipliner penelitian bidang Tanaman Pangan berdasarkan keahlian peneliti M05 = 18, I2 (%) = 98,947, AE : Agricultural Economic, cAE%=32,63, AGR : Agronomy, cAGR %=51,58, AH: Animal Husbandry, cAH%=5,26, CT : Communication Technology, cCT%=9,47, ES : Economic Sociology, cES %= 26,32, ET : Entomology, cET%=16,84, MAN : Management, cMAN %=5,26, MEC:Mechanization, cMEC%=5,26, PP : Pests of Plants, cPP % = 26,32, PB : Plant Breeding, cPB % = 82,11, PD : Plant Diseases, cPD % = 18,95, PE : Plant Ecology, cPE %=44,21, PPAT : Plant Pathology, cPPAT%=15,79, PPHY : Plant Physiology, cPPHY %=10,53, PT : Postharvest Technology, cPT % =16,84, ST : Seed Technology, cST % =6,32, SS : Soil Science, cSS % =5,26
79
Berdasarkan lebar batang dalam gambar viasualisasi graf, diketahui bahwa Peneliti dengan keahlian Plant Breeding paling banyak berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian AGR (31,58%), ES (26,32%), PP (26,32%), sedangkan dengan keahlian lain kurang dari 20 persen. Peneliti dengan keahlian Agronomy selain sering berinteraksi dengan peneliti Plant Breeding, juga berinteraksi dengan peneliti dengan keahlian Pests of plants (PP) 23,16%, Economic Sociology (ES) (18,95%), sedangkan dengan peneliti dengan keahlian lain kurang dari 17 persen. Nilai interaksi peneliti berdasarkan keahlian dapat dilihat Lampiran 32.
Subjek Proposal Berdasarkan subjek proposal pada bidang Tanaman Pangan diketahui bahwa subjek mengenai Plant Genetics and Breeding merupakan yang terbanyak yaitu berjumlah 35 proposal (36,84%), diikuti oleh proposal mengenai Crop Husbandry berjumlah 10 proposal (10,53%), dan masing-masing 6 proposal (6,32%) mengenai Development Economics and Policies, Seed Production and processing, Fertilizing, Pests of plants, sedangkan subjek proposal lainnya hanya berjumlah kurang dari 3 buah.
J11
P36 C30
C30 : Documentation And Information
E10
E10 : Agricultural economics and policies
E14
J10 H20
E14 : Development Economic And Policies
E16
E20 : Organization, Administration And Management Of Agricultural Enterprises Or Farm
H10 E20
E73 : Consumer Econom F01 : Crop Husbandry
F40
F03 : Seed Productionn And Processing
E73
F04 : Fertilizing F07 : Soil Cinservation F08 : Cropping Pattern And Systems
F01
F30 : Plant Genetics And Breeding F40 : Plant ecology
F30
H10 : Pest of Plants H20 : Plant Diseases
F03
J10 : Handling, transport, storage and protection of agricultural products J11: Handling, transport, storage and protection of plant products P36 : Soil Biology
F04 F08
F07
Gambar 20 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Tanaman Pangan
80
Subjek proposal yang didominasi oleh Plant Genetics and Breeding serta proposal Crop Husbandry tidak terlepas dari program Badan Litbang yang menekankan dilepasnya beberapa varietas unggul baru tanaman pangan seperti padi, jagung, ubikayu, ubi jalar dan jagung dan peningkatan produktivitas tanaman pangan (Badan Litbang Pertanian, 1999).
4.4.10. Bidang Veteriner Dari data yang berhasil dikumpulkan selama tahun 2004-2006, jumlah proposal bidang Veteriner berjumlah 41 buah dengan jumlah peneliti 58 orang (lampiran 42). Dari keseluruhan peneliti, ada 6 keahlian yang dimiliki oleh peneliti bidang veteriner. Berdasarkan analisis diketahui bahwa Nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 = 6, nilai tersebut menunjukkan bahwa semua keahlian peneliti yang terlibat dalam penelitian bidang veteriner terlibat sekurangnya 5% dari keseluruhan proposal. Nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 = 47,5% menunjukkan bahwa hampir setengah dari kegiatan penelitian bidang veteriner melibatkan lebih dari 1 keahlian peneliti. Visualisasi dengan graf molekuler memperlihatkan bahwa keahlian peneliti yang paling dominan pada bidang penelitian Veteriner adalah peneliti dengan keahlian Bacteriologi (BAC) 31,07% dan Parasitology (PAR) 31,07% yang diperlihatkan dengan lebar diameter lingkaran. Selanjutnya diikuti dengan keahlian Virology (VIR) 26,83%, Toxicology (TOX) 24,39%, dan Pathology (PAT) 19,51. Keahlian yang paling sedikit dimiliki adalah keahlian Mycology (MYC) 7,32% (Gambar 21).
81
M05 = 6, I2 (%) = 47,5 BAC : Bacteriology, cBAC%=31,707, MYC : Mycology, cMYC%=7,317, PAR : Parasitology, cPAR%=31.707, PAT : Pathology, cPAT%=19,512, TOX : Toxicology, cTOX%=24,390, VIR : Virology, cVIR%=26,829
Gambar 21 Struktur interdisipliner penelitian bidang Veteriner berdasarkan keahlian peneliti
Apabila dilihat dari interaksi antar keahlian peneliti, diketahui bahwa peneliti Bacteriologi paling banyak berinteraksi dengan peneliti Virology (21,95%), Parasitology (17,07%) dan Pathology (17,07%). Peneliti PAT selain berkolaborasi lebih sering dengan peneliti dengan keahlian BAC juga tinggi berinteraksinya dengan peneliti Toxicology dan Virology yaitu masing-masing 14,63%. Interaksi antar peneliti dalam berbagai keahlian dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel
11
Ci,k (%)
BAC
Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Veteriner
Veteriner BAC 46,34
MYC 4,88
PAR 17,07
PAT 7,32
TOX 17,073
VIR 21,95
4,88
4,88
4,88
4,88
9,756
7,32
PAT
17,07 7,32
14,63 4,88
26,83 9,76
9,76 2,44
14,634 9,756
14,63 9,76
TOX
17,07
9,76
14,63
9,76
14,634
14,63
VIR
21,95
7,32
14,63
14,64
14,634
26,83
MYC PAR
BAC : Bacterioogy, MYC : Mycology, PAR : Parasitology, PT : Postharvest Technology, TOX : Toxicology, VIR : Virology
82
Subjek Proposal Berdasarkan subjek proposal, diketahui bahwa 73,17% bertemakan ilmu veteriner (Veterinary science and hygiene-general aspects), disusul oleh Animal Disease (17,07%), sedangkan subjek lain adalah animal genetics and breeding (4,88%), dan animal physiology-nutrition serta pests of animal masing-masing 2,44%. L73 L72 L70 L51 L10 0
5
10
15
20
25
30
35
jumlah proposal
L10 : Animal Genetics and breeding; L51: Animal physiologynutrition; L70: Veterinary science and hygiene-general aspects; L73 Pests of animals; L73: Animal diseases
Gambar 22 Subjek kategori proposal kegiatan penelitian bidang Veteriner
Subjek proposal yang didominasi oleh tema Veterinary science and hygienegeneral aspects dikarenakan penelitian bidang veteriner saat itu ditekankan pada produksi biologis vaksin, obat, antogen maupun teknis diagnosis untuk mencegah berbagai penyakit pada hewan ternak (Badan Litbang Pertanian, 1999).
4.5. Produktivitas Publikasi Peneliti Badan Litbang Pertanian 2004-2006 Produktivitas publikasi atau disebut juga research output atau produktivitas penelitian merupakan salah satu indikator research performance atau kinerja penelitian. Produktivitas penelitian bisa bisa diukur kuantitas maupun kualitasnya (Zainab, 2000). Pengukuran kuantitas yang dilakukan Blackburn, Behymer and Hall (1978) adalah dengan menghitung total artikel yang ditulis oleh 1.216 akademisi dari perguruan tinggi dan 7484 staf dari universitas di Amerika Serikat dengan menggunakan kuesioner.
83
Braun, Glanzel and Schubert (1990) menggunakan data dari Database Science Citation Index (SCI) database periode tahun 1981-1985, untuk mengkaji produktivitas publikasi pengarang dari 10 negara. Budd (1995) meneliti produktivitas publikasi para akademisi universitas yang juga merupakan anggota Association of Research Libraries, yang diambil dari tiga indeks sitasi SCI. Menghitung publikasi juga tidak hanya digunakan untuk menentukan produktivitas, tetapi digunakan juga untuk mengkaji trend pada suatu disiplin ilmu. David, Piip and Haly (1981) menggunakan total jumlah publikasi pada penelitian tekstil atau desain pakaian untuk mengidentifikasi trend pakaian pada waktu itu. Mereka menemukan bahwa ada kemunduran dalam penelitian dasar atas biaya penelitian aplikasi pembuatan pakaian. Reskin (1977) mempelajari publikasi pada peneliti kimia yang terdiri atas 238 peneliti antara tahun 1955 sampai 1961 dan menemukan bahwa 7,5% publikasi baru muncul setelah 8 tahun pertama dan 11% nya hanya menerbitkan 1 artikel saja. Walaupun rata-rata publikasi yang dihasilkan rendah, tetapi variasi produktivitas publikasi di antara peneliti cukup tinggi (Blume and Sinclair, 1973). Lotka (1926) menganalisis tulisan yang dipublikasikan dalam jurnal fisika dan menemukan distribusi publikasi cukup tinggi. Ini mengindikasikan bahwa sebagian kecil peneliti menghasilkan artikel yang cukup besar. Price
(1963)
yang
mempelajari
perkembangan
artikel
ilmiah
mengeneralisasi 50% artikel ilmiah yang diterbitkan hanya merupakan hasil dari 6% dari komunitas peneliti dan
rata-rata peneliti atau ilmuwan hanya
menerbitkan 3 artikel selama hidupnya. Di penelitian lain Bottle, et al (1994) membandingkan jumlah publikasi yang dihasilkan ilmuwan atau peneliti kimia, pembaca dan dosen senior di Inggris dan Amerika Serikat (1981-1991) dan menemukan bahwa jumlah publikasi yang dihasilkan mereka tidak berbeda nyata. Penghitungan total atau rata-rata publikasi yang dihasilkan peneliti atau ilmuwan menjadi metode yang populer dan umum untuk mengkaji produktivitas penelitian (Martin, 1996). Selain itu beberapa penelitian produktivitas penelitian juga dilakukan oleh Diodato (1994) dengan menghitung jumlah artikel, jumlah buku, dan makalah
84
konferensi dari seseorang atau kelompok yang dihasilkan dalam satu periode. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Garland (1991), adalah menentukan jenis publikasi yang dihasilkan oleh fakultas ilmu informasi dan perpustakaan. Pada tahun yang sama Kendrick (1991) melaporkan hasil penelitiannya mengenai jumlah dan jenis publikasi yang dihasilkan oleh pustakawan. Pada tahun 1992, Nederhof dan Noyons (1992) menggunakan sitiran untuk membandingkan produktivitas penelitian di setiap departemen di suatu universitas. Pada penelitian ini, pengukuran produktivitas publikasi akan dihitung berdasarkan jumlah artikel dan jenis publikasi yang telah ditulis peneliti pertanian dihubungkan dengan penelitian yang telah dilaksanakan peneliti selama kurun waktu 2004-2006. Produktivitas publikasi yang dihitung merupakan produktivitas per tahun dari peneliti pertanian. Data yang dianalisis untuk melihat produktivitas publikasi peneliti dikumpulkan dari kuesioner yang disebar pada 176 proposal sebagai sampel penelitian yang dipilih secara acak atau random. Pengumpulan data meliputi data responden, banyaknya artikel yang ditulis responden berkenaan dengan proposal penelitian yang pernah dilakukan selama kurun waktu 2004-2006 dan data lain yang mendukung pembahasan produktivitas publikasi.
4.5.1. Data Umum Responden Berdasarkan data umum responden diketahui bahwa responden laki-laki mencapai 67,3% sedangkan responden perempuan berjumlah 32,7%. Dari keseluruhan responden hampir separuhnya (47,2%) berpendidikan terakhir S3, sedangkan yang berpendidikan S2 sebanyak 39,4%, S1 sebanyak 12,6% dan hanya 0,8% yang berpendidikan terakhir D3. Jabatan Peneliti Madya dan Peneliti Utama merupakan jabatan fungsional yang dominan dimiliki oleh responden yaitu masing-masing 37,1% dan 31,9%. Jabatan Peneliti Muda dan Peneliti Pertama masing-masing 16,4% dan 14,7%.
85
Tabel 12. Data Umum Responden No 1
2
3
Data Umum Responden Jenis Kelamin • Laki-laki • Perempuan Pendidikan Terakhir • D3 • S1 • S2 • S3 Jabatan • Peneliti Utama • Peneliti Madya • Peneliti Muda • Peneliti Pertama
Persentase (%) 67.3 32.7
0.8 12.6 39.4 47.2 31.9 37.1 16.4 14.7
4.5.2. Produktivitas Publikasi Peneliti Dari hasil analisis diketahui bahwa produktivitas publikasi peneliti pertanian (Badan Litbang Pertanian) hanya berkisar antara 0,22 – 0,93 per tahun per peneliti. Berarti peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun (Tabel 13). Dari data tersebut, produktivitas peneliti bidang Mekanisasi Pertanian (0,93) diikuti oleh peneliti bidang Tanaman Pangan (0,92), sedangkan produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel hasil penelitiannya adalah peneliti bidang Bioteknologi (0,22). Produktivitas tersebut cukup rendah bila dihubungkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh peneliti pertanian, yaitu hampir separuhnya berpendidikan S3 dan sepertiganya merupakan Ahli Peneliti Utama dan Peneliti Madya. Apabila dibandingkan dengan produktivitas peneliti di
negara lain,
produktivitas publikasi peneliti pertanian di Indonesia sangat rendah. Hasil penelitian Maclean Janagap (1993) terhadap peneliti pertanian pada IARCs International Agricultural Research Centers di Philiphina menunjukkan bahwa produktivitas publikasi per tahun peneliti adalah 1,38 per peneliti.
86
Tabel 13 Produktivitas publikasi peneliti Bidang Pertanian Tahun 2004-2006 Bidang Penelitian
Jumlah responden proposal
Jumlah artikel yang diterbitkan selama 2004-2006
Produktivitas publikasi/thn
Bioteknologi dan Genetik Pertanian
6
4.0
0.22
Hortikultura
26
34.0
0.60
Mekanisasi Pertanian.
14
25.0
0.93
Pascapanen Pertanian.
4
11.0
0.73
Perkebunan
22
26.0
0.51
Peternakan
16
18.0
0.26
Sosial Ekonomi
10
10.0
0.46
Sumberdaya Lahan
32
29.0
0.37
Tanaman Pangan
32
77.0
0.92
Veteriner
14
25.0
0.83 0,58
176
Rendahnya produktivitas publikasi pertanian dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Kurniawan (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas publikasi peneliti di Indonesia, yaitu rendahnya tunjangan fungsional peneliti serta promosi karir yang tidak mendorong untuk melakukan penelitian di bidang masing-masing. Kelemahan lainnya berasal dari lingkungan kerja peneliti, seperti terbatasnya sumber daya dan sarana penelitian, keterbatasan informasi, situasi institusi yang tidak stabil, kekurangan tenaga pendukung, dan lain-lain. Hambatan-hambatan lain juga berasal dari lingkungan yang sifatnya makro, seperti tidak adanya iklim dan tradisi ilmiah yang mendukung, tidak adanya tuntutan untuk melakukan penelitian, sistem birokrasi yang terlalu kaku, minimnya investasi untuk melakukan penelitian, serta hambatan yang berasal dari sumber kebijakan dan politik. Faktor lain adalah kurangnya sensitivitas peneliti; peneliti harus dibekali dengan rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu latihan yang terusmenerus untuk melatih peningkatan sensitivitas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan harus selalu dilakukan. Singh (1998) dengan metode wawancara menyarikan beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas penelitian pada peneliti bidang pertanian di India yang diketahui ada 11 faktor yang mempengaruhi produktivitas penelitian pada
87
peneliti: (1) kegigihan dari peneliti, (2) kecukupan sumberdaya, (3) akses terhadap sumber informasi, (4) inisiatif, (5) kecerdasan, (6) kreativitas, (7) kemampuan untuk belajar, (8) stimulasi dari pimpinan, (9) kepentingan kenaikan pangkat/kemajuan,
(10)
orientasi
eksternal,
dan
(11)
komitmen
pada
profesionalisme. Apabila dihubungkan dengan jumlah tenaga peneliti di Indonesia, rasio tenaga peneliti Indonesia umumnya juga sangat kecil yaitu pada tahun 2002 hanya 5 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7. Faktor tersebut dimungkinkan juga menjadi penyebab rendahnya produktivitas publikasi peneliti pertanian di Indoensia, di samping beberapa faktor lain seperti lamanya waktu terbit dan kontinuitas terbitnya suatu jurnal ilmiah di Indonesia, yang menyebabkan peneliti baru bisa memublikasikan hasil penelitiannya setelah satu sampai dua tahun.
4.5.3
Interdisiplinaritas dan Produktivitas Publikasi Apabila dikaitkan dengan nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 dari setiap bidang
penelitian, ada kecenderungan semakin tinggi nilai I2 maka semakin kecil produktivitas peneliti. Ini berarti semakin tinggi kolaborasi peneliti antar disiplin atau bidang keahlian, maka produktivitas semakin rendah. Tabel 14. Produktivitas peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 dan Nilai Indeks Interdisiplinaritas I2 Bidang penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bioteknologi Hortikultura Mekanisasi Pertanian. Pascapanen Pertanian. Peternakan Perkebunan Sumberdaya Lahan Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Tanaman Pangan Veteriner Rata-rata
I2
Produktivitas
0.94 0.95 0.32 0.92 0.99 1.00 0.26 1.00 0.99 0.48
0.22 0.60 0.93 0.73 0.51 0.26 0.46 0.37 0.92 0.83 0,58
88
Untuk lebih memperjelas hubungan atau korelasi antara kolaborasi antara kolaborasi peneliti pertanian dengan produktivitas hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam publikasi dan media lainnya, maka dilakukan penghitungan Pearson Product Moment Correlation Coefficient (Powel, 1993) dengan rumus : n∑ xy − (∑ x)(∑ y )
rxy =
n.∑ x 2 − (∑ x) 2 (n.∑ y 2 ) − (∑ y ) 2
.
Hasil penghitungan korelasi Pearson adalah sebagai berikut :
(10 ×12,891) − (7,837 ×17,480)
rxy = rxy =
(10 × 6,979) − 7,837 2 ×10 × 36,098 − 17,480 2
,
− 8,08 , (2,89 × 7,45)
rxy = −0,375 .
Dari hasil penghitungan diketahui bahwa r = -0,375. Nilai r tersebut berada di antara -1 dan 1, yang berarti ada korelasi negatif antara kolaborasi interdisiplin peneliti dengan produktivitas publikasi yang diterbitkan. Berarti makin tinggi indeks Interdisiplinaritas diikuti oleh penurunan produktivitas peneliti dan sebaliknya
makin
tinggi
produktivitas
maka
diikuti
oleh
penurunan
Interdisiplinaritas. Tetapi hasilnya tidak nyata pada taraf 0,01 maupun 0,05%. Berarti nilai R2 = 0,14, menunjukkan bahwa kontribusi atau pengaruh interdisipliner peneliti terhadap produktvitas peneliti hanya 14% dan 86% sisanya adalah faktor-faktor lain di luar interdisipliner peneliti. Menurunnya
produktivitas
publikasi
seiring
dengan
meningkatnya
interdisipliner peneliti dimungkinkan oleh beberapa hal yaitu: (1) dengan keterlibatan lebih banyak peneliti dalam suatu penelitian, membuat peneliti lebih hati-hati
dalam
memublikasikan
hasil
penelitiannya,
karena
diperlukan
kesepakatan-kesepakatan antar peneliti dalam memublikasikan hasil penelitian mereka, dan (2) dengan kompleksnya penelitian yang dilakukan dan terkadang penelitian termasuk penelitian berkesinambungan dalam kurun waktu 1-4 tahun, sehingga
peneliti
harus
menunggu
hasil
setelah
empat
tahun
untuk
89
memublikasikan hasil penelitiannya karena menginginkan hasil penelitian yang komprehensif dan menyeluruh.
4.5.4. Penerbit Publikasi
Berdasarkan analisis terhadap jenis publikasi, diketahui bahwa peneliti dominan menulis di publikasi terbitan Badan Litbang Pertanian. Peneliti bidang Perkebunan, Peternakan dan Sosial Ekonomi bahkan menulis artikel penelitian hanya di publikasi Badan Litbang Pertanian (100%). Peneliti bidang yang lain yang menulis di publlikasi terbitan Badan Litbang Pertanian berkisar antara 4096,9% (Tabel 15). Peneliti yang menulis cukup banyak di publikasi terbitan universitas peneliti dengan keahlian Bioteknologi (40%), diikuti oleh peneliti Pascapanen (27,3%) dan Tanaman Pangan (20%). Peneliti yang menulis di publikasi terbitan luar negeri hanya peneliti bidang Mekanisasi Pertanian (14,3%) dan peneliti Veteriner (4,0%). Tabel 15 Penerbit publikasi yang menerbitkan artikel hasil penelitian peneliti pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006.
Bioteknologi
Badan Litbang Pertanian 40.0
Hortikultura
96.9
Bidang Penelitian
Penerbit Jenis Publikasi (%)*) Universitas Instansi Luar Negeri LuarBadan Litbang 40.0 20.0 0.0 3.1
0.0
0.0
Lain-lain **) 0.0 0.0
Mekanisasi Pertanian.
75.0
0.0
10.7
14.3
0.0
Pascapanen Pertanian.
72.7
27.3
0.0
0.0
0.0
Peternakan
100.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Perkebunan
100.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Sumberdaya Lahan
80.0
10.0
6.7
0.0
3.3
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
100.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Tanaman Pangan
68.0
20.0
2.7
0.0
9.3
Veteriner
72.0
16.0
8.0
4.0
0.0
80.5
11.6
4.8
1.8
1.3
*)dalam persen %, **)Publikasi diterbitkan di seminar, Perhimpunan Profesi dan lain-lain
Berdasarkan analisis terhadap jenis publikasi dari keseluruhan bidang penelitian, diketahui bahwa peneliti 80,5% menulis di berbagai publikasi terbitan Badan Litbang Pertanian, sedangkan sisanya menulis di publikasi yang diterbitkan
90
oleh universitas (11,6%), instansi luar Badan Litbang (4,8%), dan perhimpunan profesinya masing-masing (1,3%). Hanya 1,6% peneliti yang menulis di publikasi luar negeri (Gambar 23). Data tersebut menunjukkan bahwa peneliti bidang pertanian masih lebih condong menulis di publikasi milik internal atau instansi lingkup tempat kerjanya.
Badan Litbang Pertanian 82.0%
Universitas 10.6%
Instansi Luar Badan Litbang 4.4% Luar Negeri 1.8% Lain-lain 1.4%
Gambar 23 Penerbit publikasi yang menerbitkan artikel hasil penelitian peneliti pertanian lingkup Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006
Survei yang dilakukan oleh Scientific American pada tahun 1994 menunjukkan bahwa kontribusi publikasi ilmiah Indonesia di tingkat internasional hanya menyumbang 0,012% dari total publikasi ilmiah dari seluruh dunia. Berarti masih jauh berada di bawah Singapura yang berjumlah 0.179%, apalagi kalau dibandingkan dengan USA yang besarnya lebih dari 20%. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya publikasi ilmiah Indonesia di tingkat internasional adalah: (1) Kendala bahasa, hambatan yang sering diumpai jika ingin membangun kerjasama dengan institusi luar negeri adalah penguasaan bahasa Inggris. Fakta menunjukkan bahwa tanpa penguasaan bahasa Inggris yang baik, akan sangat sulit menjalin kerjasama dengan institusi luar negeri, (2) Riset yang dilakukan hanya sedikit yang secara signifikan menyumbang pada kemajuan ilmu pengeytahuan dan teknologi sehingga sulit untuk masuk dalam peerreviewed scientific journal, (3) Penelitian yang dilakukan banyak yang bersifat
91
pengulangan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik oleh penliti yang sama maupun duplikasi dari apa yang dilakukan peneliti lainnya., bahkan sering terjadinya daur ulang kegiatan penelitian atau penjiplakan, (4) Penelitian tidak fokus pada manjawab permasalahan nyata yang dihadapi piblik dan berorientasi pada pendayagunaan sumberdaya lokal/domestik bukan hanya sekedar academic exercise semata sehingga hasil penelitian diadopsi pengguna, baik oleh kalangan bisnis maupun masyarakat umum, (5) Tidak tersedianya sumber literatur yang memadai juga menjadi kendala utama. Bahan pustaka yang terbaru sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan ilmu terkini. Dengan mengacu pada perkembangan ilmu terkini maka hasil penelitian yang dilakukan juga up to date untuk ditulis dalam suatu publikasi internasional. Mengingat harga jurnal internasional yang sangat mahal, maka perlu dikembangkan kerjasama dengan institusi/universitas di luar negeri sehingga ada kesempatan untuk ke luar negeri dan mengakses jurnal-jurnal yang memuat perkembangan ilmu terkini. Kerjasama ini juga diharapkan menghasilkan suatu publikasi bersama (joint publication), (6) Rendahnya dana penelitian yang disediakan oleh pemerintah dan terbatasnya sarana penelitian juga merupakan kendala yang sangat berarti. Untuk menghasilkan penelitian yang komprehensif tentulah dibutuhkan dana dan sarana yang memadai. Oleh karena itu kerjasama antar lembaga riset dan universitas di Indonesia maupun dengan institusi lain di luar negeri harus ditingkatkan sehingga kita bisa memanfaatkan alat-alat dan sarana penelitian secara bersama-sama, (7) Sinergi kegiatan riset untuk menunjang arah kebijakan riset nasional belum optimal. Seyogyanya semua kegiatan riset di Indonesia diarahkan dan disinergikan untuk mewujudkan tujuan masing-masing unggulan riset nasional, (8) Budaya ilmiah di kalangan akademisi dan peneliti Indonesia masih sangat kurang. Budaya ilmiah dapat dibangun melalui pertemuan-pertemuan ilmiah. Lembaga riset dan universitas harus dipacu untuk mengadakan pertemuanpertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, workshop, koloqium dan lain-lain. Selain dapat merangsang semangat untuk meneliti, ajang ini juga dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan ilmu terkini dan menjalin kerjasama antar lembaga untuk melakukan penelitian bersama. Yang terpenting adalah sarana untuk belajar menulis dan mengekspresikan hasil penelitian dalam bentuk tulisan
92
secara logis dan kronologis dan (9) Jumlah jurnal-jurnal ilmiah yang terakreditasi di Indonesia masih sedikit. Jurnal ilmiah terakreditasi nasional merupakan jembatan yang sangat penting untuk mempublikasikan paper di tingkat internasional. Oleh karena itu keberadaan jurnal-jurnal ini baik secara kuantitas maupun kualitas harus ditingkatkan. Melalui jurnal ini dapat diketahui sejauh mana perkembangan ilmu-ilmu tertentu. Menurut Rivai (2008) faktor lain adalah adanya keterbatasan yang disebabkan (1) sempitnya sirkulasi persebaran publikasi dan berkala, (2) tiras yang sedikit sehingga tidak dilanggan oleh perpustakaan utama pusat kegiatan ilmiah dan (4) banyaknya hambatan budaya yang lekat pada peneliti Indonesia dalam hal dalam hal pola pikir, formulasi perencanaan penelitian, pendekatan pengolahan simpulan, dan motivasi penerbitan
4.5.5. Jenis Publikasi
Dari jenis publikasinya diketahui bahwa artikel hasil penelitian peneliti pertanian hanya 31,30% yang diterbitkan pada jurnal primer yang telah terakreditasi, kemudian separuhnya 44,31% diterbitkan dalam prosiding. Di lain pihak yang menulis hasil penelitian di jurnal review dan buku masing-masing 13,01% dan 11,38% (Gambar 24). Prosiding yang memuat hasil penelitian para peneliti pertanian tersebut umumnya merupakan kumpulan hasil penelitian yang dihimpun setiap tahun oleh Pusat Penelitian setelah melewati seminar.
