Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
© Teknik Sipil Itenas | No.x | Vol.xx Agustus 2014
Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandar Udara Bokondini Papua Indonesia FAJAR DERMAWAN1, SILVIA SUKIRMAN2, BARKAH WAHYU WIDIANTO2 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (Institut Teknologi Nasional) 2 Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (Institut Teknologi Nasional) Email:
[email protected] ABSTRAK
Perancangan kawasan keselamatan operasional penerbangan sangat perlu di perhatikan demi terciptanya kelancaran dan keamanan bagi pengguna jasa maskapai penerbangan. Perancangan sekaligus analisis kawasan keselamatan operasional penerbangan ini perlu dilakukan pada Bandar udara Bokondini Papua, mengingat pada sekitar kawasan Bandar udara tersebut memiliki medan yang berbukit-bukit karena berada di posisi pegunungan dengan elevasi ketinggian 1423 MSL. Dalam melakukan perancangan kawasan keselamatan operasional penerbangan Bandar udara Bokondini mengacu pada aturan-aturan yang sudah ditetapkan dalam SKEP/77/VI/2005 sebagai tambahan aturan yang tidak tercantum didalam SKEP/77/VI/2005 maka akan digunakan aturan yang tercantum pada ICAO Annex Vol.14. Pada Bandar udara bokondini memiliki kelas bandara 1B. dengan pesawat terbesar adalah Cesnna Grand Caravan. Setelah dilakukan rancangan dan analisis, maka Hasil akhir dari studi ini menyimpulkan terdapat hambatan berupa bukit pada kawasan inner horizontal dan permukaan conical. Jadi pesawat Cessna Grand Caravan tidak bisa beroperasi pada Bandar Udara tersebut. Kata Kunci : Hambatan, Lapangan terbang, ICAO, SKEP 77 ABSTRACT
Designing of safety flight area is extremely need more attention in giving safety and fluency to airline service users. Designing and analysing the flight operational safety area has to be conducted at bokondini airport in papua considering that in this area is mostly mountains locating at elevation 1423 MSL. Designing flight operational safety area at Bokondini airport is related to regulations that have been decided in SKEP/77/VI/2005 as the additional
Reka Racana - 1
Dermawan, F., Sukirman, S., Widianto, B. W.
regulation that is not included in SKEP/77/VI/2005, therefore it is going to be used the regulation which is included in ICAO Annex Vol.14. Bokondini airports has 1B airport class that the biggest airplane like Cessna Grand Caravan is able to operate. After designing and analysing, the final result from this study has concluded that there are some obstacles in innner horizontal area and conical level. Therefore, Cessna Grand Caravan airplane cannot be operating at Bokondini airport. Key words: Obstacle, airfield, ICAO, SKEP 77
1. PENDAHULUAN Analisis KKOP pada Bandar udara Bakondini Papua dilakukan karena di daerah sekitar bandar udara tersebut terdapat kontur yang berbukit-bukit yang bisa mengganggu operasi penerbangan pesawat. Untuk itu demi keamanan aktifitas penerbangan pesawat melakukan pendaratan ataupun lepas landas perlu dilakukannya analisis KKOP pada Bandar udara tersebut. Aturan-aturan dalam penerbangan termasuk KKOP, secara umum sudah diatur dalam International Civil Aviation Organization (ICAO). Adapun peraturan dalam penerbangan di Indonesia mengacu pada Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor SKEP/77/VI/2005 tentang Fasilitas Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar udara. Aturan-aturan inilah perancangan KKOP pada suatu bandar udara bisa mengacu pada kondisi standar.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) adalah wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. Tujuan penyusunan KKOP adalah untuk mengendalikan ketinggian bangunan di sekitar bandar udara demi terwujudnya pengelolaan bandar udara yang memenuhi aspek safety, security, and services, baik internal maupun eksternal. (departemen perhubungan SKEP/77/VI/2005) Tabel 1. Kode Bandar Udara Berdasarkan SKEP/77/VI/2005
Kode Acuan Aeorodrome (Aerodrome Reference Code) Kode Angka
ARFL (Aeroplane Reference Filed Length)
Kode Huruf
1 2 3 4
< 800 m 800 m < P < 1200 m 1200 m < P < 1800 m > 800 m
A B C D E F
Bentang Sayap (m) 15 24 36 52 65
Reka Racana - 2
m m m m m
<15 m < I < 24 < I < 36 < I < 52 < I < 65 < I < 80
m m m m m
Penggolongan Pesawat I II III IV V VI
Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandara Bokondini Papua Indonesia
2.2
