PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN REMUNERASI TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN HUKUM PRAJURIT TNI AU DI LANUD HALIM PERDANAKUSUMA
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP AND REMUNERATION TOWARD LEGAL COMPLIANCE OF THE INDONESIAN AIR FORCE SOLDIERS AT HALIM PERDANAKUSUMA AIR FORCE BASE Kadek Jaya Kusumantara1 Universitas Pertahanan (
[email protected])
Abstrak - Penelitian ini merupakan penelitian Ex Post Facto. Penelitian yang dilakukan di Lanud Halim Perdanakusuma bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan remunerasi terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU baik secara parsial maupun secara simultan. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 1000 prajurit dengan jumlah sampel sebanyak 150 prajurit dengan menggunakan bantuan rumus slovin dengan taraf kesalahan 8%. Pemilihan sampel menggunakan teknik probability sampling jenis simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket/kuesioner dengan skala likert dan dokumentasi. Pengujian terhadap data sebagai persyaratan analisis menggunakan uji normalitas, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinieritas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa (1) Kepemimpinan secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU, hal ini dibuktikan dengan hasil pada uji t variable kepemimpinan bahwa nilai thitung > ttabel (2,891 > 1,976), maka Ho ditolak dan nilai thitung positif yang berarti bahwa berpengaruh positif, (2) Remunerasi secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU, hal ini dibuktikan dengan hasil pada uji t variable remunerasi yang menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (7,390 > 1,976), maka Ho ditolak dan nilai t hitung positif yang berarti bahwa berpengaruh positif., (3) Kepemimpinan dan remunerasi secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU, hal ini dibuktikan dengan uji F yang memperoleh nilai F hitung > F tabel (193,603 > 3,058), maka Ho ditolak. Pada uji determinasi diperoleh nilai R square sebesar 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel independen yang digunakan dalam model penelitian (kepemimpinan dan remunerasi) mampu menjelaskan sebesar 72,5% variasi variabel kepatuhan hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma. Kata kunci: Kepemimpinan, Kepatuhan Hukum, Remunerasi
1
Kadek Jaya Kusumantara adalah Mahasiswa program studi Strategi Pertahanan Udara, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia.
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 47
Abstract - This research is an Ex Post Facto. Research conducted at Halim Perdanakusuma airforce base aims to identify and analyze the influence of leadership and remuneration toward legal compliance of air force soldiers either partially or simultaneously. The research population of 1,000 soldiers with a sample size of 150 soldiers with the help of the formula slovin with error level of 8%. The sample selection using probability sampling technique kind of simple random sampling. Data was collected using questionnaires with Likert scale and documentation. Tests on the data as requirements analysis using normality test, heterokedastisitas, and multicollinearity test. The analytical method used is multiple linear regression analysis. The results showed the conclusion that (1) Leadership partially has a positive and significant impact on legal compliance of air force soldiers, this is proved by the results of the “t” test variable leadership that the value of t> t table (2.891> 1.976), then Ho is rejected and t is positive, which means that it has a positive effect, (2) remuneration partially has a positive and significant impact on legal compliance of air force soldiers, this is proved by the results of the “t” test variable remuneration shows that the value of t> t table (7.390> 1.976), then Ho rejected and t is positive, which means that it has a positive effect. (3) Leadership and remuneration simultaneously have a positive and significant impact on legal compliance TNI AU, this is proved by “F” test were obtained F count> F table (193.603> 3,058 ), then Ho is rejected. In the test of determination obtained value R square of 0.725. This suggests that the variation of the independent variables used in the research model (leadership and remuneration) are able to explain 72.5% of the variation variables legal compliance of air force soldiers at Halim Perdanakusuma air force base. Keywords: Leadership, Legal Compliance, Remuneration
Pendahuluan
P
termasuk didalamnya yaitu Koopsau I,
angkalan
TNI
Angkatan
Kohanudnas, Kodiklatau, Kosekhanudnas
Udara Halim Perdanakusuma
I, Puspomau, Dissurpotrudau, Dispsiau
berada
dan RSAU “dr. Esnawan Antariksa”.2
di
DKI
Jakarta.
Pangkalan ini merupakan salah satu
Komandan
Lanud
Halim
pangkalan tipe A yang secara keseluruhan
Perdanakusuma dijabat oleh Perwira
memiliki daerah seluas 1.700 hektar dan
Tinggi yaitu Marsekal Pertama, yang
memiliki landasan pacu sepanjang 3000
menjalankan
tugas
meter. Dalam struktur wilayah Komando
menyiapkan
dan
Operasi Angkatan Udara, Lanud ini
pembinaan dan pengoperasian seluruh
berada di wilayah Komando Operasi I.
satuan
Lanud Halim Perdanakusuma merupakan
potensi
pangkalan dengan perangkat beserta
menyelenggarakan
insub-insub yang lengkap. Disamping
bagi satuan lainnya. Dengan status Lanud
memiliki sebuah Organisasi Wing Operasi,
Halim Perdanakusuma sebagai pangkalan
empat Skadron Udara dan satu Skadron
udara
dalam
pokok
yaitu
melaksanakan
jajarannya,
pembinaan
dirgantara
serta
dukungan
protokoler untuk
operasi
penerbangan
Teknik, Pangkalan ini juga ditempati lebih dari 20 satuan TNI/TNI AU lainnya
2
http://www.tni-au.mil.id/content/Profile Lanud Halim Perdanakusuma.
48 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
VVIP/VIP
juga
di
Halim
membentuk perilaku yang berorientasi
ada
kemampuan pelayanan kepada negara
beberapa prosedur baku yang diterapkan
serta mengurangi potensi tindak Korupsi
seperti
Kolusi dan Nepostime (KKN). Didukung
Perdanakusuma
Bandara
tersebut,
administrasi,
operasional,
pengamanan
dan
penerbangan
VVIP/VIP
tertib,
aman
tentu
pelayanan
dan
agar
berlangsung
maka
anggaran
untuk
kesejahteraan
Dalam
anggota TNI bisa ditingkatkan. Dengan
menjalankan tugasnya, komandan Lanud
ekonomi tumbuh, anggaran untuk TNI
mengelola sumber daya manusia secara
juga akan bertambah. TNI yang solid akan
berkesinambungan untuk mencapai visi
mampu
dan misi organisasi, kunci utama dari
maupun
semua
menangani masalah keamanan nasional,
pelaksanaan
lancar.
adanya pertumbuhan ekonomi yang kuat
kegiatan
adalah
menjalankan tugas
pokok
tambahan
dalam
apabila semua jajaran mengetahui dan
khususnya
mengerti tugas yang diembannya, maka
pembalakan liar, pencurian ikan, dan
seluruh kegiatan bakal dapat dikerjakan
kasus-kasus
dengan baik. Karena sistematika dan alur
kekuatan perekonomian nasional dan
kerja akan berjalan dengan sendirinya,
keutuhan
sesuai dengan progres dan arahan yang
Indonesia.
telah
diberikan
pimpinan.
Untuk
yang
tugas
lain
Negara
Ketatnya
berkaitan
yang
Republik
kehidupan
Ibukota
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma
lingkungan strategis sangat berpengaruh
menerapkan tipe kepemimpinan yang
terhadap semua aspek kehidupan, salah
lebih transformasional yaitu memadukan
satunya adanya potensi pelanggaran yang
tipe
organisasi
tentara
dan
di
mencapai kondisi kinerja ideal tersebut,
kepemimpinan
Jakarta
mengancam
Kesatuan
tingkat
dengan
perubahan
militeristik
khas
dilakukan oleh personel Lanud Halim yang
dengan
tipe
kualitas
dan
kuantitasnya
semakin
demokratis transformasional yang lebih
kompleks. Data pelanggaran pidana dan
partisipatif sesuai tuntutan jaman.
disiplin yang dilakukan oleh prajurit Lanud
Remunerasi
dilakukan
untuk
Halim
Perdanakusuma
menunjukkan
mendorong sumber daya manusia (SDM)
angka 11 kasus tahun 2015 dan 6 kasus
yang berkualitas, menjaga SDM agar
tahun 2016.3 Jika diambil perbandingan
tetap
produktif
sehingga
mencegah 3
potensi
penurunan
kinerja
dan
Laporan Tahunan Satpom Halim tahun 2015 dan 2016, Data Kasus Pidana dan Disiplin.
