5. PERENCANAAN INTERPRETAS1 UNTUK UMUM
5.1.
Konsep perencanaan Minat pengunjung terhadap biota air di kawasan Suaka Margasatwa Muara
Angke rnasih sangat rendah. Rendahnya rninat rnasyarakat tersebut disebabkan kurangnya interpretasi rnengenai biota air, pengelolaan dan pengembangan biota air yang kurang baik, pemanfaatan yang kurang tepat terhadap biota air, dan turunnya kuantitas biota air akibat pencemaran, serta kurangnya fasiliias dan sarana bagi pengunjung untuk menikmati biota air di kawasan Suaka Margasaiwa Muara Angke (SMMA). Pada umumnya pengunjung beranggapan hanya ikan yang masih dapat ditemukan di kawasan (SMMA). Seharusnya pengunjung tahu bahwa rnasih banyak biota air yang hidup di dalarn kawasan, selain itu biota air tersebut rnerniliki rnanfaat bagi rnanusia atau rnahluk hidup lainnya. Dalam rangka membantu pengunjung mengernbangkankesadaran, apresiasi dan pengertian tentang biota air di SMMA, serta untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan, diperlukan perencanaan interpretasi rnengenai biota air yang baik. Perencanaan interpretasi yang baik dapat meningkatkan pemaharnar~pengunjung sehingga diharapkan mendukung program pengelolaan dengan merninimurnkan kerusakan terhadap biota air. Sasaran dari kegiatan perencanaan ini adalah untuk mendapatkan manfaat dan menjaga biota air di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke, yang selanjutnya dapat menunjang pelestarian biota air dan ekosistemnya. Kealamian dan kelestarian biota air merupakan ha1 utarna yang perlu diperhatikan, karena jenis-jenis biota air yang ada di kawasan masih asli dan unik yang bersimbiosis dengan vegetasi mangrove di atasnya. Di samping itu, SMMA masih memiliki potensi produkiivitas perairan yang baik berdasarkan hasil temuan
larva plankton yang mendukung fungsi pemijahan bagi biota lain (Gunantara. 2001). Daya dukung sumberdaya alam tersebut perlu dipertahankan untuk menunjang kepu.asan pengunjung, karena sebagai tempat wisata kepuasan pengunjung adalah ha1 p~sntingyang perlu diperhatikan. Dengan mempertimbangkan analisis potensi biota air di kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke dan untuk meningkatkan daya tank biota air bagi pengunjung, maka dipilih obyek-obyek interpretasi yang akan ditawarkan kepada pengunjung.
Pilihan obyek-obyek interpretasi biota air ditekankan pada jenis
mangrove, nipah, eceng gondok, kepiting, dan ikan dengan penjelasan sebagai berikut : (1).
Mangrove Topik mangrove sebagai obyek interpretasi pilihan dituangkan dalam beberapatema sebagai berikut :
-
Bagaimana mengenali bentuk dan ciri-ciri tumbuhan yang membentuk ekosistem mangrove
-
Jenis-jenis tumbuhan mangrove yang dapat dilihat di Suaka Margasatwa Muara Angke dan dimana dapat ditemukan jenis-jenis tersebut
-
Bagaimana cara melihat tumbuhan di ekosistem mangrove dan bagian-bagian apa saja yang menarik tumbuhan tersebut
-
Manfaat den kegunaan mangrove
Tema-tema di atas dapat dijabarkan dengan mengetahui karakteristik dan habitat hidup tumbuhan yang membentuk ekosistem mangrove, manfaat dan fungsi mangrove, serta keindahan dan keunikan ekosistem mangrove.
(2).
Eceng Gondok Agar lebih menarik dan mengurangi penepsi negatif pengunjung tentang eceng gondok, maka topik eceng gondok dituangkan dalam tema berikut :
-
Bagaimana ciri-ciri dan bentuk eceng gondok
-
Jenis apa saja yang hidup di kawasan dan dapat ditemukan di sebelah mana dari kawasan
-
Bagian mana saja dari eceng gondok yang menalik dan unik
-
Manfaat eceng gondok
Tema-tema di atas dijabarkan dengan mengetahui morfologi dan karakteristik eceng gondok, mengenal jenis-jenis eceng gondok beserta uri khas masingmasing, manfaat dan kegunaan serta fungsi eceng gondok selain sebagai tumbuhan pengganggu. Perlu disampaikan pula fungsi eceng gondok dalam kaitannya dengan pembuangan air atau limbah cair.
