BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Gambara Umum Lion Air 4.1.1.1 Sejarah Lion Air Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1999 dan beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000. Maskapai Lion Air beroperasi pertama kalinya dengan menggunakan Boeing 737-200 yang disewa untuk membuka rute ke Pontianak. Maskapai penerbangan ini dikomandoi oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Dalam perkembangannya, Maskapai penerbangan ini berencana untuk bergabung dengan IATA, tetapi sebelum masuk ke dalam IATA, organisasi ini mengharuskan maskapai ini untuk lulus ujian IATA, IOSA. Namun, gagal karena masalah keamanan. Tetapi, Lion Air tak patah arang meski sempat gagal. Lion bersama Boeing mendesain framework untuk workshop dalam pengaplikasian prosedur Kinerja Navigasi Berpemandu (KNB) di Indonesia.72 Pada tanggal 19 Juli 2011, Lion Air melakukan pemberhentian sementara untuk ke 13 armadanya akibat gagalnya maskapai memenuhi OTP (on time performance) yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Udara sampai Lion Air dapat memenuhi sekurang-kurangnya 80 persen dari OTP. Dalam catatan resmi Kementerian Perhubungan, OTP Lion Air hanya 66.45 persen dan merupakan yang terburuk dari 6 maskapai penerbangan utama dari bulan Januari hingga April
72
Tentang Lion Air, www.lionair.co.id, diakses pada 10 September 2015, 20:09 WIB
39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
tahun 2011 di 24 bandar udara di seluruh Indonesia.[4] Pada tanggal 18 November 2011, maskapai penerbangan bersama dengan Boeing mengumumkan pemesanan 201 pesawat Boeing 737 MAX dan 29 pesawat Boeing 737-900ER dan ini tercatat sebagai pemesanan tunggal terbanyak oleh satu maskapai penerbangan komersial sebanyak 230 dengan nilai $21.7 miliar.73
4.1.2. Gambaran Umum Detik.com 4.1.2.1 Sejarah Detik.com Pada tahun 1995, 2 wartawan kawakan dan 1 insinyur mempunyai ide untuk membuat website online news media, dan lahirlah www.detik.com yang secara resmi diluncurkan pada tahun 1998. Detikcom adalah Indonesia news online. Didorong oleh semangat kewirausahaan dan teknologi, dengan cepat detikcom tumbuh dari sebuah situs berita sederhana menjadi situs yang matang sebagai perusahaan media baru pada tahun 2004. Diawaki oleh lebih dari 100 orang dalam ruang lingkup berita, Detikcom menyampaikan berita dari menit ke menit setiap peristiwa terkini dari seluruh bangsa. Sekarang laporan berita beragam disampaikan, mulai dari politik, ekonomi, keuangan, bisnis, pasar modal, hiburan, dan juga olahraga. Detikcom juga memberikan isi pada berbagai platform: web, SMS, WAP dan lain-lain. Yang terbaru dari produk-produk detikcom adalah blog, forum dan peta. Pada tahun 2002, detikcom juga mulai merambah bisnis layanan mobile dan secara cepat tumbuh matang pada awal tahun 2004. Pada tahun itu sampai
73
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
dengan sekarang bisnis mobile detikcom memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan bisnis Detikcom. Pengalaman dan keahlian dalam memberikan konten dan layanan bagi jutaan pengguna dan pembaca juga memungkinkan detikcom untuk menjadi mitra yang berharga untuk memberikan layanan bagi para pemain industri lain: operator selular dalam memberikan layanan bernilai tambah, penyedia konten lainnya untuk distribusi, media cetak untuk konten sindikasi, serta perusahaan besar dan perusahaan multinasional sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi. Detikcom saat ini memiliki hubungan kerja dengan semua operator selular, penyedia konten serta surat kabar dari 26 daerah di seluruh Indonesia untuk sindikasi berita.
4.1.2.2 Motto, Visi dan Misi Detik.com a. Motto DetikCom “Mengapa menunggu besok, detik ini juga.” Sebagai media pemberitaan internet pertama di Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan tercepat. b. Visi DetikCom Tumbuh sebagai sebuah perusahaan besar dan menjadi pemain dominan di mobile dan industri iklan online. c. Misi DetikCom Melayani pembaca setia dan dihargai dengan informasi bersamaan, membuat tersedia berbagai layanan bagi pelanggan mobile, dan membantu klien (pengiklan) dalam mencapai tujuan mereka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
4.1.3. Gambaran Umum Kompas.com 4.1.3.1 Sejarah Kompas.com Kompas didirikan oleh jurnalis Katolik Jawa dan keturunan Cina ketika situasi politik di Indonesia sedang di puncak kehangatan. Ketika itu, penerbitan pers di Indonesia yang anti Soekarno dan anti PKI dimatikan oleh pemerintah. Kompas diterbitkan pertama kali pada hari Senin 28 Juni 1965 dengan tebal empat halaman (Blenzinky, 2010: 2). Frans Seda yang menjabat sebagai ketua partai Katolik sekaligus Menteri Perkebunan dengan dukungan PK seorang editor mingguan Star Weekly tahun 1950an dan Jakoeb Oetama editor pada mingguan Katolik Penabur bekerjasama menerbitkan koran bernama Bentara Rakyat. Menjelang terbit, Presiden Soekarno menganjurkan untuk memakai nama Kompas yang artinya petunjuk arah, kemudian resmilah koran ini memakai nama Kompas. Terbitnya Kompas membangkitkan reaksi penentangan dari media massa kiri dan tidak sedikit yang mengartikan bahwa Kompas adalah Komando Pastor, karena Kompas dilahirkan oleh orang-orang Katolik seperti PK Ojong, Jakob Oetama, J. Adisubrata, Lie Hwat Nio, Marcel Beding, dan Tan Soei Sing (Blenzinky, 2010:2). Pada tahun 1980-an, kepemimpinan Kompas dipegang oleh Jakob Oetama yang membawa Kompas kedalam era industri dengan strategi diversifikasi dan investasi sepanjang tahun 1980an. Pada awanya Kompas membawa kepentingan Partai Katolik yang ada pada saat itu. Namun, ketika Partai Katolik dileburkan ke dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1973, Kompas mencoba untuk menjadi surat kabar yang lebih independen dan mencoba melepaskan diri dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
agama, tetapi akar yang mengikatnya tidak dapat lepas begitu saja, terutama ideologi yang menjadi dasar kebijakan politiknya (Blenzinky, 2010:2). Perjalanan Kompas tidak mulus. Tiga bulan setelah Kompas terbit terjadi musibah, seiring dengan pemberontakan G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965, Kompas dan seluruh media massa cetak lainya dilarang untuk terbit dari tanggal 2-6 Oktober 1965. Hanya dua surat kabar dan dua kantor berita yang diizinkan terbit, yakni: surat kabar Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha serta LKBN Antara dan Pemberitaan Angkatan Bersenjata (PAB). Setelah suasana tenang, Kompas dan beberapa surat kabar lainnya boleh terbit kembali. Pada pertengahan tahun 1972, Kompas dan lima surat kabar ibukota lainnya melanggar “ranjau” dan terkena larangan terbit selama dua minggu (Nurkholis, 2008: 61). Dengan lahirnya
Undang-Undang
Pokok
Pers
tahun
1982
dan
diberlakukannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUUP), semua penerbitan pers di Indonesia diwajibkan berbadan hukum. Ketentuan tersebut semakin ikut mendewasakan kehadiran surat kabar ini. Sesuai ketentuan, penerbitannya segera dialihkan dari Yayasan Bentara Rakyat ke PT Kompas Media Nusantara. Maka sejak diberlakukannya SIUUP, Kompas berdiri berdasarkan SK Menpen No.013/SK/Menpen/SIUUP/A.7/1985 pada tanggal 10 November 1985. Kompas kemudian diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang berada di bawah naungan Kelompok Kompas-Gramedia, sebuah kelompok yang membawahi lebih dari 38 perusahaan, baik perusahaan cetak, penerbitan, stasiun radio, supermarket, dan lain-lain (Rachman,2008:72-73).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
4.1.3.2 Profil Kompas Surat kabar yang memiliki motto “Amanat Hati Nurani Rakyat” ini sudah tertulis sejak Kompas pada edisi pertama sampai dengan sekarang ini. Kompas menempatkan pengalaman sebagai guru paling berharga. Belajar dari berbagai macam pengalaman sejak lahir tahun 1965, surat kabar ini senantiasa ingin mengabdikan dirinya untuk bisa menepati motto yang ada tersebut. Ada tiga strategi pembahasan yang dilakukan Kompas bila harus mengupas sebuah masalah sensitif yang berkembang dalam masyarakat, misalnya masalah yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Tiga strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut. Model Jalan Tengah (MJT), model ini menggambarkan strategi Kompas yang menggugat secara tidak langsung,mengkritik tetapi disampaikan dengan santun, terkesan berputar-putar dan mengaburkan pesan yang hendak disampaikan. Model Angin Surga (MAS),dalam model ini Kompas tidak menggugat atau mempertanyakan hal-hal tertentu,tetapi lebih sebagai imbauan serta harapan. Model Anjing Penjaga (MAP), model ini bersifat terbuka dan menggunakan bahasa yang lebih berani (Hamad, 2004:117).
4.1.3.3 Visi dan Misi a.
Visi Kompas Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan
masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
b.
Misi Kompas Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara profesional,
sekaligus memberi arah perubahan (trend setter) dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya (Kompas Company Profile, 2007).
4.2.
