A Company Built On Values
communicA tion
reS pect
commi
Tment teamwo
innov
Ation Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Rk
A Company Built on Values
At Astra continuity is important. Not that we believe in simply maintaining the status quo for its ownsake, but that we believe in laying solid foundations, and building on them for the long term. Those foundations represent the philosophy and the values that drive the organisation. Enshrined in our “Catur Dharma”, our philosophy is both commercial and ethical, because like two sides of the same coin, good business and good values go hand in hand. Consisting of Communication, Respect, Commitment, Teamwork and Innovation, these core values underpin the success of Astra. Over the past decade these values have helped us ride the tides of economic crisis, corporate restructuring and recovery, to the point where today our full potential is beginning to be realized once again. Challenges remain, and success is never a given. But whatever the winds of change may bring us, these values are what hold us to our course. Values are the power behind Astra. Daftar Isi 1 3 5 7 9 11 12 13 14 16 18 21 27 34 40 42 52 55 71 77 83 87 91 94 100 104 113 i ii vi ix xi
Pengantar Komunikasi Saling Menghargai Komitmen Kerjasama Inovasi Catur Dharma dan Visi Tentang Astra Jejak Langkah Penghargaan Ringkasan Keuangan Sambutan Presiden Komisaris Laporan Presiden Direktur Pembahasan & Analisis Manajemen Laporan Komite Audit Tata Kelola Perusahaan Struktur Bisnis Otomotif Jasa Keuangan Alat Berat Agribisnis Teknologi Informasi Infrastruktur Sumber Daya Manusia Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Data Perseroan Profil Dewan Komisaris Profil Dewan Direksi Struktur Organisasi Informasi Perseroan
Panduan: Petunjuk dalam membaca laporan ini, harap diperhatikan ‘Perseroan’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk. ‘Astra’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk dan anak perusahaan dan ‘Grup Astra’ menunjuk pada Astra dan seluruh perusahaan yang terkait.
Contents IFC 3 5 7 9 11 12 13 14 17 18 23 31 37 41 48 52 60 74 80 85 89 93 97 102 109 113 i ii vi ix xi
Introduction Communication Respect Commitment Teamwork Innovation Philosophy and Vision About Astra Milestones Awards Financial Highlights Message from President Commissioner President Director’s Report Management’s Discussion & Analysis Audit Committee Report Good Corporate Governance Business Structure Automotive Financial Services Heavy Equipment Agribusiness Information Technology Infrastructure Human Resources Environment, Health and Safety Corporate Social Responsibility Financial Report Corporate Data Board of Commissioners’ Profile Board of Directors’ Profile Organisation Structure Corporate Information
Use of terms: For guidance when reading this report please note the term ‘the Company’ refers to Astra, the parent company, ‘Astra’ refers to Astra parent and consolidated company subsidiaries and ‘Astra Group’ refers to ‘Astra’ plus all related companies.
Perusahaan yang dibangun berdasarkan nilai Bagi Astra kesinambungan adalah penting. Oleh sebab itu kami percaya suatu pertumbuhan jangka panjang memerlukan landasan yang kuat dan kokoh. Landasan tersebut berisi filosofi serta nilai-nilai yang menggerakkan organisasi dan diabadikan dalam Catur Dharma. Filosofi kami mencakup bidang komersial maupun etika, seperti halnya dua sisi mata uang, yaitu bisnis yang baik beriringan dengan nilai-nilai yang kokoh. Komunikasi, Saling Menghargai, Komitmen, Kerjasama dan Inovasi merupakan nilai-nilai penting yang melandasi kesuksesan Astra. Selama satu dekade ini, nilai-nilai tersebut telah menolong kami melewati gelombang krisis ekonomi, restrukturisasi perusahaan dan pemulihan, sampai sekarang di mana seluruh potensi kami sebagai perusahaan yang sehat kembali dapat terwujud. Tantangan-tantangan tetap ada dan sukses tidak pernah diperoleh secara cuma-cuma. Namun kemanapun arah perubahan itu terjadi, nilai-nilai inilah yang tetap membuat kami mampu bertahan. Nilai adalah kekuatan di balik Astra. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 1
2 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
We Value Communication Within a large and complex organization such as ours, communication can make the difference between success and failure. Unless our staff take ownership of our brand, our vision and our values, our customers will notice and start to look elsewhere. Unless we share our objectives and plans with our investors, they cannot be expected to give us their trust and support. None of this is possible without deliberate and systematic communication, between management and workforce, between our sister companies and associates, between Astra and all our stakeholders. This communication is a two way process. The leadership regularly communicates the business vision and objectives in forums and walk-abouts. Employees at all levels are likewise encouraged to feedback to management their ideas and day-to-day concerns. Investors, the capital market community and media is kept informed in regular and transparent communications. Ongoing dialogue and engagement are the key notes of our relationship with the communities in which we do business. Communication is our oxygen.
Komunikasi Di dalam sebuah organisasi yang besar dan kompleks seperti Astra, komunikasi dapat membuat perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan. Bila karyawan tidak memiliki pemahaman terhadap identitas, visi dan nilai perusahaan, maka pelanggan akan menjauh dari kami. Bila kami tidak berbagi informasi tentang tujuan dan rencana perusahaan, maka investor tidak dapat diharapkan untuk percaya dan mendukung kami. Semua ini tidak akan tercapai tanpa adanya komunikasi yang baik dan sistematis antara manajemen dan karyawan, antara anak perusahaan dan afiliasinya, antara Astra dan ‘stakeholders’. Komunikasi ini adalah proses dua arah. Manajemen secara teratur mengkomunikasikan visi dan tujuan perusahaan dalam berbagai forum dan diskusi. Semua karyawan didorong untuk senantiasa memberi masukan kepada manajemen tentang ideide mereka. Investor, komunitas pasar modal dan media selalu mendapatkan informasi terkini secara berkala dan transparan. Dialog dan hubungan baik merupakan kunci penting hubungan kami dengan masyarakat di mana kami beroperasi. Komunikasi adalah oksigen bagi kami. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 3
4 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
We Value Respect The foundation of all good communication is mutual respect, where both parties feel equally valued. Only in an atmosphere of mutual respect can trust grow. Respect requires a willingness to put yourself in another person’s shoes, and see the world from their point of view. Respect also means valuing the contribution of others, and realizing that we are all mutually dependent on one another to succeed. In an organization as large and diverse as Astra, respect should colour everything we do. The Astra family embraces so many employees, subsidiaries, cultures and religions, that this rich diversity could be a blessing. Respect makes the difference. With it, we pull together. Without it, we pull apart. Which is why we value the innovation and the views of every member of staff, we value the feedback of our customers and shareholders, and we value the concerns and the goodwill of the communities in which we do business. Respect is our life blood.
Saling Menghargai Dasar dari komunikasi yang baik adalah saling menghargai, dimana kedua belah pihak memiliki kesetaraan. Hanya pada suatu lingkungan yang saling menghargai, rasa saling percaya dapat tumbuh. Untuk dapat menghargai, kita harus mau mencoba menempatkan posisi kita di tempat orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang mereka. Menghargai juga berarti menghormati kontribusi orang lain, dan menyadari bahwa kita semua bergantung satu sama lain untuk mencapai sukses. Dalam suatu organisasi sebesar dan sekompleks Astra, sifat saling menghargai harus mewarnai setiap tindakan. Keluarga Astra terdiri dari begitu banyak karyawan, anak perusahaan, budaya dan agama, di mana perbedaan ini dapat menjadi suatu berkah. Perbedaan memang ada sehingga kita dapat bersatu namun dapat pula membuat kita tercerai-berai. Oleh sebab itu kami menghargai inovasi dan pandangan-pandangan dari karyawan, kami menghargai masukan dari pelanggan dan pemegang saham dan kami menghargai kepedulian serta niat baik dari masyarakat di mana kami beroperasi. Saling menghargai adalah darah kehidupan kami. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 5
6 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
We Value Commitment Having a corporate philosophy is all very well, but unless that philosophy is put into practice, it is useless. Commitment is where philosophy hits the road and starts to make a difference. We believe in being committed in every sense: committed to our customers, to provide them with the best products and services; committed to our shareholders, to build sustainable growth and ongoing returns; committed to our staff, to their ongoing training, development, health and safety; committed to our principals, to be the ideal partner with them in product quality and innovation; committed to the natural environment, to the minimisation of our impact upon it; committed to our government, to the highest standards of financial reporting and corporate governance; committed to Indonesia and the communities around our operations, to play our part in supporting the development of the national economy and infrastructure. Commitment is our promise.
Komitmen
Memiliki filosofi perusahaan adalah sangat baik, namun apabila filosofi itu tidak dijalankan maka tidak terlalu berguna. Komitmen adalah melaksanakan filosofi dan mulai membuat suatu perbedaan. Astra memiliki komitmen di semua aspek: komitmen pada pelanggan untuk menyediakan produk dan jasa terbaik; komitmen pada pemegang saham untuk kesinambungan pertumbuhan dan keuntungan; komitmen kepada karyawan untuk memberikan pelatihan dan mengembangkan mereka terus menerus serta memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka; komitmen pada prinsipal untuk menjadi mitra yang baik dalam menghasilkan produk berkualitas dan inovatif; komitmen pada lingkungan sekitar untuk meminimalisir dampak lingkungan; komitmen pada pemerintah untuk menggunakan standar tertinggi dalam sistim laporan keuangan dan tata kelola perusahaan; komitmen pada Indonesia dan masyarakat sekitar, untuk menjalankan peran Astra dalam mendukung pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional. Komitmen adalah janji kami. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 7
8 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
We Value Teamwork Great achievements can only be accomplished through the synergy provided by collective effort. Teamwork has a multiplier effect, where the group effort is greater than the sum of its parts. That productivity becomes even greater when the team starts to take on the characteristics of a family. In a corporate team, as in a family, there is a hierarchy, but everyone is equally valued, and has a role to perform. There are no prima donnas or top guns, everybody depends upon each other to get the job done. This is what Astra is all about. We all have complementary skills, whether it is management or marketing, sales or systems, designing or delivering. Every person matters, every contribution is important. No one is greater than anyone else. Since our foundation in 1957, we have always sought to instill a spirit of teamwork in those who have joined us. Which is why today, even though we are a large company, Astra feels more like a family, because we all pull together. Teamwork is our genetic code.
Kerjasama Hasil terbaik hanya bisa terwujud melalui sinergi dan usaha bersama. Kerjasama memiliki efek domino, dimana usaha bersama akan lebih baik dibandingkan dengan upaya sebagian orang. Bahkan tingkat produktivitas menjadi lebih besar ketika suatu tim bersifat kekeluargaan. Sebagaimana keluarga, suatu perusahaan memiliki tatanan hirarki, tetapi setiap individu dihargai setara dan memiliki peran masing-masing. Tidak ada individu yang menjadi primadona atau yang terpenting, setiap orang saling membutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Itulah Astra. Kami semua memiliki keahlian untuk saling melengkapi, apakah itu di bidang manajemen atau pemasaran, penjualan atau sistem, disain atau pengiriman. Setiap orang diperhitungkan dan setiap kontribusi adalah penting. Tak ada satu yang lebih besar dari yang lainnya. Sejak berdirinya di tahun 1957, Perseroan senantiasa menanamkan jiwa kerjasama pada mereka yang bergabung bersama Astra. Itulah sebabnya kini walaupun kami merupakan perusahaan yang besar, Astra seperti sebuah keluarga karena kami semua bersatu. Kerjasama adalah kode genetik kami. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 9
10 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
We Value Innovation Innovation is a state of mind. It is not so much the gift of creative genius, as a refusal to be content with the status quo. To be innovative is to be always striving for better ways of doing things, to adapt, to evolve, to grow. We cannot all be Einsteins, but everyone can innovate. Astra has grown through innovation, by meeting the challenge of changing circumstances with new solutions, new products, new ways of doing business. Astra is dependent on innovation for its very survival, and every employee not only can, but should, play a part in this process. Astra has developed an integrated framework to achieve this, which will ‘institutionalize’ innovation in a systematic way. Termed InnovAstra, it defines the innovation process from idea generation, to implementation, to commercialization, and how it can be applied to every division, at every level. InnovAstra will embed innovation into the operations of the whole Group from the grass roots up. Innovation is our future.
Inovasi Inovasi adalah cara berpikir. Inovasi adalah penolakan terhadap sikap berpuas diri akan keadaan sekarang dan bukan hanya kreatifitas seorang yang jenius. Menjadi inovatif berarti selalu bekerja keras untuk mengupayakan cara terbaik dalam melakukan berbagai hal, mengadopsi, mengubah dan berkembang. Tidak semua dari kita bisa menjadi Einstein, tetapi setiap orang bisa berinovasi. Astra berkembang melalui inovasi, dengan cara menghadapi tantangan dari lingkungan yang terus berubah dengan solusi baru, produk baru, cara-cara baru dalam berusaha. Untuk kelangsungan hidup usahanya, Astra bergantung pada inovasi dan setiap karyawan tidak saja bisa, tetapi harus ikut berperan aktif dalam proses ini. Astra telah mengembangkan kerangka yang terpadu untuk mencapainya, dimana inovasi itu dilembagakan secara sistematis. InnovAstra menggambarkan proses inovasi mulai dari pencarian ide, implementasi hingga komersialisasi dan penerapannya ke masing-masing divisi, pada setiap jenjang. InnovAstra menanamkan semangat inovasi di seluruh operasional Grup dari bawah hingga ke atas. Inovasi adalah masa depan kami. ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 11
Catur Dharma dan Visi P H I LO S O P H Y A N D V I S I O N
Catur Dharma 1. 2. 3. 4.
Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan Saling menghargai dan membina kerjasama Berusaha mencapai yang terbaik
Philosophy 1. 2. 3. 4.
To To To To
be an asset to the nation provide the best service to our customers respect individuals and promote team work continually strive for excellence
Visi 1. Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang manajemen di kawasan Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasaan pelanggan dan efisiensi 2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan
Vision 1. To be one of the best managed corporations in the Asia Pacific region with emphasis on building competence through human resource development, solid financial structures, customer satisfaction and efficiency 2. To be a socially responsible corporation and to be environmentally friendly
12 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Tentang Astra ABOUT ASTRA
Sejak awal berdirinya sebagai perusahaan dagang di tahun 1957, Astra berkembang hingga menjadi seperti sekarang dan tercatat sebagai Grup yang memiliki enam bidang usaha yaitu; Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Pada akhir tahun 2005, Grup Astra memiliki lebih dari 118.000 karyawan yang tersebar di sekitar 130 anak perusahaan dan afiliasinya. Seiring perkembangannya, Perseroan membentuk sejumlah kerjasama dengan para pemain global terkemuka dari berbagai industri.
Since our inception as a trading company in 1957, the Company has grown to the point where today it is a listed diversified Group embracing six core businesses: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology, and Infrastructure. At year-end 2005, Astra Group had a workforce of over 118,000 people, spread across around 130 subsidiaries and affiliates. Over the course of its development, the Company has formed a number of strategic alliances with leading global players in various industries.
Sejak tahun 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2005 sekitar Rp 41,3 triliun atau US$ 4,2 miliar.
Listed on both the Jakarta Stock Exchange and the Surabaya Stock Exchange since 1990, the Company’s market capitalization as of 31 December 2005 stood at approximately Rp 41.3 trillion (US$ 4.2 billion).
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 13
Jejak Langkah M I L E S TO N E S
2005 Kegiatan Strategis Perusahaan Strategic Corporate Actions Mei/ May PT Sedaya Multi Investama, anak perusahaan Perseroan, bersama Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd mendirikan perusahaan patungan, PT Komatsu Astra Finance, dengan kepemilikan 50:50, pada tanggal 6 Mei 2005. Perusahaan ini bergerak dalam pembiayaan alat berat untuk pelanggan besar dalam sektor penambangan. PT Sedaya Multi Investama, the Company’s subsidiary, together with Komatsu Asia & Pacific Pte. Ltd. established a 50:50 joint venture company, PT Komatsu Astra Finance on 6 May 2005. This company finances heavy equipment for large customers in the mining sector.
Agustus/ August Pada tanggal 1 Agustus 2005, Perseroan melalui anak perusahaannya, PT Astratel Nusantara, bersama Citigroup Financial Products Inc., membeli 53,99% saham PT Marga Mandalasakti (MMS). Perusahaan ini merupakan operator jalan tol antara Tangerang dan Merak. Kepemilikan efektif Astra dalam MMS adalah 34,00%. Effective 1 August 2005, the Company through its subsidiary, PT Astratel Nusantara, together with Citigroup Financial Products Inc. purchased 53.99% interest in PT Marga Mandalasakti (MMS). This company operates the toll road between Tangerang and Merak. Astra’s effective interest in MMS is 34.00%.
September/ September PT Astra Honda Motor meresmikan pabrik ketiganya di Cikarang dengan total kapasitas produksi sebesar 1 juta unit per tahun dan total investasi sebesar USD 150 juta. PT Astra Honda Motor opened the third plant in Cikarang with total production capacity of 1 million units per year. Total investment was around USD 150 million.
P R ODU K/PRO DU C T S Model baru/New models 2005: Maret/March Daihatsu Taruna OXXY, Peugeot 407 April/April BMW 3 series Mei/May BMW 7 series Honda Supra X 125
14 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Peugeot 407
Oktober/ October Pada tanggal 14 Oktober 2005, Perseroan menandatangani perjanjian kerjasama dengan Toyota Financial Services Corporation of Japan. Perusahaan patungan dengan kepemilikan 50:50 yang diberi nama PT Toyota Astra Financial Services ini akan memberikan jasa pembiayaan atas penjualan kendaraan merek Toyota. On 14 October 2005, the Company signed a joint venture agreement with Toyota Financial Services Corporation of Japan. This 50:50 joint venture, PT Toyota Astra Financial Services, will provide finance for Toyota vehicle sales.
Desember/ December PT Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas produksinya dari 78.000 unit menjadi 114.000 unit per tahun dengan investasi sebesar USD 10 juta. PT Astra Daihatsu Motor increased its production capacity from 78,000 units to 114,000 units per year with investment of USD 10 million.
1 million units per year
AHM Cikarang
May 2005 August 2005 Lorem Lorem ipsum ipsum dolor dolor sit sit amet, amet, consectetuer consectetuer adipiscing elit, adipiscing elit, sed sed diam diam nonummy nonummy nibh nibh euismod euismod tincidunt tincidunt ut ut laoreet laoreet dolore dolore magna magna aliquam erat erat volutpat. volutpat. Ut Ut wisi wisi enim aliquam enim ad ad minim veniam, veniam, quis quis nostrud nostrud exerci exerci tation tation minim Ullamcorper Ullamcorper suscipit suscipit lobortis lobortis nisl nisl ut ut aliquip aliquip ex ex ea commodo commodo consequat. ea consequat. Duis Duis autem autem vel vel eum eum iriure dolor dolor in in hendrerit hendrerit in in vulputate vulputate velit velit esse esse iriure molestie consequat, consequat, vel vel illum. illum. molestie
Juni/June BMW 1 series Juli/July Toyota Fortuner September/September Honda Supra X 125 R Honda New Supra Fit Desember/December Supra X 125 PGM-Fi
September 2005 Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation Ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 15
Penghargaan AWARDS
Selama bertahun-tahun, Astra selalu diperhitungkan dan dipilih sebagai salah satu perusahaan terbaik di Indonesia oleh berbagai institusi. Sebagai pemimpin dalam industrinya, Astra senantiasa berusaha untuk berpikir dan bertindak selangkah lebih maju.
Berikut ini adalah beberapa prestasi yang diraih Astra pada tahun 2005: 1. Penghargaan sebagai ‘Overall Best Company for Corporate Governance’ di Indonesia yang dianugerahkan oleh Asia Money melalui ‘Best Managed Companies Award’. 2. Astra terpilih sebagai ‘Best Managed Indonesian Company’ yang tercantum dalam daftar ‘Asia’s Leading Companies’ oleh Asian Wall Street Journal. 3. Majalah Investor menganugerahkan Perseroan sebagai ‘Top Performing Listed Company’ dan ‘Best Public Company’ dalam kategori aneka industri. 4. Asia Money memberikan penghargaan peringkat pertama kepada Astra sebagai Perusahaan dengan ‘Best Corporate Governance’. 5. The Indonesian Institute for Corporate Governance dan Majalah SWA menempatkan Astra sebagai Perusahaan Terbaik dalam ‘Corporate Governance Perception Index’. 6. The Finance Asia memberikan penghargaan kepada Astra untuk ‘Best Managed Company’, ‘Best CFO’, ‘Second Best Company in Corporate Governance’ and ‘Second Best Investor Relations’. 7. Astra mendapat penghargaan dari Majalah Business Review sebagai ‘Best Performance Management’ dan CEO Astra sebagai ‘Man of the Year’. 8. Majalah Warta Ekonomi menobatkan CEO Astra sebagai CEO Terbaik. 9. The Indonesian Sustainability Report Award (ISRA) memberikan penghargaan kepada Astra sebagai ‘Best Company in Environment & Social Responsibility Award’. 10. Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia menganugerahkan Penghargaan Adhika Pradana kepada Astra sebagai Perusahaan Terbaik dalam dukungannya kepada usaha kecil dan menengah.
16 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
11. Kementerian BUMN, Bapepam, Dirjen Pajak, Bursa Efek Jakarta, Ikatan Akuntan Indonesia dan Harian Bisnis Indonesia memilih Astra sebagai perusahaan terbaik kedua dalam Penghargaan Laporan Tahunan untuk kategori perusahaan swasta non-keuangan. 12. Majalah Prospektif memberikan penghargaan kepada Astra untuk kategori Sekretaris Perusahaan Terbaik. 13. CEO Astra dinobatkan sebagai CEO Terbaik 2005 oleh Majalah SWA, Synovate dan Dunamis Organization Services. 14. Investor Relations Magazine Asia memilih Astra sebagai perusahaan dengan ‘Best Investor Relations’, di kawasan Singapura dan Asia Tenggara. 15. Public Relations Society of Indonesia memilih Astra sebagai perusahaan dengan ‘2005 Best Public Relations’ dalam ‘PR Society Award’. 16. The Institutional Investor Magazine memberi penghargaan kepada Astra sebagai ‘Best Investor Relations Professional’ di Indonesia dan ‘Best Investor Relations Professional’ di Asia pada sektor Otomotif dan Komponen.
From year to year, Astra has been considered and selected as one of the best corporations in Indonesia by various institutions. As market leader in its industry, Astra always strives to think and act a step ahead.
Here are some of these achievements in 2005: 1. The Company was ranked as overall Best Company for Corporate Governance by country in Best Managed Companies Award by Asia Money. 2. Astra was chosen as Best Managed Indonesian Company in the list of Asia’s Leading Companies conducted by Asian Wall Street Journal. 3. The Investor Magazine awarded the Company as Top Performing Listed Company and as Best Public Company in ‘various industry’. 4. Asia Money awarded the Company 1st place in Best Corporate Governance. 5. The Indonesian Institute for Corporate Governance and SWA Magazine ranked Astra as Best Company in the Corporate Governance Perception Index. 6. The Finance Asia named the Company as Best Managed Company, Best CFO, Second Best Company in Corporate Governance and Second Best Investor Relations.
11. State-owned Enterprises Ministry, Bapepam (Body of Capital Market Supervisory), Tax Directorate General, Jakarta Stock Exchange, Indonesian Institute of Accountants, Bisnis Indonesia Daily chose Astra as second best in the Annual Report Award for nonfinancial private companies category. 12. Prospektif Magazine named Astra as Best Corporate Secretary. 13. SWA Magazine, Synovate and Dunamis Organization Services awarded Astra’s CEO as Best CEO 2005. 14. Investor Relations Magazine Asia recognized the Company’s IR as best in the Singapore Market and South East Asia. 15. Public Relations Society of Indonesia ranked Astra as 2005 Best Public Relations in PR Society Award. 16. The Institutional Investor Magazine awarded Astra with Best Investor Relations Professional in Indonesia and Best Investor Relations Professional in Asia’s Autos and Autoparts.
7. Business Review magazine recognized the Company as Best Performance Management and also awarded Astra’s CEO as Man of the year. 8. Warta Ekonomi Magazine named Astra’s CEO as Best CEO. 9. The Indonesia Sustainability Report Award (ISRA) named Astra as Best Company in Environment & Social Responsibility Award. 10. The Association of Indonesian Young Entrepreneurs elected Astra as Best Company in supporting the small and medium enterprises in Adhika Pradana Award.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 17
Ringkasan Keuangan FINANCIAL HIGHLIGHTS
in billions of Rupiah, unless stated otherwise
Dalam Miliar Rupiah, kecuali jika disebutkan lain
2005
2004
2003
2002
2001 Total Astra (Konsolidasian)
Total Astra (Consolidated) Statements of Income
Laporan Laba Rugi
Net Revenue
61,172
44,924
31,513
30,685
30,123
Pendapatan Bersih
Gross Profit
13,723
10,313
7,679
6,625
5,657
Laba Kotor
Operating Income
6,414
4,975
3,398
2,811
2,624
Laba Usaha
EBITDA *
8,221
6,225
4,296
3,704
3,441
*EBITDA
Net Income
5,457
5,406
4,422
3,637
845
Laba Bersih
Balance Sheet
Neraca
Total Assets
46,986
39,145
27,404
26,186
26,574
Jumlah Aktiva
Current Assets
16,171
13,762
9,221
10,469
10,173
Aktiva Lancar
Fixed Assets **
11,794
8,803
6,338
6,680
7,335
**Aktiva Tetap
Current Liabilities
14,603
12,979
7,733
7,983
10,355
Kewajiban Jangka Pendek
Total Borrowings
12,338
10,460
8,704
11,954
16,506
Jumlah Pinjaman
Total Equity
20,424
16,485
11,711
6,499
2,567
Jumlah Ekuitas
Total Equity & Minority Interest
24,231
19,720
13,506
8,921
4,550
Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas
Ratio Analysis & Other Information
Analisa Rasio dan Informasi Lain
Return on Assets
13%
16%
17%
13%
3%
Laba Terhadap Aktiva
Return on Equity
30%
38%
49%
74%
46%
Laba Terhadap Ekuitas
Gross Profit Margin
22%
23%
24%
22%
19%
Marjin Laba Kotor
Operating Profit Margin
10%
11%
11%
9%
9%
Marjin Laba Usaha
1.1
1.1
1.2
1.3
1.0
Rasio Lancar
4,048
4,048
4,035
2,608
2,538
Saham Terdaftar (dalam jutaan)
Current Ratio Issued Shares (in million) Net Earnings per Share (Rp)***
1,348
1,335
1,100
1,024
244
***Laba Bersih per Saham (Rp)
Net Asset Value per Share (Rp)****
5,045
4,073
2,902
2,492
1,011
****Nilai Aktiva Bersih per Saham (Rp)
Interim Cash Dividend per Share (Rp)
100
100
50
0
0
Dividen Kas Interim per Saham (Rp)
Cash Dividend Remaining
340
270
170
0
0
Dividen Kas ‘Remaining’
0.1
(0.0)
0.1
0.9
per Saham (Rp)******
per Share (Rp)****** Net Debt to Equity Ratio (x)*****
4.4 *****Rasio Hutang Bersih Terhadap Ekuitas (x)
(*) (**) (***) (****) (*****) (******)
Earnings before interest tax depreciation and amortization Includes assets not used in operations Net earnings per share is calculated based on the weighted average number of ordinary shares outstanding adjusted for any share issuance Net Asset value per share is calculated based on the number of ordinary shares outstanding at every year-end Excludes Financial Services Subject to the approval of shareholders at Annual General Meeting on May 24, 2005
(*) (**) (***) (****) (*****) (******)
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi Termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan saham baru Nilai aktiva bersih per saham dihitung berdasarkan jumlah saham yang beredar pada setiap akhir tahun Tidak termasuk Jasa Keuangan Tergantung persetujuan ‘shareholders’ pada Rapat Umum Tahunan tanggal 24 Mei 2005
18 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Net Revenue Contribution
2004
2005 Automotive Financial Services Heavy Equipment Agribusiness Others
62.6% 9.3% 21.7% 5.5% 0.9%
68.2% 9.4% 13.3% 7.7% 1.4%
Major shareholder as at 31 December 2005 Number of shares
%
1. Jardine Cycle & Carriage Ltd
2,028,825,504
50.11%
2. Public
2,019,529,810
49.89%
Grand Total
4,048,355,314
100.00%
“Jardine Cycle & Carriage Ltd (“JC&C”) is a Singapore-based group with regional interests. The company is listed on the Singapore Exchange and is an integral member of the Jardine Matheson Group. In addition to its interest in Astra, JC&C also has motor vehicle distribution and retail businesses operating under Cycle & Carriage in Singapore and Malaysia.”
“Jardine Cycle & Carriage Ltd (“JC&C”) adalah kelompok usaha berbasis di Singapura yang memiliki bisnis di kawasan Asia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Singapura dan anggota dari Grup Jardine Matheson. Disamping kepemilikannya di Astra, JC&C juga memiliki usaha distribusi kendaraan dan mengelola usaha ritel di bawah Cycle & Carriage di Singapura dan Malaysia.”
2005 Share Price
15,000 12,000 9,000 6,000 Jan
Feb
Period
1st Quarter 2nd Quarter 3rd Quarter 4th Quarter
Mar
Apr
Highest
May
Jun
Jul
Lowest
2004
2005
6,000 6,200 7,100 9,950
11,750 13,950 13,300 10,650
2004 4,850 5,050 5,450 6,850
Aug
Sep
Closing
2005
2004
2005
9,550 10,300 8,750 8,200
5,350 5,500 6,850 9,600
10,500 12,700 9,750 10,200
Oct
Nov
Dec
Average Volume (units) 2004 9,581,067 9,767,967 8,506,278 9,896,924
2005 5,116,161 3,231,677 9,772,500 7,746,603
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 19
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
20 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Sambutan Presiden Komisaris M E S S AG E F RO M T H E PRESIDENT COMMISSIONER
Saya ingin mengawali sambutan ini dengan ucapan selamat kepada seluruh ‘stakeholder’, dan semoga tahun 2006 ini menjadi tahun keberuntungan bagi kita semua. Tahun 2005 merupakan tahun yang menggembirakan, walaupun dalam tiga bulan terakhir terjadi penurunan pada perekonomian Indonesia yang mempengaruhi kinerja Astra. Kami memahami bahwa situasi yang dihadapi dalam bisnis selalu berubah, namun seluruh karyawan Grup Astra adalah orang-orang handal dan memiliki kemampuan dalam menghadapi keadaan ini. Oleh karena itu, saya yakin akan kemampuan Astra untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang. Pendapatan bersih Grup Astra meningkat 36,2% menjadi Rp 61,2 triliun pada tahun 2005 merupakan hasil yang memuaskan mengingat kondisi makro ekonomi yang sangat terpengaruh oleh tingginya harga minyak mentah dunia. ‘Underlying profit’ mengalami kenaikan sebesar 9,9% menjadi Rp 5,5 triliun. Memandang Ke Depan Dalam menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak, perekonomian beberapa negara di Asia termasuk Indonesia, mengambil kebijakan moneter yang cukup ketat. Kami menyambut baik kebijakan ini yang diimbangi dengan stimulus untuk merangsang peningkatan belanja konsumen. Kami percaya bahwa stabilitas dan iklim politik yang lebih baik serta penegakan hukum yang lebih kuat akan menarik masuknya modal asing ke Indonesia. Kami mempunyai keyakinan terhadap Indonesia, yang memiliki potensi pasar yang sangat besar dan Astra akan terus mengembangkan investasi di masa yang akan datang. Strategi kami adalah
melakukan investasi khususnya pada bidang-bidang usaha dimana kami memiliki kompetensi dan dalam jangka panjang akan memberikan manfaat bagi Indonesia. Mengingat sebagian besar laba yang diperoleh berasal dari bidang usaha Otomotif, kami telah melakukan investasi di berbagai bidang usaha yang menunjang seluruh rangkaian rantai bisnis kami, mulai dari pabrikasi dan distribusi sampai dengan pembiayaan kendaraan bermotor dan jalan tol. Investasi lain yang kami kembangkan adalah di bidang sumber daya alam melalui agribisnis dan kontraktor penambangan. Sudah sejak lama kami secara konsisten selalu mengembangkan programprogram sumber daya manusia untuk memastikan setiap karyawan dapat mengembangkan kemampuan yang optimal, termasuk di dalamnya program suksesi untuk semua jenjang manajerial. Kami juga memastikan bahwa nilai-nilai Astra diimplementasikan di semua lini bisnis untuk menghadapi persaingan dalam dunia usaha yang selalu berubah dan semakin menantang.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 21
36.2% net revenue increased
Kami berkomitmen mencapai standar tertinggi pada transparansi dan akuntabilitas. Dalam dunia bisnis, kami dinilai sebagai perusahaan yang memperhatikan masalah ini dengan serius. Namun perlu diingat, tata kelola perusahaan yang baik adalah suatu kegiatan yang berkelanjutan, sesuatu yang tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu, kami terus berupaya melakukannya dengan lebih baik, meskipun belum sempurna kami terus bergerak ke arah yang benar. Tujuan kami agar seluruh pihak yang berhubungan dengan kami, tidak hanya pelanggan dan karyawan, namun juga mitra, investor, analis, pemasok dan media, yakin bahwa kami selalu menjalankan usaha dengan transparan dan selalu melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu aspek dari tata kelola perusahaan yang baik adalah komitmen kami dalam ‘triple bottom line approach’ (keuangan, lingkungan dan sosial). Komponen ketiga adalah TanggungJawab Sosial Perusahaan (CSR), dan saya menghargai komitmen tim
22 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
manajemen atas program ini, yang telah menghasilkan penghargaan yang pantas untuk Astra. Kami memberikan penghormatan atas jerih payah mereka dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan internal dan eksternal, mulai dari pemberian bantuan pada masyarakat sekitar dalam bidang pendidikan dan sistem pembuangan limbah yang berwawasan lingkungan, serta pemberian bantuan untuk korban bencana tsunami dan pembangunan kembali di Aceh yang sampai saat ini masih berjalan. Penghargaan Atas nama Dewan Komisaris, saya menyampaikan belasungkawa dan rasa kehilangan atas meninggalnya rekan kami, Bapak Brian Keelan pada bulan Agustus 2005. Beliau telah memberikan sumbangan penting pada Astra semasa menjabat sebagai Komisaris selama dua tahun. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih pada Dewan Direksi yang telah berhasil meraih kinerja yang sangat baik pada tahun 2005. Susunan Dewan
Direksi sangat penting dan kami selalu memastikan untuk memilih yang terbaik. Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada para pemegang saham, rekan bisnis, pemerintah, pemasok dan pelanggan kami atas dukungan yang diberikan kepada kami di tahun 2005. Akhir kata, saya ingin memberikan penghargaan pada seluruh karyawan Grup Astra atas kreatifitas, kerja keras dan kerja cerdasnya. Dedikasi mereka pada Astra telah membawa kesuksesan yang dapat kita rasakan hingga hari ini. Saya yakin Astra akan terus berjaya di tahun 2006.
Budi Setiadharma Presiden Komisaris Jakarta, Mei 2006
I would like to begin by wishing all our stakeholders a prosperous 2006. I am pleased to report that 2005 was a good year overall, although the last three months brought an unexpected downturn in Indonesia’s economy which impacted our performance. Such is the nature of business, that the environment we face is in a state of constant change, but the people of the Astra Group are very resilient and resourceful, and I am sure that we will once again turn challenge into opportunity.
Astra’s net revenue increased by 36.2% to Rp 61.2 trillion in 2005, which was a satisfactory result bearing in mind the macro-economic environment created by high global crude oil prices. Underlying profit increased 9.9% to Rp 5.5 trillion. Looking ahead In response to rising fuel costs, several economies in Asia, including Indonesia, have tightened their monetary policy. Nationally, we welcome a strong monetary policy, moderated by stimuli to encourage consumer spending. Hand in hand with a more stable political environment and a stronger legal framework, we believe the flow of foreign direct investment will continue to grow. We retain our confidence in Indonesia, with its huge potential market, and Astra will continue to invest in its future. Our strategy is to invest our money and resources in areas where
we already have a core strength, and which will be of long-term benefit to the nation. The bulk of our profits come from the automotive sector and we have invested in a range of businesses which complement the entire value chain, from manufacturing and distribution to vehicle financing and toll roads. We are also increasing our investments in natural resources through agribusiness and mining contracting. Over the years, we have consistently improved our human resource development programmes in order to ensure that the capabilities of our people are of the highest standard. We are also making certain that a smooth succession programme is in place, at all levels of management. As the business environment changes and becomes more complex, we continue to ensure that our unique Astra values are embedded in our business practices to keep us ahead of the competition.
We are committed to the highest standards of transparency and accountability. In the market place we are viewed as a company which takes these issues seriously, but good corporate governance is always work in progress, something about which we can never afford to be complacent. I am glad to say that we are always striving to do better in this respect, acknowledging that we are not there yet but moving in the right direction. Our aim is that all our stakeholders – not only our customers and employees, but also our partners, investors, analysts, vendors and the media, should be able to rely on us to be transparent in our business dealings, and exercise good corporate governance at all times. One aspect of good governance is our commitment to work towards triple bottom line approach (financial, environmental and social). The third component of this is Corporate Social Responsibility (CSR), and I appreciate our management’s commitment to these programmes, for which Astra has become justly recognized. We salute management’s hard work in planning and implementing internal as well as external programmes, from assisting local communities with educational initiatives, to putting in place environmentally responsible waste management systems, to providing ongoing disaster relief and reconstruction in Aceh in the wake of the tsunami.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 23
Dewan Komisaris Board of Commissioners Duduk – sitting (kiri ke kanan – left to right): Benny Subianto, Budi Setiadharma, Anthony Nightingale & Benjamin A. Suriadjaya. Berdiri – standing (kiri ke kanan – left to right): Neville Venter, Motonobu Takemoto, Djunaedi Hadisumarto, Patrick Alexander & Adam Keswick.
24 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
In appreciation On behalf of the Board of Commissioners, I would like to express our heartfelt sadness at the passing away of our fellow commissioner, Mr. Brian Keelan, in August 2005. Mr. Keelan made a very important contribution to Astra in the two years in which he served as commissioner. I would also like to record my thanks to the Board of Directors who made last year’s excellent performance possible. The composition of the Board is very important, and we make sure we choose the best. I also want to convey our deepest appreciation to our shareholders, business partners, government, suppliers and customers for their support in 2005. Last and by no means least I would like to commend all the employees of Astra Group for their creativity, skill and sheer hard work. It is their dedication to Astra that has enabled us to achieve the success we have enjoyed to date. As we look ahead I am confident that Astra will continue to prosper in 2006.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 25
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
26 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Laporan Presiden Direktur P R E S I D E N T D I R E C TO R ’ S R E P O RT
Tahun 2005 merupakan tahun yang sangat menggembirakan bagi Astra. Pada tiga kuartal pertama, kinerja seluruh bidang usaha Grup telah melampaui apa yang kami harapkan, kendati pada kuartal terakhir terjadi penurunan sehubungan dengan turunnya daya beli konsumen akibat kebijakan fiskal yang lebih ketat, kenaikan tingkat suku bunga, melonjaknya harga bahan bakar minyak dan meningkatnya inflasi.
Pada 9 bulan pertama tahun 2005, penanaman modal asing di Indonesia mencapai US$ 8,9 miliar, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan US$ 4,6 miliar pada tahun 2004. Sebagian besar dari penanaman modal asing tersebut masuk ke sektor transportasi, pergudangan, komunikasi dan konstruksi sehingga berhasil merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun kenaikan harga minyak dunia yang mencapai rekor tertingginya dan meningkatnya biaya subsidi bahan bakar minyak menyebabkan pemerintah Indonesia mengambil keputusan untuk mengurangi subsidi secara signifikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi jangka pendek ini kami perkirakan tidak akan berpengaruh pada peta bisnis Astra karena kami memiliki skema investasi jangka panjang dan fokus pada landasan bisnis yang kuat serta nilai-nilai korporasi yang kokoh. Astra terus berupaya untuk tumbuh dan kami berharap kami dapat menghadapinya kendati lingkungan usaha akan penuh tantangan. Laporan Tahun Ini Pada tahun 2005, Astra mencapai prestasi yang lebih baik dari apa yang diperkirakan dengan meningkatnya
‘underlying profit’ sebesar 9,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan bersih naik sebesar 36,2% menjadi Rp 61,2 triliun, dengan kenaikan EBITDA sebesar 32,1% menjadi Rp 8,2 triliun. Kenaikan pada pendapatan bersih dan EBITDA sebagian disebabkan oleh konsolidasi UT pada Juni 2004. Laba bersih naik 1,0% menjadi Rp 5,5 triliun atau Rp 1.348 per saham karena kinerja yang lebih baik dan dikurangi dengan penjualan beberapa investasi di tahun 2004. Seluruh bidang usaha kami berhasil mencapai kinerja yang memuaskan. Penjualan mobil meningkat sebesar 20,1% menjadi 258.890 unit sehingga pangsa pasar kami naik menjadi 48,5%. Tercapainya angka penjualan yang baik karena peluncuran beberapa model dalam tahun ini didukung dengan model-model favorit seperti Toyota Kijang Innova dan Avanza, Isuzu Panther dan Daihatsu Xenia. Lima model baru yang kami luncurkan termasuk Toyota Fortuner, BMW seri 3 dan Peugeot 407. Demikian juga penjualan sepeda motor mencapai rekor baru menjadi 2,6 juta unit sehingga kami dapat mempertahankan pangsa pasar sebesar 52,2%.
Pencapaian kinerja pada bidang usaha Otomotif di tahun 2005 merupakan hasil dari landasan yang kami tanamkan selama beberapa tahun terakhir. Kami gembira karena pada awal tahun 2000 Toyota Motor Corporation dan Astra menetapkan Indonesia sebagai basis produksi Toyota Kijang Innova dan Toyota Avanza. Kami juga bangga bahwa PT Astra Honda Motor telah melakukan investasi besar tahun lalu melalui pembangunan pabrik ketiga di Cikarang, dan Daihatsu Motor Corporation secara prinsip telah memilih Indonesia sebagai basis utama produksi mobil kompak. Inisiatif-inisiatif tersebut menandakan kepercayaan prinsipal kepada kami dan juga keyakinannya berinvestasi di Indonesia. Kami percaya bahwa hal ini akan membawa efek domino yang positif pada perekonomian Indonesia. Sebagai contoh, kami dapat menggunakan komponen produksi Indonesia sehingga dapat mendorong terciptanya lapangan kerja dan secara tidak langsung dapat memberikan sumbangan pada perekonomian nasional. Bidang usaha komponen kami juga memperoleh hasil yang menggembirakan, dengan mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 31,7% menjadi Rp 3,9 triliun. Dan dalam upaya ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 27
Dewan Direksi Board of Directors Duduk – sitting (kiri ke kanan – left to right): Prijono Sugiarto, Michael D. Ruslim, Simon Mawson & Gunawan Geniusahardja. Berdiri – standing (kiri ke kanan – left to right): Tossin Himawan, Johnny Darmawan & Maruli Gultom.
28 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Rp 5.5 trillion net income
untuk mendekatkan diri pada konsumen, anak perusahaan kami di bidang komponen, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mengambil langkah untuk memperpendek rantai distribusi dan memperkuat sistem logistik. AOP juga mulai memproduksi mesin pembuat komponen sendiri di tahun 2005. Pertumbuhan pembiayaan mobil dan sepeda motor di bidang Jasa Keuangan mencerminkan posisi kami sebagai pemimpin pasar dengan kenaikan portofolio sebesar 30,4% menjadi sebesar Rp 23,9 triliun. Peristiwa penting yang kami catat adalah dibentuknya kerjasama strategis di bidang pembiayaan untuk mendukung bidang usaha Otomotif dan Alat Berat kami pada tahun ini. Di bidang Otomotif, kami telah mendirikan perusahaan patungan 50:50 dengan Toyota Financial Services yaitu Toyota Astra Financial Services. Di sektor Alat Berat, kami melakukan kerjasama dengan Komatsu dengan mendirikan perusahaan patungan 50:50 yaitu Komatsu Astra Finance dan merestrukturisasi Surya Artha Nusantara Finance dengan Marubeni. Kami percaya bahwa ketiga perusahaan ini akan memperkuat pertumbuhan rantai bisnis Otomotif dan Alat Berat. Bidang usaha Alat Berat juga membukukan hasil yang sangat baik pada tahun ini, dengan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 49,3% dibandingkan tahun 2004. Pendapatan tersebut juga disumbang dari kinerja Pama, anak perusahaan bidang kontraktor penambangan, yang merupakan salah satu dari 10 besar kontraktor penambangan di dunia. Kami juga gembira bahwa pangsa pasar Komatsu meningkat dari 40,8% menjadi 48,2% pada tahun 2005.
Di bidang usaha Agribisnis, meskipun harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah mengalami penurunan sebesar 9,4% pada tahun 2005, pendapatan bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) hanya turun sebesar 2,9% dibanding dengan tahun 2004 karena produksi dan produktifitas AAL secara keseluruhan mengalami peningkatan. Divisi usaha Teknologi Informasi kami menunjukkan kinerja yang baik di mana bisnis ‘Document Solutions’ bertumbuh sebesar 15,5%. Pada sektor Infrastruktur, kami memimpin sebuah konsorsium dalam pembelian 53,99% saham PT Marga Mandalasakti, sebuah perusahaan yang mengoperasikan jalan tol antara Tangerang dan Merak. Kepemilikan Astra dalam perusahaan ini adalah sebesar 34,0%. Pembelian kepemilikan jalan tol ini adalah langkah strategis di bidang infrastruktur transportasi. Hal ini juga menandakan minat kami untuk berpartisipasi dalam pembangungan infrastruktur di Indonesia. Pada akhirnya, kami berharap langkah ini juga akan menguntungkan bidang usaha kami lainnya karena pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara umum. Melihat kinerja yang secara keseluruhan menggembirakan, manajemen mengusulkan final dividen sebesar Rp 440 per saham, meliputi dividen interim sebesar Rp 100 per saham yang telah dibayarkan pada bulan November 2005, dan ‘remaining’ dividen sebesar Rp 340 per saham, yang pembayarannya menunggu keputusan para pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan pada tanggal 24 Mei 2006.
Sehubungan dengan strategi yang sedang berjalan, kami terus meningkatkan rantai bisnis secara vertikal pada enam bidang usaha utama kami (Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur), dan memanfaatkan sinergi yang ada di dalamnya. Investasi kami pada jalan tol, logistik, perkapalan dan perusahaan patungan di Jasa Keuangan adalah contoh nyata dari strategi kami. Pada saat ini kami mencari peluang untuk memperkuat Divisi Agribisnis dengan menambah lahan perkebunan kelapa sawit yang ada dan berinvestasi di perkebunan karet. Tujuan kami adalah untuk menangkap sebanyak mungkin peluang usaha dalam rantai bisnis kami dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan dapat memberikan keuntungan kompetitif yang terbaik. Disamping pertumbuhan pada divisi operasi, landasan keuangan kami terus menguat. Dalam hal keuangan, kami cenderung mengelolanya secara hatihati dan menjaga porsi hutang serendah mungkin. Struktur permodalan Astra saat ini ‘de-leveraged’ dengan arus kas yang sehat dan rasio perbandingan hutang yang wajar. Besaran USD juga tidak terlalu berlebihan. Ketika terjadi penurunan nilai mata uang atau krisis ekonomi yang parah – dengan berbagai implikasinya – kami yakin Grup Astra memiliki posisi keuangan yang mampu menahan tekanan. Kami bertekad untuk mempertahankan siklus arus kas yang saling melengkapi dari keenam bidang usaha kami, sehingga kami akan tetap memiliki kemampuan untuk berinvestasi ketika kesempatan itu muncul seraya memastikan peningkatan dividen seiring dengan pertumbuhan perusahaan.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 29
Kami terus bertekad untuk menjalankan standar tata kelola perusahaan (GCG) yang baik. Sebagai perusahaan publik dengan reputasi nasional yang memiliki mitra dan prinsipal strategis yang juga merupakan perusahaan publik dunia, kami selalu berada dalam sorotan. Oleh sebab itu, transparansi menjadi sangat penting, baik kepada pihak internal yaitu karyawan dan pemasok, maupun kepada pihak eksternal seperti pemegang saham, pelaku pasar modal, media, serta masyarakat secara umum. Demikian juga komitmen kami di bidang Tanggung-Jawab Sosial Perusahaan (CSR) tetap teguh. Filosofi CSR kami tidak pernah didasarkan dengan hanya memberi sumbangan belaka. Kami percaya bahwa keterlibatan dengan masyarakat sekitar dapat memberi keuntungan pada kedua belah pihak. Sebagai contoh, sebagian kontribusi kami dalam membantu korban tsunami adalah dengan mendirikan dua sekolah dasar di Meulaboh, Aceh. Pada akhirnya kami ingin memberdayakan potensi komunitas dan individu dengan metode yang dapat membangun kemandirian mereka. Dalam jangka panjang, kelanggengan usaha kami akan bergantung pada upaya ini. Kami juga menaruh kepercayaan kepada karyawan dan terus berinvestasi untuk mengembangkan kompetensi mereka sebab telah terbukti selama ini kemampuan dan kerja keras karyawan adalah aset yang paling berharga. Melalui karyawan, kami dapat mewujudkan visi perusahaan dan karyawan bekerja dengan menjalankan nilai-nilai tersebut sehari-hari, seperti tema laporan tahun ini “Perusahaan yang dibangun berdasarkan nilai”.
30 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Kami bergantung pada kemampuan dan komitmen karyawan dalam menjawab tantangan pasar global. Oleh karena itu kami tidak akan pernah berhenti untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan membantu mereka untuk tetap memegang teguh tujuan perusahaan. Sebagai bagian dari komitmen ini, sejak tahun 2004 kami memulai Astra Award yang bertujuan untuk menilai perusahaan-perusahaan di dalam Grup dengan parameter yaitu di bidang ‘general management’ termasuk GCG, CSR dan lingkungan, kesehatan & keselamatan kerja, ‘financial management’, ‘marketing & sales management’, ‘operation management’ dan ‘human resources management’. Oleh karena itu diharapkan dengan penghargaan ini dapat memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang lebih baik di segala bidang. Tinjauan Ke Depan Meskipun faktor-faktor makro ekonomi jangka pendek mengarah pada lingkungan usaha yang lebih berat, kami yakin bahwa kondisi tersebut akan membaik nantinya. Kendati biaya bahan bakar akan diperkirakan tetap tinggi, perbaikan yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah di beberapa bidang, termasuk landasan hukum dan kebijakan moneter yang lebih kuat akan membantu masa depan Indonesia yang lebih baik. Peluang bagi Grup Astra tetap terbuka sebab Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan jumlah penduduknya yang cukup besar, dengan demikian permintaan akan sepeda motor dan mobil diperkirakan masih cukup tinggi. Demikian pula halnya dengan
permintaan minyak kelapa sawit masih meningkat dan akan menguntungkan bagi bidang usaha perkebunan kami. Bidang usaha penambangan juga masih dapat menikmati keuntungan dari permintaan global batu bara yang masih terus berlangsung. Dengan komitmen yang serius dari pemerintah untuk memperbaiki kebijakan yang terkait di bidang infrastruktur, kami mengharapkan peluang yang terbuka di sektor ini. Penghargaan Atas nama Direksi, saya ingin memberikan penghargaan tertinggi kepada semua ‘stakeholders’: para pemegang saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas, dan utamanya kepada karyawan kami atas kerja keras yang terus-menerus sepanjang tahun begitu pula atas dedikasi dan ketekunan mereka melewati masa-masa sulit beberapa tahun yang lalu. Posisi pasar, produk dan keuangan Astra saat ini sangat baik. Saya yakin dengan senantiasa menjalankan nilai-nilai Astra, kami akan lebih siap dalam menghadapi tantangan di tahun 2006 ini.
Michael D. Ruslim Presiden Direktur Jakarta, Mei 2006
Taking everything into consideration, 2005 has been a very good year for Astra. The first three quarters saw the Group performing above expectations across all its major lines of business, although this tailed off in the last quarter as consumer purchasing power declined in the face of tighter government fiscal controls, rising interest rates, escalating fuel prices and higher inflation.
In the first 9 months of 2005, foreign direct investment in Indonesia nearly doubled to US$ 8.9 billion, compared with US$ 4.6 billion in 2004. The transportation, warehousing, and communication sectors accounted for the largest portion of this foreign investment, followed by construction, creating an atmosphere of rapid growth in the economy. However, oil prices struck historic highs and faced with the ballooning costs of maintaining the fuel subsidy programme, the Indonesian government took the decision to reduce the subsidy substantially. With our long-term approach to investment and our focus on solid business fundamentals and sound corporate values, these short-term factors will not affect the bigger picture. Astra thrives on adversity and we expect that, despite the more challenging business conditions in 2006, we will be able to face it. The year in review Our results for the year were considerably better than expectations, with the underlying profit attributable from ongoing operations up 9.9% over last year. Net revenue increased by 36.2% to Rp 61.2 trillion, with a 32.1% increase in EBITDA to Rp 8.2 trillion. The increases in net revenue and EBITDA were partly due to the consolidation of PT United Tractors Tbk in June 2004. Net income rose 1.0% to Rp 5.5 trillion, or Rp 1,348
per share due to better results and offset by non-recurring gains from certain investments sale in 2004. All our core businesses put in strong performances. Automobile sales rose by 20.1% to 258,890 units, increasing our market share to 48.5%. Good sales figures were recorded for a number of key models during the year, with growth led by best selling models such as the Toyota Kijang Innova and Avanza, the Isuzu Panther and the Daihatsu Xenia. Five new models were introduced, including the Toyota Fortuner, the BMW 3 series and the Peugeot 407. Motorcycle sales likewise hit a new high, with 2.6 million units sold, maintaining our market share of 52.2%. What we achieved in our Automotive businesses in 2005 was the result of the foundations laid over the years. We are delighted that Toyota Motor Corporation and Astra decided in early 2000’s to make Indonesia the manufacturing base for the Toyota Kijang Innova, as well as the Toyota Avanza. We are equally pleased that PT Astra Honda Motor made a major investment last year in our third motorcycle plant at Cikarang, and that Daihatsu Motor Corporation has principally chosen Indonesia as their main production base for compact cars. All these initiatives underscore both the trust our principals have in us, and the confidence they have placed in Indonesia. We believe this
will have a positive domino effect on the domestic economy. For example, we are able to source components from Indonesia, and this in turn will create employment, contributing to the national economy. Our component business also reported good results. Net revenue recorded growth of 31.7% to Rp 3.9 trillion. To get closer to the customers, our component subsidiary, PT Astra Otoparts Tbk, took initiatives to shorten the distribution chain and strengthen its logistics system. It also began producing its own component manufacturing equipment during the year. In Financial Services, the growth in automotive financing continued to reflect our market leadership, with our portfolio increasing by 30.4% to Rp 23.9 trillion. Major events of the year included strategic partnerships which were set up to support our automotive and heavy equipment businesses. On the automotive side we entered into a 50:50 partnership with Toyota Financial Services to create Toyota Astra Financial Services. In the heavy equipment sector, we formed a 50:50 joint venture with Komatsu, Komatsu Astra Finance and restructured Surya Artha Nusantara Finance, with Marubeni. We believe these three businesses will enhanced growth opportunities throughout the Automotive and Heavy Equipment value chains.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 31
The Heavy Equipment business division registered the strongest results of the year, posting a 49.3% increase in turnover over 2004. Of particular merit was our mining subsidiary Pama’s performance, which has established itself as one of the top 10 mining contractors in the world. We are also happy to report that Komatsu’s market share increased from 40.8% to 48.2% in 2005. In our Agribusiness division, although average CPO prices declined by 9.4% in 2005, the net revenue of PT Astra Agro Lestari Tbk decreased only by 2.9% compared to 2004 as overall production and productivity have been increasing. Our Information Technology division turned in a creditable performance, with its Document Solutions business growing by 15.5%. Lastly, in the Infrastructure sector we led a consortium which purchased a 53.99% interest in PT Marga Mandalasakti, a company which operates the toll road between Tangerang and Merak. Astra’s effective interest in the company is 34.00%. Purchasing an interest in this toll road is a strategic step towards involvement in major transport infrastructure, which also signals our strong interest in participating in the overall development of the infrastructure of Indonesia. Ultimately it will also benefit our other businesses, as
32 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
infrastructure development will enhance economic growth in general. In view of the good results for the year, management is proposing a final dividend of Rp 440 per share, comprising an interim dividend of Rp 100 per share, paid in November 2005, and a remaining dividend of Rp 340 per share. This will be subject to the approval of shareholders at the Annual General Meeting on 24th May 2006. In terms of our ongoing strategy, our aim is to continue to enhance the value chains vertically within each of our six businesses (Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrastructure), and to exploit the synergies amongst them. Our investments in the toll road, logistics, shipping and the financial joint ventures are examples of this strategy in action, and we are seeking opportunities to enhance our Agribusiness Division by expanding its existing palm plantations and investing in rubber plantations. Overall our aim is to capture as much of the value chain each business represents as makes economic sense, and offers the greatest competitive advantage. Aside from key developments in our operating divisions, our underlying financial position has continued to strengthen. In terms of financial objectives we prefer to remain
prudently financed and to keep leverage low. Astra’s capital structure is currently de-leveraged, with strong cash flows and a reasonable gearing ratio. Our US dollar exposure is also not that significant. In the event of a currency squeeze or severe economic crisis – with all their various implications – we believe that we are a group with a balance sheet that is capable of absorbing the pressure. We aim to maintain a complementary mix of cash flow cycles from our six businesses so that we are in a position to invest in good opportunities as they arise, and just as importantly, to ensure dividends rise modestly in line with our growth. It is our aim to adhere to the highest standards of corporate governance (GCG) in Indonesia. As a public company with a national standing, and with strategic partners and principals who are also publicly listed globally, we are always in the spotlight. So it is vital that we are transparent, both inwardly with our employees and vendors, and outwardly to shareholders, the capital market community, the media and the public at large. Likewise our commitment to Corporate Social Responsibilities (CSR) remains firm. Our CSR philosophy has never been simply charitable in nature. We believe in engaging with the communities around us in an ongoing relationships which benefit both
32.1%
EBITDA increased
parties. For example, as part of our contribution to the tsunami relief we are constructing two elementary schools in Meulaboh, Aceh. Ultimately we seek to empower communities and individuals with the tools to help themselves. In the long run, our business sustainability depends on this effort. We also believe in our people and will continue to invest in their success. Throughout the years, the talent and the hard work of our staff have been our most valuable assets. It is they who are realizing the Company vision and who, day by day, are living out its values, as this year’s theme “A Company Built on Values” underscores. We depend on their resourcefulness and commitment to meet the challenges we face in a global market place, and we must never stop upgrading their skills or assisting them to take ownership of our goals and objectives. As part of this commitment, since 2004 we instituted the Astra Award to assess Group companies against multiple parameters i.e. general management include GCG, CSR and environment, health & safety, financial management, marketing & sales management, operation management and human resources management. This award is expected to motivate our employees to achieve better levels of performance across the board.
