PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KESELAMATAN PENERBANGAN TERHADAP KINERJA KESELAMATAN PENERBANGAN DI SKADRON UDARA 31 LANUD HALIM PERDANA KUSUMA
THE EFFECT OF LEADERSHIP AND AVIATION SAFETY AND CLIMATE ON AVIATION SAFETY PERFORMANCE AT SQUADRON 31st HALIM PERDANA KUSUMA AFB Janur Yudo Anggoro (
[email protected]) Abstrak - Fenomena yang terjadi di satuan Skadron Udara 31 adalah bagaimana suatu kinerja keselamatan penerbangan untuk operasional penerbangan sangat dipengaruhi oleh komitmen seorang pimpinan dan iklim keselamatan penerbangan di satuan tersebut. Kondisi ini menyebabkan seorang pemimpin harus memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga kinerja keselamatan berjalan dengan baik serta dapat menyesuaikan iklim keselamatan pada saat itu. Atas dasar fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan dan iklim keselamatan penerbangan terhadap kinerja keselamatan penerbangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan tehnik dokumentasi dan kuesioner untuk mengukur variabel kepemimpinan, iklim keselamatan dan kinerja keselamatan penerbangan. Penelitian dilakukan atas 116 responden, yaitu personel Skadron Udara 31. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial kepemimpinan berpengaruh sebesar 36% terhadap kinerja keselamatan penerbangan dan secara parsial iklim keselamatan penerbangan berpengaruh sebesar 19,8% terhadap kinerja keselamatan penerbangan. Kata Kunci: Kepemimpinan, Iklim Keselamatan Penerbangan, Kinerja Keselamatan Penerbangan Abstract - The phenomenon that occurs in units of Air Squadron 31 is how an airline safety performance of aviation operations is strongly influenced by the commitment of the leaders and the climate in the unit's flight safety. This condition causes a leader must have a strong commitment to maintain safety performance goes well and can adjust safety climate at the time. On the basis of the phenomenon, the study was conducted in order to determine how much influence the climate leadership and flight safety of the aviation safety performance. The method used is quantitative method with the technical documentation and questionnaires to measure the variables of leadership, safety climate and flight safety performance.The study was conducted on 116 respondents, ie personnel Air Squadron 31. The results showed that partially influential leadership of 36% of the performance of aviation safety and aviation safety climate partially influenced by 19.8% against the flight safety performance. Keywords: Leadership, Aviation Safety Climate, Safety Performance Flight Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 65
Pendahuluan
T
wilayah pertahanan udara. Dari amanat
NI
komponen
dalam Undang-Undang ini dapat kita
utama dari sistem pertahanan
sepakati bahwa agar TNI AU mampu
negara
siap
melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan
kejayaan
tingkat kesiapan operasional yang tinggi,
mengabdikan Republik
merupakan
yang
dirinya
Indonesia.
selalu
demi Sebagai
bagian
dimana
salah
satu
cara
dengan
integral dari TNI, TNI AU agar dapat
mengoptimalisasikan Kepemimpinan dan
melaksanakan tugasnya secara optimal
Iklim Keselamatan Penerbangan untuk
membutuhkan tingkat kesiapan alutsista
mewujudkan
yang tinggi dan personel yang profesional
menjalankan misi operasional.
serta ditunjang dengan Kepemimpinan
keselamatan
Negara
Kesatuan
dalam
Republik
dan Iklim Keselamatan Penerbangan yang
Indonesia adalah negara kepulauan yang
baik agar seluruh misi yang diemban
secara geografis terdiri atas banyak pulau
dapat terlaksana. Harapan utama dari
yang disatukan oleh lautan. Dalam upaya
penerapan
mengatasi
Kepemimpinan
dan
Iklim
permasalahan
bangsa
Keselamatan Penerbangan dilingkungan
dihadapkan dengan kondisi geografis
TNI AU adalah Keberhasilan Operasional
Indonesia, angkutan udara merupakan
TNI AU.
sarana
Sesuai
dengan
Undang-Undang
yang
mengatasi
paling
efektif
berbagai
dalam
permasalahan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004
bangsa Indonesia yang mencakup aspek
tentang Tentara Nasional Indonesia, pada
pertahanan, keamanan dan ketertiban
Pasal 10 Undang-undang ini dinyatakan
masyarakat, kesejahteraan masyarakat,
TNI AU bertugas melaksanakan tugas TNI
keselamatan
matra udara di bidang pertahanan,
dunia, baik masa damai maupun perang.
menegakkan
Angkutan udara mampu menjadi sarana
hukum
dan
menjaga
umum
perdamaian
keamanan di wilayah udara yurisdiksi
untuk
nasional sesuai dengan ketentuan hukum
materiil ke segenap penjuru tanah air
nasional dan hukum internasional yang
dengan waktu reaksi yang relatif cepat.
telah diratifikasi, dan melaksanakan tugas
Dalam Doktrin
TNI
dan
Paksa, kegiatan angkutan udara diwadahi
pengembangan kekuatan matra udara
dalam Operasi Angkutan Udara yang
serta
merupakan bagian dari Operasi Dukungan
dalam
pembangunan
melaksanakan
pemberdayaan
memindahkan
dan
personel
dan
TNI AU Swa Bhuwana
66 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Udara, dimana Skadron Udara 31 Lanud
Penjelasan di atas menggambarkan
Halim Perdana Kusuma adalah salah satu
kondisi kekuatan TNI Angkatan Udara
pelaksana
yang berupa alutsista di samping personel
Penerbangan
Operasi
Angkutan Udara tersebut.
yang mengoperasikannya, organisasi dan
Permasalahan yang terjadi adalah berbagai
kecelakaan
menimpa
dapat terwujud secara optimal dalam
pesawat TNI Angkatan Udara terungkap
rangka mendukung pelaksanaan tugas
bahwa kecelakaan tersebut terjadi pada
pokok TNI Angkatan Udara.
masa bukan perang. Jadi faktor penyebab
tersebut
kecelakaan
Kepemimpinan dan Iklim keselamatan
adalah
yang
sistem komando pengendaliannya belum
murni
sangat
Kondisi
dipengaruhi
oleh
Gambar 1. Faktor Penyebab kecelakaan di TNI AU (Sumber : Dislambangjaau 2016) bukan
faktor
musuh.
Rata-rata
penerbangan. Data Statistik
mengenai
kecelakaan yang menimpa alutsista TNI
Kecelakaan pesawat TNI AU dapat dilihat
Angkatan Udara terjadi pada saat latihan
pada tabel diatas.
atau operasi udara bukan dalam kondisi
Kepemimpinan
yang
telah
perang, sehingga dapat dikatakan telah
dilaksanakan adalah diwujudkan dalam
kalah sebelum berperang dalam arti yang
kegiatan TNI Angkatan Udara pada tahun
sesungguhnya. Pada dasarnya, terjadinya
2006 telah mencanangkan program road
incident
to
ataupun
accident
adalah
zero
accident
dalam
upaya
akumulasi dari kesalahan-kesalahan yang
pencegahan kecelakaan penerbangan.
ada pada segenap unsur di level terendah
Perintah
sampai pada level tertinggi yang ada
Angkatan Udara (Kasau) selaku pemimpin
disuatu organisasi kerja.1
dalam program tersebut adalah untuk
1
Zero Accident Menuju The First Class Air Force, Mei 2012, Sambutan Kasau.