Hasil Penelitian Pada analisis dan pembahasan ini, peneliti menguraikan hasil penelitian
terkait dengan pemberitaan detik.com dan kompas.com mengenai pemberitaan mengenai delay pesawat Lion Air yang terjadi pada Februari 2015. Waktu penelitian terfokus pada bulan Februari 2015, dimana awal munculnya berita mengenai
delay
pesawat
Lion
Air
di
Bandara
Soekarno-Hatta
yang
mengakibatkan penumpukan penumpang dan kacaunya jadwal penerbangan lain di bandara tersebut. Pada peristiwa delay jadwal penerbangan yang menimpa Lion Air di Bulan Februari 2015, banyak pihak – pihak yang dirugikan. Tidak hanya penumpang tetapi juga maskapai penerbangan lain dan juga pihak pengelola bandara serta pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan. Peristiwa ini menarik para wartawan untuk meliput dan menyajikan peristiwa yang sudah dikemas menjadi berita kepada masyarakat. Tidak hanya melalui media cetak yang berupa koran, tetapi berita tersebut juga dipublikasikan melalui media online yang dapat diakses dengan secara cepat oleh khalayak kapan pun dan dimana pun. Ada beberapa media online yang mempublikasikan berita mengenai delay Lion Air, karena delay yang menimpa Lion Air pada bulan Februari 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
merupakan salah satu delay terparah yang pernah terjadi pada maskapai yang bersangkutan tersebut. Salah satu media online yang memuat berita tersebut adalah detik.com dan juga kompas.com, kedua media online tersebut secara berkala menyajikan berita mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi terkait dengan delay Lion Air, seperti apa yang terjadi dengan penumpang Lion Air selama delay, bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Lion Air dalam mengatasi delay tersebut, bagaimana tindakan pemerintah dalam menanggapi delay Lion Air. Pada rentang waktu penelitian ini terdapat beberapa peristiwa yang menarik untuk diangkat sebagai kajian analisis yaitu : a) Apa yang terjadi dengan penumpang Lion Air selama delay; b) Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Lion Air dalam mengatasi delay tersebut; c) Apa yang dilakukan pemerintah terkait dengan delay yang terjadi pada Lion Air. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka akan dianalisis lebih jauh dengan membandingkan berita mengenai delay maskapai penerbangan Lion Air pada Februari 2015 di media online detik.com dengan kompas.com.
4.2.1. Analisis Framing detik.com 4.2.1.1 Analisis Framing, “Soal Lion Air Delay, Ini Tanggapan Menhub Jonan”, Kamis 19 Februari 2015 Pada kamis 19 Februari 2015, detik.com memuat berita yang berjudul “Soal Lion Air Delay, Ini Tanggapan Menhub Jonan.” Berita ini diliput oleh wartawan dengan inisial RVK/DNU dan ditulis ke dalam 6 Paragraf.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
STRUKTUR SINTAKSIS Struktur Sintaksis yang ada pada artikel berita tersebut dapat dijelaskan melalui beberapa hal, yaitu: Headline dalam berita tersebut adalah “Soal Lion Air Delay, Ini Tanggapan Menhub Jonan”. Judul berita ditulis dengan huruf yang ditebalkan sehingga, secara gamblang judul berita menggambarkan inti informasi dari berita tersebut. Pemilihan kata untuk judul yang digunakan oleh detik.com memaparkan bahwa delay Lion Air yang terjadi saat itu harus membuat pihak Kementerian Perhubungan turun tangan. Bahkan sampai Menteri perhubungan pun ikut campur dalam hal ini sehingga menunjukkan jika delay yang terjadi merupakan masalah yang serius. Lead. Sebagai pendukung judul, paragraf awal artikel berita digunakan untuk menjelaskan secara singkat sebelum masuk ke isi berita. Pada artikel berita ini, lead hanya terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama memberitahukan sejak kapan Lion Air mengalami delay, dan kalimat kedua mengiinformasikan mengenai tanggapan Menhub Jonan terkait hal yang seharusnya dilakukan oleh Lion Air kepada penumpang yang dirugikan. Secara lengkap lead berisi: “Jadwal penerbangan maskapai Lion Air mengalami keterlambatan sejak siang tadi. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, meminta agar Lion Air memberikan kompensasi kepada penumpang yang dirugikan akibat jadwal Lion Air yang delay berjam-jam.”74 Latar Informasi. Latar informasi pada artikel berita adalah mengenai komentar/tanggapan yang diberikan oleh Menhub Jonan terkait masalah delay 74
Soal Lion Air Delay, Ini Tanggapan Menhub Jonan (19 Februari 2015). detikNews [Online]. Diakses pada tanggal 16 Juni 2015 pukul 15:11 WIB dari http://news.detik.com/berita/2837309/soal-lion-air-delay-ini-tanggapan-menhub-jonan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
Lion Air yang sudah terjadi selama berjam-jam dan merugikan para penumpang maskapai tersebut. Kutipan sumber. Kutipan yang diambil untuk melengkapi dan memperkuat artikel berita ini adalah kutipan pernyataan dari Menhub Jonan. Untuk memperjelas seperti apa tanggapan yang diberikan, detik.com mengutip pernyataan Menhub Jonan, yaitu: “Kalau delay itu biar urusan, sudah ada aturannya jadi lakukan itu saja.”75 Dari kutipan diatas, dimaksudkan bahwa harus ada kompensasi kepada para penumpang yang terlantar dari pihak Lion Air karena hal tersebut, dalam hal ini adalah mengenai delay. Detik.com juga menjelaskan aturan apa yang dimaksudkan oleh Menhub. Tanggapan lain yang diberikan oleh Menhub adalah mengenai sanksi keterlambatan. “Belum (sanksi tambahan), kalau airlines rusak ya rusak saja.”76 Dari pernyataan Menhub diatas mengenai sanksi, dapat dimaknai jika Menhub sudah memiliki anggapan kalau insiden delay kali ini diakibatkan karena rusaknya pesawat. Tetapi, makna lain yang mungkin ada dibalik kata-kata tersebut adalah sindiran yang mungkin ingin disampaikan oleh Menhub Jonan mengenai manajemen Lion Air yang tidak bisa menangani insiden delay ini secara cepat. Sehingga, mengakibatkan banyak kerugian yang harus ditanggung, baik oleh penumpang, pihak bandara maupun kementerian perhubungan.
75 76
Ibid. Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
Pernyataan atau Opini. Dalam artikel berita ini, wartawan tidak memasukkan satu pun opini pribadi mereka ke dalam artikel berita. Secara keseluruhan artikel berita hanya berisi kutipan pernyataan, penjelasan yang mendukung kutipan pernyataan dan informasi mengenai alasan keterlambatan yang diberikan oleh Lion Air. Penutup. Penutup yang digunakan oleh penulis merupakan tanggapan dari pihak Lion Air dalam merespon dan memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya delay yang merugikan banyak pihak tersebut. “Lion Air mengatakan,keterlambatan hari ini karena ada 3 masalah teknis. Pertama ada bird strike di Semarang, kedua adanya maintenece schedule dan ketiga FOD yang menyebabkan seluruh operasional Lion Air terganggu.”77 Paragraf penutup pada artikel ini menjelaskan jika pihak Lion Air sudah memberikan klarifikasi mengenai apa saja hal yang menyebabkan terjadinya delay. Dengan adanya informasi mengenai penyebab delay yang disampaikan oleh Lion Air, dapat diketahui jika wartawan yang menuliskan artikel berita ini berusaha bersikap netral. Meski pada awal artikel, Lion Air memiliki kesan negatif karena belum memberikan kompensasi kepada para penumpang tetapi, pada penutup artikel berita dijelaskan bahwa Lion Air sudah memberikan informasi penyebab delay. Hal ini bisa dikatakan bahwa Lion Air memenuhi tanggung jawabnya kepada para penumpang dengan memberikan informasi terkait, meskipun belum sepenuhnya tanggung jawab tersebut dipenuhi.
77
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. Unsur – unsur yang ada pada artikel berita tersebut adalah unsur what. What: dalam berita tersebut apa yang menjadi sorotan adalah mengenai tanggapan dari Menhub Jonan. Hal ini terlihat dari judul artikel berita yaitu “Soal Lion Air Delay, Ini Tanggapan Menhub Jonan”. Unsur lain yang ada pada artikel berita ini adalah unsur Who, Where dan When. Who, Where dan When: dalam teks berita dijelaskan kapan dan dimana Menhub Jonan memberikan statement nya. Hal ini dapat dilihat dari tulisan pada paragraf kedua yang berisi kutipan dari narasumber, Menhub Ignasius Jonan. Setelah menuliskan kutipan, wartawan memberikan penjelasan siapa, dimana dan kapan hal itu terjadi, yaitu: “ujar Menhub Jonan di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Kamis (19/2/2015) dini hari.”78 Unsur Why pada artikel dapat dilihat disetiap paragraf. Tetapi secara keseluruhan unsur Why ini meliputi pendapat Menhub Ignasius Jonan mengenai kompensasi yang harus diberikan terkait dengan delay Lion Air. Hal ini dapat diketahui melalui paragraf pertama artikel berita, yaitu: “Jadwal penerbangan maskapai Lion Air mengalami keterlambatan sejak siang tadi. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, meminta agar Lion Air
78
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
memberikan kompensasi kepada penumpang yang dirugikan akibat jadwal Lion Air yang delay berjam-jam.”79 Oleh karena itu, How disini adalah bagaimana tindakan yang seharusnya dilakukan Lion Air dalam menangani hal ini. Pada penutup berita dapat diketahui ada tanggapan yang diberikan oleh Lion Air terkait delay yang terjadi, yaitu: “Lion Air mengatakan, keterlambatan hari ini karena ada 3 masalah teknis. Pertama ada bird strike di Semarang, kedua adanya maintenence schedule dan ketiga FOD yang menyebabkan seluruh operasional Lion Air terganggu.”80 Hal ini dapat memberikan pesan positif kepada Lion Air. Karena, meski mereka belum sepenuhnya memenuhi tanggung jawab kepada penumpang dengan memberi kompensasi tetapi, mereka memberikan informasi mengenai penyebab delay pesawat.
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta. Jika dilihat dalam teks berita, penjelasan yang diberikan tidak hanya mengenai kompensasi saja tetapi terdapat penjelasan mengenai alasan apa yang menyebabkan sampai Lion Air mengalami delay.