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 49
terhadap jumlah keseluruhan personel
TNI
AU
di
yang mencapai lebih dari 1000 maka
Perdanakusuma?
berada pada kisaran 1,1% tahun 2015 dan
Metode Penelitian
0,6%
Teori Kepemimpinan
tahun
2016,
sehingga
dapat
Halim
pemimpin
(leader)
disimpulkan 99 % personel Lanud Halim
Secara
masih memiliki tingkat kepatuhan hukum
berarti yang berjalan terdepan, bergerak
yang tinggi.
lebih awal, mengambil langkah pertama,
Mencermati latar belakang di atas
etimologi,
Lanud
mengarahkan
pikiran,
tindakan
dengan perkembangan situasi dan kondisi
adalah seni untuk mengkoordinasikan
tuntutan
faktor
dan memberikan dorongan terhadap
diharapkan
dapat
individu atau kelompok untuk mencapai
kesejahteraan,
maka
tujuan yang diinginkan.4 Kepemimpinan
tingkat kepatuhan hukum dipersepsikan
dijelaskan oleh kualitas internal yang
akan
maka
dimilikinya sejak lahir. Organisasi terdiri
untuk mengetahui apakah Kepemimpinan
dari tugas-tugas dan manusia yang harus
dan Remunerasi mempunyai pengaruh
dipertahankan
terhadap Kepatuhan Hukum Prajurit TNI
keseimbangan. Perhatian yang hanya
AU di Lanud Halim Perdanakusuma, maka
ditujukan kepada pekerjaan atau kepada
dirumuskan masalah dalam penelitian ini
kebutuhan orang yang melaksanakan
sebagai berikut:
tugas
a. Apakah kepemimpinan berpengaruh
optimalisasi sistem tersebut. Jadi para
remunerasi
yang
meningkatkan
mengalami
positif
dan
serta
peningkatan,
signifikan
terhadap
lain.
dan
bahwa faktor kepemimpinan yang sesuai
pekerjaan
orang
pendapat
pada
tersebut
Kepemimpinan
suatu
akan
tingkat
mengurangi
manajer harus mengorganisasikan
di
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
sekitar persyaratan tugas yang harus
Lanud Halim Perdanakusuma ?
dilaksanakan dan kebutuhan dari orang
b. Apakah positif
remunerasi dan
berpengaruh
signifikan
terhadap
yang akan melaksanakannya. Barnard berfokus pada “bagaimana pemimpin
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
merangkul
Lanud Halim Perdanakusuma?
berbagai
c. Apakah kepemimpinan dan remunerasi
dan aktivitas
mengkoordinasikan mendasar
dalam
organisasi. Ia melihat organisasi sebagai
berpengaruh positif dan signifikan 4
terhadap kepatuhan hukum prajurit
John Pfiffner dalam Agustinus Djohan (2016), 5 Pilar Kepemimpinan di Abad 21, MNC Publishing.
50 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
sebuah “economy of incentives,” dimana
organisasi untuk bekerja sama dalam
individu
mencapai tujuan yang diinginkan.
memberikan
kontribusi
bagi
organisasi dan organisasi menyediakan
Bass
insentif bagi individu. Tugas pemimpin
kepemimpinan
adalah
ekuilibrium
cenderung membangun kesadaran para
menjamin
bawahannya mengenai pentingnya nilai
harus
ekonomi
menjaga
dengan
cara
menyatakan
gaya
transformasional
ketersediaan insentif sebagai imbalan
kerja
partisipasi individu; kontribusi individu
berusaha memperluas dan meningkatkan
menghasilkan resources yang kemudian
kebutuhan melebihi minat pribadi serta
digunakan
mendorong perubahan tersebut ke arah
lagi
untuk
menyediakan
insentif, begitu seterusnya.
tugas
mereka.
Pemimpin
kepentingan bersama. Para pemimpin
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi,
dan
bahwa
menggerakkan,
transformasional merupakan pemimpin
dan
yang karismatik dan mempunyai peran
mengarahkan suatu tindakan pada diri
sentral dan strategis dalam membawa
seseorang atau sekelompok orang, untuk
organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin
mencapai tujuan tertentu pada situasi
transformasional
tertentu.5 Kepemimpinan adalah upaya
kemampuan
penggunaan
masa
jenis
pengaruh
bukan
juga
mempunyai
untuk menyamakan visi
depan
serta
meningkatkan
paksaan untuk memotivasi orang-orang
kebutuhan bawahan pada tingkat yang
mencapai
Didalam
lebih tinggi dari pada apa yang mereka
faktor
butuhkan. Pemimpin transformasional
tujuan
kepemimpinan utama,
tertentu.
tercakup
yaitu
tiga
kekuasaan
(power),
harus
mampu
membujuk
wewenang (authority) dan pengaruh
bawahannya
(influence).
konsep
mereka melebihi kepentingan mereka
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
sendiri demi kepentingan organisasi yang
kepemimpinan
kemampuan
lebih besar. Pemimpin transformasional
seorang pemimpin untuk mempengaruhi
juga akan berusaha mengartikulasikan visi
bawahan atau sekelompok orang dalam
masa depan organisasi yang realistik,
Dari
penjabaran
adalah
melakukan
para
tugas-tugas
menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada 5
Abi Sujak. 1990. Kepemimpinan Manager (Eksistensi dalam perilaku Organisasi). Jakarta : PT. Gramedia
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya.
Bass
mengemukakan
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 51
bahwa kepemimpinan transformasional
motivasi kepada bawahan untuk mencari
mempunyai empat dimensi, yaitu:6
pendekatan-pendekatan yang baru dalam
a.
melaksanakantugas-tugas organisasi.
Attributed charisma
Dimensi yang pertama ini digambarkan
d.
sebagai
(konsiderasi individu)
perilaku
pemimpin
yang
Individualized
consideration
membuat para pengikutnya mengagumi,
Dalam
menghormati
transformasional digambarkan sebagai
dan
sekaligus
dimensi
ini,
mempercayainya.
seorang
b.
mendengarkan dengan penuh perhatian
Inspirational motivation (motivasi
inspirasi) Dalam
pemimpin
pemimpin
yang
mau
masukan-masukan bawahan dan secara dimensi
ini,
pemimpin
khusus mau memperhatikan kebutuhan-
transformasional digambarkan sebagai
kebutuhan
pemimpin
pengembangan karir.
yang
mampu
mengartikulasikan
pengharapan
jelas
prestasi
terhadap
yang
bawahan
akan
Teori Remunerasi
bawahan,
Perkembangan dunia ketenagakerjaan
komitmennya
dan pembinaan sumber daya manusia di
terhadap seluruh tujuan organisasi, dan
Indonesia sebelum masa reformasi hanya
mampu menggugah spirit tim dalam
mengenal istilah upah dan gaji sebagai
organisasi
bentuk imbalan bagi tenaga kerja. Upah
mendemonstrasikan
melalui
penumbuhan
entusiasme dan optimisme.
dan gaji tersebut merupakan hak bagi
c.