Dislambangjaau, Safety & Airworthiness, Membangun Safety Dalam Upaya Mewujudkan
langsung
Kepala
Staf
TNI
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 67
melaksanakan
Iklim
Satuan,
zero
beberapa kekurangan yang menyebabkan
accident guna mendukung tugas pokok
Pejabat Lambangja kurang berkompeten
TNI Angkatan Udara (Mabesau, 2007).
pada bidang tugasnya.
keselamatan
Menurut
peningkatkan dalam
mencapai
International
Organization
Civil
dalam
Aviation
Keselamatan
namun
masih
ditemukan
Iklim Keselamatan yang tinggi akan menurunkan
tingkat
accident
dan
Management Manual 2009 (ICAO-SMM,
incident serta mencegah kerugian atau
2009)
berkurangnya personel dan alutsista,
menyebutkan,
strategi
dalam
pencegahan kecelakaan pesawat dalam
sehingga akan dapat
sebuah organisasi akan mencerminkan
kekuatan satuan. Iklim keselamatanyang
Iklim
tinggi juga akan mendorong pencapaian
keselamatandari
organisasi
tersebut. Namun demikian pengawakan
kinerja
organisasi lambangja sangat penting agar
program kerja akan meningkat, sehinga
Perwira Lambangja dapat melaksanakan
pembinaan kekuatan satuan akan dapat
fungsi pengawasan pada setiap kegiatan
terlaksana secara lancar. Budaya yang ada
terutama yang berkaitan dengan alutsista
dalam dunia penerbangan memiliki unsur-
khususnya pesawat terbang, mampu
unsur
melakukan analisis lapangan dan berani
membutuhkan
memberikan saran dan masukan kepada
ketaatan terhadap prosedur yang tinggi.
komandan atau pimpinannya masing-
Pada
masing. Hal ini berpengaruh terhadap
ataupun accident adalah akumulasi dari
pengendalian organisasi dan terciptanya
kesalahan-kesalahan
jalur
Pejabat
segenap unsur di level terendah sampai
Lambangja dan Pimpinan serta para
pada level tertinggi yang ada disuatu
pejabat
pembagian
organisasi kerja (Dislambangjaau, 2012).
wewenang, tugas, dan tanggung jawab
Salah satu penyebab incident ataupun
yang jelas serta kejelasan jalannya sistem
accident
pengidentifikasian
sumber-sumber
keselamatan di satuan tersebut. Hal ini
bahaya. Struktur organisasi lambangja
ditunjukkan oleh beberapa perilaku yang
TNI AU saat ini di tingkat Mabesau berada
ada seperti pelaksanaan kegiatan yang
dibawah KASAU dan pada tingkat satuan
dianggap sebagai rutinitas.
komunikasi
antara
dibawahnya,
personel
mengoptimalkan
yang
karena
sangat
kompleks
dan
disiplin
serta
tingkat
dasarnya,
adalah
operasional berada dibawah Komandan 68 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
pencapaian
terjadinya
yang
incident
ada
kurangnya
pada
Iklim
Berdasarkan penelitian
di
latar atas,
belakang
penulis
ingin
Penelitian dan Penulisan Tesis ini dibuat agar dapat dijadikan bahan dalam
menganalisis seberapa besar pengaruh
mengembangkan
Kepemimpinan dan Iklim keselamatan
pengaruh
penerbangan
Keselamatan
terhadap
Kinerja
keilmuan
Kepemimpinan
tentang dan
Penerbangan
Iklim
terhadap
Keselamatan Penerbangan di Skadron
Kinerja Keselamatan Penerbangan di
Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma.
skadron udara 31 Lanud Halim Perdana
Karena sebagaimana pengamatan yang
Kusuma. Selain itu, tesis ini dapat
dilakukan oleh peneliti, perlu dikaji dan
dijadikan sebagai bahan kajian, masukan,
dibuktikan
diketahui
dan pertimbangan dalam pengambilan
Kinerja
kebijakan, khususnya yang berkaitan
kondisi
sehingga
dapat
sebenarnya
pada
Keselamatan Penerbangan di Skadron
dengan
Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma.
Keselamatan
Kemudian,
latar
Kinerja Keselamatan Penerbangan di
peneliti
Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana
berdasarkan
belakang
tersebut
uraian
diatas,
Kepemimpinan
dan
Penerbangan
merumuskan masalah dengan pertanyaan
Kusuma.
penelitian sebagai berikut:
Tinjauan Pustaka Dan Hipotesis
1. Apakah Kepemimpinan dan Kinerja
Menurut
Keselamatan berpengaruh
Penerbangan terhadap
Kinerja
Griffin
dan
Neal,
Iklim
terhadap
kinerja
keselamatan dapat didefinisikan sebagai perilaku
dari
masing-masing
individu
Keselamatan Penerbangan di Skadron
dalam sebuah organisasi yang terwujud
Udara
dalam
31
Lanud
Halim
Perdana
Kusuma?
individu
terhadap
program keselamatan selama bertugas,
2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh terhadap
kepatuhan
Kinerja
Keselamatan
dan
partisipasi
mereka
mengimplementasikan
dalam program
Penerbangan di Skadron Udara 31
keselamatan yang telah dicanangkan
Lanud Halim Perdana Kusuma?
dalam organisasi (Griffin dan Neal:2000).
3. Apakah
Iklim
Keselamatan
Kemudian, menurut Burke, Sarpy, Tesluk
Penerbangan berpengaruh terhadap
dan
Crowe
mengatakan
Kinerja Keselamatan Penerbangan di
keselamatan
Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana
didefinisikan sebagai perilaku atau aksi
Kusuma?
dari individu yang menunjukkan bahwa
secara
umum
kinerja dapat
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 69
dirinya
mempromosikan
memprioritaskan
kesehatan
dan
suatu faktor penyebab, peneliti melihat
dan
hal ini untuk menilai adanya hubungan
keselamatan dari seluruh pekerja, klien,
antara
publik
keselamatan (Adamshick: 2007).
dan
dengan
lingkungan
pekerjaannya
yang
terkait
(Burke,
Sarpy,
Tesluk dan Crowe:2002). Adamshick
kepemimpinan
dan
iklim
Teori kepemimpinan arah tujuan (The Path-Goal Theory), dikembangkan
mengatakan
bahwa
oleh Robert House dan berdasar pada
seiring dengan kesalahan teknis dan
teori harapan dari Victor vroom. House
peralatan
menjelaskan
yang
rusak
pada
sebuah
bahwa
kepemimpinan
kecelakaan militer, peneliti mencoba
sebagai subyek keefektifan tergantung
untuk mencari apakah perilaku individu
dari bagaimana ia memberi pengarahan.
atau
motivasi dan bantuan untuk pencapaian
kelompok
menyebabkan terhadap
yang atau
kecelakaan
mungkin
berkontribusi
(Robert
House:1971).