79 80
Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
STRUKTUR RETORIS Pemilihan kata yang digunakan merupakan kata-kata yang umum sehingga pembaca mudah memahami isi berita. Dalam artikel, wartawan sama sekali tidak menggunakan idiom-idiom tertentu. Hanya saja ada beberapa istilah asing yang merupakan istilah di dunia penerbangan seperti maintenence schedule, bird strike dan FOD. Gambar atau foto yang digunakan sebagai ilustrasi adalah foto para penumpang ya yang sedang berkerumun di depan bandara. Jika melihat foto, judul dan isi berita, sepertinya foto yang digunakan kurang sesuai. Karena dalam artikel lebih fokus kepada tanggapan dari Menhub mengenai delay Lion Air, tetapi foto yang digunakan hanya menunjukkan bagaimana situasi atau keadaaan para penumpang yang berdiri berkerumun.
4.2.1.2 Analisis Framing, “Kemenhub Minta Lion Air Beri Informasi Detil ke Penumpang Soal Delay”, Kamis 19 Februari 2015 Pada kamis 19 Februari 2015, detik.com memuat berita yang berjudul “Kemenhub Minta Lion Air Beri Informasi Detil ke Penumpang Soal Delay”. Berita ini diliput oleh wartawan dengan inisial MOK/NDR dan ditulis ke dalam 5 Paragraf.
STRUKTUR SINTAKSIS Struktur Sintaksis dalam artikel berita ini dapat dijelaskan dari hal-hal berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Headline dalam berita tersebut adalah “Kemenhub Minta Lion Air Beri Informasi Detil ke Penumpang Soal Delay”. Judul berita ditulis dengan huruf yang ditebalkan sehingga dapat memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi berita. Hal yang digambarkan oleh detik.com adalah Kemenhub meminta agar Lion Air dapat lebih terbuka kepada para penumpangnya terkait hal apa yang menyebabkan jadwal penerbangan harus mengalami delay secara beruntut. Judul pada artikel ini sangat memperlihatkan kurangnya profesionalitas Lion Air sebagai maskapai penerbangan yang seharusnya memberikan pelayanan terbaik kepada penumpangnya tetapi, saat terjadi masalah justu tidak memberikan informasi akurat yang dibutuhkan oleh penumpangnya. Lead digunakan untuk lebih memperjelas Judul. Lead juga terdapat pada awal artikel sehingga, lead membuka artikel berita sebelum pembaca benar-benar masuk ke paragraf lain yang menjelaskan isi artikel. Secara lengkap lead dalam artikel ini adalah sebagai berikut: “Ratusan Penumpang Lion Air di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta masih belum jelas kapan akan terbang. Kementerian Perhubungan meminta petugas dari maskapai itu untuk terus memberikan informasi kepada para penumpang mengenai apa yang terjadi.”81 Pada lead, wartawan menggambarkan jika seharusnya Lion Air memberikan informasi secara berkelanjutan agar kejelasan mengenai bagaimana nasib para penumpang menjadi jelas dan tidak menimbulkan informasi yang salah. Gaya penulisan lead ini adalah lead menonjok. Lead ini mengajak
81
Kemenhub Minta Lion Air Beri Informasi Detil ke Penumpang Soal Delay (19 Februari 2015). detikNews [online]. Diakses pada tanggal 16 Juni 2015 pukul 13:48 WIB dari http://news.detik.com/berita/2837527/kemenhub-minta-lion-air-beri-informasi-detil-kepenumpang-soal-delay
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
pembacanya untuk membaca baris berikutnya karena kalimat yang ada di dalam lead dapat mengguncang keingintahuan pembaca mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Setelah lead, hal selanjutnya yang dipaparkan dalam artikel adalah latar informasi atau penyebab terjadinya fakta. Dalam artikel ini latar informasinya adalah mengenai Kemenhub yang meminta agar Lion Air dapat memberikan informasi detail kepada penumpang mengenai delay yang terjadi. Dari judul dan lead,, kemudian latar informasi yang ada pada artikel tersebut jelas terlihat jika Lion Air kurang tanggap dalam menangani kasus yang terjadi saat itu, sehingga pihak pemerintahan harus ikut andil dalam menangani kasus tersebut. Kutipan atau pernyataan dalam artikel ini merupakan penguat fakta yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam artikel ini kutipan narasumber diambil dari Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, JA Brata. Untuk tanggapan terkait delay Lion Air yang merugikan hingga ratusan penumpang ini, JA Brata mengatakan: “Kewajiban pengangkut harus memberikan informasi, jangan pada lari, harus diberikan informasi, para petugas di darat.”82 Kutipan lain yang diberikan oleh JA Brata mengenai kewajiban dan pelanggaran yang dilakukan Lion Air adalah: “Yang pasti kita monitor terus pelanggaran apa saja yang dilakukan, diabaikan atau nggak, dia kan harus melayani.” Kutipan tersebut merupakan tanggapan narasumber terkait kewajiban apa saja yang sudah dipenuhi oleh Lion Air kepada para penumpang terkait delay pesawat.
82
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Salah satunya adalah kewajiban dalam memberikan update informasi kepada penumpang mengenai alasan terjadinya delay. Pernyataan atau opini yang ditulis oleh wartawan dalam artikel bisa merupakan bentuk persetujuan atau ketidaksejutuan mengenai hal yang terjadi terkait suatu peristiwa. Wartawan memasukkan opini yang menyetujui tindakan yang dilakukan oleh Kemenhub kepada Lion Air. “Jika banyak kewajiban yang diabaikan, bukan tidak mungkin maskapai itu diberikan sanksi.”83 Wartawan memberikan pesan bahwa kewajiban kepada penumpang atau konsumen harus selalu dipenuhi. Karena Lion Air sebagai maskapai penerbangan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat. Hal ini juga dimaksudkan untuk membuka mata masyarakat bahwa mereka harus bisa memilih pelayanan publik, yang dalam kasus ini adalah maskapai penerbangan dengan lebih baik lagi dan melihat apakah maskapai tersebut mampu untuk memenuhi kewajibannya kepada penumpang. Penutup. Paragraf penutup menjelaskan apa tindakan selanjutnya yang akan dilakukan oleh Kemenhub. Tindakan tegas akan diberikan jika Lion Air terbukti tidak memenuhi kewajiban penumpang dengan baik. Dari keseluruhan artikel berita pembaca disuguhkan mengenai usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini.
83
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. What: dalam berita tersebut apa yang menjadi sorotan adalah mengenai informasi yang diberikan oleh pihak Lion Air dirasa kurang detail oleh pihak Kemenhub. Seperti yang terlihat pada paragraf pertama artikel tersebut, yaitu: “Ratusan Penumpang Lion Air di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta masih belum jelas kapan akan terbang. Kementerian Perhubungan meminta petugas dari maskapai itu untuk terus memberikan informasi kepada para penumpang mengenai apa yang terjadi.”84 Where dan When: dalam teks berita dijelaskan kapan dan dimana kejadian tersbut terjadi. Who: hanya ada satu narasumber dalam teks berita tersebut yaitu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, JA Brata.
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta.
84
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Setiap paragraf selalu mendukung dan menjelaskan maksud dari paragraf sebelumnya. Pada artikel ini sangat jelas digambarkan jika Lion Air tidak memenuhi kewajibannya dalam memberikan informasi detail kepada penumpang mengenai delay yang terjadi. Bahkan pihak Kemenhub pun sampai meminta Lion Air untuk terus memberikan informasi. Dengan kata – kata “meminta” yang digunakan wartawan dalam penyusunan kalimatnya, wartawan ingin mengarahkan pembaca untuk melihat bahwa penumpang sangat telantar dan hal ini membuat Kemenhub turun tangan untuk mamantau sejauh mana tindakan yang sudah dilakukan oleh Lion Air.
STRUKTUR RETORIS Pemakaian grafik, foto atau data pendukung lain dalam suatu teks berita merupakan hal yang patut untuk dilakukan dan tidak diabaikan. Meskipun bukan merupakan hal besar tetapi, data-data pendukung tersebut juga bukan hal yang patut untuk disepelekan. Dengan menggunakan data-data tersebut, wartawan dapat menggambarkan tidak hanya dengan kalimat-kalimat tetapi juga dengan menggunakan bukti gambar atau foto seperti apa keadaan nyata dari tempat sebenarnya terjadi peristiwa tersebut. Pemilihan foto pada artikel berita ini dapat memberikan visualisasi mengenai keadaan sebenarnya yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta. Foto yang digunakan memperlihatkan banyaknya orang yang menunggu diluar bandara. Mereka terlihat bingung selama menunggu informasi pasti mengenai kelanjutan nasib mereka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
4.2.1.3 Analisis Framing, “Penerbangan Delay Parah, Lion Air Minta Maaf dan Pastikan Beri Kompensasi”, Jumat 20 Februari Pada Jumat, 20 Februari 2015, detik.com memuat berita yang berjudul “Penerbangan Delay Parah, Lion Air Minta Maaf dan Pastikan Beri Kompensasi.” Berita ini diliput oleh wartawan dengan inisial NWK/NRL dan ditulis ke dalam 7 Paragraf.