Outlook While macro economic factors in the short term have led to a more challenging operating environment, we are confident that conditions will ease in due course. Although fuel costs are expected to remain high, the improvements that the Government has been making in many areas including control over inflation, a more robust legal framework, and a stronger monetary policy will help to create a brighter and better future for Indonesia.
and perseverance as we went through difficult times in previous years. Astra is in a good position in terms of its markets, its products, and its financial health. It is my conviction that by continuing to practice the basic values upon which Astra is founded, we will be more than equipped to face all the challenges that 2006 will bring.
Opportunities abound for the Astra Group. Indonesia is a resource rich country, with a big population, therefore the demand for motorbikes and cars is relatively strong. Likewise the increase in demand for palm oil is likely to be beneficial for our plantation business. Our mining business is expected to benefit from the sustained global demand for coal. In the infrastructure sector, with the Government’s serious commitment to improve infrastructure-related policies, we expect attractive opportunities to open up for us. In appreciation On behalf of the Board of Directors, I would like to extend our deepest appreciation to all our stakeholders: our shareholders, customers, government, the public at large, and most importantly, our employees for their unstinting support throughout the year, as well as their dedication
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 33
Pembahasan & Analisis Manajemen Pendapatan bersih yang dicatat dalam laporan keuangan Astra terutama diperoleh dari bisnis Otomotif dengan kontribusi 62,6% terhadap pendapatan bersih konsolidasian tahun 2005. Alat Berat memberikan kontribusi 21,7%, Jasa Keuangan 9,3% dan Agribisnis 5,5%, sedangkan sisanya diperoleh dari aktivitas Teknologi Informasi dan Infrastruktur.
34 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Di samping kinerja yang sangat baik pada usaha inti Astra, terdapat sejumlah akuisisi yang dilakukan sepanjang tahun 2005, sebagai berikut: Akuisisi PT United Tractors Tbk (UT) Selama tahun 2005, Perseroan menambah 58.820.500 saham atau 2,00% dari modal saham yang diterbitkan UT, melalui pembelian di pasar modal sejumlah Rp 174,0 miliar. Per tanggal 31 Desember 2005 Astra memiliki 58,45% saham UT. PT Marga Mandalasakti (MMS) Pada bulan Agustus 2005, anak perusahaan Perseroan, PT Astratel Nusantara (Astratel), telah membeli 53,99% saham MMS bersama dengan Citigroup Financial Products Inc. Astratel membayar Rp 146,8 miliar untuk kepemilikan efektif sebesar 34,00% saham. MMS mengelola jalan tol Tangerang - Merak. PT Komatsu Astra Finance (KAF) Anak perusahaan Perseroan, PT Sedaya Multi Investama, mendirikan KAF bersama dengan Komatsu Asia Pacific Pte Ltd dengan komposisi kepemilikan 50:50. Perusahaan patungan ini menyediakan pembiayaan alat berat terutama untuk pelanggan besar sektor pertambangan. Astra menanamkan dana Rp 72,9 miliar ke dalam perusahaan patungan ini. PT Astra Otoparts Tbk (AOP) Sepanjang tahun 2005 Perseroan telah menambah 12.945.500 saham
atau 1,33% dari modal saham yang diterbitkan AOP, melalui pembelian di pasar modal sejumlah Rp 38,9 miliar. Pada akhir tahun 2005, Perseroan memiliki 86,72% saham AOP. Laporan Laba Rugi Kinerja Astra pada tahun 2005 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sebagian disebabkan dikonsolidasinya UT sejak bulan Juni 2004. Hal ini mempengaruhi pendapatan, laba kotor, beban usaha, laba usaha dan bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan ‘jointly controlled entities’. Pendapatan bersih naik 36,2% menjadi Rp 61,2 triliun di tahun 2005, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan bersih Otomotif sebesar 24,9% menjadi Rp 38,3 triliun dan kontribusi pendapatan Alat Berat yang dikonsolidasi selama setahun penuh. Pendapatan bersih Jasa Keuangan naik 34,6% menjadi Rp 5,7 triliun, sedangkan pendapatan Agribisnis mengalami penurunan sebesar 2,9% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 9,4%. Laba kotor naik 33,1% menjadi Rp 13,7 triliun. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan otomotif dan pertumbuhan pendapatan Jasa Keuangan dan Alat Berat. Beban usaha meningkat 36,9% menjadi Rp 7,3 triliun sebagai dampak dari adanya peningkatan dalam ‘employee
benefits’, penyisihan piutang ragu-ragu, kenaikan biaya gudang dan pengemasan sejalan dengan peningkatan kegiatan bisnis. Laba usaha menjadi Rp 6,4 triliun, naik 28,9% dibandingkan dengan hasil pada tahun 2004. Pada tahun 2005 Astra mencatat beban lain-lain sebesar Rp 374,8 miliar, dibandingkan dengan pendapatan lain-lain sebesar Rp 978,0 miliar pada tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh keuntungan pelepasan investasi, terutama dari Pramindo Ikat Nusantara dan Berau Coal serta kerugian yang lebih besar dari pelepasan agunan yang diambil alih dalam kegiatan usaha Jasa Keuangan. Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan ‘jointly controlled entities’, setelah mengeluarkan kontribusi UT, masih menunjukkan kenaikan sebesar 8,6% dengan kontribusi terbesar berasal dari Astra Honda Motor. Laba bersih naik 1,0% menjadi Rp 5,5 triliun atau Rp 1.348 per saham. Neraca Neraca Astra mencerminkan pertumbuhan modal kerja dan investasi baru yang signifikan. Aktiva Jumlah aktiva meningkat 20,0% menjadi Rp 47,0 triliun per 31 Desember 2005. Aktiva lancar, khususnya piutang usaha dan persediaan, meningkat sebesar Rp 2,4 triliun karena pertumbuhan aktivitas usaha Otomotif dan Alat Berat.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 35
Statement of Income (Rp trillion)
5.5
6.4
5.4
5.0
2.2
2.1 Net Income Operating Income Equity Income
2005
Piutang pembiayaan meningkat dengan berkembangnya kredit otomotif. Kenaikan investasi pada perusahaan asosiasi dan ‘jointly controlled entities’ sebesar Rp 1,0 triliun. Jumlah aktiva tetap meningkat Rp 2,9 triliun atau 34,5% dibanding dengan tahun sebelumnya. Kewajiban Hutang bersih Astra per tanggal 31 Desember 2005 sebesar Rp 8,4 triliun, dibanding dengan Rp 5,1 triliun pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan pertumbuhan divisi Jasa Keuangan. Di luar Jasa Keuangan, hutang bersih Astra pada akhir tahun sebesar Rp 2,7 triliun dengan rasio hutang bersih terhadap modal sebesar 13,4%. Perseroan memiliki Fasilitas Kredit Sindikasi sebesar USD 170 juta dan Rp 600 miliar. Pada 31 Desember 2005, penggunaan fasilitas kredit ini adalah sebesar Rp 600 miliar. UT menandatangani Fasilitas Kredit Sindikasi tiga-tahun sebesar USD 140 juta pada bulan Oktober 2005. Fasilitas kredit ini digunakan untuk tambahan modal kerja dan mendanai kembali fasilitas hutang yang ada. Pada tahun 2005, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Federal International Finance dan PT Astra Sedaya Finance telah membayar penuh pokok hutang “Obligasi Astra Agro Lestari I Tahun 2000”, “Obligasi Federal International Finance I Tahun 2002” dan “Obligasi Astra Sedaya Finance II Tahun 2002”, masing-masing
36 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
2004
sejumlah Rp 500,0 miliar, Rp 178,1 miliar dan Rp 74,9 miliar. Ekuitas Laba per saham meningkat sebesar 1,0% dan ‘underlying profit’ per saham naik sebesar 9,9% menjadi Rp 1.348. Laba tahun 2005 telah meningkatkan total ekuitas dari Rp 16,5 triliun menjadi Rp 20,4 triliun dengan nilai aktiva bersih per saham naik menjadi Rp 5.045. Dividen Perseroan telah membayar final dividen sejumlah Rp 370 per saham atau 30,2% dari ‘underlying profit’ tahun 2004. Direksi akan mengusulkan final dividen tahun 2005 sebesar Rp 440 per saham untuk disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada tanggal 24 Mei 2006, termasuk interim dividen sejumlah Rp 100 per saham yang telah dibayarkan pada bulan November 2005. Final dividen yang diusulkan untuk tahun 2005 merupakan 32,6% dari ‘underlying profit’ tahun 2005. Arus Kas Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari aktivitas operasi berkurang dari Rp 3,2 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 2,5 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya kas yang digunakan untuk membiayai tambahan persediaan. Aktivitas Investasi Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat dari Rp 1,8 triliun
menjadi Rp 2,7 triliun, terutama disebabkan oleh pembelian aktiva tetap. Sepanjang tahun 2005, Astra menerima dividen kas sebesar Rp 1,2 triliun. Aktivitas Pendanaan Kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan turun dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 1,2 triliun. Hal ini disebabkan karena penerimaan pinjaman jangka pendek dan panjang sebesar Rp 14,0 triliun dan penggunaan Rp 13,1 triliun untuk pengembalian hutang jangka pendek dan pembelian kembali hutang jangka panjang serta Rp 2,1 triliun untuk pembayaran dividen dan bunga. Akhir Tahun Astra menutup tahun 2005 dengan saldo kas dan setara kas berjumlah Rp 3,9 triliun, dibanding dengan jumlah sebesar Rp 5,3 triliun pada akhir tahun 2004.
Management’s Discussion & Analysis of Financial Condition and Results of Operations The net revenue reported in Astra financial statements was derived primarily from its Automotive business which accounted for 62.6% of consolidated net revenue in 2005. Heavy Equipment contributed 21.7%, Financial Services 9.3% and Agribusiness 5.5%, with the remainder generated from activities in Information Technology and in Infrastructure.
Net Revenue (Rp trillion)
38.3
22.9
2005
30.6
14.3
In addition to the strong underlying performance of Astra’s core businesses there were a number of acquisitions during the year as follows: Acquisitions PT United Tractors Tbk (UT) During 2005, the Company purchased an additional 58,820,500 shares or 2.00% of UT’s issued share capital from the market for Rp 174.0 billion. At 31 December 2005, the Company owned 58.45% of UT. PT Marga Mandalasakti (MMS) In August 2005, the Company’s wholly owned subsidiary, PT Astratel Nusantara purchased a 53.99% interest in MMS together with Citigroup Financial Products Inc. Astratel paid Rp 146.8 billion for an effective 34.00% shareholding. MMS operates the toll road between Tangerang and Merak.
1.33% of AOP’s issued share capital from the market for Rp 38.9 billion. At the end of 2005, the Company owned 86.72% of AOP. Statement of Income Astra’s 2005 result is significantly higher partly due to the consolidation of the UT from June 2004 onwards which impacted our revenue, gross profit, operating expense, operating income and share of result of associates and jointly controlled entities. Net revenue increased 36.2% to Rp 61.2 trillion in 2005, mainly as a result of an increase of 24.9% in Automotive net revenue to Rp 38.3 trillion and the full-year revenue contribution from Heavy Equipment. Financial Services net revenue contributed an increase of 34.6% to Rp 5.7 trillion while Agribusiness posted a slight decrease of 2.9% year on year due to 9.4% lower average CPO selling prices.
2004 Auto Non - Auto
PT Komatsu Astra Finance (KAF) The Company’s wholly owned subsidiary, PT Sedaya Multi Investama, established KAF, a 50:50 joint venture company with Komatsu Asia Pacific Pte Ltd. The joint venture provides financing for heavy equipment, mainly focusing for large customers on the mining sector. Astra injected Rp 72.9 billion into the joint venture. PT Astra Otoparts Tbk (AOP) During 2005, the Company acquired an additional 12,945,500 shares or
Gross profit increased 33.1% to Rp 13.7 trillion. Higher sales volumes for automotive business, strong revenue growth in Financing and Heavy Equipment were the main contributors. Operating expenses were up 36.9% to Rp 7.3 trillion due to increase of employee benefits, provision for doubtful accounts, and higher warehousing and packaging costs in line with the business activity expansion. Operating income of Rp 6.4 trillion was 28.9% higher in comparison with the results in 2004.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 37
Rp 1,348 earnings per share
In 2005, Astra recorded other expenses amounted to Rp 374.8 billion compared to other income of Rp 978.0 billion in 2004. It is mainly due to gains on asset sales, primarily from Pramindo Ikat Nusantara and Berau Coal, and higher losses on disposal of repossessed assets from financing activities in 2005. Share of result of associates and jointly controlled entities, after excluding of UT, still increased by 8.6%, mostly attributable to income from Astra Honda Motor. Net income increased 1.0% to Rp 5.5 trillion or Rp 1,348 earnings per share. Balance Sheet Astra balance sheet reflected considerable growth in working capital and significant investment in new capacity. Assets Total assets grew by 20.0% to Rp 47.0 trillion as at 31 December 2005. Current assets, principally receivables and inventory, increased by Rp 2.4 trillion due to the growth of Automotive and Heavy Equipment activities. Financing receivables grew as automotive financing expanded. Increase in investments in associates and jointly controlled entities by Rp 1.0 trillion and fixed assets grew by Rp 2.9 trillion or 34.5% compared to previous year.
38 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Liabilities Astra’s net debt as at 31 December 2005 was Rp 8.4 trillion compared to Rp 5.1 trillion in the previous year mainly due to growth in Financial Services. Excluding its Financial Services businesses, Astra net debt at the year-end was Rp 2.7 trillion representing a net debt to equity ratio of 13.4%.
Total Debt (Rp trillion)
7.1 5.3
The Company has a Syndicated Credit Facility of USD 170 million and Rp 600 billion. At 31 December 2005 utilization of this credit facility amounted to Rp 600 billion. UT signed three year Syndicated Credit Facility of USD 140 million in October 2005. The credit facility will be used to fund additional working capital and refinance existing debt facilities. In 2005, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Federal International Finance and PT Astra Sedaya Finance fully repaid the principal of “Obligasi Astra Agro Lestari I Tahun 2000”, Obligasi Federal International Finance I Tahun 2002” and “Obligasi Astra Sedaya Finance II Tahun 2002” amounting to Rp 500.0 billion, Rp 178.1 billion and Rp 74.9 billion, respectively. Equity Earnings per share increased by 1.0% and underlying earnings per share increased by 9.9% to Rp 1,348. Earnings for 2005 increased total
2005
6.0 4.4
2004
Non - Financial Service Financial Service
Financial Charges (Rp billion)
(107.0) (421.8)
2005
(11.7) (500.7)
2004
Gain /(loss) on Forex Interest Expense
shareholders’ equity from Rp 16.5 trillion to Rp 20.4 trillion with net asset value per share rose to Rp 5,045. Dividend The Company paid a final dividend Rp 370 per share or 30.2% from 2004 underlying profit. The Board of Directors intends to propose a final dividend of Rp 440 per share for approval at the Annual General Meeting on 24 May 2006 which includes the interim dividend of Rp 100 per share which has already been paid in November 2005. The proposed final dividend represents 32.6% of 2005 underlying profit.
term and long-term loans, whilst Rp 13.1 trillion was used to repay short-term debt and to buy back longterm debt. A further Rp 2.1 trillion was used to pay dividends and interest. Year end Astra closed the year with available cash and cash equivalents of Rp 3.9 trillion compared with a closing cash balance of Rp 5.3 trillion in 2004.
Cashflow Operating activities Net cash flows from operating activities decreased from Rp 3.2 trillion in 2004 to Rp 2.5 trillion mainly due to increases in cash used to finance additional inventories. Investing activities Cash used in investing activities increased from Rp 1.8 trillion to Rp 2.7 trillion mostly due to acquisition of fixed assets. In 2005, Astra received Rp 1.2 trillion in cash dividends. Financing Activities Cash used in financing activities reduced from Rp 1.5 trillion to Rp 1.2 trillion. Proceeds of Rp 14.0 trillion were received from both short-
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 39
Laporan Audit Komite AU D I T C O M M I T T E E R E P O RT
Komite Audit (Komite) adalah komite yang ditunjuk oleh dan bertanggung-jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite merupakan pihak independen dengan Ketua Komite merangkap sebagai Komisaris Independen. Dewan Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal mengadakan pertemuan dengan Komite ini jika dirasa perlu.
Tugas utama Komite adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite mengandalkan informasi yang diberikan oleh Dewan Direksi, Manajemen, Auditor Internal, Grup Manajemen Risiko, Auditor Eksternal dan Komite-Komite lainnya. Akan tetapi, tugas Komite ini bukan merupakan duplikasi peran dan tanggung-jawab dari pihak-pihak tersebut. Tanggung jawab utama Dewan Direksi dan Manajemen adalah dalam hal pelaporan keuangan, penegakan sistem pengawasan internal dan kepatuhan hukum serta aturan yang berlaku, sedangkan Auditor Internal dan Eksternal bertanggung jawab dalam fungsi audit.
• Memeriksa kebijakan akuntansi untuk menjamin terpenuhinya kepatuhan hukum, aturan dan standar akuntasi yang berlaku; serta • Memeriksa laporan dari Auditor Internal dan Grup Manajemen Risiko.
Peran Komite disini adalah mengawasi pelaksanaan fungsi-fungsi pengawasan internal secara keseluruhan dan pelaksanaan aktifitas Audit Internal dan Eksternal. Tugas pengawasan Komite adalah : • Memeriksa laporan keuangan yang akan diterbitkan untuk pihak eksternal;
Selama tahun 2005, Komite senantiasa bekerja bersama manajemen Perseroan dalam memperluas dan memperdalam fungsi Audit Internal di Grup Astra. Fungsi internal audit diperkuat baik di Perseroan maupun di anak-anak perusahaan. Komite Audit Perseroan berniat untuk memastikan standar kualitas Audit Internal di seluruh Grup
40 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Secara independen Komite memeriksa kualitas informasi yang diterima dan mendiskusikannya bersama dengan manajemen dan auditor eksternal, kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. Komite memeriksa cakupan audit dan rencana audit dari Auditor Internal maupun Eksternal.
Astra. Hal ini akan melengkapi fokus aktifitas lainnya pada bidang tata kelola perusahaan secara keseluruhan dan manajemen risiko. Pertemuan berkala diadakan bersama dengan komite-komite audit dari perusahaan publik yang ada di Astra untuk menyeragamkan pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dikaji. Komite mengkaji pelaksanaan paket kompensasi Dewan Direksi dan Dewan Komisaris agar pembayarannya dilakukan sesuai dengan anggaran dan pedoman yang disetujui oleh para pemegang saham. Anggota Komite terdiri dari: Ketua Patrick Morris Alexander Anggota Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
The Audit Committee (the “Committee”) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consists entirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Board of Directors (BOD), Internal Auditors and the External Auditor attend Committee meetings if requested.
The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its responsibilities for effective oversight. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the BOD, Management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibilities for financial reporting, establishing the system of internal control and compliance with laws and regulations, and the Internal and External Auditors bear primary responsibility for the audit functions. The Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee: • Reviews financial statements and reports to be issued to external parties;
• Reviews accounting policies to ensure they are in compliance with current laws, regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group. The Committee independently examines the quality of information received and discusses with Management and the External Auditor the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External Auditors and the Internal Auditors. In 2005, the Committee continued to work with company management in the broadening and deepening the role of internal audit within the group. The internal audit function is being strengthened at both the Company
and the Group. The Company’s Audit Committee takes a strong interest in working to ensure the uniform quality of internal audit throughout the group. This is in addition to activities focused on overall corporate governance awareness and implementation, as well as risk management. The Committee meets regularly with audit committees of other listed group entities to ensure a uniform approach to issues under review. The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholder’s guidelines. The membership of the Committee comprised: Chairman Patrick Morris Alexander Member Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 41
Tata Kelola Perusahan Sejak didirikan pada tahun 1957, para pendiri perusahaan selalu berusaha secara konsisten untuk menjalankan usaha bisnis yang berkelanjutan serta menjalankan praktek bisnis beretika. Grup Astra memberikan perhatian yang demikian besar dalam pengembangan Praktek Tata Kelola Perusahaan yang baik atau yang dikenal dengan ‘Good Corporate Governance’ (GCG) dengan standar tertinggi.
42 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Penanggung-jawab utama dalam menjalankan standar GCG ini adalah Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Keduanya diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing secara profesional untuk memastikan manajemen bekerja secara bertanggung-jawab dan transparan dalam memberikan informasi. Kedua fungsi tersebut juga harus memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan standar dan aturan yang ada dengan memperhatikan kepentingan ‘stakeholder’.
Pada saat ini kami sedang dalam proses penyusunan pedoman pelaksanaan GCG yang terintegrasi untuk diterapkan di seluruh Grup Astra. Sebagai pendukungnya, kami juga menerbitkan Kebijakan Benturan Kepentingan dan Buku Pedoman Dewan Direksi.
Perseroan mengacu kepada standar internasional GCG dalam operasional perusahaan, agar dapat sejalan dengan praktek yang berlaku di seluruh dunia. Beberapa paket kebijakan telah dibuat untuk mendukung GCG di seluruh Grup Astra yang dimonitor oleh Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif, Kelompok Manajemen Risiko dan Departemen Audit Internal.
Komite Audit (AC) Dibentuk pada tahun 2000, AC bertugas memberikan nasehat kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggungjawab pengawasannya dan agar dapat menjamin kepatuhan atas peraturan Bapepam dan Bursa Efek Jakarta. Seluruh kegiatan AC dijelaskan pada bagian yang terpisah dalam Laporan Tahunan ini.
Beberapa pertemuan telah dilaksanakan secara teratur sepanjang tahun 2005 oleh beberapa komite dan departemen fungsional dalam mendukung pelaksanaan program tata kelola perusahaan. Grup Astra menambah tiga komite audit baru tahun 2005, sehingga total komite audit sekarang menjadi sembilan. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagaimana karyawan melaksanakan tugas-tugasnya, Grup Astra telah membuat buku pedoman yang komprehensif, yaitu “Pedoman Etika Bisnis dan Kerja”, yang mencakup semua aspek dalam berhubungan dengan pihak ketiga dan masyarakat luas secara bertanggung-jawab dan profesional.
Hingga kini, Astra sering mendapat pengakuan secara luas berkaitan dengan pelaksanaan GCG, yang dibuktikan dari beberapa penghargaan yang diterima dari berbagai institusi terkemuka dan badan-badan pembuat kebijakan lainnya.
Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC) Komite ini bertanggung-jawab untuk menetapkan kebijakan remunerasi, menentukan kriteria pemberian bonus dan memberikan rekomendasi dalam distribusi tanggung-jawab kepada Direksi, begitu juga kepada setiap kandidat untuk jabatan eksekutif yang tidak termasuk jabatan Direksi dalam Grup Astra. Komite Eksekutif (EC) Dibentuk pada tahun 2000, EC bertugas memeriksa kinerja operasional dan kinerja keuangan Grup Astra dan semua keputusan bisnis penting yang memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris. melalui pertemuan bulanan dan kuartalan.
Rapat Dewan Komisaris & Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Sepanjang tahun 2005, Dewan Direksi mengadakan 66 rapat rutin mingguan, sedangkan Dewan Komisaris bertemu sebanyak 4 kali. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan pada tanggal 26 Mei 2005 yang menghasilkan beberapa keputusan penting yang ringkasannya antara lain sebagai berikut: 1. Menyetujui laporan tahunan perusahaan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2004. 2. Menyetujui pembagian dividen final sebesar Rp 370 (tiga ratus tujuh puluh rupiah) setiap saham. 3. Mengangkat anggota Direksi Perseroan dan menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris. 4. Menunjuk Kantor Akuntan Publik “Haryanto Sahari & Rekan” untuk melakukan audit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2005. 5. Persetujuan pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja baru yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti. Manajemen Risiko Korporasi (CRM) CRM memiliki peran penting dalam menjamin kegiatan manajemen risiko di dalam Grup Astra dan bertanggungjawab pada Dewan Direksi dengan akses yang tak terbatas kepada Komite Audit. Fungsi CRM dijalankan oleh Grup Audit Internal dan Grup Manajemen Risiko, dimana tugas keduanya memiliki tanggung jawab yang sangat spesifik.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 43
GCG Componets Mengukur efektivitas sistem, implementasi dan kinerja tata kelola perusahaan memerlukan suatu kerangka kerja yang mencakup tujuh komponen penting yang saling berhubungan sebagaimana digambarkan pada bagan di samping.
Board of Directors & Committees Monitoring
Legal & Regulatory Communication
Enterprise-wide Risk Management
Business Practices & Ethics Disclosure & Transparency
Komunikasi adalah elemen pamungkas dari tata kelola yang menghubungkan semua komponen Direksi dan berbagai Komite, Hukum dan Perundangan, Praktek Bisnis dan Etika, Keterbukaan dan Tranparansi, Manajemen Risiko Perusahaan dan Pengawasan. Measuring the effectiveness of companies corporate governance systems, practices and performance requires a framework that encompasses seven essential and inter-related areas of components of governance as described on the chart. Communication is the final element of governance, the one that connects Board of Directors and Committees, Legal and Regulatory, Business Practices and Ethics, Disclosure and Transparency, Enterprise-wide Risk Management and Monitoring. Dikutip dari/quoted from: Rick Julien, CIA, CPA of Crowe Chizek and Company LLC’s Executive of Corporate Governance, Enterprise Risk Management and Internal Audit Services.
Direksi mengadakan forum komunikasi dengan manajemen Grup Astra di berbagai kota di Indonesia setiap tahun. Every year, BOD holds communication forums with management level staff across the Group in major cities in Indonesia.
Grup Audit Internal (IAG) Peran IAG bertugas untuk memberikan jaminan dalam efektifitas dan kecakapan sistem pengawasan internal perusahaan. IAG diatur oleh Internal Audit Charter yang memberi wewenang kepada IAG untuk menjalankan berbagai kegiatan pengawasan internal. Beberapa upaya penting telah dilakukan dalam kurun dua tahun terakhir, yang terlihat dari peningkatan kualitas dan cakupannya dalam Grup Astra, termasuk mendirikan kelompok kerja baru seperti TI, Grup Audit Perusahaan dan Pengembangan Audit. Sementara, program yang masih dilaksanakan adalah penjaminan kualitas terkait pengukuran serta perbaikan pelaksanaan pengawasan internal agar tetap mengikuti peraturan internasional. Rencana audit Grup Perusahaan Berbasis Risiko, yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit, dikembangkan setelah konsultasi yang ekstensif dengan manajemen, Dewan Direksi dan Komite Audit. Setelah itu, kegiatan audit dimonitor agar sesuai dengan perencanaan dan bila perlu, dilakukan beberapa perbaikan yang menyertakan beberapa perubahan dalam profil risiko.
44 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Dalam menilai dan mengukur efektifitas pengawasan internal, kami menggunakan sistem penilaian tiga tingkat (“efektif”, “memerlukan perbaikan” dan “lemah”). Bidang yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan ditindaklanjuti untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah dijalankan. Diskusi yang ekstensif diadakan sepanjang tahun dimana berbagai tingkatan manajemen membahas masalah-masalah audit dan jalan keluarnya. Saat ini sudah tersedia proses pelaporan resmi kuartalan terkait masalah audit di Grup Astra. Permasalahan-permasalahan penting dilaporkan dan dibicarakan dengan Dewan Direksi, Komite Audit dan Dewan Komisaris. Perusahaan juga berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan karyawan bidang audit, termasuk diantaranya adalah program sertifikasi bagi para auditor. Grup Manajemen Risiko (RMG) RMG memiliki peran ganda dalam Grup Astra, yakni konsultasi manajemen risiko dan memberikan penjaminan bisnis kepada Direksi Grup Astra.
Terkait peran konsultasi, RMG menangani dan memberikan advis pada pelaksanaan Manajemen Risiko dan hal-hal yang terkait dalam Grup Astra. Menggunakan praktek manajemen risiko internasional yang terbaik, Grup Astra telah menjalankan secara efektif praktek-praktek manajemen risiko terbaik di seluruh grup, demikian pula halnya dengan manajemen asuransi dan perencanaan kelanjutan bisnis. Sebagai bagian dari pertanggungjawaban kepada Direksi Perseroan, para direksi anak perusahaan diharuskan memberikan ‘sign-off’ atas risiko besar yang diidentifikasi, dikaji, dan diawasi dengan cara yang benar secara profesional. Selanjutnya, celah-celah antara pengawasan dan risiko akan disikapi dengan rencana langkah yang terinci. Catatan penandaan atas risiko ini akan dilaporkan secara berkala kepada Dewan Direksi. Sistem Manajemen Risiko Astra Pembentukan kerangka kerja manajemen risiko yang mencakup kepentingan grup usaha secara menyeluruh membantu Astra menjawab tantangan dinamika bisnis dan tata kelola korporasi. Sistem ini mengidentifikasi, mengelola dan
melaporkan risiko-risiko bisnis yang signifikan dan merupakan bagian dari Sistem Manajemen Astra. Melalui berbagai kegiatan manajemen risiko dalam tingkat proses strategis dan bisnis, Proses Penilaian Mandiri akan Risiko dan Pengawasan (CSA) dilaksanakan pada saat peninjauan, baik strategis maupun proses bisnis untuk penyusunan ‘Risk Register’ yang diperlukan.
telah menyebarkan informasi Manajemen Risiko/CSA ke seluruh Grup Astra.
Proses CSA tidak hanya menenggarai risiko-risiko dari tingkat manajemen dan bisnis proses, tetapi juga memetakan dan menimbang berbagai risiko untuk menggambarkan profil risiko Grup Astra, menilai dampaknya pada ‘shareholder value’ dan sebagai alat komunikasi yang tangguh kepada semua tingkat manajemen. Hal ini tidak hanya memberikan manajemen pandangan secara umum tentang risiko operasional di dalam Grup Astra, tetapi juga mengidentifikasi penyebab utama dari risiko tersebut. Hal ini memudahkan perencanaan sumber daya yang dibutuhkan dalam mengurangi risiko.
Pembentukan “Rencana Kelanjutan Bisnis” (BCP) tidak hanya ditujukan untuk mendokumentasikan proses bisnis yang relevan, prosedur dan jalur komunikasi, tetapi juga menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan operasi dan layanan perusahaan terhadap pelanggan serta pihak terkait lainnya pada saat dan setelah adanya bencana. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan proses pengawasan dan juga menjaga kepentingan merek dan reputasi Astra. Hingga kini, Kantor Pusat Astra telah menyelesaikan dokumentasi BCP dan aktifitas penyusunan BCP ini tengah berlangsung di seluruh Grup Astra.
Untuk menciptakan kepedulian dan membantu identifikasi dan analisa Risiko dan Pengawasan pada berbagai tingkatan manajemen, RMG secara aktif
Sampai saat ini 90% perusahaan dalam Grup Astra telah menerapkan sistem manajemen risiko termasuk diantaranya Perseroan dan divisi ‘sales operations’, Astra Honda Motor, Toyota Astra Motor, UT, AAL, AOP, AG, Federal International Finance.
Aktifitas RMG lain adalah fokus pada manajemen asuransi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu
perusahaan-perusahaan dalam Grup Astra dalam mengelola biaya asuransi dan juga memberikan tinjauan menyeluruh atas risiko yang ditanggung oleh perusahaan dan pilihan pendanaan risikonya melalui asuransi. Belum lama berselang, orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen risiko telah ditunjuk di setiap anak perusahaan atau unit bisnis untuk memfasilitasi dan bertanggungjawab atas semua aktifitas manajemen risiko, contohnya, untuk memperbaharui ‘Risk Register’, melaporkan risiko yang dihadapi perusahaan saat ini, membantu penyusunan BCP dan analisa asuransi. Komunikasi Karyawan Berbagai tindakan telah diambil sepanjang tahun untuk menyebarluaskan kegiatan GCG ke seluruh grup untuk meningkatkan komunikasi internal, membangun moral dan menciptakan iklim kerja yang kondusif. Tindakan yang penting adalah menyebarluaskan informasi tentang ‘President Letter’ setiap tahun kepada para eksekutif dan karyawan, yang isinya meliputi tujuan bisnis perusahaan dan strategi utama, iklim bisnis, begitu juga dengan perkiraan makro ekonomi. Untuk
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 45
Aminuddin, Corporate Secretary
memperkuat pesan-pesan yang terdapat dalam surat ini, diselenggarakan forum komunikasi antara Dewan Direksi dan karyawan tingkat manajemen dari seluruh Grup Astra dan para kepala cabang. Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun 2005, gaji dan bentuk kompensasi lainnya yang diterima Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Astra dan anak perusahaan konsolidasi adalah sebesar Rp 267,3 miliar. Sekretaris Perusahaan Bertanggungjawab untuk memastikan kepatuhan Grup Astra pada aturan dan kebijakan pasar modal serta memastikan Dewan Direksi untuk selalu mendapat informasi mengenai peraturan pasar modal baik perkembangan maupun perubahan-perubahannya. Tugas lainnya adalah menjaga dan melaksanakan komunikasi yang transparan dan konsisten dengan pelaku pasar modal serta hal-hal yang terkait masalah GCG khususnya di bidang transaksi yang material serta kegiatan korporasi yang signifikan.
46 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Sekretaris Perusahaan juga memegang peran sebagai Pimpinan Komunikasi Korporat. Peran ini melibatkan usaha Perseroan dalam hal memelihara reputasi sebagai perusahaan publik terkemuka di Indonesia, memberikan informasi yang tepat waktu, akurat dan terbaru tentang Astra kepada para pemegang saham, investor, analis, media dan masyarakat luas. Hal lainnya adalah mengkomunikasikan nilai-nilai, filosofi, budaya dan program tanggungjawab sosial perusahaan secara internal kepada seluruh karyawan melalui publikasi internal dan kegiatan-kegiatan lainnya. Komunikasi Korporat juga secara aktif mencari, menyusun dan merangkum berbagai informasi untuk kebutuhan Grup Astra, dalam upaya untuk memperkuat jaringan perusahaan. Komunikasi Korporat menjaga dan juga mengembangkan hubungannya dengan semua ‘stakeholder’ perusahaan. Hubungan Masyarakat (PR) Sebagai bagian dari pertanggungjawaban untuk menjaga tingkat transparansi dan keterbukaan kepada para ‘stakeholder’, PR menjaga hubungan yang baik, secara internal
dalam Grup Astra maupun secara eksternal kepada masyarakat. Komunikasi eksternal mencakup hubungan media, hubungan pemerintah dan hubungan lingkungan masyarakat. Secara spesifik, PR memiliki hubungan yang saling mengisi dengan pihak media sebagai mitranya. Sepanjang tahun 2005, kami mengumumkan hasil keuangan kuartalan dan tahunan melalui siaran pers dan mengadakan forum komunikasi karyawan serta forum PR. Sejak tahun 1998, Astra telah mengadakan pertemuan (workshop) tahunan dengan para wartawan untuk memberikan informasi terbaru perusahaan, juga dengan emiten dan penerbit obligasi dalam Grup Astra. Komunikasi internal bertanggungjawab untuk menerbitkan berbagai publikasi perusahaan dan melakukan koordinasi dengan seluruh fungsi PR di Grup Astra. Penerbitan majalah internal yang dibagikan kepada karyawan merupakan suatu alat komunikasi yang memberikan gambaran atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan sepanjang tahun. Informasi tentang Grup Astra juga tersedia dalam bentuk laporan tahunan, siaran pers dan situs perusahaan: www.astra.co.id.
Hubungan Investor (IR) Perseroan menekankan pentingnya pembinaan hubungan dengan investor jangka panjang. Tim IR secara aktif memberikan informasi terkini kepada analis ekuitas dan pengelola dana melalui interaksi secara berkala. Pada tahun 2005 Perseroan menyelenggarakan lebih dari 240 pertemuan “one-on-one” dengan investor. Separuh dari pertemuan ini diselenggarakan di luar negeri dalam bentuk 6 konferensi investasi skala besar serta beberapa roadshow internasional di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Untuk memastikan kualitas komunikasi dan akses ke manajemen, diselenggarakan pula Pertemuan Para Analis secara berkala, minimal tiga kali setahun. Pada bulan Agustus 2005 Perseroan menyelenggarakan Paparan Publik dengan mengundang wartawan, kalangan perbankan, analis, investor, dan pelaku pasar modal lainnya untuk memberikan informasi terkini tentang kemajuan dan strategi bisnis Astra. Pada bulan Desember 2005, telah diselenggarakan acara kunjungan ke fasilitas Astra Honda Motor yang baru diresmikan di Cikarang bagi para analis ekuitas dan investor.
Informasi dan presentasi yang relevan seperti ‘Investor Update’, Perkembangan Penjualan Mobil dan Sepeda Motor secara teratur dimuat dalam situs Perusahaan. Kegiatan lain yang diselenggarakan adalah pendistribusian informasi, telekonferensi dan berbagai kegiatan kunjungan seperti ke perusahaan sekuritas, pabrik dan dealer dalam upaya untuk meningkatkan komunikasi serta mendukung hubungan baik dengan para analis dan investor.
Investor Relations melakukan kunjungan ke pabrik baru AHM bersama para investor. (atas) Investor Relations arranged a visit to AHM new factory for investors. (top) Astra mengadakan pertemuan tahunan dengan wartawan untuk memberikan informasi terbaru perusahaan. (bawah) Astra held annual workshops for journalists to update them with the latest information. (bottom)
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 47
Good Corporate Governance From the Company’s establishment in 1957, it has consistently pursued sustainable and ethical business practices. A great deal of attention is paid within the Group to the development of the highest standards of Good Corporate Governance (GCG).
The lead responsibility for implementing GCG standards lies with the Board of Commissioners and the Board of Directors. They are expected to perform their duties and functions professionally, to ensure the accountability of management and transparency in the disclosure of information. They also have to ensure the Company works in adherence to current standards and regulations, with due consideration to the interests of all stakeholders. We incorporate international standards of GCG into our own, in order to keep in line with best practices worldwide. A set of policies is already in place to support GCG throughout the Group, which is monitored by the Audit Committee, the Remuneration and Nomination Committee, the Executive Committee, the Risk Management Group and the Internal Audit Department. In 2005, meetings were conducted regularly throughout the year by a number of committees and functional departments supporting the implementation of corporate governance programmes. In 2005, three new audit committees were set up within Astra Group, bringing the total number of audit committees to nine. To provide clear guidance on how employees should perform their duties, the Company has set out its expectations in a comprehensive
48 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
manual, “Guidelines on Business and Work Ethics”, which covers all aspects of dealing with third parties and the general public in a responsible and professional manner. We are in the midst of issuing an integrated GCG code of conduct to be applied across the Group, ancillary to which we are also introducing a Conflict of Interest policy, and developing a Board Manual. Today Astra is widely and regularly acknowledged for the example it sets in GCG, as evidenced by the awards it has received from leading institutions and regulatory bodies. Audit Committee (AC) Established in 2000, the AC advises the Board of Commissioners to enable them to better execute their responsibility for oversight, and to ensure compliance with the prevailing requirements of Bapepam and the Jakarta Stock Exchange. The full activities of the AC are described in a separate section of this Annual Report. Remuneration and Nomination Committee (RNC) This committee is responsible for setting Astra’s remuneration policy, determining the criteria for awarding bonus payments, and giving recommendations on the distribution of duties among the Board of Directors as well as on candidates for executive positions and Directors.
Executive Committee (EC) The EC, set up in 2000, reviews the operational and financial performance of the Astra Group, and major business decisions that require the approval of the Board of Commissioners, through monthly meetings and quarterly performance reviews. BOC & BOD Meetings and the Annual General Meeting of Shareholders During 2005, the BOD held regular weekly meetings, comprising a total of 66 meetings, whilst the BOC met four times. On 26 May 2005 the Company conducted an Annual General Meeting of Shareholders (AGM), which included the following key resolutions: 1. Approved the Company’s annual report and ratified annual accounts for the book year of 2004. 2. Final dividend of Rp 370 (three hundred seventy Rupiah) per share. 3. Appointed the members of the BOD and approved the change of the composition of the BOC. 4. Appointed the public accountant firm of Haryanto Sahari & Rekan to audit the Company’s 2005 book year. 5. Approved the establishment of a new Employer’s Pension Fund that will administer the Defined Contribution Pension Programme for Employees.
RMG menerbitkan buku BCP yang menjelaskan tindakan yang harus diambil pada saat terjadi bencana. RMG issued a BCP book which outlines actions to be taken in the event a disaster occurs.
Corporate Risk Management (CRM) CRM plays a key role in assurance and risk management activities across the Group and reports to the BOD with unrestricted access to the Audit Committee. The functions of CRM are carried out by the Internal Audit Group (IAG) and the Risk Management Group (RMG), both of which are charged with very specific responsibilities. Internal Audit Group (IAG) The role of the IAG is to provide assurance on the effectiveness and adequacy of the Company’s internal control systems. It is guided by the Internal Audit Charter which empowers the IAG to carry out a wide range of internal audit activities. Over the past two years, significant efforts have been made to enhance the quality and coverage across Astra Group, including establishing new teams such as IT, Group Audit, and Audit Development. There is also an ongoing quality assurance programme to benchmark and improve internal audit practices to align them with international best practices. The Risk Based Group Audit Plan, which drives the focus and direction of audit activities, is developed after extensive consultations with management, BOD, and Audit Committee. Audit activities are then monitored against the plan, and if necessary, revisions are made to incorporate changes to the risk profile.
The company utilizes a three tier grading system (“effective”, “needs improvement” and “weak”), to assesses and benchmark the effectiveness of the Company’s internal controls. Areas that require improvement are identified and followed-up to ensure recommendations are implemented. Throughout the year, extensive discussions are held with various levels of management to discuss audit issues and their resolution. There is a formal quarterly reporting process of audit issues across the group. Significant issues of concern are reported to and discussed with BOD, AC, and BOC. The Company invests in the training and development of audit staff, including a certification programme for auditors. Risk Management Group (RMG) The RMG adopts dual roles in the Astra Group covering both consultation on risk management and providing business assurance to the Astra Group Board of Directors. With regard to its consulting role, RMG facilitates and advises on the implementation of Risk Management and related matters across the Group. Utilizing international best risk management practices, the Group has been effectively inculcating best risk management practices among
group companies, as well as insurance management and business continuity planning. As part of their responsibilities to the Board, directors of group companies are required to provide sign-offs indicating that major risks have been identified, assessed, and controlled with due care and in a professional manner. Furthermore, any gaps between controls and risks will be treated under a detailed action plan. This signed-off risk register is to be reported to the BOD and updated regularly. Astra’s Risk Management Systems An enterprise-wide risk management framework is in place to help Astra meet the challenges of a dynamic business and corporate governance environment. This system identifies, manages, and reports significant business risks, and is an integrated part of Astra’s Management System. Through various risk management activities at both strategic and business process levels, a Risk and Controls Self-Assessment (CSA) Process is applied during strategic reviews and business process reviews to develop the required Risk Register. The CSA process not only captures risks from a management and business process level, it also maps and prioritizes various risks to describe the Group’s risk profile, assesses its impact on shareholder
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 49
value, and provides a powerful tool of communication at all management levels. As well as giving management a helicopter view of operational risk exposure across the Group, it also identifies the root cause of the risks which facilitates the planning of resources required to mitigate these risks. Karyawan adalah salah satu kekuatan utama yang mendukung keberhasilan perusahaan. Employees are one of the major strengths of the company.
To create awareness and facilitate identification and analysis of Risk and Controls, RMG has been actively disseminating Risk Management/CSA information throughout the Astra Group. Currently risk management exercise has been fully implemented (90%) in Astra Group e.q. Company and its Sales Operations Division, Astra Honda Motor, Toyota Astra Motor, UT, AAL, AOP, AG, Federal International Finance. A Business Continuity Plan (BCP) initiative has been set up not only to document relevant business processes, procedures, and communication lines, but also the basic operational process required to ensure the continuity of company operations and services towards customers and other stakeholders during and following a disaster. This is expected to enhance our monitoring systems and will also safeguard the interests of Astra’s brand and reputation. To date, the Company has completed its BCP documentation, and group-wide BCP activities are commencing.
50 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Other activities in the RMG have focused on insurance management. The purpose of these activities is to assist group companies in managing their insurance costs, as well as providing a comprehensive review of risk retention and risk financing options through insurance. Recently, a person in charge for risk management has been appointed in each subsidiary/affiliated company/ business unit to facilitate and be responsible for all risk management activities, e.g. to update risk registers, report risk issues, assist in BCP development, and insurance analysis. Employee Communication Several initiatives took place during the year to cascade GCG practices down throughout the group, to enhance our internal communications, to build morale and to foster a conducive work environment. A key initiative is the annual President’s letter, which is distributed to executives and employees. The letter covers the Company’s business targets and key strategies, the business environment, as well as a forecast for the macro economy. To reinforce the message contained in the letter, the Board of Directors holds communication forums with management level staff across the Group.
BOD and BOC Remuneration In 2005, the BOD and BOC of Astra Group consolidation received a total of Rp 267.3 billion in salaries and other forms of compensation. Corporate Secretary The Corporate Secretary is responsible for ensuring the Company’s compliance with capital market rules and regulations, and that the BOD is kept informed and up-todate with regulatory changes and related implications. He maintains equitable, transparent and consistent communications with the authorities as well as the capital market players on all GCG issues, as well as material transactions and corporate actions. The Corporate Secretary also holds the role of Corporate Communications Chief. This role involves the maintenance of Company’s reputation as a leading listed company in Indonesia, provision of timely, accurate and up to date information about Astra to its shareholders, investors, analysts, the media and the general public, on a day-to-day basis. It also involves the communication of the Company’s values, philosophy, culture and corporate social responsibility programmes internally to staff via in-house publications and various events. In order to strengthen the company’s network, Corporate Communication also actively explores, collects and collates information for the Group’s
needs as well as maintains and develop the relationship with all stakeholders. Public Relations (PR) As part of its responsibility to maintain transparency and openness with stakeholders, PR maintains good relationships internally within the Group as well as externally with the public. External communications cover our media relations, government relations and community relations. In particular, PR has a long and mutually beneficial relationship with the media, working as partners. During 2005, we issued quarterly and full year financial results’ announcements through press releases and we organized employee communications, as well as a PR communication forum. Since 1998, the Company has held annual workshops for journalists to update them with the latest Astra information, as well as that of the publicly listed and bond issuing companies within the group. Internal communications cover the Company’s publications as well as coordinating the communications and PR functions of Astra Group. An employee magazine is distributed to staff as a communications tool outlining initiatives undertaken during the year. Information on Astra Group is also available via its annual reports, press releases and the Company’s website at www.astra.co.id.
Investor Relations (IR) The Company puts strong emphasis on cultivating long-term investor relationships. Its IR team actively updates equity analysts and fund managers through frequent interaction. In 2005, the Company hosted over 240 one-on-one investor meetings. More than half of these meetings were conducted overseas at 6 major investment conferences and international road shows in Asia, Europe and the USA. To ensure quality communication and access to management, Analysts Gatherings are conducted, at least three times a year. In August 2005, the Company held a Public Expose, inviting journalists, bankers, analysts, investors and capital market authorities to update them on Astra’s business progress and strategies, moving forward. In December 2005, the Company arranged a visit to the newly opened Astra Honda Motor facility in Cikarang for Equity Analysts and Investors. Related information and presentations such as Investor Updates, Car and Motorcycle Sales Reviews are regularly uploaded onto the Company’s website. Other activities such as Information Broadcasts, Conference Calls, Security Visits, Plant and Dealer Visits are organized to improve communication and foster good relations with analysts and investors.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 51
Struktur Bisnis BU S I N E S S S T RU C T U R E
AUTOMOTIVE
FINANCIAL SERVICES
HEAVY EQUIPMENT
Automobile Mobil
Automobile Financing Pembiayaan Mobil
Construction Machinery Mesin Konstruksi
Toyota Isuzu Daihatsu Nissan Diesel Peugeot BMW
Astra Credit Companies Toyota Astra Financial Services
PT United Tractors Tbk PT Traktor Nusantara
Motorcycle Financing Pembiayaan Sepeda Motor
Mining Contractor Kontraktor Penambangan
PT Federal International Finance PT Pamapersada Nusantara
Motorcycle Sepeda Motor Honda
Components Komponen
Heavy Equipment Financing Pembiayaan Alat berat PT Komatsu Astra Finance PT Surya Artha Nusantara Finance
Banking Perbankan PT Bank Permata Tbk
PT Astra Otoparts Tbk
General Insurance Asuransi Kerugian
Others Lain-lain
PT Asuransi Astra Buana
Astraworld TRAC Mobil 88
Life Insurance Asuransi Jiwa PT Astra CMG Life
52 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
AGRIBUSINESS
I N F O R M AT I O N T E C H N O L O G Y
INFRASTRUCTURE
Crude Palm Oil Minyak Sawit Mentah
Document Solutions
General Infrastructure Infrastruktur umum
PT Astra Graphia Tbk PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Astratel Nusantara PT Intertel Nusaperdana
IT Solution PT SCS Astragraphia Technologies
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 53
54 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Otomotif Astra merupakan kelompok otomotif terkemuka di Indonesia dengan rantai usahanya meliputi pabrikasi, perakitan, distribusi serta layanan purna-jual mobil, sepeda motor dan komponen. Kami bermitra dengan Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW untuk mobil. Sedangkan untuk sepeda motor bermitra dengan Honda. Di bidang usaha komponen, kami bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Aisin, Akebono, Denso, Izumi, Kayaba, Japan Storage Battery, dan SKF.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 55
GRUP MOBIL AUTOMOBILE GROUP
Anak perusahaan kami, PT Gaya Motor (GM), merakit berbagai model Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW. GM juga melakukan pengecatan dan ‘welding’ komponen-komponen produk Astra maupun non Astra. Bisnis mobil kami juga mencakup penyewaan kendaraan, ‘fleet management’, ‘customer relationship management’ dan penjualan ‘used car’. Kinerja Pada tahun 2005, Divisi Otomotif memberikan kontribusi sebesar 62,6% terhadap pendapatan bersih Astra, meningkat sebesar 24,9% menjadi Rp 38,3 triliun. Grup Mobil Berdasarkan data GAIKINDO, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, total penjualan mobil domestik mencapai 533.917 unit pada tahun 2005, naik sebesar 10,5% dibanding tahun 2004. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir. Pangsa pasar Astra meningkat dari 44,6% menjadi
56 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
48,5% dengan penjualan sebesar 258.890 unit naik sebesar 20,1% dari tahun sebelumnya. Pada sembilan bulan pertama tahun 2005, penjualan mobil mencatat kinerja yang sangat baik, tetapi dampak dari lonjakan harga bahan bakar minyak yang berpengaruh pada daya beli konsumen ditambah dengan pengetatan likuiditas mengakibatkan melemahnya penjualan pada kuartal terakhir. Toyota masih mendominasi pasar mobil dan pangsa pasarnya naik menjadi 34,2%, dibandingkan 29,4% pada tahun 2004. Popularitas Toyota Kijang Innova dan Avanza merupakan faktor utama di belakang kesuksesan Toyota. Bersama dengan Daihatsu Xenia dan Isuzu Panther, Astra mendominasi segmen MPV (kendaraan serba guna). Kami melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan output dan efisiensi karena permintaan atas model-model tersebut cukup tinggi dan pada akhir tahun 2005, Astra Daihatsu Motor (ADM) juga
Astra memasuki segmen SUV dengan meluncurkan Toyota Fortuner. Astra entered SUV segment by introducing Toyota Fortuner.
34.2% Toyota’s market share
Market Share by Brand
Other Non-Astra 10.2%
Other Non-Astra 8.4%
Honda 10.1%
Toyota 34.2%
Honda 9.6%
2005
Toyota 29.4%
2004 Suzuki 17.0%
Suzuki 16.4%
Daihatsu 9.9%
Daihatsu 9.1% Mitsubishi 16.7%
Isuzu 4.7% Other Astra 0.4%
Mitsubishi 18.5%
Isuzu 4.9% Other Astra 0.5%
Toyota Kijang Innova, mobil paling populer di Indonesia. Toyota Kijang Innova, the most popular car in Indonesia.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 57
telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi dari 78.000 unit menjadi 114.000 unit per tahun. Sebagai bagian dari strategi global prinsipal kami, Toyota Motor Corporation (TMC) dan Daihatsu Motor Corporation (DMC) menunjuk Indonesia sebagai salah satu basis produksi utamanya. TMC menunjuk PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memproduksi ‘international multi purpose vehicle’ (IMV) untuk pasar global termasuk Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Pada tahap ini, TMMIN memproduksi Toyota Kijang Innova. Disamping itu, DMC memilih Indonesia sebagai basis produksi untuk mobil kompak. ADM merayakan pencapaian produksi 1 juta unit pada bulan Juli 2005. Sejalan dengan peningkatan permintaan pasar dan usaha kami untuk mendekatkan diri kepada pelanggan, sepanjang tahun 2005, Toyota dan Daihatsu mengembangkan outlet penjualan dan layanan purna jualnya di
58 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
beberapa kota di Indonesia yang dimiliki oleh Astra maupun ‘dealer’ non-Astra. Selain Isuzu Panther yang masih mendominasi pasar MPV medium diesel, Isuzu juga merk yang sangat dikenal pada segmen ‘pick up medium’ dan berbagai varian truk. Sepanjang tahun 2005, Isuzu berhasil mempertahankan pangsa pasarnya. Pada segmen truk menengah dan besar, penjualan Nissan Diesel meningkat sebesar 10,3% meskipun permintaan pasar truk stagnan. Meskipun ada beberapa model baru diluncurkan pada tahun 2005, penguatan mata uang Euro mempengaruhi penjualan Peugeot dan BMW sehingga penjualannya menurun. Dalam usaha kami untuk memberikan produk-produk terbaik dan pilihan model kepada pelanggan, sepanjang tahun 2005 kami memperkenalkan beberapa model yaitu Toyota Fortuner, Daihatsu Taruna OXXY, Peugeot 407, Peugeot 407SW, BMW seri 3, BMW seri 7 dan BMW seri 1.
258,890 units Astra car sales
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 59
Automotive Astra’s Automotive group is Indonesia’s leading manufacturer, assembler, distributor and after sales service provider of automobiles, motorcycles and automotive components. In automobiles, Astra has partnerships with Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot and BMW, and in motorcycles, we are in partnership with Honda. In the component business, we partner with industry giants such as Aisin, Akebono, Denso, Izumi, Kayaba, Japan Storage Battery, and SKF.
ADM meningkatkan kapasitas pabriknya menjadi 114,000 unit per tahun. ADM has increased its plant capacity to 114,000 units per annum.
Our wholly owned subsidiary, PT Gaya Motor assembles various models for Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot and BMW. It also paints and welds Astra components and other non-Astra branded products. The automobile business division also has related businesses in car rental, fleet management, customer relationship management and used cars.
Results In 2005 the Automotive Division contributed 62.6% to Astra net revenue, representing an increase of 24.9% to Rp 38.3 trillion.
Automobile Group According to GAIKINDO, the national car manufacturers’ association, total domestic car sales reached 533,917 units in 2005, an increase of 10.5% over 2004. This is the highest achievement within automotive industry in Indonesia in the last 5
60 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
years. Astra’s market share rose from 44.6% to 48.5%, with 258,890 units sold, representing an increase of 20.1% over the previous year. In the first nine months of 2005, automobile sales recorded strong results, but the effect of the fuel price hike on consumer confidence, together with tight liquidity, resulted in a softening in the last quarter.
Daihatsu Motor (ADM) succeeded in increasing its annual production capacity from 78,000 units to 114,000 units per annum by the end of 2005.
Toyota still dominates the automobile market with a rise in market share to 34.2%, compared to 29.4% in 2004. The continuing popularity of the Toyota Kijang Innova and Toyota Avanza was one of the primary factors behind Toyota’s success. Together with the Daihatsu Xenia and Isuzu Panther, Astra dominates the MPV (multi purpose vehicle) segment.
As part of the global strategy of our principals, Toyota Motor Corporation (TMC) and Daihatsu Motor Corporation (DMC) have appointed Indonesia to be one of their main production bases. TMC assigned PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) to produce its international multi purpose vehicle (IMV) model for global market including Asia, Africa and South America. At this stage, TMMIN manufactured Toyota Kijang Innova. In addition, DMC has selected Indonesia as their main production base for compact cars.
Due to the popularity of these models, we have been working on various initiatives during the year to boost output and efficiency. PT Astra
Since its inception, ADM celebrated a significant milestone in July 2005 when output of units passed the 1 million mark.
Along with the rising sales demand and our effort to get closer to customers, Toyota and Daihatsu have expanded their sales and after sales service outlets in several cities in Indonesia owned by Astra and nonAstra dealers in 2005. Aside from Isuzu Panther which still dominates medium MPV diesel segment, Isuzu is also well-known brand for its medium pick-up and range of trucks. In 2005, Isuzu maintained its market share.
It is our aim to provide the best products and a variety choice of models to customers. In 2005, we introduced several models that were Toyota Fortuner, Daihatsu Taruna OXXY, Peugeot 407, Peugeot 407SW, BMW 3 series, BMW 7 series and BMW 1 series.
Astra Direct Sales Outlets
Toyota Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot BMW Total
2005 60 71 34 5 3 4
2004 54 54 32 5 7 4
177
156
Non-Astra Direct Sales Outlets
In the medium and heavy trucks segment, Nissan Diesel sales rose by 10.3% despite the flat market demand of truck in 2005. With the strong Euro currency, Peugeot and BMW suffered a decline in sales, although new models were introduced in 2005.
Toyota Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot BMW Total
2005 120 66 59 13 14 0
2004 112 76 65 13 16 0
272
282
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 61
ASTRAWORLD TRAC MOBIL 88
AstraWorld AstraWorld adalah salah satu divisi Astra yang memberikan layanan purna jual dengan menyediakan ‘call center’ dan ‘emergency road assistance’ bagi pelanggan. Majalah Marketing Indonesia memberikan penghargaan kepada AstraWorld sebagai ‘call center’ otomotif terbaik di Indonesia. Jumlah keanggotaan AstraWorld pada akhir tahun 2005 mencapai lebih dari 241.000, meningkat 52,5% dari tahun 2004. Saat ini, fokus AstraWorld adalah memanfaatkan data pelanggan untuk mendukung program ‘Customer Relationship Management’ Divisi Otomotif Astra.
62 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Ast ra Rent a Car (TRAC) TRAC bergerak di bidang penyewaan mobil dan pengelolaan armada di seluruh Indonesia, termasuk penyewaan truk dan motor (TREMO). Dengan armada yang mencapai lebih dari 11.000 mobil dan lebih dari 1.000 sepeda motor, TRAC memiliki 21 cabang dan 16 outlet di kota-kota besar di Indonesia.