Dia
Penelitian
berpendapat bahwa inti dari teori ini
berusaha untuk melihat secara detail
adalah “the meta proposition” yang
terhadap faktor dari organisasi yang
menegaskan
mungkin telah berkontribusi terhadap
menjadi efektif apabila behaviors leader
perilaku
berhubungan langsung dengan behaviors
yang
menyebabkan
tidak
itu.
tujuan
aman
kecelakaan,
sehingga dari
data
yang
bahwa
pemimpin
merupakan
akan
complement,
tersebut dapat dilihat seberapa besar
suborinates, environments dan abilitas
pengaruh
program
dalam bentuk yang seimbang termasuk
terhadap
kelemahannya, dan hal ini akan menjadi
keselamatan
implemintasi tersebut
keselamatan di dalam organisasi. Banyak
instrument
kasus yang terjadi adalah personil yang
satisfactions dan individual and work unit
melalaikan suatu tugas & tanggung
performance.
jawab, atau kegagalan untuk mengikuti
mengidentifikasikan ada empat macam
prosedur
perbedaan perbuatan pemimpin yaitu
yang
telah
disetujui.
untuk
subordinates
Teori
ini
Kepemimpinan sering di kaitkan dalam
achievement-oriented,
penyalahgunaan hasil laporan kecelakaan.
participate,
Ketika perilaku individu tidak tepat dalam
merupakan kontijensi terhadap factor
pengambilan suatu keputusan maka akan
lingkungan dan karakteristik pengikutnya.
dianggap hal tersebut adalah sebagai
Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Based of
dan
70 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
directive,
supportive
yang
Leadership)
oleh
mengatakan
Zaccaro.
bahwa
sifat
Teori
ini
seorang
visi baru dan revisi yang memiliki asumsi, nilai-nilai,
dan
norma-norma
yang
pemimpin akan mempengaruhi kinerja
dibangunnya (Bass: 1993). Sementara itu
kepemimpinannya
menurut Yuki pemimpin transformasional
dimana
seorang
pemimpin harus mampu menyatukan
adalah
berbagai macam atribut pribadi dan
bawahannya
menekankan
anggota
dengan tiga cara, yaitu: (1) Mendorong
kelompoknya yang terdiri dari atribut
bawahan lebih sadar akan pentingnya
pribadi tersebut untuk saling bekerja
suatu hasil pekerjaan; (2) Mendorong
sama untuk mempengaruhi kinerja dari
bawahan untuk lebih mementingkan
kelompok
organisasi
kepada
(Zaccaro:2007).
Dengan
upaya
untuk yang
mempengaruhi
dapat
daripada
dilakukan
kepentingan
demikian dapat dikatakan sukses atau
individual;; (3) Mengaktifkan kebutuhan –
gagalnya
pemimpin
lain
kebutuhan bawahan pada tingkat yang
dilakukan
dengan
dan
lebih
mencatat
sifat-sifatnya,
itu
antara
mengamati
kualitas/mutu
tinggi
(Yuki:2007).
menyampaikan
Gil
bahwa
Luria
dinamika
perilakunya yang dipakai sebagai kriteria
hubungan antara transformational leaders
untuk menilai kepemimpinannya, seorang
dan safety climate, bahwa Kepemimpinan
komandan satuan dapat dilihat kualitas
(Transformasional
dan
kepemimpinannya
interaksi
anggota
dari
sifat-sifat
kepemimpinan yang ada padanya.
Bernard
menyatakan
M.
Bass.
tentang
Teori
dan
kelompok
(kohesi militer) (Luria:2008). Analisis
Transformational Leadership Theory oleh
dengan
pasif),
ini
kepemimpinan
statistik
dikonfirmasi
hipotesis. terpisah,
Ketika kohesi
untuk
menjadi
dianalisis
secara
dan
kepemimpinan
transformasi, bahwa terdapat perbedaan
transformasional berkorelasi positif, dan
antara
yang
kepemimpinan pasif berkorelasi negatif
bekerja dalam budaya organisasi dimana
dengan kekuatan iklim. Ketika kohesi
mereka mengikuti aturan, prosedur dan
dianalisis dalam model dikombinasikan
norma yang ada. Sedangkan pemimpin
dengan kepemimpinan pasif, baik utama
transformasional memiliki kemampuan
dan efek interaksi pada kekuatan iklim
dan kemauan untuk mengubah budaya
ditemukan.
Namun,
dengan
disertakan
dengan
pemimpin
transaksional
memahami
dan
kemudian
menyelaraskan budaya organisasi dengan
ketika
kohesi
kepemimpinan
transformasional hanya efek interaksi saja
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 71
yang
signifikan.
menunjukkan
Hasil
penelitian
dan rencana yang efektif untuk mengejar
bahwa
kekuatan
iklim
itu (Kirkpatrick dan Locke:1991). Visi suatu
baik
oleh
gaya
orgaisasi tidak dapat dihasilkan jika setiap
kepemimpinan dan kelompok interaksi
pemimpin tidak memilii komitmen untuk
sosial, dan menekankan kondisi di mana
melaksanakannya dan menjaganya agar
masing-masing
tetap berjalan.
dipengaruhi
yg
relevan
dengan
membentuk konsensus.
Iklim Keselamatan adalah ukuran
Shelley A. Kirkpatrick dan Edwin A.
suatu negara dalam suatu temporal
Locke menyampaikan bahwa studi sifat
budaya keselamatan, tunduk kesamaan
pemimpin memiliki sejarah panjang dan
antara
kontroversial.
penelitian
(Wiegmann et al:2002). Oleh karena itu
menunjukkan bahwa kepemilikan sifat-
situasional mengacu pada keadaan yang
sifat
menjamin
dirasakan keselamatan di tempat tertentu
keberhasilan kepemimpinan, ada bukti
pada waktu tertentu, relatif tidak stabil,
bahwa pemimpin yang efektif berbeda
dan dapat berubah tergantung pada fitur
dari orang lain dalam hal kunci tertentu.
lingkungan saat atau kondisi yang berlaku
ciri-ciri pemimpin kunci termasuk: drive
(Wiegmann et al:2002). Iklim keselamatan
(istilah
penerbangan sendiri dipengaruhi oleh
tertentu
luas
Sementara
saja
yang
tidak
meliputi
prestasi,
persepsi
individu
organisasi
motivasi, ambisi, energi, keuletan, dan
persepsi
individual
terhadap
inisiatif);
prosedur,
dan
penghargaan
motivasi
kepemimpinan
yang
(keinginan untuk memimpin tapi tidak
diterapkan
untuk mencari kekuasaan sebagai tujuan
(Scheneider:1990).
itu sendiri); kejujuran dan integritas;
khususnya adalah sebuah cerminan dari
kepercayaan diri (yang berhubungan
persepsi
dengan kestabilan emosi); kemampuan
operasi saat ini atau kondisi yang berlaku
kognitif; dan pengetahuan tentang bisnis.
yang berdampak pada keamanan suatu
Ada kurang bukti yang jelas untuk sifat-
organisasi. (Mearns et al: 2000).