(3).
Kepiting Untuk membangkiikan rasa ingin tahu pengunjung tentang kepiting, maka topik kepiting dijabarkan dalam tema mengenai:
-
Jenis-jenis kepiting apa saja yang ada di kawasan
-
Bagaimana membedakan jenis satu dengan yang lain
-
-
Dimana saja tempat hidup kepiting dan ciri keberadaannya Bagaimana cara gerak dan kebiasaan mereka Bisakah jenis yang ada tersebut dikonsumsi manusia atau apa saja manfaat kepiting bagi mahluk hidup yang lain
-
Dimana saja bisa menemukan kepiting den bagaimana cara melihatnya
Tematema tersebut dijabarkan dengan mengetahui ciri-ciri morfologi dan jen'k-jenis kepiting yang ada di kawasan, kebiasaan dan tingkah laku kepiting, manfaat untuk mahluk hidup lain dan fungsinya terhadap ekosistem tempat hidupnya. (4).
lkan lkan di kawasan Muara Angke pedu diinterpretasikan jenis dan manfaatnya, agar fungsinya di kawasan tetap terjaga. Dan topik ikan ini dijabarkan dalam tema sebagai berikut :
-
Jenis ikan apa saja yang dapat dilihat di kawasan, termasuk ikan mana saja yang bisa dikonsumsi manusia
-
Bagaimana membedakanjenis ikan yang satu dengan jenis ikan yang lain
-
Bagaimana kebiasaan hidup dan tingkah laku mereka Dimana saja dapat dilihat ikan-ikan tersebut dan bagaimana cara melihatnya
Tema-tema di atas dijabarkan dengan mengetahui ciri-ciri morfologi dan jenis-jenis ikan yang diiemukan di kawasan, tingkah laku serta kebiasaan ikan, fungsi ikan bagi kawasan, dan manfaat ikan-ikan yang ada bagi masyarakat. (5).
Nipah Pohon nipah yang diiemukan di kawasan belum banyak dikenal orang, untuk itu topik yang akan disampaikan tentang nipah adalah sebagai berikut :
-
Bagaimana mengenali bentuk dan ciri-ciri pohon nipah serta habitat hidup mangrove
-
Dimana saja dapat diitemukan nipah Bagaimana cara melihat mangrove dan bagian-bagian apa saja yang menarik dari nipah
-
Manfaat dan kegunaan nipah
Tema-tema tersebut dijabarkan dengan mengetahui ciri morfologi dan habitat nipah, manfaat dan fungsinya, serta keunikan dari pohon keindahan buahnya yang dapat dimakan.
5.2.
Pembagian ruang Dengan mempertimbangkan konsep rencana interpretasi, prinsip-prinsip
interpretasi yang dikemukakan oleh Sharpe (1982), dan optimalisasi pemanfaatan sumtmrdaya yang ada, maka perlu diietapkan pembagian ruang. Pembagian ruang bermanfaat untuk mengarahkan pengunjung memasuki kawasan dengan mempertahankan daya dukung kawasan.
Rencana pembagian ruang dalam
penelitian ini dibagi berdasarkan tiga kepentingan, yaitu : (1).
Perlindungan Atas dasar pertimbangan status SMMA sebagai kawasan konse~asi,maka
diken~bangkanfungsi perlindungan dan konservasi. Pembagian ruang dimaksudkan untuk mempertahankan kelestarian biota air dan habitatnya. Disamping itu, juga ditujukan untuk kegiatan konservasi, khususnya terhadap ekosistem mangrove. (2).
Rekreasi alam terbatas Kepentingan yang kedua adalah rekreasi alam terbatas. Kegiatan wisata
terbatas yang diperbolehkan antara lain photo hunting dan viewing (pengamatan).
Di dalam kawasan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat merusak atau menghilangkan fungsi biota air. Rencana interpretasi dlujukan kepada semua kelornpok umur dengan menggunakan metode self guide atau menggunakan interpreter. Perencanaan dalam kepentingan ini diarahkan untuk pelayanan hiburan, pelayanan interpretasi, dan menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung. (3).