setiap tenaga kerja sebagai imbalan atas
Intellectual stimulation (stimulasi
intelektual)
kinerja yang telah dilakukan berdasarkan
Pemimpin transformasional harus mampu
ketentuan perjanjian tertentu. Istilah
menumbuhkan ide-ide baru, memberikan
remunerasi
solusi
terhadap
Indonesia sejak tahun 2006 ketika Dr. Sri
yang
Mulyani yang menjabat sebagai Menteri
memberikan
Keuangan pada masa itu mendapat
yang
kreatif
permasalahan-permasalahan dihadapi
bawahan,
dan
baru
mulai
populer
di
persetujuan Presiden untuk mengawali 6
Wutun, R.P., (2001). Persepsi Karyawan tentang Perilaku Kepemimpinan Atasan. Suatu Kajian Teori Transformasional-Transaksional dalam Sjabadhyni, B. , Graito, B.K, & Wutun, R.P. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif PIO. Jakarta: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
sebuah program tambahan penghasilan di
luar
gaji
aparatur
negara
pada
Kementerian Keuangan yang disebut dengan istilah remunerasi. Remunerasi
52 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
berkembang di kalangan Kementerian
Tunjangan dan pemberian fasilitas itu
dan Lembaga Negara dengan sebutan
disebut dengan berbagai macam istilah
Tunjangan
Kinerja.7
Kata
remunerasi
seperti benefit and services, program-
menurut Oxford American Dictionary,
program
kesejahteraan,
Remuneration adalah
progam
pelayanan,
Reward
yang
Payment
berarti
or
programkompensasi
pembayaran,
pelengkap, dan lain-lain. Tunjangan dan
penghargaan, imbalan yang mana istilah
pemberian fasilitas digunakan sebagai
imbalan dalam Bahasa Indonesia sering
pemberian yang dapat meningkatkan
menggunakan
kompensasi.
kinerja dan motivasi.8 Simanjuntak (2005)
Berbagai buku-buku manajemen sumber
berpendapat bahwa tunjangan-tujangan
daya manusia yang banyak beredar di
dinamakan juga
Indonesia
Beberapa
istilah
terutama
buku
yang
jaminan
perusahaan
sosial.
memberikan
merupakan terjemahan yang berasal dari
secara tetap (tunjangan tetap) tanpa
Amerika menggunakan istilah kompensasi
memperhatikan
untuk mengungkapkan istilah remunerasi.
terdapat
Namun Organisasi PBB yang membidangi
yang memberikan tunjangan secara tidak
masalah
kerja
tetap atau berdasarkan kehadiran bekerja
(International Labour Organization/ILO)
(tunjangan tidak tetap). Perusahaan pada
menggunakan istilah Remuneration.
umumnya
Buruh
atau
Pengertian
tenaga
remunerasi
kehadiran
kerja,
juga beberapa perusahaan
dapat
memenuhi
harapan
atau
pekerja mengenai upah serta perbaikan
tunjangan menurut Simamora (2004)
tunjangan dan fasilitas bila pekerja dapat
adalah
memberikan kontribusi lebih besar dan
pembayaran- pembayaran dan
jasa-jasa yang melindungi dan melengkapi
sebanding.
gaji
dapat
memberikan tambahan upah dan atau
membayar semua atau sebagian dari
tunjangan bagi pekerja hanya bila dia
tunjangan tersebut. Dalam kamus besar
yakin bahwa pekerja dapat memberikan
Bahasa Indonesia, pengertian tunjangan
peningkatan kinerja. Dengan kata lain
yang disesuaikan dengan topik bahasan
setiap peningkatan upah dan tunjangan
ini adalah tambahan pendapatan di luar
perlu diikuti dengan peningkatan kinerja
pokok,
dan
organisasi
Perusahaan
dapat
gaji sebagai bantuan dan sokongan. 7
Dr. Achmad Ruky (2016), Upah, Gaji dan Remunerasi, Intipesan Pariwara, Jakarta.
8
Henry Simamora. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE YKPN. Yogyakarta.
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 53
proporsional.9
hukum yang berlaku. Menurut Soekanto,
Komaruddin (1983:423) mengemukakan
indikator-indikator dari kesadaran hukum
bahwa remuneration
sebagai bentuk
sebenarnya merupakan petunjuk yang
balas jasa yaitu pemberian prestasi
relatif kongkrit tentang taraf kesadaran
balasan atau hadiah, khususnya untuk
hukum, yang dijabarkan secara singkat
jasa yang telah dipergunakan. Sistem
bahwa :11
remunerasi harus mempertimbangkan
a. Indikator pertama adalah pengetahuan
secara seimbang imbalan yang diberikan
hukum. Seseorang mengetahui bahwa
kepada input dan output. Input yang
perilaku-perilaku tertentu itu telah diatur
dimaksud adalah bagaimana kompetensi
oleh hukum. Peraturan hukum yang
ataupun kualitas seseorang melakukan
dimaksud disini adalah hukum tertulis
sesuatu pekerjaan untuk dapat mencapai
maupun hukum yang tidak tertulis.
tujuan kinerja. Begitu juga dengan output,
Perilaku tersebut menyangkut perilaku
yaitu kesesuaian hasil kerja dengan target
yang
kinerja yang harus dicapai oleh orang
perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.
tersebut dalam pekerjaannya, sehingga
b. Indikator kedua adalah pemahaman
perlu diberikan imbalan apabila orang
hukum. Seseorang warga negara harus
tersebut mampu mencapainya.10
mempunyai
Teori Kepatuhan Hukum
pemahaman
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang
hukum yang berlaku terutama tentang
berarti tunduk, taat dan turut. Mematuhi
hakikat dan arti pentingnya peraturan
berarti
tersebut diberlakukan.
dan
motivasi
secara
menunduk,
menuruti
dan
dilarang
oleh hukum
maupun
pengetahuan mengenai
dan
aturan-aturan
mentaati. Kepatuhan berarti ketundukan,
c. Indikator yang ketiga adalah sikap
ketaatan
hukum.
keadaan
seseorang
tunduk
Seseorang
menuruti sesuatu atau sesorang. Jadi,
kecenderungan
dapatlah dikatakan kepatuhan hukum
penilaian tertentu terhadap hukum.
adalah keadaan seseorang warga negara
d. Indikator yang keempat adalah perilaku
yang tunduk patuh dalam satu aturan
hukum, yaitu dimana warga negara
9
Payaman J. Simanjuntak, 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
untuk
mempunyai mengadakan
secara sadar berlaku taat dan mematuhi segala peraturan yang berlaku.
10
Komarudin (1983), Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu, Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press.
11
Soekanto Soerjono (1982), Kesadaran Hukum dan kepatuhan hukum, Jakarta, Rajawali Press.
54 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Keempat indikator tadi sekaligus menunjukkan
pada
tingkat-tingkatan
faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hukum:12
kesadaran hukum tertentu di dalam
a.
perwujudannya. Apabila seseorang hanya
didasarkan pada harapan akan suatu
mengetahui
imbalan dan usaha untuk menghidarkan
hukum,
maka
dapat
Compliance,
diri
kesadaran
dikenakan apabila seseorang melanggar
masih
rendah,
hukuman
yang
yang
dikatakan bahwa tingkat kepatuhan atau hukumnya
dari
kepatuhan
mungkin
tetapi kalau seseorang dalam suatu
ketentuan hukum.
masyarakat
sesuai
dibangun berkat adanya pengawasan
kesadaran
yang ketat terhadap pelaksanaan kaidah
dengan
telah
berperilaku
hukum,
maka
hukumnya tinggi. Dalam
Kondisi tersebut
hukum tersebut. organisasi
modern,
b.
Identification,
terjadi
bila
keberadaan suatu sistem merupakan inti
kepatuhan terhadap kaidah hukum ada
yang
organisasi
bukan karena nilai intrinsiknya, akan
sehingga dapat berjalan sesuai dengan
tetapi agar keanggotaan kelompok tetap
visi dan misi yang dicanangkan.Sebuah
terjaga serta adanya hubungan baik
sistem
sebagai
dengan kelompok yang diberi wewenang
seperangkat aturan, tata tertib, bahkan
untuk menerapkan dan menegakkan
budaya
kaidah kaidah hukum tersebut.
menggerakkan
dapat
dimaknai
dalam
memberikan
roda
organisasi
petunjuk
yang
serta
arahan
c.