sifat seperti karisma, kreativitas dan
oleh
praktik,
karyawan
Iklim
organisasi
Iklim
dari
organisasi
keselamatan
lingkungan
terdiri
dari
fleksibilitas. Kami percaya bahwa ciri-ciri
persepsi bersama di antara personil
pemimpin kunci membantu pemimpin
mengenai prosedur, praktek dan jenis
memperoleh
yang
perilaku yang mendapatkan imbalan dan
diperlukan; merumuskan visi organisasi
didukung berkaitan dengan tertentu oleh
keterampilan
72 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Fokus strategis (Schneider:1990). Ketika
persepsi individu terhadap peraturan
fokus strategis melibatkan kinerja operasi
yang
berisiko tinggi, yang akan dihasilkan
kemudian prosedur keselamatan, dan
bersama
penghargaan yang diberikan organisasi.
persepsi
menentukan
dimana
iklim
akan
keselamatan
terkait
Sementara
dengan
tingkat
keselamatan,
kedua
harus
(Zohar:2000). Iklim keamanan terdiri dari
mengimplementasikan kepercayaan dari
empat faktor (komitmen manajemen,
individu terhadap nilai-nilai keselamatan
keselamatanprogram
yang berada di dalam organisasi (Griffin
dan
kebijakan,
dukungan atasan untuk keselamatan, dan
dan Neal:2000).
komunikasi keselamatan). Sara J. Singer
Berdasarkan tinjauan pustaka dan
mengatakan bahwa iklim Keselamatan
kerangka pemikiran di atas, penulis
penerbangan Angkatan Laut tiga kali
menarik hipotesis yang diajukan dalam
lebih baik dari rata-rata daripada di antara
penelitian sebagai berikut :
petugas rumah sakit (Singer, 2010).
1. Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan
Penerbangan angkatan laut dirasakan
Penerbangan berpengaruh positif dan
memiliki iklim yang lebih aman (sampai
signifikan
tujuh kali lebih aman) dari petugas rumah
Keselamatan Penerbangan di Skadron
sakit.
Udara
Dibandingkan
dengan
manajer
rumah sakit, komandan angkatan laut dirasakan memiliki iklim lebih seperti
31
pada
terhadap
Lanud
Halim
Kinerja
Perdana
Kusuma. 2. Kepemimpinan berpengaruh positif
personil di garis depan. Ketika penerbang
dan
angkatan laut dengan personil rumah
Keselamatan Penerbangan di Skadron
sakit yang bekerja di daerah berbahaya,
Udara
perbedaan iklim keselamatan akan lebih
Kusuma.
meningkat daripada menurun. Dalam implementasi
operasional,
3. Iklim
signifikan
31
terhadap
Lanud
Keselamatan
Halim
Kinerja
Perdana
Penerbangan
berpengaruh positif dan signifikan
konseptualisasi dari iklim keselamatan
terhadap
harus
Penerbangan di Skadron Udara 31
memperhatikan
dua
tingkat.
Tingkat pertama harus merefleksikan
Kinerja
Keselamatan
Lanud Halim Perdana Kusuma.
Desain Dan Metode Penelitian Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 73
Desain penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar sebagai berikut, dimana terdapat 2 variabel X dan 1 variabel Y :
yx1
yx2 yx1x2 Keterangan : X1
=
Kepemimpinan
X2
=
Iklim Keselamatan Penerbangan
Y
=
Kinerja Keselamatan Penerbangan
Dari skema desain penelitian diatas,
masing
peneliti kemudian merumuskan definisi
kemudian diturunkan menjadi item dari
operasional dari masing-masing variabel
angket yang digunakan peneliti untuk
penelitian, yang diadaptasi peneliti dari
memperoleh data penelitian. Berikut
Adamshick (Adamshick:2007). Kemudian,
adalah tabel penjabaran dari definisi
dari definisi operasional tersebut, peneliti
operasional, indikator, dan item angket
menjabarkan
penelitian:
Variabel
indikator
dari
masing-
Definisi Operasional
Indikator
Kepemimpinan Penilaian responden
Complacency
terhadap gaya dan
(kepuasan
perilaku dari
terhadap
pemimpinnya
kepemimpinan)
(Adamshick, 2007)
variabel
penelitian,
yang
Item Pimpinan saya dapat menjadi inspirasi. Pimpinan saya menanamkan rasa bangga pada saya dan orang lain. Pimpinan saya selalu menyadari masalah performa yang terjadi. Pimpinan saya memimpin dengan ketakutan dan
74 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
intimidasi. Rantai komando saya selalu menindaklanjuti permintaan pimpinan. Pimpinan saya melakukan pengendalian secara berlebihan terhadap hal-hal kecil yang saya lakukan. Change and Uncertainty (Sikap
Pimpinan saya mendukung berbagai kemungkinan baru. Tujuan dari perintah yang
pemimpin
diberikan pimpinan dapat
terhadap
diketahui (diperbaharui,
perubahan dan
dibagikan, dan
ketidakpastian)
dipublikasikan). Gaya kepemimpinan dari pimpinan saya berubah sesuai dengan peningkatan operasi (contoh: pelatihan, penyebaran, pertempuran). Pimpinan saya melakukan pengendalian secara berlebihan terhadap hal-hal kecil yang saya lakukan. Pimpinan saya melakukan pengendalian secara berlebihan ketika tempo operasi meningkat. Pimpinan saya sangat mengetahui apa yang sedang terjadi.
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 75
Personal
Pimpinan saya mendorong
Behavior and
untuk memiliki pandangan
Care Taking
mengenai tujuan yang ingin
(perilaku dan
dicapai bersama-sama.
kepedulian pemimpin)
Pimpinan saya membuat pengorbanan kepentingan pribadi. Pimpinan komando saya menghindar dari tanggungjawab dan/atau gagal dalam mengambil keputusan. Pimpinan saya memberikan tantangan intelektual kepada saya dengan tujuan untuk memahami masalah yang saya hadapi. Pimpinan saya berperan dalam menangani masalah kontroversial dengan mempertimbangkan konsekuensi moral dalam pengambilan keputusan. Pimpinan saya mendukung adanya hadiah/penghargaan berdasarkan performa. Pimpinan saya melakukan pemantauan kinerja individu dan melacak kesalahan yang mungkin terjadi.