Pendidikan dan peneliian Dengan alasan masih banyaknya potensi sumberdaya alam khususnya biota
air yzing masih belum terungkap den belum disampaikan kepada masyarakat, maka dikelrnbangkan fungsi kawasan untuk peneliian dan pendidikan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Sasaran program peneliian dan pendidikan ini meliputi semua lapisan masyarakat bila memungkinkan, dengan penekanan para pelajar dan mahasiswa, pecinta alam dan pramuka, setta pemerhati lingkungan.
5.3.
Jalur interpretasi Untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan kawasan sesuai dengan
tujuan dan potensi biota air yang dipilih, maka jalur interpretasi dalam kawasan merupakan struktur utama pendukung pengembangan kegiatan interpretasi. Berb;agaistruktur pendukung yang lainnya, sepetti shelter atau stop area dan tandatanda interpretasi tentang biota air direncanakan menyebar sepanjang jalur. Rancangan struktur tersebut direncanakan menggunakan pola dan bentuk alami, terutama untuk mengurangi kerusakan pada habitat biota air. Peta jalur interpretasi di kawasan SMMA disajikan pada Lampiran 5. Jalur interpretasi biota air dikembangkan dalam tiga alternatif, jalur sebelah Barat kawasan, jalur air, dan jalan papan di atas air (boardwalk). Jalur sebelah Barat kawasan diarahkan agar pengunjung lebih menikmati kepaing beserta
man(1rove selaku habiatnya dari dekat, karena kelimpahan kepiting lebih banyak diierrlukan pada rawa-rawa mangrove yang masih cukup menunjang kehidupan mereka. Kebun nipah juga dapat disaksikan dari dekat di jalur ini. Selain kepiting, melalui jalur yang sama, pengunjung dapat melihat dan mengamati perilaku ikanikan rawa yang sering muncul di pmukaan air untuk mengambil oksigen. Akan tetapi dalam jalur ini tidak diperbolehkan ada aktivitas memancing. Akematii lain dikembangkan melalui jalur air. Jalur air dapat dilalui menggunakan perahu yang disewakan nelayan. Jalur ini diarahkan agar pengunjung dapat melihat dari dekat ikan-ikan yang ada di air dan mencapai lokasi-lokasi biota air yiang tidak dapat dicapai dengan jalan kaki. Jalur dimulai dengan menyusuri Sungai Angke kemudian berbelok masuk ke tengah kawasan. Pengunjung akan didarnpingi oleh seorang interpreter yang akan rnenceritakan semua obyek yang dilalui karena tanda-tanda interpretasi sangat sedikit yang dapat dipasang sepanjang jalur.
Interpreter juga dipersiapkan untuk menjaga keamanan dan
kenyaman pengunjung selama berperahu. Salah satu bentuk jalur yang akan dikembangkan berupa jalan setapak (trail) di atas permukaan air yang terbuat dari papan (boanEwalk). Ukuran jalan setapak ini sebaiknya tidak terlalu lebar, cukup untuk berjajar dua orang. Di sepanjang jalur tersebut juga akan dilengkapi dengan papan-papan interpretasi, antara lain papan yang memuat gambar biota air yang disertai dengan nama dan rnanfaatnya. Jika mernungkinkan pada tempat-tempat tertentu dibangun stop area yang memberikan kesempatan kepada interpreter menyampaikan interpretasi tentang biota air tersebut dengan fakta yang mudah dilihat pengunjung.
5.4.
Metode den teknlk interpretasl Agar makna sebenarnya dari biota air sampai kepada pengunjung,
dipe~lukanmetode penyampaian interpretasi. Metode interpretasi adalah cara-cara yangi digunakan untuk melaksanakan interpretasi. Penentuan penggunaan metode interpretasi berdasarkan faktor penentunya, yaitu obyek interpretasidan pengunjung (Ditjen PHPA, 1988). Metode interpretasi terdiri dari dua macam, yaitu metode lang!,ung dan metode tak langsung. (1)
Metode langsung Cara penyampaian interpretasi ini mempertemukan pengunjung dengan biota air yang ada, sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat, mendengar, atau merasakan dan bile mungkin meraba biota-biota tersebut.