Mobil 88 Mobil 88 bergerak di bidang usaha ‘used car’. Meskipun persaingan di bidang otomotif sangat kompetitif, Mobil 88 tetap menempati posisi terdepan.
11,000 TRAC cars fleet
Armada TRAC siap melayani pelanggannya. TRAC fleets are ready to serve its customers.
AstraWorld AstraWorld is our comprehensive after-sales automobile service division, providing customers with a call centre and emergency roadside assistance. Marketing Magazine of Indonesia awarded AstraWorld as Indonesia’s best automotive call centre. By the end of 2005, AstraWorld’s membership currently stood at over 241,000, an increase of 52.5% over 2004. The current focus of the AstraWorld is to harness existing data to support our customer relationship management initiatives.
Astra Rent a Car (TRAC) TRAC provides complete car rental and fleet management solutions across Indonesia, including trucking and motorcycle rentals (TREMO). With a current fleet of over 11,000 cars and over 1,000 motorcycles, TRAC now has 21 branches and 16 outlets in the major cities of Indonesia.
Mobil 88 Mobil 88 is our second-hand car business arm operating as a division of the Automobiles group. Despite a competitive environment, Mobil 88 is an established brand and enjoys a strong market position.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 63
SEPEDA MOTOR MOTORCYCLE
Market Share by Brand Others 0.7%
Others 0.7%
Kawasaki 1.5%
Kawasaki 2.7%
Yamaha 24.1%
Honda 52.2%
Yamaha 22.5%
Honda 52.4%
2005
2004
Suzuki 21.5%
Total Market
Suzuki 21.7%
5,074,204
3,887,675
Motorcycle sales outlet 2005
2004
66
49
Non-Astra Sales Outlet
1,486
1,219
Total Outlet
1,552
1,268
Astra Direct Sales Outlet
Tersedianya pembiayaan yang lebih mudah di pasar pada tiga kuartal pertama tahun 2005 mengakibatkan permintaan sepeda motor meningkat sangat kuat. Pada tahun 2005, penjualan sepeda motor di Indonesia naik sebesar 30,5% menjadi 5.074.200 unit, dibandingkan dengan 3.887.675 unit pada tahun 2004 (sumber: AISI – Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Melonjaknya bahan bakar mengakibatkan pilihan konsumen beralih pada sepeda motor, karena lebih hemat baik dalam hal biaya maupun waktu dibandingkan dengan penggunaan transportasi umum. Honda dapat mempertahankan pangsa pasarnya sebesar 52,2%. Seiring dengan perkiraan pertumbuhan pasar, AHM menambah fasilitas produksinya dengan mendirikan pabrik ketiga di Cikarang pada bulan September 2005 dengan total investasi sebesar US$150 juta. Pabrik baru ini mempunyai kapasitas 1 juta unit per tahun, sehingga total kapasitas produksi seluruh pabrik AHM menjadi 3 juta unit per tahun. Modelmodel baru yang dibuat di pabrik baru ini
64 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
antara lain Supra X125, Supra Fit yang baru dan Supra X125 PGM-FI (injection). Pada tahun 2005, penjualan Astra Honda Sales Operation sebagai salah satu dealer utama AHM, mencapai 681.000 unit atau sebesar 25,7% dari total penjualan Honda dibandingkan dengan 594.135 unit pada tahun 2004, atau 29,2% dari total penjualan Honda.
With the greater availability of finance in the market in the first three quarters of 2005, there was strong demand for motorcycles. 2005 saw an increase of 30.5% in total motorcycle sales in Indonesia to 5,074,200 units, versus 3,887,675 units in 2004, (source: AISI – the Association of Indonesian Motorcycle Industry). In addition, the fuel price increase influenced consumer demand in favour of motorcycles, in view of the cost and time advantage they offer over public transportation. Honda maintained its market share of 52.2 %. In line with anticipated growth, AHM expanded its production facilities, opening its third production plant in Cikarang in September 2005 with a total investment of US$150 million. The new plant’s annual capacity of 1 million units brings total annual production capacity to 3 million. New models to be manufactured at the plant include the Supra X125 model, the new Supra Fit, and the Supra X125 PGM-FI (injection).
In 2005 we sold 681,000 units through Astra Honda Sales Operations as one of AHM’s main dealer representing 25.7% of total Honda sales, versus 594,135 units sold in 2004, which represented 29.2% of total sales.
Dengan beroperasinya pabrik ketiga di Cikarang, kapasitas produksi AHM naik menjadi 3 juta unit per tahun. By opening its third factory in Cikarang, AHM’s production capacity has increased to 3 million per annum.
2,648,186 units sold
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 65
KOMPONEN COMPONENTS
AOP Sales Breakdown Export 19.5% OEM 41.5%
OEM 39.4%
2005
2004
Replacement Market 39.0%
PT Astra Otoparts (AOP) adalah perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang otomotif baik untuk ‘original equipment market’, ‘replacement market’ domestik dan pasar ekspor melalui 31 unit bisnis berupa anak perusahaan dan afiliasinya.
Berbagai komponen yang diproduksi AOP. Various components produced by AOP.
Pendapatan bersih AOP meningkat sebesar 31,7% menjadi Rp 3,9 triliun, akibat pertumbuhan pasar otomotif secara keseluruhan. Laba bersih naik dari Rp 223,2 miliar menjadi Rp 279,0 miliar. AOP saat ini sedang memperkuat teknik desain dan proses rekayasa industri serta mengembangkan produk-produk dengan hak paten yang telah diterima baik oleh grup otomotif terkemuka dunia. AOP juga sedang mendaftarkan hak paten atas rancangan kaca spion dan beberapa produk yang diluncurkan pada tahun 2005, yaitu ‘seat bottom assy’, ‘fuel hose’, panel rem belakang dan piston sepeda motor.
66 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Export 15.8%
Replacement Market 44.8%
Upaya penjualan AOP didukung oleh jaringan kantor-kantor perwakilan internasional di Dubai, Singapura, Melbourne dan Shanghai. Di dalam negeri, kami telah melaksanakan gagasan untuk memperpendek rantai distribusi dan memperkuat sistem logistik sehingga membuka peluang untuk meningkatkan keuntungan. Untuk lebih dekat pada pelanggan, kami juga mengembangkan depo logistik regional di Surabaya untuk mendukung 15 sub-depo di Jawa dan Bali.
PT Astra Otoparts Tbk (AOP) is an automotive parts manufacturing and distribution company serving the domestic original equipment market, the domestic replacement market and the export market, through 31 business units, subsidiaries and associates. AOP net revenue rose by 31.7% to Rp 3.9 trillion benefiting from the overall growth in the automotive market. Net income increased from Rp 223.2 billion to Rp 279.0 billion. AOP is currently strengthening its own capabilities in design and process engineering and is also developing proprietary products, which are winning acceptance with leading automotive groups worldwide. Currently AOP is registering its design for a motorcycle rear-view mirror, and the following new products were launched in 2005: a seat bottom assy, fuel hose, rear brake panel and piston.
Our sales efforts are supported by an international network of representative offices in Dubai, Singapore, Melbourne and Shanghai.
AOP secara resmi meluncurkan mesin komponen yang dirancang dan diproduksi sendiri. AOP officially launched its own componentmanufacturing equipment.
Closer to home, we are embarking on initiatives to shorten the distribution chain and to strengthen the logistics system by cutting out layers and adding margin opportunities. To get closer to our customers, we are also developing a regional logistics depot in Surabaya to support 15 sub depots in Java and Bali.
31.7% net revenue rose
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 67
Toyota Yaris, mobil kompak terbaru yang diluncurkan Astra di awal tahun 2006. Toyota Yaris, the latest compact car introduced by Astra in early 2006.
Tinjauan ke depan Dalam jangka pendek, faktor-faktor ekonomi makro akan memberikan tekanan pada pasar mobil, sepeda motor dan komponen. Namun, Astra memiliki keunggulan kompetitif dan dominasi pasar sehingga kami yakin dapat menjawab tantangan ini serta berada pada posisi yang kuat ketika pasar membaik. AOP merancang dan memproduksi mesin pembuat komponen yang disebut Winteq. AOP designed and produced componentmanufacturing equipment – Winteq.
Pada grup mobil, kami yakin bahwa upaya penelitian yang kami lakukan akan memberikan hasil positif dengan diperkenalkannya model-model baru ke pasar yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen, seperti Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Pada Februari 2006, Toyota telah meluncurkan mobil kecil terbarunya, Toyota Yaris, yang mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Kami yakin bahwa TRAC memiliki potensi kuat untuk berkembang, mengingat semakin banyak perusahaan yang mengalihkan pengelolaan armada kendaraannya kepada perusahaan
68 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
yang fokus di bidang ini. Saat ini Astra sudah menjadi pemimpin pasar dan ingin mengembangkan bisnis ini lebih lanjut. Perseroan mendirikan suatu perusahaan patungan dengan Toyo Fuji Group yang bernama PT Toyo Fuji Serasi Indonesia (TFSI), dengan kepemilikan saham sebesar 60,00%. TFSI melayani angkutan laut antar pulau untuk kendaraan bermotor dari Jakarta ke Surabaya dan Medan. Untuk sepeda motor, kami terus meluncurkan berbagai model baru yang hemat bahan bakar dengan harga terjangkau dan model menarik. Melihat potensi pasar domestik dan skala ekonomis, bisnis komponen otomotif ke depannya cukup menjanjikan, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kami juga bermaksud untuk meningkatkan kemampuan pabrikasi dan jalur distribusi internasional, terutama di Asia Tenggara. Pada bulan Maret 2006, AOP telah secara resmi menunjukkan kemampuannya dalam memproduksi mesin pembuat komponen.
Outlook In the short term, macro-economic factors will continue to put pressure on Astra’s automobile, motorcycle and component markets. However, Astra’s market dominance and competitive advantage puts us in a strong position to respond to these challenges, and means we will be well placed to benefit when the market improves. For the automobile group, we believe the effort we are putting into research will bear fruit as we release new models into the market which are more attuned to consumer’s tastes and needs, as with the Toyota Avanza and Daihatsu Xenia. In February 2006, Toyota unveiled its newest small car concept, the Toyota Yaris, which was warmly received by the market. We believe TRAC has strong potential for revenue growth, as more and more companies outsource their fleet management to focused players. We are already the market leader and we intend to expand the business further.
We formed a joint venture company with Toyo Fuji Group, namely PT Toyo Fuji Serasi Indonesia (TFSI), in which we have 60.00% shareholding. TFSI offers inter-island shipping transportation services for motor vehicles from Jakarta to Surabaya and Medan.
Aktifitas produksi Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia di pabrik Sunter. Toyota Avanza and Daihatsu Xenia production line at Sunter plant.
For motorcycle, we continue to introduce new models, focusing on improved fuel efficiency, affordability and market appeal. For automotive components, bearing in mind Indonesia’s potential domestic demand and the effect of economies of scale, AOP’s outlook is promising, both in domestic and export markets. We also aim to expand our manufacturing capabilities and our channels of distribution internationally, especially in Southeast Asia. In March 2006, AOP officially launched its own capability in producing component-manufacturing equipment.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 69
70 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Jasa Keuangan Bidang usaha Jasa Keuangan terdiri dari pembiayaan konsumen untuk kepemilikan serta asuransi kerugian mobil dan sepeda motor. Pelayanan ini melengkapi bidang usaha Otomotif sehingga Astra dapat menawarkan pelayanan satu atap kepada para pelanggannya. Divisi ini juga bergerak dalam bidang jasa keuangan lainnya seperti perbankan, asuransi jiwa dan pembiayaan alat berat.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 71
Amount Financed (Rp trillion)
Unit Financed (Thousand) 2004
2005
1,443
2004
2005
14.1
10.5
886
9.8 7.9
109
96
ACC
FIF
ACC
Kinerja Meskipun kondisi perekonomian pada kuartal terakhir tahun 2005 lebih menantang, bidang usaha Jasa Keuangan membukukan hasil kinerja yang baik, dengan memberikan kontribusi sebesar 9,3% terhadap penghasilan bersih Astra. Penghasilan bersih tahun 2005 adalah sebesar Rp 5,7 triliun, naik dari Rp 4,2 triliun di tahun 2004. PT Federal International Finance (FIF), anak perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor, mencatat pertumbuhan jumlah pembiayaan yang signifikan sebesar 79,2%, atau sejumlah Rp 14,1 triliun dibanding dengan Rp 7,9 triliun pada tahun 2004 dan PT Asuransi Astra Buana (AAB), anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi kerugian, membukukan pertumbuhan pendapatan premi besih sebesar 32,6%. Pembiayaan Sepeda Motor Pada tahun 2005, FIF membiayai 45,1% penjualan sepeda motor Honda, atau sebanyak 1,2 juta unit. FIF juga membiayai 209.450 unit ‘used
72 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
FIF
Car Motorcycle
motorcycle’. Untuk mempertahankan nilai jual kembali sepeda motor Honda, FIF menyediakan fasilitas kredit untuk ‘used motorcycle’ yang telah diperbaiki dan direkondisi. Hingga akhir tahun 2005, FIF memiliki lebih dari 2 juta nasabah, dengan didukung oleh 89 kantor cabang utama di seluruh Indonesia. Untuk memperoleh penetrasi pasar yang lebih baik, FIF menawarkan pembiayaan Syariah di beberapa daerah di Indonesia. FIF merupakan perusahaan pembiayaan pertama yang menggarap pasar baru ini. FIF aktif dalam kegiatan ‘financial market’ dan kegiatan operasinya dibiayai dari hasil penerbitan obligasi, hutang bank dan pembiayaan bersama dengan beberapa bank. Pembiayaan Mobil Di bidang usaha pembiayaan mobil, Astra memiliki beberapa perusahaan pembiayaan yang berada dalam naungan Astra Credit Companies (ACC). PT Astra Sedaya Finance, perusahaan terbesar
Car Motorcycle
dalam kelompok ACC, merupakan perusahaan patungan dengan General Electric Capital. Pada tahun 2005, ACC membiayai 96.311 unit mobil senilai Rp 9,8 triliun yang terdiri dari 50% mobil baru Astra, 11% mobil baru non-Astra, dan 39% ‘used car’. Tunggakan dan kerugian penjualan mobil agunan yang lebih tinggi, terutama jenis kendaraan komersial, telah menurunkan kinerja ACC pada tahun 2005. Untuk mengatasi hal tersebut, ACC menerapkan kebijakan kredit yang lebih hati-hati. Hingga akhir tahun 2005, ACC memiliki lebih dari 500.000 nasabah yang didukung oleh 34 kantor cabang di seluruh Indonesia. ACC aktif dalam kegiatan ‘financial market’ dan kegiatan operasinya dibiayai dari hasil penerbitan obligasi, hutang bank dan pembiayaan bersama dengan beberapa bank.
79.2% FIF loans growth FIF dan ACC membantu banyak keluarga mewujudkan impiannya untuk memiliki kendaraan melalui pembiayaan yang kompetitif. FIF and ACC helps many families realize their dreams to have their owned motorcycles and cars through a competitive financing.
Pada bulan Oktober 2005 Astra dan Toyota Financial Services Corporation (Japan) menandatangani kerjasama patungan 50:50 untuk mendirikan Toyota Astra Financial Services (TA Finance). Pada bulan Februari 2006, Perseroan menanamkan modal senilai Rp 230,2 miliar. TA Finance akan memberikan jasa pembiayaan khususnya untuk mobil Toyota dan diharapkan akan mulai beroperasi pada kwartal kedua tahun 2006. Asuransi Kerugian Guna melengkapi usaha pembiayaan otomotif, Astra menawarkan sejumlah produk asuransi baik untuk individu maupun perusahaan seperti asuransi mobil, sepeda motor, kebakaran dan pengangkutan/cargo melalui anak perusahaannya, AAB. Pada tahun 2005, AAB membukukan pendapatan premi bersih sebesar Rp 880,1 miliar, atau naik sebesar 32,6% dari tahun sebelumnya. Hingga akhir tahun 2005, AAB menerbitkan 2.465.790 polis, naik sebesar 41% dari tahun sebelumnya. Total aktiva mengalami kenaikan sebesar 34,3% menjadi Rp 1,9 triliun, sedangkan total investasi sejumlah Rp 1,2 triliun. Risk Based Capital (RBC) AAB sebesar 137%, lebih besar dari persyaratan minimum yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan yaitu sebesar 120%. Pembiayaan Alat Berat Dalam bidang pembiayaan alat berat, Perseroan bekerjasama dengan Komatsu
Asia & Pacific Pte Ltd. membentuk Komatsu Astra Finance, perusahaan patungan 50:50 yang membiayai alat berat bagi pelanggan besar dalam sektor pertambangan. Astra juga merestrukturisasi usaha patungan 60:40 dengan Marubeni dalam Surya Artha Nusantara Finance (SANF) yang menyediakan pembiayaan alat berat untuk sektor pertambangan, konstruksi, kehutanan, pertanian, dan sektor lainnya. Perbankan Ritel Bersama Standard Chartered Bank, Perseroan memiliki 31,55% saham Bank Permata, dengan tingkat kepemilikan yang sama. Bank Permata memfokuskan diri pada segmen perusahaan menengah dan kecil (UKM) dan konsumen. Bank Permata melakukan investasi untuk membangun kerangka manajemen risiko yang lebih kuat dengan mereposisi model bisnis dan proses manajemennya. Laba bersih turun menjadi Rp 295,0 miliar akibat berbagai faktor termasuk meningkatnya suku bunga, kerugian akibat penurunan nilai pasar obligasi pemerintah dan sekuritas lain, peningkatan cadangan utang tak tertagih serta pembayaran pajak yang lebih tinggi. Asuransi Jiwa PT Astra CMG Life (ACMGL), yang merupakan perusahaan asuransi jiwa patungan antara Astra dan Commonwealth Bank of Australia, membukukan pendapatan premi sebesar Rp 436,8 miliar, atau naik 13,2% dibanding dengan Rp 386,1 miliar di
tahun 2004. Pertumbuhan aktiva tercatat sebesar 22,4% menjadi Rp 962,6 miliar. Tingkat RBC yang dimiliki ACMGL adalah sebesar 145%, lebih tinggi dari persyaratan minimum yang ditetapkan yaitu sebesar 120%. Tinjauan Ke Depan Kebijakan fiskal konservatif yang diterapkan pemerintah mengarah pada pengetatan likuiditas di sektor keuangan, mengurangi kesempatan bagi konsumen dalam memperoleh pinjaman. Meskipun dalam jangka pendek pasar pembiayaan konsumen melemah, dalam jangka menengah, perubahan tersebut akan menyehatkan pasar. Kami tetap berharap bahwa kebijakan pemerintah akan membawa perubahan ke arah pertumbuhan ekonomi yang lebih positif. Proyek-proyek infrastruktur pemerintah juga diharapkan memberi peluang usaha bagi bidang usaha pembiayaan alat berat Astra, dimana perusahaanperusahaan patungan kami, KAF dan SANF, telah memiliki posisi yang baik untuk menjawab tantangan ini.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 73
Financial Services The Financial Services businesses consist of consumer finance relating to automobile and motorcycle financing and general insurance. These services complement Astra automotive business and enable us to offer a comprehensive, one-stop solution to our customers, from financing a purchase to insuring a motor vehicle. The division is also involved in other financial services including retail banking, life insurance and financing heavy equipment. Results Despite the challenging economic conditions that emerged in the last quarter of 2005, Astra Financial Services business posted good results, with a contribution to Astra net revenue of 9.3%. Net revenue for 2005 was Rp 5.7 trillion, up from Rp 4.2 trillion in 2004. This result was mainly driven by PT Federal International Finance (FIF), our motorcycle financing subsidiary, which recorded very significant growth of 79.2% in the amount financed in 2005 at Rp 14.1 trillion compared to Rp 7.9 trillion the previous year. The result was also supported by the good performance of PT Asuransi Astra Buana (AAB), our general insurance subsidiary, which booked a significant growth in net premium income of 32.6%. Motorcycle financing In 2005, FIF financed 45.1% of total Honda motorcycles sales, representing 1.2 million units. In addition, FIF also financed 209,450 units of used motorcycles. To maintain the resale value of Honda motorcycles, FIF encouraged consumers to buy secondhand by providing credit facilities for repaired and reconditioned motorcycles. By the end of 2005, FIF had over two million accounts in its customer base, supported by 89 main branches all over Indonesia. To obtain better market penetration, FIF has initiated Syaria multi finance in several areas in Indonesia in
74 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
2005 making FIF the first financing company to explore this new market. FIF is active in the financial markets and is funded by a mix of capital market bonds, direct bank loans and joint financing with banks. Automobile financing In the automobile financing business we have several entities which operate under the umbrella of Astra Credit Companies (ACC). In the largest entity, PT Astra Sedaya Finance, we are partnering with General Electric Capital. In 2005 ACC financed Rp 9.8 trillion of sales and a total of 96,311 car purchases, of which 50% were Astra new cars, 11% non-Astra new cars, and 39% used cars. A higher delinquency rate and a loss on repossessed assets, especially related to commercial vehicles, eroded ACC’s performance in 2005. To mitigate this, ACC has formulated more prudent credit disbursement policies. By the end of 2005 ACC had over 500,000 accounts in its customer base, supported by 34 branches across Indonesia. ACC is also active in the financial markets and is funded by a mix of capital market bonds, direct bank loans and joint financing with banks. In October 2005, the Company and Toyota Financial Services Corporation
(Japan) signed a 50:50 Joint Venture Agreement to establish Toyota Astra Financial Services (TA Finance). In February 2006, the Company made a capital injection of Rp 230.2 billion into the joint venture which is expected to commence operations in the second quarter of 2006, with its main focus on Toyota automobile financing. General Insurance In addition to our existing automotive financing, Astra offers a range of insurance products for individuals and companies including car, motorcycle, fire and cargo insurance through its subsidiary AAB. In 2005 AAB, posted net premium income of Rp 880.1 billion, representing a growth of 32.6% over the previous year. By the end of 2005, AAB had booked 2,465,790 policies, an increase of more than 41% over last year. Total assets increased by 34.3% to Rp 1.9 trillion, and total investments amounted to Rp 1.2 trillion. AAB’s Risk Based Capital (RBC) was 137%, substantially in excess of the 120% minimum requirement set by the Finance Ministry. Heavy Equipment Financing In the heavy equipment sector we partnered with Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd. to form Komatsu Astra Finance, a 50:50 joint venture which finances heavy equipment for large customers in the mining sector. We also renewed our 60:40
joint venture with Marubeni in Surya Artha Nusantara Finance (SANF), which finances heavy equipment in the mining, construction, forestry, agricultural, and other sectors. Retail Banking The Company holds a 31.55% direct interest in Permata Bank, in an equal partnership with Standard Chartered Bank. Permata Bank focuses on small and medium enterprises (SME) and consumer segments. We are also investing to reposition our business models and management process within a more robust risk management framework. Net income declined to Rp 295.0 billion during the year due to a mix factors including an increase in interest rates, a loss in the markto-market value of government bonds and other securities, higher provisions for bad debts and higher taxes paid. Life Insurance PT Astra CMG Life (ACMGL), our life insurance joint venture with Commonwealth Bank of Australia,
posted Rp 436.8 billion in premium income, a 13.2% increase compared to Rp 386.1 billion achieved in 2004. Total assets grew by 22.4% to Rp 962.6 billion. ACMGL’s RBC was 145%, in excess of the minimum requirement of 120%.
Jasa keuangan Astra antara lain asuransi kerugian, alat berat dan perbankan. Astra Financial Services includes general insurance, heavy equipment and retail banking.
Outlook The conservative fiscal stance adopted by the government, which led to a liquidity squeeze in the financial sector, is inevitably making it harder for consumers to borrow. Whilst in the short term the market for consumer finance has slowed down, in the medium term the adjustment will be healthy. Looking ahead we remain cautiously optimistic that government policies will bring about a return to more positive growth in the economy. The government’s infrastructure project is also likely to result in revenue opportunities for us in the financing of heavy equipment, which our new joint ventures KAF and SANF are well positioned to seize.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 75
76 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Alat Berat Bisnis Alat Berat Astra dikelola oleh anak perusahaan kami, PT United Tractors Tbk (UT) dengan kepemilikan saham sebesar 58,45%. UT bergerak dalam dua bidang usaha utama yaitu Mesin Konstruksi dan Kontraktor Penambangan. UT adalah distributor terkemuka di Indonesia dalam bidang penyediaan alat berat berkualitas beserta suku cadangnya dan jasa pemeliharaan alat. Bisnis kontrak penambangan dikelola oleh anak perusahaan UT, PT Pamapersada Nusantara (Pama).
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 77
Construction Machine Sales Volume Construction 11.6%
Construction 7.2%
Forestry 8.1%
Forestry 18.1%
Agriculture 15.6%
2005
2004 Mining 69.1%
Total
Mining 57.6%
Agriculture 12.7%
2,406 Units
1,619 Units
Kegiatan penambangan batubara oleh Pama. Coal extraction activities by Pama.
Kinerja Pada tahun 2005, Bisnis Alat Berat menyumbangkan 21,7% terhadap pendapatan Astra, naik dari 13,3% di tahun 2004 dikarenakan terkonsolidasinya UT pada Juni 2004. Pendapatan bersih UT meningkat 49,3% menjadi Rp 13,3 triliun pada tahun 2005, naik dari Rp 8,9 triliun pada tahun 2004. Penyumbang utama dari peningkatan ini adalah sektor pertambangan, seiring dengan kenaikan permintaan batubara yang diakibatkan kenaikan harga minyak mentah.
49.3% net revenue increased
Mesin Konstruksi Divisi Mesin Konstruksi UT menyediakan peralatan konstruksi dan pertambangan Komatsu, truk Nissan Diesel, Bomag ‘vibratory rollers’, crane Tadano, forklift Komatsu dan Patria, truk Scania dan peralatan perhutanan Valmet beserta layanan purna jual. UT menikmati pertumbuhan yang baik pada tahun 2005 dengan penjualan produk Komatsu sebanyak 2.406 unit, naik 48,6% dibanding tahun 2004, dan
78 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
angka tersebut melebihi rekor penjualan tertinggi sebelum krisis pada tahun 1996. Pangsa pasar Komatsu meningkat menjadi 48,2% dari 40,8% di tahun sebelumnya, sehingga Komatsu Ltd di Jepang memberikan pengakuan kepada UT sebagai distributor terbaik di dunia dengan pangsa pasar terbesar. Beberapa inisiatif telah dilaksanakan untuk memperkuat pelayanan konsumen UT. Hal ini termasuk peningkatan kompetensi karyawan dan perekrutan mekanik yang lebih trampil. Kami juga menyediakan program tukar dan perbaikan mesin-mesin di fasilitas ‘remanufacturing’ komponen di Balikpapan melalui PT Komatsu Remanufacturing Asia. Untuk menambah modal kerja dan melakukan pembiayaan kembali fasilitas hutang yang sudah ada dengan persyaratan dan kesepakatan keuangan dan dokumentasi yang lebih baik, UT telah menandatangani Fasilitas Kredit Sindikasi tiga tahun sebesar USD 140 juta dengan sembilan kreditor pada tanggal 19 Oktober 2005.
Net Revenue Contribution
Construction Machinery 44.2%
Construction Machinery 50.7%
Mining Contracting 49.3%
Mining Contracting 46.1%
2005
2004
Coal Mining 9.7%
Kontraktor Penambangan Pama adalah kontraktor penambangan terbesar di Indonesia dan kawasan regional dengan akreditasi peringkat dunia. Pama menyediakan jasa penambangan pada beberapa lokasi tambang batubara besar di Indonesia. Pada tahun 2005, Pama meraih 42,0% pangsa pasar pertambangan domestik. Pendapatan meningkat sebagai akibat dari peningkatan pemindahan tanah dan ekstraksi batubara yang dihasilkan, masing-masing sebesar 40,6% dan 20,1%. Produksi batubara pada tahun 2005 mencapai 35,3 juta ton, dibanding dengan 29,4 juta ton di tahun 2004. Pemindahan tanah pada tahun 2005 sebanyak 283,5 juta bcm, dibanding dengan 201,6 juta bcm di tahun 2004. Pama menambah 430 peralatan baru berkapasitas tinggi untuk mendukung operasi dan mengantisipasi pengembangan di masa depan.
kontrak sebesar USD 1 miliar dari PT Kaltim Prima Coal yang berlokasi di Bendili, Kalimantan Timur, Indonesia. Penggalian batubara pertama dilaksanakan pada pertengahan tahun 2005. Kapasitas produksi penuh yang diharapkan adalah sebesar 6 juta ton per tahun. Tinjauan Ke Depan
Pama akan terus mencari proyekproyek baru karena konsesi tambang di Indonesia saat ini sedang meningkat. Kami juga akan mempertahankan portofolio proyek-proyek menguntungkan yang sudah ada dan berkonsentrasi pada peningkatan efisiensi baik dalam bidang operasional maupun fungsi-fungsi pendukungnya.
Meskipun iklim ekonomi makro jangka pendek diperkirakan akan menekan permintaan, peluang jangka menengah dari divisi Alat Berat tetap memberikan harapan mengingat potensi pasar yang luas dan tidak terpaku pada sektor pertambangan semata. Kami mengharapkan adanya kenaikan kontribusi dari proyek-proyek infrastruktur yang saat ini tengah disusun oleh pemerintah. Kami juga berniat meningkatkan jumlah fasilitas di lokasi yang lebih dekat dengan
Pada bulan April 2004, Pama mendapatkan proyek penambangan batubara selama 12 tahun dengan nilai
para pelanggan kami dengan membuka fasilitas ‘re-manufacturing’ baru di Pekanbaru dan Jakarta pada tahun 2006.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 79
Heavy Equipment Astra’s Heavy Equipment business is carried out by our subsidiary PT United Tractors Tbk (UT), in which the Company has a 58.45% interest. UT engages in two main lines of business: Construction Machinery and Mining Contracting, and is a leading distributor of quality heavy equipment and related parts and services in Indonesia. Its mining contracting business is undertaken by its wholly owned subsidiary, PT Pamapersada Nusantara (Pama).
Armada alat berat Pama di KPC didukung oleh lebih dari 1.000 operator. Pama heavy equipment fleet at KPC is supported by more than 1,000 operators.
Results In 2005, the Heavy Equipment business contributed 21.7% of Astra net revenue, up from 13.3% in 2004, partly due to the consolidation of UT in June 2004. Net revenue of UT grew by 49.3% to Rp 13.3 trillion in 2005, up from Rp 8.9 trillion in 2004. The main contributor to this growth was the mining sector, where the increase in crude oil prices increased demand for coal. Construction machinery The Construction Machinery division of UT supplies Komatsu construction and mining equipment, Nissan Diesel trucks, Bomag vibratory rollers, Tadano cranes, Komatsu and Patria forklifts, Scania heavy-duty trucks and Valmet forestry equipment, as well as the after sales service. In 2005, UT saw a healthy growth in the sale of Komatsu products to 2,406 units, a 48.6% increase from 2004, and surpassing our pre-crisis record in 1996. Komatsu’s market share
80 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
increased to 48.2% from 40.8% the previous year. As a result, Komatsu Ltd of Japan recognized UT as the best distributor of its products in the world in term of market share. A number of initiatives have been launched to strengthen UT’s customer service capabilities. These include a focus on building up the competencies of our staff and the recruitment of more skilled mechanics. We are also providing customer trade-in services, and are reconditioning engines at our re-manufacturing components facility in Balikpapan through PT Komatsu Remanufacturing Asia. To obtain working capital and refinance existing facilities on better financial and documentary terms, UT signed a three-year Syndicated Credit Facility of USD 140 million with nine creditors on 19 October 2005. Mining contracting Pama is the largest mining contractor both in Indonesia and in the region, with world class accreditation. Pama
mainly provides mining contracting services at several reputable coal mines in Indonesia. In 2005, Pama achieved a 42.0% market share in domestic mining. Revenue increased as a result of higher overburden and coal output, at 40.6% and 20.1%, respectively. Pama’s coal-production in 2005 was 35.3 million tonnes, compared to 29.4 million tonnes in 2004. Overburden removal in 2005 was 283.5 million bcm, compared to 201.6 million bcm in 2004. Accordingly Pama added 430 new units of high capacity equipment to support its increased output, and to provide capacity for future identified expansion. In April 2004, Pama was awarded a 12-year coal-mining project with a contract value of USD 1 billion by PT Kaltim Prima Coal located in Bendili, East Kalimantan, Indonesia. The first extraction of coal commenced in mid 2005. The anticipated full production capacity is 6 million tonnes per annum.
Outlook Whilst the short-term macro-economic environment is expected to put pressure on demand, the medium term outlook for the Heavy Equipment division remains promising, with potential markets that go beyond mining. We are also expecting an increased contribution from the infrastructure projects currently being pursued by the government.
Kegiatan penambangan batubara di KPC, Bendili, Kalimatan Timur oleh Pama. Coal extraction activities by Pama at KPC, Bendili, East Kalimantan.
We intend to increase the number of facilities closer to our customers’ sites in various markets by opening new remanufacturing facilities in Pekanbaru and Jakarta in 2006. In mining contracting, Pama will continue to seek new projects, as contracting jobs among mining concession owners in Indonesia are on the rise. We will also maintain our existing portfolio of profitable projects, and focus on improving efficiency in both operational and support areas.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 81
82 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Agribisnis Usaha Agribisnis dikelola oleh anak perusahaan Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) dengan kepemilikan saham sebesar 79,68%. Aktivitas yang dijalankan meliputi penanaman, pemanenan serta pengolahan minyak sawit. Berdasarkan lahan yang dikelola dan volume produksi, AAL adalah salah satu produsen terbesar minyak sawit mentah (CPO) di Indonesia. AAL memiliki sekitar 31 perkebunan sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dengan total lahan tanam sebesar 201.412 hektar. AAL mempunyai 16 pabrik pengolahan CPO dalam lingkungan perkebunan dan sebuah kilang di Medan yang memproses CPO menjadi olein. AAL juga mempunyai perkebunan karet.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 83
Kinerja Pada tahun 2005, sumbangan Agribisnis terhadap pendapatan bersih Astra adalah sebesar 5,5%, dibandingkan 7,7% pada tahun 2004. Volume penjualan meningkat sebesar 13,3% karena peningkatan produktivitas kami di atas standar industri. Hasil CPO per hektar meningkat dari 3,9 ton menjadi 4,4 ton. Peningkatan produktivitas ini mengurangi dampak penurunan harga CPO terhadap pendapatan AAL. Pendapatan bersih AAL turun menjadi Rp 3,4 triliun dibanding Rp 3,5 triliun pada tahun 2004. Kinerja penjualan terbaik diraih melalui produk Super CPO sekitar 56% dari total produksi. Super CPO bernilai jual tinggi karena memiliki kandungan ‘free fatty acid’ yang lebih rendah dibanding produk sejenis lainnya.
Tinjauan Ke Depan Dalam jangka panjang, permintaan minyak sawit diharapkan akan tetap kuat karena permintaan konsumen dunia cenderung bergeser dari minyak kedelai ke minyak sawit. Permintaan pasar Cina dan India juga terus meningkat, sementara itu komoditi ini hanya diproduksi oleh Indonesia dan Malaysia.
Dalam usaha mempertahankan pertumbuhan, telah dibuka lahan baru kurang lebih seluas 10.000 hektar. Sepanjang tahun 2005 lahan konsesi bertambah sebesar 38.000 hektar. Secara operasional, kami terus berkonsentrasi untuk memaksimalkan produktivitas lahan yang sudah ada.
Untuk membagi risiko usaha dan mengurangi ketergantungan kami kepada satu produk, kami sedang mempertimbangkan untuk memperbesar usaha perkebunan karet, di mana kami sudah mempunyai keahlian. Thailand, Malaysia dan Indonesia adalah produsen
84 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Peluang usaha yang sedang kami jajaki ialah penyediaan bibit, mengingat permintaan pasar yang ada sudah melebihi kapasitas yang tersedia. Saat ini, kami sedang dalam tahap finalisasi Nota Kesepakatan (MOU) dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit – Medan (PPKS/IOPRI), suatu badan riset Indonesia untuk memulai usaha produksi bibit unggul.
terbesar karet di dunia. Saat ini, Thailand menempati urutan pertama dalam jumlah produksi karena banyak perkebunan karet Malaysia yang dialihkan menjadi lahan ‘real estate’. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, diperkirakan Thailand akan mengikuti jejak Malaysia, sehingga Indonesia dimungkinkan untuk menjadi produsen karet terbesar di dunia, dan ini akan merupakan kesempatan yang baik untuk Astra. Kami juga sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan ‘Bio-Diesel’ walaupun hal ini masih merupakan rencana jangka panjang.
13.3% sales volume increased
Agribusiness Astra’s Agribusiness interests are carried out by its subsidiary, PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) in which we hold a 79.68% stake. Its activities comprise the cultivation, harvesting and processing of palm oil. In terms of land bank and production volume, AAL is one of the largest producers of crude palm oil (CPO) in Indonesia. It operates approximately 31 oil palm plantations across Sumatra, Kalimantan and Sulawesi covering a total planted area of 201,412 hectares. It has 16 CPO processing mills situated on its plantations, and a refinery in Medan which refines CPO into olein. It also has an interest in a rubber plantation. Results Agribusiness’ contribution to Astra net revenue was 5.5% in 2005 compared to 7.7% in 2004. AAL’s sales volume increased by 13.3% as productivity improvements continue to place us above industry standards. Our CPO yields per hectare increased from 3.9 tonnes to 4.4 tonnes. This productivity improvement partially offset the decrease in CPO prices, moderating the slight decline in revenues at Rp 3.4 trillion this year, compared to Rp 3.5 trillion in 2004. The best performer was Super CPO, representing approximately 56% of total output, which commands a price premium due to its lower free fatty acid content. To maintain AAL’s production growth, new planting initiatives for approximately 10,000 hectares were implemented during the year. 2005 also saw the land bank increase by 38,000 hectares. Our operational focus continues to be on maximising the productivity of our existing plantations. Outlook Long-term demand for palm oil is expected to remain robust, given the global shift of consumers from soya to
palm oil, the growing markets of China and India, and the fact that Indonesia and Malaysia are the world’s only producers of consequence. Another opportunity we are presently pursuing is in the supply of new seeds, where demand currently outstrips supply. We are in the process of finalizing an MOU with PPKS-IOPRI Medan, an Indonesian Research organization, starting to produce our own premium seed. However, to spread risk and reduce our reliance on one product, we are evaluating the possibility of expanding our rubber interest as we have existing expertise in this area. Thailand, Malaysia and Indonesia are currently the largest producers worldwide. Presently Thailand is the leading producer, as many plantations in Malaysia have already been sold for real estate development. Thailand may soon follow in Malaysia’s footsteps, leaving Indonesia as the major player in the market. This will represent a good opportunity for Astra.
Proses pembibitan dan pengangkutan TBS di salah satu perkebunan AAL. (atas) Process of cultivating and FFB transpor tation at one of the AAL’s plantation. (top)
We are also exploring the feasibility of developing Bio-diesel, although this will be a long term initiative.
CPO Production Volume (thousand tons) CPO Sales Volume (thousand tons) Average AAL Selling Price (Rp/kg) FFB* Production Volume (million tons) * FFB: Fresh Fruit Bunches
AAL memiliki lebih dari 200.000 hektar kebun sawit dengan total jalan tahan cuaca sepanjang lebih dari 9.500 km. (kiri) AAL’s total planted area is more than 200,000 hectares of palm plantation with all weather access over 9,500 km. (left)
2005 857.1 818.7 3,389 3.5
2004 765.1 722.6 3,739 3.1
Growth 12.0% 13.3% -9.4% 13.5%
TBS: Tandan Buah Segar ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 85
86 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Teknologi Informasi Teknologi Informasi Astra dikelola oleh PT Astra Graphia Tbk (AG), anak perusahaan dengan kepemilikan Perseroan sebesar 76,87%. AG bergerak dalam jasa layanan ‘Document Solutions’ dan ‘IT Solutions’, meliputi pemasaran, penyewaan, distribusi serta perawatan purna-jual alat-alat otomatisasi kantor dan penyediaan jasa Teknologi Informasi berikut perangkat kerasnya. AG adalah distributor eksklusif produk Fuji Xerox di Indonesia.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 87
Kinerja Pada tahun 2005, AG membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 545,5 miliar atau meningkat sebesar 15,5% dibandingkan pendapatan bersih tahun sebelumnya. Laba bersih sebesar Rp 36,1 miliar, mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 3,4% dari tahun lalu. Sebagai pemimpin dalam ‘Document Solutions’ yang berbasis Teknologi Informasi, dengan pangsa pasar tahun 2005 sebesar 47,7 %, AG memiliki jaringan kerja yang luas dengan 19 kantor cabang dan 70 titik pelayanan yang tersebar di seluruh Indonesia. AG pada saat ini sedang mengembangkan program ‘Valued Services Solution’ (VSS), suatu sistem baru yang didesain untuk membantu pelanggan memperoleh ‘Document Solutions’ yang terbaik bagi lingkungan kerja mereka. Dalam bidang ‘IT Solutions’, AG membentuk usaha patungan dengan Singapore Computer System Ltd, sebuah perusahaan berbasis di Singapura,
88 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
dengan nama SCS Astragraphia Technologies (SAT). SAT bergerak di bidang ‘system integration’, jasa profesional dan ‘IT outsourcing’ dengan tujuan untuk meningkatkan pangsa pasar dalam negeri.
Astra Graphia akan mengembangkan usaha di bidang ‘digitalisation’ dan ‘colourisation’. Astra Graphia will expand its digitalisation and colourisation business.
Tinjauan Ke Depan Saat ini, kompetensi utama kami adalah dalam memberikan jasa penyewaan peralatan, tetapi kami mengharapkan pertumbuhan di masa depan dari bisnis baru, seperti bisnis layanan perkantoran yang tengah berkembang saat ini. Untuk meraih tujuan ini, AG akan mengembangkan bisnis ‘digitalisation’ dan ‘colourisation’ serta meningkatkan bisnis pelayanannya. Kami akan berkonsentrasi pada peningkatan produktivitas, memperkuat mutu dan proses penanganan lingkungan untuk meningkatkan efektivitas pasar.
15.5% net revenue increased
Information Technology Astra’s Information Technology (IT) interests are undertaken through PT Astra Graphia Tbk (AG), a 76.87% owned subsidiary of the Company. AG is a provider of Document and IT solutions, including the marketing, rental, distribution, and after-sales service of office automation products, and the provision of IT solutions and hardware. AG is the exclusive distributor for Fuji Xerox products in Indonesia.
Astra Graphia adalah distributor tunggal Fuji Xerox di Indonesia. Astra Graphia is the sole distributor of Fuji Xerox in Indonesia.
Results In 2005, AG posted net revenue of Rp 545.5 billion an increase of 15.5% over the previous year. Net income was Rp 36.1 billion, a slight decrease of 3.4% over the previous year. AG is the leader in IT-based Document Solutions in Indonesia, with a total market share in 2005 of 47.7%. It has an extensive distribution network, with 19 branch offices and 70 service points spread across the country. AG is currently developing its Valued Services Solution (VSS) programme, a new system designed to help customers achieve the most appropriate document solution for their unique business environment.
aim of capturing a larger share of the emerging IT market in Indonesia. Outlook Currently our core competencies are in the provision of services such as equipment rental, but we expect our future growth to come from our new portfolio, such as our growing Office Service business. To achieve this objective, AG will expand its digitalisation and colourisation business, and leverage on its service business. We will also focus on increasing productivity, and strengthen our quality and environment management process in order to improve our market effectiveness.
Within IT Solutions, a new associate PT SCS Astragraphia Technologies (SAT) was formed in a strategic partnership with Singapore Computer Systems Ltd of Singapore. SAT is currently involved in Systems Integration, Professional Services and Solutions, and IT Outsourcing, with the
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 89
90 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Infrastruktur Kegiatan usaha infrastruktur dijalankan oleh anak perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perseroan, PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana (Intertel). Sebelumnya, Astratel dan Intertel menanamkan modal pada dua proyek besar di bidang telekomunikasi sambungan tetap, PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) dan Konsortium Intertel Astratel (KIA). Pada tahun 2002, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membeli saham Astratel di Pramindo dan pada bulan Februari 2005, KIA mengalihkan kepemilikan atas fasilitas telekomunikasi kepada Telkom. Perseroan terus mencari peluang bisnis di bidang infrastruktur, termasuk jalan tol dan pembangkit tenaga listrik.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 91
Perkembangan
Tinjauan Ke Depan
Pada tahun 2005, Astra bekerja sama dengan Citigroup Financial Products Inc. mengambil alih 53,99% saham PT Marga Mandalasakti (MMS), di mana Astra membeli 34,00% kepemilikan efektif. MMS mengoperasikan jalan tol sepanjang 72km antara Tangerang dan Merak. Tujuan utama dari penanaman modal dalam proyek jalan tol ini adalah untuk memperoleh pengalaman pada sektor yang dipercayai akan menjadi sektor yang menarik di masa mendatang.
Dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian Indonesia jangka panjang, serta kebutuhan akan pengembangan infrastruktur, Astra secara terus-menerus mengkaji peluang investasi di sektor ini. Strategi yang diambil oleh Astra ialah memastikan bahwa risiko yang timbul dengan memasuki sektor ini tetap terkelola dengan baik dengan jalan secara aktif mencari rekanan strategis yang akan sangat bermanfaat bagi pengembangan bersama.
Intertel mengakuisisi 34,91% saham PT Toyo Fuji Logistic Indonesia (TFLI) pada tanggal 9 Desember 2005. TFLI adalah perusahaan logistik yang bergerak dalam jasa angkutan baik domestik, maupun ekspor dan impor. Investasi ini merupakan strategi kami dalam mengembangkan sinergi dalam Grup Astra, dengan melibatkan lebih banyak komponen dari rantai bisnis kami. TFLI memiliki posisi yang tepat dalam penyediaan jasa logistik untuk perusahaan di bawah Grup Astra lainnya, dan diharapkan akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi para pelanggan kami. 92 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Jalan tol Tangerang-Merak merupakan urat nadi transportasi dari Jawa ke Sumatra. Tangerang-Merak toll road is a main access from Java to Sumatra.
new investment
72km toll road
Infrastructure Astra’s Infrastructure activities are undertaken by our wholly owned subsidiaries, PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel). Previously Astratel and Intertel had investments in two large fixed line telecommunication projects, PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) and Konsortium Intertel Astratel (KIA). In 2002, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) bought out Astratel’s interests in Pramindo, and in February 2005, KIA transferred its telecommunication facilities in this project to Telkom. However, the Company still remains interested in infrastructure opportunities, including toll roads and power generation.
Lebih dari 60.000 kendaraan menggunakan jalan tol Tangerang-Merak setiap hari. More than 60,000 vehicles use TangerangMerak toll road every day.
Developments
Outlook
In 2005, Astratel partnered with Citigroup Financial Products Inc. to acquire a 53.99% share in PT Marga Mandalasakti (MMS), with Astra holding a 34.00% effective stake. MMS operates the 72km toll road between Tangerang and Merak. The primary purpose of investing in this toll road project is to build up experience in a sector that we believe will be of interest to us going forward.
Considering the long-term growth outlook for the Indonesian economy, and the significant need for infrastructure, Astra continues to evaluate investment opportunities in the infrastructure sector. Astra’s strategy is to ensure that the risks of entering this sector are managed, by actively seeking strategic partners for joint development.
Intertel acquired a 34.91% stake in PT Toyo Fuji Logistic Indonesia (TFLI) on 9 December 2005. TFLI is a logistics company engaged in export, import and domestic transport services. Our investment in this company is another example of our strategy to create greater synergies within the Group, by capturing more components of the value chain. TFLI will be well positioned to provide logistics services for other Astra Group companies, which will in turn result in greater value for our customers.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 93
Sumber Daya Manusia Astra selalu menempatkan kualitas karyawannya sebagai hal yang paling penting dan berdasarkan itu, ‘Human Resources Development’ (HRD) mengemban tugas untuk merekrut orang yang tepat, mengembangkan karyawan, menyiapkan pemimpin masa depan, membangun budaya perusahaan dan mengelola perubahan dalam organisasi. HRD juga bertugas untuk memastikan bahwa Astra menjalankan kebijakan yang sepadan dengan praktekpraktek terbaik di dunia, serta mengembangkan dan menjalankan sistem yang tepat untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan, memacu produktifitas dan mengelola karyawan secara efektif. 94 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
HR Statistic by Education Master Degree 0.5% Bachelor Degree 15.5%
Elementary/ Junior High 12.9%
Diploma 8.7%
Kegiatan HRD: Pemenang Astra Quality Convention (kiri) dan membangun iklim kerja yang produktif dengan melakukan pelatihan rutin (bawah). HRD activities: Astra Quality Convention winners (left) and to foster productive environment by doing regular staff training. (right)
Semua strategi dan prinsip dasar HRD Astra telah digariskan dalam Buku Panduan Sumber Daya Manusia Astra (AHRM) yang telah diperbaharui. Pada akhir tahun 2005, karyawan Grup Astra berjumlah lebih dari 118.000 orang dan pencapaian efektifitas organisasi yang optimal adalah titik berat strategi HRD. Untuk itu beberapa inisiatif telah diimplementasikan, antara lain ‘employee benefits’, pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir. Kesempatan pengembangan karir yang lain seperti rotasi antar divisi dan penugasan lapangan juga telah berjalan. Sehubungan dengan ‘employee benefits’, program ‘Reward Management’ dirancang untuk memberikan insentif, termasuk bonus akhir tahun, tunjangan kesehatan, program asuransi dan pensiun, fasilitas kendaraan dan lainnya, beasiswa untuk anak-anak karyawan, ‘family day’ dan ‘employee day’ tahunan, serta hak cuti selama satu bulan setiap 5 tahun sekali.
Senior High School 62.4%
Departemen Manajemen Hubungan Industrial yang berada di bawah divisi HRD senantiasa fokus untuk mengembangkan terjalinnya hubungan kerja yang baik dengan organisasi karyawan dan memastikan Astra mengikuti peraturan ketenagakerjaan. Untuk memupuk iklim kerja yang kondusif dan produktif, kami menjalankan kebijakan pintu terbuka dan secara berkala mengadakan komunikasi dengan karyawan. Beberapa forum juga telah diselenggarakan, diantaranya Forum bipartit antara manajemen dan organisasi karyawan. Hasil ‘Employee Opinion Survey’ dan ‘Employee Satisfaction Index’ (ESI) menjadi salah satu ukuran keberhasilan kebijakan HRD. Jajak pendapat ini juga memungkinkan karyawan untuk mengemukakan aspirasi dan opininya. Pada tahun 2005, ESI membaik karena adanya peningkatan pelatihan bagi karyawan, dan perbaikan komunikasi seperti adanya forum-forum antara manajemen dan karyawan. Begitu pula dengan program tahunan ‘employee gathering’, termasuk ‘family day’, terbukti dapat menjaga semangat kebersamaan, kerja sama tim serta rasa memiliki sebagai keluarga besar Astra. Pada tahun 2005, HRD telah memulai ‘Astra Development Centre’ untuk mengidentifikasikan, mengukur dan mengembangkan pemimpin masa depan Astra. Pada program tersebut, peserta mengerjakan berbagai tugas berdasarkan skenario
kerja yang sesungguhnya dengan berbagai tantangan bisnis. Program ini didukung oleh sistem ‘mentoring’ yang komprehensif, melibatkan tenaga eksekutif yang berpengalaman, seperti direktur atau CEO dari anak perusahaan, untuk mendampingi peserta agar bisa mengoptimalkan potensinya. AMDI Astra Management Development Institute (AMDI) telah merancang beragam program untuk melengkapi karyawan dengan keahlian yang diperlukan pada setiap tingkat manajemen, mulai dari ‘management trainee’ dan ‘supervisor’, sampai manajemen senior. Program manajemen madya dijalankan melalui kerjasama dengan sekolah bisnis dalam negeri terkemuka, sedangkan untuk manajemen senior bekerjasama dengan Asian Institute of Management, Manila. Selain program di atas AMDI juga menyelenggarakan beberapa program fungsional lain seperti ‘branch management’, ‘sales supervisor’ dan ‘human resources programme’. Untuk tingkat eksekutif, kami juga memperkenalkan program baru yaitu “Value Innovation Exploration Workshop” (VIEW), berdasarkan Blue Ocean Strategy yang dikembangkan oleh INSEAD. AMDI juga meluncurkan beberapa program baru untuk mengembangkan ketrampilan dalam memecahkan masalah secara inovatif.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 95
HR Statistic by Business Unit 69.7%
19.2% 17.5% 10.3%
1.3%
Automotive
Pada tahun 2005, AMDI menyelenggarakan Astra Quality Convention yang ke-21. Acara ini bertujuan untuk mendorong kegiatan ‘improvement’ dan inovasi proses layanan maupun pengembangan produk baik oleh individu maupun kelompok. Pada tahun 2005, AMDI mulai menyelenggarakan kompetisi ‘business process improvement’ untuk manajemen madya ke atas. Dana Pensiun Astra (DPA) DPA didirikan pada tahun 1987 dan sebelumnya dikenal dengan nama Yayasan Dana Pensiun Astra (YDPA). DPA menyediakan manfaat pensiun bagi karyawan Astra purnabakti. Program pensiun ini diperbaharui pada tahun 2005, dimana karyawan yang terdaftar sebelum atau pada tanggal 20 April 1992, tetap melanjutkan Program Pensiun Manfaat Pasti (dinamakan DPA Satu), dan karyawan yang terdaftar setelah tanggal tersebut mengikuti Program Pensiun Iuran Pasti (dikenal
96 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Financial Services
Heavy Equipment
Agribusiness
dengan nama DPA Dua). Perubahan ini dibuat untuk menyeimbangkan antara kebutuhan karyawan dalam memperoleh manfaat pensiun yang layak dan wajar dengan kemampuan kontribusi perusahaan. Dana dalam Program Pensiun Manfaat Pasti terdiri dari iuran karyawan sebesar 3,2% dari gaji pokok ditambah dengan kontribusi perusahaan berdasarkan hasil perhitungan aktuaris. Untuk Program Pensiun Iuran Pasti, kontribusi perusahaan sebesar 6,4% dari gaji pokok karyawan sementara kontribusi karyawan sebesar 3,2% dari gaji pokoknya. Jumlah total dana DPA Satu dan DPA Dua pada tahun 2005 masing-masing adalah sebesar Rp 625,8 miliar dan Rp 612,7 miliar. Dana ini diinvestasikan sesuai aturan legislasi dalam Keputusan Dana Pensiun dan Investasi, yakni 13% dalam deposito berjangka, 36% dalam surat obligasi, 22% dalam surat utang, 19% pada saham, 4% pada reksadana, dan 6% partisipasi langsung. Hingga akhir tahun 2005, peserta DPA Satu
IT & Others
berjumlah 8.253 karyawan sedangkan peserta DPA Dua berjumlah 52.844, seluruhnya berasal dari 91 perusahaan di Grup Astra. Koperasi Astra International (KAI) Didirikan pada tahun 1990, keanggotaan KAI saat ini berjumlah 54.740 karyawan. Tujuan utama KAI adalah memberikan fasilitas simpan pinjam karyawan, yang dapat digunakan untuk pembayaran uang muka kepemilikan rumah, biaya pendidikan, dan pembelian kendaraan bermotor. KAI juga terlibat di beberapa kegiatan usaha melalui berbagai investasi. Selain fasilitas simpan pinjam, KAI juga menyediakan beasiswa kepada putraputri anggotanya. Pada tahun 2005, KAI memberikan beasiswa sejumlah Rp 560 juta kepada putra-putri 577 anggotanya, meningkat 40,1% dari tahun 2004.
Human Resources Astra places the highest importance on the quality of its people, and accordingly the Human Resources Division (HRD) is tasked with acquiring the right talents, developing staff, cultivating future leaders, building the corporate culture and managing organizational change. It is also tasked with making sure Astra follows international best practice in its HRD policies, and with developing and implementing the right systems to improve employee satisfaction, boost productivity, and manage personnel effectively.
Astra’s basic HR strategies and principles are all outlined in the Astra HR Management (AHRM) Handbook. In 2005, with the Group’s current staff strength standing at over 118,000 employees, the emphasis of HR strategies was on achieving optimal organisational effectiveness. A number of initiatives were implemented to this end, including employee benefits, training, and career development. Other career advancement opportunities such as cross-division transfers and field exposures are also in place. With regard to employee benefits, our Reward Management programme is a system of rewards designed to provide incentives including year-end bonuses, medical, insurance and pension schemes, car and other allowances, scholarships for children, an annual family day, an employee day and a one-month sabbatical leave every 5 years.
In 2005, we achieved total compliance to the existing labour laws and regulations. To foster a conducive, productive environment, we employ an open-door policy and engage in regular communication with our staff. A number of forums were also conducted, including the Registered Bipartite Forum between the management and the union. Surveys such as the Employee Opinion Survey and Employee Satisfaction Index (ESI) gave us a measure of the success of our HR policy implementation. The survey also enabled every employee to articulate their aspirations or opinions. In 2005 the ESI grew as result of increased staff training, as well as an improvement in communication channels, such as forums, between the management and employees. In addition, an annual employee gathering programme, including a family day, has been established to build esprit de corps and teamwork, as well as a sense of belonging to the Astra family.
In 2005, HRD established the Astra Development Centre to identify, assess and develop future leaders within Astra. Participants of the Centre’s programme handle projects based on real work scenarios that present various business challenges. This programme is supported by a comprehensive mentoring system, in which seasoned professionals, such as the director or CEO of one of the operational subsidiaries, are assigned to a particular individual to ensure they achieve their full potential. AMDI The Astra Management Development Institute (AMDI) develops a range of courses to equip employees with the necessary skills for every level of management, from management trainee and supervisor, to senior management. The middle management and general management programmes are run in collaboration with a prestigious local business school and the Asian Institute of Management in Manila respectively. Alongside these
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 97
Untuk mendukung programnya, AMDI melakukan berbagai simulasi bagi peserta pelatihan. To support its programme, AMDI provided training facilities for the trainees.
management training programmes are others devoted to specific functions, like branch management, sales supervision and HR. At executive level we introduced a new programme called the Value Innovation Exploration Workshop (VIEW), based on the Blue Ocean Strategy, which was developed by INSEAD. AMDI also launched several new programmes to cultivate innovative problem-solving skills in management. Every year, AMDI also conducts the Astra Quality Convention. 2005 marked the 21st year of its inauguration. This forum seeks to encourage improvement and innovation across the Group in terms of processes, services and product enhancements, whether by individuals or through team effort. In 2005, AMDI held the first ever middle to higher management level competition, focused on improving business processes.