Jurnal Primer 31.30%
Jurnal Review 13.01%
Buku 11.38%
Prosiding Internal 44.31%
Gambar 24
Jenis Publikasi yang memuat artikel hasil penelitian peneliti pertanian tahun 2004-2006
93
Kondisi
ini
bisa
disebabkan
oleh:
(1)
kewajiban
peneliti
memertanggungjawabkan hasil kegiatannya melalui seminar hasil penelitian yang nantinya dibukukan dalam Prosiding hasil penelitian, (2) memerlukan waktu yang cukup lama bagi peneliti sampai tulisan hasil penelitiannya dimuat di jurnal baik itu jurnal primer atau sekunder. Hasil tersebut sedikit berbeda dengan jenis publikasi yang ditulis oleh peneliti pertanian di negara lain seperti Philipina yaitu didominasi oleh jurnal primer sebesar 42%, prosiding atau monograph 24%, buku 8% dan artikel ilmiah popular 8% (Maclean Janagap,1993). 4.5.6. Tahun Terbit Publikasi
Berdasarkan tahun terbit publikasi yang memuat artikel hasil penelitian peneliti pertanian menunjukkan bahwa peneliti Gambar 25 diketahui bahwa artikel hasil penelitian 43,7% ditulis tahun 2005, sebanyak 29,4% pada tahun 2006 dan 23,8% tahun 2007, sedangkan yang diterbitkan pada tahun 2008 hanya 3,2%.
3.2
2008
23.8
2007
29.4
2006
43.7
2005 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Gambar 25. Tahun terbit publikasi yang memuat artikel hasil penelitian peneliti pertanian
Paten
Berdasarkan data yang terkumpul diketahui bahwa dari hasil penelitian peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006, hanya ada 1 paten yaitu dari
94
bidang Tanaman Pangan berupa mesin penyiang tipe bajak 2 sayap yang dipatenkan pada tanggal 23 November 2007. Pada bidang penelitian Hortikultura telah
merilis
6
varietas
kentang
sesuai
SK
Mentan
No.
264,261,262,263,265,473/Kpts/SR.120/7/2005. Jumlah paten penemuan baru dalam negeri yang didaftar di Indonesia hanya mencapai 246 buah pada tahun 2002, jauh lebih rendah dibanding paten dari luar negeri yang didaftarkan di Indonesia yang berjumlah 3.497 buah Rendahnya hasil riset dari peneliti pertanian Indonesia yang dipatenkan menurut analisis Bapennas (2007) bisa disebabkan beberapa faktor yaitu banyaknya produk riset yang belum menyentuh kebutuhan publik, pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada sekedar memakai, lebih suka membuat daripada sekedar membeli, serta lebih suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada. lemahnya daya saing, kecilnya anggaran iptek berakibat pada terbatasnya fasilitas riset, kurangnya biaya untuk operasi dan pemeliharaan, serta rendahnya insentif untuk peneliti. Rendahnya kemampuan iptek nasional tercermin dari Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dimana dalam laporan UNDP tahun 2001 menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke 60 dari 72 negara. Sementara itu, menurut World Economic Forum (WEF) tahun 2004, indeks daya saing pertumbuhan (growth competitiveness index) Indonesia hanya menduduki peringkat ke-69 dari 104 negara. Dalam indeks daya saing pertumbuhan tersebut, teknologi merupakan salah satu parameter selain parameter ekonomi makro dan institusi publik. Rendahnya kemampuan iptek nasional juga dapat dilihat dari jumlah paten penemuan baru dalam negeri yang didaftar di Indonesia hanya mencapai 246 buah pada tahun 2002, jauh lebih rendah dibanding paten dari luar negeri yang didaftarkan di Indonesia yang berjumlah 3.497 buah.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kolaborasi di antara peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda telah terjadi pada keseluruhan bidang penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 dengan nilai rata-rata Indeks Interdisiplinaritas I2 sebesar 78,38. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar peneliti dengan bidang keahlian yang berbeda cukup tinggi. Apabila bidang-bidang penelitian Badan Litbang dikelompokkan dalam 2 kelompok nilai Indeks Interdisiplinaritas maka diperoleh kesimpulan bahwa ada 7 bidang penelitian yang tingkat kolaborasi antar bidang keahlian peneliti lebih dari 50%, dan hanya ada 3 bidang penelitian yang tingkat kolaborasinya kurang dari 50%. Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa
Badan
Litbang
Pertanian
telah
berhasil
menstimulasi kolaborasi antara peneliti dengan berbagai keahlian dalam program penelitiannya. 2. Hasil analisis terhadap kategori bidang keahlian peneliti yang termasuk dalam penghitungan nilai Indeks Multidisiplinaritas M05 dan visualisasi graf molekuler menunjukkan ada 58 bidang keahlian peneliti yang dimiliki oleh peneliti Badan Litbang Pertanian. Keahlian peneliti yang dominan berjumlah 10 keahlian yaitu Agronomy, Economic Sociology, Plant Breeding, Biotechnology, Postharvest Technology, Mycology, Entomology, Plant Physiology, Pests of Plant, Plant Physiology, dan Plant Diseases. Keahlian Agronomy dan Economic Sociology berperan di 6 bidang penelitian, sedangkan keahlian Plant Breeding dan Postharvest Technologi dominan di 5 bidang penelitian. enam (6) keahlian lainnya masing-masing berperan cukup besar di 4 bidang penelitian. 3. Hasil analisis terhadap subjek proposal penelitian Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa ada 52 subjek proposal berdasarkan subject category AGRIS FAO. Subjek yang dominan adalah proposal dengan
96
subjek Development Economic And Policies (E14) dan subjek Organization, Administration and Management of Agricultural Enterprises or Farm (E20) masing-masing di 5 bidang penelitian, diikuti oleh Crop Husbandry (F01), Seed Production and Processing (F03), Fertilizing (F04), Cropping Pattern and Systems (F08), Plant Genetics and Breeding (F30), dan Plant Diseases (H20) yang masing-masing dominan di 4 bidang penelitian. Hal ini sesuai dengan dominansi keahlian peneliti yang dimiliki oleh Badan Litbang Pertanian. 4. Hasil analisis produktivitas publikasi peneliti Badan Litbang Pertanian tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa produktivitas publikasi peneliti pertanian (Badan Litbang Pertanian) hanya berkisar antara 0,22 – 0,93 per tahun per peneliti. Peneliti pertanian menulis artikel rata-rata 0,58 artikel per tahun, peneliti bidang Mekanisasi Pertanian (0,93) diikuti oleh peneliti bidang Tanaman Pangan (0,92), sedangkan produktivitas peneliti terendah dalam menulis artikel hasil penelitiannya adalah peneliti bidang Bioteknologi (0,22). 5. Hasil uji korelasi antara kolaborasi peneliti pertanian dengan produktivitas hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam publikasi menunjukkan korelasi negatif, tetapi interdisiplinaritas peneliti terhadap produktivitas publikasi hanya berkontribusi sebanyak 14%. 5.2.
Saran
Proses kolaborasi merupakan proses yang kompleks dan hanya sebagiannya yang dapat dipelajari melalui bibliometrika. Dengan demikian penggunaan metode lain untuk memperkaya analisis sangat dibutuhkan terutama untuk mengetahui proses interaksi yang terjadi di antara peneliti yang berkolaborasi. Faktor-faktor tertentu seperti motivasi, alasan-alasan khusus seperti memilih rekan kolaborasi hanya dapat diketahui melalui metode wawancara. Kolaborasi interdisiplin peneliti pertanian terhadap produktivitas publikasi hanya berkontribusi sebanyak 14%, oleh sebab itu perlu dipelajari lebih lanjut faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas publikasi.
97
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 1999. Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian 19992005. Jakarta. Badan Litbang Pertanian. 2008. Program Utama Badan Litbang Pertanian. http://www.litbang.deptan.go.id/peneliti/?n=&j=&u=263&b=&k Balai Besar Mekanisasi Pertanian. 2008. Program Penelitian Mekanisasi Pertanian. http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task =view&id=17&Itemid=38 Balai
Besar Penelitian Pascapanen perrtanian. 2008. Visi dan Misi. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/?pag= profil& sub=visi diunduh 26 Juli 2008)
Balai Besar Penelitian Pascapanen perrtanian. 2008. Program Penelitian BB Pascapanen. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/ diunduh 26 Juli 2008) Balai
Besar Veteriner. 2008. Visi dan Misi. http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=vi ew&id=27&Itemid=57
Balai Penelitian Tanah, Visi da Misi. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/ Balai Penelitian Tanaman Rawa. http://balittra.litbang.deptan.go.id/index.php? option=com_content&task =view&id=14&Itemid=29Visi BALITTRA Balai Penelitian Ternak. 2008.http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id Bapenas. 2007.Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. http://www.bappenas.go.id/pnData/ContentExpress/lampid05/A5_Bab%202 2%20-%20Peningkatan%20Iptek%5B1%5D.doc Bartlett, J.E., Kotrlik, J.W., Higgins, C.C. 2001. Organizational Research: Determining Appropriate Sample Size in Survey Research. Information Technology, Learning and Performance Journal. Vol 19 (1): p.43-50 Spring 2001. Beaver, B. de B. and Xosen, R. 1979. Studies in Scientific Collaboration. Scientometrics, 1(3): p. 231-245. Budd. 1995. Productivity of US Library and information science faculty: the Hayes study revisited. Library Quarterly, Vol. 66 (1), p. 1-20. Diodata, V. 1994. Dictionary of Bibliometrics. The Harowth Press, Inc. New York. Dunbar, K. 1995. How scientists really reason: Scientific reasoning in real-world laboratories. In R. J. Sternberg, & J. Davidson (Eds.) 2008, Mechanisms of insight (Cambridge, MA: MIT Press. pp. 365-395). Egghe, L. 1991. Theory of Collaborative Measures. Information Processing and Management, 27 (2-3): p. 177-202
98
Fiore Stephen M. 2008. Interdisiplinarity as Teamwork How the Science of Teams Can Inform Team Science Small Group Research. Vol. 39 (3), p. 51277 Sage Publications University of Central Florida, http://sgr.sagepub.com, http://online.sagepub.com Food and Agriculture Organization of United Nations.1990. AGRIS/CARIS : Categorization. FAO-AGRIS Revisi Ed. FAO-Rome Italy. Food and Agriculture Organization of United Nations.1999. AGROVOC Multilingual Agricultural Thesaurus. 4th Ed.FAO-Rome Italy. Fox, Mary F. 1983. Publication Productivity Among Scientist: a critical review. Social Studies of Science 13 (2) May: 1983, p. 285-305. Garfield, E. 1979. Is Citation Analysis a Legitimate Evaluation Tool?. Scientometrics 1(4): p. 359-375. Garland, K. 1991. The Nature of publications authored by library and information science faculty. Library and Information Science Research, 13 p.49-60. Glanzel, W. 1996. The needs for standards in bibliometric research and technology. Scientometrics, 35(2), 167–176. Gorman, M. E., Kincannon, A., and Mehalik, M. M. 2001. Spherical sorses and shared toothbrushes: Lessons learned from a workshop on scientific and technological thinking. In K. P. Jantke & S. Shinohara (Eds.), Discovery science: 4th international conference (p. 74-86). Berlin, Germany: SpringerVerlag. Harary, F. 1969. Graph Theory. Addison-Wesley. Reading, MA. Irianto, Agus. 2007. Statistik konsep dasar dan aplikasinya. Prenada Media. Jakarta . 309 hal. Katz, J. Sylvan and Ben R. Martin. 1997. ‘What is research collaboration?’, Research Policy, 26, pages 1-18. Katz, J. Sylvan and Diana Hicks. 1997. How much is a collaboration worth? A calibrated bibliometric model, Scientometrics, 40, pages 541-554. Kendrick, A. 1991. A comparison of publication output for academic business librarians with and wihout faculty rank. Journal of Academic Librarianship, 17. p. 145-147. Laudel, Grit. 2000. Collaboration, creativity and rewards: Why and how scientists collaborate’, International Journal of Technology Management. Special Issue on researcher careers 22, Iss.8 (inpress). Leighton, Tom and Rubinfield, Ronnit. 2006. Graph Theory. Lecture Notes, September 26, 2006. Mathematics for Computer Science. Lotka, A.J. 1926. Statistics- the frequency distribution of scientific productivity. Journal of the Washington Academy of Science. Vol.16, p. 317-325
99
Maclean J. And Janagap C. 1993. The publication productivity of International Agricultural Research Center. Scientometrics Vol. 28 (3), p. 329-348 . McIrerney, Claire. 1997. An Interdisciplinary perspective of classificatory structures. http://www.scils.rutgers.edu/∼clairemc/classsfy.html. Melin, Göran and Olle Persson. 1996. Studying research collaboration using coauthorships. Scientometrics, 36, pages 363-377. Nangpaul, P.S. 2001. Visualizing the cooperation network of elite institutions in India. Proceedings of the 8th International Conference on Scientometrics and Informetrics. Sydney:BIRG. p. 459-468 Nederhof, A.J. and Noyons, E.C.M. 1992. International comparison of departemens research performance in the humanities. Journal of The American Society for Information Science, 43, p.249-256. Pao, Miranda Lee. 1981. Coauthorship as Communication Measure. Library Research 2: p. 327-338. Powell, Ronald R. 1999. Basic Research Methods for Librarian, 3rd Ed.Ablex Pub.Corporation. London PRICE, D.deSolla. 1963. A general theory of bibliometrics and other cumulative advantage processes. Journal of the American Society for Information Science, 27, p.5-6. Prihanto, Igif G. 1996. Kajian Kolaborasi Peneliti Bidang Kedirgantaraan tahun 1975-1994. [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia. Prihanto, Igif G. 2002. Kolaborasi. Kumpulan Makalah Kursus Bibliometrika. Masyarakat Informetrika Indonesia, Universitas Indonesia 20-23 Mei 2002. Jakarta. Qin, J.F., W. Lancaster, B. Allen. 1997. Types and level of collaboration in Interdisiplinaritas research in the sciences. Journal of the American Society for Information Science, Vol. 48: p.164-176 Romero, Ramirez. 1997. An Approach to quantitatively evaluating the relevance of articles in multidisciplinary institutions. Proceeding of the 8th International Conference on Scientometrics and Infometrics. Sidney: BIRG. p. 557-563. Schummer, J. 2003. Multidisiplinarity, Interdisciplinarity, and Research Collaboration in Nanoscience and Nanotechnology. Paper Submitted for Publication to Scientometrics. http://www.ifs.tudarmstadt.de/fileadmin/phil/Schummer2.pdf - 1 MB Septiyantono, Tri. 1996. Kolaborasi Penulis Artikel yang Dimuat pada Geneeskundig Tijdschrift Voor Nederlandsch Indie 1931-1939, Journal of Indonesian Medical Association 1951-1959, Majalah Kedokteran Indonesia 1981-1989. [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia. Shaw, W.M., Jr. 1981. Information Theory and Scientific Communication. Scientometrics, 3(3): p. 235-249.
100
Singh, Y.P. and Babu, AR. 1998. Determinants Of Research Productivity Scientometrics, Vol. 43( 3) (1998) 309-329. Smith, David and Katz, J.S. 2000. Collaborative approaches to research: final report (HEFCE Fundamental Revies of Research Policy and Funding: Higher Education Policy, University of Leeds and the Science Researh Unit, University of Sussex).. Sulistyo-Basuki. 1990. Kolaborasi pengarang sebuah kajian bibliometrik. Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 12(2-3): Juli-Desember, 12-18. _______. 1993. Kolaborasi Penulis Kedokteran Indonesia 1981-1988. Jurnal Perpustakaan dan Ilmu Informasi 1(1): hlm. 1-15. _______. 1994. Sebuah Kajian Teori Graf (Graph Theory) Terhadap Kolaborasi Penulis Kedokteran dan Pertanian Indonesia 1952-1959. Majalah Universitas Indonesia (4): hlm. 34-40. Sumaryanto, Yohanes. 1987. Suatu Kajian Bibliometrika Terhadap Pola Kepengarangan Pada Artikel yang Dimuat di Majalah Ilmiah Terbitan Indonesia. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia. Sumbramanyam, K. 1983. Bibliometrics Studies of Research Collaboration: a Review. Journal of Information Science, 6(1): p.34 Surtikanti, Ratih. 2004. Kajian Kolaborasi Interdisipliner Peneliti di Indonesia: Studi kasus pada program riset unggulan terpadu I-VII. [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia. Suryadi, D. 1994. Ruang Circuit Suatu Graph. Matematika dan Komputer, 50 : hlm. 26-29. Susanto, Banu. 1995. Kolaborasi Peneliti Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia tahun 1989-1992: Studi kasus pada 4 lembaga pemerintah non-departemen Bidang Riset dan Teknologi. [Tesis], Universitas Indonesia, 1995. Van Raan, A. F. J. 1998a. The influence of international collaboration on the impact of research results: Some simple mathematical considerations concerning the role of self-citations. Scientometrics 42 (3), pages 423-428 Van Raan, A.F.J. 1998b. In matters of quantitative studies of science the fault of theorists is offering too little and asking too much. Scientometrics, 43, pages 129-139. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Zainab, A.N. 2000. Publication Productivity, Focus On Institutional, Collaborative And Communicational Correlates: A Review Of Literature. Malaysian Journal Of Library & Information Science, Vol.5 (1) July 2000, p: 53-94. Http://Majlis.Fsktm.Um.Edu.My/Downlog.Asp?Aid=154. Zuckerman, Harriet A. 1968. Patterns of Name Ordering Among Authors of Scientific Papers: a study of social symbolism and its ambiguity. American Journal of Sociology, 74: p. 276-291.
101
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1
Penghitungan nilai ci, indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit analisis Keahlian Peneliti Bidang Hortikultura
No
Disiplin (i)
1
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
AGRONOMY
3
BACTERIOLOGY
4
BIOTECNOLOGY
5
ECOLOGY
6
ECONOMIC SOCIOLOGY
7
N
ni 6
%N
ci
79
7,59
0,0759
37
79
46,84
0,4684
1
79
1,27
0,0127
14
79
17,72
0,1772
3
79
3,80
0,0380
21
79
26,58
0,2658
ENTOMOLOGY
4
79
5,06
0,0506
8
MICROBIOLOGY
1
79
1,27
0,0127
9
MYCOLOGY
4
79
5,06
0,0506
10
NEMATOLOGY
10
79
12,66
0,1266
11
PESTS OF PLANT
20
79
25,32
0,2532
12
PLANT BREEDING
79
79
100,00
1,0000
13
PLANT DISEASES
22
79
27,85
0,2785
14
PLANT ECOLOGY
23
79
29,11
0,2911
15
PLANT PATHOLOGY
3
79
3,80
0,0380
16
PLANT PHYSIOLOGY
16
79
20,25
0,2025
17
PLANT PRODUCTION
1
79
1,27
0,0127
18
PLANT PROTECTION
9
79
11,39
0,1139
19
POSTHARVEST TECHNOLOGY
20
79
25,32
0,2532
20
SEED TECHNOLOGY
6
79
7,59
0,0759
21
SOIL SCIENCES
11
79
13,92
0,1392
22
TISSUE CULTURE
9
79
11,39
0,1139
23
TOXICOLOGY
1
79
1,27
0,0127
24
VIROLOGY
16
79
20,25
0,2025
05
M = 18
Lampiran 2 Penghitungan nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Hortikultura HORTIKULTURA Bidang Keahlian (I-k) AGRICULTURAL ECONOMICS
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECHNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES
ni-k
N 6 6 4 3 1 0 0 4 6 5
79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 7,595 7,595 5,063 3,797 1,266 0,000 0,000 5,063 7,595 6,329
ci-k 0,076 0,076 0,051 0,038 0,013 0,000 0,000 0,051 0,076 0,063
104
Bidang Keahlian (I-k) PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY AGRONOMY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
BIOTECNOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
ECONOMIC SOCIOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY
ni-k 6 3 3 3 3 2 2 1 6 21 11 12 2 2 3 10 26 11 5 10 8 12 4 7 1 5 4 11 2 6 0 1 1 4 14 8 3 7 4 4 3 4 1 6 3 12 6 9 1
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 7,595 3,797 3,797 3,797 3,797 2,532 2,532 1,266 7,595 26,582 13,924 15,190 2,532 2,532 3,797 12,658 32,911 13,924 6,329 12,658 10,127 15,190 5,063 8,861 1,266 6,329 5,063 13,924 2,532 7,595 0,000 1,266 1,266 5,063 17,722 10,127 3,797 8,861 5,063 5,063 3,797 5,063 1,266 7,595 3,797 15,190 7,595 11,392 1,266
ci-k 0,076 0,038 0,038 0,038 0,038 0,025 0,025 0,013 0,076 0,266 0,139 0,152 0,025 0,025 0,038 0,127 0,329 0,139 0,063 0,127 0,101 0,152 0,051 0,089 0,013 0,063 0,051 0,139 0,025 0,076 0,000 0,013 0,013 0,051 0,177 0,101 0,038 0,089 0,051 0,051 0,038 0,051 0,013 0,076 0,038 0,152 0,076 0,114 0,013
105
Bidang Keahlian (I-k) MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY ENTOMOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
MYCOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
ni-k 3 1 4 20 6 5 8 6 10 1 4 2 2 1 2 1 1 0 0 1 3 3 1 3 3 0 1 0 4 1 0 0 2 2 3 0 0 1 1 3 2 0 3 1 3 0 2 1 3
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 3,797 1,266 5,063 25,316 7,595 6,329 10,127 7,595 12,658 1,266 5,063 2,532 2,532 1,266 2,532 1,266 1,266 0,000 0,000 1,266 3,797 3,797 1,266 3,797 3,797 0,000 1,266 0,000 5,063 1,266 0,000 0,000 2,532 2,532 3,797 0,000 0,000 1,266 1,266 3,797 2,532 0,000 3,797 1,266 3,797 0,000 2,532 1,266 3,797
ci-k 0,038 0,013 0,051 0,253 0,076 0,063 0,101 0,076 0,127 0,013 0,051 0,025 0,025 0,013 0,025 0,013 0,013 0,000 0,000 0,013 0,038 0,038 0,013 0,038 0,038 0,000 0,013 0,000 0,051 0,013 0,000 0,000 0,025 0,025 0,038 0,000 0,000 0,013 0,013 0,038 0,025 0,000 0,038 0,013 0,038 0,000 0,025 0,013 0,038
106
Bidang Keahlian (I-k) NEMATOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
PESTS OF PLANT
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
PLANT BREEDING
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION
ni-k 0 3 1 1 1 1 2 1 3 2 1 2 0 1 0 2 3 2 4 10 4 4 3 1 2 6 15 10 5 3 2 7 1 4 2 4 6 26 14 20 3 3 3 15 56 22 16 16 9
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 0,000 3,797 1,266 1,266 1,266 1,266 2,532 1,266 3,797 2,532 1,266 2,532 0,000 1,266 0,000 2,532 3,797 2,532 5,063 12,658 5,063 5,063 3,797 1,266 2,532 7,595 18,987 12,658 6,329 3,797 2,532 8,861 1,266 5,063 2,532 5,063 7,595 32,911 17,722 25,316 3,797 3,797 3,797 18,987 70,886 27,848 20,253 20,253 11,392
ci-k 0,000 0,038 0,013 0,013 0,013 0,013 0,025 0,013 0,038 0,025 0,013 0,025 0,000 0,013 0,000 0,025 0,038 0,025 0,051 0,127 0,051 0,051 0,038 0,013 0,025 0,076 0,190 0,127 0,063 0,038 0,025 0,089 0,013 0,051 0,025 0,051 0,076 0,329 0,177 0,253 0,038 0,038 0,038 0,190 0,709 0,278 0,203 0,203 0,114
107
Bidang Keahlian (I-k) POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY PLANT DISEASES
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
PLANT ECOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
PLANT PHYSIOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT
ni-k 19 6 11 8 11 5 11 8 6 1 2 2 10 23 15 7 7 1 6 4 6 5 6 6 5 3 5 3 0 1 5 16 7 9 4 5 5 2 4 3 3 6 10 7 8 3 2 3 3
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 24,051 7,595 13,924 10,127 13,924 6,329 13,924 10,127 7,595 1,266 2,532 2,532 12,658 29,114 18,987 8,861 8,861 1,266 7,595 5,063 7,595 6,329 7,595 7,595 6,329 3,797 6,329 3,797 0,000 1,266 6,329 20,253 8,861 11,392 5,063 6,329 6,329 2,532 5,063 3,797 3,797 7,595 12,658 8,861 10,127 3,797 2,532 3,797 3,797
ci-k 0,241 0,076 0,139 0,101 0,139 0,063 0,139 0,101 0,076 0,013 0,025 0,025 0,127 0,291 0,190 0,089 0,089 0,013 0,076 0,051 0,076 0,063 0,076 0,076 0,063 0,038 0,063 0,038 0,000 0,013 0,063 0,203 0,089 0,114 0,051 0,063 0,063 0,025 0,051 0,038 0,038 0,076 0,127 0,089 0,101 0,038 0,025 0,038 0,038
108
Bidang Keahlian (I-k) PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY PLANT PROTECTION
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
POSTHARVEST TECHNOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
SEED TECHNOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY
ni-k 17 7 4 5 4 7 1 7 2 4 3 8 4 6 0 1 0 2 9 1 5 4 5 6 2 2 0 2 3 12 4 10 1 3 1 7 19 6 5 7 6 5 0 7 0 1 3 4 3
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 21,519 8,861 5,063 6,329 5,063 8,861 1,266 8,861 2,532 5,063 3,797 10,127 5,063 7,595 0,000 1,266 0,000 2,532 11,392 1,266 6,329 5,063 6,329 7,595 2,532 2,532 0,000 2,532 3,797 15,190 5,063 12,658 1,266 3,797 1,266 8,861 24,051 7,595 6,329 8,861 7,595 6,329 0,000 8,861 0,000 1,266 3,797 5,063 3,797
ci-k 0,215 0,089 0,051 0,063 0,051 0,089 0,013 0,089 0,025 0,051 0,038 0,101 0,051 0,076 0,000 0,013 0,000 0,025 0,114 0,013 0,063 0,051 0,063 0,076 0,025 0,025 0,000 0,025 0,038 0,152 0,051 0,127 0,013 0,038 0,013 0,089 0,241 0,076 0,063 0,089 0,076 0,063 0,000 0,089 0,000 0,013 0,038 0,051 0,038
109
Bidang Keahlian (I-k) ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY SOIL SCIENCES
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
TISSUE CULTURE
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES
ni-k 1 0 0 0 1 6 4 2 6 2 0 2 6 2 3 2 7 4 4 4 2 2 4 11 6 4 7 2 7 2 2 4 3 2 1 1 2 1 1 3 2 8 5 3 2 0 0 2 4
N 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
%N 1,266 0,000 0,000 0,000 1,266 7,595 5,063 2,532 7,595 2,532 0,000 2,532 7,595 2,532 3,797 2,532 8,861 5,063 5,063 5,063 2,532 2,532 5,063 13,924 7,595 5,063 8,861 2,532 8,861 2,532 2,532 5,063 3,797 2,532 1,266 1,266 2,532 1,266 1,266 3,797 2,532 10,127 6,329 3,797 2,532 0,000 0,000 2,532 5,063
ci-k 0,013 0,000 0,000 0,000 0,013 0,076 0,051 0,025 0,076 0,025 0,000 0,025 0,076 0,025 0,038 0,025 0,089 0,051 0,051 0,051 0,025 0,025 0,051 0,139 0,076 0,051 0,089 0,025 0,089 0,025 0,025 0,051 0,038 0,025 0,013 0,013 0,025 0,013 0,013 0,038 0,025 0,101 0,063 0,038 0,025 0,000 0,000 0,025 0,051
110
Bidang Keahlian (I-k)
ni-k
VIROLOGY VIROLOGY
N
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY BIOTECNOLOGY ECONOMIC SOCIOLOGY ENTOMOLOGY MYCOLOGY NEMATOLOGY PESTS OF PLANT PLANT BREEDING PLANT DISEASES PLANT ECOLOGY PLANT PHYSIOLOGY PLANT PROTECTION POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE VIROLOGY
%N 6,329 2,532 1,266 6,329 7,595 2,532 0,000 3,797 2,532 5,063 13,924 7,595 3,797 5,063 2,532 1,266 2,532 3,797 2,532 7,595
79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79
5 2 1 5 6 2 0 3 2 4 11 6 3 4 2 1 2 3 2 6
TISSUE CULTURE
ci-k 0,063 0,025 0,013 0,063 0,076 0,025 0,000 0,038 0,025 0,051 0,139 0,076 0,038 0,051 0,025 0,013 0,025 0,038 0,025 0,076
Lampiran 3 Penghitungan nilai ci, indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit analisis Keahlian Peneliti Bidang Mekanisasi Pertanian. No 1
Disiplin (i)
N
ni
AGRICULTURAL DEVELOPMENT
3
%N 41
ci
7,317
0,073
2
AGRONOMY
1
41
2,439
0,024
3
BIOENERGY
1
41
2,439
0,024
4
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
41
2,439
0,024
5
MECHANIZATION
41
41
100,000
1,000
6
POSTHARVEST TECHNOLOGY
10
41
24,390
0,244
7
SOIL SCIENCES
2
41
4,878
0,049
05
M
=3
Lampiran 4 Penghitungan nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Mekanisasi Pertanian MEKANISASI PERTANIAN Bidang Keahlian (I - k)
%N
c i- k
AGRICULTURAL DEVELOPMENT
AGRICULTURAL DEVELOPMENT
ni-k 1
N 41
2,439
0,024
AGRONOMY
MECHANIZATION
1
41
2,439
0,024
BIOENERGY
BIOENERGY
1
41
2,439
0,024
ECONOMIC SOCIOLOGY
MECHANIZATION
1
41
2,439
0,024
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
41
2,439
0,024
111
Bidang Keahlian (I - k)
MECHANIZATION
ni-k
c i- k
1
41
2,439
0,024
AGRONOMY
1
41
2,44
0,024
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
41
2,44
0,024
17
41
41,46
0,415
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
41
12,20
0,122
SOIL SCIENCES
2
41
4,88
0,049
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
41
2,439
0,024
12
41
29,27
0,293
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
41
12,20
0,122
MECHANIZATION
SOIL SCIENCES
%N
SOIL SCIENCES
MECHANIZATION
POSTHARVEST TECHNOLOGY
N
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
41
2,44
0,024
MECHANIZATION
2
41
4,88
0,049
SOIL SCIENCES
1
41
2,44
0,024
Lampiran 5 Penghitungan nilai ci, indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Pascapanen Pertanian No
Disiplin (i)
N
ni
%N
ci
1
AGRONOMY
1
13
7,69
0,0769
2
ANALYTICAL METHODS
5
13
38,46
0,3846
3
CHEMICAL INDUSTRY
5
13
38,46
0,3846
4
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
13
7,69
0,0769
5
FOOD TECHNOLOGY
3
13
23,08
0,2308
6
MECHANIZATION
2
13
15,38
0,1538
7
MICROBIOLOGY
1
13
7,69
0,0769
8
POSTHARVEST TECHNOLOGY
13
13
100,00
1,0000
M05 = 8
Lampiran 6 Penghitungan nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Pascapanen Pertanian. PASCAPANEN PERTANIAN Bidang Keahlian (i - k) ni-k AGRONOMY
ANALYTICAL METHODS
N
%N
ci - k
AGRONOMY
1
13
7,692
0,077
ANALYTICAL METHODS
1
13
7,692
0,077
CHEMISTRY
1
13
7,692
0,077
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
13
0,000
0,000
FOOD TECHNOLOGY
0
13
0,000
0,000
MECHANIZATION
2
13
15,385
0,154
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
13
23,077
0,231
AGRONOMY
1
13
7,692
0,077
112
Bidang Keahlian (i - k) ANALYTICAL METHODS
CHEMISTRY
ECONOMIC SOCIOLOGY
FOOD TECHNOLOGY
MECHANIZATION
MICROBIOLOGY
ni-k
N 1
%N 13
7,692
ci - k 0,077
CHEMISTRY
3
13
23,077
0,231
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
13
0,000
0,000
FOOD TECHNOLOGY
1
13
7,692
0,077
MECHANIZATION
2
13
15,385
0,154
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
4
13
30,769
0,308
AGRONOMY
1
13
7,692
0,077
ANALYTICAL METHODS
3
13
23,077
0,231
CHEMISTRY
1
13
7,692
0,077
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
13
15,385
0,154
FOOD TECHNOLOGY
2
13
15,385
0,154
MECHANIZATION
2
13
15,385
0,154
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
8
13
61,538
0,615
AGRONOMY
0
13
0,000
0,000
ANALYTICAL METHODS
1
13
7,692
0,077
CHEMISTRY
2
13
15,385
0,154
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
13
0,000
0,000
FOOD TECHNOLOGY
1
13
7,692
0,077
MECHANIZATION
0
13
0,000
0,000 0,000
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
13
23,077
0,231
AGRONOMY
0
13
0,000
0,000 0,077
ANALYTICAL METHODS
1
13
7,692
CHEMISTRY
2
13
15,385
0,154
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
13
7,692
0,077
FOOD TECHNOLOGY
0
13
0,000
0,000
MECHANIZATION
0
13
0,000
0,000
MICROBIOLOGY
1
13
7,692
0,077
POSTHARVEST TECHNOLOGY
4
13
30,769
0,308
AGRONOMY
2
13
15,385
0,154
ANALYTICAL METHODS
2
13
15,385
0,154
CHEMISTRY
2
13
15,385
0,154
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
13
0,000
0,000
FOOD TECHNOLOGY
0
13
0,000
0,000
MECHANIZATION
0
13
0,000
0,000
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
13
23,077
0,231
AGRONOMY
0
13
0,000
0,000
ANALYTICAL METHODS
0
13
0,000
0,000
CHEMISTRY
0
13
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
13
0,000
0,000
FOOD TECHNOLOGY
1
13
7,692
0,077
MECHANIZATION
0
13
0,000
0,000
MICROBIOLOGY
0
13
0,000
0,000
113
Bidang Keahlian (i - k) POSTHARVEST TECHNOLOGY
ni-k
N
%N
ci - k
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
13
7,692
0,077
AGRONOMY
3
13
23,077
0,231
ANALYTICAL METHODS
4
13
30,769
0,308
CHEMISTRY
5
13
38,462
0,385
ECONOMIC SOCIOLOGY
3
13
23,077
0,231
FOOD TECHNOLOGY
3
13
23,077
0,231
MECHANIZATION
3
13
23,077
0,231
MICROBIOLOGY
1
13
7,692
0,077
13
13
100,000
1,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
Lampiran 7 Penghitungan nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Perkebunan
No
Disiplin (i)
1
AGRONOMY
2 3 4
N
ni
%N
ci
42
66
63,64
0,6364
BIOLOGY
6
66
9,09
0,0909
BIOTECHNOLOGY
6
66
9,09
0,0909
BOTANY
1
66
1,52
0,0152
5
CLIMATOLOGY
4
66
6,06
0,0606
6
COMMUNICATION TECHNOLOGY
1
66
1,52
0,0152
7
ECONOMIC SOCIOLOGY
16
66
24,24
0,2424
8
ECONOMIC DEVELOPMENT
9
ENTOMOLOGY
2
66
3,03
0,0303
10
66
15,15
0,1515
2
66
3,03
0,0303
10
EXTENSION ACTIVITIES
11
FARM MANAGEMENT
1
66
1,52
0,0152
12
FOOD TECHNOLOGY
3
66
4,55
0,0455
13
METEOROLOGY
1
66
1,52
0,0152
14
MICROBIOLOGY
1
66
1,52
0,0152
15
MYCOLOGY
5
66
7,58
0,0758
16
CHEMISTRY
3
66
4,55
0,0455
17
PESTS OF PLANTS
17
66
25,76
0,2576
18
PLANT BREEDING
66
66
100,00
1.000
19
PLANT DISEASES
9
66
13,64
0,1364
20
PLANT ECOLOGY
10
66
15,15
0,1515
21
PLANT PATHOLOGY
12
66
18,18
0,1818
22
PLANT PHYSIOLOGY
20
66
30,30
0,3030
23
POSTHARVEST TECHNOLOGY
14
66
21,21
0,2121
24
SEED TECHNOLOGY
5
66
7,58
0,0758
25
SOIL SCIENCES
12
66
18,18
0,1818
26
STATISTICS
1
66
1,52
0,0152
28
TISSUE CULTURE
5
66
7,58
0,0758
29
VIROLOGY
3
66
4,55
0,0455
30
WEEDS
2
66
3,03
0,0303
05
M = 17
114
Lampiran 8 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Perkebunan PERKEBUNAN Bidang Keahlian (i - k) AGRONOMY
BIOLOGY
BIOTECHNOLOGY
ni-k
N
AGRONOMY
19
66
%N 28,788
ci - k 0,288
BIOLOGY
2
66
3,030
0,030
BIOTECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
CLIMATOLOGY
3
66
4,545
0,045
ECONOMIC SOCIOLOGY
18
66
27,273
0,273
ENTOMOLOGY
3
66
4,545
0,045 0,030
MYCOLOGY
2
66
3,030
PESTS OF PLANTS
14
66
21,212
0,212
PLANT BREEDING
31
66
46,970
0,470
PLANT DISEASES
11
66
16,667
0,167
PLANT ECOLOGY
6
66
9,091
0,091
PLANT PATHOLOGY
10
66
15,152
0,152
PLANT PHYSIOLOGY
17
66
25,758
0,258
POSTHARVEST TECHNOLOGY
9
66
13,636
0,136
SEED TECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
SOIL SCIENCES
19
66
28,788
0,288
TISSUE CULTURE
4
66
6,061
0,061
AGRONOMY
2
66
3,030
0,030
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
66
1,515
0,015
ENTOMOLOGY
0
66
0,000
0,000 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
0
66
0,000
0,000
PLANT BREEDING
3
66
4,545
0,045
PLANT DISEASES
0
66
0,000
0,000
PLANT ECOLOGY
1
66
1,515
0,015
PLANT PATHOLOGY
1
66
1,515
0,015
PLANT PHYSIOLOGY
1
66
1,515
0,015
POSTHARVEST TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SOIL SCIENCES
0
66
0,000
0,000 0,015
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
AGRONOMY
4
66
6,061
0,061
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
1
66
1,515
0,015
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
66
0,000
0,000
ENTOMOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,015
MYCOLOGY
1
66
1,515
PESTS OF PLANTS
1
66
1,515
0,015
PLANT BREEDING
5
66
7,576
0,076
PLANT DISEASES
0
66
0,000
0,000
PLANT ECOLOGY
1
66
1,515
0,015
PLANT PATHOLOGY
4
66
6,061
0,061
PLANT PHYSIOLOGY
2
66
3,030
ni-k
N
Bidang Keahlian (i - k)
%N
0,030
ci - k
115
CLIMATOLOGY
ECONOMIC SOCIOLOGY
ENTOMOLOGY
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
66
1,515
SEED TECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,015
SOIL SCIENCES
2
66
3,030
0,030
TISSUE CULTURE
4
66
6,061
0,061
AGRONOMY
3
66
4,545
0,045
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
66
1,515
0,015
ENTOMOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
2
66
3,030
0,030
PLANT BREEDING
5
66
7,576
0,076
PLANT DISEASES
0
66
0,000
0,000
PLANT ECOLOGY
2
66
3,030
0,030
PLANT PATHOLOGY
3
66
4,545
0,045
PLANT PHYSIOLOGY
1
66
1,515
0,015
POSTHARVEST TECHNOLOGY
2
66
3,030
0,030
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SOIL SCIENCES
5
66
7,576
0,076 0,000
TISSUE CULTURE
0
66
0,000
AGRONOMY
18
66
27,273
0,273
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
CLIMATOLOGY
1
66
1,515
0,015
ECONOMIC SOCIOLOGY
6
66
9,091
0,091
ENTOMOLOGY
3
66
4,545
0,045 0,015
MYCOLOGY
1
66
1,515
PESTS OF PLANTS
9
66
13,636
0,136
PLANT BREEDING
19
66
28,788
0,288
PLANT DISEASES
11
66
16,667
0,167
PLANT ECOLOGY
5
66
7,576
0,076
PLANT PATHOLOGY
0
66
0,000
0,000
PLANT PHYSIOLOGY
12
66
18,182
0,182
POSTHARVEST TECHNOLOGY
9
66
13,636
0,136
SEED TECHNOLOGY
3
66
4,545
0,045
SOIL SCIENCES
11
66
16,667
0,167 0,015
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
AGRONOMY
3
66
4,545
0,045
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
1
66
1,515
0,015
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
66
3,030
0,030
ENTOMOLOGY
4
66
6,061
0,061 0,015
MYCOLOGY
1
66
1,515
PESTS OF PLANTS
0
66
0,000
0,000
PLANT BREEDING
10
66
15,152
0,152
PLANT DISEASES
1
66
1,515
0,015
PLANT ECOLOGY
2
66
3,030
0,030
PLANT PATHOLOGY
7
66
10,606
0,106
PLANT PHYSIOLOGY
4
66
6,061
ni-k
N
Bidang Keahlian (i - k)
%N
0,061
ci - k
116
MYCOLOGY
PESTS OF PLANTS
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
66
4,545
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SOIL SCIENCES
6
66
9,091
0,091
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
0,015
AGRONOMY
2
66
3,030
0,030
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
66
1,515
0,015
ENTOMOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
0
66
0,000
0,000
PLANT BREEDING
2
66
3,030
0,030
PLANT DISEASES
0
66
0,000
0,000
PLANT ECOLOGY
0
66
0,000
0,000
PLANT PATHOLOGY
2
66
3,030
0,030
PLANT PHYSIOLOGY
2
66
3,030
0,030
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SOIL SCIENCES
0
66
0,000
0,000 0,015
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
AGRONOMY
14
66
21,212
0,212
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
2
66
3,030
0,030
ECONOMIC SOCIOLOGY
9
66
13,636
0,136
ENTOMOLOGY
0
66
0,000
0,000 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
10
66
15,152
0,152
PLANT BREEDING
24
66
36,364
0,364
PLANT DISEASES
14
66
21,212
0,212
PLANT ECOLOGY
6
66
9,091
0,091
PLANT PATHOLOGY
2
66
3,030
0,030
PLANT PHYSIOLOGY
16
66
24,242
0,242
POSTHARVEST TECHNOLOGY
9
66
13,636
0,136
SEED TECHNOLOGY
4
SOIL SCIENCES PLANT BREEDING
0,045
66
6,061
0,061
66
0,000
0,000 0,000
TISSUE CULTURE
0
66
0,000
AGRONOMY
31
66
46,970
0,470
BIOLOGY
3
66
4,545
0,045
BIOTECHNOLOGY
5
66
7,576
0,076
CLIMATOLOGY
5
66
7,576
0,076
ECONOMIC SOCIOLOGY
19
66
28,788
0,288
ENTOMOLOGY
10
66
15,152
0,152 0,030
MYCOLOGY
2
66
3,030
PESTS OF PLANTS
24
66
36,364
0,364
PLANT BREEDING
46
66
69,697
0,697
PLANT DISEASES
14
66
21,212
0,212
PLANT ECOLOGY
13
66
19,697
0,197
PLANT PATHOLOGY
13
66
19,697
0,197
PLANT PHYSIOLOGY
28
66
42,424
ni-k
N
Bidang Keahlian (i - k)
%N
0,424
ci - k
117
PLANT DISEASES
PLANT ECOLOGY
PLANT PATHOLOGY
POSTHARVEST TECHNOLOGY
16
66
24,242
SEED TECHNOLOGY
7
66
10,606
0,242 0,106
SOIL SCIENCES
24
66
36,364
0,364
TISSUE CULTURE
5
66
7,576
0,076
AGRONOMY
11
66
16,667
0,167
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
12
66
18,182
0,182
ENTOMOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
14
66
21,212
0,212
PLANT BREEDING
14
66
21,212
0,212
PLANT DISEASES
3
66
4,545
0,045
PLANT ECOLOGY
5
66
7,576
0,076
PLANT PATHOLOGY
0
66
0,000
0,000
PLANT PHYSIOLOGY
11
66
16,667
0,167
POSTHARVEST TECHNOLOGY
8
66
12,121
0,121
SEED TECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
SOIL SCIENCES
9
66
13,636
0,136
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
0,015
AGRONOMY
6
66
9,091
0,091
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
1
66
1,515
0,015
ECONOMIC SOCIOLOGY
5
66
7,576
0,076
ENTOMOLOGY
2
66
3,030
0,030 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
6
66
9,091
0,091
PLANT BREEDING
13
66
19,697
0,197
PLANT DISEASES
4
66
6,061
0,061
PLANT ECOLOGY
7
66
10,606
0,106
PLANT PATHOLOGY
3
66
4,545
0,045
PLANT PHYSIOLOGY
0
66
0,000
0,000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
SOIL SCIENCES
7
66
10,606
0,106
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
0,015
AGRONOMY
10
66
15,152
0,152
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
2
66
3,030
0,030
CLIMATOLOGY
2
66
3,030
0,030
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
66
3,030
0,030
ENTOMOLOGY
9
66
13,636
0,136 0,030
MYCOLOGY
2
66
3,030
PESTS OF PLANTS
2
66
3,030
0,030
PLANT BREEDING
13
66
19,697
0,197
PLANT DISEASES
0
66
0,000
0,000
PLANT ECOLOGY
2
66
3,030
0,030
PLANT PATHOLOGY
0
66
0,000
0,000
PLANT PHYSIOLOGY
7
66
10,606
ni-k
N
Bidang Keahlian (i - k)
%N
0,106
ci - k
118
PLANT PHYSIOLOGY
POSTHARVEST TECHNOLOGY
SEED TECHNOLOGY
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
66
4,545
SEED TECHNOLOGY
1
66
1,515
0,045 0,015
SOIL SCIENCES
7
66
10,606
0,106
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
0,015
AGRONOMY
17
66
25,758
0,258
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
2
66
3,030
0,030
CLIMATOLOGY
3
66
4,545
0,045
ECONOMIC SOCIOLOGY
13
66
19,697
0,197
ENTOMOLOGY
4
66
6,061
0,061 0,030
MYCOLOGY
2
66
3,030
PESTS OF PLANTS
16
66
24,242
0,242
PLANT BREEDING
28
66
42,424
0,424
PLANT DISEASES
11
66
16,667
0,167
PLANT ECOLOGY
6
66
9,091
0,091
PLANT PATHOLOGY
7
66
10,606
0,106
PLANT PHYSIOLOGY
9
66
13,636
0,136
POSTHARVEST TECHNOLOGY
10
66
15,152
0,152
SEED TECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
SOIL SCIENCES
17
66
25,758
0,258
TISSUE CULTURE
2
66
3,030
0,030
AGRONOMY
9
66
13,636
0,136
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
CLIMATOLOGY
2
66
3,030
0,030
ECONOMIC SOCIOLOGY
9
66
13,636
0,136
ENTOMOLOGY
3
66
4,545
0,045 0,015
MYCOLOGY
1
66
1,515
PESTS OF PLANTS
9
66
13,636
0,136
PLANT BREEDING
16
66
24,242
0,242
PLANT DISEASES
10
66
15,152
0,152
PLANT ECOLOGY
4
66
6,061
0,061
PLANT PATHOLOGY
3
66
4,545
0,045
PLANT PHYSIOLOGY
11
66
16,667
0,167
POSTHARVEST TECHNOLOGY
7
66
10,606
0,106
SEED TECHNOLOGY
4
66
6,061
0,061
SOIL SCIENCES
7
66
10,606
0,106
TISSUE CULTURE
2
66
3,030
0,030
AGRONOMY
4
66
6,061
0,061
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
3
66
4,545
0,045
ENTOMOLOGY
0
66
0,000
0,000 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
4
66
6,061
0,061
PLANT BREEDING
7
66
10,606
0,106
PLANT DISEASES
5
66
7,576
0,076
PLANT ECOLOGY
4
66
6,061
0,061
PLANT PATHOLOGY
1
66
1,515
0,015
PLANT PHYSIOLOGY
4
66
6,061
ni-k
N
Bidang Keahlian (i - k)
%N
0,061
ci - k
119
SOIL SCIENCES
TISSUE CULTURE
POSTHARVEST TECHNOLOGY
0
66
0,000
SEED TECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000 0,000
SOIL SCIENCES
3
66
4,545
0,045
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
0,015
AGRONOMY
19
66
28,788
0,288
BIOLOGY
0
66
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
0
66
0,000
0,000
CLIMATOLOGY
6
66
9,091
0,091
ECONOMIC SOCIOLOGY
12
66
18,182
0,182
ENTOMOLOGY
5
66
7,576
0,076 0,000
MYCOLOGY
0
66
0,000
PESTS OF PLANTS
13
66
19,697
0,197
PLANT BREEDING
24
66
36,364
0,364
PLANT DISEASES
8
66
12,121
0,121
PLANT ECOLOGY
8
66
12,121
0,121
PLANT PATHOLOGY
8
66
12,121
0,121
PLANT PHYSIOLOGY
18
66
27,273
0,273
POSTHARVEST TECHNOLOGY
6
66
9,091
0,091
SEED TECHNOLOGY
3
66
4,545
0,045
SOIL SCIENCES
9
66
13,636
0,136 0,015
TISSUE CULTURE
1
66
1,515
AGRONOMY
4
66
6,061
0,061
BIOLOGY
1
66
1,515
0,015
BIOTECHNOLOGY
3
66
4,545
0,045
CLIMATOLOGY
0
66
0,000
0,000
ECONOMIC SOCIOLOGY
0
66
0,000
0,000
ENTOMOLOGY
1
66
1,515
0,015 0,015
MYCOLOGY
1
66
1,515
PESTS OF PLANTS
0
66
0,000
0,000
PLANT BREEDING
5
66
7,576
0,076
PLANT DISEASES
1
66
1,515
0,015
PLANT ECOLOGY
0
66
0,000
0,000
PLANT PATHOLOGY
3
66
4,545
0,045
PLANT PHYSIOLOGY
2
66
3,030
0,030
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
SEED TECHNOLOGY
1
66
1,515
0,015
SOIL SCIENCES
1
66
1,515
0,015
TISSUE CULTURE
2
66
3,030
0,030
120
Lampiran 9
Penghitungan nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Peternakan
No
Disiplin (i)
1
AGRONOMY
2
N
ni
%N
ci
1
47
2,13
0,0213
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
26
47
55,32
0,5532
3
ANIMAL BREEDING
24
47
51,06
0,5106
4
ANIMAL FEEDING
5
47
10,64
0,1064
5
ANIMAL HUSBANDRY
3
47
6,38
0,0638
6
ANIMAL NUTRITION
37
47
78,72
0,7872
7
ANIMAL PHYSIOLOGY
2
47
4,26
0,0426
8
ANIMAL PRODUCTION
9
47
19,15
0,1915
9
BIOLOGI
5
47
10,64
0,1064
10
BIOTECHNOLOGY
4
47
8,51
0,0851
11
CHEMISTRY
12
ECONOMIC DEVELOPMENT
13
5
47
10,64
0,1064
10
47
21,28
0,2128
EXTENSION ACTIVITIES
2
47
4,26
0,0426
14
FARMING SYSTEMS
1
47
2,13
0,0213
15
MANAGEMENT
4
47
8,51
0,0851
16
MICROBIOLOGY
1
47
2,13
0,0213
17
PLANT ECOLOGY
1
47
2,13
0,0213
18
VETERINARIANS
1
47
2,13
0,0213
M05 = 11
Lampiran 10
Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Peternakan. PETERNAKAN Bidang Keahlian (i - k)
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
N
%N
ci - k
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
13
47
27,660
ANIMAL BREEDING
16
47
34,043
0,340
0
47
0,000
0,000 0,000
ANIMAL FEEDING ANIMAL HUSBANDRY ANIMAL NUTRITION ANIMAL PRODUCTION
0,277
0
47
0,000
18
47
38,298
0,383
9
47
19,149
0,191
BIOLOGY
1
47
2,128
0,021
BIOTECHNOLOGY
3
47
6,383
0,064
CHEMISTRY
4
47
8,511
0,085
11
47
23,404
0,234
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
16
47
34,043
0,340
ANIMAL BREEDING
18
47
38,298
0,383
ANIMAL FEEDING
3
47
6,383
0,064
ANIMAL HUSBANDRY
3
47
6,383
0,064
24
47
51,064
0,511
9
47
19,149
0,191
ECONOMIC DEVELOPMENT MANAGEMENT ANIMAL BREEDING
ni-k
ANIMAL NUTRITION ANIMAL PRODUCTION
121
Bidang Keahlian (i - k)
ANIMAL HUSBANDRY
ANIMAL NUTRITION
ci - k
6,383
0,064
BIOTECHNOLOGY
2
47
4,255
0,043
CHEMISTRY
2
47
4,255
0,043
14
47
29,787
0,298
MANAGEMENT
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL BREEDING
3
47
6,383
0,064
ANIMAL FEEDING
2
47
4,255
0,043
ANIMAL HUSBANDRY
2
47
4,255
0,043
ANIMAL NUTRITION
0
47
0,000
0,000
ANIMAL PRODUCTION
0
47
0,000
0,000
BIOLOGY
0
47
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
0
47
0,000
0,000
CHEMISTRY
0
47
0,000
0,000
ECONOMIC DEVELOPMENT
0
47
0,000
0,000
MANAGEMENT
1
47
2,128
0,021
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL BREEDING
3
47
6,383
0,064
ANIMAL FEEDING
2
47
4,255
0,043
ANIMAL HUSBANDRY
1
47
2,128
0,021
ANIMAL NUTRITION
1
47
2,128
0,021
ANIMAL PRODUCTION
0
47
0,000
0,000
BIOLOGY
0
47
0,000
0,000
BIOTECHNOLOGY
0
47
0,000
0,000
CHEMISTRY
0
47
0,000
0,000
ECONOMIC DEVELOPMENT
0
47
0,000
0,000
MANAGEMENT
0
47
0,000
0,000
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
18
47
38,298
0,383
ANIMAL BREEDING
24
47
51,064
0,511
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ANIMAL HUSBANDRY
1
47
2,128
0,021
23
47
48,936
0,489
ANIMAL PRODUCTION
9
47
19,149
0,191
BIOLOGY
4
47
8,511
0,085
BIOTECHNOLOGY
4
47
8,511
0,085
CHEMISTRY
5
47
10,638
0,106
10
47
21,277
0,213
MANAGEMENT
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
9
47
19,149
0,191
ANIMAL BREEDING
9
47
19,149
0,191
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ECONOMIC DEVELOPMENT
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
13
47
27,660
0,277
ANIMAL PRODUCTION
6
47
12,766
0,128
BIOLOGY
1
47
2,128
0,021
BIOTECHNOLOGY
3
47
6,383
0,064
CHEMISTRY
4
47
8,511
0,085
ECONOMIC DEVELOPMENT
6
47
12,766
0,128
MANAGEMENT
5
47
10,638
0,106
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
1
47
2,128
0,021
ANIMAL NUTRITION
BIOLOGY
%N 47
ANIMAL NUTRITION
ANIMAL PRODUCTION
N 3
ECONOMIC DEVELOPMENT ANIMAL FEEDING
ni-k
BIOLOGY
122
Bidang Keahlian (i - k)
BIOTECHNOLOGY
CHEMISTRY
ECONOMIC DEVELOPMENT
N
%N
ci - k
3
47
6,383
0,064
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL NUTRITION
4
47
8,511
0,085
ANIMAL PRODUCTION
1
47
2,128
0,021
BIOLOGY
3
47
6,383
0,064
BIOTECHNOLOGY
2
47
4,255
0,043
CHEMISTRY
2
47
4,255
0,043
ECONOMIC DEVELOPMENT
2
47
4,255
0,043
MANAGEMENT
1
47
2,128
0,021
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
3
47
6,383
0,064
ANIMAL BREEDING
2
47
4,255
0,043
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL NUTRITION
5
47
10,638
0,106
ANIMAL PRODUCTION
3
47
6,383
0,064
BIOLOGY
2
47
4,255
0,043
BIOTECHNOLOGY
1
47
2,128
0,021
CHEMISTRY
5
47
10,638
0,106
ECONOMIC DEVELOPMENT
2
47
4,255
0,043
MANAGEMENT
1
47
2,128
0,021
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BREEDING
2
47
4,255
0,043