(2)
Metode tidak langsung Cara penyampaian interpretasi ini menggunakan bahan atau peralatan bantu untuk memperkenalkan biota air. Dalam metode ini interpretasi dilaksanakan dengan menyajikan pemutaran film atau slide program, atau dalam bentuk pefcakapanldiskusi di suatu ruangan antara pengunjung dengan pemandu wisata alam sambil memperagakanflora dan fauna offset.
Teknik penyampaian interpretasi oleh Sharpe (1982) dibedakan menjadi 2, yaitu personal services dan non-personal services, maka teknik interpretasi tentang biota air yaitu :
(1).
Personal services Teknik interpretasi dengan adanya kehadiran pemandu atau petugas dari
pihalc pengelola kawasan, yang berfungsi sebagai intepreter menyampaikan progiram-program interpretasi biota air, menjelaskan dan mendiskusikannya dengan pengunjung, atau mendemonstrasikan secara langsung kepada pengunjung, meliputi segi morfologi, tingkah laku den kebiasaan, habitat hidup, fungsinya di kawasan dan manfaat biota air bagi manusia. Dalam menyampaikan program interpretasi, interpreter dapat dibantu dengan alat-alat peraga. seperti slide dan fotofoto biota air yang ada, atau contoh langsung dan spesimen dari jenis biota air yang ada.
(2).
Non-personal services Kegiatan interpretasi pada lokasi ini tanpa pemandu atau petugas yang
berfungsi sebagai interpreter. Kegiatan interpretasi hanya menggunakan panduan peta perjalanan interpretasi yang akurat pada jalur yang sudah ada. Peta yang digurlakan minimal harus memuat jalur lengkap dengan tanda-tanda petunjuk, papan interpretasi, papan infonnasi dan larangan, papan nama, atau daftar nama dari obyek yang ada. Peta ini dapat berupa booklet atau leaflet. Materi yang diinterpretasikan meliputi nama jenis-jenis biota air, manfaat dan fungsinya disertai dengan gambar. Pengunjung dapat menginterpretasikan sendiri biota air yang ada yang ada dipandu dengan berbagai bentuk materi interpretasi yang telah berisi pesan-pesan lingkungan tersebut.
5.5.
Fasilitas interpretasi yang akan dikembangkan Fasiliis interpretasi yang direncanakan akan dikembangkan dalam
menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, disesuaikan dengan pote~isisumberdaya biota air yang ada, arah pengembangan dari pihak pengelola, dan keinginan pengunjung (Gambar 5-1).
Rencana fasiliias yang akan
dikernbangkan tersebut antara lain : (1).
Pusat lnformasi Bangunan ini merupakan pusat pengunjung memperoleh semua inforrnasi
yang dibutuhkan tentang biota air yang ada di kawasan. Pusat infonasi tidak perlu berqpa bangunan yang besar dan luas, tetapi secukupnya dari bahan kayu dan berkesan terbuka. Pusat informasi di dalamnya dilengkapi dengan :
-
peta kawasan (peta jalur interpretasi biota air, peta lokasi biota air, peta sarana yang disediakan),
-
panel-panel terbatas, leafletlbooklet, buku penuntun lapangan yang menarik berisi informasi tentang sejarah kawasan, gambar-gambar biota air yang ada, informasi tentang pelayanan yang akan diperoleh, informasi tentang kegiatan yang diperbolehkan selama kunjungan, dan informasi mengenai peraturanperaturan saat berada di kawasan perpustakaan kecil yang menyimpan buku dan karya ilmiah tentang biota air serta kawasan
Ruang yang perlu disediakan di dalamnya berupa : ruang informasi
-
ruang administrasi dan perizinan
-
toilet dan tempat ibadah
(2).
Tanda-tanda interpretasi Tanda-tanda interpretasi rnerupakan salah satu media interpretasi guna
rnen~~njang kegiatan interpretasi dan rnenarik rninat pengunjung. Tanda-tanda interpretasi yang direncanakan rneliputi :
-
papan petunjuk arah Untuk rnernpermudah pengunjung, rnaka papan petunjuk arah diletakkan di lokasi-lokasi strategis atau di persimpangan jalur. Nama lokasi tujuan jalan setapak hanya dapat dibaca pada papan informasi dan peta yang terdapat di pintu rnasuk atau buku petujunjuk lapangan yang akan dibagikan saat rnemasuki kawasan. Selebihnya, papan petunjuk arah hanya berupa kode atau anak panah sederhana di persirnpangan atau belokan jalan setapak.