98 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Astra Pension fund (DPA) Established in 1987 and formerly known as the Astra Pension Fund Foundation (YDPA), DPA provides a pension benefit for Astra’s retired employees. The pension programme was updated in 2005, so that employees registered with the DPA on or prior to 20 April 1992 continued under the Defined Benefit Pension Programme (renamed DPA Satu), while employees who were registered after 20 April 1992 are included in the Defined Contribution Pension Programme (known as DPA Dua). This change was made to balance the need of employees for sufficient and equitable pension benefits with the Company’s need to define and cap the liability for contributions. The Defined Benefit Pension Program fund consists of 3.2% of the employee’s basic salary plus company contributions, based on the calculations of an actuary. For
over
118,000 employees
the Defined Contribution Pension Program, the employer’s contribution is 6.4% of the employee’s basic salary, while the employee contributes 3.2% from his basic salary.
used for making down payments for housing, for education fees, and for vehicle purchases. KAI is also involved in several other businesses, through various investments.
In 2005, the total funds in DPA Satu and DPA Dua stood at Rp 625.8 billion and Rp 612.7 billion respectively. These funds were invested in accordance with the legislation provisions of the Pension Fund and Investment Decree, namely 13% in term deposits, 36% in bonds, 22% in Promissory Notes, 19% in equities, 4% in mutual funds, and 6% direct participation. As at December 31 2005, membership stood at 8,253 employees for DPA Satu and 52,844 for DPA Dua, across 91 Group companies.
Apart from loan and saving facilities, KAI also provides scholarships for the children of its members. In 2005, KAI awarded scholarships amounting to Rp 560 million to the children of 577 members, an increase of 40.1% over 2004.
Astra International Cooperative (KAI) Established in 1990, employee membership of KAI currently stands at 54,740. KAI’s main purpose is to provide employees with loan and saving facilities, which are then
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 99
Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Permasalahan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) merupakan aspek yang sangat penting dalam kelangsungan suatu bisnis, dimana dibutuhkan pemikiran bertanggung-jawab, perencanaan yang teliti, implementasi yang tekun dan evaluasi secara terus-menerus. Secara umum, kami berusaha untuk tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga memakai standar internasional sebagai acuan.
100 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Pada tahun 1999, Astra memperkenalkan program LK3 yang sistematis yang dikenal dengan Astra Green Company (AGC). Program ini mengutamakan empat pilar kebijakan hijau yang mencakup setiap aspek kegiatan operasional – ‘Green Strategy, Green Process, Green Product, and Green Employee’. Prinsip ‘Green Strategy’ adalah menggabungkan praktek LK3 yang baik ke seluruh lini operasi kami. Sebagai contoh, untuk lahan perkebunan kelapa sawit, kami tidak mengambil lahan hutan tropis akan tetapi menggunakan lahan yang sudah tidak terpakai. Bekerja sama dengan beberapa organisasi seperti World Wildlife Fund, Roundtable of Sustainable Palm Oil, dan LSM bidang lingkungan lainnya, kami berusaha menekan serendah mungkin efek negatif yang dapat terjadi. Contoh lain adalah program rehabilitasi yang kami laksanakan di lokasi-lokasi penambangan. Sebelum memulai kegiatan penambangan, anak perusahaan di bidang pertambangan, Pama memindahkan hasil penggalian yang tidak terpakai dan menempatkannya di lokasi terpisah. Setelah batu-bara selesai ditambang, tanah penggalian tadi dikembalikan ke tempat semula dan dihijaukan kembali. Program pengendalian banjir Sunter Nusa Dua merupakan contoh lain. Proyek yang berlokasi di dekat kantor pusat
Buku-buku panduan EHS. EHS guidelines books.
Perseroan di daerah Sunter Jakarta mendukung pengendalian banjir, pengelolaan limbah dan daur ulang. Dari total anggaran sebesar Rp 9,5 miliar untuk 6 tahun, di mana sampai dengan tahun 2005 telah digunakan sebesar Rp 7,6 miliar. Prinsip ‘Green Process’ bertujuan untuk memastikan bahwa semua proses yang kami lakukan bersifat efisien, ramah lingkungan dan memenuhi berbagai standar nasional dan internasional yang kami adopsi, termasuk ISO 14000, OHSAS 18000 (Penilaian Kesehatan dan Keselataman Kerja), Standar Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional (SMK3) dan ‘National Occupational Safety Association’ (NOSA). Kebijakan ‘Green Product’ untuk memastikan bahwa semua produk kami tidak berbahaya dan hemat energi, sedangkan kebijakan ‘Green Employee’ bertujuan untuk meningkatkan kesadaran LK3 pada seluruh karyawan. Secara berkala kami mengadakan pelatihan
untuk penanggung jawab LK3 di Grup. Kami juga telah menerbitkan berbagai buku pedoman seperti Buku Petunjuk Penilaian AGC dan Buku Petunjuk Pengelolaan LK3. Selain itu juga diberikan tip-tip mingguan tentang pelaksanaan LK3 yang baik. Dengan begitu setiap karyawan akan terlibat dan mengetahui perannya masing-masing. Untuk memastikan implementasi standar-standar dengan dasar penilaian komparatif, sejak tahun 2000 Grup Astra menerapkan sistem peringkat nasional yang mengukur kesesuaian Grup Astra terhadap standar yang sudah ditetapkan. Peringkat yang diberikan dimulai dari hitam, merah, biru dan hijau hingga emas, yang menandakan tingkat mana yang telah mereka capai. Setiap tahun Perseroan mengadakan lomba tahunan AGC Awards, di mana penghargaan diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai peringkat hijau. Pada tahun 2005, penilaian dilaksanakan pada 290 fasilitas Grup Astra, meningkat dibandingkan 283 fasilitas pada tahun 2004.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 101
Environment, Health and Safety Environment, Health and Safety (EHS) issues are crucial aspects of business sustainability, requiring responsible thinking, careful planning, diligent application and constant review. In general we try not only to meet but to exceed government standards, benchmarking ourselves against international standards.
Astra introduced a systematic EHS– friendly programme called “Astra Green Company” (AGC) in 1999. The programme outlines a four point green policy embracing every aspect of operations - Green Strategy, Green Process, Green Product, and Green Employee. Our Green Strategy principle integrates good EHS practices into all our operations. For example, we utilize wastelands when setting up our CPO plantations, rather than rainforest. By working closely with organisations such as the World Wildlife Fund, the Roundtable of Sustainable Palm Oil, and other environmental NGOs, we do our best to ensure that our operations minimize any negative effect that they may have on the environment. Another example is our rehabilitation programmes at mining sites. At the start of mining operations, Pama removes the overburden and stores it in a separate place. After coal extraction is completed, the soil is replaced and replanted.
102 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Our Sunter Nusa Dua flood control programme is a further example. Located in the Sunter area of Jakarta close to our corporate headquarters, this project embraces flood control, waste management and recycling. With a budget of Rp 9.5 billion spread over 6 years, Rp 7.6 billion was spent until 2005. The Green Process principle seeks to ensure that all our processes are efficient, environmentally–friendly, and conform to the various national and international standards we have adopted, including ISO 14000, OHSAS 18000 (Occupational Health and Safety Assessment), SMK3 (National Occupational Health & Safety Management System Standard) and NOSA (National Occupational Safety Association). Our Green Product policy makes sure that all our products are nonhazardous and energy efficient, while the Green Employee policy seeks to raise EHS awareness among our
Astra Green Companies Assessment
Gold 10%
Red & Black 36%
Green 26%
Blue 28%
employees. Training for designated EHS officers is carried out regularly, and various manuals have been produced such as the AGC Assessment Guide, and the Environmental Health & Safety Management Guide. Weekly tips are also given on good EHS practices. This way, every employee gets involved, and knows the role he or she has to play.
Astra EHS Conformity Ranking System Level of Conformity 0 – 20%
Ranking Black
21 – 50%
Red
51 – 75%
Blue
76 – 89%
Green
> 89%
Gold
To draw these standards into a basis of comparative assessment, since 2000 the Astra Group has adopted a national ranking system that measures the percentage level of conformity of Astra Group to the established national standard. Facilities are ranked from black, red, blue and green to gold, indicating the level they have attained. An annual contest called the AGC Awards is held, at which facilities that have achieved green ranking are recognized. In 2005 a total of 290 Group facilities were assessed, a slight increase over the 283 facilities assessed in 2004.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 103
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Saat ini, ukuran keberhasilan yang digunakan banyak perusahaan tidak semata-mata hanya seberapa baik kinerja keuangan mereka, tetapi juga seberapa jauh mereka menjalankan tanggung-jawab mereka kepada masyarakat dan lingkungan. Pendekatan ini dikenal sebagai ‘triple bottom line’. Demikian juga Astra, dikaitkan dengan filosofi Catur Dharma, yang menggariskan bahwa kami akan selalu menilai apapun bidang usaha yang dilakukan dari segi efek gandanya, tidak sekedar bagi ‘shareholder’, tetapi juga bagi seluruh ‘stakeholder’ lainnya.
104 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
ASTRA FRIENDLY COMPANY
Management System
Value
CSR Activities & Programme
Programme Characteristic Index
Key Performance Indicators
Completeness
Achievement
Mindset
Behavior
Komitmen ini memperluas tanggungjawab kami untuk tidak hanya memberikan sumbangan tetapi ikut menciptakan pemberdayaan dan pengembangan perekonomian, sehingga masyarakat di sekitar perusahaan ikut menikmati manfaat atas kehadiran kami. Sejalan dengan aspek sosial dari ‘triple bottom line’, kami menyusun dan mengimplementasikan standar internal yang sejalan dengan standar internasional yaitu standar Astra Friendly Company (AFC). Standar AFC dibuat untuk memastikan bahwa Grup Astra dapat memenuhi secara baik harapan ‘stakeholder’, termasuk seluruh karyawan dan keluarganya, masyarakat – terutama lingkungan dimana Astra beroperasi, para pemegang saham, pelanggan, pemasok dan pemerintah. Pada semester kedua tahun 2005, Perseroan melakukan ‘assesment’ terhadap 19 perusahaan terpilih dalam Grup Astra. Hasil ‘assesment’ ini menunjukkan tingkat konsistensi yang dicapai anak perusahaan terhadap standar AFC, baik dilihat dari sisi sistem manajemen, indikator kinerja utama, program dan aktifitas tanggung jawab sosial (CSR) .
Seluruh program CSR kami mengacu kepada rencana terkoordinasi dan mencakup berbagai aktifitas termasuk pendidikan, pengembangan usaha kecil, perlindungan lingkungan, kesehatan, dukungan pada kegiatan olah-raga, pertunjukan kebudayaan, pertemuan karyawan dan keluarganya serta kegiatan keagamaan. Untuk mendokumentasikan aktifitasaktifitas tersebut, Astra sedang dalam proses menerbitkan ‘sustainability report’ yang mencakup semua kegiatan sosial dan lingkungan yang telah dilaksanakan pada tahun 2005. Bantuan Tsunami Sebagai kelanjutan bantuan bencana tsunami seperti yang telah kami laporkan pada Laporan Tahunan 2004, kami masih terus melakukan Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi, dengan alokasi dana sebesar Rp 18 miliar untuk kurun waktu enam tahun. Prioritas utama program ini adalah membangun dua Sekolah Dasar dengan jumlah ruangan 24 kelas, di Meulaboh, Aceh Barat. Program ini juga meliputi pembangunan 4 laboratorium, 12 rumah guru dan sebuah aula. Selain itu dikembangkan pula pelatihan guru-guru
baru karena Meulaboh telah kehilangan 70% jumlah guru dalam bencana tsunami. Dalam proyek juga dilakukan penyusunan kurikulum yang mengikuti standar pendidikan nasional, kebudayaan lokal Aceh dan standar internasional yang relevan. Dengan cara ini, kami berencana untuk membangun Sekolah Dasar Percontohan masa depan di daerah ini dan setelah enam tahun kemudian, akan menyerahkan pengelolaan sekolah ini kepada pemerintah daerah setempat. Melalui anak perusahaannya, PT Karya Tanah Subur di Meulaboh, AAL juga sedang membangun sebuah sekolah kejuruan perkebunan secara bertahap senilai Rp 1 miliar. Sejalan dengan tujuan kami untuk memberdayakan masyarakat luas dan masyarakat di sekitar kegiatan kami, setiap anak perusahaan Astra juga menjalankan program pengembangan masyarakatnya masing-masing. Sebagai contoh, AAL dan Pama melaksanakan pelatihan keterampilan bagi masyarakat di sekitar daerah operasionalnya. AAL bersama Pemda mengadakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan penghasilan penduduk di sekitar daerah operasinya.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 105
Hubungan Kemasyarakatan Astra sangat peduli akan lingkungan masyarakat di daerah Sunter, Jakarta Utara, dengan priotritas utama pada pendidikan anak dan remaja. Beasiswa Astra bagi siswa dari latar belakang yang kurang beruntung di Jakarta Utara adalah salah satu contohnya. Penerima beasiswa di tahun 2005 meningkat menjadi 620 siswa, dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas, dibandingkan dengan 545 siswa di tahun 2004. Sementara itu, setiap tahun, PT Astra Honda Motor memberikan penghargaan “Siswa Terbaik Honda” kepada pelajar berprestasi dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2005, sebanyak 64 siswa dan 63 guru pendamping telah ikut serta dalam acara ini. AHM juga menyumbangkan 322 mesin ke sekolah-sekolah menengah kejuruan negeri khususnya jurusan otomotif di seluruh Indonesia. Pada kegiatan masyarakat lainnya, juga diselenggarakan perlombaan kebersihan menjelang hari raya Idul Fitri dan menyerahkan bantuan sembako, dimana 6.300 paket Lebaran diberikan kepada penduduk yang kurang beruntung di daerah Jakarta Utara. Paket ini berisi beras, minyak
106 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
goreng, gula, mie instan, dan makanan kaleng, yang merupakan sumbangan dari Perseroan bersama PT Toyota Astra Motor, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Federal International Finance, PT Gaya Motor, PT Astra Daihatsu Motor, Auto2000 dan beberapa anak perusahaan lainnya. Kegiatan lainnya meliputi pemeriksaan kesehatan, sumbangan kurban saat Idul Adha, kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mempertahankan penghijauan di lingkungan sekitar kantor dan lain sebagainya. Melalui Yayasan Amaliah Astra, Grup Astra menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan di Masjid Astra, mulai dari belajar membaca Al-Quran sampai penyelenggaraan bazaar buku. Masjid Astra mendapat predikat sebagai masjid kantor terbaik kedua di Jakarta dari Dewan Masjid Indonesia pada tahun 2005. Seluruh anak perusahaan kami juga secara aktif membantu pengembangan masyarakat di lingkungan operasi mereka dengan program mereka masing-masing dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat setempat untuk membantu meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pelatihan keterampilan.
Yayasan-yayasan Yayasan Toyota & Astra (YTA) YTA didirikan di tahun 1974 untuk mendukung pendidikan di Indonesia. Dimulai dengan sumbangan awal sebesar Rp 10 juta dan pada tahun 2005, meningkat menjadi Rp 4 miliar. Pencairan dana di tahun 2005 sebagian besar berupa beasiswa yang diberikan kepada pelajar di seluruh Indonesia, termasuk 6.890 siswa-siswi dari Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan dan 982 mahasiswa. Sumbangan lainnya diberikan untuk peralatan pengajaran, kegiatan ilmiah, riset teknologi pelajar dan dana beasiswa serta penelitian untuk dosen-dosen Universitas untuk meraih gelar Master. Pada akhir tahun 2005, YTA telah menyumbang 41.746 beasiswa terhitung sejak pertama berdiri. Untuk bidang bantuan pengajaran, YTA telah menyumbangkan mesin-mesin, transmisi, dan komponen mobil kepada beberapa sekolah teknik. Para mahasiswa juga diberi kesempatan mengikuti program magang di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dan PT Toyota Astra Motor dengan tujuan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang produksi otomotif.
Salah satu training yang diberikan oleh YDBA adalah pelatihan bagi mekanik bengkelbengkel kecil. (kiri) YDBA provides training to SMEs including a technical training for mechanics of small workshops. (left)
Perolehan dana dari acara Toyota Classics disalurkan melalui YTA ke beberapa panti asuhan. (kiri) Salah satu perusahaan patungan usaha yang dibina AMV (kanan). The fundraising of Toyota Classics is donated through YTA to some orphanages. (left) One of the partner companies of AMV (right).
YTA juga memberikan kesempatan kepada pemilik dan mekanik bengkel kecil untuk ikut serta dalam pelatihan kewiraswastaan otomotif dalam rangka meningkatkan keterampilan dan keahlian manajemen mereka. Pelatihan ini dilaksanakan tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang perdagangan dan pabrikasi telah memberikan lapangan kerja kepada jutaan penduduk di Indonesia. YDBA, sejak pendiriannya tahun 1980, secara terus-menerus fokus membantu UKM ini dalam pengembangan keahlian teknis dan manajemen, kemampuan teknologi informasi dan akses keuangan mereka. Secara khusus YDBA memberikan perkuatan terhadap UKM yang kegiatan usahanya terkait dengan rangkaian bisnis Astra, seperti Otomotif, Alat Berat dan Agribisnis. Hingga saat ini, YDBA telah berkerjasama dengan beberapa badan usaha pemerintah, perusahaan swasta lain, universitas dan pemerintah. Untuk memperluas pelayanannya, YDBA telah mendirikan 11 Lembaga Pengembangan Bisnis untuk membantu
UKM di seluruh Indonesia, termasuk di Jakarta, Bandung, Tegal, Yogyakarta, Sidoarjo, Mataram, Batam, Gianyar, Balangan, Lhokseumawe dan Aceh Besar. Hingga saat ini, YDBA telah membimbing 1.035 UKM di bidang pabrikasi, perbengkelan, agribisnis, kerajinan mebel, perdagangan dan sebagainya. Pada tahun 2005 YDBA memfasilitasi jasa keuangan dengan jumlah pinjaman sebesar Rp 10,5 miliar kepada 15 UKM, dan Rp 1,9 miliar pinjaman lunak kepada 64 perusahaan kecil dan koperasi. YDBA juga telah memberikan 172 paket pelatihan bagi 3.780 peserta. Untuk mendorong UKM dalam mematuhi prinsip EHS, YDBA memberikan pelatihan Astra Green Company. Pada tahun 2005, YDBA membuka galeri baru di Kemang, Jakarta dengan tujuan mempromosikan kerajinan tangan hasil produksi UKM. Bekerjasama dengan IFC dan AusAid, YDBA menerbitkan buku petunjuk usaha kecil dan menengah berbasis internet pada bulan Januari 2005 untuk mempromosikan perusahaan kecil dan menengah Indonesia di pasar dunia.
Astra Mitra Ventura (AMV) Perusahaan permodalan yang didirikan pada tahun 1991 menyediakan fasilitas untuk memperkuat permodalan bagi UKM. Pada tahun 2005, AMV telah mengatur pendanaan 18 perusahaan rekanan dalam bidang industri logam, karet, permesinan, peralatan kesehatan, daur ulang limbah, cat tembok dan mebel sejumlah Rp 23 miliar, dengan jangka waktu peminjaman modal dari 3 hingga 7 tahun. Dari tahun ke tahun, AMV secara terus-menerus berusaha memperbaiki pendistribusian serta efisiensi penyaluran dana ini. AMV sudah berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2000. AMV juga menyelenggarakan beberapa seminar tentang pabrikasi dan tren otomotif di tahun 2005. AMV bersama dengan YDBA juga memberikan bimbingan dan bantuan kepada perusahaan rekanan di bidang manajemen keuangan, teknonogi, sumber daya manusia, hukum dan pengembangan bisnis. Politeknik Manufaktur Astra (Polman) Polman merupakan sekolah politeknik setingkat diploma dan terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikannya
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 107
dengan memanfaatkan jaringan antara perusahaan pabrikasi Astra dan bidang pendidikan. Dukungan Astra sebagai perusahaan induk telah mendorong Polman dalam pengembangan kurikulum yang dapat memenuhi permintaan industri. Astra membiayai sekitar 50% dari total biaya operasional Polman, diantaranya untuk gaji pegawai, perawatan gedung dan peralatan. Pada tahun 2005, Polman membuka bidang studi baru “Mechatronics” sebagai tambahan atas beberapa program yang sudah ada, seperti Teknik Pabrikasi, Proses Produksi dan Pabrikasi, Sistem Informasi dan Perawatan Otomotif. Pembukaan bidang studi “Mechatronics” ini menandakan komitmen Polman untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan industri akan tenaga kerja. Hingga saat ini, Polman telah menghasilkan 642 lulusan, dimana 97% dari jumlah itu langsung dipekerjakan oleh Astra atau beberapa perusahaan lain, sedangkan 3% lainnya berwiraswata. Melalui kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2005 Polman membuka berbagai program termasuk program magang satu tahun bagi siswa berprestasi dari sekolah kejuruan dan kursus tiga tahun pengajar kejuruan.
108 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Badan Sertifikasi Profesional Nasional telah memberi akreditasi kepada Polman sebagai Lembaga Pengujian yang Berwenang untuk Sertifikasi Profesi Teknik Logam Indonesia. Polman juga menjalin kerjasama dengan Asosiasi Pengembangan Kemampuan Lanjutan Jepang (JAVADA) dalam peresmian penyelenggaraan Kompetisi Keterampilan untuk mengkaji kemampuan para pelajar berdasarkan standar internasional.
Astra membangun sekolah dasar percontohan di Meulaboh dengan total anggaran Rp 18 miliar. Astra built an elementary school in Meulaboh with total budget of Rp 18 billion.
Corporate Social Responsibility Today, many corporations are measured not only by how well they perform financially but also by the extent to which they live up to their responsibilities towards the community and the environment. This approach is known as triple bottom line. Astra is no exception, and indeed our foundation philosophy, Catur Dharma, states that we will always measure whatever business we pursue in terms of the multiplying effects it has not only for shareholders but also for all stakeholders.
AHM membangun Puskesmas di Banda Aceh. AHM built a clinic in Banda Aceh.
This commitment widens the responsibility beyond simply charitable giving, to creating economic empowerment and development, so that the communities we are engaged with will benefit from our presence. In line with the social aspect of the triple bottom line emphasis, we established and implemented a set of internal parameters aligned with international benchmarks called the Astra Friendly Company (AFC) standards.
key performance indicators, CSR programmes and activities.
The AFC standards are in place to ensure that the Group fulfills all stakeholders’ expectations. This includes all employees and their families, the community – especially those in which Astra operates, our shareholders, customers, suppliers and the government. In the second semester 2005 the Company initiated a pilot project which assessed 19 companies within the Group. The results of the assessment indicate the level of conformity with AFC standards that the subsidiaries achieved in terms of management systems,
To document the above activities, Astra will issue a sustainability report which will cover all the social and environmental efforts which were undertaken in 2005.
All our CSR programmes follow a coordinated plan and cover a broad range of activities including education, small business development, environmental protection, healthcare, sports sponsorship, cultural performances, employee and family gatherings, charitable and religious activities.
Ongoing Tsunami Relief Following our tsunami relief, which we have reported in our 2004 Annual Report, we also have a Reconstruction and Rehabilitation Programme underway, with an allocated budget of Rp 18 billion over six years. The first actitivity in the programme is to build two elementary schools with a total of
24 classrooms in Meulaboh, Aceh. The programme also involves the building of 4 laboratories, 12 teacher’s houses and an auditorium. The second activity is the training of new teachers, as Meulaboh lost 70% of its teachers in the tsunami. The third activity is the development of a curriculum in compliance with national education standards, the local culture of Aceh and relevant international standards. In this way Astra plans to create role models for future elementary schools in the area, and will hand over the operation of the schools to the local government after six years. AAL, through its subsidiary PT Karya Tanah Subur in Meulaboh, also committed to building a vocational school focused on plantations amounting to Rp 1 billion. In accordance with our aim to add value to society and to the communities around our operations, every subsidiary of Astra conducts its own community development
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 109
Salah satu pameran UKM di Galeri YDBA. One of UKM’s exhibition in YDBA Gallery.
programmes. AAL and Pama, for example, conduct life skills training for the people who live in the communities in which they operate. AAL also carries out income generating activities jointly with the regional government, designed to help communities boost their economic development. Community Development Relations Astra cares a great deal about its own community neighbourhood at Sunter, in the northern part of Jakarta. A major priority is child and youth education, an example of which is the scholarships Astra grants for students from less fortunate backgrounds in North Jakarta. In 2005, scholarship recipients increased to 620 students ranging from elementary to high school, compared to 545 students in 2004. Every year, PT Astra Honda Motor conducts “Honda Best Student” for outstanding students from all over Indonesia. In 2005, 64 students and 63 accompanying teachers attended the event. AHM donated 322 engines to vocational state senior high school (automotive) all over Indonesia. In other community initiatives, a cleanliness contest was organized by the Company to celebrate the Idul Fitri festival in 2005, at which 6,300 Idul Fitri packages were given to under-privileged residents in the North Jakarta area. The packages contained rice, cooking oil, sugar, dry
110 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
noodles, and canned food, and were donated together with PT Toyota Astra Motor, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Federal International Finance, PT Gaya Motor, PT Astra Daihatsu Motor, Auto2000 and other subsidiaries. Other activities included free medical check-up, livestock donation for Idul Adha, community manpower initiatives to maintain greenery in the office neighbourhood, and more. Through the Amaliah Astra Foundation, the Company organized various religious activities at Astra’s Mosque from Koran readings to a books bazaar. Astra’s Mosque was recognized as the second best office mosque in Jakarta in 2005 by the Indonesian Mosque Council in Jakarta. All our subsidiaries also actively help in the development of the community in which they operate, with each having its own programme focused on empowering local people to help improve their quality of life through life skills training. Foundations Toyota & Astra Foundation (YTA) YTA was established in 1974 to support education in Indonesia as a whole. It began with a donation of Rp 10 million and by 2005 it had increased to a fund of Rp 4 billion. In 2005, disbursements from the fund mainly took the form of scholarships granted to students all over Indonesia,
including 6,890 elementary and high school students, and 982 university students. Other grants were given for teaching equipment, scientific activities, student technology research, and scholarship and research funding for university professors aiming to pursue their masters degrees. As at end of year 2005, YTA has granted a total of 41,746 scholarships since its foundation. In the area of teaching aids, YTA has donated engines, transmissions, and car components to some engineering schools. Apprenticeships at PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia and PT Toyota Astra Motor have also been given to university students to enhance their skills and knowledge in the automotive manufacturing sector. YTA also offers opportunities for owners and mechanics of small scale workshops to participate in automotive entrepreneurship training, in order to develop their management skills and competences. Training has been conducted not only in Jakarta but in other big cities in Indonesia. Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA) Trading and manufacturing SMEs have provided employment for millions of people in Indonesia. Since it was established in 1980, YDBA has been continuously focused on assisting SMEs in developing their technical and management competencies,
Sampai akhir tahun 2005, Polman telah mewisuda sebanyak 642 sarjana. Polman has graduated 642 students at the end of 2005.
information technology literacy and financial access. Particularly, YDBA concentrates to assist SMEs whose businesses are involved in Astra’s value chain such as Automotive, Heavy Equipment and Agribusiness. In this process, it has partnered with some state enterprises, other private companies, universities and the government. To expand its network, YDBA established 11 Business Development Service Providers to assist SMEs all over Indonesia including Jakarta, Bandung, Tegal, Yogyakarta, Sidoarjo, Mataram, Batam, Gianyar, Balangan, Lhokseumawe and Aceh Besar. To date, YDBA has counseled 1,035 SMEs in the areas of manufacturing, workshops, agribusiness, furniture craftsmanship, trading and so on. In 2005, YDBA facilitated financing with lenders totalling Rp 10.5 billion for 15 SMEs, and a further Rp 1.9 billion in soft loans for 64 small enterprises and cooperatives. It has also facilitated 172 training sessions with 3,780 participants. To encourage the SMEs to comply with EHS principles, YDBA provides Astra Green Company trainings for them. To promote handicraft products, YDBA opened a new gallery in 2005 in Kemang, Jakarta. In cooperation with IFC and AusAid, YDBA published a web based SME business directory in January 2005,
to promote Indonesia’s SMEs in the global market. Astra Mitra Ventura (AMV) AMV is a venture capital company established in 1991 to provide facilities which give access to capital funding for SMEs. In 2005, AMV arranged financing for 18 partner companies involved in metal, rubber, machinery, medical equipment, waste recycling, wall painting and furniture totalling Rp 23 billion, with venture capital on terms ranging from 3 to 7 years. Year by year, AMV is seeking to improve both its fund distribution and its efficiency. AMV is already ISO 9001:2000 certified.
Polman to develop the curriculum to match industrial demand. Astra covers approximately 50% of Polman’s total running costs including employee compensation, building maintenance and utilities. In 2005, Polman introduced a new “Mechatronics” major to add to its existing Manufacturing Engineering, Production and Manufacturing Process, Information Systems and Automotive Maintenance programmes. The launch of the Mechatronics major signals Polman’s commitment to always meeting the manpower needs of the industry. To date Polman has graduated 642 students, 97% of whom were subsequently employed by Astra or other companies, while 3% set up their own businesses.
AMV also held some seminars about automotive manufacturing and trends in 2005. Together with YDBA, it also gives advice and assistance to partner companies in the areas of financial management, technology, human resources, law and business development.
In 2005, in partnership with the National Education Department, Polman introduced various programmes including a one year internship for top students from vocational schools, and a three-year vocational teacher course.
Astra Manufacturing Polytechnic (Polman) Polman is a polytechnic offering formal diploma level education, and is continuously seeking to enhance its quality education programmes by exploiting the link between Astra’s manufacturing base and the educational area. Astra’s support as a parent company has encouraged
The National Body of Professional Certification has accredited Polman as a Competence Test Institution for the Indonesian Engineering Metal Profession Certification. Polman also collaborated with JAVADA (Japan Vocational Ability Development Association) to hold the inaugural Skill Competition to assess students against international standards.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 111
Laporan Tahunan ini telah ditandatangani oleh anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Astra International Tbk pada bulan Mei 2006.
This Annual Report has been signed by the members of Board of Commissioners and the Board of Directors PT Astra International Tbk in May 2006.
Dewan Komisaris B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S
Budi Setiadharma
Benny Subianto
Benjamin A Suriadjaya
Presiden Komisaris President Commissioner
Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner
Komisaris Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Motonobu Takemoto
Patrick M Alexander
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Anthony J L Nightingale
Neville B Venter
Adam P C Keswick
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Dewan Direksi B OA R D O F D I R E C TO R S
Michael D Ruslim Presiden Direktur President Director
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
Tossin Himawan
Direktur Director
Direktur Director
Direktur Director
Johnny D Danusasmita
Maruli Gultom
Simon J Mawson
Direktur Director
Direktur Director
Direktur Director
112 ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Laporan Keuangan Financial Report PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaan and Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements 31 Desember 2005 dan 2004 31 December 2005 and 2004
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report 113
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
Catatan/ Notes
2004
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 241.646 (2004: Rp 49.736): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 187.094 (2004: Rp 69.456) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 926.758 (2004: Rp 604.936) Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 23.103 (2004: Rp 26.434): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 6.506.866 (2004: Rp 5.247.885) Goodwill Aktiva lain-lain
ASSETS
3,938,633 481,683
206,746
4
5,30f
5,326,131 640,882
160,123
4,500,900 672,104
5 6
3,106,857 338,940
5,120,829 742,484 507,762
7 8a
3,334,329 514,723 339,781
16,171,141
13,761,766
95,392
4
149,345
9,829,563
9
8,718,978
289,417
6,30g
238,942
327,602 6,519,436
6 10
384,171 5,501,396
217,894 769,593 11,495,558
8d 11
160,294 623,576 8,548,140
758,648 511,618
12 13
706,049 352,396
Jumlah aktiva tidak lancar
30,814,721
JUMLAH AKTIVA
46,985,862
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
29
Current assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 241,646 (2004: Rp 49,736): - Related parties - Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 187,094 (2004: Rp 69,456) Inventories Prepaid taxes Other prepayments Total current assets Non-current assets Restricted cash and time deposits Financing receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 926,758 (2004: Rp 604,936) Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 23,103 (2004: Rp 26,434): - Related parties - Third parties Investments in associates and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 6,506,866 (2004: Rp 5,247,885) Goodwill Other assets
25,383,287
Total non-current assets
39,145,053
TOTAL ASSETS
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 1 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
Catatan/ Notes
2004
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Hutang lain-lain Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pendapatan ditangguhkan Kewajiban diestimasi Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha
LIABILITIES Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties
2,680,483
14
2,168,451
1,057,674
15, 30h
1,300,693
3,389,416 987,625 475,368
15
2,438,482 734,820 736,317
861,442 914,867 682,641 14,247
8b
16
1,029,977 934,523 473,810 12,911
1,210,227
17
608,447
2,018,502 310,648
18 19
2,422,997 117,079
- Bonds - Obligations under finance leases
14,603,140
29
12,978,507
Total current liabilities
826,103
15
427,955
31,298
30j
14,379
178,093 391,474 192,546 413,454
8d 16
189,949 259,125 173,477 239,229
2,651,094
17
1,807,813
2,820,822 646,685
18 19
3,214,649 120,357
Jumlah kewajiban jangka panjang
8,151,569
29
6,446,933
Total non-current liabilities
HAK MINORITAS
3,806,808
20
3,234,487
MINORITY INTERESTS
Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Pendapatan ditangguhkan Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban diestimasi Hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
- Third parties Other payables Purchase guarantees from customers and sales advances Taxes payable Accrued expenses Unearned income Provisions Current portion of long-term debt: - Bank and other loans
Non-current liabilities Trade payables - third parties Other payables: - Related parties - Third parties Unearned income Deferred tax liabilities Provisions Long-term debt, net of current portion: - Bank and other loans - Bonds - Obligations under finance leases
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 2 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
2005 EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
2004
124,700 11,548,423
EQUITY Share capital: Authorised - 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve Difference arising from equity transactions of affiliates Exchange differences due to financial statements translation Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
20,424,345
16,485,126
Total equity
46,985,862
39,145,053
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
2,024,178
21
2,024,178
1,106,121 418,661
22
1,106,121 430,121
1,231,408
1,253,803
-
Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
224,700 15,419,277
Jumlah ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
(2,220)
24
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 3 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
2005 Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan
61,172,314
25,29
44,923,909
(47,449,438)
26 ,29
(34,610,505)
Laba kotor
13,722,876
Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
(3,065,839) (4,243,063)
10,313,404 27
(7,308,902) Laba usaha Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Beban bunga Kerugian selisih kurs (Kerugian)/keuntungan pelepasan investasi Keuntungan atas selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Beban)/penghasilan lain-lain, bersih
6,413,974
294,889 (421,844) (106,965) (483)
29
29
-
(140,374)
28
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
2,166,562
Laba sebelum pajak penghasilan
8,205,759
Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas Laba bersih Laba bersih per saham (dalam satuan Rupiah)
(1,872,786)
10
8c
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
4,975,438
382,583 (500,692) (11,696) 575,258
419,937
Gross profit
Operating income Other income/(expenses): Interest income Interest expense Foreign exchange loss (Loss)/gain on disposal of investments Gain on difference arising from restructuring transactions of entitiesunder common control Other (expenses)/income, net
2,053,740
Share of results of associates and jointly controlled entities
8,007,203
Profit before income tax
(1,625,364) 6,381,839
20
5,457,285 1,348
Cost of revenue
978,025
6,332,973
(875,688)
Net revenue
Operating expenses: (2,459,736) Selling expenses (2,878,230) General and administrative expenses (5,337,966)
112,635
(374,777)
Beban pajak penghasilan
2004
(976,333) 5,405,506
32
1,335
Income tax expense Income before minority interests Minority interests Net income Net earnings per share (full Rupiah)
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 4 – Page
23 24
23 24
-
-
-
(11,460) 418,661
-
1,106,121
-
2,024,178
430,121
-
-
-
430,121 -
-
1,106,121
-
-
2,024,178
1,099,259 6,862
2,017,688 6,490
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
-
-
-
-
-
-
(124,361) -
124,361 -
1,231,408
(22,395)
-
1,253,803
-
214,815
8,345
1,030,643 -
-
-
-
-
345,457
-
-
(345,457) -
Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi/ Investment fair value revaluation reserve
224,700
-
100,000 -
124,700
-
-
-
44,700 80,000 -
15,419,277
-
5,457,285 (1,497,891) (100,000) 11,460
11,548,423
-
-
-
7,315,973 5,405,506 (1,093,056) (80,000) -
Saldo laba/Retained earnings Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated
20,424,345
(22,395)
5,457,285 (1,497,891) 2,220 -
16,485,126
4,356 345,457
214,815
(124,361) 8,345
11,710,712 5,405,506 (1,093,056) 13,352
Jumlah/ Total
Balance at 31 December 2005
Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve Realised exchange differences Realised fixed assets revaluation reserve Equity transactions of affiliates
Balance at 31 December 2004
Realised exchange differences Realised loss on availablefor-sale securities
Equity transactions of affiliates
Balance at 1 January 2004 Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve Shares issued from rights and employee share– based compensation Adjustment arising from adoption of PSAK 38 (Revised 2004): - The Company - Subsidiaries and associate
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
Halaman – 5 – Page
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
-
-
2,220 -
(2,220)
4,356 -
-
-
(6,576) -
Selisih kurs Selisih karena transaksi perubahan penjabaran ekuitas laporan perusahaan keuangan/ afiliasi/ Exchange Difference differences arising from due to equity financial transactions statements of affiliates translation
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Realisasi selisih kurs Realisasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Saldo 31 Desember 2005
Saldo 31 Desember 2004
Saldo 1 Januari 2004 Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Penerbitan saham atas rights dan kompensasi berbasis saham karyawan Penyesuaian karena penerapan PSAK 38 (Revisi 2004): - Perseroan - Anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Realisasi selisih kurs Realisasi kerugian atas efek yang tersedia untuk dijual
Catatan/ Notes
Modal saham/ Share capital
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ Fixed assets revaluation reserve
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali/ Difference arising from restructuring transactions of entities under common control
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
2004
Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan Penghasilan bunga yang diterima Penurunan/(penambahan) investasi pada efek yang diperdagangkan Penurunan/(penambahan) kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan margin deposit atas fasilitas letter of credit Pembayaran kepada pemasok Pembayaran beban usaha Pembayaran kepada karyawan Pembayaran pajak penghasilan badan Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya Arus kas bersih dari aktivitas operasi
57,795,799 283,824 168,374
41,815,561 366,707 (78,200)
80,263
(64,961)
(46,283,730) (4,506,974) (3,028,010) (2,335,173) 308,624 2,482,997
(32,935,257) (3,137,342) (2,333,367) (1,069,850) 661,124 3,224,415
Arus kas dari aktivitas investasi: Dividen kas yang diterima Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Penerimaan dari bagian laba bersih dari Konsorsium Intertel Astratel
1,246,212 700,103
1,691,777 218,451
73,310
156,186
Akuisisi anak perusahaan, setelah dikurangi kas yang diperoleh Hasil penjualan investasi pada efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Perolehan aktiva tetap dan aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Penambahan investasi jangka panjang Penambahan uang muka perkebunan plasma Penambahan beban tangguhan Pelepasan anak perusahaan, setelah dikurangi kas bersih Hasil penjualan investasi jangka panjang
18,159
(109,504)
2,105
369,152
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(4,058,287)
(2,161,071)
(555,451) (108,381)
(2,857,365) (20,615)
(90,807) (298)
(16,792) 231,795
28,642
660,396
(2,744,693)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
(1,837,590)
Cash flows from operating activities: Receipts from customers Interest income received Reductions in/(additions to) trading securities Reductions in/(additions to) restricted cash and time deposits in respect of margin deposits for letter of credit facilities Payments to suppliers Payments for operating expenses Payments to employees Payments of corporate income tax Receipts from other operating activities Net cash flows from operating activities Cash flows from investing activities: Cash dividends received Proceeds from sale of fixed assets and assets not used in operations Proceeds from share in net income from Konsorsium Intertel Astratel Acquisitions of subsidiaries, net of cash acquired Proceeds from sale of available-for-sale and held-tomaturity securities Acquisitions of fixed assets and assets not used in operations Additions to long-term investments Additions to advances for plasma plantations Additions to deferred charges Disposal of subsidiaries, net of cash disposed Proceeds from sale of long-term investments Net cash flows used in investing activities
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 6 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
2004
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penarikan pinjaman jangka pendek Penarikan hutang jangka panjang Penerimaan dari anjak piutang Penerimaan dari pelaksanaan opsi saham karyawan Penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Pembayaran kembali, pembayaran lebih awal, dan pembelian kembali hutang jangka panjang Dividen kas yang dibayarkan Pembayaran kewajiban anjak piutang Pembayaran bunga (Pembayaran kepada)/penerimaan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga Penambahan hak minoritas Penerimaan dari penerbitan saham Penurunan dana pelunasan obligasi
8,794,113 5,234,407 580,803 9,469
6,383,483 4,243,326 465,795 74,118
484
989,735
Cash flows from financing activities: Proceeds from short-term loans Proceeds from long-term debt Proceeds from factoring receivables Proceeds from exercise of employee share options Reductions in restricted cash and time deposits Repayments of short-term loans
(8,198,245)
(5,683,780)
(4,943,768)
(5,754,253) Repayments, prepayments and buy back of long-term debt
(1,727,876) (495,635) (424,326) (10,760)
(1,283,099) (441,772) (732,009) 301,605
-
(368,200) 315,976 13,353 13,236
Dividends paid Payments for factoring liabilities Interest paid (Payments to)/receipts from related parties Loan provided to third party Increase in minority interests Proceeds from issuance of shares Reductions in bond sinking funds
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(1,181,334)
(1,462,486) Net cash flows used in financing activities
Penurunan bersih kas dan setara kas
(1,443,030)
(75,661) Net decrease in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
5,326,131
4,550,960 Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas perusahaan asosiasi yang menjadi anak perusahaan
-
717,857 Cash and cash equivalents of an associate which became a subsidiary
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas
55,532
Kas dan setara kas pada akhir tahun Aktivitas signifikan yang tidak mempengaruhi arus kas: Perolehan aktiva tetap sewa guna usaha Realisasi kerugian atas efek yang tersedia untuk dijual
3,938,633
997,824 -
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
132,975 Effect of exchange rate differences on cash and cash equivalents 5,326,131 Cash and cash equivalents at the end of the year Significant activities not affecting cash flows: 160,847 Acquisition of fixed assets under finance lease 345,457 Realised loss on available-forsale securities
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 7 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
INFORMASI UMUM
1.
GENERAL INFORMATION
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated, berdasarkan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
PT Astra International Tbk (the “Company”) was established in 1957 under the name of PT Astra International Incorporated, based on Notarial Deed No. 67 of Sie Khwan Djioe dated 20 February 1957. This deed was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. J.A.5/53/5 dated 1 July 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999. Perubahan tersebut meliputi pemberian wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dan telah diterima dan dicatat berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01. 04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
The Company's Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was through Notarial Deed No. 30 of P.S.A. Tampubolon, S.H. dated 25 March 1999. This amendment included the authority granted to the directors to issue shares without pre-emptive rights to existing shareholders, subject to shareholders’ approval at a General Meeting of Shareholders. The amendment was reported to the Minister of Justice of the Republic of Indonesia which was received and noted in Decision Letter No. C2-5625.HT.01.04.Th.99 dated 30 March 1999 and was published in State Gazette No. 45 dated 4 September 1999, Supplement No. 143.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat berlokasi di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1957.
The Company is domiciled in Jakarta, Indonesia, with its head office located at JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. The Company commenced commercial operations in 1957.
Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan kepada masyarakat sejumlah 30 juta sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham dan dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun 1994, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham.
In 1990, the Company, through an initial public offering, offered to the public 30 million of its shares with a par value of Rp 1,000 (full Rupiah) per share at the offering price of Rp 14,850 (full Rupiah) per share. In 1994, the Company through a limited public offering with pre-emptive rights offered 48,439,600 shares at the price of Rp 13,850 (full Rupiah) per share. In the same year, the Company distributed bonus shares from the capitalisation of additional paid-in capital amounting to Rp 871.9 billion or equivalent to 871,912,800 shares.
Halaman - 8 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan)
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tahun 1997, sebagian pemegang obligasi konversi mengkonversikan obligasinya menjadi 280.837 saham Perseroan. Pada tahun yang sama, Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham yang mengakibatkan kenaikan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474.
In 1997, certain convertible bondholders converted their bonds into 280,837 shares of the Company. In the same year, the Company conducted a stock split from Rp 1,000 (full Rupiah) per share to Rp 500 (full Rupiah) per share, increasing the number of shares outstanding to 2,325,662,474.
Pada tahun 1999, sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, Perseroan menerbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi Seri III, di mana setiap pemegang satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Sejumlah 253.158.665 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini. Sisanya sebanyak 5.239.490 rights tidak dieksekusi hingga berakhir masa berlakunya.
In 1999, in relation to a debt restructuring, the Company issued 258,398,155 rights to its Series III creditors and bondholders, which allowed them to purchase one share of the Company for every right held at the price of Rp 500 (full Rupiah) per share. 253,158,665 shares were issued as a result of the rights exercised. The remaining 5,239,490 rights were not exercised before the expiry date.
Pada bulan Mei 1999, para pemegang saham Perseroan menyetujui untuk memberikan 70 juta saham Perseroan sebagai kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan. Pada tanggal jatuh tempo, tanggal 18 Mei 2004, sejumlah 64.754.000 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut (lihat Catatan 34).
In May 1999, the Company’s shareholders agreed to grant 70 million shares of the Company as stock-based compensation for the Company's employees and executives. As at the expiry date on 18 May 2004, 64,754,000 shares had been issued as a result of the employee stock options exercised (refer to Note 34).
Pada tahun 2002, Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran tersebut diselesaikan pada bulan Februari 2003.
In 2002, the Company through a limited public offering in respect of a rights issue with preemptive rights, offered 1,404,780,175 shares at the price of Rp 1,000 (full Rupiah) per share. The offering was completed in February 2003.
Seluruh saham Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
All of the Company's issued shares are listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan, dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan dan teknologi informasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is to engage in general trading, industry, mining, transportation, agriculture, construction and consultancy services. The subsidiaries’ main activities are the assembly and distribution of automobiles, motorcycles and their related spare parts, heavy equipment sales and rentals, mining, development of plantations, financial services and information technology.
Halaman - 9 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 1. INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
Dengan mengacu kepada Catatan 2b, Perseroan mengkonsolidasi perusahaan-perusahaan berikut ini: Dimulainya kegiatan komersial/ Commencement of commercial operations OTOMOTIF PT Arya Kharisma dan anak perusahaan PT Astra France Motor (lihat Catatan 3c) PT Astra Nissan Diesel Indonesia PT Astra Otoparts Tbk dan anak perusahaan (lihat Catatan 3a) PT Astra Persada Dinamika PT Gaya Motor PT Inti Pantja Press Industri PT Pulogadung Pawitra Laksana PT Serasi Autoraya dan anak perusahaan PT Suryanusa Sepeda Motor Indonesia PT Tjahja Sakti Motor (lihat Catatan 3c) JASA KEUANGAN PT Astra Mitra Ventura PT Federal International Finance PT Sedaya Multi Investama dan anak perusahaan PT Astra Multi Finance PT Astra Sedaya Finance PT Sedaya Pratama dan anak perusahaan PT Staco Estika Sedaya Finance (dahulu PT Stacomitra Sedaya Finance) PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance PERKEBUNAN PT Astra Agro Lestari Tbk dan anak perusahaan (lihat Catatan 3a) TEKNOLOGI INFORMASI PT Astra Graphia Tbk dan anak perusahaan
In accordance with Note 2b, the Company consolidates the following entities:
Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/ Total assets (before eliminations)
2005
2004
1988
100.00
100.00
733,427
1973
-
100.00
-
1984
75.00
75.00
323,908
1991
86.72
85.39
3,028,465
1996 1970 1990 1980
100.00 89.36 100.00
100.00 100.00 89.36 100.00
198,778 267,770 60,553
1990
100.00
100.00
1,523,327
1996
-
100.00
-
1962
100.00
100.00
576,447
1992 1989 1989
99.85 100.00 100.00
99.74 100.00 100.00
52,526 5,255,633 2,362,565
1991 1983 1993
54.00 53.00 53.00
54.00 53.00 53.00
317,921 5,841,903 264,972
1990
30.35
30.41
276,047
1986
29.15
29.15
114,740
1995
79.68
79.64
3,191,715
1975
76.87
76.87
518,804
58.45
56.45
10,675,196
1996
100.00
100.00
623,829
1996 1970 1989 1994
100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00
101,003 144,550 111,103
ALAT-ALAT BERAT/PERTAMBANGAN PT United Tractors Tbk 1973 dan anak perusahaan (lihat Catatan 3a) LAIN-LAIN PT Astratel Nusantara dan anak perusahaan PT Astra Persada Raya PT Brahmayasa Bahtera PT Intertel Nusaperdana PT Suryaraya Prawira
Persentase kepemilikan efektif/ Effective percentage of ownership
GENERAL INFORMATION (continued)
2005
Halaman - 10 - Page
2004 AUTOMOTIVE 1,069,029 PT Arya Kharisma and subsidiary 85,282 PT Astra France Motor (refer to Note 3c) 320,436 PT Astra Nissan Diesel Indonesia 2,436,481 PT Astra Otoparts Tbk and subsidiaries (refer to Note 3a) 7,368 PT Astra Persada Dinamika 191,550 PT Gaya Motor 262,336 PT Inti Pantja Press Industri 59,610 PT Pulogadung Pawitra Laksana 1,062,636 PT Serasi Autoraya and subsidiaries 17,863 PT Suryanusa Sepeda Motor Indonesia 483,362 PT Tjahja Sakti Motor (refer to Note 3c) FINANCIAL SERVICES 28,937 PT Astra Mitra Ventura 3,244,152 PT Federal International Finance 1,760,785 PT Sedaya Multi Investama and subsidiaries 331,793 PT Astra Multi Finance 5,730,453 PT Astra Sedaya Finance 276,942 PT Sedaya Pratama and subsidiaries 158,366 PT Staco Estika Sedaya Finance (formerly PT Stacomitra Sedaya Finance) 94,037 PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance AGRIBUSINESS 3,382,821 PT Astra Agro Lestari Tbk and subsidiaries (refer to Note 3a) 568,241
INFORMATION TECHNOLOGY PT Astra Graphia Tbk and subsidiary
HEAVY EQUIPMENT/MINING 6,772,213 PT United Tractors Tbk and subsidiaries (refer to Note 3a) OTHERS PT Astratel Nusantara and subsidiaries 21,311 PT Astra Persada Raya 100,628 PT Brahmayasa Bahtera 122,672 PT Intertel Nusaperdana 103,633 PT Suryaraya Prawira 744,077
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1. INFORMASI UMUM (lanjutan)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Seluruh anak perusahaan berdomisili di Indonesia.
All subsidiaries are domiciled in Indonesia.
Selama tahun 2005, PT Astra Persada Dinamika, PT Astra Persada Raya, PT Suryanusa Sepeda Motor Indonesia, dan Myanmar Astra Chinte Motor Ltd telah dilikuidasi (2004: Astra International (HK) Ltd, Eutas Investment Pte Ltd, dan PT Sinar Inti Telaga).
During 2005, PT Astra Persada Dinamika, PT Astra Persada Raya, PT Suryanusa Sepeda Motor Indonesia and Myanmar Astra Chinte Motor Ltd were liquidated (2004: Astra International (HK) Ltd, Eutas Investment Pte Ltd and PT Sinar Inti Telaga).
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors are as follows:
2005
2004
Komisaris Kehormatan Abdul Rachman Ramly
Abdul Rachman Ramly
Honorary Commissioner
Theodore Permadi Rachmat Benny Subianto Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Benjamin Arman Suriadjaya Anthony John Liddell Nightingale a) Philip Eng Heng Nee Neville Barry Venter Brian Richard Keelan b) Adam Phillip Charles Keswick
President Commissioner Vice President Commissioner Independent Commissioners:
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Presiden Komisaris Budi Setiadharma Wakil Presiden Komisaris Benny Subianto Komisaris Independen: Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Komisaris: Benjamin Arman Suriadjaya Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter Adam Phillip Charles Keswick
Dewan Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur:
a) b)
Board of Directors Michael Dharmawan Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Budi Setiadharma Michael Dharmawan Ruslim Danny Bonifasius Walla John Stuart Anderson Slack Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja
a)
Mengundurkan diri pada tanggal 28 Februari 2005. Meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2005.
b)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
YANG
President Director Vice President Director Directors:
Resigned on 28 February 2005. Passed away on 6 August 2005.
As at 31 December 2005, the Company and subsidiaries had approximately 64,000 employees (2004: 55,600) with total employee costs for the year ended 31 December 2005 of approximately Rp 3.19 trillion (2004: Rp 2.40 trillion).
Pada tanggal 31 Desember 2005, Perseroan dan anak perusahaan mempunyai karyawan kurang lebih 64.000 orang (2004: 55.600) dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah kurang lebih Rp 3,19 triliun (2004: Rp 2,40 triliun).
2. IKHTISAR PENTING
Commissioners:
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 21 Maret 2006.
The consolidated financial statements of the Company and subsidiaries were prepared by the Directors and completed on 21 March 2006.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
Halaman - 11 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) a.
Dasar penyusunan konsolidasian
AKUNTANSI
laporan
YANG
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk investasi pada efek yang diklasifikasi sebagai “untuk diperdagangkan” dan “tersedia untuk dijual”, dan instrumen keuangan derivatif yang seluruhnya disajikan sebesar nilai wajarnya, serta aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah (lihat Catatan 2k, 2m, dan 2p).
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost, except for investments in securities which are classified as “trading” and “available-forsale”, and derivative financial instruments which are all valued at fair value and certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations (refer to Notes 2k, 2m and 2p).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of the accruals concept, except for the consolidated statements of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi dengan cerukan.
The consolidated statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the consolidated statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, deposits held at call with banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less, net of overdrafts.
Deposito berjangka dengan jangka waktu penempatan lebih dari tiga bulan tetapi tidak lebih dari satu tahun disajikan sebagai “Investasi jangka pendek”.
Time deposits with a maturity of more than three months but not more than one year are classified as “Short-term investments”.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya baik untuk pembayaran biaya bunga, maupun yang ditempatkan sebagai margin deposits untuk fasilitas letter of credit, dan guarantee deposits, disajikan sebagai “Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya”.
Cash and time deposits which are either restricted for interest payments or placed as margin deposits for letter of credit facilities, and guarantee deposits, are classified as “Restricted cash and time deposits”.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results may differ from those estimates.
Halaman - 12 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Prinsip-prinsip konsolidasi
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aktiva dan kewajiban pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004 dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut dari Perseroan dan perusahaanperusahaan di mana Perseroan memiliki kemampuan untuk mengendalikan perusahaanperusahaan tersebut.
The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities as at 31 December 2005 and 2004 and results of operations for the years then ended of the Company and entities in which the Company has the ability to exercise control.
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material transactions and balances between consolidated companies have been eliminated in the consolidated financial statements.
Hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang dikendalikan Perseroan disajikan secara terpisah baik pada laporan laba rugi maupun neraca konsolidasian.
Minority interests in the results and equity of controlled entities are shown separately in the consolidated statements of income and balance sheets, respectively.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode di mana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial year, its results are included in the consolidated statements of income from the date on which control commences. Where control ceases during a financial year, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
Aktiva dan kewajiban anak perusahaan yang berkedudukan di luar Indonesia, dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada akhir tahun yang bersangkutan. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan kurs pada tanggal transaksi atau kurs rata-rata selama tahun yang bersangkutan jika pendapatan dan beban diperoleh atau terjadi secara merata sepanjang tahun itu.
The assets and liabilities of foreign subsidiaries based outside Indonesia are translated into Rupiah using the middle rates as published by Bank Indonesia as at year end. Revenue and expenses have been translated using the rate on the date of the transaction or an average rate when revenue and expenses are earned and incurred evenly throughout the year.
Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan anak perusahaan yang berkedudukan di luar Indonesia disajikan dalam akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
The differences arising from the translation of foreign subsidiaries’ financial statements are presented as "Exchange differences due to financial statements translation" under the equity section in the consolidated balance sheets.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali jika dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by subsidiaries, unless otherwise stated.
Halaman - 13 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
c.
AKUNTANSI
YANG
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Principles of consolidation (continued)
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi selama 5 - 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi atas perusahaan yang bersangkutan pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the net assets acquired at the date of acquisition. Goodwill is amortised over a period of 5 - 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation of the respective companies at the time of the acquisition, considering factors such as existing market share, potential growth and other factors inherent in the acquired companies.
Lihat Catatan 2j untuk kebijakan akuntansi transaksi ekuitas perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
Refer to Note 2j for the accounting policy relating to equity transactions of associates and jointly controlled entities.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c.
Foreign currency balances
transactions
and
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in a foreign currency are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah):
The major exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia, are as follows (full Rupiah):
2005 Pounds Inggris (“GBP”) Dolar Amerika Serikat (“USD”) Euro Eropa (“EUR”) Yen Jepang (“JPY”) Dolar Singapura (“SGD”)
2004
16,947 9,830 11,660 83 5,907
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi atau penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat.
Halaman - 14 - Page
17,888 9,290 12,652 90 5,685
Great Britain Pounds (“GBP”) United States Dollars (“USD”) European Euro (“EUR”) Japanese Yen (“JPY”) Singapore Dollars (“SGD”)
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency or on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the consolidated statements of income, except when deferred in equity as qualifying cash flow hedges.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) d.
AKUNTANSI
YANG
Piutang usaha dan piutang lain-lain
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Trade and other receivables Trade and other receivables are stated net of provision for doubtful receivables, based on the expected collectibility of outstanding amounts. Accounts are written-off as bad debts during the period in which they are determined to be not collectible.
Piutang usaha dan piutang lain-lain dinyatakan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, yang diestimasi berdasarkan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih. e.
Persediaan
e.
Inventories
Persediaan dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Harga perolehan pada umumnya ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi, barang dalam proses dan suku cadang, kecuali pada anak perusahaan tertentu, yang ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama, keluar pertama” atau metode “identifikasi khusus” untuk unit CompletelyKnocked-Down (“CKD”), unit Completely-BuiltUp (“CBU”), unit alat-alat berat, dan alat-alat berat dalam proses. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun variabel. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal, dikurangi taksiran biaya penyelesaian, dan beban penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realisable value. Cost is generally determined by the weighted average method for finished goods, work-in-process and spare parts, except for certain subsidiaries for which cost is determined by the “first-in, first-out” method or by the “specific identification” method for CompletelyKnocked-Down (“CKD”) units, CompletelyBuilt-Up (“CBU”) units, units of heavy equipment and work-in-process for heavy equipment. The cost of finished goods and work-in-process comprises raw materials, labour and an appropriate proportion of directly attributable fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less an estimation of cost of completion and selling expenses.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan dari masingmasing jenis persediaan di masa yang akan datang.
A provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of inventory items.
f. Piutang pembiayaan konsumen
f.
Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah bersih yang telah dikurangi dengan bagian piutang pembiayaan bersama (baik untuk yang dengan recourse maupun yang tanpa recourse), pendapatan pembiayaan konsumen ditangguhkan, dan penyisihan piutang ragu-ragu. Penerimaan dari piutang yang telah dihapus-bukukan diakui sebagai penghasilan lain-lain pada saat piutang tersebut diterima kembali.
Halaman - 15 - Page
Consumer financing receivables Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables (both with and without recourse), unearned consumer financing income and provision for doubtful receivables. Recoveries from written-off receivables are recognised as other income upon receipt.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
f. Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
g.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Consumer financing receivables (continued)
Pendapatan pembiayaan konsumen ditangguhkan merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dengan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan ditangguhkan ini akan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala yang tetap atas nilai investasi bersih. Pendapatan tersebut tidak diakui apabila kolektibilitasnya diragukan.
Unearned consumer financing income represents the difference between total instalments to be received from customers and the total financing principal. This is recognised as earned income over the term of the contract based on a constant periodic rate of return on the net investment. Income is not recognised when there is an indication that collectibility is doubtful.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam tahun berjalan.
Early settlement is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the current year.
Dalam pembiayaan bersama, anak perusahaan menetapkan marjin yang lebih tinggi daripada tingkat bunga yang dibebankan atas bagian pinjaman yang dibiayai oleh bank, dimana selisihnya diakui sebagai pendapatan dari transaksi pembiayaan bersama.
For joint financing arrangements, the subsidiaries charge a margin over and above the amount chargeable on the finance provided by the banks, which is recognised as revenue from joint financing transactions.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap akun piutang pada akhir tahun termasuk bagian pembiayaan bersama dengan recourse. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.
Provision is made for doubtful receivables based on an overall review of receivables at the end of the year including the portion of joint financing with recourse. Doubtful receivables are written-off when they are determined to be not collectible.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
g. Net investment in direct financing leases
Investasi bersih dalam sewa guna usaha dinyatakan sebesar jumlah piutang sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa yang terjamin pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan, simpanan jaminan, dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara nilai piutang sewa guna usaha dan nilai tunainya diakui sebagai pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan. Pendapatan sewa guna usaha diakui selama periode sewa dengan menggunakan metode investasi bersih yang mencerminkan tingkat pengembalian berkala yang tetap.
Halaman - 16 - Page
Net investment in direct financing leases is stated at the lease receivables plus the guaranteed residual values at the end of the lease period, net of unearned lease income, security deposits and provision for doubtful receivables. The difference between the lease receivables and present value is recognised as unearned lease income. Lease income is recognised over the term of the lease using the net investment method, which reflects a constant periodic rate of return.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) g.
AKUNTANSI
YANG
Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Net investment in direct financing leases (continued)
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa guna usaha berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa guna usaha dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam tahun berjalan.
Early settlement is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the current year.
h. Penjualan piutang pembiayaan konsumen
i.
2.
h.
Sale of financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen yang dijual dengan recourse diperlakukan sebagai pinjaman, dan diperlakukan sebagai pelunasan sepenuhnya apabila semua kriteria berikut ini terpenuhi:
Financing receivables which are sold with recourse are accounted for as borrowings, and treated as being fully settled only if all of the following criterias are met:
a)
Anak perusahaan tidak lagi memiliki manfaat ekonomi masa depan dari piutang tersebut dan juga tidak menanggung risiko kolektibilitas yang terkandung dalam piutang;
a)
The subsidiaries no longer receive any future economic benefit from the receivables nor bear the risk of collectibility of the receivables;
b)
Kewajiban anak perusahaan sehubungan dengan perjanjian recourse dapat diestimasi secara andal; dan
b)
The subsidiaries’ obligation under the recourse provisions can be reliably estimated; and
c)
Anak perusahaan tidak memiliki kewajiban atau opsi untuk membeli kembali piutang tersebut.
c)
The subsidiaries have neither an obligation nor an option to repurchase the receivables.
Agunan yang diambil alih
i.
Agunan yang diambil alih merupakan agunan yang diambil alih dari pelanggan, sebagai penyelesaian piutang karena wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan/sewa. Nilai agunan yang diambil alih tersebut dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Pelanggan memberi kuasa kepada anak perusahaan sebagai perusahaan pembiayaan/ lessor, untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang tersebut. Kelebihan nilai jual kendaraan atas piutang akan dikembalikan kepada pelanggan.
Halaman - 17 - Page
Repossessed collateral Repossessed collateral represents collateral obtained from customers that are in default on their financing/leasing agreements, as settlement of the receivable. Repossessed collateral is stated at the lower of carrying amount or net realisable value. Customers give the right to the financing company, the subsidiaries, as the financing company/ lessor, to sell the repossessed collateral or take any other action to settle the outstanding receivables. Any excess of proceeds from the sale of vehicles and the outstanding loan is refunded to the customers.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) i.
AKUNTANSI
YANG
Agunan yang diambil alih (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
A provision is made for any decline in the value of repossessed collateral based on an overall review of repossessed collateral at the end of the year.
Penyisihan dilakukan atas penurunan nilai agunan yang diambil alih berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap keadaan nilai agunan yang diambil alih pada akhir tahun. j.
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
Repossessed collateral (continued)
j.
Investments in associates and jointly controlled entities
Investasi pada perusahaan di mana Perseroan dan anak perusahaan memiliki antara 20% hingga 50% hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan (perusahaan asosiasi) dan perusahaan di mana Perseroan memiliki 50% atau lebih hak suara tetapi dikendalikan secara bersama dengan pemegang saham lain (jointly controlled entities), dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Investments in companies in which the Company and subsidiaries have 20% to 50% of the voting rights and over which the Company and subsidiaries exert significant influence, but which they do not control (associates) and entities in which the Company and subsidiaries have 50% or more of the voting rights but are controlled jointly with another shareholder (jointly controlled entities), are accounted for by the equity method.
Berdasarkan metode ini biaya perolehan investasi akan ditambahkan/(dikurangi) dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities sejak tanggal perolehannya dan perolehan dividen.
Based on this method, the cost of investment is increased/(decreased) by the Company's or subsidiaries' share of the results of the associates and jointly controlled entities from the date of acquisition and dividend distributions.
Apabila nilai tercatat investasi telah mencapai nilai nol, kerugian selanjutnya akan diakui bila Perseroan atau anak perusahaan mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities yang bersangkutan.
Once an investment's carrying value has been reduced to zero, further losses are taken up if the Company or subsidiaries have committed to provide financial support to, or have guaranteed the obligations of the associates and jointly controlled entities.
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities disajikan setelah dikurangi dengan amortisasi selisih antara harga perolehan investasi dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada saat perolehan (“goodwill”). Amortisasi dihitung dengan metode garis lurus, pada umumnya untuk jangka waktu 5 - 20 tahun. Periode amortisasi didasarkan pada taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang diperoleh.
Share of results of associates and jointly controlled entities is adjusted for the amortisation of difference between the cost of the investment and the Company’s or subsidiaries’ proportionate share in the underlying fair value of the net assets at the date of acquisition (“goodwill”) using straight-line amortisation, generally over 5 20 years. Amortisation periods are based on the estimated useful lives of the assets acquired.
Halaman - 18 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) j.
k.
AKUNTANSI
YANG
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Investments in associates and jointly controlled entities (continued)
Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Perseroan dan anak perusahaan dengan perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perseroan dalam perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities tersebut; kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aktiva yang ditransfer.
Unrealised gains on transactions between the Company and its subsidiaries with its associates and jointly controlled entities are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associates and jointly controlled entities; unrealised losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the asset transferred.
Transaksi ekuitas yang mempengaruhi persentase kepemilikan dan ekuitas perusahaan afiliasi dicatat sebagai “Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
Equity transactions affecting the percentage of ownership and equity of affiliates are shown as "Difference arising from equity transactions of affiliates" in the equity section in the consolidated balance sheets.
Penyisihan dilakukan apabila nilai investasi telah mengalami penurunan yang permanen.
Provision is made for any permanent decline in the value of investments.
Investasi pada efek hutang dan ekuitas
k.
Investments in debt and equity securities
Investasi pada efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia, diakui sebesar harga perolehan dan penyisihan penurunan nilai investasi dilakukan apabila manajemen berpendapat bahwa nilai investasi telah mengalami penurunan yang signifikan atau permanen.
Investments in debt and equity securities that do not have readily determinable fair values, are stated at cost and a provision is only made where, in the opinion of management, there has been a significant reduction or a permanent decline in the value of the investment.
Untuk investasi pada efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tersedia, manajemen menentukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan dan mengevaluasi kembali pada setiap tanggal neraca.
For investments in debt and equity securities that have readily determinable fair values, management determines the appropriate classification of investments at the time of purchase and re-evaluates this at each balance sheet date.
Efek hutang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila Perseroan dan anak perusahaan bermaksud dan mampu untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
Debt securities are classified as held-tomaturity when the Company and subsidiaries have the intent and ability to hold the securities to maturity. Held-to-maturity securities are stated at cost net of unamortised discount or premium.
Halaman - 19 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) k.
l.
AKUNTANSI
YANG
Investasi pada efek hutang dan ekuitas (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k.
Investments in debt and equity securities (continued)
Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Debt and equity securities that are purchased and held principally for the purpose of selling them in the near future are classified as trading securities and carried at fair value. Unrealised gains and losses recognised in the consolidated statements of income.
Efek hutang yang tidak diklasifikasikan sebagai yang dimiliki hingga jatuh tempo maupun yang diperdagangkan dan efek ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi disajikan sebagai komponen terpisah “Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi” di bagian ekuitas.
Debt securities not classified as either heldto-maturity securities or trading securities, and equity securities not classified as trading securities, are classified as available-for-sale securities and carried at fair value. Unrealised gains and losses are reported as a separate component of equity, “Investment fair value revaluation reserve”.
Harga pokok efek yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Cost of securities sold is determined on the weighted average method.
Dividen dari investasi pada efek ekuitas diakui pada saat diumumkan.
Dividends from investments in equity securities are recognised when declared. l.
Perkebunan plasma
Plasma plantations
Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap untuk dikonversi (penyerahan perkebunan kepada petani plasma) dikapitalisasi ke akun perkebunan plasma. Pengembangan perkebunan plasma ini dibiayai dengan kredit investasi yang diperoleh dari bank atau pembiayaan sendiri. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi perkebunan plasma yang diterima sebagai aktiva atau kewajiban dalam akun “Aktiva lain-lain - uang muka perkebunan plasma, bersih”.
Costs incurred during the development phase up to conversion of plasma plantations (hand over of the plantation to plasma farmers) are capitalised to the plasma plantation account. Development of the plasma plantations is financed by investment credits from banks or is selffinanced. The accumulated development costs are presented net of investment credit receipts as assets or obligations in an account “Other assets - advances for plasma plantation, net”.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi perkebunan plasma (jumlah yang disepakati antara bank, anak perusahaan dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian.
The difference between accumulated development costs and the conversion value (the agreed amount between banks, subsidiaries and farmers) of plasma plantations is charged to the consolidated statements of income.
Halaman - 20 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
2.
YANG
m. Aktiva tetap dan penyusutan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Fixed assets and depreciation
Kepemilikan langsung
Direct ownership
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku yang dinyatakan dengan nilai revaluasi, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selisih yang timbul dari penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “Selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang disajikan pada bagian ekuitas.
Fixed assets are stated at cost, except for certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations, less accumulated depreciation. The difference resulting from the revaluation of such fixed assets is credited to the “Fixed assets revaluation reserve” account presented in the equity section.
Biaya-biaya piranti lunak komputer yang terjadi selama tahap awal proyek dan setelah tahap implementasi dibebankan pada saat terjadi. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan aplikasi dikapitalisasi.
Computer software costs that are incurred during the preliminary project and post implementation stages are expensed as incurred. Costs incurred during the application development stage are capitalised.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Depreciation is calculated using the straight-line method, based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:
Tahun/Years Anak perusahaan/ Subsidiaries
Perseroan/ the Company Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Alat-alat berat yang disewakan Peralatan kantor yang disewakan Alat-alat pengangkutan yang disewakan Aktiva kerjasama operasi
5 - 20 4-5 5 4-5 -
4 - 25 2 - 20 4-8 2 - 10 20 2-5 3-5 6 -7
-
4
Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Heavy equipment for lease Office equipment for lease Transportation equipment for lease Joint operation assets
Tanah tidak diamortisasi.
Land is not amortised.
Biaya perbaikan dan perawatan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan berdasarkan tarif penyusutan yang sesuai.
The cost of repairs and maintenance is charged as an expense as incurred. Expenditure that extends the useful lives of assets or provides further economic benefits by increasing capacity or quality of production is capitalised and depreciated based on applicable depreciation rates.
Halaman - 21 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
m. Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Fixed assets and depreciation (continued)
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements and the resulting gains and losses on the disposal of fixed assets are recognised in the consolidated statements of income.
Akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan biaya tidak langsung lainnya dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - tanaman belum menghasilkan”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun “Tanaman menghasilkan” pada saat tanaman yang bersangkutan siap menghasilkan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan.
The accumulated costs of field preparation, planting, fertilisers, maintenance and overheads are capitalised as “Assets under construction - immature plantations”. These costs are reclassified to “Mature plantations” when the plantations become productive and are ready for use. Depreciation is charged from the date when plantations are mature.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pabrik, dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - bangunan dan mesin”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut mulai digunakan.
The accumulated costs of the construction of buildings, plant and the installation of machinery are capitalised as “Assets under construction - buildings and machinery”. These costs are reclassified to the fixed assets accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from the date when assets are brought into use.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti diskonto dan keuntungan atau kerugian selisih kurs atas pinjaman, baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aktiva tertentu yang memenuhi syarat (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut.
Interest and other borrowing costs, such as discount fees and foreign exchange gains or losses on loans, either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is complete. For borrowings that are specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the year, less any income earned from the temporary investment of such borrowings.
Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk qualifying asset tersebut.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on the qualifying asset.
Halaman - 22 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
m. Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
n.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Fixed assets and depreciation (continued)
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap seluruh saldo pinjaman terkait dalam periode tertentu, dengan mengecualikan jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset tertentu.
The capitalisation rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to finance certain qualifying assets.
Aktiva sewa guna usaha
Fixed assets under finance leases
Aktiva tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sebesar nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah harga opsi pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasikan sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan menggunakan metode yang setara dengan aktiva yang dimiliki secara langsung.
Fixed assets acquired under finance leases are presented at the present value of the minimum lease payments plus the purchase option at the end of the lease term. A corresponding liability is also established and each lease payment is allocated between the liability and interest expense. The leased assets are depreciated on an equivalent basis to owned assets.
Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali, di mana penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Gains or losses on sale-and-leaseback transactions, in which the leaseback is a finance lease, are deferred and amortised over the remaining useful lives of the leased assets using the straight-line method.
Penurunan nilai dari aktiva tetap
n. Impairment of long lived assets
Setiap tanggal neraca Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
At each balance sheet date, the Company and subsidiaries review whether or not there is any indication of asset impairment.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Fixed assets and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows.
Halaman - 23 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
AKUNTANSI
YANG
Beban tangguhan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Deferred charges Deferred charges consist of costs associated with the acquisition or renewal of legal titles of land and other deferred charges and are amortised using the straight-line method over the expected period of benefit.
Beban tangguhan terdiri dari beban yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah dan beban tangguhan lainnya dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat masing-masing beban tersebut. p.
q.
Instrumen keuangan derivatif
p. Derivative financial instruments
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan dan anak perusahaan secara berkala melakukan kontrak berjangka valuta asing dan kontrak swap valuta asing dengan pihak lain.
In implementing their risk management policies, the Company and subsidiaries periodically enter into forward foreign currency contracts and foreign currency swap contracts with external counterparties.
Untuk dapat menerapkan akuntansi lindung nilai, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” mengharuskan agar beberapa persyaratan tertentu dipenuhi, antara lain mengenai harus tersedianya dokumentasi tertentu sejak tanggal dimulainya lindung nilai.
To qualify for hedge accounting, Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) 55 “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities” requires certain criteria to be met, including certain documentation required to be in place at the inception of the hedge.
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Sedangkan perubahan nilai wajar derivatif yang memenuhi kriteria lindung nilai pada umumnya diperlakukan sesuai dengan perlakuan terhadap unsur yang dilindungnilaikan.
Changes in the fair value of derivatives that do not meet the criteria of a hedge are recorded in the consolidated statements of income. Changes in the fair value of derivatives that do meet the criteria of a hedge are generally treated in accordance with the treatment of the hedged item.
Kewajiban diestimasi
q. Provisions
Kewajiban diestimasi diakui apabila Perseroan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Provisions are recognised when the Company and subsidiaries have a present obligation (legal as well as constructive) as a result of past events and it is more likely than not that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Apabila terdapat sejumlah kewajiban serupa, kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan kelompok kewajiban tersebut secara keseluruhan. Kewajiban diestimasi diakui walaupun kemungkinan arus kas keluar untuk masingmasing unsur dalam kewajiban tersebut kecil.
Where there are a number of similar obligations, the likelihood that an outflow will be required in settlement is determined by considering the class of obligations as a whole. A provision is recognised even if the likelihood of an outflow with respect to any one item included in the same class of obligation may be small.
Halaman - 24 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) r.
s.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r.
Hutang obligasi
Bonds
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Bonds issued are presented at nominal value net of the unamortised discount. Costs incurred in connection with the bond issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offering and amortised over the period of the bonds using the straight-line method.
Pada saat Perseroan atau anak perusahaan membeli kembali hutang obligasinya, hutang obligasi tersebut dikeluarkan dari neraca konsolidasian dan selisih antara nilai tercatat hutang obligasi dan nilai perolehan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When the Company or subsidiaries purchase their own bonds, they are removed from the consolidated balance sheets and the difference between the carrying amount of the bonds and the consideration paid is included in the consolidated statements of income. s.
Imbalan kerja
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pensiun
Pension benefits
Perseroan dan anak perusahaan memiliki program pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.
The Company and subsidiaries have defined contribution and defined benefit pension plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.
A defined benefit pension plan is a pension plan that defines an amount of pension that will be received by the employee at the time of pension, which usually depends on one or more factors such as age, years of service and compensation.
Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun dimana Perseroan dan anak perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.
A defined contribution plan is a pension plan under which the Company and subsidiaries pay fixed contributions into a separate entity (pension fund) and will have no legal or constructive obligations to pay further contributions.
Sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) No. 13/2003, Perseroan dan anak perusahaan harus menyediakan imbalan pensiun yang minimal sama dengan imbalan pensiun yang diatur dalam UU No. 13/2003, yaitu kewajiban imbalan pasti. Berdasarkan perbandingan antara imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 dengan imbalan pensiun dari program pensiun yang ada, Perseroan dan anak perusahaan mengetahui bahwa imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar dan membukukan selisih tersebut sebagai kewajiban imbalan kerja.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company and subsidiaries are required to provide pension benefits, with minimum benefits as stipulated in the Law No. 13/2003, which represents a defined benefit obligation. Based on a comparison between pension benefits based on Law No. 13/2003 and the existing pension plans, the Company and subsidiaries acknowledge that pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher and record the difference as employee benefits obligation.
Halaman - 25 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun (lanjutan)
Pension benefits (continued)
Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aktiva program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high-quality long-term bonds that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity similar to the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aktiva program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to consolidated statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang masih tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
Imbalan pasca-kerja lainnya
Other post-employment benefits
Perseroan dan anak perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang pisah, uang penghargaan, dan uang kompensasi. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu.
The Company and subsidiaries provide other post-employment benefits such as severance pay, service pay and compensation pay. The entitlement to these benefits is usually based on the employee remaining in service up to retirement age and the completion of a minimum service period.
Halaman - 26 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Imbalan kerja (lanjutan)
Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Other post-employment benefits (continued)
Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
The expected costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting methodology similar to that for defined benefit pension plans, but in a simplified form. These obligations are valued annually by independent qualified actuaries.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terhutang ketika karyawan dihentikan hubungan kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan dan anak perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan dan anak perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company and subsidiaries recognise termination benefits when they are demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility of withdrawing the plan is remote. Benefits falling due more than 12 months after the balance sheet date are discounted at present value.
Imbalan lainnya
Other benefits
Imbalan lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung berdasarkan Peraturan Perseroan dan anak perusahaan dengan metodologi yang sama untuk imbalan pasca-kerja lainnya.
Other benefits such as long service leave and jubilee awards are calculated in accordance with the Company’s and subsidiaries’ regulations and using the same methodology as for other post-employment benefits.
Kompensasi berbasis saham
Share-based compensation
Perseroan dan anak perusahaan tertentu memberikan program kompensasi berbasis saham, yang akan diselesaikan dengan instrumen ekuitas (lihat Catatan 34). Jumlah yang dibebankan selama periode vesting ditentukan oleh nilai wajar opsi yang diberikan. Nilai wajar opsi yang diberikan diestimasi dengan menggunakan model penentuan harga opsi ”Black-Scholes”.
The Company and certain subsidiaries provide equity-settled, share-based compensation plans (refer to Note 34). The total amount to be expensed over the vesting period is determined by reference to the fair value of the options granted. The fair value of the options granted is estimated using the “Black-Scholes” option pricing model.
Halaman - 27 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
t.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Imbalan kerja (lanjutan) Pada setiap tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan tertentu mengubah estimasi mengenai jumlah opsi yang diharapkan dapat dilaksanakan. Dampak perubahan tersebut terhadap estimasi awal, jika ada, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian, dan penyesuaian yang terkait diakui pada ekuitas selama sisa periode vesting.
At each balance sheet date, the Company and certain subsidiaries revise their estimates of the number of options that are expected to become exercisable. The impact of the revision of the original estimates, if any, is recognised in the consolidated statements of income, and a corresponding adjustment in equity over the remaining vesting period.
Hasil yang diterima setelah dikurangi dengan biaya transaksi terkait dikreditkan ke modal saham (nilai nominal) dan agio saham ketika opsi tersebut dilaksanakan.
The proceeds received net of any directly attributable transaction costs are credited to share capital (nominal value) and share premium when the options are exercised.
Transaksi restrukturisasi sepengendali
antar
entitas
t.
v.
Restructuring transactions amongst entities under common control Restructuring transactions among entities under common control are accounted for as if using the pooling-of-interests method. The difference between the cost of investment and book value of the acquired net assets is recorded as “Difference arising from restructuring transactions entities under common control’’ under the equity section of the consolidated balance sheets.
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat seolah-olah menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara biaya investasi dengan nilai buku aktiva bersih yang diperoleh dicatat sebagai ‘’Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali’’ pada bagian ekuitas di neraca konsolidasian.
u.
Employee benefits (continued)
u. Shares
Saham Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Ordinary shares are classified as equity.
Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issue of new shares or options are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds.
Pengakuan pendapatan dan beban
v.
Revenue and expense recognition
Pendapatan bersih adalah pendapatan Perseroan dan anak perusahaan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa, termasuk jasa keuangan, setelah dikurangi diskon, retur, potongan penjualan, pajak penjualan barang mewah, pajak pertambahan nilai, dan pajak ekspor.
Net revenue represents revenue earned from the sale of the Company’s and subsidiaries’ products and services including financial services, net of discounts, returns, trade allowances, luxury sales tax, value added tax and export tax.
Pendapatan dari penjualan domestik diakui pada saat barang ditagih dan siap untuk dikirimkan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal pelabuhan pengiriman.
Revenue from domestic sales of goods is recognised when goods are billed and ready for delivery. Revenue from export sales is recognised upon shipment of the goods to customers.
Halaman - 28 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) v.
AKUNTANSI
YANG
Pengakuan pendapatan dan beban (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) v.
Revenue and (continued)
expense
recognition
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan.
Revenue from rendering of services is recognised when services are rendered.
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala yang tetap atas nilai investasi bersih. Pendapatan tersebut tidak diakui apabila kolektibilitasnya diragukan.
Revenue from consumer and direct financing leases is recognised over the term of the respective contracts based on a constant periodic rate of return on the net investment. Revenue is not recognised when there is an indication that collectibility is doubtful.
Pendapatan administrasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari pelanggan dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat perjanjian pembiayaan ditandatangani.
Administration income represents income received from customers and is recognised in the statements of income upon signing of the financing contracts.
Pendapatan underwriting bersih ditentukan setelah memperhitungkan pendapatan premi yang ditangguhkan dan estimasi klaim retensi sendiri. Penghasilan premi diakui sejak berlakunya polis.
Net underwriting income is determined after making provisions for unearned premium reserves and estimated own retention claims. Premium income is recognised upon inception of the policy.
Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
Expenses are recognised as incurred on an accruals basis.
w. Perpajakan
w. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan liability method, untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing perusahaan. Tarif pajak yang berlaku saat ini digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided using the liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for each entity separately. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary differences can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected to/appealed against, when the result of the objection/appeal is determined.
Halaman - 29 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) x.
AKUNTANSI
YANG
Laba per saham
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) x.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. y.
Dividen
y.
Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa
yang
Dividends Dividend distributions to the Company’s shareholders are recognised as a liability in the consolidated financial statements in the period in which the dividends are approved by the Company’s shareholders.
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. z.
Earnings per share
z.
Transactions with related parties
Perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and subsidiaries enter into transactions with related parties as defined in PSAK 7 “Related Party Disclosures”.
Meskipun transaksi ini dilakukan dengan prinsip arm’s length, adalah mungkin persyaratan transaksi tersebut di atas tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihakpihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Whilst the transactions are made as if on an arm’s length basis, it is possible that the terms of these transactions are not the same as those that would result from transactions between wholly unrelated parties.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements. aa. Segment reporting
aa. Pelaporan segmen Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Informasi mengenai segmen usaha konsisten dengan informasi kegiatan usaha yang dilaporkan secara rutin kepada pengambil keputusan operasional.
Halaman - 30 - Page
Segment information is presented based upon identifiable business segments. A business segment is a distinguishable component that engages in providing products and services subject to risks and returns which are different from those of other business segments. Business segment information is consistent with operating information routinely reported to the chief operating decision maker.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
AKUISISI, PELEPASAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA YANG SIGNIFIKAN ATAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI
3.
MAJOR ACQUISITIONS, DISPOSALS AND BUSINESS RESTRUCTURING OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES
Akuisisi, pelepasan, dan restrukturisasi usaha yang signifikan atas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi sepanjang tahun 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:
Major acquisitions, disposals and business restructurings of subsidiaries and associates during 2005 and 2004 are as follows:
a.
a.
Akuisisi yang signifikan
Major acquisitions
Perseroan
The Company
PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Astra Agro Lestari Tbk
Selama tahun 2005, Perseroan membeli 2.213.500 saham atau 0,04% dari saham PT Astra Agro Lestari Tbk (‘’AAL’’) yang beredar dari pasar modal sejumlah Rp 6,6 miliar.
During 2005, the Company purchased 2,213,500 shares or 0.04% of the outstanding shares of PT Astra Agro Lestari Tbk (‘’AAL’’) from the market for Rp 6.6 billion.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising during 2005 are as follows:
Harga perolehan Nilai buku aktiva bersih yang diperoleh
6,592 (2,973)
Goodwill
3,619
Purchase consideration Book value of net assets acquired Goodwill
Selama tahun 2004, Perseroan membeli 295.988.350 saham atau 16,38% dari saham AAL yang beredar melalui pelaksanaan opsi (lihat Catatan 33b) dan dari pasar modal sejumlah Rp 934,9 miliar.
During 2004, the Company acquired 295,988,350 shares or 16.38% of the outstanding shares of AAL through settlement of an option (refer to Note 33b) and from the market for Rp 934.9 billion.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill selama tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising during 2004 are as follows:
Harga perolehan Pemulihan atas kewajiban diestimasi atas kerugian Nilai buku aktiva bersih yang diperoleh
934,864 (218,799)
Purchase consideration Reversal of provision for loss
(330,738)
Book value of net assets acquired
Goodwill
385,327
Goodwill
PT United Tractors Tbk
PT United Tractors Tbk
Selama tahun 2005, Perseroan membeli 58.820.500 saham atau 2% dari saham PT United Tractors Tbk (“UT”) yang beredar dari pasar modal sejumlah Rp 174,0 miliar.
During 2005, the Company purchased 58,820,500 shares or 2% of the outstanding shares of PT United Tractors Tbk (“UT”) from the market for Rp 174.0 billion.
Halaman - 31 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
AKUISISI, PELEPASAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA YANG SIGNIFIKAN ATAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) a.
3.
Akuisisi yang signifikan (lanjutan)
MAJOR ACQUISITIONS, DISPOSALS AND BUSINESS RESTRUCTURING OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES (continued)
a.
Major acquisitions (continued)
Perseroan (lanjutan)
The Company (continued)
PT United Tractors Tbk (lanjutan)
PT United Tractors Tbk (continued)
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill selama tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising during 2005 are as follows:
Harga perolehan Nilai buku aktiva bersih yang diperoleh
173,984 (70,699)
Purchase consideration Book value of net assets acquired
103,285
Goodwill
Goodwill
Selama tahun 2004, Perseroan membeli 846.030.985 saham atau 7,33% dari saham UT yang beredar melalui penawaran umum terbatas dan dari pasar modal sejumlah Rp 579,2 miliar.
During 2004, the Company purchased 846,030,985 shares or 7.33% of the outstanding shares of UT through limited public offering and from the market for Rp 579.2 billion.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill selama tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising during 2004 are as follows:
Harga perolehan Nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
Purchase consideration Fair value of net assets acquired
579,203 (496,482)
Goodwill
82,721
Goodwill
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
Pada bulan November 2004, Konsorsium yang merupakan persekutuan antara Perseroan dan Standard Chartered Bank Plc membeli 3.948.994.220 saham PT Bank Permata Tbk (‘’BP’’) dengan harga Rp 703 (dalam satuan Rupiah) per lembar saham. Pada bulan Desember 2004, Konsorsium membeli 11,39% atau 881.868.902 saham tambahan dengan harga Rp 750 (dalam satuan Rupiah) per lembar saham.
In November 2004, a Consortium, representing a partnership between the Company and Standard Chartered Bank Plc, acquired 3,948,994,220 shares of PT Bank Permata Tbk (‘’BP’’) at a price of Rp 703 (full Rupiah) per share. In December 2004, the Consortium acquired a further 11.39% or 881,868,902 shares at a price of Rp 750 (full Rupiah) per share.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising are as follows:
Harga perolehan Nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
1,988,469 (750,042)
Purchase consideration Fair value of net assets acquired
1,238,427
Goodwill
Goodwill
Halaman - 32 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
AKUISISI, PELEPASAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA YANG SIGNIFIKAN ATAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) a.
3.
Akuisisi yang signifikan (lanjutan)
MAJOR ACQUISITIONS, DISPOSALS AND BUSINESS RESTRUCTURING OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES (continued)
a.
Major acquisitions (continued)
Perseroan (lanjutan)
The Company (continued)
PT Astra Otoparts Tbk
PT Astra Otoparts Tbk
Selama tahun 2005, Perseroan membeli 12.945.500 saham PT Astra Otoparts Tbk (“AOP”) atau 1,33% dari saham AOP yang beredar dari pasar modal sejumlah Rp 38,9 miliar.
During 2005, the Company acquired 12,945,500 shares of PT Astra Otoparts Tbk (“AOP”) or 1.33% of the outstanding shares of AOP from market for Rp 38.9 billion.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising are as follows:
Harga perolehan Nilai buku aktiva bersih yang diperoleh
Purchase consideration Book value of net assets acquired
38,940 (25,250)
Goodwill
13,690
Goodwill
Anak Perusahaan
Subsidiaries
PT Marga Mandalasakti
PT Marga Mandalasakti
Pada tanggal 1 Agustus 2005, PT Astratel Nusantara (“Astratel”), anak perusahaan, bersama Citigroup Financial Products Inc membeli 53,99% saham PT Marga Mandalasakti (“MMS”) seharga Rp 232,2 miliar dari HKL (Asian Infrastructure) BV, Williams Indonesia LLC, Asian Corporate Finance Fund LP, dan Archipelago Investment Pte Ltd.
On 1 August 2005, PT Astratel Nusantara (“Astratel”), a subsidiary, together with Citigroup Financial Products Inc acquired 53.99% shares of PT Marga Mandalasakti (“MMS”) for a total consideration of Rp 232.2 billion from HKL (Asian Infrastructure) BV, Williams Indonesia LLC, Asian Corporate Finance Fund LP and Archipelago Investment Pte Ltd.
Kepemilikan efektif Astratel pada MMS adalah sebesar 34%.
The effective ownership of Astratel in MMS was 34%.
Rincian aktiva bersih yang diperoleh dan goodwill dari transaksi pembelian saham adalah sebagai berikut:
Details of net assets acquired and goodwill arising from the purchase of shares are as follows:
Harga perolehan Nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh
Purchase consideration Fair value of net assets acquired
Goodwill
146,800 (144,944) 1,856
Halaman - 33 - Page
Goodwill
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
AKUISISI, PELEPASAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA YANG SIGNIFIKAN ATAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) b.
Pelepasan yang signifikan
Perusahaan induk/ Holding company
Pelepasan/ Disposals
3.
MAJOR ACQUISITIONS, DISPOSALS AND BUSINESS RESTRUCTURING OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES (continued) b.
Tanggal/ Date
Major disposals
% % kepemilikan kepemilikan sebelum setelah pelepasan/ pelepasan/ % interest % interest before after disposal disposal
Aktiva bersih yang dijual/ Net assets sold Rp miliar/ Rp billion
Harga jual/ Sale consideration Rp miliar/ Rp billion
Keuntungan atas pelepasan/ Gain on disposal Rp miliar/ Rp billion
2004 PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Astratel Nusantara PT United Tractors Tbk UT Heavy Industry (S) Pte Ltd PT United Tractors Tbk PT Astra International Tbk PT Astra Persada Raya
(i)
PT Bantar, PT Bukit Sari, PT Sangkawangi, PT Huma Indah Mekar, PT Topasari, PT Gunung Aji Jaya, PT Rumpun Sari Antan, PT Rumpun Sari Kemuning, PT Rumpun Sari Medini, PT Laras Astra Kartika
05/01/2004 sampai/to 07/07/2004
60.00 sampai/to 99.99
-
60.2 (i)
78.6
18.4
PT Pramindo Ikat Nusantara PT Berau Coal
15/03/2004
19.25
-
293.9
539.5
245.6
29/07/2004
60.00
-
30.0
407.5
377.5
PT Komatsu Indonesia PT Traktor Nusantara
02/09/2004 01/10/2004
18.00 75.48
5.00 50.00
40.8 29.4
97.3 33.2
56.5 3.8
Termasuk kewajiban diestimasi atas rencana divestasi anak perusahaan (lihat Catatan 16).
(i)
Includes provision for planned divestment of subsidiaries (refer to Note 16).
Beberapa anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk
Several subsidiaries of PT Astra Agro Lestari Tbk
Pada tahun 2004, AAL telah merealisasikan sebagian besar rencana divestasinya dengan menandatangani perjanjian dengan pihak ketiga untuk menjual investasi pada beberapa anak perusahaan non kelapa sawit. Saldo penyisihan kerugian per 31 Desember 2005 sebesar Rp 4,1 milliar merupakan sisa untuk satu perusahaan perkebunan coklat yang belum terjual (lihat Catatan 16).
In 2004, AAL had executed most of its divestment plan by signing agreements with third parties to sell its investment in some non palm oil subsidiaries. The balance of the loss provision as of 31 December 2005 of Rp 4.1 billion represents the last cocoa plantation which is not yet sold (refer to Note 16).
PT Berau Coal
PT Berau Coal
Pada bulan Juli 2004, UT dan UT Heavy Industry(S) Pte Ltd (“UTHI”), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Berau Coal (“Berau”), yaitu masing-masing sebesar 21% dan 39% dari jumlah modal saham disetor Berau, sebesar USD 44,6 juta kepada PT Armadian Tritunggal.
In July 2004, UT and UT Heavy Industry(S) Pte Ltd (“UTHI”), direct and indirect subsidiaries of the Company, sold all their shares in PT Berau Coal (“Berau”), which represented 21% and 39% of the total issued shares of Berau, respectively, for USD 44.6 million to PT Armadian Tritunggal.
PT Pramindo Ikat Nusantara
PT Pramindo Ikat Nusantara
Pada tahun 2002, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) setuju untuk mengakuisisi PT Pramindo Ikat Nusantara (“PIN”) dengan harga sekitar USD 381 juta. Penjualan saham dilakukan dalam tiga transaksi penjualan saham yaitu 30% pada tahun 2002, 15% pada tahun 2003, dan 55% pada tahun 2004.
In 2002, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (“Telkom”) agreed to acquire PT Pramindo Ikat Nusantara (“PIN”) for a total price of approximately USD 381 million. The shares were disposed of in three share sale transactions, which were 30% in 2002, 15% in 2003 and 55% in 2004.
Halaman - 34 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
3.
AKUISISI, PELEPASAN DAN RESTRUKTURISASI USAHA YANG SIGNIFIKAN ATAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI (lanjutan) b.
c.
3.
MAJOR ACQUISITIONS, DISPOSALS AND BUSINESS RESTRUCTURING OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES (continued)
b.
Pelepasan yang signifikan (lanjutan)
Major disposals (continued)
PT Pramindo Ikat Nusantara (lanjutan)
PT Pramindo Ikat Nusantara (continued)
Pada tanggal 15 Maret 2004, Astratel telah mentransfer sisa kepemilikan sahamnya di PIN yaitu sebesar 55% dari 35% kepemilikannya sehingga Astratel tidak lagi memiliki saham di PIN.
On 15 March 2004, Astratel had transferred the remaining 55% of its original 35% ownership in PIN, after which it ceased to own any shares in PIN.
PT Komatsu Indonesia
PT Komatsu Indonesia
Pada tahun 2004, UT menjual 13% dari 18% investasinya di PT Komatsu Indonesia (“KI”) kepada Komatsu Ltd. Atas penjualan ini, UT membukukan keuntungan penjualan investasi sebesar Rp 56,5 miliar.
In 2004, UT disposed of 13% of its 18% investment in PT Komatsu Indonesia (“KI”) to Komatsu Ltd. Upon this disposal, UT recorded a gain on sale of investment of Rp 56.5 billion. c.
Restrukturisasi usaha
Business restructuring
PT Tjahja Sakti Motor dan PT Astra France Motor
PT Tjahja Sakti Motor and PT Astra France Motor
Pada tanggal 1 Desember 2005, para pemegang saham PT Tjahja Sakti Motor (“TSM”) dan PT Astra France Motor (“AFM”) menyetujui penggabungan usaha antara TSM dan AFM. Penggabungan usaha tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 29 Desember 2005. Dalam penggabungan usaha ini, TSM menjadi perusahaan yang menerima penggabungan. Penggabungan usaha tersebut dilakukan dengan metode penyatuan kepemilikan, dengan demikian seluruh aktiva dan kewajiban AFM dialihkan kepada TSM dengan nilai buku pada tanggal efektif penggabungan usaha tersebut.
On 1 December 2005, the shareholders of PT Tjahja Sakti Motor (“TSM”) and PT Astra France Motor (“AFM”) approved the merger of TSM and AFM. The merger was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia on 29 December 2005. As a result of the merger, TSM became the surviving company. The merger was accounted for under the pooling of interests method, therefore all assets and liabilities of AFM were transferred to TSM at book value on the effective date of the merger.
PT Astra Graphia Tbk
PT Astra Graphia Tbk
Pada tahun 2004, PT Astra Graphia Tbk (“AG”) merestrukturisasi usahanya dengan memisahkan segmen Solusi Teknologi Informasi menjadi PT SCS Astragraphia Technologies dimana AG mempunyai 49% kepemilikan. Sisanya sebesar 51% dialihkan ke Singapore Computer Systems Ltd dengan harga pengalihan sebesar Rp 39,3 miliar.
In 2004, PT Astra Graphia Tbk (“AG”) restructured its business by spinning off the Information Technology Solutions segment into PT SCS Astragraphia Technologies in which AG holds a 49% share. The remaining 51% was transferred to Singapore Computer Systems Ltd, with a transfer price amounting to Rp 39.3 billion.
Halaman - 35 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
4.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Deposito berjangka dan call deposits Sertifikat Bank Indonesia Dikurangi: Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2005
2004
109,197 1,600,722 2,174,816
60,493 1,754,786 3,265,644
149,290
394,553
4,034,025
5,475,476
(95,392)
(149,345)
3,938,633
a.
Bank
Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Certificates of Bank Indonesia Less: Restricted cash and time deposits
5,326,131
a. 2005
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 30e)
Cash on hand Cash at bank Time and call deposits
Cash at bank 2004 Related party:
514,905
698,550
PT Bank Permata Tbk (refer to Note 30e) Third parties: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero)Tbk Others (below Rp 50 billion each)
151,223 125,918 103,926
111,328 387 172,877
68,709 177,955
30,092 228,545
627,731
543,229
96,935 61,016
7,495 45,592
60,262 56,895
184,054 25,484
9,157 558 173,263
61,267 58,862 130,253
458,086
513,007
Jumlah pihak ketiga
1,085,817
1,056,236
Total third parties
Jumlah bank
1,600,722
1,754,786
Total cash at bank
Mata uang asing: Standard Chartered Bank PT Bank Rabobank International Indonesia Citibank N.A. PT Bank Danamon Indonesia Tbk ABN AMRO Bank N.V. PT Bank Mega Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Halaman - 36 - Page
Foreign currencies: Standard Chartered Bank PT Bank Rabobank International Indonesia Citibank N.A. PT Bank Danamon Indonesia Tbk ABN AMRO Bank N.V. PT Bank Mega Tbk Others (below Rp 50 billion each)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) b.
4.
Deposito berjangka dan call deposits
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) b.
2005 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 30e) Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Finconesia PT Bank Commonwealth PT Bank Pan Indonesia Tbk ABN AMRO Bank N.V. Deutsche Bank AG The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Standard Chartered Bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Time and call deposits 2004 Related party:
645,602
717,419
PT Bank Permata Tbk (refer to Note 30e) Third parties: Rupiah: PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Finconesia PT Bank Commonwealth PT Bank Pan Indonesia Tbk ABN AMRO Bank N.V. Deutsche Bank AG The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Standard Chartered Bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia Others (below Rp 50 billion each)
168,004 106,615 100,000
102,841 109,814 1,000
91,650 85,107
39,845 48,800
73,000 59,000
4,000 156,711
52,000 51,445 33,376 11,675 -
5,000 384,886 225,761 60,000 203,640 104,186
-
89,007 74,125
-
56,930
227,322
217,615
1,059,194
1,884,161
99,922 61,225
929 42,298
57,706
-
34,728
60,196
26,541
86,622
8,957 180,941
93,443 107,773 272,803
470,020
664,064
Jumlah pihak ketiga
1,529,214
2,548,225
Total third parties
Jumlah deposito berjangka dan call deposits
2,174,816
3,265,644
Total time and call deposits
Mata uang asing: Citibank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank UOB Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Halaman - 37 - Page
Foreign currencies: Citibank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank UOB Indonesia Others (below Rp 50 billion each)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) c.
4.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) c.
Restricted cash and time deposits
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya merupakan kas dan deposito berjangka yang berasal dari:
Restricted cash and time deposits represent cash and time deposits from:
x
x
x
x x
Margin deposits untuk fasilitas letter of credit yang diperoleh anak perusahaan tertentu; Penyisihan dana pembayaran bunga atas hutang obligasi pada anak perusahaan tertentu; Pembayaran bunga pinjaman jangka pendek dan panjang; dan Guarantee deposits kepada pihak lain yang digunakan untuk mendukung aktivitas Perseroan.
Suku bunga tahunan atas deposito berjangka dan call deposits serta Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) adalah:
Rupiah Mata uang asing
x
x x
Margin deposits for letter of credit facilities obtained by certain subsidiaries; Interest sinking fund for bonds in certain subsidiaries; Interest payments for short-term and long-term loans; and Guarantee deposits to other parties to support the Company’s activities.
Time and call deposits, including the Certificates of Bank Indonesia (“SBI”), attracted annual interest at the following rates:
2005
2004
4.00% - 15.00% 0.30% - 5.00%
1.00% - 11.00% 0.01% - 4.00%
Rupiah Foreign currencies
Pada tanggal 31 Desember 2005, kas dan setara kas Perseroan dan anak perusahaan diasuransikan terhadap risiko kehilangan penyimpanan dan dalam perjalanan dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp 344,6 miliar, USD 264 ribu, dan SGD 5 ribu atau setara dengan Rp 347,2 miliar yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2005, cash and cash equivalents of the Company and subsidiaries at premises and in transit are covered by insurance against losses for Rp 344.6 billion, USD 264 thousand and SGD 5 thousand or equivalent to Rp 347.2 billion, which management believes is adequate to cover possible losses.
Lihat Catatan 14 untuk rincian pinjaman jangka pendek yang dijamin dengan dana di atas.
Refer to Note 14 for details of short-term loans for which these funds are used as security.
Rincian kas dan setara kas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of cash and cash equivalents in foreign currencies are as follows:
2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR Lain-lain * Jumlah *
98,971,210 1,272,789,002 589,479 1,338,338
972,887 106,178 6,873 13,156
2004 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent 148,249,640 980,141,937 1,059,952 1,948,653
1,099,094
Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
Kas dan setara kas dalam mata uang asing tersebut di atas termasuk kas dalam mata uang asing sejumlah Rp 1,3 miliar (2004: Rp 1,9 miliar).
*
1,377,239 88,627 13,411 18,103
USD JPY EUR Others *
1,497,380
Total
Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at balance sheet date.
Cash and cash equivalents in foreign currencies above include cash on hand in foreign currencies amounting to Rp 1.3 billion (2004: Rp 1.9 billion).
Halaman - 38 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
5.
5.
PIUTANG USAHA
TRADE RECEIVABLES
2005 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30f) Penyisihan piutang ragu-ragu
2004
206,746
161,779
-
(1,656)
Related parties (refer to Note 30f) Provision for doubtful receivables
206,746
160,123
Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing
2,355,224 2,387,322
1,764,062 1,390,875
Third parties: Rupiah Foreign currencies
Penyisihan piutang ragu-ragu
4,742,546 (241,646)
3,154,937 (48,080)
Provision for doubtful receivables
4,500,900
3,106,857
4,707,646
3,266,980
Umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Penyisihan piutang ragu-ragu
The ageing of trade receivables is as follows:
2005
2004
3,405,735
2,309,577
857,550 213,348 125,108 347,551
550,400 191,681 108,162 156,896
4,949,292 (241,646)
3,316,716 (49,736)
4,707,646
3,266,980
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
Current Overdue: 1- 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days Over 90 days Provision for doubtful receivables
The movement in the provision for doubtful receivables is as follows:
2005
2004
Pada awal tahun Penambahan penyisihan Penghapusan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Restrukturisasi usaha Lain-lain
49,736 199,403 (8,205) 712
14,594 14,281 (1,762) 24,203 (337) (530) (713)
At beginning of year Increase in provision Written-off New subsidiaries Disposed subsidiaries Business restructuring Others
Pada akhir tahun
241,646
49,736
At end of year
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible losses on non-collectible receivables.
Halaman - 39 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
5.
PIUTANG USAHA (lanjutan)
5.
Pada tanggal 31 Desember 2005, piutang usaha sejumlah Rp 385,6 miliar (2004: Rp 258,5 miliar) dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 14, 17d, dan 18).
As at 31 December 2005, trade receivables amounting to Rp 385.6 billion (2004: Rp 258.5 billion) are used as collateral for certain loans (refer to Notes 14, 17d and 18).
Rincian piutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade receivables in foreign currencies are as follows:
2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR Lain-lain *
238,191,606 341,988,479 572,848 1,769,233
Jumlah *
2004 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent
2,341,424 28,529 6,679 17,392
146,458,792 330,090,974 533,689 180,418
2,394,024
Piutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*
Otomotif Non-otomotif
2004
2,087,589 2,620,057
1,641,997 1,624,983
4,707,646
3,266,980
6.
1,398,878
Total
Automotive Non-automotive
OTHER RECEIVABLES
2005 Agunan yang diambil alih Piutang PT Bumi Resources Tbk Piutang karyawan Piutang derivatif Lain-lain
USD JPY EUR Others *
Trade receivables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at balance sheet date.
2005
PIUTANG LAIN-LAIN
1,360,602 29,848 6,752 1,676
Details of trade receivables classified between automotive and non-automotive are as follows:
Rincian piutang usaha yang dikelompokkan ke dalam kelompok otomotif dan kelompok nonotomotif adalah sebagai berikut:
6.
TRADE RECEIVABLES (continued)
2004
649,183 393,200 204,483 9,229 243,225
236,963 377,793 173,147 9,152 260,888
Repossessed collateral Loan to PT Bumi Resources Tbk Loans to officers and employees Derivative receivables Others
Penyisihan piutang ragu-ragu
1,499,320 (210,197)
1,057,943 (95,890)
Provision for doubtful receivables
Bagian lancar
1,289,123 (672,104)
962,053 (338,940)
617,019
623,113
Bagian tidak lancar
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Current portion Non-current portion
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible losses on non-collectible receivables.
Halaman - 40 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
6.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
6.
Bagian tidak lancar terdiri dari:
OTHER RECEIVABLES (continued) Non-current portion consists of:
2005 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30g) Pihak ketiga
a.
2004
289,417
238,942
327,602
384,171
617,019
623,113
Agunan yang diambil alih
a.
Repossessed collateral Repossessed collateral mainly consists of vehicles which have been repossessed because the consumers are in default.
Agunan yang diambil alih terutama terdiri dari kendaraan yang diambil alih karena konsumen wanprestasi. b. Piutang PT Bumi Resources Tbk
Related parties (refer to Note 30g) Third parties
b. Loan to PT Bumi Resources Tbk
Pada bulan Agustus 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), anak perusahaan tidak langsung memberikan pinjaman tanpa jaminan sejumlah USD 40 juta kepada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), induk perusahaan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”). Pinjaman ini berkaitan dengan perjanjian operasi jasa penambangan (“Operating Agreement”) antara Pama dengan KPC di Bendili Sangata (lihat Catatan 33g).
In August 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), an indirect subsidiary, granted an unsecured loan amounting to USD 40 million to PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), the ultimate parent company of PT Kaltim Prima Coal (“KPC”). The loan is related to a coal mining service agreement (“Operating Agreement”) between Pama and KPC at Bendili Sangata (refer to Note 33g).
Pokok pinjaman ini akan dilunasi setiap triwulan sejak tanggal 1 Maret 2006 sampai dengan tanggal 1 Desember 2009. Tingkat bunga atas pinjaman ini telah ditetapkan di muka untuk periode sampai dengan tanggal 1 Desember 2005 dan untuk periode selanjutnya sebesar SIBOR + 8,5%.
The loan principal shall be repaid on a quarterly basis starting from 1 March 2006 to 1 December 2009. The loan bears interest at a pre-determined amount for the period to 1 December 2005 and at SIBOR + 8.5% thereafter.
Pinjaman pada Bumi merupakan perjanjian pinjaman komersial yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, seperti yang diatur dalam perjanjian pinjaman.
The loan to Bumi represents a commercial loan agreement which is transferable to third parties, as stipulated in the loan agreement.
Sehubungan dengan Operating Agreement, pada bulan Agustus 2004, Pama menandatangani perjanjian jasa konsultasi dengan Bumi. Sesuai perjanjian ini, Bumi memberikan jasa konsultasi kepada Pama. Sebagai imbalannya, Pama membayar biaya sesuai dengan tarif yang ditentukan, atas setiap volume overburden yang ditagihkan oleh Pama ke KPC dalam setiap bulan. Perjanjian ini juga menetapkan bahwa selama jumlah yang terhutang oleh Bumi ke Pama dari fasilitas pinjaman tersebut belum lunas dan Operating Agreement masih berlaku, tagihan atas jasa konsultasi oleh Bumi akan dipakai untuk pembayaran atas pokok pinjaman dan bunganya sampai lunas.
In relation to the Operating Agreement, in August 2004, Pama entered into a consulting service agreement with Bumi. Under this agreement, Bumi provides consulting services to Pama. As a consideration, Pama pays a pre-determined fees calculated based on the overburden billed by Pama to KPC on monthly basis. Whilst amounts payable by Bumi to Pama in respect of the loan facilities remain unpaid and the Operating Agreement is still valid, fees billable by Bumi on the consulting services will be utilised to settle principal and related interest until the loan is repaid in full.
Halaman - 41 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
6.
6.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) b. Piutang PT Bumi Resources Tbk (lanjutan)
c.
OTHER RECEIVABLES (continued) b.
Bumi
Resources
Tbk
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2005 sejumlah USD 40 juta atau setara dengan Rp 393,2 miliar (2004: USD 40 juta atau setara dengan Rp 377,8 miliar). Dari saldo pinjaman tersebut, Rp 70,8 miliar diklasifikasikan sebagai bagian lancar (2004: Nihil).
The loan balance as at 31 December 2005 amounted to USD 40 million or equivalent to Rp 393.2 billion (2004: USD 40 million or equivalent to Rp 377.8 billion). From the outstanding loan balance, Rp 70.8 billion is classified as current (2004: Nil).
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005 jasa konsultasi yang ditagih oleh Bumi sebesar USD 10,3 juta atau setara dengan Rp 100,4 miliar (2004: Nihil). Pendapatan bunga untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005 sebesar USD 6,5 juta atau setara dengan Rp 63,4 miliar (2004: USD 0,6 juta atau setara dengan Rp 6,2 miliar).
For the year ended 31 December 2005, the consulting fee charged by Bumi amounted to USD 10.3 million or equivalent to Rp 100.4 billion (2004: Nil). Interest income for the year ended 31 December 2005 amounted to USD 6.5 million or equivalent to Rp 63.4 billion (2004: USD 0.6 million or equivalent to Rp 6.2 billion).
Sesuai dengan perjanjian, pada tanggal 31 Desember 2005 Pama mencatat hutang jasa konsultasi bersih setelah memperhitungkan piutang bunga sejumlah USD 3,8 juta atau setara dengan Rp 37,4 miliar yang dicatat sebagai “Beban yang masih harus dibayar” (2004: piutang bunga sejumlah USD 0,6 juta atau setara dengan Rp 6,2 miliar dicatat sebagai “Piutang lain-lain - pihak ketiga”).
According to the agreement, as at 31 December 2005, Pama recognised consulting fee payables net of interest receivable amounting to USD 3.8 million or equivalent to Rp 37.4 billion which is recorded as “Accrued expenses” (2004: interest receivables amounting to USD 0.6 million or equivalent to Rp 6.2 billion, recorded as Other receivables - third parties”).
Piutang karyawan
c.
Piutang dan hutang derivatif
Loans to officers and employees The Company and certain subsidiaries granted vehicle loans to their officers and employees, which are generally non-interest bearing. As at 31 December 2005 and 2004, outstanding balances of these loans amounted to Rp 204.5 billion and Rp 173.1 billion, respectively (refer to Note 30g). These loans are repaid in instalments through deductions from monthly salaries.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu memberikan pinjaman kepada para karyawannya untuk membeli kendaraan bermotor, yang pada umumnya tidak dikenakan bunga. Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, saldo pinjaman tersebut masing-masing berjumlah Rp 204,5 miliar dan Rp 173,1 miliar (lihat Catatan 30g). Pinjaman ini dilunasi secara angsuran melalui pemotongan gaji bulanan. d.
Loan to PT (continued)
d. Derivative receivables and payables Jumlah nosional/ Aggregate notional amount
Rincian/Details Kontrak dalam USD/Contracts in USD Kontrak dalam JPY/Contracts in JPY
USD JPY
2005 Piutang derivatif/ Derivative receivables
65,000,000 1,809,025,000
Bagian jangka pendek/Current portion Bagian jangka panjang/Non-current portion *)
Hutang derivatif *)/ Derivative payables*)
9,064 165
9,945 566
9,229 (9,229)
10,511 (9,025)
-
Hutang derivatif disajikan sebagai bagian dari hutang lainlain.
Halaman - 42 - Page
*)
Derivative payables payables.
are
1,486
presented under other
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 6.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) d.
6.
OTHER RECEIVABLES (continued) d.
Piutang dan hutang derivatif (lanjutan)
Derivative (continued)
receivables
Jumlah nosional/ Aggregate notional amount
Rincian/Details Kontrak dalam USD/Contracts in USD Kontrak dalam JPY/Contracts in JPY
USD JPY
2004 Piutang derivatif/ Derivative receivables
23,810,175 2,868,915,000
Bagian jangka pendek/Current portion Bagian jangka panjang/Non-current portion *)
7.
*)
Hutang derivatif disajikan sebagai bagian dari hutang lainlain.
and
Derivative payables payables.
are
payables
Hutang*) derivatif / Derivative*) payables
5,307 3,845
376 -
9,152 (7,832)
376 (357)
1,320
19
presented under other
Pihak dalam kontrak tersebut di atas meliputi The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, PT Bank Mizuho Indonesia, Citibank N.A., PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, JPMorgan Chase Bank N.A., dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (2004: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Mizuho Corporate Bank Ltd, Citibank N.A., PT Bank UFJ Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, dan JPMorgan Chase Bank N.A.).
Counterparties for the above contracts include The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, PT Bank Mizuho Indonesia, Citibank N.A., PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, JPMorgan Chase Bank N.A. and Sumitomo Mitsui Banking Corporation (2004: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Mizuho Corporate Bank Ltd, Citibank N.A., PT Bank UFJ Indonesia, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk and JPMorgan Chase Bank N.A.).
Perseroan dan anak perusahaan tertentu melakukan transaksi derivatif selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, dengan tujuan untuk lindung nilai. Akan tetapi, karena dokumentasi yang tersedia tidak memenuhi kriteria lindung nilai sebagaimana yang diatur dalam PSAK 55, maka perubahan nilai wajar dari semua instrumen derivatif ini diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
The Company and certain subsidiaries entered into derivative transactions during the years ended 31 December 2005 and 2004, for the purpose of hedging. However, the existing documentation does not fulfil the criteria contained in PSAK 55 to qualify as hedges, so changes in the fair values of the derivative financial instruments are recognised in the consolidated statements of income.
PERSEDIAAN
Barang jadi termasuk unit CBU Barang dalam proses Bahan baku dan unit CKD Suku cadang Barang dalam perjalanan Lain-lain Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar
7.
INVENTORIES
2005
2004
3,926,864
2,243,196
199,399 436,143 282,222 106,064 221,506
138,342 296,687 249,933 240,740 214,448
5,172,198 (51,369)
3,383,346 (49,017)
5,120,829
3,334,329
Halaman - 43 - Page
Finished goods, including CBU units Work-in-process Raw materials and CKD units Spare parts Goods in transit Others Provision for obsolete and slow moving inventory
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
7.