76 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Saya terkejut saat orang-
Iklim
Persepsi responden
Quality Control
Keselamatan
terhadap iklim
(pengendalian
orang di dalam penerbangan
Penerbangan
keselamatan; yaitu
kualitas
saya tidak mengalami
bagaimana mereka
keselamatan)
banyak kecelakaan atau
menginterpretasikan
cedera. Iklim keamanan meningkat
kondisi keselamatan dari lingkungan kerja
sejalan dengan
mereka, serta
meningkatnya kebutuhan
bagaimana kondisi
operasi. Operasi Penerbangan saya
keselamatan tersebut
memiliki nilai moral
berpengaruh
keselamatan sangat tinggi. Iklim keselamatan dalam
terhadap perilaku skuadron
penerbangan jarang
(Adamshick, 2007)
mengalami perubahan. Risk
Orang-orang di dalam
Management
penerbangan saya bersedia
(manajemen
mengambil risiko yang tidak
risiko)
aman ketika tempo operasi meningkat. Saya menganggap iklim keselamatan dalam penerbangan sangat penting. Prosedur keamanan dengan cara menghentikan sementara operasi militer merupakan cara efektif dalam menciptakan iklim keamanan yang baik. Operasi yang aman jauh
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 77
lebih penting dibandingkan dengan memenuhi jadwal penerbangan. Command and
Orang-orang peduli
Control (arahan
terhadap pendapat saya
dan kendali)
dalam keselamatan penerbangan Saya akan menceritakan nilai-nilai positif dari operasional penerbangan saya kepada rekan kerja. Kebanyakan orang setuju dengan pendapat saya terhadap iklim keamanan di operasional penerbangan. Orang-orang yang dengan
Kinerja
Penilaian responden
Management
Keselamatan
terhadap program
Commitment
sengaja melanggar prosedur
Penerbangan
keselamatan yang
(komitmen
atau aturan keamanan akan
dilaksanakan oleh
manajemen)
dengan cepat diberikan
skuadron (Adamshick, 2007)
peringatan. Petinggi di komando saya mampu mengkomunikasikan tujuan keamanan dalam bentuk yang relevan. Saya memiliki kuasa untuk menghentikan operasi penerbangan jika diragukan keamanannya Orang-orang terbaik ditugaskan di Skadron
78 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Udara. Safety
Petinggi di komando saya
identification
dapat mengidentifikasi
(identifikasi
penerbangan yang berisiko
keselamatan)
tinggi. Orang-orang dalam rantai komando saya bersedia untuk melaporkan pelanggaran keselamatan, perilaku yang tidak aman atau kondisi yang berbahaya.
Work Policies
Saya diberikan waktu yang
(peraturan
cukup untuk menyelesaikan
kerja)
pekerjaan dengan aman. Pimpinan saya menggunakan data keamanan untuk mengimplementasikan perubahan yang penting dalam organisasi. Pimpinan saya bereaksi dengan baik terhadap perubahan yang tidak terduga terkait dengan perencanaan.
Safety
Laporan kesehatan
administration
termasuk sebagai bahan
(administrasi
penilaian terkait kontribusi
keselamatan)
terhadap keamanan di dalam organisasi saya.
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 79
Penghargaan terkait dengan keselamatan sangat bermakna dan didalam organisasi saya Pimpinan saya mengukur statistik keamanan dan mempublikasikan hasilnya.
Dilihat dari sumbernya, data yang
diberlakukan untuk populasi sampel.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Setelah data dikumpulkan, maka data
data primer dan data sekunder. Populasi
akan dianalisis secara statistik dengan
dalam penelitian ini adalah personel
menggunakan
Skadron Udara
Halim
Program of Social Science (SPSS) ver.20 for
Perdanakusuma, di Jakarta. Sementara itu
Windows, kemudian output data akan
subjek
diterjemahkan secara statistik.
dalam
31 di
Lanud
penelitian
ini
adalah
Software
Statistical
Skadron Udara 31 yang berjumlah 174
Prosedur penelitian adalah langkah-
personil dengan rincian Perwira 59 orang,
langkah yang digunakan sebagai alat
Bintara 76 orang, dan Tamtama 39 orang.
untuk
Sehingga total sampel adalah 116 orang.
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam
mengumpulkan
data
dan
Tehnik pengumpulan data yang
penelitian. Didalam prosedur penelitian
digunakan dalam penelitian ini untuk
ini, penulis membahas tentang instrumen
memperoleh akurat dan lebih spesifik
penelitian, data primer, data sekunder,
adalah dengan menggunakan metode
pengujian keabsahan dan keterandalan
kuesioner. Tehnik analisis data yang
data, uji asumsi klasik, serta analisis
digunakan adalah statistik deskriptif dan
regresi linier sederhana dan uji hipotesis.
statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan
untuk
penelitian
yang
data
digunakan dalam pengukuran variabel
dengan cara mendeskripsikan data yang
Kepemimpinan (X1), Iklim Keselamatan
telah
Penerbangan
terkumpul
menganalisis
Instrumen
tanpa
membuat
(X2)
dan
Kinerja
kesimpulan yang berlaku umum. Statistik
Keselamatan Penerbangan (Y) adalah
inferensial digunakan untuk menganalisis
angket.
data dan mengambil kesimpulan hasilnya
mengumpulkan data berupa daftar item
Angket adalah alat untuk
80 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
pernyataan/pertanyaan
sering
Dalam penelitian ini, yang menjadi
disebutkan secara umum dengan nama
variabel bebas atau independen variabel
kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang
adalah
terdapat dalam kuesioner, atau daftar
Keselamatan
pertanyaan tersebut cukup terperinci dan
Kinerja Keselamatan Penerbangan (Y).
lengkap, ini yang membedakan dengan
Dengan
daftar
variabel yang akan diuji, maka uji statistik
pertanyaan
yang
interview.
Dalam
Kepemimpinan
(X1),
Penerbangan
memperhatikan
(X2)
dan
karakteristik
penelitian ini angket yang dipergunakan
yang
oleh penulis adalah angket dengan Skala
perhitungan
Likert. Tingkat pengukuran dengan skala
berganda untuk seluruh variabel tersebut.
Likert digunakan dalam penskoran sikap
Hipotesis pertama yang akan diuji
untuk mengukur kinerja anggota Skadron
adalah terdapat pengaruh simultan dari
Udara 31. Setiap kategori respon diberi
Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan
skor berdasarkan skala sikap. Untuk
Penerbangan
respon positif, skor terbesar adalah 6,
Keselamatan Penerbangan di Skadron
diberikan kepada respon ”Sangat Setuju”.
Udara 31.
Skor 5 diberikan untuk respon ”Setuju”.
Ho:
Skor 4 diberikan untuk respon ”Agak
Keselamatan
setuju”. Skor 3 diberikan untuk respon
mempunyai pengaruh yang signifikan
”Agak Tidak setuju”.
secara
Skor 2 diberikan
digunakan
Iklim
adalah
analisis
regresi
terhadap
Kepemimpinan
melalui linier
Kinerja
dan
Iklim
Penerbangan
tidak
simultan
terhadap
Kinerja
untuk respon ”Tidak setuju”. Dan skor 1
Keselamatan Penerbangan.
diberikan untuk respon ” Sangat tidak
H1:
setuju”.
Keselamatan Penerbangan mempunyai
Sebelum
dilakukan
pengujian
Kepemimpinan
pengaruh
yang
dan
signifikan
Iklim
secara
regresi dan hipotesis, dilakukan pengujian
simultan terhadap Kinerja Keselamatan
asumsi klasik untuk menguji kesahihan
Penerbangan.
atau keabsahan hasil estimasi model
Hipotesis kedua dalam penelitian ini
regresi. Beberapa asumsi klasik yang
adalah
Kepemimpinan
berpengaruh
terpenuhi agar kesimpulan dari hasil
secara
parsial
regresi tersebut tidak bias, diantaranya
Keselamatan Penerbangan di Skadron
adalah uji normalitas, uji multikolinearitas
Udara 31. Adapun hipotesis statistik yang
dan uji heteroskedastisitas.
akan diuji dalam rangka pengambilan
terhadap
Kinerja
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 81
keputusan penerimaan atau penolakan
dengan pangkat Peltu, Prada, dan Serma
hipotesis adalah sebagai berikut:
masing-masing
berjumlah
10
orang,
Ho: Kepemimpinan tidak berpengaruh
kemudian responden dengan pangkat
positif dan signifikan secara parsial
Kapten berjumlah 9 orang. Sementara
terhadap
esponden dengan pangkat Serka dan
Kinerja
Keselamatan
Penerbangan.