Elemen-elemen Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Elemen-elemen KKOP (Sukirman, 2014), terdiri dari: a. Kawasan ancangan pendaratan (approach surface) dan lepas landas (take off climb surface) adalah suatu kawasan perpanjangan kedua ujung landas pacu, dibawah lintasan pesawat setelah lepas landas atau akan mendarat, yang dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar tertentu. b. Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan adalah sebagian kawasan pendekatan yang berbatasan langsung dengan ujung-ujung landas pacu dan mempunyai ukuran tertentu, yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. c. Kawasan di bawah permukaan transisi (transitional surface) adalah bidang dengan kemiringan tertentu sejajar dan berjarak tertentu dari sumbu landas pacu, pada bagian bawah dibatasi oleh titik perpotongan dengan garis-garis datar yang ditarik tegak lurus pada sumbu landas pacu, dan pada bagian atas dibatasi oleh perpotongan dengan permukaan horizontal dalam. d. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam (inner horizontal surface) adalah bidang datar di atas dan di sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan pesawat melakukan terbang rendah pada waktu akan mendarat atau setelah lepas landas. e. Kawasan di bawah permukaan kerucut (conical surface) adalah bidang dari suatu kerucut bagian bawahnya dibatasi oleh garis perpotongan dengan permukaan horizontal dalam dan bagian atasnya dibatasi oleh garis perpotongan dengan permukaan horizontal luar, masing-masing dengan radius dan ketinggian tertentu dihitung dari titik referensi yang ditentukan. f. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar ( outer horizontal surface) adalah bidang datar di sekitar bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi operasi penerbangan, antara lain, pada waktu pesawat melakukan pendekatan untuk mendarat dan gerakan setelah lepas landas atau gerakan dalam hal mengalami kegagalan dalam pendaratan. g. Balked landing surface, adalah bidang imajiner miring yang terletak pada jarak tertentu dari treshold dan berbatasan dengan inner transitional surface. h. Inner transitional surface,a dalah transitional surface yang berdekatan dengan landas pacu. Batas bawah adalah ujung permukaan utama, memanjang sejajar dengan sumbu landas pacu, satu ujung berbatasan dengan inner approach, sedangkan ujung yang lain dengan balked landing. Batas atas adalah inner horizontal surface.
Reka Racana - 3
Dermawan, F., Sukirman, S., Widianto, B. W.
Tabel 2. Persyaratan Batasan KKOP
Non-Precision Approach
Non Instrument
Permukaan dan Dimensi 1
Kode Angka 2 3
4
Kode Angka 1,2 3 4
Precision Approach Cat I Cat II/III Kode Angka 1,2 3,4 3,4
Conical Surface Kelandaian (%) Tinggi, m
5 35
5 55
5 75
5 100
5 60
5 75
5 100
5 60
5 100
5 100
45 45 4000 3500
45 4000
45 4000
45 3500
45 4000
45 4000
Inner Horizontal Surface Tinggi, m Radius, m
45 2000
45 45 2500 4000
Transitional Surface Kelandaian (%)
20
20
14,3
14,3
20
14,3
14,4
14,3
14,3
14,3
Lebar, m
-
-
-
-
-
-
-
90
120*
120*
Panjang, m Kelandaian (%)
-
-
-
-
-
-
-
60 900 2,5
60 900 2
60 900 2
60
80
150
150
150
300
300
150
300
300
30 10
60 10
60 10
60 10
60 15
60 15
60 15
60 15
60 15
60 15
3000 2
3000 2
3000 2,5
3000 2
3000 2
3600 2,5
12000 3
3600 2,5
3600 2,5
Inner Approach Surface Jarak dari threshold, m
Approach Surface Lebar tepi dalam, m Jarak dari threshold, m
Divergence (%) Bagian pertama: Panjang, m Kelandaian (%) Bagian kedua Panjang, m Kelandaian (%) Bagian horisontal: Panjang, m Total panjang, m
1600 5
2500 3000 4 3,33
3000 2500 2,5 3,33
-
-
-
-
-
3600 2,5
-
-
-
-
-
8400 8400 8400 8400 15000 15000 15000 15000 15000
catatan: *ICAO menetapkan untuk bandar udara dengan kode huruf F lebar inner approach = 155m
Reka Racana - 4
Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandara Bokondini Papua Indonesia
Tabel 3. Persyaratan Take Off Climb Surface Beradasarkan SKEP/77/VI/2005
Golongan Pesawat
Take off climb I
II
III
IV
V
VI
Lebar sisi dalam, m Jarak dari ujung Landasan, m Divergen (tiap sisi)
60
80
180
180
180
180
30
60
60
60
60
60
10
10
12,5
12,5
12,5
12,5
Lebar akhir, m
380
580
1.2
1.2
1.2
1.2
Panjang, m
1.6
2.5
15
15
15
15
Kemiringan
5%
4%
2%
2%
2%
2%
B
A
A
Transtional Take off climb
Approach Inner approach
B Take off climb Approach
Conical
Inner horisontal Transitional
Pontongan A-A Approach
Transitional
Inner horisontal
Conical
Inner approach
Potongan B-B
Gambar 1. Komponen KKOP (Sumber : SKEP/77/VI/2005)
Reka Racana - 5
Dermawan, F., Sukirman, S., Widianto, B. W.