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL NUTRITION
9
47
19,149
0,191
ANIMAL PRODUCTION
4
47
8,511
0,085
BIOLOGY
2
47
4,255
0,043
BIOTECHNOLOGY
5
47
10,638
0,106
CHEMISTRY
7
47
14,894
0,149
ECONOMIC DEVELOPMENT
4
47
8,511
0,085
MANAGEMENT
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
11
47
23,404
0,234
ANIMAL BREEDING
14
47
29,787
0,298
ANIMAL FEEDING
0
47
0,000
0,000
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
19
47
40,426
0,404
ANIMAL PRODUCTION
6
47
12,766
0,128
BIOLOGY
2
47
4,255
0,043
BIOTECHNOLOGY
2
47
4,255
0,043
CHEMISTRY
4
47
8,511
0,085
ECONOMIC DEVELOPMENT
1
47
2,128
0,021
MANAGEMENT
3
47
6,383
0,064
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
4
47
8,511
0,085
ANIMAL BREEDING
4
47
8,511
0,085
ANIMAL FEEDING
1
47
2,128
0,021
ANIMAL HUSBANDRY
0
47
0,000
0,000
ANIMAL NUTRITION
7
47
14,894
0,149
ANIMAL PRODUCTION
5
47
10,638
0,106
BIOLOGY
1
47
2,128
0,021
ANIMAL NUTRITION
MANAGEMENT
ni-k
ANIMAL BREEDING
123
Bidang Keahlian (i - k)
Lampiran 11
ni-k
N
%N
ci - k
BIOTECHNOLOGY
1
47
2,128
0,021
CHEMISTRY
4
47
8,511
0,085
ECONOMIC DEVELOPMENT
3
47
6,383
0,064
MANAGEMENT
0
47
0,000
0,000
Penghitungan Nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
No
Disiplin (i)
1
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
N
ni
%N
ci
31
31
100,00
1,0000
AGRICULTURAL POLICIES
1
31
3,23
0,0323
3
AGRICULTURE
1
31
3,23
0,0323
4
ECONOMIC SOCIOLOGY
4
31
12,90
0,1290
5
FARMING SYSTEMS
1
31
3,23
0,0323
6
SOCIOLOGY
1
31
3,23
0,0323
05
M =2
Lampiran 12 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN Bidang Keahlian (i - k) AGRICULTURAL ECONOMICS
AGRICULTURAL POLICIES
AGRICULTURAL ECONOMICS
ni-k
N
%N
ci - k
31
31
100.000
1
AGRICULTURAL POLICIES
1
31
3.226
0.032
AGRICULTURE
1
31
3.226
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
31
6.452
0.065
FARMING SYSTEMS
3
31
9.677
0.097
SOCIOLOGY
1
31
3.226
0.032
AGRICULTURAL ECONOMICS
1
31
3.226
0.032
AGRICULTURE
1
31
3.226
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
31
3.226
0.032
AGRICULTURE
AGRICULTURAL ECONOMICS
1
31
3.23
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
31
6.45
0.065
AGRICULTURAL POLICIES
1
31
3.23
0.032
FARMING SYSTEMS
SOCIOLOGY
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
31
6.45
0.065
FARMING SYSTEMS
1
31
3.23
0.032
AGRICULTURAL ECONOMICS
3
31
9.68
0.097
AGRICULTURE
1
31
3.23
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
1
31
3.23
0.032
AGRICULTURAL ECONOMICS
1
31
3.23
0.032
124
Penghitungan nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Bioteknologi dan Genetik
Lampiran 13 No
Disiplin (i)
N
ni
1
AGRONOMY
3
2
BACTERIOLOGY
1
3
BIOLOGY
3
4
BIOTECHNOLOGY
5
5
BOTANY
2
6
CHEMISTRY
1
7
ENTOMOLOGY
6
8
IN VITRO CULTURE
9
MICROBIOLOGY
10
%N 17
ci
17,65
0,1765
17
5,88
0,0588
17
17,65
0,1765
17
29,41
0,2941
17
11,76
0,1176
17
5,88
0,0588
17
35,29
0,3529
4
17
23,53
0,2353
8
17
47,06
0,4706
MOLECULAR BIOLOGY
15
17
88,24
0,8824
11
MOLECULAR GENETICS
4
17
23,53
0,2353
12
MYCOLOGY
2
17
11,76
0,1176
13
PATHOLOGY
1
17
5,88
0,0588
14
PESTS OF PLANTS
3
17
17,65
0,1765
15
PLANT BREEDING
17
17
100,00
1,0000
16
PLANT DISEASES
2
17
11,76
0,1176
17
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,88
0,0588
18
PLANT PATHOLOGY
5
17
29,41
0,2941
19
PLANT PHYSIOLOGY
4
17
23,53
0,2353
20
TAXONOMY
1
17
5,88
0,0588
21
VIROLOGY
2
17
11,76
0,1176
M05 = 21
Lampiran 14 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang ANIMAL BIOTECHNOLOGY dan Genetik Pertanian. SUMBERDAYA GENTETIK PERTANIAN Bidang Keahlian (i - k) AGRONOMY
BACTERIOLOGY
ni-k
N
%N
ci - k
AGRONOMY BIOLOGY
1 1
17 17
5,882 5,882
0,059 0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
BOTANY
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
3
17
17,647
0,176
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
1
17
5,882
0,059
TAXONOMY
1
17
5,882
0,059 0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
125
Bidang Keahlian (i - k)
BIOLOGY
BIOTECHNOLOGY
BOTANY
ni-k
N
%N
ci - k
TAXONOMY
1
17
5,882
VIROLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
2
17
11,765
0,118
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
2
17
11,765
0,118
BOTANY
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
2
17
11,765
0,118
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
2
17
11,765
0,118
TAXONOMY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
BOTANY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
2
17
11,765
0,118
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
1
17
5,882
0,059
CHEMISTRY
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059 0,059
IN VITRO CULTURE
MICROBIOLOGY
BIOLOGY
1
17
5,882
MOLECULAR BIOLOGY
3
17
17,647
0,176
PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
3
17
17,647
0,176
PLANT DISEASES
2
17
11,765
0,118
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,882
0,059
IN VITRO CULTURE
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
MICROBIOLOGY
2
17
11,765
0,118
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
126
Bidang Keahlian (i - k)
MOLECULAR BIOLOGY
MOLECULAR GENETICS
MYCOLOGY
PATHOLOGY
PESTS OF PLANTS
PLANT BREEDING
ni-k
N
%N
ci - k
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
2
17
11,765
0,118
TAXONOMY
1
17
5,882
0,059
VIROLOGY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
BOTANY
1
17
5,882
0,059
CHEMISTRY
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
2
17
11,765
0,118
MOLECULAR BIOLOGY
7
17
41,176
0,412
MOLECULAR GENETICS
3
17
17,647
0,176
MYCOLOGY
2
17
11,765
0,118
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
4
17
23,529
0,235
PLANT DISEASES
2
17
11,765
0,118
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
VIROLOGY
2
17
11,765
0,118
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PHYSIOLOGY
2
17
11,765
0,118
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
MOLECULAR BIOLOGY
2
17
11,765
0,118
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PESTS OF PLANTS
2
17
11,765
0,118
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
TAXONOMY
1
17
5,882
0,059
VIROLOGY
2
17
11,765
0,118
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059 0,059
PLANT DISEASES
1
17
5,882
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
2
17
11,765
0,118
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
0,059
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,882
0,059
VIROLOGY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
127
Bidang Keahlian (i - k)
PLANT DISEASES
PLANT GENETIC RESOURCES
PLANT PATHOLOGY
PLANT PHYSIOLOGY
TAXONOMY
ni-k
N
%N
ci - k
BOTANY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
IN VITRO CULTURE
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
6
17
35,294
0,353
PLANT DISEASES
2
17
11,765
0,118
PLANT PATHOLOGY
3
17
17,647
0,176
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BOTANY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
2
17
11,765
0,118
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
2
17
11,765
0,118
PLANT PHYSIOLOGY
1
17
5,882
0,059
ENTOMOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
0,059
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
VIROLOGY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
IN VITRO CULTURE
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT BREEDING
1
17
5,882
0,059
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
PLANT PATHOLOGY
2
17
11,765
0,118
TAXONOMY
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
BOTANY
1
17
5,882
0,059
IN VITRO CULTURE
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR GENETICS
1
17
5,882
0,059
PLANT DISEASES
1
17
5,882
0,059
AGRONOMY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
BIOTECHNOLOGY
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
128
Bidang Keahlian (i - k)
VIROLOGY
Lampiran 15 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
ni-k
N
%N
ci - k
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
MYCOLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
PLANT PATHOLOGY
1
17
5,882
0,059
BACTERIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MICROBIOLOGY
1
17
5,882
0,059
MOLECULAR BIOLOGY
1
17
5,882
0,059 0,059
MYCOLOGY
1
17
5,882
PESTS OF PLANTS
1
17
5,882
0,059
PLANT GENETIC RESOURCES
1
17
5,882
0,059
Penghitungan nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Sumberdaya Lahan Disiplin (i)
AGRONOMY AGROSTOLOGY ANIMAL HUSBANDRY BIOLOGY CARTOGRAPHY CHEMISTRY CLIMATOLOGY COMPUTER SOFTWARE CROP MANAGEMENT ECOLOGY ECONOMIC SOSIOLOGY ENTOMOLOGY ENVIRONMENT FARMING SYSTEMS GEOGRAPHY HYDROLOGY IMAGE PROCESSING LAND MANAGEMENT MECHANIZATION METEOROLOGY MICROBIOLOGY PEDOLOGY PEST CONTROL PESTS OF PLANTS PLANT BREEDING PLANT PHYSIOLOGY PLANT PHYTOPATHOLOGY POSTHARVEST TECHNOLOGY SOIL BIOLOGY SOIL CHEMISTRY SOIL CONSERVATION SOIL SCIENCES TISSUE CULTURE TOXICOLOGY
N
ni 27 1 1 1 26 6 14 7 1 1 5 3 1 4 15 11 13 5 2 1 13 1 1 3 10 2 2 2 6 7 19 66 1 2
95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 M05 = 16
%N 28,42 1,05 1,05 1,05 27,37 6,32 14,74 7,37 1,05 1,05 5,26 3,16 1,05 4,21 15,79 11,58 13,68 5,26 2,11 1,05 13,68 1,05 1,05 3,16 10,53 2,11 2,11 2,11 6,32 7,37 20,00 69,47 1,05 2,11
ci 0,2842 0,0105 0,0105 0,0105 0,2737 0,0632 0,1474 0,0737 0,0105 0,0105 0,0526 0,0316 0,0105 0,0421 0,1579 0,1158 0,1368 0,0526 0,0211 0,0105 0,1368 0,0105 0,0105 0,0316 0,1053 0,0211 0,0211 0,0211 0,0632 0,0737 0,2000 0,6947 0,0105 0,0211
129
Lampiran 16 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Sumberdaya Lahan SUMBERDAYA LAHAN Bidang Keahlian (i - k) AGRONOMY
AGRONOMY
%N
ci - k
95
28.421
0.284
CARTOGRAPHY
2
95
2.105
0.021
CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
CLIMATOLOGY
4
95
4.211
0.042
COMPUTER SOFTWARE
4
95
4.211
0.042
ECONOMIC SOSIOLOGY
5
95
5.263
0.053
GEOGRAPHY
2
95
2.105
0.021
HYDROLOGY
6
95
6.316
0.063
IMAGE PROCESSING
1
95
1.053
0.011
LAND MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
PLANT BREEDING
3
95
3.158
0.032
10
95
10.526
0.105
SOIL BIOLOGY
1
95
1.053
0.011
SOIL CHEMISTRY
6
95
6.316
0.063
SOIL CONSERVATION SOIL SCIENCES AGRONOMY CARTOGRAPHY CHEMISTRY
9
95
9.474
0.095
27
95
28.421
0.284
2
95
2.105
0.021
17
95
17.895
0.179
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
2
95
2.105
0.021
ECONOMIC SOSIOLOGY GEOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
12
95
12.632
0.126
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
5
95
5.263
0.053
LAND MANAGEMENT
5
95
5.263
0.053
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
SOIL CONSERVATION
5
95
5.263
0.053
SOIL SCIENCES CHEMISTRY
N 27
MICROBIOLOGY
CARTOGRAPHY
ni-k
13
95
13.684
0.137
AGRONOMY
1
95
1.053
0.011
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
1
95
1.053
0.011
GEOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
130
Bidang Keahlian (i - k)
CLIMATOLOGY
%N
ci - k
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
1
95
1.053
0.011
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
SOIL CONSERVATION
1
95
1.053
0.011
SOIL SCIENCES
1
95
1.053
0.011
AGRONOMY
4
95
4.211
0.042
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
2
95
2.105
0.021
14
95
14.737
0.147
COMPUTER SOFTWARE
5
95
5.263
0.053
ECONOMIC SOSIOLOGY
4
95
4.211
0.042
GEOGRAPHY
2
95
2.105
0.021
HYDROLOGY
11
95
11.579
0.116
IMAGE PROCESSING
1
95
1.053
0.011
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
SOIL CONSERVATION
3
95
3.158
0.032
CLIMATOLOGY
SOIL SCIENCES
ECONOMIC SOSIOLOGY
N
IMAGE PROCESSING
CHEMISTRY
COMPUTER SOFTWARE
ni-k
11
95
11.579
0.116
AGRONOMY
4
95
4.211
0.042
CARTOGRAPHY
2
95
2.105
0.021
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
5
95
5.263
0.053
COMPUTER SOFTWARE
3
95
3.158
0.032
ECONOMIC SOSIOLOGY
1
95
1.053
0.011
GEOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
HYDROLOGY
5
95
5.263
0.053
IMAGE PROCESSING
1
95
1.053
0.011
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
SOIL CONSERVATION
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
3
95
3.158
0.032
AGRONOMY
5
95
5.263
0.053
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
4
95
4.211
0.042
131
Bidang Keahlian (i - k)
GEOGRAPHY
N
%N
ci - k
COMPUTER SOFTWARE
1
95
1.053
0.011
ECONOMIC SOSIOLOGY
2
95
2.105
0.021
GEOGRAPHY
1
95
1.053
0.011
HYDROLOGY
3
95
3.158
0.032
IMAGE PROCESSING
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
5
95
5.263
0.053
SOIL BIOLOGY
1
95
1.053
0.011
SOIL CHEMISTRY
2
95
2.105
0.021
SOIL CONSERVATION
5
95
5.263
0.053
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRONOMY
2
95
2.105
0.021
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
2
95
2.105
0.021
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY GEOGRAPHY
HYDROLOGY
ni-k
1
95
1.053
0.011
12
95
12.632
0.126
HYDROLOGY
3
95
3.158
0.032
IMAGE PROCESSING
2
95
2.105
0.021
LAND MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
1
95
1.053
0.011
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
SOIL CONSERVATION
4
95
4.211
0.042
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRONOMY
6
95
6.316
0.063
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
11
95
11.579
0.116
COMPUTER SOFTWARE
5
95
5.263
0.053
ECONOMIC SOSIOLOGY
3
95
3.158
0.032
GEOGRAPHY
3
95
3.158
0.032
HYDROLOGY
11
95
11.579
0.116
CLIMATOLOGY
IMAGE PROCESSING
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
1
95
1.053
0.011
10
95
10.526
0.105
SOIL CONSERVATION SOIL SCIENCES
132
Bidang Keahlian (i - k) IMAGE PROCESSING
LAND MANAGEMENT
MICROBIOLOGY
ni-k
N
%N
ci - k
AGRONOMY
1
95
1.053
0.011
CARTOGRAPHY
5
95
5.263
0.053
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
1
95
1.053
0.011
ECONOMIC SOSIOLOGY
0
95
0.000
0.000
GEOGRAPHY
2
95
2.105
0.021
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
3
95
3.158
0.032
LAND MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
2
95
2.105
0.021
SOIL CONSERVATION
2
95
2.105
0.021
SOIL SCIENCES
3
95
3.158
0.032
AGRONOMY
2
95
2.105
0.021
CARTOGRAPHY
5
95
5.263
0.053
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
1
95
1.053
0.011
GEOGRAPHY
1
95
1.053
0.011
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
1
95
1.053
0.011
LAND MANAGEMENT
3
95
3.158
0.032
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
5
95
5.263
0.053
SOIL CONSERVATION
5
95
5.263
0.053
SOIL SCIENCES
2
95
2.105
0.021
AGRONOMY
3
95
3.158
0.032
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
0
95
0.000
0.000
GEOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT BREEDING
1
95
1.053
0.011
133
Bidang Keahlian (i - k)
PLANT BREEDING
%N
ci - k
SOIL BIOLOGY
2
95
2.105
0.021
0
95
0.000
0.000
SOIL CONSERVATION
1
95
1.053
0.011
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
10
95
10.526
0.105
0
95
0.000
0.000
AGRONOMY
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
5
95
5.263
0.053
GEOGRAPHY
1
95
1.053
0.011
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
1
95
1.053
0.011
10
95
10.526
0.105
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
SOIL CONSERVATION
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
SOIL SCIENCES
SOIL CHEMISTRY
N
SOIL CHEMISTRY
CARTOGRAPHY
SOIL BIOLOGY
ni-k
10
95
10.526
0.105
AGRONOMY
1
95
1.053
0.011
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
CLIMATOLOGY
0
95
0.000
0.000
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
1
95
1.053
0.011
GEOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
IMAGE PROCESSING
0
95
0.000
0.000
LAND MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL CHEMISTRY
2
95
2.105
0.021
SOIL CONSERVATION
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
6
95
6.316
0.063
AGRONOMY
6
95
6.316
0.063
CARTOGRAPHY
0
95
0.000
0.000
CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
CLIMATOLOGY
1
95
1.053
0.011
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
2
95
2.105
0.021
GEOGRAPHY
1
95
1.053
0.011
HYDROLOGY
0
95
0.000
0.000
134
Bidang Keahlian (i - k)
SOIL CONSERVATION
N
%N
ci - k
IMAGE PROCESSING
2
95
2.105
0.021
LAND MANAGEMENT
5
95
5.263
0.053
MICROBIOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
2
95
2.105
0.021
SOIL CHEMISTRY
3
95
3.158
0.032
SOIL CONSERVATION
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
7
95
7.368
0.074
AGRONOMY
9
95
9.474
0.095
CARTOGRAPHY
5
95
5.263
0.053
CHEMISTRY
1
95
1.053
0.011
CLIMATOLOGY
3
95
3.158
0.032
COMPUTER SOFTWARE
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOSIOLOGY
3
95
3.158
0.032
GEOGRAPHY
3
95
3.158
0.032
HYDROLOGY
5
95
5.263
0.053
IMAGE PROCESSING
1
95
1.053
0.011
LAND MANAGEMENT
5
95
5.263
0.053
MICROBIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
0
95
0.000
0.000
SOIL BIOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL CHEMISTRY
0
95
0.000
0.000
SOIL CONSERVATION
8
95
8.421
0.084
SOIL SCIENCES SOIL SCIENCES
ni-k
8
95
8.421
0.084
AGRONOMY
27
95
28.421
0.284
CARTOGRAPHY
13
95
13.684
0.137
1
95
1.053
0.011
11
95
11.579
0.116
3
95
3.158
0.032
CHEMISTRY CLIMATOLOGY COMPUTER SOFTWARE ECONOMIC SOSIOLOGY
5
95
5.263
0.053
GEOGRAPHY
5
95
5.263
0.053
HYDROLOGY
10
95
10.526
0.105
IMAGE PROCESSING
3
95
3.158
0.032
LAND MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MICROBIOLOGY PLANT BREEDING
5
95
5.263
0.053
10
95
10.526
0.105
SOIL BIOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL CHEMISTRY
7
95
7.368
0.074
8
95
8.421
0.084
19
95
20.000
0.200
SOIL CONSERVATION SOIL SCIENCES
135
Lampiran 17 Penghitungan Nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit analisis Keahlian Peneliti Bidang Tanaman Pangan Disiplin (i)
No
N
ni
1
AGRICULTURAL ECONOMICS
31
2
AGRONOMY
%N
ci
95
32,63
0,3263
49
95
51,58
0,5158
95
5,26
0,0526
95
2,11
0,0211
3
ANIMAL HUSBANDRY
5
4
BIOLOGY
2
5
CHEMISTRY
3
95
3,16
0,0316
6
COMMUNICATION TECHNOLOGY
9
95
9,47
0,0947
7
ECONOMIC SOCIOLOGY
25
95
26,32
0,2632
8
ENTOMOLOGY
16
95
16,84
0,1684
9
FOOD TECHNOLOGY
3
95
3,16
0,0316
10
MANAGEMENT
5
95
5,26
0,0526
11
MECHANIZATION
5
95
5,26
0,0526
12
MOLECULAR GENETICS
2
95
2,11
0,0211
13
PESTS OF PLANTS
25
95
26,32
0,2632
14
PLANT BREEDING
78
95
82,11
0,8211
15
PLANT DISEASES
18
95
18,95
0,1895
16
PLANT ECOLOGY
42
95
44,21
0,4421
17
PLANT PATHOLOGY
15
95
15,79
0,1579
18
PLANT PHYSIOLOGY
10
95
10,53
0,1053
19
PLANT PROTECTION
20
POSTHARVEST TECHNOLOGY
21
SEED TECHNOLOGY
6
95
6,32
0,0632
16
95
16,84
0,1684
6
95
6,32
0,0632
22
SOIL SCIENCES
5
95
5,26
0,0526
23
STATISTICAL METHODS
1
95
1,05
0,0105
24
TISSUE CULTURE
3
95
3,16
0,0316
05
M = 18
Lampiran 18 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Tanaman Pangan. TANAMAN PANGAN Bidang Keahlian (i - k) AGRICULTURAL ECONOMICS
ni-k
N
%N
ci - k
AGRICULTURAL ECONOMICS
3
95
3.158
0.032
AGRONOMY
4
95
4.211
0.042
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
2
95
2.105
0.021
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
95
2.105
0.021
ENTOMOLOGY
0
95
0.000
0.000
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
1
95
1.053
0.011
PESTS OF PLANTS
2
95
2.105
0.021
PLANT BREEDING
4
95
4.211
0.042
PLANT DISEASES
3
95
3.158
0.032
136
Bidang Keahlian (i - k)
AGRONOMY
%N
ci - k
3
95
3.158
0.032
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000 0.021
PLANT PHYSIOLOGY
2
95
2.105
PLANT PROTECTION
2
95
2.105
0.021
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SEED TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
2
95
2.105
0.021
AGRICULTURAL ECONOMICS
5
95
5.263
0.053
27
95
28.421
0.284
1
95
1.053
0.011 0.084
ANIMAL HUSBANDRY COMMUNICATION TECHNOLOGY
8
95
8.421
18
95
18.947
0.189
ENTOMOLOGY
7
95
7.368
0.074
MANAGEMENT
4
95
4.211
0.042
MECHANIZATION
10
95
10.526
0.105
PESTS OF PLANTS
22
95
23.158
0.232
PLANT BREEDING
30
95
31.579
0.316
PLANT DISEASES
15
95
15.789
0.158
PLANT ECOLOGY
8
95
8.421
0.084
ECONOMIC SOCIOLOGY
PLANT PATHOLOGY
5
95
5.263
0.053
PLANT PHYSIOLOGY
16
95
16.842
0.168
PLANT PROTECTION
4
95
4.211
0.042
POSTHARVEST TECHNOLOGY
COMMUNICATION TECHNOLOGY
N
PLANT ECOLOGY
AGRONOMY
ANIMAL HUSBANDRY
ni-k
16
95
16.842
0.168
SEED TECHNOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
1
95
1.053
0.011
AGRONOMY
2
95
2.105
0.021
ANIMAL HUSBANDRY
2
95
2.105
0.021
COMMUNICATION TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
95
2.105
0.021
ENTOMOLOGY
0
95
0.000
0.000
MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MECHANIZATION
0
95
0.000
0.000
PESTS OF PLANTS
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
1
95
1.053
0.011
PLANT DISEASES
1
95
1.053
0.011
PLANT ECOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PHYSIOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
SEED TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
0
95
0.000
0.000
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
137
Bidang Keahlian (i - k)
ECONOMIC SOCIOLOGY
N
%N
ci - k
AGRONOMY
8
95
8.421
0.084
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
2
95
2.105
0.021
ECONOMIC SOCIOLOGY
4
95
4.211
0.042
ENTOMOLOGY
0
95
0.000
0.000
MANAGEMENT
3
95
3.158
0.032
MECHANIZATION
2
95
2.105
0.021
PESTS OF PLANTS
3
95
3.158
0.032
PLANT BREEDING
5
95
5.263
0.053
PLANT DISEASES
1
95
1.053
0.011
PLANT ECOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000 0.011
PLANT PHYSIOLOGY
1
95
1.053
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
3
95
3.158
0.032
SEED TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
2
95
2.105
0.021 0.021
AGRICULTURAL ECONOMICS AGRONOMY ANIMAL HUSBANDRY COMMUNICATION TECHNOLOGY
2
95
2.105
18
95
18.947
0.189
2
95
2.105
0.021 0.042
4
95
4.211
ECONOMIC SOCIOLOGY
11
95
11.579
0.116
ENTOMOLOGY
10
95
10.526
0.105
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
11
95
11.579
0.116
PESTS OF PLANTS
15
95
15.789
0.158
PLANT BREEDING
25
95
26.316
0.263
PLANT DISEASES
8
95
8.421
0.084
PLANT ECOLOGY
11
95
11.579
0.116
PLANT PATHOLOGY
4
95
4.211
0.042
PLANT PHYSIOLOGY
9
95
9.474
0.095
PLANT PROTECTION
6
95
6.316
0.063
16
95
16.842
0.168
6
95
6.316
0.063
POSTHARVEST TECHNOLOGY SEED TECHNOLOGY ENTOMOLOGY
ni-k
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
0
95
0.000
0.000
AGRONOMY
7
95
7.368
0.074
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000 0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
0
95
0.000
10
95
10.526
0.105
ENTOMOLOGY
9
95
9.474
0.095
MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MECHANIZATION
1
95
1.053
0.011
PESTS OF PLANTS
7
95
7.368
0.074
PLANT BREEDING
12
95
12.632
0.126
PLANT DISEASES
2
95
2.105
0.021
ECONOMIC SOCIOLOGY
PLANT ECOLOGY
5
95
5.263
0.053
PLANT PATHOLOGY
9
95
9.474
0.095
138
Bidang Keahlian (i - k)
MANAGEMENT
MECHANIZATION
PESTS OF PLANTS
ni-k
N
%N
ci - k
PLANT PHYSIOLOGY
8
95
8.421
PLANT PROTECTION
2
95
2.105
0.084 0.021
POSTHARVEST TECHNOLOGY
8
95
8.421
0.084
SEED TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SOIL SCIENCES
4
95
4.211
0.042
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
AGRONOMY
4
95
4.211
0.042
ANIMAL HUSBANDRY
1
95
1.053
0.011
COMMUNICATION TECHNOLOGY
3
95
3.158
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
2
95
2.105
0.021
ENTOMOLOGY
1
95
1.053
0.011
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
2
95
2.105
0.021
PESTS OF PLANTS
2
95
2.105
0.021
PLANT BREEDING
1
95
1.053
0.011
PLANT DISEASES
0
95
0.000
0.000
PLANT ECOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000 0.021