STRUKTUR SINTAKSIS Struktur Sintaksis dalam artikel berita ini dapat dijelaskan dari hal-hal berikut: Headline dalam berita tersebut adalah “Penerbangan Delay Parah, Lion Air Minta Maaf dan Pastikan Beri Kompensasi.” Judul ditulis dengan huruf tebal sehingga dapat memberikan gambaran mengenai isi artikel berita. Pada judul terdapat satu kata yang ditulis dengan huruf miring, yaitu kata delay. Wartawan seperti ingin memperjelas kata delay agar pembaca langsung terfokus pada katakata tersebut. Dengan memperjelas kata delay menggunakan huruf miring menegaskan bahwa pada artikel ini, delay merupakan masalah yang serius. Judul pada artikel berita dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa Lion Air berusaha bertanggung jawab atas masalah delay yang sangat merugikan banyak pihak tersbut. Delay yang ada pada judul seperti memberikan penekanan yang terkesan menyindir kepada Lion Air, karena persoalan delay bukan hal yang jarang terjadi pada maskapai penerbangan ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
Lead digunakan untuk lebih memperjelas Judul. Lead juga terdapat pada awal artikel sehingga, lead membuka artikel berita sebelum pembaca benar-benar masuk ke paragraf lain yang menjelaskan isi artikel. Secara lengkap lead dalam artikel ini adalah sebagai berikut: “Jadwal penerbangan Lion Air sudah tertunda sejak Rabu (18/2) hingga hari ini. Maskapai swasta terbesar di Indonesia itu memohon maaf dan memberikan kepastian akan membayar kompensasi pada penumpang sesuai ketentuan Kemenhub.”85 Lead yang digunakan merupakan lead ringkas. Pada lead ini, wartawan memunculkan informasi utama terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pembaca menjadi ingin tahu secara lebih jelas mengenai isi artikel berita. Lead memberikan penjelasan dari judul sedikit lebih banyak tetapi, tetap hanya informasi utama saja yang ditunjukkan dalam lead. Setelah lead, unsur selanjutnya yang dipaparkan dalam artikel adalah latar informasi atau penyebab terjadinya fakta. Dalam artikel ini latar informasinya adalah mengenai tindakan yang sudah dilakukan Lion Air untuk menangani permasalahan delay. Lion Air meminta maaf dan memberikan penjelasan terkait delay yang terjadi, dan memastikan pihaknya akan bertanggung jawab kepada para penumpang. Hal ini sesuai dengan fokus berita jika dilihat secara keseluruhan isi berita. Kutipan atau pernyataan dalam artikel ini merupakan penguat fakta yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam artikel ini kutipan narasumber
85
Penerbangan Delay Parah, Lion Air Minta Maaf dan Pastikan Beri Kompensasi (20 Februari 2015). detikNews [online]. Diakses pada 25 Juni 2015 pukul 14:08 WIB dari http://news.detik.com/berita/2838026/penerbangan-delay-parah-lion-air-minta-maaf-danpastikan-beri-kompensasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
diambil dari Dwiyanto Ambarhidayat selaku Head Of Corporate Secretary Lion Group Capt. Permintaan maaf terkait delay Lion Air yang disampaikan oleh Dwiyanto Ambarhidayat adalah sebagai berikut: “Atas nama manajemen Lion Air, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para penumpang kami.”86 Kutipan lain dari Dwiyanto yang diambil wartawan untuk menguatkan isi berita adalah: “Dan kami pastikan bahwa kami menjalankan Permen 77 mengenai ganti rugi penumpang dan juga memberikan pilihan untuk full refund. Manajemen Lion Air tidak berdiam diri dan terus berusaha agar masalah ini bisa cepat diselesaikan.”87 Wartawan mengutip pernyataan dari Dwiyanto perihal permintaan maaf dan kewajiban yang akan dilakukan oleh Lion Air terkait kompensasi kepada penumpang adalah untuk menuntun pembaca dalam membuat pemikiran positif kepada Lion Air. Wartawan menunjukkan nilai positif Lion Air kepada masyarakat ditengah-tengah banyaknya tanggapan negatif karena kurang responsifnya Lion Air dalam bertindak dan menanggapi delay tersebut. Pernyataan atau opini yang ditulis oleh wartawan dalam artikel bisa merupakan bentuk persetujuan atau ketidaksejutuan mengenai hal yang terjadi terkait suatu peristiwa. Akan tetapi, pada artikel berita “Penerbangan Delay Parah, Lion Air Minta Maaf dan Pastikan Beri Kompensasi” ini, wartawan tidak memasukkan opini sama sekali. Secara keseluruhan berita ini terdiri dari kutipan dan penjelasan yang berhubungan dengan kutipan nara sumber tersebut.
86 87
Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
Penutup. Sebagai paragraf penutup, kalimat pada paragraf ini menjelaskan mengenai bagaimana para penumpang berusaha mendapatkan kompensasi yang sudah dijanjikan oleh pihak Lion Air. “Banyak yang mengeluhkan bahwa Lion Air tak memberikan penjelasan mengenai penyebab delay jadwal penerbangan itu. Ada penumpang yang sudah diberikan kompensasi, namun ada yang belum. Penumpang yang diberikan kompensasi seperti uang tunai Rp 500 ribu dalam penerbangan Jakarta-Pontianak, harus ngotot sana-sini lebih dulu untuk menuntut haknya.”88 Paragraf penutup ini sangat kontras jika dibandingkan dengan isi berita yang menjelaskan upaya Lion Air dalam menangani permasalahan delay tersebut. Upaya yang dikatakan oleh Dwiyanto adalah pihaknya memastikan bahwa penumpang akan menerima kompensasi sesuai dengan Permenhub 77/2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara dan pihak Lion juga akan mengganti uang tiket penumpang penuh bila penumpang memintanya. Wartawan menuliskan hal yang berbanding terbalik dalam artikel adalah untuk menghilangkan rasa keberpihakan kepada salah satu pihak, yang dalam hal ini adalah Lion Air. Wartawan berusaha memberikan citra positif kepada Lion Air tetapi tetap netral dengan memberikan fakta lapangan yang terjadi saat itu.
STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. 88
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
What: dalam berita tersebut apa yang menjadi sorotan adalah mengenai upaya yang dilakuakn Lion Air untuk meminta maaf kepada para penumpang yang dirugikan. Seperti yang terlihat pada paragraf pertama artikel tersebut, yaitu: “Jadwal penerbangan Lion Air sudah tertunda sejak Rabu (18/2) hingga hari ini. Maskapai swasta terbesar di Indonesia itu memohon maaf dan memberikan kepastian akan membayar kompensasi pada penumpang sesuai ketentuan Kemenhub.”89 Who: hanya ada satu narasumber yang kutipannya digunakan sebagai penguat fakta dalam artikel ini, yaitu Head Of Corporate Secretary Lion Group Capt, Dwiyanto Ambarhidayat. Selain itu, ada unsur Why dan How yang menjelaskan artikel dengan lebih rinci. Pada artikel ini kita dapat mengetahu jika why adalah mengenai ratusan penumpang yang telantar di apron bandara hingga ruang tunggu bandara. Seperti yang terlihat pada artikel berita berikut ini: “Penerbangan Lion Air yang delay itu menyebabkan penumpang telantar di apron Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sejak Rabu (18/2/2015) malam, juga di beberapa bandara lain. Di Bandara Soekarno-Hatta, penumpang telantar di apron hingga ruang tunggu Terminal 3. Bahkan ada yang sudah naik ke pesawat dan telantar sekitar 2 jam hingga turun lagi ke apron.”90 Untuk mengatasi hal ini, pihak Lion Air memberikan tanggapan yang dapat diketahui melalui unsur how yaitu bagaimana Lion Air melakukan upaya penyelesain terkait peristiwa yang terjadi. Dapat dilihat dari pernyataan yang diberikan oleh Dwiyanto, yaitu: “Dan kami pastikan bahwa kami menjalankan Permen 77 mengenai ganti rugi penumpang dan juga memberikan pilihan untuk full refund. Manajemen Lion Air tidak berdiam diri dan terus berusaha agar masalah ini bisa cepat diselesaikan.”91 89
Ibid Ibid 91 Ibid 90
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta. Setiap paragraf selalu mendukung dan menjelaskan maksud dari paragraf sebelumnya. Pada artikel ini wartawan menuliskan klarifikasi yang diberikan oleh Lion Air uuntuk menghentikan citra negatif mengenai pihak Lion Air yang kurang cepat dalam bertindak menangani persoalan delay. Pemilihan kutipan pernyataan yang digunakan sangat tepat untuk menggiring pembaca kepada pemikiran yang positif terkait usaha yang dilakukan Lion Air dalam menyelesaikan masalah delay.
STRUKTUR RETORIS Pemakaian grafik, foto atau data pendukung lain dalam suatu teks berita merupakan hal yang patut untuk dilakukan dan tidak diabaikan. Meskipun bukan merupakan hal besar tetapi, data-data pendukung tersebut juga bukan hal yang patut untuk disepelekan. Dengan menggunakan data-data tersebut, wartawan dapat menggambarkan tidak hanya dengan kalimat-kalimat tetapi juga dengan menggunakan bukti gambar atau foto seperti apa keadaan nyata dari tempat sebenarnya terjadi peristiwa tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Pemilihan foto pada artikel berita ini kurang sesuai jika dipasangkan dengan isi berista. Foto yang dipilih untuk artikel ini merupakan foto dari bagian samping badan pesawat bertuliskan “Lion”. Hal ini mungkin kurang sesuai karena dari foto tersebut tidak memiliki kesinambungan dengan berita.
4.2.2. Analisis Framing kompas.com 4.2.2.1 Analisis Framing, “Penerbangan “Delay” Parah Semalam, Menhub minta Lion Air Tanggung Jawab”, Kamis 19 Februari 2015 Pada Kamis 19 Februari 2015, kompas.com memuat berita yang berjudul “Penerbangan “Delay” Parah Semalam, Menhub minta Lion Air Tanggung Jawab”. Berita ini diliput oleh Yoga Sukmana dan tersusun ke dalam 10 paragraf.