Internalization,
bertindak dan berperilaku bagi anggota
mematuhi
organisasi. Efektifitas peraturan dalam
dikarenakan secara intrinsik kepatuhan
suatu terlepas
sistem dari
organisasi faktor
kaidah
seseorang kaidah
hukum
juga
tidak
tadi mempunyai imbalan. Isinya sesuai
ketaatan
atau
dengan
kepatuhan dari tiap anggota organisasi
nilai
nilai
pribadi
yang
bersangkutan.
terhadap aturan yang berlaku. Dalam
Kepatuhan merupakan sikap aktif
konteks kepatuhan hukum didalamnya
yang didasarkan atas motivasi setelah ia
ada sanksi positif dan negatif, ketaatan
memperoleh
merupakan variable tergantung, ketaatan
pengetahuan. Oleh karena itu dasar
hukum
kepatuhan
tersebut
didasarkan
kepada
pengalaman
itu
adalah
dan
pendidikan,
kepuasan diperoleh dengan dukungan 12
sosial. Menurut Satjipto Rahardjo ada 3
Satjipto Rahardjo (1981), Hukum dan Masyarakat, Bandung, Angkasa.
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 55
kebiasaan, kemanfaatan dan identifikasi
menjawab pertanyaan dan peneliti dapat
kelompok.
pendidikan,
memberikan penjelasan mengenai tujuan
terbiasa, menyadari akan manfaatnya dan
survei dan pertanyaan yang kurang
untuk identifikasi dirinya dalam kelompok
dipahami
manusia akan secara sadar mematuhi
tanggapan atas kuesioner dapat langsung
hukum yang berlaku.
dikumpulkan oleh peneliti setelah diisi
Metode Penelitian
oleh
Penelitian ini merupakan studi ilmiah
personal digunakan untuk mendapatkan
untuk
data
Jadi
karena
menganalisis
pengaruh
oleh
responden
responden.
tentang
serta
Kuesioner
secara
dimensi-dimensi
Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap
kontruk-kontruk
kepatuhan hukum prajurit di Lanud Halim
dikembangkan
Perdanakusuma. Metode Penelitian yang
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
digunakan adalah jenis penelitian dengan
dibuat dengan menggunakan skala 1-5
melaksanakan survei untuk mendapatkan
untuk mendapatkan data yang bersifat
gambaran
interval dan diberi skor atau nilai.
data
dan
fakta
secara
sistematis dengan interpretasi dengan
yang
dari
dalam
sedang
penelitian
ini.
Untuk Teknik Analisis Data dalam
metode deskriptif analisis berbentuk
penelitian
korelasional
yang
analisis regresi linier berganda dengan
hubungan
menggunakan SPSS For Windows Ver. 22.
asosiatif antara dua variabel atau lebih.
Rangkaian langkah-langkah analisa dan
Metode ini dipilih karena sesuai dengan
pengujian data adalah sebagai berikut:13
tujuan penelitian yang hendak di capai
a. Uji Validitas
yaitu memperoleh informasi deskriptif
Tujuan dilakukan uji validitas adalah untuk
tentang populasi sebagai generalisasi
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
atau mengambilan kesimpulan umum
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
yang mewakili seluruh populasi yang ada
valid jika pertanyaan pada kuesioner
di Lanud Halim Perdanakusuma.
mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yaitu
menggambarkan
penelitian adanya
Teknik pengumpulan data yang
ini
peneliti
menggunakan
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner secara personal. Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan
13
Ghazali, Imam, 2016,“Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 23”,Cetakan kedelapan, Universitas Diponegoro, Semarang.
56 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dikatakan valid jika r hitung lebih besar
dipakai
dari r-tabel (Ghozali,2016).
problem multikolinearitas adalah nilai
b. Uji Reliabilitas
Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai
Uji Reliablitas adalah alat untuk mengukur
VIF > 10 (Ghozali, 2016).
suatu
d. Uji Normalitas
kuesioner
yang
merupakan
untuk
menunjukkan
indikator dari variabel atau konstruk.
Uji
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
mengetahui
handal jika jawaban responden terhadap
berdistribusi normal atau tidak (Sudjana,
pertanyaan adalah konsisten atau stabil
1996). Distribusi normal akan membentuk
dari waktu ke waktu. Secara umum suatu
suatu garis lurus diagonal dan ploting
konstruk atau variabel dikatakan reliabel
data akan dibandingkan dengan garis
jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
diagonal. Jika distribusi data adalah
0,60 (Nunnally dalam Ghozali, 2016).
normal maka garis yang menggambarkan
c. Uji Multikolinearitas
data sesungguhnya akan mengikuti garis
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
diagonalnya. Untuk uji normalitas data
menguji apakah model regresi ditemukan
dengan Saphiro Test melalui tampilan
adanya korelasi antar variabel bebas
output SPSS.
(independen). Model regresi yang baik
e. Heterokedastisitas
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
Uji
variable bebas. Dalam penelitian ini,
menguji dalam sebuah model regresi
untuk mendeteksi ada atau tidaknya
apakah terjadi ketidaksamaan varians dari
multikolinearitas di dalam model regresi
residual
digunakan
variable-
pengamatan lain. Ada beberapa cara yang
variabel bebas, dan melihat nilai tolerance
dapat dilakukan untuk melakukan uji
dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan
heteroskedastisitas, yaitu uji grafik plot,
perhitungan bantuan program SPSS for
uji park, uji glejser, dan uji white. Pada
Windows Ver 22. Jika dari matrik korelasi
penelitian ini, untuk mendeteksi adanya
antar variable bebas ada korelasi yang
heterokedastisitas
cukup tinggi (umumnya di atas 0,90),
dengan melihat grafik Plot antara nilai
maka hal ini merupakan indikasi adanya
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
problem
dengan
matrik
korelasi
multikolinearitas,
dan
sebaliknya. Nilai cut off yang umum
normalitas
asumsi
dari
ini
adanya
bertujuan
setelah
perlakuan
heterokedastisitas
satu
residualnya
heterokedastisitas
untuk akan
untuk
pengamatan
dapat
SRESID. dilakukan
ke
diketahui
Deteksi dengan
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 57
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
model
grafik scatterplot atara SREDIS dan
variabel dependen.
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
tidak diprediksi, dan sumbu X adalah
Uji Validitas
residual ( Y prediksi–Y sesungguhnya)
Validitas adalah tingkat keandalan dan
yang
telah
menggunakan
dalam
menerangkan
variasi
di-studentized.
Dengan
kesahihan alat ukur yang digunakan.
dasar
sebagai
Intrumen
analisis
dikatakan
berarti
ukur
yang
berikut: (1) jika ada pola seperti titik-titik
menunjukkan
membentuk pola yang teratur, maka
dipergunakan untuk mendapatkan data
mengindikasikan
terjadi
itu valid atau dapat digunakan untuk
heterokedastisitas, (2) jika tidak ada yang
mengukur apa yang seharusnya di ukur.
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
Dengan demikian, instrumen yang valid
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
merupakan instrumen yang benar-benar
maka tidak terjadi heterokedastisitas
tepat untuk mengukur apa yang hendak
(Ghozali, 2016).
di ukur.
telah
f. Uji Hipotesis Statistik t
alat
valid
Pengujian validitas menggunakan
Uji t adalah pengujian koefisien regresi
program SPSS dengan metode Pearson
parsial individual yang digunakan untuk
Correlation, yaitu mengkorelasikan tiap
mengetahui apakah variabel independen
item
(Xi)
kuisioner.Dasar pengambilan keputusan
secara
individual
mempengaruhi
dengan
skor
total
item
variabel dependen (Y).
uji validitas sebagai berikut: (Alhusin,
g. Uji F atau Uji Signifikansi Persamaan.