3. ANALISIS dan PEMBAHASAN 3.1 Metode Berikut adalah gambar bagan alir dalam penyelesaian tugas akhir.
Mulai
Penentuan Topik
Studi Literatur
Pengumpulan data sekunder : 1. Peta Topografi. 2. Data Eksisting Bandara. 3. Data Pesawat Eksisting
Rancangan KKOP
Pembahasan
Simpulan
Selesai
Gambar 2. Rencana Kerja
3.2 Lokasi Dan Data Bandar Udara Bokondini Papua Lokasi Bandar udara Bokondini Papua, terletak di wilayah Provinsi Papua, kabupaten Tolikara Papua, kecamatan Bokondini. dengan luas ± 14.564 Km2 KM.10. Wilayah ini sebagian besar terdiri dari pegunungan (dataran tinggi) di sebelah Selatan, dan dialiri oleh beberapa sungai besar yang bermuara ke wilayah Utara. Reka Racana - 6
Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandara Bokondini Papua Indonesia
Gambar 3. Kawasan Bandar Udara Bokondini. ( sumber : Foto Satelit Quick Bird)
Tabel 4. Data Bandar udara Bokondini Papua
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Uraian Kota Kabupaten/Kota Provinsi Konfigurasi runway Nama Bandara
Bokondini Tolikara Papua Single, dua arah Bokondiini 30 43’ 10,42” LS Koordinat 1380 38’49,73” BT Suhu 21° No runway 10 dan 28 Dimensi Strip runway 900m x 30m Panjang runway 775 m Lebar runway 18 m (sumber : DIKJEN Perhubungan Udara)
3.3 Hasil Penelitian Hasil dari studi ini berupa gambar potongan melintang dan memanjang dalam bentuk 2D. Gambar-gambar ini di buat berdasarkan peta kontur di sekitar kawasan Bandar udara bokondini. Untuk rancangan KKOP di sekitar Bandar udara bokondini dapat dilihat pada Gambar 4, sedangankan gambar potongan melintang dan memanjang batasan KKOP terhadap kontur dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 6 dan Gambar 7. Reka Racana - 7
Dermawan, F., Sukirman, S., Widianto, B. W.
Gambar 4. Rancangan KKOP Bandar udara Bokondini
Gambar 5. Potongan A-A
Reka Racana - 8
Analisis Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan Bandara Bokondini Papua Indonesia
Gambar 6. Potongan B-B
Gambar 7. Potongan C-C
Tabel 5. Batasan KKOP yang diijinkan
KKOP
ELEVASI YANG DIIJINKAN (MSL)
Transitional Surface
1468
Inner Horizontal
1468
Conical Surface
1542
Approach Surface
1542
Take Off Climb surface
1562
Reka Racana - 9
Dermawan, F., Sukirman, S., Widianto, B. W.
4. KESIMPULAN 4.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari rancangan yang dilakukan maka bisa diperoleh beberapa kesimpulan terhadap kajian Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Terdapat obstacle pada KKOP Bandar udara Bokondini pada kawasan permukaan kerucut (kronis) sehingga tidak memenuhi syarat, karena ketinggian obstacle berupa bukit di lapangan setinggi 1572 MSL s/d 1925 MSL, sedangkan batas ambang aman adalah 1503MSL s/d 1542 MSL. 2. Obstacle lain yang terjadi berada pada kawasan permukaan horizontal dalam, yaitu adanya bukit dengan elevasi 1550 MSL, sedangkan batas ketinggian elevasi maksimum untuk kawasan permukaan horizontal dalam adalah 1468 MSL. 3. Untuk kawasan permukaan lepas landas dan landing berada pada posisi aman atau tidak terdapat tanda-tanda adanya obstacle.
DAFTAR RUJUKAN
Departemen Perhubungan, Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara No. SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis
Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara.
International Civil Aviation Organization, Annex 14, Aerodromes, Volume 1- Aerodrome Design and Operations, Fifth Edition, 2009. Sukirman, S.(2014). Rekayasa Bandar Udara, Bandung, Penerbit ITENAS, Bandung.
Reka Racana - 10