PLANT PHYSIOLOGY
2
95
2.105
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
SEED TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
SOIL SCIENCES
0
95
0.000
0.000 0.011
AGRICULTURAL ECONOMICS
1
95
1.053
AGRONOMY
5
95
5.263
0.053
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
3
95
3.158
0.032
ECONOMIC SOCIOLOGY
5
95
5.263
0.053
ENTOMOLOGY
1
95
1.053
0.011
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
5
95
5.263
0.053
PESTS OF PLANTS
5
95
5.263
0.053
PLANT BREEDING
5
95
5.263
0.053
PLANT DISEASES
3
95
3.158
0.032
PLANT ECOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000 0.053
PLANT PHYSIOLOGY
5
95
5.263
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SEED TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
22
95
23.158
0.232
0
95
0.000
0.000 0.032
AGRONOMY ANIMAL HUSBANDRY COMMUNICATION TECHNOLOGY
3
95
3.158
15
95
15.789
0.158
ENTOMOLOGY
7
95
7.368
0.074
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
9
95
9.474
0.095
ECONOMIC SOCIOLOGY
139
Bidang Keahlian (i - k)
ci - k
21
95
22.105
25
95
26.316
0.263
PLANT DISEASES
18
95
18.947
0.189
0.221
PLANT ECOLOGY
8
95
8.421
0.084
PLANT PATHOLOGY
4
95
4.211
0.042
PLANT PHYSIOLOGY
10
95
10.526
0.105
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
16
95
16.842
0.168
SEED TECHNOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
4
95
4.211
0.042
30
95
31.579
0.316
ANIMAL HUSBANDRY
1
95
1.053
0.011
COMMUNICATION TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
ECONOMIC SOCIOLOGY
25
95
26.316
0.263
ENTOMOLOGY
16
95
16.842
0.168
MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MECHANIZATION
5
95
5.263
0.053
PESTS OF PLANTS
25
95
26.316
0.263
PLANT BREEDING
43
95
45.263
0.453
PLANT DISEASES
18
95
18.947
0.189
PLANT ECOLOGY
20
95
21.053
0.211
PLANT PATHOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT PHYSIOLOGY
10
95
10.526
0.105
PLANT PROTECTION
6
95
6.316
0.063
16
95
16.842
0.168
SEED TECHNOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
3
95
3.158
0.032
POSTHARVEST TECHNOLOGY
AGRONOMY
15
95
15.789
0.158
ANIMAL HUSBANDRY
1
95
1.053
0.011
COMMUNICATION TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
ECONOMIC SOCIOLOGY
8
95
8.421
0.084
ENTOMOLOGY
2
95
2.105
0.021
MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MECHANIZATION
3
95
3.158
0.032
PESTS OF PLANTS
18
95
18.947
0.189
PLANT BREEDING
18
95
18.947
0.189
PLANT DISEASES
13
95
13.684
0.137
PLANT ECOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT PATHOLOGY
1
95
1.053
0.011
PLANT PHYSIOLOGY
5
95
5.263
0.053
PLANT PROTECTION
2
95
2.105
0.021
15
95
15.789
0.158
SEED TECHNOLOGY
4
95
4.211
0.042
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
3
95
3.158
0.032
AGRONOMY
8
95
8.421
0.084
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
PLANT ECOLOGY
%N
PLANT BREEDING
AGRONOMY
PLANT DISEASES
N
PESTS OF PLANTS
POSTHARVEST TECHNOLOGY
PLANT BREEDING
ni-k
140
Bidang Keahlian (i - k) COMMUNICATION TECHNOLOGY
%N
ci - k
0
95
0.000
95
11.579
0.116
ENTOMOLOGY
5
95
5.263
0.053
MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MECHANIZATION
0
95
0.000
0.000
PESTS OF PLANTS
8
95
8.421
0.084
PLANT BREEDING
20
95
21.053
0.211
PLANT DISEASES
7
95
7.368
0.074
PLANT ECOLOGY
0.000
11
95
11.579
0.116
PLANT PATHOLOGY
2
95
2.105
0.021 0.021
PLANT PHYSIOLOGY
2
95
2.105
PLANT PROTECTION
6
95
6.316
0.063
POSTHARVEST TECHNOLOGY
7
95
7.368
0.074
SEED TECHNOLOGY
2
95
2.105
0.021
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
0
95
0.000
0.000
AGRONOMY
5
95
5.263
0.053
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
PLANT PHYSIOLOGY
N
11
ECONOMIC SOCIOLOGY
PLANT PATHOLOGY
ni-k
ECONOMIC SOCIOLOGY
4
95
4.211
0.042
ENTOMOLOGY
9
95
9.474
0.095
MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MECHANIZATION
0
95
0.000
0.000
PESTS OF PLANTS
4
95
4.211
0.042
PLANT BREEDING
7
95
7.368
0.074
PLANT DISEASES
1
95
1.053
0.011
PLANT ECOLOGY
2
95
2.105
0.021
PLANT PATHOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT PHYSIOLOGY
5
95
5.263
0.053
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SEED TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
SOIL SCIENCES
1
95
1.053
0.011
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
AGRONOMY
10
95
10.526
0.105
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
1
95
1.053
0.011
ECONOMIC SOCIOLOGY
9
95
9.474
0.095
ENTOMOLOGY
8
95
8.421
0.084
MANAGEMENT
2
95
2.105
0.021
MECHANIZATION
5
95
5.263
0.053
PESTS OF PLANTS
10
95
10.526
0.105
PLANT BREEDING
10
95
10.526
0.105
PLANT DISEASES
5
95
5.263
0.053
PLANT ECOLOGY
2
95
2.105
0.021
PLANT PATHOLOGY
5
95
5.263
0.053 0.105
PLANT PHYSIOLOGY
10
95
10.526
PLANT PROTECTION
3
95
3.158
0.032
POSTHARVEST TECHNOLOGY
9
95
9.474
0.095
141
Bidang Keahlian (i - k)
PLANT PROTECTION
POSTHARVEST TECHNOLOGY
N
%N
ci - k
SEED TECHNOLOGY
5
95
5.263
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
0.053
AGRONOMY
4
95
4.211
0.042
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOCIOLOGY
6
95
6.316
0.063
ENTOMOLOGY
2
95
2.105
0.021
MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MECHANIZATION
0
95
0.000
0.000
PESTS OF PLANTS
0
95
0.000
0.000
PLANT BREEDING
6
95
6.316
0.063
PLANT DISEASES
2
95
2.105
0.021
PLANT ECOLOGY
6
95
6.316
0.063
PLANT PATHOLOGY
0
95
0.000
0.000
PLANT PHYSIOLOGY
3
95
3.158
0.032
PLANT PROTECTION
6
95
6.316
0.063
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SEED TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
5
95
5.263
0.053
16
95
16.842
0.168
0
95
0.000
0.000 0.032
AGRONOMY ANIMAL HUSBANDRY COMMUNICATION TECHNOLOGY
3
95
3.158
16
95
16.842
0.168
ENTOMOLOGY
8
95
8.421
0.084
ECONOMIC SOCIOLOGY
SEED TECHNOLOGY
ni-k
MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MECHANIZATION
7
95
7.368
0.074
PESTS OF PLANTS
16
95
16.842
0.168
PLANT BREEDING
16
95
16.842
0.168
PLANT DISEASES
15
95
15.789
0.158
PLANT ECOLOGY
7
95
7.368
0.074
PLANT PATHOLOGY
5
95
5.263
0.053 0.095
PLANT PHYSIOLOGY
9
95
9.474
PLANT PROTECTION
5
95
5.263
0.053
POSTHARVEST TECHNOLOGY
9
95
9.474
0.095
SEED TECHNOLOGY
6
95
6.316
0.063
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
AGRICULTURAL ECONOMICS
0
95
0.000
0.000
AGRONOMY
6
95
6.316
0.063
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
0
95
0.000
0.000
ECONOMIC SOCIOLOGY
6
95
6.316
0.063
ENTOMOLOGY
5
95
5.263
0.053
MANAGEMENT
1
95
1.053
0.011
MECHANIZATION
6
95
6.316
0.063
PESTS OF PLANTS
6
95
6.316
0.063
PLANT BREEDING
6
95
6.316
0.063
PLANT DISEASES
4
95
4.211
0.042
142
Bidang Keahlian (i - k)
SOIL SCIENCES
ni-k
N
%N
PLANT ECOLOGY
2
95
2.105
0.021
PLANT PATHOLOGY
1
95
1.053
0.011 0.053
PLANT PHYSIOLOGY
5
95
5.263
PLANT PROTECTION
0
95
0.000
0.000
POSTHARVEST TECHNOLOGY
6
95
6.316
0.063
SEED TECHNOLOGY
2
95
2.105
0.021
SOIL SCIENCES
4
95
4.211
0.042
AGRICULTURAL ECONOMICS
2
95
2.105
0.021
AGRONOMY
5
95
5.263
0.053
ANIMAL HUSBANDRY
0
95
0.000
0.000
COMMUNICATION TECHNOLOGY
2
95
2.105
0.021
ECONOMIC SOCIOLOGY
5
95
5.263
0.053
ENTOMOLOGY
4
95
4.211
0.042
MANAGEMENT
0
95
0.000
0.000
MECHANIZATION
5
95
5.263
0.053
PESTS OF PLANTS
5
95
5.263
0.053
PLANT BREEDING
5
95
5.263
0.053
PLANT DISEASES
5
95
5.263
0.053
PLANT ECOLOGY
5
95
5.263
0.053
PLANT PATHOLOGY
1
95
1.053
0.011 0.053
PLANT PHYSIOLOGY
5
95
5.263
PLANT PROTECTION
5
95
5.263
0.053
POSTHARVEST TECHNOLOGY
5
95
5.263
0.053
SEED TECHNOLOGY
4
95
4.211
0.042
SOIL SCIENCES
5
95
5.263
0.053
Lampiran 19
Penghitungan Nilai ci, Indeks Multidisiplinaritas (M05) Unit analisis Keahlian Peneliti Bidang Veteriner
No
Disiplin (i)
1
BACTERIOLOGY
2
MYCOLOGY
3
PARASITOLOGY
ci - k
N
ni
%N
ci
13
41
31,7073
0,31707
3
41
7,3171
0,07317
13
41
31,7073
0,31707
4
PATHOLOGY
8
41
19,5122
0,19512
5
TOXICOLOGY
10
41
24,3902
0,24390
6
VIROLOGY
11
41
26,8293
0,26829
M
05
=6
Lampiran 20 Penghitungan Nilai ci-k Unit Analisis Keahlian Peneliti Bidang Veteriner VETERINER Bidang Keahlian (i - k) BACTERIOLOGY
BACTERIOLOGY
ni-k
N 19
%N 41
46.341
ci - k 0.463
MYCOLOGY
2
41
4.878
0.049
PARASITOLOGY
7
41
17.073
0.171
PATHOLOGY
3
41
7.317
0.073
TOXICOLOGY
7
41
17.073
0.171
143
Bidang Keahlian (i - k) MYCOLOGY
PARASITOLOGY
TOXICOLOGY
VIROLOGY
N
%N
ci - k
VIROLOGY
9
41
21.951
0.220
BACTERIOLOGY
2
41
4.878
0.049
MYCOLOGY
2
41
4.878
0.049
PARASITOLOGY
6
41
14.634
0.146
PATHOLOGY
2
41
4.878
0.049
TOXICOLOGY
4
41
9.756
0.098
VIROLOGY
3
41
7.317
0.073
BACTERIOLOGY
7
41
17.073
0.171
MYCOLOGY
2
41
4.878
0.049
PARASITOLOGY
PATHOLOGY
ni-k
11
41
26.829
0.268
PATHOLOGY
4
41
9.756
0.098
TOXICOLOGY
6
41
14.634
0.146
VIROLOGY
6
41
14.634
0.146
BACTERIOLOGY
3
41
7.317
0.073
MYCOLOGY
2
41
4.878
0.049
PARASITOLOGY
4
41
9.756
0.098
PATHOLOGY
1
41
2.439
0.024
TOXICOLOGY
4
41
9.756
0.098
VIROLOGY
6
41
14.634
0.146
BACTERIOLOGY
7
41
17.073
0.171
MYCOLOGY
4
41
9.756
0.098
PARASITOLOGY
6
41
14.634
0.146
PATHOLOGY
4
41
9.756
0.098
TOXICOLOGY
6
41
14.634
0.146
VIROLOGY
6
41
14.634
0.146
BACTERIOLOGY
9
41
21.951
0.220
MYCOLOGY
3
41
7.317
0.073
PARASITOLOGY
6
41
14.634
0.146
PATHOLOGY
4
41
9.756
0.098
TOXICOLOGY VIROLOGY
6
41
14.634
0.146
11
41
26.829
0.268
144
Lampiran 21 Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Hortikultura No
Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
C30
1
Persentase (%)
1
Documentation And Information
2
Land Economics And Policies
E11
1
1,27
3
Development Economic And Policies
E14
3
3,80
4
Production Economics
E16
2
2,53
5
Organization, Administration And Management Of Agricultural Enterprises Or Farm
E20
5
6,33
6
Agro-Industry
E21
1
1,27
7
Consumer Economic
E73
1
1,27
8
Crop Husbandry
F01
6
7,59
9
1,27
Plant Propagation
F02
4
5,06
10
Seed Productionn And Processing
F03
10
12,66
11
Fertilizing
F04
1
1,27
12
Cropping Pattern And Systems
F08
1
1,27
13
Plant Genetics And Breeding
F30
34
43,04
14
Plant Taxonomy And Geography
F70
1
1,27
15
Protection Of Plant-General Aspects
H01
1
1,27
16
Pest Of Plants
H10
3
3,80
17
Plant Diseases
H20
2
2,53
18
Soil Chemistry And Physics
P33
1
1,27
19
Soil Biology
P34
1
1,27
79
100,00
Lampiran 22 Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Hortikultura Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
1
Development economics and policies
E14
3
7,32
2
Rural sociology and social security
E50
1
2,44
3
Agricultural Machinery and Equipment
N20
23
56,10
No
Persentase (%)
4
Postharvest Technology
J10
10
24,39
5
Soil Science and Management
P30
2
4,88
6
Agricultural Structures
N10
2
4,88
41
145
Lampiran 23
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Pascapanen Pertanian
No
Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
Persentase (%)
J11
1
7,69
1
Handling, transport, storage and protection of plant products
2
Food processing and preservation
Q02
6
46,15
3
Food contamination and toxicology
Q03
1
7,69
4
Food composition
Q04
1
7,69
5
Processing of non-food or non-feed agricultural
Q60
Lampiran 24
4
30,77
13
100,00
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Perkebunan
No
Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
1 2 3
Land economics and policies Development economics and policies
E11 E14 E20
1 1 2
1,52 1,52 3,03
F01 F02 F03 F04 F08 F30 F62 H10 H20 P10 Q02 Q60
11 2 3 2 4 24 1 4 6 1 2 1
16,67 3,03 4,55 3,03 6,06 36,36 1,52 6,06 9,09 1,52 3,03 1,52
Q70
1 66
1,52
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Organization, adminitration and management of agricultural enterprises or farm Crop husbandry Plant propagation Seed production and processing Fertilizing Cropping pattern and systems Plant genetics and breeding Plant physiology-growth and development Pests of plants Plant diseases Water resources management Food processing and preservation Processing of non-food or non-feed agricultural products Processing of agricultural wastes
Persentase (%)
Lampiran 25
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Peternakan
No
Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
E14
1
2,44
2
Development economics and policies Organization, adminitration and management of agricultural enterprises or farm
E20
1
2,44
3
Cropping pattern and systems
F08
2
4,88
4
Animal Genetic and Breeding
L10
21
51,22
5
Animal physiology – reproduction
L53
16
1
Persentase (%)
39,02 41
146
Lampiran 26
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Subyek RPTP/Proposal
Kode
Extension Agricultural economics and policies Land economics and policies Organization, Administration And Management Of Agricultural Enterprises Or Farm Agro-industry Rural sociology and social security Trade, marketing and distribution Seed production and processing Soil cultivation Animal Husbandry
C20 E10 E11 E20 E21 E50 E70 F03 F07 L01
Jumlah Proposal 1 6 1 10 4 1 5 1 1 1 31
Persentase (%) 3,23 19,35 3,23 32,26 12,90 3,23 16,13 3,23 3,23 3,23
Lampiran 27 Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Sumberdaya Lahan No
Jumlah Proposal
Persentase (%)
Subyek RPTP/Proposal
Kode
1
Documentation and information
C30
2
2,11
2
Land economics and policies
E11
3
3,16
3
Production economics
E16
2
2,11
4
Agro-industry
E21
2
2,11
5
Crop Husbandry
F01
2
2,11
6
Fertilizing
F04
8
8,42
7
Plant physiology – reproduction
F63
1
1,05
8
Animal feeding
L02
1
1,05
9
Nature conservation and land resources
P01
3
3,16
10
Renewable energy resources
P06
2
2,11
11
Non-Renewable energy resources
P07
1
1,05
12
Water resources and management
P10
11
11,58
13
Soil science and managament
P30
6
6,32
14
Soil survey and mapping
P31
4
4,21
15
Soil chemistry and physics
P33
6
6,32
16
Soil biology
P34
2
2,11
17
Soil Fertility
P35
6
6,32
18
Soil erosion, conservation and reclamation
P36
8
8,42
19
Metereologi and climatology
P40
14
14,74
20
Polution
T01
9
9,47
21
Surveying methods
U40
2
2,11
95
147
Lampiran 28 No 1 2 3 4
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian Subyek RPTP/Proposal
Plant genetic and breeding Pests of plant Plant diseases Processing of agricultural waste
Lampiran 28 No
Kode F30 H10 H20 Q70
Jumlah Proposal 12 2 2 1 17
Persentase (%) 70,59 11,76 11,76 5,88
Subyek Kategori Proposal Berdasarkan Schema Categorization FAO pada penelitian Bidang Tanaman Pangan Subyek RPTP/Proposal
Kode
Jumlah Proposal
Persentase (%)
1
Documentation and information
C30
1
1,05
2
Agricultural economics and policies
E10
1
1,05
3
Development economics and policies
E14
6
6,32
4
Production economics
E16
3
3,16
5
Organization, Administration And Management Of Agricultural Enterprises Or Farm
E20
8
8,42
6
Consumer economics
E73
1
1,05
7
Crop husbandry
F01
10
10,53
8
Seed production and processing
F03
6
6,32
9
Fertilizing
F04
6
6,32
Soil cultivation
F07
1
1,05
11
Cropping pattern and systems
F08
1
1,05
12
Plant genetics and breeding
F30
35
36,84
13
Plant ecology
F40
1
1,05
14
Pests of plants
H10
6
6,32
15
Plant diseases Handling, transport, storage and protection of agricultural products Handling, transport, storage and protection of plant products
H20 J10
4 1
4,21 1,05
J11
3
3,16
Soil erosion, conservation and reclamation
P36
1
1,05
10
16 17 18
95
148
Lampiran 29
Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Bioteknologi dan Genetik Pertanian Bioteknologi dan Genetik Pertanian
C i, k (%) AGR
AG R 5,88
BA C 0
BIO 5,88
BIO T 5,88
BOT 5,88
CH E 0
ET 5,88
IN V 0
MIC 5,88
MB 0
MG 0
MY C 0
PA T 5,88
PP 0
PB 5,88
PD 5,88
PG R 0
PPA T 5,88
PPH Y 5,88
TA X 5,88
VI R 0
BAC
0
0
0
5,88
0
0
0
0
5,88
5,88
0
5,88
0
0
0
0
0
5,88
0
5,88
5,8 8
BIO
5,88
0
5,88
5,88
0
0
5,88
0
0
0
5,88
5,88
5,88
0
5,88
5,88
0
5,88
5,88
0
0
BIOT
5,88
5,88
0
11,77
5,88
0
0
0
0
5,88
5,82
0
0
0
5,88
0
0
5,88
5,88
5,88
0
BOT
5,88
0
0
5,88
5,88
0
0
0
0
5,88
0
0
0
0
5,88
5,88
0
0
5,88
0
0
CHE
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5,88
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
ET
0
0
5,88
0
0
0
0
0
5,88
17,6 5
0
0
5,88
5,88
5,88
5,88
5,88
0
0
0
0
INV
0
0
0
0
0
0
0
5,88
0
0
0
0
0
0
5,88
0
0
5,88
5,88
0
0
MIC
5,88
5,88
0
5,88
0
5,88
0
0
11,7 7
11,7 7
0
5,88
0
0
5,88
0
0
5,88
0
5,88
5,8 8
MB
0
5,88
0
5,88
5,88
5,88
17,6 5
0
5,88
41,1 8
5,88
11,77
0
11,7 7
5,88
5,88
5,88
5,88
0
5,88
5,8 8
MG
0
0
5,88
5,88
0
0
0
0
0
17,6 5
5,88
5,88
0
5,88
5,88
5,88
0
0
5,88
0
0
PAT
5,88
0
5,88
0
0
0
5,88
0
0
0
0
0
0
0
5,88
5,88
0
0
0
0
PP
0
0 11,7 7
0
0
11,77
0
5,88
0
0
5,88
0
5,88
5,88
0 11,7 7
5,88
5,88
0
5,88
0
0
0
5,88
0
5,88
5,88
0
0
0
5,88
0
5,88
0
5,88 35,2 9 11,7 7
5,88
5,88
5,88 23,5 3 11,7 7
0
PD
5,88 17,6 5 11,7 7
0
0
0 11,7 7
0
PB
0,00 17,6 5
0 5,8 8
5,88
0
5,88
5,88
0
PGR PPAT
0,00 5,88
0 5,88
0 5,88
0
0 0
5,88 0
0 0
0 11,7
5,88 5,88
0 0
5,88 5,88
0 0
5,88 0
0 17,6
0 11,7
0 0
0 11,77
0 0
0 5,88
0 5,8 8 0
11,77
0 5,88
0
149
7 PPHY TAX
5,88 5,88
0 5,88
0 0
11,77 5,88
5,88 0
0 0
0 0
5,88 0
0 5,88
VIR
0,00
5,88
0
0
0
0
0
0
5,88
0 5,88 11,7 7
11,7 7 0
0 0
0 0
0
11,77
0
5
7
0 0
0 0
5,88 0
0 0
0 0
0 0
0 5,88
0 0
5,88
0
0
5,88
0
0
0
0
AGR : Agronomy, BAC : Bacteriology, BIO : Biology, BIOT : Biotechnology, BOT : Botany, CH : Chemistry, ET : Entomology, INV : In Vitro Culture MIC : Microbiology, MG : Molecular Genetics, PAT : Pathology, PP : Pests of Plants, PB : Plant Breeding, PD : Plant Diseases, PGR : Plant Genetic Resources, PPAT : Plant Pathology, TAX : Taxonomy, VIR: Virology
Lampiran 30 Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Perkebunan Perkebunan C i, k (%)
AGR
BIO
BIOT
CLI
ES
ET
MYC
PP
PB
PD
AGR
28,79
3,03
6,06
4,55
27,27
4,55
BIO
3,03
0
1,52
0
1,52
BIOT
6,06
1,52
1,52
1,52
CLI
4,55
0
1,52
ES
27,27
1,52
ET
4,55
MYC
PE
PPATH
PPHY
3,03
21,21
46,97
16,67
0
1,52
0
4,55
0
1,52
0
1,52
0
1,52
1,52
0
0,00
1,52
9,09
3,03
0
1,52
1,52
4,55
3,03
0
1,52
0
PP
21,21
0
1,52
PB
46,97
4,55
PD
16,67
PE PPATH
PT
ST
SS
TC
9,09
15,15
25,76
13,64
6,06
28,79
6,06
0
1,52
1,52
1,52
0
0
0
1,52
7,58
0
1,52
3,03
3,03
0
1,52
0,00
4,55
3,03
6,06
0
1,52
3,03
4,55
3,03
0,00
9,09
0
1,52
13,64
24,24
18,18
7,58
3,03
19,70
13,64
4,55
18,18
0
6,06
1,52
0
15,15
1,52
3,03
13,64
6,06
4,55
0
7,58
1,52
1,52
1,52
0
0
3,03
0
0
3,03
3,03
1,52
0
0
1,52
3,03
13,64
0
0
15,15
25,76
21,21
9,09
3,03
24,24
13,64
6,06
19,70
0
7,58
7,58
28,79
15,15
3,03
36,36
69,70
21,21
19,70
19,70
42,42
24,24
10,61
36,36
7,58
0
0
0
16,67
1,52
0
21,21
13,64
4,55
6,06
0
16,67
15,15
7,58
12,12
1,52
9,09
1,52
1,52
3,03
7,58
3,03
0
9,09
15,15
7,58
10,61
3,03
9,09
6,06
6,06
12,12
0
15,15
1,52
6,06
4,55
0,00
10,61
3,03
3,03
18,18
0
4,55
0
10,61
4,55
1,52
12,12
4,55
150
PPHY
25,76
1,52
3,03
1,52
18,18
6,06
3,03
24,24
30,30
16,67
0
10,61
13,64
16,67
6,06
27,27
3,03
PT
13,64
0
1,52
3,03
13,64
4,55
1,52
13,64
21,21
12,12
6,06
4,55
15,15
10,61
0
9,09
1,52
ST
6,06
0
1,52
0
4,55
0
0
6,06
7,58
6,06
0
1,52
6,06
6,06
0
4,55
1,52
SS
28,79
0
3,03
7,58
16,67
9,09
0
0
18,18
13,64
10,61
10,61
25,76
10,61
4,55
13,64
1,52
TC
6,06
1,52
6,06
0,00
1,52
1,52
1,52
0
7,58
1,52
1,52
1,52
3,03
3,03
1,52
1,52
3,03
AGR : Agronomy, BIO : Biology, BIOT : Biotechnology, CLI : Climatology, ES : Economic Sociology, ET : Entomology, MYC : Mycology, PP : Pests of Plants, PB : Plant Breeding, PD : Plant Diseases, PE : Plant Ecology, PPAT : Plant Pathology, PPHY : Plant Physiology, PT : Postharvest Technology, ST : Seed Technology, SS : Soil Science, TC : Tissue Culture
151
Lampiran 31 Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Sumberdaya Lahan Sumberdaya Lahan C i, k (%)
AGR
CAR
CHE
AGR
28,42
2,11
1,05
CAR
2,11
17,89
CHE
1,05
CLI
CLI
CS
ES
GEO
HYD
IP
LM
MIC
PB
SB
4,21
4,21
5,26
2,11
6,32
1,05
2,11
0
0
2,11
0
0
0
5,26
0
1,05
2,11
0
0
0
0
4,21
0
0
14,74
5,26
4,21
2,11
CS
4,21
2,11
0
5,26
3,16
1,05
ES
5,26
0
1,05
4,21
1,05
GEO
2,11
12,63
0
2,11
HYD
6,32
0
0
IP
1,05
5,26
LM
2,11
MIC
SCH
SC
SS
3,16
10,53
1,05
6,32
9,47
28,42
5,26
0
0
0
0
5,26
13,68
0
0
1,05
0
0
1,05
1,05
1,05
11,58
0
0
0
0
0
1,05
3,16
11,58
0
5,26
1,05
0
0
0
0
0
0
3,16
2,11
1,05
3,16
0
1,05
0
5,26
1,05
2,11
3,16
5,26
0
1,05
12,63
3,16
2,11
1,05
0
1,05
0
1,05
3,16
5,26
11,58
5,26
3,16
3,16
11,58
0
0
0
0
0
0
5,26
10,53
0
1,05
1,05
0
2,11
0
3,16
1,05
0
0
0
2,11
1,05
3,16
5,26
0
0
0
1,05
1,05
0
1,05
3,16
0
0
0
5,26
5,26
2,11
3,16
0
1,05
0
0
0
0
0
0
0
7,37
1,05
0
7,37
0
5,26
PB
10,53
0
0
0
0
5,26
1,05
0
0
0
1,05
10,53
0
0
0
10,53
SB
1,05
0
0
0
0
1,05
0
0
0
0
2,11
0,00
6,32
2,11
0
6,32
SCH
6,32
0
1,05
1,05
0
2,11
1,05
0
2,11
5,26
0
0
2,11
3,16
0
7,37
SC
9,47
5,26
1,05
3,16
0
5,26
4,21
1,05
2,11
5,26
1,05
0
0
0
8,42
8,42
SS
28,42
13,68
1,05
11,58
3,16
5,26
5,26
10,53
3,16
2,11
5,26
10,53
6,32
7,37
8,42
20,00
AGR : Agronomy, CAR : Cartography, CH : Chemistry, CLI : Climatology, ES : CS : Computer Software, Economic Sociology, GEO : Geography, HYD : Hydrology, IP : Image Processing, LM : Land Management, PB : Plant Breeding, SB : Soil Biology, SCH: Soil Chemistry, SC : Soil Conservation, SS : Soil Science
152
Lampiran 32 Matriks Interdisiplinaritas dan Indeks Disciplinarity-specific Interdisiplinaritas Keahlian Peneliti pada Bidang Tanaman Pangan Tanaman Pangan C i, k (%)
AE
AGR
AH
CT
ES
ET
MAN
MEC
PP
PB
PD
PE
PPAT
PPHY
PPR
PT
ST
SS
AE
3,16
5,26
1,05
2,11
2,11
0
2,11
1,05
2,11
4,21
3,16
3,16
0,00
2,11
2,11
5,26
0,00
2,11
AGR
4,21
28,42
2,11
8,42
18,95
7,37
4,21
5,26
23,16
31,58
15,79
8,42
5,26
10,53
4,21
16,84
6,32
5,26
AH
0
1,05
2,11
0
2,11
0
1,05
0
0
1,05
1,05
0
0
0
0
0
0
0
CT
2,11
8,42
1,05
2,11
4,21
0
3,16
3,16
3,16
5,26
1,05
0
0
1,05
0,00
3,16
0
2,11
ES
2,11
18,95
2,11
4,21
11,58
10,53
2,11
5,26
15,79
26,32
8,42
11,58
4,21
9,47
6,32
16,84
6,32
5,26
ET
0
7,37
0
0,00
10,53
9,47
1,05
1,05
7,37
16,84
2,11
5,26
9,47
8,42
2,11
8,42
5,26
4,21
MAN
2,11
4,21
1,05
3,16
2,11
1,05
2,11
2,11
2,11
1,05
0
0
0
2,11
0
1,05
1,05
0
MEC
1,05
10,53
0
2,11
11,58
1,05
2,11
5,26
9,47
5,26
3,16
0
0
5,26
0
7,37
6,32
5,26
PP
2,11
23,16
0
3,16
15,79
7,37
2,11
5,26
22,11
26,32
18,95
8,42
4,21
10,53
0
16,84
6,32
5,26
PB
4,21
31,58
1,05
5,26
26,32
12,63
1,05
5,26
26,32
45,26
18,95
21,05
7,37
10,53
6,32
16,84
6,32
5,26
PD
3,16
15,79
1,05
1,05
8,42
2,11
0
3,16
18,95
18,95
13,68
7,37
1,05
5,26
2,11
15,79
4,21
5,26
PE
3,16
8,42
0
0
11,58
5,26
0
0
8,42
21,05
7,37
11,58
2,11
2,11
6,32
7,37
2,11
5,26
PPAT
0
5,26
0
0
4,21
9,47
0
0
4,21
7,37
1,05
2,11
7,37
5,26
0
5,26
1,05
1,05
PPHY
2,11
16,84
0
1,05
9,47
8,42
2,11
5,26
10,53
10,53
5,26
2,11
5,26
10,53
3,16
9,47
5,26
5,26
PPR
2,11
4,21
0
0
6,32
2,11
0
0
0
6,32
2,11
6,32
0
3,16
6,32
5,26
0
5,26
PT
5,26
16,84
0
3,16
16,84
8,42
1,05
5,26
16,84
16,84
15,79
7,37
5,26
9,47
5,26
9,47
6,32
5,26
ST
0
6,32
0
0
6,32
5,26
1,05
5,26
6,32
6,32
4,21
2,11
1,05
5,26
0
6,32
2,11
4,21
SS
2,11
5,26
0
2,11
5,26
4,21
0
5,26
5,26
5,26
5,26
5,26
1,05
5,26
5,26
5,26
4,21
5,26
AE : Agricultural Economic AGR : Agronomy, AH :Animal Husbandry, CT : Communication Technology, ES : Economic Sociology, ET : Entomology, MAN : Management, MEC : Mechanization, PP : Pests of Plants, PB : Plant Breeding, PD : Plant Diseases, PE : Plant Ecology, PPAT : Plant Pathology, PPHY : Plant Physiology, PPR : Plant Protection, PT : Postharvest Technology, ST : Seed Technology, SS : Soil Science
153
Lampiran 33 Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Bioteknologi yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 20042006 No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
1
Abdullah, B.