-
Papan narna jenis biota air Setiap obyek interpretasi perlu diberi papan narna yang jelas dan rnenarik perhatian pengunjung. Papan narna jenis biota air sebaiknya diletakkan di lokasi-lokasi ternpat obyek diternukan. Agar lebih rnenarik, papan narna dapat dilengkapi dengan garnbar atau foto obyek. Narna yang tercanturn terdiri dari narna ilrniah, narna lokal, narna perdagangan atau narna urnurn.
-
Papan interpretasi biota air Papan interpretasi dapat bempa papan yang berisi narasi secara rnendetil rnengenai biota air dilengkapi dengan garnbar jenis biotanyadan diletakkan pada lokasi ditemukan biota air tersebut.
Papan interpretasi sebaiknya
dibuat unik, khas, dan rnenarik yang diletakkan di sepanjang jalur.
(3).
Kamera penanen Kamera permanen disediakan dengan tujuan agar pengunjung dapat melihat
aktivitas, perilaku dan kebiasaan fauna air (kepiting, ikan) yang terekam setiap s a t . Hal i~ii membantu pengunjung apabila pada saat di lokasi obyek, pengunjung tidak menc?mukan atau melihat fauna yang dimaksud. Kamera diletakkan pada lokasi yang aman dan mampu merekam segala perilaku kehidupan fauna air yang dapat dicapai oleh pengunjung, keselamatan dan keamanan pengunjung perlu diperhatikan. Untuk menghindari hal-ha1 yang tidak diinginkan, kamera sebaiknya diberi pelindung guna menghindari gangguan cuaca, satwa, atau manusia. (4).
Laboratorium alam Bagi pengunjung untuk tujuan peneliian dan pendidikan tentang biota air
akan difasiliiasi oleh pengelola berupa laboratorium alam yang meliputi seluruh kawa~san.Laboratorium yang dikembangkan merupakan ekosistem mangrove alami dan diusahakan mendekati ekosistem yang ideal. Laboratorium juga dilengkapi dengan beberapa peralatan yang mungkin diperlukan oleh pengunjung, seperti seperangkat peralatan untuk mengukur kualiias air (tenometer untuk mengukur suhu, salinometer untuk mengukur salinitas, seichi disk untuk menentukan kecerahanlkekeruhan, plankton net untuk meyaring plankton, ekman grab untuk mengambil sampel benthos dan , lub atau kaca pembesar untuk melihat jenis-jenis biota kecil, mikroskop untuk melihat plankton, dan lain-lain), alat peraga berupa ~pes~imen-spesimen flora dan fauna air yang diawetkan, kamera bawah air , serta perpustakaan mini berisi buku-buku, jurnal dan makalah tentang biota air.
(5).
Boardwalk Boardwalk merupakan salah satu jalur di atas perrnukaan air yang akan
dikernbangkan dan disempurnakan sesuai dengan jalur yang telah direncanakan dala~nkawasan. Sambil meniti boarwalk, pengunjung dapat menyaksikan dan mengamati biota air dengan didampingi interpreter atau mengikuti buku petunjuk laparrgan. Boardwalk terbuat dari papan kayu dengan fondasi yang kuat. Panjang boardwalk disesuaikan dengan jalur direncanakan dan lebar sekiar 1
- 1,5 meter.
Pengunjung, terutama anak-anak dan wanita, akan merasa lebih aman jika boardwalk dilengkapi dengan penyangga tepi.
t
PAPAN INTERPRETMI BIOTAAIR Dl SMMA
A
- =
,I
I.W
IWnmpr
.
Rumah .boa h.IP*
f
+
Pvr* h*"".d
QNl6bpO
8 kn.nP-u 0.k III*lpmml dm d*bJd dl ~m.nbnpnnlPn K.PM~ /y s n s i(lw8Sm isf 1-s
a m Faun. Y
hbr Papn @oaldw.IkJ Undung P-aha Soaka hbrg.8nma rr*Rpungan
OSWll Jabn Papa. b b m * : Keong Mas Kua-bra 0bW.k
dwr Q
-
-
nl~au
rn K*mo . 4 U t a..?
8.
." mblc
Wnabrnen Phn I u w l o m .
Gambar 6-1. Peta nncana fasititas interp&asi biota air