2003:341)14
Uji
- Jika rhitung > rtabel, maka item pertanyaan
F
adalah
persamaan
pengujian
yang
signifikansi
digunakan
untuk
dinyatakan valid.
mengetahui seberapa besar pengaruh
- Jika rhitung < rtabel atau r hitung negatif,
variabel bebas (X1, dan X2,) secara
maka item pertanyaan dinyatakan tidak
bersama-sama terhadap variabel tidak
valid.
bebas (Y).
Nilai r table dapat dilihat pada tabel
h. Koefisien Determinasi (R²)
statistik r dengan n = 150 atau dengan df =
Koefisien
determinasi
pada
intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan
14
Alhusin, Syahri, 2003, “Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows”, Edisi Kedua, Yogyakarta: Graha Ilmu.
58 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
n-2 = 148 dan dengan signifikansi 0,05
maka didapat nilai r tabel = 0,160.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Item
Variabel
Item
r hitung
r tabel
Keputusan
Kepemimpinan (X1)
Item1
0,548
0,160
Valid
Item2
0,577
0,160
Valid
Item3
0,633
0,160
Valid
Item4
0,676
0,160
Valid
Item5
0,511
0,160
Valid
Item6
0,479
0,160
Valid
Item7
0,649
0,160
Valid
Item8
0,591
0,160
Valid
Item9
0,678
0,160
Valid
Item10
0,560
0,160
Valid
Item1
0,460
0,160
Valid
Item2
0,388
0,160
Valid
Item3
0,580
0,160
Valid
Item4
0,683
0,160
Valid
Item5
0,597
0,160
Valid
Item6
0,475
0,160
Valid
Item7
0,648
0,160
Valid
Item8
0,565
0,160
Valid
Item9
0,702
0,160
Valid
Item10
0,550
0,160
Valid
Remunerasi (X2)
Kepatuhan
Hukum Item1
0,589
0,160
Valid
Prajurit (Y)
Item2
0,668
0,160
Valid
Item3
0,385
0,160
Valid
Item4
0,633
0,160
Valid
Item5
0,664
0,160
Valid
Item6
0,742
0,160
Valid
Item7
0,567
0,160
Valid
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 59
Item8
0,722
0,160
Valid
Item9
0,708
0,160
Valid
Item10
0,509
0,160
Valid
Dari tabel di atas dapat diketahui semua item nilai korelasi lebih dari r tabel
- Cronbach’s alpha 0,8 atau di atasnya = reliabilitas baik
0,160. Dengan ini maka dapat disimpulkan
Setelah dihitung dengan bantuan
bahwa item-item kuisioner tersebut valid.
program SPSS maka dapat diketahui nilai
Uji Reliabilitas
reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan
sebagai berikut:
(Cronbach’s
apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Pengujian reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Cronbach Alpha. Metode Cronbach Alpha digunakan
untuk
mencari
instrumen
yang
skornya
rentangan
dari
beberapa
reliabilitas merupakan nilai
atau
berbentuk skala. Menurut
Sekaran
dalam
Priyatno
(2013:30), pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut: 15 - Cronbach’s alpha < 0,60 = reliabilitas buruk - Cronbach’s alpha 0,60 - 0,79 = reliabilitas diterima
15
Priyatno, Duwi, 2014, “SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis”, Edisi 1, Yogyakarta: ANDI.
60 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
alpha)
adalah
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Alpha
Batas r
Keputusan
Kepemimpinan (X1)
0,792
0,600
Reliabel
Remunerasi (X2)
0,762
0,600
Reliabel
Kepatuhan Hukum Prajurit (Y)
0,824
0,600
Reliabel
Sumber: Data diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui
Analisis deskriptif statistik
bahwa nilai Cronbach alpha untuk ke
Analisis
enam variabel di atas 0,600. Karena nilai
untuk mengetahui deskripsi data seperti
tersebut lebih besar dari 0,600 maka alat
mean, nilai minimum, nilai maksimum,
ukur
dan standar deviasi. Berikut ini disajikan
kuisioner
reliabel
atau
telah
memenuhi syarat reliabilitas.
deskriptif
statistik
deskriptif
statistik
stentang
bertujuan
variable-
variabel penelitian yaitu sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Statistik Descriptive Statistics
Minimu Maximu
Kepemimpinan (X1) Remunerasi (X2) Kepatuhan
Hukum
Prajurit (Y) Valid N (listwise)
N
m
m
Mean
Std. Deviation
150
32
50
43.20
3.647
150
33
50
42.66
3.495
150
32
50
42.57
3.962
150
Sumber: Data diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui
penjumlahan skor dari item pertanyaan 1
deskripsi statistik tentang skor total dari
sampai item terakhir untuk masing-
variabel-variabel yang digunakan dalam
masing
penelitian
Kepemimpinan jumlah data 150, nilai
ini.
Skor
total
adalah
variabel.
Untuk
variabel
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 61
minimum 32, nilai maksimum 50, rata-rata
Cara untuk mendeteksinya adalah dengan
43,20, dan standar deviasi 3,647. Untuk
melihat penyebaran data pada sumber
variabel Remunerasi jumlah data 150, nilai
diagonal pada grafik Normal P-P Plot of
minimum 33, nilai maksimum 50, rata-rata
regression standardized sebagai dasar
42,66, dan standar deviasi 3,495. Untuk
pengambilan
variabel
menyebar sekitar garis dan mengikuti
Kepatuhan
Hukum
Prajurit
garis
maksimum
tersebut telah normal dan layak dipakai
rata-rata
42,57,
dan
maka
standar deviasi 3,962.
untuk
memprediksi
Uji Asumsi Klasik
(Ghozali, 2016:156).
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk menguji kelayakan atas model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian
ini.
Pengujian
ini
juga
dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak
terdapat
multikolinieritas
heteroskedastisitas
serta
dan untuk
memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal.16 Uji Normalitas Uji
normalitas
pada
model
regresi
digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
memiliki
terdistribusi
nilai
secara
residual normal.
yang
Residual
adalah nilai selisih antara variabel Y sesungguhnya dengan variabel Y yang diprediksikan.
16
Ghazali, Imam, 2016, Op.cit.
62 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
model
Jika
jumlah data 150, nilai minimum 32, nilai 50,
diagonal
keputusannya.
variabel
regresi
bebas.
Sumber : Data diolah, 2017 Gambar 4.1 Uji Normalitas (Grafik Normal P-P Plot)
Dari gambar grafik di atas dapat diketahui
bahwa
titik-titik
menyebar
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas sebagai berikut:
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi tersebut telah normal dan layak dipakai untuk memprediksi variabel bebas. Cara lain uji normalitas adalah dengan uji statistik
One
Sample
Kolmogorov
Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: (Priyatno, 2014:94) - Jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0,05, maka data residual berdistribusi normal. - Jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) ≤
0,05,
maka
data
residual
tidak
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual N
150
Normal Parametersa
Most
Mean
.0000000
Std. Deviation
2.07824858
Extreme Absolute
Differences
.067
Positive
.044
Negative
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
.820
Asymp. Sig. (2-tailed)
.512
a. Test distribution is Normal. Sumber: Data diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui
Pengujian
ada
tidaknya
bahwa nilai signifikansi (Asym.sig 2 tailed)
multikolinearitas
sebesar 0,512. Karena nilai lebih dari 0,05,
melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
maka dapat disimpulkan bahwa residual
dan Tolerance. Apabila nilai VIF berada
terdistribusi normal.
dibawah 10,00 dan nilai Tolerance lebih
Uji Multikolinearitas
dari 0,100, maka diambil kesimpulan
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
bahwa model regresi tersebut tidak
menguji apakah pada model regresi
terdapat
ditemukan adanya korelasi yang tinggi
(Priyatno, 2014:103).17
antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang tinggi, maka dinamakan terdapat
masalah
dilakukan
gejala
masalah
dengan
multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas disajikan sebagai berikut:
multikolonieritas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel independen. 17
Priyatno, Duwi, 2014, Op.cit.