/PLANT BREEDING/.
2
Akhdiya, A.
/MICROBIOLOGY/
3
Apriana, A.
/PLANT BREEDING/.
4
Asadi.
/PLANT BREEDING/.
5
Atmitri S.
/BIOTECHNOLOGY/.
6
Bahagiawati A.H.
/ENTOMOLOGY/.
7
Basyirin, R.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
8
Budiarti, S.G.
/PLANT BREEDING/.
9
Budiharjo S.
/ENTOMOLOGY/.
10
Bustaman, M.
/MOLECULAR GENETICS/.
11
Dadang, A.
/BIOLOGY/.
12
Damayanti, D.
/PESTS OF PLANTS/
13
Dewi, I.S.
/PLANT PHYSIOLOGY /.
14
Dewi, N.
/PLANT BREEDING/.
15
Enggarini, W.
/PLANT BREEDING/.
16
Fatimah D.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
17
Gajatri, B.S.
/PLANT BREEDING/.
18
Hadiatmi.
/PLANT BREEDING/.
19
Hanarida, I.
/PLANT BREEDING/.
20
Hardianto, T.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
21
Harnoto.
/ENTOMOLOGY/.
22
Hastuti, R.D.
/MICROBIOLOGY/.
23
Herlina, K.
/MICROBIOLOGY/.
24
Herman, M.
/VIROLOGY/.
25
Hidayat, A.
/CHEMISTRY/.
26
Hidayatun, N.
/BIOTECHNOLOGY/.
27
Husni, A.
/IN VITRO CULTURE/.
28
Hutami, S.
/IN VITRO CULTURE/.
29
Jumanto H.
/PLANT PATHOLOGY/.
30
Kartono.
/CULTIVATION/.
31
Koerniati, S.
/PLANT BREEDING/.
32
Kosmiatin, M.
/BIOTECHNOLOGY/.
33
Koswanudin, D.
/ENTOMOLOGY/.
34
Kurniati, S.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
35
Kurniawan, H.
/BIOLOGY/.
36
Kusmanegara, K.
/PESTS OF PLANTS /.
37
Kusumawaty K.
/PESTS OF PLANTs /.
154
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
38
Lestari, A.P.
/PLANT BREEDING/.
39
Lestari, E.G.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
41
Listanto, E.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
42
Machmud, M.
/PLANT PATHOLOGY/.
43
Manohara, D.
/MYCOLOGY/.
44
Manzila, I.
/VIROLOGY/.
45
Mariska, I.
/BIOTECHNOLOGY/.
46
Minantyorini.
/PLANT BREEDING/.
47
Moeljopawiro, S.
/PLANT BREEDING/.
48
Muchsin, M.
/PLANT GENETIC RESOURCES/.
49
Mulya, K.
/BACTERIOLOGY/.
50
Nasution, A.
/PLANT DISEASES/.
51
Nurichana.
/MICROBIOLOGY/.
52
Pardal, S.J.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
53
Pratiwi, E.
/MICROBIOLOGY/.
54
Purwanti, H.
/BIOLOGY/.
55
Purwanto, H.
/MYCOLOGY/.
56
Ragapadmi P.
/BOTANY/.
57
Rais, S.A.
/PLANT BREEDING/.
58
Riyanti, E.I.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
59
Rudi T., K.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
60
Salma, S.
/MICROBIOLOGY/.
61
Samudra, I M.
/ENTOMOLOGY/.
62
Santoso, B.
/PLANT BREEDING/.
63
Saptwo J., P.
/IN VITRO CULTURE/.
64
Saraswati, R.
/MICROBIOLOGY/.
65
Satoto.
/PLANT BREEDING/.
66
Septiningsih, E.
/MOLECULAR GENETICS/.
67
Setyowati, M.
/AGRONOMY/.
68
Silitonga, T.S.d.
/PLANT BREEDING/.
69
Sisharmini, A.
/PLANT BREEDING/.
70
Slamet.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
71
Suardi, D.K.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
72
Sudjadi, M.
/PATHOLOGY/.
73
Sudjono, S.d.
/PLANT PATHOLOGY/.
74
Suhartini, T.
/PLANT BREEDING/.
75
Suhendar, A.
/PLANT PATHOLOGY/.
76
Sukmadjaja, D.
/IN VITRO CULTURE/.
77
Supriati, Y.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
78
Suryadi, Y.
/PLANT PATHOLOGY/.
79
Suryawan, F.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
155
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
80
Susilawati, D.N.
/MICROBIOLOGY/.
81
Sustiprijatno.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
82
Sutoro.
/PLANT BREEDING/.
83
Sutrisno.
/PLANT DISEASES/.
84
Suwarno.
/PLANT BREEDING/.
85
Suyono.
/ENTOMOLOGY/.
86
Tasliah.
/PLANT BIOTECHNOLOGY/.
87
Tasma, I M.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
89
Trijatmiko, K.R.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
90
Utami, D.W.
/MOLECULAR GENETICS/.
91
Utari, R.
/PLANT BREEDING/.
92
Wahyuno, D.
/TAXONOMY/.
93
Warsun, A.
/MOLECULAR BIOLOGY/.
94
Widiati H.A.
/AGRONOMY/.
95
Yunita, R.
/PLANT BREEDING/.
96
Yunus, M.
/MOLECULAR GENETICS/.
97
Yuriah, S.
/BOTANY/.
98
Zuraida, N.
/PLANT BREEDING/.
156
Lampiran 34
No
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Hortikultura yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 20042006 Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
1
Aang.
PESTS OF PLANTS
2
Adiyoga, W.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
3
Afandi.
/PESTS OF PLANTS/.
4
Agoes, T.
/PLANT ECOLOGY/
5
Agus S.
/BIOTECNOLOGY/.
6
Agustina, M.
/BIOTECNOLOGY/.
7
Aji W., W.
/TISSUE CULTURE/.
8
Ali A.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
9
Ameriana, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS//.
10
Anang W.
/AGRICULTURAL ECONOMICS//.
11
Andyantoro, S.
/SOIL SCIENCES/.
12
Anggarlin D.
/PLANT BREEDING/.
13
Anggoro H.P.
/PLANT BREEDING/.
14
Anna D.B.
/PESTS OF PLANTS/.
15
Anna L.H.D.
/ENTOMOLOGY/.
16
Arma.
/PLANT BREEDING/.
17
Asandhi, A.A.
/AGRONOMY//CROP MANAGEMENT/.
18
Asep, S.
/PLANT DISEASES/.
19
Asgar, A.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
20
Asih K.K.
/TISSUE CULTURE/.
21
Asran.
/TISSUE CULTURE/.
22
Astri.
/VIROLOGY/.
23
Ati S.D.
/ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/.
24
Ayub.
/PLANT BREEDING/.
25
Azirin, A.
/AGRONOMY/.
26
Badrian, D.S.
/PLANT BREEDING/.
27
Bagus K.
/PESTS OF PLANTS/.
28
Bangun, E.
/AGRONOMY/.
29
Barus, S.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
30
Basuki, R.S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
31
Buchory A.
/PLANT BREEDING//GERMPLASM/.
32
Budi J.
/PLANT BREEDING//GERMPLASM/.
33
Budi S.
/AGRONOMY/.
34
Budi, K.
/PLANT BREEDING/.
35
Budiarto, K.
/PLANT BREEDING/.
36
Budiyanti, T.
/PLANT BREEDING/.
37
Bushamsyah.
/AGRONOMY/.
38
Catur.
/PESTS OF PLANTS/.
157
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
39
Custers, I.B.M.J.
/PLANT BREEDING/.
40
Darkam.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
41
Darliah.
/PLANT BREEDING/.
42
Darwin, A.
/PLANT BREEDING/.
43
Debora, H.
/AGRONOMY/.
44
Dedeh S.B.
/PLANT BREEDING/.
45
Dedi A.
/PLANT BREEDING//GERMPLASM/.
46
Dedi D.
/PESTS OF PLANTS/.
47
Dewanti, M.
/PLANT BREEDING/.
48
Diah S.
/BIOTECHNOLOGY/.
49
Dibiyantoro, A.
/ENTOMOLOGY/.
50
Diningsih, E.
/VIROLOGY/.
51
Dinny D.
/VIROLOGY/.
52
Diryono.
/PLANT BREEDING//GERMPLASM/.
53
Djamiadi.
/PLANT PROTECTION/.
54
Djarot, P.
/PLANT BREEDING/.
55
Djatmiadi, D.
/PESTS OF PLANTS/.
56
Djatnika, I.
/PLANT DISEASES/.
57
Djoko P.
/PLANT BREEDING/.
58
Djoko S.
/AGRONOMY/.
59
Djuariah, D.
/PLANT BREEDING/.
60
Donald S.
/PLANT DISEASES//PESTS OF PLANTS/.
61
Duariah, D.
/AGRONOMY/.
62
Duriat, A.S.
/VIROLOGY/.
63
Dwi N., E.
/AGRONOMY/.
64
Dwiatmini, K.
/PLANT BREEDING/.
65
Edison H.S.
/PLANT BREEDING/.
66
Effendi, A.R.
/PLANT BREEDING/.
67
Eka F.
/PLANT BREEDING/.
68
Eliza.
/PLANT PATHOLOGY/.
69
Emilda, D.
/PLANT DISEASES/.
70
Erlina.
/PLANT DISEASES/.
71
Etti P.
/PLANT BREEDING/.
72
Euis S.
/MYCOLOGY/.
73
Everaats, A.
/AGRONOMY/.
74
Evi S.
/PLANT DISEASES/.
75
Evi W., D.
/PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/.
76
Famudji, P.
/AGRONOMY/.
77
Fatiani, M.
/AGRONOMY/.
78
Fatria, D.
/PLANT BREEDING/.
79
Febrianty, E.
/TISSUE CULTURE/.
158
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
80
Fitriana N.S.T.
/PLANT BREEDING/.
81
Fitriyani, I.
/PLANT BREEDING/.
82
Frits H.S.
/PLANT BREEDING/.
83
Gaswanto, R.
/PLANT BREEDING/.
84
Gunadi, N.
/PLANT PRODUCTION/.
85
Gunaeni, N.
/VIROLOGY/.
86
Gunawan.
/GERMPLASM/.
87
Gusti P.
/PLANT BREEDING/.
88
Hadi P., A.
/PLANT BREEDING/.
89
Hadiati, S.
/PLANT BREEDING/.
90
Hakim.
/PLANT BREEDING/.
91
Hanarida, I.
/BIOTECHNOLOGY/.
92
Handayani, H.
/BIOTECHNOLOGY/.
93
Handayati, W.
/PLANT BREEDING/.
94
Hanudin.
/PLANT DISEASES/.
95
Harahap, A.D.
/AGRONOMY/.
96
Harlion.
/ENTOMOLOGY/.
97
Hartuti, N.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
98
Hary S.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
99
Hasyim, A.
/PESTS OF PLANTS/.
100
Hayati, N.Q.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
101
Helmi.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
102
Hendri.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
103
Herizal, Y.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
104
Herlina, D.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
105
Hermanto, C.
/PLANT PROTECTION/.
106
Hidajat, A.
/PLANT ECOLOGY/.
107
Hidayat, I.
/TISSUE CULTURE/.
108
Hidayat, I.M.
/BIOTECHNOLOGY/.
109
Hilman, Y.
/AGRONOMY/.
110
Hilmi M.S.
/PLANT BREEDING/.
111
Hosni, S.
/AGRONOMY/.
112
Hurhartuti.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
113
Husni, A.
/TISSUE CULTURE/.
114
Hutabaraat, R.C.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
115
Iceu A.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
116
Ida.
/NEMATOLOGY/.
117
Indarti, S.
/NEMATOLOGY/.
118
Indiarto B.R.
/PLANT DISEASES/.
119
Indyarto, B.
/VIROLOGY/.
120
Ineu S.
/PLANT DISEASES/.
159
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
121
Istianto, M.
/PLANT PROTECTION/.
122
Istikhanah.
/NEMATOLOGY/.
123
Iteu M.H.
/BIOTECHNOLOGY/.
124
Iwans.
/PLANT BREEDING/.
125
Jawal A.S., M.
/PLANT BREEDING/.
126
Jaya, B.
/PLANT BREEDING/.
127
Juariah, D.
/PLANT BREEDING/.
128
Juliati, S.
/SOIL SCIENCES/.
129
Jumjunidang.
/PLANT PROTECTION/.
130
Kabelan.
/TOXICOLOGY/.
131
Karsinah.
/PLANT BREEDING/.
132
Kartasih, A.
/BIOTECHNOLOGY/.
133
Kartikaningrum, S.
/PLANT BREEDING/.
134
Kartono.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
135
Karyadi, A.K.
/PLANT BREEDING/.
136
Kasirin.
/SOIL SCIENCES/.
137
Khoirul M.
/PESTS OF PLANTS/.
138
Kirana, R.
/PLANT BREEDING/.
139
Koesandriani, Y.
/PLANT BREEDING/.
140
Komar, D.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
141
Kosasih, E.
/NEMATOLOGY/.
142
Koswara, E.
/AGRONOMY/.
143
Kristina.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
144
Kukuh M.P., B.
/PLANT BREEDING/.
145
Kurnia Y.
/PLANT BREEDING/.
146
Kurniasih, D.
/PLANT BREEDING/.
147
Kurniati, R.
/PLANT BREEDING/.
148
Kurniawan B.
/PLANT BREEDING/.
149
Kurniawan, H.
/PLANT BREEDING/.
150
Kusandriani, Y.
/PLANT BREEDING/.
151
Kusdibyo.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
152
Kusmana.
/PLANT BREEDING/.
153
Kusnadi.
/PLANT BREEDING/.
154
Kusrini.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
155
Kusumah E.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
156
Kuswandi.
/PLANT ECOLOGY/.
157
Kuswara, B.
/AGRONOMY/.
158
Kusworini, S.
/AGRONOMY/.
159
Lia S.
/PLANT BREEDING/.
160
Lukitariati S.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
161
Lussia, R.M.
/VIROLOGY/.
160
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
162
Luthfy.
/PLANT BREEDING
163
Maaswinkel, R.
/PLANT BREEDING/.
164
Makful.
/PLANT BREEDING/.
165
Maman K.
/PLANT BREEDING/.
166
Mansur, A.
/AGRONOMY/.
167
Mansyah, E.
/PLANT BREEDING/.
168
Mariska, I.
/TISSUE CULTURE/.
169
Marpaung, A.
/TECHNOLOGY/.
170
Martias.
/PLANT ECOLOGY/.
171
Mastur.
/PLANT ECOLOGY/.
172
Meilasari, R.
/SEED PRODUCTION/.
173
Meldia, Y.
/BIOTECHNOLOGY/.
174
Memed.
/ECOLOGY/.
175
Minangsari D.
/PLANT BREEDING/.
176
Minantyorini.
/PLANT BREEDING/.
177
Mizu I.
/PESTS OF PLANTS/.
178
Muas, I.
/SOIL SCIENCES/.
179
Muharam, A.
/PLANT DISEASES/.
180
Mulyadi.
/PESTS OF PLANTS/.
181
Murtiningsih, R.R.
/PESTS OF PLANTS/.
182
Muryati.
/ENTOMOLOGY/.
183
Mussadad, D.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
184
Nana S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
185
Nani S.
/AGRONOMY/.
186
Nasir, N.
/PLANT PROTECTION/.
187
Nasution, F.
/PLANT BREEDING/.
188
Nikardi G.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
189
Nita.
/PLANT PROTECTION/.
190
Novaril.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
191
Novia.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
192
Novlindawati.
/SEED PRODUCTION/.
193
Nugraha, U.S.
/SEED PRODUCTION/.
194
Nugroho, E.D.
/AGRONOMY/.
195
Nunung N.
/AGRONOMY/.
196
Nurhadi.
/VIROLOGY/.
197
Nurhartuti.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
198
Nurliani.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
199
Nurmalinda.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
200
Nurtika, N.
/AGRONOMY/.
201
Nuryani, W.
/PLANT PATHOLOGY/.
202
Oktriana, L.
/PESTS OF PLANTS/.
161
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
203
Omoy, T.R.
/PESTS OF PLANTS/.
204
Oni M.S.
/MYCOLOGY/.
205
Paramik, D.
/PLANT ECOLOGY/.
206
Permana, A.
/SEED TECHNOLOGY/.
207
Permanik, D.
/PLANT BREEDING/.
208
Pinilih, J.
/PESTS OF PLANTS/.
209
Prabaningrum, L.
/PESTS OF PLANTS/.
210
Pramanik, D.
/PLANT BREEDING/.
211
Prasetya, V.J.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
212
Prasetyo B.W.
/PLANT ECOLOGY/.
213
Prasodjo S.
/PLANT BREEDING/.
214
Pribadi, M.Y.
/SOIL SCIENCES/.
215
Prihartini, R.
/PLANT DISEASES/.
216
Purba, S.R.A.
/SOIL SCIENCES/.
217
Purbadi.
/PLANT ECOLOGY/.
218
Purnama, T.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
219
Purnomo, S.
/PLANT BREEDING/.
220
Purwati, E.
/PLANT BREEDING/.
221
Putrasamedja, S.
/PLANT BREEDING/.
222
Putter, H.de.
/AGRONOMY/.
223
Putu, N.L.
/PLANT BREEDING/.
224
Qomariah, N.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
225
Rachmawati, F.
/SEED PRODUCTION/.
226
Ragapadmi.
/BIOTECHNOLOGY/.
227
Rahardjo, I.B.
/VIROLOGY/.
228
Rahayu T.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
229
Rahayu, B.
/NEMATOLOGY/.
230
Rajagukguk, J.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
231
Rakhmat S.
/PLANT DISEASES/.
232
Rasiska, T.
/PLANT DISEASES/.
233
Rauf, Z.
/SEED TECHNOLOGY/.
234
Rebin.
/PLANT ECOLOGY/.
235
Redy.
/VIROLOGY/.
236
Rianawati, S.
/PLANT BREEDING/.
237
Ridho K.
/PLANT BREEDING/.
238
Ridwan, H.
/PLANT BREEDING/.
239
Rika M.
/PLANT BREEDING/.
240
Rina C.
/PLANT BREEDING/.
241
Rinda K.
/PLANT BREEDING/.
242
Rini.
/ECOLOGY/.
243
Riska.
/BIOTECHNOLOGY/.
162
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
244
Rofik S.B.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
245
Rogun P., S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
246
Rosliani, R.
/AGRONOMY/.
247
Roswandi.
/AGRONOMY/.
248
Rubiati, T.
/PESTS OF PLANTS/.
249
Rusdianto, N.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
250
Rusdianto, U.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
251
Sabari.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
252
Sadeli N.
/AGRONOMY/.
253
Sahat, J.P.
/TISSUE CULTURE/.
254
Sahlan.
/PLANT PATHOLOGY/.
255
Sanjaya, L.
/PLANT BREEDING/.
256
Sanjaya, S.
/BIOTECHNOLOGY/.
257
Santi, A.d.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
258
Sarman.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
259
Sartono P.S.
/PLANT BREEDING/.
260
Sarwana, R.T.
/PLANT ECOLOGY/.
261
Setiani G., O.
/MYCOLOGY/.
262
Setiawati, E.
/TISSUE CULTURE/.
263
Setiawati, W.
/PLANT BREEDING/.
264
Setyowati, T.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
265
Sibaga, E.B.
/PLANT DISEASES/.
266
Sihombing, D.
/PESTS OF PLANTS/.
267
Silalahi, F.H.
/SOIL SCIENCES/.
268
Silvia, E.
/PLANT DISEASES/.
269
Sinaga, R.M.
/POSTHARVEST PHYSIOLOGY/.
270
Sinung, R.
/AGRICULTURAL ECONOMIC/.
271
Siregar, I.P.
/PLANT ECOLOGY/.
272
Soegito.
/PLANT ECOLOGY/.
273
Soetiarso, T.A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS//.
274
Sofiari, E.
/PLANT BREEDING/.
275
Solvia, N.
/PLANT BREEDING/.
276
Subakti, H.
/PLANT ECOLOGY/.
277
Subarlan.
/PLANT BREEDING/.
278
Subhan.
/AGRONOMY/.
279
Sudarmadi P.
/PLANT BREEDING/.
280
Sudarso, D.
/AGRONOMY/.
281
Sudarwohadi.
/AGRONOMY/.
282
Sudjijo.
/PLANT BREEDING/.
283
Sudomo, R.P.
/PLANT BREEDING/.
284
Suganda, T.
/NEMATOLOGY/.
163
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
285
Suhardi.
/PLANT DISEASES/.
286
Suhartini.
/PLANT BREEDING/.
287
Suharto.
/PLANT BREEDING/.
288
Suherman, R.
/ECONOMICS/.
289
Sukarmin.
/AGRONOMY/.
290
Sukartini.
/PLANT BREEDING/.
291
Sukmayadi.
/BIOTECHNOLOGY/.
292
Sulastrini, I.
/MICROBIOLOGY/.
293
Sulyo, Y.
/PLANT BREEDING/.
294
Sumarni, N.
/PLANT ECOLOGY/.
295
Sumiati, E.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
296
Sumpena, U.
/PLANT BREEDING/.
297
Sunardi.
/PLANT DISEASES/.
298
Sunarto, T.
/NEMATOLOGY/.
299
Sunarwati, D.
/PLANT DISEASES/.
300
Sunyoto.
/PLANT BREEDING/.
301
Supriadi, A.
/PLANT BREEDING/.
302
Suprianto, B.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
303
Supriyadi, Y.
/PLANT ECOLOGY/.
304
Supriyanto.
/AGRONOMY/.
305
Suria, M.
/PLANT DISEASES/.
306
Suryadi.
/PLANT BREEDING/.
307
Suryanah.
/PLANT ECOLOGY/.
308
Suryaningsih, E.
/MYCOLOGY/.
309
Susanto, A.
/PLANT BREEDING/.
310
Susiloadi, A.
/PLANT BREEDING/.
311
Suskandari K.
/PLANT BREEDING/.
312
Sutanto, A.
/BIOTECHNOLOGY/.
313
Sutarto, I.
/PLANT ECOLOGY/.
314
Sutater, T.
/PLANT ECOLOGY/.
315
Syafni.
/PLANT BREEDING/.
316
Tarigan, S.
/SOIL SCIENCES/.
317
Tasman, E.
/SOIL SCIENCES/.
318
Tata R.O.
/PESTS OF PLANTS/.
319
Tejasarwana, R.
/SOIL SCIENCES/.
320
Thomas.
/VIROLOGY/.
321
Tinny.
/VIROLOGY/.
322
Toni K.M.
/PLANT PROTECTION/.
323
Tri B.
/PLANT ECOLOGY/.
324
Trihandayani.
/PLANT BREEDING/.
325
Triman, I.B.
/NEMATOLOGY/.
164
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
326
Trisula.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
327
Trisulo W.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
328
Tugimin.
/NEMATOLOGY/.
329
Tutik S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
330
Ucu R.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
331
Udiarto, B.K.
/PESTS OF PLANTS/.
332
Uhan, T.S.
/PLANT PROTECTION/.
333
Uka.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
334
Utami, P.K.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
335
Van der Wolf, J.M.
/BACTERIOLOGY/.
336
Wahyu H.
/PLANT DISEASES/.
337
Wahyudi, T.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
338
Wahyuni, D.
/VIROLOGY/.
339
Wakiah N.
/PLANT DISEASES/.
340
Warjito.
/PLANT BREEDING/.
341
Waruwu, F.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
342
Wasito, A.
/AGRONOMY/.
343
Waspodo, P.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
344
Wawan.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
345
Widiastoety, D.
/PLANT ECOLOGY/.
346
Widjaja W.H.
/PLANT PROTECTANT/.
347
Widyastuti, T.
/PLANT ECOLOGY/.
348
Winarno, P.B.
/AGRONOMY/.
349
Winarto, B.
/PLANT ECOLOGY/.
350
Wisnuwardhana, W.
/NEMATOLOGY/.
351
Witono A.
/AGRONOMY/.
352
Wiwin M.S.
/VIROLOGY/.
353
Wulandari, A.W.
/VIROLOGY/.
354
Wuryaningsih, S.
/PLANT ECOLOGY/.
355
Yadi S.
/PLANT BREEDING/.
356
Yanuar.
/SOIL SCIENCES/.
357
Yenni K.
/PLANT BREEDING/.
358
Yulianto, K.
/PLANT BREEDING/.
359
Yuniarti K.
/PLANT BREEDING/.
360
Yuniarto, K.
/PLANT BREEDING/.
361
Yusni, M.
/AGRONOMY/.
362
Yusuf, E.S.
/PLANT DISEASES/.
363
Zouwen, P.vd.
/VIROLOGY/.
165
Lampiran 35
No
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Mekanisasi Pertanian yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006 Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
1
Abdurahman.
/MECHANIZATION/.
2
Affifudin.
/MECHANIZATION/.
3
Ahmad, D.R.
/MECHANIZATION/.
4
Asari, A.
/MECHANIZATION/.
5
Ashari, A.
/MECHANIZATION/.
6
Astanto.
/FARM EQUIPMENT//EQUIPMENT TESTING/.
7
Bambang, A.
/SOIL SCIENCES/.
8
Budiharti, U.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
9
Budiman, D.A.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
10
Gatot, S.A.F.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
11
Gultom, R.J.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
12
Gunanto, A.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
13
Gunardi P., H.
/MECHANIZATION/.
14
Gunarto, A.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
15
Handaka.
/SYSTEM ANALYSIS/.
16
Harjono.
/FARM EQUIPMENT/.
17
Harmanto.
/MECHANIZATION/.
18
Harsono.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
19
Haryanto, A.
/MECHANIZATION/.
20
Haryono.
/MECHANIZATION/.
21
Hendriadi, A.
/IRRIGATION/.
22
Hidayat, M.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
23
Indiarto.
/ECONOMIC SOCIOLOGY//AGRICULTURE/.
24
Lilik, M.
/MECHANIZATION/.
25
Mardison.
/MECHANIZATION/.
26
Marsudi.
/SOIL SCIENCES/.
27
Muhamad.
/MECHANIZATION/.
28
Mulyantara, F.L.T.
/MECHANIZATION//AGRICULTURE/.
29
Nasution, D.A.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY//MECHANIZATION/.
30
Nurhasanah, A.
/MECHANIZATION/.
31
Paramawati, R.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
32
Pitoyo, J.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
33
Prabowo, A.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
34
Puparlan.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
35
Purwanta, C.Y.
/DESIGN//EQUIPMENT TESTING/.
36
Purwanto.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
37
Rahmarestia, E.
/BIOENERGY/.
166
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
38
Rahmat, R.
/MECHANIZATION/.
39
Rosmeika, A.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
40
Satrio, B.
/MECHANIZATION//AGRICULTURE/.
41
Sulistiadji, H.K.