Pratu berjumlah masing-masing 8 orang,
H1: Kepemimpinan berpengaruh positif
pangkat Serda dengan 6 orang, pangkat
dan signifikan secara parsial terhadap
Pelda 3 orang, kemudian responden
Kinerja Keselamatan Penerbangan.
dengan
Hipotesis ketiga yang akan diuji adalah
terdapat
pengaruh
Iklim
pangkat
Praka
dan
Kopda
berjumlah masing-masing 1 orang. Selanjutnya,
berdasarkan
hasil
Keselamatan Penerbangan secara parsial
analisa data diketahui bahwa mayoritas
terhadap
Kinerja
responden telah menikah (78 orang).
Penerbangan
di
Keselamatan
Skadron
Udara
31.
Sementara itu, 38 orang responden masih
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji
menyandang status lajang. Kemudian,
dalam rangka pengambilan keputusan
mayoritas responden sebanyak 68 orang
penerimaan atau penolakan hipotesis
memiliki jam terbang di bawah 500 jam.
adalah sebagai berikut:
Sementara itu 9 orang telah memiliki jam
Ho: Iklim Keselamatan Penerbangan
terbang sebanyak 501 hingga 1000 jam,
tidak mempunyai pengaruh positif dan
dan 39 orang lainnya telah memiliki jam
signifikan
terbang diatas 1.000 jam. Selanjutnya,
secara
parsial
terhadap
Kinerja Keselamatan Penerbangan.
diketahui bahwa mayoritas responden
H1: Iklim Keselamatan Penerbangan
sebanyak 64 orang berusia 20 – 30 tahun.
mempunyai pengaruh yang positif dan
Kemudian, terdapat 26 orang responden
signifikan
yang berusia 41 – 50 tahun, 19 orang
secara
parsial
terhadap
Kinerja Keselamatan Penerbangan.
responden yang berusia 31 – 40 tahun,
Analisa Data Dan Pembahasan
dan 7 orang responden yang berusia
Berdasarkan hasil dari analisa demografi
diatas 50 tahun.
responden, diketahui bahwa mayoritas
Teknik pengumpulan data pada
responden penelitian ini memiliki pangkat
penelitian
ini
Lettu (19 orang), Letda (17 orang), dan
menggunakan metode kuesioner yang
Sertu (14 orang). Sementara responden
didistribusikan kepada seluruh anggota
82 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
adalah
dengan
Skuadron
31.
Metode
digunakan
untuk
kuesioner
mendapatkan
Untuk
data
mempermudah
menginterpretasikan
hasil
dalam penilaian
variabel yang digunakan pada penelitian.
responden
terhadap
Variabel yang digunakan pada penelitian
kepemimpinan, peneliti mengacu pada
ini yaitu kepemimpinan, iklim kesehatan,
kriteria
dan Kinerja Keselamatan Penerbangan.
responden sebagai berikut:
persentase
No.
Jumlah Skor
Kriteria
1
1 – 2,25
Tidak Baik
2
2,26 – 3,50
Kurang Baik
4
3,51 – 4,75
Baik
5
4,76 – 6
Sangat Baik
skor
variabel
tanggapan
Tanggapan responden terhadap variabel kepemimpinan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Jawaban Responden
No. Pernyataan SS
S
Total Skor Aktual Rata-rata
AS ATS TS STS
1
27 70
3
8
4
4
116
560
4.82
2
33 62
6
4
6
5
116
561
4.83
3
29 59
10
10
5
3
116
552
4.75
4
22 48
13
5
18
10
116
485
4.18
5
27 58
15
8
4
4
116
548
4.72
6
14 69
18
1
7
7
116
525
4.52
7
20 69
12
1
7
7
116
537
4.62
8
21
69
8
4
6
8
116
535
4.61
9
15
67
14
3
10
7
116
517
4.45
10
19
71
12
2
7
5
116
542
4.67
11
23 64
14
6
8
1
116
549
4.73
12
15
28
5
12
30
26
116
440
3.79
13
15
27
9
11
40
14
116
424
3.65
14
10
51
21
10
16
8
116
469
4.04
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 83
15
11
67
10
9
13
6
116
500
4.31
16
17
35
15
18
25
6
116
365
3.14
17
25 36
15
9
26
5
116
474
4.08
18
21
18
7
8
5
116
525
5.52
2088
9108
4.36
57
Tanggapan responden terhadap variabel iklim keselamatan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Jawaban Responden
No. Pernyataan SS
S
Total Skor Aktual Rata-rata
AS ATS TS STS
1
45 56
2
2
8
3
116
583
5.02
2
12
49
7
10
31
7
116
444
3.82
3
15
59
15
5
19
3
116
501
4.31
4
44 57
1
3
5
6
116
578
4.98
5
25 68
5
6
11
1
116
551
4.75
6
23 65
10
5
13
0
116
544
4.68
7
21
71
7
2
5
10
116
535
4.61
8
20 65
17
2
11
1
116
542
4.67
9
14
27
10
7
45
13
116
383
3.30
10
12
39
7
6
30
22
116
395
3.40
11
27
53
12
6
11
7
116
522
4.50
1276
5578
4.37
Tanggapan responden terhadap variabel kinerja keselamatan penerbangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Jawaban Responden
No. Pernyataan
Total Skor Aktual Rata-rata
SS
S
AS ATS TS STS
1
27
71
4
1
8
5
116
557
4.80
2
20 77
5
2
4
8
116
547
4.71
84 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
3
26 69
6
0
6
9
116
546
4.70
4
19
79
3
1
7
7
116
545
4.69
5
13
82
8
0
7
6
116
540
4.65
6
20 73
9
1
6
7
116
543
4.68
7
22
72
9
1
10
2
116
553
4.76
8
28 73
3
0
5
7
116
562
4.84
9
23
73
6
0
6
8
116
547
4.71
10
14 60
18
2
13
9
116
497
4.28
11
18
71
7
1
12
7
116
525
4.52
12
35 56
10
2
5
8
116
554
4.77
1392
6516
4.68
Validitas adalah suatu ukuran yang
mempunyai dasar dalam pengambilan
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
keputusan sebagai acuan untuk membuat
atau kesahihan suatu instrumen. Setiap
kesimpulan, begitu pula uji validitas
penelitian
product moment pearson correlation,
yang
dilakukan
dengan
menggunakan metode kuesioner perlu
dalam
dilakukan uji validitas untuk mengetahui
pengambilannya adalah jika nilai r hitung
kevalidan atau kesesuaian kuesioner yang
lebih besar dari r tabel, maka kuesioner
peneliti gunakan untuk memperoleh data
tersebut dinyatakan valid. Dimana r tabel
dari para responden (Suharsimi: 2011).
untuk sampel 116 responden yaitu 0.276.