PERSEDIAAN (lanjutan)
7.
INVENTORIES (continued)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan tidak lancar cukup untuk menutup kemungkinan penurunan nilai persediaan.
Management believes that the provision for obsolete and slow moving inventory is adequate to cover possible losses due to the decline in the value of inventories.
Pada tanggal 31 Desember 2005, persediaan sejumlah Rp 256,4 miliar (2004: Rp 417,3 miliar) dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 14 dan 17d).
As at 31 December 2005, inventories amounting to Rp 256.4 billion (2004: Rp 417.3 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 14 and 17d).
Pada tanggal 31 Desember 2005, persediaan Perseroan dan anak perusahaan diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp 3,05 triliun,USD 4,5 juta, JPY 2,0 miliar, dan SGD 3,0 juta atau setara dengan Rp 3,28 triliun yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2005, inventories of the Company and subsidiaries are covered by insurance against losses by fire and other risks for Rp 3.05 trillion, USD 4.5 million, JPY 2.0 billion and SGD 3.0 million or equivalent to Rp3.28 trillion which management believes is adequate to cover possible losses.
Mutasi penyisihan persediaan usang dan tidak lancar adalah sebagai berikut:
The movement in the provision for obsolete and slow moving inventory is as follows:
2005 Pada awal tahun Penambahan penyisihan Penghapusan Selisih translasi Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Restrukturisasi usaha Pada akhir tahun
8.
49,017 22,500 (20,527) 379 -
27,641 13,346 (4,903) 17,943 (1,806) (3,204)
At beginning of year Increase in provision Written-off Translation adjustment New subsidiaries Disposed subsidiaries Business restructuring
51,369
49,017
At end of year
8.
PERPAJAKAN a.
2004
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
2005 Perseroan Pajak penghasilan badan: 2004 2003 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan Barang Mewah Pajak-pajak lainnya tahun 2000 Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Pajak Pertambahan Nilai
Prepaid taxes 2004
4,892 119,359 29,395 -
44,402 93,033 30,604 71,857
153,646
239,896
423,288 165,550
196,452 78,375
588,838
274,827
742,484
514,723
Halaman - 44 - Page
The Company Corporate income tax: 2004 2003 Value Added Tax Luxury Sales Tax Others from year 2000 Subsidiaries Corporate income tax Value Added Tax
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
PERPAJAKAN (lanjutan) b.
8.
Hutang pajak
TAXATION (continued) b.
Taxes payable
2005 Perseroan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Penjualan Barang Mewah
Anak perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 29 Pajak Penjualan Barang Mewah Pajak Pertambahan Nilai
c.
2004
36,964 13,810 377 189,792 211
11,221 11,643 17,457 130,468 426
241,154
171,215
83,644 421 35,963 51,966 4,278 329,811 21,990 92,215
70,839 1,235 35,936 35,476 10,052 585,927 46,272 73,025
620,288
858,762
861,442
1,029,977
(Beban)/manfaat pajak penghasilan
c.
Anak perusahaan Kini Tangguhan
Konsolidasian Kini Tangguhan
Subsidiaries Income taxes: Article 21 Article 22 Article 23 Article 25 Article 26 Article 29 Luxury Sales Tax Value Added Tax
Income tax (expense)/benefit
2005 Perseroan Kini Tangguhan
The Company Income taxes: Article 21 Article 23 Article 26 Article 29 Luxury Sales Tax
2004
(480,657) (14,907)
(283,383) 31,729
(495,564)
(251,654)
(1,518,830) 141,608
(1,384,979) 11,269
(1,377,222)
(1,373,710)
(1,999,487) 126,701
(1,668,362) 42,998
(1,872,786)
(1,625,364)
Halaman - 45 - Page
The Company Current Deferred
Subsidiaries Current Deferred
Consolidated Current Deferred
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
8.
(Beban)/manfaat pajak penghasilan(lanjutan)
TAXATION (continued) c.
Income tax (expense)/benefit (continued) The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on profit before income tax is as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2005
2004
8,205,759
8,007,203
2,570,166
2,836,417
10,775,925
10,843,620
(4,823,076)
(5,188,200)
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan
5,952,849
5,655,420
Pajak dihitung pada tarif pajak progresif Penghasilan bukan obyek pajak Penghasilan kena pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Aktiva pajak tangguhan yang tidak dapat digunakan Penyesuaian aktiva pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Perseroan Beban pajak penghasilan anak perusahaan
(1,785,837)
(1,696,609)
1,337,457 10,597
1,381,234 27,777
Beban pajak penghasilan konsolidasian
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan Eliminasi konsolidasi Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan dan eliminasi Dikurangi: Laba sebelum pajak penghasilan anak perusahaan
(66,133)
(21,223)
-
(19,417)
8,352
76,584
(495,564)
(251,654)
(1,377,222)
(1,373,710)
(1,872,786)
(1,625,364)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak Perseroan dengan penghasilan kena pajak Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2005 dan 2004 adalah sebagai berikut:
Halaman - 46 - Page
Consolidated profit before income tax Consolidation eliminations Consolidated profit before income tax and elimination Less: Profit before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company Tax calculated at progressive rates Income not subject to tax Income subject to final tax Non-deductible expenses Deferred tax that can not be utilised Adjustment to deferred tax assets Income tax expense of the Company Income tax expense of subsidiaries Consolidated income tax expense
The reconciliation between profit before income tax of the Company and the Company’s taxable income for the years ended 31 December 2005 and 2004 is as follows:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
8.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
(Beban)/manfaat pajak penghasilan(lanjutan)
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan Penyesuaian pajak: Kewajiban diestimasi imbalan kerja Biaya kesejahteraan karyawan Kerugian atas penjualan investasi yang telah dikenakan pajak final Bagian atas laba bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities, setelah dikurangi amortisasi goodwill Penghasilan kena pajak final Selisih kerugian pelepasan penyertaan antara metode biaya dengan metode ekuitas Realisasi selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali karena penerapan PSAK 38 (Revisi 2004) Penyisihan kerugian Lain-lain
c.
Beban pajak penghasilan kini Perseroan Pembayaran pajak di muka Perseroan Hutang pajak penghasilan Perseroan Beban pajak penghasilan kini anak perusahaan Pembayaran pajak di muka anak perusahaan Hutang pajak penghasilan anak perusahaan
Income tax (expense)/benefit (continued)
2005
2004
5,952,849
5,655,420
82,322
9,112
52,648 -
39,046 174,043
Profit before income tax of the Company Fiscal adjustments: Provision for employee benefits Employee welfare expense Loss on sale of investments subject to final tax
(4,458,189)
(4,604,113)
Share of results of subsidiaries, associates and jointly controlled entities, net of goodwill amortisation
(35,324) (21,690)
(92,591) (51,417)
Income subject to final tax Difference in loss on disposal of investments between cost and equity method Realisation of difference arising from restructuring transactions of entities under common control as a result of adoption of PSAK 38 (Revised 2004) Provision for loss Others
-
(124,361)
29,633
(74,808) 14,338
(4,350,600) Penghasilan kena pajak Perseroan
TAXATION (continued)
(4,710,751)
1,602,249
944,669
Taxable income of the Company
480,657
283,383
(290,865)
(152,915)
Current income tax expense of the Company Prepayment of income taxes of the Company
189,792
130,468
1,518,830
1,384,979
(1,189,019) 329,811
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak didasarkan atas perhitungan sementara. Jumlah tersebut mungkin berbeda dari jumlah penghasilan kena pajak yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (‘’SPT’’) pajak penghasilan badan. Halaman - 47 - Page
(799,052) 585,927
Income tax payable the Company Current income tax expense of subsidiaries Prepayment of income taxes of subsidiaries Income tax payable - subsidiaries
In these consolidated financial statements, the amount of taxable income is based on preliminary calculations. These amounts may differ from taxable income reported in the corporate income tax returns.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
8.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
TAXATION (continued) d.
Deferred tax assets and liabilities
2005 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Reklasifikasi/ Reclassification
11,864 1,120
(5,752) 861
-
-
6,112 1,981
9,977 (5,460)
(5,593) (446)
-
-
4,384 (5,906)
(372) 89,209 84,000 18,188
22 (14,618) (14,078) 24,697
-
-
(350) 74,591 69,922 42,885
Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih
208,526
(14,907)
-
-
193,619
Deferred tax assets of the Company, net
Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
415,050
157,462
3,144
318
575,974
Deferred tax assets of subsidiaries, net
623,576
142,555
3,144
318
769,593
Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
(173,477)
(15,854)
(3,144)
(71)
(192,546)
Pada awal tahun/At beginning of year Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Penyertaan Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban diestimasi imbalan kerja
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain / Others*
Deferred tax assets The Company: Provision for doubtful receivables Provision for slow moving and obsolete inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Provision for employee benefits
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
2004 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Pada awal tahun/At beginning of year Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan penurunan nilai atas investasi jangka pendek Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Penyertaan Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban diestimasi imbalan kerja
Reklasifikasi/ Reclassification
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain / Others*
Deferred tax assets The Company: Provision for decline in the value of short-term investments Provision for doubtful receivables Provision for slow moving and obsolete inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Provision for employee benefits
8
(8)
-
-
-
12,544 321
(680) 799
-
-
11,864 1,120
40,117 (45,414)
(30,140) 39,954
-
-
9,977 (5,460)
(193) 48,959 105,000 15,455
(179) 40,250 (21,000) 2,733
-
-
(372) 89,209 84,000 18,188
Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih
176,797
31,729
-
-
208,526
Deferred tax assets of the Company, net
Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
290,952
(13,340)
2,911
134,527
415,050
Deferred tax assets of subsidiaries, net
467,749
18,389
2,911
134,527
Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
(231,894)
24,609
(2,911)
*
Lain-lain merupakan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan (2004: aktiva dan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan yang diakuisisi atau dilepas selama tahun berjalan , dan dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan).
Halaman - 48 - Page
*
36,719
623,576 (173,477)
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
Others represent deferred tax assets and liabilities of subsidiaries from exchange differences due to financial statements translation (2004: deferred tax assets and liabilities of subsidiaries that were acquired or disposed of during the year and from exchange difference s due to financial statements translation).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
8.
8.
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
f.
Surat ketetapan pajak
TAXATION (continued) e.
Tax assessments
Perseroan
The Company
Pajak-pajak lainnya - tahun pajak 2000
Other taxes - 2000 fiscal year
Sehubungan dengan banding yang diajukan Perseroan atas keputusan keberatan pajak tahun 2000, pada tahun 2004, Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian banding yang diajukan pada tahun 2003 dan menetapkan pengembalian pajak sejumlah Rp 131,7 miliar. Sejumlah Rp 54 miliar dikompensasi dengan hutang pajak penghasilan badan tahun 2004. Sejumlah Rp 5,9 miliar telah diterima pada bulan Oktober 2004 dan sisanya sejumlah Rp 71,8 miliar telah diterima pada bulan Februari 2005.
In response to the Company’s appeal to a tax objection decision relating to tax assessments for the 2000 fiscal year, in 2004, the Tax Court accepted part of the appeal in 2003, confirming a tax refund of Rp 131.7 billion. Rp 54 billion of the refund was offset against the 2004 corporate income tax payable. A further Rp 5.9 billion was received in October 2004 and the remaining refund of Rp 71.8 billion was received in February 2005.
Pada bulan Juni 2005, Perseroan telah menerima imbalan bunga sebesar Rp 46,4 miliar sehubungan dengan disetujuinya sebagian permohonan banding tersebut.
In June 2005, the Company further received interest income amounting to Rp 46.4 billion in relation to the above appeal.
Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya tahun pajak 2003
Corporate income and other taxes - 2003 fiscal year
Pada bulan September 2005, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) untuk pajak penghasilan badan tahun 2003 sejumlah Rp 36,6 miliar dari Rp 44,4 miliar yang diklaim oleh Perseroan. Pada tanggal yang sama, Perseroan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk pajak-pajak lainnya sejumlah Rp 0,5 miliar (termasuk denda dan bunga). Perseroan menyetujui ketetapan tersebut dan telah membukukan seluruh ketetapan pajak tersebut. Pengembalian kelebihan pajak bersih sejumlah Rp 36,1 miliar diterima pada bulan Oktober 2005.
In September 2005, the Company received a tax assessment for 2003 corporate income tax confirming an overpayment of corporate income tax of Rp 36.6 billion out of Rp 44.4 billion that was claimed by the Company. At the same time, the Company also received various tax assessments confirming underpayment of other taxes amounting to Rp 0.5 billion (including penalties and interest). The Company accepted the above assessments and recorded the assessments accordingly. The net refund of Rp 36.1 billion was received in October 2005. f.
Administrasi Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. SPT konsolidasian tidak diperkenankan dalam peraturan perpajakan Indonesia. Direktorat Jendral Pajak (“DJP”) dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
Halaman - 49 - Page
Administration Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit their tax returns on the basis of self assessment. Consolidated tax returns are prohibited under the taxation laws of Indonesia. The Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years from the date the tax became due.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
9.
9.
PIUTANG PEMBIAYAAN
FINANCING RECEIVABLES
2005 Piutang pembiayaan konsumen, bersih Investasi bersih dalam sewa guna usaha, bersih Penyisihan piutang ragu-ragu
a.
2004
10,504,641
9,214,093
251,680
109,821
10,756,321 (926,758)
9,323,914 (604,936)
9,829,563
8,718,978
Piutang pembiayaan konsumen, bersih
a.
Details of consumer financing receivables, net are as follows:
2005
Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
Provision for doubtful receivables
Consumer financing receivables, net
Rincian piutang pembiayaan konsumen, bersih adalah sebagai berikut:
Piutang pembiayaan konsumen, kotor Bagian pinjaman yang dibiayai pihak lain Pendapatan ditangguhkan
Consumer financing receivables, net Net investment in direct financing leases, net
2004
34,479,744
25,272,612
Consumer financing receivables, gross Amount financed by other parties Unearned income
(18,599,246)
(11,741,724)
(5,375,857)
(4,316,795)
10,504,641 (918,578)
9,214,093 (601,641)
Provision for doubtful receivables
9,586,063
8,612,452
Net
Jumlah saldo piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan di mana anak perusahaan menanggung resiko kredit (dengan recourse) pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 14,26 triliun (2004: Rp 9,55 triliun).
The balance of consumer joint financing receivables net of unearned consumer financing income where the subsidiaries bear the credit risk (with recourse) amounted to Rp 14.26 trillion as at 31 December 2005 (2004: Rp 9.55 trillion).
Konvensi industri pembiayaan konsumen di Indonesia adalah menyajikan piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dengan recourse di neraca konsolidasian secara bersih. Tidak ada PSAK ataupun Interpretasi PSAK yang secara khusus dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) yang mengatur perlakuan akuntansi pembiayaan bersama dengan recourse tersebut di atas. Manajemen menyadari bahwa perlakuan akuntansi atas permasalahan tersebut sedang didiskusikan di IAI dan Interpretasi PSAK diharapkan akan dikeluarkan pada tahun 2006.
Consumer financing industry practice in Indonesia is to present consumer joint financing receivables with recourse in the consolidated balance sheets on a net basis. There is no specific PSAK that addresses joint financing with recourse arrangements and no Interpretation of PSAK has yet been published by the Indonesian Institute of Accountants (“IAI”). Management is aware that these issues are now on the IAI’s discussion agenda and more detailed guidance is expected to be issued by the IAI in 2006.
Halaman - 50 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
9.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) a.
9.
Piutang pembiayaan konsumen, bersih (lanjutan)
FINANCING RECEIVABLES (continued) a.
financing
receivables,
net
Alternatif perlakuan akuntansi lainnya adalah menyajikan piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama dengan recourse tersebut secara kotor sebagai aktiva dan kewajiban. Jika piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama dengan recourse tersebut disajikan secara kotor, maka saldo piutang pembiayaan konsumen bersih dan pinjaman bank pada tanggal 31 Desember 2005 akan naik sebesar Rp 14,26 triliun (2004: Rp 9,55 triliun).
The alternative accounting treatment is to record consumer joint financing receivables with recourse arrangements on a gross basis as assets and liabilities. Should the consumer joint financing receivables with recourse be presented on a gross basis, the balance of net consumer financing receivables and bank loans as at 31 December 2005 will increase by Rp 14.26 trillion (2004: Rp 9.55 trillion).
Rincian piutang pembiayaan konsumen, kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
A schedule of consumer financing receivables, gross classified according to year of maturity is as follows:
2005 Dalam 1 tahun Lebih dari 1 tahun
2004
18,266,557 16,213,187
13,402,118 11,870,494
34,479,744
25,272,612
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
b.
Kegiatan sewa guna usaha terutama mencakup sewa guna usaha kendaraan bermotor dengan masa sewa berkisar antara 2 hingga 4 tahun. 2005 Piutang sewa guna usaha, kotor Nilai sisa yang terjamin Simpanan jaminan Pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan
Within 1 year More than 1 year
As at 31 December 2005, consumer financing receivables, net amounting to Rp 4.24 trillion (2004: 4.32 trillion) are used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiaries (refer to Notes 14, 17d and 18).
Pada tanggal 31 Desember 2005, piutang pembiayaan konsumen, bersih sejumlah Rp 4,24 triliun (2004: 4,32 triliun) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 14, 17d, dan 18). b.
Consumer (continued)
Net investment in direct financing leases Leasing operations principally consist of leasing motor vehicles, with lease terms ranging from 2 to 4 years. 2004
303,301 109,807 (109,807) (51,621)
132,253 45,224 (45,224) (22,432)
Lease receivables, gross Guaranteed residual values Security deposits Unearned lease income
Penyisihan piutang ragu-ragu
251,680 (8,180)
109,821 (3,295)
Provision for doubtful receivables
Bersih
243,500
106,526
Net
Halaman - 51 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
9.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) b.
9.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
FINANCING RECEIVABLES (continued) b.
Net investment in direct financing leases (continued)
Simpanan jaminan dari penyewa akan digunakan untuk melunasi harga jual aktiva yang disewakan pada akhir masa sewa jika penyewa menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tersebut. Uang jaminan akan dikembalikan kepada penyewa jika hak opsi tidak digunakan.
Security deposits from lessees will be applied against the selling price of the leased assets at the end of the lease term if the lessee exercises the option to purchase the asset. The deposit will be refunded to the lessee if the purchase option is not exercised.
Rincian piutang sewa guna usaha, kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
A schedule of lease receivables, gross classified according to year of maturity is as follows:
2005 Dalam 1 tahun Dalam 1 - 2 tahun Lebih dari 2 tahun
150,800 114,040 38,461
64,682 44,254 23,317
303,301
132,253
Rincian piutang pembiayaan, kotor menurut umur adalah sebagai berikut: 2005 Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari
Pada akhir tahun
2004 25,159,169
273,027 82,375 193,276
157,857 38,795 49,044
34,783,045
25,404,865
2005
Within 1 year Within 1 - 2 years More than 2 years
The ageing of financing receivables, gross is as follows:
34,234,367
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
Pada awal tahun Tambahan penyisihan Penghapusan
2004
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days Over 60 days
The movement in the provision for doubtful receivables is as follows: 2004
604,936 1,281,654 (959,832)
355,699 420,530 (171,293)
926,758
604,936
At beginning of year Increase in provision Written-off At end of year
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible losses in respect of financing receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2005, saldo piutang pembiayaan sejumlah Rp 10,4 miliar adalah dalam mata uang USD (2004: Rp 19,3 miliar).
As at 31 December 2005, financing receivables of Rp 10.4 billion are denominated in USD (2004: Rp 19.3 billion).
Halaman - 52 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
10. INVESTMENTS IN ASSOCIATES JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
AND
2005
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor dan anak perusahaan/and subsidiary PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Kayaba Indonesia PT Denso Indonesia dan anak perusahaan/and subsidiary PT GS Battery dan anak perusahaan/ and subsidary PT AT Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk dan anak perusahaan/and subsidiaries PT Komatsu Astra Finance PT Astra Auto Finance Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara dan anak perusahaan/and subsidiary PT United Tractors Semen Gresik
% kepemilikan/ % of ownership 31/12/2005
Pada Bagian awal tahun/ hasil At beginning bersih/Share of year of results
Dividen/ Dividends
Pembelian/ Acquisitions
Penjualan/ Disposals
50.00
1,970,716
1,676,383
(1,145,132)
-
-
(307)
2,501,660
31.87 51.00 50.00 25.66
363,694 282,420 157,449 114,753
77,699 129,294 39,993 43,248
(3,564) (29,972) (30,020) (2,636)
-
-
(8,970) -
428,859 381,742 167,422 155,365
50.00
149,811
7,759
(5,200)
-
-
-
152,370
40.00
32,071 139,723
28,332 65,028
(336) (6,768)
6,208
-
738
60,067 204,929
3,210,637
2,067,736
(1,223,628)
6,208
-
(8,539 )
4,052,414
31.55
2,003,598
48,354
-
-
-
(52,108 )
1,999,844
50.00 44.86
61,457 41,108
6,143 2,797 (8,441)
(9,159) -
72,861 -
-
2,106,163
48,853
(9,159)
72,861
-
50.00
61,242
17,253
(4,288)
-
-
-
26.30
22,894
5,336
(2,133)
-
-
-
26,097
84,136
22,589
(6,421)
-
-
-
100,304
43,366
6,610
(2,000)
-
-
-
47,976
-
147,378
Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies
37.67
Lain-lain/Others PT Marga Mandalasakti (lihat Catatan 3a/ refer to Note 3a) Konsorsium Intertel Astratel PT Toyofuji Logistic Indonesia
34.00
-
578
-
146,800
-
100.00 34.91
57,094 -
20,287 (91)
-
2,151
-
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor dan anak perusahaan/and subsidiary PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Kayaba Indonesia PT GS Battery dan anak perusahaan/ and subsidiary PT Denso Indonesia dan anak perusahaan/and subsidiary PT AT Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk dan anak perusahaan/and subsidiaries (lihat Catatan 3a/refer to Note 3a) PT Astra Auto Finance Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara dan anak perusahaan/and subsidiary (lihat Catatan 3b/refer to Note 3b) PT United Tractors Tbk dan anak perusahaan/and subsidiaries (lihat Catatan 3a/ refer to Note 3a) PT United Tractors Semen Gresik
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others*
% kepemilikan/ % of ownership 31/12/2004
(52,108)
(74,687) -
2,166,610 74,207
2,694 2,060
57,094
20,774
-
148,951
-
(74,687)
152,132
5,501,396
2,166,562
(1,241,208)
228,020
-
(135,334 )
6,519,436
Pembelian/ Acquisitions
Penjualan/ Disposals
Pada Bagian awal tahun/ hasil At beginning bersih/Share of year of results
2004 Dividen/ Dividends
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others *
50.00
2,010,533
1,586,889
(1,626,644)
-
-
(62)
1,970,716
31.87 51.00 42.69 42.69
303,339 (67,624) 137,803 141,978
62,131 70,614 44,346 17,333
(9,749) (24,700) (9,500)
-
-
(1,776) 289,179 -
363,694 282,420 157,449 149,811
21.91
112,341
7,234
(4,822)
-
-
34.15
30,769 113,928
1,622 46,815
(320) (3,195)
-
-
(17,825)
-
114,753 32,071 139,723
2,783,067
1,836,984
(1,678,930)
-
-
269,516
3,210,637
31.55
-
12,272
-
1,797,635
-
193,691
2,003,598
44.86
52,634 39,582
14,403 1,526
(5,580) -
-
-
-
61,457 41,108
92,216
28,201
(5,580)
1,797,635
-
193,691
2,106,163
50.00
-
-
-
-
-
61,242
61,242
56.45
726,896
58,485
-
12,798
-
(798,179)
26.30
-
-
3,102
(2,115)
-
-
21,907
22,894
726,896
61,587
(2,115)
12,798
-
(715,030)
84,136
-
Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies (lihat Catatan 3c/refer to Note 3c)
37.67
-
5,636
-
37,730
Lain-lain/Others Konsorsium Intertel Astratel PT Pramindo Ikat Nusantara (lihat Catatan 3b/ refer to Note 3b)
100.00 -
100,209 293,937
121,332 -
-
-
(293,937)
(164,447) -
*
79,004 55,095 32,667
43,366
57,094 -
394,146
121,332
-
-
(293,937)
(164,447)
57,094
3,996,325
2,053,740
(1,686,625)
1,848,163
(293,937)
(416,270)
5,501,396
Lain-lain terutama terdiri dari distribusi hasil bersih dari Konsorsium Intertel Astratel (“KIA”) dan selisih transaksi perubahan ekuitas BP(2004: efek dari konsolidasi UT, selisih transaksi perubahan ekuitas PT Toyota-Astra Motor, reklasifikasi atas efek yang tersedia untuk dijual pada BP, distribusi hasil bersih dari KIA, dan efek dari dekonsolidasi PT Traktor Nusantara).
*
Halaman - 53 - Page
Others mainly consist of distribution of share of results from Konsorsium Intertel Astratel (“KIA”) and differences arising from equity transactions of BP (2004: effect from consolidation of UT, differences arising from equity transactions of PT Toyota -Astra Motor, reclassification of available-forsale securities of BP, distribution of share of results from KIA and the effect of deconsolidation of PT Traktor Nusantara ).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
10. INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (continued)
Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak perusahaan, seperti PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Federal Nittan Industries, PT Gemala Kempa Daya, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Tri Dharma Wisesa, PT Wahana Eka Paramitra dan PT Exedy Indonesia (dahulu PT Daikin Clutch Indonesia) melalui PT Astra Otoparts Tbk.
Automotive - others consists of associates of the Company and subsidiaries, such as PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Federal Nittan Industries, PT Gemala Kempa Daya, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Tri Dharma Wisesa, PT Wahana Eka Paramitra and PT Exedy Indonesia (formerly PT Daikin Clutch Indonesia) through PT Astra Otoparts Tbk.
Seluruh perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities berdomisili di Indonesia, kecuali Vietindo Daihatsu Automotive Corporation yang berdomisili di Vietnam.
All associates and jointly controlled entities are domiciled in Indonesia, except for Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, which is domiciled in Vietnam.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat investasi tersebut.
Management is of the view that there is no impairment of the carrying amount of the investments.
11. AKTIVA TETAP
11. FIXED ASSETS 2005 Pada awal tahun/ At beginning of year
Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan : Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor Alat-alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: Bangunan dan mesin Tanaman belum menghasilkan
Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor Alat-alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha
Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
A nak perusahaan baru dan yang dilepas/ Pada akhir New and tahun / disposed of At e nd of subsidiaries year
1,752,234 2,165,758 4,617,688 314,056 990,142 1,221,470
78,816 103,451 215,763 101,257 181,297 14,411
(15,604) (25,825) (514,288) (22,682) (45,212) (4,724 )
39,592 315,793 1,618,181 69,850 24,280 864
186 99 -
1,855,038 2,559,177 5,937,344 462,667 1,150,606 1,232,021
1,219,572 315,840 28,499 787,519
630,718 51,165 33,992 2,501 997,824
(208,113) (35,787) (1,055) (20,874)
14,157 -
-
1,642,177 331,218 61,436 16,658 1,764,469
361,862 21,385
2,663,956 83,112
(1,623 ) -
(2,136,176) (2,903)
-
888,019 101,594
13,796,025
5,158,263
(895,787)
(56,362)
285 18,002,424
7,149 30,776 (29,738) (3,978) -
(356) (895,565) - (2 ,927,388) (127) (256,671) (4 8) (786,977) (440,636)
(356) (794,409) (2,316,591) (180,170) (664,957) (381,975)
(126,969) (700,959) (61,301) (159,804) (61,407)
18,664 59,386 14,665 41,810 2,746
(339,021) (214,282) (3,516) (352,608)
(211,849) (49,753) (8,680) (3,621) (191,262)
126,336 32,888 88 16,007
-
(5,247,885)
(1,575,605)
312,590
4,209
8,548,140
-
(424,534) (231,147) (12,10 8) (3,621) (527,863)
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: Transportation equipment Office equipment Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases
(175) (6,506,866) 11,495,558
Halaman - 54 - Page
Acquisition cost/ revalued amount Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: Transportation equipment Office equipment Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases Assets under construction: Buildings and machinery Immature plantations
Net book value
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
11. FIXED ASSETS (continued)
11. AKTIVA TETAP (lanjutan)
2004 Pada awal tahun/ At beginning of year Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor Alat-alat berat Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: Bangunan dan mesin Tanaman belum menghasilkan
Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: Alat-alat pengangkutan Peralatan kantor Alat-alat berat Aktiva sewa guna usaha
Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Anak perusahaan baru dan yang Pada akhir dilepas/ tahun/ New and At end of disposed of year subsidiaries
1,331,482 1,901,107 2,101,927 196,471 793,766 1,366,313
93,521 46,284 211,580 18,629 116,774 -
(2,251) (9,437) (102,209) (9,473 ) (12,949) (131)
36,403 181,441 867,994 57,814 36,555 (45)
293,079 46,363 1,538,396 50,615 55,996 (144,667)
1,752,234 2,165,758 4,617,688 314,056 990,142 1,221,470
1,0 07,107 297,680 9,568 62,585
422,381 47,169 18,577 160,847
(209,916) (29,009) (958) -
(1,697) (10,134)
3,009 574,221
1,219,572 315,840 28,499 787,519
188,060 511
1,183,470 15,406
(720 ) (509 )
(1,178,885) 2,068
169,937 3,909
361,862 21,385
9,256,577
2,334,638
(377,562)
(8,486)
2,590,858
13,796,025
(325) (682,715) (1,023,792) (107,900) (487,618) (3 66,010)
(114,192) (445,437) (38,323) (141,021) (62,058)
6,489 63,213 7,980 12,401 78
22,082 12,321 (14,459) (7,245) -
(289,645) (193,330) (5,736) (19,604)
(165,223) (46,028) (3,345) (78,383)
115,847 25,076 932 -
(1,294) (9,125)
(3,176,675)
(1,094,010)
232,016
2,280
(31) (356) (26,073) (794,409) (922,896) (2,316,591) (27,468) (180,170) (41,474) (664,957) 46,015 (381,975) 5,927 (245,496)
8,548,140
Rincian keuntungan pelepasan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
2004
680,500 (583,197) (26,054)
220,050 (145,546) (936)
(16,208)
-
Proceeds Net book value Deferred gain from saleand-leaseback transactions Deferred gain from sale of land
73,568
55,041
Perolehan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Net book value
Details of the gain from the disposal of fixed assets are as follows:
2005
Penambahan aktiva tetap terdiri dari:
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: Transportation equipment Office equipment Heavy equipment Assets under finance leases
(1,211,496) (5,247,885)
6,079,902
Harga jual Nilai buku bersih Keuntungan yang ditangguhkan atas transaksi dan penyewaan kembali Keuntungan yang ditangguhkan atas penjualan tanah
(339,021) (214,282) (3,516) (352,608)
Acquisition cost/ revalued amount Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: Transportation equipment Office equipment Heavy equipment Assets under finance leases Assets under construction: Buildings and machinery Immature plantations
Additions to fixed assets consist of: 2005
2004
5,158,295 (32)
2,317,077 17,561
5,158,263
2,334,638
Halaman - 55 - Page
Acquisitions Exchange differences due to financial statements translation
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 11. AKTIVA TETAP (lanjutan)
11. FIXED ASSETS (continued)
Penambahan akumulasi penyusutan terdiri dari:
Penyusutan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Penurunan nilai aktiva
Additions to accumulated depreciation consist of:
2005
2004
1,575,949 (344)
1,071,987 11,175
-
10,848
1,575,605
1,094,010
Penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Depreciation expense was allocated as follows: 2005
Beban pokok pendapatan Beban usaha Beban lain-lain Perkebunan plasma dan tanaman belum menghasilkan
Depreciation Exchange differences due to financial statements translation Impairment of assets
2004
1,290,609 282,502 2,838
797,388 273,527 673 399
1,575,949
1,071,987
Cost of revenue Operating expenses Other expenses Plasma and immature plantations
Hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang dapat diperbaharui dengan masa yang berakhir antara tahun 2006 – 2099. Sebagian hak atas tanah sedang dalam proses perpanjangan/pembaharuan dan pengurusan balik nama menjadi atas nama Perseroan dan anak perusahaan.
Land rights are held under renewable “Hak Guna Bangunan” and “Hak Guna Usaha” titles, which expire between 2006 - 2099. The Company and certain subsidiaries are in the process of transferring certain land rights to their names and extending/renewing the title of certain land rights.
Bangunan dan mesin dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai pada tahun 2007.
Buildings and machinery under construction are estimated to be completed in 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2005, aktiva tetap tertentu dengan nilai buku sejumlah Rp 3,60 triliun (2004: Rp 2,54 triliun) dijaminkan untuk pinjaman jangka pendek, pinjaman bank dan pinjaman lainlain jangka panjang, dan hutang obligasi (lihat Catatan 14, 17d, dan 18).
As at 31 December 2005, certain fixed assets with a net book value of Rp 3.60 trillion (2004: Rp 2.54 trillion) have been used as collateral for short-term loans, long-term bank and other loans and bonds (refer to Notes 14, 17d and 18).
Pada tanggal 31 Desember 2005, aktiva tetap Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp 7,15 triliun, USD 603,6 juta, EUR 1,8 juta, dan JPY 244,3 juta, atau setara dengan Rp 13,13 triliun yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2005, certain fixed assets of the Company and subsidiaries are covered by insurance against losses by fire and other risks for Rp 7.15 trillion, USD 603.6 million, EUR 1.8 million and JPY 244.3 million or equivalent to Rp 13.13 trillion, which management believes is adequate to cover possible losses.
Halaman - 56 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
12. GOODWILL
12. GOODWILL 2005
Harga perolehan Pada awal tahun Penambahan Pengurangan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Pada akhir tahun
2004
967,774 124,159 (3,580) 1,088,353
512,815 469,545 (6,443) 10,405 (18,548)
Acquisition cost At beginning of year Additions Disposals New subsidiaries Disposed of subsidiaries
967,774
At end of year
Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai Pada awal tahun Penambahan Pengurangan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
(261,725) (71,560) 3,580
(241,933) (35,083) 4,070 (2,387) 13,608
Accumulated amortisation and impairment At beginning of year Additions Disposals New subsidiaries Disposed of subsidiaries
Pada akhir tahun
(329,705)
(261,725)
At end of year
Nilai buku bersih
758,648
706,049
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai sudah memadai.
Management is of the view that the provision for impairment loss is adequate.
13. OTHER ASSETS
13. AKTIVA LAIN-LAIN 2005
Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Beban tangguhan Uang muka perkebunan plasma, bersih Lain-lain
Net book value
2004
298,565
255,298
118,482 54,601
40,790 29,821
39,970
26,487
511,618
352,396
Aktiva yang tidak digunakan dalam usaha terutama terdiri dari tanah yang belum digunakan dalam aktivitas usaha. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat tanah tersebut.
Assets not used in operations Deferred charges Advances for plasma plantations, net Others
Assets not used in operations mainly consists of land not yet used in operations. Management is of the view that there has been no impairment in the carrying value of the land.
Halaman - 57 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PENDEK
Perseroan Anak perusahaan
14. SHORT-TERM LOANS 2005
2004
600,000 2,080,483
1,031,190 1,137,261
2,680,483
2,168,451
The Company Subsidiaries
Perseroan
The Company
Pada bulan November 2004, Perseroan menandatangani Perjanjian Fasilitas Syndicated Revolving dengan bank asing dan lokal. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas A sejumlah USD 170 juta dan fasilitas B sejumlah Rp 600 miliar. Fasilitas tersebut dikelola oleh ABN AMRO Bank N.V., BNP Paribas, Citigroup Global Market Asia Limited, Standard Chartered Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Fasilitas tersebut dapat digunakan hingga bulan November 2007.
In November 2004, the Company signed a Syndicated Revolving Facilities Agreement with overseas and local banks. The facility comprises facility A of USD 170 million and facility B of Rp 600 billion. The facilities were arranged by ABN AMRO Bank N.V., BNP Paribas, Citigroup Global Market Asia Limited, Standard Chartered Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation and The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. The facilities are available up to November 2007.
Pinjaman tersebut digunakan untuk mendanai pelunasan pinjaman dan membiayai kegiatan umum Perseroan. Tingkat bunga per tahun untuk fasilitas A adalah SIBOR + 2,5%, sedangkan untuk fasilitas B adalah SBI + 2,5%.
The loan was utilised for refinancing and for general corporate funding purposes. Facility A bears interest at the rate of SIBOR + 2.5% per annum, while facility B bears interest at the rate of SBI + 2.5% per annum.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan tidak diperbolehkan untuk menjaminkan aset dan sahamnya untuk hutang baru tanpa persetujuan tertulis dari mayoritas kreditur kecuali apabila manfaat dari aset dan saham tersebut pada saat yang sama diberikan secara merata dan proporsional kepada seluruh krediturnya. Perseroan juga diharuskan untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan sebagai berikut:
Under the agreement, the Company shall not grant or permit its assets and shares in support of any new indebtedness without the prior written consent of the majority of creditors unless the benefit of that assets and shares is at the same time extended equally and rateably to the creditors. The Company is also required to maintain certain financial ratios as follows:
x
x
x
Pinjaman Konsolidasian Bersih, kapanpun, tidak pernah melebihi 150% dari Kekayaan Bersih Berwujud Konsolidasian; dan Rasio Kecukupan Bunga Konsolidasian tidak lebih kecil dari 3:1 dalam setiap periode keuangan.
Jumlah pinjaman pada tanggal 31 Desember 2005 adalah Rp 600 miliar (2004: USD 111 juta atau setara dengan Rp 1,03 triliun). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada beberapa tanggal di tahun 2006.
x
Consolidated Net Borrowings do not, at any time, exceed 150% of Consolidated Tangible Net Worth; and Consolidated Interest Coverage Ratio shall not, during any financial period, be less than 3:1.
Total outstanding loans as at 31 December 2005 amounted to Rp 600 billion (2004: USD 111 million or equivalent to Rp 1.03 trillion). The loans will be due on several dates in 2006.
Halaman - 58 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
14. SHORT-TERM LOANS (continued)
Anak perusahaan
Subsidiaries 2005
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank BNP Paribas Indonesia PT Bank Panin Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia JPMorgan Chase Bank N.A. Standard Chartered Bank Citibank N.A. PT Bank NISP Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UFJ Indonesia PT Bank Mizuho Indonesia Lain-lain
USD: The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd PT Bank DBS Indonesia Citibank N.A. Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Credit Suisse First Boston International PT Bank Bukopin PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia JPY: PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
2004
305,000 300,000 220,991 150,000
25,000 50,000 157,261 -
100,000 100,000
-
90,000 70,200
60,000
50,000 40,000 38,500 25,000 23,839
20,000 50,000 92,000 150,000 -
20,000 19,000 10,000
50,000 30,000 9,046
1,562,530
693,307
117,960
-
98,300 78,640 55,260
9,520 52,225
28,485
19,629
4,915
4,645
-
60,385 27,870
383,560
174,274
76,402
130,946
57,991 -
26,340 55,370
-
52,039
134,393
264,695
Halaman - 59 - Page
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank BNP Paribas Indonesia PT Bank Panin Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia JPMorgan Chase Bank N.A. Standard Chartered Bank Citibank N.A. PT Bank NISP Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank UFJ Indonesia PT Bank Mizuho Indonesia Others
USD: The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd PT Bank DBS Indonesia Citibank N.A. Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Credit Suisse First Boston International PT Bank Bukopin PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia JPY: PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
14. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
14. SHORT-TERM LOANS (continued)
Anak perusahaan
Subsidiaries 2005
EUR: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
2004
-
4,050 607 328
-
4,985
2,080,483
1,137,261
Pinjaman jangka pendek yang disebutkan di atas dibebani suku bunga tahunan sebagai berikut:
USD Rupiah EUR JPY
The above short-term loans attracted interest at the following annual rates:
2005
2004
2.15% - 6.50% 8.80% - 19.80% 1.15% - 2.34%
2.15% - 5.50% 8.35% - 15.00% 4.00% - 4.99% 1.50% - 3.08%
Pada tanggal 31 Desember 2005, pinjaman jangka pendek sejumlah USD 20,9 juta, JPY 1,6 miliar dan Rp 1,08 triliun atau setara dengan Rp 1,41 triliun (2004: USD 12,1 juta, EUR 0,4 juta, JPY 2,9 miliar, dan Rp 0,64 triliun atau setara dengan Rp 1,02 triliun) yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan kas dan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan serta jaminan perusahaan dari Perseroan, anak perusahaan, dan para pemegang saham asing anak perusahaan tertentu (lihat Catatan 4c, 5, 7, 9a, 11, dan 33a). Informasi lain mengenai pinjaman jangka pendek adalah sebagai berikut:
USD Rupiah EUR JPY
As at 31 December 2005, short-term loans amounting to USD 20.9 million, JPY 1.6 billion and Rp 1.08 trillion or equivalent to Rp 1.41 trillion (2004: USD 12.1 million, EUR 0.4 million, JPY 2.9 billion and Rp 0.64 trillion or equivalent to Rp 1.02 trillion) obtained by certain direct and
indirect subsidiaries are secured by cash and time deposits, trade receivables, inventories, consumer financing receivables and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries and corporate guarantees issued by the Company, subsidiaries and foreign shareholders of certain subsidiaries (refer to Notes 4c, 5, 7, 9a, 11 and 33a). Further information relating to the short-term loans is as follows:
Kreditur/Lenders
Jadwal pengembalian/Repayment schedule
Citibank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd
Credit Suisse First Boston International
EUR: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Beberapa cicilan di tahun/ several instalments in 2006 Beberapa cicilan di tahun/ several instalments in 2006 8 Maret/March 2006 Hingga tanggal laporan ini belum ada perjanjian dengan kreditur sehubungan dengan penjadwalan ulang pinjaman ini/At the date of this report an agreement has not been reached with the creditor on the rescheduling of this debt Hingga tanggal laporan ini belum ada perjanjian dengan kreditur sehubungan dengan penjadwalan ulang pinjaman ini/At the date of this report an agreement has not been reached with the creditor on the rescheduling of this debt
Halaman - 60 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 14. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
14. SHORT-TERM LOANS (continued) Subsidiaries (continued)
Anak perusahaan (lanjutan) Kreditur/Lenders
Jadwal Pengembalian/Repayment schedule
PT Bank DBS Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank BNP Paribas Indonesia PT Bank Panin Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. Standard Chartered Bank PT Bank UFJ Indonesia
Beberapa cicilan di tahun/ several instalments in 2006 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2006 26 Februari/February 2006 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2006 16 Januari/January 2006 28 Juni/June 2006 26 Februari/February 2006 31 Maret/March 2006 25 Januari/January 2006 7 Februar i/February 2006 12 Januari/January 2006 28 Februari/February 2006 30 Juni/June 2006 23 Januari/January 2006
Pada tahun 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”), anak perusahaan tidak langsung, gagal memenuhi rasio keuangan seperti yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman dan belum membayar pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo sejak tanggal 29 Maret 2002 dan 8 Mei 2002. Jumlah pinjaman yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2005 adalah USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 60,2 miliar (2004: USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 56,9 miliar). Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, FIM masih dalam tahap negosiasi dengan pihak kreditur untuk merestrukturisasi hutang bank tersebut.
In 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”), an indirect subsidiary, failed to meet the financial ratios required by its loan agreement and has not repaid the overdue loan principal and interest that have been due since 29 March 2002 and 8 May 2002. The loan balance in default as at 31 December 2005 amounts to USD 6.1 million or equivalent to Rp 60.2 billion (2004: USD 6.1 million or equivalent to Rp 56.9 billion). As at the date of the consolidated financial statements, FIM is still negotiating with the creditors to restructure the loans.
Anak perusahaan diwajibkan memenuhi batasanbatasan tertentu antara lain rasio keuangan sesuai dengan perjanjian.
The subsidiaries should fulfil certain covenants such as financial ratios according to the loan agreements.
15. HUTANG USAHA
15. TRADE PAYABLES 2005
2004
1,057,674
1,300,693
Related parties (refer to Note 30h)
1,733,774 2,481,745
1,047,121 1,819,316
Third parties: Rupiah Foreign currencies
Bagian jangka pendek
4,215,519 (3,389,416)
2,866,437 (2,438,482)
Bagian jangka panjang
826,103
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30h) Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
427,955
Current portion Non-current portion
Trade payables arise from the purchases of goods and services.
Halaman - 61 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
15. HUTANG USAHA (lanjutan)
15. TRADE PAYABLES (continued)
Rincian hutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: 2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR Lain-lain *
232,532,738 2,066,046,002 2,551,513 2,547,280
Jumlah *
Details of trade payables in foreign currencies are as follows: 2004 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent
2,285,797 172,353 29,750 25,041
165,436,965 3,839,576,955 4,404,631 2,913,001
2,512,941
Hutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
16. KEWAJIBAN DIESTIMASI
*
USD JPY EUR Others *
1,966,884
Total
Trade payables denominated in other foreign currencies are presented asUSD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheet date.
16. PROVISIONS 2005
Imbalan kerja Kewajiban diestimasi atas rencana divestasi anak perusahaan (lihat Catatan 3b)
1,536,909 347,185 55,728 27,062
2004
423,616 4,085
248,055 4,085
Employee benefits Provision for planned divestment of subsidiaries (refer to Note 3b)
Bagian jangka pendek
427,701 (14,247)
252,140 (12,911)
Current portion
Bagian jangka panjang
413,454
239,229
Non-current portion
Imbalan kerja
Employee benefits
Sebelum tanggal 6 September 2005, Perseroan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Astra. Sejak tanggal 6 September 2005, Perseroan dan anak perusahaan memiliki dua jenis program pensiun, yaitu program pensiun imbalan pasti dan program pensiun iuran pasti. Sejak tanggal tersebut, Dana Pensiun Astra dilanjutkan menjadi Dana Pensiun Astra Satu yang khusus menangani program pensiun imbalan pasti.
Prior to 6 September 2005, the Company and subsidiaries had a defined benefit pension plan covering all of their permanent employees which was managed by “Dana Pensiun Astra”. From 6 September 2005, the Company and subsidiaries have both a defined benefit pension plan and a defined contribution pension plan. Effective on that date, Dana Pensiun Astra was continued under a new scheme called “Dana Pensiun Astra Satu”, specifically designed for the defined benefit pension plan.
Program pensiun imbalan pasti ditujukan untuk karyawan yang telah menjadi peserta Dana Pensiun Astra sebelum dan pada tanggal 20 April 1992.
The defined benefit plan is designated for all employees, who became member of Dana Pensiun Astra on and before 20 April 1992.
Halaman - 62 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
16. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
16. PROVISIONS (continued)
Imbalan kerja (lanjutan)
Employee benefits (continued)
Sedangkan program pensiun iuran pasti dikelola oleh Dana Pensiun Astra Dua ditujukan untuk karyawan yang menjadi peserta Dana Pensiun Astra sesudah tanggal 20 April 1992.
The defined contribution pension plan is managed by “Dana Pensiun Astra Dua” and is designated for employees who became members of Dana Pensiun Astra after 20 April 1992.
Pendirian Dana Pensiun Astra Satu dan Dana Pensiun Astra Dua telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 6 September 2005.
Establishment of Dana Pensiun Astra Satu and Dana Pensiun Astra Dua was approved by the Minister of Finance of Republic of Indonesia on 6 September 2005.
Kewajiban imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The employee benefits obligation recognised in the consolidated balance sheet is determined as follows:
2005 Imbalan pensiun Imbalan jangka panjang lainnya
2004
310,818 112,798
236,554 11,501
423,616
248,055
Beban bersih yang diakui di laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The net expense is recognised in the consolidated statements of income as follows:
2005 Imbalan pensiun Imbalan jangka panjang lainnya
Pension benefits Other long-term benefits
2004
159,680 128,268
82,643 16,464
287,948
99,107
Pension benefits Other long-term benefits
Kewajiban diestimasi untuk imbalan kerja dihitung oleh PT Sentra Jasa Aktuaria dan PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen.
The provision for employee benefits is based on calculations by PT Sentra Jasa Aktuaria and PT Padma Radya Aktuaria, independent actuaries.
Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
The principal actuarial assumptions used are as follows:
2005 Tingkat diskonto Hasil aktiva program yang diharapkan Tingkat gaji masa mendatang
2004 11% 10%
11% 8%
Discount rate Expected return on plan assets
8%
10%
Future salary increases
Halaman - 63 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
16. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
16. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun
Pension benefits
Kewajiban imbalan pensiun yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Pension benefits obligation recognised in the consolidated balance sheets is determined as follows:
2005 Nilai kini kewajiban Nilai wajar aktiva program Keuntungan/(kerugian) aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Nilai wajar aktiva program yang tidak diakui Selisih jumlah yang diakui pada neraca konsolidasian
2004
758,535 (352,830)
964,832 (482,967)
405,705 94,776
481,865 (49,191)
(189,663) -
(208,124) 11,433
-
571
310,818
236,554
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
Unrecognised actuarial gains/ (losses) Unrecognised past service costs Unrecognised fair value of plan assets Difference recognised in the consolidated balance sheets
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2005 Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil aktiva program yang diharapkan (Keuntungan)/kerugian aktuarial bersih yang diakui selama tahun berjalan Biaya jasa lalu Kerugian atas kurtailmen dan penyelesaian Selisih jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian
Present value of obligations Fair value of plan assets
2004
69,333 112,725 (48,297)
75,928 58,538 (30,598)
Current service cost Interest cost Expected return on plan assets
(171,631)
2,601
Net actuarial (gains)/losses recognised during the year
100,012 97,538
9,640 -
Past service cost Losses on curtailment and settlement Difference recognised in the consolidated statements of income
-
(33,466)
159,680 Hasil aktual aktiva program program pensiun manfaat pasti adalah Rp 33,4 miliar (2004: Rp 103,9 miliar).
82,643 The actual return on plan assets of the defined benefit pension plan was Rp 33.4 billion (2004: Rp 103.9 billion).
Halaman - 64 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
16. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
16. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun (lanjutan)
Pension benefits (continued)
Mutasi kewajiban yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2005
2004
Pada awal tahun Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian
236,554 159,680
175,835 82,643
Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
(85,416) -
(40,369) 24,123 (5,678)
At beginning of year Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiaries Disposed of subsidiaries
Pada akhir tahun
310,818
236,554
At end of year
Imbalan jangka panjang lainnya
Other long-term benefits
Kewajiban imbalan jangka panjang lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Other long-term benefit obligations recognised in the consolidated balance sheets are determined as follows:
2005 Nilai kini kewajiban Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
2004
112,798 -
87,703 (13,471)
Present value of obligations Unrecognised actuarial losses
-
(62,731)
Unrecognised past service costs
11,501
112,798 Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2005 Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih yang diakui selama tahun berjalan Biaya jasa lalu
2004
28,357 10,371 26,809
10,821 466 2,134
62,731
3,043
128,268
16,464
Halaman - 65 - Page
Current service cost Interest cost Net actuarial losses recognised during the year Past service cost
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
16. PROVISIONS (continued)
16. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan) Imbalan jangka panjang lainnya (lanjutan)
Other long-term benefits (continued)
Mutasi kewajiban yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2005
2004
Pada awal tahun Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
11,501 128,268
854 16,464
(26,971) -
(8,690) 7,529 (4,656)
At beginning of year Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiaries Disposed of subsidiaries
Pada akhir tahun
112,798
11,501
At end of year
17. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG
17. LONG-TERM BANK AND OTHER LOANS
2005
2004
63,394 3,479,911 318,016
1,068,102 1,134,129 214,029
Restructured loans Other bank loans Third party loans
Bagian jangka pendek
3,861,321 (1,210,227)
2,416,260 (608,447)
Current portion
Bagian jangka panjang
2,651,094
1,807,813
Non-current portion
Pinjaman hasil restrukturisasi Pinjaman bank lainnya Pinjaman dari pihak ketiga
a.
Pinjaman hasil perusahaan
restrukturisasi
-
a.
Anak
Rincian pinjaman hasil restrukturisasi anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Debitur/ Borrowers USD PT FSCM Manufacturing Indonesia (2005: USD 6,3 juta/USD 6.3 million, 2004: USD 6,8 juta/USD 6.8 million) PT United Tractors Tbk (2005: Nihil/Nil , 2004: USD 89,2 juta/USD 89.2 million) PT Astra Otoparts Tbk (2005: Nihil/Nil ,
Details of restructured loans of subsidiaries are as follows:
2005 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Restructured loans - Subsidiaries
Jangka panjang/ Non-current
Jumlah/ Total
2004 Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non-current
61,683
4,915
56,768
62,940
4,645
58,295
-
-
-
828,454
-
828,454
-
-
-
52,054
52,054
-
61,683
4,915
56,768
943,448
56,699
886,749
1,711 -
136 -
1,575 -
1,848 65,447 57,359
137 20,573
1,711 65,447 36,786
1,711
136
1,575
124,654
20,710
103,944
63,394
5,051
58,343
1,068,102
77,409
990,693
2004: USD 5,6 juta/USD 5.6 million) Rupiah PT FSCM Manufacturing Indonesia PT United Tractors Tbk PT Surya Artha Nusantara Finance
Jumlah/Total
Halaman - 66 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
17. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan) a.
Pinjaman hasil restrukturisasi – Perusahaan (lanjutan)
Anak
17. LONG-TERM BANK AND OTHER LOANS (continued) a.
Informasi lain mengenai pinjaman hasil restrukturisasi tersebut adalah sebagai berikut: Debitur/ Borrowers USD PT FSCM Manufacturing Indonesia PT United Tractors Tbk
Restrukturisasi pada tahun/ Restructured in
loans
Jadwal pengembalian/ Repayment schedule
PT Astra Otoparts Tbk
2000
Rupiah PT FSCM Manufacturing Indonesia
2004
12 cicilan/instalments (2004 - 2009)
PT Surya Artha Nusantara Finance
2000 - 2004
2003
–
Subsidiaries
Other information relating to restructured loans is as follows:
12 cicilan/instalments (2004 - 2009) Cicilan 6 bulanan (2006 - 2008), dapat diperpanjang sampai 2010/ Semi-annual instalments (2006 - 2008), renewable until 2010 8 cicilan/instalments (2002 - 2005)
PT United Tractors Tbk
2004 2000 - 2004
Restructured (continued)
Cicilan 6 bulanan (2006 - 2008), dapat diperpanjang sampai 2010/ Semi-annual instalments (2006 – 2008), renewable until 2010 Cicilan bulanan, setiap cicilan minimum 0,5% dari jumlah pinjaman hasil restrukturisasi (2004 - 2007)/ Monthly instalments, with each instalment being a minimum of 0.5% of the restructured loan (2004 - 2007)
Tingkat bunga/ Interest rates
SIBOR + (2.125% - 2.25%) SIBOR + 3%
Suku bunga rata-rata deposito Rupiah berjangka 3 bulan dengan tingkat bunga maksimum 35% per tahun/ Average 3 months Rupiah time deposits with a maximum rate of 35% per annum Rupiah reference rate + margin/ Reference rate Rupiah + margin
SIBOR + (2.5% - 3%)
Sertifikat Bank Indonesia + 2,25% dan tingkat bunga tetap 15% - 15,5%/ Certificate of Bank Indonesia + 2.25% and fixed rate of 15% - 15.5%
Pada tanggal 29 September 2004, PT FSCM Manufacturing Indonesia (“FSCM”), anak perusahaan tidak langsung, telah berhasil merestrukturisasi kembali pinjamannya sejumlah USD 7,8 juta dan Rp 2,1 miliar. Sehubungan dengan restrukturisasi ini, FSCM telah membayar kembali sejumlah USD 375 ribu dan Rp 102 juta pada tanggal penutupan perjanjian restrukturisasi. Sisanya diangsur selama 5 tahun hingga tanggal 31 Desember 2009. Pada tanggal 31 Desember 2005, saldo pinjaman terhutang adalah sebesar USD 6,3 juta (2004: USD 6,8 juta).
On 29 September 2004, PT FSCM Manufacturing Indonesia (“FSCM”), an indirect subsidiary, restructured debt of USD 7.8 million and Rp 2.1 billion. In accordance with the restructuring, FSCM repaid USD 375 thousand and Rp 102 million at the closing date of the restructuring agreement. The remaining balance will be paid over 5 years to 31 December 2009. As at 31 December 2005, the outstanding debt amounted to USD 6.3 million (2004: USD 6.8 million).
Pada tanggal 31 Desember 2005, FSCM tidak dapat memenuhi rasio keuangan sesuai dengan perjanjian.
As at 31 December 2005, FSCM did not meet the financial ratios required by the loan agreement.
Selama tahun 2005, UT, AOP, dan PT Surya Artha Nusantara Finance telah melunasi seluruh pinjaman hasil restrukturisasi.
During 2005, UT, AOP and PT Surya Artha Nusantara Finance fully repaid all restructured loans.
Halaman - 67 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
17. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan) b.
17. LONG-TERM BANK AND OTHER LOANS (continued)
Pinjaman bank lainnya
Kreditur/Lenders Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/related party: - Kredit investasi Rupiah/ Rupiah investment credit PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 30i) Pihak ketiga/third parties: - Kredit investasi USD/ USD investment credit Sumitomo Mitsui Banking Corporation (2005: USD 93 juta/ USD 93 million, 2004: Nihil/Nil) Standard Chartered Bank (2005: USD 50 juta/ USD 50 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Rabobank International Indonesia (2005: USD 15,9 juta/ USD 15.9 million, 2004: USD 12,5 juta/ USD 12.5 million) PT Bank UOB Indonesia (2005: USD 15 juta/ USD 15 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Bukopin (2005: USD 9,4 juta/ USD 9.4 million, 2004: Nihil/Nil) The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd (2005: USD 8 juta/ USD 8 million, 2004: USD 3 juta/ USD 3 million) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd (2005: USD 7 juta/ USD 7 million, 2004: Nihil/Nil) Bumiputera Commerce Bank Ltd (2005: USD 5 juta/ USD 5 million, 2004: Nihil/Nil) Indover Bank (2005: USD 5 juta/ USD 5 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Resona Perdania (2005: USD 5 juta/ USD 5 million, 2004: Nihil/Nil) RHB Bank (2005: USD 5 juta/ USD 5 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2005: USD 3,3 juta/ USD 3.3 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Maybank Indocorp (2005: USD 3 juta/ USD 3 million, 2004: Nihil/Nil) American Express Bank (2005: USD 2,4 juta/ USD 2.4 million, 2004: Nihil/Nil) PT Bank Niaga Tbk (2005: Nihil/Nil , 2004: USD 0,3 juta/ USD 0.3 million)
b.