64 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Tabel 4.12 Hasil uji Multikolinearitas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance VIF
(Constant) Kepemimpinan
.258
3.880
Remunerasi (X2) .258
3.880
(X1)
a. Dependent Variable: Kepatuhan Hukum Prajurit (Y) Sumber : Data diolah, 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui
berbeda
maka
disebut
bahwa nilai VIF kurang dari 10,00 dan
heteroskedastisitas. Model regresi yang
Tolerance lebih dari 0,100 untuk kedua
baik adalah yang Homoskesdatisitas atau
variabel
tidak terjadi heteroskedastisitas.
independen,
maka
dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak
Untuk mendeteksi ada tidaknya
terjadi masalah multikolinearitas.
heterokedastisitas dengan melihat pola
Uji Heteroskedastisitas
titik-titik pada scatterplots regresi. Jika
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
titik-titik menyebar dengan pola yang
menguji apakah dalam sebuah model
tidak jelas diatas dan dibawah angka 0
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
residual dari satu pengamatan satu ke
heteroskedastisitas. (Ghozali, 2016:134)
pengamatan lain. Jika varians dari residual
Hasil uji heteroskedastisitas dapat
dari satu pengamatan ke pengamatan
dilihat pada output Regression seperti
yang
terlihat pada gambar Scatterplot:
lain
tetap,
homokedastisitas.
Dan
maka jika
disebut varians
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 65
Gambar 4.2 Hasil uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah, 2017
Dapat diketahui bahwa titik-titik
dalam model regresi ini tidak signifikan
menyebar dengan pola yang tidak jelas
secara statistik, maka dapat disimpulkan
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
tidak terjadi heteroskedastisitas.(Ghozali,
Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
2016:138).18
terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi. Cara lain uji heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Glejser, yang dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual yang diperoleh dari model regresi sebagai variabel dependen terhadap variabel independen dalam model regresi. Apabila nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas 18
Ghozali, Imam 2016, Op.cit.
66 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Uji Glejser Coefficientsa
Standardize Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
Std. Model
B
Error
1 (Constant)
2.723
1.210
-.020
.052
Remunerasi (X2) -.004
.054
Kepemimpinan (X1)
Beta
t
Sig.
2.250
.026
-.062
-.382
.703
-.011
-.066
.948
a. Dependent Variable: ABS_RES
Dari tabel di atas dapat diketahui
α
: Konstanta
bahwa kedua variabel independen nilai
β1- β2 : Koefisien Regresi
signifikansi lebih dari 0,05. Jadi dapat
X1
: Kepemimpinan
disimpulkan pada model regresi tidak ada
X2
: Remunerasi
masalah heteroskedastisitas.
e
: Faktor Kesalahan (nilai 0)
Persamaan Regresi Linier Berganda
Hasil yang diperoleh setelah data
Analisis regresi linier berganda digunakan
diolah dengan bantuan program SPSS
untuk mengetahui pengaruh variabel
disajikan dalam tabel berikut ini:
independen terhadap variabel dependen baik secara parsial (uji t) maupun secara bersama-sama (uji F). Bentuk umum persamaan
regresi
linier
berganda
dengan lima variabel independen yaitu sebagai berikut: Y = α + β1 x1 + β2 x2 + e Dimana : Y
: Kepatuhan hukum prajurit
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 67
Tabel 4.14 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Standardize Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error Beta
t
Sig.
1
.550
2.147
.256
.798
.268
.093
.246
2.891
.004
.714
.097
.630
7.390
.000
(Constant) Kepemimpinan (X1) Remunerasi (X2)
a. Dependent Variable: Kepatuhan Hukum
Prajurit (Y)
Sumber : Data diolah, 2017
Persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 0,550 + 0,268X1 + 0,714X2 + e Arti
angka-angka
tersebut
sbb:
satuan, dengan asumsi bahwa nilai dari variabel independen lainnya tetap. - Koefisien regresi variabel remunerasi
(Disini yang akan diartikan angkanya
(X2)
adalah koefisien yang memiliki signifikansi
peningkatan nilai remunerasi sebesar 1
kurang dari 0,05 (yang berpengaruh
satuan,
signifikan)
kepatuhan hukum prajurit sebesar 0,714
- Konstanta sebesar 0,550; artinya jika
satuan,
kepemimpinan dan remunerasi nilainya
independen lain nilainya tetap.
adalah 0, maka besarnya kepatuhan
Uji t (uji koefisien regresi secara parsial)
hukum prajurit (Y) nilainya sebesar 0,550.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah
- Koefisien regresi variabel kepemimpinan
variabel
(X1)
setiap
berpengaruh terhadap variable dependen
peningkatan nilai kepemimpinan sebesar
atau tidak. Hasil uji t yang diperoleh
1 satuan, maka akan meningkatkan
disajikan sebagai berikut:
sebesar
0,268;
artinya
sebesar
0,714;
maka
akan
dengan
68 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
setiap
meningkatkan
asumsi
independen
kepatuhan hukum prajurit sebesar 0,268
artinya
secara
variabel
parsial
Tabel 4.15 Hasil uji t (uji secara parsial) Coefficientsa
Model
t
Sig.
1
.256
.798
2.891
.004
Remunerasi (X2) 7.390
.000
(Constant) Kepemimpinan (X1)
a. Dependent Variable: Kepatuhan Hukum Prajurit (Y) Sumber : Data diolah, 2017
Pengujian
terhadap
koefisien
variabel Kepemimpinan (b1) Langkah-langkah
pengujian
statistik dengan signifikansi 0,05 dan sebagai
berikut:
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 150-2-1 = 147.
1. Menentukan
hipotesis
nol
dan
hipotesis alternatif Ho : b1 = 0 parsial
Nilai t tabel dapat dilihat pada tabel
pengujian
2
sisi
hasil
diperoleh untuk ttabel sebesar 1,976 / 1,976.
(Kepemimpinan
tidak
Dengan
berpengaruh
secara
4. Kriteria pengujian
terhadap
- Ho diterima bila -t
hitung
≥ -t
tabel
atau t
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
hitung ≤
Lanud Halim Perdanakusuma).
- Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung
Ha : b1≠ 0
(Kepemimpinan
secara
t tabel
> t tabel
parsial berpengaruh terhadap kepatuhan
5. Membandingkan thitung dengan ttabel
hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim
Nilai thitung > ttabel (2,891 > 1,976), maka Ho
Perdanakusuma).
ditolak
2. Menentukan t hitung
6. Gambar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh t hitung sebesar 2,891 3. Menentukan
t
tabel
dengan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 69
Gambar 4.3 Daerah Penentuan Ho Pengaruh X1 terhadap Y
- 1,976
+ 1,976
2,891
7. Membuat kesimpulan
hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim
Oleh karena nilai thitung > ttabel (2,891 >
Perdanakusuma).
1,976), maka Ho ditolak, artinya bahwa
Ha : b2≠ 0
kepemimpinan
berpengaruh terhadap kepatuhan hukum
secara
parsial
(Remunerasi secara parsial
berpengaruh terhadap kepatuhan hukum
prajurit
prajurit
Perdanakusuma).
TNI
AU
di
Lanud
Halim
Perdanakusuma. Nilai
2)
t
hitung
positif,
berpengaruh
positif
yaitu
meningkat
penilaian
artinya
TNI
AU
di
Lanud
Halim
Menentukan t hitung
Berdasarkan tabel di atas diperoleh t hitung
semakin
sebesar 7,390
tentang
3)
Menentukan
t
dengan
tabel
kepemimpinan maka akan meningkatkan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
Nilai t tabel dapat dilihat pada tabel
Lanud Halim Perdanakusuma.
statistik dengan signifikansi 0,05 dan
Pengujian terhadap koefisien variabel
derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 150-2-1 =
Remunerasi (b2)
147.