Setiap
uji
dalam
statistik
Item Pertanyaan
uji
validitas
ini
dasar
tentu
r Hitung
r Tabel
LEAD1
0.728
0.176
LEAD2
0.789
0.176
LEAD3
0.760
0.176
LEAD4
0.652
0.176
LEAD5
0.810
0.176
LEAD6
0.803
0.176
Kepemimpinan
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 85
Item Pertanyaan
r Hitung
r Tabel
LEAD7
0.771
0.176
LEAD8
0.795
0.176
LEAD9
0.758
0.176
LEAD10
0.878
0.176
LEAD11
0.796
0.176
LEAD12
0.584
0.176
LEAD13
0.589
0.176
LEAD14
0.708
0.176
LEAD15
0.744
0.176
LEAD16
0.624
0.176
LEAD17
0.697
0.176
LEAD18
0.756
0.176
IKLIM1
0.734
0.176
IKLIM2
0.678
0.176
IKLIM3
0.715
0.176
IKLIM4
0.744
0.176
IKLIM5
0.701
0.176
IKLIM6
0.773
0.176
IKLIM7
0.813
0.176
IKLIM8
0.785
0.176
IKLIM9
0.625
0.176
IKLIM10
0.583
0.176
IKLIM11
0.732
0.176
PERFORM1
0.914
0.176
PERFORM 2
0.935
0.176
PERFORM 3
0.883
0.176
PERFORM 4
0.898
0.176
PERFORM 5
0.921
0.176
Iklim Kesehatan
Kinerja Keselamatan Penerbangan
86 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Item Pertanyaan
r Hitung
r Tabel
PERFORM 6
0.907
0.176
PERFORM 7
0.918
0.176
PERFORM 8
0.945
0.176
PERFORM 9
0.898
0.176
PERFORM 10
0.733
0.176
PERFORM 11
0.792
0.176
PERFORM 12
0.889
0.176
Berdasarkan
hasil
pengolahan
data
maka
kuesioner
Kemudian,
masing-masing item variabel lebih besar
menunjukkan nilai Cronbach Alpha dari
dari r Tabel. Berdasarkan uji validitas
setiap variabel pada penelitian ini.
Kepemimpinan
0.867
Iklim Kesehatan
0.812
Kinerja Keselamatan Penerbangan
0.974
menunjukkan
bahwa
dibawah
Cronbach Alpha
Berdasarkan tabel Cronbach Alpha diatas
reliabilitas
valid.
didapatkan bahwa nilai r Hitung untuk
Variabel
hasil
dianggap
seluruh
Penelitian Kolmogorov
ini
menggunakan
Smirnov
dala
Uji
menguji
variabel pada penelitian bernilai > 0.6
normalitas, dan metode Glesjer dalam uji
maka kuesioner terbukti reliable.
heterodaksititas.
Kolmogorov-Smirnov Z
.887
Asymp. Sig. (2-tailed)
Model
.411
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 87
1
(Constant)
.661
.134
LEAD
.068
.069
IKLIM
-.106
.069
4.934
.000
.217
.990
.324
-.336
-1.533
.128
a. Dependent Variable: AbsUi Kolmogorov-Smirnov
bernilai
Menurut
Malhotra
dan
Birks,
sebesar 0.887 dengan tingkat signifikansi
metode statistik yang dapat digunakan
jauh diatas 0.05 yaitu 0.411. Dengan kata
untuk
lain bahwa nilai KS tidak signifikan, berarti
besarnya
residual
terdistribusi
mengukur pengaruh
dan dari
mengetahui independen
secara
normal.
variabel terhadap dependen variabel
output
SPSS
adalah regresi (Malhotra dan Birks :2007).
menunjukkan variabel Kepemimpinan dan
Dalam penelitian ini, Regresi Linear
Iklim Kesehatan memiliki nilai signifikansi
berganda digunakan untuk mengukur
0.324 dan 0.128 yang kesemuanya didtas
pengaruh beberapa variabel independen
0.01.
terhadap
Kemudian,
hasil
Berarti
tidak
heteroskedastisitas
terdapat
Data
kuesioner diolah menggunakan regresi
variabel
linear berganda dengan bantuan software
independen yang terdapat dalam model
SPSS. Output SPSS dari hasil analisis
ini
regresi dapat dilihat pada tabel di bawah
kata
memiliki
lain
model
dependen.
ini,
dengan
dalam
variabel
semua
sebaran
varian
yang
sama/homogen.
Model
R
1
.869a
ini.
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
R Square .755
.751
.58510
.958
a. Predictors: (Constant), IKLIM, LEAD b. Dependent Variable: PROG ANOVAb Sum of Model
Squares Regression
114.109
Mean df
Square 2
F
57.055 166.659
88 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
Sig. .000a
Residual
36.973
108
Total
151.083
110
.342
a. Predictors: (Constant), IKLIM, LEAD b. Dependent Variable: PERFORM Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.124
.255
LEAD
.600
.136
IKLIM
.445
.136
Beta
t
Sig.
.484
.629
.510
4.411
.000
.379
3.280
.001
a. Dependent Variable: PROG Pada tabel ANOVA menunjukkan
Kepemimpinan memiliki nilai signifikansi
nilai signifikansi sebesar 0.000 atau lebih
sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05,
kecil dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa
sehingga
Kepemimpinan
berpengaruh
Kepemimpinan
terhadap
Kinerja
Keselamatan
dan
Iklim
Kesehatan
berpengaruh secara simultan terhadap
Penerbangan. Sedangkan variabel Iklim
Kinerja
Keselamatan memiliki nilai signifikansi
Keselamatan
Sedangkan
untuk
Penerbangan.
melihat
hubungan
sebesar 0.001 atau lebih kecil dari 0.05,
parsial antara Kepemimpinan dan Iklim
sehingga Iklim Keselamatan berpengaruh
Keselamatan
terhadap
terhadap
Kinerja
Keselamatan Penerbangan dapat dilihat pada
tabel
Coefficients.
Kinerja
Keselamatan
Penerbangan.
Variabel
Setelah melakukan analisa data menggunakan metode regresi, peneliti kemudian memastikan ada atau tidaknya autokorelasi dalam regresi. Pada penelitian ini didapatkan nilai d sebesar 0.958 akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 116 dan jumlah variabel independen 2, maka di tabel DurbinWatson akan diperoleh nilai dL = 1.6540 dan dU = 1.7273. Oleh karena itu nilai d lebih kecil daripada batas atas 1.7273 dan lebih kecil daripada 4-du = 2.2727, atau: du > d < 4 – du ;1.7273 > Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 89
0.958 < 4 – 1.7273; 1.7273 > 0.958 < 2.2727. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model penelitian ini.