Jumlah/ Total
2005 Jangka pendek/ Current
Other bank loans
Jangka panjang/ Non-current
2004 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non-current
4,875
1,500
3,375
6,375
1,500
4,875
914,190
226,090
688,100
-
-
-
491,500
103,215
388,285
-
-
-
156,666
49,150
107,516
116,125
29,031
87,094
147,450
44,235
103,215
-
-
-
92,156
24,575
67,581
-
-
-
78,640
44,235
34,405
27,870
-
27,870
68,810
20,643
48,167
-
-
-
49,150
14,745
34,405
-
-
-
49,150
14,745
34,405
-
-
-
49,150
14,745
34,405
-
-
-
49,150
14,745
34,405
-
-
-
32,439
16,711
15,728
-
-
-
29,490
8,847
20,643
-
-
-
23,630
8,468
15,162
-
-
-
-
-
-
2,023
2,023
-
2,231,571
605,149
1,626,422
146,018
31,054
114,964
Halaman - 68 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 17. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan) b.
17. LONG-TERM BANK AND OTHER LOANS (continued)
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)
Kreditur/Lenders - Kredit investasi Rupiah/ Rupiah investment credit PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank NISP Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Citibank N.A. PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT Bank Finconesia Standard Chartered Bank PT Bank Mega Tbk
Jumlah/Total
b.
Jumlah/ Total
2005 Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non-current
Jangka panjang/ Non-current
169,829 62,162 150,000
251,204 272,164 -
503,791 101,598 150,000
225,542 22,525 -
278,249 79,073 150,000
137,632 100,000 55,588
37,178 100,000 36,592
100,454 18,996
24,944 106,276
4,444 50,689
20,500 55,587
20,000 17,420 7,466 -
20,000 5,017 2,724 -
12,403 4,742 -
22,437 10,190 50,000 12,500
5,017 2,724 50,000 12,500
17,420 7,466 -
1,243,465
583,502
659,963
981,736
373,441
608,295
3,479,911
1,190,151
2,289,760
1,134,129
405,995
728,134
Further information relating to other bank loans is as follows: Jadwal pengembalian/ Repayment schedule
Kreditur/Lenders
Pihak ketiga/third parties: Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Bukopin PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk Citibank N.A. Bumiputera Commerce Bank Ltd PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk Sumitomo Mitsui Banking Corporation PT Bank UOB Indonesia Indover Bank PT Bank Resona Perdania RHB Bank PT Bank Maybank Indocorp American Express Bank PT Bank Finconesia
Jumlah/ Total
2004 Jangka pendek/ Current
421,033 334,326 150,000
Informasi lain mengenai pinjaman bank lainnya adalah sebagai berikut:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/related party: PT Bank Permata Tbk
Other bank loans (continued)
Tingkat bunga/ Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2010)
13.50% - 18.00%
Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008)
5.01% - 6.13% 5.86% - 12.30%
Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006) Beberapa cicilan/several instalments (2006) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2008) Beberapa cicilan/several instalments (2006 - 2009)
4.83% - 6.86% 6.20% 6.50% - 12.00% 5.86% - 6.42% 11.75% - 14.00% 10.25% - 15.25% 11.00% - 15.82% 10.75% 11.00% 5.86% - 6.42% 13.00% - 14.00% 6.25% 5.86% - 6.42% 5.86% - 6.42% 5.86% - 6.42% 5.86% - 6.42% 5.86% - 6.42% 3.98% - 4.09% 12.00% - 16.50%
Lihat Catatan 17d untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Halaman - 69 - Page
Refer to Note 17d for details of the security for the loans.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 17. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan) c.
17. LONG-TERM BANK AND OTHER LOANS (continued)
Pinjaman dari pihak ketiga
Jumlah/ Total
Kreditur/Lenders Kredit investasi USD/ USD investment credit International Finance Corporation (2005: USD 24 juta/USD 24 million, 2004: Nihil/Nil) Marubeni Corporation (2005: Nihil/N il, 2004: USD 6 juta/USD 6 million) Itochu Corporation (2005: Nihil/N il, 2004: USD 6 juta/USD 6 million) Kredit investasi JPY/ JPY investment credit Marubeni Corporation (2005: JPY 829 juta/JPY 829 million, 2004: JPY 829 juta/JPY 829 million) Nissan Diesel Motor Co Ltd (2005: JPY 155 juta/JPY 155 million, 2004: JPY 305,1 juta/JPY 305.1 million)
Jumlah/Total
c. 2005 Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non-current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non-current
-
235,920
-
-
-
-
-
-
55,740
55,740
-
-
-
-
55,740
55,740
-
235,920
-
235,920
111,480
111,480
-
69,157
2,086
67,071
74,960
-
74,960
12,939
12,939
-
27,589
13,563
14,026
82,096
15,025
67,071
102,549
13,563
88,986
318,016
15,025
302,991
214,029
125,043
88,986
Other information on third party loans is as follows:
Jadwal pengembalian/ Repayment schedule
Tingkat bunga/Interest rates
International Finance Corporation
12 cicilan/instalments (2007 – 2013)
LIBOR + 3%
Marubeni Corporation
Beberapa cicilan/several instalments (2006 – 2011)
Japanese long-term prime rate + 1% - 2%
Nissan Diesel Motor Co Ltd
31 Maret/March 2006
2.80%
Lihat Catatan 17d untuk rincian jaminan atas pinjaman ini. d.
2004 Jangka pendek/ Current
235,920
Informasi lain mengenai pinjaman dari pihak ketiga adalah sebagai berikut: Kreditur/Lenders
Third party loans
Jaminan pinjaman anak perusahaan
Refer to Note 17d for details of the security for the loans. d.
Loan security of subsidiaries
Pada tanggal 31 Desember 2005, pinjaman tertentu sejumlah USD 207 juta, JPY 155 juta, dan Rp 1,25 triliun atau setara dengan Rp 3,30 triliun (2004: USD 129,1 juta, JPY 0,3 miliar, dan
As at 31 December 2005, loans amounting to USD 207 million, JPY 155 million and Rp 1.25 trillion or equivalent to Rp 3.30 trillion (2004: USD 129.1 million, JPY 0.3
Rp 1,11 triliun atau setara dengan Rp 2,34 triliun)
billion and Rp 1.11 trillion or equivalent to Rp 2.34 trillion ) obtained by certain direct and
yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan serta jaminan dari Perseroan, anak perusahaan, dan para pemegang saham asing anak perusahaan tertentu (lihat Catatan 5, 7, 9a, 11, dan 33a). Halaman - 70 - Page
indirect subsidiaries are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries and corporate guarantees issued by the Company, certain direct subsidiaries and foreign shareholders of certain subsidiaries. (refer to Notes 5, 7, 9a, 11 and 33a).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
18. HUTANG OBLIGASI
18. BONDS 2005
2004
2,707,453 1,827,288
2,979,516 1,724,741
187,718 116,865 -
285,915 148,048 499,426
Bagian jangka pendek
4,839,324 (2,018,502)
5,637,646 (2,422,997)
Bagian jangka panjang
2,820,822
3,214,649
Anak perusahaan PT Astra Sedaya Finance PT Federal International Finance PT Serasi Autoraya PT Astra Graphia Tbk PT Astra Agro Lestari Tbk
Anak perusahaan
Subsidiaries PT Astra Sedaya Finance PT Federal International Finance PT Serasi Autoraya PT Astra Graphia Tbk PT Astra Agro Lestari Tbk
Current portion Non-current portion
Subsidiaries 2005
Hutang obligasi/ Bonds Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Federal International Finance II Tahun 2003 Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003 Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance II Tahun 2002 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Federal International Finance I Tahun 2002 Obligasi amortisasi Astra Agro Lestari I Tahun 2000 dengan Tingkat Bunga Tetap
Peringkat Pefindo/ Pefindo Rating
2004
Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non-current
Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non-current
idAA-
190,513
154,076
36,437
484,807
287,268
197,539
idAA-
478,990
256,694
222,296
979,298
486,442
492,856
idAA-
1,106,000
511,250
594,750
1,441,879
298,376
1,143,503
idAA-
931,950
207,609
724,341
-
-
-
idA+
358,385
284,023
74,362
582,101
169,679
412,422
idA+
297,873
99,291
198,582
479,172
193,469
285,703
idA+
252,339
71,446
180,893
487,035
193,814
293,221
idA+
918,691
388,676
530,015
-
-
-
idA-
187,718
45,437
142,281
285,915
44,558
241,357
idA-
116,865
-
116,865
148,048
-
148,048
idAA-
-
-
-
73,532
73,532
-
idA+
-
-
-
176,433
176,433
-
idA+
-
-
-
499,426
499,426
-
4,839,324
2,018,502
2,820,822
5,637,646
2,422,997
3,214,649
Halaman - 71 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
18. OBLIGASI (lanjutan)
18. BONDS (continued)
Anak Perusahaan (lanjutan) Hutang obligasi/ Bonds
Subsidiaries (continued)
Pokok obligasi/ Bond principal
Wali amanat/ Trustee
Jatuh tempo/ Maturity
Tingkat bunga/ Interest rates
Jaminan/ Security
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
380,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
20 May 2007
13.50%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
650,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2008
11.88% - 12.88%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer Note 9a).
Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
1,200,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2008
8.30% - 11.25%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap
1,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2010
8% - 11%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
Obligasi amortisasi Federal International Finance II tahun 2003
500,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2007
13.19% - 13.50%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 80% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 80% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004
300,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2007
12.00% - 12.75%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financi ng receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004
300,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2007
10.75% - 11.75%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to No te 9a).
Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005
1,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2006 - 2008
8.38% - 10.75%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 9a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 9a).
300,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11 Juli/ July 2008
13.88%
Dijamin dengan jaminan fiducia berupa kendaraan bermotor sejumlah 100% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 11)/ Secured by fiduciary guarantee over the Company’s motor vehicle s up to 100% of the total outstanding bond principal. (refer to Note 11).
27 Oktober/October 2008
13.38%
Dijamin dengan agunan khusus yang jumlahnya setara dengan 75% dari jumlah pokok obligasi yang berupa fidusia atas piutang usaha, hak tanggungan atas tanah dan bangunan perusahaan (lihat Catatan 5 dan 11)/ Secured by specific collateral equal to 75% of the nominal value in the form of trade receivables, land rights and buildings (refer to Notes 5 and 11).
Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003
150,000
PT Bank Mega Tbk
Halaman - 72 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
18. OBLIGASI (lanjutan)
18. BONDS (continued)
Anak Perusahaan (lanjutan)
Subsidiaries (continued)
Semua obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Surabaya.
All the bonds are listed on the Surabaya Stock Exchange.
Anak perusahaan tersebut di atas tidak diwajibkan untuk menyisihkan dana pelunasan obligasi, tetapi tidak diijinkan untuk melakukan tindakan-tindakan perusahaan tertentu (corporate action) dan harus mempertahankan sejumlah rasio keuangan tertentu.
The bond issuers are not required to provide bond sinking funds, but are prohibited from taking certain corporate actions and must maintain certain financial ratios.
Selama tahun 2005, AAL, PT Federal International Finance, dan PT Astra Sedaya Finance telah melunasi seluruh pokok dari “Obligasi Astra Agro Lestari I Tahun 2000”, “Obligasi Federal International Finance I Tahun 2002”, dan “Obligasi Astra Sedaya Finance II Tahun 2002” masingmasing sejumlah Rp 500 miliar, Rp 178,1 miliar, dan Rp 74,9 miliar.
In 2005, AAL, PT Federal International Finance and PT Astra Sedaya Finance fully repaid the principal of “Obligasi Astra Agro Lestari I Tahun 2000”, “Obligasi Federal International Finance I Tahun 2002” and “Obligasi Astra Sedaya Finance II Tahun 2002” amounting to Rp 500 billion, Rp 178.1 billion and Rp 74.9 billion, respectively.
19. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASES
19. HUTANG SEWA GUNA USAHA 2005 PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Komatsu Astra Finance PT Diamond Lease Indonesia PT Citigroup Finance Indonesia PT Orix Indonesia Finance PT GE Finance Indonesia Lain-lain
372,595
-
218,918 189,993 65,338 50,946 18,474 41,069
97,905 7,402 58,235 62,922 10,973
957,333
237,437
Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, hutang sewa guna usaha pembiayaan - pembayaran sewa guna usaha minimum di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:
Dalam 1 tahun Lebih dari 1 tahun Biaya sewa guna usaha pembiayaan di masa datang Nilai kini kewajiban sewa guna usaha pembiayaan Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
2004
The obligations under finance leases - future minimum lease payments as at 31 December 2005 and 2004 are as follows:
2005 370,393 707,359
2004 125,478 128,926
1,077,752 (120,419)
254,404 (16,968)
957,333
237,436
(310,648)
(117,079)
646,685
120,357
Semua aktiva sewa guna usaha adalah berupa alatalat berat.
PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Komatsu Astra Finance PT Diamond Lease Indonesia PT Citigroup Finance Indonesia PT Orix Indonesia Finance PT GE Finance Indonesia Others
Within 1 year More than 1 year Future finance charges on finance leases Present value of finance lease liabilities Current portion Non-current portion
All leased assets represent heavy equipment.
Halaman - 73 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
20. MINORITY INTERESTS
20. HAK MINORITAS
Details of minority interests in the equity and share of results of consolidated subsidiaries, by industry segment, are as follows:
Rincian proporsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan bagian hasil bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi berdasarkan segmen industri, adalah sebagai berikut: 2005 Pada awal Bagian tahun/ hasil bersih/ At beginning Share of results of year Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
598,049 661,713 508,261 75,940 1,388,109 2,415 3,234,487
133,611 91,584 186,773 8,985 454,985
Dividen/ Dividends
875,688
Lain-lain/ Others
(42,958) (53,852) (142,619) (19,029) (50,247)
(250)
Pada akhir tahun/ At end of year
(308,705)
6,456 (17,137) 62,562 (166) (45,367)
695,158 682,308 614,977 65,730 1,747,480
(1,010)
1,155
5,338
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
3,806,808
2004 Pada awal Bagian tahun/ hasil bersih/ At beginning Share of results of year Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
532,136 557,493 604,791 76,653 23,747
86,608 179,046 257,675 4,781 448,159
475
64
1,795,295
976,333
Dividen/ Dividens
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others
(16,046) (75,439) (76,906) (9,042) (27,657)
(4,649) 613 (277,299) 3,548 943,860
(205,090)
598,049 661,713 508,261 75,940 1,388,109
1,876
2,415
667,949
3,234,487
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
21. SHARE CAPITAL
21. MODAL SAHAM
Details of shareholders based on records maintained by PT Raya Saham Registra, the share administrator, as at 31 December 2005 and 2004, are as follows:
Susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham Registra, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut: 2005
Jardine Cycle & Carriage Ltd Benjamin Arman Suriadjaya (Komisaris)* Anthony John Liddell Nightingale (Komisaris) ** Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%)
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
2,028,825,504 895,000
50.11% 0.02%
1,014,413 448
600,000
0.01%
300
564,000
0.01%
282
2,017,470,810
49.85%
1,008,735
4,048,355,314
100%
2,024,178
* Sebanyak 352.000 saham dimiliki melalui PT Wahana Sempurna ** Sebanyak 600.000 saham dimiliki melalui Parkmix Ltd
Jumlah/ Amount Jardine Cycle & Carriage Ltd Benjamin Arman Suriadjaya (Commissioner)* Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner) ** Budi Setiadharma (President Commissioner) Others (each ownership less than 5%)
* 352,000 shares is owned through PT Wahana Sempurna ** 600,000 shares is owned through Parkmix Ltd
Halaman - 74 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
21. SHARE CAPITAL (continued)
21. MODAL SAHAM (lanjutan)
2004 Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid Jardine Cycle & Carriage Ltd Brian Richard Keelan (Komisaris) Budi Setiadharma (Presiden Direktur) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah/ Amount
1,911,136,504 3,384,615 514,000
47.21% 0.08% 0.01%
955,568 1,692 257
2,133,320,195
52.70%
1,066,661
4,048,355,314
100%
2,024,178
22. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Jardine Cycle & Carriage Ltd Brian Richard Keelan (Commissioner) Budi Setiadharma (President Director) Others (each ownership less than 5%)
22. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2005 dan/and 2004
Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal, bersih Rights yang habis masa berlakunya Kompensasi berbasis saham karyawan yang habis masa berlakunya
1,098,712
Excess of proceeds over par value, net
2,096 5,313
Expired rights Expired employee share-based compensation
1,106,121
23. DIVIDEN
23. DIVIDENDS
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 26 Mei 2005, para pemegang saham menyetujui dividen kas final untuk tahun 2004 sejumlah Rp 1,50 triliun atau sejumlah Rp 370 (dalam satuan Rupiah) per saham, termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 404,8 miliar atau Rp 100 (dalam satuan Rupiah) per saham yang telah dibayarkan pada tanggal 12 November 2004. Sisanya sejumlah Rp 270 (dalam satuan Rupiah) per saham dibayarkan pada tanggal 4 Juli 2005.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 26 May 2005, the shareholders approved a final cash dividend for 2004 of Rp 1.50 trillion or Rp 370 (full Rupiah) per share, which included an interim cash dividend of Rp 404.8 billion or Rp 100 (full Rupiah) per share that was paid on 12 November 2004. The remaining Rp 270 (full Rupiah) per share was paid on 4 July 2005.
Pada tanggal 7 Oktober 2005, Perseroan mengumumkan dividen kas interim 2005 sebesar Rp 404,8 miliar atau Rp 100 (dalam satuan rupiah) per saham. Dividen tersebut telah dibayarkan pada tanggal 24 November 2005.
On 7 October 2005, the Company declared an interim cash dividend for 2005 amounting to Rp 404.8 billion or Rp 100 (full rupiah) per share. The dividend was paid on 24 November 2005.
Halaman - 75 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
23. DIVIDENDS (continued)
23. DIVIDEN (lanjutan) Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 27 Mei 2004, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas final dari laba bersih tahun 2003 sejumlah Rp 889,9 miliar atau sejumlah Rp 220 (dalam satuan Rupiah) per saham, termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 201,7 miliar atau Rp 50 (dalam satuan Rupiah) per saham yang telah dibayarkan pada tahun 2003. Sisanya sejumlah Rp 170 (dalam satuan Rupiah) per saham dibayarkan pada tanggal 14 Juli 2004.
24. SALDO LABA DICADANGKAN
At the Annual General Meeting of Shareholders held on 27 May 2004, the shareholders agreed to distribute a final cash dividend from 2003 net income of Rp 889.9 billion, or Rp 220 (full Rupiah) per share, which included an interim cash dividend of Rp 201.7 billion, or Rp 50 (full Rupiah) per share that was paid in 2003. The remaining Rp 170 (full Rupiah) per share was paid on 14 July 2004.
24. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Berdasarkan Undang-Undang No. 1/1995 mengenai Perusahaan Terbatas, perusahaan di Indonesia diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Under Indonesian Company Law No. 1/1995, Indonesian companies are required to set up a statutory reserve amounting to at least 20% of the company’s issued and paid up capital.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 26 Mei 2005 dan 27 Mei 2004, para pemegang saham menyetujui pembentukan cadangan wajib masing-masing sebesar Rp 100 miliar dan Rp 80 miliar yang berasal dari laba bersih tahun 2004 dan 2003.
At the Annual General Meeting of Shareholders held on 26 May 2005 and 27 May 2004, the shareholders approved an appropriation to the statutory reserve amounting to Rp 100 billion and Rp 80 billion from 2004 and 2003 net income, respectively.
Saldo laba dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 224,7 miliar (2004: Rp 124,7 miliar).
The balance of appropriated retained earnings as at 31 December 2005 is Rp 224.7 billion (2004: Rp 124.7 billion).
25. PENDAPATAN BERSIH
25. NET REVENUE 2005
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30b) Pihak ketiga
2004
1,243,696
1,203,045
59,928,618
43,720,864
61,172,314
44,923,909
Related parties (refer to Note 30b) Third parties
Tidak ada pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 29 untuk pendapatan berdasarkan segmen industri.
Refer to Note 29 for net revenue by industry segment.
bersih
26. BEBAN POKOK PENDAPATAN
26. COST OF REVENUE
Tidak ada pembelian dari pemasok pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No purchases from third party exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 30c untuk rincian pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 30c for details of purchases from related parties.
Halaman - 76 - Page
suppliers
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
27. BEBAN USAHA
27. OPERATING EXPENSES 2005
Beban penjualan Komisi penjualan Iklan dan promosi Imbalan kerja Gudang dan pengepakan Penyusutan dan amortisasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
2004
912,456 657,644 582,898 512,282 24,666 375,893
681,283 676,565 484,989 347,959 21,720 247,220
3,065,839
2,459,736
Beban umum dan administrasi Imbalan kerja Penyisihan piutang ragu-ragu Penyusutan dan amortisasi Perbaikan dan perawatan Komunikasi Penyisihan atas penurunan nilai agunan yang diambil alih Honorarium tenaga ahli Perjalanan dan transportasi Pajak dan perizinan Alat tulis dan beban kantor lainnya Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
1,860,775 1,006,681 259,649 137,597 135,298 111,460
1,368,294 433,050 257,005 101,197 108,362 29,349
105,220 99,604 91,146 55,839
123,814 79,456 49,163 64,959
379,794
263,581
4,243,063
2,878,230
7,308,902
5,337,966
28. (BEBAN)/PENGHASILAN LAIN-LAIN, BERSIH
General and administrative expenses Employee benefits Provision for doubtful receivables Depreciation and amortisation Repairs and maintenance Communications Provision for decline in market value of repossessed collateral Professional fees Travelling and transportation Taxes and licenses Stationery and other office expenses Others (below Rp 50 billion each)
28. OTHER (EXPENSES)/INCOME, NET
2005 Penghasilan dari bea balik nama Keuntungan pelepasan aktiva tetap Keuntungan pelepasan aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Keuntungan pembelian kembali hutang Kerugian atas pelepasan agunan yang diambil alih Selisih lebih biaya pengembangan perkebunan plasma atas nilai konversinya Kelebihan dana sehubungan dengan Penyelesaian Perjanjian Penjualan dan Pembelian saham Lain-lain
Selling expenses Sales commission Advertising and promotion Employee benefits Warehousing and packaging Depreciation and amortisation Others (below Rp 50 billion each)
2004
207,010 55,041 14,679
167,901 73,568 -
2,900
28,531
(702,457)
(200,252)
(44,333)
(26,314)
-
50,731
326,786
325,772
(140,374)
419,937
Halaman - 77 - Page
Income from vehicle registrations Gain on disposal of fixed assets Gain on disposal of assets not used in operations Gain on debt buy back Loss on disposal of repossessed assets Excess of plasma development costs over conversion value Excess funds in relation to Settlement of Agreement to Sell and Purchase Shares Others
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
29. INFORMASI SEGMEN
29. SEGMENT INFORMATION
Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of the Company's and subsidiaries’ industry segments are as follows:
Pendapatan bersih/Net revenue 2005
2004
Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
Antar segmen/ Inter segment
Jumlah/ Total
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
38,278,329 5,708,391 3,370,936 535,340
178,395 74,523 10,122
38,456,724 5,782,914 3,370,936 545,462
30,641,826 4,239,768 3,472,524 583,574
13,258,577
22,854
13,281,431
5,971,759
23,302
5,995,061
20,741
240
20,981
14,458
-
14,458
Jumlah Eliminasi*
61,172,314 -
61,458,448 (286,134)
44,923,909 -
Konsolidasian
61,172,314
61,172,314
44,923,909
286,134 (286,134) -
Beban pokok pendapatan/ Cost of revenue 2005 2004
Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
Antar segmen/ Inter segment
Jumlah/ Total
94,139 30,735,965 (14,117) 4,225,651 3,472,524 30,799 614,373
134,123 45,058,032 Total (134,123) (134,123) Elimination* -
44,923,909
Consolidated
Laba/(rugi) usaha/ Operating income/(loss) 2005 2004
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain -lain
33,273,340 1,454,173 1,907,582 342,972 10,680,570
26,473,816 1,278,986 1,910,949 393,715 4,712,480
7,531
3,848
Jumlah Eliminasi*
47,666,168 (216,730)
34,773,794 (163,289)
6,407,013 6,961
4,913,799 61,639
Konsolidasian
47,449,438
34,610,505
6,413,974
4,975,438
Beban bunga/ Interest expense 2005 2004
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
1,762,358 1,718,694 1,199,189 50,396 1,700,467 (24,091)
Jumlah aktiva / Total assets 2005 2004
1,425,840 1,297,434 1,295,273 52,392 863,985 (21,125)
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others Total Elimination* Consolidated
Jumlah kewajiban/ Total liabilities 2005 2004
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
184,238 31,958 19,418
302,116 115,642 20,062
16,702,172 15,555,877 3,191,715 518,804
12,351,523 15,301,064 3,382,821 568,241
6,266,674 9,913,748 487,089 233,928
6,178,433 8,410,480 1,228,701 239,918
201,896
75,358
10,749,405
6,894,697
6,522,950
3,632,123
-
-
978,345
1,090,298
29,735
179,463
Jumlah Eliminasi*
437,510 (15,666)
513,178 (12,486)
47,696,318 (710,456)
39,588,644 (443,591)
23,454,124 (699,415)
19,869,118 Total (443,678) Elimination*
Konsolidasian
421,844
500,692
46,985,862
39,145,053
22,754,709
19,425,440
* Eliminasi antar segmen industri.
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
Consolidated
* Eliminations between industry segments.
Halaman - 78 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
29. SEGMENT INFORMATION (continued)
Penyusutan/ Depreciation 2005 2004 Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain Konsolidasian
Pengeluaran modal/ Capital expenditure 2005 2004
544,376 82,810 175,791 61,997 706,153 4,822
477,886 64,245 161,937 69,538 297,290 1,091
1,261,377 231,752 463,614 69,850 3,113,716 17,986
928,219 137,649 292,642 67,619 889,017 1,931
1,575,949
1,071,987
5,158,295
2,317,077
Lihat Catatan 10 untuk rincian segmen dari bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
YANG
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others Consolidated
Refer to Note 10 for segment details of the share of results of associates and jointly controlled entities.
30. RELATED PARTY INFORMATION
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terutama meliputi transaksi-transaksi penjualan, pembelian, dan transaksi keuangan lainnya.
The Company and subsidiaries, in the normal course of business, engage in transactions with related parties principally consisting of sales, purchases and other financial transactions.
a.
a.
Sifat hubungan dan transaksi:
Nature of relationship and transactions:
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of the nature of relationships and transactions with related parties are as follows:
i.
i.
Anak perusahaan langsung dan tidak langsung Lihat Catatan 1 untuk rincian anak perusahaan langsung Perseroan.
ii.
Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Lihat Catatan 10 untuk rincian perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan.
Halaman - 79 - Page
Direct and indirect subsidiaries
Refer to Note 1 for details of the Company’s direct subsidiaries. ii.
Direct and indirect associates and jointly controlled entities Refer to Note 10 for details of the Company’s direct and indirect associates and jointly controlled entities.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) a.
Sifat hubungan dan transaksi: (lanjutan)
ii.
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
a.
Nature of relationship and transactions: (continued) ii.
Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung (lanjutan)
Direct and indirect associates and jointly controlled entities (continued)
Di bawah ini adalah anak perusahaan dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan:
Subsidiaries of direct and indirect associates and jointly controlled entities are disclosed as follows:
Melalui PT Astra Honda Motor
Through PT Astra Honda Motor
PT Suryaraya Rubberindo Industries Melalui PT GS Battery
Through PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia
Melalui PT Denso Indonesia
Through PT Denso Indonesia PT Denso Sales Indonesia
Melalui PT Traktor Nusantara
Through PT Traktor Nusantara
PT Swadaya Harapan Nusantara iii. Companies for which a substantial portion of the voting power is owned, directly or indirectly, by key management personnel (including close family members) and/or companies which have common key management personnel are as follows:
iii. Perusahaan yang hak suaranya dimiliki secara substansial, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh anggota manajemen kunci (termasuk anggota keluarga dekat) dan/atau perusahaan yang memiliki anggota manajemen kunci yang sama:
x x a)
b)
x x
PT Adira Dinamika Mobilindo a) PT Palingda Nasional b)
Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak September 2004. Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Mei 2005.
iv. Dimiliki oleh karyawan Perseroan dan anak perusahaan:
PT Daya Adira Mustika b) PT Inkoasku b)
a)
Not a related party since September 2004.
b)
Not a related party since May 2005.
iv. Owned by the Company’s subsidiaries’ employees:
and
Koperasi Karyawan Astra b.
b.
Pendapatan Rincian pendapatan yang diperoleh dari pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Halaman - 80 - Page
Revenue Details of revenue earned from related parties are as follows:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) b.
Pendapatan (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) b.
2005 % a) PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT United Tractors Semen Gresik PT AT Indonesia PT Denso Indonesia PT SCS Astragaphia Technologies b) PT Toyota-Astra Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa c) PT Traktor Nusantara PT Wahana Eka Paramitra PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia PT Kayaba Indonesia PT GS Battery PT Bank Permata Tbk d) PT Astra Auto Finance PT Denso Sales Indonesia PT Gemala Kempa Daya PT Fuji Technica Indonesia e) PT Adira Dinamika Mobilindo PT Pamapersada Nusantara f) f) PT United Tractors Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah a) b)
c) d)
e)
f)
Revenue (continued) 2004
Rp
% a)
Rp
1.30 0.43 0.05
797,693 264,312 30,435
1.08 0.45 0.02
485,349 204,068 8,990
0.05 0.04 0.04
28,262 21,842 21,824
0.03 0.02 0.00
14,989 9,342 611
0.03 0.03 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
16,836 15,707 9,036 6,635 5,669 5,082 4,035
0.02 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01
7,892 18,266 8,564 4,098 3,797 2,861
0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3,937 2,796 2,627 1,640 1,101 282 126 3,819
0.02 0.01 0.00 0.00 0.02 0.00 0.85 0.04 0.02 0.01
9,643 2,720 615 1,655 7,401 1,319 378,298 18,858 9,859 3,850
2.03
1,243,696
2.68
% terhadap jumlah pendapatan bersih. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak September 2004. Tidak dikonsolidasi sejak Desember 2004. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak November 2004. Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak September 2004. Dikonsolidasi sejak Juni 2004.
Pendapatan yang diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan berdasarkan persyaratan dan harga yang wajar (arm’s length basis).
Halaman - 81 - Page
1,203,045 a) b)
c) d)
PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT United Tractors Semen Gresik PT AT Indonesia PT Denso Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies b) PT Toyota-Astra Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa c) PT Traktor Nusantara PT Wahana Eka Paramitra PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia PT Kayaba Indonesia PT GS Battery PT Bank Permata Tbk d) PT Astra Auto Finance PT Denso Sales Indonesia PT Gemala Kempa Daya PT Fuji Technica Indonesia e) PT Adira Dinamika Mobilindo PT Pamapersada Nusantara f) f) PT United Tractors Tbk Others (below Rp 1 billion each) Total
% of total net revenue. A related party since September 2004. Deconsolidated since December 2004. A related party since November 2004.
e)
Not a related party since September 2004.
f)
Consolidated since June 2004.
Revenue earned from related parties is determined on an arm’s length basis.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) c.
Pembelian
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) c.
Purchases Details of purchases from related parties are as follows:
Rincian pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2005 % a)
2004 % a)
Rp
Rp
PT Toyota-Astra Motor PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT AT Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT Inti Ganda Perdana PT Daya Adira Mustika b) PT Gemala Kempa Daya PT SCS Astragraphia Technologies d) PT NHK Gasket Indonesia PT Palingda Nasionalb) PT Wahana Eka Paramitra PT Exedy Indonesia (dahulu PT Daikin Clutch Indonesia) PT Swadaya Harapan Nusantara PT Fuji Technica Indonesia PT Inkoasku b) c) PT Traktor Nusantara PT Suryaraya Rubberindo Industries PT Federal Nittan Industries PT Pandu Dayatama Patria e) PT United Tractors Tbk e) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
35.38 12.50 6.01 1.46 1.04 0.62
16,789,768 5,932,502 2,850,174 692,000 492,291 295,594
33.90 14.44 7.54 1.45 1.49 0.65
11,732,829 4,998,638 2,611,259 500,604 515,079 225,112
0.53 0.15 0.06 0.06 0.05 0.03 0.03 0.02
251,342 71,641 29,683 29,098 25,650 13,974 12,980 9,008
0.49 0.22 0.06 0.10 0.06 0.07 0.03 0.00
170,406 74,500 20,554 33,806 21,466 25,215 10,702 311
0.02 0.01 0.01 0.01
8,074 5,069 4,994 4,726
0.02 0.03 0.01 -
8,275 9,127 4,188 -
0.01 0.01 0.01 0.01 0.00
4,687 4,516 3,876 2,469 1,323
0.01 0.02 0.01
4,443 5,495 3,443
0.00 0.00
207 48
0.01 0.12 0.03 0.00
2,837 42,640 9,932 1
Jumlah
58.03
27,535,694
60.76
a) b)
c)
d)
e)
% terhadap jumlah beban pokok pendapatan. Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Mei 2005. Tidak dikonsolidasi sejak Desember 2004 (lihat Catatan 3b). Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak September 2004. Dikonsolidasi sejak Juni 2004.
Pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan berdasarkan persyaratan dan harga yang wajar (arm’s length basis).
Halaman - 82 - Page
21,030,862 a) b)
PT Toyota-Astra Motor PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT AT Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT Inti Ganda Perdana PT Daya Adira Mustika b) PT Gemala Kempa Daya PT SCS Astragraphia Technologies d) PT NHK Gasket Indonesia PT Palingda Nasional b) PT Wahana Eka Paramitra PT Exedy Indonesia (formerly PT Daikin Clutch Indonesia) PT Swadaya Harapan Nusantara PT Fuji Technica Indonesia PT Inkoasku b) c) PT Traktor Nusantara PT Suryaraya Rubberindo Industries PT Federal Nittan Industries PT Pandu Dayatama Patria e) PT United Tractors Tbk e) Others (below Rp 1 billion each)
Total
% of total cost of revenue. Not a related party since May 2005.
c)
Deconsolidated since December 2004 (refer to Note 3b).
d)
A related party since September 2004.
e)
Consolidated since June 2004.
Purchases from related parties determined on an arm’s length basis.
are
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) d.
Pendapatan bunga
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) d.
In 2005, interest income earned from cash at bank, time and call deposit placed in BP amounted to Rp 43.1 billion which represents 14.62% from interest income (2004: Rp 5.9 billion which represents 1.54% from interest income).
Selama tahun 2005, pendapatan bunga yang diperoleh atas penempatan bank, deposito berjangka dan call deposits pada BP sejumlah Rp 43,1 miliar yang merupakan 14,62% terhadap pendapatan bunga (2004: Rp 5,9 miliar yang merupakan 1,54% terhadap pendapatan bunga). e.
Kas dan setara kas
e.
2005
Deposito berjangka dan call deposits: Rupiah Mata uang asing Jumlah Persentase terhadap jumlah aktiva f.
2004
441,186 73,719
428,236 270,314
514,905
698,550
549,589 96,013
669,353 48,066
645,602
717,419
1,160,507
1,415,969
2.47%
3.62% f.
Piutang usaha dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2005
a)
Cash at bank: Rupiah Foreign currencies Time and call deposits:
Piutang usaha
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT AT Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT United Tractors Semen Gresik PT Mesin Isuzu Indonesia PT Denso Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT Wahana Eka Paramitra PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa Myanmar Astra Chinte Motor Ltd a) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents include cash at bank and time and call deposits with BP. Details of balances with BP are as follows:
Kas dan setara kas meliputi saldo bank dan deposito berjangka dan call deposits pada BP. Rincian saldo pada BP adalah sebagai berikut: Bank: Rupiah Mata uang asing
Interest income
Percentage to total assets
Trade receivables from related parties are as follows: 2004 80,927 51,111 3,306 1,903 2,844 1,857 1,571 -
1,191 1,178 1,054 974 612 1,848
1,548 1,336 1,915 1,750 1,656 2,052
200,044
153,776 a)
Halaman - 83 - Page
Total
Trade receivables
138,704 38,402 4,166 3,397 2,789 2,609 1,926 1,194
Dilikuidasi pada tahun 2005
Rupiah Foreign currencies
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT AT Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT United Tractors Semen Gresik PT Mesin Isuzu Indonesia PT Denso Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT Wahana Eka Paramitra PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa Myanmar Astra Chinte Motor Ltd a) Others (below Rp 1 billion each)
Liquidated in 2005
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) f.
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) f.
Piutang usaha (lanjutan) 2005 Mata uang asing: PT United Tractors Semen Gresik PT SCS Astragraphia Technologies PT Gemala Kempa Daya Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
2004
5,406 1,080
5,590 270
216
1,989 154
6,702
8,003
206,746 -
161,779 (1,656)
Provision for doubtful receivables
Jumlah
206,746
160,123
Total
0.44%
0.41%
Piutang lain-lain
g.
Piutang lain-lain dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2005 Rupiah: Piutang karyawan 204,483 PT Mesin Isuzu Indonesia 16,145 PT Marga Mandalasakti a) 13,543 PT Astra Honda Motor 8,782 PT Astra Daihatsu Motor 3,510 PT Toyota-Astra Motor 2,747 PT Traktor Nusantara 1,784 PT Kayaba Indonesia 1,364 Myanmar Astra Chinte Motor Ltd b) Lain-lain (masing-masing 1,949 di bawah Rp 1 miliar) 254,307 Mata uang asing: PT Fuji Technica Indonesia 51,523 Lain-lain (masing-masing 187 di bawah Rp 1 miliar) 51,710
b)
Percentage to total assets
Other receivables Other receivables from related parties are as follows: 2004 173,147 16,161 9,477 1,133 127 501 4 4,810 668
Rupiah: Loans to officers and employees PT Mesin Isuzu Indonesia PT Marga Mandalasakti a) PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Traktor Nusantara PT Kayaba Indonesia Myanmar Astra Chinte Motor Ltd b) Others (below Rp 1 billion each)
206,028 53,276 1,048
Foreign currencies: PT Fuji Technica Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
54,324
Penyisihan piutang ragu-ragu
306,017 (16,600)
260,352 (21,410)
Provision for doubtful receivables
Jumlah
289,417
238,942
Total
0.62%
0.61%
Persentase terhadap jumlah aktiva a)
Foreign currencies: PT United Tractors Semen Gresik PT SCS Astragraphia Technologies PT Gemala Kempa Daya Others (below Rp 1 billion each)
Penyisihan piutang ragu-ragu
Persentase terhadap jumlah aktiva g.
Trade receivables (continued)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Juli 2005 Dilikuidasi pada tahun 2005
Halaman - 84 - Page
a) b)
Percentage to total assets
A related party since July 2005 Liquidated in 2005
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) g.
h.
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued) g. Other receivables (continued)
Piutang lain-lain (lanjutan) Semua piutang lain-lain tidak dikenakan bunga, kecuali piutang dari PT Fuji Technica Indonesia dan MMS yang masing-masing dibebani bunga sebesar 1,5% dan 13,9% per tahun (2004: dari PT Toyota-Astra Motor dan PT Fuji Technica Indonesia sebesar 1,2% - 2,3%).
All other receivables are non-interest bearing, except receivables from PT Fuji Technica Indonesia and MMS that earn interest at rates 1.5% and 13.9% per annum, respectively (2004: from PT Toyota-Astra Motor and PT Fuji Technica Indonesia at rates 1.2% - 2.3%).
Perseroan membukukan penyisihan karena kemungkinan tertagihnya beberapa piutang lainlain tersebut dianggap tidak pasti.
The Company has recorded a provision as the collectibility of some other receivables is considered to be doubtful.
Hutang usaha
h.
Hutang usaha kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2005
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Denso Indonesia PT Century Batteries Indonesia PT Kayaba Indonesia PT AT Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Inti Ganda Perdana PT Traktor Nusantara PT Inkoasku Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Mata uang asing: PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT Tri Dharma Wisesa PT Mesin Isuzu Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Jumlah Persentase terhadap jumlah kewajiban
Trade payables Trade payables to related parties are as follows: 2004
430,421 366,902 80,474 47,999 32,303 31,841
531,719 345,100 72,201 84,378 43,407 33,779
19,487 6,236 3,422 2,591
22,903 5,161 2,762 21
1,353 457 2,992
4,314 1,516 1,392 4,472
1,026,478
1,153,125
16,319 12,252
13,466 18,110
1,364
290
1,015 246
986 114,716 -
31,196
147,568
1,057,674
1,300,693
4.65%
6.70%
Halaman - 85 - Page
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Denso Indonesia PT Century Batteries Indonesia PT Kayaba Indonesia PT AT Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Inti Ganda Perdana PT Traktor Nusantara PT Inkoasku Others (below Rp 1 billion each)
Foreign currencies: PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT Tri Dharma Wisesa PT Mesin Isuzu Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
Total Percentage to total liabilities
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) i.
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
Pinjaman bank lainnya
i.
Other bank loans represent Rupiah investment credits of BP as at 31 December 2005 of Rp 4.9 billion and represents 0.02% of total liabilities (2004: Rp 6.4 billion or 0.03%).
Pinjaman bank lainnya merupakan kredit investasi Rupiah dari BP pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sejumlah Rp 4,9 miliar yang merupakan 0,02% terhadap jumlah kewajiban (2004: Rp 6,4 miliar atau 0,03%). j.
Hutang lain-lain
j.
2005
2004 Rupiah: PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT SCS Astragraphia Technologies PT Astra Honda Motor Others (below Rp 1 billion each)
10,736 7,730 4,774
32 2,998 8,149
2 1,610
1,372 119
24,852
12,670
5,242 681
1,668
523
41
6,446
1,709
Jumlah
31,298
14,379
Total
Persentase terhadap jumlah kewajiban
0.14%
0.07%
Percentage to total liabilities
Mata uang asing: PT Swadaya Harapan Nusantara PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar )
Hutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dikenakan bunga. k.
Other payables Other payables to related parties are as follows:
Hutang lain-lain kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Rupiah: PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT SCS Astragraphia Technologies PT Astra Honda Motor Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Other bank loans
Hutang sewa guna usaha
Foreign currencies: PT Swadaya Harapan Nusantara PT SCS Astragraphia Technologies Others (below Rp 1 billion each)
Other payables to related parties are non-interest bearing. k.
Hutang sewa guna usaha merupakan hutang pembiayaan kepada PT Komatsu Astra Finance pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sejumlah Rp 218,9 miliar dan merupakan 0,96% terhadap jumlah kewajiban.
Halaman - 86 - Page
Obligations under finance leases Obligations under finance leases represent financing payable to PT Komatsu Astra Finance, which as at 31 December 2005 amounted to Rp 218.9 billion and represents 0.96% of total liabilities.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
31. UNDERLYING PROFIT
31. UNDERLYING PROFIT
Underlying profit adalah laba di luar penghasilan atau beban yang nilainya material dan timbul dari kejadian atau transaksi yang tidak berasal dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk seringkali terjadi atau terjadi secara teratur.
Underlying profit represents net income excluding income or expense items arising from events or transactions that are material in value and are clearly distinct from the ordinary activities of the enterprise and are therefore not expected to occur frequently or regularly.
Rekonsiliasi antara laba bersih dan underlying profit adalah sebagai berikut:
A reconciliation of net income and underlying profit is as follows:
Laba bersih Keuntungan atas pelepasan investasi Keuntungan atas selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Underlying profit
2005
2004
5,457,285 -
5,405,506 (323,587)
Net income Gain on disposal of investments
-
(116,016)
Gain on difference arising from restructuring transactions of entities under common control Underlying profit
5,457,285
32. LABA BERSIH DAN UNDERLYING PROFIT PER SAHAM Laba per saham dan underlying profit per saham dihitung dengan membagi laba bersih dan underlying profit dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan.
Laba per saham: Laba bersih Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar (dalam ribuan) Laba per saham (dalam satuan Rupiah) Underlying profit per saham: Underlying profit Underlying profit per saham (dalam satuan Rupiah)
4,965,903
32. NET EARNINGS AND UNDERLYING PROFIT PER SHARE Earnings per share and underlying profit per share are calculated by dividing net income and underlying profit by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
2005
2004
5,457,285
5,405,506
4,048,355
4,047,865
1,348
1,335
5,457,285
4,965,903
1,348
1,227
Halaman - 87 - Page
Earnings per share: Net income Weighted average number of ordinary shares outstanding (in thousands) Earnings per share (full Rupiah) Underlying profit per share: Underlying profit Underlying profit per share (full Rupiah)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI a.
b.
Perjanjian jaminan perusahaan
33. AGREEMENTS, CONTINGENCIES a.
COMMITMENTS
AND
Corporate guarantee agreements
Marubeni Corporation dan Itochu Corporation (“Penjamin”) adalah pihak-pihak yang menjamin pinjaman PT Astra Multi Finance (“AMF”), anak perusahaan. Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan Penjamin di mana dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa Perseroan akan bertanggung jawab secara proporsional atas setiap pembayaran yang dilakukan oleh Penjamin.
Marubeni Corporation and Itochu Corporation (the “Guarantors”) are parties to a guarantee for loans taken out by PT Astra Multi Finance (“AMF”), a subsidiary. The Company has entered into an agreement with the Guarantors under which the Company will share proportionally with the Guarantors any payments called on them.
Saldo pinjaman yang terkait pada tanggal 31 Desember 2005 adalah USD 15 juta dan Rp 108,7 miliar (2004: USD 18 juta dan Rp 102 miliar) (lihat Catatan 14 dan 17b).
The balances of the underlying loans as at 31 December 2005 are USD 15 million and Rp 108.7 billion (2004: USD 18 million and Rp 102 billion) (refer to Notes 14 and 17b).
Anak perusahaan tertentu telah menerbitkan jaminan perusahaan untuk fasilitas kredit yang diperoleh anak perusahaan tidak langsung lainnya dan perusahaan asosiasi tertentu sampai sebatas kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi tersebut. Jumlah pinjaman yang terkait dengan jaminan tersebut adalah Rp 100,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2005 (2004: Rp 106,3 miliar).
Certain subsidiaries have issued corporate guarantees for credit facilities obtained by indirect subsidiaries and certain associated companies to the extent of the subsidiaries interest in the associates. The oustanding loans which relate to the guarantees amounted to Rp 100.3 billion as at 31 December 2005 (2004: Rp 106.3 billion).
Perseroan dan anak perusahaan tertentu juga mengeluarkan Letter of Awareness untuk fasilitas pinjaman yang diperoleh perusahaan afiliasi. Pada tanggal 11 Agustus 2004, Perseroan menerbitkan Letter of Awareness kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan Mizuho Global Ltd, sehubungan dengan fasilitas pinjaman hasil restrukturisasi yang diperoleh FSCM (lihat Catatan 17a).
The Company and certain subsidiaries also issued Letters of Awareness for credit facilities obtained by affiliates. On 11 August 2004, the Company issued a Letter of Awareness to Sumitomo Mitsui Banking Corporation and Mizuho Global Ltd in respect of the restructured loan facility obtained by FSCM (refer to Note 17a).
Perjanjian Saham
Penjualan
dan
Pembelian
b.
Pada tanggal 22 Desember 1995, Perseroan menandatangani Perjanjian Penjualan dan Pembelian Saham (“PPPS”) dengan PT Pandu Dian Pertiwi (“PDP”) di mana PDP diberi opsi untuk menjual sahamnya di PT Astra Agro Niaga (sekarang AAL) kepada Perseroan dengan harga sejumlah USD 50 juta. Periode opsi tersebut adalah 15 November 2000 hingga 15 Desember 2000.
Halaman - 88 - Page
Agreement to Sell and Purchase Shares
On 22 December 1995, the Company entered into an Agreement to Sell and Purchase Shares (“ASPS”) with PT Pandu Dian Pertiwi (“PDP”), whereby PDP was granted the option to sell its shares in PT Astra Agro Niaga (now AAL) to the Company at a price of USD 50 million. The option exercise period was 15 November 2000 up to 15 December 2000.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) b.
c.
Perjanjian Penjualan dan Pembelian Saham (lanjutan)
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) b.
AND
Agreement to Sell and Purchase Shares (continued)
Pada akhir periode pelaksanaan opsi, PDP telah melaksanakan opsi jualnya dan setuju untuk menangguhkan pelaksanaan opsi jual tersebut sampai tanggal 15 Juni 2004. Sebagai kompensasinya, Perseroan setuju untuk membayar denda tahunan sebesar USD 5 juta. Dalam suatu kondisi tertentu, PDP akan mengembalikan denda yang telah dibayarkan Perseroan ke PDP.
At the end of the option exercise period, PDP exercised its option and agreed to defer the implementation date to 15 June 2004. As compensation, the Company agreed to pay an annual penalty to PDP amounting to USD 5 million. Under certain conditions, PDP would return to the Company the penalty amounts paid to PDP.
Pada tanggal 30 Juni 2004, Perseroan menyelesaikan pelaksanaan opsi tersebut dengan membeli 103.273.350 saham AAL dari PDP dengan harga USD 50 juta.
On 30 June 2004, the Company settled the option, acquiring 103,273,350 shares of AAL from PDP for a consideration of USD 50 million.
Sehubungan dengan akumulasi denda yang dibayarkan Perseroan kepada PDP sehubungan dengan penangguhan opsi sejak tahun 2000 sampai tanggal pelaksanaan opsi, Perseroan memiliki klaim atas sisa saldo di Escrow Account sebesar USD 12,1 juta, setara dengan Rp 118,9 miliar (2004: USD 12,1 juta, setara dengan Rp 112,5 miliar). Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, tidak ada piutang berkaitan dengan klaim ini yang diakui oleh Perseroan karena Perseroan menganggap klaim ini hanya sebagai aktiva kontinjen.
In respect of accumulated penalty that had been paid by the Company to PDP in relation to the deferral of the option from 2000 up to the settlement date, the Company has made a claim for the remaining balance in the Escrow Account of USD 12.1 million, equivalent to Rp 118.9 billion (2004: USD 12.1 million, equivalent to Rp 112.5 billion). As at 31 December 2005 and 2004, no receivable in respect of this claim has been recorded by the Company as it is considered to be a contingent asset only.
Dalam suatu kondisi tertentu, Perseroan dapat meminta PDP untuk segera membeli kembali saham-saham AAL yang dibeli oleh Perseroan dengan harga yang sama. Tidak ada batas waktu atas pelaksanaan opsi tersebut. Sampai dengan tanggal laporan ini, opsi tersebut belum dilaksanakan.
Under certain conditions, the Company is able to request PDP to immediately buy back the AAL shares purchased by the Company at the price paid. There is no time limit of the option exercise. As at the date of this report, the option has not been exercised.
Perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang dan distributor
c.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu mempunyai berbagai perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distribusi dengan para pemberi lisensi berikut:
Halaman - 89 - Page
Licensing, technical assistance, royalty, trademark and distributorship agreements The Company and certain subsidiaries have existing licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership and distributorship agreements with the following licensors:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) c.
Perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang dan distributor (lanjutan)
x x x x x x x x x x d.
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
Aisin Chemical Co Ltd, Japan Aisin Seiki Co Ltd, Japan Alphagraphics Inc, USA Automobiles Peugeot, France BMW AG, Germany PT BMW Indonesia Daido Amistar Co Ltd, Japan Daido Kogyo Co Ltd, Japan Fuji Xerox Co Ltd, Japan Isuzu Motors Ltd, Japan
Perjanjian usaha bersama (joint operation)
c.
x x x x x x x x x x
AND
Licensing, technical assistance, royalty, trademark and distributorship agreements (continued)
Kawasaki Industrial Co Ltd, Japan PT Astra Daihatsu Motor PT Astra Honda Motor PT Komatsu Indonesia PT Toyota-Astra Motor Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd, Singapore Mahle Izumi Corporation, Japan Metalart Corporation, Japan Nissan Diesel Motor Co Ltd, Japan Teito Rubber Ltd, Japan d.
Joint operation agreements
PT Intertel Nusaperdana dan PT Astratel Nusantara
PT Intertel Nusaperdana and PT Astratel Nusantara
PT Intertel Nusaperdana dan Astratel (keduanya merupakan anak perusahaan Perseroan) mempunyai kepemilikan 100% pada KIA, yang membangun fasilitas telekomunikasi berdasarkan Pola Bagi Hasil dengan Telkom.
PT Intertel Nusaperdana and Astratel (both subsidiaries of the Company) had a 100% equity interest in KIA to construct telecommunication facilities under a Revenue Sharing Program with Telkom.
Selama periode bagi hasil, KIA menerima pendapatan tetap sebesar jumlah tertentu seperti yang tertera pada amandemen ketiga Perjanjian Pola Bagi Hasil.
During the revenue sharing period, the revenue of KIA was fixed at an amount specified in the third amendment to the Revenue Sharing Program Agreement.
Pada tanggal 28 Februari 2005, Perjanjian Pola Bagi Hasil ini telah berakhir, dan kepemilikan atas fasilitas telekomunikasi tersebut telah dialihkan kepada Telkom.
On 28 February 2005, the Revenue Sharing Agreement expired and the ownership of the telecommunication facilities were transferred to Telkom.
PT Indonesia Network
PT Indonesia Network
PT Indonesia Network (“IN”), anak perusahaan Astratel, menandatangani amandemen kedua terhadap perjanjian kerjasama (“PKS”) berdasarkan pola bagi hasil dengan Telkom dalam penyediaan fasilitas layanan akses multimedia kecepatan tinggi yang disebut Layanan Telkom-Multimedia Access di Surabaya.
PT Indonesia Network (“IN”), a subsidiary of Astratel, signed a second amendment to a joint operation agreement (“PKS”) under a revenue sharing scheme with Telkom in providing a highspeed multimedia access facility called Layanan Telkom-Multimedia Access in Surabaya.
Halaman - 90 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) d.
e.
Perjanjian usaha bersama (joint operation) (lanjutan)
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) d.
AND
Joint operation agreements (continued)
PT Indonesia Network (lanjutan)
PT Indonesia Network (continued)
Berdasarkan perjanjian di atas, masa bagi hasil berlangsung selama 4 tahun yang dimulai pada Januari 2005. Pada akhir masa bagi hasil, kepemilikan atas aset tersebut dialihkan kepada Telkom.
Based on the above agreement, the revenue sharing period will last for 4 years, starting from January 2005. At the end of the revenue sharing period, ownership of the facilities will be transferred to Telkom.
Selama masa bagi hasil, IN akan menerima pendapatan sebesar persentase tertentu seperti yang tertera pada amandemen kedua PKS tersebut.
During the revenue sharing period, IN will receive revenue based on a certain percentage as stated in the second amendment to PKS .
Perkebunan plasma
e.
Plasma plantation
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia, hak guna usaha tertentu untuk perkebunan diberikan kepada pengembang apabila pengembang bersedia untuk mengembangkan areal perkebunan untuk petani plasma lokal, di samping mengembangkan perkebunan miliknya sendiri. Perkebunan plasma dikembangkan dengan pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (“PIR-Trans”) dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (“KKPA”). Pengembangan plasma ini didanai dengan pinjaman bank (fasilitas kredit investasi), yang disalurkan kepada pengembang selama masa penanaman sampai periode sebelum tanaman menghasilkan.
In accordance with Indonesian Government policy, land rights for plantations are granted conditional upon the grower's agreement to develop areas for local plasma farmers, in addition to developing their own plantations. Plasma plantations are developed under “Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi” (“PIRTrans”) and “Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya” (“KKPA”) schemes. Plasma development is funded by bank loans (investment credit facilities), which are granted to the grower at the cultivation stage for the period up to the growing period of the crops.
Selama masa penanaman, kredit investasi tersebut dijamin dengan tanah dan tanaman perkebunan plasma serta semua aktiva yang berada di atasnya, piutang penjualan buah dari kebun plasma, dan jaminan dari anak perusahaan tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah saldo kredit termasuk bunga adalah sebesar Rp 124,9 miliar (2004: Rp 171,3 miliar).
During the cultivation stage, the investment credit facilities are secured by plasma plantations and all assets located on the plantations, future receivables from sales of the plasma crops and corporate guarantees of certain subsidiaries. As at 31 December 2005, the total outstanding investment credit including interest amounted to Rp 124.9 billion (2004: Rp 171.3 billion).
Pada saat mulai menghasilkan, perkebunan plasma akan dialihkan kepada petani plasma, di mana petani plasma berkewajiban untuk menjual hasil panennya kepada pengembang dan mencicil kredit investasi tersebut melalui pemotongan dari hasil penjualannya.
Upon maturity of the plantations, the plasma plantations are transferred to the plasma farmers, who are obliged to sell their harvest to the grower and repay the investment credit loans via deductions from sales proceeds.
Halaman - 91 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) e.
f.
Perkebunan plasma (lanjutan)
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) e.
AND
Plasma plantation (continued)
Sehubungan dengan pola PIR Trans, anak perusahaan AAL tertentu bertanggung jawab untuk menjamin dan mengadministrasikan pengembalian kredit yang diperoleh dari petani peserta PIR Trans.
In respect of the PIR Trans scheme, certain subsidiaries of AAL are committed to guarantee and administer repayment of plasma farmers’ loans.
Sedangkan sehubungan dengan pola KKPA, anak perusahaan AAL tersebut menjamin pembayaran kembali pinjaman petani plasma ke bank sampai lunas.
In respect of the KKPA scheme, certain subsidiaries of AAL guarantee the repayment of plasma farmers’ loans to the banks.
Fasilitas kredit
f.
Credit facilities
Pada tanggal 31 Desember 2005, Perseroan dan beberapa anak perusahaan tertentu memiliki fasilitas kredit untuk modal kerja, kredit investasi, bank garansi, letter of credit, dan kontrak valuta asing. Fasilitas yang belum digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan tertentu berjumlah Rp 4,68 triliun pada tanggal 31 Desember 2005.
As at 31 December 2005, the Company and certain subsidiaries have credit facilities for working capital, investment credits, bank guarantees, letters of credit and foreign exchange contracts. Total unused facilities of the Company and certain subsidiaries amounted to Rp 4.68 trillion as at 31 December 2005.
Selain itu, beberapa anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa bank, di mana pihak bank akan menyalurkan fasilitas kredit untuk pembiayaan konsumen bersama dengan anak perusahaan tersebut. Sesuai dengan perjanjian itu, umumnya jumlah dana yang akan disediakan oleh masing-masing pihak adalah minimum 10% dari anak perusahaan dan maksimum 90% dari pihak bank. Jumlah pembiayaan yang disediakan oleh bank pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 31,62 triliun (2004: Rp 20,50 triliun).
In addition, certain financial services subsidiaries entered into cooperation agreements with banks, whereby the banks will provide joint consumer financing facilities together with the subsidiaries. Under the agreements, generally the amount of funds to be financed by each party represents a minimum of 10% from the subsidiaries and a maximum 90% from the banks. The balance of the credit facilities provided by the banks as at 31 December 2005 amounted to Rp 31.62 trillion (2004: Rp 20.50 trillion).
Atas transaksi ini, risiko yang ditanggung oleh anak perusahaan tergantung dari syarat-syarat sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian pembiayaan bersama.
For these transactions, the risks assumed by the subsidiaries depend on the terms stated in the joint financing agreements.
Halaman - 92 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) g.
h.
Jasa konstruksi penambangan
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) g.