STRUKTUR SINTAKSIS Struktur Sintaksis dalam artikel berita ini dapat dijelaskan dari hal-hal berikut: Headline dalam berita tersebut adalah “Penerbangan “Delay” Parah Semalam, Menhub minta Lion Air Tanggung Jawab”. Dari judul artikel berita kita dapat mengetahui secara singkat mengenai isi berita yang menunjukkan jika Menhub Jonan bergerak cepat setelah mengetahui Lion Air mengalami delay yang cukup parah. Sehingga, dalam judul Menhub meminta Lion Air bertanggung jawab terkait masalah delay. Jika dilihat secara lebih teliti, wartawan memberikan tanda petik untuk kata delay pada judul artikel berita tersebut. Ini menunjukkan jika kata delay pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
judul memiliki arti khusus. Mungkin artian kata delay ini memiliki arti yang sama dengan yang kita ketahui pada umumnya, yaitu keterlambatan jadwal. Tetapi jika menggunakan tanda petik seperti itu, bisa saja ditafsirkan bahwa wartawan ingin menegaskan kata tersebut sekaligus menyindir pihak maskapai karena sudah terlalu sering mengalami delay. Lead digunakan untuk lebih memperjelas Judul. Lead membuka artikel berita sebelum pembaca benar-benar masuk ke paragraf lain yang menjelaskan isi artikel. Secara lengkap lead dalam artikel ini adalah sebagai berikut: “Tadi malam, Kementerian Perhubungan mencatat ada enam penerbangan Lion Air yang mengalami delay atau keterlambatan.”92 Lead yang digunakan merupakan lead ringkas. Pada lead ini, wartawan memberikan informasi pembuka yang bisa mengembangkan informasi lain pada paragraf selanjutnya. Hal ini bertujuan agar rasa ingin tahu pembaca muncul sehingga ingin mengetahui secara lebih jelas mengenai isi artikel berita. Lead memberikan jawaban mengapa kata delay pada judul diberi tanda petik oleh wartawan. Setelah lead, unsur selanjutnya yang dipaparkan dalam artikel adalah latar informasi atau penyebab terjadinya fakta. Dalam artikel ini latar informasinya adalah mengenai beberapa penerbangan Lion Air yang mengalami delay sehingga, para penumpang bertumpuk dan merasa ditelantarka oleh pihak Lion Air.
92
Penerbangan “Delay” Parah Semalam, Menhub minta Lion Air Tanggung Jawab (19 Februari 2015). KOMPAS.com [online]. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 14:50 WIB dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/19/102021426/Penerbangan.Delay.Para h.Semalam.Menhub.Minta.Lion.Air.Tanggung.Jawab
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Kutipan atau pernyataan dalam artikel ini merupakan penguat fakta yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam artikel ini kutipan narasumber diambil dari Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid. Pernyataan narasumber menjadi bahan khusus wartawan dalam membueat artikel berita ini. Hampir secara keseluruhan isi berita merupakan penjelasan yang diambil dari pernyataan narasumber, baik dalam bentuk kalimat langsung maupun sudah diubah kedalam kalimat tidak langsung. Pernyataan yang diberikan oleh narasumber memberikan kejelasan bahwa Kemenhub sudah melakukan langkah awal untuk mengatasi delay tersebut. Akan tetapi pihak Lion Air masih belum mengkonfirmasi apapun saat itu sehingga, narasumber mengambil kesimpulan mengenai perihal apa yang menjadi penyebab delay. Pernyataan atau opini yang ditulis oleh wartawan dalam artikel bisa merupakan bentuk persetujuan atau ketidaksejutuan mengenai hal yang terjadi terkait suatu peristiwa. Pada artikel ini wartawan tidak terlihat memberikan opini pribadinya karena hampir seluruh paragraf berisi penjelasan dari pernyataan yang diberikan oleh narasumber. Penutup. Paragraf penutup menjelaskan secara singkat mengenai pihak Lion Air yang belum memberikan penjelasan apapun saat itu. “Sementara itu, pihak Lion Air sendiri belum memberikan penjelasan atas masalah tersebut. Sampai berita ini diturunkan, pihak Lion Air tak memberikan balasan saat dihubungi kompas.com.”93
93
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. What: dalam artikel berita tersebut apa yang menjadi sorotan adalah mengenai penerbangan Lion Air yang mengalami delay. “Tadi malam, Kementerian Perhubungan mencatat ada enam penerbangan Lion Air yang mengalami delay atau keterlambatan.”94 Unsur what pada artikel berita ini dijelaskan pada bagian lead berita. Sangat singkat namun menjelaskan mengenai apa masalah yang terjadi. Where dan When: dalam teks berita secara jelas dapat dilihat kapan waktu penulisan berita yaitu Kamis 19 Februari 2015 dan dimana terjadinya peristiwa tersebut yaitu di Bandara Soekarno Hatta. Who: hanya ada satu narasumber dalam teks berita tersebut yaitu, Staff Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid. Pemilihan narasumber oleh kompas.com sangatlah tepat karena, sebagai Staf Khusus Kementerian Perhubungan, Hadi M. Djuraid merupakan orang yang terpercaya untuk memberikan pendapat dan informasi mengenai apapun yang berhubungan dengan Kemenhub. Salah satunya adalah mengenai delay Lion Air ini. Why. Berita yang terfokus pada penerbangan yang mengalami delay, jika digunakan unsur why maka akan terbentuk pertanyaan kenapa bisa delay sampai
94
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
terjadi. Untuk menjawab unsur why ini, kita dapat mengetahuinya dari penjelasan narasumber, yaitu: “Menurut dia, delay enam rute Lion tadi malam terjadi karena ada dua masalah terkait kondisi pesawat. Pertama, ada tiga pesawat yang mengalami kendala teknis karena menabrak burung atau dalam istilah penerbangan dikenal dengan “bird strike”. Kedua, tiga pesawat mengalami masalah teknis. Akibat masalah itu, pesawat tidak mungkin dipaksakan terbang karena membahayakan keselamatan penumpang.”95 Meski pun baru sekedar pendapat, tetapi sebagai seorang Staf Khusus Menteri Perhubungan, Djuraid pasti memiliki kredibilitas untuk menganalisis situasi apa yang sebenarnya terjadi. Unsur How dalam kalimat harus ada pada artikel berita untuk mlengkapi isi berita. Wartawan mengutip pernyataan narasumber untuk menjelaskan mengenai unsur how ini, yaitu: “Terkait penanganan kepada para penumpang, Jonan sudah memberikan instruksi agar maskapai dengan cepat menjalankan prosedur yang ada. Salah satunya ialah memberikan informasi yang jelas kepada para penumpang.”96 Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang menjelaskan mengenai apa saja yang sudah dilakukan Kemenhub dalam upaya menyelesaikan masalah delay dengan bekerjasama dengan Angkasa Pura II. “Dia mengklaim bahwa Kemenhub sudah memfasilitasi penyelesaian masalah delay itu dengan Angkasa Pura II. Pertama, penumpang dari dua flight dengan tujuan yang sama diberangkatkan bersama dengan satu pesawat yang lebih besar.”97 “Kedua, penumpang mendapat pengembalian uang tiket. Ketiga, penumpang diinapkan di hotel untuk diberangkatkan pagi ini.”98 95
Ibid Ibid 97 Ibid 98 ibid 96
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta. Pada pembukaan artikel, penulis langsung mengutarakan jika kementerian sudah mencatat jika ada beberapa penerbangan Lion Air yang mengalami delay. Dengan dipilihnya informasi tersebut sebagai kalimat pembuka, dapat membingkai pembaca jika Kementerian Perhubungan selalu memantau laju transportasi di Indonesia dengan baik. Kemudian, informasi selanjutnya adalah mengenai Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang bertindak sangat cepat dalam menghubungi pihak maskapai Lion Air agar pihak maskapi mampu bertanggung jawab dalam menangani permasalahan tersebut. Pernyataan yang diberikan oleh penulis mengenai tindakan yang dilakukan oleh Menhub Jonan memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana kinerja Menhub dalam menyelesaikan dan memberikan solusi untuk menangani permasalahan yang ada. Secara keseluruhan artikel tersebut jelas berisi mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Kemenhub dan secara khusus yang dilakukan Menhub Jonan dalam menangani delay Lion Air. Bahkan dalam artikel terdapat kutipan mengenai klaim fasilitas yang disediakan oleh pihak kemenhub dengan angkasa pura untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada. Akan tetapi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
dalam paragraf penutup penulis mengatakan jika pihak maskapai Lion Air belum memberikan penjelasan dan balasan kepada kompas.com mengenai masalah terkait. Hal ini tentu berdampak buruk untuk Lion Air karena, secara tidak langsung penulis sangat pro dengan Kemenhub dan kontra dengan maskapai Lion Air.
STRUKTUR RETORIS Pemakaian grafik, foto atau data pendukung lain dalam suatu teks berita merupakan hal yang patut untuk dilakukan dan tidak diabaikan. Meskipun bukan merupakan hal besar tetapi, data-data pendukung tersebut juga bukan hal yang patut untuk disepelekan. Dengan menggunakan data-data tersebut, wartawan dapat menggambarkan tidak hanya dengan kalimat-kalimat tetapi juga dengan menggunakan bukti gambar atau foto seperti apa keadaan nyata dari tempat sebenarnya terjadi peristiwa tersebut. Foto yang digunakan pada artikel berita adalah foto para penumpang Lion Air yang telantar di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pada Rabu 18 Februari 2015. Hal ini dapat diketahui karena adanya caption pada foto sehingga memudahkan pembaca mengetahui situasi yang terjadi. Selain menggunakan foto, wartawan juga memasukkan istilah bird strike yang merupakan istilah pada dunia penerbangan. Istilah ini digunakan oleh wartawan karena narasumber memberikan informasi mengenai perkiraan penyebab terjadinya delay, yang salah satunya adalah karena bird strike atau pesawat yang menabrak burung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
4.2.2.2 Analisis Framing, “Kemenhub: Lion Air Tak Responsif”, Kamis 19 Februari 2015 Pada Kamis 19 Februari 2015, kompas.com memuat berita yang berjudul “Kemenhub: Lion Air Tak Responsif”. Berita ini ditulis oleh Yoga Sukmana dan disusun kedalam 5 paragraf.