Selanjutnya, peneliti melakukan uji multikolinieritas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka berarti terdapat problem multikolinieritas. Tabel dibawah menunjukkan nilai VIF dari masing-masing variabel pada penelitian ini. Variabel
VIF
Kepemimpinan
5.891
Iklim Kesehatan
5.891
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan
terhadap
bahwa terdapat multikolinearitas karena
Penerbangan di Skadron Udara 31 Lanud
nilai VIF dari kedua variabel lebih besar
Halim Perdana Kusuma. Hasil penelitian
dari 4. Dari hasil analisis data diatas,
secara
dapat disimpulkan hasil-hasil berikut
variabel Kepemimpinan memiliki nilai
berdasarkan hipotesis penelitian ini:
signifikansi sebesar 0.000 atau lebih kecil
Hipotesis 1: Kepemimpinan dan Iklim
dari
Keselamatan Penerbangan berpengaruh
berpengaruh secara parsial terhadap
positif dan signifikan secara simultan
Kinerja Keselamatan Penerbangan.
pada
Hipotesis
terhadap
Kinerja
Keselamatan
Kinerja
parsial
0.05,
Keselamatan
menunjukkan
sehingga
3:
bahwa
Kepemimpinan
Iklim
Keselamatan
Penerbangan di Skadron Udara 31 Lanud
Penerbangan berpengaruh positif dan
Halim Perdana Kusuma. Hasil penelitian
signifikan terhadap Kinerja Keselamatan
menunjukkan bahwa Kepemimpinan dan
Penerbangan di Skadron Udara 31 Lanud
Iklim
Penerbangan
Halim Perdana Kusuma. Berdasarkan
berpengaruh secara simultan terhadap
hasil penelitian secara parsial, variabel
Kinerja Keselamatan Penerbangan. Hal
Iklim Keselamatan Penerbangan memiliki
tersebut terlihat pada tabel ANOVA
nilai signifikansi sebesar 0.001 atau lebih
menunjukkan nilai signifikansi sebesar
kecil
0.000 atau lebih kecil dari 0.05.
Keselamatan Penerbangan berpengaruh
Hipotesis 2: Kepemimpinan berpengaruh
secara
positif dan signifikan secara parsial
Keselamatan Penerbangan.
Keselamatan
dari
0.05,
parsial
90 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1
sehingga
terhadap
Iklim
Kinerja
Simpulan Dan Saran Hasil
penelitian
lebih kecil dari 0.05, sehingga Iklim tentang
pengaruh
Keselamatan
Penerbangan
kepemimpinan dan iklim keselamatan
berpengaruh secara parsial terhadap
terhadap
Kinerja Keselamatan Penerbangan.
Kinerja
Keselamatan
Penerbangan pada Skadron Udara 31
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas,
Lanud
maka
Halim
Perdana
Kusuma
penulis
merekomendasikan
memperoleh beberapa simpulan untuk
beberapa saran sebagai berikut:
menjawab rumusan masalah ataupun
Sebagai faktor yang paling penting
pembuktian dari hipotesis yang telah
dalam
dibangun.
Penerbangan, faktor Kepemimpinan
Dari
kuantitatif
perhitungan
terhadap
nilai
secara variabel
Kinerja
merupakan
hal
Keselamatan
yang
harus
kepemimpinan (X1), iklim keselamatan
diperhatikan
penerbangan
program Skuadron 31 Lanud Halim
(X2)
dan
kinerja
dalam
program-
keselamatan penerbangan (Y), maka
Perdanakusuma.
diperoleh simpulan sebagai berikut:
memastikan bahwa dirinya telah
Kepemimpinan
dan
Keselamatan berpengaruh terhadap
simultan
satuan, kemudian memastikan bahwa
Keselamatan
bawahannya
mampu
Penerbangan. Hal tersebut terlihat
menerapkan
prosedur
pada tabel ANOVA menunjukkan nilai
tersebut.
kecil dari 0.05. Secara
parsial,
juga
telah
keamanan
Para Pemimpin diharapkan dapat menjalankan
fungsinya
sebagai
supervisi dan dapat melaksanakan
Kepemimpinan
memiliki nilai signifikansi sebesar
manajemen
0.000 atau lebih kecil dari 0.05,
baik,
sehingga
terhindar dari kecelakaan yang fatal
Kepemimpinan
berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Keselamatan Penerbangan.
prosedur
keamanan yang telah ditetapkan oleh
signifikansi sebesar 0.000 atau lebih
semua
harus
Penerbangan secara Kinerja
melakukan
Iklim
Pemimpin
keselamatan
sehingga
TNI
AU
dengan dapat
dan mengakibatkan korban jiwa.
Program Keselamatan yang telah
Iklim
dibuat sebaiknya dipatuhi, sehingga
Keselamatan Penerbangan memiliki
meskipun terjadinya suatu perubahan
nilai signifikansi sebesar 0.001 atau
pucuk kepemimpinan, program ini
Secara
parsial,
variabel
Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Keselamatan Penerbangan … | Janur Yudo Anggoro | 91
akan
terus
berjalan
dan
tidak
berubah, kecuali ada hal-hal yang perlu
mendapat
perhatian
dan
pertimbangan lebih lanjut. Daftar Pustaka Bass: 1993, Transformational Leadership Theory Burke, Sarpy, Tesluk dan Crowe, 2002, Kinerja Keselamatan Dislambangjaau, Safety & Airworthiness, Membangun Safety Dalam Upaya Gary Yuki, Kepemimpinan Dalam organisasi Griffin dan Neal, 2000, Kinerja Keselamatan. Kirkpatrick dan Locke, 1991, Kepemimpinan Luria:2008, transformational leaders dan safety climate Mewujudkan Zero Accident Menuju The First Class Air Force, Mei 2012, Sambutan Kasau. NS Seskoau Air Power Robert House:1971, The Path-Goal Theory Sekkau, 2011, Vademicum Operasi dan Latihan TNI AU, Jakarta, hal 252 Somantri, Ating, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2006 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D Sugiyono, Statistik untuk penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010) Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : Bumi Aksara,2008 Tim Penulis Seskoad, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Alfa Beta, 2016 Tim Penulis Seskoad, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Bandung: Alfa Beta, 2016 Yuki:2007, Pemimpin Transformasional Zaccaro:2007, Trait Based of Leadership
Buku Petunjuk Teknis TNI AU Tentang Operasi Angkutan Udara dengan Nomor Perkasau /69/XII/2007 Tanggal 28 Desember 2007 Prosedure Tetap Skadron Udara 31, 2015 UU RI No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI AdamShick, Leadership and safety climate in high-risk military organizations. Maryland school of public policy, 2007. Gil Luria, Climate Streght: How Leaders from consensius. Department of Human Services, The University of Haifa, Haifa 31905 Sara J. Singer, MBA, PhD, comparing safety climate in naval aviation and hospitals: Implications for improving patient safety. Health Care Manage Rev, 2010. Shelley A. Kirkpatrick dan Edwin A. Locke, Leadership: Do Traits Matter? The Executive, Vol. 5, No. 2 May, 1991 Zaccaro, Trait Based of Leadership, Geroge Mason University, Virginia, 2007.
92 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | April 2017 | Volume 3 Nomor 1