AND
Mining contracting services
Pama menyediakan jasa penambangan untuk beberapa perusahaan termasuk PT Adaro Indonesia (“Adaro”) dan PT Indominco Mandiri (“Indominco”). Kontrak dengan Adaro dan Indominco akan berakhir masing-masing pada tahun 2007 dan 2010. Penghasilan dari jasa yang diberikan kepada Adaro dan Indominco untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 masing-masing adalah sebesar Rp 2,02 triliun dan Rp 1,24 triliun (2004: Rp 1,63 triliun dan Rp 1,01 triliun).
Pama provides mining services to a number of companies including PT Adaro Indonesia (“Adaro”) and PT Indominco Mandiri (“Indominco”). The contracts with Adaro and Indominco will expire in 2007 and 2010, respectively. Revenue from services provided to Adaro and Indominco for the year ended 31 December 2005 amounted to Rp 2.02 trillion and Rp 1.24 trillion, respectively (2004: Rp 1.63 trillion and Rp 1.01 trillion, respectively).
Pada bulan April 2004, Pama menandatangani perjanjian penyediaan jasa penambangan selama 12 tahun dengan KPC untuk operasi penambangan di Bendili Sangata, Kalimantan Timur, yang dimulai pada bulan September 2004. Penghasilan dari jasa yang diberikan kepada KPC untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 928 miliar (2004: Rp 17 miliar).
In April 2004, Pama entered into a twelveyear mining services contract with KPC for operations at the Bendili Sangata mine site (East Kalimantan), which commenced in September 2004. Revenue from services provided to KPC for the year ended 31 December 2005 amounted to Rp 928 billion (2004: Rp 17 billion).
Sebagai bagian dari perjanjian ini, Pama menandatangani Perjanjian Pinjaman dan Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi (lihat Catatan 6b).
As part of this contractual arrangement, Pama entered into Loan Facility and Consulting Fee Agreements with Bumi (refer to Note 6b). h.
Gugatan Bapedal PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), anak perusahaan AAL, menerima gugatan hukum dari Badan Pengawas Dampak Analisa Lingkungan Riau (“Bapedal Riau”) akibat polusi yang disebabkan oleh kebakaran hutan ketika mengadakan pembersihan lahan, dengan jumlah gugatan sebesar Rp 709 miliar. Keberatan atas tuntutan hukum ini diajukan kepada Bapedal Riau dan Kejaksaan Negeri Riau dengan dasar bahwa areal tersebut telah diserahkan kepada koperasi setempat dan kebakaran tersebut bukan disebabkan oleh EDI. Saat ini, pengadilan sedang melakukan tindakan hukum terhadap koperasi, namun gugatan hukum oleh Bapedal Riau kepada EDI belum dicabut.
Halaman - 93 - Page
Bapedal Claim PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), subsidiary of AAL, received a lawsuit from Badan Pengawas Dampak Analisa Lingkungan Riau (“Bapedal Riau”) alleging pollution caused by fire during land clearing for an approximate claim of Rp 709 billion. An objection against this lawsuit has been filed to the Bapedal Riau and the Riau Disctrict Attorney on the basis that the area had already been handed over to a local cooperative and the fire had not been started by EDI. Whilst the court is now taking action against the cooperative, the lawsuit to EDI by Bapedal Riau has not yet been cancelled.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) i.
Tuntutan PT Era Giat Prima
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) i.
AND
PT Era Giat Prima Claim
Pada tanggal 24 September 1999, PT Era Giat Prima (“EGP”) mengajukan gugatan terhadap BP sehubungan dengan Perjanjian Pengalihan/ Cessie atas tagihan Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) dan Bank Umum Nasional (“BUN”) dimana BP dianggap telah melakukan wanprestasi terhadap EGP. EGP mengajukan sita terhadap tanah dan bangunan milik BP serta ganti kerugian sebesar Rp 2,54 triliun dan meminta agar dinyatakan sebagai pemilik dana hasil pencairan piutang tersebut sebesar Rp 546,5 miliar yang disimpan dalam Escrow Account. BP mengajukan gugatan balik (rekonpensi) kepada EGP dengan menuntut agar dana yang berada dalam Escrow Account tersebut adalah milik BP, mengingat Perjanjian Pengalihan/Cessie telah dibatalkan oleh Surat Keputusan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) No. 423 tanggal 15 Oktober 1999.
On 24 September 1999, PT Era Giat Prima (“EGP”) filed a lawsuit against BP in relation to a Transfer/Cessie Agreement for Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) and Bank Umum Nasional (“BUN”) alleging that BP had breached its agreement with EGP. EGP claimed confiscation of BP’s land and buildings and compensation for losses amounting to Rp 2.54 trillion asserting that it be recognised as owner of the funds amounting to Rp 546.5 billion, which are currently deposited in an Escrow Account. BP submitted a counter suit, asserting that the funds in the Escrow Account belong to BP, on the grounds that the Transfer/Cessie Agreement had already been cancelled by Decision Letter from the Chairman of Indonesian Banking Restructuring Agency (“IBRA”) No. 423 dated 15 October 1999.
Pada tanggal 18 April 2000, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan Perjanjian Pengalihan/Cessie atas tagihan BDNI dan BUN dari BP kepada EGP adalah sah dan mengikat sehingga EGP berhak atas dana yang disimpan dalam Escrow Account. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi DKI pada tanggal 23 Maret 2001. Selanjutnya pada tanggal 6 Juni 2001, BP mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (“MA”) dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 18 Juni 2001. Perkara Kasasi tersebut telah diputus oleh MA pada tanggal 8 Maret 2004 dengan inti putusan adalah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 23 Maret 2001 dan menyatakan bahwa dana Escrow Account adalah milik BP.
On 18 April 2000, the South Jakarta District Court declared that the Transfer/Cessie Agreement for BDNI’s and BUN’s claims from BP to EGP was valid and binding and EGP was entitled to the funds placed in the Escrow Account. This decision was upheld by the High Court of Jakarta on 23 March 2001. Subsequently, on 6 June 2001, BP filed an appeal to the Supreme Court of the Republic Indonesia (“Supreme Court”) and submitted a Cassation Memorandum on 18 June 2001. The cassation case was decided by the Supreme Court on 8 March 2004 which cancelled the Jakarta High Court Decision of 23 March 2001 and stated that the Escrow Account belongs to BP.
Pada tanggal 29 November 2005, BP menerima Surat Pemberitahuan Resmi dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas diajukannya Peninjauan Kembali oleh EGP atas putusan Kasasi MA. Terhadap upaya hukum Peninjauan Kembali tersebut, BP telah mengajukan Kontra Memori Peninjauan Kembali pada tanggal 28 Desember 2005. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Peninjauan Kembali tersebut sedang dalam proses.
On 29 November 2005, BP received an Official Notification Letter from the South Jakarta District Court of a request for a Judicial Review of the decision of the Supreme Court. In response to the request of the Judicial Review, BP filed a Judicial Review Counter Memorandum on 28 December 2005. As at the date of the consolidated financial statements, the Judicial Review is still in the process.
Halaman - 94 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
33. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan) i.
j.
Tuntutan PT Era Giat Prima (lanjutan)
33. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued) i.
AND
PT Era Giat Prima Claim (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004, BP telah membukukan hutang dan piutang sejumlah Rp 546,5 miliar untuk dana yang tersimpan di Escrow Account.
As at 31 December 2005 and 2004, BP has recorded both a payable and a receivable for the Rp 546.5 billion held in the Escrow Account on the basis that the funds belong to BP.
Terhadap perkara lain yang terkait dengan Perjanjian Pengalihan/Cessie antara BP dengan EGP, EGP telah menggugat surat keputusan BPPN yang membatalkan Perjanjian Cessie di Pengadilan Tata Usaha Negara. MA telah mengabulkan permohonan kasasi BPPN dan menolak gugatan EGP. Selanjutnya EGP mengajukan peninjauan kembali kepada MA. Sampai dengan tanggal laporan ini, BP belum menerima informasi atas perkembangan perkara tersebut.
In other legal cases related to the Transfer/Cessie Agreement between BP and EGP, EGP had filed lawsuits against IBRA’s decision letter to cancel the Cessie Agreement at the State Administrative Court. The Supreme Court accepted IBRA’s position and rejected EGP’s claims. EGP subsequently requested a Judicial Review of the Supreme Court’s decision. As at the date of this report, BP has not received information about the progress of the case.
Surat Ketetapan Pajak
j.
Tax Assessments
Pada tanggal 21 Desember 2004 dan 24 Desember 2004, Kantor Pelayanan Pajak (“KPP”) Wajib Pajak Besar Satu menerbitkan SKPKB dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (“SKPKBT”) atas 5 Bank Peserta Penggabungan (PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot) untuk tahun pajak 2001 dan 2002 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 411,8 miliar. BP mengajukan permohonan kepada KPP Wajib Pajak Besar Satu untuk meminta penjelasan lebih lanjut atas jumlah perhitungan yang tertera pada SKPKB dan SKPKBT beserta dasar-dasar perhitungannya. Namun tanggapan KPP Wajib Pajak Besar Satu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas perhitungan tersebut dan oleh karena itu, BP mengajukan keberatan atas SKPKB dan SKPKBT tersebut.
On 21 December 2004 and 24 December 2004, the Large Tax Office I (“LTO I”) issued an Assessment Letter of Tax Underpayment (“SKPKB”) and an Assessment Letter of Additional Tax Underpayment (“SKPKBT”) for 5 Merged Banks Under Restructuring (PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia and PT Bank Patriot) for the fiscal years 2001 and 2002 for a total amount of Rp 411.8 billion. BP requested the LTO I to provide further explanation of the computation of the amounts stated in the SKPKB and SKPKBT together with the basis of computation. However the response by the LTO I did not provide any further explanation of the computation and BP has therefore objected to these assessments.
Selama tahun 2005, untuk sementara waktu BP melakukan pembayaran sebagian dari SKPKB dan SKPKBT yaitu sejumlah Rp 255,4 miliar melalui penyetoran dan pemindahbukuan.
During 2005, BP provisionally paid part of the SKPKB and SKPKBT amounting to Rp 255.4 billion, through payment and by way of offset.
Manajemen BP berkeyakinan bahwa surat-surat ketetapan pajak tersebut diterbitkan tanpa dasar dan oleh karena itu tidak diperlukan adanya tambahan penyisihan untuk pajak yang belum dibayar sebesar Rp 156,5 miliar.
The management of BP believes that the tax assessments were issued without merit and as a result no additional provision is considered necessary for the unpaid tax assessments of Rp 156.5 billion.
Selanjutnya, berdasarkan surat tanggal 8 dan 9 Maret 2006, DJP menolak keberatan yang diajukan BP. BP sedang mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas masalah ini ke Pengadilan Pajak.
Subsequently, based on letters dated 8 and 9 March 2006, the DGT has rejected BP’s objection. BP is considering appealing the case to the Tax Court.
Halaman - 95 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
34. KOMPENSASI BERBASIS SAHAM KARYAWAN
34. EMPLOYEE SHARE-BASED COMPENSATION
Perseroan memiliki program Kompensasi Berbasis Saham Karyawan/opsi saham karyawan untuk para karyawan dan eksekutif dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah opsi/ Total options
Tanggal pemberian opsi/ Grant date
Pemberian tahap I
32,420,500
19 Mei/May 1999
Pemberian tahap II
37,579,500
19 Mei/May 2000
The Company had Employee Share-Based Compensation/employee stock options for its employees and executives as follows:
Periode eksekusi/ Exercise period 19 Mei/May 2000 sampai/to 19 Mei/May 2002 19 Mei/May 2001 sampai/to 19 Mei/ May 2003 (telah diperpanjang menjadi/extended to 18 Mei/May 2004)
Harga eksekusi per saham (dalam satuan Rupiah)/ Exercise price per share (full Rupiah)
Beban kompensasi/ Compensation cost
1,800
25,550
Grant I
3,325
42,349 Grant II
67,899
Opsi tersebut diberikan kepada karyawan dan eksekutif Perseroan dan anak perusahaan (tidak termasuk anak perusahaan yang telah memiliki program opsi saham karyawan sendiri) yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada posisi manajer atau manajer ke atas.
The options were granted to the employees and executives of the Company and its subsidiaries (excluding subsidiaries which already have their own employee stock option plans) who had worked at least 1 year at manager level or above.
Sehubungan dengan opsi saham karyawan Tahap I, 532.000 opsi sudah habis masa berlakunya pada tanggal 19 Mei 2002, sedangkan dengan opsi saham karyawan Tahap II, 4.714.000 opsi sudah habis masa berlakunya pada tanggal 18 Mei 2004.
In relation to employee stock option Grant I, 532,000 options expired on 19 May 2002, while for employee stock option Grant II, 4,714,000 options expired on 18 May 2004.
Mutasi opsi saham karyawan Tahap II selama tahun 2004 adalah sebagai berikut:
The movement on the employee stock options Grant II account during 2004 was as follows:
Jumlah opsi saham karyawan/ Total employee stock option Yang beredar pada tanggal 1 Januari 2004 Yang dieksekusi
7,143,500 (2,429,500)
Yang habis masa berlakunya
4,714,000
Beban kompensasi ditentukan berdasarkan nilai wajar pada tanggal pemberian opsi. Nilai wajar setiap opsi yang diberikan ditentukan dengan menggunakan metode penentuan harga opsi "Black-Scholes" dengan asumsi sebagai berikut:
Outstanding as at 1 January 2004 Exercised Expired
The compensation costs were determined based on the fair value at grant date. The fair value of each option granted was estimated using the "Black-Scholes" option pricing model, with the following assumptions:
Halaman - 96 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
34. KOMPENSASI BERBASIS SAHAM KARYAWAN (lanjutan)
34. EMPLOYEE SHARE-BASED COMPENSATION (continued) Pemberian Tahap II/ Grant II
Pemberian Tahap I/ Grant I Prakiraan dividen Ketidakstabilan harga yang diharapkan Suku bunga bebas risiko yang diharapkan Periode opsi yang diharapkan
0.00% 54.97%
0.00% 49.62%
Dividend yield Expected price volatility
12.00%
12.00%
Expected risk free interest rate
1.5 tahun/years
2.5 tahun/years
Expected lives
35. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING
35. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Perseroan dan anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut (dalam satuan terdekat):
The Company and its subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows (in full amounts): 2005
JPY Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Pembayaran di muka lainnya Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain
Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Beban yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang
(Kewajiban)/aktiva bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah, bersih (dalam jutaan)
*
USD
Lain-lain/ Others*
EUR
968,064,851 341,988,479 12,632,901 31,116,939 304,724,151
92,594,267 4,034,414 238,191,606 46,483,552 610,230 6,376,943
581,421 572,848 885 38,660 8,058
1,338,338 1,769,233 39,091 -
-
1,057,209 332,987
-
-
1,658,527,321
389,681,208
1,201,872
3,146,662
(1,610,995,881) (2,066,046,002) (10,124,815) (105,075,242)
(39,019,337) (232,532,738) (4,054,853) (10,796,013)
(2,551,513) (23,378) (73,168)
(2,547,280) (389,125) -
(149,688,183)
(7,588,504)
-
(984,107,469)
(354,624,143)
-
(4,926,037,592)
(648,615,588)
(2,648,059)
(3,267,510,271)
(258,934,380)
(1,446,187)
182,104
(272,582)
(2,545,325)
(16,862)
1,790
(28,153) -
Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Other prepayments Restricted cash and time deposits Financing receivables Other assets
Liabilities Short-term loans Trade payables Other payables Purchase guarantees from customers and sales advances Accrued expenses Long-term debt
(2,964,558) Net (liabilities)/assets Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah, net (in millions)
(2,832,979)
Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*
Halaman - 97 - Page
Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheet date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
35. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
35. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued) 2004
USD
JPY Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Pembayaran di muka lainnya Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain
Lain-lain/ Others*
EUR
776,349,772 330,090,974 48,299,192 203,792,165
135,831,311 3,971,245 146,458,792 51,563,872 724,596 12,418,329
489,773 533,689 617,496 570,179
1,948,653 180,418 -
-
2,077,986 46,603
7,550
-
1,358,532,103
353,092,734
2,218,687
2,129,071
(129,759,329) (165,436,965) (2,097,478) (171,247)
(393,993) (4,404,631) (7,560) -
(2,913,001) (151,798) -
Kewajiban
Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Other prepayments Restricted cash and time deposits Financing receivables Other assets
Liabilities
Pinjaman jangka pendek (2,927,330,273) Hutang usaha (3,839,576,955) Hutang lain-lain (13,931,199) Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Beban yang masih harus (42,651,543) dibayar Hutang jangka panjang (1,134,107,469)
(5,378,984)
(43,184)
-
Short-term loans Trade payables Other payables Purchase guarantees from customers and sales advances Accrued expenses
(154,831,238)
-
-
Long-term debt
(7,957,597,439)
(457,675,241)
(4,849,368)
(3,064,799)
(6,599,065,336)
(104,582,507)
(2,630,681)
(935,728)
(596,705)
(971,571)
(33,284)
(8,693)
Kewajiban bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah, bersih (dalam jutaan) *
Net liabilities Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah, net (in millions)
(1,610,253)
Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara denganUSD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*
Halaman - 98 - Page
Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheet date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
35. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
35. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
Apabila aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2005 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah valuta asing pada tanggal laporan ini, maka kewajiban bersih dalam mata uang asing Perseroan dan anak perusahaan tersebut akan turun sebesar Rp 198,4 miliar, tidak termasuk keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila instrumen tersebut dinilai dengan nilai wajarnya pada tanggal laporan ini.
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2005 had been translated using the middle rates as at the date of this report, the total net foreign currency liabilities of the Company and subsidiaries would decrease by approximately Rp 198.4 billion, excluding any foreign exchange gains or losses on derivative financial instruments if the instrument had been valued based on fair values as at the date of this report.
36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
36. SUBSEQUENT EVENTS
Penjualan saham PT Aisin Indonesia
Sales of share of PT Aisin Indonesia
Berdasarkan perjanjian tanggal 25 Januari 2006, PT Senantiasa Makmur (“SM”), anak perusahaan tidak langsung, menjual sebanyak 10.561 saham atau 16% kepemilikan saham pada PT Aisin Indonesia (“Aisin”) kepada Aisin Seiki Co Ltd, pemegang saham lain Aisin dengan harga jual sejumlah Rp 123,3 miliar. Perjanjian berlaku efektif setelah persyaratan perjanjian dipenuhi. Penjualan saham tersebut mengakibatkan kepemilikan saham SM pada Aisin menurun dari 50% menjadi 34%, dengan demikian, Aisin menjadi perusahaan asosiasi tidak langsung.
Based on an agreement dated 25 January 2006, PT Senantiasa Makmur (“SM”), an indirect subsidiary, sold part of its investment in the shares of PT Aisin Indonesia (“Aisin”) of 10,561 shares or 16% to Aisin Seiki Co Ltd, the other shareholders of Aisin, at a price of Rp 123.3 billion. The agreement becomes effective on completion of conditions precedent stipulated in the purchase agreement. The sale of the investment reduced SM’s ownership in Aisin from 50% to 34%, such that Aisin has become an indirect associate.
PT Toyota Astra Finance Services
PT Toyota Astra Finance Services
Pada tanggal 3 Februari 2006, Perseroan dan Toyota Financial Service Corporation secara bersama-sama membeli PT KDLC Bancbali Finance (“KDLC”) seharga USD 1,4 juta. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui perubahan nama KDLC menjadi PT Toyota Astra Finance Services (“TAF”), peningkatan modal dasar dari Rp 45 miliar menjadi Rp 2 triliun serta peningkatan modal disetor dari Rp 39,6 miliar menjadi Rp 500 miliar. Setoran modal tersebut telah dilakukan pada tanggal 28 Februari 2006.
On 3 February 2006, the Company and Toyota Financial Services Corporation jointly acquired PT KDLC Bancbali Finance (“KDLC”) for USD 1.4 million. At the same time, the new shareholders agreed to change the name of KDLC to PT Toyota Astra Finance Services (“TAF”), increase the authorised capital from Rp 45 billion to Rp 2 trillion and increase the issued and paid capital from Rp 39.6 billion to Rp 500 billion. The capital contribution was paid on 28 February 2006.
Perubahan atas anggaran dasar sehubungan dengan hal tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 2 Maret 2006.
The amendments of the articles of association in respect of the above matters were approved by the Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia on dated 2 March 2006.
Halaman - 99 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)
36. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
Penawaran umum Obligasi Federal International Finance VI tahun 2006 (“Obligasi FIF VI”)
Public offering of Federal International Finance Bonds VI 2006 (“FIF Bonds VI”)
Pada bulan Februari 2006, PT Federal International Finance (“FIF”), anak perusahaan, telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisarisnya untuk menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dalam rangka penawaran umum obligasi dengan tingkat bunga tetap sejumlah Rp 500 miliar.
In February 2006, PT Federal International Finance (“FIF”), a subsidiary, obtained approval from its Board of Commissioners to submit a Registration Statement to Bapepam in relation to a public offering of fixed interest bonds of Rp 500 billion.
Perjanjian dengan PT Kaltim Prima Coal dan PT Bumi Resources Tbk
Agreement with PT Kaltim Prima Coal and PT Bumi Resources Tbk
Pada tanggal 17 Maret 2006, Bumi setuju untuk menjual seluruh kepemilikannya pada KPC sebesar 95%. Sehubungan dengan transaksi tersebut, sampai dengan tanggal laporan ini, tidak ada perubahan atas Operating Agreement dengan KPC (lihat Catatan 33g), Perjanjian Pinjaman dan Perjanjian Jasa Konsultasi (lihat Catatan 6b) antara Pama dan Bumi.
On 17 March 2006, Bumi agreed to sell all of its 95% interest in KPC. With respect to this transaction, as at date of this report, no amendments had been made to the Operating Agreement (refer to Note 33g), the Loan Facility and Consulting Services Agreement (refer to Note 6b) between Pama and Bumi.
37. REKLASIFIKASI AKUN
37. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Laporan keuangan tahun 2004 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2005. Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification Piutang lain-lain - lancar Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva lain-lain Pendapatan ditangguhkan lancar Pendapatan ditangguhkan tidak lancar Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Beban umum dan administrasi Penghasilan lain-lain
The 2004 consolidated financial statements have been reclassified to be consistent with the presentation in the 2005 consolidated financial statements. The details of the accounts are as follows:
Reklasifikasi/ Reclassification
153,706 5,525,327
185,234 (23,931)
136,363 537,630 730,768
23,931 (185,234) (256,958)
2,167
256,958
44,344,572 (34,031,168) (2,995,582)
579,337 (579,337) 117,352
537,289
(117,352)
Halaman - 100 - Page
Setelah reklasifikasi/ After reclassification 338,940 Other receivables - current 5,501,396 Investments in associates and jointly controlled entities 160,294 Other long-term investments 352,396 Other assets 473,810 Unearned income - current 259,125 Unearned income non-current 44,923,909 Net revenue (34,610,505) Cost of revenue (2,878,230) General and administrative expenses 419,937 Other income
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
38. INFORMASI TAMBAHAN
38. SUPPLEMENTARY INFORMATION
Berikut pada halaman 102 sampai dengan halaman 108, adalah informasi keuangan PT Astra International Tbk (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perseroan pada anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.
The following financial information of PT Astra International Tbk (parent company only) on pages 102 to 108 presents the Company’s investments in subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidation method.
Halaman - 101 - Page
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
NERACA 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
2004
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 405 (2004: Rp 1.891): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.370 (2004: Rp 16.247) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya Jumlah aktiva lancar
ASSETS Current assets Cash and cash equivalents Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 405 (2004: Rp 1,891): - Related parties
695,870
981,911
78,208
61,396
1,199,530 12,205
854,362 11,390
1,553,810 153,646 53,639
934,774 239,896 66,682
3,746,908
3,150,411
1,692
7,771
328,882
306,153
17,347,015
14,625,333
58,425 193,619 1,625,138
58,425 208,526 1,513,161
268,293
215,249
Jumlah aktiva tidak lancar
19,823,064
16,934,618
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
23,569,972
20,085,029
TOTAL ASSETS
Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.600 (2004: Rp 21.410) Investasi pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 726.928 (2004: Rp 613.456) Aktiva lain-lain
Halaman - 102 - Page
- Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 3,370 (2004: Rp 16,247) Inventories Prepaid taxes Other prepayments Total current assets Non-current assets Restricted cash and time deposits Other receivables - related parties, net of provision for doubtful receivables of Rp 16,600 (2004: Rp 21,410) Investments in subsidiaries, associates and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 726,928 (2004: Rp 613,456) Other assets
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
NERACA 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005
2004
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Hutang lain-lain Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pendapatan ditangguhkan Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban jangka pendek
LIABILITIES
600,000
1,031,190
1,022,774
1,111,478
67,362 102,201 227,153
116,383 37,503 499,685
241,154 358,555 5,661 8,318
171,215 413,854 6,140 6,864
2,633,178
3,394,312
Kewajiban jangka panjang Hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pendapatan ditangguhkan Kewajiban diestimasi
377,817
148,729
134,632
3,098 53,764
Jumlah kewajiban jangka panjang
512,449
205,591
EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties - Third parties Other payables Purchase guarantees from customers and sales advances Taxes payable Accrued expenses Unearned income Provisions Total current liabilities Non-current liabilities Other payables - related parties Unearned income Provisions Total non-current liabilities
2,024,178
2,024,178
1,106,121 418,661 1,231,408
1,106,121 430,121 1,253,803
-
(2,220)
224,700 15,419,277
124,700 11,548,423
EQUITY Share capital: Authorised - 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve Difference arising from equity transactions of affiliates Exchange differences due to financial statements translation Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
Jumlah ekuitas
20,424,345
16,485,126
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
23,569,972
20,085,029
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Halaman - 103 - Page
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005 Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Laba kotor Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
Laba usaha
2004
33,363,617
26,341,477
(29,455,729)
(23,182,476)
3,907,888
3,159,001
(1,851,303) (912,522)
(1,569,075) (729,765)
(2,763,825)
(2,298,840)
1,144,063
860,161
Net revenue Cost of revenue Gross profit Operating expenses: Selling expenses General and administrative expenses
Operating income
Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Beban bunga Kerugian selisih kurs Kerugian pelepasan investasi Keuntungan atas selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
69,087 (47,420) (27,610) (129) -
132,250 (195,176) (5,726) (142,194) 124,361
Penghasilan lain-lain, bersih
356,669
277,631
350,597
191,146
Bagian atas hasil bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities
4,458,189
4,604,113
Share of results of subsidiaries, associates, and jointly controlled entities
Laba sebelum pajak penghasilan
5,952,849
5,655,420
Profit before income tax
Beban pajak penghasilan Laba bersih Laba bersih per saham (dalam satuan Rupiah)
(495,564)
(251,654)
5,457,285
5,403,766
1,348
1,335
Halaman - 104 - Page
Other income/(expenses): Interest income Interest expense Foreign exchange loss Loss on disposal of investments Gain on difference arising from restructuring transactions of entities under common control Other income, net
Income tax expense Net income Net earnings per share (full Rupiah)
Saldo 31 Desember 2005
Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Realisasi selisih kurs Realisasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi
Saldo 31 Desember 2004
-
-
-
1,106,121
-
-
2,024,178
-
418,661
-
(11,460)
430,121
-
-
1,106,121
430,121 -
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ F ixed assets revaluation reserve
1,099,259 6,862
-
2,024,178
Saldo 1 Januari 2004 2,017,688 Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Penerbitan saham atas rights 6,490 dan kompensasi berbasis saham karyawan Penyesuaian karena penerapan PSAK 38 (Revisi 2004): - Perseroan - Anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi Realisasi selisih kurs Realisasi kerugian atas efek yang tersedia untuk dijual
Modal saham/ Share capital
Tambahan modal disetor/ Additional paid -in capital
-
-
-
-
-
-
(124,361) -
124,361 -
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali/ Difference arising from restructuring transactions of entities under common control
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
-
-
2,220 -
(2,220)
4,356 -
-
-
(6,576) -
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan/ Exchange difference due to financial statements translation
Halaman - 105 - Page
1,231,408
(22,395)
-
1,253,803
-
214,815
8,345
1,030,643 -
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan afiliasi/ Difference arising from equity transactions of affiliates
-
-
-
-
345,457
-
-
(345,457) -
Akumulasi penyesuaian nilai wajar investasi/ Investment fair value revaluation reserve
224,700
-
100,000 -
124,700
-
-
-
44,700 80,000 -
Dicadangkan/ Appropriated
15,419,277
-
5,457,285 (1,497,891) (100,000) 11,460
11,548,423
-
-
-
7,317,713 5,403,766 (1,093,056) (80,000) -
Belum d icadangkan/ Unappropriated
20,424,345 Balance at 31 December 2005
Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve Realised exchange differences Realised fixed assets revaluation reserve (22,395) Equity transactions of affiliates
5,457,285 (1,497,891) 2,220 -
16,485,126 Balance at 31 December 2004
4,356 Realised exchange differences 345,457 Realised loss on availablefor-sale securities
214,815 Equity transactions of affiliates
Balance at 1 January 2004 Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve Shares issued from rights and employee share-based compensation Adjustment arising from adoption of PSAK 38 (Revised 2004): (124,361) - The Company 8,345 - Subsidiaries and associate
11,712,452 5,403,766 (1,093,056) 13,352
Jumlah/ Total
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
Saldo laba/Retained earnings
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah) 2005 Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan Penghasilan bunga yang diterima Pembayaran kepada pemasok Pembayaran beban usaha Pembayaran kepada karyawan Pembayaran pajak penghasilan badan Penambahan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan margin deposit atas fasilitas letter of credit Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya Arus kas bersih dari aktivitas operasi
2004
32,856,085 63,472 (30,219,185) (1,718,203) (902,031) (170,947) -
26,622,901 128,754 (22,979,417) (1,447,912) (744,638) (117,322) (57)
135,992
262,149
45,183
1,724,458
Arus kas dari aktivitas investasi: Dividen kas yang diterima Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Penerimaan dari pengembalian uang muka penyertaan saham Pelepasan anak perusahaan, setelah dikurangi kas bersih Penambahan investasi jangka panjang Perolehan aktiva tetap dan aktiva yang tidak digunakan dalam usaha Penambahan beban tangguhan Hasil penjualan investasi jangka panjang
1,849,729 60,290
3,261,546 2,620
41,630
69,871
15,149
-
Arus kas bersih yang diperoleh/ (digunakan untuk) dari aktivitas investasi
1,430,387
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penarikan pinjaman jangka pendek Penerimaan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Dividen kas yang dibayarkan Pembayaran bunga Penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Penerimaan dari pelaksanaan opsi karyawan Penurunan dana pelunasan obligasi Pembayaran kembali dan pembayaran lebih awal hutang jangka panjang Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(270,082) (261,048)
(3,281,054) (146,282)
(5,281) -
1,680,650 217,173
33,964 (59,335)
1,030,080 407,978
(2,124,965) (1,496,229) (38,738) -
(1,091,826) (444,632) 884,506
(1,762,109)
13,353 13,236 (2,583,572) (1,770,877)
Halaman - 106 - Page
Cash flows from operating activities: Receipts from customers Interest income received Payments to suppliers Payments for operating expenses Payments to employees Payments of corporate income tax Additions to restricted cash and time deposits in respect of margin deposits for letter of credit facilities Receipts from other operating activities Net cash flows from operating activities Cash flows from investing activities: Cash dividends received Proceeds from sale of fixed assets and assets not used in operations Advances returned from the purchase of shares Disposal of subsidiaries, net of cash disposed Additions to long-term investments Acquisitions of fixed assets and assets not used in operations Additions to deferred charges Proceeds from sale of long-term investments Net cash flows provided from/ (used in) investing activities Cash flows from financing activities: Proceeds from short-term loans Receipts from related parties Repayments of short-term loans Dividends paid Interest paid Reductions in restricted cash and time deposits Proceeds from exercise of employee share options Reductions in bond sinking funds Repayments and prepayments of long-term debt Net cash flows used in financing activities
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2005 Penurunan bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada akhir tahun Aktivitas signifikan yang tidak mempengaruhi arus kas: Realisasi kerugian atas efek tersedia untuk dijual
2004
(286,539)
(105,754)
981,911
1,082,649
498
5,016
695,870
981,911
-
345,457
Halaman - 107 - Page
Net decrease in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the beginning of the year Effects of exchange rate differences on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the end of the year Significant activity not affecting cash flows: Realised loss on availablefor-sale securities
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY RECONCILIATION OF NET INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2005 AND 2004 (Expressed in millions of Rupiah)
REKONSILIASI LABA BERSIH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
A reconciliation between net income in the consolidated statements of income and net income in the statements of income of the Company is as follows:
Rekonsiliasi antara laba bersih pada laporan laba rugi konsolidasian dan laba bersih pada laporan laba rugi Perseroan adalah sebagai berikut: 2005 Laba bersih pada laporan laba rugi konsolidasian Rekonsiliasi: Pembatalan kerugian yang melebihi nilai investasi pada anak perusahaan Laba bersih Perseroan (induk perusahaan saja)
2004
5,457,285
-
5,457,285
5,405,506
(1,740)
5,403,766
Halaman - 108 - Page
Net income in the consolidated statements of income Reconciliation: Reversal of loss in excess of the investments in subsidiaries Net income of the Company (parent company only)
Data Perseroan Corporate Data
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report i
Dewan Komisaris B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S
Budi Setiadharma
Benny Subianto
Benjamin Arman Suriadjaya
Presiden Komisaris
Wakil Presiden Komisaris
Komisaris
Berkewarganegaraan Indonesia, Budi Setiadharma ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Perusahaan mulai Mei 2005, serta merangkap sebagai Presiden Komisaris PT Astra Honda Motor. Mulai bergabung pada tahun 1970 dan kemudian memegang jabatan Presiden Direktur Perusahaan pada periode 20022005. Beberapa jabatan yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden Direktur PT Astra International Tbk (1998 – 2002), Presiden Direktur PT Federal Motor (1978 – 2000) (sekarang PT Astra Honda Motor) dan General Manager untuk Divisi Honda dari PT Astra International Tbk (1975 – 1978). Budi Setiadharma adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1970.
Berkewarganegaraan Indonesia, Benny Subianto memegang jabatan Wakil Presiden Komisaris Perusahaan sejak bulan Februari 2000 dan Komisaris sejak 1998. Memulai karirnya di perusahaan pada tahun 1969 dan menjabat Wakil Presiden Direktur pada periode 1990-1998. Beberapa jabatan yang pernah dipegangnya adalah Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (1984 – 1997), Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 – 1999), Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk (1997 – 1999), Presiden Komisaris PT Berau Coal (1995 – 2001) dan Presiden Komisaris PT Komatsu Indonesia Tbk (1993 – 1999). Benny Subianto adalah lulusan Institut Teknologi, Bandung tahun 1969.
Berkewarganegaraan Indonesia, Benjamin Arman Suriadjaya ditunjuk kembali sebagai Komisaris Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2000. Memulai karirnya di perusahaan pada tahun 1970 dan pernah memegang jabatan Direktur (1970 – 1973), Wakil Presiden Direktur (1973 – 1979), Presiden Direktur (1979 – 1984), Wakil Presiden Komisaris (1984 – 1993) serta beberapa jabatan di beberapa anak perusahaan. Posisi Komisaris di perusahaan ini dijabatnya sejak tahun 1993. Benjamin Arman Suriadjaya adalah lulusan Institut Teknologi, Bandung tahun 1959.
Vice President Commissioner President Commissioner An Indonesian citizen, Mr Setiadharma was appointed President Commissioner of the Company in May 2005, and is also President Commissioner of PT Astra Honda Motor. He joined the Company in 1970 and was formerly President Director of the Company from 2002 to 2005. He was formerly Vice President Director of PT Astra International Tbk (1998 – 2002), President Director (1978 – 2000) of PT Federal Motor (currently PT Astra Honda Motor), and General Manager of the Honda Division of PT Astra International Tbk (1975 – 1978). He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung, in 1970.
ii ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
An Indonesian citizen, he has been the Vice President Commissioner of the Company since February 2000 and a Commissioner since 1998. He started his career with the Company in 1969 and served as the Vice President Director from 1990 to1998. He has served as the President Director of PT United Tractors Tbk (1984 – 1997), President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk (1989 –1999), President Commissioner of PT United Tractors Tbk (1997 – 1999), President Commissioner of PT Berau Coal (1995 – 2001) and President Commissioner of PT Komatsu Indonesia Tbk (1993 – 1999). He graduated from the Bandung Institute of Technology in 1969.
Commissioner An Indonesian citizen, he was reappointed as a Commissioner of the Company at the Annual General Meeting of Shareholders in 2000. He joined the Company in 1970 and served as Director (1970 – 1973), Vice President Director (1973 – 1979), President Director (1979 – 1984), Vice President Commissioner (1984 – 1993) and various positions in subsidiaries. He has been a Commissioner in the Company since 1993. He graduated from Bandung Institute of Technology in 1959.
Dewan Komisaris B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S
Djunaedi Hadisumarto
Motonobu Takemoto
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Berkewarganegaraan Indonesia, Djunaedi Hadisumarto ditunjuk menjadi Komisaris Perusahaan pada bulan Mei 2003. Pada saat ini juga menjabat sebagai Penasehat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS, Tim Penasehat Ahli pada Joint Forum on Investment (JIF) dan Penasehat Korporasi PT (Persero) Garuda Indonesia. Sebelumnya, Djunaedi Hadisumarto adalah anggota Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Indonesia-Jepang (2002 – 2005), Komisaris PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Komisaris Bank BCA (1999 – 2002), Komisaris Perwakilan Pemerintah Indonesia di Pertamina (1999 – 2001), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS (1999 – 2001), Komisaris Bank Pembangunan Indonesia/BAPINDO (1994 – 1998), Asisten Bidang Ekonomi untuk Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (1993 – 1998) dan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1983 – 1991). Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1962. Gelar Master dari University of California, USA diperoleh pada tahun 1966 serta sebuah gelar Master lainnya diperoleh dari University of Southern California, USA pada tahun 1969. Sedangkan gelar Ph.D dari University of Southern California, USA diraihnya pada tahun 1974.
An Indonesian citizen, he became Commissioner of the Company in May 2003. Currently, he is also Advisor to the State Minister of National Development Planning/Chairman of BAPPENAS, Expert Advisory Team Joint Forum on Investment (JIF) and Corporate Advisor of PT (Persero) Garuda Indonesia. Previously, he was a member of Working Team IndonesiaJapan Economic Cooperation (2002 – 2005), Commissioner of PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Commissioner of BCA Bank (1999 – 2002), Commissioner on behalf of GOI for Pertamina (1999 – 2001), Chairman of the National Development Planning Agency/BAPPENAS (1999 – 2001), Commissioner of Indonesia Development Bank/BAPINDO (1994 – 1998), Assistant for Economic Affairs to the Coordinator Minister of Economics, Finance and Development Supervision (1993-1998) and Secretary General, Department of Communication of the Republic of Indonesia (1983 – 1991). He graduated from the Faculty of Economics of the University of Indonesia with a Bachelor’s degree in 1962. He obtained a Master’s degree from the University of California, USA in 1966, and another Master’s degree from the University of Southern California, USA in 1969. He subsequently received a Ph.D from the University of Southern California, USA in 1974.
Berkewarganegaraan Jepang, Motonobu Takemoto ditunjuk menjadi Komisaris Perusahaan pada bulan Mei 2001. Mulai bergabung dengan Toyota Motor Sales Co. Ltd. pada tahun 1969, dan memegang jabatan Managing Director Toyota Motor Asia Pacific Pte Ltd (dahulu dikenal sebagai Toyota Motor Management Services Singapore, Pte Ltd) sejak tahun 2001. Jabatan Executive Vice President dari Toyota Motor Thailand Co. Ltd. dipegang pada tahun 1994. Motonobu Takemoto adalah lulusan dari Fakultas Administrasi Niaga di Kobe University, Jepang tahun 1969.
Commissioner A Japanese citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2001. He joined Toyota Motor Sales Co. Ltd, in 1969, and was appointed Managing Director of Toyota Motor Asia Pacific Pte Ltd (formerly known as Toyota Motor Management Services Singapore, Pte Ltd) since 2001. He also served as Executive Vice President of Toyota Motor Thailand Co. Ltd in 1994. He graduated from the Faculty of Business Administration at Kobe University, Japan in 1969.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report iii
Dewan Komisaris B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S
Patrick Morris Alexander
Anthony John Liddell Nightingale
Komisaris
Komisaris
Berkewarganegaraan Australia, Patrick Alexander menjabat Anggota Komite Audit Perusahaan sejak Januari 2002 dan menjabat Ketua Komite Audit sejak Mei 2003, setelah sebelumnya menjadi anggota Komite Eksekutif dari April 2000 sampai Desember 2001. Patrick Alexander adalah Managing Partner pada Batavia Investment Management Ltd, perusahaan yang berdiri di tahun 1993 dengan spesialisasi pada penanaman modal di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keuangan, termasuk dengan Chase Manhattan di Jakarta, New York dan Hong Kong. Patrick Alexander memiliki pengalaman bekerja di Perwakilan Luar Negeri Australia selama lima tahun, termasuk di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Lulusan tahun 1975 dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum University of Western Australia ini juga menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT Astra Agro Lestari Tbk.
Commissioner An Australian citizen, he has been a Member of the Company’s Audit Committee since January 2002 and Chairman of the Company’s Audit Committee since May 2003. Prior to that, he was a Member of the Executive Committee from April 2000 until December 2001. Mr Alexander is Managing Partner of Batavia Investment Management Ltd, a firm established in 1993 and specializes in Indonesian investments.
iv ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
He has had over 25 years experience in finance, including with Chase Manhattan in Jakarta, New York and Hong Kong. He also worked five years with the Australian Foreign Service, including the Australian Embassy in Jakarta. He is also an independent Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk. He graduated with honours in Law from the University of Western Australia in 1975.
Berkewarganegaraan Inggris, Anthony John Liddell Nightingale, ditunjuk menjadi Komisaris Perusahaan sejak tahun 2000. Posisi yang dipegangnya juga adalah Managing Director pada Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic dan Mandarin Oriental, dan Chairman pada Jardine Cycle & Carriage dan Jardine Matheson Ltd. Anthony John Liddell Nightingale pernah menjabat Ketua Hong Kong General Chamber of Commerce, anggota dewan Hong Kong Trade Development Council, perwakilan Hong Kong pada APEC Business Advisory Council dan anggota dari Greater Pearl River Delta Business Council. Gelar sarjananya diraih dengan predikat sangat memuaskan dari fakultas Classics, Peterhouse, Cambridge.
Commissioner A British citizen, he has been a Commissioner of the Company since 2000. He is Managing Director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic and Mandarin Oriental, and Chairman of Jardine Cycle & Carriage and Jardine Matheson Ltd. Mr Nightingale is a past Chairman of the Hong Kong General Chamber of Commerce, chairman of the Business Facilitation Advisory Committee established by the Financial Secretary in Hong Kong, a council member of the Hong Kong Trade Development Council, a Hong Kong representative to the APEC Business Advisory Council and a member of the Greater Pearl River Delta Business Council. Mr Nightingale holds a Bachelor’s degree with honours in Classics from Peterhouse, Cambridge.
Dewan Komisaris B OA R D O F C O M M I S S I O N E R S
Neville Barry Venter
Adam Phillip Charles Keswick
Komisaris
Komisaris
Berkewarganegaraan Afrika Selatan, Neville Barry Venter, menjadi Komisaris Perusahaan sejak tahun 2000. Mulai bergabung dengan Jardine Cycle & Carriage sebagai Group Finance Director pada April 1999, sebelumnya pernah menjabat Finance Director pada Jardine Pacific di Hong Kong. Sebelum bergabung dengan Jardine Matheson Group, jabatannya Group Financial Director dipegang pada Rennies Group di Afrika Selatan. Neville Barry Venter adalah Direktur pada Cycle & Carriage Bintang. Kualifikasinya sebagai Chartered Accountant diperoleh dari South African Insitute of Chartered Accountants.
Berkewarganegaraan Inggris, Adam Phillip Charles Keswick ditunjuk menjadi Komisaris Perusahaan pada bulan Mei 2003. Jabatan sebagai Group Managing Director di Jardine Cycle & Carriage Ltd dipegang sejak tahun 2005, setelah sebelumnya memegang posisi Group Strategy Director sejak tahun 2003. Mengawali karirnya di Jardine Matheson Group di tahun 2001 sebagai Group Treasury, kemudian ditunjuk menjadi anggota dewan direksi pada Jardine Matheson Ltd. Jabatan Finance Director di Jardine Pacific dipegang pada tahun 2002. Pengalaman bekerja sebelumnya adalah di bidang treasury dan ‘project finance’ pada NM Rothschild & Sons Ltd, sebuah investment bank berbasis di Inggris. Adam Phillip Charles Keswick mengenyam pendidikan di Eton College serta memperoleh gelar Master of Arts di Edinburgh University pada tahun 1995.
Commissioner A South African citizen, he has been a Commissioner of the Company since 2000. He joined Jardine Cycle & Carriage as the Group Finance Director in April 1999, and was previously the Finance Director of Jardine Pacific in Hong Kong. Prior to joining the Jardine Matheson Group, he was the Group Financial Director of Rennies Group in South Africa. He is a director of Cycle & Carriage Bintang. Mr Venter is a qualified Chartered Accountant of the South African Institute of Chartered Accountants.
He served as Finance Director of Jardine Pacific through 2002. He was previously with the United Kingdombased investment bank NM Rothschild & Sons Ltd where he worked principally in the area of treasury and project finance. Mr Keswick attended Eton College and Edinburgh University where he received his Master of Arts degree in 1995.
Commissioner A British citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2003. He was appointed Group Managing Director in 2005, having been Group Strategy Director of Jardine Cycle & Carriage Limited since 2003. He first joined the Jardine Matheson Group in 2001 in Group Treasury, and was subsequently appointed to the Board of Jardine Matheson Ltd.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report v
Dewan Direksi B OA R D O F D I R E C TO R S
Michael Dharmawan Ruslim
Prijono Sugiarto
Presiden Direktur
Direktur
Warga negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2005. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur untuk periode 2002-2005 dan Direktur untuk periode 1991-2002. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983, beliau menjabat Assistant Vice President di Citibank N.A. Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of California, Berkeley dengan gelar Bachelor of Science pada tahun 1976 dan meraih gelar Master in Business Administration dari University of WisconsinMadison.
Warga negara Indonesia , menjabat Direktur sejak Mei 2001 dan bertanggung jawab atas Divisi Otomotif (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW), Astra Honda Motorcycle Sales Operation dan bidang usaha Alat Berat. Bergabung di Astra sejak tahun 1990 dan saat ini juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk, Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Otoparts Tbk serta Komisaris di beberapa bidang usaha Otomotif. Saat ini juga menjabat Wakil Ketua Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Sebelumnya, beliau adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Menyandang gelar Dipl.Ing. di bidang Teknik Otomotif dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl. Wirtschaftsing di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman pada tahun 1986.
President Director An Indonesian citizen. Mr Ruslim was appointed President Director of PT Astra International Tbk in May 2005. He has overall responsibility for the Group’s businesses. He was previously Vice President Director from 2002 to 2005 and Director from 1991 to 2002. Prior to joining the Company in 1983, he was Assistant Vice President of Citibank N.A. Jakarta. He graduated from the University of California at Berkeley in 1976 with a Bachelors degree in Science and holds a Master’s in Business Administration from the University of Wisconsin-Madison.
vi ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Director An Indonesian citizen, he has been a Director since May 2001 and is responsible for the Automotive Division (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW), Honda Motorcycle Sales Operation and the Heavy Equipment Group. He joined the Company in 1990 and currently serves as President Commissioner of PT United Tractors Tbk, Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk and PT Astra Otoparts Tbk. He also holds several commissioner positions in the automotive group, and is also the Vice Chairman of Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry Association). Prior to joining the Company, he was the Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Indonesia. He obtained his Dipl.-Ing. in Automotive Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany in 1984, and Dipl.-Wirtschaftsing. in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany in 1986.
Dewan Direksi B OA R D O F D I R E C TO R S
Gunawan Geniusahardja Direktur
Tossin Himawan
Johnny Darmawan Danusasmita
Direktur
Direktur
Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Astra sejak Mei 2001. Beliau bertanggung jawab sebagai Direktur Grup Divisi Jasa Keuangan. Memulai karirnya di Astra pada tahun 1981, pada saat ini juga memegang jabatan Presiden Komisaris PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance, dan PT Asuransi Astra Buana serta Komisaris PT Bank Permata Tbk. Menjabat Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance sejak tahun 1997 dan sempat menjabat sebagai Chief Executive PT Astra International Tbk – Sales Operation (1990 – 1997). Menyelesaikan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta tahun 1981.
Warga negara Indonesia, menjabat Direktur sejak bulan Mei 2005 dan bertanggung jawab di bidang usaha sepeda motor Honda dan Komponen. Beliau juga menjabat Wakil Presiden Direktur Eksekutif PT Astra Honda Motor dan Presiden Komisaris PT Astra Otoparts Tbk. Bergabung di Astra, sebagai staf PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) pada tahun 1972. Dari 1987 sampai 1997 beliau bertanggung jawab sebagai Direktur Keuangan & Administrasi PT Federal Motor. Sebagai Deputi Presiden Direktur Bank Universal pada tahun 1997 dan kemudian sebagai Managing Director PT Federal Motor pada tahun 1998. Menyelesaikan pendidikan di bidang Administrasi Niaga Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1972.
Warga negara Indonesia, menjabat Direktur sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Toyota. Beliau juga menjabat Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor sejak tahun 2002. Memulai karir di Astra sejak 1982 sebagai Manajer Akunting PT Multi Astra. Menjabat Direktur Keuangan dan IT PT Toyota Astra Motor dari 1992 sampai 2000. Dari 1996 sampai 2000 juga menjabat sebagai Direktur HRD & GA. Pada tahun 2000 sebagai Chief Executive Officer Toyota Sales Operation. Sebelum bergabung dengan Astra bekerja sebagai Auditor pada Price Waterhouse. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Jurusan Akuntansi.
Director An Indonesian citizen, he was appointed a Director of Astra in May 2001, and is Group Director for the Financial Service Division. He joined the Company in 1981 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance, and PT Asuransi Astra Buana and Commissioner of PT Bank Permata Tbk. He has been President Director of PT Astra Sedaya Finance since 1997 and was Chief Executive of PT Astra International Tbk – Sales Operation between 1990 and 1997. He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta, in 1981.
Director An Indonesian citizen, he was appointed Director of Astra in May 2005 and is responsible for the Honda motorcycle and Component businesses. He is also the Executive Vice President Director of PT Astra Honda Motor and President Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk. He started his career in Astra as staff at PT Federal Motor (presently PT Astra Honda Motor) in 1972. From 1987 to 1997, he was the Finance & Administration Director of PT Federal Motor. In 1997 he served as Deputy President Director at Bank Universal, and was later appointed Managing Director of PT Federal Motor in 1998. He graduated from the Department of Business Administration at Parahyangan University, Bandung, Indonesia in 1972.
Director An Indonesian citizen, he was appointed Director of Astra in May 2005 and is responsible for the Toyota business. He has also been President Director of PT Toyota Astra Motor since 2002. He joined Astra in 1982 as Accounting Manager of PT Multi Astra. From 1992 to 2000, he served as Finance and IT Director of PT Toyota Astra Motor. From 1996 to 2000 he also acted as HRD & GA Director. In 2000, he was appointed Chief Executive Officer of the Toyota Sales Operation. Prior to joining the Company, he worked as an Auditor at Price Waterhouse. He graduated from the Trisakti University majoring in Accountancy.
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report vii
Dewan Direksi B OA R D O F D I R E C TO R S
Maruli Gultom
Simon John Mawson
Direktur
Direktur
Warga negara Indonesia, menjabat Direktur sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab di bidang usaha Agribisnis dan Teknologi Informasi. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk sejak tahun 2000 dan Presiden Komisaris PT Astra Graphia Tbk. Bergabung sebagai staf pada Astra Honda Motorcycle Sales Operation pada tahun 1970. Sejak tahun 1988, beliau menjabat direktur di beberapa anak perusahaan Grup Astra. Pada tahun 1999, lulusan dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Indonesia ini ditunjuk sebagai Wakil Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk.
Warga negara Inggris, menjabat Direktur Astra sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat pada beberapa posisi bidang keuangan di Jardine Matheson, Hong Kong serta memegang jabatan Group Treasurer pada tahun 2001. Sebelumnya, beliau pernah bekerja di Price Waterhouse di Leeds, London dan Hong Kong. Meraih gelar Master of Arts dari Oxford University dan anggota Institute of Chartered Accountants di England dan Wales.
Director Director An Indonesian citizen, he was appointed a Director of Astra in May 2005 and is responsible for the Agribusiness and Information Technology divisions. Since 2000, he has served as President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He is also President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk. He started his career as staff at the Astra Honda Sales Operation in 1970. Since 1988, he has served as Director in several subsidiaries in the Astra Group. In 1999, he was appointed Vice President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He graduated from the Indonesian Christian University majoring in Mechanical Engineering.
viii ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
A British citizen, he was appointed a Director of Astra in May 2005 and is responsible for Finance, Information Technology and Risk Management. Prior to joining the Company, he worked for Jardine Matheson in Hong Kong in various financial positions, and was Group Treasurer from 2001. Before he joined Jardine Matheson, he worked for Price Waterhouse in Leeds, London and Hong Kong. He holds a Master of Arts degree from Oxford University and is an Associate of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales.
Struktur Organisasi O R G A N I S AT I O N S T R U C T U R E Board of Commissioners
Executive Committee
President Commissioner Budi : Setiadharma Vice President Commissioner Benny : Subianto Commissioners :Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Benjamin Arman Suriadjaya Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter Adam Philip Charles Keswick
Anthony John Liddell Nightingale Adam Philip Charles Keswick Neville Barry Venter Michael D. Ruslim Budi Setiadharma Simon John Mawson
Audit Committee Chairman Members
Board of Directors President Director Director
Chairman Member
Michael : D. Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Maruli Gultom Simon John Mawson
Patrick Morris Alexander Fred B. G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
Remuneration & Nomination Committee Chairman Members
Anthony John Liddell Nightingale Adam Philip Charles Keswick Michael D. Ruslim
Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director In Charge
Corporate Functions Corporate Human Resources Development & Chief Management Development
Michael D. Ruslim
Corporate Planning & Strategy
Chief
: Gidion Hasan
Corporate Communication & Corporate Secretary
Chief
: Aminuddin
Corporate Legal
Chief
: Robby Sani
Corporate Security, Environment and Social Responsibility
Chief
: Arief Istanto
Corporate Business Process
Chief
: Yusnani T.W.
Chief
: Endang Indriati
Chief
: Kumaraguru N.
Corporate Information System & Technology Chief
: Ganda Kusuma
Corporate Treasury, Finance, Accounting & Tax Simon John Mawson
: F.X. Sri Martono
Corporate Risk Management
Corporate Operations Johnny Darmawan
Toyota Sales Operation
Chief Executive : Prodjo Sunaryanto
Honda Sales Operation
Chief Executive : Harry Siswanto
Daihatsu Sales Operation
Chief Executive : Johannes Loman
Isuzu Sales Operation
Chief Executive : Suparno Djasmin
Prijono Sugiarto Nissan Diesel Sales Operation BMW Sales Operation Peugeot Sales Operation Astra World
Chief Executive : Djony Bunarto Chief Executive : J. Indratjuatja Chief Executive : Ronny Ramli PIC
: Gunawan Geni
Gunawan Geniusahardja Multi Brand Sales Operation Astra Rent a Car (TRAC) Michael D. Ruslim
Used Cars Sales Operation Shared Services
Chief Executive : Yusnani T.W. Chief Executive : Pongki Pamungkas PIC
: Adji Wibowo
Chief Executive : Endang Indriati
Astra Foundations Yayasan Dharma Bhakti Astra
Chief
: Krisni Murti
Koperasi Astra International
Chief
: Pongki Pamungkas
Gunawan Geniusahardja
Dana Pensiun Astra
Chief
: Natsir Natanagara
Prijono Sugiarto
Politeknik Manufaktur Astra
Chief
: Yakub Liman
Michael D. Ruslim
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report ix
Executive Committee Audit Committee
Board of Commissioners
Remuneration and Nomination Committee Board of Directors
Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director In Charge (DIC)
Tossin Himawan
Johnny Darmawan
Prijono Sugiarto
Tossin Himawan
Gunawan Geniusahardja
Prijono Sugiarto
Maruli Gultom
Maruli Gultom
Michael D. Ruslim
x ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report
Line of Business Astra Motor I Honda Astra Motor II Toyota Astra Motor III Non Toyota Astra Motor IV Astra Component
CEO
Tossin Himawan
Johnny Darmawan
Prijono Sugiarto
Budi S. Pranoto
ACC, FIF, AAB, ACMGL, PB
Darmawan Widjaja Ida P. Lunardi Eduardus P. Supit
Astra Heavy Equipment/ Mining Contractor
Hagianto Kumala/ Sudiarso Prasetio
Astra Finance
Astra Resources Agribusiness Astra System I Information Technology Astra System II Infrastructure
Maruli Gultom
Lukito Dewandaya
Angky Tisnadisastra
Informasi Perusahaan C O R P O R AT E I N F O R M AT I O N
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Presiden Komisaris President Commissioner Budi Setiadharma Wakil Presiden Komisaris Vice President Commissioner Benny Subianto Komisaris Independen Independent Commissioner Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Komisaris Commissioner Benjamin Arman Suriadjaya Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter Brian Richard Keelan (wafat/deceased, 6 August 2005) Adam Philip Charles Keswick
Komite Audit Audit Committee Ketua Chairman Patrick Morris Alexander Anggota Member Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Aminuddin e-mail:
[email protected]
Alamat Perusahaan Registered Office Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330 Tel. (62-21) 652 2555 Fax. (62-21) 651 2058/59 Homepage: www.astra.co.id e-mail:
[email protected]
Hubungan Investor Investor Relations Richard Santosa / Clara Suraya e-mail:
[email protected] [email protected]
Presiden Direktur President Director Michael Dharmawan Ruslim
Auditor Auditor Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan (A member firm of PricewaterhouseCoopers) Jl. HR Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940 Tel. (62-21) 521 2901 Fax. (62-21) 529 05555/529 05050
Direksi Directors Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Biro Administrasi Efek Share Register PT Raya Saham Registra Plaza Sentral Building, Floor 2 Jl. Jend Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252 5666 Fax. (62-21) 252 5028
Dewan Direksi Board of Directors
Saham Tercatat Shares Listed Jakarta Stock Exchange Surabaya Stock Exchange
ASTRA Laporan Tahunan 2005 Annual Report xi
Design and editorial by Equus
PT Astra International Tbk Head Office Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia Tel 62 21 652 2555, Fax 62 21 651 2058, 651 2059 www.astra.co.id