/MECHANIZATION/.
42
Sulistiadji, K.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
43
Sulistyosari, N.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
44
Sumardi, D.
/MECHANIZATION/.
45
Suparlan.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
46
Suprapto, A.
/AGRICULTURAL DEVELOPMENT/.
47
Supriyanto.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
48
Suryo, Y.
/AGRONOMY/.
49
Tjahjohutomo, R.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
50
Tjaturetna B., M.J.
/IRRIGATION/.
51
Tri.M., F.X.L.
/FARM EQUIPMENT//DESIGN/.
52
Triwahyudi, S.
/MECHANIZATION/.
53
Unadi, A.
/MECHANIZATION/.
54
Wahyudi, S.T.
/MECHANIZATION/.
55
Widodo, P.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
56
Widodo, T.W.
LIMBAH DAN ENERGI.
57
Wikan W.T.
/MECHANIZATION/.
58
Wikan, T.
/MECHANIZATION/.
59
Wiyono, J.
/AGRICULTURAL DEVELOPMENT/.
60
Yusup P., C.
/FARM EQUIPMENT//EQUIPMENT TESTING/.
61
Yuwono, A.S.
LIMBAH DAN ENERGI.
167
Lampiran 36
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Pascapanen Pertanian yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006 Nama Peneliti
Abubakar. Agustinisari, I. Akmalia, L. Alamsyah, A.N. Amiarsi, D. Astuty, E.D. Broto, W. Budihardjo, R.U. Budiyanto, A. Dewandari, K.T. Hadipernata, M. Haliza, W. Haryati, T. Herawati, H. Hernani. HIdayat, T. Hoerudin. Imanuel, E. Iriani, E.S. Kailaku, S.I. Kusumaningtyas, E. Lubis, S. Martosuyono, P. Marwati, T. Marwati, T. Misgiyarta. Miskiyah. Muhajir, I. Mulyawanti, I. Mulyono, E. Munarso, S.J. Murti, N.H. Murtiningsih. Nugraha, S. Nurdjanah S., N. Nurdjanah, R. Oktavia, E. Pamungkas, I. Pramudji, H. Purwani, E.Y. Rahmat R. Richana, N. Risfaheri. Santosa, B.A.S. Saputra, N.
Keahlian Peneliti /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ANALYTICAL METHODS/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /FOOD TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ANALYTICAL METHODS/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /FOOD TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /CHEMICAL INDUSTRY/. /MICROBIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /CHEMICAL INDUSTRY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ANALYTICAL METHODS/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /CHEMICAL INDUSTRY/. /MECHANIZATION/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
168
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
Nama Peneliti Setiyanto, H. Setyabudi, D.A. Setyadjit. Setyawan, N. Shaffah, M. Somantri, A.S. Sudaryono. Suismono. Sukarno, L. Sukasih, E. Sumangat, D. Sunarlim, R. Sunarmani. Suyanti. Tarigan, D. Thahir, R. Tisnawati. Triyantini. Usmiati, S. Wahyudianto. Widaningrum. Winarti, C. Yuliani, S. Yulianingsih.
Keahlian Peneliti /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /MECHANIZATION/. /ANALYTICAL METHODS/. /FOOD TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /CHEMICAL INDUSTRY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ANALYTICAL METHODS/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /CHEMICAL INDUSTRY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
169
Lampiran 37
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Perkebunan yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006
Nama Peneliti Abdulrachman. Abi D.H. Abner, L. Adhi, E.M. Adria. Aidar, G. Aisyah, S.d. Ajijah, M. Allorerung, D. Alouw, J.C. Amalia. Anggraeni, E. Ansyarulah. Artiningsih, T. Atmadji, W.R. Balfas, R. Bambang H. Bambang, E.T. Baringbing, B. Barlina, R. Basuki, S. Basuki, T. Bermawie, N. Bilang, A. Budi, U.S. Burhanuddin. Cholid, M. Dalmadyo, G. Damanik, S. Daras, U. Darmawidah, A. Darwati, I. Daswir, M.P. Denian, A. Dewi, I.S. Dewi, M. Diarini R., P. Djauhariya, E. Djauhary, E. Djazuli, M. Djiwanti, S.R. Djumali. Dwi A.S. Effendi, D.S. Emmyzar. Endang H.P. Endjo D.
Keahlian Peneliti /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /FOOD TECHNOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /PESTS OF PLANTS/. /EXTENSION ACTIVITIES/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /SOIL SCIENCES/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /MYCOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /ENTOMOLOGY/. /BIOTECHNOLOGY//PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PESTS OF PLANTS/. /FOOD SCIENCE/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /WEEDS/. /PLANT DISEASES/. /ECOONOMIC SOCIOLOGY/. /AGRONOMY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /METEOROLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /WEEDS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/.
170
No 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98
Nama Peneliti Ermiati A.F. Faozi, I. Fatimah S., S. Fauzi, I. Ferry, Y. Fikri, M. Fitriningdyah T.K. Gani, A. Gembong D. Gusmaini. Hadad E.A., M. Hadijani. Hadipoentyanti, E. Hadiyani, S. Hariyono, B. Harni, R. Hartati, R.S. Hartati, S.Y. Hartono, J. Haryana, N. Haryono, B. Haryudin, W. Hasanah, M. Hasnam. Hastono, A.D. Heliyanto, B. Hengki, N. Herawati, A. Herman, M. Hermanto. Herwati, A. Heryana, N. Hidayah, N. Hobir. Hosang, M.L.A. Husni, A. Hutapea, R.T.P. Ibrahim, M.S.D. Idris, H. Ilat, A. Indrayani, I.G.A.A. Indriani, G. Irwandi. Ismail. Janiwati, M. Juddawi, H. Karau, S. Kardiman, A. Karmawati, E. Karouw, S. Karyani, N.
Keahlian Peneliti /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /TISSUE CULTURE/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ENTOMOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT DISEASES/. /AGRONOMY/. /PLANT PATHOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT BREEDING/. /SEED PRODUCTION/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /FARM MANAGEMENT/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /AGRONOMY/. /ENTOMOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /EXTENSION ACTIVITIES/. /FOOD TECHNOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. ECONOMICS /BIOLOGY/.
171
No 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149
Nama Peneliti Kaurouw, S. Kemala, S. Koerniati, S. Kristina, N.N. Kumaunang, J. Kuntjoro, A. Kurniati, S. Kusuma, I. Lay, A. Lengkey, H.G. Lestari M., T. Lestari, E.G. Listyati, D. Lologau, B.A. Lolong, A.A. Lukman, W. Lumentut, N. Luntungan, H.T. Lystyati, D. Machyud, M. Mahmud, Z. Makmun. Maliangkay, R.B. Mamat. Ma'mun, M. Manaroinsong, E. Mangindaan, H.F. Manohara, D. Manoi, F. Manzila, I. Mardiningsih, T. Mardjono, R. Mariska, I. Marjani. Martono, B. Mashud, N. Masing, V. Maskromo, I. Maslahah, N. Mastur. Matana, J.R. Mauludi, L. Mawihere, J. Melati. Mesak T. Meynarti S.D.I. Miftahorrachman. Mukani. Mulyaningsih, S. Murdiyati, A.S. Mursito, B.
Keahlian Peneliti /ECONOMICS/. /AGRONOMY//ECONOMICS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING /BIOTECHNOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT DISEASES/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY//ECONOMICS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /VIROLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING//STATISTICAL METHODS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /BOTANY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /STATISTICS/. /SEED PRODUCTION/. /PLANT PATHOLOGY/. /TISSUE CULTURE/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. PLANT PHYSIOLOGY/.
172
No 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200
Nama Peneliti Mustika, I. Nasrun. Nitiarsa, K. Noveriza, R. Nurhayati, H. Nurheru. Nurindah. Nurlianii B. Nurmansyah. Nuryani, Y. Octivia, T. Pitono, J. Poentyanti, E.H. Pranowo, D. Prastowo, B. Pribadi, E.R. Prima D.R.M. Purlani, E. Purnamaningsih, R. Purwiyanti, S. Purwonugroho, D. Rachman, A. Rahardjo, M. Ramadhan, M. Ramli, M. Randrani, E. Reflinur. Rembang, J.W. Riajaya, P.D. Rifai. Rindengan, B. Rini, P.E. Rivaie, A.A. Riyadi, S. Rizal, M. Rochimat, L. Rochman, F. Romli, M. Rosita S.M.D. Rosita. Rosman, R. Rostiana, D. Ruhnayat, A. Rully D.P. Rumini, W. Rusli. Rusmin, D. Rustiningsih, S. Sabbatoellah, S. Saefudin. Sahid, M.
Keahlian Peneliti /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /MYCOLOGY/. /AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /CLIMATOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ORGANIC CHEMISTRY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /SOIL SCIENCES/. /AGRONOMY/. /BIOTECHNOLOGY/. /AGRONOMY /CLIMATOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANY PHYSIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /TISSUE CULTURE//PLANT BREEDING/. /ENTOMOLOGY/. /AGRONOMY/. /SEED PRODUCTION/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /AGRONOMY/. /PLANT PHYSIOLOGY/.
173
No 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251
Nama Peneliti Salam, N. Samsuri, T. Sandiyasa, I N. Santoso, B. Saroso, B. Sastrosupadi, A. Sembiring, B.S. Seswita, D. Setiawan. Setiono, R.T. Setyo-Budi, U. Setyono, R.T. Sholeh, M. Sirait, N. Soebandi. Soebandrijo. Soenardi. Suastika, G. Subiyakto. Suci W. Sudarmadji. Sudarmo, H. Sudiarto. Sudibyo, N. Sudiman, A. Sudjarmoko, B. Sudjindro. Suhara, C. Suherman, S. Sujak. Sukamto. Sukarman. Sukmasari, M. Sulistyowati, E. Sumandro. Sumarna, V. Sumartini, A. Sumartini, S. Sumawa, N. Sunardi, D. Sunarto, D.A. Supariadi, H. Supriadi. Supriyadi T. Supriyono. Surachman, D. Suryowiworo, S. Susilowati, S.E. Suwarso. Syahid, S.F. Syamsudin.
Keahlian Peneliti /PLANT BREEDING/. /TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /BIOLOGY/. /AGRONOMY/. //POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /TISSUE CULTURE/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /CLIMATOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /TECHNOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /AGRONOMY/. /VIROLOGY/. /INSECTA//BIOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /SOIL SCIENCES/. /AGRONOMY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /AGRONOMY//ECONOMICS/. /SEED PRODUCTION/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /VIROLOGY/. /SEED PRODUCTION/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING//BIOTECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /MICROBIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /ENTOMOLOGY/. /INSECTA//ECOLOGY/. /CLIMATOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS//PLANT DISEASES/.
174
No 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291
Nama Peneliti Syukur, C. Tampake, H. Tarigans, D.D. Tasma, I M. Tatuhas, J. Taufik, E. Tenda, E.T. Titik D. Tjahjana, B.E. Tombe, M. Torar, D.J. Towaha, J. Trisilawati, O. Tritianingsih. Tukimin S.W. Tulalo, M.A. Tumewan, F. Udarno, L. Utami, D.W. Utami, S. Utomo, E.P. Wagner, R. Wahid, P. Wahyuni, S. Wahyuni, S.A. Wahyuno, D. Wanita, Y.P. Wardah. Wardiana, E. Warokka, J.S. Warsito. Wawan D. Wayuno, D. Winarno, D. Winarto B.W. Yuhono, J.T. Yulaikah, S. Yulianti, T. Yusron, M. Zulhisnaen.
Keahlian Peneliti /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /MYCOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT PATHOLOGY/. /ECONOMICS/. /TECHNOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ORGANIC CHEMISTRY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /INSECTA//BIOLOGY/. /TISSUE CULTURE/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /ORGANIC CHEMISTRY/. /MYCOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /INSECTA//BIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /MYCOLOGY/.
175
Lampiran 38
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Peternakan yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006
No
Nama Peneliti 1
Keahlian Peneliti
A. Batubara
REPRODUCTION//ANIMAL PHYSIOLOGY
2
A. R.Siregar
/ANIMAL BREEDING
3
A. Wilson
ANIMAL NUTRITION
4
AA Karto
ANIMAL NUTRITION
5
abdul R. siregar
ANIMAL BREEDING
6
Achmad Fanindi
ANIMAL NUTRITION
7
Affandhy, L.
/REPRODUCTION//ANIMAL PHYSIOLOGY/.
8
Agus Suparyanto
ANIMAL BREEDING
9
Amlius thalib
CHEMISTRY
Andi Djajanegara
ANIMAL NUTRITION
11
Anggraeny, Y.N.
/ANIMAL FEEDING//ANIMAL NUTRITION/.
12
Argono R. Setioko
ANIMAL PRODUCTION
13
Armiadi Semali
ECONOMIC DEVELOPMENT
14
Arnold P. Sinurat
ANIMAL NUTRITION
15
Aryogi.
/ANIMAL BREEDING/.
16
Ashari Tahar
MANAGEMENT
17
azmi
ANIMAL PRODUCTION
18
B. Setiadi
ANIMAL BREEDING
19
b.Brahmantiyo
ANIMAL BREEDING
20
B.Risdiono
MANAGEMEN
21
B.Wibowo
ECONOMIC DEVELOPMENT
22
Bambang risdiono
MANAGEMENT
23
Bambang setiadi
ANIMAL BREEDING
24
Bees Tiesnamurti
ANIMAL BREEDING
25
Beni gunawan
ANIMAL BREEDING
26
Broto wibowo
ECONOMIC DEVELOPMENT
27
Budi Arsana
ECONOMIC DEVELOPMENT
28
Budi Haryanto
ANIMAL NUTRITION
29
Budi Tangendjaja
ANIMAL NUTRITION
10
30
Chalib talib
ANIMAL BREEDING
31
DA.Kusumaningrum
ANIMAL BREEDING
32
Darwinsyah Lubis
ANIMAL NUTRITION
33
Desmayati zaenudin
ANIMAL NUTRITION
34
Diana Andrianata
ANIMAL BREEDING
35
Diana Kusumaningrum
ANIMAL BREEDING
36
Dwi Prianto
ECONOMIC DEVELOPMENT
37
Dwi Yulistiani
ANIMAL NUTRITION
38
E. Handiwirawan
MANAGEMENT
176
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
39
E. Juarini
MANAGEMENT
40
E. Triwulaningsih
ANIMAL BREEDING
41
E.Juarini
ECONOMIC DEVELOPMENT
42
E.Sutedi
BIOLOGY
43
E.Triwulanningsih
ANIMAL BREEDING
44
Eko Handiwirawan
ANIMAL BREEDING
45
Eko Priyatomo
ECONOMIC DEVELOPMENT
46
Elizabeth Wina
ANIMAL NUTRITION
47
Endang Sutedi
BIOLOGY
48
Endang T.
ANIMAL BREEDING
49
Endang Triwulaningsih
ANIMAL BREEDING
50
Endang Wahyu
MANAGEMENT
51
Endang Yuli Purwani
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
52
Erni Gustiani
ANIMAL PRODUCTION
53
Hartati.
/ANIMAL BREEDING/.
54
Hasanatun
ANIMAL PRODUCTION
55
Hastono
ANIMAL BREEDING
56
Helmi Hamid
CHEMISTRY
57
Heri FX Suryanto
ANIMAL PRODUCTION
58
Heti resnawati
ANIMAL NUTRITION
59
I Gede Putu
ANIMAL BREEDING
60
I ketut Sutama
ANIMAL BREEDING
61
I.P. Kompiang
ANIMAL NUTRITION
62
I.W. Mathius
ANIMAL NUTRITION
63
IAK Bintang
ANIMAL PRODUCTION
64
IGM. Budiarsana
ANIMAL BREEDING
65
Iketut Sugama
ANIMAL BREEDING
66
IP Kompiang
ANIMAL NUTRITION
67
Ismeth Inounu
ANIMAL BREEDING
68
IW MAthius
ANIMAL NUTRITION
69
Iwan Herdiawan
ANIMAL BREEDING
70
J.Darma
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
71
J.Rosida
CHEMISTRY
72
Jhon Bestari
ANIMAL NUTRITION
73
Juwariayah.
/EXTENSION ACTIVITIES/.
74
Koeswintarsih, W.
/EXTENSION ACTIVITIES/.
75
Krishna, N.H.
/ANIMAL FEEDING//ANIMAL NUTRITION/.
76
Kuswandi
ANIMAL NUTRITION
77
Kuswara
ANIMAL BREEDING
78
L. Hardi Prasetyo
ANIMAL BREEDING
79
Lies Parede
BIOTECHNOLOGY
177
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
80
Lisa Praharani
ANIMAL BREEDING
81
M. Winugroho
ANIMAL NUTRITION
82
M.Martawidjaya
ANIMAL PRODUCTION
83
M.Winugroho
ANIMAL NUTRITION
84
Maijon Purba
ANIMAL PRODUCTION
85
Mariyono.
/ANIMAL FEEDING//ANIMAL NUTRITION/.
86
Muchji M
ANIMAL NUTRITION
87
Nurhasanah Hidayati
ANIMAL NUTRITION
88
Nurhayati D.P.
BIOLOGY
89
P. Situmorang
ANIMAL BREEDING
90
P.Pulungan
ANIMAL BREEDING
91
Pamungkas, D.
/ANIMAL HUSBANDRY/.
92
Polmer Situmorang
ANIMAL BREEDING
93
PP Ketaren
ANIMAL NUTRITION
94
Prapti Mahjuddin
ANIMAL NUTRITION
95
Pratiwi, C.W.
/ANIMAL PHYSIOLOGY//REPRODUCTION/.
96
Prihandini, P.W.
/ANIMAL HUSBANDRY/.
97
R.G.Sianturi
ANIMAL BREEDING
98
Rasyid, A.
/ANIMAL HUSBANDRY/.
Ria Sari Gail Sianturi
ANIMAL BREEDING
100
99
Rini Elizabeth
ANIMAL PRODUCTION
101
Romjali, E.
/ANIMAL BREEDING/.
102
Sajimin
BIOLOGY
103
Santa ananda Arta
ANIMAL BREEDING
104
Siti Yuhaeni
ANIMAL HUSBANDRY
105
Situmorang, P.
/ANIMAL PHYSIOLOGY//REPRODUCTION/.
106
Sofjan Iskandar
ANIMAL NUTRITION
107
Soni Sopiyana
ANIMAL BREEDING
108
Sori Basya Siregar
ANIMAL NUTRITION
109
Sri nastiti jarmani
MANAGEMENT
110
Subandriyo
ANIMAL BREEDING
111
Sumanto
ECONOMIC DEVELOPMENT
112
Supriyati
CHEMISTRY
113
Susana IWR
ANIMAL NUTRITION
114
T. Panggabean
ANIMAL NUTRITION
115
T. Pasaribu
ANIMAL NUTRITION
116
T.Purwadaria
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
117
Tatan kostaman
ANIMAL BREEDING
118
Tatit Sugiarti
ANIMAL BREEDING
119
Thamrin Panggabean
ANIMAL NUTRITION
120
Tike Sartika
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
178
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
121
Tiurma Pasaribu
BIOLOGY
122
Tiyasno
BIOTECHNOLOGY
123
Tresnawati P
ANIMAL BIOTECHNOLOGY
124
Triana Susanti
ANIMAL BREEDING
125
Tuti Haryati
BIOTECHNOLOGY
126
Tuti M
ANIMAL NUTRITION
127
U. Adiati
ANIMAL BREEDING
128
Uka Kusnadi
ECONOMIC DEVELOPMENT
129
Umi adiati
ANIMAL BREEDING
130
Umiyasih, U.
/ANIMAL FEEDING//ANIMAL NUTRITION/.
131
Wahyono, D.E.
/ANIMAL FEEDING//ANIMAL NUTRITION/.
132
Wijono, D.B.
/ANIMAL BREEDING/.
133
wisri Puastuti
ANIMAL NUTRITION
134
Wiyono, D.B.
/ANIMAL BREEDING/.
135
Yeni Widiati
ANIMAL NUTRITION
136
Yeni Widiawati
ANIMAL NUTRITION
137
Yono C. Raharjo
ANIMAL NUTRITION
138
Yosep Saepudin
BIOTECHNOLOGY
139
Yuniati
ANIMAL HUSBANDRY
140
Zulbadri Muhammad
ANIMAL NUTRITION
141
Zulqoyah layla
ANIMAL BREEDING
179
Lampiran 39
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006
No 1
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
Ariani, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
2
Agustian, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
3
Agustin, N.K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
4
Ariani, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
5
Ariningsih, E.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
6
Ashari.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
7
Askin, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
8
Bahri, S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
9
Basuno, E.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
10
Budi, G.S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
11
Dabukke, F.B.M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
12
Darwis, W.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
13
Dermoredjo, S.K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
14
Djauhari, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
15
Djulin, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
16
Elizabeth, R.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
17
Erwidodo.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
18
Friyatno, S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
19
Hadi, P.U.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
20
Handono, G.S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
21
Hastuti, E.L.
/SOCIOLOGY//AGRICULTURE/.
22
Hendriarto.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
23
Hestiana, J.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
24
Hidayat, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
25
Hidayat, D.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
26
Hutabarat, B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
27
Indraningsih, K.S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
28
Iqbal, M.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
29
Irawan, B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
30
Jamal, E.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
31
Kariyasa, I K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
32
Lokolo, E.M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
33
Malian, A.H.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
34
Mardianto, S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
35
Mari, Y.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
36
Marisa, Y.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
37
Maulana, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
38
Mayrowani, H.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
180
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
39
Muslim, C.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
40
Noekman, K.M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
41
Nurasa, T.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
42
Nurmanaf, A.R.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
43
Nursuhaeti, R.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
44
Nuryanti, S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
45
Pakpahan, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
46
Pranadji, T.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
47
Purba, H.J.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
48
Purwantini, T.B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
49
Purwoto, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
50
Puwantini, T.B.r.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
51
Rahmanto.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
52
Rivai, R.S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
53
Rusastra, I W.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
54
Sadikin, I.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
55
Sajuti, R.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
56
Saktyanu K.D.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
57
Saliem, H.P.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
58
Saptana.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
59
Sawit, M.H.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
60
Sayaka, B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
61
Sejati, W.K.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
62
Setyanto, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
63
Simatupang, P.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
64
Sinuraya, J.F.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
65
Siregar, M.
/AGRICULTURE/.
66
Siregar, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
67
Situmorang, J.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
68
Sodikin, I.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
69
Suci, K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
70
Sudaryanto, T.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
71
Sugiarto.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
72
Suhaeti, R.N.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
73
Suhartini, S.H.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
74
Sumaryanto.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
75
Sunarsih.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
76
Supadi.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
77
Supriadi, H.
/FARMING SYSTEMS/.
78
Supriatna, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
79
Supriatna, Y.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
181
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
80
Supriyati.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
81
Suradisastra, K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
82
Suryadi, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
83
Suryani, E.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
84
Swastika, D.K.S.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
85
Syafa'at, N.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
86
Syahyuti.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
87
Syukur, M.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
88
Tarigan, H.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
89
Wahida.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
90
Wahyuni, S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
91
Waluyo.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
92
Winarso, B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
93
Wiryono, B.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
94
Yusdja, Y.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
95
Zakaria, A.K.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
96
Zulham, A.
/AGRICULTURAL ECONOMICS/.
182
Lampiran 40
No 1
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Sumberdaya Lahan yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006 Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
Abdullah, S.
/SOIL SCIENCES/.
2
Abeng, S.
/CARTOGRAPHY/.
3
Abidin, M.Z.
/REMOTE SENSING/.
4
Adi, S.H.
/SOIL SCIENCES/.
5
Adimihardja, A.
/SOIL SCIENCES/.
6
Agus, F.
/ANIMAL HUSBANDRY/.
7
Akhmad S., D.
/HYDROLOGY//CLIMATOLOGY/.
8
Alihamsyah, T.
/SOIL SCIENCES/.
9
Al-Jabri, M.
/SOIL FERTILITY/.
10
Alkasuma.
/CARTOGRAPHY/.
11
Al-Riza, I.
/AGRONOMY/.
12
Alwi, M.
/AGRONOMY/.
13
Amalia, L.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
14
Amien, L.I.
/HIDROLOGY//WATER MANAGEMENT/.
15
Andimulya, A.
/REMOTE SENSING/.
16
Angria, L.
/SOIL SCIENCES/.
17
Annisa, W.
/SOIL SCIENCES/.
18
Anshori, A.
/TOXICOLOGY/.
19
Anshori, A.
/TOXICOLOGY/.
20
Antarlina, S.S.
/AGRONOMY/.
21
Anwar, E.K.
/SOIL BIOLOGY/.
22
Apriyana, Y.
/CLIMATOLOGY//HYDROLOGY/.
23
Ardi S., D.
/SOIL BIOLOGY/.
24
Aries S., M.
/SOIL SCIENCES/.
25
Arifin, H.M.Z.
/ENGINEERING/.
26
Ar-Riza Isdijanto.
/AGRONOMY/.
27
Asikin, S.
/SOIL SCIENCES/.
28
Azzahra, F.
/PLANT BREEDING/.
29
Bachri, S.
/CARTOGRAPHY/.
30
Bahri, S.
/TECHNOLOGY INFORMATION/.
31
Bambang H.
/REMOTE SENSING//SOIL SCIENCES/.
32
Bambang S., A.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
33
Bambang W.
/REMOTE SENSING//SOIL SCIENCES/.
34
Bekti, H.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
35
Berlian, E.
/SOIL SCIENCES/.
36
Bety, Y.A.
/PESTS OF PLANTS/.
37
Bhudyastoro, T.
/SOIL CONSERVATION/.
38
Budihardjo.
/ENTOMOLOGY/.
183
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
39
Budiman, A.
/SOIL SCIENCES/.
40
Budyastoro, T.
/SOIL CONSERVATION/.
41
Chendy T.F.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
42
Dariah, A.
/GEOGRAPHICA//INFORMATION SYSTEMS/.
43
Darmantias, D.
/SOIL CLASSIFICATION/.
44
Darmiyati.
/CLIMATOLOGY/.
45
Deri, H.J.
/REMOTE SENSING/.
46
Dewi, R.
/MICROBIOLOGY/.
47
Dewi, T.
/SOIL SCIENCES/.
48
Djaenudin.
/SOIL GENESIS//SOIL CLASSIFICATION/.
49
Djumhana, H.
/AGRONOMY/.
50
Djunaedi, M.S.
/SOIL CONSERVATION/.
51
Djunaedi, S.
/SOIL CONSERVATION/.
52
Dwiningsih, S.
/SOIL SCIENCES/.
53
Edyatno.
/LAND EVALUATION/.
54
Eko, R.
/SOIL GENESIS/.
55
Elsanti.
/SOIL FERTILITY/.
56
Erfandi, D.
/SOIL CONSERVATION/.
57
Erfandi, M.D.
/SOIL CONSERVATION/.
58
Erni.
/SOIL SCIENCES/.
59
Estiningtias, W.
/SOIL SCIENCES/.
60
Eviati.
/SOIL SCIENCES/.
61
Fadhlullah R.
/METEOROLOGY//AGRONOMY/.
62
Fadhullah K.
/INFORMATION TECHNOLOGY/.
63
Fahmi, A.
/SOIL SCIENCES/.
64
Fauziaty, N.
/AGRONOMY/.
65
Ginting, C.B.
/MICROBIOLOGY/.
66
Ginting, R.C.B.
/MICROBIOLOGY/.
67
Gunawan, W.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
68
Hadian, M.Y.
/EVALUATION/.
69
Hagraha A., A.
/AGRONOMY/.
70
Hairani, A.
/PLANT BREEDING/.
71
Hamdani, A.
/SOIL SCIENCES/.
72
Hamid, A.
/SOIL FERTILITY/.
73
Hamidjaja, H.M.Z.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
74
Harsanti, S.H.
/AGRONOMY/.
75
Hartatik, W.
/SOIL FERTILITY/.
76
Haryanti, K.S.
/HYDROLOGY/.
77
Haryati, U.
/SOIL PHYSICS/.
78
Haryono.
/CLIMATOLOGY/.
79
Hastuti, R.D.
/SOIL FERTILITY/.
184
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
80
Hatmoko, D.
/PESTS OF PLANTS/.
81
Hayati, A.
/SOIL SCIENCES/.
82
Hermanto, B.
/LAND USE/.
83
Hermawan, A.
/SOIL GENESIS/.
84
Herry H.D.
/CARTOGRAPHY/.
85
Herusmi.
/SOIL CONSERVATION/.
86
Heryani, N.
/HYDROLOGY/.
87
Heryanto, B.
/REMOTE SENSING/.
88
Hidayat, A.