Langkah-langkah
pengujian
sebagai
pengujian
1,976.
1)
4)
- Ho diterima bila -t
Ho : b2 = 0
hitung ≤
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan
sisi
hasil
Kriteria pengujian
hipotesis alternatif (Remunerasi secara parsial
2
diperoleh untuk ttabel sebesar 1,976 / -
berikut: Menentukan hipotesis nol dan
Dengan
hitung
≥ -t
tabel
atau t
t tabel
- Ho ditolak bila -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
70 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
5)
Membandingkan
thitung
dengan
ttabel Nilai thitung > ttabel (7,390 > 1,976), maka Ho ditolak 6)
Gambar Gambar 4.4 Daerah Penentuan Ho Pengaruh X2 terhadap Y
- 1,976 7)
+ 1,976
Membuat kesimpulan
7,390
setelah data diolah disajikan dalam tabel
Oleh karena nilai thitung > ttabel (7,390 >
berikut ini:
1,976), maka Ho ditolak, artinya bahwa remunerasi secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma. Nilai t hitung positif, artinya berpengaruh positif yaitu semakin meningkat penilaian tentang
kepemimpinan
maka
akan
meningkatkan kepatuhan hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma. Uji
F (uji
koefisien regresi secara
bersama-sama) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara
simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen atau tidak. Hasil uji F yang diperoleh Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 71
Tabel 4.16 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Secara Bersama-sama) ANOVAb
Sum Model 1
of
Squares
df
Mean Square F
Sig.
1695.145
2
847.572
.000a
Residual
643.548
147
4.378
Total
2338.693
149
Regressio n
193.603
a. Predictors: (Constant), Remunerasi (X2), Kepemimpinan (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Hukum Prajurit (Y)
Tahap-tahap untuk melakukan uji F
Berdasarkan tabel di atas diperoleh F hitung
sebagai berikut:
sebesar 193,603
1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis
3. Menentukan F tabel
alternatifnya
F tabel dapat dilihat pada lampiran tabel
Ho : b1,b2 = 0
statistik, dengan menggunakan tingkat
(Artinya kepemimpinan dan remunerasi
signifikansi 0,05, dengan df 1 (jumlah
secara bersama-sama tidak berpengaruh
variabel – 1) atau 3-1 = 2 dan df 2 (n-k-1)
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI
atau 150-2-1 = 147. Hasil diperoleh untuk F
AU di Lanud Halim Perdanakusuma).
tabel sebesar 3,058.
Ha : b1,b2 ≠ 0
4. Kriteria pengujian
(Artinya kepemimpinan dan remunerasi
- Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma) 2. Menentukan F hitung
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel 5. Membandingkan thitung dengan ttabel. Nilai F
hitung
>F
tabel
maka Ho ditolak 6.Gambar
72 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
(193,603 > 3,058),
Gambar 4.5 Daerah Penentuah Ho Pada Uji F
3,058
193,603
g. Membuat kesimpulan
mampu menjelaskan variabel dependen.
Karena F
Batas nilai R2 adalah 0 ≤ R2 ≥ 1 sehingga
hitung
>F
tabel
(193,603 > 3,058), bahwa
apabila R2 sama dengan nol (0) berarti
kepemimpinan dan remunerasi secara
variabel terikat tidak dapat dijelaskan
bersama-sama
terhadap
oleh variabel bebas secara serempak,
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
sedangkan bila R2 sama dengan 1 berarti
Lanud Halim Perdanakusuma.
variabel
Analisis koefisien determinasi (Adjusted
variabel terikat secara serempak.
maka
Ho
ditolak,
artinya
berpengaruh
R Square)
bebas
dapat
menjelaskan
Hasil analisis determinasi (Adjusted
Nilai koefisien determinasi menunjukkan
R2) yang diperoleh setelah data diolah
seberapa besar prosentase model regresi
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.17 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb Adjusted Model R 1
.851a
R Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
.725
.721
2.092
a. Predictors: (Constant), Remunerasi (X2), Kepemimpinan (X1) b. Dependent Variable: Kepatuhan Hukum Prajurit (Y) Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R square sebesar 0,725 (72,5%). Hal ini
menunjukkan
bahwa
variasi
variabel
independen yang digunakan dalam model
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 73
penelitian
(kepemimpinan
dan
maka
Ho
ditolak,
artinya
bahwa
remunerasi) mampu menjelaskan sebesar
kepemimpinan
72,5% variasi variabel kepatuhan hukum
berpengaruh terhadap kepatuhan hukum
prajurit
prajurit
TNI
AU
di
Lanud
Halim
secara
TNI
AU
di
parsial
Lanud
Halim
Perdanakusuma, dan sisanya dijelaskan
Perdanakusuma.
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
c.
dalam model penelitian ini.
berpengaruh positif yaitu apabila aspek
Pembahasan
kepemimpinan meningkat maka akan
Pada
bagian
ini
akan
dipaparkan
Nilai
t
hitung
positif,
artinya
meningkatkan kepatuhan hukum prajurit
pembahasan mengenai hasil analisis yang
TNI AU.
telah dilakukan. Dapat diketahui bahwa
Variabel Remunerasi
variabel kepemimpinan (X1) dan variable
Hasil
remunerasi (X2) mempunyai pengaruh
secara parsial variabel Remunerasi (X2)
positif dan signifikan terhadap variabel
berpengaruh
kepatuhan hukum prajurit TNI AU (Y).
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
AU (Y) di Lanud Halim Perdanakusuma,
Variabel Kepemimpinan
dengan pembahasan sebagai berikut:
Hasil
a. Koefisien regresi variabel remunerasi
pengujian menunjukkan bahwa
pengujian menunjukkan bahwa
positif
(X2)
berpengaruh
peningkatan nilai remunerasi sebesar 1
dan
signifikan
0,714;
signifikan
secara parsial variabel kepemimpinan (X1) positif
sebesar
dan
satuan,
AU (Y) di Lanud Halim Perdanakusuma,
kepatuhan hukum prajurit sebesar 0,714
dengan pembahasan sebagai berikut:
satuan,
a.
independen lain nilainya tetap.
regresi
variabel
akan
setiap
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI
Koefisien
maka
artinya
dengan
meningkatkan
asumsi
variabel
kepemimpinan (X1) sebesar 0,268; artinya
b. Pada uji hipotesis (uji t) diperoleh hasil
setiap peningkatan nilai kepemimpinan
bahwa nilai thitung > ttabel (7,390 > 1,976),
sebesar
maka
1
satuan,
maka
akan
Ho
ditolak,
artinya
bahwa
meningkatkan kepatuhan hukum prajurit
remunerasi secara parsial berpengaruh
sebesar 0,268
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI
satuan, dengan asumsi
variabel independen lain nilainya tetap.
AU di Lanud Halim Perdanakusuma.
b. Pada uji hpotesis (uji t) diperoleh hasil
c.
bahwa nilai thitung > ttabel (2,891 > 1,976),
berpengaruh
Nilai
t
hitung
positif,
positif
yaitu
74 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
artinya semakin
meningkat
penilaian
tentang
Kepemimpinan
mempunyai
pengaruh
kepemimpinan maka akan meningkatkan
yang positif dan signifikan terhadap
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
kepatuhan hukum prajurit di Lanud Halim
Lanud Halim Perdanakusuma.
Perdanakusuma.