STRUKTUR SINTAKSIS Struktur Sintaksis dalam artikel berita ini dapat dijelaskan dari hal-hal berikut: Headline dalam berita tersebut adalah “Kemenhub: Lion Air Tak Responsif”. Judul berita ditulis dengan huruf yang ditebalkan sehingga dapat memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi berita. Hal yang digambarkan oleh kompas.com adalah Kemenhub memberikan statement yang jelas mengenai sikap Lion Air dalam menangani kasus delay yang menyebabkan kerugian kepada penumpang maupun pihak-pihak lain yang terkait dalam hal ini. Kemenhub menunjukkan sikap yang negatif karena Lion Air dinilai tidak responsif. Judul pada artikel ini memperlihatkan kurang tanggapnya pihak Lion Air dalam menangani kasus yang terjadi baik dalam memberikan informasi maupun dalam mencari solusi penanganan kasus dan penyelesaiannya. Lead digunakan untuk lebih memperjelas Judul. Lead juga terdapat pada awal artikel sehingga, lead membuka artikel berita sebelum pembaca benar-benar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
masuk ke paragraf lain yang menjelaskan isi artikel. Secara lengkap lead dalam artikel ini adalah sebagai berikut: “Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai Lion Air tak responsif dan tak kooperatif terkait masalah delay kepada para penumpang yang terjadi sejak kemarin. Hal itu dinilai Kemenhub menjadi penyebab kemarahan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.”99 Pada lead, wartawan menggambarkan jika sikap yang diambil oleh Lion Air sangat tidak tepat dan tidak sesuai dalam menangani kasus delay tersebut. Respon yang diberikan kepada penumpang dalam memberikan informasi sangat lambat. Begitu pula dengan tindakan dalam menangani atau memberikan kompensasi kepada penumpang yang menjadi korban delay dan pihak-pihak yang juga terkena imbasnya, seperti pihak bandara dan kementerian. Tentu saja kemarahan penumpang dapat terjadi seperti yang dikatakan oleh Kemenhub jika dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh Lion Air. Setelah lead, hal selanjutnya yang dipaparkan dalam artikel adalah latar informasi atau penyebab terjadinya fakta. Dalam artikel ini latar informasinya adalah mengenai Lion Air yang dinilai tidak responsif oleh Kemenhub. Dari runtutan judul, lead dan latar informasi yang ada pada artikel, sangat jelas digambarkan oleh wartawan jika Lion Air memiliki kekurangan dalam hal manangani
dan
menyelesaikan
masalah.
Lambatnya
respon,
kemudian
menelantarkan penumpang, serta tidak adanya solusi penyelesaian dalam waktu
99
Kemenhub: Lion Air Tak Responsif (19 Februari 2015). KOMPAS.com [online]. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 14:39 WIB dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/19/171505026/Kemenhub.Lion.Air.Tak. Responsif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
yang bisa dikatakan cukup lama, dapat membenarkan penilaian Kemenhub jika Lion Air tidak responsif. Kutipan sumber dalam artikel ini merupakan penguat fakta yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam artikel ini kutipan narasumber diambil dari Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M. Djuraid. Untuk tanggapan yang diberikan, Hadi M. Djuraid mengatakan: “Berdasarkan laporan Kepala Otoritas Bandara Wilayah 1 Jakarta, Pihak Lion tidak responsif dan tidak kooperatif untuk menyelesaikan masalah.”100 Hadi M. Djuraid juga menjelaskan bahwa Lion Air tidak menyiapkan petugas untuk menjelaskan kepada penumpang apa yang terjadi dan direncanakan untuk mengatasi persoalan. Sehingga, para penumpang tidak memiliki kejelasan terkait informasi tersebut. Berdasarkan kutipan yang ada pada artikel, wartawan memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai hal apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh Lion Air saat peristiwa terjadi. Alasan Kemenhub hingga bisa mengatakan jika Lion Air tidak responsif bukanlah mengada-ada tetapi, karena memang fakta yang terjadi di lapangan benar adanya. Pada artikel ini tidak terdapat opini pribadi dari wartawan. Keseluruhan artikel berita ditulis berdasarkan informasi narasumber dan penjelasan untuk mendukung isi berita. Sebagai penutup, wartawan kompas.com memberikan informasi terbaru mengenai hal yang dilakukan Otoritas Bandara terkait penyelesaian masalah delay
100
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
yang mengakibatkan terlantarnya ratusan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Otoritas Bandara masih terus berkoordinasi dengan Lion Air untuk penyelesaian ini. STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. What: dalam berita tersebut apa yang menjadi sorotan adalah mengenai kurang responsif dan kooperatif Lion Air dalam penanganan kasus delay tersebut. Hal ini dapat diketahui melalui lead artikel berita yang secara lengkap berisi mengenai: “Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai Lion Air tak responsif dan tak kooperatif terkait masalah delay kepada para penumpang yang terjadi sejak kemarin. Hal itu dinilai Kemenhub menjadi penyebab kemarahan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.”101 Where dan When: dalam teks berita dijelaskan kapan artikel berita dimuat dan dimana kejadian tersbut terjadi. Who Who: hanya ada satu narasumber dalam teks berita tersebut yaitu, staf khusus menteri perhubungan Hadi M Djuraid. Unsur Why dan How merupakan unsur yang penting dalam melengkapi artikel berita. Lion Air yang diketahui tidak menyiapkan petugas untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada para penumpang merupakan unsur why pada artikel ini. Sedangkan untuk unsur How dapat dijelaskan melalui kutipan artikel yang berisi: 101
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
“Dikabarkan, Otoritas Bandara masih terus berkoordinasi dengan Lion Air terkait penyelesaian masalah terlantarnya ratusan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.”102 Kutipan dari paragraf artikel berita tersebut menjelaskan bagaimana penyelesain yang sedang diusahakan oleh pihak Kemenhub, yang dilakukan melalui Otoritas Bandara dengan berkoordinasi dengan Lion Air.
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta. Pada pembukaan artikel, wartawan memberikan ringkasan secara keseluruhan mengenai penilaian dan tanggapan pihak Kemenhub mengenai tindakan yang dilakukan Lion Air dalam menyelesaikan masalah. Pada paragraf kedua dan ketiga terdapat kutipan narasumber yang memperkuat ringkasan yang sudah dipaparkan pada paragraf awal oleh wartawan. Perbedaan paragraf kedua dan ketiga adalah dari cara penulisannya. Paragraf kedua ditulis dengan kalimat langsung dan parangraf ketiga dengan kalimat tidak langsung. Paragraf empat menjelaskan mengenai apa itu Otoritas Bandara beserta tugasnya. Dan paragraf penutup berisi informasi mengenai upaya koordinasi yang dilakukan Otoritas Bandara dengan Lion Air untuk menyelesaikan permasalahan delay tersebut. 102
ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
STRUKTUR RETORIS Pemakaian grafik, foto atau data pendukung lain dalam suatu teks berita merupakan hal yang patut untuk dilakukan dan tidak diabaikan. Meskipun bukan merupakan hal besar tetapi, data-data pendukung tersebut juga bukan hal yang patut untuk disepelekan. Dengan menggunakan data-data tersebut, wartawan dapat menggambarkan tidak hanya dengan kalimat-kalimat tetapi juga dengan menggunakan bukti gambar atau foto seperti apa keadaan nyata dari tempat sebenarnya terjadi peristiwa tersebut. Foto yang dipilih untuk mendukung artikel berita ini adalah foto loket Lion Air yang ada di Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta. Dalam foto terlihat banyak penumpang yang berada di depan loket, menunggu sampai duduk di depan loket Lion Air. Foto tersebut sangat mengilustrasikan artikel berita yang ada. Karena, banyak penumpang yang menunggu di depan loket tetapi, tidak terlihat petugas Lion Air di dalam foto sehingga foto seperti menegaskan jika memang benar penumpang Lion Air terlantar.