/SOIL GENESIS//SOIL CLASIFICATION/.
89
Hidayat, H.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
90
Hidayat, P.
/DATABASES/.
91
Hikmatullah.
/REMOTE SENSING/.
92
Husen, E.
/MICROBIOLOGY/.
93
Husnain.
/SOIL FERTILITY/.
94
Ichwan, A.
/PLANT BREEDING/.
95
Iding.
/SOIL CONSERVATION//FARMING SYSTEMS/.
96
Imberan, M.
/PLANT BREEDING/.
97
Indrajaya, S.
/HIDROLOGY/.
98
Indratin.
/SOIL FERTILITY/.
99
Indrayati, L.
/AGRONOMY/.
100
Irianto, S.G.
/CLIMATOLOGY/.
101
Isa, F.
/CARTOGRAPHY/.
102
Iskandar M.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
103
Iswari, D.
/SOIL CHEMISTRY/.
104
Jabri, M.A.
/CHEMISTRY/.
105
Jatmiko, S.Y.
/SOIL CHEMISTRY/.
106
Juarsah, I.
/SOIL CONSERVATION/.
107
Jumberi, A.
/MECHANIZATION/.
108
Kabar, P.
/SOIL MICROORGANISMS/.
109
Karmini G.
/CARTOGRAPHY/.
110
Kartiwa, B.
/CLIMATOLOGY//AGRONOMY/.
111
Kasno, A.
/SOIL CHEMICOPHYSICAL PROPERTIES/.
112
Kasno, A.
/SOIL CHEMICOPHYSICAL PROPERTIES/.
113
Kentjanasari, A.
/SOIL MICROORGANISMS/.
114
Khairullah, I.
/AGRONOMY/.
115
Koesrini.
/ENGINEERING/.
116
Komariah, S.
/SOIL FERTILITY/.
117
Kosasih, S.E.
/SOIL GENESIS/.
118
Kosman, E.
/SOIL FERTILITY/.
119
Kuncoro, D.
/REMOTE SENSING/.
120
Kuntjoro G.P., D.
/CARTOGRAPHY/.
185
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
121
Kurnia, U.
/ENVIRONMENT/.
122
Kurnia, U.
/ENVIRONMENT/.
123
Kurniawan.
/SOIL FERTILITY/.
124
Kusasih, S.
/SOIL FERTILITY/.
125
Kusmedi.
/REMOTE SENSING/.
126
Kusnadi, H.
/SOIL CONSERVATION/.
127
Lestari, Y.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
128
Linca.
/SOIL CHEMISTRY/.
129
Madani, A.
/GEOGRAPHY//METEOROLOGY/.
130
Maftuah, E.
/POSTHARVEST TECHNOLOGY/.
131
Maglinao, A.R.
/SOIL SCIENCES/.
132
Makarim, A.K.
/SOIL CHEMISTRY/.
133
Mariska, I.
/CHEMISTRY/.
134
Marwan H.
/SOIL CONSERVATION/.
135
Marwanto, S.
/SOIL CONSERVATION/.
136
Maryam.
/SOIL FERTILITY/.
137
Mawardi.
/AGRONOMY/.
138
Mudjadi, Y.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
139
Muftu'ah, E.
/SOIL FERTILITY/.
140
Muhammad.
/PLANT ECOLOGY/.
141
Mujiono.
/CARTOGRAPHY/.
142
Mulya, K.
/MICROBIOLOGY/.
143
Mulyadi.
/SOIL CONSERVATION/.
144
Mulyadi.
/AGRONOMY/.
145
Mulyadi.
/SOIL CONSERVATION/.
146
Mulyani, A.
/CARTOGRAPHY/.
147
Mulyani, N.S.
/SOIL FERTILITY/.
148
Mulyono.
/TOXICOLOGY/.
149
Najib, M.
/SOIL SCIENCES/.
150
Nasrullah.
/HYDROLOGY//CLIMATOLOGY/.
151
Nasution, I.
/SOIL FERTILITY/.
152
Nazemi, D.
/AGRONOMY/.
153
Noor, H.D.
/AGRONOMY/.
154
Noor, I.
/PLANT BREEDING/.
155
Noor, M.
/AGRONOMY/.
156
Noor, R.
/PLANT BREEDING/.
157
Noorginayuwati.
/SOIL SCIENCES/.
158
Noorginayuwati.
/AGRONOMY/.
159
Nugroho, K.
/CARTOGRAPHY/.
160
Nurhayani, Y.
/REMOTE SENSING/.
161
Nurhayati, P.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
186
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
162
Nurita.
/PESTS OF PLANTS//PLANT DISEASES/.
163
Nurjaya.
/AGRONOMY/.
164
Nursyamsi, D.
/SOIL FERTILITY/.
165
Nurtirtayani.
/SOIL SCIENCES/.
166
Nurwindah P.
/METEOROLOGY//AGRONOMY/.
167
Nurzakiah, S.
/PLANT BREEDING/.
168
Poniman.
/AGRONOMY/.
169
Poniman.
/AGRONOMY/.
170
Pramono, A.
/MICROBIOLOGY/.
171
Pramono, A.
/MICROBIOLOGY/.
172
Prasetyo, B.H.
/CARTOGRAPHY/.
173
Prasetyo, B.H.
/SOIL FERTILITY/.
174
Prasojo, N.
/CARTOGRAPHY/.
175
Prihatini, T.
/SOIL BIOLOGY/.
176
Pujilestari, N.
/INFORMATION TECHNOLOGY/.
177
Puksi, D.S.
/CARTOGRAPHY/.
178
Purnomo, D.
/SOIL SURVEYS/.
179
Purnomo, J.
/GEOGRAPHYCAL INFORMATION SYSTEMS/.
180
Purwani, J.
/MICROBIOLOGY/.
181
Purwani, S.
/MICROBIOLOGY/.
182
Rachman, A.
/GEOGRAPHICA//INFORMATION SYSTEMS/.
183
Raihan, S.
/AGRONOMY/.
184
Raihana, Y.
/PLANT BREEDING/.
185
Ramadhani, F.
/SOIL SCIENCES/.
186
Rebin.
/SOIL SCIENCES/.
187
Rejekeningrum, P.
/SOIL CONSERVATION//FARMING SYSTEMS/.
188
Retno M., S.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
189
Retno W., L.
/SOIL SCIENCES/.
190
Retno, L.
/SOIL CHEMISTRY/.
191
Rina, Y.
/PESTS OF PLANTS/.
192
Ritung, S.
/CARTOGRAPHY/.
193
Rochman, A.
/SOIL CONSERVATION/.
194
Rofik, S.
/CARTOGRAPHY/.
195
Rosmimik.
/MICROBIOLOGY/.
196
Rosmini H.
/PESTS OF PLANTS/.
197
Runtunuwu, E.
/CLIMATOLOGY/.
198
Rusmini.
/SOIL SCIENCES/.
199
Rustiandi, Y.
/DATABASES/.
200
Saleh, M.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
201
Samdan C.D.
/DATABASES/.
202
Samudra, I M.
/ENTOMOLOGY/.
187
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
203
Santoso, D.
/AGRONOMY/.
204
Saragih, S.
/AGRONOMY/.
205
Saraswati, R.
/MICROBIOLOGY/.
206
Sardjijo.
/SOIL SCIENCES/.
207
Sari H., Kharmila.
/SOIL CONSERVATION//WATER CONSERVATION/.
208
Sasa, J.J.
/AGRONOMY/.
209
Sastramihardja, H.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
210
Satosa, P.
/SOIL BIOLOGY/.
211
Sawijo.
/SOIL SCIENCES/.
212
Setiabudi, S.
/REMOTE SENSING/.
213
Setiono.
/PLANT BREEDING/.
214
Setyanto, P.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
215
Setyorini, D.
/SOIL FERTILITY/.
216
Shofiyati, R.
/CARTOGRAPHY/.
217
Shopiyati.
/SOIL SURVEYS/.
218
Sibuea, L.H.
/HYDROLOGY/.
219
Simanungkalit, R.D.M.
/MICROBIOLOGY/.
220
Simatupang M.P., R.S.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
221
Siswanto, A.B.
/CARTOGRAPHY/.
222
Soegito.
/SOIL FERTILITY/.
223
Soelaeman, Y.
/CLIMATOLOGY/.
224
Sofyan, A.
/SOIL FERTILITY/.
225
Soleh.
/CARTOGRAPHY/.
226
Sosiawan, H.
/COMPUTER SOFTWARE/.
227
Sri, N.
/CARTOGRAPHY/.
228
Suastika, I W.
/CARTOGRAPHY/.
229
Subagyo, H.
/LAND EVALUATION/.
230
Subagyono, K.
/AGRONOMY//CLIMATOLOGY/.
231
Subardja, D.
/CARTOGRAPHY/.
232
Subiharta.
/SOIL CONSERVATION/.
233
Suciantini.
/HIDROLOGY//AGRONOMY//CLIMATOLOGY/.
234
Sudarman, K.
/SOIL SCIENCES/.
235
Sudirman.
/SOIL CONSERVATION/.
236
Sudirman.
/SOIL CHEMISTRY/.
237
Suganda, H.
/SOIL CHEMICOPHYSICAL PROPERTIES/.
238
Suganda, H.
/AGRONOMY/.
239
Suganda, H.
/SOIL CHEMICOPHYSICAL PROPERTIES/.
240
Sugianto, Y.
/CLIMATOLOGY/.
241
Sugianto.
/SOIL CONSERVATION/.
242
Suharsih.
/FARMING SYSTEMS/.
243
Suharta, N.
/CARTOGRAPHY/.
188
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
244
Suhartatik, W.
/SOIL CHEMISTRY/.
245
Sukarman.
/CARTOGRAPHY/.
246
Sukartono.
/REMOTE SENSING/.
247
Sukristiyonubowo.
/HYDROLOGY/.
248
Sulaeman, Y.
/DATABASES/.
249
Sulaeman.
/SOIL CHEMISTRY/.
250
Sumaini, E.
/GEOPHYSICS//METEOROLOGY/.
251
Sunaryo.
/CARTOGRAPHY/S/.
252
Sunyoto.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
253
Suparma Y., H.E.
/GEOGRAPHICA//INFORMATION SYSTEMS/.
254
Suparmi.
/REMOTE SENSING//MODELS/.
255
Suparta, L.
/SOIL FERTILITY/.
256
Suparto.
/SOIL FERTILITY/.
257
Suping, S.
/SOIL FERTILITY/.
258
Supriyanto, A.
/PLANT BREEDING/.
259
Suratman.
/CARTOGRAPHY/.
260
Surmaini, E.
/CLIMATOLOGY//AGRONOMY/.
261
Suryani, E.
/SOIL SURVEYS/.
262
Suryanto.
/REMOTE SENSING//MODELS/.
263
Susanti, E.
/HIDROLOGY/.
264
Susilawati, A.
/SOIL SCIENCES/.
265
Sutami S.
/PLANT BREEDING/.
266
Sutedi, E.
/SOIL FERTILITY/.
267
Sutono, S.
/SOIL CONSERVATION/.
268
Sutopo.
/PLANT PHYSIOLOGY/.
269
Sutriadi, M.T.
/CHEMISTRY/.
270
Sutrisno, N.
/HIDROLOGY/.
271
Syahid.
/HIDROLOGY/.
272
Tala'ohu, S.H.
/SOIL CONSERVATION/.
273
Thamrin, M.
/SOIL SCIENCES/.
274
Theady.
/HIDROLOGY//CLIMATOLOGY/.
275
Trinugroho, M.W.
/REMOTE SENSING/.
276
Tuherkih, E.
/CLIMATE/.
277
Umar, S.
/SOIL SCIENCES/.
278
Umayi, R.W.
/PHYTOPATHOLOGY/.
279
Vadari, T.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
280
Valentia, C.
/SOIL FERTILITY/.
281
Wahdini M., W.
/CARTOGRAPHY/.
282
Wahyu T.N., M.
/TECHNOLOGY/.
283
Wahyu.
/TECHNOLOGY/.
284
Wahyuni, S.
/MICROBIOLOGY/.
189
No
Nama Peneliti
Keahlian Peneliti
285
Wahyuni, S.
/SOIL CHEMISTRY/.
286
Wahyunto.
/REMOTE SENSING/.
287
Watung, R.L.
/FARMING SYSTEMS//SOIL CONSERVATION/.
288
Widagdo.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
289
Widaryati.
/GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEMS/.
290
Widati, S.
/SOIL FERTILITY/.
291
Widowati, L.R.
/SOIL FERTILITY/.
292
Wiganda, S.
/CLIMATOLOGY/.
293
Wigena, I G.P.
/SOIL FERTILITY/.
294
Wihardjaka, A.
/SOIL CHEMISTRY/.
295
William, E.
/ECONOMIC SOSIOLOGY/.
296
Yayuk A.B.
/ECONOMIC SOCIOLOGY/.
297
Yuki J., S.
/AGRONOMY/.
298
Yuniarti, E.
/SOIL BIOLOGY/.
299
Yuniarti, E.
/MICROBIOLOGY/.
300
Yustika, R.D.
/SOIL CONSERVATION/.
190
Lampiran 41
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Tanaman Pangan yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006
Nama Peneliti A.Hasanuddin. Abdullah, B. Abdulrachman, S. Abdurachman, O. Abidin, B. Achyar, J. Adie, M.M. Adisarwanto, T. Adnan, A.M. Adnyana, M.O. Agus W. Aida. Akil, M. Aliawati, G. Alit. Allidawati B.S. Amir, M. Amir, R. Angelita. Angesti. Anggiani N. Anniversari. Anwari, M. Arief, R. Arifin K. Arifin, M. Arifin, Z. Arsyad, D.M. Arvan, R.Y. Azrai, M. Bachtiar. Baehaki S.E. Bahagiawati. Bahtiar. Baliadi, Y. Bambang K. Bambang S. Bangun, P. Basir, M. Bastian, A. Bedjo. Biba, M.A. Budi S.R. Buntan, A. Burhanuddin. Dahlan, M.M.
Keahlian Peneliti /PLANT DISEASES/. /PLANT BREEDING//GENETIC/. /AGRONOMY/. /ADMINISTRATION/. /MECHANIZATION/. /SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /RODENTIA/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /QUALITY CONTROL/. /ANIMAL HUSBANDRY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /TISSUE CULTURE/. /PLANT BREEDING/. /SEED//PLANT PHYSIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. ENTOMOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /PESTS OF PLANTS/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT DISEASES/. /PLANT BREEDING/.
191
No 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95.
Nama Peneliti Dajafar, N.S. Damardjati, D.S. Daradjat, A.A. Darman, M.A. Denan K. Dewi, I.S. Diredja, M. Djabbar, A. Djaelani. Djafar, N.S. Djajnegara, A. Djakamihardja. Djatiharti, A. Dondy. Effendi, R. Erik. Eriyanto Y. Fadhly, A.F. Faesal. Fagi, A.M. Fahdiana T. Fathan M. Fatmawati. Firmansyah, I.U. Gani, A. Gatot S.A.F. Gatut W.A.S. Ginting, E. Gunarsih, C. Guswara, A. Hairmansis, A. Hamdani, M. Hardaningsih, S. Hardono. Harnowo, D. Harsono, A. Hartojo, K. Haryanto, B. Hasanuddin, A. Hendarsih. Henny, K. Heriyanto. Hermansis, A. Hidajat, J.R. Hidayati, W. Hilman, Y. Ikhwani. Ikmi. Ilyas, S.
Keahlian Peneliti /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /TECHNOLOGY//AGRICULTURE/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ENTOMOLOGY/. /TISSUE CULTURE/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /FARM MANAGEMENT/. /AGRONOMY/. /ANIMAL HUSBANDRY/. /PLANT AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /PLANT PATHOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /MECHANIZATION/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ANIMAL HUSBANDRY/. /PLANT DISEASES/. /ENTOMOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /MANAGEMENT/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS//PLANT DISEASES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /SEED PRODUCTION/.
192
No 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144.
Nama Peneliti Indiati, S.W. Indrasari M.P.S., S.D. Iriany M., R.N. Isgiyanto. Ismail B.P. Isnaini, M. Ispandi, A. Iswanto, R. Jatmiko, S.J. Joni. Juliardi, I. Jumali. Jusuf, M. Kadir, T.S. Kamaruddin, A. Kantong, S. Karim M. Kariyasa, K. Kartasasmita, U.G. Kartika, N. Kasim, F. Kasim, H. Kasno, A. Koes, F. Koeshartoyo. Koesnang. Komalasari, O. Komang. Komarudin. Kontong, S. Kridiana, R. Krisdiana, R. Kuntiastuti, H. Kusdiaman, D. Kusminanti, T. Kustianto, B. Kuswanto, H. Kuswantoro, H. Ladja, F.T. Las, I. Lestari, A.P. Lokollo, E.M. Lubis, E. Maamun, M.Y. Makarim, A.K. Makmun, J. Manikmas, M.O.A. Manshuri, A.G. Margaretha S.L.
Keahlian Peneliti /ENTOMOLOGY/. /MECHANIZATION/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT BREEDING/. /PLANT AGRONOMY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY//WEEDS/. /FOODS//CHEMISTRY/. /PESTS OF PLANTS/. /PESTS OF PLANTS//PLANT DISEASES/. /CHEMISTRY//ANALYSIS/. /PLANT DISEASES/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /FARM EQUIPMENT/. /PLANT DISEASES/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/.
193
No 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193.
Nama Peneliti Margono, R. Marwoto. Marzuki, R. Masmawati. Mas'ud, S. Mayar. Meihira, K.D. Meru. Moedjiono. Mudji R. Muhaji D. Muhsin, M. Muhtar A.N. Mulya, S.H. Mulyadi, A. Munada. Munif, A. Murtiningsih. Musaddad, A. Muslikul H. Muslimah H. Muzdalifah. Nadjib N., M. Nafisah. Najamudin, A. Nasution, A. Nawir, M.A. Nia. Nila, P. Ningsih W. Nonci, N. Noor, E.S. Noor, M.N. Noormita, A.O. Nugraha, U.S. Nugraha, Y. Nur, A. Nurhaedah S.D. Nurlaela. Nurtirtayani. Nuryanto, B. Oman S. Pabbage, M.S. Pabendon, M. Pakki, S. Pane, H. Panikkai, S. Partohardjono, S. Pasaribu, D.
Keahlian Peneliti /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PROTECTION/. /PLANT ECOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /PLANT PATHOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /AGRONOMY/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY //WEEDS/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /SEED TECHNOLOGY//FOOD TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /GENETICS/. /PLANT DISEASES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY//WEEDS/. /ECONOMICS/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/.
194
No 194. 195. 196. 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212. 213. 214. 215. 216. 217. 218. 219. 220. 221. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. 233. 234. 235. 236. 237. 238. 239. 240. 241. 242.
Nama Peneliti Pieter, Y. Pinardi, E.S. Pirngadi, K. Poernomo, J. Praharo, C. Pramudyawardani, E.F. Praptana, R.H. Prasetyawati, N. Prayitno. Prayogo, Y. Prihastuti. Priyanto, D. Puji, T. Punarto. Purnawati, E. Purnomo, J. Purwantoro. Puspitarati, T. Rachmad, M. Rachmat, M. Rachmiana, A.A. Radjit, B.S. Rahayu, M. Rahayuningsih, S.A. Rahman, H.Y. Rahman, M. Rahmawati Rahmini. Rapar, C. Rasam. Rasyid, M. Rauf, M. Rawe, T. Riani, N. Rifki, A. Riwanodja. Rosmalasari A. Rozi, F. Ruchiyat, Y. Rumanti, I.A. Ruskandar, A. Rustiati, T. Ruswandi, D. Sachromy, O. Saenong, M.S. Safitri, H. Said K., M. Said, Y. Santika, A.
Keahlian Peneliti /PLANT BREEDING/. /COMPUTERS/. /PLANT ECOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS//PLANT DISEASES/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY//WEEDS/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /ANIMAL HUSBANDRY/. /ENTOMOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT PROTECTION/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /FOOD TECHNOLOGY/. /BIOLOGY/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /AGRONOMY//SEED TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /FERTILITY/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRICULTURAL ECONOMICS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /MOLECULAR GENETICS/. /PLANT BREEDING/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/.
195
No 243. 244. 245. 246. 247. 248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261. 262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274. 275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291.
Nama Peneliti Santo. Santoso, B. Sarbini I G. Sarif. Satoto. Setyadjit. Setyobudi, D. Setyono, A. Sholihin. Simanullang, Z.A. Simuseng, Y. Singgih, M. Singgih, S. Sinusseng, Y. Sjafuddin. Soedarjo, M. Soejitno, J. Soenarjo, E. Soeprapto. Soetjipto. Soewito T. Solichin. Somantri, I.H. Suarni, H. Subandi. Subekti, N.A. Subiksa, M. Sudarjo, M. Sudarmadji. Sudarman, S. Sudaryanto, B. Sudaryono. Sudibyo T.W.U. Sudir. Sudjak S. Suhaeti, R. Suhana. Suharsono, S. Suhartatik, E. Suhartina, M.P. Suharto, G. Suherman, O. Sukardi. Sularjo. Sumarni P. Sumartini. Sundari, T. Sunihardi. Suntono.
Keahlian Peneliti /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /MECHANIZATION/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /MECHANIZATION/. /AGRONOMY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /COMPUTER SOFTWARE/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /NUTRITION/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /SOIL FERTILITY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /BIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /ANIMAL HUSBANDRY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY//. /PLANT PROTECTION/. /PLANT BREEDING/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/.
196
No 292. 293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. 314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328. 329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340.
Nama Peneliti Suparte, W. Suprapto. Suprianto. Suprihatno, B. Supriyatin. Surtikanti. Suryana, T. Suryantini. Susanto, U. Susanto. Sutarno. Sutjiati. Sutrisno, H. Sutrisno, I. Suwardi. Suwarji. Suwarni. Suwarno. Suyamto. Syafruddin. Syam, N. Syarif, M. Syuryawati. Tabri, F. Takdir M., A. Talanca, A.H. Talisoro, D. Tandiabang, J. Tastra, I.K. Taufik, A. Taufiq, A. Tengkano, W. Tenrirawe, A. Tinuk, S.W. Tjokrowidjojo, S. Toha, H.M. Triny. Trustinah. Tuti P. Ucdar S, M. Uddin F., I. Umin. Unang G.K. Unjaya, W. Usyati. Utomo, S.T.W. Wagiono, J. Wahwan, W. Wahyu, G.
Keahlian Peneliti /PLANT AGRONOMY/. /CHEMISTRY/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PROTECTION/. /PESTS OF PLANTS/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT DISEASES/. /AGRONOMY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT PATHOLOGY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /AGRONOMY/. /AGRONOMY/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT DISEASES/. /SEED TESTING/. /PESTS OF PLANTS/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /SOIL SCIENCES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /PESTS OF PLANTS/. /PESTS OF PLANTS/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY//WEEDS/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /FARM EQUIPMENT/. /PLANT PATHOLOGY/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /ENTOMOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. /PLANT DISEASES/. /PLANT BREEDING/.
197
No 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354. 355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362. 363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370.
Nama Peneliti Wahyuni, I.S. Wahyuni, S.W. Wahyuni, T.S. Wardana, I P. Wardani, T. Wargiono, J. Warsidi, P. Wedanimbi T. Wibowo, P. Widiantoro. Widiarta, I N. Widjono, A. Widodo, Y. Widyastuti, Y. Widyawati, N. Wiharjaka. Wijanarko, A. Wilis, J. Yamin S., M. Yasin H.G., M. Yuliani A., R. Yulianida. Yulianingsih. Yuliardi, I. Yunani, N. Yuniati P.M. Yusmani P. Yusnawan, E. Yusuf, M. Zubachtirodin.
Keahlian Peneliti /PLANT PROTECTION/. /SEED TECHNOLOGY//FOOD TECHNOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY//PLANT ECOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /ENTOMOLOGY/. /CHEMISTRY/. /PLANT AGRONOMY/. /PESTS OF PLANTS/. /COMMUNICATION TECHNOLOGY/. /PLANT PHYSIOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/. //SOIL SCIENCES/. /PLANT ECOLOGY//PLANT PHYSIOLOGY/. /AGRONOMY/. /PLANT BREEDING/. /STATISTICAL METHODS/. /ECONOMIC SOCIOLOGY/. /AGRONOMY/. /POSTHARVEST TECHNOLOGY/. /PLANT ECOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /PLANT BREEDING/. /INTEGRATED PEST MANAGEMENT/. /PLANT PATHOLOGY/. /PLANT BREEDING/. /AGRONOMY/.
198
Lampiran 42 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
Nama-nama peneliti dan keahlian pada Bidang Penelitian Veteriner yang terlibat dalam proposal (RPTP) tahun 2004-2006
Nama Peneliti Adin Priadi Agus Setiyono Agus wiyono Amir Husein Andi Mulyadi Andriani Antonius sarosa April Hari Wardhana Beriajaya Darmono Didik T Subekti djaenudin gholib Dyah Haryuningtyas Endah Estuningsih Eni Kusumaningtyas Ening Wiedosari Gatot Adiwinata Helmi hamid Indraningsih Indrawati Sendow Istiana J. Manurung Kusmiyati Lies Pardede Lili Natalia Lise pardede M. Syafarudin Masniari Muharam Saepulloh NLP.Indi Dharmayanti Rachmat firmansyah Rachmat Setya Adji Raphaella widiastuti Rini Damayanti Risa Indriani Riza Zainudin Ahmad RMA. Adjid Romsyah maryam SE. Estuningsih Simson Tarigan Siti Chotiah soeripto Sri Muharsini Sri Rahmawati Sri Wijayanti Sudarisman Suhardono
Keahlian Peneliti Bakteriologi patologi Virologi Parasitologi Bakteriologi Bakteriologi Virologi Parasitologi Parasitologi Toksikologi Parasitologi mikologi Parasitologi Parasitologi Toksikologi patologi Parasitologi patologi Toksikologi Virologi mikologi Parasitologi bakteriologi Virologi Bakteriologi Virologi Bakteriologi Bakteriologi virologi virologi Toksikologi Bakteriologi Toksikologi patologi virologi mikologi Virologi Toksikologi Parasitologi patologi Bakteriologi Bakteriologi Parasitologi Toksikologi Parasitologi Virologi Parasitologi
199
No 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Nama Peneliti Supar Susan mN Sutiastuti W Tarmudji Tati Ariyanti tatty Syafriati Tolibin Iskandar tri budi Murdiati Yulvian Sani Yuningsih zaenal arifin
Keahlian Peneliti Bakteriologi Bakteriologi patologi patologi Bakteriologi Virologi Parasitologi Toksikologi patologi Toksikologi Toksikologi
200
Lampiran 43 Pearson Product Moment Correlation Cooeficient Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
INTERDIS
.7836
.30493
10
PRODUKTI
1.7480
.78475
10
Correlations
Pearson Correlation
INTERDIS
Sig. (1-tailed)
INTERDIS
INTERDIS 1.000
PRODUKTI -.375
-.375
1.000
.
.143
PRODUKTI PRODUKTI
N
.143
.
INTERDIS
10
10
PRODUKTI
10
10
Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
PRODUKTI(a)
Method
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: INTERDIS Model Summary
Model
1
R Square
R
.375(a)
.140
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.033
Change Statistics R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
.140
1.305
1
8
.286
.29989
a Predictors: (Constant), PRODUKTI ANOVA(b)
Model 1
Regression
Sum of Squares .117
df 1
Mean Square .117 .090
Residual
.719
8
Total
.837
9
F 1.305
a Predictors: (Constant), PRODUKTI b Dependent Variable: INTERDIS Coefficients(a)
M od el
Unstandar dized Coefficient s Std. B Error
Standa rdized Coeffic ients Beta
t
Si g.
95% Confidence Interval for B Low Upp er er
Correlations Zer Par Pa otial rt
Collinearity Statistics Toler ance VIF
Sig. .286(a)
201
Bou nd 1
(Const ant) PROD UKTI
1.0 .242 38 .14 .127 -.375 6 a Dependent Variable: INTERDIS
4.2 89 1.1 42
.00 3
.480
.28 6
.439
Bou nd 1.59 6
ord er
.37 5
.148
.37 5
.3 75
1.000
Coefficient Correlations(a) Model 1
PRODUKTI
Correlation PRODUKTI s Covariance PRODUKTI s a Dependent Variable: INTERDIS
1.000 .016
Collinearity Diagnostics(a)
Variance Proportions Model 1
Dimensio n 1
Eigenvalue 1.920
Condition Index 1.000
(Constant) .04
PRODUKTI .04
.080
4.900
.96
.96
2 a Dependent Variable: INTERDIS
.
1.0 00