Variabel Kepemimpinan dan Remunerasi
ditunjukkan pada uji t bahwa nilai thitung >
Hasil
pengujian menunjukkan bahwa
ttabel (2,891 > 1,976), maka Ho ditolak dan
secara simultan variabel kepemimpinan
nilai thitung positif yang berarti bahwa
(X1)
berpengaruh positif. Koefisien regresi
dan
variable
berpengaruh
remunerasi
positif
dan
(X2)
signifikan
variabel
Hal
kepemimpinan
tersebut
(X1)
sebesar
terhadap kepatuhan hukum prajurit TNI
0,268; artinya setiap peningkatan nilai
AU (Y) di Lanud Halim Perdanakusuma,
kepemimpinan sebesar 1 satuan, maka
dengan pembahasan sebagai berikut:
akan meningkatkan kepatuhan hukum
a. Hasil uji hipotesis (uji f) menunjukkan
prajurit sebesar 0,268 satuan.
bahwa F
b.
maka
hitung
Ho
>F
tabel
(193,603 > 3,058),
ditolak,
artinya
bahwa
Hasil
analisa
menunjukkan
dan
bahwa
pembahasan
secara
parsial,
kepemimpinan dan remunerasi secara
Remunerasi mempunyai pengaruh yang
bersama-sama
positif dan signifikan terhadap kepatuhan
berpengaruh
terhadap
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
hukum
Lanud Halim Perdanakusuma.
Perdanakusuma. Hal tersebut ditunjukkan
b. Hasil uji determinasi diperoleh nilai R
pada uji t yang menunjukkan bahwa nilai
square sebesar 0,725 (72,5%). Hal ini
thitung > ttabel (7,390 > 1,976), maka Ho
menunjukkan
variabel
ditolak dan nilai thitung positif yang berarti
independen yang digunakan dalam model
bahwa berpengaruh positif. Koefisien
penelitian
dan
regresi variabel remunerasi (X2) sebesar
remunerasi) mampu menjelaskan sebesar
0,714; artinya setiap peningkatan nilai
72,5% variasi variabel kepatuhan hukum
remunerasi sebesar 1 satuan, maka akan
prajurit
meningkatkan kepatuhan hukum prajurit
bahwa
variasi
(kepemimpinan
TNI
AU
di
Lanud
Halim
prajurit
di
Lanud
Halim
Perdanakusuma.
sebesar 0,714 satuan.
Kesimpulan Dan Saran
c.
Kesimpulan
menunjukkan bahwa secara simultan,
a.
Hasil
analisa
menunjukkan
dan
bahwa
pembahasan
secara
parsial,
Hasil
analisa
kepemimpinan
dan
dan
pembahasan
remunerasi
mempunyai pengaruh yang positif dan
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 75
signifikan terhadap kepatuhan hukum
saja, maka disarankan kepada peneliti
prajurit di Lanud Halim Perdanakusuma.
selanjutnya
Hal ini ditunjukkan oleh uji F yang
variable yang lainnya mengingat masih
memperoleh nilai F hitung > F tabel (193,603 >
banyak
3,058),
mempengaruhi
maka
Ho
ditolak.
Pada
uji
untuk
faktor
mengembangkan
lain
yang
kepatuhan
dapat
hukum
di
determinasi diperoleh nilai R square
lingkungan prajurit TNI Angkatan Udara.
sebesar 0,725. Hal ini menunjukkan
b.
bahwa variasi variabel independen yang
positif yang ditemukan dalam penelitian
digunakan
ini maka peneliti mengajukan saran
dalam
model
penelitian
Aspek praktis. Mengacu pada hasil
(kepemimpinan dan remunerasi) mampu
sebagai berikut:
menjelaskan sebesar 72,5% variasi variabel
1)
kepatuhan hukum prajurit TNI AU di
Perdanakusuma, mengacu kepada hasil
Lanud Halim Perdanakusuma, dan sisanya
penelitian bahwa prajurit TNI AU yang
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
saat
dimasukkan dalam model penelitian ini.
memandang kepemimpinan memberikan
Saran
pengaruh positif terhadap kepatuhan
a.
Aspek
teoritis.
Dalam
rangka
Kepada
ini
hukum
Komandan
berdinas
maka
di
Lanud
Lanud
disarankan
Halim
Halim
aspek
mengembangkan ilmu pengetahuan yang
kepemimpinan di lingkup Komandan
berkaitan
hukum
Satuan perlu mendapatkan prioritas lebih
maka peneliti mengajukan saran-saran
sehingga terdapat kesamaan visi dalam
sebagai berikut:
memimpin satuan guna meningkatkan
1) Penelitian ini hanya terbatas pada
kepatuhan hukum di kalangan prajurit.
jumlah responden sebanyak 150 orang
2)
dan pada ruang lingkup terbatas pada
Perdanakusuma,
prajurit TNI AU yang bertugas di Lanud
penelitian
Halim
dengan
kepatuhan
Perdanakusuma
Kepada
Komandan
Lanud
mengingat
menunjukkan
Halim hasil bahwa
saja.
Demi
remunerasi memberikan pengaruh positif
data
hasil
yang dapat meningkatkan kepatuhan
penelitian maka disarankan bagi peneliti
hukum maka disarankan peningkatan
selanjutnya untuk melakukan penelitian
pengawasan oleh para Komandan Satuan
pada populasi yang lebih luas.
terkait realisasi remunerasi bagi prajurit
2) Penelitian ini hanya terbatas pada
sehingga proses pembayarannya tidak
meningkatkan
akurasi
variabel kepemimpinan dan remunerasi 76 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Udara | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
menemui
kendala
yang
dapat
menurunkan moril dan motivasi prajurit. Daftar Pustaka Alhusin, Syahri, 2003, “Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows”, Edisi Kedua, Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 69, 257, 341. Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian, Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta. Dr. Mahmuddin Yasin, Organisasi Manajemen Leadership, Studi Transformasi BUMN, PT. Mizan Publika, Cetakan Pertama 2014. Dr. Achmad S. Ruky, Strategi, Kebijakan dan Cara Penataan Upah, Gaji dan Remunerasi, Intipesan Pariwara, cetakan pertama 2016 Dr. dr. Agustinus Johanes Djohan, MM, FIAS, 5 Pilar Kepemimpinan di Abad 21, Media Nusantara Creative, 2016 Ghazali, Imam, 2016,“Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 23”,Cetakan kedelapan, Universitas Diponegoro, Semarang. Hal 5, 103, 134, 138, 156, 157. Handoko TH. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.2004. Hendra Saputra (2014) “Disiplin Pegawai Sebagai Mediator Antara remunerasi, Supervisi, Komitmen Pegawai terhadap Prestasi Kerja di Pangkalan Sarana Operasi Bea Dan Cukai Tipe A Tanjung Balai Karimun”Program Magister manajemen Universitas Terbuka. Komarudin (1983), Manajemen Pengawasan Kualitas Terpadu, Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Press. Mohamad Miftah Thoha,.Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu
Pendekatan Prilaku.Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999 Mellisa Horner, Leadership Theory : Past, Present and Future, an International Journal, University of North Texas, USA 1997. Priyatno, Duwi, 2013, “Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS”, Yogyakarta: Media Kom. Hal 9, 30, 40. Priyatno, Duwi, 2014, “SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis”, Edisi 1, Yogyakarta: ANDI. Hal: 94, 103, 106. Rhenald Kasali, Lets Change “Kepemimpinan, Keberanian dan Perubahan”, Kompas Media Nusantara, 2014. Risni Fitria , e-Journal Administrative Reform, 2014, 2 (3):1691-1704 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisipunmul.ac.id © Copyright 2014, program magister fisipunmulawarman Satjipto Rahardjo (1981), Hukum dan Masyarakat, Bandung, Angkasa. Soekanto Soerjono (1982), Kesadaran Hukum dan kepatuhan hukum, Jakarta, Rajawali Press. Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Tim Bentang Pustaka. 2008. Kamus Saku Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Mizan Publika Yubersius Tongo-Tongo, 2014, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Utara, Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi.
Pengaruh Kepemimpinan dan Remunerasi terhadap Tingkat … | Kadek Jaya Kusumantara | 77