4.2.2.3 Analisis Framing, “Lion Air: Penumpang yang Batal Terbang Dapat Tiket Gratis”, Senin 23 Februari 2015. Pada Senin 23 Februari 2015, kompas,com memuat artikel berita dengan judul “Lion Air: Penumpang yang Batal Terbang Dapat Tiket Gratis”. Berita tersebut ditulis oleh wartawan bernama Stefanno Reinard Sulaiman dan terdiri dari 4 paragraf.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
STRUKTUR SINTAKSIS Headline dalam berita tersebut adalah “Lion Air: Penumpang yang Batal Terbang Dapat Tiket Gratis.” Dari judul, kompas.com menggambarkan jika pihak Lion Air sudah melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan delay dan juga berusaha memperbaiki citra yang sebelumnya negatif karena lambatnya respon dalam menangani delay. Judul juga memperlihatkan bahwa Lion Air memberikan kompensasi kepada penumpang meskipun tidak cepat. Lead digunakan untuk lebih memperjelas Judul. Lead juga terdapat pada awal artikel sehingga, lead membuka artikel berita sebelum pembaca benar-benar masuk ke paragraf lain yang menjelaskan isi artikel. Secara lengkap lead dalam artikel ini adalah sebagai berikut: “Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai Lion Air tak responsif dan tak kooperatif terkait masalah delay kepada para penumpang yang terjadi sejak kemarin. Hal itu dinilai Kemenhub menjadi penyebab kemarahan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.”103 Pada lead lead, wartawan menginformasikan jika proses refund yang dilakukan Lion Air sudah hampir selesai. Bahkan, para penumpang akan mendapatkan tiket gratis seperti yang terlihat pada paragraf pertama artikel berita ini. “Proses pengembalian uang tiket (refund) kepada penumpang Lion Air sudah hampir tuntas. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan, selain mendapat refund, para penumpang juga akan mendapatkan tiket gratis minggu ini.”104 Unsur terpenting disampaikan oleh wartawan melalui paragraf pembuka artikel berita. Wartawan mengarahkan pembaca kepada hal baik yang dilakukan 103
Lion Air: Penumpang yang Batal Terbang Dapat Tiket Gratis (23 Februari 2015). Kompas.com . Diakses pada 6 Maret 2015 pukul 13:11 WIB dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/23/154019826/Lion.Air.Penumpang.yan g.Batal.Terbang.Dapat.Tiket.Gratis 104 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Lion Air. Dengan memberitakan proses pengembalian uang tiket hampir selesai dan akan adanya tiket gratis membentuk citra positif Lion Air dimata para pembaca. Setelah lead, hal selanjutnya yang dipaparkan dalam artikel adalah latar informasi atau penyebab terjadinya fakta. Dalam artikel ini latar informasinya adalah mengenai kompensasi yang diberikan Lion Air kepada para penumpang. Latar informasi ini dapat dilihat dari fokus berita yang hanya membicarakan mengenai kompensasi tersebut dan juga pernyataan pendukung terkait hal tersebut. Tidak ada informasi lain dalam berita ini selain kompensasi tersebut.ang dinilai tidak responsif oleh Kemenhub. Kutipan sumber dalam artikel ini merupakan penguat fakta yang ingin disampaikan oleh wartawan. Dalam artikel ini kutipan narasumber diambil dari pernyataan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait. Edward mengatakan: “Proses refund sudah 98 persen. Kemudian juga saya beri kesempatan untuk me-rescheduled mulai dari Senin hingga Rabu (minggu ini) tanpa biaya. Proses refund bisa dilakukan di semua kantor Lion Air.”105 Selain itu, Edward juga menjelaskan: “Sesuai dengan publikasi mereka harus yang terbang dari 17.00-24.00. Mendapat penerbangan gratis dari Senin, Selasa Rabu, minggu ini. Caranya dengan menyampaikan kode booking sesuai jam yang diinginkan.”106 Berdasarkan kutipan yang ada pada artikel, wartawan sama sekali tidak memberi ruang untuk informasi lain selain kompensasi Lion Air. Wartawan seakan memaksa pembaca untuk mempercayai tindakan yang sudah dilakukan
105 106
Ibid Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
Lion Air. Dengan pemberitaan yang terfokus ini, pembentukan citra positif untuk Lion Air menjadi sangat mudah. Karena tidak ada informasi lain yang diberikan. Pada artikel ini tidak terdapat opini pribadi dari wartawan. Keseluruhan artikel berita ditulis berdasarkan informasi narasumber dan penjelasan untuk mendukung isi berita. Sebagai penutup, kompas.com mengutip pernyataan Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait yang mengatakan: “Sesuai dengan publikasi mereka harus yang terbang dari 17.00-24.00. Mendapat penerbangan gratis dari Senin, Selasa Rabu, minggu ini. Caranya dengan menyampaikan kode booking sesuai jam yang diinginkan.”107 STRUKTUR SKRIP Kelengkapan isi berita merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan mempengaruhi nilai berita. Dalam teks berita tersebut akan terlihat bagaimana cara wartawan mengisahkan fakta yang terjadi di lapangan ke dalam sebuah kata-kata yang tetap memiliki nilai informasi didalamnya. What: dalam berita tersebut yang menjadi sorotan adalah keterangan yang diberikan oleh Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait saat mengadakan konfrensi pers. Where dan When: dalam teks berita dijelaskan kapan dan dimana konfrensi pers berlangsung. Who: hanya ada satu narasumber dalam teks berita yaitu, Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait. Unsur How, Edward Sirait mengatakan proses refund sudah hampir selesai. Bahkan penumpang juga diberikan kompensasi dengan pemberian tiket gratis. 107
Meskipun
tidak
semua
penumpang
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
mengalami
delay
80
mendapatkannya. Karena hanya khusus penumpang yang batal terbang pada tanggal 20 Februari 2015 saja yang bisa mendapatkannya.
STRUKTUR TEMATIK Keterkaitan antar kalimat merupakan hal yang sangat penting untuk menyampaikan isi berita. Kesinambungan antar paragraf satu berlanjut ke paragraf berikutnya juga merupakan nilai untuk lebih menjelaskan maksud berita dan tetap fokus dengan informasi apa yang disajikan. Dalam teks berita tersebut kita dapat melihat bagaimana wartawan menyampaikan fakta. Dari awal artikel berita, pembaca sudah disuguhkan dengan informasi yang mengatakan kompensasi seperti apa yang sudah diberikan oleh Lion Air kepada penumpang. Wartawan seakan hanya memberikan satu pandangan saja kepada pembaca sehingga pembaca akan lanagsung memberikan tanggapan positif terkait hal tersebut. Paragraf berikutnya pun hanya berisi kutipan pernyataan narasumber sebagai pendukung paragraf pembuka artikel.
STRUKTUR RETORIS Pemakaian grafik, foto atau data pendukung lain dalam suatu teks berita merupakan hal yang patut untuk dilakukan dan tidak diabaikan. Meskipun bukan merupakan hal besar tetapi, data-data pendukung tersebut juga bukan hal yang patut untuk disepelekan. Dengan menggunakan data-data tersebut, wartawan dapat menggambarkan tidak hanya dengan kalimat-kalimat tetapi juga dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
menggunakan bukti gambar atau foto seperti apa keadaan nyata dari tempat sebenarnya terjadi peristiwa tersebut. Artikel berita ini menggunakan foto berupa pesawat Lion Air yang sedang mengudara. Foto tersebut mewakili maskapai perusahaan sehingga digunakan oleh wartawan sebagai ilustrasi untuk artikel berita tersebut.
Tabel di bawah ini meringkas analisis framing yang sudah diteliti mengenai beberapa berita mengenai delay Lion Air yang diambil dari detik.com dan kompas.com. Berita yang sudah dipilih dikategorikan kedalam tiga peristiwa, yaitu a) Tindakan pemerintah terkait dengan delay yang Lion Air; b) Tanggung jawab Lion Air penumpang; c) Tindakan yang dilakukan Lion Air. Dikategorikannya berita-berita tersebut bertujuan untuk memudahkan peniliti dalam membandingkan bagaimana kedua media massa online tersebut dalam mengkonstruksi pemberitaan. Tabel 4.1 Perbandingan Konstruksi Berita detik.com dan kompas.com Peristiwa Struktur detik.com kompas.com Framing Tindakan Struktur - Judul merupakan kalimat - Judul merupakan pemerintah Sintaksis berita yang menyatakan kalimat permintaan terkait dengan Menhub sudah yang menunjukkan delay Lion Air memberikan tanggapan perintah yang - Lead berisi ringkasan diberikan secara berita secara keseluruhan halus oleh Menhub - Narasumber merupakan kepada Lion Air orang yang sangat - Lead berisi informasi berpengaruh untuk singkat berita masah delay - Tidak ada opini yang penerbangan, yaitu digunakan Menteri Perhubungan - Narasumber adalah - Tidak ada opini yang adalah Staf Khusus digunakan Menteri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
- Penutup berita merupakan klarifikasi yang diberikan Lion Air agar masyarakat mengetahui penyebab terjadi delay
Struktir Skrip
Semua unsur 5W+1H ada dan lengkap
Struktur Tematik
- Berita ditulis secara berurutan dari jadwal delay, tanggapan Menhub, penjelasan Lion Air - Kutipan yang digunakan sangat singkat namun diberikan penjelasan dengan sangat detail - Foto yang digunakan - Penggunaan istilah mengenai keadaan penerbangan sebagai informasi yang bandara dari jauh yang mendukung isi berita terlihat ramai - Penggunaan istilah - Menggunakan foto yang asing yang juga memperlihatkan merupakan istilah dalam dunia keadaan bandara saat penerbangan delay terjadi untuk memberikan gambaran pasti mengenai situasi yang ada pada berita - Judul merupakan - Judul merupakan kalimat permintaan kutipan Kemenhub untuk meningkatkan yang menyatakan tanggung jawab dan Lion Air tak citra Lion Air responsif dalam - Lead berisi penjelasan menangani delay mengenai alasan - Lead berisi alasan permintaan tersebut pernyataan - Narasumber merupakan Kemenhub yang
Struktur Reoris
Tanggung jawab Lion Air kepada penumpang
Perhubungan - Penutup berita memberitahukan jika pihak Lion Air belum bisa dihubungi dan belum memberikan klarifikasi apapun Unsur yang sangat menonjol adalah unsur mengenai why dan how yang meliputi mengenai delay dan tindakan penangan pemerintah - Penyajian informasi sangat rapih - Didukung kutipan narasumber dan penjelasan
Struktur Sintaksis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Struktur Skrip
Struktur Tematik
Struktur Retoris
Tindakan yang Struktur dilakukan Lion Sintaksis Air untuk menyelesaikan permasalah delay dengan para penumpang
orang yang memiliki tertera pada judul kredibilitas untuk - Narasumber memberikan tanggapan merupakan orang yaitu Kepala Pusat yang masih berada di Komunikasi dalam Kemenhub Kementerian yaitu Staf Khusu Perhubungan Menteri - Wartawan detik.com Perhubungan memberikan opini - Penutup berita bahwa sanksi mungkin merupakan kabar diberikan jika terbaru mengenai melalaikan kewajiban penyelesaian pengurusan penumpang Seluruh unsur 5W+1H Berita memiliki semua dapat ditemukan dalam unsur 5W+1H tetapi berita unsur why merupakan pokok berita - Berita ditulis secara - Setiap paragraf berisi informasi yang rapih. Judul yang menguatkan paragraf dituliskan selaras sebelumnya. Adanya dengan isi yang kutipan dan penjelas dijelaskan menjadi pelengkap - Di akhir berita, adanya berita penegasan mengenai sanksi yang mungkin - Pada akhir paragraf dijelaskan mengenai akan diberikan kepada upaya tindakan Lion Air tindakan penyelesain Foto menggambarkan - Foto yang digunakan situasi bandara yang penuh sangat dengan penumpang menggambarkan sesuai dengan informasi yang ditulis oleh wartawan - Judul menggambarkan - Judul merupakan penyesalan yang kutipan dari pihak dirasakan Lion Air Lion Air yang sehingga akan menyatakan menimbulkan simpati kompensasi yang pembacanya diberikan Lion Air - Lead berisi keterangan untuk singkat yang penumpangnya menjelaskan judul dalam upaya - Narasumber adalah penyelesaian Head of Corporate masalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Struktur Skrip Struktur Tematik
Struktur Retoris
Secretary Lion Group - Lead berisi informasi - Penutup berisi singkat mengenai kekecewaan kompensasi yang penumpang dalam diberikan Lion Air pemenuhan kompensasi - Narasumber merupakan orang yang memiliki wewenang terkait delay ini yaitu Direktur Utama Lion Air - Penutup berisi kutipan yang menjelaskan mengenai kompensasi tersebut Unsur 5W+1H sangat Unsur 5W+1H tidak lengkap lengkap - Dari judul sampai Hampir keseluruhan isi paragraf penutup, berita berisi pernyataan sangat konsisten narasumber yang menjelaskan dalam dikemas dalam bentuk membahas fokus berita kalimat langsung mengenai penyelesaian maupun tidak langsung dan kompensasi yang diberikan - Adanya kutipan pernyataan yang menjelaskan isi berita - Terakhir diberikan gambaran situasi yang dialami oleh penumpang dan sangat berbeda dengan pernyataan yang diberikan sebelumnya - Foto yang digunakan - Foto tidak tidak membeikan menguatkan isi berita ilustrasi apapun terkait - Tidak ada istilah atau dengan pemberitaan idiom tertentu - Tidak ada istilah atau idiom tertentu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
4.3.
Pembahasan Mencari informasi untuk saat ini bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan.
Dengan kecanggihan teknologi, kita bisa mendapatkan informasi apa pun dalam sekejap. Hal serupa juga terjadi pada berita-berita baik mengenai politik, kesehatan, bisnis dan lainnya. Semenjak kemudahan akses informasi dengan internet, berbagai macam berita bisa rilis dalam hitungan detik. Ini merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh media massa online karena mereka bisa menyajikan informasi secara cepat dan aktual. Hanya saja dibalik kelebihan tersebut terdapat kekurangan yaitu berita yang di rilis tidak mengandung unsur berita yang semestinya sehingga informasi yang disampaikan tidak tersaji secara lengkap. Karena hal tersebut pula media online bisa memuat banyak berita dengan topik yang sama dalam satu hari, hanya saja dengan adanya informasi tambahan atau informasi terbaru yang berkaitan dengan topik berita. Dalam penulisan berita, media mempunyai cara masing-masing dalam melakukan framing yang dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan atau lainnya. Hal ini juga berlaku pada detik.com dan kompas.com dalam membuat berita. Dari hasil penelitian analisis framing mengenai delay Lion Air, peneliti menemukan bahwa beberapa artikel yang dimuat oleh detik.com dan kompas.com tidak sesuai dengan unsur-unsur berita yang seharusnya. Ilustrasi yang digunakan juga terkadang tidak menggambarkan isi berita. Pemilihan narasumber sangat beragam, meskipun ada di beberapa artikel yang menggunakan narasumber yang sama. Dengan dipilihnya narasumber,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
penulisan berita akan terlihat memihak kepada posisi narasumber karena hampir disetiap berita yang diteliti hanya menggunakan satu narasumber pada setiap artikelnya. Jika dilihat dari aturan dalam menulis di media online, Meski tidak sesuai dengan unsur-unsur penulisan berita yang seharusnya, tetapi semua berita yang ada di detik.com dan kompas.com sudah sesuai untuk media online. Hal ini dapat dilihat dari penulisan judul yang singkat, jelas dan padat. Kemudian isi berita yang langsung menjelaskan poin-poin beritanya saja dan tidak bertele-tele. Bahkan dalam penulisan judul ada beberapa berita yang menggunakan huruf miring (italic) dan tanda petik dua (“) untuk menegaskan kata tertentu, serta menggunakan kutipan pernyataan narasumber untuk menarik perhatian pembaca. Gaya penulisan yang digunakan oleh detik.com dan kompas.com juga sudah memenuhi gaya penulisan berita di media online. Semua berita yang dimuat oleh detik.com dan kompas.com terdiri kurang dari 5 baris untuk setiap alineanya (paragraf). Kemudian setiap paragraf dibuat rata kanan-kiri ((justify (justify) yang membuat berita yang dimuat oleh kedua media online tersebut memiliki kesan formal, serius dan kaku. Meski terkesan kaku tetapi, tulisan dengan format justify memiliki kelebihan yaitu, tulisan akan lebih mudah dibaca oleh pembacanya. Jika dilihat dari teori media dalam konstruksi realitas, media ikut membentuk realitas berita yang ada dalam pemberitaan. Konstruksi yang dihasilkan dari detik.com dan kompas.com dapat mempengaruhi pandangan masyarakat dalam menilai apakah isi berita dijabarkan secara netral atau tidak sehingga dapat dilihat berita ke arah yang positif atau negatif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Dari realitas media, detik.com berusaha menyajikan berita secara netral. Hal ini diketahui dari penyajian berita yang diupayakan sesuai dengan realitas yang sesungguhnya. Berita pun tidak sepenuhnya memihak pada satu sisi saja. detik.com selalu menuliskan berita secara imbang agar pembaca dapat menilai dari dua sisi dan tidak menyudutkan salah satu pihak. Meski hanya memuat satu narasumber dalam berita, detik.com tidak memojokkan pihak lain karena mereka tetap memberikan informasi mengenai pihak lain tersebut walau tidak sebanyak informasi narasumber. Kelengkapan berita yang ada pada detik.com juga sudah memenuhi unsur 5W+1H dalam berita. Kekurangannya, detik.com terkadang menggunakan foto yang sama sebagai ilustrasi untuk berita yang berbeda. Berbeda dengan kompas.com, ada beberapa artikel berita kompas.com yang mengabaikan unsur berita. Bahkan ada berita kompas.com yang diteliti hanya berisi pernyataan narasumber yang dituliskan dalam kalimat langsung dan tidak langsung. Untuk realitas media kompas.com, setelah dipahami lebih lanjut kompas.com juga menyajikan berita yang berusaha menyampaikan realitas yang sesungguhnya. Akan tetapi, kompas.com masih terlihat memihak pada satu sisi dengan tidak memberikan informasi dari pihak lain. Tetapi, kompas.com masih bisa dikatakan media massa yang netral karena, meski dalam artikel beritanya hanya berpihak pada satu sisi saja dengan tidak menampilkan narasumber lain tapi kompas.com juga melakukannya pada semua pihak, tidak kepada satu pihak tertentu saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Jika dikaitkan dengan citra perusahaan, dari hasil analisis framing yang sudah diteliti mengenai delay Lion Air maka dapat diketahui bahwa detik.com dan kompas.com tergolong memberitakan citra negatif kepada maskapai penerbangan ini. Meski kedua media ini membingkai citra dengan cara yang berbeda tetapi, kedua media ini sama-sama membingkai citra negatif tidak secara langsung sehingga kedua media ini masih terlihat netral untuk pembacanya. Ini terlihat dari framing yang dilakukan oleh detik.com yaitu dengan menggunakan pernyataan dari satu narasumber saja (Kemenhub). Namun, realitas yang dituliskan tidak hanya dari sudut pandang narasumber saja. detik.com juga memberikan pernyataan informasi mengenai Lion Air untuk menyeimbangkan berita. Meskipun citra yang tergambarkan untuk Lion Air adalah citra negatif. Sedikitnya opini wartawan yang digunakan memperlihatkan bahwa detik.com ingin menyampaikan realitas tanpa adanya opini lain yang dapat menggoyahkan realitas sesungguhnya. Untuk kompas.com, hasil dari analisis framing dapat dilihat dengan disajikannya pernyataan kutipan dari satu narasumber tanpa adanya informasi dari sudut pandang yang lainnya. Banyaknya kutipan pernyataan yang digunakan dalam berita dinilai akurat dan membawa pembaca untuk mempercayai satu pihak yang diberitakan secara mayoritas tersebut. Hal ini memunculkan pemikiran yang tidak berimbang di masyarakat. Saat kompas.com memberitakan mengenai Kemenhub terkait delay Lion Air, kompas.com sangat pro dengan Kemenhub dan tidak memberikan pernyataan pernyataan dukungan apapun kepada pihak Lion Air. Namun, ketika kompas.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
memberitakan mengenai Lion Air secara pro, tidak ada informasi lainnya yang diberikan oleh kompas.com di dalam pemberitaan tersebut. Hal ini membuat isi berita menjadi tidak imbang. Secara keseluruhan citra Lion Air dalam pemberitaan kedua media online ini lebih menuju kepada citra negatif. Meskipun ada beberapa pemberitaan yang dimuat berisi pro Lion Air, tetapi tetap saja dalam pemberitaan tersebut ada informasi yang menjatuhkan Lion Air sehingga citra yang dibingkai dalam kedua media tersebut tetap kepada citra negatif. Dengan diketahuinya citra apa yang dibentuk oleh media setelah melakukan framing, kita jadi mengetahui pentingnya melakukan framing bagi PR. Hal ini dikarenakan PR perlu melakukan media monitoring agar PR dapat menduga seperti apa kepentingan media. Selain itu, hal tersebut juga digunakan sebagai rujukan PR dalam menjalin relasi dengan pihak media. Jika dilihat dari banyaknya pemberitaan yang mengarah pada citra negatif, sepertinya PR Lion Air kurang memiliki hubungan yang baik dengan pihak media. Sehingga pemberitaan terus berlanjut tanpa adanya opini pendukung untuk Lion Air.
http://digilib.mercubuana.ac.id/